OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

90
ANALISIS KELAYAKAN DAN OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) DI PT. JOY FARM, DEPOK Oleh : ANDIKA PRASTYA F14104056 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

description

OPTIMASI USAHA BUDIDAYABAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEMNFT

Transcript of OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

Page 1: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

ANALISIS KELAYAKAN DAN OPTIMASI USAHA BUDIDAYA

BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM

NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) DI PT. JOY FARM, DEPOK

Oleh :

ANDIKA PRASTYA

F14104056

2009

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

ANALISIS KELAYAKAN DAN OPTIMASI USAHA BUDIDAYA

BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM

NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) DI PT. JOY FARM, DEPOK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANDIKA PRASTYA

F14104056

2009

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

ANALISIS KELAYAKAN DAN OPTIMASI USAHA BUDIDAYA

BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM

NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) DI PT. JOY FARM, DEPOK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

ANDIKA PRASTYA

F14104056

Dilahirkan pada tanggal 19 April 1986

di Jakarta

Tanggal lulus : Oktober 2009

Menyetujui,

Bogor, Oktober 2009

Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Desrial, M.Eng

Ketua Departemen

Teknik Pertanian

Page 4: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

Andika Prastya. F14104056. Analisis Kelayakan dan Optimasi Usaha Budidaya

Bayam Merah dan Kangkung Hidroponik Dengan Sistem NFT (Nutrient Film

Technique) di PT. Joy Farm, Depok. Di bawah bimbingan : Dr. Ir. Setyo Pertiwi,

M.Agr. 2009.

RINGKASAN

Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah

sebagai media tanamnya. Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari

kata hydro yang berarti air, dan kata ponos yang berarti kerja (Soeseno,1998). Jadi

definisi hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan

sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman tanpa

menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Ada berbagai teknik hidroponik

yang dapat diterapkan, salah satunya adalah Nutrient Film Technique (NFT). NFT

merupakan metode budidaya yang akar tanamannya berada di lapisan air dangkal

tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran bisa

jadi berkembang di dalam larutan nutrisi dan sebagian lainnya di atas permukaan

larutan. Aliran larutan sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di

atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara (Chadirin, 2006).

PT. Joy Farm merupakan perusahaan yang relatif baru yang merupakan

mitra dari Parung Farm yang memproduksi bayam merah dan kangkung

menggunakan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT). PT. Joy Farm

memiliki lahan kebun seluas ± 2000 m2 yang terletak di Jl. Menceng Kelurahan

Bedahan Baru, Sawangan Baru - Depok. PT. Joy Farm terletak pada 6o26’ LS dan

106o46’ BT dengan ketinggian ± 200 m dpl dan topografi permukaan yang relatif

datar. Kebun ini memiliki dua bangunan greenhouse, yaitu greenhouse untuk

nursery dan greenhouse untuk budidaya. Greenhouse merupakan suatu bangunan

yang memiliki struktur atap atau dinding yang bersifat tembus cahaya,

memungkinkan cahayanya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk ke dalam

bangunan tetapi tanaman tetap dapat terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak

menguntungkan seperti curah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang atau

keadaan suhu yang terlalu tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman

(Nelson dalam Lieng, 1996). Sarana produksi lain yang dimiliki adalah jaringan

hidroponik sistem NFT, serta tangki penampungan dan pembuatan nutrisi.

Jaringan sistem NFT yang diterapkan oleh PT. Joy Farm merupakan

modifikasi sistem NFT menggunakan asbes yang dilapisi terpal. Sedangkan

sistem NFT yang umum diterapkan di Indonesia adalah menggunakan talang air.

Kinerja teknis sistem hidroponik merupakan faktor penting untuk

menentukan layak atau tidaknya sistem tersebut untuk diterapkan. Prastyo (2004)

melakukan evaluasi kelayakan jaringan NFT talang air berdasarkan parameter

seperti keseragaman inlet dan outlet, keseragaman kedalaman larutan nutrisi, serta

keseragaman bobot tanaman. Dari hasil penelitiannya diperoleh nilai keseragaman

yang mencapai 90%, sehingga sistem tersebut layak untuk diterapkan. Evaluasi

kelayakan teknis terhadap sistem NFT yang diterapkan di PT. Joy Farm masih

perlu dilaksanakan.

Kegiatan budidaya dengan menggunakan teknologi hidroponik

membutuhkan investasi yang besar dibanding dengan kegiatan budidaya secara

Page 5: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

konvensional, sehingga harus memperhatikan besarnya modal yang dimiliki serta

kehati-hatian dalam mengalokasikan modal tersebut. Maka penilaian terhadap

kelayakan finansial serta optimasi pada usaha tani tersebut juga perlu dilakukan

agar usaha yang dijalani mendapatkan keuntungan yang maksimum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan teknis sistem

hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) dengan asbes lapis terpal yang

diterapkan di PT. Joy Farm, melakukan analisis kelayakan finansial pada usaha

budidaya bayam merah dan kangkung dengan sistem hidroponik NFT (Nutrient

Film Technique) di PT. Joy Farm, dan melakukan optimasi usaha budidaya bayam

merah dan kangkung hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) di PT Joy Farm.

Evaluasi kelayakan jaringan NFT dilakukan dengan cara melakukan

pengukuran terhadap parameter yang telah disebutkan pada bed yang terletak di

bagian ujung dan tengah setiap 3 harian selama periode pertumbuhan. Kelayakan

finansial dievaluasi dengan melakukan analisis Net Present Value (NPV), analisis

Net B/C, analisis Gross B/C, analisis biaya pokok, dan analisis Internal Rate of

Return (IRR). Optimasi produksi dilakukan dengan menggunakan program linear.

Hasil penelitian mengenai evaluasi kelayakan teknis yang dilakukan

berdasarkan parameter keseragaman debit aliran, keseragaman konduktivitas

listrik, keseragaman derajat keasaman, kedalaman aliran, dan bobot tanaman,

menghasilkan nilai keseragaman yang secara umum mendekati 90% sehingga

teknik hidroponik dapat diterapkan. Namun secara khusus nilai keseragaman

masih kurang baik pada kedalaman aliran dan bobot tanaman, hal ini disebabkan

karena terdapatnya lipatan pada terpal pelapis bed sehingga permukaan bed

menjadi tidak rata.

Pada kelayakan finansial, usaha yang dilakukan oleh PT. Joy Farm pada

harga jual Rp 8.400/kg akan layak jika produksi yang dilakukan sesuai target yaitu

17 kg/bed. Namun pada kenyataanya target yang diharapkan tidak tercapai

sehingga usaha menjadi tidak layak. Untuk dapat melanjutkan usahanya maka

diperlukan alternatif seperti melakukan negosiasi ulang terhadap pihak mitra

mengenai harga jual, sehingga harga jual yang digunakan menjadi Rp 16.800/kg

atau sekurang-kurangnya Rp 14.200/kg. Harga jual tersebut memberikan

kelayakan pada PT. Joy Farm dalam melanjutkan usahanya. Di samping itu PT

Joy Farm juga perlu menekan biaya produksi melalui penggunaan nutrisi sesuai

standar dan mencari alternatif pemasaran lain.

Untuk dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, setelah melakukan

negosiasi mengenai harga jual tersebut dapat dilakukan optimasi terhadap jumlah

bed yang harus diproduksi oleh masing-masing tanaman. Hasil optimal yang

diperoleh adalah 24 bed per bulan untuk tanaman bayam dan 82 bed per bulan

untuk tanaman kangkung. Dengan kombinasi tersebut dibutuhkan total bed

produksi sebanyak 59 bed, dalam hal ini masih tersisa 5 bed dari total 64 bed yang

dimiliki oleh PT. Joy Farm sehingga dapat lebih memaksimalkan produksi. Dari

hasil tersebut didapatkan total keuntungan sebesar Rp 9.246.742 per bulan.

Page 6: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis, Andika Prastya dilahirkan di Jakarta pada

tanggal 19 April 1986. Anak ke dua dari tiga bersaudara dari

pasangan Bpk. Hartono dan Ibu. Sutinah. Penulis menempuh

jenjang pendidikan dasar di SDN 12 pagi bina marga, Jakarta

Selatan dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTPN

164 Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2001. Penulis melanjutkan

pendidikannya ke sekolah menengah umum yaitu pada SMUN 74 Jakarta Selatan

dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai

mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan

Seleksi Masuk IPB) dan diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Teknik

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

Penulis melakukan kegiatan praktek lapang di PT. Perkebunan Nusantara

VIII Bandung, Jawa Barat pada sebuah pabrik teh hitam CTC dan Ortodoks

dengan judul “ Aspek Keteknikan Pada Proses Produksi dan Distribusi Teh di

PTPN VIII Perkebunan Rancabali Ciwidey, Bandung, Jawa Barat”. Selain di

bidang akademik, penulis juga aktif sebagai musik programmer di Banak Studio

Musik Jakarta dan pernah menjadi musik arranger untuk acara Indomie Jingle

Dare 2.

Page 7: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya

serta salawat dan salam yang selalu dipanjatkan kepada junjungan besar Nabi

Muhammad SAW, karena berrkat suri tauladannya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Kelayakan dan Optimasi

Usaha Budidaya Bayam Merah dan Kangkung Hidroponik Dengan Sistem

NFT (Nutrient Film Technique) di PT. Joy Farm, Depok”

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dalam penyusunan tugas akhir ini

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, MAgr. Selaku dosen pembimbing akademik yang

dengan sabarnya telah memberikan bimbingan dan arahannya selama ini.

2. Dr. Ir. I Wayan Astika, Msi dan Dr. Ir. Rokhani Hasbullah, Msi selaku dosen

penguji.

3. Seluruh dosen pengajar di Departemen Teknik Pertanian, Institut Pertanian

Bogor, atas bekal ilmu yang telah diberikan selama penulis menempuh

pendidikan di IPB.

4. Keluarga besar PT. Joy Farm yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian.

5. Bapak, Ibu, kakak, dan adikku yang selalu memberikan kasih sayang serta

doanya.

6. Omi Dwinurrahmi Assyauqi yang selalu setia, mendoakan, dan memotivasi

penulis.

7. D’jakil yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis.

8. Teman-teman kostan yaitu Adi Budi, Busan, Salamun, Heru, Indra, anami,

Siwi, iboy dan Iye atas doa dan bantuannya selama ini.

9. Semua teman-teman Teknik Pertanian angkatan 41 dan 42 yang mendukung

dan memberikan dorongan yang kuat kepada penulis untuk menyelesaikan

tugas akhir ini.

Page 8: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

ii

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, maka dari itu penulis menyadari

akan kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam menyusun tugas akhir ini. Penulis

berharap adanya masukan dan kritikan untuk tugas akhir ini sehingga menjadi

lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini berguna bagi

penulis maupun yang membacanya. Terima kasih.

Bogor, Oktober 2009

Penulis

Page 9: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................ 1

B. TUJUAN .................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

A. BAYAM ..................................................................................... 4

B. KANGKUNG ............................................................................. 5

C. HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) .......................... 6

D. ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS NFT

(Nutrient Film Technique) ........................................................... 7

E. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ................................... 9

F. PROGRAM LINEAR ............................................................... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 17

A. WAKTU DAN TEMPAT ......................................................... 17

B. PENGUMPULAN DATA ......................................................... 17

C. ANALISIS DATA .................................................................... 18

1. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS ................................ 18

2. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL ........................... 19

3. OPTIMASI PRODUKSI .................................................... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 23

A. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS .................................... 23

B. KELAYAKAN FINANSIAL................................................... 43

C. OPTIMASI PRODUKSI.......................................................... 51

Page 10: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

iv

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 55

A. KESIMPULAN ....................................................................... 55

B. SARAN ................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ....... ...................................................................... 59

LAMPIRAN ..................... ...................................................................... 61

Page 11: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema jaringan NFT PT. Joy Farm ........................................ 18

Gambar 2. Aliran air pada inlet bed. ........................................................ 26

Gambar 3. Alat pengukur EC,Ph dan konsentrasi larutan ......................... 29

Gambar 4. Grafik fluktuasi nilai EC pada nutrisi kangkung ..................... 32

Gambar 5. Grafik fluktuasi nilai EC pada nutrisi bayam merah ................ 32

Gambar 6. Sterofoam pada permukaan bed .............................................. 36

Gambar 7. Bed saat sterilisasi .................................................................. 37

Page 12: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hubungan CU dengan efisiensi distribusi ...................................... 8

Tabel 2. Kinerja Teknis sistem NFT (Prastyo, 2004) .................................. 9

Tabel 3. Data pengukuran debit inlet pada jaringan NFT kangkung .......... 23

Tabel 4..Data pengukuran debit inlet pada jaringan NFT bayam ............... 24

Tabel 5. Nilai CU debit inlet pada jaringan NFT kangkung ....................... 24

Tabel 6. Nilai CU debit inlet pada jaringan NFT bayam merah ................. 25

Tabel 7. Data pengukuran debit outlet pada jaringan NFT kangkung ........ 26

Tabel 8. Data pengukuran debit outlet pada jaringan NFT bayam merah ... 27

Tabel 9. Nilai CU debit outlet pada jaringan NFT kangkung..................... 27

Tabel 10. Nilai CU debit outlet pada jaringan NFT bayam merah ............. 28

Tabel 11. Data pengukuran EC pada jaringan NFT kangkung ................... 30

Tabel 12. Nilai CU EC pada jaringan NFT kangkung ............................... 30

Tabel 13. Nilai EC Sayuran ...................................................................... 31

Tabel 14. Data pengukuran EC pada inlet jaringanNFT bayam merah ...... 31

Tabel 15. Data pengukuran EC pada outlet jaringan NFT bayam merah .. 31

Tabel 16. Nilai CU EC pada jaringan NFT bayam merah ......................... 33

Tabel 17. Data pengukuran pH kangkung ................................................. 34

Tabel 18. CU pH pada jaringan NFT kangkung ........................................ 34

Tabel 19. Data pengukuran pH inlet bayam. ............................................. 35

Tabel 20. Data pengukuran pH outlet bayam ............................................ 35

Tabel 21. CU pH pada jaringan NFT bayam merah .................................. 35

Tabel 22. Data kedalaman aliran inlet kangkung ....................................... 37

Tabel 23. Data kedalaman aliran outlet kangkung. .................................... 38

Tabel 24. Data kedalaman aliran inlet bayam............................................ 38

Tabel 25. Data kedalaman aliran outlet bayam .......................................... 39

Tabel 26. CU kedalaman aliran pada inlet NFT kangkung. ....................... 39

Tabel 27. CU kedalaman aliran pada outlet NFT kangkung ...................... 40

Tabel 28. CU kedalaman aliran pada inlet NFT bayam ............................. 40

Tabel 29. CU kedalaman aliran pada outlet NFT bayam ........................... 40

Page 13: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

vii

Tabel 30. CU bobot tanaman kangkung dan bayam .................................. 41

Tabel 31. Rekapitulasi nilai keseragaman pada jaringan NFT kangkung ... 42

Tabel 32. Rekapitulasi nilai keseragaman pada jaringan NFT bayam ........ 42

Tabel 33. Data produksi sayuran di PT. Joy Farm tahun 2008................... 43

Tabel 34. Biaya Investasi usahatani pada tahun ke-0................................. 45

Tabel 35. Biaya operasional usahatani hidroponik NFT dalam satu tahun . 46

Tabel 36. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm

Jika produksi sesuai target dengan harga jual Rp.8400/kg ......... 47

Tabel 37. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm

Pada produksi riil dengan harga jual Rp.8400/kg ....................... 48

Tabel 38. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm

Pada produksi riil dengan harga jual Rp.16.800/kg .................... 50

Tabel 39. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm

Pada produksi riil dengan harga jual Rp.14.200/kg .................... 50

Page 14: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Biaya tanaman kangkung (Rp/kg) (DF 16%) ....................... 61

Lampiran 2. Biaya tanaman bayam (Rp/kg) (DF 16%) ............................ 62

Lampiran 3. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 5%) ...................................................... 63

Lampiran 4. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 12%) .................................................... 64

Lampiran 5. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 16%) .................................................... 65

Lampiran 6. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 5%) ...................................................... 66

Lampiran 7. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 12%) .................................................... 67

Lampiran 8. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 8400 / kg. ( DF 16%) ...................................... ........ .... 68

Lampiran 9. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 16.800 / kg. ( DF 5%) ................................................... 69

Lampiran 10. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 16.800 / kg. ( DF 12%) ................................................. 70

Lampiran 11. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 16.800 / kg. ( DF 16%) ................................................. 71

Lampiran 12. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 14.200 / kg. ( DF 5%) ................................................... 72

Lampiran 13. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 14.200 / kg. ( DF 12%) ................................................. 73

Lampiran 14. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual

Rp. 14.200 / kg. ( DF 16%) ................................................. 74

Lampiran 15. Gaji karyawan (Rp / Bulan) ............................................... 75

Lampiran 16. Metoda grafik pada pemecahan model optimasi ................. 76

Page 15: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pertambahan penduduk yang pesat akan menuntut pemenuhan

kebutuhan pangan yang besar. Sementara itu, dengan perkembangan zaman,

telah terjadi perubahan fungsi lahan pertanian menjadi berbagai macam

kawasan pemukiman dan perindustrian sehingga luas lahan pertanian menjadi

berkurang. Dengan adanya permasalahan ini, maka manusia dituntut untuk

menemukan dan mengembangkan suatu teknologi tepat guna agar kegiatan

budidaya pertanian dapat tetap berjalan. Salah satu teknologi yang telah ada

dan dikembangkan adalah hidroponik.

Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah

sebagai media tanamnya. Hidroponik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari

kata hydro yang berarti air, dan kata ponos yang berarti kerja (Soeseno,1998).

Jadi definisi hidroponik adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang

digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar

tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Tanaman

memperoleh hara dari larutan garam mineral yang diberikan langsung ke akar

tanaman, sehingga tanaman lebih memfokuskan energinya untuk pertumbuhan

daripada mencari dan memperebutkan unsur hara. Dari segi prinsip dasarnya,

hidroponik merupakan suatu upaya merekayasa faktor-faktor lingkungan yang

berpengaruh bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Dengan

demikian, diharapkan ketergantungan tanaman terhadap alam dapat diperkecil

seminimal mungkin. Prinsip rekayasa faktor lingkungan bagi tanaman

memberikan kondisi dimana kegiatan budidaya hidroponik memiliki

kelebihan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional. Beberapa

kelebihan dari teknologi hidroponik antara lain seperti kualitas tanaman yang

lebih seragam, nutrisi lebih efektif dan efisien, musim panen dapat diatur,

serta pekerjaan yang relatif bersih dan praktis.

Ada berbagai teknik hidroponik yang dapat diterapkan, salah satunya

adalah Nutrient Film Technique (NFT). NFT termasuk cara baru bercocok

tanam di Indonesia, meskipun sudah ada yang mencoba sejak 10 tahun lalu.

Page 16: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

2

Teknik ini cocok sekali diterapkan di daerah berlahan sangat tidak subur.

Sistem ini juga bisa diterapkan di dataran tinggi maupun rendah dengan tujuan

akhir hasil panen berkualitas (Untung, 2000).

NFT merupakan metode budidaya yang akar tanamannya berada di

lapisan air dangkal tersirkulasi yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan

tanaman. Perakaran bisa jadi berkembang di dalam larutan nutrisi dan

sebagian lainnya di atas permukaan larutan. Aliran larutan sangat dangkal, jadi

bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap

berada di udara (Chadirin, 2006).

Dengan berkembangnya teknologi hidroponik ini diharapkan kegiatan

budidaya pertanian dapat tetap terus berjalan meskipun telah banyak

perubahan fungsi lahan.

PT. Joy Farm merupakan perusahaan yang relatif baru yang

merupakan mitra dari Parung Farm yang memproduksi bayam merah dan

kangkung menggunakan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT).

PT. Joy Farm memiliki lahan kebun seluas ± 2000 m2 yang terletak di Jl.

Menceng Kelurahan Bedahan Baru, Sawangan Baru - Depok. PT. Joy Farm

terletak pada 6o26’ LS dan 106

o46’ BT dengan ketinggian ± 200 m dpl dan

topografi permukaan yang relatif datar. Kebun ini memiliki dua bangunan

greenhouse, yaitu greenhouse untuk nursery dan greenhouse untuk budidaya.

Greenhouse merupakan suatu bangunan yang memiliki struktur atap atau

dinding yang bersifat tembus cahaya, memungkinkan cahayanya yang

dibutuhkan tanaman bisa masuk ke dalam bangunan tetapi tanaman tetap

dapat terhindar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan seperti

curah hujan yang deras, tiupan angin yang kencang atau keadaan suhu yang

terlalu tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Nelson dalam

Lieng, 1996). Sarana produksi lain yang dimiliki adalah jaringan sistem NFT,

serta tangki penampungan dan pembuatan nutrisi.

Jaringan sistem NFT yang diterapkan oleh PT. Joy Farm merupakan

modifikasi sistem NFT menggunakan asbes yang dilapisi terpal. Sedangkan

sistem NFT yang umum diterapkan di Indonesia adalah menggunakan talang

air.

Page 17: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

3

Kinerja teknis sistem hidroponik merupakan faktor penting untuk

menentukan layak atau tidaknya sistem tersebut untuk diterapkan. Prastyo

(2004) melakukan evaluasi kelayakan jaringan NFT talang air berdasarkan

parameter seperti keseragaman inlet dan outlet, keseragaman kedalaman

larutan nutrisi, serta keseragaman bobot tanaman. Dari hasil penelitiannya

diperoleh nilai keseragaman yang mencapai 90%, sehingga sistem tersebut

layak untuk diterapkan. Evaluasi kelayakan teknis terhadap sistem NFT yang

diterapkan di PT. Joy Farm masih perlu dilaksanakan.

Kegiatan budidaya dengan menggunakan teknologi hidroponik

membutuhkan investasi yang besar dibanding dengan kegiatan budidaya

secara konvensional, sehingga harus memperhatikan besarnya modal yang

dimiliki serta kehati-hatian dalam mengalokasikan modal tersebut. Maka

penilaian terhadap kelayakan finansial serta optimasi pada usaha tani tersebut

juga perlu dilakukan agar usaha yang dijalani mendapatkan keuntungan yang

maksimum.

B. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi kelayakan teknis sistem hidroponik NFT (Nutrient Film

Technique) dengan asbes lapis terpal yang diterapkan di PT. Joy Farm.

2. Melakukan analisis kelayakan finansial pada usaha budidaya bayam merah

dan kangkung dengan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)

di PT. Joy Farm.

3. Melakukan optimasi usaha budidaya bayam merah dan kangkung

hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) di PT. Joy Farm.

Page 18: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BAYAM

Bayam merupakan salah satu spesies dari genus amaranthus yang

tumbuh di daerah beriklim tropis atau sedang. Tanaman bayam berasal dari

daratan Amerika. Sampai sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah

tropis dan subtropis seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh

sepanjang tahun dan ditemukan pada ketinggian 5-2000 m dpl, tumbuh di

daerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih subur di dataran rendah pada

lahan terbuka yang udaranya agak panas. Bayam menghendaki tanah yang

subur dan gembur. Derajat kemasaman (pH) yang diinginkan berkisar 6-7

(Aziz, 2002).

Tanaman bayam memiliki struktur tegak atau agak condong, tingginya

mencapai 0,4 - 1 m dan bercabang. Batang lemah dan berair, daun bertangkai,

berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing,

serta warnanya hijau, merah, atau hijau keputihan. Bunga dalam tungkal yang

rapat, bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas berkumpul menjadi karangan

bunga di ujung tangkai dan ketiak bercabang, bunga berbentuk bulir.

Pada umumnya bayam dikonsumsi sebagai sayuran hijau. Salah satu

jenis bayam yang dapat dimakan adalah bayam cabut (Amaranthus tricolour,

L.). Spesies ini ada yang berdaun merah dan hijau (Burkill, 1975). Dalam

bayam merah atau Amaranthus tricolor Linn terdapat vitamin A, B1, B2, C

dan niacin. Juga terdapat mineral seperti zat besi, kalsium, mangan dan fosfor.

Seperti bahan sayuran yang lain, bayam merah juga mengandung banyak serat

dan di dalam daunnya terdapat karotenoid, klorofil saponin. Sementara pada

batangnya ditemui alkaloid, flavonoid dan polifenol.

Panen bayam dilakukan paling lama 25 hari setelah tanam karena

setelah itu kualitasnya menurun berupa daun yang kaku. Tanaman ini

diperbanyak dengan biji. Benih bayam sebaiknya disemaikan terlebih dahulu

selama 2 minggu sebelum pindah tanam. Waktu tanam yang baik adalah pada

akhir musim kemarau dan akhir musim hujan (Hadisoeganda, 1995).

Page 19: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

5

B. KANGKUNG

Kangkung merupakan spesies dari genus ipoemea. Ada dua jenis

tanaman kangkung yang dikenal dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas

yaitu kangkung air (Ipoemea aquatic Forsk) dan kangkung darat (Ipoemea

reptans Poir). Kangkung air mempunyai daun panjang dengan ujung agak

tumpul barwarna hijau kelam, bunganya berwarna putih kekuning-kuningan

atau kemerah-merahan dan biasa ditanam di pinggir kolam, di rawa-rawa, atau

tempat berlumpur. Kangkung darat mempunyai daun yang panjang dengan

ujung runcing, berwarna hijau keputihan dan bunganya berwarna putih dan

ditanam di tempat yang agak kering. Dalam tanaman kangkung terdapat

vitamin A, B, dan C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna

bagi pertumbuhan dan kesehatan.

Tanaman kangkung berasal dari daerah Asia dan terdapat luas di

India, Asia Tenggara, Taiwan, dan Cina yang kemudian menyebar ke Fiji,

Hawai dan Florida. Kangkung termasuk tanaman yang sanggup melakukan

adaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan dengan kisaran yang luas.

Kangkung dapat hidup dengan baik dari ketinggian tempat di dataran medium

800 meter di atas permukaan laut hingga ke daerah tepi pantai. Tanaman

kangkung dapat tumbuh sepanjang tahun, baik pada dataran tinggi maupun

dataran rendah pada semua kondisi tanah. Kondisi tanah yang baik adalah

tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan kandungan air yang

cukup. Derajat kemasaman (pH) yang diinginkan untuk tanaman kangkung

adalah 6.5. (Subhan et al dalam Pamungkas, 2004).

Panen kangkung dapat dilakukan pada umur 25-30 hari setelah tanam.

Panen dilakukan pada sore hari dengan ciri batang besar dan berdaun lebar.

Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemotong, atau dapat juga

dengan cara mencabut sampai akarnya. Kangkung yang sudah dipanen

dikumpulkan sebanyak 15 – 20 batang dalam satu ikatan, kemudian di simpan

pada wadah yang berisi air supaya kangkung tidak layu saat dipasarkan.

Page 20: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

6

C. HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique)

Pada tahun 1973, Cooper mengembangkan teknik hidroponik dengan

memakai air sebagai medium tanam yang diedarkan ke tanaman secara tipis,

supaya bagian atas dari akar masih berada di udara dan mendapat oksigen

yang cukup. Fungsi medium tanah antara lain sebagai penyedia unsur hara,

oksigen, air, dan sebagai tempat tegaknya tanaman. Pada teknik NFT, tanaman

dipelihara dalam saluran panjang yang sempit, terbuat dari plat logam tipis

tahan karat, yang mudah dibentuk. Jika tanaman dalam saluran tersebut dialiri

air yang mengandung unsur makanan secara dangkal, maka di sekitar akar

akan membentuk lapisan tipis (film) larutan mineral sebagai makanan

tanaman. Oleh karena itu, teknik bercocok tanamnya disebut dengan nutrient

film technique (Cooper dalam Maryam, 2004).

Nutrient Film Technique (NFT) adalah metode budidaya yang akar

tanamannya berada di lapisan air dangkal tersirkulasi yang mengandung

nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Beberapa syarat untuk membuat selapis

nutrisi antara lain : kemiringan talang tempat mengalirnya larutan nutrisi ke

bawah benar-benar seragam, kecepatan aliran nutrisi masuk tidak boleh terlalu

cepat dipertimbangkan dengan kemiringan talang, lebar talang memadai untuk

menghindari terbendungnya aliran nutrisi oleh kumpulan akar, dasar talang

harus rata dan tidak melengkung untuk mencapai kedalaman larutan nutrisi

yang disyaratkan (Chadirin, 2006).

Bahan untuk saluran disediakan dalam berbagai bentuk dan

penampang lintang oleh berbagai pabrik peralatan NFT. Di antaranya adalah

berpenampang segitiga. Bentuk tersebut dapat mencegah penguapan cairan

yang disalurkan. Saluran tersebut harus terbuat dari lembaran stainless steel

atau alumunium yang cukup tebal dasarnya, sehingga tidak akan bengkok atau

berlekuk (Cooper dalam Maryam, 2004).

Di luar negeri, para pekebun NFT menggunakan talang khusus NFT

sepanjang 1.8 m yang disusun selebar 18 m untuk areal tanam. Dengan talang

tersebut diharapkan tidak ada perbedaan yang mencolok dari setiap tanaman

pada penyerapan nutrisi, kondisi pH, dan oksigen. Desain tersebut sudah

dianggap paling effisien (Untung, 2000). Sedangkan di Indonesia belum ada

Page 21: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

7

produsen yang membuat talang khusus NFT dengan ukuran tersebut. Para

pengguna NFT di Indonesia memanfaatkan talang air rumah tangga yang

lebarnya 13-17 cm dengan panjang 4 m yang disambung hingga mencapai

12 m. Talang air rumah tangga dipilih sebagai alternatif penerapan NFT

karena bagian dasarnya berbentuk segi empat. Hal ini berpengaruh terhadap

ketersediaan oksigen bagi tanaman. Bahan lain yang berbentuk bulat

sebaiknya tidak digunakan, karena bentuk ini akan memungkinkan air

menggenang di tengah sehingga terjadi de-oksigenasi (Untung, 2000).

D. ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS NFT (Nutrient Film Technique)

Kinerja teknis sistem hidroponik merupakan faktor penting dalam

menentukan layak atau tidaknya sistem tersebut untuk diterapkan (Prastyo,

2004). Keseragaman irigasi/nutrisi yang diserap oleh tanaman merupakan

parameter yang harus diperhatikan dalam sistem budidaya secara hidroponik

dan nilainya harus sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman tersebut, karena

menentukan kualitas produksi tanaman yang dihasilkan. Selain itu

keseragaman irigasi/nutrisi juga menentukan tingkat efisiensi sistem budidaya

yang diterapkan, sehingga dapat diketahui baik atau tidaknya sistem

hidroponik tersebut untuk diterapkan ( Pamungkas, 2004).

Parameter umum yang digunakan untuk mengevaluasi keseragaman

penyebaran air adalah koefisien keseragaman irigasi (CU/coefficient of

uniformity) dengan rumus (Keller and Bleisner, 1990) :

Cu = 1 - x 100% ……………………………... (1)

Dimana :

CU = Koefisien keseragaman (%).

n = Jumlah titik pengamatan.

Xi = Pengukuran pada pengamatan ke i (i = 1,2,3,.....,n).

Xr = Nilai rata-rata hasil pengamatan.

{ ∑ Xi - Xr

nXr }

Page 22: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

8

Keseragaman dari penyebaran air akan menentukan efisiensi distribusi

air. Jika nilai keseragaman penyebaran air rendah, maka efisiensi distribusi air

juga rendah. Hubungan antara nilai CU, persentase areal yang dibasahi dan

nilai efisiensi distribusi dapat dilihat pada Tabel 1 (Keller and Bleisner, 1990).

Tabel 1. Hubungan CU dengan efisiensi distribusi.

Area yang cukup terairi (%)

CU (%) 95 90 85 80 75 70 65 60 50

Efisiensi Distribusi (%)

94 88 90 92 94 95 96 97 98 100

92 83 87 90 92 93 95 96 97 100

90 79 84 87 89 92 93 95 97 100

88 75 81 84 87 90 92 94 96 100

86 71 77 82 85 88 91 93 96 100

84 67 74 79 83 86 89 92 95 100

82 63 71 77 81 85 88 91 94 100

80 59 68 74 79 83 87 90 94 100

78 55 65 71 77 81 86 89 93 100

76 50 61 69 75 80 84 88 92 100

74 46 58 66 73 78 83 87 92 100

72 42 55 64 70 76 82 86 91 100

70 38 52 61 68 75 80 85 90 100

68 34 49 58 66 73 79 85 90 100

66 30 45 56 64 71 78 84 89 100

56 9 29 43 54 63 71 79 86 100

Prastyo (2004) menunjukkan nilai koefisien keseragaman yang

mendekati 90% pada sistem NFT dengan menggunakan talang air (Tabel 2)

sehingga sistem hidroponik dapat diterapkan

Page 23: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

9

Tabel 2. Kinerja Teknis sistem NFT (Prastyo, 2004)

Bedeng

kriteria evaluasi

Persentase CU CU CU CU

Kebocoran (%) Inlet (%)

Outlet (%)

Kedalaman aliran (%) Bobot tanaman (%)

1 0.00 86.32 85.87 88.58 65.09

2 0.00 90.72 90.70 86.79 77.87

3 0.12 91.09 90.66

4 0.00 90.29 89.79

5 0.00 85.05 84.76 86.25 68.45

6 0.06 85.99 85.21

7 1.60 90.91 90.56 87.24 70.56

8 0.44 90.25 89.73 85.84 68.37

Rata-rata 0.28 88.82 88.41 86.94 70.07

Sedangkan penelitian Maryam pada tahun 2004 menunjukkan nilai

rata-rata keseragaman irigasi sebesar 78.26 %. Rendahnya nilai keseragaman

ini disebabkan karena faktor teknis yaitu lubang pada lateral tidak seragam dan

konstruksi pipa manifold tidak datar.

E. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Dalam melakukan analisis kelayakan finansial dilakukan analisis

biaya pokok untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk menghasilkan

setiap unit produk. Biaya pokok dapat dihitung dengan persamaan sebagai

berikut :

Bp = [ ] + BTT ………………………………..................(2)

K

Keterangan :

Bp = biaya pokok (Rp/unit produk)

BT = biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = biaya tidak tetap (Rp / jam)

K = Kapasitas produksi (unit produk/jam)

X = jam kerja (jam/tahun)

BT

X

Page 24: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

10

Dalam perhitungan biaya pokok terdapat biaya penyusutan dan bunga

modal, penyusutan merupakan penurunan nilai dari suatu alat/mesin akibat

dari pertambahan umur pemakaian. Penyusutan dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

D = ................................................................................ (3)

Keterangan :

D = Biaya penyusutan tiap tahun (Rp/tahun).

P = Harga awal (Rp).

S = Harga akhir (Rp).

L = Perkiraan umur ekonomis (tahun).

