Marketing politik.doc

15
STRATEGI PEMASARAN POLITIK Disampaikan dalam rangka Seminar Sehari Fakultas Ekonomi Universitas Flores Tanggal 18 Mei 2013 di Aula Kampus I Universitas Flores MAKALAH OLEH: GABRIEL TANUSI,S.E.,M.Si PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS FLORES

Transcript of Marketing politik.doc

Page 1: Marketing politik.doc

STRATEGI PEMASARAN POLITIK

Disampaikan dalam rangka Seminar Sehari Fakultas Ekonomi Universitas Flores Tanggal 18 Mei 2013 di Aula Kampus I Universitas Flores

MAKALAH

OLEH:

GABRIEL TANUSI,S.E.,M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2013

Page 2: Marketing politik.doc

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ....................................................................................................1

B. KONSEP STRATEGI PEMASARAN......................................................................2

C. MEDIA MASA SEBAGAI SALURAN MARKETING POLITIK ........................7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................9

Page 3: Marketing politik.doc

STRATEGI PEMASARAN POITIK

A. PENDAHULUAN

Di era multipartai seperti sekarang ini, marketing politik menjadi kebutuhan

yang tidak terelakkan. Bukan hanya partai-partai baru dan relatif kecil pendukungnya

yang memerlukan marketing politik guna mengontrol citra dan popularitasnya agar

dapat menangguk suara yang memadai, tetapi juga partai-partai besar yang telah eksis

dan mapan pun tidak bisa meremehkan kehadiran instrumen yang satu ini. Ini kalau

mereka tidak ingin suaranya tergerus atau melorot posisinya pada pemilu. Aktivfitas

marketing politik pun sudah merambah ke media massa, baik cetak, online maupun

elektronik.

Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau

calon kontestan dalam program kerjanya. Program kerja atau  platform partai bisa

dianalisis dalam dua hal yaitu kinerja partai di masa lampau  (back ward looking), dan

tawaran program untuk menyelesaikan permasalahan nasional yang ada  (forward-

looking). Pemilih tidak hanya melihat program kerja atau  platform partai yang

berorientasi ke masa depan, tetapi juga menganalisis apa saja yang telah dilakukan

oleh partai tersebut di masa lampau.

Kinerja partai atau calon kontestan biasanya termanivestasikan pada reputasi

dan citra (image) yang berkembang di masyarakat. Dalam konteks ini yang lebih

utama bagi partai politik dan kontestan adalah mencari cara agar mereka bisa

membangun reputasi di depan publik dengan mengedepankan kebijakan untuk

mengatasi permasalahan nasional. Selain itu, informasi teoritis yang berkaitan dengan

Marketing Politik kurang populer di kalangan praktisi politik, dan pengamat politik,

baik di daerah maupun di perguruan tinggi. Akhir-akhir ini marketing sudah banyak

diterapkan dalam politik,  institusi politik pun membutuhkan pendekatan alternatif

untuk membangun hubungan dengan, konstituen dan masyarakat luas, dalam hal ini

marketing sebagai disiplin ilmu yang berkembang dalam dunia bisnis  yang

diasumsikan berguna bagi institusi politik.

Page 4: Marketing politik.doc

Di Indonesia marketing politik disinyalir mulai digunakan sejak tahun

1990-an. Tapi di dunia, marketing politik digunakan sebelumnya Perang Dunia II,

yaitu pertama kali pada tahun 1917 ketika Partai Buruh di Inggris meresmikan

Departemen Publikasi dibantu oleh agen publikasi Egerton Wake, sedangkan di

Amerika Serikat pertama kali digunakan pada tahun 1926 ketika pesan politik

dilakukan melalui media cetak seperti poster pamflet, koran dan majalah

(Firmanzah, 2007).

