MAPRI RANE.docx

71
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian dan Angka Kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Campak, 2 dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1 akan menderita penyakit Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar 41,61 per 1000 kelahiran hidup. 4

Transcript of MAPRI RANE.docx

Page 1: MAPRI RANE.docx

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangImunisasi adalah pemberian suatu vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan

terhadap penyakit tertentu dengan maksud menurunkan Angka Kematian dan Angka Kesakitan

serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi).

Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta

kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi.

Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit Campak, 2

dari 100 Kelahiran Anak akan meninggal karena Batuk Rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan

meninggal karena penyakit Tetanus. Dan dari setiap 3.200.000 anak, 1 akan menderita penyakit

Polio. Berdasarkan data Current World Infant Mortality Rate menunjukkan bahwa Infant

Mortality Rate (IMR) di dunia pada tahun 2011 sebesar 41,61 per 1000 kelahiran hidup. 4

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang

menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Hingga tahun 2008, Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 31,04 per 1000 kelahiran hidup. 5,6

Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan

rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya

genap 1 tahun (SDKI). Saat ini Departemen Kesehatan sedang berusaha menargetkan agar AKB

turun menjadi 23 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015. Salah satu usaha mengurangi

angka kematian bayi tersebut adalah dengan program imunisasi.7,8

Page 2: MAPRI RANE.docx

Departemen Kesehatan (Depkes) berdasarkan data terakhir tahun 2007 mengungkapkan rata-rata

selama setahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia setiap harinya sebelum

umurnya genap 1 tahun atau sekitar 146.000 per tahun. Angka Kematian bayi ini tergolong

masih tinggi, Prevalensi campak pada tahun 2009 adalah 15.369 kasus di seluruh Indonesia,

difteri sebanyak 219 dan tetanus sebanyak 183 kasus. Angka ini merupakan angka tertinggi dari

seluruh Negara ASEAN.1,5

Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator pelayanan

kesehatan dan capaian program kesehatan yang meliputi indicator angka harapan hidup, angka

kematian, dan status gizi masyarakat. Upaya mewujudkan derajat kesehatan tersebut diutamakan

pada upaya promotif dan preventif meliputi KIA, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi

kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit dengan mengacu pada pencapaian target

Standar Pelayanan Minimal serta target MDGs.

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular

khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak sebagai salah satu tujuan dari

Millennium Development Goals (MDGs). Tujuan utama kegiatan imunisasi adalah untuk

mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang sehingga diharapkan anak menjadi kebal

terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat

mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah

melayani imunisasi melalui pelayanan di Puskesmas , dan mengisi kegiatan Posyandu yang ada

di masyarakat .(Permenkes RI)

Program imunisasi nasional dikenal sebagai Program Pengembangan Imunisasi (PPI)

dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program ini merupakan program pemerintah dalam

bidang imunisasi untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization

Page 3: MAPRI RANE.docx

(UCI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dilakukan untuk pencegahan penularan terhadap

beberapa Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri,

pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B. Penyelenggaraan kegiatan imunisasi di

Indonesia berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun

2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi .

Pembangunan kesehatan diutamakan melalui program promotif dan preventif seperti

program imunisasi yang terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan

kematian akibat PD3I. Secara global, diperkirakan 2-3 juta kematian per tahunnya berhasil

dicegah dengan imunisasi, tetapi masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat

imunisasi lengkap sebesar 9,5 juta yang berada di wilayah Asia Tenggara, termasuk di dalamnya

Indonesia. Situasi ini yang mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran

masyarakat dunia melalui pelaksanaan imunisasi (Kemenkes RI).

Keberhasilan program imunisasi salah satunya bisa dinilai dengan indikator

Desa/Kelurahan UCI. Pencapaian UCI di Indonesia pada tahun 2014 yaitu 80,23% dan capaian

ini belum memenuhi target UCI tahun 2014 yaitu 95%. Sedangkan UCI Sumatera Barat pada

tahun 2010 yaitu 87,03%, mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 86,6% dan kembali

turun pada tahun 2014 menjadi 71,15%. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Padang

tahun 2014, dari 22 puskesmas yang ada di Kota Padang Puskesmas Lubuk Kilangan mempunyai

cakupan imunisasi dasar lengkap terendah nomor tiga setelah Puskesmas Padang Pasir dan

Puskesmas Pauh (Dinkes Padang, 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu

dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai masalah kesehatan imunisasi dan bagaimana

pencapaiannya di Puskesmas Lubuk Kilangan.

Page 4: MAPRI RANE.docx

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar di

Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai

dengan Septembet 2015 dengan pendekatan sistem.

1.2.2 Tujuan khusus

Diketahuinya cakupan pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas Lubuk Kilangan,

Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai dengan September

2015.

Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan, dan kelompok yang dilaksanakan

di Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015

sampai dengan September 2015.

Diketahuinya cakupan pemantauan hasil kegiatan imunisasi dengan Pemantauan

Wilayah Setempat (PWS) yang dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Kilangan,

Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai dengan September

2015.

Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di

Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015

sampai dengan September 2015.

Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas

Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan periode Januari 2015 sampai

dengan September 2015.

Page 5: MAPRI RANE.docx

1.3 Batasan Penulisan

Makalah ini membahas tentang pelaksanaan, pencapaian dan permasalahan program

imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai

literatur, laporan tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, membandingkan cakupan Program

Imunisasi Dasar terhadap target yang ditetapkan dan diskusi dengan pemegang program

Imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan

1.4 Manfaat

1.5.1 Bagi Evaluator :

Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khususnya

program Imunisasi dasar.

Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

1..5.2 Bagi Puskesmas yang dievaluasi :

Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program Imunisasi

Dasar disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalah.

Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta

masyarakat dalam melaksanakan program Imunisasi Dasar secara optimal.

Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program

Imunisasi Dasar sehingga dapat memenuhi target cakupan program.

1.5.3 Bagi masyarakat :

Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam kegiatan

imunisasi.

.

Page 6: MAPRI RANE.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu

penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain, diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

antigen, sehingga bila terpajan pada antigen serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi adalah suatu upaya

untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu

penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan (Depkes, 2013).

Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif. Kekebalan

pasif dengan memberikan antibodi atau faktor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Kekebalan

aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.

2.2 Landasan Hukum Imunisasi

1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1626/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman

Pemantauan dan Penanggulangan kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Page 7: MAPRI RANE.docx

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Imunisasi

2.3 Tujuan imunisasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

imunisasi:

a. Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi (PD3I).

b. Tujuan Khusus

- Mencapai target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014.

- Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per

1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.

- Global eradikasi Polio pada tahun 2018.

- Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian Rubella 2020.

- Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis

(safety infection practice and waste disposal management).

