MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
Transcript of MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
1
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH AS’AD
KOTA JAMBI
SKRIPSI
SELLY MARDIANTI
NIM. TK. 161252
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
i
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH AS’AD
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.I) dalam Manajemen Pendidikan Islam Pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
SELLY MARDIANTI
NIM. TK. 161252
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
KEMENTERIAN AGAMA RI
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat :Fakultas Tar biyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.Bulian
Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya
sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan
hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsure plagiat dalam bagian-
bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan
perundang-perundang yang berlaku.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah atas kasih sayang allah SWT yang berlimpah ruah terhadap hamba
nya, kupanjatkan rasa syukur atas segala rahmat dan Hidayahnya sehingga
memberikan kemudahan dalam penyusun Skripsi yang sederhana ini, sholawat
berangkaian salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw dalam
ucapan rasa Syukur yang tiada henti.
Dengan bangga serta Rasa Hormat dan Rasa Syukur tiada terkira
Kupersembahkan Karya sederhana ku ini Kepada…..
Ibunda Sarifah Fawizah Tecinta, Ayahanda tercinta Mardison belahan jiwaku,
mereka adalah belahan jiwa ku tanpa mereka aku bukan lah apa-apa, kasih sayang
nya tak dapat aku balas Meski setitikpun, terima kasih teruntuk kedua orang tua
hebatku, terima kasih atas supportmu, doamu, seluruh hidupmu, pengorbananmu
hingga anakmu ini bisa berada dititik ini menyelesaikan karya sederhana ini.
Untuk para sahabat ku (Mastura, Anisatul Padhilah, Ilham Wahyu Nugroho, Rizki
Adyarini, Rika Agustina, Chaesar Apriliani, Puput shouma Handayani, Ikhrima
Syandra) dengan kalian aku selalu mengukir senyum, berbagi tawa, berbagi duka.
Teruntuk keluarga besar MPI terima kasih telah bersama berbagi senyum dan
tawa.
Kemudian teruntuk seluruh pihak terima kasih telah banyak membantu tanpa
bantuan kalian skripsi ini tidak dapat terselesaikan.
Dan untuk kita semua teruslah berusaha, berdoa sebab usaha tidak akan
menghianati hasil, Terima Kritikan sebagai motivasi diri untuk menjadi manusia
lebih baik.
MOTTO
ا و م ا و نو ه وا ا و و اه وا م و م و ا ه وم ه ووا و و و ل و ا م نل ه لا و م م ةا نو ل ه ووا مو ل م وArtinya : Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan
adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS. As Sajadah : 24)
ABSTRAK
Nama : SELLY MARDIANTI
Nim : TK 161252
Judul : Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah
Aliyah As‟ad Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang manajemen strategik dalam peningkatan mutu
pendidkan di madrasah aliyah as‟ad kota jambi. Penlitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk memberikan jawaban atas
permasalahan yang telah di uraikan, karena sifatnya menggunakan pendekatan
analisis deskriftif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian dapatlah disimpulkan
bahwa manajemen strategik menggunakan analisis SWOT dan di susun mengacu
pada 8 standar pendidikan serta visi, misi, dan tujun madrasah.karena pencapaian
kualitas tersebut tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah
ditentukan serta menjadi acuan pertama dalam membangun sekolah agar mampu
tercapai peningkatan mutu pendidkan dengan baik. Kendala peningkatan mutu
pendidikan dalam hal ini secara khusus penelitian merumuskan ada 2 kendala
yang ada dalam Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi yaitu dalam sumber daya
manusia (SDM) dan Anggaran Pembiayaan Program. Solusi pada kendala
peningkatan mutu yaitu mengadakan rapat kepala madrasah bersama guru, staf,
dan seluruh guru madrasah bersama-sama membahas program yang akan
dilaksanakan, melakukan analisis sasaran dan merumuskan sasaran didasarkan
pada visi, misi, dan tujuan sekolah serta melakukan kegiatan pendidikan untuk
profesionalisme guru seperti studi banding, workshop, seminar, melakukan
kerjasama dengan SMP, SMA Kota Jambi.
