Materi FSVA Umum-25 Maret 2014

download Materi FSVA Umum-25 Maret 2014

of 39

Transcript of Materi FSVA Umum-25 Maret 2014

  • *Oleh:Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan PanganBadan Ketahanan PanganYogyakarta, 25-27 Maret 2014

  • *Outline

    Latar Belakang dan Tujuan PertemuanPerkembangan FSVA Nasional 2013Lessons Learned and Follow UpsPersiapan Penyusunan FSVA Provinsi 2014

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • 1. Latar Belakang dan Tujuan Pertemuan*

  • *Untuk menjelaskan sekaligus menyebarluaskan informasi berbagai hal dalam proses penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan di tingkat Provinsi.Tujuan:33 Provinsi, terdiri dari pejabat Eselon III atau IV maupun staf yang bertanggungjawab menyusun Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan-FSVA Provinsi.Peserta:

  • 2. Perkembangan FSVA Nasional 2013*

  • *

    Peta ini menjawab 3 pertanyaan dasar :

    1. Dimana daerah yang rentan terhadap kerawanan pangan? Lokasi (provinsi, kabupaten) 2. Mengapa daerah tersebut rentan terhadap kerawanan pangan? Kemiskinan, pengangguran, bencana alam, ketersediaan pangan, terbatasnya akses terhadap air bersih, listrik, serta fasilitas kesehatan, rendahnya angka melek huruf perempuan, dan malnutrisi3. Berapa jumlah penduduk yang rentan terhadap kerawanan pangan? Estimasi penduduk dan sumberdaya yang diperlukanMenyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan target serta intervensi kerawanan pangan dan gizi di tingkat Provinsi dan KabupatenTujuan Penyusunan FSVA

  • Konsep Ketahanan Pangan (Food Security)Ketahanan Pangan: Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. (UU No. 18 tahun 2012 tentang Pangan).

    *

  • FSVA Dibuat Berdasarkan3 Pilar Ketahanan PanganKetersediaan panganKondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri, cadangan pangan, serta pemasukan pangan, termasuk didalamnya bantuan pangan, apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.

    2. Akses panganKemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan maupun kombinasi diantara keenamnya. Ketersediaan pangan di suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui mekanisme tersebut di atas.

    3.Pemanfaatan panganMerujuk pada penggunaan pangan oleh rumah tangga, dan kemampuan individu untuk menyerap dan memetabolisme zat gizi (konversi zat gizi secara efisien oleh tubuh). Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan dan penyiapan makanan termasuk penggunaan air dan bahan bakar selama proses pengolahannya serta kondisi higiene, budaya atau kebiasaan pemberian makan terutama untuk individu yang memerlukan jenis makanan khusus, distribusi makanan dalam rumah tangga sesuai kebutuhan masing-masing individu (pertumbuhan, kehamilan, menyusui dll) dan status kesehatan masing-masing anggota rumah tangga.*

  • 9 Indikator FSVA Nasional 2013*

    NoAspek/IndikatorDefinisiSumber DataAspek Ketersediaan Pangan1Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan bersih serealiaKonsumsi normatif produksi bersih serealia/hari/kapita dibagi dengan ketersediaan bersih serealia (dari produksi)/hari/kapita.Provinsi dalam Angka, BPS 2009-2011Aspek Akses Pangan2Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinanNilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi stdanar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara layak.Data dan Informasi Kemiskinan 2011, BPS3Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadaiPersentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang dapat dilalui kendaraan roda 4/lebih atau sarana transportasi airPODES 2011, BPS (diolah oleh Tim FSVA)4Persentase rumah tangga tanpa akses listrikPersentase rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, misalnya generatorSUSENAS 2011, BPS

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • Indikator FSVA Nasional 2013 (Lanjutan)*

    Aspek Pemanfaatan Pangan5Angka harapan hidup pada saat lahirPerkiraan lama hidup rata-rata bayi baru lahir dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas sepanjang hidupnyaSUSENAS 2011, BPS6Persentase balita tinggi kurang (stunting)Anak di bawah lima tahun yang tinggi badannya kurang dari -2 Stdanar Deviasi (-2 SD) dengan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)RISKESDAS 2013, Kementerian Kesehatan7Persentase perempuan buta hurufPersentase perempuan di atas 15 tahun yang tidak dapat membaca atau menulis huruf latinSUSENAS 2011, BPS8Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersihPersentase rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air minum yang berasal dari leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan air hujan dengan memperhatikan jarak ke jamban minimal 10 m.SUSENAS 2011, BPS9Persentase keluarga yang tinggal di desa dengan jarak lebih dari 5 Km dari fasilitas kesehatanPersentase keluarga yang tinggal di desa dengan jarak lebih dari 5 Km dari fasilitas kesehatanPODES 2011, BPS (diolah oleh Tim FSVA)