Bunga modal merupakan bunga yang diterima apabila modal yang ada

disimpan di bank. Bunga modal dari investasi pada mesin pertanian

diperhitungkan sebagai biaya, karena uang yang dipergunakan untuk membeli

alat tidak bisa dipergunakan untuk usaha lain. Bunga modal dapat dihitung

dengan persamaan berikut :

I = ..............................................................................(4)

Keterangan :

P = Harga awal (Rp).

i = Total tingkat bunga modal (i%/tahun).

I = Total bunga modal (Rp/tahun).

N = Umur ekonomis alat (tahun).

Selanjutnya dalam analisis finansial terdapat beberapa indikator yang

disebut kriteria investasi untuk mengukur kelayakan proyek. Kriteria investasi

tersebut yaitu : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

B/C dan Gross B/C.

P – S

L

i P (N+1)

2N

Page 25: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

11

Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang

dari manfaat dan biaya. Dengan demikian, apabila NPV bernilai positif, dapat

diartikan sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari proyek. Sebaliknya

NPV yang bernilai negatif menunujukan kerugian (Pramudya dan Dewi,

1992). Selisih antara manfaat dan biaya dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :

NPV = ∑ ……………………………..………….......(5)

Dimana :

NPV = Net Present Value

Bt = manfaat tahun ke-t

Ct = biaya tahun ke-t

i = Tingkat suku bunga

t = umur proyek

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu :

1. NPV > 0, maka proyek dapat dilaksanakan atau proyek dapat dilaksanakan

dengan memperoleh keuntungan sebesar nilai NPV.

2. NPV < 0, maka proyek tidak dapat dilaksanakan dan dipertimbangkan

untuk mencari alternatif proyek lain yang mungkin lebih menguntungkan.

3. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi, jadi tergantung kepada

penilaian subyektif pengambil keputusan.

Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat suku bunga yang

menjadikan NPV suatu proyek sama dengan nol. IRR biasa dinyatakan dalam

persen (%). Dalam perhitungan nilai IRR dilakukan dengan cara mencoba-

coba (trial dan error). Suatu usaha yang layak dilaksanakan akan mempunyai

nilai yang lebih besar dari tingkat bunga komersial yang berlaku. Apabila nilai

IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka usaha tidak layak

untuk dilaksanakan. Persamaan yang digunakan dalam menghitung IRR

adalah sebagai berikut :

(Bt-Ct)

(1+i)t

Page 26: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

12

IRR = i’ + (i”-i’) …………………………………..(6)

Dimana :

IRR = Internal Rate of Return

i’ = Tingkat suku bunga pendugaan pertama.

i” = Tingkat suku bunga pendugaa kedua

NPV’ = Nilai NPV pada tingkat suku bunga i’

NPV” = Nilai NPV pada tingkat suku bunga i”

Nilai Net B/C menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada

setiap tambahan biaya sebesar 1 rupiah. Net B/C merupakan angka

perbandingan antara jumlah NPV positif sebagai pembilang dengan jumlah

NPV negatif sebagai penyebut. Net B/C dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Net B/C = …………………………………............(7)

Pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan kriteria, bahwa

jika nilai B/C ≥ 1 maka usaha layak secara finansial tetapi jika B/C < 1 maka

usaha tidak layak secara finansial.

Nilai Gross B/C merupakan perbandingan antara NPV Manfaat dan

NPV biaya sepanjang umur proyek. Dalam bentuk persamaan dinyatakan

sebagai berikut :

Gross B/C = ………………………………….(8)

( NPV’-NPV”)

NPV’

- NPVB-C

+ NPVB-C

Bt

(1+i)t

n

t = 1

n

t = 1

Ct

(1+i)t

Page 27: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

13

F. PROGRAM LINIER

Program linear adalah salah satu teknik dari riset operasi untuk

memecahkan persoalan optimasi (maksimisasi atau minimisasi) dengan

menggunakan persamaan atau pertidaksamaan linier dalam rangka untuk

mencari pemecahan yang optimum dengan memperhatikan pembatasan-

pembatasan yang ada (Soekartiwi, 1996).

Masalah optimasi bertujuan untuk memaksimumkan atau

meminimumkan sebuah besaran tertentu yang disebut tujuan (objektif), yang

bergantung pada sejumlah peubah masukan.

Model program linier memiliki dua macam fungsi, yaitu fungsi tujuan

dan fungsi kendala. Fungsi tujuan merupakan suatu tujuan yang akan dicapai

dalam optimasi, sedangkan fungsi kendala merupakan masalah keterbatasan

sumberdaya yang harus dipecahkan untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

Agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan teknik program linier,

maka persoalan tersebut harus dapat dipecahkan secara matematis, jelas fungsi

tujuan yang linier yang harus dibuat optimum, serta pembatasan-pembatasan

dinyatakan dalam ketidaksamaan linier.

Setelah variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala

ditentukan maka suatu permasalahan tersebut dapat diringkas menjadi suatu

persamaan matematik. Solusi dari model matematik yang dihasilkan akan

memberikan berapa jumlah sumberdaya yang optimal untuk memaksimumkan

keuntungan atau meminimumkan biaya ( Mulyono, 1991).

1. Bentuk umum model Program Linear

Pada setiap masalah, ditentukan variabel keputusan, fungsi tujuan,

dan fungsi kendala yang bersama-sama membentuk suatu model

matematik dari dunia nyata. Bentuk umum program linear adalah sebagai

berikut (Mulyono, 1991) :

Page 28: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

14

Maksimumkan atau minimumkan :

a. Fungsi tujuan : Z = c1x1 + c2x2 + …….+ cnxn……….

b. Fungsi kendala : a11x1 + a12x1+……+ an1x≤ b1 (=;≥)

a21x2 + a22x2+ ……+ an1x≤ b2 (=;≥)

…… + ……..+ ……+ ……≤ ……

an1x+ an2x + ……+ anmx ≤ bm (=;≥)

c. Asumsi : x1, x2, ……, xn ≥ 0

Keterangan :

Xn = Banyaknya kegiatan ke-n, dimana n = 1, 2, ….., m. Berarti di sini

terdapat m variabel keputusan.

Z = nilai fungsi tujuan.

Cn = sumbangan per unit kegiatan n terhadap tujuan, untuk masalah

maksimisasi cn menunjukan keuntungan atau penerimaan per

unit, sementara untuk masalah minimisasi ini menunjukan biaya

per unit.

bm = jumlah sumberdaya ke i (i = 1, 2, …., m). Berarti terdapat m

jenis sumberdaya.

anm = banyaknya sumberdaya n yang diperlukan untuk menghasilkan

satu unit barang ke m.

2. Asumsi Model Program Linear

Model Program Linear mengandung asumsi-asumsi implisit

tertentu yang harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah LP

menjadi absah. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam program

linier adalah (Mulyono, 1991) :

a. Linearity

Syarat utama dari LP adalah bahwa fungsi tujuan dan semua

kendala harus linear. Dengan kata lain jika suatu kendala melibatkan

dua variabel keputusan, dalam diagram dimensi dua akan berupa suatu

garis lurus.

Page 29: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

15

b. Additivity

Nilai tujuan kegiatan tidak saling mempengaruhi. Asumsi ini

berarti bahwa nilai tujuan kegiatan tidak saling mempengaruhi atau

dianggap bahwa kenaikan dari tujuan yang diakibatkan oleh kenaikan

suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai

tujuan yang diperoleh dari kegiatan lain.

c. Divisibility

Asumsi ini berarti bahwa nilai solusi yang diperoleh tidak

harus berupa bilangan bulat. Keluaran yang dihasilkan oleh setiap

kegiatan dapat berupa bilangan pecahan. Karena itu variabel keputusan

merupakan variabel kontinyu sebagai lawan dari variabel diskrit atau

bilangan bulat.

d. Deterministik

LP berarti secara tak langsung mengansumsikan suatu masalah

keputusan dalam suatu kerangka statis di mana semua parameter

diketahui dengan kepastian.

3. Penyelesaian Model LP

Masalah LP dapat diilustrasikan dan dipecahkan secara grafik jika

hanya memiliki dua variabel keputusan. Suatu cara sederhana untuk

menggambarkan masing-masing persamaan garis adalah dengan

menetapkan salah satu variabel dalam suatu persamaan dengan nol dan

kemudian mencari nilai variabel yang lain.

Penyelesaian model LP dengan menggunakan metode simplek

harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk umum yang dinamakan

bentuk baku. Ciri-ciri bentuk baku model LP adalah semua kendala berupa

persamaan dengan sisi kanan non negatif, semua variabel non negatif, dan

fungsi tujuan dapat maksimum maupun minimum (Mulyono, 1991).

Page 30: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

16

4. Penelitian terdahulu

Model LP telah banyak digunakan pada penelitian-penelitian yang

bertujuan untuk melakukan optimasi produksi, termasuk produksi

pertanian.

Sutarya (2003), meneliti tentang optimasi produksi dan distribusi

sayuran di PD. Pacet Segar, Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini

menekankan terhadap bagaimana perusahaan mampu bersaing di pasar

bisnis sayuran dengan mengetahui kombinasi optimal sayuran yang

diproduksi di PD. Pacet Segar. Pendekatan yang digunakan oleh penulis

adalah dengan linear programming, dengan bantuan perangkat lunak

lindo. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi sayuran buah, daun,

umbi, bunga, tunas, dan sayuran unggulan ke beberapa swalayan tertentu

belum optimal.

Sondang (2004), meneliti tentang optimasi produksi anggrek yang

dilaksanakan di Parung Farm. Peneliti menggunakan pendekatan linear

programming dengan perangkat lunak (software) Lindo. Fungsi tujuan

yang ditetapkan bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi dan

kombinasi yang optimal sehingga memberikan pendapatan yang maksimal

dari kegiatan pengadaan tanaman anggrek di Parung Farm.

Agus Suwito (2007), melakukan penelitian tentang optimasi

produksi komoditi sayuran di PT Saung Mirwan. Pendekatan yang

dilakukan adalah dengan linear programming dengan bantuan perangkat

lunak QM.2.0 for Windows. Fungsi tujuan yang dilakukan adalah untuk

mengetahui tingkat produksi dan kombinasi yang optimal sehingga

memberikan pendapatan yang maksimal.

Page 31: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

17

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai bulan Juli 2008 di

PT. Joy Farm, Jl. Menceng Kelurahan Bedahan Baru, Sawangan Baru, Depok-

Jawa Barat. Pengolahan data dilakukan di Bagian Sistem dan Manajemen

Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

B. PENGUMPULAN DATA

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil dari hasil

wawancara, diskusi, pengamatan dan pengukuran di lapangan. Sedangkan data

sekunder meliputi arsip dan literatur perusahaan.

Untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis, maka data yang

diperlukan berasal dari pengukuran yang meliputi keseragaman pH,

keseragaman EC, keseragaman kedalaman aliran, keseragaman inlet dan outlet

serta keseragaman bobot tanaman. Alat dan bahan yang digunakan untuk

pengukuran-pengukuran tersebut adalah :

1. EC meter.

2. pH meter.

3. Jaringan irigasi NFT.

4. Larutan nutrisi dan bak nutrisi.

5. Timbangan.

6. Pita ukur dan penggaris.

7. Gelas ukur.

8. Stopwatch.

9. Perlengkapan kerja seperti alat tulis, kalkulator, dan komputer.

Pengukuran tersebut dilakukan pada bed yang terletak di posisi tengah

dan ujung seperti pada Gambar 1. Pengukuran dilakukan setiap 3 harian yang

dilakukan selama periode pertumbuhan tanaman.

Page 32: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

18

Gambar 1. Skema jaringan NFT PT. Joy Farm.

Ket :

1. Bed produksi yang terbuat dari lembaran asbes.

2. Pipa inlet.

3. Pipa ke bak nutrisi.

4. Arah aliran nutrisi.

Untuk melakukan analisis kelayakan finansial, maka data yang

diperlukan adalah data produksi dan jenis biaya. Data produksi meliputi

jumlah peralatan, kapasitas peralatan, jumlah tenaga kerja, jumlah bahan baku

yang digunakan. Jenis biaya yang dikumpulkan antara lain biaya peralatan,

biaya bahan baku.

Untuk melakukan optimasi produksi maka data yang diperlukan

adalah data keuntungan penjualan masing-masing produk, biaya dan jumlah

yang tersedia untuk masing-masing sumber daya.

C. ANALISIS DATA

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi evaluasi

kelayakan teknis, kelayakan finansial, dan optimasi produksi.

1. Evaluasi kelayakan teknis

Untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis pada teknik

hidroponik yang diterapkan dilakukan perhitungan keseragaman irigasi

1

2

3

Pompa

Bak

Nutrisi 1

4

Page 33: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

19

dengan menghitung nilai variasi dari nilai konduktifitas listrik larutan (EC)

dan pH larutan nutrisi pada masing-masing inlet dan outletnya, variasi

nilai debit inlet dan outletnya, variasi kedalaman aliran, serta variasi bobot

tanaman yang dihasilkan yang dihitung dengan menggunakan persamaan

(1).

2. Analisis kelayakan finansial

Analisis kelayakan finansial yang dilakukan meliputi analisis

biaya pokok, analisis Net Present Value ( NPV), analisis Benefit-Cost ratio

(BC ratio) dan analisis Internal Rate of Return (IRR).

a. Analisis Biaya Pokok

Dalam analisis ini, biaya pokok tersebut diarahkan untuk

perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya bayam

merah dan kangkung dalam satuan Rp/kg. Dalam perhitungan biaya

pokok ini terdapat komponen biaya tetap dan tidak tetap. Biaya pokok

dapat dihitung menggunakan persamaan (2). Dalam perhitungan biaya

pokok dihitung pula penyusutan dengan persamaan (3) dan bunga

modal dengan persamaan (4).

b. Net Present Value ( NPV)

Apabila NPV bernilai positif dapat diartikan juga sebagai

besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha. Sebaliknya jika

NPV bernilai negatif menunjukan kerugian atau usaha dikatakan tidak

layak. Selisih manfaat dan biaya dihitung menggunakan persamaan

(5).

c. Tingkat Pengembalian (Internal Rate of Return)

Perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh nilai IRR

menggunakan persamaan (6).

Page 34: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

20

d. Rasio manfaat dan biaya (Benefit Cost Ratio)

Rasio manfaat dan biaya merupakan perbandingan antara nilai

sekarang (present value) dari benefit yang positif dengan nilai

sekarang (present value) dari benefit yang negatif. Perhitungan rasio

manfaat dan biaya menggunakan persamaan (7) dan (8).

3. Optimasi produksi

Optimasi produksi budidaya bayam merah dan kangkung dengan

sistem hidroponik NFT dilakukan dengan menerapkan pemrograman

linear sebagai pemecahan masalah. Langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari latar belakang faktor-faktor perilaku dari parameter yang

mempengaruhi sehingga mempermudah dalam pendefinisian masalah.

b. Mendefinisikan masalah sebenarnya sehingga mendukung

terbentuknya suatu tujuan yang jelas.

c. Mempelajari sifat-sifat faktor produksi yang mempengaruhi sistem

produksi dan parameter-parameter yang dapat diukur atau dihitung

sehingga mempermudah pengambilan data primer.

Fungsi tujuan maksimum keuntungan

PT. Joy Farm memproduksi dua jenis sayuran yaitu bayam merah

dan kangkung. Keuntungan dari masing-masing sayuran dihitung dengan

cara mencari selisih antara harga jual dan biaya produksi. Yang dimaksud

biaya produksi di sini adalah biaya pokok untuk memproduksi bayam

merah dan kangkung.

X1 = Bayam merah

X2 = Kangkung

Page 35: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

21

Fungsi tujuan maksimisasi keuntungan adalah sebagai berikut :

Maksimumkan Z = C1X1 + C2X2

Dimana :

Z = Keuntungan hasil produksi (Rp/bulan).

C = Keuntungan masing-masing sayuran (Rp/bedeng).

X = Jumlah produksi masing-masing sayuran (bedeng/bulan).

Fungsi pembatas anggaran biaya untuk pembelian nutrisi dan bibit

n1X1 + n2X2 ≤ N

Dimana :

n = Biaya pemakaian nutrisi dan bibit untuk masing-masing sayuran

(Rp/bedeng). Nilai ini dihitung berdasarkan ketersediaan modal

untuk pembelian nutrisi dan bibit.

N = Anggaran biaya untuk nutrisi dan bibit (Rp/bulan).

X = Jumlah produksi masing-masing sayuran (bedeng/bulan).

Fungsi pembatas anggaran biaya untuk biaya listrik pemakaian pompa air

p1X1 + p2X2 ≤ P

Dimana :

p =Biaya pemakaian listrik pompa air untuk masing- masing sayuran

(Rp/bedeng). Nilai ini dihitung berdasarkan lama pemakaian

pompa air dan daya yang digunakan oleh pompa tersebut

P = Anggaran biaya listrik pompa secara keseluruhan (Rp/bulan).

X = Jumlah produksi masing-masing sayuran (bedeng/bulan).

Fungsi pembatas greenhouse

X1 + X2 ≤ G

Dimana

G = Kapasitas greenhouse (bedeng)

Page 36: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

22

Fungsi pembatas biaya tenaga kerja.

t1X1 + t2X2 ≤ T

Dimana

t = biaya tenaga kerja masing-masing sayuran

(Rp/bedeng)

T = jumlah keseluruhan biaya tenaga kerja (Rp/bulan).

X = Jumlah produksi masing-masing sayuran (bedeng/bulan).

Optimasi produksi ini dilakukan untuk mencari jumlah tanaman

yang harus diproduksi per bulan untuk mencapai keuntungan maksimum.