Kata Kunci : Manajemen Strategik, Mutu Pendidikan
ABSTRACT
Name: SELLY MARDIANTI
Nim: TK 161252
Title: Strategic Management in Improving the Quality of Education in Madrasah Aliyah
As'ad Jambi City
This thesis discusses strategic management in improving the quality of education in
madrasah aliyah as'ad jambi city. This research uses a qualitative approach, as an effort to
provide answers to the problems that have been described, because it uses a descriptive
analysis approach using data collection techniques through observation, interviews and
documentation. The results of the study can be concluded that strategic management uses
a SWOT analysis and is compiled according to the 8 educational standards as well as the
vision, mission, and objectives of the madrasah. Because the achievement of these
qualities cannot be separated from the vision, mission, and school goals that have been
determined and become the first reference in building schools in order to be able to
achieve an increase in the quality of education properly. Obstacles to improving the
quality of education, in this case, specifically the research formulates 2 obstacles that
exist in Madrasah Aliyah As'ad Jambi City, namely in human resources (HR) and the
Program Financing Budget. The solution to the problem of quality improvement is to
hold a meeting of the head of madrasah with teachers, staff, and all madrasah teachers to
discuss the program to be implemented, conduct a target analysis and formulate goals
based on the vision, mission and goals of the school and carry out educational activities
for teacher professionalism. such as comparative studies, workshops, seminars,
collaborating with SMP, SMA Jambi City.
Keywords: Strategic Management, Quality of Education
KATA PENGANTAR
ي اوللمماو محلونماو محم بمسل م Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah Puji syukur Panjatkan atas Kehadiran Allah SWT. Yang telah
Melimpahkan Segala kemudahan Sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana
semestinya, Salawat berangkaikan salam kita Junjungkan Kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa Keberkahan bagi kita semua. Skripsi ini disusun
sebagaimana semestinya untuk sebagai salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis Menyadari bahwa dalam
Penulisan Skripsi ini banyak yang membantu, memberikan Motivasi - motivasi masukan
yang bersifat membangun. Maka dari itu Penulis mengucapkan Terima Kasih Yang
sebesar - besarnya dan penghargaan Kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Su‟aidi, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Mahmud MY, S.Ag, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Uyun Nafi‟ah MS, M.Pd Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Lukman Hakim. M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing I Dan Bapak
Bawaihi, S. Ag. M. Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang Selalu Membimbing
saya dalam Penyusunan Tugas akhir Skripsi
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Teman - Teman Seperjuangan Mahawiswa Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Yang Selalu memberikan Semangatnya.
8. Kedua orang tua tercinta dan Seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan dam kekuatan dalam Penyusunan Skripsi ini.
9. Kepada Kepala Sekolah dan seluruh guru tempat Penelitian yang telah bersedia
membantu memberikan informasi serta data dalam penyusunan Skripsi ini.
10. Terhadap seluruh teman - teman seangkatan dan seperjuangan yang sama- sama
memberikan motivasinya.
11. Serta selutuh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
dan rasa syukur semoga kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua aamin yarobal‟alamin
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
NOTA DINAS ........................................................................................................ ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ v
PERSEMBAHAN…………………………………………………….. ............... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoritik ................................................................................................ 7
1. Manajemen Strategi .................................................................................... 7
2. Perencanaan Strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan ....................... 9
3. Penyusunan Manajemen Strategi ............................................................... 11
4. Implementasi Manajemen Strategi. ............................................................ 12
5. Strategi Pengelolaan Madrasah ................................................................. 14
6. Mutu Pendidikan ........................................................................................ 16
7. Cara Penyusunan Program Peningkatan Mutu ......................................... 18
8. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan ............................... 20
9. Peran Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan .................. 24
10. Sistem Evaluasi Peningkatan Mutu………………………………………29
11. Analisis SWOT Secara Cermat dan Akurat……………………………...30
12. Indikator Keberhasilan………………………………………………… 32
B. Studi Relevan ................................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metodologi dan Desain Penelitian .................................................................. 36
B. Setting dan Subjek Penelitian .......................................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 38
E. Teknik analisis Data ........................................................................................ 40
F. Triangulasi Data ............................................................................................... 42
G. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 43
BAB IV PEMBAHASAN
A. TEMUAN UMUM .................................................................................... 45
B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN ........................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 69
B. Saran .......................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian
Tabel 2 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 3 Keadaan Sarana dan Prasarana
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Respoden / Subjek Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3 Kartu Bimbingan Skripsi 1
Lampiran 4 Kartu Bimbingan Skripsi 2
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan
meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) menuju era globalisasi
yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan
merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Oleh
karena itu, kegiatan pendidikan tidak dapat diabaikan begitu saja, terutama
dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat abad
milenium ini ( Rivai, 2010, hlm. 1).
