Mapri Promkes Ika

82
Makalah Pribadi PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKSANAKAN PUSKESMAS (METODE, MEDIA DAN SASARAN) Oleh : RIZKA YUNIDHA ANWAR 1010313048 Preseptor : dr. Hardisman, MHID. DrPH DR. dr. Hafni Bachtiar, MPH BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 1

description

jhjhjj

Transcript of Mapri Promkes Ika

Makalah Pribadi

PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKSANAKAN PUSKESMAS (METODE, MEDIA DAN SASARAN)

Oleh : RIZKA YUNIDHA ANWAR1010313048

Preseptor : dr. Hardisman, MHID. DrPH DR. dr. Hafni Bachtiar, MPH

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALASPADANG 2015BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat faktor secara bersama - sama memiliki kondisi yang optimal pula.1 Melihat keempat faktor pokok yang mempengaruhi kesehatan masyarakat tersebut, maka dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat, hendaknya diperlukan intervensi yang juga diarahkan pada keempat faktor tersebut. Pendidikan atau promosi kesehatan merupakan bentuk intervensi terhadap faktor perilaku. Namun demikian, faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan juga memerlukan intervensi promosi kesehatan.2Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan, seperti mendirikan sarana pelayanan kesehatan (posyandu) maupun memberikan informasi kesehatan (promosi kesehatan), termasuk pengembangan Desa Siaga atau bentuk bentuk lain pada masyarakat desa/kelurahan.3Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidik atau petugas yang melakukan promosi kesehatan memerlukan pengetahuan yang baik mengenai metode penyampaian pesan - pesan kesehatan, alat bantu pendidikan kesehatan dan juga teknik penyampaian serta media yang digunakan untuk menyampaikan pesan - pesan kesehatan tersebut dengan harapan masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.4Pelaksanaan program promosi kesehatan di Indonesia merupakan salah satu dari enam program pokok (basic six) kesehatan di puskesmas. Fungsi pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.5 Puskesmas sebagai lini terdepan dalam Sistem Kesehatan Nasional, merupakan institusi terpenting yang disediakan oleh pemerintah yang kerjanya sudah sangat baku sesuai petunjuk WHO (World Health Organization) dengan tugas utama adalah pengembangan kesehatan masyarakat dengan fokus program pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pentingnya puskesmas dalam sistem kesehtana nasional, sehingga pemerintah berupaya mendirikan puskesmas di semua kecamatan di Indonesia, bahkan saat ini pada setiap kecamatan sudah ada puskesmas ditunjang paling sedikit oleh tiga Puskesmas Pembantu (Pustu). Program promosi kesehatan termasuk satu dari program pokok puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas. Program ini terbagi menjadi dua yaitu program UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat). Kegiatannya meliputi Posyandu, Kelurahan Siaga, PHBS, TOGA, UKK, SBH (Saka Bakti Husada), serta kegiatan penyuluhan.Promosi kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas dapat berlangsung di dalam dan luar gedung. Promosi di dalam gedung mempunyai target sasaran semua orang yang datang ke puskesmas sedangkan di luar gedung memiliki target semua masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas tersebut.Berdasarkan hasil laporan tahunan pada tahun 2014, pencapaian program promosi kesehatan pada masyarakat dalam gedung sudah bisa dikatakan mencapai target. Hal ini dapat dilihat dari 223 kali kegiatan promosi kesehatan yang diadakan di dalam gedung, terdapat sebanyak 5.374 orang yang sudah diberikan penyuluhan.6 Akan tetapi, dalam pelaksanaannya Puskesmas Pauh masih menghadapi berbagai masalah seperti kurang maksimalnya dukungan lintas sektor terhadap UKBM, keberadaan sarana dan prasarana di posyandu yang kurang memadai, dan paradigma masyarakat yang datang ke puskesmas hanya untuk pengobatan kuratif. Agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi tingginya demi terwujudnya Indonesia Sehat 2015, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan tersebut juga mengacu pada paradigma baru yaitu paradigma sehat yang memfokuskan pada upaya mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Untuk itu diperlukan pembahasan dan diskusi program yang sudah dikerjakan oleh Puskesmas Pauh sebagai perbandingan dengan puskesmas lain dan evaluasi untuk melakukan kegiatan promosi yang lebih baik lagi setiap tahunnya.

1.2 Tujuan Penulisan a. Tujuan UmumMengetahui tentang kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas b. Tujuan Khusus Mengetahui tentang pencapaian kegiatan penyuluhan di dalam gedung Puskesmas Pauh Mengetahui tentang pencapaian kegiatan penyuluhan di luar gedung Puskesmas Pauh Mengetahui tentang permasalahan yang terjadi pada kegiatan penyuluhan di Puskesmas Pauh Mengetahui tentang evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Pauh

1.3 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan pada tingkat puskesmas secara umum dan Puskesmas Pauh secara khusus. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka dan analisis data yang merujuk pada berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Pauh, diskusi dengan kepala puskesmas, diskusi dengan pemegang program yaitu Ibu Yesri Yulian, Amd. Keb., serta observasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Sejarah Promosi Kesehatan Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan The Ottawa Charter, yang didalamnya memuat definisi serta prinsip - prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan populer istilah - istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.1Pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru, ia telah berkunjung ke beberapa negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan Konfrensi Jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia.Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.22.2Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan merupakan pengembangan dari istilah yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.1Sebagaimana yang tercantum keputusan menteri kesehatan, promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang bewawasan kesehatan.7Berdasarkan definisi tersebut sejalan dengan visi, misi departemen kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber pada masyarakat.2.3Tujuan Promosi Kesehatan Tujuan promosi kesehatan adalah :8 Tujuan Program Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan Pendidikan Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada. Tujuan Perilaku Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap. 2.4Visi dan Misi Promosi Kesehatan Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan, visi merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program - program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO.

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :91. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.2.Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah misi. Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.Secara umum misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :21. Advokasi (Advocation)Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.2. Menjembatani (Mediate)Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.2.5Strategi Promosi Kesehatan Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi, serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut diatas, maka strategi promosi kesehatan puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.1. PemberdayaanPemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setipa upaya kesehatan.10Pemberdayaan terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang diselenggarakan puskesmas harus memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.10Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM :10 Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita. Upaya pengobatan : Pos Obat Desa, Pos Kesehatan Desa. Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada, Pos Kesehatan Pesantren. Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan.Disamping itu puskesmas juga berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yaitu :10 Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha diwilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yanag berwawasan kesehatan. Memantau dan melaporkan secara aktif dampak kesehatan dan penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.2. Bina SuasanaBina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.103. Advokasi Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak - pihak yang terkait (tokoh - tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.10Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat, puskesmas membutuhkan dukungan dari pihak - pihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam rangka mengupayakan lingkungan puskesmas yang bebas asap rokok, Puskesmas perlu melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kerja puskesmas seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.104. Kemitraan Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip - prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Disamping itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan puskesmas harus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa, dan lain-lain.10Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan adalah (1) kesetaraan, (2) keterbukaan, dan (3) saling menguntungkan.101. Kesetaraan. Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkies (atas - bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing - masing berada dalam kedudukan yang sederajat. Keadaan ini dapat dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan, yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama.2. Keterbukaan. Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran dari masing - masing pihak. Setiap usul atau saran atau komentar harus disertai dengan itikad yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup - nutupi sesuatu.3.Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan disemua pihak (win - win solution). Misalnya dalam hubungan antara tenaga kesehatan puskesmas dengan kliennya atau pasien, maka setiap solusi yang ditawarkan hendaknya juga berisi penjelasan tentang keuntungannya bagi pasien atau klien. Demikian juga dalam hubungan antara puskesmas dengan pihak donatur. 2.6 Pendukung dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Dalam pelaksanaannnya, strategi promosi kesehatan harus diperkuat dengan (1) metode dan media yang tepat, serta tersedianya (2) sumber daya yang memadai.101. Metode dan MediaMetode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya, baik pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah proses komunikasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut. Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya), dan hal hal lain seperti ruang dan waktu.10 Metode promosi kesehatan dapat digolongkan berdasarkan teknik komunikasi, sasaran yang dicapai dan indera penerima dari sasaran promosi. Beberapa metode promosi kesehatan diantaranya :11,121. Berdasarkan Teknik Komunikasi a. Metode Penyuluhan Langsung Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan diskusi, pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dan lain lain. b. Metode Tidak Langsung Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Contohnya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dan sebagainya.

