Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

41
 MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN JURUSAN FISIKA FMIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 

Transcript of Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

Page 1: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 1/41

 

MANUAL PENGGUNAANAPLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN

JURUSAN FISIKA FMIPA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011 

Page 2: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 2/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 2 

DERET BALMER .................................................................................................................... 3 

RADIASI ALPHA .................................................................................................................... 9 

RADIASI GAMMA ................................................................................................................ 16 

PERCOBAAN MILIKAN ...................................................................................................... 23 

INTERFEROMETER MICHELSON ..................................................................................... 31 

INDUKSI MAGNET .............................................................................................................. 36 

Page 3: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 3/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 3

DERET BALMER

Screenshoot:

Deskripsi :

Praktikum deret Balmer, secara garis besar adalah menentukan panjang gelombangcahaya hasil difraksi, berdasarkan bentuk spektrum yang terbentuk oleh emisi atom

hidrogen yang dipancarkan Lampu Balmer. Panjang gelombang tersebut diobservasidan kemudian digunakan untuk menghitung Energi transisi yang terjadi dalam atom.Sehingga selain praktikan dapat menentukan panjang gelombang hasil emisi atom

Hidrogen, dengan praktikum ini juga, praktikan dapat membuktikan besarnya Energi

transisi yang terjadi dalam atom Hidrogen sesuai dengan literatur yang sudah ada.

Tujuan :

1.  Menentukan panjang gelombang merah (Hα), turqoise (Hβ) dan biru (Hγ)

sebagai bagian dari deret Balmer atom Hidrogen, berdasarkan spektrum

cahaya hasil difraksi Lampu Balmer.

2. 

Menentukan besar Energi transisi perkulit berdasarkan panjang gelombangmerah (Hα), turqoise (Hβ) dan biru (Hγ) yang dihasilkan.

Page 4: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 4/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 4

Tinjauan Pustaka :

Deret Balmer merupakan karakteristik atom yang menunjukkan adanya transisi

elektron dari kulit ≥3 ke kulit 2. Ketika bertransisi, atom memancarkan Energi (ΔE)

yang nilainya berbanding terbalik dengan panjang gelombang foton (λ) yangdipancarkannya. Keadaan transisi ini dapat diilustrasikan sebagaimana Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Transisi Elektron (Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Balmer_series) 

Dalam atom, energi tiap kulit (Ek ) nilainya sebanding dengan:

dimana:

k = nomor kulitZ = nomor atom = 1 untuk atom Hidrogen.

Selain itu, persamaan Energi transisi untuk tiap kulit sesuai dengan persamaan:

Page 5: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 5/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 5

dimana:c= kecepatan cahaya

h=tetapan Planck

Untuk atom Hidrogen sendiri, emisi cahaya yang dipancarkan oleh Lampu Balmer,memancarkan 4 gelombang cahaya tampak dan 4 gelombang dalam range Ultraviolet

dengan spesifikasi seperti pada tabel berikut:

Transition

of n  3→2  4→2  5→2  6→2  7→2  8→2  9→2  ∞→2 

Name Hα  Hβ  Hγ  Hδ  Hε  H  H 

Wavelength

(nm)656.3 486.1 434.1 410.2 397.0 388.9 383.5 364.6

Color Red Cyan Blue Violet Ultraviolet Ultraviolet Ultraviolet Ultraviolet

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Balmer_series  

Sedangkan jika cahaya terdifraksi oleh sebuah kisi, untuk pola terang akan memiliki

simpangan sebesar x yang nilainya sebanding dengan panjang gelombangnya, hal ini

sesuai dengan persamaan:

dimana jarak antara kisi dengan layar L, n sebagai orde gelombang dan g  lebar kisi.

Page 6: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 6/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 6

Setting Up Rangkaian :

1.  Klik tombol Run yang berada di tengah bawah aplikasi

2.  Pasang Lensa Fokus +50 mm ke Pengait 1.

3. 

Pasang Layar ke Pengait 5.4.  Buka celah Slide, dengan lebar > 0 mm.

5.  Pasang Slide pada Pengait 2.

6.  Pasang Lensa Fokus +100 mm ke Pengait 3.7.

 

Pasang Kisi (1/600) mm ke Penyangga Kisi.

8.  Pasang Penyangga Kisi ke Pengait 4

9.   Nyalakan Lampu Balmer dengan menekan tombol saklar Power Supply.

10. Jika difraksi cahaya belum muncul, dimungkinkan terdapat kesalahanrangkaian pada langkah sebelumnya.

11. Carilah bentuk difraksi cahaya yang paling bagus dengan mengeser-geser

 posisi lensa.

12. 

Double klik meteran, untuk menampilkan besar lebar celah dan jarak antarPengait.

13. Tekan saklar ruang, jika diperlukan simulasi dalam ruang gelap.

14. Gunakan penggaris untuk mengukur simpangan difraksi per gelombang yangterjadi terhadap terang pusat.

15. Tekan tombol Reset, yang berada disamping tombol Run jika setiap kali

terjadi crash pada aplikasi.

Pengambilan Data :

Contoh spektrum yang terbentuk dari hasil difraksi sebagaimana terlihat pada

Gambar 3:

Gambar 3. Contoh hasil difraksi 

Panjang gelombang Hα, Hβ dan Hγ dapat diketahui menggunakan persamaan panjanggelombang difraksi:

Page 7: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 7/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 7

dimana:λ=panjang gelombang 

n=orde gelombang

d=lebar kisi = (1/600) mmL=jarak kisi ke Layar

x=jarak cahaya yang terdifraksi terhadap terang pusat.

Oleh karena itu dalam praktikum ini, data percobaan yang diambil adalah jarak kisike Layar (L) dan simpangan masing-masing warna cahaya yang terdifraksi (x),

dengan mengasumsikan semua cahaya tersebut berada pada orde 1. Dari kedua data

tersebut dicari nilai λ masing-masing gelombang hasil difraksi, kemudian digunakanuntuk mencari tingkat Energi transisi pada atom.