Page 37: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS

Parameter yang digunakan untuk melakukan evaluasi kelayakan teknis

antara lain adalah keseragaman debit aliran, keseragaman konduktivitas listrik

(EC), keseragaman derajat keasaman (pH), keseragaman kedalaman aliran, serta

keseragaman bobot tanaman. Nilai keseragaman dapat dihitung dengan besarnya

nilai koefisien keseragaman irigasi (CU/Coefficient Uniformity).

1. Keseragaman Debit Aliran

Pengukuran debit aliran pada sistem hidroponik NFT yang diterapkan

di PT. Joy Farm terdiri dari debit inlet dan outlet pada masing-masing

tanaman. CU inlet dan outlet setiap bed, dihitung dengan menggunakan data

hasil pengukuran debit pada masing-masing bed kemudian dihitung dengan

persamaan (1).

Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan hasil pengukuran debit inlet pada

bed-bed tanaman kangkung dan bayam merah.

Tabel 3. Data pengukuran debit inlet pada jaringan NFT kangkung.

Bed

Titik

Debit inlet tiap bed (ml/detik)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 1 4.75 5.98 5.33 6.39 4.69

2 4.79 3.85 4.96 7.03 4.60

3 5.43 4.67 5.05 7.31 5.42

4 2.70 5.14 5.05 6.64 4.74

2 1 6.15 6.06 6.01 7.03 7.38

2 6.66 6.69 5.96 6.97 7.85

3 6.06 5.98 6.17 6.82 7.56

4 5.74 6.04 6.68 6.35 7.66

3 1 5.98 5.48 5.50 5.35 8.39

2 5.33 5.39 4.75 5.13 7.55

3 5.33 5.84 4.65 4.85 9.39

4 5.39 5.62 5.36 5.09 8.53

4 1 5.42 5.14 5.13 4.31 12.11

2 5.43 5.32 5.30 4.46 12.13

3 5.41 4.76 5.29 3.80 11.94

4 5.73 5.55 5.29 4.61 11.98

Page 38: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

24

Tabel 4. Data pengukuran debit inlet pada jaringan NFT bayam merah.

Bed Titik

Debit inlet tiap bed (ml/detik)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 1 3.74 4.24 4.71 4.09 4.63 2.92 4.32

2 3.52 3.71 5.41 4.21 4.51 4.10 4.31

3 4.46 5.02 6.28 5.49 6.17 5.40 5.61

4 5.42 5.69 7.04 5.67 6.72 5.71 6.05

2 1 4.12 4.44 4.00 3.47 4.72 4.62 3.76

2 4.13 5.44 5.38 4.40 5.59 5.76 5.16

3 5.96 6.36 4.08 4.86 6.30 6.21 5.97

4 5.73 6.20 6.22 5.26 6.42 6.62 6.19

3 1 9.37 9.16 8.81 7.38 9.64 8.34 7.96

2 7.96 7.54 7.14 6.18 6.23 7.77 7.33

3 6.02 7.00 6.46 5.61 7.70 7.09 6.98

4 8.62 8.72 7.84 6.49 9.94 8.90 6.87

4 1 9.84 7.25 7.34 6.16 11.19 9.95 9.29

2 10.96 9.41 8.54 6.22 10.01 9.19 10.59

3 11.11 8.20 9.56 7.36 11.17 10.23 9.75

4 11.17 8.63 11.70 10.00 13.38 12.60 11.36

Dari Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran debit

inlet pada jaringan NFT kangkung dan bayam merah berkisar antara

2 ml/detik – 13 ml/detik. Besar kecilnya nilai debit ini dipengaruhi oleh

kondisi jaringan NFT itu sendiri. Kebersihan pada pipa aliran nutrisi dan

besarnya lubang inlet merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi

debit aliran. Keseragaman debit inlet pada jaringan NFT kangkung dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai CU debit inlet pada jaringan NFT kangkung.

Bed

Keseragaman debit inlet tiap bed (%)

Rata-rata Standar Deviasi Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 80.51 86.74 97.70 95.20 94.31 90.89 7.10

2 95.90 95.97 96.21 96.73 98.12 96.59 0.91

3 95.74 97.38 92.82 97.34 94.15 95.49 2.00

4 97.88 95.27 98.84 94.22 99.35 97.11 2.25

Berdasarkan hasil perhitungan seperti yang disajikan pada Tabel 5,

nilai koefisien keseragaman berkisar antara 80 % – 99 %. Dari data tersebut

dapat dilihat bahwa bed yang memiliki nilai keseragaman rata-rata tertinggi

Page 39: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

25

adalah bed 4, dan yang terendah adalah bed 1. Namun jika dilihat

berdasarkan nilai Standar Deviasinya maka bed 2 memiliki nilai

keseragaman yang baik dari hari ke harinya. Sistem NFT yang diterapkan

oleh PT. Joy Farm adalah closing loop, maka seharusnya besarnya air yang

dialirkan adalah sama. Besar dan kecilnya nilai keseragaman tersebut

disebabkan karena kondisi lubang inlet yang berbeda pada tiap bed. Pada bed

4 aliran air terlihat lebih baik dibandingkan pada bed 1. Hal ini dapat

disebabkan oleh diameter dan posisi lubang inlet dari bed tersebut.

Keseragaman debit inlet pada jaringan NFT bayam merah dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Nilai CU debit inlet pada jaringan NFT bayam merah.

Bed

Keseragaman debit inlet tiap bed (%)

Rata-rata Standar

Deviasi Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 84.70 85.23 86.33 85.27 83.00 77.47 84.55 83.79 2.96

2 82.72 88.05 82.10 87.57 89.55 89.38 84.66 86.29 3.10

3 87.50 89.72 89.93 91.89 83.14 92.58 95.03 89.97 3.85

4 95.69 92.25 85.52 82.74 91.50 89.95 92.91 90.08 4.49

Jika kita melihat kondisi pada jaringan NFT bayam merah seperti

yang disajikan pada Tabel 6, nilai koefisien keseragaman berkisar antara

77 % - 95 %. Nilai keseragaman rata-rata tertinggi adalah bed 4 dan yang

terendah adalah bed 1. Jika dilihat dari nilai Standar Deviasinya maka bed 1

memiliki nilai keseragaman yang baik dari hari ke harinya, namun besarnya

nilai keseragaman tersebut masih rendah dibandingkan bed lainnya. Dari

Tabel 6 tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa bed yang nilai koefisien

keseragamannya di bawah 90 %. Hal ini juga disebabkan karena kondisi

lubang inlet yang tidak seragam sehingga menyebabkan ketidakseragaman

aliran inlet. Lubang inlet pada jaringan NFT yang diterapkan oleh PT. Joy

Farm dibuat secara manual dengan menggunakan paku yang dipanaskan.

Diameter lubang inlet yang dihasilkanpun tidak sepenuhnya seragam. Hal ini

disebabkan pada saat melubangi pipa dengan paku yang panas terdapat

beberapa lubang yang meleleh melebihi diameter yang diinginkan. Jika

dilihat dari posisi lubang yang dibuat, juga terdapat beberapa lubang yang

Page 40: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

26

tidak seragam sehingga menyebabkan aliran yang dihasilkanpun tidak

seragam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Selain itu banyaknya

kotoran dan lumut di dalam pipa juga dapat menyebabkan lubang inlet

tersumbat sehingga dapat memperkecil volume aliran dan akhirnya

menyebabkan ketidakseragaman pada aliran inletnya.

Gambar 2. Aliran air pada inlet bed.

Untuk nilai debit outlet pada bed-bed tanaman kangkung dan bayam

merah dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Data pengukuran debit outlet pada jaringan NFT kangkung.

Bed

Titik

Debit outlet tiap bed (ml/detik)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 1 4.78 6.13 5.14 6.37 4.70

2 4.81 4.11 4.92 7.14 4.37

3 5.54 4.69 5.35 7.43 4.90

4 2.69 5.52 5.32 6.66 3.87

2 1 5.86 5.95 5.84 7.18 7.20

2 6.23 6.97 4.00 7.00 7.61

3 4.89 6.02 6.23 7.00 7.60

4 5.79 5.93 6.77 6.41 7.00

3 1 6.32 6.37 5.61 5.37 8.71

2 5.65 5.05 4.69 5.20 7.37

3 5.62 5.28 4.29 4.84 9.92

4 5.54 5.28 5.40 5.11 9.12

4 1 5.42 4.74 4.96 4.06 12.99

2 5.48 5.07 5.45 4.36 12.98

3 5.41 4.05 3.62 3.81 12.86

4 5.77 4.87 5.44 4.42 13.06

Page 41: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

27

Tabel 8. Data pengukuran debit outlet pada jaringan NFT bayam merah.

Bed

Titik

Debit outlet tiap bed (ml/detik)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 1 3.77 4.40 4.46 4.09 4.44 2.98 4.43

2 3.57 3.73 5.30 4.21 4.64 4.92 4.61

3 4.64 5.27 6.30 5.61 6.08 5.15 5.46

4 5.44 5.80 7.20 5.68 7.13 6.21 6.06

2 1 3.88 4.31 4.18 3.47 4.77 4.74 3.78

2 3.37 5.38 5.11 4.41 5.61 5.78 4.98

3 5.34 6.37 3.83 4.81 6.36 6.01 5.77

4 5.50 6.18 5.70 5.25 6.49 6.47 6.06

3 1 9.38 9.17 8.36 7.31 9.27 7.91 8.02

2 7.93 7.57 7.17 6.23 6.20 7.50 7.34

3 6.04 7.02 6.41 5.54 7.58 7.06 6.97

4 7.85 8.76 7.80 6.32 9.24 8.94 6.46

4 1 10.35 7.82 7.47 6.52 10.22 10.23 8.80

2 10.75 9.38 8.56 5.43 9.60 9.30 10.47

3 10.67 8.76 9.74 8.47 10.41 10.92 9.51

4 9.49 9.16 11.50 10.46 12.40 12.52 10.37

Dari Tabel 7 dan Tabel 8 dapat dilihat besarnya debit outlet berkisar

antara 2 ml/detik – 13 ml/detik untuk jaringan NFT kangkung dan

2 ml/detik – 12 ml/detik untuk jaringan NFT bayam merah. Besarnya debit

aliran pada outlet bervariasi baik pada jaringan NFT kangkung maupun pada

jaringan NFT bayam merah. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan akar

tanaman yang berada di sepanjang jalur aliran nutrisi. Keseragaman debit

outlet pada jaringan NFT kangkung dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai CU debit outlet pada jaringan NFT kangkung.

Bed

Keseragaman debit outlet tiap bed (%)

Rata-rata Standar Deviasi Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 80.14 86.06 97.09 94.45 92.36 90.02 6.86

2 92.97 93.91 85.03 96.48 96.59 93.00 4.72

3 95.37 98.13 89.86 96.95 91.58 94.38 3.53

4 97.73 93.26 87.15 94.53 99.58 94.45 4.79

Nilai koefisien keseragaman outlet pada jaringan NFT kangkung

berkisar antara 80 % - 99 % seperti yang disajikan pada Tabel 9. Terdapat

beberapa bed yang memiliki nilai koefisien keseragaman di bawah 90%.

Page 42: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

28

Nilai keseragaman rata-rata tertinggi adalah bed 4 dan yang terendah adalah

bed 1. Hal ini mengikuti pada inletnya, di mana keseragaman lubang inlet

akan mempengaruhi aliran inletnya dan akhirnya juga akan mempengaruhi

aliran outletnya. Selain itu pertumbuhan akar tanaman juga akan

mempengaruhi aliran outletnya. Keseragaman debit outlet pada jaringan NFT

bayam merah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai CU debit outlet pada jaringan NFT bayam merah.

Bed

Keseragaman debit outlet tiap bed (%)

Rata-rata Standar

Deviasi Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 84.23 84.68 83.94 84.72 81.43 80.92 87.96 83.98 2.34

2 80.16 87.14 85.16 87.85 89.38 91.23 85.05 86.57 3.58

3 88.75 89.71 91.35 92.43 85.30 92.69 93.31 90.50 2.82

4 95.99 94.42 86.05 77.42 91.82 90.90 93.56 90.02 6.40

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai koefisien keseragaman outlet

pada jaringan NFT bayam merah berkisar antara 77 % - 95 %. Jika dilihat

dari rata-rata keseragamannya, nilai tertinggi adalah bed 3 dan yang terendah

adalah bed 1. Seperti yang terjadi pada jaringan NFT kangkung, bahwa nilai

koefisien keseragaman pada outlet ini tidak jauh berbeda dengan inletnya

karena debit aliran pada inlet akan mempengaruhi debit pada outletnya.

Jika kita bandingkan antara kedua jaringan NFT tersebut maka dapat

dilihat bahwa nilai keseragaman aliran pada jaringan NFT kangkung lebih

baik daripada jaringan NFT bayam merah. Hal ini disebabkan karena kondisi

lubang inlet pada jaringan NFT kangkung lebih baik dibandingkan dengan

jaringan NFT bayam merah, baik dari segi keseragaman diameter lubang,

posisi lubang dan kebersihannya. Dilihat dari nilai keseragamannya, kedua

jaringan NFT tersebut sudah baik, namun perlu dilakukan pemeriksaan

secara rutin agar debit yang dihasilkan besarnya tetap.

Secara keseluruhan, dibandingkan dengan analisis keseragaman

aliran pada hidroponik NFT dengan talang air, nilai keseragaman debit aliran

pada jaringan NFT asbes lapis terpal lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena

jarak lubang inlet pada jaringan NFT yang menggunakan asbes lebih rapat

dibandingkan jaringan NFT yang menggunakan talang air. Selain itu kondisi

Page 43: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

29

kebersihan aliran pipa pada inlet NFT asbes lebih baik dari NFT talang air

sehingga diperoleh nilai keseragaman yang lebih tinggi.

2. Keseragaman Konduktifitas listrik (EC)

Dalam larutan, kation akan mencari kutub negatif anoda, sedangkan

anion akan mencari kutub positif katoda. Penghantaran listrik ini disebut

dengan konduktifitas atau biasa disebut elektro konduktifitas (EC, electro

conductivity). Pengukuran EC dilakukan dengan menggunakan EC-meter

seperti pada Gambar 3. Pengukuran keseragaman EC dilakukan untuk

menentukan tingkat keseragaman daya serap tanaman terhadap ion-ion yang

terkandung dalam larutan nutrisi.

Tabel 11 menyajikan data hasil pengukuran EC pada inlet dan outlet

jaringan NFT kangkung. Dari tabel tersebut dapat dilihat besarnya EC pada

inlet dan outlet jaringan NFT kangkung berkisar antara 2 mS/cm – 3.5

mS/cm, sedangkan standar nilai EC yang diterapkan oleh PT. Joy Farm

untuk tanaman kangkung adalah 3 mS/cm – 3.5 mS/cm. Dalam hal ini

penggunaan nilai EC harus lebih diperhatikan agar nilai EC masih berada

pada batas yang diharapkan.

Gambar 3. Alat pengukur EC, pH, dan konsentrasi larutan.

Page 44: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

30

Tabel 11. Data pengukuran EC pada jaringan NFT kangkung.

Jam

Pengukuran EC (mS/cm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

08.00 2.76 2.79 2.60 2.63 2.87 2.90 2.44 2.45 3.41 3.41

09.00 2.80 2.80 3.45 3.51 2.88 2.94 2.45 2.46 3.45 3.45

10.00 3.18 3.18 3.40 3.45 3.50 3.55 3.39 3.42 3.46 3.45

11.00 3.23 3.25 3.44 3.50 3.36 3.42 3.44 3.44 3.44 3.44

12.00 3.26 3.26 3.53 3.60 3.44 3.44 3.47 3.48 3.51 3.52

13.00 3.34 3.36 3.60 3.63 3.43 3.49 3.49 3.55 3.53 3.53

14.00 3.37 3.37 3.63 3.63 3.51 3.52 3.56 3.60 3.55 3.55

15.00 3.41 3.44 3.62 3.62 3.50 3.56 3.59 3.61 3.50 3.51

16.00 3.44 3.45 3.16 3.16 2.24 2.25 3.49 3.50 3.19 3.19

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai EC pada setiap jam

pengukuran meningkat. Hal ini disebabkan karena tingginya suhu di dalam

greenhouse yang dapat mempengaruhi nilai EC. Penurunan nilai EC dapat

dilakukan dengan cara menambahkan air pada bak nutrisi. Nilai keseragaman

EC pada jaringan NFT kangkung dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai CU EC pada jaringan NFT kangkung.

Titik

Keseragaman EC (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke- Standar Deviasi

1 2 3 4 5

Inlet 94.01 93.39 88.96 88.87 97.99 92.66 3.84

Outlet 94.02 93.23 89.02 88.83 98.02 92.02 3.70

Dari Tabel 12 tersebut diketahui bahwa nilai keseragaman EC pada

jarigan NFT kangkung berkisar antara 88% - 98%. Nilai keseragaman ini

tidak berbeda antara inlet dan outletnya.

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh nilai konduktivitas

listrik larutan nutrisi. Penggunaan nutrisi sebaiknya mengikuti standar yang

ada agar nilai EC sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga penyerapan

unsur hara dapat dilakukan dengan baik oleh tanaman. Setiap tanaman

memiliki kebutuhan nilai EC yang berbeda. Kita dapat menggunakan nilai

EC seperti pada Tabel 13.

Page 45: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

31

Tabel 13. Nilai EC Sayuran.