2. Berdasarkan Jumlah Sasaran yang Dicapai11,12 a. Pendekatan Individu Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara individu, antara lain: kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain - lain.b. Pendekatan Kelompok Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain: pertemuan, demostrasi, diskusi kelompok, pertemuan FGD, dan lain - lain.c.Pendekatan MassalPetugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah: pertemuan umum, pertunjukan kesenian, penyebaran poster atau media cetak lainnya, pemutaran film, dan lain - lain.3. Berdasarkan Indera Penerima11,12a. Metode melihat atau memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti: penempelan poster, pemasangan gambar atau foto, pemasangan koran dinding, pemutaran film.b. Metode pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya: penyuluhan lewat radio, pidato, ceramah, dan lain - lain.c. Metode kombinasi. Dalam hal ini termasuk: demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba).Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metode yang telah ditetapkan, memperhatikan sasaran atau penerima informasi. Bila penerima informasi tidak bisa membaca maka komunikasi tidak akan efektif jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila penerima informasi hanya memiliki waktu sangat singkat, tidak efektif jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.10 Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi :2a. Media cetakYaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan pesan visual. Media cetak umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak memiliki ragam variasi dalam peyampaian pesan, antara lain :21) Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan - pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.2) Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam tulisan, gambar, maupun kombinasi.3) Selebaran (flyer) ialah berbentuk seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.4) Lembar bolak - balik (flip chart) ialah media informasi kesehatan dalam bentuk bolak - balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap halamannya berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.6) Poster ialah media cetak berisi informasi kesehatan yang biasanya ditempelkan di dinding, tempat umum, atau kendaraan umum. 7) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan.b. Media elektronikYaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronik. Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan informasi kesehatan, memiliki jenis berbeda-beda seperti :21) Televisi2) Radio3) Video4) Slide5) Film c. Media Luar RuangYaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis, misalnya :2 1) Papan (billboard) biasanya dipasang ditempat umum dan dapat digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan informasi kesehatan. Media papan juga mencakup pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempelkan pada kendaraan umum.2) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas sehelai kain kain dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan televisi layar lebar.2. Sumber DayaSumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan puskesmas adalah tenaga (sumber daya manusia/SDM), sarana/peralatan termasuk media komunikasi, dan dana atau anggaran.10Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau PKM). Jika tidak tersedia tenaga khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan puskesmas yang melayani pasien/klien (dokter, perawat, bidan, sanitarian, dan lain lain). Semua tenaga kesehatan yang ada di puskesmas hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan informasi atau konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki, maka harus diselenggarakan program pelatihan/kursus. Berdasarkan Surat Keputusan Menkes nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk puskesmas yaitu:Tabel 2.1 Tabel Tenaga Khusus Promosi Kesehatan PuskesmasKualifikasiJumlahKompetensi Umum

D3 kesehatan+minat dan bakat promosi kesehatan1 oranga. Membantu tenaga kesehatan lain merancang pemberdayaanb. Melakukan bina suasana dan advokasi

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no: 585/MENKES/SK/2007Sedangkan untuk standar sarana/peralatan promosi kesehatan puskesmas minimalnya adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Tabel Standar Sarana Minimal Promosi Kesehatan PuskesmasNo.Jenis Sarana/PeralatanJumlah

1.2.3.4.5.6.7.8.Flipchart dan StandsOver Head Projector/LCD Projector/InfocusAmplifier dan Wireless micrrophoneKamera FotoMegaphone/Public Address SystemPortable GeneratorRecorderPapan Informasi1 set1 buah1 set1 buah1 set1 buah1 buah1 buah

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no: 585/MENKES/SK/2007

Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan puskesmas memang sulit ditentukan standar, namun demikian diharapkan puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota dapat menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan Puskesmas.102.7Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas 1) Kegiatan Promosi Kesehatan di Dalam Gedung PuskesmasPromosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas.10 Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas dilaksanakan sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Berikut ini rincian keterangan bentuk kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan di dalam gedung puskesmas.10 a. Tempat pendaftaranKegiatan promosi kesehatan di tempat pendaftaran dapat dilakukan dengan penyebaran informasi melalui media seperti leaflet, poster, selebaran yang dapat diletakkan di depan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan ialah (1) alur pelayanan puskesmas, (2) jenis pelayanan kesehatan, (3) denah poliklinik, (4) informasi masalah kesehatan yang menjadi isu pada saat itu, (5) peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang meludah sembarangan, dan perintah untuk membuang sampah pada tempatnya, dan lain - lain.10Memberikan salam kepada pengunjung puskesmas termasuk dari kegiatan promosi karena telah terjadi komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik dan menyejukkan bagi pasien/ pengunjung puskesmas sehingga mengurangi beban yang diderita.10

