manuskrip aniz

20
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL MANUSIA PURBA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH PADA MATERI KEHIDUPAN MASA PRAAKSARA DI INDONESIA KELAS X SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2013/2014 ARTIKEL Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh: Anis Ekawati NIM. 3101410044 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Transcript of manuskrip aniz

Page 1: manuskrip aniz

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL MANUSIA PURBA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH

PADA MATERI KEHIDUPAN MASA PRAAKSARA DI INDONESIA KELAS X SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN

2013/2014

ARTIKEL

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh:

Anis Ekawati

NIM. 3101410044

JURUSAN SEJARAHFAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

Page 2: manuskrip aniz

LEMBAR PENGESAHAN

Rancangan artikel dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL MANUSIA PURBA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH PADA MATERI KEHIDUPAN MASA PRAAKSARA DI INDONESIA KELAS X SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2013/2014” telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Drs. Ba’in, M.HumNIP.19630706 199002 1 001

Page 3: manuskrip aniz

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL MANUSIA PURBA TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH PADA MATERI KEHIDUPAN

MASA PRAAKSARA DI INDONESIA KELAS X SMA NEGERI 8 SEMARANG TAHUN 2013/2014

Oleh :

Anis Ekawati

JurusanSejarahFakultasIlmuSosialUniversitasNegeri Semarang

SARI

Ekawati, Anis. 2014. Pengaruh Penggunaan Media AudiovisualManusia Purba terhadap Minat Belajar Siswa pada Materi Kehidupan Masa Pra Aksara Di Indonesia Kelas X SMA Negeri 8 Semarang. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Ba’in, M.Hum

Kata kunci : media audiovisual, Manusia Purba, minat belajar

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 8 Semarang menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah dan kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran. Keajegan dalam pembelajaran ini dikhawatirkan dapat menurunkan minat belajar siswa. Peneliti menggunakan media audiovisual ini berfungsi untuk menyalurkan pesan melalui penglihatan dan pendengaran yang dapat membantu mengatasi masalah dalam proses pembelajaran, baik dalam perbedaan gaya belajar, keterbatasan daya indera, cacat tubuh, dan minat belajar siswa pada khususnya. Permasalahan dalam penelitian adalah apakah pembelajaran dengan menggunakan media audiovisualmanusia purba dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Semarang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan minat belajar sejarah antara siswa yang diajar dengan menggunakan media audiovisualmanusia purba dengan yang tidak menggunakan media audiovisualmanusia purba dan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audiovisualmanusia purba terhadap minat belajar dalam pembelajaran sejarah.

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan pendekatan desain eksperimen. Dalam memilih sampel, peneliti menggunakan sistem random sampling, kemudian terpilih dua kelas yang ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa minat belajar sejarah yang diajarkan dengan menggunakan media audiovisualmanusia purba, rata-rata termasuk dalam kategori yang baik. Hal ini terlihat sebanyak 1 (4%) siswa termasuk dalam kategori sangat baik, 26 (94%) siswa termasuk dalam kategori baik, dan tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori cukup, tidak baik, dan

Page 4: manuskrip aniz

sangat tidak baik. Selain itu melalui lembar observasi siswa diperoleh hasil kegiatan pembelajaran dengan nilai rata-rata 74,9% masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata minat belajar siswa diperoleh t hitung=2,655 pada α=5% dan dk=26 diperoleh t(tabel)=2,06. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara minat belajar sejarah kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dengan kelas kontrol yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran biasa. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan perbedaan rata-rata diperoleh. Untukt hitung=2,655 α = 5 % dan dk=27-1=26, sedangkan t(tabel )=2,06. Karena t hitung ≥ t(tabel) maka H 0 ditolak yang berarti hipotesis diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audiovisualmanusia purba dapat meningkatkan minat belajar sejarah.

PENDAHULUAN

Pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah dalam pelaksanaan,

kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Pernyataan

tersebut mempunyai pengertian bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami

oleh siswa sebagai peserta didik.

