MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

105
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH AS’AD KOTA JAMBI SKRIPSI SELLY MARDIANTI NIM. TK. 161252 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

Page 1: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

1

MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH AS’AD

KOTA JAMBI

SKRIPSI

SELLY MARDIANTI

NIM. TK. 161252

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

i

MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH AS’AD

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.I) dalam Manajemen Pendidikan Islam Pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

SELLY MARDIANTI

NIM. TK. 161252

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
Page 4: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
Page 5: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
Page 6: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
Page 7: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat :Fakultas Tar biyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.Bulian

Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsure plagiat dalam bagian-

bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan

perundang-perundang yang berlaku.

Page 8: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah atas kasih sayang allah SWT yang berlimpah ruah terhadap hamba

nya, kupanjatkan rasa syukur atas segala rahmat dan Hidayahnya sehingga

memberikan kemudahan dalam penyusun Skripsi yang sederhana ini, sholawat

berangkaian salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw dalam

ucapan rasa Syukur yang tiada henti.

Dengan bangga serta Rasa Hormat dan Rasa Syukur tiada terkira

Kupersembahkan Karya sederhana ku ini Kepada…..

Ibunda Sarifah Fawizah Tecinta, Ayahanda tercinta Mardison belahan jiwaku,

mereka adalah belahan jiwa ku tanpa mereka aku bukan lah apa-apa, kasih sayang

nya tak dapat aku balas Meski setitikpun, terima kasih teruntuk kedua orang tua

hebatku, terima kasih atas supportmu, doamu, seluruh hidupmu, pengorbananmu

hingga anakmu ini bisa berada dititik ini menyelesaikan karya sederhana ini.

Untuk para sahabat ku (Mastura, Anisatul Padhilah, Ilham Wahyu Nugroho, Rizki

Adyarini, Rika Agustina, Chaesar Apriliani, Puput shouma Handayani, Ikhrima

Syandra) dengan kalian aku selalu mengukir senyum, berbagi tawa, berbagi duka.

Teruntuk keluarga besar MPI terima kasih telah bersama berbagi senyum dan

tawa.

Kemudian teruntuk seluruh pihak terima kasih telah banyak membantu tanpa

bantuan kalian skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Dan untuk kita semua teruslah berusaha, berdoa sebab usaha tidak akan

menghianati hasil, Terima Kritikan sebagai motivasi diri untuk menjadi manusia

lebih baik.

Page 9: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

MOTTO

ا و م ا و نو ه وا ا و و اه وا م و م و ا ه وم ه ووا و و و ل و ا م نل ه لا و م م ةا نو ل ه ووا مو ل م وArtinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan

adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As Sajadah : 24)

Page 10: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

ABSTRAK

Nama : SELLY MARDIANTI

Nim : TK 161252

Judul : Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah

Aliyah As‟ad Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang manajemen strategik dalam peningkatan mutu

pendidkan di madrasah aliyah as‟ad kota jambi. Penlitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk memberikan jawaban atas

permasalahan yang telah di uraikan, karena sifatnya menggunakan pendekatan

analisis deskriftif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dapatlah disimpulkan

bahwa manajemen strategik menggunakan analisis SWOT dan di susun mengacu

pada 8 standar pendidikan serta visi, misi, dan tujun madrasah.karena pencapaian

kualitas tersebut tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah

ditentukan serta menjadi acuan pertama dalam membangun sekolah agar mampu

tercapai peningkatan mutu pendidkan dengan baik. Kendala peningkatan mutu

pendidikan dalam hal ini secara khusus penelitian merumuskan ada 2 kendala

yang ada dalam Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi yaitu dalam sumber daya

manusia (SDM) dan Anggaran Pembiayaan Program. Solusi pada kendala

peningkatan mutu yaitu mengadakan rapat kepala madrasah bersama guru, staf,

dan seluruh guru madrasah bersama-sama membahas program yang akan

dilaksanakan, melakukan analisis sasaran dan merumuskan sasaran didasarkan

pada visi, misi, dan tujuan sekolah serta melakukan kegiatan pendidikan untuk

profesionalisme guru seperti studi banding, workshop, seminar, melakukan

kerjasama dengan SMP, SMA Kota Jambi.

Kata Kunci : Manajemen Strategik, Mutu Pendidikan

Page 11: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

ABSTRACT

Name: SELLY MARDIANTI

Nim: TK 161252

Title: Strategic Management in Improving the Quality of Education in Madrasah Aliyah

As'ad Jambi City

This thesis discusses strategic management in improving the quality of education in

madrasah aliyah as'ad jambi city. This research uses a qualitative approach, as an effort to

provide answers to the problems that have been described, because it uses a descriptive

analysis approach using data collection techniques through observation, interviews and

documentation. The results of the study can be concluded that strategic management uses

a SWOT analysis and is compiled according to the 8 educational standards as well as the

vision, mission, and objectives of the madrasah. Because the achievement of these

qualities cannot be separated from the vision, mission, and school goals that have been

determined and become the first reference in building schools in order to be able to

achieve an increase in the quality of education properly. Obstacles to improving the

quality of education, in this case, specifically the research formulates 2 obstacles that

exist in Madrasah Aliyah As'ad Jambi City, namely in human resources (HR) and the

Program Financing Budget. The solution to the problem of quality improvement is to

hold a meeting of the head of madrasah with teachers, staff, and all madrasah teachers to

discuss the program to be implemented, conduct a target analysis and formulate goals

based on the vision, mission and goals of the school and carry out educational activities

for teacher professionalism. such as comparative studies, workshops, seminars,

collaborating with SMP, SMA Jambi City.

Keywords: Strategic Management, Quality of Education

Page 12: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

KATA PENGANTAR

ي اوللمماو محلونماو محم بمسل م Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah Puji syukur Panjatkan atas Kehadiran Allah SWT. Yang telah

Melimpahkan Segala kemudahan Sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana

semestinya, Salawat berangkaikan salam kita Junjungkan Kepada Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa Keberkahan bagi kita semua. Skripsi ini disusun

sebagaimana semestinya untuk sebagai salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis Menyadari bahwa dalam

Penulisan Skripsi ini banyak yang membantu, memberikan Motivasi - motivasi masukan

yang bersifat membangun. Maka dari itu Penulis mengucapkan Terima Kasih Yang

sebesar - besarnya dan penghargaan Kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi

2. Ibu Dr. Hj. Fadillah M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Mahmud MY, S.Ag, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Uyun Nafi‟ah MS, M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan

Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. Lukman Hakim. M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing I Dan Bapak

Bawaihi, S. Ag. M. Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang Selalu Membimbing

saya dalam Penyusunan Tugas akhir Skripsi

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Teman - Teman Seperjuangan Mahawiswa Jurusan Manajemen Pendidikan

Islam Yang Selalu memberikan Semangatnya.

Page 13: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

8. Kedua orang tua tercinta dan Seluruh keluarga yang telah memberikan

dukungan dam kekuatan dalam Penyusunan Skripsi ini.

9. Kepada Kepala Sekolah dan seluruh guru tempat Penelitian yang telah bersedia

membantu memberikan informasi serta data dalam penyusunan Skripsi ini.

10. Terhadap seluruh teman - teman seangkatan dan seperjuangan yang sama- sama

memberikan motivasinya.

11. Serta selutuh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, yang

tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih

dan rasa syukur semoga kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua aamin yarobal‟alamin

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb

Page 14: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

NOTA DINAS ........................................................................................................ ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ v

PERSEMBAHAN…………………………………………………….. ............... vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritik ................................................................................................ 7

1. Manajemen Strategi .................................................................................... 7

2. Perencanaan Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ....................... 9

3. Penyusunan Manajemen Strategi ............................................................... 11

4. Implementasi Manajemen Strategi. ............................................................ 12

5. Strategi Pengelolaan Madrasah ................................................................. 14

6. Mutu Pendidikan ........................................................................................ 16

7. Cara Penyusunan Program Peningkatan Mutu ......................................... 18

8. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan ............................... 20

Page 15: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

9. Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan .................. 24

10. Sistem Evaluasi Peningkatan Mutu………………………………………29

11. Analisis SWOT Secara Cermat dan Akurat……………………………...30

12. Indikator Keberhasilan………………………………………………… 32

B. Studi Relevan ................................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metodologi dan Desain Penelitian .................................................................. 36

B. Setting dan Subjek Penelitian .......................................................................... 36

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 38

E. Teknik analisis Data ........................................................................................ 40

F. Triangulasi Data ............................................................................................... 42

G. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 43

BAB IV PEMBAHASAN

A. TEMUAN UMUM .................................................................................... 45

B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN ........................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 69

B. Saran .......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian

Tabel 2 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 3 Keadaan Sarana dan Prasarana

Page 17: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Respoden / Subjek Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 3 Kartu Bimbingan Skripsi 1

Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi 2

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan

meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) menuju era globalisasi

yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan

merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Oleh

karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama

dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat abad

milenium ini ( Rivai, 2010, hlm. 1).

Pendidikan sangat penting bagi pembangunan nasional untuk

memfokuskan pada peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu

akan diperoleh pada sekolah yang bermutu dan sekolah yang bermutu akan

menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu pula. Kekuatan reformasi

yang hakiki sebenarnya bersumber dari SDM yang berkualitas, serta memiliki

visi, transparansi, dan pandangan jauh ke depan yang tidak hanya

mementingkan diri dan kelompoknya tetapi senantiasa mengedepankan

bangsa dan Negara. Peningkatan mutu sumber daya manusia adalah pra syarat

mutlak dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, salah

satu cara meningkatkannya melalui jalur pendidikan (Shulha & Soim, 2013,

hlm.103).

Faktor penting yang besar dalam pengaruhnya terhadap mutu

pendidikan adalah kepala sekolah (stakeholder) sebagai pemimpin

pendidikan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal disekolah yang

mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak

yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam

mencapai tujuan sekolah (Mulyasa, 2015, hlm. 181).

Page 19: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

2

Kepala sekolah merupakan orang yang diberi tugas dan tanggung

jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan dan menggerakkan

seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan. Pengelolaan

pendidikan dengan menciptakan belajar yang kondusif secara berkelanjutan

merupakan komitmen dalam pemenuhan janji sebagai pemimpin

merumuskan berbagai bentuk kebijakan yang berhubungan dengan visi,

orientasi dari strategi pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien (Sagala

Syaiful, 2013, hlm. 88).

Sekolah dalam rangka memberikan pendidikan yang berkualitas,

manajemen strategik pendidikan harus dirumuskan secara menyeluruh, mulai

dari tingkat nasional (makro), tingkat daerah/departemen (meso), sampai pada

tingkat institusi/sekolah (mikro). Sejalan dengan semakin kompleksnya

lingkungan internal dan eksternal pendidikan, kebutuhan melakukan

manajemen strategik semakin diperlukan. Gejala ini perlu mendapat respons

proaktif dengan cara berupaya untuk memahami paradigma baru dalam

pengelolaan pendidikan yang menuntut kajian kontekstual tempat institusi/

organisasi pendidikan itu beroperasi (Akdon, 2011, hlm. 254).

Menurut Abuddin Nata yang dimaksud dengan mutu pendidikan ialah

pendidikan yang seluruh komponen serta berbagai perangkat pendukung

lainnya dapat memuaskan peserta didik, pimpinan, guru dan masyarakat pada

umumnya. Komponen yang bermutu tersebut antara lain terkait dengan

kurikulum atau pelajaran yang diberikan, proses belajar mengajar, tenaga

pendidik, sarana dan prasarana, lingkungan, pengelolaan namun pada

kenyataannya, saat ini sebagian sekolah/madrasah di kota masih mengalami

mutu pendidikan yang memprihatinkan. Beberapa sekolah mutu pendidikan

masih rendah kondisi ini dapat dinilai dari segi sarana prasarana, kurikulum,

program, media dan alat untuk mendukung kesiapan dalam mencapai mutu

pendidikan. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka mutu pendidikan di

beberapa lembaga pendidikan dasar ataupun menengah masih rendah.

Sehingga akan berpengaruh pada kesulitan untuk memperoleh peserta didik

baru di tahun pembelajaran baru (Nata, 2013, hlm. 51).

Page 20: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

3

Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai untuk

mengembangkan mutu pendidikan disekolah melalui kegiatan pelaksanaan

program sekolah. Mutu pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelaah dari

berbagai sudut pandang. Mutu pendidkan tidak saja ditentukan oleh sekolah

sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa yang

menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung selalu

berkembang seiring dengan zaman (Sagala Syaiful, 2013, hlm. 170).

Mutu merupakan suatu bentuk atau gambaran mengenai sebuah

organisasi atau lembaga atas kualitas yang diberikan oleh pihak produsen

kepada konsumen, artinya bahwa suatu organisasi atau lembaga dapat

mengelola dengan baik suatu organisasi atau lembaga untuk mencapai mutu

baik pada input, proses, maupun outputnya, sehingga organisasi atau lembaga

harus memiliki hubungan yang baik dengan pelanggannya. Dari hubungan

inilah suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga yang bermutu

(Azizah,dkk, 2016, hlm. 209).

Permasalahan mutu pada suatu lembaga pendidikan Islam merupakan

permasalahan yang paling serius. Rata-rata, lembaga pendidikan Islam masih

banyak yang belum berhasil merealisasikan mutu pendidikan. Padahal mutu

pendidikan ini menjadi cita-cita bersama seluruh pemikir dan praktisi

pendidikan Islam, bahkan telah diupayakan melalui berbagai cara, metode,

pendekatan, strategi dan kebijakan (Qomar, 2007, hlm. 204).

Kebermutuan suatu sekolah terlihat dari sejumlah ciri yang menyertai

baik dari masukan (input), proses, maupun hasil (output). Adapun sekolah

sebagai lembaga pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila memenuhi

beberapa karakteristik diantaranya memiliki visi dan misi yang jelas,

memiliki kepala sekolah yang profesional, memiliki guru yang profesional,

memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar, memiliki kurikulum yang

luas dan berimbang, tinggi dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta

mengelola sekolah (Triatna, 2015, hlm. 3).

Page 21: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

4

Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu diperlukan seorang

pemimpin dan pengelola lembaga pendidikan. Kepala sekolah sebagai

pemimpin dalam lembaga pendidikan mempunyai andil yang sangat dominan

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu diperlukan seorang

kepala sekolah yang profesional yang mampu mengelola seluruh sumber daya

sekolah agar dapat berfungsi dengan baik, untuk mendukung tercapainya

tujuan sekolah yang diharapkan. Karena berhasil tidaknya tujuan sekolah

sangat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan tugasnya kepala

sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah yang sangat berpengaruh.