b. PoliklinikPetugas kesehatan puskesmas yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus dikonsumsinya. Tetapi jika hal ini belum mungkin diaksanakan maka dapat dibuka klinik khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau konseling.10Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Mereka dalam keadaan sehat, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di poliklinik, khususnya di ruang tunggu, perlu dipasang media seperti poster atau selebaran yang berisi informasi tentang berbagai penyakit dan pencegahannya. Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai penyakit yang diderita pasien, diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien.10Pemasangan poster dan media komunikasi lainnya, mendorong pasien untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat segera diatasi.10c. Ruang pelayanan KIA dan KB Di pelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita), sebagian besar pengunjung adalah ibu -ibu atau wanita yang tidak sakit dimana mereka datang untuk memeriksakan kehamilannya atau hendak bersalin, atau mereka yang memerlukan pelayanan kontrasepsi. Petugas kesehatan di pelayanan KIA & KB tersebut perlu meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan pasien berkaitan dengan pelayanan yang didapatnya. Jika belum mampu, dapat dilimpahkan ke klinik khusus.10Pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien/ individu yang mendapat pelayanan KIA & KB juga orang yang mengantarkannya ke puskesmas. Oleh karena itu, di pelayanan KIA & KB perlu dipasang poster poster atau disediakan selebaran (leaflet) tentang berbagai penyakit, khususnya yang menyerang bayi dan balita. Disamping itu, tentang pentingnya memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, pentingnya imunisasi lengkap bagi bayi, pentingnya pemberian ASI eksklusif, pentingnya memantau tumbuh kembang balita, dan lain lain. Dengan mendapatkan informasi yang benar tentang berbagai hal tersebut, pengantar diharapkan dapat membantu puskesmas memberikan informasi kepada pasien/ individu tersebut. Pasien/ individu pun merasa dalam suatulingkungan yang mendorongnya untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki untuk kesehatannya.10d. Ruang Rawat InapPemberdayaan terhadap pasien rawat inap dilakukan terhadap pasien ibu - ibu bersalin, pasien yang sudah dalam fase penyembuhan dan pasien penyakit kronis (kanker, tuberkulosis. dan lain - lain). Tujuannya adalah agar pasien tidak kambuh dan dapat menjaga kesehatannya setelah pulang ke rumah terutama bagi pasien yang menderita penyakit kronis.10e. LaboratoriumDi laboratorium, selain dapat dijumpai pasien (orang sakit), juga individul pengunjung (orang sehat), dan para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu (1) Bagi pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter, (2) Bagi pengunjung sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat.10f. Kamar ObatDi kamar obat dapat dijumpai baik pasien, keluarga pasien atau pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang (1) manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat generik, (2) kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter, (3) pentingnya memelihara Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dalam rangka memenuhi kebutuhan akan obat - obatan sederhana.10g. Tempat pembayaranSebelum pulang pasien rawat inap yang sudah sembuh atau kerabatnya harus singgah di tempat pembayaran. Di ruang perpisahan ini hendaknya tetap menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan, semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga disampaikan bahwa apabila pasien membutuhkan pertolongan lagi, jangan ragu untuk datang ke puskesmas. Mereka juga diingatkan kembali untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan lingkungannya.10h. Klinik KhususKlinik khusus diselenggarakan dalam rangka rneningkatkan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas. Khususnya untuk pelayanan yang perlu mendapat tambahan dalam hal promosl kesehatannya. Biasanya karena pasien terlalu banyak sedangkan petugas kesehatan yang melayani terbatas (misalnya di poliklinik), atau karena pasien dan keluarganya memang memerlukan informasi/konsultasi khusus (misalnya tentang sanitasi/kesehatan lingkungan, gizi, KB, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan lain - lain). Dalam hal ini beberapa puskesmas mengembangkan klinik - klinik khusus sebagai upaya inovasi, seperti misalnya: Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Remaja, dan lain - lain.10Kegiatan promosi kesehatan yang diselenggarakan di klinik - klinik khusus ini umumnya adalah berupa layanan konseling. Umumnya pelayanan berupa membantu upaya pemecahan masalah yang dirujuk dari poliklinik KIA & KB.10i. HalamanDi halaman puskesmas, yaitu di tempat parkir, taman, dinding, pagar, kantin, dan tempat ibadah dapat dilakukan promosi kesehatan yaitu berupa billboard ataupun poster.102) Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung puskesmas. Artinya promosi kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas. Pelaksanaan promosi kesehatan diluar gedung puskesmas yang dilakukan oleh puskesmas sebagai suatu upaya untuk meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat.10Pengorganisasian masyarakat merupakan suatu proses penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya yang berkaitan dengan PHBS. Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas kesehatan melaksanakan hal - hal sebagai berikut :10a. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi program PHBS berdasarkan prioritas masalah kesehatan masyarakat yang dihadapib. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakatc. Bersama - sama melaksanakan program secara efektif dan efisiend. Ikut memantau dan membinae. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatanPelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung dilakukan oleh puskesmas bekerja sama dengan berbagai pihak potensial lainnya, dengan menerapkan ABG (Advokasi, Bina suasana dan Pemberdayaan masyarakat), yaitu :10a. Promosi Kesehatan melalui pendekatan individub. Promosi Kesehatan melalui pendekatan kelompok (Tim penggerak PKK, posyandu, karang taruna, Saka Bakti Husada, majelis taklim)c. Promosi Kesehatan melalui pendekatan organisasi massa (seperti kelompok kesenian tradisional dan lain - lain)d. Penggerakkan dan pengorganisasian masyarakat1). Kunjungan RumahKunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan puskesmas sebagai tindak lanjut dan upaya promosi kesehatan didalam gedung puskesmas yang telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Terutama pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat dan atau mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah - langkah tindak lanjut dirumah tangganya (misalnya menyemen lantai rumah, membuat jamban keluarga, membuat TOGA, dan lain-lain).102). Pemberdayaan BerjenjangPromosi kesehatan di masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak ditangani sendiri oleh petugas kesehatan Puskesmas. Masyarakat begitu luas dan terdiri dari beberapa tatanan. Oleh karena itu, untuk menjangkaunya, Puskesmas lebih baik bekerja sama dengan mitra-mitra yaitu para pemuka masyarakat dan kader-kader. Untuk itu, disetiap tatanan harus diidentifikasi pemuka-pemuka masyarakatnya dan siapa saja yang sekiranya dapat direkrut sebagai kader.10Selanjutnya sesuai dengan tatanan yang akan digarap, diselenggarakan pemberdayaan secara berjenjang, yaitu :a. Petugas kesehatan atau petugas PKM Puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka masyarakat, dilanjutkan denganb. Para pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan para kader, dan akhirnyac. Para kader memberdayakan masyarakatnya. Proses pemberdayaan secara berjenjang ini umumnnya diselenggarakan melalui pendekatan yang dikenal dengan sebutan Pengorganisasian Masyarakat. 3). Pengorganisasian MasyarakatPengorganisasian masyarakat (community organization) dengan demikian dapat diterapkan ditatanan manapunyang akan digarap : di suatu RT/RW, di suatu sekolah, di suatu pondok pesantren, di suatu kantor, disuatu pabrik, dan seterusnya.10Proses pemberdayaan berjenjang tersebut adalah sebagai berikut. Diawali dengan para petugas puskesmas membantu para pemuka masyarakat, dengan langkah - langkah :101. Survey Mawas Diri (SMD)Dalam langkah ini, para pemuka masyarakat (misalnya para pengurus RW/RT, Pemuka Agama, Tim penggerak PKK) dibimbing untuk melakukan pengenalan masalah - masalah kesehatan yang sering melanda masyarakatnya. Disini diobservasi dan digali penyebab - penyebab dari masalah tersebut (termasuk aspek perilakunya) serta potensi - potensi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. 2. Musyawarah Masyarakat (MM) Dalam langkah ini para pemuka masyarakat dibimbing membahas hasil SMD dalam musyawarah kecil diantara mereka, untuk dirumuskan dan direncanakan jalan keluarnya (pemecahannya). Dalam hal ini petugas kesehatan juga dapat membantu melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang dukungan (kebijakan/sumber daya). Hasil rumusan para pemuka masyarakat ini kemudian dibahas lebih lanjut dengan masyarakat dalam musyawarah besar. Musyawarah besar dapat berlangsung beberapa kali sampai dihasilkan suatu rencana konkrit mengatasi masalah yang ada.Selanjutnya para pemuka masyarakat dibimbing untuk memberdayakan para kader melalui langkah :a. Persiapan Pelaksana Kegiatan (PPK)Dalam langkah ini para pemuka masyarakat dibimbing untuk menetapkan Pengurus/Pengelola UKBM (sesuai untuk mengatasi masalah, yaitu : misalnya Poskesdes), dan pelaksana UKBM (yaitu tenaga kesehatan dan kader). Jika pengurus dan pelaksana sudah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan : Pelatihan Kader oleh Pemuka Masyarakat (dibantu petugas kesehatan) tentang cara c ara mengatasi masalah kesehatan yang ada (sebagai latar belakang pengetahuan) dan cara - cara melaksanakan tugas - tugas kader di UKBM yang dibentuk. Pelaksanaan Kegiatan (PK)Dalam langkah ini, petugas kesehatan dan para kader mulai melakukan pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan - kegiatan UKBM (misalnya Poskesdes). Umumnya para kaderlah yang akan lebih banyak melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memfasilitasi proses pemecahan masalah - masalah yang dihadapi individu, keluarga atau kelompok.b. Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB)Dalam langkah ini, Puskesmas dibantu Dinas Kesehatan Kabuapten/Kota melaksanakan bina suasana dan avokasi. Selain itu, bersama pemuka masyarakat, juga dirumuskan dan dilaksanakan upaya - upaya guna memotivasi kader melalui pemenuhan kebutuhan - kebutuhan mereka. 2.8 Sasaran Promosi Kesehatan Promosi kesehatan di dalam gedung mempunyai target sasaran semua orang yang datang ke puskesmas sedangkan di luar gedung memiliki target semua masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut.