Proses belajar siswa atau proses pembelajaran disekolah merupakan suatu

kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat

mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada

perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur

guru melalui proses pengajaran.

Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran,

bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur

tersebut biasa dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan

pengajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa

setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya (Sudjana, Rivai, 2011:1).

Namun dalam kenyataannya, masih banyak dijumpai proses pengajaran yang

belum mencapai tujuan pengajaran.

Page 5: manuskrip aniz

Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan

aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Proses pengajaran yang

berlangsung bukan hanya guru yang berpengaruh, tetapi peranan siswa yang

menjadi subjek belajar juga sangat menentukan terhadap tercapai tidaknya tujuan

pengajaran tersebut.

Menurut Sanjaya (2006:162) Mengajar dalam tujuan pendidikan nasional

dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Guru

hendaknya memberikan kebebasan kepada anak dalam belajar. Kegiatan belajar

hendaknya tidak memaksa anak tetapi belajar tersebut merupakan pengalaman

yang menyenangkan, sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah

proses perubahan tingkah laku siswa melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat

berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman

langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi

yang sebenarnya. Pembelajaran melalui pengalaman langsung sebenarnya

merupakan proses belajar yang sangat bermanfaat, sebab dengan mengalami

secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari. Namun

demikian, pada kenyataanya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara

langsung. Pemberian pengalaman belajar secara langsung terhadap siswa, seorang

guru memerlukan alat bantu seperti film, video, foto-foto yang mendukung dan

lain sebagainya.

Demikan untuk memberikan gambaran kehidupan manusia purba pada

masa praaksara di Indonesia tidak perlu siswa dituntut untuk melakukan penelitian

langsung atau mengunjungi setiap museum yang terdapat koleksi peninggalan

manusia purba di Indonesia, akan tetapi pembelajaran pengalaman langsung

dapat diperoleh dengan menggunakan media yang dapat memperjelas gambaran

objek materi dengan pembelajaran di dalam kelas.

Teknologi yang dapat dimanfaatkan sebagai alat media pembelajaran yang

dapat memperjelas penyajian materi agar mudah dipahami oleh siswa salah

satunya adalah media audiovisual. Media audiovisual adalah sarana atau media

yang utuh untuk mengelaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio. Media ini

Page 6: manuskrip aniz

bisa dipergunakan untuk membantu penjelasan guru sebagai peneguh, sebagai

pengantar, atau sebagai sarana yang dialami (Naim, 2009 : 224).

SMA Negeri 8 Semarang merupakan salah satu dari beberapa SMA Negeri

yang berada di Kota Semarang. Sekolah ini terletak si Jalan Raya Tugu Semarang

kelurahan Karanganyar kecamatan Tugu Semarang. Sekolahan ini apabila dilihat

dari ketersediaan sarana prasarana termasuk dalam kategori sekolahan yang

memiliki fasilitas pembelajaran cukup memadai. Di setiap ruang kelas Sma

Negeri 8 Semarang sudah terdapat LCD dan komputer yang dapat digunakan guru

sebagai sarana pembelajaran di kelas. Namun sayangnya guru sejarah di SMA

Negeri 8 Semarang kurang begitu menguasai masalah perkembangan ilmu

teknologi dan kurang bisa mengoperasikan media pembelajaran yang canggih.

Padahal kenyataannya banyak siswa SMA Negeri 8 Semarang yang sudah pintar

akan ilmu IT dan mempunyai sarana pembelajaran canggih seperti laptop dan tab.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa siswa

SMA Negeri 8 Semarang diketahui bahwa banyak siswa yang jarang pergi ke

tempat-tempat sejarah seperti museum, monumen, benteng, dan tempat bersejarah

lainnya. Padahal mereka berkeinginan dalam pembelajaran sejarah sesekali

diadakan kunjungan ke tempat yang menyimpan banyak sumber sejarah. Oleh

karena itu, peneliti berasumsi bahwa siswa SMA Negeri 8 Semarang yang diajar

materi sejarah dengan media audiovisual manusia purba akan lebih termotivasi

belajar sejarah karena mereka melihat secara jelas gambaran tentang manusia

purba melalui sebuah media pembelajaran. Sumber belajar yang dilakukan dengan

sebuah media akan lebih mendorong minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 8