2.4 Program Imunisasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2013 imunisasi wajib terdiri atas:

1) Imunisasi Rutin

2) Imunisasi Tambahan

3) Imunisasi Khusus

Page 8: MAPRI RANE.docx

2.4.1 Imunisasi Rutin

1) Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar diberikan pada bayi di bawah 1 tahun. Jenis imunisasi dasar yang

diberikan adalah:

a) Bacillus Calmette Guerin (BCG)

b) Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-

Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib)

c) Hepatitis B pada bayi baru lahir

d) Polio

e) Campak.

2) Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat

kekebalan atau untuk memperanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan

kepada:

a) Anak usia dibawah tiga tahun (batita). Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan

Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis

Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.

b) Anak usia sekolah dasar. Imunisasi diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah

(BIAS) terdiri atas Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus diphteria (Td).

c) Wanita usia subur. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).

Page 9: MAPRI RANE.docx

Imunisasi TT diberikan kepada Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil

dan calon pengatin. Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk mencegah tetanus

neonatorum pada bayi baru lahir, mencegah tetanus pada ibu pada saat hamil,

melahirkan dan nifas . Jadwal pemberian imunisasi TT:

- TT1: Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester 1

- TT2: 4 minggu setelah TT1, perlindungan 3 tahun

- TT3: 6 bulan setelah TT2, perlindungan 5 tahun

- TT4: 1 tahun setelah TT3, perlindungan 10 tahun

- TT5: 1 tahun setelah TT4, perlindungan 25 tahun

2.4.2 Imunisasi Tambahan

Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah:

A. Backlog fighting

Merupakan upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur di

bawah 3 (tiga) tahun. Kegiatan ini diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang selama

2 (dua) tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.

B. Crash program

Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat untuk

mencegah terjadinya KLB. Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash

program adalah:

1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.

2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.

3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.

Page 10: MAPRI RANE.docx

Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis imunisasi, misalnya

campak, atau campak terpadu dengan polio.

C. PIN (Pekan Imunisasi Nasional)

Merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara serentak di suatu negara

dalam waktu yang singkat. PIN bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran

suatu penyakit (misalnya polio). Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa

memandang status imunisasi sebelumnya.

D. Sub PIN

Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi dilaksanakan pada wilayah wilayah

terbatas (beberapa provinsi atau kabupaten/kota).

E. Catch up Campaign campak

Merupakan suatu upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak pada

anak usia sekolah dasar. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak

secara serentak pada anak sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas enam SD atau yang

sederajat, serta anak usia 6 - 12 tahun yang tidak sekolah, tanpa mempertimbangkan

status imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi campak pada waktu catch up

campaign campak di samping untuk memutus rantai penularan, juga berguna sebagai

booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua).

F. Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response Immunization/ORI)

Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan KLB disesuaikan dengan situasi

epidemiologis penyakit masing-masing.

2.4.3 Imunisasi Khusus

Page 11: MAPRI RANE.docx

Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan untuk melindungi

masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan calon jemaah

haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Jenis imunisasi

antara lain imunisasi Meningitis Meningokokus, imunisasi demam kuning, dan imunisasi Anti

Rabies (VAR). Sasaran vaksinasi Anti Rabies (VAR) ditujukan pada 100% kasus gigitan yang

berindikasi Rabies , terutama pada lokasi tertular dan desa-desa sekitar dalam radius 10 km.

2.5 Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi dasar lengkap adalah kelengkapan mengimunisasikan bayi sebanyak 1 kali HB-

0, 4 kali Polio, 1 kali BCG, 3 kali DPT-HB, dan 1 kali campak. Jenis- jenis vaksin yang

diberikan terhadap bayi dan balita berdasar IDAI ada lima buah vaksin, yaitu:

a. BCG

Vaksin BCG diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit

tuberkulosis (TB). Vaksin yang diberikan mengandung kuman TB yang telah dilemahkan,

sehingga tidak boleh diberikan pada pasien imunokompromais.

Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2- 3 bulan. Namun, Kementrian Kesehatan

menganjurkan pemberian imunisasi BCG pada umur 0-12 bulan untuk mencapai cakupan

yang lebih luas. Dosis diberikan 0,05 ml untuk bayi (<1 tahun) dan 0,1 ml untuk anak >1

tahun. Vaksin BCG diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada insersio M.

Deltoid sesuai anjuran WHO. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.

b. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir karena bertujuan sebagai

pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi

maternal dari ibu kepada anaknya. Imunisasi HepB-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu

Page 12: MAPRI RANE.docx

12 jam) setelah lahir. Imunisasi HepB-2 diberikan setelah 1 bulan dari HepB-1. Untuk

mendapat respon imun yang optimal, interval imunisasi HepB-2 dengan HepB-3 minimal 2

bulan, terbaik 5 bulan.

c. Polio

Terdapat 2 kemasan vaksin polio yaitu OPV dan IPV. OPV (Oral Polio Vaccine) berisi

virus hidup yang telah dilemahkan dengan sediaan berupa tetes oral. IPV (Inactivated Polio

Vaccine) berisi virus yang telah di in-aktifkan dengan sediaan berupa injeksi.

Polio-0 diberikan saat bayi lahir atau pada kunjungan pertama. OPV diberikan saat bayi

dipulangkan dari rumah sakit/ rumah bersalin untuk menghindari transmisi virus vaksin

kepada bayi lain karena berisi virus polio hidup yang dapat diekskresikan melalui tinja.

Selanjutnya dapat diberikan OPV atau IPV. Imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada

umur 2,4,6 bulan dengan interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.

Dosis OPV diberikan 2 tetes peroral. Dosis IPV diberikan 0,5 ml intramuskular.

Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi Polio-4, selanjutnya saat masuk

sekolah (5-6 tahun).

d. DPT

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-8 minggu.

Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan saat umur 2 bulan, DPT-2 umur 4

bulan, DPT-3 umur 6 bulan. Ulangan Booster DPT-4 diberikan 1 tahun setelah DPT-3 yaitu

pada umur 18-24 bulan dan DPT-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Dosis vaksin DPT

sebanyak 0,5 ml diberikan secara intramuskular. Vaksin ini dapat diberikan secara kombinasi

dengan vaksin Hep B dalam bentuk kemasan kombinasi DPT/HepB.

e. Campak

Page 13: MAPRI RANE.docx

Vaksin campak dianjurkan diberikan dalam 1 dosis 0,5 ml secara subkutan dalam, pada

umur 9 bulan. Selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program BIAS.

Imunisasi campak kelas I SD tidak diperlukan bila telah mendapat imunisais MMR pada usia

15-18 bulan dan ulangan umur 6 tahun

2.6 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi dasar, yaitu Tuberkulosis, difteri,

pertusis, tetanus, poliomielitis, hepatitis B dan campak.

a. Tuberkulosis

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara

penularannya adalah melalui droplet. Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh seperti

paru, kelenjer, kulit, tulang, sendi, dan selaput otak.