Contoh tabel pengambilan data :

H x L λ  percobaan  λ referensi  ΔE percobaan  ΔEreferensi 

Hα 

Hβ 

Hγ 

*tabel di atas dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Analisa Data :

Berdasarkan data hasil percobaan deret Balmer ini, hal-hal yang perlu dianalisa dan

dibandingkan dengan Literatur yang sudah ada adalah:

1.  Perbandingan panjang gelombang Hα, Hβ dan Hγ.2.  Perbandingan ΔE masing-masing transisi.

3.  Jumlah gelombang yang muncul.

4.  Perbandingan dengan eksperimen riil.

Page 8: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 8/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 8

Referensi :

Anonymous. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II . Laboratorium Fisika

Lanjutan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya. Malang

Anonymous. 2011. Balmer Series. http://en.wikipedia.org/wiki/Balmer_series 

(Diakses 14 November 2011)

Anonymous. 2011. Measured Hydrogen Spectrum. http://hyperphysics.phy-

astr.gsu.edu/Hbase/tables/hydspec.html#c1 (Diakses 14 November 2011)

Page 9: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 9/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 9

RADIASI ALPHA

Screenshoot :

Deskripsi :

Secara umum, praktikum ini adalah mengambil jumlah impuls (intensitas) rata-rataradiasi Alpha yang terjadi pada 2 unsur, dimana unsur yang satu sebagai acuan

(Radium) dan unsur yang satu lagi sebagai unsur yang akan dicari nilai energi radiasiAlphanya (Ameresium). Sehingga dengan mengetahui pola level energi radiasi padadetektor dan dibandingkan dengan nilai energi radiasi sesungguhnya (sesuai dengan

literatur) untuk unsur Radium, level energi detektor tersebut dapat digunakan sebagai

faktor pembanding untuk menentukan nilai energi radiasi Alpha yang sesungguhnya pada unsur Ameresium.

Tujuan :

1.  Menentukan dan membandingkan level energi radiasi Alpha pada unsur

Radium yang terdeteksi, dengan energi radiasi unsur tersebut sesuai literatur

yang sudah ada2.  Menentukan besar energi radiasi Alpha yang dipancarkan Ameresium, sesuai

 perbandingan level energi radiasi Alpha Radium sebelumnya

Tinjauan Pustaka :

Page 10: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 10/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 10

Kebanyakan bahan Radioaktif tidak langsung berubah ke bentuk stabilnya, namunsecara bertahap meluruh ke bentuk isotop lain yang mengikuti rantai peluruhan

tertentu. Seperti terlihat pada deret Radium Gambar 1, Radium 226 meluruh ke

 bentuk isotopnya Radon 222, dilanjutkan ke Polonium 218, ke Timah 214 dan begitu

seterusnya sampai ke bentuk isotop-isotop stabil lain, dimana setiap kali terjadi proses peluruhan, isotop memancarkan energi radiasi sesuai dengan mode peluruhan

yang terjadi. Mode peluruhan ini dapat berupa pancaran radiasi Alpha (α), Beta (β)

ataupun Gamma (γ). 

Gambar 1. Radium series (Sumber: http://en.wikipedia.org/) 

Persamaan 1 menunjuk kan proses terjadinya peluruhan α dari atom A ke atom Bdengan Z=nomor atom, N=nomor massa dan e=energi radiasi. Partikel α ini tidak lain

adalah atom He yang mempunyai nomor atom=2 dan nomor massa=4. Radium,

sebagaimana terlihat pada Tabel 1, memiliki mode peluruhan Alpha pada beberapaisotopnya dan masing-masing memiliki energi radiasi tertentu. Berbeda untuk

Ameresium seperti terlihat pada Tabel 2, mode peluruhan Alpha terjadi pada 2

isotopnya saja.

(1)

Page 11: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 11/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 11

Tabel 1. Isotop Radium

Sumber: Argonne National Laboratory, EVS 

Tabel 2. Isotop Ameresium 

Sumber: Argonne National Laboratory, EVS 

Page 12: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 12/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 12

Setting Up Rangkaian :

1.  Klik tombol Run yang berada di tengah bawah aplikasi

2.  Sambungkan 2 kabel Detektor Semikonduktor ke Sigle Cahnnel Analyzer.

3. 

Sambungkan kabel Osciloscope ke Single Channel Analyzer dan ke channel Iatau II pada Osciloscope itu sendiri. Jangan lupa merubah set Osciloscope jika

digunakan channel II.

4.  Sambungkan kabel Digital Counter ke Single Channel Analyzer dan keDigital Counter itu sendiri.

5.  Pasang bahan Radioaktif: Radium pada gagang penyangga dan masukkan ke

Detektor Semikonduktor.

6.   Nyalakan Single Channel Analyzer, set tombol base pada 0.00, tombolamplifier ±45º, tombol window ≥45º dan switch ke arah: Auto dan Reset. 

7.   Nyalakan Osciloscope, set tombol Time/Div 2 µs/div dan tombol Volt/div 0.5

Volt/div (sesuai channel yang digunakan). Kemudian atur sedemikian rupa

sehingga sinyal output dapat dilihat dengan jelas. Jika sinyal tidak munculdimungkinkan terdapat kesalahan rangkaian dalam langkah sebelumnya.

8.   Nyalakan Digital Counter, set tombol putar mode ke mode frekuensi (Hz).

Sama yang terjadi pada Osciloscope, jika Digital Counter tidak melakukancounting, dimungkinkan terdapat kesalahan rangkaian dalam langkah

sebelumnya.

9.  Pilih nilai window dan amplifikasi Single Channel Analyzer, yangmenghasilkan perhitungan jumlah perhitungan impuls dibawah 1000.