Semarang diketahui hasil belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 8 Semarang

belum maksimal, ini dapat dilihat dari nilai ulangan tengah semester bahwa nilai

evaluasi yang dilakukan oleh guru masih banyak dijumpai nilai yang berada

dibawah batas minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan. Batas nilai ketuntasan

minimal yang ditetapkan untuk kelas X sebesar 70. Sedangkan dari hasil yang

diperoleh siswa ada sekitar 20% siswa yang nilainya dibawah batas minimal

ketuntasan belajar. Selain itu, guru masih menggunakan metode pembelajaran

Page 7: manuskrip aniz

yang berpusat pada guru dengan metode ceramah yang berlangsung satu arah saja

yaitu guru menerangkan dan siswa mendengarkan lalu mencatat. Selain metode

juga karena kurang maksimalnya penggunaan media pengajaran yang mendukung

proses pembelajaran dikelas, sehingga perlu adanya upaya dari guru untuk

menggunakan media pembelajaran yang dapat lebih menarik perhatian siswa dan

lebih memberikan pemahaman yang jelas kepada siswa.

Berdasarkan hasil observasi di atas, terkait dengan kebutuhan terhadap

inovasi penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar sejarah

yang efektif dan efisien, upaya meningkatkan minat belajar siswa, dan proses

pembelajaran secara langsung maka dibutuhkan suatu bentuk media pembelajaran

yang diasumsikan dapat mengatasi sebagian permasalahan-permasalahan tersebut.

Dengan demikian, diperlukan suatu upaya baru agar pembelajaran lebih menarik

melalui suatu bentuk penelitian yang berjudul “Pengaruh penggunaan media

audiovisual manusia purba terhadap minat belajar siswa pada materi kehidupan

masa praaksara di Indonesia kelas X SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran

2013/2014”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan pendekatan

eksperimen desain penelitian dengan bentuk desain Quasi Experimental Design.

Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana variabel yang hendak diteliti

(variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan dengan memanipulasi

menggunakan perlakuan. Penelitian eksperimen adalah sebuah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dengan kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2012:107), sedangkan Menurut Ari,

Jacob dan Razavieh (1982:319) dalam Purwanto (2008:180) eksperimen

merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis.

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang

memiliki ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol didalamnya. Metode ini digunakan untuk mencari perbedaan

Page 8: manuskrip aniz

dan peningkatan minat belajar siswa antara pembelajaran sejarah yang

menggunakan media audiovisual dan pembelajaran sejarah yang tidak

menggunakan media audiovisual.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

X semester II SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari

10 kelas yaitu kelas X A, X B, X C, X D, X E, X F, X G, X H, X I, X J. Dalam

penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik random samplingatau

sampel acak. Teknik ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa populasi

terdiri dari kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik masing-masing dan

dalam keadaan homogen (mempunyai varians yang sama) dengan mengundi

populasi yang terdiri dari 10 sampel peneliti langsung menentukan 2 kelas sebagai

sampel yaitu kelas X B sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 27siswa

dan kelas X G sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 27 siswa.Metode

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode

kuisioner/angket dan dokumentasi. Alat pengukuran angket menggunakan skala

linkert. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif

persentase dan uji hipotesis dihitung dengan rumus uji t dan analisis regresi.

Hasil dan Pembahasan

Analisis tahap awal adalah analisis nilai angket awal pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang diambil pada awal pertemuan. Berikut ini

adalah hasil data angket awal minat belajar Kelas X SMA Negeri 8 Semarang.

Tabel.1 Data hasil angket awal.