Pendidikan sangat penting bagi pembangunan nasional untuk
memfokuskan pada peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu
akan diperoleh pada sekolah yang bermutu dan sekolah yang bermutu akan
menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu pula. Kekuatan reformasi
yang hakiki sebenarnya bersumber dari SDM yang berkualitas, serta memiliki
visi, transparansi, dan pandangan jauh ke depan yang tidak hanya
mementingkan diri dan kelompoknya tetapi senantiasa mengedepankan
bangsa dan Negara. Peningkatan mutu sumber daya manusia adalah pra syarat
mutlak dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan, salah
satu cara meningkatkannya melalui jalur pendidikan (Shulha & Soim, 2013,
hlm.103).
Faktor penting yang besar dalam pengaruhnya terhadap mutu
pendidikan adalah kepala sekolah (stakeholder) sebagai pemimpin
pendidikan. Kepala sekolah merupakan pimpinan tunggal disekolah yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan pendidikan di sekolah untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan sekolah (Mulyasa, 2015, hlm. 181).
2
Kepala sekolah merupakan orang yang diberi tugas dan tanggung
jawab mengelola sekolah, menghimpun, memanfaatkan dan menggerakkan
seluruh potensi sekolah secara optimal untuk mencapai tujuan. Pengelolaan
pendidikan dengan menciptakan belajar yang kondusif secara berkelanjutan
merupakan komitmen dalam pemenuhan janji sebagai pemimpin
merumuskan berbagai bentuk kebijakan yang berhubungan dengan visi,
orientasi dari strategi pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien (Sagala
Syaiful, 2013, hlm. 88).
Sekolah dalam rangka memberikan pendidikan yang berkualitas,
manajemen strategik pendidikan harus dirumuskan secara menyeluruh, mulai
dari tingkat nasional (makro), tingkat daerah/departemen (meso), sampai pada
tingkat institusi/sekolah (mikro). Sejalan dengan semakin kompleksnya
lingkungan internal dan eksternal pendidikan, kebutuhan melakukan
manajemen strategik semakin diperlukan. Gejala ini perlu mendapat respons
proaktif dengan cara berupaya untuk memahami paradigma baru dalam
pengelolaan pendidikan yang menuntut kajian kontekstual tempat institusi/
organisasi pendidikan itu beroperasi (Akdon, 2011, hlm. 254).
Menurut Abuddin Nata yang dimaksud dengan mutu pendidikan ialah
pendidikan yang seluruh komponen serta berbagai perangkat pendukung
lainnya dapat memuaskan peserta didik, pimpinan, guru dan masyarakat pada
umumnya. Komponen yang bermutu tersebut antara lain terkait dengan
kurikulum atau pelajaran yang diberikan, proses belajar mengajar, tenaga
pendidik, sarana dan prasarana, lingkungan, pengelolaan namun pada
kenyataannya, saat ini sebagian sekolah/madrasah di kota masih mengalami
mutu pendidikan yang memprihatinkan. Beberapa sekolah mutu pendidikan
masih rendah kondisi ini dapat dinilai dari segi sarana prasarana, kurikulum,
program, media dan alat untuk mendukung kesiapan dalam mencapai mutu
pendidikan. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka mutu pendidikan di
beberapa lembaga pendidikan dasar ataupun menengah masih rendah.
Sehingga akan berpengaruh pada kesulitan untuk memperoleh peserta didik
baru di tahun pembelajaran baru (Nata, 2013, hlm. 51).
3
Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah mempunyai untuk
mengembangkan mutu pendidikan disekolah melalui kegiatan pelaksanaan
program sekolah. Mutu pendidikan bersifat dinamis dan dapat ditelaah dari
berbagai sudut pandang. Mutu pendidkan tidak saja ditentukan oleh sekolah
sebagai lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa yang
menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung selalu
berkembang seiring dengan zaman (Sagala Syaiful, 2013, hlm. 170).
