MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

20
MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDESA) (Studi Kasus: Desa Pasir Putih, Kabupaten Situbondo) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Abigail Sofia Wahono 155020101111043 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Page 1: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI

PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK

DESA (BUMDESA)

(Studi Kasus: Desa Pasir Putih, Kabupaten Situbondo)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Abigail Sofia Wahono

155020101111043

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...
Page 3: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN

PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDESA)

(Studi Kasus: Desa Pasir Putih, Kabupaten Situbondo)

Abigail Sofia Wahono*, Maryunani**

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

*Email: [email protected]

**Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat mekanisme pendirian dan pengelolaan, faktor

pendukung dan penghambat, serta kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)

dalam mewujudkan pembangunan Desa. Dengan studi Kasus Desa Pasir Putih di

Kabupaten Situbondo, yang merupakan salah satu Kabupaten tertinggal menurut

Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015. Metode yang digunakan adalah

paradigma kualitatif-interpretatif, penelitian ini menemukan beberapa hasil.

Pertama, dalam proses pendirian dan pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi secara

umum sudah sesuai dengan Permendes Nomer 4 Tahun 2015, namun

pelaksanaannya belum melibatkan penyertaan modal masyarakat sehingga

partisipasi masyarakat terhadap BUMDesa masih kurang. Kedua, faktor

pendukungnya yaitu berasal pemerintah Kabupaten Situbondo dan kualitas sumber

daya manusia pengurus BUMDesa. Sedangkan faktor penghambat pendirian dan

pengelolaan BUMDesa yaitu dari masyarakat, pendanaan, dan pekerjaan utama

pengurus BUMDesa. Ketiga, secara umum BUMDesa sudah dapat membantu

pembangunan desa yang diwujudkan dari meningkatnya jumlah pendapatan

masyarakat dan Pendapatan Asli Desa (PADes) serta mampu membantu mengurangi

angka kemiskinan di Kabupaten Situbondo.

Kata kunci: Pendirian, Pengelolaan, BUMDesa, Permendes BUMDesa,

Pembangunan Desa

A. PENDAHULUAN

Tujuan negara Indonesia tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang mendambakan suatu kesejahteraan umum

bagi seluruh rakyat Indonesia. Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat

dilihat dari jumlah penduduk miskin setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik

(BPS), pada bulan September di Indonesia ternyata jumlah penduduk miskin

mencapai 26.582,99 ribu jiwa. Dengan komposisi penduduk miskin di perkotaan

sebesar 10.272,55 ribu jiwa dan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar

16.310,44 ribu jiwa. Angka tersebut menunjukkan bahwa secara nasional penduduk

miskin di pedesaan memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan

penduduk miskin di perkotaan.

Page 4: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Tahun 2011-1017

Sumber: Data diolah Badan Pusat Statistik, 2018

Jumlah penduduk miskin di perdesaan lebih banyak daripada di perkotaan

juga ditunjukkan oleh grafik jumlah penduduk miskin di Jawa Timur. Pada tahun

2017 jumlah penduduk miskin di perdesaan sebanyak 2.949,82 ribu jiwa. Sedangkan

jumlah penduduk miskin di perkotaan hanya sekitar 1.455,45 ribu jiwa. Hal inilah

yang menjadi salah satu alasan dasar, kebijakan pemerintah selama ini lebih banyak

mengarah pada pembangunan infrastruktur dan pemerataan layanan di desa dan

daerah tertinggal.

Untuk mencapai pemerataan pembangunan, pemerintah pusat melakukan

kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah adalah sesuatu kebebasan yang diberikan

kepada pemerintah daerah dalam bentuk wewenang untuk mengurus segala

pemerintahan dan kepentingan masyarakat tanpa campur tangan pihak lain, namun

tetap harus dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Undang-Undang tentang

otonomi daerah pun juga sudah jelas tertulis. Diantaranya adalah Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (UU Pemda). Selanjutnya

pemerintah juga mengatur lebih detail tentang pelaksanaan pemerintahan dan

pembangunan desa. Pada tanggal 15 Januari 2014 pemerintah memberlakukan

Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa. Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 mengatur segala bentuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa termasuk

mengenai peraturan tentang pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Dari

definisi yang tercantum dalam Undang-Undang tersebut dapat disimpulkan bahwa

kehadiran BUMDesa dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa. Oleh karena itu

pemerintah menanggapi dengan serius program BUMDesa dengan dibentuknya

peraturan dan hukum yang sesuai dengan kebutuhan untuk memperjelas keberadaan,

pendirian, dan pengelolaan BUMDesa. Adapun Undang-undang yang mengatur

secara khusus tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran

Badan Usaha Milik Desa yaitu dalam Permendes Nomor 4 Tahun 2015.

Namun dalam mengelola dan mengembangkan BUMDesa bukan hal yang

mudah. Seperti yang disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sanjoyo pada tahun 2017 lalu, bahwa jumlah

11046,75 10507,77 10634,47 10356,69 10619,86 10485,64 10272,55

18972,18 18086,87 17919,46 17371,09 17893,71 17278,68 16310,44

30018,93 28594,64 28553,93 27727,78 28513,57 27764,32 26582,99

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kota Desa Kota + Desa

Page 5: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

BUMDesa di Indonesia telah mencapai sekitar 22.000 unit. Tetapi hanya ada sekitar

8.000 unit BUMDesa yang aktif dan hanya sekitar 4.000 unit BUMDesa yang

menguntungkan.

