Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

12
Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2) Metode Numerik Prodi Teknik Sipil

description

Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2). Metode Numerik Prodi Teknik Sipil. Metode Finite Difference (Beda Hingga). Diskritasi daerah fisik kontinu ke dalam sebuah grid beda hingga diskrit - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Page 1: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Masalah Harga AwalPersamaan Differensial Biasa

Satu Dimensi (bagian 2)Metode Numerik

Prodi Teknik Sipil

Page 2: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Metode Finite Difference (Beda Hingga)

• Diskritasi daerah fisik kontinu ke dalam sebuah grid beda hingga diskrit

• Mendekati turunan eksak di dalam PDB masalah harga awal dengan aproksimasi beda hingga (ABH) aljabar

• Substitusikan ABH ke dalam PDB untuk mendapatkan persamaan beda hingga (PBH) aljabar

• Selesaikan PBH aljabar yang dihasilkan

Page 3: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Grid Beda Hingga

• Penyelesaian beda hingga dari PDB didapatkan pada titik-titik grid ini. • Subscript n digunakan untuk menyatakan (grid points) titik-titik grid

fisik, yaitu tn (atau xn)• Titik grid n bersesuaian dengan lokasi tn (atau xn) di dalam daerah

penyelesaian D(t) [atau D(x)]• Jumlah total titik grid dinyatakan oleh nmax• Fungsi y(t) pada titik grid n dinyatakan oleh

D(t) [atau D(x)]

• Hal yang sama juga digunakan untuk menyatakan turunan sebagai berikut

Page 4: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Simbol untuk solusi eksak dan solusi pendekatan

solusi eksak

solusi pendekatan

Page 5: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Pendekatan beda maju orde satuDeret taylor untuk menggunakan titik grid n sebagai titik basis

Penyelesaian untuk menghasilkan

Jika dihentikan setelah suku pertama di ruas kiri akan didapatkan

adalah kesalahan pemotongan pada deret taylor

pendekatan beda maju orde satu dari

pada n

menyatakan orde dari pendekatan

Page 6: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Pendekatan beda mundur orde satu

Pendekatan beda mundur orde satu untuk pada titik grid n+1 didapatkan dg

menuliskan deret Taylor untuk menggunakan titik grid n+1 sebagai basis

kemudian diselesaikan untuk sehingga

Page 7: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Pendekatan beda tengah orde dua

Pendekatan beda tengah orde dua untuk pada titik grid n+1/2 didapatkan dg

menuliskan deret Taylor untuk menggunakan titik grid n+1/2

sebagai basis

dan

pengurangan kedua persamaan menghasilkan

Page 8: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Persamaan Beda Hingga

Solusi beda hingga dari persamaan differensial didapatkan dengan diskritasi daerah solusi kontinu dan menggantikan turunan eksak dalam persamaan differensial dengan aproksimasi beda hingga (ABH) untuk mendapatkan persamaan beda hingga (PBH)

Page 9: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Contoh

PBH eksplisit krn fn tergantung kepada yn+1

Menggunakan pendekatan beda maju orde satu

Menggunakan pendekatan beda mundur orde satu

Masalah harga awal

PBH implisit krn fn+1 tergantung kepada yn+1

Page 10: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Soal

Berikut adalah persamaan differensial dan solusi eksaknya. Selesaikan persamaan differensial dengan mendekati turunan eksak dengan beda maju orde satu untuk titik grid 1, dan titik grid 2. Bandingkan dengan solusi eksaknya. t = 0,5

Soal 1

Soal 2

Page 11: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)

Aproksimasi Beda Hingga (ABH)Aproksimasi beda hingga terhadap turunan eksak dalam PDB diselesaikan dengan pendekatan deret taylor

Page 12: Masalah Harga Awal Persamaan Differensial Biasa Satu Dimensi (bagian 2)