Bahkan sangat menentukan terhadap mutu pendidikan di sekolah. Melalui

kepemimpinan kepala sekolah tersebut sebagai cara atau usaha kepala sekolah

dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua dan pihak lain yang terkait untuk

bekerja, berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Zazin,

2014, hlm. 214)..

Mutu pendidikan akan tercapai apabila kepala madrasah melakukan

upaya melalui berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan mutu

pendidikan dan membangun keunggulan yang menjadi ciri khas dari lembaga

pendidikan yang dipimpin. Keunggulan sekolah dapat diwujudkan dalam

bidang akademik, ekstrakurikuler, tenaga pendidikan, kedisiplinan, sarana

dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di MAS

As‟ad Kota Jambi. Kondisi sekolah sangat berkembang dan bersaing

menuntut untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan, karena MAS

As‟ad Kota Jambi juga mengalami masa di mana bersaing untuk memperoleh

kepercayaan menerima peserta didik dengan berbagai cara untuk

meningkatkan mutu pendidikan baik input, proses, dan output. Adapun peran

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan terkait dengan masukan

(input) diarahkan untuk memaksimalkan dalam penyediaan dan pembinaan

tenaga pendidik agar lebih profesional untuk kepentingan penyelenggaraan

Page 22: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

5

pendidikan., serta adanya kebijakan yang unik juga membuat peneliti lebih

menarik untuk meneliti di MAS As‟ad Kota Jambi.

Oleh sebab itu berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang

peneliti temukan di lapangan maka peneliti tertarik untuk membahas masalah

ini dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul “ Manajemen Strategik

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah As’ad Kota

Jambi”

B. Fokus Penelitian

Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih fokus, maka

penulis membatasi permasalahan yang akan di teliti, dan untuk menghindari

terwujudnya kesalahpahaman dari ruang lingkup penelitian, serta terbatasnya

kemampuan yang dimiliki penulis, maka penulis memfokuskan. Maka penulis

memfokuskan penelitian ini pada Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah

Aliyah As‟ad Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Manajemen strategik dalam peningkatan mutu

pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?

2. Bagaimana kendala manajemen strategik dalam peningkatan mutu

pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala manajemen strategik

dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota

Jambi?

Page 23: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

6

D. Tujuan dan Keguanaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi Peningkatan

Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi ?

b. Untuk mengetahui Bagaimana kendala manajemen strategik dalam

peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota

Jambi?

c. Untuk mengetahui Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala

manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan di

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

sekolah untuk mempertahankan dan meningkatkan manajemen

strategi peningkatan dalam mutu pendidikan di Madrasah Aliyah

As‟ad Kota Jambi.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau referensi

terkait Manajemen Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, sehingga Mutu Pendidikan

sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah.

c. Kegunaan Personal

Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana

strata (S1) dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan peneliti

serta menerapkan teori yang di dapatkan dalam ilmu Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 24: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Manajemen Starategik

Manajemen strategik merupakan serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategis,

implementasi strategi, serta evaluasi dan pengadaian. Manajemen strategis

menekankan pada pengamatan dan kesempata (opportunity), ancaman

(threat) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness). Variabel-variabel internal dan eksternal yang paling penting

untuk perusahaan dimasa yang akan datang disebut faktor stategis dan

diidentifikasi melalui analisis SWOT. Manajemen strategis dikembangkan

dalam empat tahap, mulai dari perencanaan keuangan dasar keperencanaan

berbasis peramalan yang bisa disebut perencanaan strategis menuju

manajemen strategis yang berkembang sepenuhnya, termasuk implementasi,

evaluasi, dan pengendalian (Mulyasa, 2007, hlm. 217-218).

Ansof berpendapat bahwa manajemen strategis adalah suatu

pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen,

mengondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan

cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat

organisasi (sekolah) menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.

Pendekatan yang sistematis untuk melakukan perubahan menjadi hal penting

dalam manajemen stategi harus di pastikan bahwa tujuan akan dicapai. Oleh

karena itu para pemimpin sekolah menggunakan pendekatan yang sistematis

dalam menyususn strategi program sekolah (Syaiful Sagala, 2013, hlm.129).

Definisi lain tentang manajemen strategis adalah perencanaan berskala

besar (disebut perencanan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa

depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen

puncak (keputusan tang bersifat mendasar dan prinsip), agar memungkinkan

Page 25: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

8

organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha

menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang

atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada

optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran

Manajemen stategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala

besar dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah

organisasiyang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (RENSTRA) yang

dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian

dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.

Manajemen strategis adalah suatu proses perencanaan yang disusun

dan ditentukan oleh seorang pimpinan, yang jika dikaitkan dengan

peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode peningkatan mutu

yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpul teknik,

mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, dan

pemberdayaan semua komponen lembaga pendidikan untuk secara

berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi guna

memenuhi kebutuhan peserta dan masyarakat.

Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya

manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat

dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang

berkualitas pada masa kini, pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul

apabila terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas. Karena itu, upaya

peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya untuk

menciptakan pendidikan yang berkualitas (Mulyasa 2013,hlm:160).

Mutu atau kualitas sering ditafsirkan secara beragam, bergantung dari

sudut pandang mana konsep tersebut diartikan. Dalam kaitannya dengan

mutu pendidikan, pengertian tersebut harus dihubungkan dengan apa yang

dihasilkan dan siapa pemakai pendidikan. Pengertian tersebut merujuk

kepada nilai tambah yang diberikan oleh pendidikan, dan pihak-pihak yang

memproses serta menikmati hasil-hasil pendidikan (Mulyasa,2013 hlm:173).

Page 26: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

9

1. Perencanaan Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Perencanaan Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Bryson mengemukakan bahwa perencanaan strategik adalah sebagai upaya

yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang

membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu organisasi atau

identitas lainnya, apa yang akan dikerjakan organisasi atau identitas

lainnya dan mengapa organisasi (identitas lainnya) mengerjakan seperti

itu. Perencanaan strategik (strategic planning) merupakan bagian yang

penting (essensial part) dari manajemen strategik. Perencanaan strategik

merupakan aspek utama dalam manajemen strategik dan dapat dianggap

sebagai pilar sentral dalam manajemen strategik. Amin menyebutkan ciri-

ciri khas proses perencanaan strategik adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan

keputusan yang dibuat sekarang.

2) Perencanaan strategik adalah usaha sistematis formal untuk

menggariskan wujud utama dari perusahaan, sasaran-sasaran,

kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi untuk tercapainya

sasaran-sasaran dan wujud utama organisasi yang bersangkutan.

3) Proses perencanaan strategik adalah sarana mengambil keputusan

yang paling penting bagi perusahaan, sehingga tujuan dan arah

turut ditentukan.

4) Proses perencanaan strategik merupakan suatu kegiatan

manajemen puncak yang berlangsung terus menerus.

5) Perencanaan strategik merupakan suatu struktur perencanaan yang

mengintegrasikan rencana strategik dengan rencana operasional

jangka panjang.

6) Perencanaan strategik merupakan suatu proses penentuan terlebih

dahulu mengenai apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan dan

cara bagaimana melakukan, serta siapa yang akan melakukan.

7) Perencanaan strategik menghasilkan sebuah dokumen tertulis atas

basis berkala.

Page 27: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

10

8) Perencanaan strategik merupakan sarana mengambil keputusan

yang paling penting bagi suatu perusahaan.

9) Perencanaan strategik merupakan suatu sikap, “way of life”

(falsafah) artinya perencanaan meminta suatu kebiasaan dan

keharusan untuk bekerja berdasarkan pikiran-pikiran masa depan.

Bryson membagi proses perencanaan strategik menjadi sepuluh

langkah, yang mengarah kepada tindakan, hasil, dan evaluasi adalah:

1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan

strategis.

2. Memperjelas mandat organisasi.

3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.

4. Menilai lingkungan eksternal.

5. Menilai lingkungan internal.

6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi.

7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu.

8. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan.

9. Mengembangkan proses implementasi.

10. Menilai kembali strategi dan proses perencanaan strategis.

Perencanaan strategik tersebut dilakukan melalui beberapa

kegiatan antara lain: pembentukan tim perumus agar secara intensif dapat

melakukan perencanaan secara maksimal. Perumusan visi dan misi yang

dilakukan oleh tim perumus dilakukan dengan menyesuaikan visi dan misi

yang telah ada dengan keadaan atau perkembangan zaman. Hal tersebut

dilakukan agar visi dan misi yang disusun selalu ter update. Secara tidak

langsung telah dilakukan pula analisis peluang dan ancaman bagi

madrasah, namun analisis yang dimaksudkan belum disusun dalam sebuah

dokumen tertulis.

Telah disusun pula rencana jangka panjang yang akan

dilaksanakan dalam kurun waktu empat tahunan juga rencana tahunan

yang disusun setiap awal tahun. Peningkatan pembelajaran terus dilakukan

agar dapat melampaui standar ketuntasan lulusan. Membuka kelas

Page 28: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

11

Bilingual sebagai kelas unggulan. Peningkatan mutu pendidik juga selalu

direncanakan dalam setiap perencanaan tahunan. ( Moh. Rois Abin, 2017,

hlm. 92-94).

2. Penyusunan Manajemen Strategi

Penyusunan manajemen strategi dapat dilakukan dalam tiga

tahap, yaitu: diagnosis, perencanaan, dan penyusunan dokumen rencana

(Tim SP4 UGM,1995:9-14). Tahap diagnosis dimulai dengan

pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian.

Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknesses) dalam pengelolaan pendidikan,

sedangkan kajian lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkap

peluang (opportunities) dan tantangan (threats). (Mulyasa, 2013, hlm. 165)

Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi.

Visi merupakan gambaran (wawasan) tentang keadaan yang diinginkan

dimasa depan. Sedangkan misi ditetapkan dengan mempertimbangkan

rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan

keinginan dari dalam) yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi

yang dihadapi saat ini. Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan

misi yang diemban pengembangan harus disusun sesuai dengan isu-isu

utama. Dalam rumusan strategi pengembangan dapat dibedakan menurut

kelompok strategi, dengan rincian dapat terdiri atas tiga tingkat, seperti

kelompok strategi sub kelompok dan rincian strategi. (Mulyasa, 2013,

hlm.166)

Tahap yang ketiga penyusunan dokumen rencana startegi.

Rumusannya tidak terlalu tebal, supaya mudah dipahami dan dapat

dilaksanakan oleh tim manajemen secara luwes. Perumusan rencana

strategi dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan temuan,

penyelesaian akhir perlu menunggu hingga semua keputusan atau rumusan

telah ditetapkan. (Mulyasa, 2013, hlm.166)

Rencana strategi yang dirumuskan dalam jabaran visi, misi, isu

utama dan strategi pengembangan harus dijadikan sebagai pedoman dalam

Page 29: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

12

mengembangkan rencana operasional lima tahunan. Dalam rencana

operasional lima tahunan antara lain tercakup program kerja/kegiatan,

sasaran dan pentahapannya. Dari rencana operasional lima tahunan

kemudian dipilah-pilah menjadi rencana operasional tahunan yang berisi

proyek/kegiatan, sasaran dan data atau alasan pendukungnya. Untuk

mendapatkan anggaran bagi kegiatan tahunan tersebut tiap instansi terlebih

dahulu harus mengisi formulir isian proyek/kegiatan sesuai dengan mata

anggaran masing-masing. (Mulyasa, 2013, hlm.166)

3. Implementasi Manajemen Strategi

Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan

upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam

aksi yaitu penyelenggaraan program sekolah. Betapa pun hebatnya suatu

strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan

bermakna bagi pengembangan sekolah.

Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah

lainnya mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah

merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala

sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga professional

yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik.

Kenyataannya implementasi strategi khususnya di sekolah tidak mudah

dilakukan. Umumnya, sekolah terjebak pada kegiatan bersifat rutin yaitu

guru masuk kelas memberi pelajaran pendekatannya sama seperti

sebelumnya, melaksanakan ujian, memberi nilai dari hasil ujian, dan

akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya.

Menurut Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat

administrasi yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori (1) struktur

yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala sekolah

bertanggung jawab kepada siapa, (2) proses yaitu bagaimana tugas dan

tanggung jawab itu dikerjakan masing-masing persona, dan (3) tingkah

laku yaitu perilaku yang menggambarkan motivasi, semangat kerja,

penghargaan, displin, etika, dan seterusnya. Bagi seluruh personal sekolah

Page 30: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

13

proses implementasi strategi dalam manajemen sekolah mencakup

keseluruhan jajaran kegiatan manajerial yang mencakup keadaan seperti

motivasi, kompensasi, penghargaan, manajemen, dan proses pengawasan

(syaiful, 2017, hlm. 19-140).

Sebagai seorang kepala sekolah, ada dua tugas besar yang di

imbang dalam implementasi strategi yakni; tugas yang pertama adalah

proses implementasi strategi ini benar-benar di-manage dengan sebaik

mungkin agar apa yang telah diformulasikan sebelumnya bisa terlaksana

dengan baik dan sesuai dengan harapan bersama. Tugas yang kedua adalah

memanfaatkan semua sumber daya yang ada baik sumber daya manusia

maupun sumber daya non manusia untuk mendukung terlaksananya semua

formulasi strategi yang telah ditetapkan.

Implementasi strategi dalam konteks manajemen strategik adalah

proses menjabarkan strategi-strategi yang telah dirumuskan ke dalam

bentuk tindakan-tindakan nyata. Tindakan-tindakan tersebut kemudian di

manage dengan baik agar strategi-strategi tersebut terwujud.

Dalam proses implementasi strategi, seorang kepala sekolah harus

memanfaatkan segala sumber daya yang ada baik sumber daya manusia

maupun non manusia untuk mewujudkan strategi tersebut. Menempatkan

sumber daya manusia sesuai dengan kemampuannya dan menggunakan

sumber daya non manusia dengan maksimal akan mampu mewujudkan

strategi tersebut. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik maka strategi

tersebut tidak akan terwujud.

Oleh karena itu, sebagai kepala sekolah, selain menempatkan

sumber daya manusia sesuai dengan kemampuannya dan memanfaatkan

sumber daya non manusia dengan semaksimal mungkin, kepala sekolah

juga harus melakukan pengawasan sebaik mungkin agar implementasi

strategi berjalan sesuai rencana. ( Etik Kurniawati, 2017, hlm. 122-129).