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • *Hasil FSVA Nasional 2013

    FSVA Nasional 2013 dilakukan di 398 kabupaten di 32 provinsi.Peta komposit yang menjelaskan situasi ketahanan dan kerentanan pangan merupakan kombinasi dari 9 indikator ketahanan dan kerentanan pangan dengan analisis Principal Component Analysis (PCA), Cluster Analysis dan Discriminant Anaysis.Hasil Analisis:Prioritas 1 = 14 kabupaten (4%)Prioritas 2 = 38 kabupaten (10%)Prioritas 3 = 61 kabupaten (15%)Prioritas 4 = 107 kabupaten (27%)Prioritas 5 = 85 kabupaten (21%)Prioritas 6 = 93 kabupaten (23%)Pemetaan indikator pada masing-masing kluster (prioritas) menunjukkan bahwa prioritas 3 dan 4 tidak bersifat stabil, sehingga tidak dapat menunjukkan batas yang pasti. Dibedakan menjadi 3 warna (merah, kuning, hijau):

  • Peta FSVA Nasional 2013*

  • Perbandingan masing-masing indikator pada FSVA Nasional 2013 dan 2009*71 persen kabupaten mengalami peningkatan dalam hal ketersediaan pangan.96 persen kabupaten telah menurunkan angka kemiskinan. 89 persen kabupaten memiliki akses listrik yang lebih bagus. 45 persen kabupaten mengalami peningkatan akses jalan yang lebih baik.58 persen kabupaten mengalami peningkatan akses sarana kesehatan. 72 persen kabupaten mengalami perbaikan untuk perempuan buta huruf. 95 persen kabupaten memiliki angka harapan hidup lebih lama. 44 persen kabupaten mencapai penurunan balita stunting.Hanya 7 persen kabupaten yang mengalami peningkatan dalam akses terhadap air bersih.

  • Jumlah atau Persentase Kabupaten dalam Kelompok-kelompok Prioritas*Lebih banyak perbaikan yang terjadi pada kabupaten yang berada dalam Prioritas 1-3 dibandingkan dengan kabupaten yang berada pada Prioritas 4-6. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan pada ketahanan pangan antar kabupaten mungkin telah menurun. *)*) Dengan menggunakan polled data 2009 dan 2013

    PrioritasSemua KabupatenSemua Kabupaten (%)Total KabupatenTotal Kabupaten (%)200920132009201315141,4%3,5%192,5%232379,2%9,3%699,2%31235335,3%13,3%17623,6%4341769,8%44,2%21028,2%51141832,8%4,5%13217,7%64010011,5%25,1%14018,8%Total kabupaten348398100%100%746100%

  • Jumlah atau Persentase dari Kabupaten Tanpa Pemekaran dalam Kelompok-kelompok Prioritas*)*70 kabupaten prioritas 1-3, telah keluar dari prioritas tersebut. 3 kabupaten prioritas 1-2 telah keluar dari prioritas tersebut.Prioritas 3-4 bertambah 36 kabupaten.*) Dengan menggunakan polled data 2009 dan 2013

    PrioritasKab Tanpa PemekaranKab Tanpa Pemekaran (%)Total N KabupatenTotal N Kabupaten (%)20092013200920131120,3%0,7%30,5%223197,5%6,2%426,8%31104335,8%14,0%15324,9%4301339,8%43,3%16326,5%51071634,9%5,2%12320,0%6369411,7%30,6%13021,2%Total kabupaten307307100%100%614100%

  • Dinamika Kabupaten Pemekaran pada FSVA 2009 dan FSVA 2013*)*Secara umum, kabupaten hasil pemekaran memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kabupaten induknya. *) Dengan menggunakan polled data 2009 dan 2013

    20092013Kabupaten Induk (Lama)Kabupaten Induk (Baru) Kabupaten Hasil PemekaranPrioritas (Jumlah Kab)Prioritas (Jumlah Kab)PrioritasJumlah Kab123456Total Kab123456Total Kab11310301317001723170161172161194511065111121146Total kab4110256412028250

  • Perubahan Status Prioritas Kabupaten di Indonesia Antara FSVA 2009 dan FSVA 2013*19 kabupaten (5%) telah berhasil meningkatkan status prioritas mereka sebanyak dua tingkat atau lebih.150 kabupaten (38%) menunjukkan peningkatan sebanyak satu tingkat. 154 kabupaten (39%) tidak mengalami perubahan pada status prioritas mereka (tetap).49 kabupaten (12%) mengalami penurunan status sebanyak satu tingkat.26 kabupaten (7%) mengalami penurunan status sebanyak dua tingkat atau lebih.

  • DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP*Peta Perubahan Status Prioritas Kabupaten periode 2009-2013

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • Karakteristik masing-masing prioritas:Prioritas 1: 1) tingginya jumlah desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai (jalan darat dan air), 2) tingginya jumlah rumah tangga tanpa akses listrik, 3) tingginya angka perempuan buta huruf, 4) tingginya angka stunting pada balita, dan5) tingginya jumlah rumah tangga tanpa akses air bersih dan layak minum.Prioritas 2: 1) tingginya angka perempuan buta huruf, 2) tingginya jumlah rumah tangga tanpa akses listrik, 3) tingginya jumlah rumah tangga tanpak akses air bersih dan layak minum, 4) tingginya angka stunting pada balita,dan 5) angka harapan hidup.Prioritas 3: 1) tingginya jumlah desa yang tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan dalam jarak 5 km, 2) tingginya jumlah desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai (jalan darat dan air), 3) tingginya jumlah rumah tangga tanpa akses listrik, 4) tidak memadainya produksi pangan serealia, dan 5) tingginya angka stunting pada balita.

    *

  • 1. Lay outing buku FSVA Nasional 2013:-Sudah dibuat surat dari Kepala Badan Ketahanan Pangan kepada Bapak Menteri Pertanian tentang Sambutan Menteri Pertanian-Sudah dibuat surat dari Menteri Pertanian kepada Bapak Presiden RI tentang Pesan (message) Presiden RI 2. - WFP menyusun kata pengantar/message Executive Director WFP di Roma-Perbanyakan buku FSVA Nasional 2013 akan dilakukan oleh WFP3. Launching FSVA Nasional 2013*Rencana Tindak Lanjut

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • 3. Lessons Learned And Follow Ups

  • **PEREKEMBANGAN PENGERTIAN KETAHANAN PANGAN

    EraPemikiran dunia internasionalLatar belakang hasil pemikiran dunia internasionalRespons Indonesia1960sFood SupplySisa-saisa keadaan PD II memaksa masing-masing negara untuk meningkatkan produksi pangan DNKrisis pangan terjadi di Afrika pada 1970an karena kegagalan produksi pangan (kekeringan dan meluasnya gurun pasir)Pentingnya penyediaan pangan menjadi fokus dalam Konferensi Pangan Dunia pada 1974Pemerintah (Orde Baru) mnetapkan target swasembada beras pada1969 Membentuk BULOG 1980sFood AccessKetersedian pangan yang cukup pada tingkat nasional tidak secara otomatis menjamin ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga1990sNutritional security (Food, Health and Mother and Child Care)Kurang gizi tidak hanya disebabkan oleh kekuarangan pangan.Ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga bukan merupakan prasyarat yang cukup untuk menjamin ketahanan giziUU No. 6/1996 tentang pangan ditetapkan. Pengertian ketahanan pangan sangat mirip dengan pengertian yang berkembang di dunia internasional, dimana mencakup food access1990sLivelihood securityPangan hanyalah salah satu dari keseluruhan kebutuhan rumah tanggaPangan hanyalah salah satu faktor yang menentukan pengambilan keputusan rumah tangga miskin dan mengambil berbagai resiko-2000sFood sovereigntyWTO berkembang menjadi salah satu lembaga yang menentukan standar perdag. internasionalPetani kecil tidak akan mampu bersaing dan memnuhi standar-satndar perdag internasionalLSM menterjemahkan food sovereignity dalam istilah Kemandirian Pangan dan Kedaulatan PanganSwasemabada pangan ditetapkan kembali oleh pemerintah SBY (beras, jagung, kedele, gula dan daging sapi)UU 18.2012