Mutu merupakan suatu bentuk atau gambaran mengenai sebuah
organisasi atau lembaga atas kualitas yang diberikan oleh pihak produsen
kepada konsumen, artinya bahwa suatu organisasi atau lembaga dapat
mengelola dengan baik suatu organisasi atau lembaga untuk mencapai mutu
baik pada input, proses, maupun outputnya, sehingga organisasi atau lembaga
harus memiliki hubungan yang baik dengan pelanggannya. Dari hubungan
inilah suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga yang bermutu
(Azizah,dkk, 2016, hlm. 209).
Permasalahan mutu pada suatu lembaga pendidikan Islam merupakan
permasalahan yang paling serius. Rata-rata, lembaga pendidikan Islam masih
banyak yang belum berhasil merealisasikan mutu pendidikan. Padahal mutu
pendidikan ini menjadi cita-cita bersama seluruh pemikir dan praktisi
pendidikan Islam, bahkan telah diupayakan melalui berbagai cara, metode,
pendekatan, strategi dan kebijakan (Qomar, 2007, hlm. 204).
Kebermutuan suatu sekolah terlihat dari sejumlah ciri yang menyertai
baik dari masukan (input), proses, maupun hasil (output). Adapun sekolah
sebagai lembaga pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila memenuhi
beberapa karakteristik diantaranya memiliki visi dan misi yang jelas,
memiliki kepala sekolah yang profesional, memiliki guru yang profesional,
memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar, memiliki kurikulum yang
luas dan berimbang, tinggi dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta
mengelola sekolah (Triatna, 2015, hlm. 3).
4
Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu diperlukan seorang
pemimpin dan pengelola lembaga pendidikan. Kepala sekolah sebagai
pemimpin dalam lembaga pendidikan mempunyai andil yang sangat dominan
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu diperlukan seorang
kepala sekolah yang profesional yang mampu mengelola seluruh sumber daya
sekolah agar dapat berfungsi dengan baik, untuk mendukung tercapainya
tujuan sekolah yang diharapkan. Karena berhasil tidaknya tujuan sekolah
sangat dipengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan tugasnya kepala
sekolah merupakan pemimpin tertinggi di sekolah yang sangat berpengaruh.
Bahkan sangat menentukan terhadap mutu pendidikan di sekolah. Melalui
kepemimpinan kepala sekolah tersebut sebagai cara atau usaha kepala sekolah
dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua dan pihak lain yang terkait untuk
bekerja, berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Zazin,
2014, hlm. 214)..
Mutu pendidikan akan tercapai apabila kepala madrasah melakukan
upaya melalui berbagai kegiatan yang menunjang peningkatan mutu
pendidikan dan membangun keunggulan yang menjadi ciri khas dari lembaga
pendidikan yang dipimpin. Keunggulan sekolah dapat diwujudkan dalam
bidang akademik, ekstrakurikuler, tenaga pendidikan, kedisiplinan, sarana
dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di MAS
As‟ad Kota Jambi. Kondisi sekolah sangat berkembang dan bersaing
menuntut untuk selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan, karena MAS
As‟ad Kota Jambi juga mengalami masa di mana bersaing untuk memperoleh
kepercayaan menerima peserta didik dengan berbagai cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan baik input, proses, dan output. Adapun peran
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan terkait dengan masukan
(input) diarahkan untuk memaksimalkan dalam penyediaan dan pembinaan
tenaga pendidik agar lebih profesional untuk kepentingan penyelenggaraan
5
pendidikan., serta adanya kebijakan yang unik juga membuat peneliti lebih
menarik untuk meneliti di MAS As‟ad Kota Jambi.
Oleh sebab itu berdasarkan dari permasalahan-permasalahan yang
peneliti temukan di lapangan maka peneliti tertarik untuk membahas masalah
ini dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul “ Manajemen Strategik
Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah As’ad Kota
Jambi”
B. Fokus Penelitian
Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih fokus, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan di teliti, dan untuk menghindari
terwujudnya kesalahpahaman dari ruang lingkup penelitian, serta terbatasnya
kemampuan yang dimiliki penulis, maka penulis memfokuskan. Maka penulis
memfokuskan penelitian ini pada Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah
Aliyah As‟ad Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Manajemen strategik dalam peningkatan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?
2. Bagaimana kendala manajemen strategik dalam peningkatan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala manajemen strategik
dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota
Jambi?
