materi

10
Penggunaan Bahasa Dalam Penulisan Karya Ilmiah Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini Anda harus memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati bangunan, kata yang kita pakai adalah "mengamati", bukan memandang meskipun kedua kata tersebut bersinonim atau mempunyai makna yang mirip. Kedua, perhatikan "nilai rasa" dalam menggunakan kata. Misalnya, kita mampu membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau penggunaan kata Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu membedakan arti umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata dengan arti umum. Di samping penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap, mengikuti aturan tatabahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur- unsurnya cukup padu. Bahasa Tulis ilmiah Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah, adapun ciri-ciri dari ragam bahasa ilmiah adalah : 1. Kosakata yang digunakan dipilih secara cermat 2. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna 3. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap 4. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu Ragam bahasa ilmiah memiliki ciri : 1.Cendikia Di dalam bahasa cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca secara tepat. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku- suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika. Kecendikiaan juga berhubungan dengan kecermataan memilih kata seperti : tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat idiomatis.

description

materi

Transcript of materi

Penggunaan Bahasa Dalam Penulisan Karya Ilmiah

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk keperluan ini Anda harus memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati bangunan, kata yang kita pakai adalah "mengamati", bukan memandang meskipun kedua kata tersebut bersinonim atau mempunyai makna yang mirip. Kedua, perhatikan "nilai rasa" dalam menggunakan kata. Misalnya, kita mampu membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau penggunaan kata Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu membedakan arti umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata dengan arti umum.

Di samping penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap, mengikuti aturan tatabahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur-unsurnya cukup padu.

Bahasa Tulis ilmiahBahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah, adapun ciri-ciri dari ragam bahasa ilmiah adalah :1.    Kosakata yang digunakan dipilih secara cermat2.    Pembentukan kata dilakukan secara sempurna3.    Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap4.    Paragraf dikembangkan secara lengkap dan paduRagam bahasa ilmiah memiliki ciri :1.CendikiaDi dalam bahasa cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca secara tepat. Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika.Kecendikiaan juga berhubungan dengan kecermataan memilih kata seperti : tidak mubazir, tidak rancu, dan bersifat idiomatis.2.    LugasDengan paparan yang lugas, kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat akan terhindarkan. Penulisan yang bernada sastra cenderung tidak mengungkapkan sesuatu secara langsung (lugas).3. JelasKetidakjelasan pada umumya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Dalam kalimat panjang, hubungan antar gagasan menjadi tidak jelas. Oleh sebab itu, dalam artikel ilmiah disarankan tidak digunakan kalimat yang terlalu panjang. Kalimat panjang

boleh digunakan asalkan penulis cermat dalam menyusun kalimat sehingga hubungan antar gagasan dapat diikuti secara jelas.4. Bertolak dari gagasanPenonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan, tidak pada penulis / pelaku.5. FormalTingkat keformalan bahasa dalam artikel ilmiah dapat dilihat pada lapis kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Kosakata yang digunakan cenderung menggarah pada kosakata ilmiah teknis, yang jarang dipahami oleh masyarakat umum. Perlu kecermataan dalam memilih kosakata untuk artikel ilmiah.Keformalan kalimat dalam artikel ilmiah ditandai oleh :<1>    Kelengkapan unsur wajib(subjek dan Predikat)<2>    Kebenaran isi<3>    Tampilan esai formal6. ObyektifHindari kata-kata yang menunjukan sifat subjektif, seperti :Dari paparan tersebut kiranya dapat disimpulkan.7.  Ringkas dan padatContoh :Nilai etis sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga Negara Indonesia.8. KonsistenContoh :Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoprasikan semua telah disiapkan kendaraan ekstra.B. Menggunakan paragraf yang benarBanyak ilmuan Indonesia tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif, karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang berhubungan secara sebab-akibat menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema.

a.       Ragam bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa

ragam baku yaitu bahasa tulis baku. Bahasa karangan ilmiah harus menggunakan

bahasa Indonesia baku tulis yang merangkum sekaligus unsur berikut.