Imunisasi BCG sangat bermanfaat untuk pencegahan, namun bukan berarti dengan

pemberian imunisasi BCG membuat seseorang tidak terkena penyakit ini. Walaupun

demikian, dampak imunisasi BCG apabila terkena penyakit ini akan lebih ringan

gejalanya sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian.

b. Difteri

Difteri disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae yang menular melalui droplet.

Gejala penyakit ini mulai dari yang ringan sampai yang bisa mengakibatkan obstruksi

jalan nafas dan gagal jantung yang bisa mengakibatkan kematian. Imunisasi dasar DPT

dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini.

c. Pertusis

Pertusis disebabkan oleh Bordetella pertusis dengan penularan melalui droplet.

Penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia berat yang dapat menimbulkan kematian.

Page 14: MAPRI RANE.docx

Gejala awal dapat berupa batuk kemudian batuk makin berat dan sering disertai muntah.

Imunisasi DPT merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.

d. Tetanus

Tetanus disebabkan oleh Mycobacterium tetani masuk ke dalam luka terbuka,

berkembang biak secara anaerob dan membentuk toksin. Tetanus yang khas terjadi pada

anak adalah tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menimbulkan kematian

karena terjadi kejang, sianosis dan henti nafas. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian

imunisasi DPT pada anak.

e. Polio

Polio disebabkan virus polio tipe 1,2 dan 3 yang menyerang mielin atau serabut otot.

Penularan penyakit ini melalui droplet atau fecal dan reservoarnya adalah manusia yang

menderita polio. Gejala awal tidak khas, dapat timbul gejala ringan dan infeksi saluran

nafas atas, kemudian timbul gejala paralisis yang bersifat flaksid. Pencegahan penyakit

ini dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi polio.

f. Campak

Campak disebabkan virus morbili yang penularannya melalui droplet. Gejala awal

berupa kemerahan yang mulai timbul di belakang telinga, dahi dan menjalar ke wajah dan

seluruh tubuh. Selain itu, timbul gejala seperti flu, mata berair, dan konjungtivitis. Hal ini

dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak.

g. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini menyerang kelompok

yang memilki faktor resiko secara vertikal dan horizontal. Kelompok resiko secara

vertikal adalah bayi dengan ibu yang terkena Hepatitis B, sedangkan kelompok faktor

Page 15: MAPRI RANE.docx

resiko horizontal adalah tenaga medis, pecandu narkotika, dan pasien hemodialisis.

Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual, dan kadang ikterik. Imunisasi

Hepatitis B dapat diberikan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan dari ibu ke

anaknya.

2.7 Program Imunisasi Nasional

Program pemerintah dalam bidang imunisasi dikenal sebagai Pengembangan Program

Imunisasi (PPI) atau Expanded Program on Immunization. Program ini bertujuan untuk

mencapai komitmen internasional yaitu Universal Child Immunization (UCI). Imunisasi yang

termasuk dalam PPI adalah BCG, Polio, DPT, Campak dan Hepatitis B. Program ini mempunyai

tujuan akhir sesuai dengan komitmen internasional yaitu Eradikasi Polio (ERAPO), eliminasi

tetanus maternal dan neonatal, Reduksi Campak (RECAM), peningkatan mutu pelayanan

imunisasi, menetapkan standar pemberian suntikan yang aman dan keamanan pengelolaan

limbah tajam.

Pada tahun 2011, dalam program imunisasi nasional terdapat 7 antigen yaitu Hepatitis B,

Polio oral (OPV), BCG, difteri, tetanus, pertusis dan campak. Program imunisasi nasional ini

terdiri dari imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi pada

anak Sekolah Dasar yang masuk ke dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Ada 5 jenis imunisasi yang diberi secara gratis di Posyandu, terdiri dari imunisasi

Hepatitis B, BCG, Polio, Campak dan DPT. Semua imunisasi ini harus diberikan secara lengkap

sebelum anak berusia 1 tahun. Pelaksanaan BIAS dilakukan sebanyak dua kali yaitu BIAS

campak yang hanya diberikan untuk murid kelas I SD/ sederajat, dT untuk kelas I, II dan III.

Page 16: MAPRI RANE.docx

2.8 Jadwal Pemberian Imunisasi

Gambar 2.1 Jadwal imunisasi rekomendasi Kemenkes RI

Page 17: MAPRI RANE.docx

Gambar 2.2 Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI 2010

BAB III

ANALISI SITUASI

1.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di kecamatan Lubuk Kilangan dengan wilayah kerja

meliputi 7 kelurahan dengan luas wilayah 85,99 km2. Batas wilayah kerja puskesmas Lubuk

Kilangan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Page 18: MAPRI RANE.docx

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)

1.2 Kondisi Demografis

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2014, jumlah

Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 51.806 jiwa dengan jumlah KK 12.290 RT

Sebanyak 171 dan RW 44 dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk

489/km². Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014

No Kelurahan JML KK JML JIWA RT RW

1 Bandar Buat 3753 14403 43 11

2 Padang Besi 1448 7274 20 4

3 Indarung 2885 11096 44 12

4 Koto Lalang 1645 6972 31 8

5 Batu Gadang 1591 6901 21 5

Page 19: MAPRI RANE.docx

6 Baringin 322 2470 5 2

7 Tarantang 646 2690 7 2

Jumlah 12290 51806 171 44

1.3 Mata Pencaharian

Mata pencaharian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lubuk Kilangan antara lain:

- Buruh tani : 9.647 (17,92%)

- Buruh tani : 2.344 (3,07%)

- Tidak Bekerja : 11.215 (31,80%)

- Pedagang dan peternak : 2.090 (6,68%)

- PNS : 2.822 (5,01%)

- Serabutan : 25.070 (32,92%)

1.4 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lubuk Kilangan

antara lain:

- Belum Sekolah : 11.558 (24,37%)

- Tidak tamat SD : 1.646 (7,41%)

- Tamat SD : 24.907 (39,27%)

- Tamat SLTP : 7.842 (14,23%)

- Tamat SMU : 4.620 (10,08%)

- Tamat D1 : 1.138 (1,49%)

- Tamat D3 : 1.223 (1,62%)

- Tamat S1 : 1.204 (1,53%)

1.5 Sarana dan Prasarana

1) Sarana Pendidikan

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Pendidikan Puskesmas lubuk Kilangan tahun 2014