6
D. Tujuan dan Keguanaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi Peningkatan
Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi ?
b. Untuk mengetahui Bagaimana kendala manajemen strategik dalam
peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota
Jambi?
c. Untuk mengetahui Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala
manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan di
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
sekolah untuk mempertahankan dan meningkatkan manajemen
strategi peningkatan dalam mutu pendidikan di Madrasah Aliyah
As‟ad Kota Jambi.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan atau referensi
terkait Manajemen Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, sehingga Mutu Pendidikan
sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah.
c. Kegunaan Personal
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana
strata (S1) dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan peneliti
serta menerapkan teori yang di dapatkan dalam ilmu Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Manajemen Starategik
Manajemen strategik merupakan serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategis,
implementasi strategi, serta evaluasi dan pengadaian. Manajemen strategis
menekankan pada pengamatan dan kesempata (opportunity), ancaman
(threat) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness). Variabel-variabel internal dan eksternal yang paling penting
untuk perusahaan dimasa yang akan datang disebut faktor stategis dan
diidentifikasi melalui analisis SWOT. Manajemen strategis dikembangkan
dalam empat tahap, mulai dari perencanaan keuangan dasar keperencanaan
berbasis peramalan yang bisa disebut perencanaan strategis menuju
manajemen strategis yang berkembang sepenuhnya, termasuk implementasi,
evaluasi, dan pengendalian (Mulyasa, 2007, hlm. 217-218).
Ansof berpendapat bahwa manajemen strategis adalah suatu
pendekatan yang sistematis bagi suatu tanggung jawab manajemen,
mengondisikan organisasi ke posisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan
cara yang akan meyakinkan keberhasilan yang berkelanjutan dan membuat
organisasi (sekolah) menjamin atau mengamankan format yang mengejutkan.
Pendekatan yang sistematis untuk melakukan perubahan menjadi hal penting
dalam manajemen stategi harus di pastikan bahwa tujuan akan dicapai. Oleh
karena itu para pemimpin sekolah menggunakan pendekatan yang sistematis
dalam menyususn strategi program sekolah (Syaiful Sagala, 2013, hlm.129).
Definisi lain tentang manajemen strategis adalah perencanaan berskala
besar (disebut perencanan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa
depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen
puncak (keputusan tang bersifat mendasar dan prinsip), agar memungkinkan
8
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang
atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran
Manajemen stategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala
besar dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah
organisasiyang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (RENSTRA) yang
dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian
dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.
Manajemen strategis adalah suatu proses perencanaan yang disusun
dan ditentukan oleh seorang pimpinan, yang jika dikaitkan dengan
peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu metode peningkatan mutu
yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, mengaplikasikan sekumpul teknik,
mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, dan
pemberdayaan semua komponen lembaga pendidikan untuk secara
berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi guna
memenuhi kebutuhan peserta dan masyarakat.
Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya
manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat
dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang
berkualitas pada masa kini, pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul
apabila terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas. Karena itu, upaya
peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya untuk
menciptakan pendidikan yang berkualitas (Mulyasa 2013,hlm:160).
Mutu atau kualitas sering ditafsirkan secara beragam, bergantung dari
sudut pandang mana konsep tersebut diartikan. Dalam kaitannya dengan
mutu pendidikan, pengertian tersebut harus dihubungkan dengan apa yang
dihasilkan dan siapa pemakai pendidikan. Pengertian tersebut merujuk
kepada nilai tambah yang diberikan oleh pendidikan, dan pihak-pihak yang
memproses serta menikmati hasil-hasil pendidikan (Mulyasa,2013 hlm:173).
9
1. Perencanaan Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Perencanaan Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Bryson mengemukakan bahwa perencanaan strategik adalah sebagai upaya
yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang
membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu organisasi atau
identitas lainnya, apa yang akan dikerjakan organisasi atau identitas
lainnya dan mengapa organisasi (identitas lainnya) mengerjakan seperti
itu. Perencanaan strategik (strategic planning) merupakan bagian yang
penting (essensial part) dari manajemen strategik. Perencanaan strategik
merupakan aspek utama dalam manajemen strategik dan dapat dianggap
sebagai pilar sentral dalam manajemen strategik. Amin menyebutkan ciri-
ciri khas proses perencanaan strategik adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan
keputusan yang dibuat sekarang.
2) Perencanaan strategik adalah usaha sistematis formal untuk
menggariskan wujud utama dari perusahaan, sasaran-sasaran,
kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi untuk tercapainya
sasaran-sasaran dan wujud utama organisasi yang bersangkutan.