10. Tekan tombol Reset, yang berada disamping tombol Run jika setiap kali

terjadi crash pada aplikasi.

Evaluasi:

1.  Jika spektrum terlalu lebar: kecilkan dengan mengecilkan amplifier.

2.  Jika spektrum terlalu dekat: besarkan dengan membesarkan amplifier.

3.  Jika puncak terlalu tinggi: rendahkan dengan mengecilkan window.

4.  Jika puncak terlalu rendah: tinggikan dengan membesarkan window.

Pengambilan Data :

Detektor semikonduktor digunakan untuk mendeteksi impuls radiasi Alpha yang

dipancarkan oleh isotop-isotop bahan. Kemudian impuls yang terdeteksi tersebut,

dipilah-pilah oleh Single Channel Analyzer sesuai level energi antara 0.00 sampai10.00 Volt, atau sesuai dengan range nilai tombol base. Jumlah impuls yangmempunyai level energi setara dengan nilai antara tombol base dengan nilai tombol

 base yang ditambah nilai tombol window-nya, merupakan nilai yang ditampilkan

 pada Digital Counter. Data percobaan yang diambil dalam praktikum ini adalah nilairata-rata jumlah impuls yang terhitung pada Digital Counter, sesuai dengan nilai

tombol base yang mengambil selisih nilai pengambilan tertentu. Setelah itu data hasil

Page 13: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 13/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 13

 percobaan ini dipergunakan untuk membuktikan pada level energi ke berapa jumlahimpuls radiasi yang paling banyak tercatat. Selain itu pula, plot hubungan level energi

dengan jumlah rata-rata impuls Radium, dicocokan dengan literatur yang sudah ada,

dan dijadikan sebagai pembanding konversi level energi yang dilakukan Single

Channel Analyzer, untuk membandingkan sekaligus menentukan nilai energi radiasialpha dari bahan Ameresium.

Contoh tabel pengambilan data yang digunakan dalam praktikum Radiasi Alpha iniadalah:

Sedangkan untuk contoh hasil pengambilan data, dapat dilihat pada contoh

 pengambilan data untuk Radium berikut ini:

Page 14: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 14/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 14

Gambar 2. Contoh pengambilan data radiasi Alpha pada Radium 

Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara Level energi (tombol base) dengan

 jumlah rata-rata impuls yang terdeteksi oleh Single Channel Analyzer. Pengambilandata mengambil range 0.23 dan menunjukkan bahwa energi radiasi Alpha yang

terdeteksi berada pada level energi lebih besar dari 4.00 dan lebih kecil dari 9.00 yang

setara dengan 4.00-9.00 MeV.

Analisa Data :

Hal-hal yang perlu dibahas dari praktikum Radiasi Alpha ini antara lain:

1. 

Bagaimanakah metode pembandingan hubungan jumlah/intensitas impulsradiasi Alpha per level energi yang terdeteksi dengan literatur yang sudahada?

2.  Bagaimanakah teknik penggunaan data radiasi Alpha pada Radium sebagai

 pembanding/acuan radiasi Alpha pada Ameresium, beserta cara untukmendapat nilai-nilai energi radiasinya?

3.  Bagaimanakah kecocokan nilai energi radiasi Ameresium yang didapatkan

dari percobaan, jika dibandingkan dengan literatur yang sudah ada (mis. Tabel2)?

ketiga hal ini merupakan hal-hal yang menjadi tugas para praktikan untuk

menjawabnya.

Page 15: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 15/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 15

Referensi :

Anonymous. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II . Laboratorium Fisika

Lanjutan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya. Malang

Silaban, Pantur. 1990. Fisika Modern. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Anonymous. 2005. Radium. Human Health Fact Sheet. Argonne National Laboratory.

http://www.evs.anl.gov/pub/doc/Radium.pdf  

Anonymous. 2005. Americium. Human Health Fact Sheet. Argonne National

Laboratory. http://www.evs.anl.gov/pub/doc/Americium.pdf  

Page 16: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 16/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 16

RADIASI GAMMA

Screenshoot :

Deskripsi :

Praktikum ini bertujuan untuk mengobservasi jumlah impuls (intensitas) rata-rataradiasi Gamma yang terjadi antara 2 unsur, dengan unsur yang satu sebagai acuan

(Ameresium) dan unsur yang lain sebagai unsur yang akan dicari nilai energi radiasiGammanya (Cobalt). Seperti pada praktikum Radiasi Alpha, dengan mengetahui polalevel energi radiasi pada detektor dan dibandingkan dengan nilai energi radiasi

sesungguhnya (sesuai dengan literatur) untuk unsur Ameresium, penyetaraan level

energi detektor tersebut dapat digunakan sebagai faktor pembanding untukmenentukan nilai energi radiasi Gamma yang sebenarnya untuk unsur Cobalt.

Tujuan :

1.  Menentukan dan membandingkan level energi radiasi Gamma pada unsur

Ameresium sesuai energi radiasi di literatur yang sudah ada sebagai level

energi acuan2.  Menentukan besar energi radiasi Gamma yang dipancarkan Cobalt, sesuai

 perbandingan level energi acuan radiasi Gamma Ameresium sebelumnya

Tinjauan Pustaka :

Page 17: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 17/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 17

Kebanyakan bahan Radioaktif tidak langsung berubah ke bentuk stabilnya, namunsecara bertahap meluruh ke bentuk isotop lain yang mengikuti rantai peluruhan

tertentu. Seperti terlihat pada deret Radium Gambar 1, Radium 226 meluruh ke

 bentuk isotopnya Radon 222, dilanjutkan ke Polonium 218, ke Timah 214 dan begitu

seterusnya sampai ke bentuk isotop-isotop stabil lain, dimana setiap kali terjadi proses peluruhan, isotop memancarkan energi radiasi sesuai dengan mode peluruhan

yang terjadi. Mode peluruhan tersebut dapat berupa radiasi Alpha (α), Beta (β)

ataupun Gamma (γ). 