2.9Pemantauan dan Evaluasi Promosi Kesehatan A. PemantauanPemantauan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Pemantauan dapat dilakukan pada pelaksanaan program aksi baik di puskesmas dan juga pembinaan serta membantu memecahkan masalah - masalah yang ada.10Mekanisme pemantauan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :1. Pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan dan pencapaian progam promosi kesehatan di puskesmas, yang disampaikan oleh pengelola promosi kesehatan di puskesmas kepada kepala puskesmas setiap bulannya.2. Kunjungan/peninjauan lapangan dilakukan ke beberapa lokasi/daerah terpilih.B. EvaluasiEvaluasi sebaiknya dilakukan disetiap tahapan manajerial mulai dari perencanaan , pelaksanaaan dan hasil. Evaluasi dilakukan pada setiap pertengahan dan akhir tahun untuk menilai proses dari hasil pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai.10Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator keberhasilan yang terdiri dari indikator masukan, proses, keluaran dan dampak. Semua indikator tersebut dapat dijadikan sebagai masukan sekaligus bahan untuk perbaikan dan pemanfaatan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas.10C. Indikator KeberhasilanIndikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi promosi kesehatan Puskesmas. Oleh karena itu, indikator keberhasilan ini sesungguhnya cenderung menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Pembina Puskesmas.10 Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).101. Indikator MasukanMasukan yang perlu diperhatikan yang berupa komitmen, sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan dana. Indicator ini mencakup :a. Ada/tidaknya komitmen kepala puskesmas yang tercermin dalam Rencana umum pengembangan promosi kesehatan Puskesmasb. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana operasional promosi kesehatan puskesmasc. Ada/tidaknya tenaga PKM puskesmas sesuai dengan acuan dalam standar SDM Promkes Puskesmasd. Ada/tidaknya tenaga PKM dan tenaga - tenaga kesehatan lain di Puskesmas yang sudah dilatihe. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai dengan acuan dalam standar sarana/peralatan promosi kesehatan puskesmasf. Ada/tidaknya dana di Puskesmas yang mencukupi penyelenggaraan promkes puskesmas2. Indikator ProsesProses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promkes puskesmas yang meliputi promkes di dalam gedung dan promkes di masyarakat. Indikator yang digunakan meliputia. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes di dalam gedung (setiap tenagan kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakannya klinik khusus, pemasangan poster dan lain - lain) dan atau frekuensinya.b. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dan lain - lain), yaitu masih bagus atau sudah rusak.c. Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes di masyarakat (kunjungan rumah dan pengorganisasian masyarakat).3. Indikator KeluaranKeluaran yang dipantau adalah kaluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik secara umum atau khusus. Indikator yang digunakan berupa cakupan dari kegiatan misalnya :a. Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkesb. Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan lain-lain)c. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmasd. Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat.e. Puskesmas sebagai model institusi Kesehatan yang ber PHBS, yaitu dengan : Puskesmas bebas rokok Lingkungan bersih Bebas jentik Jamban sehat4. Indikator DampakIndikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes puskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat, tatanan yang dianggap mewakili evaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa tahun 2010, target rumah tangga PHBS adalah 65%). Indikator dampaknya adalah persentase keluarga atau rumah tangga yang telah mempraktikkan PHBS. Indikator PHBS ditatanan rumah tangga, yaitu :a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanb. Memberi bayi ASI ekslusifc. Menimbang balitad. Menggunakan air bersihe. Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabunf. Menggunakan jamban sehatf. Memberantas jentikg. Makan buah dan sayurh. Melakukan aktivitas fisiki. Tidak merokok di dalam rumah

BAB IIIANALISIS SITUASI3.1Keadaan Geografis Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 00 58 Lintang Selatan, 100 0 21 11 Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang terdiri 9 (sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km 2, terdiri dari 60 % dataran rendah dan 40 % dataran tinggi Curah hujan 471 mm / bulan , temperatur antara 28 0 310C dengan batas wilayah sebagai berikut :6a. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solokb. Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas (Padang Timur)c. Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koto Tangah.d. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh 3.2Keadaan Demografi Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2014 yang dipublikasikan pada tahun 2014, jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah sebanyak 63.624 jiwa dengan jumlah KK 12.986 RT Sebanyak 169 dan RW 50dengan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 489/km.6 Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kec. Pauh Menurut Kelurahan Tahun 20146

NoKelurahanJml KKJml JiwaRTRW

1Pisang16867.769237

2Binuang Kp Dalam13886.120256

3Piai Tangah11104.716188

4Cupak Tangah16788.519267

5Kapalo Koto12905.949206

6Koto Luar18658.117185

7Lambung Bukit9664.055154

8LimauManis Selatan212313.256123

9Limau Manis 11805.123124

Jumlah12.98663.62416950

3.3Sarana dan Prasarana Kesehatan Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas selain ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling dan Poskeskel, juga dibantu oleh peran institusi yang ada pada berbagai tatanan yang ada seperti Posyandu Balita dan Lansia, sekolah , Majelis Taklim, dan lain-lain.6Salah satu lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis ditengah masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di Kecamatan Pauh pada tahun 2014 adalah sebagai berikut Posyandu balita sebanyak 70 buah dan Posyandu Lansia sebanyak 13 buah Selain itu beberapa sarana pelayanan kesehatan yang bersifat Private / swasta yang ada diwilayah kerja Puskesmas Pauh ada 5 Bidan Praktek Swasta(BPS), 5 Klinik bersalin dan 5 Praktek Swasta Dokter Umum, 3 Praktek dokter Spesialis, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi, 3 Apotik, 5 Rumah Obat, 2 Laboratorium, 7 Ambulance kelurahan dan Rumah sakit swasta 1.6Prasarana Puskesmas saat ini terutama pada gedung A yaitu gedung pelayanan rawat jalan pada saat penyusunan laporan tahunan ini telah dimanfaatkan untuk pelayanan kepada masyarakat. Gedung C yang menjadi ruang rawat inap cukup baik namun prasarana penunjang kegiatan perlu dilengkapi seperti intalasi air besih dan listrik sendiri sehingga mampu memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat.6Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 1 Unit Puskel, 7 Kendaraan Roda dua, 3 Poskeskel, yaitu koto lua, Pisang dan Limau Manis Selatan dan 4 unit Puskesmas Pembantu yang terletak di Kelurahan Batu Busuk, Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut.6Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan Siaga, telah ada 2unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan Koto Lua. Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah beroperasional dan dipimpin oleh 2 ( dua ) orang Bidan.6Adapun rincian rincian sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas untuk mendukung jalannya kegiatan pelayanan kesehatandi wilayah kerjanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Kondisi Sarana dan Prasarana Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoJenis Sarana dan PrasaranaJumlahKondisi