Page 31: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

14

4. Strategi Pengelolaan Madrasah

Ada beberapa strategi dalam mengelola dan mengembangkan

lembaga pendidikan Islam baik berupa pesantren, madrasah atau sekolah,

yaitu :

b. Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas, serta berusaha

keras mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari hari.

c. Membangun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas

dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan mazhab dalam

menempuh kebijakan lembaga)

d. Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga

mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggung jawab

terhadap kesuksesan peserta didiknya.

e. Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa secara proaktif dengan

”menjemput” bahkan ”mengejar bola”.

f. Berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para siswa bahwa

belajar merupakan kewajiban paling mendasar yang menentukan masa

depan mereka.

g. Merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik

dan masyarakat.

h. Menggali strategi pembelajaran yang dapat mengakselerasi

kemampuan siswa yang masih rendah menjadi lulusan yang

kompetitif.

i. Menggali sumber-sumber keuangan nonkonvensional dan

mengembangkannya secara produktif.

j. Membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan

proses pembelajaran, terutama ruang kelas, perpustakaan, dan

laboratorium.

k. Mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan

ilmu pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan.

l. Memperkuat metodologi baik dalam hal pembelajaran, pemikiran

maupun penelitian.

Page 32: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

15

m. Mengondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan

menstimulasi belajar.

n. Mengondisikan lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja,

pergaulan sosial, maupun kebersihan

o. Berusaha meningkatkan kesejahteraan pegawai di atas rata-rata

kesejahteraan pegawai lembaga pendidikan lain.

p. Mewujudkan etos kerja yang tinggi di kalangan pegawai melalui

kontrak moral dan kontrak kerja

q. Berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada siapa pun, baik

jajaran pimpinan, guru, karyawan, siswa maupun tamu serta

masyarakat luas.

r. Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building)

s. Memublikasikan kualitas proses dan hasil pembelajaran kepada publik

secara terbuka.

t. Membangun jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang

menguntungkan, baik secara finansial maupun sosial.

u. Menjalin hubungan erat dengan masyarakat untuk mendapat dukungan

secara maksimal.

v. Beradaptasi dengan budaya lokal dan kebhinekaan.

w. Menyinkronkan kebijakan-kebijakan lembaga dengan kebijakan-

kebijakan pendidikan nasional,( Qomar, 2007, hlm. 55-57).

Disamping itu dalam penyelenggaraan pendidikan Islam harus

menuju metode pendekatan, maupun strategi yang mampu mempercepat

pemberdayaan peserta didik secara maksimal. Hal ini dapat dicapai

melalui langkah-langkah :

1) Mengidentifikasi problem peserta didik, baik problem personal,

intelektual, maupun hubungan sosial.

2) Menerapkan pendekatan persuasif yang berorientasi pada upaya

menyadarkan peserta didik.

3) Menerapkan pemberdayaan intelektual peserta didik.

Page 33: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

16

4) Membuat kondisi sekolah dan pembelajaran yang aman, nyaman, dan

menarik bagi peserta didik.

5) Berupaya meningkatkan mutu pada semua aspek secara terus menerus,

(Qomar, 2007, hlm. 211).

5. Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya

manusia yang sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan

dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang

berkualitas pada masa kini, pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul

apabila terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas. Upaya peningkatan mutu

pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya menciptakan pendidikan yang

berkualitas (Mulyasa, 2007, hlm. 216).

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai andil yang cukup

terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Perkembangan dan kemajuan

sekolah dapat dilihat dari kinerja kepala sekolah yang professional serta kepala

sekolah tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien. Melihat peran dan tugas kepala sekolah yang beranega ragam tersebut

kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pendidikan yang

terencana dan tertata serta berkesinambungan dalam mengembangkan mutu

pendidikan. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara seorang kepala sekolah

mempunyai visi yang jelas dan terarah (Azizah,dkk,2016, hlm.208).

Ukuran sekolah yang bermutu dari kacamata pengguna/penerima manfaat,

pada umumnya sebagai berikut:

a. Sekolah memiliki akreditasi A.

b. Lulusan diterima di sekolah terbaik.

c. Guru yang professional, ditunjukkan dengan hasil Uji Kompetensi Guru

(UKG) dan kinerja guru baik.

d. Hasil Ujian Nasional (UN) baik.

Page 34: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

17

e. Peserta didik memiliki prestasi dalam berbagai kompetisi.

f. Peserta didik memiliki karakter yang baik.(Mucktiany,dkk, 2015, hlm.2-3)

Pengertian mutu secara umum mengandung makna derajat (tingkat)

keunggulan suatu produk berupa hasil kerja atau upaya barang maupun jasa. Di

konteks pendidikan pengertiam mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil

pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,

seperti bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi( bervariasi

sesuai dengan kemampuan guru), sarana prasarana sekolah, dukungan

administrasi dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh

sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil

pendidikan dapat berupa hasil kemampuan akademis dan non akademis bahkan

prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat di pegang seperti disiplin,

keakraban,saling menghormati, dan kebersihan (Suryosubroto,2010, hlm. 210).

Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan

sumebr daya sekolah mentransformasikan beragam jenis masukan dan situasi

untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari peserta didik. Dilihat dari hasil

pendidikan, mutu pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan

keunggulan akademik dan ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan

lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran

tertentu.

Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah

keuggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk

melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang

dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program

pembelajaran tertentu. Mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan

suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan, pendidikan akan terus berubah

seiring dengan perubahan zaman yang melingkarinya sebab pendidikan

Page 35: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

18

merupakan buah dari zaman. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa memerlukan

upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya

kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

Joseph M.juran disebut bapak mutu berpandangan tentang mutu adalah:

meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir, perbaikan mutu

merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan, mutu

memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator,

pelatihan massal merupakan persyaratan mutu, setiap orang di sekolah mesti

mendapatkan pelatihan (Yamin&Maisah 2010, hlm. 29).

Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan adalah

sebagai berikut:

a. Hasil akhir pendidikan.

b. Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dipakai sebagai

tolak pengukur mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan. Misalnya tes

tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap.

c. Proses pendidikan.

d. Instrument input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input (siswa).

e. Raw input dan lingkungan (Minarti Sri, 2016, hlm. 336).

6. Cara penyusunan program peningkatan mutu

Program peningkatan mutu menjadi bagian yang tak terpisahkan

dalam manajemen peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini

penyusunan program peningkatan mutu dilakukan dengan

mengaplikasikan empat teknik yaitu: (a) school review, (b) bencmarking,

(c) quality assurance, dan (d) quality control.

Keempat teknik tersebut secara garis besar dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Page 36: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

19

a. School review

School review merupakan suatu proses di mana seluruh

komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua

dan tenaga profesional untuk mengevaluasi dan menilai

efektivitas sekolah serta mutu lulusan.

Teknik ini dilakukan dalam rangka memecahkan

permasalahan mengenai: kesesuaian hasil yang dicapai sekolah

dengan harapan orang tua siswa dan siswa sendiri, prestasi

belajar siswa, faktor yang menghambat upaya peningkatan

kualitas peserta didik, faktor pendukung dalam rangka

meningkatkan mutu yang dimiliki sekolah.

b. Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu kegiatan menetapkan

standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode

tertentu. Sedangkan langkah-langkah yang bisa dilaksanakan

dalam menerapkan teknik ini antara lain: menentukan fokus,

menentukan aspek/ variabel atau indikator, menentukan

standar, membandingkan standar dengan realita, menetapkan

gap yang terjadi, menentukan target untuk mencapai standar

serta merumuskan cara-cara dan program mencapai standar.

c. Quality assurance

Quality assurance merupakan suatu teknik untuk

menentukan bahwa proses pendidikan telah dilaksanakan

sebagaimana mestinya. Dengan teknik ini akan bisa dideteksi

adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada proses.

Sehingga untuk menghindari penyimpangan, dengan teknik ini

kepala sekolah perlu melakukan supervise dan monitoring

secara berkesinambungan terhadap kegiatan peningkatan mutu

yang dilakukan.

Dengan teknik ini akan menghasilkan informasi sebagai

umpan balik bagi sekolah, memberikan jaminan bagi orang tua

Page 37: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

20

siswa bahwa sekolah memberikan pelayanan terbaik bagi

siswa.

d. Quality control

Teknik ini merupakan suatu sistem mendeteksi terjadinya

penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan

standar. Dengan quality control diperlukan sebuah indikator

kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat ditentukan

penyimpangan kualitas yang terjadi. (Muwahid & Soim, 2013,

hlm.109)

7. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam peningkatan mutu pendidikan pendidikan dapat dipengaruhi

oleh faktor input pendidikan dan faktor proses manajemen pendidikan.

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena

dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input pendidikan terdiri dari

seluruh sumber daya sekolah yang ada. Komponen dan sumber daya

sekolah menurut Subagio Admodiwirio (2000, hal. 22) terdiri dari (man),

dana (money), sarana dan prasarana (material) serta peraturan (policy).

Faktor-faktor utama Peningkatan Mutu Pendidikan Untuk

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim (2007:56)

mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu

pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan,

yaitu:

1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan

memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,

mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam

bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang

kuat.

2. Guru; pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan

kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya

Page 38: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

21

serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan

disekolah.

3. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “

sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga

sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

4. Kurikulum; adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu

dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan

sehingga goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal.

5. Jaringan Kerja sama; jaringan kerja sama tidak hanya terbatas pada

lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat)

tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi

pemerintah sehingga output dari sekolah dapat terserap di dalam dunia

kerja.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kepala

sekolah dan guru mempunyai tanggung jawab besar terhadap

peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Utamanya guru, karena guru

sebagai ujung tombak di lapangan (di kelas) yang bersentuhan

langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu

untuk meningkatkan mutu pembelajaran, seorang guru harus

mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan

membangun pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling

bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang

menyenangkan dan saling menghargai (demokratis ), diantaranya :

1. Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu

mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan

lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa,

sehingga kelas menjadi hidup, metode pelajaran yang selalu

sama( monoton ) akan membosankan siswa.

2. Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat berperan pada

kemajuan dan perkembangan siswa. Selanjutnya melalui

proses belajar, bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran

Page 39: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

22

akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan yang

jelas maka siswa akan belajar lebih tekun, giat dan lebih

bersemangat (Slamet, 1987 :92 ). Jika guru memiliki

kompetensi tersebut, tidak mustahil peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah dapat terwujud.

Kita yakin saat ini sudah banyak guru yang telah menguasai strategi

dan model pembelajaran, namun kenyataan di lapangan kita masih banyak

menjumpai guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya melaksanakan

kewajiban, banyak ceramah (telling method) dan kurang membantu

pengembangan aktivitas siswa. Ia tidak menggunakan strategi dan model

dalam proses pembelajaran, baginya yang penting adalah bagaimana proses

pembelajaran dapat berlangsung (Hartono, 1993 :24). Realitas tersebut

dapat ditemukan hampir di semua sekolah, baik di sekolah negeri maupun

swasta, tidak terkecuali di madrasah atau sekolah yang berbasis Islam.

Apabila hal tersebut dibiarkan maka dapat mempengaruhi mutu pendidikan

di sekolah yang pada gilirannya akan ditemukan sekolah-sekolah yang

mandul dan tidak diminati oleh siswa dan akhirnya gulung tikar. Arif

Rachman mengatakan bahwa setidaknya ada 4 hal penting yang dapat

meningkatkan mutu pembelajaran dan berlanjut pada mutu pendidikan di

sekolah adalah:

1. Peningkatan mutu: Sekolah harus menjadi tempat yang

unggul untuk kegiatan pembelajaran, memenuhi dan

menyesuaikan tuntutan dan harapan undang-undang

pendidikan, visi, misi, dan tuntutan zaman, upaya sistematis

dan terencana ke arah perbaikan/peningkatan mutu

pendidikan.

2. Aspek peningkatan mutu: Lingkungan pembelajaran yang

menyenangkan dan menantang, partisipasi aktif siswa, guru,

orangtua, dan semua pemangku pendidikan, manajemen

yang bertanggung jawab baik moral, mandat, manusia, dan

modal, memiliki standar sekolah, baik nasional dan

Page 40: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

23

internasional, SDM yang akuntabel, akseptabel, dan

availabel.

3. Faktor utama peningkatan mutu sekolah: Pendidik dan

tenaga kependidikan yang profesional, proses pembelajaran

aktif yang ditunjang oleh fasilitas pembelajaran, partisipasi

siswa dan orangtua siswa kepada program sekolah, supervisi

secara konsisten, kontinu, dan konsekuen (pengawasan yang

sehat, terhadap program, pemberdayaan manusia, dan

keuangan), kemitraan (pemerintah, LS, PT, badan

internasional dan lainnya),

4. Program penunjang perbaikan mutu: Kreativitas kemasan

kurikulum (intrakurikuler dan ekstrakurikuler), siswa siap

menghadapi program pembelajaran (kesehatan, mental,

pengetahuan, kebersamaan, memahami kegunaan), keadaan

keuangan yang realistis dan sumber yang terpercaya.

Berdasarkan pendapat di atas, perubahan paradigma harus

dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan, guru dan

karyawan dan semua unsur pendidikan sehingga mereka

mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu

menciptakan mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan

kerja pendidikan. Pimpinan, guru dan karyawan harus

menjadi satu tim yang utuh (teamwork) yang saling

membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada

sehingga target (goals ) akan tercipta dengan baik.

Jadi kepala sekolah, guru, karyawan dan semua unsur pendidikan

(stakeloders) mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu.

pembelajaran di sekolah terutama guru sebagai ujung tombak di kelas

karena bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru yang profesional,

inovatif, kreatif, merupakan salah satu tolok ukur dalam peningkatan mutu

pembelajaran di sekolah, karena kedua elemen ini merupakan figur yang

Page 41: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

24

bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran , kedua elemen ini

merupakan figur sentral yang dapat memberikan kepercayaan kepada

masyarakat (orang tua) siswa, kepuasan masyarakat akan terlihat dari

output dan outcome yang dilakukan pada setiap periode. Jika pelayanan

kepada masyarakat baik maka mereka akan sadar dan secara otomatis akan

membantu segala kebutuhan yang di inginkan oleh pihak sekolah, sehingga

dengan demikian maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. (Jurnal Moh. Syaifulloh dkk,

2012 : 207 ).

8. Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan

adalah kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah

merupakan pimpinan tunggal disekolah yang mempunyai tanggung jawab

untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan pendidikan disekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan

sekolah.

Dalam manajemen modern seorang pemimpin juga harus berperan

sebagai pengelola. Dilihat dari fungsi-fungsi manajemen, yakni planning

(perencanan), organizing (pengorganisasian) dan controlling

(pengawasan), maka kepala sekolah harus berperan pula sebagai

supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program sekolah.

Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus

mengorganisir dan mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang

diselenggarakan disekolah yang dipimpinnya. Dalam hal ini, kepala

sekolah harus mampu menjadi supervisor tim yang terdiri dari guru, staf,

dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan

efisien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat

meningkatkan mutu pendidikan.

Di samping sebagai supervisor, kepala sekolah juga harus mampu

menjadi evaluator bagi program-program yang telah dilaksanakan.