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • A. DARI PROSES PENYUSUNAN FSVA2005: FIA Penyusunan kerangka kerja ketahanan pangan beserta indikatornya Penetapan idnikator berdasarkan ketersediaan data Penetapan 100 kabupaten peringkat terbawah

    2009: FSVA Penajaman pengerian food inseurity danalam FIA vulnerable Penetapan peringkat kabupaten secara lebih obyektif dengan menggunakan PCA 2013: FSVAPenajaman pengelompokan kabupaten berdasarkan statistik (Cluster dan Determinan Analysis)Penajaman perbedaan antar kluster/prioritas (Prioritas 3 dan 4, hanya menunjukkan perbedaan keadaan dan karakteristiknya)UNTUK MENGEMBANGKAN INDEX YANG SESUAI DENGAN KEADAAN INDONESIAIlmu didasarkan atas pengalaman sendiri, pengalaman orang lain untuk memperkaya generalisasi yang dilakukan Bukan sebaliknya*

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • B. NEXT STEPS1.MENYUSUN INDIKATOR YANG LEBIH BERSIFAT INTERNATIONAL DARI SUDUT PANDANG INDONESIA INDIKATOR TRANSIEN: DEFORESTASI (DEFORESTATION) mengartikan Forest sesuai dengan keadaan yang lebih obyektif*) *) land with tree crown cover (or equivalent stocking level) of more than 10 percent and an area of more than 0.5 hectares (ha). The trees should be able to reach a minimum height of 5 meters (m) at maturity in situ. May consist either of closed forest formations where trees of various storey and undergrowth cover a high proportion of the ground or open forest formations with a continuous vegetation cover in which tree crown cover exceeds 10 percent. Young natural stands and all plantations established for forestry purposes which have yet to reach a crown density of 10 percent or tree height of 5 m are included under forest, as are areas normally forming part of the forest area which are temporarily unstocked as a result of human intervention or natural causes but which are expected to revert to forest. This definition includes forest nurseries and seed orchards that constitute an integral part of the forest; forest roads, cleared tracts, firebreaks and other small open areas; forest in national parks, nature reserves and other protected areas such as those of specific scientific, historical, cultural or spiritual interest; windbreaks and shelterbelts of trees with an area of more than 0.5ha and width of more than 20m; plantations primarily used for forestry purposes, including rubberwood plantations and cork oak stands, but it excludes land predominantly used for agricultural practices. *

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • 2. MENGEMBANGKAN INDIKATOR ALTERNATIF UNTUK DAN KERAWANAN PANGAN DENGAN PERSPEKTIF INTERNASIONALYANG TELAH KITA MILIKI: FSVA Human Development Index (HDI) Food Security Index (FSI) World Happiness Index World Sustainability Index Index of Islamicity Climate Change and World Vulnerability Index dll International FSVA Ketahanan Pangan: kembali ke Khitah/Back to BasicsB. NEXT STEPS (Lanjutan)*

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • 3. MENYUSUN KONSEP GARIS BATAS UNTUK PRORITAS PENANGANAN TERTINGGI (RENTAN) DAN PRIORITAS PENANGANAN TERENDAH (TAHAN)*B. NEXT STEPS (Lanjutan)

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • MASALAH DAN TANTANGAN KETAHANAN PANGAN: KEMBALI KE KHITAHBACK TO BASICS*

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • *DASAR-DASAR PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANPERTANIAN:Inputs (bibit, benih)Human Resource (Famers)Lahan (Nutrisi/Pakan)AirSinar matahariFOCUS: KEMANDIRIAN DAN SUSTAINABILITYAir 4 Pilar Ketahanan Pangan: Ketersediaan/Avalaibility Akses/Access to food stabilitas akses/Stability of access Pemanfaatan/Food Utilization PENGEMBANGAN SDM

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • SUMBER BENIHKETETRSEDIAAN AIRTANAH (Nutrisi/Pakan)SINAR MATAHARISDM

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • *

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • INVESTASIINVESTASIINVESTASI PERTANIAN SEYOGYANYA DILAKUKAN PADA BIDANG DIMANA PETANI TIDAK MAMPU MELAKUKANNNYA, BUKAN UNTUK MENGGANTIKAN ATAU MENJADI PESAING PETANI BAHAN BAKU INDUSTRI DAN PENGGUNAAN LAIN, DISTRIBUSI, SCIENCE DAN TEKNOLOGI INVESTASI HARUS DILAKUKAN DENGAN TUJUAN UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN SEMUA STAKEHOLDER*

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • *4. Persiapan Penyusunan FSVA Provinsi 2014

  • *Tim FSVA Provinsi 2014 melibatkan lintas instansi: BPS, Menko Kesra, Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, BNPB, BMKG, Badan Informasi Geospasial dan WFP.