Gambar 1. Radium series (Sumber: http://en.wikipedia.org/) 

Secara matematis, peluruhan Gamma dari atom A ke atom A yang lebih stabildiberikan oleh Persamaan 1, dimana Z=nomor atom, N=nomor massa dan e=energi

radiasi. Untuk unsur Ameresium sebagaimana terlihat pada Tabel 1, meskipun tidakmemiliki mode peluruhan Gamma, radiasi Gamma tetap terjadi pada masing-masing

isotopnya. Begitu juga dengan Cobalt, masing-masing peluruhan isotopnya jugamemancarkan radiasi Gamma.

Page 18: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 18/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 18

(1)

Tabel 1. Isotop Ameresium 

Sumber: Argonne National Laboratory, EVS 

Tabel 2. Isotop Cobalt 

Sumber: Argonne National Laboratory, EVS 

Setting Up Rangkaian :

1.  Klik tombol Run yang berada di tengah bawah aplikasi

2.  Sambungkan 3 kabel Sintilator, masing-masing ke High Voltage Power

Supply dan 2 kabel lainnya ke Single Channel Analyzer.3.  Sambungkan kabel Osciloscope ke Single Channel Analyzer dan ke channel I

atau II pada Osciloscope itu sendiri. Jangan lupa merubah set Osciloscope jika

digunakan channel II.

4.  Sambungkan kabel Digital Counter ke Single Channel Analyzer dan keDigital Counter itu sendiri.

5.  Pasang bahan Radioaktif: Ameresium atau Cobalt tepat di bawah Sintilator.

6.  Dekatkan Sintilator ke bahan yang akan dideteksi.7.   Nyalakan High Voltage, set Voltage input 1100 Volt untuk Ameresium atau

925 Volt untuk Cobalt.

8.   Nyalakan Single Channel Analyzer, set tombol base pada 0.00, tombol

amplifier ±45º, tombol window ≥45º dan switch ke arah: Auto dan Reset. 9.   Nyalakan Osciloscope, set tombol Time/Div 2 µs/div dan tombol Volt/div 0.5

Volt/div (sesuai channel yang digunakan). Kemudian atur sedemikian rupa

sehingga sinyal output dapat dilihat dengan jelas. Jika sinyal tidak munculdimungkinkan terdapat kesalahan rangkaian dalam langkah sebelumnya.

10.  Nyalakan Digital Counter, set tombol putar mode ke mode frekuensi (Hz).

Sama yang terjadi pada Osciloscope, jika Digital Counter tidak melakukan

Page 19: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 19/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 19

counting, dimungkinkan terdapat kesalahan rangkaian dalam langkahsebelumnya.

11. Tekan tombol Reset, yang berada disamping tombol Run jika setiap kali

terjadi crash pada aplikasi.

Evaluasi:

1.  Jika spektrum terlalu lebar: kecilkan dengan mengecilkan amplifier.

2.  Jika spektrum terlalu dekat: besarkan dengan membesarkan amplifier.

3.  Jika puncak terlalu tinggi: rendahkan dengan mengecilkan window.4.  Jika puncak terlalu rendah: tinggikan dengan membesarkan window.

Pengambilan Data :

Sintilator digunakan untuk mendeteksi impuls radiasi Gamma yang dipancarkan oleh

 bahan. Kemudian impuls yang terdeteksi oleh Sintilator tersebut, dipilah-pilah sesuailevel energi yang telah dikonversi antara 0.00 sampai 10.00 (range nilai tombol base)oleh Single Channel Analyzer. Jumlah impuls yang mempunyai level energi setara

antara nilai tombol base dan nilai tombol base yang ditambah nilai tombol window-

nya, tidak lain adalah nilai yang diterhitung di Digital Counter. Jumlah rata-rataimpuls yang terdeteksi per level energi ini, dengan mengambil selisih nilai tertentu,

merupakan data percobaan yang diambil dalam praktikum dan merupakan data yang

digunakan untuk membuktikan pada level energi ke berapa jumlah impuls radiasi

yang paling banyak tercatat. Selain itu plot hubungan level energi dengan jumlahrata-rata impuls Ameresium dicocokan dengan literatur yang sudah ada, dan dijadikan

sebagai pengkalibrasi konversi level energi yang dilakukan Single Channel Analyzer

untuk membandingkan, sekaligus menghitung energi radiasi Gamma dari Cobalt.

Page 20: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 20/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 20

Contoh tabel pengambilan data yang digunakan dalam praktikum Radiasi Gamma iniadalah sebagai berikut:

 

Sedangkan untuk contoh hasil pengambilan data, dapat dilihat pada plot pengambilan

data Bahan Ameresium berikut ini:

Page 21: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 21/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 21

Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara Level energi (tombol base) dengan

 jumlah rata-rata impuls yang terdeteksi oleh Sintilator. Pengambilan data mengambilrange 0.5 dan menunjukkan bahwa radiasi gamma yang terdeteksi berada pada level

energi lebih kecil dari 1.00.

Analisa Data :

Hal-hal yang menjadi problem pokok dari praktikum Radiasi Gamma ini antara lain:

1.  Mengapa Voltage input 1100 Volt untuk Ameresium atau 925 Volt untuk

Cobalt?2.

 

Bagaimanakah metode pembandingan hubungan jumlah/intensitas impuls

radiasi Gamma per level energi yang terdeteksi dengan literatur yang sudah

ada?

3. 

Bagaimanakah teknik penggunaan data radiasi Gamma pada Ameresiumsebagai pembanding/acuan radiasi Gamma pada Cobalt, beserta cara untuk

mendapat nilai-nilai energi radiasinya?