Page 42: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

25

Evaluasi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua pelaksanaan dari rencana

kerja yang telah terwujud secara berkala harus dievaluasi. Evaluasi

diperlukan agar penyimpangan-penyimpangan bisa dihindarkan serta

untuk menjamin tercapainya tujuan.

Evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya lebih

banyak berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum dengan mengacu

pada proses belajar mengajar yang produktif. Evaluasi yang dilakukan

juga merupakan fungsi controlling (pengawasan) terhadap jalannya

organisasi sekolah dan dewan sekolah dalam rangka menjaga mutu

pelaksanaan program. Hasil dari evaluasi ini selanjutnya dapat dijadikan

sebagai bahan untuk perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari perilaku pemimpin yang

diciptakan yaitu paternalistic, kepatuhan-kepatuhan semu, kemandirian

dalam bekerja lemah, consensus, dan menghindar. Perilaku paternalistik

dalam kepemimpinan memunculkan sikap bawahan. Keengganan bawahan

untuk mengungkapkan pikiran, pendapat dan kritik terhadap atasan karena

khawatir dianggap menentang atasan, dominasi atasan terhadap bawahan

sangat kuat, sehingga bila muncul gagasan pembaharuan dari bawahan

seringkali dianggap sebagai tantangan terhadap kebijakan pemimpin.

Perilaku kepatuhan semu dalam kepemimpinan merupakan

pengaruh paternalistik, selama seseorang masih menduduki posisi

pimpinan, maka loyalitas dan rasa hormat terhadap pribadi pimpinan

tinggi, tetapi bilamana seseorang tidak lagi menjabat, maka segala rasa

hormat padanya hilang bersama jabatannya. Dalam pendekatan kepatuhan

semu sumber daya manusia sering digunakan secara tidak efektif.

Perilaku kemandirian kurang, karena telah terkondisi kebiasaan

menunggu perintah dan instruksi atasan (pengarahan) sehingga inisiatif,

kreatif dan tanggung jawab kurang bagi bawahan. Perilaku konsensus

merupakan produk musyawarah atas dasar gotong royong, tetapi dalam

Page 43: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

26

kenyataannya sering dimanipulasi menjadi arena penggarapan, kalau perlu

dengan tekanan. Ini biasanya dilakukan secara informal atau di luar forum

resmi sehingga forum resmi hanya tinggal mengukuhkan saja.

Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan harapan yang

tinggi bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena keberhasilan

kepemimpinan disekolah akan mempunyai pengaruh secara langsung

terhadap hasil belajar siswa. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus

mampu melaksanakan peran dan fungsi supervisor kepada guru untuk

mengembangkan profesi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas

pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang

mengatur segala sesuatu tentang proses belajar-mengajar, tetapi harus

tampil sebagai instructional leader (pemimpin pengajaran), yang bertugas

mengawasi jalannya kegiatan belajar-mengajar disekolah yang

dipimpinnya. Fungsi pengawasan ini harus dilakukan secara melekat

(waskat), baik terhadap perencanaan pengajaran (instructional planning),

pelaksanaan (implementing), maupun terhadap penilaian atau evaluasi

proses belajar-mengajar yang dilakukan guru.

Untuk mendapatkan gambaran tentang gaya kepemimpinan kepala

sekolah, berikut dikemukakan pendapat para ahli yang dapat

diklasifikasikan melalui beberapa pendekatan dalam kepemimpinan.

a. Studi Kepemimpinan Ohio State University

Penelitian ohio state university (Hersey dan Blandchard,

1977:95), mendeskripsikan bahwa tingkah laku yang termasuk

kategori konsiderasi dengan kategori inisiasi struktur satu sama

lain saling tergantung.

Memprakarsai struktur adalah menggambarkan perilaku

pemimpin dalam menentukan hubungan kerja sama antara

pemimpin dengan bawahan dan juga usaha untuk membentuk pola-

pola organisasi, saluran komunikasi, dan prosedur kerja yang jelas.

sedangkan pertimbangan adalah menggambarkan perilaku

pemimpin yang menunjukkan persahabatan, saling percaya

Page 44: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

27

penghargaan terhadap gagasan bawahannya, dan saling

menghormati pada suatu kelompok kerja.

b. Studi Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Michigan University

Pada saat hampir bersamaan dengan universitas Ohio, Riset

Survey Universitas Michigan melakukan suatu penelitian.

Penelitian ini mengidentifikasi dua konsep, yaitu orientasi produk,

dan orientasi bawahan. Pemimpin yang menekankan pada orientasi

bawahan sangat memperhatikan bawahan, di mana mereka merasa

bahwa setiap karyawan itu penting, dan menerima karyawan

sebagai pribadi. Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada

produksi sangat memperhatikan hasil dan aspek-aspek teknik kerja

untuk kepentingan organisasi, dengan tanpa menghiraukan apakah

bawahan senang atau tidak. Kedua tipe kepemimpinan ini hampir

sama dengan tipe otoriter dan tipe demokrasi.

c. Kepemimpinan Kontinum

Tanembaun dan Schmidt mengemukakan gaya

kepemimpinan yang dapat dilukiskan sebagai suatu kontinum.

Dalam gaya kontinum, adanya gaya-gaya kepemimpinan yang

berimbang antara penekanan pada perilaku otoriter, dan yang

menekankan pada perilaku demokratis. Rentang perilaku itu tidak

menyebutkan perilaku mana sesungguhnya, akan tetapi ada dua

kutub yang ekstrem, yaitu otoriter dan demokratis.

Diantara dua kutub tersebut ada beberapa gaya

kepemimpinan yang merupakan kombinasi dari sikap otoriter dan

sikap demokratis yang tersedia bagi pemimpin. Ia memiliki

fleksibilitas sebanyak yang ia inginkan dalam memiliki gaya

kepemimpinan yang sesuai untuk digunakan dalam situasi tertentu.

Tanembaun dan Schmidt menyarankan untuk memiliki gaya

kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi tertentu perlu

dipertimbangkan tiga hal yaitu: (1) kekuatan-kekuatan yang ada

pada pemimpin melatarbelakangi perilakunya, antara lain sistem

Page 45: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

28

nilai yang dianutnya, tingkat kepercayaan kepada bawahannya, dan

firasatnya terhadap keselamatan bawahan di saat menghadapi

ketidakpastian, (2) kekuatan-kekuatan yang ada dari bawahan

dapat mempengaruhi sikap pemimpin, dan (3) kekuatan-kekuatan

yang ada dari bawahan dapat mempengaruhi sikap pemimpin, dan

(3) kekuatan-kekuatan yang ada pada lingkungan, baik lingkungan

sendiri maupun lingkungan masyarakat.

Teori tentang kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fiedler

dan Chemers, yang menyimpulkan bahwa seseorang menjadi

pemimpin bukan saja karena faktor kepribadian yang dimiliki,

tetapi juga dipengaruhi faktor situasi dan saling hubungan antara

pemimpin dengan situasi. Efektif tidaknya orientasi kepemimpinan

banyak tergantung pada tiga faktor dalam situasi, yakni: (a)

kualitas, (b) derajat struktur tugas ,dan (c) posisi pemimpin. Jadi,

keberhasilan pemimpin tergantung pada diri pemimpin maupun

pada keadaan organisasi.

Teori kepemimpinan situasional sebelumnya, difokuskan

pada kesamaan dan perbedaan antara tugas-tugas sebagai dasar dari

penentuan pemimpin pendekatan situasional modern lebih

menitikberatkan pada fungsi-fungsi yang berbeda pada situasi-

situasi dengan tugas-tugas yang berbeda pula. Menurut teori

kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan yang efektif jika

disesuaikan dengan taraf kematangan para bawahan secara kontinu

akan meningkatkan pelaksanaan tugas. Pemimpin hendaknya

mengurangi sikap tugas dan meningkatkan sikap hubungan sampai

bawahan mencapai tingkat kematangan yang moderat. Jika

bawahan bergerak mencapai tingkat rata-rata kematangan, maka

pemimpin harus mengurangi sikap tugas dan sikap hubungan.

Keadaan ini berlangsung sampai bawahan mencapai tingkat

kematangan penuh, di mana mereka sudah dapat mandiri, baik

dilihat dari kematangan kerjanya maupun kematangan psikologis.

Page 46: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

29

Dengan demikian, pemimpin sudah dapat mendelegasikan

wewenang kepada bawahannya.

Berdasarkan model gaya kepemimpinan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap pemimpin melakukan

gaya yang berbeda , hanya pada suatu saat tertentu pemimpin harus

mampu mengambil gaya kepemimpinan yang paling tepat dengan

kondisi yang terjadi, agar kepemimpinan dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Pada keadaan tertentu gaya yang satu lebih

menonjol dari gaya lainnya, dan ini tergantung pada bawahan yang

dihadapi serta pada tingkat kedewasaan mana bawahan itu berada.

Memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa

sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, yang

ada hanya kepemimpinan yang hasilnya paling efektif, yaitu

kepemimpinan yang berhasil menggerakkan bawahan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan

gaya kepemimpinan kepala sekolah, yang paling baik adalah yang

berhasil menggerakkan bawahan untuk mencapai dan

meningkatkan kualitas pendidikan. (Mulyasa 2013, hal: 181-186).

9. Sistem Evaluasi Peningkatan Mutu

Proses evaluasi program peningkatan mutu tidak hanya dilakukan

oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah saja melainkan juga

dibantu oleh TPMS (Tim Pengembangan Mutu Sekolah) yang terdiri dari

Pengawas, Komite, Guru, Pakar/-Narasumber dan Tokoh Masyarakat.

Evaluasi dilaksanakan setiap tahun, namun juga dilakukan secara bulanan

dan semester. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat capaian

program dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program

yang telah direncanakan. Evaluasi program peningkatan mutu dilakukan

dengan mengacu pada program pengendalian mutu dan pedoman evaluasi

pendidikan, dilengkapi dengan instrumennya, dengan mencakup evaluasi

hasil, proses pelaksanaan dan faktor-faktor manajerial pendukung proses

pendidikan. yaitu:

Page 47: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

30

1) Evaluasi Internal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

dan TPMS. Evaluasi jenis ini cenderung subyektif, karena dipengaruhi

oleh keinginan untuk dikatakan berhasil. Namun evaluasi ini mudah

untuk dilaksanakan dan personal evaluasi sangat memahami detail

tentang kegiatan di sekolah tersebut.

2) Evaluasi Eksternal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh suatu badan

independen atau badan penilai dari luar sekolah. Evaluasi ini bersifat

lebih obyektif. Misalnya dalam penetapan status akreditasi suatu

lembaga oleh badan akreditasi, dan lainnya.

Menurut Agung dan Yufridawati (2013) peran Kepala Sekolah

selain sebagai supervisor juga berperan sebagai evaluator, dalam proses

evaluasi Kepala Sekolah dituntut untuk melihat terhadap pencapaian

tujuan dan hasil terhadap program yang dilaksanakan. Kegunaan evaluasi

ialah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna

merencanakan dan menyusun upaya peningkatan mutu selanjutnya”.

Berdasarkan kutipan di atas memberi gambaran bahwa dengan

menjalankan perannya sebagai seorang evaluator, maka Kepala Sekolah

akan dapat mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan seperlunya

dalam lembaga pendidikan (Jurnal Rahmad Syah Putra dkk, 2017:165-

166).

10. Analisis SWOT secara Cermat dan Akurat

Menurut Boseman, at al (1989:6) ada tahap 7 proses manajemen

strategik (1) melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat; (2)

melakukan misi organisasi; ( ) melakukan formulasi tentang filosofi dan

kebijakan organisasi; (4) menetapkan sasaran strategis organisasi; (5)

menetapkan strategi organisasi; (6) melaksanakan strategi organisasi; dan

(7) melakukan control strategi orgaisasi. Sharplin (1985:54-55)

memasukkan analisis SWOT untuk melihat kekuatan dan kelemahan di

dalam sekolah, sekaligus memantau peluang dan tantangan yang dihadapi

sekolah. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen

Page 48: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

31

strategik yang merupakan pendekatan analisis lingkungan. Proses

penilaian kekuatan kelemahan, peluang dan hambatan secara umum

menunjuk pada dunia bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT

menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang

dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan

memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.

Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan

eksternal analisis lingkungan internal (analisis organisasi) yaitu potensi

internal sekolah. Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan

evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, ekonomis, dan teknologi,

serta kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi.

Kecenderungan ini biasanya merupakan sejumlah faktor yang sukar

diramalkan (unpredictable) atau memiliki derajat ketidak pastian (degree

of uncertainty) tinggi, hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah

sejumlah peluang (opportunities) yang harus dimanfaatkan oleh organisasi

dan ancaman (threats) yang harus dicegah atau dihindari. Analisis

lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas segala

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki

organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya

secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya agar terhindar

dari kerugian baik waktu maupun anggaran.

Analisis SWOT dalam penyelenggaran sekolah dapat membantu

pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana,

sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan, dan

sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah

dapat dilakukan dengan matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel

daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam

penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat

dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan

peluang, strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat

Page 49: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

32

dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari

ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).

Boseman, at al (1989) menyebutkan (1) kekuatan adalah kemampuan

internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam

sebuah industri yang bersaing, (2) kelemahan adalah kebalikannya mereka

membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi, ( ) peluang adalah

keadaan, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan

organisasi untuk mencapai atau melampaui tujuannya, (4) tantangan atau

hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan adalah kekuatan, faktor-

faktor atau situasi eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan

masalah, kerusakan organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk

mencapai tujuannya.

Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan

langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-

cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis hasil evaluasi,

sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan menentukan kebijakan

selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi

peluang-peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-

persoalan, dan melakukan penenmuan strategis pada kompetensi dan

kekuatan khusus. Keseluruhan proses manajemen strategik secara

konseptual menjadi analisis SWOT, sebab sebuah SWOT mungkin

memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misi, tujuan, kebijakan

dan strategi sekolah (syaiful sagala, 2017:140-141).

11. Indikator Keberhasilan

Nilai ujian sekolah bagi setiap peserta didik yang menamatkan

sekolahnya pada suatu jenjang dan jenis tertentu bukan satu-satunya

indicator untuk menetukan kualitas sekolah, sebab sekolah yang berhasil

juga ditentukan oleh faktor-faktor yang lainnya, seperti bagaimana

kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi guru dan

tenaga kependidikan di sekolah tersebut ditingkatkan, bagaimana fasilitas

dan perlengkapan pemebelajaran disediakan sekolah apakah mencukupi

Page 50: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

33

dan layak dipakai, termasuk apakah sekolah dapat melaksanakan kegiatan

ekstra kulikuler dengan baik. Indicator keberhasilan akan berdampak dari

sebagai berikut:

1. Efektifitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer

pengetahuan (transfer of knowledge) atau mengingat dan

menguasai pengetahuan tentang apa yang diajarkan melainkan

lebih menekankan kepada internalisasi mengembangkan aspek-

aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan kemandirian.

2. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, merupakan salah satu

faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi

tujuan sasaran melalui programyang dilaksanakan seacara

berencana, bertahap, kreativitas, inovasi, efektif dan mempunyai

kemampuan manajerial.

3. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif, guru merupakan salah

satu faktor yang strategis pada satu sekolah, dituntut untuk

mempunyai kreativitas dan keuletan dalam mengelola proses

pembelajaran, untuk menjadikan pserta didik aktif, kreatuf melalui

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).

4. Sekolah memiliki budaya mutu.

5. Sekolah memiliki team work yang kompak.

6. Sekolah memeiliki kemandirian.

7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat.

8. Sekolah memiliki transparansi.

9. Sekolah memiliki kemauan perubahan (management change).

10. Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan.

11. Sekolah memiliki akuntabilitas sustaina bilitas.

12. Output sekolah penekanannya kepada lulusan yang mandiri dan “

masagi” .

Page 51: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

34

Studi Relevan

Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan bahwaSepanjang yang

penulis beberapa penelitian yang berkaitan dengan manajemen strategis telah

diteliti beberapa peneliti sebelumnya yaitu:

1. Dwi dengan judul penelitian “Implementasi Perencanaan Strategis

Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidik di Madrasah Aliyah

Dinniyah Putri” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini yaitu implementasi perencanaan strategis di

MA Dinniyah Putri lampung sudah bagus meliputi perencanaan

renstra, pelaksanaan renstra, dan evaluasi renstra. Membentuk

pemrakarsa pembuatan renstra, mengkaji berbagai peraturan dan

kebijakan peningkatan mutu pendidik, menciptakan visi misi&

nilai-nilai madrasah, dan menganalisis SWOT sesuai kondisi

sekolah. Melaksanakan rapat dan pelatihan. Serta mengevaluasi

program dan kegiatan yang dilakukan selama setahun kedepan.

2. R Yuhani‟ah dengan judul penelitian”Perencanaan Strategik Mutu

Sumber Daya Manusia di STAI Ma‟arif Lampung Tengah”. Teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah triangulasi data. Adapun teknik pengumpulan data pada

penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian Renstra STAI Ma‟arif Rencana Strategik (Renstra)

di STAI Ma‟arif Kalirejo visi, misi dan tujuan, menganalisis pasar,

menganalisis SWOT, merencanakan operasional, kebijakan dan

perencanaan mutu, merumuskan biaya mutu dan yang terakhir

mengevaluasi.

3. Syamsul Alam dengan judul “ Implementasi Perencanaan Strategis

Dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 2

Jeneponto Kabupaten Jeneponto” pendekatan Deskriptif, teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

Page 52: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

35

adalah triangulasi data. Adapun teknik pengumpulan data pada

penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian Renstra di SMAN 2 Jeneponto sudah bagus dalam

pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perencanaan

menggunakan metode analisis SWOT yakni melihat kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki sekolah.

Adapun persamaan dari ketiga dari penelitian di atas adalah membahas

tentang perencanaan strategis terdapat persamaan dalam penelitian yang diteliti

oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti mengenai perencanaan strategis. Kemudian

perbedaan dari ketiga nya ialah perbedaan tempat, kemudian terdapat perbedaan

pada fokus masalahnya, kelebihan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih

mengacu pada peningkatan mutu di sekolah. Artinya secara keseluruhan

penelitian mempunyai kajian yang berbeda dengan penelitian diatas. Namun

demikian, pada sisi konsep tidak menutup kemungkinan memiliki persamaan

pendekatan.

Page 53: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting

dari sifat suatu kejadian atau fenomena.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif

dan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2014,

hal. 6).

Auerbach and Silverstein (2003) dalam Sugiyono (2017, hal. 3)

menyatakan bahwa, metode kualitatif adalah penelitian yang melakukan

analisis dan interpretasi teks dan hasil interviu dengan tujuan untuk

menemukan makna dari suatu fenomena.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis bermaksud

mendeskripsikan keadaan tentang: manajemen strategik dalam peningkatan

mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi dengan mengadakan

observasi atau pengamatan lapangan untuk memperoleh data dan informasi

selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah tempat di mana situasi sosial tersebut akan

diteliti, misalnya di sekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintah, di jalan,

di rumah, dan lain-lain (Sugiyono, 2017, hal. 210).

Page 54: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

37

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi. JI.

K.H.A. Qodir Ibrahim No.45, kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau

Teluk, Kota Jambi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan

informasi tentang suatu fakta atau pendapat. Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lainnya (Moleong, 2014, hal. 157).

Adapun teknik yang digunakan melalui teknik purposive sampling,

teknik ini yang mana subjek penelitian dan tempat penelitian yang dipilih

dengan tujuan untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti

sesuai dengan tujuan penelitian. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan (Sugiyono, 2017, hal. 2018).

Maka ditetapkan informasi kunci (key informan) adalah kepala sekolah

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, dan Waka Kurikulum, Waka

Kesiswaan, Guru serta tata usaha dijadikan informan tambahan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data:

a. Data primer

Data primer adalah data yang berupa informasi, peristiwa atau

tindakan berkaitan dengan sekolah/madrasah, khususnya yang

berkenaan dengan Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi. Data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data

(Sugiyono, 2017, hal. 104).

Oleh karena itu data primer yang diperoleh penulis dalam

penelitian ini yaitu dari kepala sekolah, waka kesiswaa, dan guru

Page 55: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

38

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi dalam hal ini adalah data-data yang

menyangkut hal-hal tentang:

1. Bagaimana manajemen strategik dalam peningkatan mutu

pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?

2. Bagaimana kendala manajemen strategik dalam peningkatan mutu

pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala manajemen strategik

dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota

Jambi?

b. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain, buku, laporan

dan majalah yang bersifat dokumentasi (Sugiyono,2012, hal. 225).

2. Sumber data

Lofland dalam Lexy Moleong (2004, hal. 157) sumber data adalah

kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan.

Dalam hal ini subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu:

b. Sumber data berupa manusia yakni kepala sekolah, guru, serta

siswa di sekolah.

c. Sumber data berupa dokumentasi, foto kegiatan, arsip dokumentasi

resmi yang berhubungan dengan kegiatan dalam manajemen

strategic dilakukan disekolah tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, interview, dokumentasi

(Sugiyono, 2017, hal. 104).

Page 56: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

39

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih sehingga benda-benda yang

sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas

(Sugiyono, 2012, hal. 226).

Pengamatan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan terbuka dan

pengamatan tertutup. Pengamatan terbuka adalah pengamatan dan latar

penelitian. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek dan para

subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk

mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang

yang mengamati hal yang dilakukan mereka. Pengamatan tertutup adalah

pengamatan beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh

para subjeknya (Lexy L Moleong, 2004, hal. 176)

2. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dibagi menjadi tiga macam

yaitu, wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data

dengan membuat instrumen sebagai pedoman untuk wawancara.

Wawancara semiterstruktur adalah termasuk kategori in-dept interview

dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis untuk pengumpulan data esterberg menyatakan dalam

Sugiyono (2012, hal. 231).

Penggunaan metode ini adalah wawancara langsung yang diajukan

kepada informan kunci yakni kepala sekolah yang ada di lokasi penelitian

serta informan tambahan seperti waka kurikulum, waka kesiswaan, guru

dan siswa.

Page 57: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

40

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari

seseorang (Sugiyono, 2012, hal. 240).

Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai

data karena dalam banyak hal dokumen dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumen biasanya dibagi atas

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan

atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan

kepercayaannya seperti buku harian, surat pribadi dan biografi. Dokumen

resmi terbagi atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal

berupa memo, pengumuman, laporan, instruksi dan aturan suatu lembaga

masyarakat digunakan dalam kalangan itu sendiri. Dokumen eksternal

berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,

misalnya majalah, Koran, dan berita yang disiarkan kepada media masa

(Lexy L Moleong, 2004, hal. 217).

Dengan menggunakan metode dokumentasi ini mempermudah

dalam pengamatan dan mewawancarai serta memperkuat penulis

terhadap keberadaan data yang akan dianalisis.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusu secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain Bodgan dalam Sugiyono (2017, hal. 130).

Teknik ini menggunakan flow analysis dari Miles dan Huberman analisis

data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban

yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa

belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai

Page 58: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

41

tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2017, hal.

132-133).

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang

tinggi. Dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi maka

wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-

data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang

signifikan (Sugiyono, 2017, hal. 137).

Mereduksi data berarti merangkum, memili hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data. Reduksi data dapat dibantu dengan

peralatan elektronik seperti komputer mini dengan memberikan kode

pada aspek tertentu.

2. Penyajian Data

Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data, penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja dan berdasarkan apa yang telah

dipahami (Sugiyono, 2017, hal. 137). Selanjutnya dalam menganalisa

data adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang

memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

3. Kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif

adalah penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

Page 59: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

42

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah di teliti menjadi jelas

(Sugiyono, 2017, hal. 142).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada

di lapangan.

.

F. Triangulasi data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain (Lexy L Moleong, 2004, hal. 330).

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber (Sugiyono, 2012, hal. 274).

Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data tentang gaya

kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan penguji data yang

telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang

menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerja sama.

Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti

dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan,

mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari

tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti

sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan

kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda (Sugiyono, 2012, hal. 274).

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda,

Page 60: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

43

maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi teori

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan

data yang lebih valid. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda maka dilakukan secara

berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya jika hasil uji

menghasilkan data yang berbeda (Sugiyono,2012, hal. 274)..

G. Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yang meliputi sebagai

berikut :

1. Penyusunan proposal dan pengajuan proposal, penunjukan pembimbing

perbaikan seminar proposal serta pengurusan izin riset.

2. Pengumpulan data di lapangan sejalan dengan analisis data tahapan awal.

3. Analisis lanjutan, penyusunan laporan penelitian, penulisan laporan

terakhir, pengadaan dan memperbanyak laporan dan selanjutnya untuk

diujikan

Page 61: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

44

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No

Jenis

Kegiatan

Penelitian

Bulan

Sept Okt Nov Des Jan Feb Jul Ags Sep Okt Nov

1 Pengajuan

Judul

2 Pembuatan

Proposal

3 Penunjukkan

Dosen

Pembimbing

4 Perbaikan

Proposal

5 Seminar

Proposal

6 Perbaikan

Hasil

Seminar

7 Pengurusan

Izin Riset

8 Riset

Lapangan

9 Pengelolaan

Data

10 Penyusuan

Skripsi

11 Ujian

Skripsi

12 Perbaikan

skripsi

Page 62: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

45

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Singkat

Pada tahun 1369 H, tepat tanggal 26 Jumadil Awwal 1369 H dan

selesai pada tanggal 26 Dzulqo‟idah 1370 H bertepatan tanggal 29 Agustus

1951 M, dengan disertai niat yang baik dan semangat yang kuat dalam

menghadapi rintangan-rintangan baik yang datangnya dari pihak yang tidak

setuju dengan kehadiran Perguruan/Pondok Pesantren As‟ad (Ma‟hadul

As‟ad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun berkat inayah dan

hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah sebuah gedung

permanen berukuran 35 x 17 meter yang terletak diatas lahan seluas 1 ½ Ha

dan pembangunan di Pondok Pesantren As‟ad ini berkembang dengan pesat,

terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak Yayasan pada

sa‟at ini. Tapi, faktor kurang luasnya lahanlah yag menjadi permasalahan

pokok pihak Yayasan untuk membangun lokal/ruang yang lebih banyak

untuk mendukung proses belajar mengajar di Perguruan As‟ad.

Adapun tujuan Perguruan/Pondok Pesantren As‟ad didirikan adalah

untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengetahuan Islam

maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan

pendidikannya baik ditingkat SD/Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah di

Perguruan As‟ad, mereka dapat meneruskan pendidikannya baik di sekolah

umum atau di Perguruan Tinggi Umum dan Swasta lainnya. Hal ini

dikarenakan semua tingkat Sekolah/Madrasah di Perguruan As‟ad berstatus

telah terakreditasi.

Untuk memperlancar laju roda Perguruan As‟ad ini, baik dalam

hubungan intern Pondok ataupun hubungan ekstern, maka dibentuklah suatu

badan atau Yayasan yang semula diberi nama Yayasan Asrama As‟ad

dengan akta Notaris tertanggal 3 Mei 1958 nomor 62/1958.

Page 63: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

46

Susunan pengurusnya diketuai oleh K.H.A. Qodir Ibrahim yang juga

menjadi Mudir/Nadzir atau pengasuh Perguruan As‟ad. Kemudian tanggal

20 April 1963 dirubah dengan nama Yayasan Perguruan/Asrama As‟ad

dengan akte Notaris nomor 16/1963 dan K.H.A. Qodir Ibrahim meninggal

tahun 1970, jabatan ketua dipegang oleh Kakak kandungnya K.H.M. Yusuf

Ibrahim, sedangkan mudir dipegang oleh K.H. Nurdin Abdul Ghoni. Pada

tanggal 23 Mei 1979 susunan Pengurus Yayasan diperbaharui lagi, begitu

pula nama Yayasan dirubah dengan nama Yayasan Perguruan As‟ad.

Jabatan Ketua Yayasan merangkap nadzir dijabat oleh Drs. M. Hasan

K.H.A. Qodir dengan akte Yayasan nomor 28/1979. setelah Drs. M. Hasan

meninggal pada tahun 1984 beliau diganti oleh K.H.M. Nadjmi Qodir.

Pada masa Syeh Abdul Majid Jambi, di Langgar Putih mulai

mengadakan pengajian Kitab Kuning di daerah Kesultanan Jambi dan

berlangsung hingga tahun 1904 karena beliau harus hijrah ke Mekkah gua

menghindari penangkapan penjajah Belanda. Hal tersebut karena selain

sebagai seorang Guru beliau juga sebagai penasehat Sulthan Thaha Syaifud

din Jambi.

Di Mekkah beliau kembali membuka pengajian di rumah

kediamannya di Kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :

1. Al „Alimul „Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah

Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman.

2. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri

Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong

3. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop, Penghulu yang

pertama.

4. Al „Alimul „Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul

Islam Tanjung Pasir.

5. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Usman, pendiri Madrasah Al Jauharain

Tanjung Johor.

6. Al „Alimul „Allamah Syeh Jamil Jaho, di Jaho Sumatera Barat.

7. Al „Alimul „Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.

Page 64: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

47

8. Al „Alimul „Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam

Jambi.

Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al „Alimul „Allamah

Syeh Haji Ibrahim Putra Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi

yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini

berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1948 hingga

tahun 1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim.

