Masalah Keperawatan

5
Masalah Keperawatan 1. Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokardium sebagai dampak sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium atau peningkatan produksi asam laktat. Tujuan: dalam waktu 1x24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada Kriteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine > 600 ml/hari Intervensi: - Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lama dan penyebarannya - Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera - Lakukan manajemen nyeri keperawatan a. Atur posisi fisiologis b. Istirahatkan klien c. Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai dengan indikasi d. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung e. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam f. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri g. Lakukan manajemen sentuhan - Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antiangina a. Antiangina (nitrogliserin) b. Analgetik, morfin 2-5 mg intravena c. Penyekat beta (contoh: atenolol, tonormin, pindolol, visken), propanolol (inderal) d. Penyekat saluran kalsium, contoh: verafamil (calan), diltiazem (prokardia) - Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antikoagulan, misalnya: heparin - Kolaborasi pemberian terapi farmakologis trombolitik - Kolaborasi untuk tindakan terapi nonfarmakologis a. PTCA (angioplasti koroner transluminal perkutan) b. CABG 2. Aktual/resiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal Tujuan: dalam waktu 2x24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung Kriteria: stabilitas hemodinamik bai (tekanan darah dalam batas normal, curah jantung kembali meningkat, intake dan output sesuai, tidak menunjukan tanda-tanda distritmia), urine > 600 ml/hari Intervensi: - Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri bila memungkinkan - Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi - Catat terjadinya S3/S4 - Catat murmur - Pantau frekuensi jantung dan irama - Berikan makanan kecil/mudah di kunyah, batasi asupan kafein - Kolaborasi: a. Pertahankan cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi b. Pantau data laboraturium enzim jantung, GDA, dan elektrolit

description

kep

Transcript of Masalah Keperawatan

Masalah Keperawatan1. Nyeri yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan miokardium sebagai dampak sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium atau peningkatan produksi asam laktat.

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada

Kriteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri dada, secara objektif didapatkan TTV dalam batas normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine > 600 ml/hari

Intervensi:

Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lama dan penyebarannya

Anjurkan klien untuk melaporkan nyeri dengan segera

Lakukan manajemen nyeri keperawatan

a. Atur posisi fisiologis

b. Istirahatkan klien

c. Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai dengan indikasi

d. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung

e. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam

f. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

g. Lakukan manajemen sentuhan

Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antiangina

a. Antiangina (nitrogliserin)

b. Analgetik, morfin 2-5 mg intravena

c. Penyekat beta (contoh: atenolol, tonormin, pindolol, visken), propanolol (inderal)

d. Penyekat saluran kalsium, contoh: verafamil (calan), diltiazem (prokardia)

Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antikoagulan, misalnya: heparin

Kolaborasi pemberian terapi farmakologis trombolitik

Kolaborasi untuk tindakan terapi nonfarmakologis

a. PTCA (angioplasti koroner transluminal perkutan)

b. CABG

2. Aktual/resiko tinggi menurunnya curah jantung yang berhubungan dengan perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal

Tujuan: dalam waktu 2x24 jam tidak terjadi penurunan curah jantung

Kriteria: stabilitas hemodinamik bai (tekanan darah dalam batas normal, curah jantung kembali meningkat, intake dan output sesuai, tidak menunjukan tanda-tanda distritmia), urine > 600 ml/hari

Intervensi:

Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri bila memungkinkan

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi

Catat terjadinya S3/S4

Catat murmur

Pantau frekuensi jantung dan irama

Berikan makanan kecil/mudah di kunyah, batasi asupan kafein

Kolaborasi:

a. Pertahankan cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi

b. Pantau data laboraturium enzim jantung, GDA, dan elektrolit3. Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunnya curah jantung.

Tujuan: dalam waktu 2x24 jam perfusi perifer meningkat

Kriteria: klien tidak mengeluh pusing, TTV dalam batas normal, CRT600 ml/hari

Intervensi:

Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri bila memungkinkan

Kaji status mental klien secara teratur

Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

Kaji kualitas peristaltik, jika perlu pasang sonde

Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas

Pantau urine output

Catat adanya keluhan pusing

Catat murmur

Pantau frekuensi jantung dan ira,a

Berikan makanan kecil/mudah di kunyah, batasi asupan kafein

Kolaborasi:

a. Pertahankan cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi

4. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan penurunan perfusi perifer sekunder dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan kebutuhan

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam aktivitas klien mengalami peningkatan

Kriteria: klien tidak mengeluh pusing, alat dan sarana untuk memenuhi aktivitas tersedia dan mudah klien jangkau. TTV dalam batas normal, CRT600 ml/hariIntervensi:

Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat

Anjurkan untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya mengejan saat defekasi

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan

Rujuk ke program rehabilitasi jantung

5. Aktual/resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru sekunder dari edema paru akut

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola napas

Krteria: klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal 16-20x/menit, respon batuk berkurang