4.  Bagaimanakah kecocokan nilai energi radiasi Cobalt yang didapatkan dari percobaan, jika dibandingkan dengan literatur yang sudah ada (mis. Tabel 2)?

Keempat hal-hal di atas merupakan yang menjadi tugas bagi praktikan untukmenjawabnya berdasarkan praktikum yang mereka lakukan.

Page 22: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 22/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 22

Referensi :

Anonymous. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II . Laboratorium Fisika

Lanjutan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya. Malang

Silaban, Pantur. 1990. Fisika Modern. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta

Anonymous. 2005. Cobalt . Human Health Fact Sheet. Argonne National Laboratory.

http://www.evs.anl.gov/pub/doc/Cobalt.pdf  

Anonymous. 2005. Americium. Human Health Fact Sheet. Argonne National

Laboratory. http://www.evs.anl.gov/pub/doc/Americium.pdf  

Page 23: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 23/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 23

PERCOBAAN MILIKAN

Screenshoot :

Deskripsi :

Praktikum percobaan Milikan ini bertujuan untuk mengetahui nilai muatan elektronsebagaimana yang dilakukan oleh R. A. Milikan tahun 1913. Metodenya adalah

dengan mengatomisasi minyak dan menghitung besar muatannya, yang diasumsikansebagai kelipatan muatan dari satu elektron. Dengan mengambil dan membandingkan beberapa muatan tetesan minyak yang berbeda, maka akan dapat digunakan untuk

menebak muatan per elektron dengan menentukan terlebih dahulu jumlah elektron

yang ada pada tiap tetesan minyak.

Tujuan :

Menentukan muatan elektron berdasarkan muatan tetesan minyak yang diatomisasi

dan berada di antara dua plat yang bermuatan.

Tinjauan Pustaka :

Prinsip dasar percobaan Milikan adalah untuk mengetahui muatan yang dimiliki

tetesan minyak yang disemprotkan dalam Milikan Chamber. Proses ini merupakan

 proses atomisasi, di mana setiap tetesan minyak diasumsikan akan bermuatan sesuaidengan persamaan 1 (dengan N = jumlah elektron dan e = muatan elektron). Dengan

mengetahui dan membandingkan nilai muatan tetesan minyak yang berbeda, maka

Page 24: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 24/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 24

akan dapat menebak muatan tetesan minyak tersebut sebagai muatan yang berasaldari elektron dan berjumlah n.

Q = N.e

(1)

Gambar 1. Milikan Chamber  

Jika suatu tetesan minyak berada pada dua plat kapasitor dengan jarak d dan tegangansebesar U (Gambar 2), terdapat gaya-gaya yang mempengaruhi antara lain:

Gaya listrik (Fq) = Q.EGaya berat (W) = moil.gGaya angkat (FL) = mL.g

Gaya Stokes (f Stokes) = 6rv 

di mana:

Q = muatan tetesan minyak

E = potensial listrik

moil = massa tetesan minyak

g = percepatan grafitasi bumi

mL = massa udara yang digantikan oleh massa tetesan

= Viskositas udara

r = jari-jari tetesan minyak

v = kecepatan gerakan droplet

Untuk gerakan tetesan minyak ke bawah tanpa tegangan dari plate dengan kecepatanv1, gaya-gaya yang mempengaruhi terdapat tiga gaya yaitu gaya berat, gaya angkat

dan gaya Stokes (ilustrasi Gambar 2).

Page 25: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 25/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 25

Gambar 2. Gaya-gaya tetesan minyak tanpa tegangan plate. 

Sehingga :

W - FL - f Stokes = 0

moil.g - mL.g - 6rv1 = 0(moil - mL)g - 6rv1 = 0

mg - 6rv1 = 0

(2)

dengan m = moil - mL. Kemudian dengan asumsi volume tetesan minyak sebagai bola

V = (4/3)πr 3 dan ρoil - ρL = ρ, maka persamaan 2 akan dapat diturunkan menjadi: 

Vρg - 6rv1 = 0

(4/3)πr 3ρg - 6rv1 = 0

dari sini dapat didapatkan persamaan untuk nilai jari-jari tetesan minyak sesuaidengan persamaan 3:

(3)

 Namun jika tegangan U diberikan pada plate, dengan plate bagian atas berupa

tegangan positif dan tetes minyak dapat bergerak ke atas dengan kecepatan v2,

 persamaan gaya-gaya yang mempengaruhi tetes minyak tersebut (ilustrasi Gambar 3)

adalah :

W - Fq + 6r v2 = 0

mg - Q.E + 6rv2 = 0

(4)

Page 26: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 26/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 26

Gambar 3. Gaya-gaya tetesan minyak dengan tegangan plate. 

dengan E=U/d dan mg=(4/3)πr 3ρg sehingga didapatkan : 

(4/3)πr 3ρg - Q.(U/d)+6rv2 = 0

(5)

Gaya gesek Stokes tidak berpengaruh apabila tetesan minyak dalam keadaan diammengambang, oleh karena itu persamaan 5 menjadi:

(4/3)πr 3ρg - Q.(U/d) = 0

(6)

Setting Up Rangkaian :

1. 

Sambungkan Milikan Chamber ke Milikan Power Supply dengan ketentuan Kabel

Merah ke connector tegangan input positif dan kebel biru ke tegangan input negatif.2.

 

Sambungkan connector yang berwarna kuning pada Digital Counter I ke connectorstart counter connector I di Milikan Power Supply.

3.  Begitu juga dengan Digital Counter II, sambungkan connector kuning pada DigitalCounter II ke start counter connector II pada Milikan Power Supply.

4.   Nyalakan kedua Digital Counter dan set mode ke timer (s).5.  Sambungkan kabel connecting lamp ke lamp Connector yang berada pada Milikan

Power Suplly.