2. Letak Geografis

Letak Geografis Madrasah Aliyah As‟ad Olak Kemang Kota Jambi

adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan MAN 1 Olak Kemang Kota Jambi

2. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Koramil Danau Teluk berjarak ±

500M

3. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Danau Teluk dan Kelurahan Olak

Kemang Kota Jambi berjarak ± 2KM

4. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Penyengat Olak Kab. Muaro

Jambi.

3. Visi dan Misi Madrasah

1. Visi dan Misi Madrasah

Mengasah Fikir, menggali hati dan berprestasih berdasarkan iman

dan taqwa serta berbudaya islami.

2. Misi Madrasah Aliyah As‟ad

a. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam

b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

c. Menumbuhkan semangat berprestasidalam berkompetisi secara jujur

dan intensif kepada seluruh warga Madrasah

Page 65: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

48

d. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi

dirinya, baik dibidang akademik maupun non akademik, sehingga

dikembangkan secara optimal.

e. Menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan seluruh

warga madrasah.

f. Membantu rasa memiliki bagi warga madrasah atas kemajuan

madrasah yang telah atau yang akan dicapai.

Page 66: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

49

4. Struktur Organisasi Madrasah

K.H.M. Najmi Qodir

H. Abdul Qodir Jailani,S.Ag

JJJJJJJ,Jailany,s jjJailany,

S.Ag

DESI SUSANTI,SE

KAMILIN, S.Pd

FATHURRAHMAN, M.Pd.I

SUSILOWATI, S.Pd

DARUSSALAM, S.Pd

MUNNNHAMMAD YUNUS,

S.Pd.I

HAFIZOH, S.Ag

XII A : PAHRULROZI,S.Pd

XII B : ULLY AF‟IDAH, M.Pd

XII C : FATHURRAHMAN, S.Pd

XIID : RETNING RESTIANA, S.Pd

XIIE : H.A.DUMIYATI ISHAQ, S.Pd.I

XIIF : ERKHAMI KASRAN, S. Pd

MUHAMMAD YUNUS, S.Pd. i

RETNING RESTIANA, S.Pd

HAVIS MUNZIR, S.Pd

ZUHRATUL AINI, S.Pd

ZAHRATUL AINI, S.Pd

MAHFUDDIN, S.Ag

XI A : IBNU NAJAH, S.Pd

XI B : NOVI SASTRIYANI, S. Pd

XI C : MAHFUDDIN, S.Ag

XI D : ZUHRATUL AINI, S.Pd

XI E : MUHAMMAD SIBAWIHI, M.H

XI F : THOHIROTUDDINIYAH, S.Pd,

S.Pd

KELAS X

X.A : KAMILIN, S.Pd.I

X.B : SUSILOWATI, S.Pd.I

X C : RIYADUSSHOLIHIN, S.Hum

X D : DARUSSALAM, S.Pd.

X E : MUHAMMAD YUNUS, S.Pd.I

X F : H. SAFARUDDIN, Lc

MAJELIS GURU

SISWA

DIKNAS. DEPAG

KOMITE MADRASAH

WALI KELAS X WALI KELAS XI WALI KELAS XII

BENDAHARA KEPALA TATA USAHA

WAKA KURIKULUM

LAB. KOMPUTER

LAB. IPA PRAMUKA DRUM BAND PASKIB

WAKA KESISWAAN

OSIS

YAYASAN

KEPALA MADRASAH

Page 67: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

50

Tabel 2.

5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama Guru Jabatan Mata Pelajaran Keterangan

1 H.Abdul Qadir

Jailany,S.Ag

Kepala Aliyah Balaqhah Masih Aktif

2 Fathurrahman , S.Pd.I Waka

kurikulum

Bhs. Indonesia Masih Aktif

3 Mahfuddin, S.Ag Waka

kesiswaan

P K N - Sejarah Masih Aktif

4 Drs. Fauzi. MS Bendahara S K I Masih Aktif

5 Drs. M. Yusuf Abdullah Wa Tata Usaha Seni Budaya Masih Aktif

6 Zainul Havis, S.Kom Staf Tata Usaha Komputer Masih Aktif

7 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha Ekonomi Masih Aktif

8 Kamilin, S.Pd.I Ka Tata Usaha Ketrampilan

Agama

Masih Aktif

9 Drs. Abdul Basit Amasia Ka Pustakaan Matematika Masih Aktif

10 Kafi Kurniati, S.IP Staf.

Perpustakaan

----- Masih Aktif

11 Yuliza Kurniyati, SE Staf.

Perpustakaan

----- Masih Aktif

12 Hafizoh, S.Ag Pembina OSIS Bhs, Arab Masih Aktif

13 Al Muthahhiri,S.Sy.S.IF Pembina OSIS Nahwu – Shorof Masih Aktif

14 Retning Restiana, S.Pd Pembina

Pramuka

Bhs. Inggris Masih Aktif

15 Havis Munzir, S.Pd Pembina

Pramuka

Penjaskes Masih Aktif

16 A.Rahman Hasan Pegawai ----- Masih Aktif

17 Hendri Muhammad Pegawai ----- Masih Aktif

18 Ahmad Afandi Pegawai ----- Masih Aktif

19 Prof.DR.H.Suhar AM.MA Guru Balaqhah – Tafsir Masih Aktif

20 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah Akhlak Masih Aktif

21 M.Amin Husin, M.Pd.I Guru Hadits ilmu Hadits Masih Aktif

22 Ully Af idah, S.Pd. Mpd Wali Kelas Fisika Masih Aktif

23 Siti Marwiyah, S.Pd.

M.Pd

Guru Kimia Masih Aktif

24 Erkhami, S.Pd.I Wali Kelas Fiqih Masih Aktif

25 H.A. Dumiyati Ishaq,

S.Pd.I

Guru PKN-Sejarah Masih Aktif

26 Nurma Chatib, S.Pd.I Guru Qur‟an Hadits Masih Aktif

27 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah Masih Aktif

28 Drs. Jailani Wali Kelas Qur‟an Hadits Masih Aktif

29 Drs. Edi Dunarto Guru Seni Budaya Masih Aktif

30 Desi Susanti, SE Wali Kelas Ekonomi Masih Aktif

31 Nur komariah, LC Guru Tahfis Tajuwid

Tahsin

Masih Aktif

32 Pahrul Rozi, S.Pt Wali Kelas Matematik Masih Aktif

Page 68: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

51

33 Zuhratul Aini, S.Pd Wali Kleas Bhs. Indonesia Masih Aktif

34 Thohirotuddiniyah, S.Pd Wali Kelas Bhs. Inggris Masih Aktif

35 Nurmilah, S.Pd Guru Kimia Masih Aktif

36 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi Masih Aktif

37 A.Rahman Thaat, S.Pd.I Guru Tahfis Tajuwid

Tahsin

Masih Aktif

38 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah Akhlak Masih Aktif

39 Safaruddin, LC Guru Balaqhah - Nahwu Masih Aktif

40 K.H.A.Ramzi Sulaiman Guru Hadits ilmu Hadits Masih Aktif

41 K.H.A.Sirojuddin, HM Guru Manteq - Tauhid Almarhum

42 K.H.Usman, HM Guru Ketrampilan

Agama

Masih Aktif

43 M.Sibawaihi, S.Sy.M.HI Guru Tauhid Masih Aktif

44 Drs.Asnawi Guru Aqidah Akhlak Guru MAS

45 Ali Imron Rosadi,S.Ag Guru Ma‟had Aliy

46 Ismail Fauzi SATPAM Masih Aktif

47 Puad Rahman SATPAM Masih Aktif

48 Pathurrahman, S. Sy.S.IF Guru Ketrampilan

Agama

Masih Aktif

49 Novye Sastriani, S.Pd Guru Kimia Masih Aktif

50 Rahmad Kurniawan,

S.Kom

Karyawan Tata Usaha Masih Aktif

51 Hendri Muhammad Karyawan Tata Usaha Masih Aktif

52 Ahmad Afandi Karyawan Pegawai Masih Aktif

53 A. Rahman Hasan Keryawan Pegawai Masih Aktif

54 Yusman Yusuf Karyawan Pegawai Masih Aktif

55 M.Farid Wajdi, MA Guru Balaqhah Masih Aktif

56 Kurnia Santri, SH Karyawan Tata Usaha Masih Aktif

Page 69: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

52

6. Siswa

1. Data Siswa yang Masuk Tahun 2019/ 2020

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

15

23

53

54

30

34

5

4

103

115

Jumlah 38 107 64 9 218

2. Data Siswa yang Masuk Tahun 2018/ 2019

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

16

17

54

76

24

31

4

2

98

126

Jumlah 33 130 55 6 224

3. Data Siswa yang Masuk Tahun 2017/ 2018

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

8

6

54

66

20

14

0

3

82

89

Jumlah 14 120 34 3 171

4. Data Siswa yang Masuk Tahun 2016 / 2017

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

13

07

79

96

07

10

01

02

100

115

Jumlah 20 175 17 03 215

Page 70: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

53

5. Data Siswa yang Masuk Tahun 2015 / 2016

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

15

14

55

82

14

27

04

04

88

127

Jumlah 29 137 41 08 215

6. Data Siswa yang Masuk Tahun 2014 / 2015

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

14

18

59

85

19

43

04

02

96

148

Jumlah 32 144 62 06 244

7. Data Siswa yang Masuk Tahun 2013 / 2014

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

09

05

50

95

09

03

02

01

70

104

Jumlah 14 145 12 03 174

8. Data Siswa yang Masuk Tahun 2012 / 2013

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

13

20

56

66

40

45

03

02

112

133

Jumlah 33 122 85 05 245

Page 71: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

54

9. Data Siswa yang Masuk Tahun 2011 / 2012

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

05

13

65

80

24

31

01

--

95

124

Jumlah 18 145 55 01 219

10. Data Siswa yang Masuk Tahun 2010 / 2011

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

09

06

70

63

16

13

05

03

100

84

Jumlah 15 133 28 08 184

11. Data Siswa yang Masuk Tahun 2009 / 2010

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

01

11

49

46

05

19

01

--

56

76

Jumlah 12 95 24 01 132

12. Data Siswa yang Masuk Tahun 2008 / 2009

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

13

12

56

75

07

17

01

--

77

104

Jumlah 25 131 24 01 181

Page 72: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

55

13. Data Siswa yang Masuk Tahun 2007 / 2008

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki – laki

Perempuan

09

16

64

60

20

11

--

--

93

87

Jumlah 25 124 31 -- 180

14. Data Siswa yang Masuk Tahun 2006 / 2007

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

10

11

75

75

12

16

--

01

97

103

Jumlah 21 150 28 01 200

15. Data Siswa yang Masuk Tahun 2005 / 2006

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

11

12

59

80

23

13

01

--

94

105

Jumlah 23 139 36 01 199

16. Data Siswa yang Masuk Tahun 2004 / 2005

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

04

07

58

51

17

12

--

--

79

70

Jumlah 11 109 29 -- 149

Page 73: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

56

17. Data Siswa yang Masuk Tahun 2003 / 2004

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

23

34

44

36

11

14

--

--

78

84

Jumlah 57 80 25 -- 162

18. Data Siswa yang Masuk Tahun 2002 / 2003

N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL

SEKOLAH

Jumlah

M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S

1

2

Laki - laki

Perempuan

23

30

44

39

14

15

--

--

81

84

Jumlah 53 83 29 -- 165

Tabel 3

7. Sarana dan Prasarana

1. Jenis gedung dan ruang yang dimiliki

No

Jenis Gedung

Jumlah

LUAS

KONDISI GEDUNG

BAIK RUSAK

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Ruang Kepala

Ruang Tata Usaha

Ruang Guru

Ruang Belajar

Ruang Lab. IPA

Ruang Lab. Bahasa

Ruang Lab. Komputer

Ruang Perpustakaan

Ruang Mushola/ Mesjid

Ruang Keterampilan

Ruang U K S

Ruang Koperasi

Ruang Klinik

Ruang Pramuka

Ruang Osis

Kamar Mandi

Kamar Kecil ( WC )

1

1

1

18

1

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

10 x 10 M2

10 x 10 M2

10 x 12 M2

10 x 10 M2

10 x 10 M2

-- M2

10 x 12 M2

10 x 12 M2

30 x 50 M2

10 x 10 M2

-- M2

7 x 10 M2

5 x 6 M2

5 x 6 M2

4 x 5 M2

2 x 3 M2

2 x 3 M2

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

---

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

JUMLAH M2 --- ---

Page 74: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

57

2. Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki.

No

Nama Alat

JUMLAH

KONDISI ALAT

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

Telephone

Intercome

Faksmile

Mega Phone

Ampliper

Warlesh

1

1

1

1

1

2

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Jumlah 8 Baik

3. Jenis Alat Transportasi yang dimiliki .

No

Nama barang

Jumlah

Kondisi barang

Baik Rusak

1

2

3

Mobil

Sepada Motor

Sepeda

1

0

0

---

---

---

---

---

---

Jumlah 1

4. Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga.

No

Nama Lapangan

Jumlah

Kondisi

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

Lapangan Bola Kaki

Lapangan Volli Ball

Lapangan Batminton

Lapangan Basket

Lapangan Tenis Meja

Lapangan Takraw

1

1

1

1

2

1

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Jumlah 7

5. Jenis Perlengkapan Administrasi.

No

Nama Barang

Jumlah

Kondisi Barang

Baik Rusak

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Komputer

Printer

Mesin Ketik

Mesin Hitung

Meja Kepala

Kursi Kepala

Lemari

Meja TU

Kursi TU

Meja Guru

Kursi Guru

15

6

2

0

1

1

4

5

5

30

30

Baik

Baik

--

--

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Rusak

Jumlah

Page 75: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

58

6. Jenis Peralatan Ketrampilan.

No Nama Barang Jumlah KONDISI BARANG

Baik Rusak

1

2

3

4

Mesin Jahit

Komputer

Musik

Ketrampilan lain

Baik

Baik

Baik

Rusak

Jumlah

B. Temuan Khusus Dan Pembahasan

1. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di

Madrasah Aliyah AS’AD Kota Jambi

Pendidikan merupakan usaha sadar dengan sengaja dirancang

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan sumber daya manusia ialah dengan melalui proses

pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan

guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan

dikembangkan secara terus menerus. Pendidikan harus terus menerus

ditingkatkan. Khususnya lembaga pendidikan mempunyai tugas serta

tanggung jawab yang besar dan berat dalam menyiapkan peserta didik

yang berkualitas.

Perencanaan merupakan suatu tahapan yang menentukan suatu

keputusan dalam sebuah organisasi untuk upaya mendapatkan tujuan

yang akan disepakati. Perencanaan Madarasah adalah penggambaran

masa depan dari sosok institusi sekolah yang di kehendaki oleh warganya.