Di Jawa Timur, hampir seluruh desa di setiap Kabupaten/Kota sudah memiliki

BUMDesa. Dari hasil rekapitulasi update terakhir tahun 2017 dari Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur BUMDesa per

kabupaten/kota diperoleh bahwa lima kabupaten dan satu kota telah berdiri 100%

BUMDesa yaitu Kabupaten Kediri, Jombang, Nganjuk, Blitar, Trenggalek dan Kota

Batu. Sedangkan Kabupaten/Kota dengan jumlah BUMDesa terkecil adalah

Kabupaten Probolinggo. Jumlah BUMDesa yang dimiliki Kabupaten Probolinggo

hanya sebanyak 8 dari 325 desa yang ada atau sebesar 2,46%. Penelitian ini dilakukan

disalah satu Kabupaten tertinggal di Jawa Timur yaitu Kabupaten Situbondo. Sesuai

dengan Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan

Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019, menetapkan Kabupaten Situbondo sebagai

salah satu daerah tertinggal.

Desa Pasir Putih merupakan salah satu Desa di Kabupaten Situbondo yang

memiliki BUMDesa dengan status aktif dan sudah berjalan sejak bulan September

2017 lalu. Lembaga ini bernama Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Kastara

Deshi. Daerah Kerja BUMDesa Kastara Deshi berada di Desa Pasir Putih Kecamatan

Bungatan Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. Meskipun terbilang baru,

namun dalam pendirian dan pengelolaannya para pengurus BUMDesa Pasir Putih

benar-benar menyusun secara matang dimulai dari penguatan kelembagaan seperti

menetapkan AD-ART BUMDesa, Standar Oprasional Prosedur (SOP), proposal

rencana usaha, dan Peraturan Desa Pasir Putih Tentang Badan Usaha Milik Desa.

Adapun yang menjadi salah satu landasan pelaksanaan BUMDesa Pasir Putih yaitu

Peraturan Desa Pasir Putih Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Badan

Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Karena letak geografis Desa Pasir Putih yang berada di kawasan pantura dan

memiliki potensi alam berupa hasil laut serta obyek wisata pantai, maka salah satu

unit usaha yang dikembangkan oleh BUMDesa Kastara Deshi adalah Wisata Desa

Batu Kenong. Namun proses pendirian dan pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi

Pasir Putih tidaklah mudah dan menghadapi berbagai kendala, sama halnya dengan

pendirian BUMDesa pada umumnya di desa lain.

Mengingat karena begitu pentingnya peraturan atau regulasi dibuat sebagai

dasar pelaksanaan BUMDesa. Maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

memastikan pelaksanaan pendirian dan pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi Pasir

Putih sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengetahui faktor-faktor pendukung dan

penghambat pendirian dan pelaksanaan BUMDesa, serta mengetahui peran yang telah

dicapai ataupun yang akan dicapai BUMDesa Kastara Deshi Pasir Putih dalam upaya

meningkatkan pembangunan desa. Dengan mengetahui hal tersebut diharapkan

penelitian ini dapat menjadi evaluasi baik untuk pengelola BUMDesa Kastara Deshi

Pasir Putih maupun sebagai sumber pembelajaran bagi Desa lain dalam

mengembangkan BUMDesa, sehingga tujuan dari terciptanya BUMDesa dapat

tercapai yaitu meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh

karena itu berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tugas

Page 6: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

akhir strata satu dengan judul “Manifetasi Pembangunan Desa Melalui Pendirian dan

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) (Studi Kasus: Desa Pasir Putih,

Kabupaten Situbondo)”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Desa

Sebutan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum baru dikenal pada masa

kolonial Belanda.Desa pada umumnya mempunyai pemerintahan sendiri yang

dikelola secara otonom tanpa ikatan hirarkhis-struktural dengan struktur yang lebih

tinggi. Dalam beberapa konteks bahasa, daerah-daerah di Indonesia banyak yang

menyebutkan “desa” dalam ragam bahasa yang lainnya, namun tetap sama artinya

desa, misal dimasyarakat lampung dikenal denga n sebutan tiyuh atau pekon. Namun

jika dilihat secara etimologis kata desa diambil dari bahasa sansekerta yaitu “deca”,

seperti tanah asal yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan satu kesatuan

norma serta memiliki batas yang jelas (Sukrino, 2012).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 menyebutkan

bahwa, desa adalah “kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia” (Bab I, Pasal 1).

Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)

Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014, Pasal 1, “Badan Usaha Milik Desa,

yang selanjutnya disebut BUMDesa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal

dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha

lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahter-aan masyarakat Desa”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan DaerahTertinggal, dan

Transmigrasi Republik Indonesia No 4 tahun 2015 tentang pendirian, pengurusan dan

pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa, dijelaskan bahwa tujuan

pendirian BUMDesa sebagai berikut:

1. Meningkatkan perekonomian Desa.

2. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa.

3. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa.

4. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak

ketiga.

5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan

umum warga.

6. Membuka lapangan kerja.

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,

pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa.

8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan pendapatan asli Desa.

Page 7: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Pengaturan mengenai pendirian BUMDes diatur dalam beberapa peraturan

perundang-undangan yaitu sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 87 sampai Pasal

90;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 132 sampai

Pasal 142;

3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan

Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa Pasal 88 dan Pasal

89;

4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang pendirian, pengurusan dan

pengelolaan, dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan menekankan pada masyarakat agar mendapatkan pengetahuan,

keterampilan (skill), dan kekuasaan yang cukup agar dapat mengubah kehidupannya

dan kehidupan orang lain menjadi lebih baik dan lebih produktif. Dalam pelaksanaan

BUMDesa, ada nilai pemberdayaan yang ditekankan. Karena BUMDesa hadir untuk

mensejahterakan masyarakat desa dengan memanfaatkan potensi desanya dan

memberi pelatihan kepada warganya dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

Shardlow (1998:32) dalam Adi (2008) mengatakan bahwa pengertian

pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana sutau kehidupan dalam individu,

kelompok, ataupun komunitas dapat terkontrol dan dapat mengusahakan membentuk

masa depan sesuai harapan mereka.