    Telah dilakukan Pertemuan koordinasi dengan tim FSVA 2014 untuk menentukan indikator dan sumber data pada tanggal 23 Januari 2014 dan 24 Februari 2014

    Panduan FSVA Provinsi- Pemantapan Penyusunan FSVA Provinsi (5-6 Pebruari 2014)- Penyusunan Panduan FSVA Provinsi (4-6 Maret 2014)- Penyusunan Buku Panduan Penyusunan FSVA Provinsi (minggu pertama bulan Maret)- Pencetakan Buku Panduan (minggu kedua bulan Maret)- Sosialisasi Panduan Penyusunan FSVA Provinsi (25-27 Maret 2014)

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • 9 Indikator FSVA Provinsi 2014*

    No.Indikator FSVA Provinsi 2014DefinisiSumber DataKeteranganAspek Ketersediaan Pangan1Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan bersih serealia (padi, jagung, ubi kayu & ubi jalar)Konsumsi normatif produksi bersih serealia/hari/kapita dibagi dengan ketersediaan bersih serealia (dari produksi)/hari/kapitaKabupaten dalam Angka 2010-2012, BPSJika tidak ada di data Kabupaten Dalam Angka, dapat menggunakan data Dinas PertanianAspek Akses Pangan2Persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinanNilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi stdanar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk hidup secara layak. SUSENAS 2012 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)

    3Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang memadai Persentase desa yang tidak memiliki akses penghubung yang dapat dilalui kendaraan roda 4/lebih atau sarana transportasi airPODES 2011, BPSKarena raw data PODES 2014 kemungkinan baru diluncurkan tahun 2015. Maka tetap menggunakan PODES 2011. 4Persentase rumah tangga tanpa akses listrik Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap listrik dari PLN dan/atau non PLN, misalnya generatorSUSENAS 2012 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • Indikator FSVA Provinsi 2014 (lanjutan)*

    No.Indikator FSVA Provinsi 2014DefinisiSumber DataKeteranganAspek Pemanfaatan Pangan5Angka harapan hidup pada saat lahir Perkiraan lama hidup rata-rata bayi baru lahir dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas sepanjang hidupnya SUSENAS 2012 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)6Persentase balita tinggi kurang (stunting) Anak di bawah lima tahun yang tinggi badannya kurang dari -2 Stdanar Deviasi (-2 SD) dengan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U)RISKESDAS 2013 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)7Persentase perempuan buta huruf Persentase perempuan di atas 15 tahun yang tidak dapat membaca atau menulis huruf latinSUSENAS 2012 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)8Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih Persentase rumah tangga yang tidak memiliki akses ke air minum yang berasal dari leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan air hujan dengan memperhatikan jarak ke jamban minimal 10 mSUSENAS 2012 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)9Persentase keluarga yang tinggal di desa dengan jarak lebih dari 5 Km dari fasilitas kesehatan Persentase keluarga yang tinggal di desa dengan jarak lebih dari 5 km dari fasilitas kesehatan RISKESDAS 2013 dan Sensus Penduduk 2010SAE (Small Area Estimation)

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • WFP akan memfasilitasi penyediaan data dan tenaga ahli untuk melakukan analisis Small Area Estimation (SAE) untuk mengisi data tingkat kecamatan yang tidak dapat disediakan dari laporan-laporan statistik yang ada, yaitu:Penduduk hidup di bawah garis kemiskinan,Rumah tangga tanpa akses listrik,Angka harapan hidup, Balita tinggi kurang (stunting), Perempuan buta huruf, Rumah tangga tanpa akses ke air bersih dan Keluarga yang tinggal di desa dengan jarak lebih dari 5 Km dari fasilitas kesehatan

    *

  • *14 provinsi yang menyusun FSVA Provinsi di 2014: Aceh, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Diprioritaskan untuk updating FSVA Provinsi 2014

    DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP

  • *

    TERIMA KASIH

    *DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFPDEWAN KETAHANAN PANGAN - WFPDEWAN KETAHANAN PANGAN - WFPDEWAN KETAHANAN PANGAN - WFPDEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP*DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP*DEWAN KETAHANAN PANGAN - WFP