BaikRusakRusakRusak

ISarana KesehatanRinganSedangBerat

1Puskesmas Induk11

2Rawat Inap11

3Puskesmas Pembantu55

4Rumah Dinas Dokter11

5Rumah Dinas Perawat11

6Rumah Dinas Bidan11

7Puskesmas Keliling roda. 4-

8Ambulance11

9Sepeda Motor752

IISarana Penunjang

1Komputer541

2Mesin Tik211

3Telepon11

4Listrik22

5Sarana Air Bersih

Sumber data: Puskesmas, 20143.4Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi Puskesmas Pauh Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pauh secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan katagori tenaga rata-rata 1 : 8000 penduduk, namun dari segi kualitatif memang diperlukan upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab tantangan akan pentingnya peningkatan mutu (Quality Assurance) oleh provider serta tuntutan masyarakat (user) akan mutu yang ditandai dengan semakin berkurangnya keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas.6Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas Pauh sampai dengan 31 Desember 2014 adalah 67 orang, 4 orang Tenaga medis yang terdiri dari 2 orang Dokter Umum, 2 orang tenaga medis dokter gigi. Dokter Umum mempunyai tugas tambahan sebagai kepala Puskesmas, Sedangkan tenaga paramedis berjumlah 63 orang.6Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada Puskesmas Pauh relatif cukup. Tenaga medis dokter umum ada 2 orang atau rasio 1 : 31.834jiwa. Sedangkan dokter gigi 2 orang dengan ratio jumlah penduduk 1 : 31.834 jiwa. Jumlah tenaga perawat yang ada tahun 2014 di Puskesmas Pauh adalah 14 orang dengan ratio 1: 4.128 jiwa. Jumlah bidan PNS saat ini sebanyak 15 orang dan bidan PTT Sebanyak 6 orang dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1: 2.837orang dan Ahli gizi sebanyak 3 orang ratio 1 : 21.000 orang dan Kesehatan Lingkungan sebanyak 2 orang 1 : 31.834 dan tenaga Farmasi sebanyak 3 dengan ratio 1 : 21.000 dan tenaga Analis Labor sebanyak 2 dengan ratio 1 :31.834.6Dibawah ini disajikan data dan informasi ketenagaan yang bekerja pada Puskesmas PAUH selama Tahun 2013 sebagai berikut:Tabel 3.3 Kondisi Ketenagaan Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoJenis KetenagaanJumlahStatus Kepeg

1Dokter2PNS

2Dokter Gigi2PNS

3Sarjana Kesmas2PNS

4Sarjana Keperawatan1PNS

5Rekam Medik2PNS

6D3 Keperawatan1310 PNS,3 Volunteer

7D3 Kebidanan2215 PNS,6 PTT,1 Volunteer

8D3 Gizi42 PNS,2 Volunteer

9D3 Teknisi Gigi2PNS

10D3 Kesling2PNS

11Bidan (D1)32 PNS,1 PTT

12Perawat ( SPK )4PNS

13Analis Kimia2PNS

14Ass. Apoteker2PNS

15Apoteker1PNS

16LCPK1PNS

17SMA4PNS

Jumlah67

(Data tahun 2014)3.5 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi6 1. SosialPenduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan.Potensi keninik mamakan yang masih dilakoni masyarakat menjadi panutan dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Dari segi kepercayaan, Mayoritas kepercayaan penduduk adalah Islam dengan komposisi 99 % Islam, sisanya katolik, Protestan, Budha dan lain lain.2. BudayaTersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan kanak - kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Pauh menyebabkan semakin banyak penduduk yang mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat masih dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila caranya diketahui. Pendekatan kultural sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta masyarakat.3. Ekonomi Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh bervariasi mulai dari petani 46 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke kelompok mampu dan mapan. Swasta 24 % , PNS 17 % , ABRI 5 %, sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok dengan pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan kesehatan yaitu keluarga miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup besar yaitu 22,4 % dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh.3.6Sasaran Pelayanan Kesehatan Dibawah ini disajikan gambaran kependudukan yang menjadi sasaran dan cakupan kesehatan Puskesmas Pauh berdasarkan perhitungan statistik dan konversi dari DKK tahun 2014 sebagai berikut.Tabel 3.4 Sarana Pendidikan Tahun 20146

NoKelurahanJlh sekolahTkSd/MISmpmtsSmu/k/maPT

1Pisang624

2Binuang Kp.Dalam6141

3Piai Tangah312

4Cupak Tangah52111

5Kapalo Koto61311

6Koto Lua923211

7Lambung Bukit312

8Limau Manis Selatan83311

9Limau Manis94311

Puskesmas551725652

Sumber data : DKK Padang (Kesga Tahun 2014)3.7Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Pauh tahun 2014 sudah mencapai target. Target promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas adalah delapan kali setiap bulannya dimana untuk target pertahun didapatkan 96 kali penyuluhan. Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan dalam gedung puskesmas sudah mencapai target yaitu 223 kali dengan jumlah masyarakat yang diberikan penyuluhan 5.374 orang. Sasaran promosi kesehatan dalam gedung puskesmas adalah semua masyarakat yang datang berobat ataupun tidak ke puskesmas. Tabel 3.5 Kegiatan Promosi di dalam Gedung Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoJudul / Program PuskesmasFrekuensi PenyuluhanJumlah Masyarakat yang disuluh

1Napza4130

2PHBS24750

3HIV/AIDS12330

4Bahaya Rokok12350

5Flu Burung / Flu Babi4135

6DBD23546

7Rabies8147

8Malaria4135

9TB Paru16427

10Filariasis275

11Kusta--

12Infeksi Menular Seksual (IMS)4157

13Imunisasi12242

14Diare12178

15Gizi keluarga15143

16Kekurangan yodium230

17Penyakit mata / vitamin A335

18Pemanfaatan Toga1265

19Kesehatan Ibu7150

20Kesehatan Anak dan DDTK4110

21Keluarga Berencana272

22Diabetes Melitus7200

23Campak10310

24ISPA8210

25ASI Ekslusif6150

26Penyakit kulit--

27Hipertensi5150

28Materi lainnya5147

Jumlah2235374

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Untuk tahun 2015 sendiri, terhitung dari bulan Januari sampai dengan April yang sedang berjalan sudah tercatat 29 kali penyuluhan yang dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas Pauh. 3.8Kegiatan Promosi Kesehatan di luar Gedung Puskesmas Kegiatan promosi kesehatan di luar gedung Puskesmas Pauh tahun 2014 juga sudah mencapai target. Berdasarkan table di bawah ini, dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan di luar gedung puskesmas yaitu 602 kali dengan jumlah masyarakat yang diberikan penyuluhan sebanyak 10.829 orang. Sasaran promosi kesehatan di luar gedung puskesmas adalah semua masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas tersebut.