No Kelurahan TK SD SMP SMA

1 Bandar Buat 9 6 3 0

Page 20: MAPRI RANE.docx

2 Padang Besi 2 4 0 0

3 Indarung 1 6 1 2

4 Koto Lalang 3 3 0 0

5 Batu Gadang 1 2 0 1

6 Baringin 1 1 0 0

7 Tarantang 0 1 0 0

Jumlah 14 23 4 3

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)

2) Sarana Kesehatan

Tabel 3.3 Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014

No Jenis Sarana dan PrasaranaJumlah

Kondisi

BaikRusak Rusak Rusak

I Sarana Kesehatan Ringan Sedang Berat

  1 Puskesmas Induk 1 1

  2 Puskesmas Pembantu 4 4

  3 Rumah Dinas Dokter 1 1

  4 Rumah Dinas Perawat - -

  5 Poskeskel 7 7

  6 Puskesmas Keliling roda 4 1 1

  7 Ambulance 1 1

  9 Sepeda Motor 5 5

II   Sarana Penunjang

  1 Komputer 10 10

2 Laptop 4 4

  3 Mesin Tik 2 1 1

  4 Telepon 1 - 1

  5 Listrik 1 1

  6 Sarana Air Bersih 1 1

Page 21: MAPRI RANE.docx

III Sarana dan Prasarana lain Dalam

Puskesmas

1 Laboratorium 1 1

(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan, 2014)

3) Prasarana Kesehatan

- Posyandu Balita : 43 Pos

- Posyandu Lansia : 14 Pos

- Kader Kesehatan : 166 Orang

- Praktek Swasta Dokter Umum : 5 orang

- Prakter Swasta Dokter Gigi : 2 Orang

- Praktek Bidan Swasta : 21 orang

- Klinik Bersalin : 5 Buah

- Rumah Obat : 5 Buah

- Rumah Sakit Swasta : 1 Unit

- Pos UKK : 3 Pos

- Pengobatan Tradisional : 38 Buah

- Toga : 27 Buah

4.3 Data Khusus

3.4 Ketenagaan Puskesmas

Tabel 3.4 Kondisi Ketenagakerjaan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014

No Jenis Ketenagaan Jumlah Status Kepegawaian

1 Dokter 3 2 PNS, 1 pddk

2 Dokter Gigi 3 PNS

3 Sarjana Kesmas 4 PNS

4 Sarjana Keperawatan 1 PNS

5 Rekam Medik 1 PNS

6 D4 Kebidanan 5 PNS

Page 22: MAPRI RANE.docx

7 D3 Keperawatan 4 PNS

8 D3 Kebidanan 11 10 PNS, 1 PPT

9 D3 Gizi 1 PNS

10 D3 Teknisi Gigi 2 PNS

11 Bidan ( DI ) 6 4 PNS, 2 PPT

12 Perawat ( SPK ) 6 PNS

13 AAK & Analis Kimia 2 PNS

14 Ass. Apoteker 2 PNS

15 SMA 6 5 PNS, 1 Honor

16 Perawat Gigi 1 PNS

17 D4 Kesling & D3 Kesling 2 PNS

JUMLAH 60

1. Input program imunisasi

a. Tenaga

- Dokter Umum : 1 orang

- Bidan : 10 orang bidan desa

- Kader : 5 orang/Posyandu

b. Dana

APBD : Cukup

c. Sarana

a. Medis

i. Peralatan suntik

1. Disposible syringe (1cc ,2cc, 2,5cc, 3 cc, 5 cc) : Cukup

2. Autodisposible syringe (0,05cc, 0,5cc) : Cukup

3. Alkohol 70 % : Cukup

Page 23: MAPRI RANE.docx

4. Cold Chain

a. Lemari es : 1 buah

b. Vaccine carrier : 7 buah

c. Cold box : 2 buah

d. Termos + 4 buah cold pack : Sejumlah tim lapangan

e. Freeze tag/ Freeze watch : Sejumlah tim lapangan

ii. Vaksin

Kebutuhan vaksin

Kebutuhan Vaksin = Jumlah sasaran x target cakupan

IP Vaksin

BCG = 1038 x 98 % x 1 ampul = 51 ampul

20

Hep B-0 = 1038 x 90 % x1 = 935 kemasan

1

Polio =

( 1038 x98%)+( 1038 x95%)+( 1038 x 93 %)+( 1038 x90%) x1vial

10

= 331 vial

DPT-HB= ( 1038 x9 8 %)+( 1038 x95%)+( 1038 x93%) x 1 vial

5

= 475 vial

Page 24: MAPRI RANE.docx

Campak = 1038 x 90% x 1 vial = 94 vial

10

Kebutuhan alat suntik = jumlah sasaran x target cakupan(%)

Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 1038 x 98% = 1017 buah

Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT-HB dan Campak) : {1038 x (98%+95%

+93%)}+{1038x 90%} = 3903 buah

Alat suntik 5 cc (pelarut)

= Jumlah vaksin BCG + Jumlah vaksin campak

= 51 + 94 = 145buah

iii. Alat dan obat KIPI

1. Stetoskop : 1 buah

2. Tensimeter : 1 buah

3. Infus set : Cukup

4. Alat suntik : Cukup

5. Cairan infus NaCl 0,9 % : Cukup

6. Deksamethason injeksi : Cukup

7. Adrenalin : Cukup

8. Paracetamol : Cukup

b. Non Medis

i. Gedung Puskesmas

1. Ruang Pendaftaran : 1 ruang

2. Ruang Tunggu : 1 ruang

3. Ruang Periksa : 2 ruang

4. Kamar Obat : 1 ruang

ii. Posyandu (43 pos) : Sistem lima meja

1. KMS Balita : Cukup

2. Buku pencatatan hasil imunisasi : 1 buah

Page 25: MAPRI RANE.docx

3. Buku pencatatan stok vaksin : 1 buah

4. Kartu pencatatan suhu lemari es : 1 lembar/bulan

5. Kartu pencatatan suhu freezer : 1 lembar/bulan

6. Kapas dan tempatnya : Cukup

7. Tempat sampah : 1 buah

d. Metode

a. Pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu:

i. BCG : 1x, dosis 0,05 cc, IC, di deltoid lengan atas kanan Diberikan

sedini mungkin, pada usia 0 – 2 bulan

ii. DPT-HB : 3x, dosis 0,5 cc, IM/SC dalam, di anterolateral paha atas

Diberikan pada usia 2 – 11 bulan, dengan jarak 4 minggu

iii. Polio : 4x, dosis 2 tetes. Diberikan pada usia 0 – 11 bulan, dengan

jarak 4 minggu

iv. Campak : 1x, dosis 0,5 cc, SC, di lengan kiri atas. Diberikan pada usia

9 – 11 bulan

b. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

i. Perorangan : Dengan wawancara

ii. Kelompok : Dengan penyuluhan dan diskusi

iii. Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet

c. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

a. Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.

b. Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack)

sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu.

c. Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.

d. Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.

e. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari

tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik.

f. Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan

1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT

Page 26: MAPRI RANE.docx

g. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena

sinar Ultra Violet.

h. Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar,

pelarut tidak boleh beku.

i. Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.

d. Pemantauan : Dengan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) di setiap

desa dengan cara mengumpulkan dan mengolah data cakupan imunisasi

dari tiap desa dan dikelompokkan ke dalam format grafik untuk masing-

masing imunisasi. Dilakukan dengan teratur setiap satu bulan

e. Pencatatan dan pelaporan: Dengan laporan bulanan, dan rapat bulanan.

f. Penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus.