3) Proses perencanaan strategik adalah sarana mengambil keputusan
yang paling penting bagi perusahaan, sehingga tujuan dan arah
turut ditentukan.
4) Proses perencanaan strategik merupakan suatu kegiatan
manajemen puncak yang berlangsung terus menerus.
5) Perencanaan strategik merupakan suatu struktur perencanaan yang
mengintegrasikan rencana strategik dengan rencana operasional
jangka panjang.
6) Perencanaan strategik merupakan suatu proses penentuan terlebih
dahulu mengenai apa yang akan dilakukan, kapan dilakukan dan
cara bagaimana melakukan, serta siapa yang akan melakukan.
7) Perencanaan strategik menghasilkan sebuah dokumen tertulis atas
basis berkala.
10
8) Perencanaan strategik merupakan sarana mengambil keputusan
yang paling penting bagi suatu perusahaan.
9) Perencanaan strategik merupakan suatu sikap, “way of life”
(falsafah) artinya perencanaan meminta suatu kebiasaan dan
keharusan untuk bekerja berdasarkan pikiran-pikiran masa depan.
Bryson membagi proses perencanaan strategik menjadi sepuluh
langkah, yang mengarah kepada tindakan, hasil, dan evaluasi adalah:
1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan
strategis.
2. Memperjelas mandat organisasi.
3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi.
4. Menilai lingkungan eksternal.
5. Menilai lingkungan internal.
6. Mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi.
7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu.
8. Menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan.
9. Mengembangkan proses implementasi.
10. Menilai kembali strategi dan proses perencanaan strategis.
Perencanaan strategik tersebut dilakukan melalui beberapa
kegiatan antara lain: pembentukan tim perumus agar secara intensif dapat
melakukan perencanaan secara maksimal. Perumusan visi dan misi yang
dilakukan oleh tim perumus dilakukan dengan menyesuaikan visi dan misi
yang telah ada dengan keadaan atau perkembangan zaman. Hal tersebut
dilakukan agar visi dan misi yang disusun selalu ter update. Secara tidak
langsung telah dilakukan pula analisis peluang dan ancaman bagi
madrasah, namun analisis yang dimaksudkan belum disusun dalam sebuah
dokumen tertulis.
Telah disusun pula rencana jangka panjang yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu empat tahunan juga rencana tahunan
yang disusun setiap awal tahun. Peningkatan pembelajaran terus dilakukan
agar dapat melampaui standar ketuntasan lulusan. Membuka kelas
11
Bilingual sebagai kelas unggulan. Peningkatan mutu pendidik juga selalu
direncanakan dalam setiap perencanaan tahunan. ( Moh. Rois Abin, 2017,
hlm. 92-94).
2. Penyusunan Manajemen Strategi
Penyusunan manajemen strategi dapat dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu: diagnosis, perencanaan, dan penyusunan dokumen rencana
(Tim SP4 UGM,1995:9-14). Tahap diagnosis dimulai dengan
pengumpulan berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian.
Kajian lingkungan internal bertujuan untuk memahami kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses) dalam pengelolaan pendidikan,
sedangkan kajian lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkap
peluang (opportunities) dan tantangan (threats). (Mulyasa, 2013, hlm. 165)
Tahap perencanaan dimulai dengan menetapkan visi dan misi.
Visi merupakan gambaran (wawasan) tentang keadaan yang diinginkan
dimasa depan. Sedangkan misi ditetapkan dengan mempertimbangkan
rumusan penugasan (yang merupakan tuntutan tugas dari luar dan
keinginan dari dalam) yang berkaitan dengan visi masa depan dan situasi
yang dihadapi saat ini. Strategi pengembangan dirumuskan berdasarkan
misi yang diemban pengembangan harus disusun sesuai dengan isu-isu
utama. Dalam rumusan strategi pengembangan dapat dibedakan menurut
kelompok strategi, dengan rincian dapat terdiri atas tiga tingkat, seperti
kelompok strategi sub kelompok dan rincian strategi. (Mulyasa, 2013,
hlm.166)
Tahap yang ketiga penyusunan dokumen rencana startegi.