Teori Modal Sosial Dalam Membangun Jejaring BUMDesa

Bisnis BUMDesa adalah suatu bisnis kepercayaan. BUMDesa dapat menjadi

kuat karena adanya sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat. Sistem

kepercayaan tersebut dalam ilmu ekonomi disebut modal sosial. Modal sosial

berkaitan dengan struktur sosial dimana masyarakat tersebut tinggal. Artinya modal

sosial baru akan terasa dampaknya bila telah terjadi interaksi dengan orang lain yang

dipandu oleh struktur sosial. Para ahli telah banyak mendefinisikan modal sosial,

sehingga dari serangkaian definisi yang ada ada sebuah aporisme terkenal yaitu

menurut Fine dan Lapavitsas dalam Yustika (2012) mengatakan bahwa modal sosial

bukanlah tentang apa yang anda ketahui , namun tentang siapa yang anda kenal (it’s

not what you know, it’s who you know know that matters. Yang artinya modal sosial

bisa merujuk pada norma dan jaringan yang memungkinkan orang untuk melakukan

tindakan kolektif.

Konsep Partisipasi Masyarakat Suatu BUMDesa yang sukses tentu harus ada dukungan dan partisipasi baik

dari pemerintah desa maupun dari masyarakat desa. Partisipasi memiliki makna

penting dalam pembangunan, dimana pembangunan dengan partisipasi bertujuan

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Adi (2008:110) mengungkapkan bahwa

Page 8: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

partisipasi merupakan keterlibatan masyarakat dalam proses mulai dari

pengidentifikasian masalah, kemudian pengidentifikasian potensi, pemilihan dan

pengambilan keputusan alternatif solusi penanganan masalah, lalu pelaksanaan upaya

mengatasi masalah, hingga proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Teori Pembangunan Ekonomi

Todaro (2006), menyatakan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya

fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi

materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Todaro (2006:11), mendefinisikan

pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensial yang meliputi

perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga-lembaga nasional,

sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan

pemberantasan kemiskinan.

Teori Kemiskinan

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan absolut dan

kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah suatu keadaan dimana jumlah

penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Sedangkan kemiskinan

relatif adalah berkaitan masalah distribusi pendapatan. Sharp, et al (1996) dalam

Mudrajat Kuncoro (2004) mencoba mengidentifikasikan penyebab kemiskinan

dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro kemiskinan muncul karena

adanya ketidaksamaan pada kepemilikan sumberdaya yang menyebabkan distribusi

pendapatan yang timpang. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam

kualitas sumberdaya manusia. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses

dalam modal.

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Hal ini

dikarenakan pendekatan kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki tujuan

untuk memahami suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat secara alamiah

dengan mengedepankan suatu proses komunikasi yang mendalam antara peneliti

dengan fenomena yang diteliti. Tujuan penggunaan metode kualitatif sendiri adalah

untuk mengetahui pengertian secara mendalam tentang suatu gejala, fakta atau realita

(Semiawan, 2010).

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan,

Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Dengan studi kasus Badan Usaha Milik Desa

Pasir Putih yang bernama BUMDesa Kastara Deshi.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif yang

bersumber dari hasil wawancara dan observasi, serta data kuantitatif yang bersumber

Page 9: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

dari dokumen keuangan yang didapatkan dari BUMDesa Kastara Deshi.

Menggunakan data primer yang bersumber langsung dari pengelola BUMDesa,

Pemerintahan Desa maupun masyarakat pemanfaat BUMDesa yang ada di wilayah

objek penelitian yang berkaitan dengan pembangunan kelembagaan ekonomi desa

melalui BUMDesa. Dan menggunakan data sekunder yang bersumber dari pedoman

umum pelaksanaan BUMDesa serta dokumen-dokumen terkait BUMDesa yang

pernah disusun baik oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa maupun

peraturan perundangan terkait BUMDesa.

Informan Penelitian

Peneliti telah menentukan bahwa yang akan menjadi informan dalam

penelitian ini ada 3 (dua) pihak, yaitu:

a. Kepa Desa Pasir Putih yang dapat memberikan informasi mengenai

latar belakang hingga proses berdirinya BUMDesa Kastara Deshi.

b. Pengelola/ Pengurus BUMDesa yang dapat memberikan informasi

mengenai kinerja BUMDesa Pasir Putih dan implikasinya bagi

pembangunan desa dari sudut pandang pengelola atau pengurus.

c. Masyarakat yang menerima hasil dari program BUMDesa dan yang

tergabung sebagai pelaku dalam unit usaha BUMDesa Pasir Putih,

diharapkan mampu memberikan informasi terkait kinerja

BUMDesa dan perannya terhadap pemabangunan desa dari sudit

pandang penerima langsung manfaat BUMDesa.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu: a) observasi lapangan, b) wawancara tidak terstruktur, dan c)

dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Teknik analisis data kualitatif dilakukan menggunakan analisis data interaktif

menurut Miles dan Huberman dengan tahap-tahap sebagai berikut: a) pengumpulan

data, b) kondensasi data, c) penyajian data, d) penarikan kesimpulan.

Teknik Keabsahan Temuan

Penelitian ini melakukan pengecekan keabsahan data menggunakan

triangulasi sumber dan triangulasi teknik yang dimana peneliti menggunakan

berbagai sumber informasi untuk menyesuaikan dan memperkuat data, adapun

sumber-sumber tersebut berasal dari informan kunci, informan utama dan informan

tambahan yang telah dijelaskan sebelumnya. Serta triangulasi teknik dengan

memeriksa hasil wawancara dengan observasi dan hasil dokumentasi yang dilakukan

peneliti. Namun apabila dalam proses penelitian ditemukan keadaan untuk

menggunakan triangulasi lain, maka peneliti akan mempertimbangkan untuk

menggunakan triangulasi lain sebagai alat pengecekan keabsahan data.