2. Proses

1. Perencanaan (Planning)

a. Menentukan besarnya sasaran

- Besar sasaran : Ditetapkan oleh Puskesmas Lubuk Kilangan sebanyak 1038

orang bayi.

b. Target cakupan :

BCG : 98%

Hep B-0 : 90%

DPT-HB1 : 98%

DPT-HB2 : 95%

DPT-HB3 : 93%

Polio 1 : 98%

Polio 2 : 95%

Polio 3 : 93%

Page 27: MAPRI RANE.docx

Polio 4 : 90%

Campak : 90%

c. Membuat jadwal pelayanan Imunisasi Dasar:

Puskesmas :

BCG : Setiap hari rabu, jam 08.00-1200 oleh bidan.

DPT-HB : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Polio : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh bidan.

Hepatitis B0 : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Campak : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Posyandu : Satu kali dalam sebulan di Posyandu Desa yang

ditetapkan pukul 08.00-12.00 oleh bidan desa.

d. Merencanakan logistik imunisasi dasar

Kebutuhan vaksin :

- HB-O : 935 kemasan

- BCG : 51 ampul

- DPT/HB : 475 vial

- Polio : 331 vial

- Campak : 94 vial

Kebutuhan alat suntik :

- Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 1017 buah

- Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 3903 buah

- Alat suntik 5 cc (pelarut) : 145 buah

e. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

Page 28: MAPRI RANE.docx

- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.

- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai

penahan dingin dan kestabilan suhu.

- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.

- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.

- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan, agar

terjadi sirkulasi udara yang baik.

- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1 buah

freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT

- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar Ultra

Violet.

- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak

boleh beku.

- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.

f. Memberikan penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Perorangan : Setiap hari, setiap kali kunjungan di Posyandu.

Kelompok : Di posyandu setiap satu bulan sekali oleh bidan desa

Masyarakat : Melalui spanduk, poster, leaflet.

g. Melakukan pencatatan dan pelaporan :

Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai posyandu.

Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat bulanan

Puskesmas.

h. Melakukan pemantauan : dengan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat)

setiap satu bulan sekali.

i. Merencanakan penatalaksanaan KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi): Jika

ada kasus

j. Mengadakan sweeping sebulan setelah jadwal imuniasi di lakukan dengan

sistem door to door.

3.5 Program Imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan

Page 29: MAPRI RANE.docx

2. Pelaksanaan

a. Besar sasaran 1038 bayi

b. Target cakupan :

- BCG : 98 % - Polio 1 : 98 %

- HB-0 : 90 % - Polio 2 : 95%

- DPT/HB1 : 98 % - Polio 3 : 93%

- DPT/HB2 : 95 % - Polio 4 : 90%

- DPT/HB3 : 93 % - Campak : 90%

c. Jadwal pelayanan imunisasi dasar

Puskesmas :

BCG : Setiap hari rabu, jam 08.00-1200 oleh bidan.

DPT-HB : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Polio : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh bidan.

Hepatitis B0 : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Campak : Senin sampai dengan Jumat, jam 08.00-12.00 oleh

bidan.

Di Posyandu : Jadwal pelaksanaan imunisasi dasar dilaksanakan pada

minggu I dan minggu II setiap bulan. Pada hari Senin, Selasa, Rabu,

Kamis atau Sabtu, tergantung dari Posyandu, bisa mengalami perubahan

hari dengan atau tanpa menginformasikan terlebih dahulu kepada

masyarakat.

d. Logistik imunisasi dasar :

Kebutuhan vaksin :

- HB-O : 935 kemasan

- BCG : 51 ampul

- DPT/HB : 475 vial

- Polio : 331 vial

Page 30: MAPRI RANE.docx

- Campak : 94 vial

Kebutuhan alat suntik :

- Alat suntik 0,05 cc (untuk BCG) : 1017 buah

- Alat suntik 0,5 cc (untuk DPT/HB Combo dan Campak) : 3903 buah

- Alat suntik 5 cc (pelarut) : 145 buah

e. Mengelola vaksin, peralatan vaksinasi dan cold chain

- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.

- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai

penahan dingin dan kestabilan suhu.

- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.

- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.

- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan, agar

terjadi sirkulasi udara yang baik.

- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1 buah

freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT

- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar Ultra

Violet.

- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak

boleh beku.

- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.

f. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

- Perorangan : Dilakukan setiap kali kunjungan ke posyandu

- Kelompok : Penyuluhan kelompok hanya 6 kali dalam satu tahun.

- Masyarakat : Melalui spanduk, poster, dan leaflet.

g. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan : dilakukan satu bulan sekali setelah selesai posyandu.

Pelaporan : di lakukan satu bulan sekali melalui rapat bulanan

Puskesmas.

h. Pemantauan : dengan PWS (PemantauanWilayah Setempat) setiap satu bulan

sekali.

Page 31: MAPRI RANE.docx

i. Penatalaksanan KIPI : Tidak ada kasus.

3. Pengawasan

a. Laporan: Ada laporan program setiap bulan.

b. Rapat: ada, 1x / bulan dalam bentuk lokakarya mini bulanan.

3). Keluaran

a.Besar sasaran = 1038 bayi

b.Pencapaian Imunisasi Dasar

A. Imunisasi Dasar

Tabel 3.5 Data pencapaian Imunisasi Dasar di Puskesamas Lubuk Kilangan Triwulan I & II (Januari - September 2015)

NO KelurahanSASARAN BAYI

HB0 <7 HR

BCGPOLIO

1DPT HB1

POLIO 2

DPTHB 2

POLIO 3

DPTHB3

POLIO 4

CAMPAK

1Bandar Buat

288 32,6 46,2 45,1 57,1 51,1 51,4 45,4 44,3 46,1 42,1

2Padang

Besi146 52,7 47,9 53,4 66,9 65,5 63,4 64,1 59,2 58,5 42,3

3 Indarung 222 65,3 43,7 44,1 60,6 52,3 45,8 46,8 50,5 41,7 49,5

4Koto

Lalang140 34,3 41,4 40,7 55,1 53,7 55,1 52,2 44,1 45,6 41,2

5Batu

Gadang138 47,8 48,6 46,4 67,2 58,2 64,2 58,2 52,2 50,0 50,7

6 Baringin 49 42,9 55,1 51,0 63,8 63,8 57,4 63,8 53,2 59,6 51,17 Tarantang 55 54,5 43,6 41,8 58,5 58,5 54,7 49,1 43,4 52,8 47,28 Puskesmas 1038 46,3 45,9 45,8 60,7 55,7 54,6 52,0 49,1 48,3 45,4

Dari tabel 3.5 menunjukkan pencapaian program imunisasi dasar hingga bulan September 2015

belum mencapai target.