Rumusannya tidak terlalu tebal, supaya mudah dipahami dan dapat
dilaksanakan oleh tim manajemen secara luwes. Perumusan rencana
strategi dapat dilakukan sejak saat pengkajian telah menghasilkan temuan,
penyelesaian akhir perlu menunggu hingga semua keputusan atau rumusan
telah ditetapkan. (Mulyasa, 2013, hlm.166)
Rencana strategi yang dirumuskan dalam jabaran visi, misi, isu
utama dan strategi pengembangan harus dijadikan sebagai pedoman dalam
12
mengembangkan rencana operasional lima tahunan. Dalam rencana
operasional lima tahunan antara lain tercakup program kerja/kegiatan,
sasaran dan pentahapannya. Dari rencana operasional lima tahunan
kemudian dipilah-pilah menjadi rencana operasional tahunan yang berisi
proyek/kegiatan, sasaran dan data atau alasan pendukungnya. Untuk
mendapatkan anggaran bagi kegiatan tahunan tersebut tiap instansi terlebih
dahulu harus mengisi formulir isian proyek/kegiatan sesuai dengan mata
anggaran masing-masing. (Mulyasa, 2013, hlm.166)
3. Implementasi Manajemen Strategi
Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan
upaya besar yang bertujuan mentransformasi tujuan strategik ke dalam
aksi yaitu penyelenggaraan program sekolah. Betapa pun hebatnya suatu
strategi, apabila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan
bermakna bagi pengembangan sekolah.
Karena itu, kemampuan kepala sekolah dan personal sekolah
lainnya mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah
merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala
sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga professional
yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik.
Kenyataannya implementasi strategi khususnya di sekolah tidak mudah
dilakukan. Umumnya, sekolah terjebak pada kegiatan bersifat rutin yaitu
guru masuk kelas memberi pelajaran pendekatannya sama seperti
sebelumnya, melaksanakan ujian, memberi nilai dari hasil ujian, dan
akhirnya peserta didik lulus dengan kualitas seadanya.
Menurut Schendel dan Hofer, implementasi dicapai melalui alat
administrasi yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori (1) struktur
yaitu siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, kepala sekolah
bertanggung jawab kepada siapa, (2) proses yaitu bagaimana tugas dan
tanggung jawab itu dikerjakan masing-masing persona, dan (3) tingkah
laku yaitu perilaku yang menggambarkan motivasi, semangat kerja,
penghargaan, displin, etika, dan seterusnya. Bagi seluruh personal sekolah
13
proses implementasi strategi dalam manajemen sekolah mencakup
keseluruhan jajaran kegiatan manajerial yang mencakup keadaan seperti
motivasi, kompensasi, penghargaan, manajemen, dan proses pengawasan
(syaiful, 2017, hlm. 19-140).
Sebagai seorang kepala sekolah, ada dua tugas besar yang di
imbang dalam implementasi strategi yakni; tugas yang pertama adalah
proses implementasi strategi ini benar-benar di-manage dengan sebaik
mungkin agar apa yang telah diformulasikan sebelumnya bisa terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan harapan bersama. Tugas yang kedua adalah
memanfaatkan semua sumber daya yang ada baik sumber daya manusia
maupun sumber daya non manusia untuk mendukung terlaksananya semua
formulasi strategi yang telah ditetapkan.
Implementasi strategi dalam konteks manajemen strategik adalah
proses menjabarkan strategi-strategi yang telah dirumuskan ke dalam
bentuk tindakan-tindakan nyata. Tindakan-tindakan tersebut kemudian di
manage dengan baik agar strategi-strategi tersebut terwujud.
Dalam proses implementasi strategi, seorang kepala sekolah harus
memanfaatkan segala sumber daya yang ada baik sumber daya manusia
maupun non manusia untuk mewujudkan strategi tersebut. Menempatkan
sumber daya manusia sesuai dengan kemampuannya dan menggunakan
sumber daya non manusia dengan maksimal akan mampu mewujudkan
strategi tersebut. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik maka strategi
tersebut tidak akan terwujud.
Oleh karena itu, sebagai kepala sekolah, selain menempatkan
sumber daya manusia sesuai dengan kemampuannya dan memanfaatkan
sumber daya non manusia dengan semaksimal mungkin, kepala sekolah
juga harus melakukan pengawasan sebaik mungkin agar implementasi
strategi berjalan sesuai rencana. ( Etik Kurniawati, 2017, hlm. 122-129).