Intervensi:

Auskultasi bunyi napas (krakles)

Kaji adanya edema

Ukur intake dan output

Timbang berat badan

Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskular

Kolaborasi:

a. Berikan diet tanpa garam

b. Berikan diuretik, contoh: furosemide, sprinolakton, dan hidronolakton

c. Pantau data laboraturium elektrolit kalium

Penatalaksanaan:

Terapi farmakologis.Obat-obatan antiangina bertujuan untuk meningkatkan aliran darah, baik dengan menambah suplai oksigen maupun dengan mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen. Jenis antiangina meliputi hal-hal berikut:1. Morfin sulfat

Morfin sulfat, suatu analgetik narkotik, biasanya digunakan untuk mengobati angina yang berkaitan dengan infark miokardium akut. Morfin menghilangkan sakit, memperlebar pembuluh vena, dan mengurangi beban jantung. 2. Nitrat

Nitrat atau vasodilator koroner merupakan agen-agen pertama yang digunakan untuk meredakan angina.

Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan, baik vena maupun arteri, sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena, terjadi pengumpulan darah vena di seluruh tubuh. Akibatnya, hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Efek samping: sakit kepala3. Penghambat beta

Penghambat (adrenergik) beta menghambat reseptor betal. Dengan demikian, obat ini dapat mengurangi denyut jantung. Obat-obat ini digunakan sebagai antiangina, antiaritmia, dan antihipertensi. Penghambat beta efektif sebagai antiangina karena mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokardium. Obat ini menurunkan kebutuhan pemakaian oksigen, dengan demikian dapat meredakan rasa nyeri angina. Efek samping: penurunan denyut nadi dan tekanan darah

4. Penghambat rantai kalsium (antagonis Ca)Penghambat kalsium menurunkan kontraktilitas jantung (efek inotropik negatif) dan beban kerja jantung, sehingga mengurangi keperluan jantung akan oksigen. Efek samping: sakit kepala, hipotensi (lebih sering pada nifedipin dan lebih jarang pada diltiazem), pusing, dan flushingpada kulit. Antikoagulan

Antikoagulan digunakan untuk menghambat pembentukan darah. Tidak seperti trombolitik, obat ini tidak melarutkan bekuan yang sudah ada, tetapi bekerja sebagai pencegahan pembentukan bekuan baru.

Heparin

Heparin adalah antikoagulan pilihan untuk membantu mempertahankan integritas jantung.

Trombolitik

Trombolitik mengubah plasminogen menjadi plasmin, kemudian menghancurkan fibrin di dalam bekuan darah.

Empat trombolitik yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

1. Streptokinase

2. Urokinase

3. Jaringan plasminogen aktivator (t-PA, alteplase)

4. Anisoylated plasminogen streptokinase activator complex (APSAC, anistreplase)Streptokinase dan urokinase adalah enzim yang mempercepat perubahan plasminogen menjadi plasmin.Terapi non farmakologis.

1. PTCA (angioplasti koroner perkuten) atau angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecah plak atauateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung.2. Revaskularisasi arteri koroner (CABG=coronary artery bypass graft)Teknik terbaru tandur pintas arteri koroner.

Pengkajian Anamnesis 1. keluhan utamakeluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernapas, dan pingsan2. riwayat penyakit sekarang provoking incident: nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang dengan istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin quality of pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien; sifat keluhan nyeri seperti tertekan region, radiation, relieflokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri di atas perikardium. Penyebaran dapat meluas di dada. Dapat terjadi nyeri serta ketidakmampuan bahu dan tangan

severity (scale) of pain: dengan menggunakan rentang 0-5 dan klien akan menilai seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan time: lama timbulnya (durasi) nyeri dada yang dikeluhkan.3. Riwayat penyakit dahulu Klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, dan hiperlipidemia Obat-obatan yang pernah diminum4. Riwayat keluarga Tanyakan tentang penyakit yang pernah di alami oleh keluarga5. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan Pola hidup, situasi di tempat kerja6. PsikologisKeluhan nyeri dada yang sangat hebat memberikan dampak negatif

Pemeriksaan fisik1. BreathingTerlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal, dan keluhan napas seperti tercekik.

2. Bleeding

Dapat dilakukan melalui teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi

-inspeksi: inspeksi adanya parut

-palpasi: denyut nadi perifer melemah, thrill pada IMA

-auskultasi: TD biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup pada IMA

-perkusi: tidak ada pergeseran batas jantung

3. Brain

-kesadaran biasanya CM

-tidak didapatkan sianosis perifer

4. Bladder

-pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan

5. Bowel

-kaji pola makan (konsumsi garam dan lemak), palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan pada kuadran

Keempat

6. Bone

-aktivitas, gejala: kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, gerak statis, dan jadwal olahraga tidak teratur