Page 10: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu wilayah kabupaten yang terletak

di sebelah timur wilayah Propinsi Jawa Timur dan terkenal dengan sebutan Daerah

Wisata Pantai Pasir Putih. Secara geografis, wilayah Kabupaten Situbondo berada

pada posisi 113˚ 30’ – 114˚ 42’ Bujur Timur dan 7˚ 35’ – 7˚ 44’ Lintang Selatan.

Desa Pasir Putih terletak di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo Jarak

tempuh wilayah Desa tersebut dari Ibukota Kabupaten Situbondo 35 km. Desa Pasir

Putih memiliki luas wilayah 169,95 ha/m2, dengan potensi lahan yang produktif.

Desa Pasir Putih memiliki BUMDesa yang bernama Kastara Deshi yang artinya desa

yang masyur. BUMDesa tersebut berdiri pada tanggal 12 September 2017.

Pelaksanaan BUMDesa Kastara Deshi ini diatur dalam Peraturan Desa Pasir Putih

Nomor 14 Tahun 2017 tentang pendirian BUMDesa Kastara Deshi.

Pendirian BUMDesa Kastara Deshi

Disamping itu melihat peraturan dalam Permendes No 4 Tahun 2015 Tentang

Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan, Dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,

ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam mendirikan BUMDesa. Unsur-

unsur tersebut yaitu:

a) Inisiatif Pemerintah Desa dan atau Masyarakat

Pendirian BUMDesa Kastara Deshi Desa Pasir Putih dimulai pada tahun

2017, sekitar bulan September. Pendirian BUMDesa Kastara Deshi dibentuk

karena adanya inisiatif dari Kepala Desa H. Zaenal Arifin ditahun 2017.

Pendirian BUMDesa yang berasal dari inisiatif Kepala Desa ini kemudian

disosialisasikan ke setiap dusun yang ada di desa Pasir Putih dengan di

fasilitasi oleh BPD (Badan Permusywaratan Desa), sekum, dan tokoh

masyarakat.

b) Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat

Kemudian persetujuan pembentukan BUMDesa oleh forum ini dilanjutkan

dengan membentuk Tim Persiapan Pendirian (TPP) BUMDesa. TPP

BUMDesa terdiri dari berbagai unsur dalam masyarakat desa yaitu perangkat

desa, BPD, dan tokoh-tokoh masyarakat. Tugas dari TPP BUMDesa adalah

melakukan inventarisasi dan pemetaan potensi usaha, membuat usulan jenis

usaha, menyusun draft AD/ART dan Raperdes pembentukan BUMDesa.

Sehingga ditetapkan wisata desa pantai Watu Kenong dan unit Laku Pandai

BNI46 sebagai unit usaha yang dikelola BUMDesa pada awal pendirian,

karena hal tersebut sesuai dengan potensi dan kondisi ekonomi masyarakat

Desa Pasir Putih.

c) Modal Awal BUMDesa Kastara Deshi

Modal awal BUMDesa Pasir Putih yaitu berasal dari dana desa. Kemudian

dikelola untuk membeli peralatan dan perlengkapan kantor, kemudian

selanjutnya dikelola untuk membangun fasilitas di wisata desa Pasir Putih

yaitu Pantai Watu Kenong.

Page 11: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

d) AD-ART BUMDesa Kastara Deshi

AD ART ditetapkan melalui musyawarah desa yang dihadiri oleh tokoh

masyarakat, BPD, pengawas, dan kepala desa. Dalam rangkaian musyawarah

tersebut juga membahas tentang Perdes terkait pembentukan BUMDesa,

AD/ART, susunan pengurus, serta sistem pembagian hasil usaha. Sehingga

dalam proses pembentukan BUMDesa Kastara Deshi, desa Pasir Putih telah

melaksanakan musyawarah hingga beberapa kali untuk mendapatkan mufakat

bersama. Dimana dalam hal ini, partisipasi dari masyarakat dan perangkat

desa sangat dibutuhkan agar dapat membentuk BUMDesa yang sesuai dengan

harapan.

Sehingga, apabila dibentuk dalam sebuah bagan, maka secara singkat proses

pendirian BUMDesa Kastara Deshi adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Tahapan Pendirian BUMDesa Kastara Deshi

Sumber: Data Lapang Peneliti, 2019

Pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi

Setelah BUMDesa Kastara Deshi didirikan, maka langkah selanjutnya yaitu

mengelola BUMDesa. Dalam mengelola BUMDesa, tentu tidak boleh terlepas dari

unsur-unsur yang sudah diatur dalam Permendes No 4 Tahun 2015, Perdes Pasir

Putih tentang Pendirian dan Pengelolaan BUMDesa, AD/ART BUMDesa Kastara

Deshi, dan SOP Pengelolaan BUMDesa. Adapun unsur-unsur yang harus

diperhatikan yaitu:

a) Bentuk Organisasi dan Organisasi Pengelola BUMDesa Kastara Deshi

Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Kastara Deshi tidak mempunyai unit-

unit usaha yang berbadan hukum, sehingga bentuk organisasi Badan Usaha

Milik Desa didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian, Pengelolaan

dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa. Sedangkan pendirian dan

pembentukan BUMDesa Kastara Deshi selama ini diatur berdasarkan

Peraturan Desa No 14 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDesa). Organisasi pengelola Badan Usaha Milik Desa terpisah