(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,

(2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,  dan

(3) Kosakata dalam wujud Kamus Besar Bahasa Indonsesia.

b.      Pengalimatan dalam penulisan karya ilmiah hendaknya memerhatikan tiga hal

pokok, yaitu (1) jelas, (2) lugas, dan (3) komunikatif.

c.       Bentuk dan pilihan kata dalam penulisan karya ilmiah hendaknya taat asas, serta

penggunaan ejaan yang terdapat dalam penulisan karya ilmiah harus tepat.

CARA MENULIS KUTIPAN DALAM KARYA ILMIAH

Pada dasarnya terdapat dua cara untuk mengutip suatu sumber, yaitu secara

langsung (asli) dan secara tidak langsung (menyadur). Kutipan langsung adalah kutipan

yang mengambil secara persis kata demi kata dari sumbernya. Sedangkan kutipan

secara tidak langsung adalah kutipan yang sudah diubah dengan kata-kata sendiri.

Kedua jenis kutipan tersebut diperkenankan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan, yaitu:

a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan hendaknya tidak

terlampau panjang.

b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan arti dan

kesalapahaman, maka kutipan langsung merupakan pilihan terbaik.

Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam penulisan kutipan:

Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah

a. Kutipan langsung (asli), kurang dari empat baris.

Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditulis sebagai bagian dari kalimat

dengan memberikan tanda kutip pembuka dan penutup. Perhatikan bahwa tanda

kutip penutup diberikan setelah titik penutup kalimat. Permulaan kutipan

menggunakan huruf capital.

Contoh:

Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi

sebagai berikut: “An accounting system is a formal means of gathering and

communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of

the overall goals or objectives of an organization”.

2. Jika kutipan tersebut merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan tersebut tidak

dimulai dengan huruf capital.

Contoh:

Sementara itu, Horgren dan Sundem mendefinisikan sistem akuntansi

adalah “an accounting system is a formal means of gathering and

communicating data to aid and coordinate collective decisions in light of

the overall goals or objectives of an organization”.2

Kutipan langsung (asli), lebih dari empat baris.Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai berikut:

(1) tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat;

(2) menjorok kedalam setelah lima ketukan, dan jika awal kutipan tersebut adalah

awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan dimulai pada ketukan ke-11; dan

(3) dengan jarak baris satu spasi.

Contoh:

Mengenai peranan computer dalam system informasi manajemen,

Davis dan Olson mengemukakan sebagai berikut:

Conseptually, a management information system can exist without

computers, but it is the power of the computers which make MIS feasible.

The questions is not whether computers should be used in management

information systems, but the extent to which information use should be

computerized.12

Dalam hubungan ini, Horngren dan Foster menegaskan bahwa:

Accounting systems should serve multiple decision process, and

there are different measures of cost for different purposes. The most

economically feasible approach to designing a management accounting

system is to assume some common wants for a variety of decisions and

choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants.

12. Elips.

Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap, karena terdapat beberapa

bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan.

Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah

Selain ketentuan-ketentuan umum di muka (spasi, tanda kutip, dll), ketentuan

tambahan untuk kutipan semacam ini adalah sebagai berikut:

(1) Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan/awal, maka mulailah kutipan

tersebut dengan tiga titik. Demikian juga jika yang dihilangkan adalah bagian

tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan

tersebut.

Contoh:

Basalamah mendefinisikan blok sampling sebagai “… pemilihan beberapa

pos (item) secara berurutan. Begitu pos pertama … telah dipilih maka pospos

lainnya di dalam blok tersebut akan terpilih secara otomatis”.15

Dalam hubungannya dengan rancangan sistem akuntansi ini, Horngren

dan Foster menegaskan sebagai berikut:

… there are different measures of cost for different purposes. The most

economically feasible approach to designing a management accounting

system is to assume some common wants for a variety of decisions and

choose cost objects for routine data accumulation in light of these wants.15

(2) Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir, maka akhiri

kutipan tersebut dengan empat titik: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang

dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup.