Cakupan imunisasi BCG

= Jumlah bayi yang diimunisai BCG x 100%

Page 32: MAPRI RANE.docx

Sasaran bayi

= 890 x 100% = 85.8 %

1038

Cakupan imunisasi DPT-HB 1

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 1 x 100%

Sasaran bayi

= 1828 x 100% = 87.3%

1038

Cakupan imunisasi DPT-HB 2

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 2 x 100%

Sasaran bayi

= 901 x 100% = 86,85%

1038

Cakupan imunisasi DPT-HB 3

= Jumlah bayi yang diimunisasi DPT 3 x 100%

Sasaran bayi

= 913 x 100% = 88%

1038

Cakupan imunisasi Polio 1

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 1 x 100%

Sasaran bayi

Page 33: MAPRI RANE.docx

= 898 x 100% = 86.47%

1038

Cakupan imunisasi Polio 2

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 2 x 100%

Sasaran bayi

= 893 x 100% = 86.1%

1038

Cakupan imunisasi Polio 3

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 3 x 100%

Sasaran bayi

= 901 x 100% = 86.28%

1038

Cakupan imunisasi Polio 4

= Jumlah bayi yang diimunisasi Polio 4 x 100%

Sasaran bayi

= 892 x 100% = 85.9%

1038

Cakupan imunisasi Hepatitis B-0

= Jumlah bayi yang diimunisasi Hepatitis B 0 x 100%

Sasaran bayi

= 823 x 100% = 79.25%

1038

Page 34: MAPRI RANE.docx

Cakupan imunisasi Campak

= Jumlah bayi yang diimunisasi Campak x 100%

Sasaran bayi

= 877 x 100% = 84.46%

1038

c.Pengelolaan vaksin, peralatan vaksinasi, dan cold chain.

- Suhu cold chain 2-8 0 C, pemantauan dan pencatatan suhu 2 x/hari.

- Bagian bawah lemari es diletakan kotak dingin cair (cool pack) sebagai

penahan dingin dan kestabilan suhu.

- Vaksin BCG, Campak, dan Polio diletakkan dekat evaporator.

- Vaksin DPT/HB diletakkan lebih jauh dari evaporator.

- Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan, agar

terjadi sirkulasi udara yang baik.

- Letakkan 1 bh termometer di bagian tengah lemari es dan letakkan 1 buah

freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT

- Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar

Ultra Violet.

- Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak

boleh beku.

- Penggunaan 1 spuit untuk satu orang.

d.Penyuluhan mengenai imunisasi dasar

Perorangan : dilakukan setiap kunjungan di Puskesmas

Kelompok : < 100%

e.Pencatatan dan pelaporan : Ada pencatatan/ pelaporan bulanan

f.Pemantauan : dengan PWS yang di laksanakan setiap 1

bulan ( 12x/tahun) .

Page 35: MAPRI RANE.docx

g.Penatalaksanaan KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) : Tidak ada kasus

3. Lingkungan

Lingkungan Fisik

- Lokasi : terdapat beberapa lokasi yang sulit dicapai

- Transportasi : Tersedia sarana transportasi untuk membawa

vaksin ke posyandu.

- Fasilitas kesehatan lain : Ada fasilitas kesehatan lain

Lingkungan Non Fisik

- Pendidikan : terkadang menjadi faktor penghambat

- Sosial ekonomi : Tidak menjadi faktor penghambat

- Agama : Tidak menjadi faktor penghambat

-

4. Umpan balik

Rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini : 1 bulan sekali

B. Imunisasi Tambahan

Selain program imunisasi dasar Puskesmas Lubuk Kilangan juga melaksanakan

program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Program BIAS dilakukan sebanyak dua kali

dalam satu tahun yaitu BIAS campak yang diberikan untuk murid SD setiap bulan September

dan Oktober.

BIAS kedua diberikan imunisasi DT untuk kelas 1 SD dan Td untuk kelas 2 dan 3

yang dilakukan bulan Oktober.

Page 36: MAPRI RANE.docx

Oleh karena Kota Padang dinyatakan mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa) Difteri

sejak bulan Ferbruari 2015, program BIAS tidak dilakukan dan diganti dengan program

tambahan khusus untuk Kejadian Luar Bias yaitu ORI (Outbreak Response Immunization). Program

ORI dilakukan setiap hari dengan melakukan kunjungan ke posyandu, TK, SD, dan SMP. Berdasarkan

tabel 3.3 pelaksanaan program imunisasi ORI (Outbreak Response Immunization) yang dilakukan

hingga bulan Maret 2015 sudah hampir mencapai target.

Tabel 3.6 Laporan Pelaksaan ORI Puskesmas Lubuk Kilangan bulan Maret 2015No Kelurahan Sasaran Hasil

2bln- <3th

3th- <7th

7th- 15th

Jumlah 2bln- <3th

3th- <7th

7th- 15th

Jumlah %

1 Bandar Buat

471 894 3289 4654 496 950 3180 4626 99,4

2 Padang Besi

264 452 650 1366 204 390 775 1369 100

3 Indarung 389 1016 1932 3346 365 950 1885 3200 95,64 Koto

Lalang313 371 558 1242 290 356 525 1171 94,3

5 Batu Gadang

192 363 738 1293 188 390 770 1348 104

6 Baringin 75 138 318 531 82 146 285 513 96,67 Tarantang 161 91 253 505 136 161 260 557 110

TOTAL 1874 3325 7738 12937 1761 3343 7680 12784 98,8

C. Imunisasi khusus

Program nasional imunisasi khusus merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi seperti persiapan keberangkatan

calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara endemis penyakit tertentu. Di

Puskesmas Lubuk Kilangan tidak melakukan imunisasi untuk calon jemaah haji namun

Page 37: MAPRI RANE.docx

dilakukan di Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas Lubuk Kilangan hanya memberikan surat yang

akan dibawa untuk melakukan imunisasi ke Dinas Kesehatan Kota.

