MASALAH ETIK KEPERAWATAN
-
Upload
anditya-muchlisin -
Category
Documents
-
view
1.983 -
download
81
Transcript of MASALAH ETIK KEPERAWATAN
MASALAH ETIK KEPERAWATAN
Kasus 1
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dengan keluhan sakit tenggorokan, demam dan sulit
menelan. Menurut keterangan keluarga kondisi tersebut sering berulang dalam satu tahun bisa 3-
4 kali mengalami kekambuhan. Berdasarkan penjelasan tersebut dokter menyarankan agar anak
tersebut dilakukan tindakan operasi pengangkatan tonsil. Keluarga menyetujui akan rencana
tindakan keperawatan tersebut.
Pada kasus 1 prinsip etik yang harus dimiliki perawat adalah:
Menepati janji (fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. Pada kasus tersebut keluarga
telah setuju akan tindakan operasi dengan tujuan agar anggota keluarganya sembuh. Sehingga
tugas perawat yaitu sesuai dengan kewajiban sebagai seorang perawat yaitu memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
Kasus 2
Seorang anak perempuan usia 12 tahun dengan keluhan kesulitan menelan kecuali cairan
(disfagia) dan nyeri setempat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada palatum
mole. Dokter memberikan antobiotik selama 5 hari dan apabila abses tidak menghilang maka
akan direncanakan untuk dilakukan insisi. Selanjutnya dokter menyarankan untuk mengangkat
tonsil guna mencegah kekambuhan. Keluarga sulit menerima saran dokter untuk dilakukan
pengangkatan tonsil karena masalah biaya. Dokter dan perawat menghargai keputusan keluarga.
Pada kasus 2 prinsip etik yang harus dimiliki perawat yaitu:
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya. Pada kasus tersebut perawat harus
menyampaikan dengan jujur tindakan pengangkatan tonsil kepada keluarga sesuai dengan saran
dokter.
Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya. Pada kasus tersebut keluarga tidak menyetujui dengan dilakukannya tindakan
pengangkatan tonsil, sehingga perawat dan dokter harus menghargai keputusan yang diambil
oleh keluarga pasien.
Kasus 3
Seorang laki berusia 45 tahun bekerja sebagai seorang penceramah dan perokok berat datang
dengan keluhan suara serak dan terkadang tidak dapat mengualrkan suara. Pasien mengatakan
mempuanyai riwayat sinusitis kronis. Pasien mendapatkan terapi antibiotika dan dianjurkan
untuk istirahat dan membatasi merokok.
Pada kasus tersebut prinsip etik yang harus dimiliki seorang perawat yaitu:
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Pada kasus tersebut
perawat telah melakukan tindakan yang sesuai dengan standar praktek keperawatan yaitu dengan
memberikan terapi antibiotic.
SISTEM RESPIRASI
( Masalah Etik Keperawatan )
Oleh :
F. ADITYA PRIHANTONO
FAISAL AZHARI
YOSEP HARI NUGROHO
ZAKARIA
WITRIYANTO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MITRA LAMPUNG
PROGRAM SLTUDI KEPERAWATAN
2010
SISTEM RESPIRASI
( Manejemen Kasus )
Oleh :
F. ADITYA PRIHANTONO
FAISAL AZHARI
YOSEP HARI NUGROHO
ZAKARIA
WITRIYANTO
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MITRA LAMPUNG
PROGRAM SLTUDI KEPERAWATAN
2010
MANAGEMEN KASUS
Kasus 1
Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke poli anak dengan keluahan hidung tersumbat,
demam dan sakit kepala, serta nyeri otot sejak 2 hari yang lalu. Anak tersebut tampak lemah dan
lelah (malaise.).
1. selesma/ commond cold
2.data pelengkap yang dibutuhkan
- hidung tersumbat
- demam dan sakit kepala
- nyeri otot
- lemah dan lelah (malaise)
- sakit tenggorokan
- sakit kepala
- nafsu makan berkurang
3. diagnosa keperawatan
a). Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi secret yang berlebih
4. rencana asuhan keperawatan
a). Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan.
b). Kaji tanda vital dan tingkat kesasdaran setaiap jam dan prn
c). Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan
d). Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan PaCO2 atau
kecendurungan penurunan PaO2
e). Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
f). Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 derajat untuk
mengoptimalkan pernapasan
Kasus 4
Seorang perempun mahasiswa keperawatan usia 22 tahun datang kepoli penyakit dalam dengan
keluhan sakit tenggorokan, sulit menelan dan merasa banyak lender ditenggorokan. Ketika
dilakukan pemeriksaaan fisik didapatkan mukosa tenggorokan yang sngat merah.