Jenis Sayuran (mS/cm)

Brokoli 3.0 – 3.5

Kacang-kacangan 2.0 – 2.4

Tomat 2.0 – 5.0

Bawang merah 2.0 – 3.0

Mentimun 1.0 – 2.5

Labu 1.7 – 2.6

Bayam 1.4 – 1.8

Untuk melihat besarnya nilai EC pada jaringan NFT bayam merah,

data hasil pengukuran terhadap EC pada jaringan NFT bayam merah

disajikan pada Tabel 14 dan Tabel 15.

Tabel 14. Data pengukuran EC pada inlet jaringanNFT bayam merah.

Jam

Pengukuran EC inlet (mS/cm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

08.00 2.03 2.90 2.20 2.69 2.32 1.5 2.83

09.00 2.01 2.90 2.20 2.69 2.30 1.5 2.30

10.00 2.80 3.00 2.99 2.69 2.30 1.6 2.10

11.00 2.72 3.10 2.99 2.69 2.70 1.6 2.10

12.00 2.81 3.11 3.00 2.74 2.99 2.9 2.10

13.00 2.81 3.24 3.00 2.79 3.00 3.1 2.10

14.00 2.90 3.31 3.00 2.81 3.00 3.1 2.20

15.00 2.89 3.40 2.98 2.89 3.00 3.1 2.10

16.00 2.79 3.36 2.93 2.90 3.00 3.1 2.10

Tabel 15. Data pengukuran EC pada outlet jaringan NFT bayam merah.

Jam

Pengukuran EC outlet (mS/cm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

08.00 2.03 2.90 2.21 2.70 2.30 1.50 2.86

09.00 2.04 2.96 2.20 2.70 2.30 1.51 2.30

10.00 2.92 3.02 2.99 2.70 2.30 1.60 2.10

11.00 2.80 3.15 2.99 2.70 2.70 1.59 2.10

12.00 2.84 3.19 3.00 2.73 3.00 2.90 2.10

13.00 2.90 3.29 3.00 2.83 3.00 3.10 2.10

14.00 2.90 3.34 3.00 2.83 3.00 3.11 2.20

15.00 2.89 3.40 2.99 2.90 3.00 3.10 2.10

16.00 2.79 3.38 2.94 2.90 3.00 3.11 2.10

Sumber : Colcheedas dalam Untung, 2000

Page 46: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

32

Dari Tabel 14 dan Tabel 15, dapat dilihat bahwa penggunaan nutrisi

yang dilakukan oleh PT. Joy Farm lebih besar dari standar yang ada. Standar

yang dilakukan oleh PT. Joy Farm dalam menggunakan nutrisi adalah

2 mS/cm - 3 mS/cm, sedangkan standar yang ada untuk EC bayam adalah

1.4 mS/cm - 1.8 mS/cm (Tabel 13).

Untuk dapat mengetahui gambaran mengenai nilai EC yang diperoleh

selama pengukuran, kita bisa melihatnya pada grafik yang disajikan pada

Gambar 4 dan Gambar 5.

Ket : : Kebutuhan EC ( PT. Joy Farm)

Gambar 4. Grafik fluktuasi nilai EC pada nutrisi kangkung.

Ket : : Kebutuhan EC (PT. Joy Farm)

Gambar 5. Grafik fluktuasi nilai EC pada nutrisi bayam merah.

Page 47: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

33

Gambar 4 menunjukkan fluktuasi nilai EC larutan nutrisi pada

jaringan NFT kangkung dalam sehari pengukuran yang dilakukan dari jam

08.00 sampai 16.00 WIB. Berdasarkan grafik tersebut nilai EC berkisar

antara 2.76 mS/cm – 3.45 mS/cm. Nilai EC berada di luar batas kebutuhan

nilai EC terjadi pada pagi hari, yaitu pada pukul 08.00 dan 09.00, dimana

pada pagi hari tersebut belum dilakukan penambahan nutrisi sehingga nilai

EC masih rendah.

Gambar 5 menunjukkan fluktuasi nilai EC larutan nutrisi pada

jaringan NFT bayam merah. Nilai EC pada nutrisi bayam merah sudah

berada dalam area kebutuhan nilai EC, yaitu berkisar antara

2 mS/cm – 3 mS/cm. Nilai keseragamannya dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai CU EC pada jaringan NFT bayam merah.

Titik

Keseragaman EC (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke-

Standar

Deviasi

1 2 3 4 5 6 7

Inlet 89.54 94.91 90.36 97.40 89.27 68.79 92.95 89.03 9.42

Outlet 89.26 95.14 90.35 97.22 89.16 68.78 92.72 88.95 9.39

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa nilai koefisien keseragaman EC

pada bed bayam berkisar antara 68 % - 97 %. Dari Kedua jaringan NFT, baik

kangkung dan bayam merah masih terdapat nilai keseragaman yang berada di

bawah 90 %, hal ini disebabkan karena adanya penambahan air dan larutan

nutrisi pada saat irigasi berlangsung sehingga nilai EC berubah. Menjaga

nilai EC agar tetap pada nilai yang sesuai kebutuhan tanaman sangat penting

dilakukan, namun pada kenyataannya pengontrolan pada nilai EC masih

perlu diperhatikan.

3. Keseragaman Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman atau pH merupakan logaritma negatif pangkat

sepuluh dari grammol H+/liter. Batas terendah dari pH ini adalah angka 0,

sedangkan batas tertinggi adalah angka 14. Pengukuran pH dilakukan dengan

menggunakan pH-meter elektronik seperti pada Gambar 3.

Page 48: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

34

Pada umumnya derajat keasaman suatu larutan pupuk berada pada

kisaran pH 5.5 – 6.5 atau bersifat asam. Pada kisaran tersebut daya larut

unsur-unsur hara makro dan mikro sangat baik. Bila pH berada di bawah

kisaran tersebut, maka daya larut unsur hara tidak sempurna lagi. Bahkan

unsur hara mengendap sehingga tidak dapat diserap oleh akar tanaman.

( Sutiyoso, 2004).

Pada Tabel 17 dapat dilihat nilai pH hasil pengukuran di PT. Joy

Farm berkisar 5 - 7 bahkan masih ada yang melebihi batas, hal ini akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dari hasil pengukuran tersebut nilai

keseragaman pH disajikan pada Tabel 18.

Tabel 17. Data pengukuran pH kangkung.

Jam

Pengukuran pH

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

08.00 6.53 6.58 6.43 6.43 6.81 6.84 5.90 5.96 6.22 6.23

09.00 7.03 7.04 6.85 6.88 7.04 7.08 6.03 6.04 6.19 6.20

10.00 7.03 7.06 7.01 7.04 7.22 7.22 6.41 6.44 6.03 6.04

11.00 6.91 6.91 7.21 7.20 7.23 7.23 6.79 6.80 6.01 6.03

12.00 6.80 6.80 7.03 7.06 7.21 7.20 7.02 7.07 5.84 5.83

13.00 6.26 6.26 6.81 6.82 7.05 7.09 6.79 6.83 6.02 6.02

14.00 6.03 6.04 7.01 7.03 7.06 7.09 6.23 6.24 6.06 6.06

15.00 6.03 6.06 7.05 7.06 7.02 7.06 6.42 6.45 5.64 5.65

16.00 6.01 6.02 7.21 7.21 7.02 7.04 6.78 6.79 6.01 6.04

Tabel 18. CU pH pada jaringan NFT kangkung.

Titik

Keseragaman pH (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke- Standar Deviasi

1 2 3 4 5

Inlet 94.08 97.49 98.62 95.07 98.06 96.67 1.99

Outlet 94.10 97.51 98.85 95.12 98.01 96.72 2.24

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai keseragaman pH pada

jaringan NFT kangkung berkisar antara 94% - 98%. Nilai rata-rata

keseragamannya tidak jauh berbeda antara inlet dan outletnya, yaitu berkisar

96%. Semakin tinggi nilai keseragaman keasaman larutan maka daya larut

unsur-unsur haranya relatif baik pada seluruh tanaman sehingga mudah

diserap akar tanaman, namun harus tetap memperhatikan besarnya pH yang

digunakan agar tanaman dapat tumbuh optimal.

Page 49: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

35

Pada Tabel 19 dan Tabel 20 dapat dilihat data pengukuran pH bayam.

Nilai yang di dapat juga masih ada yang melebihi batasnya sehingga akan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Nilai keseragaman pH pada bayam

merah disajikan pada Tabel 21.

Tabel 19. Data pengukuran pH inlet bayam

Jam

Pengukuran pH inlet bayam

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

8.00 7.04 6.83 6.19 6.83 6.22 6.02 6.72

9.00 6.79 7.02 7.04 7.38 6.41 7.22 6.80

10.00 6.43 7.38 7.23 7.40 6.58 6.88 6.89

11.00 6.03 7.08 7.38 7.29 6.38 6.89 7.38

12.00 6.03 7.01 7.39 7.39 6.83 6.58 7.20

13.00 6.23 6.82 7.21 7.30 6.80 6.59 7.28

14.00 6.22 7.08 7.23 7.03 6.88 6.59 7.43

15.00 6.24 7.01 7.22 7.00 7.03 6.83 7.40

16.00 6.84 7.18 7.39 6.83 7.01 7.03 7.28

Tabel 20. Data pengukuran pH outlet bayam.

Jam

Pengukuran pH outlet bayam

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

8.00 7.04 6.81 6.19 6.83 6.21 6.04 6.71

9.00 6.81 7.04 7.04 7.40 6.41 7.21 6.80

10.00 6.46 7.39 7.21 7.40 6.59 6.89 6.89

11.00 6.03 7.10 7.40 7.30 6.40 6.89 7.39

12.00 6.03 7.01 7.40 7.40 6.81 6.58 7.20

13.00 6.23 6.81 7.21 7.30 6.81 6.59 7.30

14.00 6.23 7.08 7.22 7.04 6.89 6.59 7.43

15.00 6.23 7.03 7.22 7.01 7.02 6.83 7.39

16.00 6.84 7.21 7.39 6.81 7.01 7.03 7.30

Tabel 21. CU pH pada jaringan NFT bayam merah.

Titik

Keseragaman pH (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke-

Standar

Deviasi

1 2 3 4 5 6 7

Inlet 94.97 98.08 96.65 96.83 96.31 96.22 96.71 96.54 0.92

Outlet 95.14 98.04 96.89 97.01 96.31 96.25 96.71 96.62 0.88

Page 50: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

36

Pada bayam merah seperti yang terlihat pada Tabel 21, diketahui

bahwa nilai keseragaman pH berkisar antara 94% - 98%, dengan nilai rata-

rata 96%. Hal ini juga menandakan bahwa daya larut unsur-unsur hara relatif

seragam pada seluruh tanaman namun besarnya nilai pH harus tetap

diperhatikan agar tanaman dapat tumbuh optimal.

4. Keseragaman kedalaman aliran

Kedalaman aliran pada media NFT merupakan tempat akar tanaman

untuk menyerap unsur hara yang berada dalam larutan. Kedalaman aliran ini

merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang

sistem hidroponik NFT.

Kedalaman aliran larutan yang diharapkan adalah 3 - 4 mm.

Ketentuan ini diambil dengan pertimbangan bahwa kandungan oksigen

larutan yang terbawah yang terdapat di kolam sedalam 1 meter hanya sekitar

1 ppm. Semakin ke atas atau berdekatan dengan udara, maka semakin tinggi

konsentrasi oksigen terlarutnya (Sutiyoso, 2004).

Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini hanya dapat dilakukan

pada inlet dan outletnya saja, karena permukaan bed yang berada di bagian

tengah tertutup oleh sterofoam seperti pada Gambar 6 sehingga tidak dapat

dilakukan pengukuran pada bagian tengah permukaan bed.

Pengukuran kedalaman aliran pada bagian tengah bed hanya dapat

dilakukan pada saat sterilisasi bed (pencucian) seperti terlihat pada

Gambar 7.

Gambar 6. Sterofoam pada permukaan bed.

Page 51: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

37

Gambar 7. Kondisi bed saat sterilisasi.

Dari Gambar 7 di atas dapat dilihat bahwa lipatan-lipatan pada terpal

akan menyebabkan kedalaman aliran nutrisi tidak merata sepanjang jalurnya.

Untuk dapat mengetahui gambaran mengenai kedalaman aliran nutrisi pada

bed, Tabel 22, 23, 24, dan 25 menyajikan data pengukuran kedalaman inlet

dan outletnya pada masing-masing jaringan NFT.

Tabel 22. Data kedalaman aliran inlet kangkung.

Bed Titik

Pengukuran kedalaman aliran inlet (mm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 1 3.00 3.33 3.33 3.67 2.67

2 2.67 2.33 3.00 3.67 3.00

3 4.67 4.67 4.67 5.67 4.67

4 1.67 2.00 2.00 3.33 2.00

2 1 2.33 2.33 2.00 3.00 3.33

2 5.00 5.00 4.33 4.67 5.67

3 3.00 3.00 3.33 3.33 3.67

4 2.00 2.33 2.00 2.00 2.67

3 1 3.33 3.33 3.00 3.00 3.67

2 4.00 4.00 3.67 4.00 4.67

3 3.00 3.33 2.33 2.33 4.33

4 3.33 3.67 3.33 3.00 4.33

4 1 2.33 2.33 2.33 2.33 3.67

2 2.33 2.33 2.33 2.00 3.67

3 2.00 2.00 2.33 2.33 4.33

4 2.33 2.33 2.00 2.00 4.00

Page 52: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

38

Tabel 23. Data kedalaman aliran outlet kangkung.

Bed Titik

Pengukuran kedalaman aliran outlet (mm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5

1 1 4.00 4.67 3.67 5.00 3.67

2 5.00 4.67 5.33 6.33 5.00

3 6.33 5.67 6.00 6.67 6.00

4 3.33 5.00 4.67 5.67 3.67

2 1 6.67 6.67 6.67 7.00 7.00

2 4.33 5.00 3.33 5.00 5.00

3 3.33 4.33 4.00 4.67 5.00

4 4.67 4.67 4.67 5.00 5.33

3 1 4.67 4.00 4.00 4.00 5.67

2 5.00 4.67 4.33 5.00 6.33

3 4.33 4.33 3.67 3.67 6.67

4 5.00 4.67 5.00 4.67 7.00

4 1 6.00 5.67 6.00 5.33 6.33

2 6.00 6.00 5.67 5.00 7.00

3 5.33 4.67 4.00 4.67 6.67

4 5.67 6.33 6.33 4.67 6.67

Tabel 24. Data kedalaman aliran inlet bayam

Bed Titik

Pengukuran kedalaman aliran inlet (mm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 1 3.00 3.33 3.33 3.00 3.33 2.33 3.00

2 3.33 3.00 3.67 3.33 3.67 3.00 3.33

3 2.33 2.33 3.00 2.67 3.00 2.33 2.67

4 3.33 3.33 4.00 3.00 3.67 3.33 3.33

2 1 3.33 3.33 3.00 2.67 3.33 3.33 2.67

2 4.00 4.33 4.33 4.00 4.67 5.00 4.33

3 4.33 4.33 3.00 3.00 4.33 3.67 4.33

4 3.67 4.00 4.00 3.67 4.00 4.33 4.00

3 1 3.67 3.67 3.33 3.00 4.00 3.33 3.00

2 4.00 4.00 3.67 3.33 3.00 4.00 3.67

3 3.33 3.33 3.00 3.00 3.67 3.00 3.33

4 3.67 4.00 3.33 3.00 4.33 4.00 3.00

4 1 4.00 3.33 3.00 2.67 4.67 4.00 3.67

2 4.33 3.33 3.33 2.33 4.00 3.33 4.00

3 4.67 4.00 4.00 3.33 4.67 4.33 3.67

4 4.00 3.00 3.67 3.67 4.67 4.33 4.00

Page 53: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

39

Tabel 25. Data kedalaman aliran outlet bayam

Bed Titik

Pengukuran kedalaman aliran outlet (mm)

Pengukuran 3 hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

1 1 3.33 3.33 3.33 3.67 3.67 2.33 3.33

2 4.67 5.00 5.33 5.00 5.33 5.67 5.33

3 5.00 5.00 5.67 5.33 5.33 5.00 5.67

4 3.33 3.33 4.00 3.33 4.00 3.33 3.00

2 1 3.67 4.00 4.00 3.33 4.67 4.67 3.67

2 4.67 6.33 6.33 5.67 7.00 6.67 6.33

3 5.00 5.67 4.00 4.33 5.67 5.67 5.00

4 5.67 6.33 6.00 5.67 6.67 6.67 6.00

3 1 5.67 5.67 5.00 4.67 5.67 5.00 4.67

2 5.00 4.67 4.33 4.00 3.67 4.67 5.00

3 4.00 4.33 4.00 3.67 5.00 4.67 4.67

4 5.67 6.00 5.67 4.67 6.33 6.67 5.00

4 1 5.67 4.33 4.00 3.67 5.67 5.67 5.00

2 6.67 6.00 5.33 3.33 6.00 5.67 6.67

3 6.00 4.67 5.00 4.67 6.00 6.00 5.00

4 4.67 4.67 5.67 5.00 5.67 6.00 5.00

Dari data hasil pengukuran seperti yang disajikan pada Tabel 22, 23,

24, dan 25, didapatkan kedalaman aliran pada outlet lebih besar dari inletnya

dan besarnya nilai debit berkisar antara 3 mm - 6 mm. Hal ini disebabkan

karena adanya lipatan terpal yang tidak teratur dan aliran air yang terbendung

oleh perakaran sehingga permukaan air menjadi naik. Nilai keseragaman

kedalaman aliran inlet dan outlet untuk masing-masing jaringan NFT dapat

dilihat pada Tabel 26, 27, 28, dan 29.

Tabel 26. CU kedalaman aliran pada inlet NFT kangkung.