Bab IV

Pembahasan

Pembahasan Masalah

4.1 Program Imunisasi Puksesmas Lubuk Kilangan

Masalah menurut unsur keluaran :

Page 38: MAPRI RANE.docx

Jenis Imunisasi Target Pencapaian (%) Masalah (%)

BCG 98% 85.80% +12.2

DPT HB 1 98% 87.3% +10.7

DPT HB 2 95% 86.85% +8.5

DPT HB 3 93% 88% +5

Polio 1 98% 86.47% +11.5

Polio 2 95% 86.1% +8.9

Polio 3 93% 86.28% +6.7

Polio 4

Campak

Hb0

90%

90%

90%

85.9%

84.46%

79.25%

+4.1

+5.4

+10.75

Masalah Menurut Variabel Proses :

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

Penyuluhan kelompok

Jadwal Posyandu yang tidak

tetap

12x/tahun

1x/bulan

Satu kali

sebulan,

dengan jadwal

hari yang

sudah

ditetapkan oleh

Puskesmas

6x/tahun

Jadwal harinya

sering diganti tanpa

informasi terlebih

dahulu kepada

masyarakat.

(+)

(+)

Masalah menurut variabel Lingkungan :

Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

Lokasi (Fisik) Mudah dijangkau terdapat beberapa

lokasi yang sulit

(+)

Page 39: MAPRI RANE.docx

Pendidikan (Non-Fisik) Tidak menjadi

faktor

penghambat

dicapai

Mayoritas orang tua

bayi berpendidikan

rendah (menjadi

faktor penghambat)

(+)

Program imunisasi Puskesmas Lubuk Kilangan mengacu pada program Nasional terdiri dari

imunisasi dasar yang harus diselesaikan sebelum umur satu tahun dan imunisasi yang dilakukan

dalam penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu ORI (Outbreak Response Immunization).

Keberhasilan program imunisasi dasar dapat dilihat dari cakupan imunisasi dasar lengkap. Target

cakupan imunisasi pada tahun 2015 adalah 89%. Dari 7 kelurahan yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Kilangan belum ada kelurahan yang pencapaian imunisasi dasarnya mencapai

target dari bulan Januari – September 2015.

Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program imunisasi terdapat beberapa

kendala dalam pelaksanaan program imunisasi yang menyebabkan rendahnya capaian imunisasi

dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, yaitu:

1. Masyarakat banyak yang melakukan imunisasi di dokter spesialis.

2. Tidak lancarnya pelaporan kegiatan imunisasi dari mitra pelayanan (BPS, Klinik, RS).

3. Masih adanya presepsi masyarakat yang negative tentang vaksin yang digunakan untuk

imunisasi sehingga mereka menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Namun kejadian

tersebut hanya sedikit.

4. Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga, dan terdapat lokasi posyandu yang

sulit dijangkau oleh Puskesmas

5. Pelaksanaan sweeping bidan desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada.

Page 40: MAPRI RANE.docx

6. Kurangnya pengetahuan orang tua bayi akan pentingnya pemberian imunisasi sehingga tidak

adanya kepatuhan datang rutin ke posyandu.

7. Pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai jadwal, dan sering diganti sesuai dengan kemauaan

dari petugas kesehatan dan kader tanpa menginformasikan terlebih dahulu kepada

masyarakat.

8. Kader yang kurang aktif dalam menghimbau dan mensosialisasikan pentingnya imunisasi

9. Uang transportasi dan pulsa yang dirasa masih kurang oleh kader.

4.2 Program Imunisasi Tambahan

Pelaksaan program ORI (Outbreak Response Immunization) dilakukan setiap hari Senin-Jumat

yang dilakukan di Posyandu, TK, SD, dan SMP di Kecamatan Lubuk Kilangan. Dalam pelaksaan

program ini kerjasama lintas program dimana pemegang program lain seperti P2M, KIA, Promkes, dan

Surveilans. Berdasarkan hasi laporan ORI putaran kedua tahun 2015, program imunisasi ORI sudah

mencapai target karena di beberapa keluarahan sudah mencapai target sasaran untuk dilakukan imunisasi.

Dalam pelaksanaan imunisasi ORI juga memiliki kendala yang sama dengan imunisasi dasar dimana

sebagian masyarakat melakukan imunisasi di Dokter Spesialis sehingga tidak masuk dalam pencatatan

dan pelaporan.

Perumusan Masalah

5.1 Masalah menurut keluaran

- Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

- Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7

%.

Page 41: MAPRI RANE.docx

- Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah

+8,5%.

- Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

- Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.

- Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

- Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.

- Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

- Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%

- Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%

- Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.

6.2 Masalah penyebab

1.Masyarakat banyak yang melakukan imunisasi di dokter spesialis.

2.Tidak lancarnya pelaporan kegiatan imunisasi dari mitra pelayanan (BPS, Klinik, RS).

3.Masih adanya presepsi masyarakat yang negative tentang vaksin yang digunakan untuk

imunisasi sehingga mereka menolak untuk mengimunisasikan anaknya. Namun kejadian tersebut

hanya sedikit.

4.Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga, dan terdapat lokasi posyandu yang sulit

dijangkau oleh Puskesmas

5.Pelaksanaan sweeping bidan desa yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada.

6.Kurangnya pengetahuan orang tua bayi akan pentingnya pemberian imunisasi sehingga tidak

adanya kepatuhan datang rutin ke posyandu.

7.Pelaksanaan posyandu yang tidak sesuai jadwal, dan sering diganti sesuai dengan kemauaan

dari petugas kesehatan dan kader tanpa menginformasikan terlebih dahulu kepada masyarakat.

Page 42: MAPRI RANE.docx

8.Kader yang kurang aktif dalam menghimbau dan mensosialisasikan pentingnya imunisasi

9.Uang transportasi dan pulsa yang dirasa masih kurang oleh kader.

Prioritas masalah :

- Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

- Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7

%.

- Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah

+8,5%.

- Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

- Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.

- Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

- Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.

- Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

- Penyuluhan kelompok sebesar 50% dari target 100%. Besarnya masalah 50%.

No Parameter Masalah

BCG DPT-

HB I

DPT-

HB II

DPT-

HB III

polio

I

polio

II

polio

III

polio

IV

Penyuluhan

kelompok

1 Besarnya

masalah

5 4 3 5 4 3 2 2 5

2 Berat

ringannya

akibat yang

ditimbulkan

5 5 5 5 5 5 5 5 4

3. Keuntungan

sosial yang

diperoleh

5 4 4 4 3 3 3 3 5

4 Teknologi

yang tersedia

3 3 3 3 3 3 3 3 5

Page 43: MAPRI RANE.docx

5. Sumber daya

tersedia

4 4 4 4 4 4 4 4 4

Total 22 20 19 21 19 18 17 17 23

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan imunisasi BCG yang belum mencapai target

2. Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai target.