Sumber variasi eksperimen Kontrol

N 27 27

Rata-rata 93,81 94,30

Simpangan Baku 6,20 5,97

Maksimal 103 108

Minimal 78 84

Rentang 25 26

Page 9: manuskrip aniz

Pada hasil uji normalitas pretest didapat untuk kelas eksperimen 7,34 dan

untuk kelas kontrol 1,61 danX tabel2 =7,81. Sehingga X hitung

2 ˂ X tabel2 dengan dk = 5 dan

α = 5% dengan X hitung2 = maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti

data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas pretest diperoleh

pretest diperolehFhitung=1,08 dan F tabel=1,97. Karena Fhitung˂ F tabel maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti kedua kelas mempunyai varians yang

sama. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh perhitungan uji perbedaan

rata-rata kinat belajar siswa diperoleh t=-0,29 pada α=5% dan dk=26 diperoleh t

tabel=2,06. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara minat belajar

siswa kelas kontrol dan eksperimen. Bedasarkan hasil perhitungan dengan uji t

diperoleh t hitung=-0,29 dan t tabel=2,06 diperoleh t hitung˂ t tabel maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Hasil analisis menyimpulkan tidak ada perbedaan antara kedua kelas

sehingga sampel berawal dari keadaan yang sama.

Setelah perlakuan selesai diberikan maka diadakan angket akhir untuk

mengambil data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan

dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah

dikemukakan. Data yang digunakan adalah nilai angket akhir dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Adapun data angket akhir siswa sebagai berikut.

Tabel 5.0 Data hasil angket akhir

Sumber VariasiKelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 27 27

Nilai rata-rata 101,78 97,67

Simpangan baku 5,07 6,24

Nilai tertinggi 112,00 110,00

Nilai terendah 93,00 81,00

Rentang 19,00 29,00

Page 10: manuskrip aniz

Pada hasil uji normalitas posttest didapat X hitung2 ˂ X tabel

2 dengan dk = 5 dan

α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, yang berarti data tersebut

berdistribusi normal. Berdasarkan uji homogenitas posttest diperoleh Fhitung˂ F tabel

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti kedua kelas mempunyai

varians yang sama. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh perhitungan

uji perbedaan rata-rata kinat belajar siswa diperoleh t=2,655 pada α=5% dan

dk=26 diperoleh t tabel=2,06. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan

antara minat belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Bedasarkan hasil

perhitungan dengan uji t diperoleh t hitung=2,655≥ ttabel=2,06 artinya kelompok

eksperimen dan kelompok kontro memiliki kemampuan yang berbeda atau

kelompok eksperimen memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

Kemudian duiji hipotesis dengan analisis regresi. Berdasarkan

hasilpengujianstatistikdenganspss pada variabel X (media audiovisual)

diperolehnilai thitung =3,806>2,06 = ttabel, dan sig = 0.000 < 5%, jadi Ho ditolak.

Iniberartivariabelmedia audiovisual secara

statistikberpengaruhsignifikanterhadapvariabel dependen minat belajar siswa

Kelas X SMA Negeri 8 Semarang.Dari rumus uji R diperolehnilaiR = 0,367 =

36,7% iniberartivariabel bebas media audiovisualmempengaruhivariabel

dependen minat belajar siswa Kelas X SMA Negeri 8 Semarang sebesar 34,2

%sisanyadipengaruhiolehvariabellain yang tidakmasukdalampenelitianini.

Berdasarkan perhitungan hasil analisis tahap akhir dengan rumus uji t

dan analisis regresi diperoleh hasil data peningkatan minat siswa dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa

No Kelas

nilai Rata rata % Peningkatan % Peningkatan

Pre test Posttestpretest –

posttest

pretest –

posttest

1 Eksperimen 93,81 101,78 7,96 8,5%

Page 11: manuskrip aniz

2 Kontrol 94,30 97,67 3,37 3,6%

Setelah memperoleh hasil perhitungandari analisis tahap akhir dapat

digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. (1) Minat belajar

adalah hal yang sangat dibutuhkan ketika sesesorang akan memulai suatu

kegiatan. Tanpa disertai minat pembelajaran disekolah tidak dapat berjalan

maksimal, karena minat merupakan faktor utama yang mendorong siswa untuk

melakukan apa yang dilakukannya. (2) Berdasarkan data deksripstif presentase,

minat belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan menggunakan media

audiovisual manusia purba. Rata-rata termasuk dalam kategori baik. Hal ini

terlihat sebanyak 1(4%) siswa termasuk kategori sangat baik, dan 26 (96%) siswa

termasuk kategori baik, dan tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori cukup,

tidak baik, dan sangat tidak baik. (3) Berdasarkan analisis data akhir diperoleh

adanya perbedaan yang signifikan terhadap dua kelas dimana kelas eksperimen

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual hasilnya

lebih baik daripada kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah. Analisis tahap akhir yang meliputi uji normalitas,

uji kesamaan dua varians, dan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil uji normalitas

tahap akhir menunjukan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki

varians yang berbeda, serta bedasarkan hasil perhitungan uji t dapat diketahui

kelompok eksperimen memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media audiovisual manusia purba dapat meningkatkan minat

belajar siswa. (4) Berdasarkan hasil pengamatan melalui laporan observasi siswa

selama pembelajaran sejarah diperoleh perbedaan hasil yang signifikan terhadap

dua kelas dimana kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan

menggunakan media audiovisual kemudian dilanjutkan dengan diskusi model

Snaw Ball throwing yaitu satu aspek kategori sangat tinggi dan sembilan aspek

kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah dilanjutkan dengan diskusi model Snaw

Ball throwing yaitu tujuh aspek kategori tinggi dan dua aspek kategori rendah.

Page 12: manuskrip aniz

Aspek kegiatan pembelajaran yang dinilai berjumlah sepuluh aspek dapat dilihat

pada lampiran 33. Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan media audiovisual manusia purba lebih baik dari

pembelajaran yang menggunakan metode ceramah.

Simpulan

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV maka dapat

disimpulkan sebagai barikut. (1) Minat belajar siswa pada materi Kehidupan Masa

Pra Aksara di Indonesia yang tidak menggunakan media audiovisual manusia

purba tidak mengalami banyak peningkatan dari nilai rata-rata 94,30 menjadi

97,67. Mengalami peningakatan nilai hanya sebesar 3,37 atau 3,6% . (2) Minat

belajar siswa pada materi Kehidupan Masa Pra Aksara di Indonesia yang

menggunakan media audiovisual manusia purba mengalami banyak peningkatan

dari nilai rata-rata 93,81 menjadi 101,8. Mengalami peningakatan nilai sebesar

7,96 atau 8,5% . (3) Terdapat perbedaan minat belajar sejarah antara siswa yang

diajar dengan menggunakan media audiovisual manusia purba dengan yang tidak

menggunakan media audiovisual manusia purba pada siswa kelas X SMA Negeri

8 Semarang tahun 2013/2014. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai thitung

=3,806>2,06 = ttabel, dan sig = 0.000 < 5%, jadi Ho ditolak. Iniberartivariabelmedia

audiovisual secara statistikberpengaruhsignifikanterhadapvariabel dependen minat

belajar siswa Kelas X SMA Negeri 8 Semarang.Kemudian dari hasil uji diperoleh

nilai R = 0,367 = 36,7% yang berarti besarnya pengaruh penggunaan media

audiovisual manusia purba terhadap minat belajar siswa adalah 36,7%.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada (1) Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum,

Rektor Universitas Negeri Semarang, (2) Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas

Ilmu SosialUniversitas Negeri Semarang (3) Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd,

Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.(4)

Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Semarang, (5) Lestari Pujihastusti,S.H Guru

Page 13: manuskrip aniz

SejarahSMA Negeri 8Semarang, dan (6) Pihak-pihak yang telah memberi

masukan untuk kesempurnaan manuskrip ini.

Daftar Pustaka

Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2011.Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru Algesindo.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.