Bed Keseragaman kedalaman aliran pada inlet (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke- Standar Deviasi

1 2 3 4 5

1 72.22 70.27 76.92 80.61 74.32 74.87 4.05

2 68.92 71.05 68.57 76.92 76.09 72.31 3.96

3 91.46 93.02 86.49 85.14 93.14 89.85 3.77

4 94.44 94.44 94.44 92.31 93.62 93.85 0.93

Rata-rata 82.72 3.18

Page 54: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

40

Tabel 27. CU kedalaman aliran pada outlet NFT kangkung.

Bed Keseragaman kedalaman aliran pada outlet (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke- Standar Deviasi

1 2 3 4 5

1 78.57 93.33 84.75 90.14 80.00 85.36 6.35

2 79.82 85.48 78.57 85.38 87.31 83.32 3.86

3 94.74 94.34 90.20 88.46 93.51 92.25 2.77

4 95.65 91.18 86.36 94.92 97.50 93.12 4.42

Rata-rata 88.51 4.35

Tabel 28. CU kedalaman aliran pada inlet NFT bayam.

Bed Keseragaman kedalaman aliran pada inlet (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke-

Standar

Deviasi

1 2 3 4 5 6 7

1 88.89 88.89 90.48 94.44 92.68 84.85 91.89 90.30 3.14

2 91.30 91.67 83.72 85.00 89.80 85.71 84.78 87.43 3.37

3 95.45 93.33 95.00 95.95 88.89 88.37 92.31 92.76 3.09

4 94.12 91.46 90.48 83.33 94.44 91.67 95.65 91.59 4.09

Rata-rata 90.52 3.42

Tabel 29. CU kedalaman aliran pada outlet NFT bayam

Bed Keseragaman kedalaman aliran pada outlet (%)

Rata-rata

Pengukuran 3 hari ke-

Standar

Deviasi

1 2 3 4 5 6 7

1 81.63 80.00 80.00 80.77 83.64 69.39 73.08 78.36 5.13

2 87.72 85.82 78.69 80.70 86.11 87.32 82.54 84.13 3.51

3 88.52 87.10 87.72 90.20 83.87 86.51 96.55 88.64 3.99

4 89.86 88.98 90.00 84.00 97.14 97.14 88.46 90.80 4.78

Rata-rata 85.48 4.35

Berdasarkan Tabel 26, 27, 28, dan 29, dapat diketahui bahwa rata-rata

nilai koefisien keseragaman pada masing-masing jaringan NFT adalah

sebesar 82.72% untuk inlet NFT kangkung, 88.51% untuk outlet NFT

kangkung, 90.52% untuk inlet NFT bayam, dan 85.48% untuk outlet pada

NFT bayam.

Dari nilai yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa koefisien

keseragaman untuk kedalaman aliran masih kurang baik. Ada beberapa

faktor yang menyebabkan nilai keseragaman ini bervariasi, di antaranya

adalah tersumbatnya lubang inlet oleh kotoran dan lumut sehingga dapat

mempengaruhi debit aliran dan juga kedalaman aliran. Selain itu kemiringan

Page 55: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

41

dan permukaan bed yang tidak rata akibat lipatan terpal juga akan

menyebabkan kedalaman aliran nutrisi bervariasi.

5. Keseragaman bobot tanaman

Usaha budidaya sistem hidroponik pada dasarnya bertujuan untuk

mencapai hasil yang tinggi baik kualitas dan produksi. Keseragaman pada

bobot tanaman merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi secara

teknis dari sistem yang diterapkan. Produksi tanaman dapat dilihat dari bobot

tanaman yang dihasilkan dan keseragaman bobotnya.

Bobot tanaman yang didapat dari hasil pengukuran bervariasi baik

pada tanaman kangkung maupun bayam merah. Rata-rata bobot masing –

masing tanaman per bed adalah 17.4 kg untuk kangkung dan 17.6 kg untuk

bayam merah. Rata-rata bobot/lubang pada masing-masing tanaman adalah

17.38 gram/lubang untuk kangkung dan 17.58 gram/lubang untuk bayam

merah.

Keseragaman bobot tanaman dalam penelitian ini dihitung

berdasarkan variasi bobot pada tiap meter perseginya. Nilai yang diperoleh

sangat bervariasi. Keseragaman bobot tanaman tiap meter persegi pada

masing-masing tanaman disajikan dalam Tabel 30 di bawah ini.

Tabel 30. CU bobot tanaman kangkung dan bayam.

Bed Keseragaman bobot tanaman (%)

Kangkung Bayam merah

1 73.24 73.24

2 71.94 67.94

3 75.78 79.95

4 67.94 73.24

Rata-rata 72.22 73.59

Nilai keseragaman bobot yang diperoleh dari kedua tanaman tersebut

berkisar antara 67 % - 80 %. Hal ini menandakan bahwa nilai keseragaman

kedua tanaman tersebut masih kurang baik. Kurang baiknya keseragaman

tersebut disebabkan karena perbedaan masing-masing tanaman dalam

menyerap unsur hara. Selain itu kondisi permukaan aliran yang tidak

Page 56: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

42

seragam karena lipatan terpal juga mempengaruhi daya serap tanaman

terhadap unsur hara. Lipatan terpal menyebabkan kedalaman aliran

bervariasi sehingga banyak akar tanaman yang terlipat yang mempengaruhi

penyerapan unsur hara, dan pada akhirnya akan berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman. Banyaknya tanaman yang ditanam dalam satu lubang

juga menyebabkan perolehan unsur hara pada masing-masing tanaman

menjadi kurang baik sehingga pertumbuhan tanaman juga kurang baik.

6. Kinerja Teknis Sistem Hidroponik NFT

Evaluasi kelayakan sistem hidroponik yang dilakukan berdasarkan

beberapa parameter yaitu keseragaman debit aliran, keseragaman

konduktivitas listrik, keseragaman derajat keasaman, keseragaman

kedalaman aliran, dan keseragaman bobot tanaman, menghasilkan nilai

keseragaman yang bervariasi. Untuk mengetahui gambaran mengenai nilai

keseragaman tersebut, maka dapat dilihat rekapitulasi nilai keseragaman

yang disajikan pada Tabel 31 dan 32 berikut.

Tabel 31. Rekapitulasi nilai keseragaman pada jaringan NFT kangkung.

Bed

Kriteria evaluasi Rata-rata

CU

Debit aliran

CU

EC

CU

pH

CU

Kedalaman aliran CU

Bobot

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

1 90.89 90.02 74.87 85.36 73.24

2 96.59 92.99 72.31 83.32 71.94

3 95.49 94.38 89.85 92.25 75.78

4 97.11 94.45 93.85 93.12 67.94

Rata-rata 95.02 92.96 92.66 92.62 96.67 96.72 82.72 88.51 72.23 90.01

Tabel 32. Rekapitulasi nilai keseragaman pada jaringan NFT bayam merah.

Bed

Kriteria evaluasi Rata-rata

CU

Debit aliran

CU

EC

CU

pH

CU

kedalaman aliran CU

Bobot

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

1 83.79 83.98 90.30 78.36 73.24

2 86.29 86.57 87.43 84.13 67.94

3 89.97 90.50 92.76 88.64 79.95

4 90.08 90.02 91.59 90.80 73.24

Rata-rata 87.53 87.77 89.03 88.95 96.54 96.62 90.52 85.48 73.59 88.45

Page 57: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

43

Berdasarkan hasil tersebut maka secara umum sistem hidroponik

dapat diterapkan, karena nilai koefisien keseragamannya mendekati 90%.

Namun secara khusus nilai koefisien keseragaman masih kurang baik pada

kedalaman aliran dan bobot tanaman, hal ini disebabkan karena terdapatnya

lipatan pada terpal pelapis bed sehingga permukaan bed menjadi tidak rata.

Untuk memperbaiki nilai keseragaman pada jaringan hidroponik ini maka

dibutuhkan ketelitian dan perawatan yang rutin.

B. KELAYAKAN FINANSIAL

Dalam melakukan kegiatan usaha, faktor finansial menjadi hal yang

sangat penting untuk diperhatikan karena akan menentukan layak atau tidaknya

suatu usaha untuk dilanjutkan.

PT. Joy Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian

yang memproduksi sayuran hidroponik. Sayuran utama yang diproduksinya

adalah bayam merah dan kangkung yang dipasarkan melalui mitra kerjanya yaitu

Parung Farm. Hasil produksi PT. Joy Farm dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Data produksi sayuran di PT. Joy Farm tahun 2008.

Bulan Kangkung (kg) Bayam (kg) Total (kg)

Januari 783,8 259,65 1.043,45

Febuari 584,1 358,20 942,30

Maret 824,25 83,70 907,95

April 764,73 501,39 1.266

Mei 669,25 436,75 1.106

Juni 694,26 300,15 994,41

Juli 662,43 256,50 918,93

Agustus 538,4 450,15 988,55

September 396,45 588,41 984,86

Oktober 329,2 319,68 648,88

November 258,52 396,80 655,32

Desember 286,2 358,30 644,50

Total 6.791,59 4.309,68 11.101,27

Dari Tabel 33 di atas diketahui bahwa produksi sayuran di PT. Joy Farm

dalam satu tahun mencapai 11.101,27 kg sehingga jika dirata-ratakan produksi

per bulannya adalah ± 925 kg. Produksi yang dihasilkan berfluktuasi, hal ini

Page 58: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

44

disebabkan karena beberapa hal seperti lingkungan greenhouse yang masih

memungkinkan datangnya hama melalui ventilasi yang tidak tertutup, serta

perubahan cuaca yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman. Selain itu

besarnya bibit yang belum memadai untuk dipindahkan ke bed produksi akan

menyebabkan kekurangan bibit pada bed produksi, sehingga bed produksi tidak

terisi dengan penuh.

Setiap harinya PT. Joy Farm merencanakan panen sebanyak empat bed

(dua bed untuk kangkung dan dua bed untuk bayam merah, dengan ukuran bed

11 m2). Jika dianalisis berdasarkan umur panen tanaman, yaitu 22 hari untuk

bayam merah dan 15 hari untuk kangkung, maka seharusnya total bed yang

dibutuhkan oleh PT. Joy Farm adalah 74 bed, sedangkan bed yang ada hanya 64

bed. Hal ini dapat mengakibatkan rolling tanaman menjadi tidak teratur,

sehingga memaksakan untuk memanen tanaman sebelum waktunya dan pada

akhirnya akan menyebabkan hasil produksi yang tidak stabil.

Hasil yang ingin dicapai oleh PT. Joy Farm ± 17 kg/bed. Harga jual

produk adalah Rp 8.400/kg yang merupakan haga jual kontrak lama dengan

pihak mitra. Apabila hasil tersebut konstan, maka dalam satu bulan panen akan

dihasilkan 2.040 kg dengan total penjualan Rp 17.136.000. Hasil tersebut

merupakan target yang harus dicapai oleh PT. Joy Farm.

Mengingat besarnya investasi yang diperlukan dalam melakukan usaha

ini, untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui

layak atau tidaknya usaha yang dijalankan. Dalam melakukan analisis kelayakan

finansial ini, dilakukan beberapa asumsi dan pendekatan, di antaranya adalah :

1. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian.

2. Produktifitas tanaman adalah rata-rata dalam satu tahun.

3. Lahan produksi dan investasi adalah milik sendiri.

4. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama proyek berjalan dianggap tetap, baik

biaya produksi maupun biaya tetap lainnya.

5. Harga jual kedua komoditi adalah Rp 8.400/kg.

6. Umur proyek merupakan jangka waktu hidup dari proyek yang ditentukan

oleh nilai ekonomis dari investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut.

Umur ekonomis pengusahaan hidroponik ini sesuai dengan umur ekonomis

Page 59: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

45

greenhouse, karena greenhouse merupakan sarana utama untuk melakukan

produksi.

7. Besarnya harga akhir 10% dari harga awal.

8. Berdasarkan asumsi nomor 3, tingkat suku bunga yang digunakan adalah 5%

yang merupakan tingkat suku bunga tabungan di BRI pada tahun 2008.

Sebagai pembanding, digunakan pula tingkat suku bunga 12% yang

merupakan tingkat suku bunga pertanian negara berkembang (Gittinger,

1986), dan tingkat suku bunga 16% yang merupakan tingkat suku bunga

pinjaman di BRI pada tahun 2008.

9. Selama proyek berjalan diasumsikan tidak ada kenaikan tingkat upah tenaga

kerja regional.

Pada usaha budidaya tanaman secara hidroponik ini, terdapat biaya

investasi dan juga operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang

dikeluarkan sebelum tanaman menghasilkan, seperti biaya bangunan dan alat-

alat pertanian hidroponik (Tabel 34). Sedangkan biaya operasional adalah biaya

yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani berjalan, seperti biaya pembelian

benih, nutrisi, tenaga kerja, perawatan, keamanan, bensin dan listrik (Tabel 35).

No Uraian Biaya Investasi (Rp) Umur ekonomis (tahun)

1 Greenhouse 47.348.000 5

2 Sistem hidroponik 61.530.200 5

3 Listrik dan genset 7.250.000 10

4 Kantor dan gudang 5.000.000 10

5 Alat bantu pertanian 7.252.000 5

6 Kendaraan 91.400.000 10

Total 219.780.200

Tabel 34. Biaya Investasi usahatani pada tahun ke-0

Page 60: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

46

Tabel 35. Biaya operasional usahatani hidroponik NFT dalam satu tahun.

Berdasarkan Tabel 34 di atas dapat dilihat bahwa total biaya investasi

yang dikeluarkan untuk usaha hidroponik mencapai Rp 219.780.200 dan pada

Tabel 35, dapat dilihat besarnya biaya operasional yang dikeluarkan selama satu

tahun mencapai Rp 97.476.000.

Data investasi dan biaya operasional tersebut digunakan untuk

menghitung biaya pokok produksi kangkung dan bayam. Hasilnya seperti

diuraikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, diperoleh biaya pokok untuk

tanaman kangkung adalah Rp 10.982/kg dan tanaman bayam adalah

Rp 14.257/kg. Dari hasil tersebut telah diketahui bahwa usaha yang dilakukan

oleh PT. Joy Farm merugi, karena harga jual Rp 8.400/kg lebih rendah dari biaya

pokok.

Sebagai gambaran mengenai usaha yang dilakukan oleh PT. Joy Farm,

maka data investasi dan biaya operasional tersebut juga dimasukkan ke dalam

perhitungan untuk menganalisis kelayakan finansial. Perhitungan dilakukan

dengan 2 rancangan. Rancangan pertama yaitu analisis apabila total penjualan

sesuai dengan target yang diharapkan, rancangan kedua dilakukan berdasarkan

data produksi selama satu tahun. Analisis yang dilakukan meliputi perhitungan

nilai sekarang bersih (Net Present Value, NPV), perbandingan manfaat biaya

bersih (Net B/C ratio), Gross B/C, dan tingkat pengembalian internal (Internal

Rate of Return, IRR). Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan tingkat suku

bunga sebesar 5%, 12% dan 16%.

No Uraian Biaya Operasional

Rp/Tahun

1 Benih bayam 2.100.000

2 Benih kangkung 10.800.000

3 Nutrisi 24.336.000

4 Gaji karyawan 33.240.000

5 Listrik 8.400.000

6 Keamanan 7.200.000

7 Perawatan 2.400.000

8 Bensin 9.000.000

Total 97.476.000

Page 61: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

47

Pada Lampiran 3, 4 dan 5 dapat dilihat cashflow perusahaan pada

rancangan 1 (sesuai target produksi). Dari analisis tersebut didapat nilai NPV,

Net B/C, Gross B/C, dan IRR seperti pada Tabel 36.

Tingkat suku bunga NPV (Rp) Net B/C Gross B/C IRR

(%)

5% 293.589.578 2,34 1,45 42,29

12% 201.548.372 1,92 1,35 42,29

16% 160.519.186 1,73 1,29 42,29

Dari hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada usaha hidroponik

dengan tingkat suku bunga 5%, 12% dan 16% berturut-turut diperoleh nilai NPV

sebesar Rp 293.589.578, Rp 201.548.372, dan Rp 160.519.186. Hal ini

menunjukkan bahwa usaha hidroponik yang dilakukan PT. Joy Farm jika

produksi sesuai dengan target menurut nilai sekarang adalah layak pada tingkat

suku bunga 5%, 12%, dan 16%.

Nilai Net B/C yang didapat pada usaha hidroponik ini pada tingkat suku

bunga 5%, 12%, dan 16% berturut-turut adalah 2,34, 1,92, dan 1,73. Nilai ini

menunjukkan bahwa penanaman investasi pada usaha hidroponik ini adalah

masih layak dilakukan pada tingkat suku bunga 5%, 12% dan 16%, karena nilai

B/C > 1.

Nilai Gross B/C yang diperoleh pada suku bunga 5%, 12%, dan 16%

berturut-turut adalah 1,45, 1,35, dan 1,29. Hal ini menunjukkan bahwa usaha

yang dilakukan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran

sehingga masih layak untuk dilakukan.

Nilai IRR yang diperoleh dari uji kelayakan tersebut adalah sebesar

42,29%. Nilai tersebut masih berada di atas tingkat suku bunga 5%, 12% dan

16% artinya usaha yang dilakukan masih layak.

Dari hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa usaha yang dilakukan

akan menguntungkan jika dilakukan produksi sesuai dengan target yang

diharapkan. Namun pada kenyataannya pencapaian target tersebut belum

Tabel 36. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm jika produksi

sesuai target dengan harga jual Rp 8.400/kg.