Setiap sekolah harus mempunyai rencana yang komprehensif untuk

mengoptimalkan segala sumber daya yang ada dan yang diperoleh guna

mencapai tujuan yang diinginkan dimasa akan datang.

Perencanaan strategis digunakan oleh setiap instansi baik

perusahaan maupun lembaga pendidikan dalam setiap melakukan atau

membuat sesuatu dalam organisasi, agar organisasi dapat berjalan dengan

baik dan berkembang sehingga lembaga pendidikan tersebut agar tidak

mendapatkan masalah besar yang mengakibatkan rusaknya suatu

organisasi.

Page 76: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

59

Peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh madrasah

mempunyai tujuan untuk mengembangkan mutu pendidikan di madrasah

melalui kegiatan pelaksanaan program madrasah. Kesepakatan tentang

konsep mutu dikembalikan pada acuan rumusan atau rujukan yang ada

seperti kebijakan pendidikan, proses belajar mengajar, kurikulum, sarana

prasarana, fasilitas pembelajaran dan tenaga kependidikan sesuai dengan

kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.

Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh sekolah sebagai

lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa nyaman di

sekolah akan memberikan dampak yang baik terhadap keberlangsungan

proses belajar mengajar disekolah. Untuk itu sekolah perlu melakukan

pembinaan kepada peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun

non akademik (Sagala,2013, hlm.17).

Penyusunan perencanaan program penunjang peningkatan mutu

di MAS AS‟AD Kota Jambi dilakukan oleh kepala madrasah bersama

dengan waka kurikulum, waka humas, waka kesiswaan, waka sarana dan

prasarana, para guru, karyawan, maupun orang tua peserta didik. Hal

yang dilakukan oleh madrasah antara lain:

1. Mengadakan rapat kepala madrasah bersama guru, staf, dan seluruh

guru madrasah bersama-sama untuk membahas program yang akan

dilaksanakan.

2. Melakukan analisis sasaran dan merumuskan sasaran didasarkan pada

visi, misi, dan tujuan sekolah.

3. Melakukan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat),

dengan cara menganalisis segala sesuatu yang berkaitan dengan

program yang akan dijalankan oleh sekolah agar pelaksanaannya

dapat dilakukan secara maksimal dan lebih nenberikan dampak positif

bagi peserta didik khususnya dalam menunjang mutu pendidikan di

sekolah baik secara akademik maupun non akademik.

4. Sosialisasi program kepada orang tua peserta didik, dengan

membicarakan alokasi pelaksanaan program dan alokasi biaya yang

dibutuhkan dalam melaksanakan program.

Page 77: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

60

5. Melakukan perbaikan dan pembaharuan yang berhubungan dengan

fasilitas sekolah sesuai dengan dana yang dimiliki oleh pihak sekolah.

6. Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, hal ini dilakukan kepala

sekolah guna untuk menunjang kegiatan peningkatan mutu

pendidikan disekolah.

7. Meningkatkan profesionalisme guru, hal ini dilakukan kepala

madrasah guna bersama-sama dengan guru dan karyawan bersama-

sama merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh sekolah

secara bersama sama yang dilakukan pada awal tahun ajaran baru atau

awal semester. (Dokumentasi, MAS AS‟AD Kota Jambi)

Berdasarkan pengamatan penliti dilapangan pihak madrasah aliyah

as‟ad kota jambi telah melakukan manajemen strategis baik itu dari jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Madrasah sudah menyusun

program-program yang dapat menunjang dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan

dalam hal kurikulum seperti proses pembelajaran, prestasi akademik dan

prestasi non akademik, dan juga melibatkan guru, peserta didik, penjaga

sekolah, orang tua siswa dan lomite sekolah. (Observasi, 18 Agustus 2020)

Madrasah aliyah as‟ad kota jambi salah satu sekolah yang telah

melakukan manjemen startegis dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan. Madrasah ini juga merupakan daerah yang strategis karena

lokasi yang relative masih bisa di jangkau dari segala arah dengan

menggunakan alat transportasi. Madrasah aliyah as‟ad kota jambi

memiliki kekuatan, kelemahan, dan peluang.

Kekuatan MAS AS‟AD Kota Jambi adalah memiliki jumlah guru

sebanyak 52 orang sehingga memadai untuk membimbing murid-

muridnya. Memiliki ruang laboratorium IPA 1 ruang, ruang multimedia 1

ruang. Memiliki ruangan alat music Drum Band, Ruang perpustakaan

yang menyediakan buku penunjang pembelajaran. Lapangan olahraga :

Lapangan Bola Kaki Lapangan Volli Ball, Lapangan Batminton, memiliki

gedung serba guana, dan memiliki jumlah peserta didik yang cukup. (

Dokumentasi, MAS AS‟AD Kota Jambi)

Page 78: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

61

Kelemahan MAS AS‟AD Kota Jambi yang perlu mendapat

perhatian dan ditindak lanjut adalah: kurang memadai alat pendukung

pembelajaran dari masing-masing mata pelajaran.ruang multimedia belum

tersedia perangkat computer yang memadahi. Belum tersedianya ruang

OSIS dan ruangan Pramuka, sarana dan prasarana pembelajaran belum

memadai. Gedung yang belum memenuhi kebutuhan dan perlu

rehabilitasi. (Dokumentasi MAS AS‟AD Kota Jambi)

Peluang MAS AS‟AD Kota Jambi yang perlu mendapat perhatian

dan ditindak lanjut adalah: Perthatian Kementerian Agama terhadap

pembiayaan pendidikan cukup memadai. Masyarakat sekitar memberi

dukungan dalam upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban Madrasah.

Orang tua/wali siswa yang aspiratif terhadap kebijakan-kebijakan

madrasah. Dukungan dan kerjasama alumni untuk memajukan Madrasah.

(Dokumentasi MAS AS‟AD Kota Jambi)

Dalam memperhatikan dari kondisi geografis madrasah, kekuatan

madrasah, kelemahan serta peluang madrasah, maka MAS As‟Ad Kota

Jambi memiliki harapan untuk tujuan pendidikannya dengan melalui

perencanaan, pelaksaknaan, dan evaluasi program-program pengembangan

madrasah yang dikelola secara matang dan bertanggungjawab.

Berdasarkan analisis kondisi madrasah tersebut MAS As‟Ad Kota Jambi

menyusun serta pengembangan kurikulum 2013 untuk memberi

kesempatan pada peserta didik :

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memahami dan menghayati

serta mengamalkan ajaran islam dengan bersunggunh-sungguh.

2. Meningkatkan pengembangan potensi fisik, keragaman potensi, minat,

dan bakat, serta kecerdasan intelektual, emosional,spiritual, dan

kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat pengembangannya,

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan membudayakan sportifitas

serta kesadaran hidup sehat.

3. Membangun menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,

efektif dan menyenangkan, dan memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta

Page 79: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

62

mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat. (Dokumentasi,

MAS AS‟AD Kota Jambi)

Observasi yang dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2020 dalam

pelaksanaan program atau kegiatan di madrasah aliyah as‟ad kota

jambi belum sesuai dengan manajemen yang ada karena melihat masih

terdapat beberapa keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat

disebabkan oleh pembinaan yang datang terlambat maupun peserta

didik itu tersendiri.

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak

Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad

Kota Jambi :

“Setiap awal tahun ajaran baru kepala madrasah, bersama dengan

guru, staf, dan komite berkumpul untuk membahas program yang

dilaksanakan oleh madrasah, apabila program-program telah

tersusun dengan baik, maka yang harus dilakukan menentukan

jumlah anggaran yang akan dipakai dalam pelaksanaan program-

program sekolah. Dalam membentuk tim kerja dan coordinator

pengembangan mutu madrasah membuat program kerja

perbidang, koordinator tim untuk pengembangan melakukan

kunjungan kelas, karena kunjungan kelas tersebut kepala

madrasah akan mengetahui dimana letak kendala yang dialami

guru maupun peserta didik dalam proses belajar di kelas”.

(Wawancara, 21 Agustus 2020)

Sebagaimana hasil penelitian yang di hasilkan di jelaskan oleh

bapak H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah

Aliyah As‟ad Kota Jambi :

“Setiap awal tahun ajaran baru dan kenaikan kelas diadakannya

rapat bersama komite sekolah dengan pihak sekolah yaitu kepala

madrasah, bersama dengan guru, staf, serta komite berkumpul

untuk membahas beberapa program ataupun masalah serta solusi

yang menjadi sebuah keputusan bersama, menjalin kerjasama

yang baik kepada mereka”. (Wawancara,21 Agustus 2020)

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi mengupayakan agar para

guru selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi dan

informasi, dengan cara kepala sekolah aktif mengikuti dirinya maupun

Page 80: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

63

guru dalam berbagai acara pendidikan. Acara tersebut dapat berupa

pendidikan dan pelatihan bagi guru, seminar pendidikan, workshop,

studi banding, adanya pembinaan khusus bagi peserta didik yang

berprestasi. Kepala madrasah mengkoordinasikan peserta didik yang

berprestasi berdasarkan bidang studi yang di tekuni peserta didik

tersebut tergantung berkompeten sesuai dengan dengan bidang

studinya, koordinasi dengan wakil kepala sekolah guna menentukan

muatan program yang akan dilakukan sesuai dengan program kerja

sekolah, dalam alokasi waktu pelaksanaan dan anggaran yang

dibutuhkan untuk melakukan perbaikan dan pembaharuan fasilitas

sekolah, Kepala Madrasah memberikan pendekatan kepada seluruh

waka dan majelis guru dengan menggunakan pendekatan kekurangan.

Tujuan agar tercipta suasana kekeluargaan di sekolah sehingga

program-program di sekolah akan terlaksana dengan mudah sehingga

mencapai tujuan yang diinginkan.

Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi juga berusaha untuk

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

perkembangan terknologi, maka dengan itu pihak madrasah berusaha

untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik dengan

baik, agar peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan maupun

informasi sesuai dengan yang diharapkan,layanan ini diwujudkan

melalui pemenuhan sarana prasarana untuk meningkatkan guru dalam

sekolah sehingga peserta didik maupun seluruh yang melaksanakan

tugas yang telah diberikan kepada warga sekolah dapat belajar dan

bekerja di sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah

dengan produktif. (Observasi, 21 Agustus 2020)

Obseravasi yang dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 melihat

pembinaan khusus untuk peserta didik, hal ini strategi madrasah dalam

peningkatan mutu pendidikan yaitu pemenuhan sarana prasarana

sekolah. Kepala madrasah berupaya untuk memenuhi kebutuhan

sarana prasarana di sekolah terutama dalam kegiatan belajar mengajar

di sekolah, dilakukan secara incidental agar pelaksanaan belajar

Page 81: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

64

mengajar di sekolah dapat mencapai tujuan pembelajran serta

menunjang hasil belajar peserta didik, penetapan standar pencapaian

nilai untuk mencapai mutu pendidikan, mutu pendidikan dapat di ukur

dari hasil yang di peroleh baik itu dalam bidang akademik maupun non

akademik, pemberian arahan kepada guru maupun peserta didik.

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak

Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad

Kota Jambi :

“Dalam bidang akademik ada pembinaan dari bidang yang

diminati siswa dan yang berprestasi seperti bimbingan LCC

(lomba cerdas cermat), olimpiade-olimpiade, dan untuk khusus

kelas XI(Sembilan) sebelum akan di adakan UAMBN(Ujian

Akhir Madrasah Berbasis Nasional) dan UNBK (Ujian Nasional

Berbasis Komputer) madrasah mengadakan proses pembelajaran

tambahan di waktu lain demi menyukseskan ujian tersebut. Dalam

bidang akademik di laksanakan hari sabtu,minggu adanya

ekstrakulikuler”.(Wawancara 21 Agustus 2020)

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan pula oleh bapak

H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah

As‟ad Kota Jambi :

“Kegiatan yang dilakukan di madrasah ini cukup banyak di dalam

bidang ekstrakulikuler yang diikuti oleh peserta didik diantaranya :

Osis, pramuka, Drum Band, PMR, Berzanji, Kaligrafi, Olahraga

seperti volley, Badminton dan sebagainya. Setiap tahunnya pasti akan

di rencanakan bersama sebgaimana jadwal nya sehingga tidak bentrok

kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan

oleh para Pembina masing-masing pada setiap kegiatan yang telah

dijadwalkan masing-masing. Dari kegiatan ini nampaknya

Alhamdulillah ada di dalam setiap perlombaan yang diadakan di

sekitaran kota jambi dan setiap tingkat nasional mendapat kejuaraan

atau piala.setiap pendaftaran dahulu dan kita bagi peserta didik nya

dengan sesuai pada bakat masing-masing jadi peserta didik sendiri

yang menentukan akan mengikuti kegiatan apa sesuai

kemampuannya”. (Wawancara 25 Agustus 2020)

Page 82: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

65

2. Kendala Manajemen Strategis Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Di Madrasah Aliyah As’Ad Kota Jambi

Setiap kegiatan/program yang akan dilakukan maka salah satunya

tertentu terdapat kendala baik itu dalam hal masalah kecil, sedang

maupun besar. Dalam hal ini secara khusus peneliti merumuskan ada 2

kendala yang ada dalam Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi yaitu

Sumber Daya Manusia (SDM) dan Anggaran pembiayaan program.

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak H.Abdul

Qadir Jailany,S.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah As‟ad

Kota Jambi :

“Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu Sumber

Daya Manusia (SDM) dan Anggaran pembiayaan. SDM pola

pikir peserta didik. Madrasah berupaya merubah pola piker

peserta didik yang merasa sudah puas karena diterima disekolah,

dilakukan kepala sekolah agar peserta didik dapat terus

meningkatkan prestasinya di sekolah sehingga dapat

meningkatkan mutu sekolah,kurang profesionalisme tenaga

pendidik, ada juga daalam bentuk sebuah Anggran pembiayaan

dari program/kegiatan yang akan dibuat atau diadakan disekolah,

apalagi dalam hal sarana dan prasarana serta kegiatan/program

lainnya”. (Wawancara 21 Agustus 2020)

Sebagaimana hasil penelitian yang di jelaskan oleh bapak

Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad

Kota Jambi :

“Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu Sumber

Daya Manusia (SDM) pola piker dari guru, karyawan, maupun

peserta didik yang berbeda dan jarang sekali sehingga sedikit

sulit untuk diajak berpartisipasi. Perlu adanya peningkatan untuk

melanjutkan ke S2 bagi guru yang masih muda, selain itu

pendidik kurangnya kreatif dalam menggunakan metode untuk

kegiatan mengajarnya”. (Wawancara, 21 Agustus 2020)

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak

H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah

As‟ad Kota Jambi :

Page 83: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

66

“ Kendala dalam peningkatan mutu disini yang sering terjadi itu

adalah siswa yang masih kurang disiplin, seperti datang banyak

yang terlambat, tidak mematuhi aturan, hal ini tentu menjadi

kendala dalam peningkatan mutu pendidikan disini walaupun

yang tidak mematuhi aturan itu tidak terlalu banyak, ada juga

siswanya yang bolos dalam waktu belajar, maka itu kendala

dalam peningkatan mutu pendidikan MAS As‟ad ini”.