Tabel 3.6 Kegiatan Promosi di luar Gedung Puskesmas Pauh Tahun 20146 NoJudul / Program PuskesmasFrekuensi PenyuluhanJumlah Masyarakat yang disuluh

1Napza3140

2PHBS561198

3HIV/AIDS26595

4Bahaya Rokok39720

5Flu Burung / Flu Babi6260

6DBD611043

7Rabies8197

8Malaria3171

9TB Paru29402

10Filariasis18265

11Kusta--

12Infeksi Menular Seksual (IMS)15173

13Immunisasi40927

14Diare37728

15Gizi keluarga44732

16Kekurangan yodium387

17Penyakit mata / vitamin A891

18Pemanfaatan Toga33429

19Kesehanatan Ibu32466

20Kesehatan AnaK dan DDTK13196

21Keluarga Berencana364

22Diabetes Militus16258

23Campak18312

24ISPA16257

25ASI Ekslusif34403

26Penyakit kulit456

27Hipertensi20325

28Materi lainnya17348

29Sebutkan Reumatik

30 Gastritis

Jumlah60210.829

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 20143.9Kegaiatan UKBM Puskesmas Pauh 3.9.lPosyandu Secara umum pencapaian program Promosi Kesehatan di Puskesmas Pauh pada tahun 2014 khusus untuk kegiatan UKBM umumnya hampir sama dengan tahun sebelumnya dengan pencapaian masing - masing per kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.7 Strata Posyandu Puskesmas Pauh Tahun 20146NoKelurahanPratamaMadyaPurnamaMandiri

1Limau Manis Selatan0262

2Cupak Tangah0143

3Piai Tangah0152

4Pisang0363

5Kapalo Koto0232

6Limau Manis0142

7Binuang kp Dalam0232

8Koto Luar0152

9Lb Bukit0111

Jumlah0143719

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Berdasarkan tabel di atas, strata posyandu Puskesmas Pauh terbanyak adalah strata purnama yang berada di Kelurahan Limau Manis Selatan dan Pisang. Pada tabel 3.8 didapatkan pencapaian D/S Puskesmas Pauh belum mencapai target 85 %, akan tetapi pencapaian N/D sudah mencapai target >80%. Tabel 3.8 Pencapaian D/S dan N/D Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoKelurahanD/SN/D

1Limau Manis73.163

2Cupak Tangah73,479.6

3Koto Lua79.388.9

4Piai Tangah74.586.8

5Binuang Kp.Dalam88.592.5

6Kapalo Koto63.684,1

7Pisang61.379.9

8Limau Manis Selatan74,779.8

9Lambung Bukit71.387.5

PUSKESMAS73.582,6

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Dari tabel di atas, didapatkan pencapaian D/S dan N/D tertinggi berada di Kel. Binuang Kp. Dalam. Pencapaian D/S terendah berada di Kel. Pisang serta pencapaian N/D terendah berada di Kel. Limau Manis. 3.9.2 PosbinduPosbindu diperuntukkan bagi masyarakat yang berusia 15 50 tahun. Di Puskesmas Pauh, Posbindu dilaksanakan 1 kali pertiga bulan. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain : pemeriksaan laboratorium, pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh) dan pengukuran tekanan darah. 3.9.3TOGA (Tanaman Obat Keluarga)Kegiatan TOGA Puskesmas Pauh diadakan sebanyak 2 kali tiap bulannya. Kegaiatan TOGA ini bekerjasama dengan pembina wilayah kelurahan setempat. Jumlah TOGA yang berada di Puskesmas Pauh sebanyak 209 pot, dengan pembagian berdasarkan strata yaitu strata madya 45.45%, pratama 35.88% dan purnama 18.6%.6 Tabel 3.9 Data TOGA Puskesmas Pauh Tahun 20146No.KelurahanJumlah KK yang ada TOGAJenis TOGAJumlah KK yang memanfaatkan TOGA

25

1Limau Manis 26911612

2Cupak Tangah 321713217

3Pisang 25111049

4Koto Luar19117210

5Binuang178638

6Limau Manis Selatan2614937

7Piai Tengah23128311

8Kapalo Koto24148212

9Lambung Bukit 1710528

Jumlah 209106772794

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Berdasarkan tabel di atas, jumlah KK yang memiliki TOGA sebanyak 209 KK, jumlah ini tidak sebanding dengan KK yang memanfaatkan TOGA yang hanya berkisar 94 KK. Padahal kegiatan penyuluhan tentang pemanfaatan TOGA sudah mencapai target pada tahun 2014 yaitu sebanyak 23 kali. 63.9.4 BATRA (Pengobatan Tradisional) BATRA di Puskesmas Pauh hanya ada 3 jenis yaitu pijat urut, patah tulang dan pengobatan herbal. BATRA tersebar di setiap kelurahan di Pauh, salah satunya BATRA terbanyak di Limau Manis Selatan sekitar 4 buah.6 Berikut tabel data BATRA Puskesmas Pauh.

Tabel 3.10 Data Batra Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoBatraJumlahPembinaan

1Pijat Urut1212 x

2Pijat Refleksi--

3Patah Tulang44 x

4Herbal11x

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Dari hasil diskusi dengan pemegang program promkes di Puskesmas Pauh, belum ada BATRA di Puskesmas Pauh yang sudah punya surat izin. Jadi untuk pengobatan tradisional masih dikatakan tidak resmi. 3.9.5 Saka Bakti Husada (SBH)SBH merupakan salah satu bentuk kegiatan promkes di luar gedung puskesmas yang bekerjasama dengan sekolah dari berbagai tingkatan. Pada tingkat SD, promkes yang dilakukan dengan pembinaan dokter kecil (dokcil). Sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA berupa PKPR, pramuka atau P3K. Selain itu, kegiatan yang dilakukan dapat berupa penyuluhan tentang NAPZA, HIV/AIDS bagi tingkat SMP dan SMA.Tabel 3.11 SBH Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS Tahun 20146Jumlah Murid Seluruh Sekolah (SMP dan SMA)TargetSasaran dari TargetPencapaianPersentase

1630 siswa80% (4 kali dalam 1 tahun)80% x 1630 siswa = 1304 siswa1200 siswa75%

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Dari tabel di atas, SBH di Puskesmas Pauh masih belum mencapai target 80%. Dari 1304 siswa yang menjadi sasaran SBH, hanya tercapai 1200 siswa. 3.9.6Poskeskel Data Poskeskel Puskesmas Pauh tahun 2014 sebanyak 47 kali kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan. Penyuluhan terbanyak tentang bahaya rokok dan rabies sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 3.12 Kegiatan Penyuluhan Keliling Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pauh Tahun 20146NoJudul / Program PuskesmasFrekuensi Penyuluhan Keliling

1Napza2

2PHBS6

3HIV/AIDS4

4Bahaya Rokok9

5Flu Burung / Flu Babi0

6DBD3

7Rabies9

8Malaria0

9TB Paru4

10Filariasis4

11Kusta0

12Infeksi Menular Seksual (IMS)2

13Immunisasi3

14Diare2

15Gizi keluarga0

16Kekurangan yodium0

17Penyakit mata / vitamin A0

18Pemanfaatan Toga4

19Kesehanatan Ibu0

20Kesehatan AnaK dan DDTK0

21Keluarga Berencana0

22Diabetes Militus0

23Campak4

24ISPA0

25ASI Ekslusif0

26Penyakit kulit0

27Hipertensi0

28Materi lainnya0

Sebutkan ..............