.

Page 62: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

48

sepenuhnya berhasil, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor

teknis dan lingkungan yang dapat mempengaruhi angka produksi.

Pada Lampiran 6, 7, dan 8 dapat dilihat cashflow perusahaan pada

rancangan 2 (berdasarkan data hasil produksi). Dari analisis tersebut didapat

nilai NPV, Net B/C, Gross B/C dan IRR seperti pada Tabel 37 berikut.

Tingkat suku bunga NPV (Rp) Net B/C Gross B/C IRR

(%)

5% -192.909.207 0,20 0,70 -

12% -203.249.185 0,15 0,65 -

16% -207.451.009 0,13 0,62 -

Dari hasil perhitungan uji kelayakan berdasarkan data produksi dalam

satu tahun, didapat nilai NPV pada tingkat suku bunga 5%, 12%, dan 16%

berturut-turut lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya

hidroponik yang dilakukan oleh PT. Joy Farm menurut nilai sekarang secara

finansial tidak layak untuk dilakukan karena akan menghasilkan kerugian

sebesar nilai NPV tersebut.

Nilai Net B/C pada tingkat suku bunga 5%, 12%, dan 16% berturut-turut

lebih kecil dari 1, begitupun pada nilai Gross B/C menghasilkan nilai lebih kecil

dari 1 yang artinya usaha yang dilakukan menghasilkan penerimaan yang lebih

kecil dari pengeluarannya dan belum mampu mengembalikan modal yang

diinvestasikan di awal usaha. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman investasi

usaha hidroponik sangat tidak layak atau tidak menguntungkan, karena tidak

memberikan nilai manfaat.

Nilai IRR tidak ditemukan karena usaha yang dilakukan untuk budidaya

secara hidroponik ini tidak layak dilakukan. Besarnya modal awal yang ada

alangkah lebih baik jika dipergunakan untuk usaha yang lebih menguntungkan.

PT. Joy Farm tetap menjalankan produksinya karena terikat kontrak lama

dengan pihak mitra. Untuk dapat melanjutkan usaha hidroponik tersebut, agar

tidak mengalami kerugian maka diperlukan alternatif pemecahan, di antaranya

adalah dengan memperhatikan biaya produksi dan perbaikan manajemen

Tabel 37. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi

riil dengan harga jual Rp 8.400/kg.

Page 63: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

49

pemasaran. Untuk itu perlu diperhatikan agar total penerimaan tidak kurang dari

jumlah pengeluaran.

Besarnya total penerimaan dipengaruhi oleh total produksi. Semakin

tinggi total produksi, semakin tinggi pula total penerimaan. Untuk itu

produktifitas tanaman harus dijaga agar tidak kurang dari target yang

diharapkan, selain itu jumlah pengeluaran juga perlu dijaga agar ketika produksi

menurun, total penerimaan masih berada di atas total pengeluaran sehingga

meminimalkan kerugian.

Dari segi teknis dalam hal penggunaan nutrisi sebaiknya PT. Joy Farm

menggunakan standar yang ada. Standar yang digunakan oleh PT. Joy Farm

lebih besar dari standar yang ada, sehingga akan menyebabkan larutan nutrisi

yang terlalu pekat dan dapat mempengaruhi produktifitas tanaman. Selain itu

penggunaan nutrisi yang tepat juga akan menekan biaya yang dikeluarkan.

Meningkatkan harga jual produk juga penting. Dilihat dari segi

pemasaran, telah diketahui bahwa produk hidroponik memiliki pasar tersendiri

seperti di mall dan swalayan lainnya dengan harga jual yang tinggi. Harga jual

yang ada di tingkat petani berkisar antara Rp. 17.000 – Rp. 18.000 per kg untuk

sayuran daun hidroponik. Harga jual yang digunakan oleh PT. Joy Farm adalah

sama untuk kedua jenis tanaman, yaitu seharga Rp 8.400/kg. Harga jual tersebut

merupakan kontrak lama dengan pihak mitra. Jika kita lihat pada perhitungan

sebelumnya, usaha yang dijalankan akan layak jika produksi memenuhi target,

namun pada kenyataannya total produksi tidak memenuhi target sehingga usaha

yang dilakukan belum menguntungkan dan belum mampu mengembalikan

modal yang diinvestasikan di awal usaha. Dalam hal ini sebaiknya PT. Joy Farm

melakukan negosiasi ulang mengenai harga jual dan mencari alternatif

pemasaran agar mampu mengembangkan usahanya tanpa tergantung oleh

kontrak dari pihak mitra.

Bila PT. Joy Farm melakukan negosiasi kontrak baru dengan mitra, yaitu

dengan menaikkan harga jualnya 2 kali harga semula menjadi Rp 16.800/kg

untuk sayuran hidroponik baik bayam merah maupun kangkung, maka akan

diperoleh nilai NPV, Net B/C, Gross B/C dan IRR berturut-turut adalah seperti

Page 64: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

50

pada Tabel 38 berikut (Cashflow pada harga Rp. 16.800/kg dapat dilihat pada

Lampiran 9, 10, dan 11)

Tingkat suku bunga NPV (Rp) Net B/C Gross B/C IRR

(%)

5% 210.772.933 1,96 1,32 32,33

12% 132.639.721 1,60 1,23 32,33

16% 97.879.653 1,45 1,18 32,33

Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa dengan menaikkan harga

jual produk menjadi RP. 16.800/kg akan didapatkan nilai NPV, Net B/C,Gross

B/C dan IRR seperti yang terlihat pada Tabel 38. Nilai NPV pada tingkat suku

bunga 5%, 12% dan 16% masih berada di atas nol.

Begitu juga dengan nilai Net B/C, pada tingkat suku bunga 5%, 12% dan

16% nilai B/C > 1. Nilai IRR yang didapat sebesar 32,33%. Dari analisis yang

dilakukan berdasarkan ketiga kriteria investasi tersebut, dapat dikatakan bahwa

usaha yang dilakukan akan layak pada tingkat suku bunga tersebut.

Apabila tidak mencapai kesepakatan dengan harga jual Rp. 16.800/kg,

maka dilakukan negosiasi ulang dengan harapan harga jual yang disepakati

masih memberikan kelayakan untuk PT. Joy Farm dalam melanjutkan usahanya.

Harga jual yang memungkinkan agar PT. Joy Farm tetap dapat melanjutkan

usahanya adalah Rp 14.200/kg. Dengan menggunakan harga jual tersebut akan

diperoleh nilai NPV, Net B/C, Gross B/C dan IRR berturut-turut adalah seperti

pada Tabel 39 berikut (Cashflow pada harga Rp. 14.200/kg dapat dilihat pada

Lampiran 12, 13, dan 14)

Tingkat suku bunga NPV (Rp) Net B/C Gross B/C IRR

(%)

5% 85.823.699 1,39 1,13 16,59

12% 28.674.107 1,13 1,05 16,59

16% 3.372.543 1,02 1,01 16,59

Tabel 38. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi

riil dengan harga jual Rp 16.800/kg.

Tabel 39. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi

riil dengan harga jual Rp 14.200/kg.

Page 65: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

51

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dengan harga jual Rp 14.200/kg

menghasilkan nilai NPV, Net B/C, Gross B/C dan IRR yang layak pada tingkat

suku bunga 5%, 12%, dan 16%. Hal ini masih memberikan kelayakan bagi PT.

Joy Farm untuk melanjutkan usahanya.

Kondisi tersebut akan dapat mencapai kondisi yang lebih baik apabila

dalam melakukan kegiatan produksinya dilakukan pemanfaatan sumber daya

atau aset dan sarana yang ada secara maksimal.

C. OPTIMASI PRODUKSI

1. Model matematis

a. Fungsi tujuan

Tujuan dari program linear dalam pemecahan masalah optimasi di

PT. Joy Farm adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Dalam hal ini

keuntungan merupakan selisih antara harga jual dan biaya produksi.

Harga jual yang digunakan adalah harga jual negosiasi kontrak baru

antara PT. Joy Farm dengan mitra yaitu sebesar Rp 16.800/kg.

Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp 14.257/kg untuk

bayam merah dan Rp 10.982/kg untuk kangkung. Dengan demikian

keuntungan yang akan diperoleh adalah Rp 2.543/kg untuk bayam merah

dan Rp 5.818/kg untuk kangkung. Berdasarkan hal tersebut, maka fungsi

tujuan dalam optimasi ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

Maksimumkan Z = 2.543 X1 + 5.818 X2

b. Fungsi pembatas

Fungsi pembatas pada model ini terdiri dari lima fungsi. Fungsi

tersebut menyatakan pembelian nutrisi dan bibit, listrik untuk pompa,

kapasitas greenhouse, permintaan minimal, dan tenaga kerja pada proses

produksi bayam merah (X1) dan kangkung (X2).

1) Pembelian Nutrisi dan bibit.

Total biaya yang dikeluarkan untuk pembelian nutrisi dan

bibit dari kedua produk adalah Rp 37.236.000 per tahun atau Rp

Page 66: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

52

3.103.000 per bulan. Untuk pembelian bibit, tanaman bayam

membutuhkan biaya Rp 2.100.000 per tahun atau Rp 175.000 per

bulan, sedangkan bibit kangkung membutuhkan biaya Rp 10.800.000

per tahun atau Rp 900.000 per bulannya. Untuk Nutrisi masing-

masing dialokasikan sebesar Rp 1.014.000 per bulan. Sehingga total

biaya masing-masing tanaman untuk nutrisi dan bibit adalah Rp

1.189.000 per bulan untuk bayam merah dan Rp 1.914.000 per bulan

untuk kangkung, maka biaya yang dikeluarkan masing-masing

tanaman per bed adalah Rp 19.816 untuk bayam merah, dan Rp

31.900 untuk tanaman kangkung. Berdasarkan perhitungan tersebut

maka fungsi pembatas pembelian nutrisi dan bibit dinyatakan sebagai

berikut :

19.816 X1 + 31.900 X2 ≤ 3.103.000

2) Biaya listrik pemakaian pompa

Untuk biaya listrik pompa air dihitung dari pemakaian

pompa air selama satu bulan. Penggunaan pompa untuk kedua jenis

tanaman sama. Masing-masing tanaman untuk seluruh bed

menggunakan pompa dengan daya 250 watt sebanyak tiga buah

pompa. Pemakaian pompa adalah selama 465 menit per hari untuk

tanaman bayam merah, sedangkan untuk kangkung adalah 600 menit.

Maka selama satu bulan lamanya pemakaian adalah 13.950 menit

atau 232,5 jam untuk tanaman bayam, dan 18.000 menit atau 300 jam

untuk tanaman kangkung. Berdasarkan pemakaian tersebut maka

dengan menggunakan biaya Rp 500/kwh, didapat biaya per bulan

untuk masing-masing tanaman sebesar Rp 87.187 untuk bayam

merah dan Rp 112.500 untuk kangkung. Sehingga diperoleh biaya

yang dikeluarkan per bed adalah Rp 1.453 untuk bayam merah dan

Rp 1.875 untuk kangkung. Maka total biaya listrik penggunaan

pompa dari kedua tanaman tersebut adalah Rp 200.000 per bulan,

sehingga fungsi pembatas biaya listrik pemakaian pompa dapat

dinyatakan sebagai berikut :

Page 67: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

53

1.453 X1 + 1.875 X2 ≤ 200.000

3) Kapasitas greenhouse

Kapasitas greenhouse untuk memproduksi kedua produk

tersebut selama satu bulan adalah sebanyak 120 bed, maka fungsi

pembatas untuk kapasitas greenhouse dapat dinyatakan sebagai

berikut :

X1 + X2 ≤ 120

4) Biaya tenaga kerja

Faktor pembatas mengenai tenaga kerja, setiap bulannya PT.

Joy Farm menggaji 6 karyawan yang bekerja di kebun PT. Joy Farm.

Pembayaran gaji kepada karyawan tersebut didasarkan pada

pengalaman dan lama bekerja, jadi setiap orangnya mendapatkan gaji

yang berbeda. Total gaji yang dikeluarkan oleh PT. Joy Farm untuk

tenaga kerja adalah sebesar Rp 33.240.000 per tahunnya atau Rp

2.770.000 tiap bulannya. Pembagian kerja 3 orang untuk menangani

bayam merah dan 3 orang untuk menangani kangkung. Besarnya

biaya tenaga kerja untuk masing-masing tanaman adalah Rp

1.570.000 untuk kangkung dan Rp 1.200.000 untuk bayam merah

yang merupakan jumlah gaji dari tiap karyawan pada masing-masing

tanaman. Tanaman kangkung membutuhkan perawatan ekstra karena

apabila layu, tanaman menjadi cacat dan tidak bisa segar kembali

(Gaji karyawan dapat dilihat pada Lampiran 15). Biaya tenaga kerja

yang dikeluarkan per bed adalah Rp 26.166 untuk kangkung dan Rp

20.000 untuk bayam merah. Dari perhitungan tersebut maka fungsi

pembatas untuk biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut :

20.000 X1 + 26.166 X2 ≤ 2.770.000

5) Permintaan minimal mitra.

Permintaan minimal pada masing-masing sayuran adalah

20 kg/hari untuk kangkung atau 1,2 bed/hari sehingga dalam 1 bulan

Page 68: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

54

dibutuhkan 36 bed. Sedangkan untuk bayam merah adalah 15kg/hari

atau 0,8 bed/hari sehingga dalam 1 bulan dibutuhkan 24 bed. Maka

fungsi pembatas untuk permintaan minimal adalah sebagai berikut :

X1 ≥ 24

X2 ≥ 36

2. Hasil optimasi

Dari perhitungan yang dilakukan sesuai dengan proses optimasi

menggunakan program linier, diperoleh hasil optimal dengan kombinasi

jumlah bed yang harus diproduksi adalah 24 bed per bulan untuk bayam

merah dan 82 bed per bulan untuk kangkung. Dari hasil tersebut didapatkan

total keuntungan sebesar Rp 9.246.742 per bulan. Hasil dapat dilihat pada

Lampiran 16.

Dengan hasil tersebut, untuk tanaman bayam merah diperlukan 24

bed per bulan, maka per harinya dapat dipanen sebanyak 0,8 bed. Dengan

melihat umur panen bayam merah selama 22 hari, maka untuk dapat panen

0,8 bed per hari diperlukan total bed sebanyak 18 bed.

Untuk tanaman kangkung diperlukan 82 bed per bulan, maka per

harinya dapat dipanen sebanyak 2,73 bed. Dengan melihat umur panen

kangkung selama 15 hari, maka untuk dapat panen 2,73 bed per hari

diperlukan total bed sebanyak 41 bed. Dari hasil optimasi tersebut

dibutuhkan bed secara keseluruhan adalah 59 bed sedangkan PT. Joy Farm

memiliki total bed 64. Dalam hal ini masih menyisakan bed sebanyak 5 bed

sehingga produksi dapat lebih dimaksimalkan kembali.

Hasil optimasi tersebut di atas juga menunjukkan bahwa selama ini

PT. Joy Farm belum memperhatikan aspek optimasi dalam menjalankan

produksinya. Ada perbedaan yang mencolok antara hasil optimasi dengan

praktek/realisasi produksi selama ini. Dengan menerapkan optimasi tersebut

maka PT. Joy Farm dapat memaksimalkan keuntungannya.

Page 69: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

55

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Evaluasi kelayakan teknis yang dilakukan berdasarkan keseragaman

debit aliran, keseragaman konduktifitas listrik, keseragaman derajat keasaman,

kedalaman aliran dan keseragaman bobot tanaman, menghasilkan nilai

keseragaman yang bervariasi. Namun secara umum sistem hidroponik yang

diterapkan oleh PT. Joy Farm untuk kedua tanaman dapat diterapkan, karena

nilai koefisien keseragamannya mendekati 90%. Secara khusus nilai koefisien

keseragaman masih kurang baik pada kedalaman aliran dan bobot tanaman,

hal ini disebabkan karena terdapatnya lipatan pada terpal pelapis bed sehingga

permukan bed menjadi tidak rata. Nilai keseragaman pada jaringan hidroponik

ini akan dapat lebih tinggi jika dilakukan perawatan dan pemeliharaan yang

rutin.

Pada harga jual Rp 8.400/kg usaha hidroponik yang dilakukan oleh PT.

Joy Farm akan layak dilanjutkan pada tingkat suku bunga 5%, 12% dan 16%

jika total produksi sesuai dengan target yaitu 17 kg per bed. Hasil uji

kelayakan yang diperoleh pada tingkat suku bunga 5% didapat nilai NPV Rp

293.589.578, Net B/C 2,34, dan Gross B/C 1,45. Pada tingkat suku bunga

12% didapat nilai NPV Rp 201.548.372, Net B/C 1,92, dan Gross B/C 1,35.

Pada tingkat suku bunga 16% didapat nilai NPV Rp 160.519.186, Net B/C

1,73, dan Gross B/C 1,29. Nilai IRR yang dihasilkan adalah 42,29%.

Berdasarkan hasil uji kelayakan tersebut, usahatani yang dilakukan jika sesuai

target akan layak.

Jika dilihat dari produksi riil, perusahaan hanya mampu menghasilkan

± 925 kg per bulan. Dengan menggunakan harga jual sebesar Rp 8.400 per kg,

hasil uji kelayakan yang diperoleh pada tingkat suku bunga 5% didapat nilai

NPV Rp -192.909.207, Net B/C 0,20, dan Gross B/C 0,70. Pada tingkat suku

bunga 12% didapat nilai NPV Rp -203.249.185, Net B/C 0,15, dan Gross B/C

0,65. Begitupun juga dengan tingkat suku bunga 16% didapat nilai NPV Rp -

207.451.009, Net B/C 0,13, dan Gross B/C 0,62. Nilai IRR tidak ditemukan.