Inisiatif Pemdes yang diikuti oleh langkah

sosialisasi pembentukan

BUMDesa

Pembentukan Tim Persiapan Pendirian

BUMDesa

Pemetaan Potensi dan Pemilihan Jenis

Usaha

Penyusunan Peraturan Desa

tentang Pendirian BUMDesa Kastara

Deshi

Pembentukan dan Pelantikan Pengurus BUMDesa melalui

Musdes

Penyusunan AD ART BUMDesa Kastara

Deshi

Penerbitan Peraturan Desa Pasir Putih No 14

Tahun 2017 tentang Pembentukan BUMDesa dan Penetapan AD ART

Pembuatan Rencana Kerja dan Rencana

Anggaran BUMDesa untuk 1 tahun

kedepan

Page 12: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

dari organisasi pemerintahan Desa. Berdasarkan susunan organisasi pengelola

BUMDesa yang dibentuk oleh BUMDesa Kastara Deshi, sudah sesuai dengan

Permendes No 4 Tahun 2015. Penasihat diganti dengan nama Komisaris yang

dijabat langsung oleh Kepala Desa Pasir. Adapun BUMDesa Pasir Putih

memiliki 4 anggota pengawas yang memiliki tugas memeriksa secara periodik

satu bulan sekali sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam

pelaksanaan BUMDesa Kastara Deshi dapat dilihat bahwa dalam menjalankan

tugasnya, baik penasihat, pelaksana opersional, maupun pengawas selalu ada

komunikasi dan keterbukaan. Dimana ini berarti prinsip kooperatif,

partisipatif, dan transparansi sudah terjadi di BUMDesa Kastara Deshi.

b) Modal Usaha BUMDesa Kastara Deshi

Berdasarkan Peraturan Desa Pasir Putih No. 14 Tahun 2017 tentang

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa, dalam pengelolaan usahanya

BUMDesa Kastara Deshi memiliki sumber keuangan dari:

a. Penyertaan modal Desa;

b. Penyertaan modal kelompok masyarakat Desa; dan/atau

c. Bantuan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah

kabupaten/kota, dan swasta yang ditujukan untuk pembangunan Kawasan

Perdesaan.

Namun hingga saat ini yang terlaksana, sumber keuangan BUMDesa Kastara

Deshi berjalan hanya berasal dari penyertaan modal desa dan bantuan dari

pemerintah. Padahal BUMDesa seharusnya bukan hanya kumpulan orang

saja, namun juga kumpulan modal. Penyertaan modal dari masyarakat perlu

dilakukan agar masyarakat merasa ikut memiliki keberadaan BUMDesa.

Pengurus BUMDesa Kastara Deshi mengatakan belum siap untuk melakukan

penyertaan modal dari masyarakat. Disamping karena belum ada sistem yang

jelas, alasan lain karena pengurus BUMDesa Kastara Deshi masih ingin

memapankan keuangan BUMDesa yang baru berdiri sekitar satu tahun ini.

c) Jenis Usaha BUMDesa Kastara Deshi

Pada awal pendirian ada dua jenis usaha yang dimiliki oleh BUMDesa

Kastara Deshi yaitu unit usaha wisata desa Watu Kenong dan Unit Usaha

PPOB “Laku Pandai” yang bekerjasama dengan bank BNI 46. Namun dengan

berjalannya waktu sejak bulan Februari 2018, unit usaha BUMDesa Kastara

Deshi bertambah satu yaitu usaha simpan pinjam yang bekerjasama dengan

program pemerintah yaitu Jalin Matra (Jalan Lain Menuju Mandiri dan

Sejahtera).

d) Pembagian Hasil Usaha BUMDesa Kastara Deshi

Hasil usaha Badan Usaha Milik Desa merupakan pendapatan yang diperoleh

dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada

pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 tahun

buku. Perhitungan satu buku BUMDesa “Kastara Deshi” dimulai tanggal 1

Januari sampai dengan 31 Desember tahun berjalan. Pembagian Hasil usaha

BUMDesa “Kastara Deshi” ditetapkan berdasarkan prosentase dari hasil laba

Netto dengan berpedoman kepada prinsip kerjasama yang saling

menguntungkan dengan realisasi :

Page 13: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Penambahan Modal BUMDesa : 35%

Pendapatan Asli Desa : 35%

Komisaris : 5%

Pengawas : 5%

Pelaksana Operasional : 10%

Dana Sosial : 10%

e) Pertanggung Jawaban Pelaksanaan BUMDesa

BUMDesa Kastara Deshi setiap bulannya juga mencatat segala transaksi

keuangan dengan menggunakan standar akuntansi yang dibuat secara

sistematis dan teratur dan disajikan baik dalam hardfile maupun softfile.

BUMDesa Kastara Deshi merupakan satu-satunya BUMDesa di Kabupaten

Situbondo yang mampu menyajikan laporan keuangan dalam bentuk

akuntansi/ pembukuan secara lengkap dan terstruktur. Laporan keuangan

tersebut secara rutin dilaporkan kepada Kepala Desa dan pengurus BUMDesa

lainnya setiap bulan, untuk mengetahui perkembangan keuangan BUMDesa.

Disetiap akhir tahun, BUMDesa Kastara Deshi melakukan rapat evaluasi

kinerja pengelola BUMDesa yang dihadiri oleh Kepala Desa, Ketua BPD,

Anggota BPD, pengawas, dan pelaksana operasional BUMDesa.