Penyelesaian Masalah

Masalah 1:

Cakupan imunisasi BCG yang tidak sesuai target

Penyebab :

- Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga.

- transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa

anaknya ke posyandu

- terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas untuk mengantarkan vaksin

ke posyandu.

- Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya

imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu yang

beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.

- Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu

dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.

Penyelesaian masalah :

Page 44: MAPRI RANE.docx

- Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah

dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.

- Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat, yang

disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi

dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi sehingga

terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.

- Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam

melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,

diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu bahwa

terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal Posyandu yang

akan dilaksanakan.

Masalah 2:

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai target.:

Adanya lokasi posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan transportasi yang kurang

memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa anaknya ke posyandu, dan

terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas.

Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan Kurangnya komunikasi antara ibu

dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal posyandu.

Penyelesaian masalah :

- Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah

dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan penyuluhan.

Page 45: MAPRI RANE.docx

- Meningkatkan kedisiplinan dari petugas penyuluhan agar dapat melaksanakan kegiatan

penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan membuat jadwal

yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan kelompok di luar gedung yang akan

dilakukan oleh bidan desa. Apabila memang susah mengumpulkan warga, maka bidan

desa dapat bekrjasama dengan ketua RT setempat untuk membantu mengumpulkan

warga.

BAB V

PENUTUP

Page 46: MAPRI RANE.docx

Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara pendekatan

sistem di Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Kilangan pada periode Januari

2015 – September 2015 belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang

ditemui sebagai berikut :

Cakupan imunisasi BCG sebesar 85,80% dari target 98%. Besarnya masalah +12.2%.

Cakupan imunisasi DPT-HB 1 sebesar 87.3% dari target 98%. Besarnya masalah +10,7

%.

Cakupan imunisasi DPT-HB 2 sebesar 86,85% dari target 95%. Besarnya masalah

+8,5%.

Cakupan imunisasi DPT-HB3 sebesar 88% dari target 93%. Besar masalahnya +5%.

Cakupan imunisasi Polio-1 sebesar 86,47% dari target 98%. Besarnya masalah +11,5%.

Cakupan imunisasi Polio-2 sebesar 86,1% dari target 95%. Besarnya masalah +8,9%.

Cakupan imunisasi Polio-3 sebesar 86,28% dari target 93%. Besarnya masalah +6,7%.

Cakupan imunisasi Polio-4 sebesar 85,9% dari target 90%. Besarnya masalah +4,1%.

Cakupan imunisasi Campak sebesar 84,46 dari target 90%. Besarnya masalah +5,4%

Cakupan imunisasi Hb0 sebesar 79,25% dari target 90%. Besarnya masalah +10,75%

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar dilakukan kurang dari 100%

Dua hal yang menjadi prioritas masalah, yaitu :

Cakupan imunisasi BCG yang belum mencapai target

Penyuluhan kelompok mengenai Imunisasi Dasar yang belum mencapai target.

Page 47: MAPRI RANE.docx

Masalah tersebut di atas disebabkan :

Adanya lokasi Puskesmas dan beberapa posyandu yang sulit dicapai oleh warga. dan

transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan ibu-ibu kesulitan membawa

anaknya ke posyandu, dan terdapat beberapa desa yang sulit dijangkau oleh Puskesmas

untuk mengantarkan vaksin ke posyandu.

Pendidikan ibu yang rendah mempengaruhi pengetahuan ibu mengenai pentingnya

imunisasi dan manfaatnya bagi bayi serta mempengaruhi perilaku dan pola pikir ibu yang

beranggapan bahwa jika di imunisasi akan menyebabkan anaknya sakit.

Posyandu tidak selalu sesuai jadwal yang ada, dan kurangnya komunikasi antara ibu

dengan petugas kesehatan atau kader mengenai jadwal Posyandu.

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa angka pencapaian program imunisasi di

wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan hingga bulan September 2015 hampir mencapai target

tetapi dalam pelaksanaan masih terdapat beberapa kendala baik dari masyarakat sendiri, petugas

puskesmas, mitra pelayanan program imunisasi maupun kader posyandu. Dari segi masyarakat

masih terdapat presepsi negatif mengenai imunisasi terutama KIPI. Dari segi petugas puskesmas

dan mitra pelayanan program, didapatkan tidak lancanya pelaporan kegiatan imunisasi. Dan dari

pihak kader posyandu yang masih kurang aktif mengajak masyarakat untuk datang melakukan

imunisasi.

5.2 Saran

Page 48: MAPRI RANE.docx

1. Pemegang program imunisasi di Puskesmas Lubuk Kilangan agar melakukan penyuluhan

yang ditujukan untuk masyarakat luas agar masyarakat lebih tidak memiliki presepsi negatif

mengenai imunisasi.

2. Melakukan pendekatan atau kerjasama yang baik dengan mitra pelayanan agar pencatatan dan

pelaporan dapat dilakukan dengan baik dan bisa mencapai target pencapaian imunisasi.

3 .Ditujukan kepada Puskesmas Lubuk kilangan,Kecamatan Lubuk Kilangan dengan langkah –

langkah sebagai berikut :

- Melakukan kerjasama lintas sektor agar dapat meningkatkan kondisi jalan agar mudah

dicapai oleh petugas Puskesmas yang akan melaksanakan imunisasi di Posyandu.

- Melakukan penyuluhan perorangan oleh para kader atau bidan di daerah setempat, yang

disesuaikan dengan tingkat pendidikan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi

dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada ibu yang memiliki bayi sehingga

terjadi perubahan sikap dan perilaku ibu.

- Lebih meningkatkan kedisiplinan dari petugas kesehatan, bidan, dan kader dalam

melaksanakan kegiatan Posyandu, apabila memang acara Posyandu harus berubah,

diharapkan agar dapat bekerjasama dengan kader agar untuk memberitahukan ibu bahwa

terdapat perubahan jadwal Posyandu, dan memberitahukan kapan jadwal Posyandu yang

akan dilaksanakan.

- Meningkatkan kedisiplinan dari petugas penyuluhan agar dapat melaksanakan kegiatan

penyuluhan kelompok sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dan membuat jadwal

yang jelas tentang pelaksanaan penyuluhan kelompok di luar gedung yang akan

dilakukan oleh bidan desa. Apabila memang susah mengumpulkan warga, maka bidan

Page 49: MAPRI RANE.docx

desa dapat bekrjasama dengan ketua RT setempat untuk membantu mengumpulkan

warga.

Apabila langkah – langkah penyelesaian masalah yang diajukan telah dijalankan maka

diharapkan penyelenggaraan program imunisasi dasar di Puskesmas Lubuk Kilangan, Kecamatan

Lubuk Kilangan dapat mencapai target yang diinginkan.