6.   Nyalakan Milikan Power supply.7.

 

Arahkan switch start counting ke counter 2.

8.  Set voltage milikan Power Supply ±500 V.9.  Semprotkan minyak 2x atau lebih, dengan double klik pada Karet Penyemprot.

10. Amati distribusi tetesan minyak dengan mengeser-geser tombol fokus di sebelahkanan Microscope.

11. Tentukan satu tetesan minyak untuk diamati.12.

 

Jika tetesan minyak berada pada titik tertentu, nyalakan Switch Power On padaMilikan Power Supply, sehingga Digital Counter II mulai menghitung secara

otomatis, sebagai timer gerakan tetesan minyak ke atas akibat adanya tegangan listrikdikurangi oleh gaya grafitasi dan gaya Stokes.

Page 27: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 27/41

Page 28: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 28/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 28

(8)

dimana:

Jarak yang ditempuh tetes minyak, yang tampak pada layar Microscope, bukanlah

 jarak yang ditempuh tetes minyak sebenarnya. Untuk konversinya adalah dengan

menghitung jarak yang ditempuh dari hasil pengamatan (mis. x) ke jaraksesungguhnya (mis. s) menggunakan persamaan 9 berikut ini:

(9)

Contoh tabel pengambilan data:

Metode Statik  

U = ...

d = ...

 No

Jarak skala

Microscope (x) Jarak Sesungguhnya (s) tke bawah  v1  Q

Page 29: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 29/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 29

Metode Dinamik  

U = ...

d = ...

 NoJarak skala

Microscope (x)

Jarak Sesungguhnya

(s)tke bawah  tke atas  v1  v2  Q

*tabel ini dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Kemudian dari masing-masing tabel di atas dibuat grafik hubungan muatan tetesanminyak Q dan jumlah tetesan n yang bermuatan sama, yang digunakan untuk

menebak muatan per elektron.

Gambar 4. Contoh grafik hubungan n dan Q. 

Catatan: untuk keterangan lebih lanjut dapat dibaca pada modul praktikum Fisika Eksperimen

yang diberikan ketika pelaksanaan praktikum yang sesungguhnya.

Page 30: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 30/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 30

Analisa Data :

Hal-hal yang perlu dibahas oleh praktikan dari pelaksanaan percobaan ini antara lain:

1. 

Metode konversi dari skala Microscope ke jarak sesungguhnya (persamaan 9)?2.  Bagaimana hubungan muatan tetesan minyak dan jumlah n untuk metode statik?3.  Bagaimana hubungan muatan tetesan minyak dan jumlah n untuk metode dinamik?

4.  Muatan elektron yang didapatkan berdasarkan percobaan, berikut perbandingannyadengan literatur yang sudah ada?

Referensi :

Anonymous. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II . Laboratorium Fisika

Lanjutan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya. Malang

Page 31: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 31/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 31

INTERFEROMETER MICHELSON

Screenshoot:

Deskripsi :

Percobaan Interferometer Michelson adalah menentukan panjang gelombang laserdengan membagi sinar tersebut menjadi dua bagian, untuk dibiaskan dan dipantulkan

ke arah yang berbeda, yang kemudian dari masing-masing bagian disatukan kembalidengan mengatur sedemikian rupa sehingga jarak tempuh antara keduanya berbeda,namun tetap dengan mengusahakan terjadi interferensi. Dengan mengamati pola

 perubahan interferensi yang terjadi ketika dilakukan perubahan jarak tempuh yang

 baru, akan dapat ditentukan panjang gelombang laser berdasarkan selisih jaraktempuh antar keduanya dan frekuensi perubahan pola yang terjadi.

Tujuan :

Tujuan dari praktikum Interferometer Michelson ini adalah menentukan panjang

gelombang Laser He-Ne berdasarkan perubahan pola interferensi akibat pergeseran

titik awal arah datang gelombang.

Tinjauan Pustaka :

Interferometer Michelson merupakan alat yang memang ditujukan untuk menentukan panjang gelombang laser. Prinsip kerja alat ini berdasarkan karakteristik laser yang

Page 32: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 32/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 32

dapat dibiaskan dan diteruskan seperi karakteristik cahaya pada umumnya, di manasusunan mentah rangkaian alat ini sebagaimana ilustrasi Gambar 1.

Gambar 1. Skema penjalaran sinar pada Interferometer Michelson  

Splitter digunakan untuk memisahkan sinar untuk diteruskan ke Cermin 1 dansebagian dipantulkan ke Cermin 2. Dari kedua Cermin ini dipantulkan kembali ke

Splitter, di mana sinar pantulan dari Cermin 1 dipantulkan dan sinar yang dari Cermin2 diteruskan oleh Splitter yang keduanya mengarah ke Layar. Jika sudut datang kedua

sinar ini sama, maka akan terjadi pola cincin-cincin gelap terang yang disebabkanoleh interferensi kedua gelombang tersebut. Dengan meggeser-geser salah satu posisi

Cermin maju atau mundur, pola interferensi akan berubah seolah-olah berdenyut,

yang menunjukkan adanya perbedaan titik awal datang gelombang seperti ilustrasi

Gambar 2. Denyutan ini dikarenakan cincin interferensi yang semula berkeadaanterang merubah menjadi gelap, dan sebaliknya yang semula gelap menjadi terang.

Setiap perubahan cincin dari terang ke gelap kemudian ke terang kembali, atau

 perubahan dari gelap ke terang yang kemudian berubah ke gelap lagi, tidak lain

adalah menunjukkan pergeseran titik awal datang gelombang yang nilainya sebanding

dengan panjang gelombang laser, yang sesuai dengan persamaan 1.

(1)

Page 33: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 33/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 33

di mana :λ = Panjang gelombang laser  

Δx = Pergeseran cermin 

 N = Jumlah denyutan

Gambar 2. Ilustrasi perbedaan titik awal kedatangan gelombang Cahaya 

Setting Up Rangkaian :

1. 