Page 70: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

56

Berdasarkan hasil uji kelayakan tersebut, maka usahatani yang dilakukan oleh

PT. Joy Farm belum layak untuk dilanjutkan.

Untuk dapat melanjutkan usahatani tersebut dan memperoleh kondisi

yang lebih baik, maka perlu dilakukan negosiasi kontrak baru dengan mitra

mengenai harga jual. Dengan menggunakan harga jual Rp 16.800/kg, pada

tingkat suku bunga 5% didapat nilai NPV Rp 210.772.933, Net B/C 1,96, dan

Gross B/C 1,32. Pada tingkat suku bunga 12% didapat nilai NPV Rp

132.639.721, Net B/C 1,6, dan Gross B/C 1,23. Pada tingkat suku bunga 16%

didapat nilai NPV Rp 97.879.653, Net B/C 1,45, dan Gross B/C 1,18. Nilai

IRR yang dihasilkan adalah 32,33%. Berdasarkan hasil tersebut maka

perusahaan akan layak melanjutkan usahanya pada tingkat suku bunga 5%,

12%, dan 16%.

Jika harga jual Rp 16.800/kg tidak dicapai sepakat, maka digunakan

harga jual Rp. 14.200/kg sebagai alternatif harga jual yang masih memberikan

kelayakan pada PT. Joy Farm. Dengan harga jual Rp. 14.200/kg pada tingkat

suku bunga 5% didapat nilai NPV Rp 85.823.699, Net B/C 1,39, dan Gross

B/C 1,13. Pada tingkat suku bunga 12% didapat nilai NPV Rp. 28.674.107,

Net B/C 1,13, dan Gross B/C 1,05. Pada tingkat suku bunga 16% didapat nilai

NPV Rp 3.372.543, Net B/C 1,02, dan Gross B/C 1,01. Nilai IRR yang

dihasilkan adalah 16,59%. Berdasarkan hasil tersebut maka perusahaan masih

layak untuk melanjutkan usahanya pada tingkat suku bunga 5%, 12%, dan

16%.

Optimasi produksi sesuai dengan program linear didapat kombinasi

produksi 24 bed per bulan untuk bayam merah dan 82 bed per bulan untuk

kangkung. Dengan kombinasi tersebut dibutuhkan total bed produksi

sebanyak 59 bed, dalam hal ini masih tersisa 5 bed dari total 64 bed yang

dimiliki oleh PT. Joy Farm sehingga dapat lebih memaksimalkan produksi.

Dengan kombinasi tersebut diperoleh keuntungan sebesar Rp 9.246.742 per

bulan.

Page 71: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

57

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Joy Farm,

maka penulis dapat memberikan saran atau masukan bagi perusahaan seperti :

1. Menutup bagian kerikil pada nursery dengan plastik atau nampan basah

untuk membantu merangsang pertumbuhan bibit kangkung dan bayam,

sehingga dapat memperkecil jumlah bibit yang tidak tumbuh dan akhirnya

terbuang.

2. Pada saat sterilisasi bed sebaiknya tidak menggunakan aliran air nutrisi,

karena kotoran dan lumut akan ikut terbawa ke dalam bak nutrisi sehingga

dapat menyebabkan tersumbatnya aliran nutrisi, dan jika tidak terkontrol

akan menyebabkan kematian pada tanaman dan akhirnya dapat

mengurangi jumlah produksi.

3. Menutup lubang aliran yang menuju bak nutrisi dengan saringan yang

lebih halus, hal ini bertujuan untuk mencegah kotoran dan lumut halus

yang lolos ke bak nutrisi yang dapat menumpuk dan menyumbat pipa –

pipa jaringan irigasi.

4. Faktor lingkungan perlu diperhatikan secara serius, mengingat letak kebun

PT. Joy Farm berdampingan dengan kebun liar di sekitarnya,

kemungkinan datangnya hama akan besar. Untuk itu ventilasi greenhouse

perlu diberi insectnet untuk menghindari masuknya hama yang

menyebabkan kematian pada tanaman.

5. Pemeriksaan dan pengecekan terpal pelapis bed harus diperhatikan karena

lipatan-lipatan terpal tersebut akan menyebabkan permukaan bed tidak rata

dan menimbulkan genangan pada titik – titik tertentu.

6. Dalamnya lubang tanam pada bed perlu diperhatikan, karena banyak bibit

yang akarnya tidak sampai menyentuh aliran nutrisi, sehingga bila

dipaksakan akan menyebabkan bibit hanyut terbawa aliran nutrisi dan

akhirnya bibit terbuang.

7. Menambah jumlah bed produksi jika panen dilakukan 2 bed per hari untuk

masing-masing tanaman agar rolling tanaman dapat berjalan dengan baik.

8. Meningkatkan harga jual sesuai dengan harga jual sayuran hidroponik

yang berlaku dipasar, sehingga pengembalian modal akan dapat terwujud,

Page 72: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

58

atau mencari alternatif pemasaran lain sehingga usaha yang dilakukan

tidak tergantung pada pihak mitra.

9. Menggunakan standar penggunaan nutrisi sesuai dengan yang seharusnya,

sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan tanaman dan menekan biaya

untuk nutrisi.

10. Pemanfaatan peralatan yang ada secara maksimal. Disamping itu juga

dibutuhkan tenaga kerja yang secara teknis terlatih dengan baik, karena

dengan tenaga kerja yang ahli dan terampil akan dapat mengatasi masalah

yang terjadi di lapangan dan juga dapat memaksimalkan waktu kerja yang

ada.

11. Melakukan produksi sesuai dengan kombinasi yang optimal, serta

melakukan negosiasi ulang dengan mitra dalam hal penetapan harga jual

bayam dan kangkung.

Page 73: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

59

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, N. 2002. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Burkill, I.H. 1935. A Dictionary of The Economic Product of Malay Peninsula.

The Crown Agent for the Colonies, London.

Chadirin, Y. 2006. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik. Diktat kuliah.

Departemen Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Gittinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. UI-Press.

Jakarta.

Hadisoeganda, W. 1995. Bayam Sayuran penyangga petani di Indonesia. Balai

Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang. Bandung.

Keller, J and R. D. Bleisner. 1990. Sprinkler and Trickle Irrigation. AVI

Publishing Company. Inc. Westport Connecticut.

Lieng, S. 1996. Rancangan Greenhouse untuk budidaya semangka secara

hidroponik. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian

Bogor.

Maryam. 2004. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Hidroponik Dengan sistem NFT

(Nutrient Film Technique) Untuk Budidaya Tanaman Petsai (Brassica

pekinensis L). Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Mulyono, S. 1991. Operational Research. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Pamungkas, W. 2004. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Hidroponik Dengan

Sistem Deep Flow Technique (DFT) Untuk Budidaya Kangkung Darat

(Ipoemea reptans Poir) Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Prastyo, B. 2004. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Hidroponik Dengan Sistem

NFT (Nutrient Film Technique) Untuk Budidaya Tanaman Pakcoy

(Brassica chinensis). Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Pramudya, B dan N.Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. Jurusan Mekanisasi Pertanian.

Fateta. IPB.

Soeseno, S. 1998. Bercocok Tanam Secara Hidroponik. Gramedia. Jakarta.

Soekartiwi. 1996. Linear Programing Teori dan Aplikasinya khususnya dalam

bidang pertanian.

Page 74: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

60

Sutiyoso, Y. 2004. Meramu Pupuk Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Untung. O. 2000. Hidroponik Sayuran Sistem NFT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 75: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

61

Lampiran 1. Biaya tanaman kangkung (Rp/kg). (DF 5%)

Biaya tetap (Rp/Th)

Biaya penyusutan Bunga modal Pajak Biaya tetap

Greenhouse 8.522.640,00 1.420.440,00 9.943.080,00

Sistem Hidroponik 11.075.436,00 1.845.906,00 12.921.342,00

Listrik dan genset 652.500,00 199.375,00 851.875,00

Kantor dan gudang 450.000,00 137.500,00 587.500,00

Alat bantu pertanian 1.305.360,00 217.560,00 1.522.920,00

Kendaraan 8.226.000,00 2.513.500,00 1.487.000,00 12.226.500,00

PBB 500.000,00 500.000,00

Total 38.553.217,00

Biaya tidak tetap (Rp/bulan)

Bensin 375.000,00

Perawatan 100.000,00

Biaya bibit 900.000,00

Biaya nutrisi 1.014.000,00

Biaya listrik 350.000,00

Tenaga kerja 1.570.000,00

Keamanan 300.000,00

Biaya per bulan 4.609.000,00

Biaya per tahun 55.308.000,00

Karena dilakukan dalam satu usaha yang sama maka biaya tetap untuk masing-masing tanaman adalah

Rp 19.276.608,50/th

Total produksi kangkung : 6.791,59 kg/th

Total biaya : 74.584.608,50 Rp/th

Biaya pokok produksi kangkung : 10.981,91 Rp/kg

Page 76: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

62

Lampiran 2. Biaya tanaman bayam (Rp/kg). (DF 5%)

Biaya tetap (Rp/Th)

Biaya penyusutan Bunga modal Pajak Biaya tetap

Greenhouse 8.522.640,00 1.420.440,00 9.943.080,00

Sistem Hidroponik 11.075.436,00 1.845.906,00 12.921.342,00

Listrik dan genset 652.500,00 199.375,00 851.875,00

Kantor dan gudang 450.000,00 137.500,00 587.500,00

Alat bantu pertanian 1.305.360,00 217.560,00 1.522.920,00

Kendaraan 8.226.000,00 2.513.500,00 1.487.000,00 12.226.500,00

PBB 500.000,00 500.000,00

total 38.553.217,00

Biaya tidak tetap (Rp/bulan)

Bensin 375.000,00

Perawatan 100.000,00

Biaya bibit 175.000,00

Biaya nutrisi 1.014.000,00

Biaya listrik 350.000,00

Tenaga kerja 1.200.000,00

Keamanan 300.000,00

Biaya per bulan 3.514.000,00

Biaya per tahun 42.168.000,00

Karena dilakukan dalam satu usaha yang sama maka biaya tetap untuk masing-masing tanaman adalah

Rp 19.276.608,50/th

Total produksi bayam : 4.309,68 kg/th

Total biaya : 61.444.608,50 Rp/th

Biaya pokok produksi bayam merah : 14.257,35 Rp/kg

Page 77: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

63

Lampiran 3. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF 5%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 274.252.520,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 174.789.520,00

DF(5%) 1,00 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 101.072.888,00 96.295.283,00 91.708.782,20 87.345.236,30 136.947.588,92

NPV : 293.589.578,42

Net B/C : 2,34

Gross B/C : 1,45

IRR : 42,29

Page 78: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

64

Lampiran 4. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF 12%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 274.252.520,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 174.789.520,00

DF(12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 94.787.683,20 84.616.693,00 75.592.328,00 67.523.484,00 99.105.657,84

NPV : 201.845.646,04

Net B/C : 1,92

Gross B/C : 1,35

IRR : 42,29

Page 79: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

65

Lampiran 5. Cashflow sesuai target produksi dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF 16%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 205.632.000,00 274.252.520,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 106.169.000,00 174.789.520,00

DF(16%) 1,00 0,86 0,74 0,64 0,55 0,48

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 91.528.294,90 78.904.800,80 68.011.861,40 58.637.138,70 83.217.290,47

NPV : 160.519.186,27

Net B/C : 1,73

Gross B/C : 1,29

IRR : 42,29

Page 80: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

66

Lampiran 6. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF 5%)

No Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 161.871.188,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) 62.408.188,00

DF(5%) 1,00 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78

Net present value(NPV) (219.780.200,00) (5.914.140,06) (5.634.585,12) (5.366.212,38) (5.110.885,54) 48.896.815,30

NPV : -192.909.207,81

Net B/C : 0,20

Gross B/C : 0,70

IRR : -

Page 81: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

67

Lampiran 7. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF12%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 161.871.188,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) 62.408.188,00

DF(12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57

Net present value(NPV) (219.780.200,00) (5.528.975,48) (4.951.228,60) (4.423.180,38) (3.951.043,15) 35.385.442,60

NPV : -203.249.185,02

Net B/C : 0,15

Gross B/C : 0,65

IRR : -

Page 82: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

68

Lampiran 8. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 8.400/kg. (DF16%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 93.250.668,00 161.871.188,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) (6.212.332,00) 62.408.188,00

DF(16%) 1,00 0,86 0,74 0,64 0,55 0,48

Net present value(NPV) (219.780.200,00) (5.355.651,42) (4.617.005,14) (3.979.619,88) (3.431.070,96) 29.712.538,31

NPV : - 207.451.009,10

Net B/C : 0,13

Gross B/C : 0,62

IRR : -

Page 83: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

69

Lampiran 9. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 16.800/kg. (DF 5%)

No Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 255.121.856,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 155.658.856,00

DF(5%) 1,00 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 82.860.495,87 78.943.770,75 75.183.714,64 71.606.439,03 121.958.713,68

NPV : 210.772.933,96

Net B/C : 1,96

Gross B/C : 1,32

IRR : 32,33

Page 84: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

70

Lampiran 10. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 16.800/kg. (DF 12%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 255.121.856,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 155.658.856,00

DF(12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 77.464.119,04 69.369.553,79 61.971.295,23 55.356.381,70 88.258.571,35

NPV : 132.639.721,11

Net B/C : 1,6

Gross B/C : 1,23

IRR : 32,33

Page 85: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

71

Lampiran 11. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 16.800/kg. (DF 16%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 186.501.336,00 255.121.856,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 87.038.336,00 155.658.856,00

DF(16%) 1,00 0,86 0,74 0,64 0,55 0,48

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 75.035.749,47 64.686.891,32 55.756.758,04 48.071.272,97 74.109.181,34

NPV : 97.879.653,14

Net B/C : 1,45

Gross B/C : 1,18

IRR : 32,33

Page 86: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

72

Lampiran 12. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 14.200/kg. (DF 5%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 226.258.554,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 126.795.554,00

DF(5%) 1,00 0,95 0,91 0,86 0,82 0,78

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 55.382.632,37 52.764.755,84 50.251.594,37 47.860.600,47 99.344.316,56

NPV : 85.823.699,61

Net B/C : 1,39

Gross B/C : 1,13

IRR : 16,59

Page 87: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

73

Lampiran 13. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 14.200/kg. (DF 12%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 226.258.554,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 126.795.554,00

DF(12%) 1,00 0,89 0,80 0,71 0,64 0,57

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 51.775.780,26 46.365.502,10 41.420.624,21 36.999.321,62 71.893.079,12

NPV : 28.674.107,31

Net B/C : 1,13

Gross B/C : 1,05

IRR : 16.59

Page 88: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

74

Lampiran 14. Cashflow sesuai produksi riil dengan harga jual Rp 14.200/kg. (DF 16%)

No

Uraian

Tahun

0 1 2 3 4 5

A Penerimaan

1 Nilai produksi total 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00

2 Nilai sisa 68.620.520,00

Total penerimaan 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 157.638.034,00 226.258.554,00

B Pengeluaran

1 Investasi

Greenhouse 47.348.000,00

Sistem Hidroponik 61.530.200,00

Listrik dan genset 7.250.000,00

Kantor dan gudang 5.000.000,00

Alat bantu pertanian 7.252.000,00

Kendaraan 91.400.000,00

2 Pajak

Kendaraan 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00 1.487.000,00

PBB 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00 500.000,00

3 Biaya Operasional

Bensin 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00 9.000.000,00

Benih bayam 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00 2.100.000,00

Benih kangkung 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00 10.800.000,00

Nutrisi 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00 24.336.000,00

Gaji karyawan 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00 33.240.000,00

Listrik 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00 8.400.000,00

Keamanan 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00 7.200.000,00

Perawatan 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00 2.400.000,00

Total pengeluaran 219.780.200,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00 99.463.000,00

Net Benefit (219.780.200,00) 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 58.175.034,00 126.795.554,00

DF(16%) 1,00 0,86 0,74 0,64 0,55 0,48

Net present value(NPV) (219.780.200,00) 50.152.696,81 43.235.685,27 37.266.926,78 32.130.071,28 60.367.363,26

NPV : 3.372.543,40

Net B/C : 1,02

Gross B/C : 1,01

IRR : 16,59

Page 89: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

75

Lampiran 15. Gaji karyawan (Rp/Bulan).

Tanaman kangkung Tanaman Bayam

Bu Yati 460.000 Pak Mursidi 600.000

Bu Asiah 460.000 Bu Edah 350.000

Wildan 650.000 Eman 250.000

Total 1.570.000 Total 1.200.000

Page 90: OPTIMASI USAHA BUDIDAYA BAYAM MERAH DAN KANGKUNG HIDROPONIK DENGAN SISTEM NFT

76

Lampiran 16. Metoda grafik pada pemecahan model optimasi.

-50-40-30-20-10

0102030405060708090

100110120130140150160

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110120 130140150 160

X1 (bayam merah (bed/bulan))

X2 (k

angk

ung

(bed

/bul

an))

Kendala 1Kendala 2Kendala 3kendala 4

Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa daerah optimal yang

dihasilkan adalah bagian yang diarsir. Namun yang merupakan titik kombinasi

terbaik untuk melakukan produksi kedua produk tersebut adalah titik (24,82),

dimana garis selidik pada titik tersebut adalah yang terjauh dari titik (0,0).

Keuntungan yang diperoleh pada kombinasi titik tersebut adalah

Rp 9.246.742 per bulan.

Daerah optimal