B. KONSEP PEMASARAN ( MARKETING) POLITIK

Marketing politik merupakan serangkaian aktivitas terencana, taktis,

berdimensi jangka panjang  dalam menyebarkan makna politik  kepada pemilih

(Nursal, 2004). Tujuannya untuk membentuk dan menanamkan harapan, sikap,

keyakinan, dan orientasi perilaku pemilih, agar menjatuhkan pilihannya pada kandidat

atau partai tertentu secara konsisten. Layaknya pemasaran dalam ilmu ekonomi,

dimana pola komunikasi terbagi menjadi dua yakni produsen dan konsumen. Ilmu

marketing merupakan cara bagi produsen untuk meyakinkan konsumennya

(masyarakat) untuk memilih produk yang dipasarkannya, oleh karena itu pola

komunikasi yang aktif menjadi kunci dalam kesuksesan pemasarannya. Begitupun

dengan strategi marketing politik yang dijalankan oleh seorang komunikator politik

harus piawai dalam menentukan dan memikat hati pemilih (kontestan) sehingga

mendapat dukungan

Pada dasarnya marketing politik merupakan strategi kampanye politik untuk

membentuk serangkaian makna politis tertentu dalam pikiran para pemilih. Serangkain

makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih menjadi oreantasi perilaku

yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan tertentu. Makna politis

inilah yang menjadi output penting political marketing yang menentukan pihak mana

yang akan dicoblos oleh para pemilih.

Marketing dan politik adalah dua disiplin ilmu yang bertolak-belakang.

Rasionalitas marketing mengacu pada persaingan dengan tujuan memenangkannya

Page 5: Marketing politik.doc

secara efektif. Pada titik ini marketing menjadi media untuk meraih keuntungan

semaksimal mungkin. Sebaliknya rasionalitas politik bergerak pada tataran proses

menciptakan tatanan masyarakat yang ideal melalui sistematisasi perebutan

kekuasaan.

Marketing politik menjadi kebutuhan yang tidak terhindarkan. Bukan hanya

partai-partai baru dan relatif kecil pendukungnya yang memerlukan marketing politik

guna mengontrol citra dan popularitasnya agar dapat menangguk suara yang memadai,

tetapi juga partai-partai besar yang telah eksis dan mapan pun tidak bisa meremehkan

kehadiran instrumen yang satu ini, jika mereka tidak ingin suaranya tergerus atau

melorot posisinya pada pemilu mendatang. Inilah kemudian yang menjadi dasar

pemikiran dikawinkannya marketing dengan politik, metode dan pendekatan yang

terdapat dalam ilmu marketing dapat membantu institusi politik untuk membawa

produk politik, distribusi produk politik, kepada publik dan menyakinkan bahwa

produk politiknya lebih unggul dibandingkan dengan pesaing.

Pengunaaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai

marketing politik (political marketing), dalam marketing politik yang ditekankan

adalah pengunaaan  pendekatan  dan metode marketing untuk membantu politikus dan

partai politik agar lebih efesien dan lebih efektif membangun dua arah dengan

konstituen dan masyarakat,  hubungan ini diaartikan secara luas, dari kontak fisik

selama periode kampanye sampai dengan komonikasi tidak langsung melalui

pemberitaan di media massa.

Marketing politik telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu

politik, tetapi juga memunculkan beragam pertanyaan para marketer yang selama ini

sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha.  Tentunya terdapat beberapa asumsi yng

mesti dilihat untuk tidak memahami marketing politik,  karena konteks dunia politik

memang banyak mengandung perbedaan dengan dunia usaha,  politik berbeda dengan

produk retail, sehinga akan berbeda pula muatanya yang ada diantara keduanya,

politik terkait erat dengan pernyataan sebuah nilai. Aktivitas marketing politik pun

sudah merambah ke media massa, baik cetak, online maupun elektronik. Beberapa

Page 6: Marketing politik.doc

parpol pasang iklan di koran-koran serta tokoh-tokohnya mulai mengkampanyekan

kelebihan dan keunggulan partainya di media elektronik. Bahkan, beberapa figur

anggota calon legislatif secara diam-diam menjalin kerjasama dengan lembaga riset

tertentu untuk mengukur kansnya lolos sebagai anggota legislatif

Agar marketing politik dapat efektif, maka partai politik atau politisi harus

mampu merumuskan satu fokus atas sasaran yang akan dituju. Partai politik harus

mampu mengenali konstituennya, simpatisannya dan terus menerus mengamati apa

yang dilakukan oleh para pesaingnya. Dengan demikian, maka partai politik akan

mampu merumuskan ”Citra Target” yang diinginkan dan mempunyai fokus dalam

membidik targetnya.

