PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK ...materi menulis tegak bersambung. Penelitian ini bertujuan untuk...

203
i PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MENGGUNAKAN METODE DRILL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS BAWAH SD KANISIUS SOROWAJAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Mareta Christienda NIM: 141134245 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK ...materi menulis tegak bersambung. Penelitian ini bertujuan untuk...

  • i

    PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

    MENGGUNAKAN METODE DRILL SEBAGAI SARANA

    PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS BAWAH

    SD KANISIUS SOROWAJAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Oleh:

    Mareta Christienda

    NIM: 141134245

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini ku persembahkan kepada Allah Bapa yang tak habis-habisnya

    menghujaniku dengan kasih. Lewat Perantaraan Pribadi yang manis Tuhan Yesus

    Kristus dan Roh Kudus yang setia menjaga, melindungi, dan merawat ku.

    Terimakasih untuk wanita terhebat yang sudah melahirkan ku. Terimakasih untuk

    pemberian hidup mu yang luar biasa. Untuk seseorang yang sudah duduk di

    sebelah kanan Bapa di surga “Ini pak putri mu hampir sarjana”. Ku persembahkan

    karya ini untuk orang tua kedua ku “Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa

    Universitas Sanata Dharma” dengan beasiswa Driyarkaranya. Terimakasih untuk

    Bruder Sarju dan Pak Tri yang sudah memberikan ku kesempatan dan

    kepercayaan untuk memakai perlengkapan bertualang di kampus Sanata Dharma,

    selama 4 tahun. Dengan tulus ku persembahkan karya ini untuk Keluarga besar

    Bamin Muradi berikut topangan doa yang luar biasa. Untuk Tante Yudit, Om

    Lilik, Eyang, dan Kak Lia terimakasih atas atap yang teduh selama 1 tahunnya.

    Karya ini ku persembahkan dengan rendah hati untuk beliau Ibu Eny Winarti dan

    Ibu Esti Sumarah ingkang sampun “nggulowenthah”. Karya ini untuk kalian

    teman seperjalanan ku Nisa Setya Widyasanti dan Layung Rahmawati.

    Terimakasih untuk Keluarga Rohani ku, Ko Fendi, Mbak Estu, Mbak Gitta, Cicik

    Birgita, Adik Hesli, Kakak Reny, dan keluarga besar Sion DIY. Untuk semua

    orang yang mendukung ku dalam penyusunan skripsi, yang tak dapat ku sebutkan

    satu per satu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang

    percaya?”

    (Matius 8: 36)

    “Dedalane guna lawan sekti. Kudu andhap asor. Wani ngalah luhur wekasane.

    Tumungkula yen dipun dukani. Bapang den simpangi. Ana catur mungkur”

    (Mijil Ludira Pelog Pathet Barang)

    “Sapa kang temen, bakal tinemu”

    (Suryati)

    FEAR= “Face Everything And Rise”

    (Heri Mustiko Hadi)

    “Menjadi yang tak terbatas dalam keterbatasan”

    (Mareta Christienda)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka, seperti sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 2 Mei 2018

    Peneliti,

    Mareta Christienda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta:

    Nama : Mareta Christienda

    NIM : 141134245

    Menyetujui dan bersedia memberikan karya ilmiah saya Kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul:

    PENGEMBANGAN MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

    MENGGUNAKAN METODE DRILL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN

    KARAKTER SISWA KELAS BAWAH SD KANISIUS SOROWAJAN demi

    pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

    Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan

    secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

    kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau pun memberikan

    royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai menulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 2 Mei 2018

    Yang menyatakan

    Mareta Christienda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Pengembangan Materi Menulis Tegak Bersambung Menggunakan Metode Drill

    Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Siswa Kelas Bawah SD Kanisius Sorowajan

    Mareta Christienda

    Universitas Sanata Dharma

    2018

    Sikap dan kemampuan siswa pada salah satu tingkatan kelas bawah SD Kanisius

    Sorowajan dalam menulis tegak bersambung merupakan fokus dari penelitian ini.

    Analisis kebutuhan dilakukan peneliti dengan observasi dan wawancara kepada guru

    kelas, kepala sekolah, dan siswa. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan kebutuhan akan

    materi menulis tegak bersambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Materi

    Menulis Tegak Bersambung. Materi disusun dengan tujuan memberikan alternatif

    pendidikan karakter khususnya pada nilai kerajinan, kesabaran, ketekunan, dan ketelitian.

    Isi materi yaitu pedoman pembelajaran dan petunjuk latihan menulis tegak bersambung

    untuk siswa.

    Metode Penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R & D),

    dengan melaksanakan 5 langkah pengembangan materi menurut Tomlinson (Harsono,

    2015). Materi dievaluasi oleh ahli bahasa, pendidikan karakter, dan guru kelas bawah

    sebelum diimplementasikan. Skor rata-rata yang didapatkan yaitu 3,5 dari skala 4 dan

    masuk dalam kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan. Kegiatan implementasi

    dilakukan selama 3 hari.

    Proses pengembangan Materi Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan

    Karakter disusun dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan 10 prinsip pengembangan

    materi menurut Tomlinson. Prinsip tersebut, yaitu siswa mengerti, merasa bahagia dan

    nyaman, percaya diri, mengungkapkan perasaan, memahami panduan, mengikut langkah

    panduan, berperan aktif, bekerja dalam kelompok, melibatkan kerja otak kanan dan kiri,

    serta memberikan umpan balik.

    Kata kunci: pengembangan materi, menulis tegak bersambung, pendidikan karekter,

    metode drill.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    Developing Cursive Hand Writing Materials Using a Drilling Method as A Character

    Education For students Low Grade in SD Kanisius Sorowajan

    Mareta Christienda

    Universitas Sanata Dharma

    2018

    Attitudes and skills of cursive writing of students of once grade in SD Kanisius

    Sorowajan had become the focus of this research. The researcher examined students’

    needs analysisby conducting observation and interviews with the classroom teacher of

    SD Kanisius Sorowajan, principal, and students of once grade . They mentioned that they

    needed more cursive writing learning materials. The purpose of the study was to develop

    cursive hand writing materials. These materials were made to give an alternative for

    introducing character education value, namely dilligence, pantience, prescision, and

    preserverance. The contents of the materials were lesson plans, teaching methods, and

    students’ guide book for cursive writing.

    The method used in this research was Research and Development (R&D) by

    implementing the 5 steps of developing materials proposed by Tomlinson (2005). These

    metrials were evaluted by an expert of language, an expert of character education, and

    the teacher of once grade SD Kanisius Sorowajan before further implementation. The

    materials got the average score 3.5 from the scale 4 which was categoriized as “very

    good” to be implemented. The implementation was done in three days teaching and

    learning activities.

    The process of developing materials was based on the 10 principles from

    Tomlinson focusing on language teaching. The principles are student understanding, the

    comfort of the students, the confidents of students, express the feelings,understanding the

    guide book, follow the steps, atctive, team work, using left and right hemisphere, and

    give feedback.

    Key word: materials development, cursive hand writing, caharacter education, drilling

    method.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh

    karna kasih dan penyertaan-Nya penulis mampu menyelesaikan tanggung jawab

    untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul: PENGEMBANGAN

    MATERI MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MENGGUNAKAN

    METODE DRILL SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER SISWA

    KELAS BAWAH SD KANISIUS SOROWAJAN. Skripsi ini disusun sebagai

    salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi, mendapatkan

    bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung meupun

    tidak langsung, sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu

    penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc.,

    Ph.D. Selaku Rektor Universitas Sanata Dharma. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.

    Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Sanata Dharma. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kepala Program

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Ibu Eny Winarti,

    Ph.D. dan Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. Selaku dosen pembimbing I

    dan II, yang senantiasa membimbing, mendidik, memberi semangat, dan

    dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ahkhir skripsi dengan baik.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Romo Fransiskus

    Purwanto SCJ. dan Drs. Y.B. Adimassana, M.A. yang telah memberikan saran

    selama peneliti melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    kepada Guru kelas bawah SD Kanisius Sorowajan, yang senantiasa memberikan

    bantuan dan bimbingan dalam melakukan penelitian. Serta Bapak Suwardi, S.Pd.,

    M.Pd yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di SD

    Kanisius Sorowajan. Ucapan terima kasih senantiasa diucapkan kepada siswa

    kelas bawah A SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2017/2018 yang telah

    berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan yang diminta peneliti pada saat

    penelitian. Kepada bapak dan ibu dosen, serta karyawan Program Studi

    Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik serta

    memberikan pelayanan yang menjadi kebutuhan peneliti, saya ucapkan terima

    kasih.

    Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas

    akhir skripsi. Baik dalam penyusunan materi maupun laporan penelitian. Oleh

    Karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga

    karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

    Peneliti,

    Mareta Christienda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL......................... .......................................................................i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ..........ii

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................iv

    HALAMAN MOTTO..............................................................................................v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................vi

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..............................................................vii

    ABSTRAK............................................................................................................viii

    ABSTRACT..............................................................................................................ix

    KATA PENGANTAR.............................................................................................x

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

    1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8

    1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 8

    1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

    1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

    1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 10

    1.7 Spesifikkasi materi yang dikembangkan ................................................ 11

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................12

    2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 12

    2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R &

    D)....................................................................................................................12

    2.1.2 Pengembangan Materi ..................................................................... 14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2.1.3 Menulis Tegak Bersambung ........................................................... 17

    2.1.4 Metode Drill dalam Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung .... 28

    2.1.5 Pendidikan Karakter ........................................................................ 36

    2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 47

    2.2.1 Penelitian Tentang Metode Drill ..................................................... 47

    2.2.2 Penelitian Tentang Menulis Tegak Bersambung ............................ 49

    2.2.3 Penelitian Tentang Karakter ............................................................ 50

    2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 52

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................56

    3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 56

    3.2 Seting Penelitian ..................................................................................... 57

    3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 57

    3.1.1 Subjek Penelitian ............................................................................. 57

    3.1.2 Objek Penelitian .............................................................................. 58

    3.2 Prosedur Pengembangan ........................................................................ 58

    3.2.1 Analisis Kebutuhan Siwa ................................................................ 60

    3.2.2 Desain .............................................................................................. 60

    3.2.3 Implementasi ................................................................................... 63

    3.2.4 Evaluasi ........................................................................................... 63

    3.2.5 Revisi .............................................................................................. 64

    3.3 Evaluasi Materi ....................................................................................... 64

    3.3.1 Desain evaluasi................................................................................ 64

    3.3.2 Subjek imlementasi ......................................................................... 65

    3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 65

    3.4.1 Observasi ......................................................................................... 66

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    3.4.2 Wawancara ...................................................................................... 66

    3.4.3 Kuesioner ........................................................................................ 67

    3.4.4 Analisis Dokumen ........................................................................... 67

    3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 68

    3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 70

    3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ...................................................... 71

    3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif .................................................... 71

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................75

    4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 75

    4.1.1 Proses Pengembangan Materi ......................................................... 75

    4.2 Pembahasan .......................................................................................... 127

    4.2.1 Materi Dikembangkan Berdasarkan 5 Langkah Pengembangan .. 127

    4.2.2 Kelebihan dan Keterbatasan Materi .............................................. 130

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................133

    5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 133

    5.2 Saran ..................................................................................................... 135

    DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................136

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kaidah Tulisan Tegak Bersambung...................................................20

    Gambar 4.1 Tulisan siswa......................................................................................90

    Gambar 4.2 Isi materi (buku guru) sebelum dievaluasi........................................94

    Gambar 4.3 Sampul materi untuk guru (buku guru) sebelum dievaluasi..............95

    Gambar 4.4 Isi materi (buku siswa) sebelum dievaluasi........................................97

    Gambar 4.5 Sampul materi sebelum (buku siswa) sebelum dievaluasi.................98

    Gambar 4.6 Materi setelah dievaluasi .................................................................105

    Gambar 4.7 Kegiatan implementasi hari pertama ...............................................116

    Gambar 4.8 Kegiatan implementasi hari kedua ..................................................118

    Gambar 4.9 Kegiatan implementasi hari ketiga ..................................................122

    Gambar 4.10 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Latihan (sebelum evaluasi)..........123

    Gambar 4.11 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Latihan (setelah evaluasi)............123

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 2.1 Penelitian terdahulu yang relevan........................................................52

    Bagan 3.1 Langkah-langkah pengembangan materi..............................................59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Manusia adalah makhluk sosial atau sering dikenal dengan homo homini

    socius (Wisundari, 2013). Manusia membutuhkan orang lain dalam

    kehidupannya. Peranan tersebut muncul karena adanya kesadaran bahwa

    pemenuhan kebutuhan tidak dapat dilakukan sendiri. Dalam pemenuhan

    tersebut, manusia membutuhkan adanya interaksi dengan orang lain. Dalam

    berinteraksi manusia memerlukan komunikasi. Komunikasi merupakan

    penyampaian pesan secara timbal balik antara komunikator (orang yang

    menyampakian pesan) dan komunikan (orang yang menerima pesan)

    (Mulyana, 1990).

    Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Komunikasi

    lisan erat kaitannya dengan kemampuan berbicara dan mendengarkan

    (menyimak). Sedangkan komunikasi tertulis memerlukan keterampilan

    membaca, menyimak, dan menulis. Kemampuan membaca, menyimak,

    menulis, dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa (Tarigan: 2008).

    Proses pemerolehan bahasa dan empat keterampilannya dilalui anak

    semenjak masa kelahirannya. Proses pemerolehan bahasa anak di dapat secara

    alami dan tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan: 1998).

    Pemerolehan bahasa pada anak berbeda dengan pembelajaran bahasa pada

    anak. Apabila pemerolehan bahasa anak merupakan proses yang dilalui secara

    tidak sadar, proses belajar pada anak dilakukan secara sadar (Slamet: 2014).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Dalam proses pemerolehan bahasa, anak melakukan aktivitas meniru dari

    lingkungan sosialnya. Berhubungan dengan pemerolehan dan pembelajaran

    bahasa, sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan

    pembelajaran bahasa di sekolah mengalami pemerolehan bahasa yang lebih

    cepat (Longman dalam Budiasih, 2001). Oleh karena itu, dalam

    mengoptimalkan pemerolehan bahasa dan keterampilannya diperlukan adanya

    pembelajaran bahasa disekolah.

    Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menulis dapat

    digunakan dalam menyampaikan gagasan (Rusyana, 1998). Aktivitas

    menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan (deskripsi, narasi, prosedur,

    dsb), pada jenjang sekolah dikenal dengan pembelajaran menulis lanjutan.

    Sebelum mampu menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, maka anak

    harus mampu membentuk simbol tertulis. Huruf merupakan simbol dari suatu

    sistem tulisan (Bright & Daniels, 1996). Aktivitas belajar membentuk huruf

    dan kemampuan alfabetik dipelajari anak pada jenjang taman kanak-kanak dan

    sekolah dasar. Aktivitas tersebut masuk dalam pembelajaran menulis

    permulaan.

    Gagasan atau ide pada zaman ini lebih sering dituangkan dengan aktivitas

    mengetik (Cochran-Smith, 1991). Sosial media, aplikasi pengiriman pesan

    instan, hingga perangkat lunak yang membantu manusia dalam menuangkan

    gagasan tertulis, berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut juga

    merambah pada semua kalangan. Mengetik pun menjadi aktivitas favorit,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    khususnya kalangan yang mengikuti laju zaman. Aktivitas menulis dengan

    alat tulis sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.

    Menulis tangan atau menulis dengan alat tulis memiliki banyak manfaat.

    Berhubungan dengan kemampuan motorik dan mengingat. Menulis tegak

    bersambung melatih motorik halus lebih baik daripada menulis lepas. Hal

    tersebut karena pada saat menulis dengan tegak bersambung 4 otot (diluar 6

    otot yang digunakan dalam menulis lepas) ikut aktif (Peterson, 2003). Sebuah

    studi menunjukkan bahwa saat menulis dengan tangan, maka setiap goresan

    akan akan teringat dalam otak mereka (Liu Wei dalam Sulasni, 2013).

    Motorik halus orang yang masih sering menggunakan tulisan tangan lebih

    baik daripada orang yang lebih banyak melakukan aktivitas mengetik

    (Longcamp, 2005). Sangat disayangkan apabila semua manfaat tersebut kian

    menghilang seiring dengan perkembangan teknologi.

    Bentuk tulisan sangat beraneka ragam. Dalam Bahasa Indonesia dikenal

    dua jenis huruf, yaitu huruf lepas dan huruf tegak bersambung. Sebagian besar

    orang di Indonesia menggunakan gaya tulisan dengan huruf lepas. Hanya

    beberapa orang yang masih menggunakan tulisan tegak bersambung. Sebagian

    besar gaya tulisan tegak bersambung digunakan oleh guru, trainer, dan

    konsultan (Dwikardana, 2014:95). Dalam ilmu grafologi tulisan tegak

    bersambung menggambarkan karakter sabar, konsisten dalam bekerja,

    komunikatif, dan adaptif (Dwikardana, 2014: 96).

    Apabila grafologi membahas bentuk tulisan menunjukkan karakter

    seseorang, peneliti menggunakan aktivitas menulis sebagai salah satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    alternatif kegiatan untuk pendidikan karakter anak. Peneliti menggunakan

    aktivitas menulis dengan huruf tegak bersambung sebagai sarana pendidikan

    karakter kerja keras (keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti). Keutamaan

    rajin berhubungan dengan kemauan siswa untuk menggunakan kompetensi

    yang dimiliki untuk meraih hasil sebaik-baiknya. Sabar berkaitan dengan

    kerelaan untuk menerima tugas, tantangan, dan hambatan. Tekun berhubungan

    dengan konsistensi dan daya tahan dalam mengerjakan tugas. Teliti

    berhubungan dengan memperhatikan detail.

    Pada pembelajaran menulis permulaan, anak-anak sekolah dasar di

    Indonesia diajarkan menulis huruf tegak bersambung. Menulis tegak

    bersambung adalah proses membentuk huruf yang saling berkait satu sama

    lain membentuk sebuah kata, pada bidang datar dengan menggunakan alat

    tulis (Erdogan, 2012). Dalam pelatihannya menulis tegak bersambung tidak

    dapat dikuasai secara instan. Keterampilan menulis didapatkan melalui

    latihan. Berlatih secara berulang-ulang dengan menggunakan tahapan-tahapan

    tertentu perlu dilakukan untuk mendapatkan kecakapan pada keterampilan

    tersebut. Pelatihan secara berulang-ulang dan terus menerus untuk

    mendapatkan keterampilan tertentu merupakan esensi dari pembelajaran

    dengan menggunakan metode drill (Hamdayama, 2016). Pada proses pelatihan

    dengan pengulangan secara terus meneruslah kesabaran, ketekunan, ketelitian,

    dan kerajinan ditanamkan.