Klik tombol Run yang berada di tengah bawah aplikasi

2. 

Pasangkan Layar ke Pengait 0.3.  Pasangkan Lensa Fokus +50 mm ke Pengait 2.4.  Pasangkan Lensa Splitter ke Pengait 3, yang secara otomatis akan terpasang miring

45°5.

 

Pasangkan Lensa Fokus +5mm ke Pengait 1.6.  Pasangkan Cermin ke Pengait 4.

7.  Pasangkan Cermin ke Pengait 5.8.   Nyalakan Laser He-Ne.

9.  Double klik meteran untuk melihat jarak antar pengait.10.

 

Atur jarak kedua Cermin dengan Splitter hampir/tepat sama, sampai terjadi polagelap terang.

11. Jika beam Sinar laser belum muncul, dimungkinkan terdapat kesalahan pada langkahsebelumnya.

12. 

Drag Micrometer yang ada di Pengait 5 untuk memberikan selisih jarak sesuai rangeyang ditampilkan pada skala Micrometer. Press Micrometer untuk memutar dalamrange yang kecil.

13. Perhatikan denyutan yang terjadi.14. Klik Saklar ruang jika diperlukan simulasi dalam ruang gelap.

15. Tekan tombol Reset, yang berada disamping tombol Run jika setiap kali terjadi crash  pada aplikasi.

Page 34: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 34/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 34

Pengambilan Data :

Secara sederhana, cahaya yang berasal dari sumber cahaya Laser He-Ne sebagian

diteruskan ke Cermin yang berada di Pengait 0 dan sebagian dipantulkan ke Cermin

yang berada di Pengait 5. Kemudian dari kedua cermin ini dipantulkan kembali, bertemu dan berinterferensi (jika jarak kedua Cermin telah tepat) yang tampak

sebagai pola gelap terang pada Layar. Jika di geser sedikit saja jarak Cermin dari

 posisi interferensi ini, maka akan terjadi pola gelap terang yang berbeda, yangmenunjukkan adanya pergeseran titik awal datangnya gelombang antara cahaya yang

dari Cermin di Pengait 0 dan Pengait 1. Hal ini sebagaimana yang telah diilustrasikan

 pada Gambar 2 dan akan tampak seperti denyutan. Jarak pergeseran Micrometer

antara denyutan satu ke denyutan yang lain tidak lain adalah panjang gelombangcahaya Laser He-Ne yang akan dibuktikan dalam praktikum ini.

Berikut contoh tabel pengambilan data yang dapat digunakan:

 No Pergeseran Micrometer

(Δx) 

Jumlah denyutan

(N) λ  percobaan  λ referensi 

*tabel di atas dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Catatan: Dikarenakan keterbatasan manajemen space, untuk satu kali denyutan interferensi

Laser He-Ne pada simulator, mewakili ±20 kali denyutan pada eksperimen riil.

Analisa Data :

Problem yang menjadi pokok pembahasan praktikum ini adalah:

1.  Mengapa lebar pergeseran pada persamaan 1 harus dikalikan 2?

2.  Mengapa interferensi tidak terjadi jika selisih jarak antara Cermin 1 ke Splitter danCermin 2 ke Splitter terlalu lebar/kecil?

3. 

Berapa panjang gelombang Laser He-Ne berdasarkan percobaan dan bagaimana perbandingannya dengan literatur yang sudah ada?

4.  Bagaimanakah perbandingan antara praktikum Virtual ini dengan yang riil? masalahteknis apa saja yang muncul?

Keempat Problem di atas merupakan problem yang harus dijawab oleh praktikan berdasarkan

 percobaan yang mereka lakukan mandiri.

Page 35: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 35/41

Page 36: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 36/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 36

INDUKSI MAGNET

Screenshoot :

Deskripsi :

Percobaan Induksi Magnet ini adalah untuk mengetahui fenomena induksi solenoid besar terhadap solenoid kecil yang berada di tengah-tengahnya dengan memberikan

gelombang input yang berbeda-beda (sinus, segitiga dan kotak). Hal-hal yang perludiamati dari percobaan ini meliputi bentuk gelombang output, perbandinganamplitudo tegangan input dan output serta pengaruh frekuensi terhadap tegangan

output yang dihasilkannya. Sehingga dengan praktikum ini diharapkan praktikan

dapat membuktikan adanya pengaruh medan magnet pada dua kawat konduktor yangsejajar, dengan salah satu bertindak sebagai kawat penginduksi.

Tujuan :

Tujuan dari praktikum Induksi Magnet ini adalah:

1. 

Menentukan besar frekuensi induksi berdasarkan frekuensi penginduksi yangdiberikan

2.  Menentukan nilai amplitudo tegangan induksi berdasarkan tegangan penginduksi

yang diberikan

Page 37: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 37/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 37

Tinjauan Pustaka :

Faraday dalam percobaannya, dapat membangkitkan arus listrik dari suatu konduktor

dengan menggerak-gerakkan batang magnet yang berada di dekat bahan konduktor

tersebut. Hal serupa juga dapat dilakukan seperti dengan mengalirkan arus bolak- balik pada kawat konduktor, sebagai penginduksi kawat konduktor lain yang sejajar

dan berada didekatnya. Konsep dua kawat sejajar ini tidak lain merupakan prinsip

dasar penggunaan dua solenida dalam praktikum ini, di mana solenoid besar bertindak sebagai kawat penginduksi dan solenoid kecil sebagai kawat yang

diinduksi.

Sedangkan apabila terdapat medan magnet dalam suatu solenoida, kuat medan

magnet dalam suatu solenoida dengan diameter d tersebut diberikan oleh persamaan

1. Jika diberikan solenoida dengan diameter yang lebih kecil, diletakkan sejajar dan

tepat di tengah-tengahnya, jumlah fluks yang mengenai kawat pada solenoid kecil

nilainya akan sebanding dengan persamaan 2.

