Konsep etik keperawatan Hak, peran dan fungsi perawat · PDF fileKonsep etik keperawatan Hak,...
Embed Size (px)
Transcript of Konsep etik keperawatan Hak, peran dan fungsi perawat · PDF fileKonsep etik keperawatan Hak,...

Konsep etik keperawatan
Hak, peran dan fungsi perawat
Dosesn: Ns. Lili Fajria,S.Kep
Disusun oleh:
Kelompok IA
Irawati (1110324001)
Febri Wendari (1110324003)
Dian Rilawati (1110324004)
Riadhoh (1110324005)
Wisfi Desriyanti (1110324006)
Rini Heldina (1110324007)
Arini Elhuda (1110324008)
Armayanti (1110324009)
Silvia Handayani (1110324010)
Hafizatul Aini (1110324011)
Almira Ghandi (1110324012)
Maulida Rahmi (0810325060)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2011

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP ETIK KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Etik adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk
yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung
jawab moral.
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral. Dari pengertian diatas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan- aturan atau prinsip- prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab. (Ismani:
2000)
2. KODE ETIK KEPERAWATAN
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang
menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh dewan
pimpinan pusat Perasatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melalui
musyawarah nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.
Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.
a. Bab 1 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
b. Bab 2 terdiri dari 5 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugasnya.
c. Bab 3 terdiri dari 2 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.

d. Bab 4 terdiri dari 4 pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadapa profesi keperawatan.
e. Bab 5 terdiri dari 2 pasal, menejelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. (Ismani: 2000)
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM KODE ETIK KEPERAWATAN
1. Tanggung jawab perawat terhadap klien
a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga
dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannyaterhadap individu, keluarga
dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali
diperlukan oleh pihak yang berwenangsesuai dengan ketentuan yang
belaku.

c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan dengan
norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran
politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien
dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sejawat
a. Perawat memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secaramenyeluruh.
b. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan
dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi
a. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara
sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
b. Perawat menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.

d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab perawat terhadap negara
a. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan
keperawatan.
b. Perawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat. (Ismani: 2000)
3. TUJUAN KODE ETIK KEPERAWATAN
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat dan unsur profesi, baik dalam profesi
keperawatan sendiri maupun hubungannya dengan profesi lain diluar profesi
keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk memepertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi ataupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktik keperawatan. (Ismani: 2000)
4. KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT AMERICAN NURSING
ASSOCITION (ANA)
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-

pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal, atau corak
masalah kesehatannya.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang bersifat rahasia.
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau
legal.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan
perawatan yang dijalankan masing- masing individu.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktifitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi.
8. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan
9. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
10. Perawat turut serta dalam upaya- upaya profesi untuk melindungi publik
terhadao informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya- upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tersebut. (Ismani: 2000)

5. KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT INTERNATIONAL COUNCIL
OF NURSES (ICN)
1. Tanggung jawab utama perawat
Adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.
2. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat
Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
menjalankan tugas perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan
kesehatan dengan menghargai nilai- nilai yang ada di masyarakat,
menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat yang menjadi klien atau pasiennya.
3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapaai kemampuan
yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
4. Perawat dan lingkungan masyarakat
Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai
inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah
kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
5. Perawat dan sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerjasama dengan teman sekerja,
baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan.
6. Perawat dan profesi keperawatan
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan
standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. (Ismani: 2000)
B. HAK- HAK
1. PENGERTIAN
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan
kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.

Hak menurut C. Fagin (1975) merupakan tuntutan terhadap sesuatu,
dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-
hak istemewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau
legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hukum dan pribadi. (Ismani: 2000)
2. HAK- HAK PASIEN
Pasal 25 The United nations Universal Declaration Of Human Rights
1948; pasal 1 The United Nations International Convention Civil and Political
Rights 1966 yaitu:
1. Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2. Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
3. Hak untuk memperoleh informasi (the right to information)
Pernyataan hak- hak pasien (patients bill of rights) dikeluarkan oleh
The American Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan
untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak- hak
pasien yang akan dirawat di rumah sakit.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan yang akan diterimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, prognosis dalam arti pasien layak
untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
3. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting
yang kemungkinan akan dialaminya kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap perkembangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan
dengan cermat dan dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang
asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.

7. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan
tersebut dan RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
8. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan
instansi lain seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan
dengan asuhan yang diterimanya.
9. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan
sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau
pengobatannya.
10. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari
dokternya ke dokter lain bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
12. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus
dipatuhinya sebagai pasien dirawat. (Ismani: 2000)
Pendapat lain tentang beberapa hak pasien yaitu:
1. Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh sesorang yang memiliki pengatahuan yang cukup tentang
keputusan yang ia berikan, dimana secara hukum orang tersebut mampu
memberikan consent. Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia
dewasa mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan
terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
b. Ditandatangani oleh pasien atau orang lain yang bertanggung jawab
terhadapnya
c. Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
d. Memenuhi beberapa elemen penting mengenai penjelasan kondisi, prosedur
dan konsekuensinya, penanganan atau prosedur alternatif, manfaat yang
diharapkan, tawaran diberikan oleh pasien dewasa yang secara fisik dan
mental mampu membuat keputusan.

2. Hak untuk memilih mati
Dibuat berdasarkan standar medis oleh dokter. Hak untuk memilih mati sering
bertolak belakang dengan hak untuk hidup.
3. Hak perlindungan bagi orang yang tidak berdaya
Yang dimasukkan dalam golongan ini adalah orang dengan gangguan mental
dan anak- anak dibawah umur serta remaja dimana secara hukum mereka tidak
dapat membuat keputusan tentang nasibnya sendiri.
4. Hak pasien dalam penelitian
Sering dilakukan dengan melibatkan pasien. Penggunaan obat atau cara
penanganan baru yang melibatkan pasien harus memperhatikan aspek hak
pasien.
Hak- hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey)
terdiri dari 4 kategori:
1. Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerhasiaan dan keamanannya)
3. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan
dengan kesehatan
4. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah perawatan di
rumah sakit. (Priharjo: 2008)
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAK PASIEN
1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih
besar partisipasi meraka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktek yang terjadi di masyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak- hak asasi
pasien.
4. Konsumen menyadari tentanga peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang
kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila
pasien tidak berpartisipasi apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan
atau tidak. (Ismani: 2000)

C. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
1. PENGERTIAN
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu (Kozier Barbara, 1995:21).
2. PERAN PERAWAT
a. Care Giver (Pelaksana)
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu:
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat
harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien.
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
b. Teacher (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
c. Counselor
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini

dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
d. Coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagai coordinator adalah :
1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
- Merencanakan
- Mengorganisasikan
- Mengarahkan
- Mengontrol
e. Leader (Pemimpin)
Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat agar
memiliki peran sebagai pemimpin formal atau informal dimana ia dikenal
memiliki keahlian dalam praktik keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan prima, dipercaya oleh rekan sejawat dan memberikan harapan
bagi yang lainnya, serta dapat menjelaskan visi dan misinya sebagai tenaga
keperawatan.
Perawat yang memiliki kepemimpinan juga harus dapat
mengkondisikan lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis serta
merencanakan pengembangan karier perawat yang jelas dengan cara aktif
memberikan dukungan untuk pengembangan diri perawat. Seorang pemimpin
juga harus dapat memotivasi perawat menjadi pekerja yang ulet, dan
mempunyai pandangan ke depan sehingga meningkatkan profesionalisme
mereka. Dalam perkembangan sistem kesehatan yang progresif, investasi
pada pengembangan kepemimpinan akan memberikan hasil (return) yang
signifikan pada pengembangan organisasi yang efektif. (Palestin: 2006).

f. Role Model (Contoh)
Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang
ditampilkan perawat semestinya dapat dijadikan panutan, panutan ini
digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama perilaku hidup bersih dn
sehat, menampilkan profesionalisme dalam bekerja.
g. Administrator
Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana,
tenaga kerja, program perencanaan strategi dan pelayanan, evaluasi pegawai
dan pengembangan pegawai (Joe: 2009)
h. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik
dalam pengkajian kondisi pasien, pemberian perawatan dan mengevaluasi
hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan
terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat keputusan itu sendiri atau
berkolaborasi dengan klien, keluarga dan berkonsultasi dengan profesi
kesehatan yang lainnya (Palestin: 2006)
i. Protector
Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh asuhan keperawatan.
j. Client Advocate
Peran perawat sebagai client advocat yaitu:
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang

paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus
mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998
:140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
k. Manager
Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien
secara menyeluruh. Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung
jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep yaitu :
1. Tingkat atas / top manajer
2. Tingkat menengah / middle manajer
3. Tingkat dasar / Supper pacial manajer
l. Rehabilitator
Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu mengajar dan
melaksanakan keperawatan bila tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan dan pengobatan tidak berhasil.