(Wawancara, 25 Agustus 2020)

3. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Manajemen Strategis Dalam

Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah As’ad Kota

Jambi

Setiap kendala yang ada tentu ada pula solusi terbaik yang

diadakan Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi solusi pada kendala

peningkatan mutu yaitu melakukan kerjasama dengan LSM.

Kegiatan/program dilakukan secara terus menerus (continue) hal ini

dilakukan untuk membantu mengurangi biaya terus menerus digunakan

untuk pendanaan dalam menjalankan program sekolah yang menunjang

mutu pendidikan, melakukan kegiatan pendidikan untuk peningkatan

profesionalisme guru seperti MGMP, studi banding, workshop. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk menjalin kerjasama baik dalam

penerimaan peserta didik baru maupun peningkatan kualitas guru melalui

MGMP yang di lakukan antar guru mata pelajaran maupun antar sekolah.

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak

H.Abdul Qadir Jailany,S.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah

As‟ad Kota Jambi :

“Dalam mengatasi kendala kami melakukan perbaikan secara

terus menerus (kontinue) sehingga kami sedikit demi sedikit dapat

memperbaiki apa yang dianggap kurang baik sebelumnya, dan

juga kami tidak pantang menyerah dan cepat putus asa, kami

mencari akar dari sebuah permasalahan dan kami mengadakan

rapat bagaimana terbaik yang akan kami ambil dalam

menyelesaikan masalah dari Sumber Daya Manusia dan Anggaran Pembiayaan tersebut. Dalam adapat di dalam anggaran itu jika

tidak dapat di dalam tahun ini maka kami revisi kembali pada tahu

depannya”(Wawancara, 21 Agustus 2020)

Page 84: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

67

Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak

Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad

Kota Jambi :

“Dalam mengatasi kendala kami memberikan pengertian kepada

peserta didik bahwa kegiatan/program yang diadakan oleh

madrasah ini penting untuk madrasah dan khususnya untuk

peserta didik, pengalaman yang sangat bermakna bagi peserta

didik tersebut.kami juga memberikan pengawasan bukan hanya

kepada peserta didik tetapi kepada pembinaan kerjanya juga

berkesinambungan, kemudian dibuatlah jadwal sesuai yang telah

diatur sebelumnya”. (Wawancara, 21 Agustus 2020)

Sebagaimana hasil penelitian yang di jelaskan oleh bapak

H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah

As‟ad Kota Jambi :

“Untuk mengatasi kendala disini maka ditetapkan beberapa

kebijakan kepala madrasah, seperti kendala yang datang dari

siswa sering terlambat, dan sering bolos dalam waktu pelajaran.

Maka upaya untuk mengatasi ini dibuatlah poin-poin dari semua

pelanngaran yang dibuat oleh siswa itu sendiri sesuai konsekuensi

ny dengan pelanggaran yang dibuat ny sendiri, seperti

konsekuensi nya membaca doa dilapangan 10x, maka solusi

selanjutnya adalah pemanggilan orang tua untuk dibuat surat

perjanjian. Selain yang dilakukan itu adalah salah dalam

pelanggaran sekolah”. (Wawancara, 25 Agustus 2020).

Page 85: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

68

Analisis menurut saya untuk mengatasi kendala yang di hadapi

sekolah tersebut perlu adanya sikap mental yang bekerja bukan atas

tanggung jawab, tetapi hanya karena diperintah atasan akan membuat

pekerjaan yang dilaksanakan hasilnya tidak optimal. Guru hanya bekerja

berdasarkan petunjuk dari atasan, sehingga guru tidak bisa berinisiatif

sendiri. Dalam peningkatan mutu pendidikan tidak akan jalan jika setelah

diadakannya monitoring dan evaluaisi tanpa ditindaklanjuti. Fungsi

pengawasan dalam manajemen berguna untuk membuat agar jalannya

pelaksanaan manajemen mutu sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk menilai kelebihan

dan kekurangan. Apa-apa yang salah ditinjau ulang dan segera diperbaiki.

Tidak adanya tindak lanjut bisa disebabkan karena rendahnya etos kerja

para pengelola pendidikan. Kepala sekolah yang tangguh dalam

menghadapi suatu masalah dalam dunia pendidikan disekolah tersebut

yaitu: Kepala sekolah memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu

tindak apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara

yang akan ditempuh (strategi), memliki kemampuan mengkoordinasikan

dan menyerasikan seluruh memberdaya terbatas yang ada untuk mencapai

tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah, memliki memilih

kemampuan mengambil keputusan dengan terampil, memiliki kemapuan

memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang

mampu mengugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi

tujuan sekolahnya. Kepala sekolah perlu menggunakan “pendekatan

sistem” sebagai dasar cara berpikir, cara mengelola dan cara menganalisis

kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berpikir sistem,

berpikir secara runtut, berpikir secara holistik, berpikir multi-inter-lintas

disiplin, berpikir entropis, berpikir “sebab-akibat”, berpikir

interdipendensi dan integrasi, dan berpikir elektif. Maka dengan itu kepala

sekolah dapat melakukan pendekatan sistem tersebut dalam mengelola dan

menganalisi suatu mengambil keputusan dalam peningkatan mutu

pendidkan sekolah tersebut.

Page 86: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Manajemen startegis Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah AS‟AS Kota Jambi, penelitian dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Manajemen yang disusun mengacu pada 8 standar pendidikan serta

visi, misi dan tujuan madrasah. Karena pencapaian kualitas tersebut

tidak lepas dari visi, misi, dan tujuan sekolah menjadi acuan utama

dalam membangun sekolah agar mampu tercapai dengan baik. Visi

kepala madrasah akan sangat me penentukan ke arah mana lembaga

pendidikan itu dibawa, karena apabila kepala madrasah tidak

mempunyai visi jauh ke depan hanya akan melaksanakan tugasnya

sebagai rutinitas sehari-hari, tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia

capai dalam kurun waktu tertentu.

2. Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini secara

khusus peneliti merumuskan ada 2 kendala yang ada dalam madrasah

aliyah as‟ad kota jambi yaitu dalam hal sumber daya manusia dan

anggaran pembiayaan program.

3. Solusi pada kendala peningkatan mutu yaitu melakukan kerjasama

dengan LSM serta lembaga pemerintahan. Perbaikan yang terus

menerus (continue). Hal ini dilakukan kepala sekolah untuk

membantu mengurangi biaya yang digunakan untuk pendanaan

dalam menjalankan program biaya yang digunakan untuk

pendanaandalam menjalankan program sekolah yang menunjang

mutu pendidikan, melakukan kegiatan pendidikan untuk peningkatan

profesionalisme guru seperti MGMP, studi banding, workshop. Hal

ini dilakukan kepala sekolah dengan tujuan untuk menjalin kerjasama

baik dalam penerimaan peserta didik baru maupun peningkatan

kualitas guru melalui MGMP yang dilakukan antar guru mata

pelajaran maupun antar sekolah.

Page 87: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

70

B. Saran

Beberapa hasil penelitian manajemen strategis dalam peningkatan

mutu pendidikan di madrasah aliyah as‟ad kota jambi, penelitian mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kepala Madrasah

Dalam usaha upaya peningkatan mutu pendidikan, serta dalam rangka

mencapai visi, misi, sebaik madrasah :

a. Mengadakan diskusi/rapat, studi banding dalam pengembangan

kompetensi profesinalisme keguruan secara bertahap.

b. Mengadakan supervise pelaksanaan program/kegiatan yang akan

dilakukan baik dari segi pembelajaran, prestasi akdemik dan prestasi

non akademik dalam pendidikan yang kontiue.

c. Menambah sarana dan prasarana serta fasilitas sumber daya belajar

lainnya yang ada disekolahan tersebut.

d. Mengajukan pada tahap penyelesaian solusi bukan hanya pada

memberikan pengertian tetapi juga menciptakan sumber daya melalui

pelajaran kewirausahaan atau pengembangan siswa seperti kesenian-

kesenian yang dapat menghasilkan. Membuat perubahan paradigma

yang harus dilakukan secara bersama-sama antara kepala madrasah,

guru, dan karyawan dan semua unsur pendidikan, sehingga mereka

mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu

dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Oleh

karenanya yang harus dilakukan adalah perbaikan yang

berkesinambungan berkaitan dengan komitmen dan proses komitmen.

Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada

misi dan visi bersama, semua persiapan untuk mewujudkan visi

tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan terhadap

hambatan/kendala dengan menemukan sebuah keputusan yang tepat

untuk solusi.

Page 88: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

71

2. Kepada pengajar

a. Guru mengikuti diskusi/rapat studi banding seta belajar mandiri dalam

pengembangan kompetensi profesionalisme keguruan secara bertahap.

b. Membentuk kelompok kerjaguru sebagai sarana komunikasi agar bisa

mensharing pengalaman dalam proses belajar mengajar.

Page 89: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

72

DAFTAR PUSTAKA

Akdon,( 2011). Strategic Management For Education Management (Manajemen

Strattegik untuk Manajemen Pendidikan), Bandung: Alfabeta

Al qur‟an Q.S As sajadah : 24

Azizah.A& Sobri,A.Y, (2016). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 25, No 2: 208-

214)

Etik Kurniawati, (2017). Manajemen Strategik Lembaga Pendidikan Islam Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan. Vol. 9. No 01

Lexy L Moleong, (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mucktiany.A,Sani.R.A,&Pramuniati,I, (2015) Penjaminan Mutu Sekolah,

Jakarta: Bumi Aksara

Mulyasa, (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mulyasana, Dedi, (2012). Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa, (2013), Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Mulyasa, (2015), Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi

Aksara.

Moh. Rois Abin, 2017. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Vol. 05. No.01

Moh. Syaifulloh dkk. Startegi Peningkatan Mutu Pendidikan Disekolah. Vol. 05.

No 02

Moleong J Lexy, 2004, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nata, Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu Isu Kontemporer

tentang Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam: Startegi Baru

Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Penerbit Erlangga, Jakarta

Rivai, Veithzal & Sylviana Murni, 2010. Education Management, Jakarta:

Rajawali Pers

Page 90: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

73

Rahmad Syah Putra dkk, 2017. Strategi Peningkatkan Mutu Pendidikan Pada

SMA Negeri tiga Meulaboh Kecamatan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Vol. 5. No 03

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,

Bandung:Alfabeta

Sugiyono, 2017. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sagala Syaiful, 2013. Manajemen Stategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

Bandung:Alfabeta.

Sagala Syaiful, 2017. Manajemen Stategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,

Bandung:Alfabeta.

Shulhan, M&Soim, 2013. Manajemen Pendidikan Islam Startegi Dasar Menuju

Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Yogyakarta:Teras

Triatna, Cepi, 2015. Pengembangan Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Zazin, Nur, 2014. Gerakan Menata Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi.

Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 91: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

74

Page 92: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

75

Page 93: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

76

Page 94: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

77

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul : Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah

Aliyah As‟ad Kota Jambi

A. Pedoman Observasi

Metode ini penulis digunakan untuk melihat secara langsung lokasi

penelitian serta mencatat hal-hal yang berkenaan dengan manajemen

strategis. Adapun alas an penlis memilih metode observasi. Karena penulis

ingin mengetahui terlebih dahulu lokasi dan hal yang berkaitan dengan

madrasah penelitian.

1. Pengamatan terhadap kondisi fisik lembaga seperti gedung, ruangan,

halaman, dan fasilitas.

2. Pengamatan terhadap manajemen strategis dalam peningkatan mutu

pendidikan.

3. Pengamatan keadaan kegiatan dan program di madrasah aliyah as‟ad

kota jambi

B. Pedoman Wawancara

1. Kepala sekolah madrasah/Waka Kesiswaan/Guru

a. Manajemen strategis dalam rangka peningkatan mutu di lembaga

pendidikan ini?

b. Bagaimana cara kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan

mutu pendidikan?

c. Bagaimana persiapan untuk menyusun kegiatan dan program yang ada

di sekolah ini sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan?

d. Dalam rangka peningkatkan mutu sekolah kebijakan program dan

strategi apa yang dilakukan sekolah?

e. Apa saja kendala dalam manajemen strategis peningkatan mutu

pendidikan disekolah?

Page 95: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

78

f. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala yang ada dalam manajemen

strategis dalam peningkatan mutu pendidikan disekolah?

g. Bagaimana upaya sekolah dalam peningkatan mutu sekolah dalam hal :

pembelajaran, prestasi akademik, prestasi no akademik?

h. Untuk peningkatan mutu pendidikan disekolah dalam hal pembelajaran,

prestasi akademik dan non akademik, apakah melibatkan guru, peserta

didik, dan komite sekolah ?

C. Pedoman Dokumentasi

1. Sejarah berdirinya

2. Letak geografis

3. Visi dan Misi

4. Struktur Organisasi

5. Keadaan guru, pegawai/staff

6. Keadaan siswa

7. Keadaan sarana dan prasarana

8. Foto-foto kondisi sekolah

Page 96: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

79

Page 97: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

80

Page 98: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

81

LAMPIRAN

1. Wawancara bersama Kepala Sekolah

2. Wawancara bersama Waka Kesiswaan

Page 99: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

82

3. Wawancara bersama Guru

4. Bukti Akreditasi

Page 100: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

83

5. Ruang Majelis Guru

Page 101: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

84

6. Lapangan Sekolah Madrasah Aliyah As‟ad

7. Struktur Organisasi

Page 102: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

85

8. Ruang Tata Usaha

Page 103: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

86

9. Ruang Kepala Sekolah

10 Masjid

Page 104: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

87

11. Penghargaan Sekolah

12. Gedung Kelas

Page 105: MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU

88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Selly Mardianti

Jenis Kelamin : : Perempuan

Tempat tgl lahir : Jambi, 26 Mei 1998

Alamat : Jln. KH. Abdul Qodir Ibrahim,No.45 kel. Olak Kemang

Kec. Danau Teluk Kota Jambi

Alamat Email : [email protected]

No.Kontak : 088269767945

Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Fornal

1. SD tahun tamat : SDN 3/IV Olak Kemang Kota Jambi, Tahun 2010

2. MTS tahun tamat : Madrasah Tsanawiyah As‟ad Kota Jambi, Tahun 2013

3. MAS tahun tamat :Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, Tahun 2016

Motto Hidup : Siapa Bersungguh-sungguh Pasti Berhasil (MAN JADDA

WAJADA)