Dari konteks aktivitas politik, pemasaran politik dimaksudkan adalah

penyeberluasan informasi tentang kandidat, partai dan program yang dilakukan oleh

aktor-aktor politik (komunikator) melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang di

tujukan kepada segmen (sasaran)tertentu dengan tujuan mengubah wawasann,

pengetahuan,sikap dan perilaku para calon pemilih sesuai dengan keinginan pemberi

informasi.Ia terdiri atas kombinasi elemen terbaik dari pendekatan tradisional dan

penggunaan teknologi komunikasi serta keterampilan(talenta) pemasaran.Tujuan

pemasaran politik tidak jauh beda dengan prinsip pemsaran social, yakni proses

perencanaan dan penetapan harga, promosi dan penyebaran ide-ide, barang dan

layanan jasa untuk menciptakan pertukaran guna memenuhi kepuasan individu dan

tujuan organisasi (David J. Rahman,1987).

Sebuah proses pemasaran harus digerakan oleh empat elemen utama yaitu :

1. Product (produk) atau kemasan adalah barang yang di produksi oleh suatu unit

usaha yang ingin di pasarkan guna memenuhi kebutuhan pembeli.Jika dikaitkan

dengan politik,maka produk yang mau dipasarkan bisa diterima oleh masyarakat

adalah partai politik itu sendiri sebagai bentuk produk social. Selain partai politik,

bisa juga dalma bentuk logo,cita-cita atau visi,program pada calon yang di ajukan

oleh partai politik,apakah itu untuk menduduki jabatan presiden,anggota legislative

maupun jabatan-jabatan lainnya yang ada kaitannya dengan kebijakan public.

Page 7: Marketing politik.doc

2. Place (Tempat) dalam pemsaran sangat penting dan strategis dalam menarik

perhatian pembeli.pemilihan dan penentuan tempat harus memiliki nilai ekonomi

yang memajang (Display) Produk-produk yang ingin di pasarkan. Dalam konteks

komunikasi politik,tempat sering di asosiasikan dengan istilah ruang public (Public

Sphere) misalnya media masa yang dapat digunakan untuk memasarkan partai

beserta cita-cita dan program nya.Seperti Surat kabar, televise dan

radio,internet,ruang reklame. Kantor partai juga harus ditempatkan pada lokasi

yang bisa diakses oleh pengurus dan anggota partai serta masyarakat yang ingin

memperoleh informasi, dan sekaligus sebagai promosi melalui papan nama yang

dipasang didepan kantor partai.

3. Price (harga) adalah elemen yang sangat penting dalam pemasaran. Harga

menentukan daya saing dalam pasar, namun perlu diingat bahwa harga memiliki

segmen pasar tertentu. Dalam konteks komunikasi politik, maka harga sebuah

partai besar lebih sulit dimasuki oleh para calon yang ingin maju sebagai kontestan,

disbanding partai partai kecil yang digolongkan sebagai partai gurem.

4. Promotion (promosi) adalah usaha yang dilakukan untuk menarik perhatian para

pembeli melalui teknik-teknik komunikasi, melalui media cetak atau elektronik

maupun melalui komunikasi antar pribadi. Dalam konteks komunikasi politik,

promosi sering kali dihubungkan dengan istilah kampanye. Promosi atau kampanye

memegang peran penting bukan saja dalam memasarkan partai politik beserta

program dan visinya, tetapi juga memasarkan kandidat yang akan diajukan

Menurut Firmansyah (2008 : 160 -170) dalam memasarkan partai politik atau

candidat yang akan maju dalam pesta demokrasi, seorang marketer politik harus

memiliki beberapa orientasi, antara lain :

1. Oreantasi Pasar

Dalam iklim persaingan, entitas yang melakukan persaingan harus mengahadapi

kenyataan bahwa mereka bersaing untuk memperebutkan konsumen, untuk

memenangkan persaingan dalam politik,  partai harus memuaskan kebutuhan

masyarakat luas, kebutuhan yang dimaksud tentu kebutuhan politik,  masyarakat

Page 8: Marketing politik.doc

membutuhkan produk politik seperti program kerja, idiologi, harapan dan figur

pemimpin yang dapat memberikan rasa pasti untuk menghadapi masa depan, tidak

hanya itu, politik  juga harus mampu menyakinkan, masyarakat bahwa inilah cara

yang dapat menyelesaikan masalah pada masa kini.