Sepekan Peduli Pos Yandu

Jumlah47

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 20143.9.7POD (Pos Obat Desa)Kegiatan POD di Puskesmas Pauh tidak ada. Karena ada 1 kelurahan di Kec. Pauh yang tidak punya Pustu dan Poskeskel sehingga pasien/ klien biasanya langsung berkunjung ke Puskesmas Pauh untuk meminta pengobatan. 3.9.8PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pelaksanaan kegiatan PHBS di Puskesmas Pauh pada tahun 2014 dilakukan survey pada semua kelurahan yang tertera dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.13 Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoKelurahanJml KKJumlah RT di SurveyRumah Tangga yang Ber PHBS% RT Sehat

1Pisang158721014669.52%

2Binuang Kp Dalam128821014571.42%

3Piai Tangah98821013769.5%

4Cupak Tangah152121015071.42%

5Kapalo Koto129321015069.52%

6Koto Luar174121014165.23%

7Lambung Bukit85121013069.0%

8LimauManis Selatan204321014669.02%

9Limau Manis 114921014066.66%

Jumlah12.4521890144076.19%

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Dari data di atas menunjukan bahwa kelurahan persentase PHBS tertinggi adalah Cupak Tangah dan Binuang Kp Dalam, sedangkan yang terendah adalah Limau Manis. PHBS Puskesmas Pauh sebanyak 76.19%.Ada 10 indikator PHBS RT yang sudah dijalankan di Puskesmas Pauh tahun 2014. Berikut tabel persentasi.Tabel 3.14 Persentase 10 Indikator PHBS RT Puskesmas Pauh Tahun 20146

NoKelurahanLinakesAsi EksMenimbang BayiAir Bersih CTPSJambanMemberantas JentikMakan Buah dan sayurAktifitas FisikTdk Mrokok

1Limau Manis 92 %58 %35.33%60%49.19%71.9%24.28%73.33%53.80%20.47%

2Cupak Tangah 95.71 %51.42 %50%67.14%61.42%92.85%30.95%79.52%84.28%24.28%

3Koto Luar90.47 %41.90%40.47%84.76%87.6%58.57%31.90%73.33%76.66%23.80%

4Piai Tangah 88.09 %34.75%39.52%75.23%63.33%90%22.38%54.76%61.90%17.61%

5Binuang Kp.D90%42.38%35.71%69.04%70.47%76.19%25.23%64.28%67.6%16.66%

6Kapalo Koto91.42 %37.61%40%60.47%55.71%85.7%22.38%69.04%67.61%20.95%

7Pisang89.04 %46.19%42.38%82.85%84.76%88.57%24.76%71.42%54.28%30%

8Limau M.S90.47 %50%47.14 %54.28%64.28%75.71%24.28%54.28%73.80%18.57%

9LambungBukit 80.95 %34.25%37.14%48.57%65.23%53.33%21.42%58.57%54.76%16.66%

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014Dari tabel 3.14, terdapat 10 indikator PHBS yang tertinggi dari beberapa kelurahan yang ada di Kec. Pauh antara lain : Linakes: Cupak Tangah ASI Eksklusif: Limau Manis Menimbang Bayi: Cupak Tangah Air Bersih: Koto Luar CTPS: Koto Luar Jamban: Cupak Tangah Memberantas Jentik : Koto Luar Makan Buah dan Sayur : Cupak Tangah Aktifitas fisik: Cupak Tangah Tidak Merokok: Pisang 3.9.9 PoskestrenUntuk kegiatan UKBM berupa Poskestren tidak ada dilaksanakan di Puskesmas Pauh, karena di sekitar Kecamatan Pauh tidak terdapat pesantren. 3.10 Media Promosi yang Digunakan di Puskesmas Pauh Media promosi yang digunakan di Puskesmas Pauh berupa leaflet, poster, spanduk, dan banner. Berdasarkan grafik di bawah ini dapat dilihat bahwa media cetak yang paling banyak digunakan untuk promosi kesehatan dalam gedung adalah leaflet.

Gambar 3.1 Grafik Media Promosi yang Digunakan di Puskesmas Pauh(Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Pauh tahun 2014)

Media lain yang digunakan puskesmas ialah media elektronik berupa laptop, proyektor, microphone, dan lain-lainnya untuk melakukan penyuluhan dalam gedung.