Identifikasi Faktor Pendukung dan Penghambat BUMDesa Kastara Deshi

Adapun faktor-faktor pendukung BUMDesa Kastara Deshi dalam mendirikan

maupun mengelola BUMDesa Kastara Deshi. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Faktor Pemerintah

Pendirian badan usaha harus disertai dengan upaya penguatan kapasitas dan

didukung oleh kebijakan daerah (kabupaten/kota) yang memfasilitasi dan

melindungi usaha ini dari ancaman persaingan para pemodal besar. Meskipun

BUMDesa merupakan hal yang termasuk baru di Indonesia, namun

pemerintah kabupaten Situbondo sangat mendukung keberadaan BUMDesa.

Hal tersebut sesuai dengan menjelasan yang diberikan oleh Kepala Desa,

pemerintah Kabupaten Situbondo sering mengadakan rapat dengan Kepala

Desa agar membentuk BUMDesa terutama untuk desa yang memiliki tempat

wisata. Tidak hanya menghimbau setiap Kepala Desa untuk membentuk

BUMDesa, namun pemerintah Kabupaten Situbondo juga mencoba

memfasilitasi setiap pengolah BUMDesa dengan pelatihan-pelatihan dalam

mengembangkan BUMDesa.

b. Faktor Sumber Daya Manusia Pengelola BUMDesa

Pemimpin BUMDesa harus seseorang yang memiliki jiwa wirausaha dan

kreatif, karena BUMDesa sebagai social enterprise. BUMDesa adalah sebuah

bentuk badan usaha, maka setiap langkahnya perlu diperhitungkan secara

ekonomis. BUMDesa harus aktif dan kreatif mengembangkan pelayanan

untuk pelanggan. Namun, fungsi pemberdayaan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat adalah tujuan akhir lahirnya BUMDesa. Inilah yang

dinamakan social enterprise (Rudy, 2018). Ketua BUMDesa Kastara Deshi

Page 14: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

adalah seorang wirausaha yaitu pengekspor kerang yang cukup sukses,

sehingga tidak diragukan lagi jiwa kewirausahaannya. Sedangkan wakil

BUMDesa Kastara Deshi juga memiliki latar belakang pernah bekerja sebagai

pendamping desa dan mengurus PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten

Situbondo. Dan bendahara BUMDesa Kastara Deshi memiliki latar belakang

pernah bekerja dibagian keuangan di salah satu perusahaan.

Adapaun faktor-faktor yang menjadi penghambat baik dalam proses pendirian

BUMDesa Kastara Deshi maupun dalam proses pengelolaannya, diantaranya yaitu:

a. Faktor Masyarakat

Hambatan yang pertama dirasakan oleh BUMDesa Kastara Deshi adalah dari

masyarakat. Terutama saat wisata desa pantai Watu Kenong yang awalnya

dikelola oleh komunitas warga, diambil alih untuk dikelola BUMDesa Kastara

Deshi. Warga yang memiliki warung dipinggiran pantai tersebut merasa

memiliki hak sepenuhnya atas tanah yang mereka tempati, padahal seharusnya

tanah tersebut milik Desa Pasir Putih bukan milik pribadi. Sehingga ketika

Wisata Pantai Watu Kenong akan diambil alih pengelolaannya oleh

BUMDesa, masyarakat banyak yang menentang. Disamping itu kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan wisata pantai Watu

Kenong. Dan setiap ada undangan untuk musyawarah BUMDesa, antusias

masyarakat masih kurang.

Pengorbanan BUMDesa Pasir Putih diawal pendiriannya cukup besar, karena

dalam pendiriannya tentu harus didukung oleh warga. Sehingga sebisa

mungkin apapun yang diminta warga difasilitasi oleh BUMDesa demi

berjalannya BUMDesa di Desa Pasir Putih. Hal ini pun juga dilakukan untuk

menarik simpati dan partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan

BUMDesa. Partisipasi masyarakat menjadi hal penting dalam mencapai

keberhasilan dan keberlanjutan program pembangunan. Partisipasi berarti

keikutsertaan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu kegiatan

secara sadar (Irene, 2015).

b. Faktor Pendanaan

Modal awal BUMDesa bersumber dari APBDes dan dapat terdiri dari:

Penyertaan Modal Desa dan Penyertaan modal dari masyarakat. Sedangkan

BUMDesa Kastara Deshi yang telah berjalan kurang lebih satu tahun ini baru

hanya menggunakan modal dari Dana Desa sebesar lima juta ribu rupiah.

Meskipun penyertaan modal dari masyarakat sudah diatur dalam AD/ART,

BUMDesa Kastara Deshi belum melakukan penyertaan modal dari

masyarakat. Hal ini dikarenakan mempertimbangkan BUMDesa Kastara

Deshi yang baru dibentuk. Sehingga pengurus ingin memaksimalkan lebih

dulu pengelolaan Dana Desa sebelum melibatkan penanaman modal dari

masyarakat. Namun karena BUMDesa Kastara Deshi masih baru merintis,

maka modal awal yang dikeluarkan banyak digunakan untuk membeli

peralatan, fasilitas, dan memperbaiki infrastruktur yang ada yang ada di

wisata pantai Watu Kenong. Perbaikan fasilitas di wisata pantai Watu Kenong

pun masih belum selesai karena terhambat oleh dana yang terbatas.

Page 15: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Disamping itu Desa Pasir Putih juga termasuk terlambat dalam menerima

Dana Desa.

c. Faktor Pekerjaan Utama Pengelola BUMDesa Kastara Deshi

Disamping kemampuan pengurus operasional BUMDesa Kastara Deshi yang

cukup memadai, namun pengelolaan BUMDesa terkadang juga berjalan

dengan kurang optimal. Hal ini disebabkan karena masing-masing pengurus

memiliki pekerjaan utama yang lebih diprioritaskan.

Peran dan Hasil BUMDesa Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa

Permendes No 4 Tahun 2015 Pasal 3 menjelaskan bahwa dalam pembentukan

BUMDesa memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian desa,

mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan

potensi ekonomi desa, mengembangkan rencana kerjasama antar desa, menciptakan

peluang dan jaringan pasar, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan

pendapatan asli desa (PAD). Dalam mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, BUMDesa

Kastara Deshi memfasilitasi masyarakat Desa Pasir Putih melalui tiga unit usaha

yang di kelolanya, yaitu:

a. “Laku Pandai” Agen BNI46

Laku Pandai Agen BNI46 merupakan unit usaha BUMDesa Kastara

Deshi yang bekerjasama dengan bank BNI dan mulai beroperasi sejak bulan

Februari 2018. Dalam usaha ini BUMDesa Kastara Deshi berperan sebagai

perantara dalam memberikan layanan seputar fasilitas yang dimiliki bank

BNI, diantaranya yaitu membuat buku tabungan, setor tunai, tarik tunai,

pembayaran listrik, tiket kereta, BPJS, PDAM, hingga pembelian pulsa dan

paket data. “Laku Pandai” Agen BNI46 sebagai salah satu unit bisnis

BUMDesa Kastara Deshi, memberikan dampak dalam memudahkan proses

transaksi dan kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat desa Pasir Putih.

Dampak kehadiran cabang bank ini secara tidak langsung akan mendorong

pertumbuhan ekonomi karena dapat mempermudah dan mengurangi hambatan

masyarakat dalam berproduksi. Hal tersebut sesuai dengan teori inklusi

keuangan menurut Bank Indonesia (2014) yang mengatakan bahwa inklusi

keuangan menjadi suatu upaya untuk meningkatkan akses jasa-jasa keuangan,

dengan mengurangi hambatan yang bersifat harga maupun non harga. Bank

sebagai sektor keuangan yang inklusif dapat membantu dalam mengurangi

kemiskinan melalui program-program yang diberikan, seperti membantu

masyarakat dalam mempersiapkan hari tua melalui program tabungan.

Ataupun program lainnya dalam bentuk investasi untuk bisnis yang dikelola

oleh masyarakat.

b. Jalin Matra PK2

Jalin Matra PK2 merupakan unit usaha BUMDesa Kastara Deshi

dibidang bisnis keuangan yang memberikan pinjaman kepada warga Desa

Pasir Putih. Simpan Pinjam Jalin Matra PK2 ini mulai beroperasi sejak bulan

Februari 2018. Pemberian pinjaman hanya dilakukan kepada keluarga yang

Page 16: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

hampir miskin dan memiliki pekerjaan atau bila dimasukan dalam

pengelompokan penduduk miskin berdasarkan desil, maka yang mendapatkan

pinjaman adalah penduduk yang masuk dalam desil 2. Dampak dari simpan

pinjam yang diberikan BUMDesa Kastara Deshi kepada warga Desa Pasir

Putih sangat berdampak dalam mengembangkan usaha warga. Dalam kasus

Kabupaten Situbondo sebagai daerah tertinggal (Peraturan Presiden Nomor

131/2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015–2019), salah satu

penyebab diantaranya yaitu tingginya angka kemiskinan. Kemiskinan tinggi

salah satunya karena rendahnya tingkat modal untuk berproduksi (R.

Nurkse:1953). Unit usaha simpan pinjam Jalin Matra yang dikelola oleh

BUMDesa Kastara Deshi, menjadi salah satu program untuk mengurangi

angka kemiskinan.

c. Wisata Desa “Watu Kenong”

Wisata ini berupa pantai dengan ombak yang tenang sehingga sangat

aman jika digunakan untuk berenang. Diberi nama “Watu Kenong” karena

dulunya di pinggir pantai terdapat karang yang berbentuk sesperti kenong,

namun karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab maka karang

tersebut kini telah hilang. Wisata Desa Watu Kenong dulu dikelola oleh

paguyuban desa yang bernama Mpok Darwis. Namun karena pengelolaannya

yang tidak maksimal, maka fasilitas dan kebersihan di Watu Kenong tidak

terawat. Oleh karena itu mulai akhir tahun 2017, pengelolaan Wisata Desa

Watu Kenong diambil alih oleh BUMDesa Kastara Deshi. Wisata Desa Watu

Kenong merupakan unit usaha yang menjadi andalan BUMDesa Kastara

Deshi, oleh karena itu pembangunan fasilitas hingga perbaikan tempat yang

bersifat untuk mempercantik terus ditingkatkan sehingga menambah daya

tarik wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut. Ketika jumlah wisatawan

meningkat, maka akan meningkatkan pendapatan desa melalui tiket masuk

yang terjual. Pendapatan masyarakat pun juga meningkat melalui barang

dagangan yang mereka jual kepada pengunjung. Sehingga peningkatan

pendapatan akan meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat

Desa Pasir Putih. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Joseph

D. Fritgen (1996) yang mengatakan bahwa obyek wisata yang dikembangkan

dengan baik dapat memilliki dampak positif untuk meningkatkan pendapatan

ekonomi untuk komunitas setempat.

Sehingga secara ringkas, peta jalan (roadmap) pendirian dan peran BUMDesa

Kastara Deshi terhadap pembangunan desa dapat dilihat melalui gambar berikut ini:

Page 17: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

Gambar 4.2 Peta Jalan Peran BUMDesa Kastara Deshi Terhadap

Pembangunan Desa Pasir Putih

Sumber: Data Lapang Peneliti, 2019.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pada fokusan rumusan masalah, penelitian ini mengambil tiga

poin kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur-unsur Pendirian BUMDesa Kastara Deshi sudah sesuai dengan

Permendes No 4 tahun yang diantaranya yaitu inisiatif pemerintah desa dan

atau masyarakat, kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat, modal usaha

BUMDesa, AD dan ART BUMDesa, Hanya saja dalam pendirian BUMDesa

Kastara Deshi ada hal-hal yang belum dimusyawarahkan dalm pembuatan

AD/ART seperti presentasi bagi hasil untuk pemegang saham BUMDesa

Kastara Deshi.

Sedangkan unsur-unsur dalam pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi juga

sudah sesuai denga peraturan diantaranya yaitu bentuk organisasi BUMDesa,

organisasi pengelola BUMDesa, modal usaha BUMDesa, jenis usaha

2015, dibentuk Permendes No 4

Tahun 2015 tentang BUMDesa

2017, dibentuk PerBup Kab.

Situbondo tentang BUMDesa

September 2017, BUMDesa Kastara

Deshi berdiri

Diikuti berdirinya BUMDesa lainnya di

Kab. Situbondo

BUMDesa Kastara Deshi

mengembangkan wisata pantai Watu

Kenong, Agen BNI46, Simpan Pinjam Jalin

Matra

Wisatawan di Desa Pasir Putih meningkat

Pendapatan dan perekonomian

masyarakat meningkat

PADes Pasir Putih meningkat dari Rp

20.700.000 (2017) menjadi Rp 24.689.718,59 (2018).

(Sumber:APBDes Pemerintah Desa Pasir

Putih)

Status Indeks Desa Membangun (IDM)

Desa Pasir Putih tahun 2017 menjadi Desa

Berkembang. (Sumber: DPMD Kab. Situbondo)

Kab. Situbondo sebagai salah satu Kabupaten tertinggal memiliki penurunan presentasi penduduk miskin dari 13,05%

(tahun 2017) menjadi 11,82% (tahun 2018). (Sumber: BPS Prov. Jatim)

Page 18: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

BUMDesa, pembagian hasil usaha BUMDesa, dan pertanggungjawaban

pelaksanaan BUMDesa. Hanya saja dalam pengelolaan modal, BUMDesa

Kastara Deshi hanya menggunakan penyertaan modal dari pemerintah desa

dan bantuan dari pemerintah Provinsi saja. Penyertaan modal dari masyarakat

belum dilakukan karena administrasi dan ketentuan pelaksanaannya yang

belum diatur.

2. Faktor pendukung BUMDesa Kastara Deshi adalah faktor dari pemerintah dan

faktor dari sumber daya manusia pengelola BUMDesa. Sedangkan Faktor

penghambat dalam pendirian dan pengelolaan BUMDesa Kastara Deshi

diantaranya faktor dari masyarakat, faktor pendanaan, dan faktor pekerjaan

utama pengelola BUMDesa Kastara Deshi.

3. Adapun unit-unit usaha yang dikelola oleh BUMDesa Kastara Deshi

diantanya yaitu Agen 46, Jalin Matra PK2, dan Wisata Desa Watu Kenong.

Yang dimana hasil dari pelaksanaan unit-unit usaha tersebut telah

memberikan manfaat terhadap masyarakat desa diantaranya yaitu

meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), menciptakan lapangan

pekerjaan, meningkatkan usaha masyarakat dalam mengelola potensi

ekonomi, dan mempermudah kebutuhan masyarakat desa.

Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka beberapa saran yang

dapat diberikan agar pendirian dan pengelolaan BUMDesa dapat berjalan sesuai

peraturan yang ada dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat desa dalam

mewujudkan pembangunan desa.

1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) bukan merupakan lembaga ekonomi

desa yang hanya berupa sekumpulan orang saja, namun juga sekumpulan

modal. Oleh karena itu penyertaan modal dari masyarakat maupun swasta,

dalam pengelolaan BUMDesa saat dibutuhkan agar masyarakat merasa

memiliki BUMDesa sehingga dapat berpartisipasi dalam mendukung penuh

pengelolaan BUMDesa.

2. BUMDesa sebagai lembaga ekonomi desa seharusnya tidak hanya

memaksimalkan potensi alam di desanya, namun juga harus mampu

mamksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada di desanya.

3. Dalam pembentukan unit usaha BUMDesa sebaiknya diintergrasikan dengan

program/kebijakan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

4. Pemerintah sebaiknya bisa lebih meningkatkan sistem sosialisasi

pembentukan BUMDesa di setiap desa dan meningkatkan sistem pengawasan

terhadap pelaksanaan BUMDesa.

5. Pemerintah sebaiknya dapat membuat peraturan Bupati yang lebih tegas dan

jelas terkait kesetaraan honor atau upah untuk pengelola BUMDesa.

Page 19: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

sehingga panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami

sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang

memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat

Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Agus Suryono. 2004. Pengantar Teori Pembangunan. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Jumlah Penduduk Miskin.

https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah-penduduk-miskin--

persentase-penduduk-miskin-dan-garis-kemiskinan--1970-2017.html. Diakses

pada tanggal 7 November 2018.

Budiono, Puguh. 2015. Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

di Bojonegoro (Studi di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu dan Desa

Kedungprimpen Kecamatan Kanor). Jurnal Politik Muda. Volume 4 No. 1.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM) Provinsi Jatim. 2017. Rekapitulasi

BUMDESA per Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 2017.

http://www.dpmd.jatimprov.go.id/. Diakses pada tanggal 7 November 2018.

Peraturan Desa Pasir Putih Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Pembentukan Badan

Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Peraturan Presiden No. 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun

2015-2019.

Todaro, Michael P. dkk. 2006. Pembangunan Ekoonomi Edisi Kesembilan. Jakarta:

Erlangga.

Undang-Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

Page 20: MANIFESTASI PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENDIRIAN DAN ...