Contoh:

Plankett dan Attner mengemukakan: “Production technology is important

because it directly influences organization structure. The structure must fit

the technology ….”19

A. Kutipan dengan saduran.

Untuk kutipan yang sudah diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri tanda kutip

tidak perlu diberikan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bawa catatan kaki

tetap diberikan.

B. Penomoran

Untuk tujuan pemberian catatan kaki, setiap kutipan (baik kutipan langsung maupun

kutipan tidak langsung) harus diberi nomor secara berurutan, dengan menggunakan

angka arab. Angka ini ditempatkan di akhir kutipan dan ditulis setengah spasi di atas

baris terakhir kutipan. (Lihat juga uraian tentang catatan kaki)

SEKILAS MENGENAI PENULISAN KUTIPAN

Penulisan kutipan merupakan salah satu yang harus Anda pahami ketika hendak menulis

sebuah karya tulis ilmiah. Penulisan kutipan bertujuan untuk menjelaskan apakah baris-baris

kalimat yang ditulis murni pemikiran Anda atau hanya mengambil pendapat atau pemikiran

orang lain.

Ada dua cara penulisan kutipan, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Berikut ini

adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan kutipan.

Hendaknya sebuah kutipan sesuai dengan masalah yang sedang dibahas.

Jangan membuat kutipan yang terlalu panjang.

Jika terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan kutipan langsung bisa menyebabkan perubahan

arti atau kesalapahaman, jangan ragu untuk membuat kutipan langsung.

Penulisan Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah kutipan yang mengambil teks secara persis dari sumbernya dan ditulis apa adanya. Berikut ini adalah beberapa aturan penulisan kutipan langsung.

Kutipan langsung kurang dari empat baris; hendaknya ditulis sebagai bagian dari kalimat dengan memberikan tanda petik dua (“) pembuka dan penutup. Tanda petik penutup diberikan setelah titik penutup kalimat, sedangkan permulaan kutipan menggunakan huruf kapital. Jika kutipan merupakan bagian dari tata bahasa, kutipan tersebut tidak dimulai dengan huruf kapital.

Kutipan langsung lebih dari empat baris; hendaknya ditulis tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat, menjorok kedalam setelah lima ketukan. Apabila awal kutipan tersebut adalah awal suatu alinea, baris pertama kutipan dimulai pada ketukan ke-11 dengan jarak baris satu spasi.

Elips adalah kutipan langsung yang tidak perlu lengkap. Dikatakan tidak perlu lengkap karena terdapat beberapa bagian dalam pendapat itu yang tidak berkaitan dengan bahasan dan tidak berpengaruh jika Anda menghilangkannya. Selain ketentuan-ketentuan penulisan tersebut, ketentuan tambahan untuk kutipan elips adalah sebagai berikut.

Apabila bagian yang dibuang adalah bagian depan atau awal tulisan, mulailah kutipan tersebut dengan tiga titik. Namun, jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan.

Apabila bagian belakang atau bagian akhir yang dibuang, akhiri kutipan tersebut dengan empat titik dengan rincian: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup.

Penulisan Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang meminjam pendapat seseorang yang ditulis menggunakan bahasa penulis sendiri. Di sini, penulis hanya mengambil intisari pendapat tersebut dan ditulis tanpa tanda petik dua serta terpadu dengan teks atau tata bahasa. Berikut ini adalah beberapa aturan penulisan kutipan tidak langsung.

Kutipan tidak langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari satu paragraf. Anda harus menulis nama sumber kutipan untuk memulai sebuah kutipan tanpa tahun dan nomor halaman. Pada akhir kalimat kutipan, Anda hendaknya menuliskan sumber kutipan secara lengkap dengan nama, tahun, nomor, halaman dalam sebuah tanda kurung, tidak ditulis dalam tanda petik karena ia merupakan kesatuan dalam tata bahasa. Ketentuan penggunaan spasi dan margin tidak dibedakan dengan teks yang lain.

Kutipan tidak langsung pendek adalah kutipan yang hanya satu paragraf atau hanya berupa kalimat. Ditulis menyatu dengan teks lainnya dan tidak ditulis di dalam tanda petik. Sumber kutipan dapat diletakkan di awal dan di akhir kalimat.