1. faringitis
2. data pelengkap yang dibutuhkan
- demam tinggi
- sakit kepala
- rasa nyeri diperut dan muntah-muntah
- tenggorokan teras nyeri
- amandel erwarna merah dan membengkak
3. diagnosa keperawatan
1). Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
2). Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas,
4. rencana asuhan keperawatan
1). Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
a). pantau tanda-tanda vital
Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum klien secara menyeluruh
b). ajarkan tekhnik relaksasi seperti nafas dalam
Rasional: Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri
c). kolaborasi dalam pemberian analgetik
Rasional: Analgetik berfungsi untuk mengurangi nyeri
d). catat indkator non verbal dan respon automatic terhadap nyeri, evaluasi efek analgesic
Rasional: Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap keefektifan obat
2). Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas,
a). Identifikasi kualitas atau kedalaman nafas pasien
rasional: Untuk mengetahui keadaan napas pasien
b). Anjurkan untuk minum air hangat
rasional: Untuk mencairkan sputum agar mudah dikeluarkan
c). Ajari pasien untuk batuk efektif
rasional: Untuk melegakan saluran pernapasan
d). Kolaborasi untuk pemberian ekspektoran
rasional: Untuk mengencerkan dahak
Kasus 5
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dengan keluhan sakit tenggorokan, demam dan sulit
menelan. Menurut keterangan keluarga kondisi tersebut sering berulang dalam satu tahun bisa 3-
4 kali mengalami kekambuhan. Berdasarkan penjelasan tersebut dokter menyarankan agar anak
tersebut dilakukan tindakan operasi pengangkatan tonsil. Keluarga menyetujui akan rencana
tindakan keperawatan tersebut.
1. tonsillitis
2. data pelengkap yang dibutuhkan
- rasa gatal atau kering ditenggorokan
- lesu
- nyeri sendi
- anoreksia
- tonsil membengkak
- suhu tubuh naik
3. diagnosa keperawatan
- bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi secret berlebih
- nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringn
4. rencana asuhan keperawatan
1) bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan prodksi secret berlebih
a). kaji atau pantau frekuensi peernafasan
Rasional: takipnea dapat ditemukan pada penerimaan atau selama adanya proses infeksi akut
b). auskultasi bunyi nafas, cabit adanya bunyi nafas
Rasional: adanya obstruksi jalan nafas/ tidak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius
c). cata adanya dispnea, gelisah, ansiebis distress pernafasan, penggunaan oto bantu
Rasional: disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses kronis selain
proses akut yang menimbulkan perawatan dirumah sakit
d). kaji pasien untuk posisi yang nyaman
Rasional: peninggian tempat tidur mempermudah fungsi pernafasn dengan menggunakan
gravitasi
2). Nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringan
a). berikan tindakan nyaman (pijitan punggung, perubahan posisi) dan aktifitas hiburan
Rasional: meningkatkan relaksasi dan membantu pasien memfokskan perhatian pada sesuatu
disamping diri
b). dorong pasien untuk mengeluarkan saliva atau penghisap mulut dengan hati-hati bila tidak
bisa menelan
Rasional: menelan menyebabkan aktifitas otot yang dapat menimbulkan nyeri karena adanya
edema/ regangan jahitan
c). catat indkator non verbal dan respon automatic terhadap nyeri, evaluasi efek analgesic
Rasional: Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap keefektifan obat
d). anjurkan penggunaan perilaku managemen stress contoh: tekhnik relaksasi
Rasional: mencegah kelelahan/ terlalu lelah dan dapat meningkatkan koping terhadap
stress/ketidaknyamanan
e). berikan irigasi oral, anestasi sprei dan kumur-kumur
Rasional: memperbaiki kenyamanan, meningkatkan penyembuhan dan menurunkan bau mulut.
Kasus 6
Seorang anak perempuan usia 12 tahun dengan keluhan kesulitan menelan kecuali cairan
(disfagia) dan nyeri setempat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada palatum
mole. Dokter memberikan antobiotik selama 5 hari dan apabila abses tidak menghilang maka
akan direncanakan untuk dilakukan insisi. Selanjutnya dokter menyarankan untuk mengangkat
tonsil guna mencegah kekambuhan.
1. abses peritonsil
2. data pelengkap yang dibutuhkan
- panas sub fibris
- disfagia atau odinofagia
- nyeri telinga
- pembengkakan pada palatum mole
- kesulitan menelan
3. diagnosa keperawatan
1). Hipertensi berhubungan dengan proses infeksi
2). Anorexia berhubungan dengan disfagia
4. Rencana asuhan keperawatan
1). Hipertensi berhubungan dengan proses infeksi
a). Pantau tanda vital tiap 4 jam sekali
rasional: Untuk mengetahui keadaan umum klien secara menyeluruh
b). Kompres hangat pada pusat panas seperti aksila dan dahi
Rasional: Untuk mengurangi panas
c). Catat dan laporkan pada dokter bila terjadi perubahan pada kondisi pasien
Rasional: Untuk memudahkan perawat dan dokter melakukan rencana tindakan
selanjutnya
d). Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik dan anti piretik.
Rasional: Anti biotik, dapat mencegah dan mengantisipasi terjadinya infeksi, anti piretik
dapat memblok pusat panas sehingga panas dapat teratasi.
2). Anorexia berhubungan dengan disfagia
a). Kaji penyebab gangguan tidur klien
Rasional: Agar perawat mengetahui penyebab terjadinya gangguan tidur
b). Ciptakan suasana yang tenang
Rasional: Agar pasien tidur dengan nyaman
c). Atur posisi klien yang nyaman
Rasional: Agar pasien tidur dengan nyenyak
d). Hindari melakukan tindakan saat klien tidur
Rasionalisasi : Agar pasien tidur lebih lama.