Perawat mengembangkan fungsi organ/bagian tubuh agar sembuh
dan dapat berfungsi normal.
m. Comforter
Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha memberi
kenyamanan dan rasa aman pada klien.
n. Communicator
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan
maupun dengan tim kesehatan lainnya. Perawat bertindak sebagai mediator
antara klien dengan tim kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam memberikan
penjelasan dengan komunikasi kepada pasien dalam upaya meningkatkan
kesehatannya. Sehingga keluhan pasien terhadap kebutuhan fisik, jasmani,
emosional dan spiritual dapat segera terpenuhi yang secara langsung akan
mempercepat kesembuhan pasein.
3. FUNGSI PERAWAT
a. Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.
Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh
karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan
yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan fungsi independen
adalah:
1) Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara
fisik untuk menentukan status kesehatan.
2) Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk
memelihara atau memperbaiki kesehatan.
3) Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
4) Mendorong untuk berperilaku secara wajar.
b. Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan
khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan. Oleh karena itu, setiap
kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat

yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak pasien tidak termasuk
dalam tanggung jawab perawat.
c. Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau
tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya
berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien. Mereka biasanya tergabung
dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Sebagai sesama tenaga
kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan bidang ilmunya.
Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanan kesehatan. Contohnya,
untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan yang
diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli gizi memberikan kontribusi
dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan pasien memilih makan
sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab secara bersama-sama
dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan kesehatan terutama
untuk bidang keperawatannya.

PEMBAHASAN
SKENARIO I
Seorang ibu Ny.T, umur 36 tahun, diantar oleh tenaga kesehatan ke RS. C, klien
melahirkan anak pertama, ibu dilakukan tindakan operasi ceaser oleh dokter. Pada saat
operasi tiba-tiba TD menurun, dokter memberikan obat untuk meningkatkan TD, tapi
kondisi klien malah sebaliknya, kesadaran menurun, keadaan umum memburuk dan
akhirnya klien dirawat di ruangan ICU, bayi klien selamat. Saat ini sudah lebih 1 bulan
klien di ICU dengan diagnosa Braindeath. Keluarga tidak sanggup membayar biaya
perawatan dan keluarga meminta tindakan euthanasia saja.
PERTANYAAN:
1. Apakah ada unsur kelalaian dalam kasus euthanasia?
2. Apakah ada tindakan malpraktek?
3. Bagaimana tindakan yang professional?
JAWABAN:
- Tidak ada unsur kelalaian dan malpraktek karena karena selama operasi
berlangsung sudah sesuai dengan standar operasional prosedur SC, tenaga
kesehatan sudah melakukan tindakan medis yang benar pada saat kondisi pasien
menurun dengan memberikan obat untuk menaikkan tekanan darah. Tetapi kondisi
pasien tidak juga membaik dan akhirnya pasien di kirim ke ICU.
- Dalam kasus ini perawat mempunyai peran dalam memberikan asuhan
keperawatan. Peran advokat (pelindung) serta sebagai counselor yaitu membela dan
melindungi pasien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwanya dari ancaman
kematian.
- Perawat diharapkan mampu memberikan pengarahan dan penjelasan kepada
keluarga pasien bahwa pasien berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang optimal dan tidak melakukan euthanasia.

- Perawat hendaknya menyarankan kepada keluarga untuk mencari alternative
jalan keluar dalam hal mencari sumber biaya yang lain seperti melalui BAZDA,
DINAS SOSIAL, JAMKESDA, JAMKESMAS dll.
- Perawat berusaha menjadi jembatan penghubung diantara dokter, tenaga
kesehatan lain dan keluarga sehingga keluarga akan mendapatkan informasi
yang sejelas- jelasnya tentang kondisi pasien, seberapa besar kemungkinan
untuk sembuh dan berapa besar biaya yang telah dan akan dikeluarkan.
- Perawat memberikan pertimbangan- pertimbangan yang positif pada keluarga
dalam hal pengambilan keputusan untuk membawa pulang pasien Ny. T atau
dilakukannya euthanasia pasif.
- Perawat tetap memberikan perawatan pada pasien, pemenuhan kebutuhan dasar
pasien selama perawatan di ICU.
- Membantu keluarga dalam hal permohonan atau peringanan biaya perawatan
Rumah Sakit.

