Masih Menjadi Satu Teka

3
Masih menjadi satu teka-teki dari kehidupan adalah perkembangannya. Selama perkembangannya, sel membelah dan terus membelah. Setiap dari pembelahan ini, sel yang baru (hampir seluruhnya) mewarisi gen yang sama persis. Namum beberapa sel (sebagai contoh) menjadi sel tulang dan sel lainnya menjadi sel otak. Bagaimana sebenarnya para sel-sel ini mengetahui protein mana yang harus mereka buat (protein merupakan substansi sel), kapan dan seberapa banyak? Padahal mereka mengalami proses yang sama, namun bagaimana dua sel yang “sama” menjadi dua hal yang berbeda? Dan darimana sel-sel ini mengetahui dimana semestinya tempat mereka? Dengan sistem sel yang sudah sedemikian kompleks dan teratur ini kemudian manusia mengenal istilah “kanker” yang disinyalir salah satu penyebabnya adalah karsinogen (contoh: rokok dan alcohol). Namun manusia menganggap “kanker” juga disebabkan oleh hereditas. 1. Bagaimana sebenarnya sel kanker ini kemudian bisa muncul? 2. Apakah benar hereditas akan menjadi carrier kanker? ; dan 3. Mengapa kanker susah disembuhkan? Pada figure 4.10 yang ada pada hal. 116 menjelaskan tentang difusi secara simultan dari partikel di ruang X,Y dan Z. kemudian dilanjutkan dengan penjelasan menggunakan Hukum Fick yang mengatakan rata-rata penyebaran sebanding dengan gradient konsentrasi.

description

ok

Transcript of Masih Menjadi Satu Teka

Page 1: Masih Menjadi Satu Teka

Masih menjadi satu teka-teki dari kehidupan adalah perkembangannya. Selama perkembangannya, sel membelah dan terus membelah. Setiap dari pembelahan ini, sel yang baru (hampir seluruhnya) mewarisi gen yang sama persis. Namum beberapa sel (sebagai contoh) menjadi sel tulang dan sel lainnya menjadi sel otak. Bagaimana sebenarnya para sel-sel ini mengetahui protein mana yang harus mereka buat (protein merupakan substansi sel), kapan dan seberapa banyak? Padahal mereka mengalami proses yang sama, namun bagaimana dua sel yang “sama” menjadi dua hal yang berbeda? Dan darimana sel-sel ini mengetahui dimana semestinya tempat mereka?

Dengan sistem sel yang sudah sedemikian kompleks dan teratur ini kemudian manusia mengenal istilah “kanker” yang disinyalir salah satu penyebabnya adalah karsinogen (contoh: rokok dan alcohol). Namun manusia menganggap “kanker” juga disebabkan oleh hereditas.

1. Bagaimana sebenarnya sel kanker ini kemudian bisa muncul?2. Apakah benar hereditas akan menjadi carrier kanker? ; dan3. Mengapa kanker susah disembuhkan?

Pada figure 4.10 yang ada pada hal. 116 menjelaskan tentang difusi secara simultan dari partikel di ruang X,Y dan Z. kemudian dilanjutkan dengan penjelasan menggunakan Hukum Fick yang mengatakan rata-rata penyebaran sebanding dengan gradient konsentrasi.

Page 2: Masih Menjadi Satu Teka

Apakah sebenarnya proses difusi ini menghasilkan keteraturan (ordered) atau merusak keteraturan yang sudah ada di dalam sistem?

http:// www.youtube.com/watch?v=OwU0TWvzZHg

Hukum Fick, dapat dianalogikan pada sebuah bejana yang dibagi kiri dan kanannya. Ketika partikel lebih banyak di kiri, C meningkat, derivatifnya negative. Sebaliknya jika ke kanan menjadi positif. Dimana j adalah flux massa bahan terlarut, C konsentrasi bahan terlarut, D koefisien proporsionalitas. Tanda minus menunjukkan bahwa bahan terlarut terangkut dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Dan juga dituliskan pada buku biofisika “Tingkat 3 Nelson” secara intuisi aliran ke kanan (konsentrasi yang lebih rendah) terjadi karena system menjaga/menyeimbangkan distribusi, dengan kata lain membuat menjadi “seragam.” Pernyataan di atas dengan sangat jelas bahwa difusi merupakanproses yang menghasilkan keseragaman. Keseragaman dalam campuran partikel dengan air yang menjadi surrounding nya. Sedangkan keteraturan yang sudah ada (keteraturan air & keteraturan dari partikel sebelum di campurkan) menjadi terganggu karena proses difusi itu sendiri. Jadi menurut saya, difusi akan menghasilkan keseragaman yang sama antara partikel terlarut dan surrounding – nya disisi lain juga mengganggu keteraturan (order) dari materi penyusun larutan itu sendiri.