B = μo NI

(1)

di mana :

B = kuat medan magnet

μo = permaebilitas udara= 4π x 10-7 T.m/A

 N = jumlah lilitan persatuan panjang

I = arus yang diberikan pada solenoida

∅ = BAn

(2)

dengan:B = kuat medan magnet solenoid besar

A = luas lingkaran solenoid kecil

n = jumlah lilitan solenoid kecil

∅ = fluks magnet

Gambar 1. medan magnet pada solenoida 

Dan apabila fluks magnet yang mengenai solenoid kecil berasal dari arus yangmengalir bolak-balik (AC), maka pada kawat yang terkenai medan tersebut akan

terjadi ggl induksi (εe) yang nilainya sebanding dengan persamaan :

Page 38: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 38/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 38

εe = - d∅ 

=dBAn

dt  dt 

= -An d (μo NI)

dt 

εe = Uind = -ANnμo  dIdt 

(3)

Uind dapat disebut juga sebagai tegangan hasil induksi arus penginduksi I. Kemudian berdasarkan persamaan 3 di atas, karena U ind berbanding lurus dengan I, maka dapatdiasumsikan pula Uind berbanding lurus dengan U penginduksinya.

Setting Up Rangkaian :

1.  Klik tombol Run yang berada di tengah bawah aplikasi

2. 

 Nyalakan Function Generator.3.  Pasangkan dua kabel penghubung ke conector bagian tengah Signal Generator.4.

 

Pada Signal Generator pula, set tombol base 1, pengali x100, mode gelombang sinus,

dan amplitudo ±45° dari sudut awal.5.  Sambungkan salah satu kabel Osciloscope di atas kedua kabel penghubung tadi,

sehingga kabel Osciloscope menyambung secara bersusun.

6.  Sambungkan ujung yang lain ke channel I, set time/div 2 ms, Volt/div 5 V dangelombang sedikit digeser ke atas (menggunakan tombol ypos). Gelombang ini tidak

lain adalah yang disebut sebagai gelombang input dalam praktikum ini.7.  Sambungkan kabel yang dihubungkan ke Signal Generator tadi, satu ke Resistor dan

satu lagi ke kumparan besar.

8.  Sambungkan ujung Kumparan Besar yang lain secara bersilangan, dengan ujung

terakhir dihubungkan ke Resistor.9.

 

Pasang kabel penghubung Osciloscope ke Kumparan Kecil dan sambungkan keujung Kumparan kecil yang lain dengan kabel yang masih tersisa.

10. Sambungkan ke Osciloscope channel 2, set Volt/div 10 mV.11. Tekan tombol Reset, yang berada disamping tombol Run jika setiap kali terjadi crash 

 pada aplikasi.

Catatan:

Jumlah Lilitan Kumparan Besar = 2x60 = 120 lilitan

Jumlah Lilitan Kumparan Kecil = 60 lilitanDiameter kumparan besar = 12 cm

Diameter kumparan kecil = 6 cm

Pengambilan Data :

Dalam praktikum ini, selain untuk mengetahui seberapa besar perbandingan antara

arus penginduksi dengan arus hasil induksi (U ind) sebagaimana diberikan oleh persamaan 3, juga untuk mengetahui fenomena induksi akibat adanya arus bolak-

Page 39: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 39/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 39

 balik dengan bentuk gelombang input yang berbeda (sinus, kotak dan segitiga). Olehkarena itu dalam pelaksanaanya, praktikum ini tidak mengambil data tegangan input

dan output saja, namun perlu juga mengambil cuplikan gambar masing-masing

tampilan gelombang output dari bentuk gelombang input yang berbeda.

Contoh tabel data percobaan dengan range base frekuensi sama dengan 5 adalah :

 

Analisa Data :

Hal-hal yang perlu dibahas dari praktikum ini antara lain:

1.  Hubungan frekuensi penginduksi dengan tegangan induksi untuk masing-masing bentuk gelombang input?

2.  Hubungan frekuensi penginduksi dengan frekuensi induksi untuk masing-masing bentuk gelombang input?

3.  Hubungan frekuensi penginduksi dengan bentuk gelombang induksi untuk masing-

masing bentuk gelombang input?4.  Pembuktian bahwa arus DC tidak dapat membangkitkan arus induksi?

Page 40: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 40/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Malang 40

Referensi :

Anonymous. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen II . Laboratorium Fisika

Lanjutan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya. Malang

Serway, and Jewett. 2002. Principles of Physics. Edisi ketiga. Thomson Learning.

Singapore 

Page 41: Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

8/10/2019 Manual Penggunaan Aplikasi Fisika Eksperimen

http://slidepdf.com/reader/full/manual-penggunaan-aplikasi-fisika-eksperimen 41/41

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI FISIKA EKSPERIMEN

Authorisasi :

Simulator Praktikum Fisika Eksperimen ini ditujukan untuk membantu pelaksanaan

 pratikum Fisika Eksperimen yang diadakan di Laboratorium Fisika Lanjutan Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Aplikasi ini dapat digunakan untukkepentingan pribadi, namun tidak diperkenankan untuk meng-copy, merubah,

memodifikasi, atau menggandakannya untuk kepentingan komersil dalam bentuk

apapun, baik sebagian atau keseluruhan konten, tanpa izin tertulis dari Creator.

Kritik, saran atau pertanyaan dapat dilayangkan melalui emal di : [email protected].

Tim Penyusun (Creator) Penanggung Jawab :

Drs. Unggul Punjung Juswono, M.Sc.

Programmer :Drs. Sugeng Rianto, M.Sc.Dr. Eng Agus Naba, S. Si., M. T, Ph. D.

Ubaidillah, S. Si.