KONSEP PROFESIONAL DAN HAK- HAK PASIEN DIKAITKAN DENGAN
KASUS SKENARIO 1 (EUTHANASIA)
Konsep profesional perawat sebagai advokat terhadap pasien:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar pasien selama perawatan
2. Hak untuk hidup, melindungi nyawa pasien terhadap tindakan sewenang-
wenang yaitu dengan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik.
3. Hak untuk memilih mati, menjadi permasalahan jika pasien dalam keadaan tidak
sadar atau koma dan tidak mampu membuat keputusan sendiri tentang hidup dan
matinya. Dalam situasi ini pasien hanya mampu mempertahankan hidup jika
dibantu dengan pemasangan peralatan mekanik.
4. Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.
5. Hak atas keamanan dan keselamatan selama perawatan.
Konsep professional perawat sebagai advokat terhadap keluarga:
1. Hak untuk mendapat informasi yang jelas dan benar tentang penyakit pasien,
prognosa, tindakan medis serta perkembangan pasien yang dilakukan oleh
perawat dan tenaga kesehatan lain.
2. Hak memberikan persetujuan atau penolakan tindakan medis
Keluarga berhak menolak menyetujui ataupun menolak tindakan medis seperti
CT scan ulang,dll.
3. Hak untuk menghentikan pengobatan
4. Hak atas rahasia kedokteran atau data penyakit, status, diagnose dll
5. Hak atas isi rekaman medis/ data medis sepert hasil labor, rontgen.
6. Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang dikenakan,
dokumen pembayaran, bon, dll
7. Hak untuk mencari pendapat kedua, pendapat dari dokter lain, rumah sakit lain.
PERAN PERAWAT DALAM KASUS NY.T (SKENARIO 1)
1. Care Giver (Pelaksana)
- Memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien Ny. T
- Memenuhi kebutuhan dasar pasien
- Memberikan asuhan keperawatan

2. Counselor
Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Pengambilan keputusan tindakan medis
dan mencari alternatif biaya pengobatan selama perawatan pasien.
3. Client Advocate
Peran dalam memberikan asuhan keperawatan. Peran advokat (pelindung)
serta sebagai counselor yaitu membela dan melindungi pasien tersebut untuk
hidup dan menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian.
4. Pengambil keputusan
Peran perawat sebagai saksi dalam pengambilan keputusan dengan
persetujuan informed consent, dengan catatan pasien atau keluarga pasien sudah
mengetahui jelas tentang keputusan yang diambil.
5. Comforter
Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha memberi kenyamanan dan
rasa aman pada klien selama perawatan.
6. Communicator
Perawat bertindak sebagai mediator antara klien, keluarga dengan tim
kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dengan
komunikasi kepada pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkan
kesehatannya
3. Fungsi Perawat
a. Fungsi Independen
Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari atau pemenuhan
kebutuhan dasar klien sehari- hari, memberikan rasa aman dan nyaman, cinta dan
mencintai dengan mendampingi pasien, membantu kebutuhan spiritual dengan cara
selalu mengingatkan kepada yang Maha Kuasa.
b. Fungsi Dependen
Perawat menerima instruksi dari dokter untuk memberikan tindakan medis
misalnya pemasangan infuse, pemberian obat, suction dan tindakan invasif lainnya.

c. Fungsi Interdependen
Tindakan perawat berdasarkan pada kerjasama dengan tim perawatan atau
tim kesehatan. Perawat kolaborasi dengan tim kesehatan lain (gizi) dalam
pemberian diet pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Ismani, Mila. 2001. Etika Keperawatan. Widya Medika: Jakarta
Kozier, Barbara. 2000. Fundamental of Nursing. Red Wood. Adison Wesley.
Palestin. Bondan. 2006. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan. Fungsi
Perawat Spesialis agar Terhindar dari Masalah Etik maupun Hukum.
Tersedia: http://www.dw-world.indonesia. Diakses tanggal 14 Oktober 2011
Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
2. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Joe. 2009. Peran dan Fungsi Perawat. Tersedia: http//www.ppni.itgo.com. diakses
tanggal 14 Oktober 2011