    Berdasarkan uraian tentang menulis tegak bersambung menggunakan

    meode drill, peneliti tertarik mengembangkan materi menulis tegak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    bersambung menggunakan metode drill yang digunakan sebagai sarana

    pendidikan karakter siswa. Keutamaan karakter yang ditanamkan adalah rajin,

    sabar, tekun, dan teliti. Keempat keutamaan karakter tersebut dipilih peneliti

    dengan mempertimbangkan observasi dan wawancara awal yang dilakukan

    dengan salah satu wali kelas bawah dan kepala sekolah SD Kanisius

    Sorowajan. Empat keutamaan karakter tersebut merupakan butir-butir dari

    karakter kerja keras atau yang dikenal dengan keutamaan kerja

    (Mangunharjana, 2016). Keutamaan-keutamaan tersebut diharapkan dapat

    memerangi salah satu dampak negatif dari perkembangan teknologi, yakni

    perilaku instan.

    Peneliti melakukan proses pengembangan materi di SD Kanisius

    Sorowajan. Hal tersebut karena SD Kanisius Sorowajan telah melakukan

    aktivitas pembiasaan menulis tegak bersambung pada mata pelajaran Bahasa

    Indonesia dan Bahasa jawa. Pada mata pelajaran tersebut siswa diwajibkan

    menulis dengan huruf tegak bersambung. Buku tulis Bahasa Indonesia dan

    Bahasa jawa yang digunakan siswa adalah buku menulis tegak bersambung.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, aktivitas pembiasaan

    menulis tegak bersambung sudah lama dilakukan. Pembiasaan tersebut

    dilakukan sejak sebelum kurikulum 2013 diterapkan. Sebelum kurikulum

    2013 mewajibkan aktivitas literasi 15 menit (Gerakan Literasi Sekolah),

    sekolah tersebut telah melakukan kegiatan sejenis. SD Kanisius Sorowajan

    telah melakukan pembiasaan mendeskripsikan tokoh cerita pada kegiatan

    renungan pagi yang ditulis dengan menggunakna huruf tegak bersambung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Kegiatan tersebut dilakukan dua kali seminggu. Kegiatan makin

    disempurnakan oleh program Gerakan Literasi Sekolah yang dicanangkan

    pemerintah dalam kurikulum 2013.

    Kompetisi menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung

    menjadi acara tahunan di SD Kanisius Sorowajan. Pada peringatan hari besar

    nasional dan perayaan tanggal-tanggal penting dalam Agama Katolik, sekolah

    tersebut mengadakan lomba menulis deskripsi tokoh dengan menggunakan

    tulisan tegak bersambung. Pembiasaan disertai dengan kompetisi, dan

    apresiasi pada pemenang merupakan upaya sekolah dalam membudayakan

    menulis dengan menggunakan huruf tegak bersambung.

    Sekolah telah mengupayakan pembiasaan menulis dengan huruf tegak

    bersambung, namun masih ditemui kesalahan-kesalahan dalam bentuk dan

    ukuran huruf. Pada saat peneliti melakukan observasi awal, masih banyak

    ditemukan siswa yang kurang memperhatikan tinggi rendah huruf. Menulis

    tegak bersambung dengan huruf awal menggunakan huruf balok juga masih

    ditemui peneliti. Siswa menulis dengan menyambung tanpa spasi juga

    ditemukan peneliti pada saat melakukan observasi.

    Ingin cepat selesai tanpa memperhatikan kualitas dari apa yang dikerjakan

    menjadi keprihatinan peneliti saat melakukan observasi. Hal tersebut terlihat

    dari sikap siswa pada saat mengerjakan soal. Siswa tersebut mengerjakan

    dengan cepat dan segera menyerahkannya pada guru untuk dinilai. Guru

    mengingatkan siswa untuk meneliti ulang jawabannya dan menjawab dengan

    kalimat lengkap. Siswa pun mengambil kembali lembar jawabannya, namun ia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    tidak memeriksa kembali lembar tersebut. Menurut pendapat guru,

    kebanyakan siswa dewasa ini kurang menghargai proses dan cenderung

    berperilaku instan.

    Peneliti melakukan pengamatan terhadap cara guru mengajarkan menulis

    tegak bersambung. Guru mencontohkan menulis tegak bersambung pada

    kolom bergaris enam di papan tulis. Hasil yang didapatkan peneliti, yaitu guru

    menulis nama dengan huruf tegak bersambung, namun huruf kapital pada

    awal namanya menggunakan huruf lepas. Dari observasi tersebut, peneliti

    termotivasi untuk menyusun buku pedoman menulis tegak bersambung bukan

    hanya untuk siswa melainkan guru.

    Peneliti diberikan kesempatan untuk melakukan pengembangan materi

    menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode drill sebagai sarana

    pendidikan karakter di kelas bawah. Hal tersebut karena pada silabus

    kurikulum 2013 menulis kalimat dengan menggunakan huruf tegak

    bersambung mulai diajarkan di sejak kelas I. Kompetensi dasar yang diajarkan

    pada jenjang tersebut adalah menulis kalimat menggunakan huruf tegak

    bersambung dengan memperhatikan tanda baca dan huruf kapital. Peneliti

    mengembangkan materi menulis tegak bersambung dimulai dari tahap

    mengingat bentuk huruf sampai dengan menulis kalimat (dari tahapan yang

    paling mudah hingga paling sulit secara rutut). Hal tersebut dimaksudkan agar

    siswa percaya diri dan merasa nyaman, namun tetap diarahkan untuk

    mencapai kemampuan idealnya (Vygotsky dalam Cahyono, 2010: 443)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan maka peneliti dapat

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Materi Menulis Tegak

    Bersambung Menggunakan Metode Drill Sebagai Sarana

    Pendidikan Karakter untuk Siswa Kelas Bawah SD Kanisius

    Sorowajan?”

    1.2.2 Bagaimana kualitas Materi “Menulis Tegak Bersambung

    Menggunakan Metode Drill Sebagai Sarana Pendidikan Karakter

    untuk Siswa Kelas Bawah SD Kanisius Sorowajan” menurut 10

    prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson (2005)?

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan supaya penelitian tidak

    menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Batasan masalah dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1.3.1 Materi yang dikembangkan adalah “Materi Menulis Tegak

    Bersambung untuk Pendidikan Karakter” menggunakan metode

    drill, pada materi menulis tegak bersambung sesuai dengan kaidah

    yang berlaku.

    1.3.2 Materi yang dikembangkan digunakan untuk menanamkan karakter

    kerja keras (keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti) pada siswa

    kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    1.4 Tujuan Penelitian

    Peneliti memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Tujuan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    1.4.1 Mengetahui proses pengembangan “Materi Menulis Tegak

    Bersambung untuk Pendidikan Karakter” pada materi menulis

    dengan huruf tegak bersambung sesuai dengan kaidah yang berlaku

    sebagai sarana alternatif penanaman karakter kerja keras untuk

    siswa kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.

    1.4.2 Mengetahui kualitas “Materi Menulis Tegak Bersambung untuk

    Pendidikan Karakter” pada materi menulis dengan huruf tegak

    bersambung sebagai sarana alternatif penanaman karakter kerja

    keras untuk siswa kelas bawah SD Kanisius Sorowajan.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai pihak. Pihak-

    pihak tersebut antara lain adalah:

    1.5.1 Bagi peneliti

    Penelitian yang dilaksanakan memiliki manfaat menambah pengalaman

    dalam mengembangkan materi menulis tegak bersambung yang dapat

    digunakan sebagai alternatif implementasi pendidikan karakter dengan

    aktivitas pembiasaan yang sudah berjalan di sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    1.5.2 Bagi guru

    Guru mendapatkan sumber belajar berupa materi menulis tegak

    bersambung yang dapat digunakan untuk penanaman karakter kerja keras

    (keutamaan rajin, sabar, tekun, dan teliti).

    1.5.3 Bagi siswa

    Siswa memperoleh sumber belajar berupa materi menulis tegak

    bersambung sesuai dengan kaidah yang berlaku, yang dapat memupuk

    karakter kerja keras pada diri siswa.

    1.5.4 Bagi sekolah

    Penelitian dan pengembangan yang dilakukan memberikan alternatif pada

    sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum dengan menjadikan

    kegiatan pelatihan menulis tegak bersambung sebagai salah satu kegiatan

    pengayaan. Penelitian tersebut juga dapat memberikan alternatif cara

    dalam menanamkan karakter pada siswa melalui kegiatan pelatihan

    menulis.

    1.6 Definisi Operasional

    1.6.1 Pengembangan materi adalah kegiatan menyusun bahan ajar yang

    bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu

    materi tertentu.

    1.6.2 Menulis tegak bersambung adalah kegiatan membentuk huruf yang

    saling berkait satu sama lain mementuk sebuah kata diatas bidang

    datar dengan menggunakan alat tulis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    1.6.3 Metode drill adalah cara yang digunakan dalam melatihkan

    keterampilan tertentu secara berulang-ulang dan terus-menerus.

    1.6.4 Pendidikan Karakter adalah upaya yang dilakukan untuk

    membentuk manusia berbudi pekerti luhur, yakni manusia yang

    memiliki pengetahuan moral; perasaan moral; dan tindakan moral

    yang baik

    1.7 Spesifikkasi materi yang dikembangkan

    1.7.1 Materi yang dikembangkan berupa buku guru dan buku siswa yang

    berjudul “Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan Karakter”

    1.7.2 Materi dikembangkan berdasarkan prinsip pengembangan materi

    menurut tomlinson

    1.7.3 Materi dikembangkan sesuai dengan langkah-langkah

    pembelajaran dengan menggunakan metode drill

    1.7.4 Materi berisi buku panduan, perangkat pembelajaran pelatihan

    menulis tegak bersambung untuk guru dan lembar kerja siswa yang

    disertai dengan gambar klasifikasi huruf, Ilustrasi yang sesuai,

    langkah-langkah menulis tegak bersambung sesuai dengan kaidah

    yang berlaku, dan lembar bergaris enam untuk mempermudah

    siswa dalam berlatih menulis tegak bersambung.

    1.7.5 Materi menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode

    drill disusun untuk penanaman karakter rajin, sabar, tekun, dan

    teliti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kajian Pustaka

    2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/ R & D)

    Terdapat beberapa jenis metode penelitian yang berkembang dalam

    dunia ilmu pengetahuan. Metode tersebut adalah kualitatif, kuantitatif, dan

    gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Masing-masing metode

    memiliki kekhasan dalam tinjauannya.

    Metode penelitian kuantitatif merujuk pada analisis variabel-

    variabel di dalamnya, sehingga didapatkan hubungan antara variable-

    variabel tersebut dalam sebuah data berupa angka. Variabel-variabel

    tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan suatu teori objektif yang

    berlaku (pada umumnya menggunakan statistik). Sedangkan metode

    kualitatif yang dianalisis bukanlah variabel-variabel melainkan prinsip-

    prinsip mendasar dalam sebuah gejala yang timbul, kemudian

    dibandingkan dengan prinsip-prinsip dasar dari sebuah teori yang berlaku

    (Haryati, 2012: 12).

    Metode gabungan adalah metode yang mencakup koleksi, analisis,

    dan integrasi data kualitatif dengan data kuantitatif dalam kajian tunggal

    atau bertahap (Hanson dalam Sarwono, 2011: 1). Salah satu jenis metode

    gabungan adalah Research and Develoment (R & D) (Cresswell, 2014).

    Metode tersebut dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Penelitian dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    pengembangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

    gabungan, yaitu metode penelitian dan pengembangan.

    Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

    yang digunakan untuk merancang, memperbaiki/ mengembangkan produk

    yang telah ada, atau menemukan produk baru, kemudian menguji

    keefektifan produk tersebut (Sukmadinata: 2011, Sanjaya: 2011, Putra:

    2015). Produk yang dikembangkan dapat berupa buku, modul, perangkat

    komputer, metode, model, teknik, kurikulum, dan sebagainya. Dengan

    adanya penelitian dan pengembangan, diharapkan produk yang ada

    menjadi lebih efektif dan efisien untuk digunakan.

    Terdapat berbagai macam jenis metode penelitian dan

    pengembangan menurut para ahli. Beberapa diantaranya adalah Borg &

    Gall (1983) dan Dick and Carey (2003). Peneliti akan melakukan

    penelitian dan pengembangan materi pembelajaran. Terdapat seorang ahli

    penelitian dan pengembangan yang memfokuskan pada proses

    pengembangan materi pembelajaran. Ahli tersebut adalah Tomlinson.

    Tomlinson merupakan ahli penelitian dan pengembangan, khususnya

    dalam bidang bahasa.

    Berikut merupakan langkah-langkah pengembangan materi

    menurut ahli penelitian dan pengembangan bahasa (Tomlinson dalam

    Harsono, 2015). Langkah pertama dalam metode penelitian ini adalah

    analisis kebutuhan siswa. Materi yang disusun harus memperhatikan

    kebutuhan siswa, agar materi tersebut dapat mambawa dampak bagi siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Langkah kedua adalah mendesain materi. desain materi disesuaikan

    dengan hasil analisis kebutuhan siswa, silabus, dan prinsip pengembangan

    materi.

    Langkah ketiga dalam tahap pengembangan materi menurut

    Tomlinson adalah implementasi materi. Setelah materi disusun maka

    haruslah diimplementasikan pada suasana pembelajaran sesungguhnya.

    Selanjutnya hasil implementasi dapat digunakan utuk menganalisis

    kelemahan dan kelebihan materi. Proses tersebut merupakan proses

    evaluasi. Evaluasi merupakan tahapan ketiga dalam tahapan

    pengembangan materi menurut Tomlinson. Langkah yang terakhir adalah

    revisi materi. Dalam tahapan ini peneliti berusaha melakukan perbaikan

    dari kelemahan-kelemahan materi yang disusun. Perbaikan tersebut

    diharapkan mampu membuat materi yang disusun menjadi semakin

    berkualitas.

    2.1.2 Pengembangan Materi

    Tomlinson (2005) menyampaikan bahwa yang disebut dengan

    materi pembelajaran, yaitu bahan apa pun yang digunakan dalam proses

    pembelajaran. Materi tersebut dapat berupa CD, DVD, video, internet,

    Lembar Kerja Siswa, buku teks, handout, atau kaset. Pengembangan

    materi adalah segala proses yang dilakukan dalam mengembangkan bahan

    apa pun yang berguna dalam proses pembelajaran. Pengembangan materi

    setidaknya memnuhi 10 prinsip pengembangan materi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Berikut ini merupakan sepuluh prinsip pengembangan materi

    menurut Tomlinson (2005: 1-24). Prinsp pertama, yaitu materi haruslah

    memiliki manfaat bagi siswa. Hal tersebut memiliki maksud, bahwa materi

    memberikan informasi baru dan berguna dalam proses pembelajaran.

    Prinsip kedua adalah materi hendaknya dapat menimbulkan

    perasaan nyaman dan bahagia. Materi dikatakan sebagai bahan

    pembelajaran yang membuat siswa nyaman apabila memenuhi kriteria

    berikut ini: (1) berisi teks dan ilustrasi; (2) bahasa yang digunakan mudah

    dipahami oleh siswa; (3) berisikan contoh dan petunjuk. Oleh karena itu

    peneliti dalam mengembangkan materi berusaha untuk memenuhi ketiga

    unsur tersebut.

    Prinsip yang ketiga, yaitu materi dapat menumbuhkan rasa percaya

    diri pada siswa. siswa akan percaya diri apabila materi disajikan tidak

    rumit. Materi yang disajikan hendaknya juga tidak terlalu mudah, agar

    kemampuan siswa juga dapat berkembang. Oleh karena itu peneliti

    berusaha untuk menyusun materi secara runtut (dari yang paling mudah,

    hingga yang paling sulit). Tingkat kesulitan dalam kegiatan yang disusun

    disesuaikan dengan kemampuan siswa. Peneliti menggunakan teori

    scaffolding dalam konstruktivisme Vygotsky (level kesulitan satu tingkat

    diatas kemampuan siswa).

    Prinsip yang keempat, yaitu materi hendaknya relevan dan

    bermanfaat bagi siswa. Yang dimaksud dengan materi yang relevan, yaitu

    materi memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Materi juga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    hendaknya memperhatikan latar belakang kognitif, afektif, psikomotorik,

    dan ekonomi siswa.

    Prinsip yang kelima, yaitu materi dapat membuat siswa merasa

    tertarik untuk belajar. Siswa dikatakan tertarik, apabila mereka memiliki

    keinginan mempelajari materi dengan keinginan mereka sendiri. Siswa

    mempelajari materi tanpa paksaan dari orang lain.

    Prinsip keenam, yaitu materi hendaknya dapat memberikan

    penjelasan kegiatan, sehingga siswa dapat dengan mudah memahaminya.

    Materi hendaknya disertai dengan petunjuk cara melakukan suatu

    aktivitas. Petunjuk tersebut hendakya dituliskan dengan bahasa yang

    singkat, jelas, dan sesuai dengan usia siswa.

    Prinsip ketujuh, yaitu materi harus memperhatikan perbedaan gaya

    belajar pada masing-masing siswa. Berkaitan dengan hal tersebut,

    hendaknya materi mengakomodasi kegiatan dengan aktivitas yang

    mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi

    hendaknya juga dapat mengakomodasi aktivitas panca indera siswa.

    Prisip kedelapan, yaitu materi yang disusun hendaknya

    memperhatikan perbedaan kemampuan sikap (afektif) pada siswa.

    berkaitan dengan hal tersebut, hendaknya materi mengakomodasi berbagai

    macam bentuk kegiatan. Bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan

    individu atau kegiatan berkelompok.

    Prinsip kesembilan, yaitu materi hendaknya dapat menstimulasi

    otak kanan dan otak kiri. Otak kanan adalah lobus yang mengatur tentang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    hal hal yang bersifat non verbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran

    berkenaan dengan perasaan (intuisi), keadaan spasial, pengenalan bentuk

    dan pola, music, seni, kepekaan warna, kreativitas dalam visualisasi ide

    dan sebagainya (Munawaroh dan Haryanto, 2005: 118) Otak kiri adalah

    bagian otak yang berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, sekuensial,

    linier, dan saintifik, seperti untuk belajar membaca, berbahasa, berhitung,

    dan logika (Rolina, 2010). Apabila kedua belahan otak tersebut bekerja

    secara seimbang, maka intelektual, emosi, dan estetika pada siswa pun

    menjadi seimbang.

    Prinsip kesepuluh, yaitu materi hendaknya menimbulkan respon

    positif dari siswa. Hal tersebut memiliki makna bahwa materi hendaknya

    mendorong siswa untuk memberikan feedback yang baik terhadap

    informasi yang sudah dipaparkan/ kegiatan yang sudah dilaksanakan.

    2.1.3 Menulis Tegak Bersambung

    Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa (Tarigan,

    1986: 2). Menurut Tarigan (2008: 3) keterampilan menulis adalah salah

    satu keterampilan yang produktif dan ekspresif yang digunakan untuk

    berkomunikasi secara tidak langsung dan secara tidak tatap muka dengan

    pihak lain. Sedangkan menurut Abbas (2006: 125), keterampilan menulis

    adalah kemampuan mengungkapkan gagasan atau pendapat, dan perasaan

    kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Berdasarkan uraian

    tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    keterampilan berbahasa yang digunakan dalam penyampaian gagasan,

    perasaan, atau pendapat secara tidak langsung.

    Melakukan penyampaian gagasan secara tidak langsung dapat

    dilakukan dengan tulisan. Sebelum mampu menyampaikan gagasan dalam

    bentuk tulisan, maka haruslah memiliki kemampuan dalam mengenal

    sistem bahasa tulis. Bahasa tulis dilambangkan dengan simbol-simbol

    tertulis. Huruf merupakan simbol dari suatu sistem tulisan (Bright &

    Daniels, 1996). Hal tersebut sama dengan pengertian menulis menurut

    Badudu (dalam Dhieni, 2008). Menulis merupakan proses membentuk

    huruf, kata, atau kalimat pada bidang datar seperti kertas, kain, dan

    sebagainya, dengan menggunakan alat tulis.

    Kemampuan membentuk huruf pada bidang datar dengan

    menggunakan alat tulis dipelajari pada pembelajaran menulis permulaan.

    sedangkan menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan dipelajarai dalam

    pembelajaran menulis lajut. Akhadiah (1993: 82-90) membagi

    pembelajaram menulis menjadi dua kategori. Pembelajaran tersebut

    dilakukan pada sekolah dasar. Kategori pertama, yaitu menulis permulaan.

    Pembelajaran menulis permulaan meliputi persiapan menulis dengan

    berlatih memegang pensil, menggores garis pada kertas, menulis huruf,

    menulis kata, dan merangkai kata menjadi kalimat sederhana. Kategori

    kedua, yaitu pengembangan paragraf, menulis surat, menulis laporan,

    pengembangan berbagai macam karangan, menulis puisi dan naskah

    drama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Pembelajaran menulis pada sekolah dasar dipelajari pada mata

    pelajaran bahasa Indonesia, atau pada kurikulum 2013 dipelajari dalam

    tema dengan konten pelajaran bahasa Indonesia. Pada pembelajaran

    menulis di sekolah dasar siswa dikenalkan dengan salah satu bentuk huruf,

    yakni huruf tegak bersambung. Siswa diajarkan untuk menulis dengan

    menggunakan huruf tersebut. Menurut Usmawati (2010: 3) menulis tegak

    bersambung adalah kegiatan membentuk tulisan yang saling bersambung.

    Secara lebih lengkap (Erdogan, 2012) menyatakan, menulis tegak

    bersambung adalah proses membentuk huruf yang saling berkait satu sama

    lain membentuk sebuah kata, pada bidang datar dengan menggunakan alat

    tulis.

    Huruf tegak bersambung merupakan salah satu jenis tulisan yang

    unik. Dalam dunia internasional, menulis tegak bersambung dikenal

    dengan cursive writing. Di Indonesia tulisan tersebut mengalami

    perkembangan. Dahulu tulisan tersebut berbentuk miring dan bersambung,

    namun pada tahun 1983 pemerintah mengeluarkan aturan tentang bentuk

    tulisan yang baku. Berikut ini merupakan bentuk tulisan tangan yang baku

    berdasarkan keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7

    Juni 1983 dan Penegasan Ukuran Tulisan Tangan No. 052/C2/U. 88. 27

    Juni 1988.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Gambar 2.1 Bentuk Tulisan Tangan yang Baku

    Menulis tegak bersambung dengan bentuknya yang unik, memiliki

    banyak manfaat. Berikut merupakan manfaat menulis tegak bersambung.

    Menurut Mulyono (1993: 3) manfaat yang didapat dari menulis tegak

    bersambung, yaitu anak akan dimudahkan dalam memahami kata-kata

    sebagai salah satu kesatuan, menulis tegak bersambung tidak

    memungkinkan menulis terbalik, dan tulisan ini memungkinkan siswa

    untuk menulis lebih cepat karena proses menulis yang tidak terputus.

    Sedangkan menurut Nelson & Trafford (2003: 22) menulis tegak

    bersambung memungkinkan anak untuk menulis dengan lebih ringan dan

    tidak mudah lelah karena hanya menggunakan 4 dari 6 syaraf motor yang

    digunakan pada saat menulis. Menurut Siswanto (1995) menulis tegak

    bersambung membuat tulisan siswa tidak miring ke kanan dan ke kiri.

    Menurut Erdogan (2012) menulis tegak bersambung dapat melatih fokus,

    konsentrasi, dan motorik anak.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Menulis merupakan keterampilan yang diajarkan secara bertahap.

    Berikut ini merupakan tahapan pembelajaran menulis tegak bersambung

    menurut McGraw-Hill (2003). Tahapan pertama adalah berlatih membuat

    garis lurus dan lengkung. Tahapan kedua adalah memperkenalkan bentuk

    huruf. Tahapan ketiga mengenal garis penyambung antar huruf. Tahapan

    keempat adalah mengingat bentuk huruf berdasarkan kelompoknya.

    Tahapan kelima adalah menulis kata. Tahapan keenam adalah menulis

    kalimat.

    Peneliti menyusun materi dengan yang memungkinkan siswa untuk

    melakukan proses drilling atau pengulangan pada saat menuliskan huruf.

    Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki bentuk dan kejelasan tulisan

    tegak bersambung pada siswa. Karena pada analisi kebutuhan siswa

    kebanyakn siswa lupa terhadap beberapa bentuk tulisan tegak bersambung,

    maka peneliti membuat materi mengingat bentuk huruf.

    Peneliti membuat materi mengenai mengingat bentuk huruf sesuai

    dengan kelompoknya. Peneliti menyusun materi drilling dengan

    pengelompokkan huruf. Huruf-huruf dikelompokan menjadi huruf

    berjambul penuh, huruf berjambul setengah, huruf berekor penuh, huruf

    berekor setengah, huruf yang tidak memiliki jambul dan ekor, dan huruf

    berjambul dan berekor penuh (widyastuti, 2017). Pengelompokkan

    tersebut bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mengingat bentuk

    huruf.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Dalam menulis tegak bersambung di Indonesia terdapat istilah

    yang disebut dengan tebal dan tipis. Garis ke atas dibuat tipis dengan

    mengurangi tekanan pada alat tulis. garis ke bawah dibuat tebal dengan

    memberikan tekanan yang lebih pada alat tulis. Maka peneliti juga

    menyusun materi yang mengakomodasi siswa untuk belajar membuat

    huruf yang tebal dan tipis. Materi mengenai garis tebal dan tipis diajarkan

    setelah siswa belajar mengenai garis lurus dan garis lengkung.

    Menulis tegak bersambung memerlukan media khusus dalam

    pelatihannya. Media tersebut adalah buku halus. Terdapat dua jenis buku

    halus yang berlaku di Indonesia, yaitu buku halus bergaris enam dan buku

    halus bergaris empat. Garis-garis dalam kotak tersebut dapat membantu

    siswa dalam membentuk tinggi rendah huruf sesuai dengan kaidah yang

    berlaku. Kelebihan dari menulis tegak bersambung dengan menggunakan

    buku halus, yaitu mempermudah siswa dalam menyamakan huruf dalam

    menulis; membantu siswa dalam membuat tulisan tegak (tidak miring ke

    kanan dan ke kiri) (Siswanto, 1995).

    Menulis tegak bersambung diajarkan pada jenjang sekolah dasar.

    pada sekolah dasar, menulis tegak bersambung dipelajari pada kelas 1-3.

    Pada salah satu tingkatan kelas (kelas bawah) terdapat kompetensi dasar

    menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda

    baca dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Materi tersebut

    diajarkan pada tema 6 semester 2 (Kementrian Pendidikan dan

    Kebudayaan Republik Indonesia, 2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Menulis permulaan seperti menulis tegak bersambung diajarkan

    pada jenjang sekolah dasar. Siswa pada jenjang sekolah dasar memiliki

    karakteristik yang unik. Salah satu faktor yang mempengaruhi uniknya

    karakteristik siswa sekolah dasar adalah tahapan perkembangan yang

    sedang dilaluinya. Pembelajaran pun harus sesuai dengan tahapan

    perkembangan siswa (Tomlinson, 2005). Perkembangan merupakan proses

    yang terjadi dalam kehidupan seseorang, berkaitan dengan pemenuhan

    tugas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Robert 2011: 40).

    Tahapan perkembangan dapat ditinjau dari sisi fisik, kognitif,

    sosioemosional, dan bahasa.

    Jean Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak

    mendahului perkembangan bahasanya (Budiasih 1997:7). Istilah cognitive

    berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui.

    Dalam arti yang luas cognitive (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan

    penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah

    kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah

    psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

    berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi,

    pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan.

    Ranah kejiwaaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan

    dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan

    ranah rasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah

    proses yang terjadi dalam diri seseorang terkait dengan kemampuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    berpikir dan pengetahuan. Terdapat empat tahapan perkembangan anak

    menurut Jean Piaget (dalam Desmita, 2009). Tahapan pertama dikenal

    dengan tahapan sensori motor. Anak dalam tahapan ini belajar melalui

    kesan indera. Menyentuh dan merasakan benda-benda yang ada di

    sekitarnya adalah cara anak untuk mengenali lingkungannya. Tahapan ke-

    2 disebut dengan tahapan praoperasional konkret. Anak pada tahapan ini

    memiliki daya imajinasi yang sangat tinggi, dan sering kali tidak dapat

    membedakan fantasi dan fakta. Tahapan perkembangan ke-3 disebut

    dengan tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini anak mulai dapat

    membedakan fakta dan fantasi. Mereka belajar melalui pengalaman

    konkret. Tahapan terakhir menurut Jean Piaget adalah tahapan operasional

    formal. Pada tahapan ini seseorang telah mampu berpikir secara abstrak.

    Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Piaget, anak

    pada usia sekolah dasar (7-11 tahun) masuk pada tahapan perkembangan

    operasional konkrit. Siswa berpikir dari hal yang paling konkret menuju

    proses abstraksi. Dalam pembelajarannya siswa memerlukan benda-benda

    konkrit untuk membantu pemahamannya (Salkind, 2004). Pada usia ini

    siswa juga mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan bentuknya.

    Berkaitan dengan teori perkembangan kognitif Piaget, peneliti

    menggunakan gambar-gambar dalam membantu siswa mengingat bentuk

    huruf. Peneliti mengasosiasikan bentu huruf dengan gambar hewan (sesuai

    dengan tema yang sedang dipelajari siswa, yaitu Merawat Hewan dan

    Tumbuhan). Peneliti juga melakukan klasifikasi bentuk huruf untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    memudahkan anak dalam mengingat. Peneliti melakukan klasifikasi

    berdasarkan bentuk jambul dan ekor hewan.

    Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Berikut ini

    merupakan tahapan perkembangan anak dalam menulis. Menurut Temple

    (dalam Zuhdi, 1999: 77), perkembangan tulisan anak dapat dibagi menjadi

    4 tahap. Tahapan pertama dikenal dengan tahapan prafonemik. Pada

    tahapan ini anak sudah mengenal huruf, namun belum mengetahui bahwa

    huruf merupakan unsur pembentuk kata. Tahap selanjutnya adalah tahap

    fonemik awal. Pada proses ini anak sudah memahami bahwa huruf

    merupakan unsur penyusun kata, namun anak belum mampu

    mengaplikasikannya. Tahapan selanjutnya dikenal dengan tahap tata nama

    huruf. Pada tahapan ini anak sudah memiliki pemahaman fonetik dan

    memiliki kemampuan untuk mengaplikasikannya. Tahapan terakhir pada

    proses perkembangan tulisan anak dapat disebut dengan tahap transisi.

    Pada tahapan ini pemahaman mengenai tulisan semakin sempurna. Anak

    telah memahami ejaan dan tanda baca dalam tulisan.

    Siswa salah satu tingkatan di kelas bawah, pada jenjang sekolah

    dasar sudah memahami bentuk huruf, ejaan, kata, kalimat dan tanda baca.

    Berdasarkan teori mengenai perkembangan tulisan pada anak, pada usia

    tersebut siswa sudah masuk dalam tahap transisi. Oleh karena itu,

    pembelajaran yang memaksimalkan kemampuan siswa dalam menulis

    dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca diperlukan oleh anak pada

    usia tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Tahapan perkembangan sosial-emosional siswa juga perlu

    diperhatikan guru dalam menyusun rancana pembelajaran yang sesuai.

    Berdasarkan usia Erick Erickson dalam (Salkind, 2009: 193)

    perkembangan sosial-emosional dapat dibagi menjadi 8 tahapan

    perkembangan. Tahapan perkembangan tersebut adalah oral sensori (0-1

    tahun), muskular-anal (2-3 tahun), lokomotor-genital (4-5 tahun), latensi

    (6-11 tahun), pubertas dan remaja (12-18 tahun), Awal dewasa, masa

    dewasa, dan masa kematangan. Dalam setiap tahapan usia memiliki tugas

    perkembangan karakteristik khas.

    Subjek penelitian dari penelitian dan penegembangan materi

    Menulis Tegak Bersambung untuk Pendidikan Karakter adalah siswa

    sekolah dasar kelas bawah. Berdasarkan pembagian usia menurut Erick

    Erickson, siswa sekolah dasar kelas bawah (6-9 tahun) masuk dalam

    tahapan latensi. Tugas perkembanagn dari tahapan ini adalah munculnya

    rasa mantap. Dalam hal ini anak memerlukan kondisi sosial dengan

    dorongan, bimbingan, pelatihan yang memadahi, pendidikan yang bagus

    dan pemodelan yang baik. (Salkind, 2009). Oleh karena itu, peneliti

    mengembangkan materi menulis tegak bersambung dengan menggunakan

    metode drill. Metode drill memungkinkan siswa untuk mendapatkan

    kesempatan latihan dan bimbingan guru secara langsung dalam proses

    latihan (Hamdayama, 2016). Hal tersebut akan memberikan rasa mantap

    dan percaya diri pada siswa dalam menguasai keterampilan menulis tegak

    bersambung yang diajarkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Peneliti mengembangkan materi “Menulis Tegak Besambung

    untuk Pendidikan Karakter” sesuai dengan prinsip pengembangan materi

    menurut Tomlinson. Salah satu prinsip pengembangan materi menurut

    Tomlinson adalah “materi hendaknya dapat menimbulkan rasa percaya

    diri bagi siswa” (Tomlinson, 2005). Siswa merasa percaya diri apabila

    materi tidak terlalu sulit namun juga memungkinkan siswa untuk

    mengembangkan kemampuan mereka. Hal tersebut sesuai dengan teori

    scaffolding yang di paparkan dalam konstruktivisme Vygotsky.

    Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan dari guru

    kepada siswa selama tahap-tahap awal dalam proses pembelajaran,

    kemudian secara bertahap dikurangi sedikit demi sedikit, dan membiarkan

    siswa mengambil alih tanggung jawab secara penuh saat siswa mampu

    melakukan tugasnya (Vygotsky dalam Cahyono, 2010: 443). Bantuan

    dapat berupa dorongan, peringatan, menguraikan masalah dalam langkah-

    langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang

    memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Dalam konstruktivisme

    Vygotsky terdapat istilah Zone of Proximal Develompment atau dikenal

    dengan ZPD. ZPD adalah tempat pengetahuan seseorang, antara

    pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan potensialnya

    (Cahyono, 2010: 446). Manfaat dari scaffolding sendiri adalah membantu

    siswa dalam masa peralihan dari pengetahuan saat ini, sehiingga sampai

    pada pengetahuan potensialnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Berdasarkan paparan mengenai scaffolding, maka peneliti

    menyusun materi pembelajaran dengan tingkat kesulitan satu level leih

    tinggi dari kemampuan yang sudah dimiliki siswa. Hal tersebut akan

    membuat siswa merasa percaya diri, tetap mendapat tantangan baru, dan

    mengembangkan kemampuan siswa. Partisipan adalah siswa pada salah

    satu tingkatan kelas bawah. Mereka telah mendapatkan dasar-dasar bentuk

    tulisan tegak bersambung. Kemudian peneliti membuat materi menulis

    tegak bersambung menggunakan garis tebal-tipis. Apabila pada kelas

    sebelumnya hanya menyalin frasa, maka pada kelas ini pengetahuan

    potensial anak mengenai menulis tegak bersambung adalah menulis

    kalimat (sesuai dengan yang tertera dalam kompetesi dasar menulis tegak

    bersambung kurikulum 2013).

    Peneliti juga menyusun materi secara runtut dan sistematis (dari

    yang paling mudah hingga yang paling sulit). Pada tahap pertama peneliti

    menyusun materi disertai dengan contoh. Pada tahapan selanjutnya

    terdapat pengulangan materi yang membantu siswa menguasai

    keterampilan yang dilatihkan. Pada tahap akhir siswa menulis secara

    mandiri tanpa diberikan contoh dan bantuan-bantuan lain.

    2.1.4 Metode Drill dalam Pembelajaran Menulis Tegak Bersambung

    Sebelum mendefinisikan metode drill, maka terlebih dahulu

    didefinisikan kata metode dan pembelajaran. Kata metode berasal dari

    bahasa Yunani methodos yang memiliki arti jalan (cara). Metode adalah

    perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    secara teratur dan menggunakan pendekatan tertentu (Sudjana, 2005).

    Sedangkan Sangidu (2014: 14) menyatakan, bahwa metode adalah cara

    kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesiai kata metode memiliki arti suatu cara teratur yang digunakan

    untuk melakukan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

    dikehendaki. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa

    metode adalah cara yang disusun secara sistematis untuk melaksanakan

    kegiatan guna tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

    Pembelajaran adalah proses yang dirancang untuk menciptakan

    terjadinya proses belajar pada individu (Pribadi, 2009). Sedangkan

    menurut Warsita (2008: 5), pembelajaran adalah kegiatan untuk

    membelajarkan peserta didik. Kamus Besar Bahasa Indonesia

    mendefinisikan kata pembelajaran sebagai proses, cara atau perbuatan

    menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Berdasarkan definisi-

    definisi tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran adalah

    proses yang direncanakan untuk membuat individu belajar.

    Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk

    menyampaikan pelajaran kepada peserta didik (Hamdayama, 2016: 94).

    Terdapat berbagaimacam metode yang dapat digunakan dalam pebelajaran

    di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memilih

    metode yang tepat. Metode yang akan digunakan haruslah disesuaikan

    dengan tujuan yang ingin dicapai, keadaan siswa, bahan pengajaran, situasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    belajar mengajar, fasilitas yang tersedia, dan kemampuan guru

    (Hamdayama, 2016).

    Salah satu pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran

    adalah tujuan yang ingin dicapai. Apabila menginginkan siswa memiliki

    keterampilan proses, kemandirian, dan berpikir kritis, maka metode yang

    sesuai dapat digunakan adalah metode inquiry (Roestiyah, 2001: 76).

    Apabila menginginkan siswa memiliki kemampuan sosial dan komunikasi,

    maka metode diskusi akan sangat sesuai untuk digunakan (Hamdayama,

    2012: 102). Apabila menginginkan siswa memiliki penguasaan

    keterampilan tertentu, maka metode drill sangat cocok digunakan.

    Terdapat berbagai macam metode untuk masing-masing tujuan. Dalam

    penelitian ini peneliti akan mengembangkan materi yang mengupayakan

    siswa untuk menguasai keterampilan menulis tegak bersambung, maka

    metode yang tepat adalah drill.

    Metode drill dsebut juga dengan metode latihan (training), yaitu

    cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, serta

    sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Metode

    ini juga digunakan dalam memperoleh ketangkasan, ketepatan,

    kesempatan, dan keterampilan (Hamdayama, 2016). Sedangkan Roestiyah

    (2001: 125) mengartikan metode drill sebagai suatu cara mengajar dimana

    siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki

    ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggidari apa yang dipelajari.

    Metode drill juga diartikan sebagai kegiatan melakukan hal yang sama,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    berulang-ulang, dan secara sungguh-sungguh untuk menyempurnakan

    suatu keterampilan supaya menjadi permanen (Sudjana, 2011: 86).

    Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan metode drill adalah

    suatu cara mengajarkan keterampilan, kecakapan, atau kebiasaan tertentu

    dengan cara berulang-ulang dan sungguh-sungguh sampai siswa memiliki

    kemampuan tertentu.

    Melatihkan keterampilan menulis tegak bersambung pada siswa

    memerlukan metode latihan dengan pengulangan. Dalam metode drill

    terdapat berbagai tipe pengulangan dengan ciri khas masing-masing. Stone

    dan Brouder dalam Khodamoradi dan Khaki (2012: 267) membedakan

    drill menjadi tiga tipe, yaitu mechanical drill, meaningful drill, dan

    comunication drill. Peneliti menyusun kegiatan latihan pada materi

    menulis tegak bersambung dengan menggunakan kombinasi dua tipe,

    yakni mechanical drill dan meaningful drill.

    Mechanical drill yaitu pengulangan dengan mengkondisikan

    respon secara lengkap, dimana hanya terdapat satu cara merespon yang

    dianggap benar (Paulston, 1970: 4). Respon yang dianggap benar yaitu

    perilaku yang sesuai dengan pengkondisian respon. Dalam aktivitas

    menulis tegak bersambung yang disusun peneliti, proses menyalin huruf

    yang sama secara beruang-ulang pada satu kolom tertentu masuk dalam

    proses mechanical drill. Pada proses menyalin hanya ada satu respon yang

    diharapkan (dianggap benar), yaitu bentuk dan ukuran huruf yang sama

    dengan contoh.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Serupa dengan mechanical drill, meaningful drill juga

    mengakomodasi aktivitas pengkondisian respon (Paulston, 1970: 4).

    Perbedaanya yaitu pada akomodasi berbagai cara dalam merespon.

    Aktivitas drilling dilakukan bukan hanya mengikuti sesuatu yang sama

    persis secara berulang-ulang, tetapi juga mengintegrasikan dengan

    pemahaman siswa atau pemaknaan terhadap konteks yang disajikan.

    Siswa berlatih menulis tegak bersambung secara berulang-ulang, tetapi

    bukan mengulang hal yang sama persis. Dalam materi yang disusun

    peneliti, proses pelatihan penulisan kata dan kalimat menggunakan repetisi

    yang lebih kontekstual. Respon siswa disesuaikan dengan gambar yang

    tertera pada soal dan konteks pemahaman siswa terhadap gambar tersebut.

    Jawaban berupa kalimat dapat beragam, sesuai dengan interpretasi siswa

    terhadap gambar yang disajikan.

    Cara mengajar keterampilan dan kecakapan tertentu secara

    berulang-ulang dan sungguh-sungguh disebut dengan metode drill. Berikut

    merupakan tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dengan

    menggunakan metode drill. Langkah pertama, adalah menjelaskan tujuan

    pelatihan. Kedua, tentukan dengan jelas kebiasaan atau keterampilan yang

    akan dilatihkan. Tujuannya agar siswa benar-benar mengerti apa yang

    harus dikerjakan dalam latihan. Ketiga, berikan waktu pada siswa untuk

    menyelesaikan tugasnya. Keempat, memeriksa pekerjaan siswa sekaligus

    menemukan kesalahan umum. Kelima, memberikan koreksi terhadap

    kesalahan-kesalahan tersebut. Ketujuh, berikan kesempatan pada siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    untuk berlatih sendiri untuk memaksimalkan proses drill (Shipley &

    Hilderbrand: 1998, Surakhmad: 1994).

    Metode pembelajaran yang menitik beratkan pada pengulangan

    dengan tahapan tertentu, memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari

    pembelajaran dengan menggunakan metode ini, menurut Hamdayama

    (2016: 104) yaitu dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis,

    melafalkan huruf, dan menggunakan alat; dapat untuk memperoleh

    kecakapan mental seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan

    pembegian serta simbol-simbol; dapat membentuk kebiasaan dan

    menambah ketepatan, serta kecepatan pelaksanaan.

    Kelebihan metode drill menurut Surakhmad (1994: 92) adalah

    mengokohkan daya ingat murid karena seluruh pikiran perasaan, kemauan,

    dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan. Siswa juga dapat

    menggunakan daya pikirannya dengan baik, siswa menjadi lebih teliti.

    danya pengawasan, bimbingan, dan koreksi yang segera dan langsung dari

    guru. Hal tersebut memungkinkan siswa untuk segera mengetahui

    kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan bimbingan guru.

    Setiap cara dalam mengajar pasti memiliki tujuan tersendiri.

    Berikut ini merupakan tujuan dari penggunaan metode drill dalam

    pelatihan menulis tegak bersambung. Metode tersebut bertujuan untuk

    melatih keterampilan motoris dan gerak, seperti menulis, mempergunakan

    alat, mebuat suatu benda, dan melakukan gerakan dalam olah raga

    (Roestiyah, 2001: 125). Pembelajaran dengan menggunakan metode drill

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    juga memiliki tujuan untuk memperoleh suatu ketangkasan tentang sesuatu

    yang dipelajari siswa, dengan mempraktikkan apa yang dipelajari

    (Pasaribu, 1986: 112).

    Mengaplikasikan sebuah metode dalam pembelajaran memerlukan

    suatu teknik. Teknik adalah media atau cara yang bersifat implementatif

    (Uno, 2011). Terdapat berbagai macam teknik dalam metode drill.

    Menurut Mujib (1993: 226-228), teknik-teknik yang dapat

    diimplementasikan dalam pembelajaran dengan metode drill, yaitu teknik

    kerja kelompok, teknik modul belajar, dan teknik belajar mandiri. Pada

    teknik kerja kelompok, guru mengajarkan sekelompok siswa untuk

    bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara mengerjakan

    tugas. Teknik modul belajar adalah cara yang digunakan guru dalam

    mengajarkan keterampilan tertentu berdasarkan paket-paket belajar sesuai

    tahapan kemampuan siswa. Sedangkan pada teknik mandiri dilakukan

    dengan cara meminta siswa untuk belajar sendiri, namun tetap dalam

    pengawasan atau bimbingan guru.

    Memilih cara dalam pembelajaran diperlukan analisis. Terdapat 6

    hal yang perlu diperhatikan dalam memilih teknik pembelajaran

    (Hamdayama, 2016). Peneliti merangkum dan menyederhanakan menjadi

    3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu konteks materi, kemampuan siswa,

    dan sumberdaya. Teknik yang paling baik adalah cara yang paling sesuai

    atau memenuhi ketiga hal tersebut. Penulis akan melakukan penelitian

    berkaitan dengan materi menulis tegak bersambung pada siswa kelas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    bawah, maka teknik yang paling sesuai yaitu modul belajar. Peneliti

    memilih teknik tersebut karena memungkinkan peneliti untuk membuat

    materi dengan paket-paket (tahapan-tahapan belajar) yang sesuai dengan

    kemampuan siswa.

    Metode yang paling baik dan kontekstual pun pasti memiliki

    kekurangan. Berikut ini merupakan kelemahan metode drill menurut

    Hamdayama (2016: 104). Menghambat bakat dan inisiatif anak didik,

    karena anak telah dibawa pada penyesuaian, serta diarahkan jauh.

    Menimbulkan penyesuaian secara statis terhadap lingkungan. Latihan

    dilakukan secara berulang-ulang merupakan hal yang membosankan dan

    dapat menimbulkan verbalisme.

    Menurut Djamarah & Zain (1996: 108-109) metode drill dapat

    menimbulkan hal-hal sebagai berikut. Latihan yang dilakukan dibawah

    pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan

    kebosanan. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru,

    perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.

    Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang

    merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

    Kekurangan atau kelemahan memotivasi banyak peneliti untuk

    meminimalisir kekurangan yang ada. Beberapa ahli juga menuliskan

    bagaimana cara meminimalisir kekurangan dari sebuah metode. Berikut

    merupakan cara yang dapat digunakan dalam meminimalisir kekurangan

    yang dapat muncul pada saat menggunakan metode drill dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    pembelajaran menurut Hamdayama (2016: 104-105). Metode ini

    hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti

    menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb. Sebelum latihan

    dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa

    yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai. Latihan

    untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan

    pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan,

    lalu penyempurnaan. Latihan tidak perlu lama, tetapi sering dilakukan.

    Latihan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Latihan

    hendaknya mendahulukan hal-hal essensial dan berguna.

    Kelemahan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode drill

    juga dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah berikuk ini (Djamarah

    & Zain, 1996: 108-109). Janganlah seorang guru menuntut dari murid

    suatu respons yang sempurna. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat

    merespon, hendaknya guru segera meneliti penyebabnya. Berikanlah

    segera penjelasan-penjelasan, baik respon yang betul maupun yang salah.

    Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan

    merespon. Istilah-istilah baik berupa kata maupun kalimat yang digunakan

    dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

    2.1.5 Pendidikan Karakter

    Mendefinisikan pendidikan karakter sama dengan mengartikan

    dua kata, yaitu “pendidikan“ dan “karakter”. Pendidikan adalah tuntunan

    di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Penddikan menuntun anak untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    memaksimalkan kekuatan kodratnya, sehingga anak-anak tersebut menjadi

    manusia dan masyarakat yang dapat memperoleh kebahagiaan serta

    keselamatan setinggi-tingginya (Ki Hadjar Dewantara, 1961). Pendidikan

    adalah proses pemanusiaan manusia muda (Driyarkara, 1980). Hal tersebut

    berbicara mengenai hubungan timbal-balik antara pendidik dan anak didik

    dalam upaya merubah kehidupan manusia muda menuju ke taraf insani

    (manusia seutuhnya-memahami diri sendiri dan mampu mengambil sikap

    dan tindakannya sendiri dalam situasi tertentu).

    UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

    menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

    mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

    secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    Negara. Berdasarkan pengertian menurut para ahli pendidikan dan UU

    Nomor 20 Tahun 2013, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

    hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar

    dan terencana, dalam upaya mengembangkan seluruh potensi yang ada

    pada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya.

    Berdasarkan asal katanya “karakter” atau dalam bahasa Yunani

    disebut charaseim, memiliki arti mengukir atau memahat. Ukiran atau

    pahatan melekat pada bidang pahatan tersebut, sehingga menjadi ciri khas

    yang melekat kuat pada objek (Hidayatullah, 2010). Menurut Driyarkara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    (1980: 98) karakter sama dengan budi pekerti. Budi pekerti adalah sifat

    khas yang dimiliki manusia. Budi pekerti dianggap sebagai pendirian yang

    tetap sebagai individu pada situasi tertentu. Kata “budi” menurut Kamus

    Besar Bahasa Indonesia “budi” adalah watak, akal, alat batin paduan

    antara pikiran dan perasaan. Kata “Pekerti” adalah tabiat atau perangai.

    Dalam Oxford Dictionaries mengatakan bahwa karakter adalah kekuatan

    dan keaslian yang dimiliki individu. Berdasarkan definisi-definisi tersebut,

    maka dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki

    individu dalam bersikap dan berperilaku saat menghadapi situasi tertentu.

    Karakter tidak berkembang dengan sendirinya. Karakter

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bawaan lahir dan lingkungan

    (Eliasa, 2011). Secara alamiah manusia memiliki kecenderungan untuk

    berbuat baik dan tidak baik secara sekaligus. Kemampuan untuk

    meminimalisir kecenderungan berbuat tidak baik dan mengorganisir

    kecederungan-kecenderungan dalam diri manusia disebut berbudi pekerti

    luhur (Driyarkara 1980). Karena karakter tidak hanya bawaan lahir dan

    dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, maka karakter dapat dibentuk

    dan dididik.

    Mendidik karakter anak sama dengan mengupayakan perubahan

    positif pada komponen karakter anak (Lickona, 2013). Pendidikan karakter

    mencakup pendidikan nilai atau promosi nilai-niai baik dan internalisasi

    nilai dalam masyarakat (Sardiman, 2010). Sedangkan Zubaedi (2012: 40)

    mengatakan, bahwa pendidikan karakter pada dasarnya merupakan upaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    membimbing individu dalam pendalaman makna menuju manusia yang

    penuh (bermakna bagi kehidupan), melalui penanaman nilai. Berdasarkan

    pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter

    adalah upaya membimbing individu dalam melakukan perubahan positif

    pada komponen karakter dengan cara menanamkan nilai-nilai baik yang

    berkembang dalam masyarakat.

    Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang

    memiliki budi pekerti luhur (Mu‟in, 2016). Berbudi pekerti luhur adalah

    kemampuan untuk meminimalisir munculnya kecenderungan yang

    melawan hati nurani (Driyarkara, 1980: 90). Budi pekerti berhubungan

    dengan sikap dan perilaku individu, namun pendidikan karakter tidak

    hanya bermanfaat mendidik ranah afektif saja. Secara lebih lanjut

    penelitian Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri-St. Louis

    menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat mempengaruhi

    keberhasilan kognitif siswa (Zubaedi, 2012). Dalam penelitian tersebut,

    siswa yang mendapatkan pendidikan karakter mengalami penurunan

    drastis pada perilaku negatif yang dapat menghambat keberhasilan kognitif

    siswa.

    Perubahan positif pada budi pekerti anak dapat diupayakan dengan

    mendidik komponen karakter. Komponen karakter yang dimaksud adalah

    pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral (Mu‟in: 2016,

    Lickona: 2013). Pengetahuan moral berkaitan dengan pemahaman

    mengenai nilai-nilai baik yang harus dilakukan. Perasaan moral

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    berhubungan dengan hati nurani untuk membedakan baik dan buruk.

    Sedangkan tindakan moral adalah perilaku yang muncul karena adanya

    perasaan moral dan pengetahuan moral.

    Berkaitan dengan komponen karakter Yaumi (2014: 43-61)

    mengklasifikasikan komponen karakter menjadi 4 yaitu olah pikir, olah

    rasa, olah hati, dan olah raga. Olah pikir berkaitan dengan aktivitas

    berpikir. Berpikir pada umumnya mengacu pada setiap aktivitas mental

    atau intelektual yang melibatkan kesadaran subjektif individu. Berpikir

    juga merujuk pada aktivitas pengaturan ide. Olah rasa berkaitan dengan

    kemampuan mengelola perasaan batin, atau emosi jiwa. Hal ini oleh

    Daniel Goleman disebut dengan kecerdasan emosional. Olah hati

    merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mengelola aspek-aspek

    spiritual yang dapat membentuk karakter manusia. Hal tersebut oleh

    Howard Gardner disebut dengan kecerdasan spiritual. Olah raga merujuk

    pada aktivitas kinestetik dan psikomotorik. Aktivitas psikomotorik

    merupakan kegiatan otot yang berhubungan dengan aspek mental.

    Dihubungkan dengan proses mental karena sebenarnya psikomotorik ling

    berkaitan dengan ranah lainnya, yakni kognisi dan afeksi. Oleh karena itu

    pengembang dalam pembelajarannrya haruslah mendesain pembelajaran

    yang mengakomodasi tiga ranah tersebut.

    Pendidikan karakter dialami seseorang semenjak masa

    kelahirannya. Keluarga adalah lembaga pendidikan primer yang memiliki

    peran penting dalam proses penanaman nilai pada anak (Ki Hajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Dewantara, 1977). Pada usia selanjutnya anak akan mulai berinteraksi

    dengan lingkungan yang lebih luas. Sekolah dan lingkungan masyarakat

    menjadi lembaga pendidikan selanjutnya, yang akan mempengaruhi dalam

    proses penanaman nilai-nilai pada anak.

    Disadari atau tidak, di sekolah anak mengalami pendidikan

    karakter. Pengenalan dan penanaman nilai baik, serta pembiasaan

    melakukan kebiasaan baik didapatkan anak di sekolah. Di sekolah anak

    mendapatkan semua hal tersebut melalui berbagaimacam metode, model,

    dan teknik. Metode pendidikan karakter terbagi menjadi 4, yaitu metode

    informatif, partisipatif, eksperiensial, dan gabungan partisipatif dan

    eksperiensial (Mangunharjana 2016: 26-28).

    Metode informatif mengarah pada pola pembelajaran memberikan

    informasi, data, dan fakta kepada peserta didik. Dalam kata lain, pendidik

    menyusun bahan dan peserta didik mempelajarinya. Berbeda dengan

    metode informatif, metode partisipatif melibatkan peserta dididik untuk

    mengolah bahan ajar yang telah disusun pendidik. Biasanya akan diadakan

    curah pendapat, diskusi kelompok, role play, atau studi terhadap kasus

    tertentu. Ada pula metode pendidikan karakter yang membuat peserta

    didik belajar mengenai materi ajar dengan cara menempatkan mereka

    dalam situasi nyata (belajar melalui pengalaman). Masing-masing metode

    tersebut memiliki kelemahan, metode gabungan partisipatif dan

    eksperiensial berusaha menyempurnakan metode-metode sebelumnya.

    metode partisipatif eksperiensial memungkinkan siswa untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    mempraktikan bahan ajar, sehingga mereka tidak hanya mengetahui isi

    materi saja.

    Dalam mempraktikan metode pendidikan karakter, pendidik juga

    dapat mengintegrasikannya dengan model-model pendidikan karakter

    menurut Mangunharjana (2016: 29-33), sebagai berikut. Terdapat empat

    model pendidikan karakter. Model I adalah pendidikan karakter dengan

    cara membentu peserta didik untuk menentukan gambar, arah dan tujuan

    hidup. Dalam pendidikan karakter dengan menggunakan metode ini,

    peserta diajak untuk mencari, menemukan, dan merumuskan visi, misi,

    dan tujuan hidup. Model II adalah pendidikan karakter dengan

    menjelaskan unsur karakter dan meatihkan keutamaan-keutamaan karakter

    pada peserta didik sejak dini. Model III adalah pendidikan karakter dengan

    cara memberikan tugas sesuai dengan keutamaan yang sedang ditanamkan.

    Model IV adalah menciptakan program pendidikan karakter yang

    dilakukan selama menempuh jenjang pendidikan tertentu.

    Terdapat beberapa teknik dalam pendidikan karakter. Diantaranya

    adalah pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan

    pengembangan kepribadian, pendidikan karakter dengan menanamkan

    kebiasaan sederhana, dan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan

    mata pelajaran (Zubaedi, 2014). Peneliti menggunakan aktivitas

    penanaman kebiasaan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter.

    Berdasarkan uraian mengenai metode, model, dan teknik dalam

    pendidikan karakter; peneliti menggabungkan metode informatif dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    eksperiensial. Peneliti menyusun rencana pelakasanaan kegiatan menulis

    tegak ber