Materi 3 Budidaya Hidroponik
-
Upload
ninda-kimp -
Category
Documents
-
view
238 -
download
1
Transcript of Materi 3 Budidaya Hidroponik
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
1/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 1
Materi 3. Budidaya Hidroponik
I. PENDAHULUAN
Budidaya secara hidroponik secara umum seperti budidaya tanaman secara
konvensional. Hanya saja pada beberapa langkah budidaya, dibuat lebih praktis. Padabudidaya hidroponik juga dipadupadankan sedemekian rupa agar menjadi lebih
sederhana.
a. Teknik Permbibitan pada Hidroponik
Media pembibitan yang digunakan harus mampu mendukung proses
perkecambahan secara optimal. Karakteristik media yang biasa digunakan ialah
memiliki tingkat draenase yang baik dan bebas dari OPT. Contoh media
pembibitan yang biasa digunakan ialah arang sekam, pasir, rockwool, cocopeat,
perlit atau vermikulit. Media yang digunakan harus disterilisasikan dahulu. pH
media tanam yang digunakan harus netral.
Wadah bibit yang digunakan juga bermacam-macam. a) Individual container : pot
kertas, pot platik, pot tanah liat, pot sterofoam, pot sabut kelapa, rockwool blok dan
spons blok; b) tray : sterofoam tray atau plastic tray
b. Larutan Nutrisi Hidroponik
Larutan nutrisi yang diberikan harus berisi seluruh unsur hara yang dibutuhkan
tanaman yang tidak bisa dipenuhi seperti budidaya menggunakan tanah. Nutrisi ini
disediakan dalam bentuk ion larut dalam air agar dapat diserap langsung oleh akar
tanaman. Pada budidaya secara hidroponik, optimalisasi unsur hara lebih mudah
dikendalikan daripada budidaya konvensional. Pemberian larutan nutrisi
merupakan hal yang harus diperhatikan. Agar larutan nutrisi dapat diserap
tanaman maka harus diperhatikan pH, suhu dan electrical conductivity (EC).
Larutan nutrisi harus segera diganti apabila dibutuhkan. pH optimum untuk larutan
nutrisi hidroponik berkisar anara 5,8 hingga 6,5.
Gambar. Ketersediaan unsur hara berdasarkan pH level.
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
2/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 2
Electrical conductivity (EC) menunjukkan kepekatan laruutan nutrisi dan diukur
dengan EC meter. EC ideal untuk larutan hidroponik berkisar antara 1,5 sampai
2,5 dS/m. Pada tingkat yang sederhana, untuk menentukan kepekatan unsur pada
campuran larutan nutrisi ditentukan dengan perhitungan ppm dimana setiap
tanaman dan fase pertumbuhan tanaman membutuhkan kepekatan yang berbeda.
Tanaman pH EC (ppm) Tanaman pH EC (ppm)
Asparagus 6,0-6,8 980-1260 Kacang 6,0 1400-2800
Bawang
Putih6,0 980-1260 Bayam 6,0-7,0 1260-1610
Brokoli 6,0-6,8 1960-2450 Paprika/Cabai 6,0-6,5 1260-1540
Endive 5,5 1400-1680 Jagung Manis 6,0 840-1680
Kentang 5,0-6,0 1400-1750 Mentimun 5,5 1190-1750
Kubis 6,5-7,0 1750-2100 Cauliflower 6,5-7,0 1050-1400
Labu 5,5-7,5 1260-1680 Lobak 6,0-7,0 840-1540
Selada 6,0-7,0 560-840 Seledri 6,5 1260-1680
Terong 6,0 1750-2450 Tomat 6,0-6,5 1400-3500
Ubi 6,0 980-1260 Ubi Jalar 5,5-6,0 1400-1750
Wortel 6,3 1120-1400 Zucchini 6,0 1260-1680
Sawi 5,5-6,5 1050-1400 Pakcoy 7,0 1050-1400
Sawi Pahit 6,0-6,5 840-1680 Kangkung 5,5-6,5 1050-1400
Kailan 5,5-6,5 1050-1400 Marjoram 6,0 1120-1400
Peas 6,0-7,0 980-1260 Kemangi 5,5-6,5 600-1120
Chicory 5,5-6,0 1400-1600Daun
Bawang6,0-6,5 1260-1540
Lavender 6,4-6,8 700-980 Mint 5,5-6,0 1400-1680
Peterseli 5,5-60 560-1260 Rosemary 5,5-6,0 700-1120
Larutan nutrisi diberikan ke dalam bentuk 2 pekatan yaitu pekatan A untuk unsur
hara makro dan pekatan B untuk unsur hara mikro. Saat pemberian nutrisi pekatan
A dan B dilarutkan dalam air hingga pH dan kepekatannya kurang lebih sama
dengan tabel di atas.
c. Fertigasi
Fertigasi banyak digunakan dalam budidaya sistem hidroponik karena
mengkombinasikan pengairan dan pemberian pupuk secara bersamaan. Fertigasi
merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian produksi budidaya
dalam hidropnik. Air yang digunakan untuk ferttigasi harus memiliki kualitas baik
yang disesuaikan dengan pH dan EC yang tepat untuk tanaman. Metode fertigasi
disesuaikan dengan sistem hidroponik yang dipilih. Pada metode sirkulasi
pemberian air yang telah dicampur larutan nutrisi diberikan secara periodik
sedangkan pada metode kultur substrat, fertigasi diberikan seperti cara irigasi
tetes.
d. Pengajiran dan Pemangkasan
Media yang digunakan pada budidaya dengan sistem hidroponik pada umumnya
tidak sekuat media tanah untuk menangga pertumbuhan tanaman sehingga
membutuhkan pengajiran secara vertikal. Pengajiran ini biasanya digunakan untuk
tanaman tipe indeterminate (tomat dan timun) selain itu juga pada tanaman ang
memiliki bobot buah cukup berat (paprika, dan terong). Pemangkasan dilakukan juga pada tanaman tipe indeterminate untuk membuang cabang-cabang yang
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
3/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 3
tidak diharapkan atau mengurangi percabangan yang berlebihan agar produksi
optimal.
II. TUJUAN
Pada materi 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai dan memahami proses
budidaya dengan berbagai macam sistem hidroponik mulai dari pembibitan, nutrisi danpanen.
III. TUGAS KERJA
Buat langkah budidaya hidroponik 1 komoditas berdasarkan literatur mulai dari
pengadaan bibit, teknis perawatan hingga panen beserta gambar tangan (per anak
beda komoditas)
IV. LEMBAR KERJA
a. Hasil Kerja
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
4/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 4
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
5/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 5
-
8/18/2019 Materi 3 Budidaya Hidroponik
6/6
Modul Praktikum Budidaya Tanaman Tanpa Tanah 2016 6
b. Daftar Pustaka
Lembar Persetujuan
MengetahuiPenanggung Jawab Praktikum
(.................................................)
Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum
(...................................................)