BAB IV PEMBAHASAN4.1Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas PauhKegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Pauh terbagi atas 2, yaitu penyuluhan yang diadakan di dalam dan luar gedung puskesmas serta kegiatan UKBM yang terdiri dari : (1) Posyandu (2) Posbindu (3) TOGA (4) BATRA (5) UKK, tapi untuk saat ini tidak termasuk kedalam UKBM karena UKK di Puskesmas Pauh sudah punya program kerja sendiri dan kepanitiaannya juga berbeda dengan promkes (6) SBH (7) POD (8) PHBS (9) Porkestren.Dari beberapa program kegiatan yang dimiliki oleh Puskesmas Pauh hanya program penyuluhan yang pencapaiannya sudah mendekati target pada tahun 2014. Sedangkan untuk kegiatan UKBM masih belum tercapai hasil yang maksimal, seperti : Posbindu, TOGA, BATRA, SBH,Poskeskel dan POD. 4.2Metode dan Media Promosi Kesehatan di Puskesmas PauhMetode promosi kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas Pauh ialah:1. Berdasarkan Teknik Komunikasi a. Metode Penyuluhan Langsung Metode ini telah dilakukan di puskesmas Pauh setiap Senin dan Kamis pada pagi hari dengan media proyektor dan laptop. Penyuluhan tersebut diberikan langsung oleh petugas Puskesmas Pauh. Di luar hari Senin dan Kamis, penyuluhan diberikan kepada mahasiswa kesehatan yang sedang bertugas di Puskesmas Pauh tersebut. b. Metode Penyuluhan Tidak Langsung Metode ini juga telah dilaksanakan di puskesmas Pauh, dimana setiap dinding ruang tunggu dan poliklinik telah ditempeli poster sehingga masyarakat yang berkunjung dapat membacanya. Selain itu juga adanya pembagian leaflet yang merupakan hasil karya mahasiswa kesehatan yang sedang bertugas di Puskesmas Pauh ataupun yang berasal dari dinas kesehatan. 2. Berdasarkan Jumlah Sasaran yang Dicapai a. Pendekatan IndividuDalam hal ini telah dilakukan dalam bentuk klinik sanitasi yaitu dalam bentuk konseling individu yang berobat ke KIA dan balai pengobatan. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku individu. Akan tetapi klinik sanitasi belum berjalan dengan baik karena kurangnya kemampuan dan kesadaran petugas dalam melakukan rujukan dan tidak tersedianya ruangan khusus untuk klinik sanitasi tersebut.b. Pendekatan Kelompok Pendekatan kelompok juga telah dilaksanakan di puskesmas Pauh dimana pelaksanaannya bersamaan dengan penyuluhan langsung. Setelah dilakukannya penyuluhan maka akan dibuka sesi diskusi untuk masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang materi yang telah diberikan.3. Berdasarkan Indera Penerimaa. Metode Melihat atau MemperhatikanMetode ini telah dilakukan di puskesmas Pauh. Dilihat dengan adanya poster dan leaflet yang dapat dibaca dan dilihat oleh masyarakat yang berkunjung ke puskesmas.b. Metode PendengaranMetode ini juga telah dilakukan di puskesmas Pauh. Bentuk pelaksanaannya ialah berupa penyuluhan langsung menggunakan proyektor dan laptop. Media promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas Pauh yang telah diobservasi ialah poster yang diletakkan pada beberapa titik yang mudah terbaca masyarakat seperti di dinding sekitar poliklinik. Selain itu juga adanya pembagian leaflet setiap penyuluhan yang berfungsi agar tidak hanya individu yang datang ke puskesmas saja yang mendapatkan informasi tapi dapat dibagi juga kepada kerabat atau keluarganya. Di halaman puskesmas juga terdapat spanduk tentang kesehatan serta adanya baliho di halaman parkir yang bertuliskan kawasan tanpa rokok. Media elektronik seperti proyektor, laptop, dan microphone, dan sebagainya juga dipakai untuk penyuluhan yang dilaksanakan dalam gedung. 4.3Pencapaian Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas Promosi di dalam gedung Puskesmas Pauh mempunyai target sasaran semua orang yang datang ke puskesmas. Hal tersebut mempunyai arti bahwa semua masyarakat yang datang untuk berobat ataupun tidak berhak untuk mendapatkan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas.Sampai saat ini penerapan sasaran promosi kesehatan cukup baik di puskesmas Pauh. Semua masyarakat yang datang berkunjung mendapatkan fasilitas promosi kesehatan. Beberapa contoh diantaranya ialah masyarakat yang berobat setiap Senin dan Kamis pagi ataupun hari lainnya akan mendapatkan penyuluhan jika ada penyuluhan dari mahasiswa kesehatan. Selain itu, petugas promkes juga mengundang ahli kesehatan untuk melakukan penyuluhan, seperti yang telah dilakukan pada program KIA yang mengundang staf dari bagian anak UNAND untuk memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan kesehatan anak serta staf dari bagian paru UNAND yang memberikan penyuluhan tentang bahaya penyakit paru, dan lain - lain.4.4Pencapaian Kegiatan Promosi Kesehatan di luar Gedung PuskesmasPromosi di luar gedung puskesmas mempunyai target sasaran semua orang yang tinggal di sekitaran wilayah kerja Puskesmas Pauh termasuk didalamnya Pustu dan Poskeskel di tiap kelurahan. Hal tersebut dapat diartikan semua orang yang sehat atau sakit juga mendapatkan promosi kesehatan.Keberhasilan kegiatan promkes di luar gedung tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut, seperti kader posyandu, pembina wilayah setempat, serta dari dukungan pengambil keputusan (pihak advocacy) untuk menciptakan kerjasama yang baik dan terintegrasi.6 Pada kenyataannya, penerapan sasaran promkes di luar gedung sudah cukup baik, meski masih banyak masyarakat yang mengabaikan kegiatan promkes tersebut. Terkendalanya kegiatan promkes di luar gedung, dapat terjadi karena kurangnya kerjasama dari beberapa pihak yang terkait dengan petugas promkes sendiri. 4.5Permasalahan Kegiatan Promosi Kesehatan di Puskesmas PauhKendala yang ditemukan pada promosi kesehatan dalam gedung di tahun 2014 yaitu cuaca yang tidak mendukung berupa hujan lebat sehingga sedikit atau tidak ada masyarakat yang tiba di puskesmas pada pagi hari saat akan dilakukan penyuluhan. Akan tetapi, hal tersebut tidak merusak pencapaian untuk program promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas sendiri. Masalah lain yang dihadapi adalah keraguan atau kurang percaya dirinya petugas pemegang masing - masing program puskesmas untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat, maka dari itu perlu dilakukan pelatihan dan seminar untuk penyegaran terhadap ilmu ataupun info info seputar masalah kesehatan. Begitupun dengan kegiatan promosi kesehatan di luar gedung di tahun 2014 juga terkendala dengan cuaca, kerjasama lintas sektoral dan lintas program serta sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk melakukan kegiatan promkes di luar gedung. Sistem pencatatan dan pelaporan dari kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014 juga belum cukup baik. 4.6Evaluasi dan Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan di Puskesmas Pauh Untuk tahun 2015 sampai dengan bulan April yang sedang berjalan telah tercatat 29 kali penyuluhan dalam gedung puskesmas. Dimana 12 kali penyuluhan pada bulan Januari, 4 kali penyuluhan pada bulan Februari, 8 kali pada bulan Maret, dan 5 kali penyuluhan sampai pertengahan April 2015. Tidak tercapainya target penyuluhan yaitu 8 kali setiap bulannya pada bulan Februari dikarenakan adanya ORI untuk kasus difteri. Maka dari itu, petugas promkes dan petugas program puskesmas lainnya langsung turun ke lapangan. Indikator keberhasilan promosi kesehatan yang terdiri dari indikator masukan tercapai, indikator proses tercapai, indikator keluaran belum sepenuhnya tercapai karena masih ada tenaga kesehatan puskesmas yang belum melaksanakan promosi kesehatan. Lalu indikator dampak sudah tercapai dengan target >65% sesuai dengan kebijakan nasional promosi kesehatan. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini antara lain : Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Pauh terbagi atas : kegiatan penyuluhan dan UKBM Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas sudah mencapai target >96 kali dalam setahun Kegiatan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas sudah mencapai target >96 kali dalam setahun Permasalahan promosi kesehatan di Puskesmas Pauh : (1) koordinasi lintar program dan lintas sektor belum maksimal (2) Partisipasi masyarakat yang masih kurang untuk mengikuti kegiatan promkes (3) Sarana dan prasarana yang masih kurang memadai untuk melakukan kegiatan promkes di luar gedung puskesmas, seperti posyandu Kegiatan penyuluhan di dalam gedung puskesmas pada bulan Januari - April 2015 tercatat sudah 29 kali penyiuluhan Media promosi kesehatan yang digunakan di Puskesmas Pauh terbanyak menggunakan leaflet5.2 Saran Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program agar tercapai optimalisasi kegiatan promkes di Puskesmas Pauh Diharapkan pihak puskesmas lebih mengoptimalkan peran promosi kesehatan di dalam dan luar gedung puskesmas Diharapkan petugas puskesmas dapat berperan lebih aktif lagi dalam promosi kesehatan Diharapkan petugas puskesmas dapat melakukan penyegaran atau meningkatkan info kesehatan terbaru melalui pelatihan atau seminar

DAFTAR PUSTAKA

1. Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC2. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta3. UU NO.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan4. Notoatmodjo, Soekidjo. 1998. Promosi. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta5. Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Fungsi Pelayanan Kesehatan6. Laporan Tahunan 2014 Puskesmas Pauh 7. Kepmenkes RI No. 1114/Menkes/SK/II/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah 8. Green, Lawrence. 1980. Health Education: A Diagnosis Approach. The John Hopkins Univ.: Mayfield Publishing Co9. Undang undang RI No.23 Tahun 199210. Kepmenkes RI No. 585/Menkes/SK/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas 11. Depkes RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan dalam Pencapaian PHBS, Jakarta12. Depkes RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku untuk KIBBLA, Jakarta

1