2. Orentasi Persaingan

Kondisi multi partai semakin meningkatkan kesadaran akan persaingan yang sehat,

bebas kolosi dan intervensi pemerintah terbukti telah membuat partai partai politik

mengahadapi kenyataan bahwa mereka harus bersaing langsung dengan para lawan

atau pesaing. Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal.

Pertama melalui persangan  partai dapat mengevaluasi secara objektif apakah yang

mereka lakukan sudah benar atau tidak,  benar atau tidaknya dilihat melalui

perolehan suara sendiri jika dibandingkan dengan rival utama mereka, apabila

perolehan suara mereka lebih tinggi dibandingkan dengan rival, apabila perolehan

suara lebih tinggi di bandingkan dengan pesaing utama,  berarti pemilih partai

tersebut memiliki nilai dibandingan dengan yang lain, persaingan dibutuhkan untuk

terus memotivasi partai politik agar berusaha lebih bagus dan tidak mudah puas

dengan apa yang telah di raih.

3. Orientasi Konsumen

Hal penting yang harus dimiliki oleh partai adalah kemampuan alam menilai dan

mengevaluasi siapa konsumen mereka . Pemilih menurut  popkin (1994) akan

memilih partai atau kandidit yang memiliki kedekatan idiologi dan kebijakan.

Partai atau kandidat harus memiliki hubungan erat terkait aktivitas dengan

masyarakat,  konsumen dalam hal ini masyarakat harus ditampung aspirasinya dan

diterjemahkan dalam bentuk program kerja,  masyarakat adalah inspirasi dan ide

untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

C. Media Massa Sebagai Saluran Marketing Politik  

Page 9: Marketing politik.doc

Media massa merupakan jenis media yang ditunjukan kepada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim sehingga pesan yang sama dapat

diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan dapat menjadi sangat rasional karena

seperti dikatakan Alexis S.Tan, komunikator dalam media massa ini merupakan suatu

organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara

simultan kepada sejumlah besar masyarakat yang secara spasial terpisah. Dengan daya

jangkau yang relatif luas dan dalam waktu yang serentak, mampu memainkan peran

dalam propaganda.

Relevan dengan pendapat Cassata dan Asante, seperti dikutip Jalaluddin

Rakhmat, bila arus komunikasi massa ini hanya dikendalikan oleh komunikator,

situasi dapat menunjang persuasi yang efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat

mengatur arus informasi, situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif.

Dalam konteks era informasi sekarang ini, institusi media massa seperti televisi dan

surat kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan produksi,

reproduksi dan distribusi pengetahuan secara signifikan. Serangkaian simbol yang

memberikan makna tentang realitas ada dan pengalaman dalam kehidupan, bisa

ditransformasikan media massa dalam lingkungan publik. Sehingga bisa diakses

anggota masyarakat secara luas. Tentu saja dalam perkembangnnya, banyak pihak

yang terlibat dalam pemanfaatan media massa.

Kalau merujuk kepada pendapat Blumler dan Gurevitch, ada empat

komponen yang perlu diperhatikan dalam mengkaji sistem komunikasi politik.

Pertama institusi politik dengan aspek - aspek komunikasi politiknya. Kedua institusi

media dengan aspek-aspek komunikasi politiknya. Ketiga orientasi khalayak terhadap

komunikasi politik. Keempat aspek-aspek komunikasi yang relevan dengan budaya

politik. Pendapat hampir senada dikemukakan Suryadi, menurutnya sistem

komunikasi politik terdiri dari elit politik, media massa dan khalayak. Dari kedua

pendapat tadi dapat kita temui posisi penting media dalam marketing politik. Setiap

persuasi politik yang mencoba memanipulasi psikologis khalayak sekarang ini, sangat

mempertimbangkan peranan media massa.

Page 10: Marketing politik.doc

DAFTAR PUSTAKA

Andrias, Ali. 2013. Partai Politik dan Pemilukada (Analisis Marketing Politik dan Strategi Positioning Partai Politik dalam Pemilukada Kab,Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, Vol.1 No.3 : 352-372. 

Firmanzah, (2012). Marketing Politik (Antara Pemahaman dan Realitas).Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 

 _________, ( 2011). Mengelola Partai Politik (Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta :Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 

Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik (Konsep, Teori, dan Strategi). Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.  

Nursal, Adnan. (2004). Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD,Presoden.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka