Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

9
Sasaran belajar LO 1 Memahami dan menjelaskan Kapiler Darah LI 1.1 Definisi Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopis kecil antara arteri dan vena yang mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke jaringan tubuh. ( Kamuskesehatan.com) Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan, bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau setiap sel. (Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Sherwood) LI 1.2 Mekanisme Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein protein plasma, tekanan ini ini mendorong pergerakan cairan kedalam kapiler. Tekanan koloid plasma rata rata adalah 25 mmHg. Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang bekerja dibagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Pada ujung arteri dari kapiler, tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan osmotic koloid darah,air,larutan,dan sedikit protein melintasi dinding kapiler. Pada ujung vena,tekanan hidrostatik lebih rendah dan tekanan osmotic koloid cenderung menarik air,eletrolit,dan produk katabolisme jaringan kembali ke dalam darah. Namun sebagian cairan dan banyak dari protein plasma yang telah keluar dari darah tidak kembali secara langsung, namun ikut limfe dan kembali ke darah melalui system vaskuler limfe. Jadi terpelihara keseimbangan,yang menjaga agar volume cairan ekstrasel cukup konstan dan menahan sejumlah kecil protein plasma yang secara tetap lolos melalui dinding kapiler darah. Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen. - Tekanan Hidrostatik Kapiler ( Pc ) Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini mendorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairan interstisium.

description

cairan

Transcript of Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

Page 1: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

Sasaran belajar

LO 1 Memahami dan menjelaskan Kapiler Darah

LI 1.1 Definisi

Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopis kecil antara arteri dan vena yang mendistribusikan darah yang kaya oksigen ke jaringan tubuh. ( Kamuskesehatan.com)

Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan, bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau setiap sel. (Fisiologi Manusia dari sel ke sistem, Sherwood)

LI 1.2 Mekanisme

Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik adalah gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein protein plasma, tekanan ini ini mendorong pergerakan cairan kedalam kapiler. Tekanan koloid plasma rata rata adalah 25 mmHg. Tekanan hidrostatik cairan interstisium adalah tekanan cairan yang bekerja dibagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium, tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Pada ujung arteri dari kapiler, tekanan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan osmotic koloid darah,air,larutan,dan sedikit protein melintasi dinding kapiler. Pada ujung vena,tekanan hidrostatik lebih rendah dan tekanan osmotic koloid cenderung menarik air,eletrolit,dan produk katabolisme jaringan kembali ke dalam darah. Namun sebagian cairan dan banyak dari protein plasma yang telah keluar dari darah tidak kembali secara langsung, namun ikut limfe dan kembali ke darah melalui system vaskuler limfe. Jadi terpelihara keseimbangan,yang menjaga agar volume cairan ekstrasel cukup konstan dan menahan sejumlah kecil protein plasma yang secara tetap lolos melalui dinding kapiler darah. Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.

- Tekanan Hidrostatik Kapiler ( Pc )

Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini mendorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam cairan interstisium. Secara rata rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah 37 mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.

- Tekanan Koloid Osmotik Kapiler disebut juga tekanan onkotik

yaitu suatu gaya akibat dispersi koloid protein protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma punya konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada di cairan interstisium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang mendorong air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah ) konsentrasi protein lebih tinggi ) dari plasma. Tekanan koloid osmotik plasma rata rata adalah 25 mmHg.

- Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium ( Pi)

Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan interstisium dianggap 1 mmHg.

- Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium.

Page 2: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

Proses Sirkulasi Kapiler Darah

Dinding kapiler adalah membran tipis yang terdiri atas sel endotel. Zat-zat melewati taut antar sel endotel dan melalui fenetrasi, bila ada. Beberapa zat juga melalui sel dengan transpor vesikular. Faktor selain transportasi vasikular yang bertanggung jawab dalam pengangkutan melalui dinding kapiler adalah difusi dan filtrasi

1. Difusi Difusi secara kuantitatif lebih penting dalam kaitanya dengan pertukaran nutrien dan zat sisa antara darah dan jaringan. Konsentrasi O₂ dan glukosa lebih tinggi di dalam aliran darah di bandingkan dengan cairan interstesial dan kedua zat berdifusi kedalam cairan interstesial, sedangkan CO₂ berdifusi dengan arah yang berlawanan.

2. Filtrasi Laju filtrasi di setiap titik sepanjang kapiler bergantung pada keseimbangan gaya yang disebut Gaya Starling. Salah satu dari gaya ini gradien tekanan hidrostatik (tekanan hidrostatik kapiler dikurangi dengan tekanan hidrostatik cairan interstesil) Di tempat tersbut. Tekanan cairan interstesial bervariasi dari satu organ ke organ lain, dan terdapat bukti bahwa tekanan ini bersifat subatmosfir di jaringan subkutis. Gaya lain adalah gradien tekanan osmotik yang melintasi dinding kapiler (tekanan osmotik koloid plasma dikurangi dengan tekanan osmotik koloid cairan interstesial).

LI 1.3 Fungsi

Tempat terhubungnya arteri dan vena

Wadah terjadinya pertukaran cairan, makanan, elektrolit, hormon, dan bahan-bahan lainnya 

Filtrasi pada ginjal 

Absorbsi sekret kelenjar 

Absorbsi nutrisi pada usus

Membuang sampah terhadap sel-sel disekitarnya 

(http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-ciri-pembuluh-kapiler.html#_)

LI 1.3 Gangguan

Untuk tingkat jaringan, bisa dicontohkan pada reaksi radang. Pada kejadian ini terjadi gangguan pada jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah kapiler tertentu. Akibatnya, terjadi vasodilatasi atau pembesaran dinding pembuluh darah kapiler dan jarak antar sel endotel (sel penyusun pembuluh darah kapiler) menjadi renggang atau saling menjauh. Akibatnya terjadi kebocoran (leakage) dinding pembuluh darah kapiler. Yang terjadi kemudian cairan yang ada dalam pembuluh atau saluran darah yaitu plasma darah keluar dari saluran atau pembuluh darah dan terkumpul pada jaringan interstisial. Kelabihan cairan akibat radang ini disebut tumor (tapi bukan dalam arti kega nasan) yaitu pembesaran setempat akibat timbunan plasma darah. Kelebihan volume pada jaringan interstisial atau organ juga bisa terjadi akibat sumbatan dan kebocoran pembuluh limfe atau pembuluh getah bening. Pada wanita hamil misalnya, terjadi tekanan pada pembuluh getah bening yang terjadi karena pembesaran janin dalam kandungan. Tekanan ini akan mengakibatkan

Page 3: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

terjadinya penyempitan bahkan sumbatan pada pembuluh getah bening maupun vena di kaki. Bila saat hamil ini ekstremitas kaki tidak terlalu aktif, misalnya terlalu banyak duduk, maka cairan limfe dan darah akan banyak mengumpul di kaki, dengan akibat terjadu pembesaran atau udema pada kaki. Untuk tingkat tubuh, kelebihan cairan yang menyeluruh bisa terjadi pada seluruh bagian tubuh. Hal ini biasanya disebabkan gangguan metabolisme yang mengakibatkan gangguan suplai getah bening dan "airan tubuh lainnya sehingga tubuh terlihat menggelembung. Keadaan ini disebut udema atau anasarka yang menyeluruh. Ciri khas dari udema ini adalah bila ditekan akan membekas dalam waktu yang cukup lama.

LO 2 Metabolisme Cairan Tubuh

LI 2.1 Definisi

Cairan tubuh terdiri CES dan CIS:

CIS : cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira dua pertiga dari cairan tubuh adalah intraselular yaitu 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 g). Sebaliknya, hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

CES : cairan diluar sel, menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun, volume relative dari CES menurun sampai kira-kira sepertiga dari volume total. ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70g). CES dibagi menjadi:

- Cairan interstisial : cairan disekitar sel, sama dengan 8 L pada orang dewasa. Volume interstisial pada bayi lebih besar dua kali dibanding orang dewasa.

- Cairan intravaskuler : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah. Volume sama antara anak-anak dan dewasa.

- Cairan transeluler: cairan yang terkandung didalam rongga khusus dari tubuh.

LI 2.4 Fungsi Metabolisme cairan

Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbondioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22921/4/Chapter%20II.pdf)

LI 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Cairan

- Sel-sel lemak mengandung sedikit air,sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh.

- Usia : air tubuh menurun sesuai peningkatan usia.- Jenis kelamin wanita: wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional,

karena lebih banyak mengandung lemak tubuh.

LI 2.4 Mekanisme

LI 2.5 Gangguan

Page 4: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

LO 3 Edema dan Asites

LI 3.1 Definisi

Penimbunan cairan interstisium ketika salah satu gaya yang bekerja melintasi dinding kapiler menjadi abnormal karena suatu hal, pembengkakan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai Edema. (Sherwood)

Asiteas adalah keadaan patologis berupa terkumpulnya cairan dalam rongga peritoneal abdomen. Asites biasanya merupakan tanda dari proses penyakit kronis yang mungkin sebelumnya bersifat subklinis.

LI 3.2 Jenis-jenis

Edema dapat dibedakan menjadi :a. Edema lokalisata (edema lokal)

Hanya tebatas pada organ/pembuluh darah tertentu. Terdiri dari :- Ekstremitas (unilateral), pada vena atau pembuluh darah limfe- Ekstremitas (bilateral), biasanya pada ekstremitas bawah- Muka (facial edema)- Asites (cairan di rongga peritoneal)- Hidrotoraks (cairan di rongga pleura) b.

 b. Edema Generalisata ( edema umum )

Pembengkakan yang terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh pasien. Biasanya pada :

- Gagal jantung- Sirosis hepatis- Gangguan ekskresi

LI 3.3 Penyebab

1. Berkurangnya konsentrasi protein plasma menurunkan tekanan osmotik koloid plasma. Penurunan tekanan masuk utama ini menyebabkan kelebihan cairan yang keluar sementara cairan yang di reabsorpsi lebih sedikit daripada normal. Karena itu, kelebihan tersebut tetap berada di ruang interstisium. Edema dapat disebabkan oleh penurunan konsentrasi plasma melalui bebeapa cara yaitu: pengeluaran protein plasma secara berlebihan protein plasma melalui urine akibat penyakit ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati (hati membentuk hampir semua protein plasma), makanan yang kurang mengandung protein, atau pengeluaran bermakna protein plasma akibat luka bakar.

2. Meningkatnya permeabelitas dinding kapiler memungkinkan lebih banyak protein plasma yang keluar dari plasma kedalam cairan interstisium sekitar, sebagai conton, melalui pelebaran pori kapiler yang dipacu histamin sewaktu cedera jaringan atau reaksi alergik. Penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang terjadi menurunkan tekanan masuk efektif, sementara peningkatan tekanan osmotik koloid cairan interstisium yang terjadi akibat peningkatan protein di cairanan interstisium meningkatkan tekanan keluar efektif. Ketidak

Page 5: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

seimbangan ini ikut berperan menyebabkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera dan reaksi alergi.

3. Meningkatnya tekanan vena, seperti ketika darah terbendung vena, menyebabkan peningkatan tekanan darah kapiler. Karena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena, pembendungan darah di vena mengarah pada “back log” darah di dalam kapiler karena lebih sedikit darah yang keluar menuju vena yang kelebihan muatan daripada yang masuk arteriol. Peningktan tekanan hidrostatik keluar melewati kapiler ini berperan besar menyebabkan gagal jantung kongesif. Edema regional juga dapat terjadi akibat restriksi lokal aliran balik vena.

4. Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena kelebihan cairan filtrasi tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui pembuluh limfe. \

LI 3.4 Mekanisme

LI 3.5 Penatalaksanaan

1. Pengobatan pada penyakit yang mendasar.

Menyembuhkan penyakit yang mendasari seperti asites peritonitis tuberkulosis.

2. Tirah Baring.

Tirah Baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika pada pasien transudasi yang berhubungan dengan hipertensi porta yang bisa menyebabkan aldosteron menurun. Dianjurkan Tirah Baring ini sedikit kakinya diangkat, selama beberapa jam setelah minum diuretika.

3. Diet.

Diet rendah natrium antara 40-60 mEq/hari atau setara dengan <500 mg/hari namun jika diet garam terlalu rendah akan mengganggu fungsi ginjal.

4. Terapi presentesis.

Dengan mengetahui dasar patofisiologi dari protein (gradien nilai albumin serum) untuk mengetahui penyebabnya dengan transudat atau eksudat dan menghitung sel untuk mengetahui akibat dari inflamasi Restriksi cairan <1500 ml/hari

5. Diuretik a) Pada gagal jantung :

- Hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan menyebabkan azotemia prerenal

- Hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkan intoksikasi digitalis

b) Pada sirosis hati :

Page 6: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

- Spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemia

- Dapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazid

- Deplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal, hiponatremia dan alkalosis

6. Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar : diuresis yang berlebihan menyebabkan pengurangan volume plasma, hipotensi, perfusi yang inadekuat, sehingga diuretic harus diberikan dengan hati-hati

Asites

1. Diuretik untuk membantu menghilangkan cairan; biasanya, spironolactone (aldactone) yang diberikan 1-3 mg/kg/24 jam digunakan pada awalnya, dan kemudian furosemide (Lasix) yang diberikan 1-2mg/kg/24 jam akan ditambahkan.

2. Antibiotik, jika infeksi berkembang3. Membatasi garam dalam makanan (tidak lebih dari 1.500 mg / hari natrium)4. Hindari minum alcohol5. Paracentesis : pengambilan cairan untuk mengurangi asites.6. Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS), yang membantu mengubah

darah ke seluruh hati

LI 3.6 Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik:

a. Bentuk paru- paru seperti kodok ; abdomen cembung dan sedikit tegang b. Variesis di dekat usus c. Variesis di dekat tungkai bawah d. Edema timbal karena hipoalbuminemiae. Perubahan sirkulasi Distensi abdomen f. Timpani pada puncak asites

Pemeriksaan penunjang :

a. Test protein dengan test pandy dan test nonne, test pandy untuk globulin dan albumin sedangkan test nonne hanya untuk globulin

b. Test plasma c. Test urine

a) Pemeriksaan makroskopiso Jumlaho Warnao Kejernihano Bauo Berat jeniso Bekuan

b) Pemeriksaan kimiao Percobaan rivaltao Kadar proteino Zat lemak

Page 7: Mandiri Edema Skenario 2 Cairan

c) Pemeriksaan mikroskopiso Menghitung jumlah leukosito Menghitung jenis sel

d) Bakterioskopio Tes fungsi hatio Tes Fungsi ginjalo EKGo Foto thoraxo Ekokadiogram