14
4. Strategi Pengelolaan Madrasah
Ada beberapa strategi dalam mengelola dan mengembangkan
lembaga pendidikan Islam baik berupa pesantren, madrasah atau sekolah,
yaitu :
b. Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas, serta berusaha
keras mewujudkannya melalui kegiatan riil sehari hari.
c. Membangun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas
dari intervensi ideologi, politik, organisasi, dan mazhab dalam
menempuh kebijakan lembaga)
d. Menyiapkan pendidik yang benar-benar berjiwa pendidik sehingga
mengutamakan tugas-tugas pendidikan dan bertanggung jawab
terhadap kesuksesan peserta didiknya.
e. Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa secara proaktif dengan
”menjemput” bahkan ”mengejar bola”.
f. Berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para siswa bahwa
belajar merupakan kewajiban paling mendasar yang menentukan masa
depan mereka.
g. Merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dan masyarakat.
h. Menggali strategi pembelajaran yang dapat mengakselerasi
kemampuan siswa yang masih rendah menjadi lulusan yang
kompetitif.
i. Menggali sumber-sumber keuangan nonkonvensional dan
mengembangkannya secara produktif.
j. Membangun sarana dan prasarana yang memadai untuk kepentingan
proses pembelajaran, terutama ruang kelas, perpustakaan, dan
laboratorium.
k. Mengorientasikan strategi pembelajaran pada tradisi pengembangan
ilmu pengetahuan, kreativitas, dan keterampilan.
l. Memperkuat metodologi baik dalam hal pembelajaran, pemikiran
maupun penelitian.
15
m. Mengondisikan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan
menstimulasi belajar.
n. Mengondisikan lingkungan yang islami baik dalam beribadah, bekerja,
pergaulan sosial, maupun kebersihan
o. Berusaha meningkatkan kesejahteraan pegawai di atas rata-rata
kesejahteraan pegawai lembaga pendidikan lain.
p. Mewujudkan etos kerja yang tinggi di kalangan pegawai melalui
kontrak moral dan kontrak kerja
q. Berusaha memberikan pelayanan yang prima kepada siapa pun, baik
jajaran pimpinan, guru, karyawan, siswa maupun tamu serta
masyarakat luas.
r. Meningkatkan promosi untuk membangun citra (image building)
s. Memublikasikan kualitas proses dan hasil pembelajaran kepada publik
secara terbuka.
t. Membangun jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang
menguntungkan, baik secara finansial maupun sosial.
u. Menjalin hubungan erat dengan masyarakat untuk mendapat dukungan
secara maksimal.
v. Beradaptasi dengan budaya lokal dan kebhinekaan.
w. Menyinkronkan kebijakan-kebijakan lembaga dengan kebijakan-
kebijakan pendidikan nasional,( Qomar, 2007, hlm. 55-57).
Disamping itu dalam penyelenggaraan pendidikan Islam harus
menuju metode pendekatan, maupun strategi yang mampu mempercepat
pemberdayaan peserta didik secara maksimal. Hal ini dapat dicapai
melalui langkah-langkah :
1) Mengidentifikasi problem peserta didik, baik problem personal,
intelektual, maupun hubungan sosial.
2) Menerapkan pendekatan persuasif yang berorientasi pada upaya
menyadarkan peserta didik.
3) Menerapkan pemberdayaan intelektual peserta didik.
16
4) Membuat kondisi sekolah dan pembelajaran yang aman, nyaman, dan
menarik bagi peserta didik.
5) Berupaya meningkatkan mutu pada semua aspek secara terus menerus,
(Qomar, 2007, hlm. 211).
5. Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya
manusia yang sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan
dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang
berkualitas pada masa kini, pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul
apabila terdapat lembaga pendidikan yang berkualitas. Upaya peningkatan mutu
pendidikan merupakan titik strategi dalam upaya menciptakan pendidikan yang
berkualitas (Mulyasa, 2007, hlm. 216).
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mempunyai andil yang cukup
terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Perkembangan dan kemajuan
sekolah dapat dilihat dari kinerja kepala sekolah yang professional serta kepala
sekolah tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien. Melihat peran dan tugas kepala sekolah yang beranega ragam tersebut
kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pendidikan yang
terencana dan tertata serta berkesinambungan dalam mengembangkan mutu
pendidikan. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara seorang kepala sekolah
mempunyai visi yang jelas dan terarah (Azizah,dkk,2016, hlm.208).
Ukuran sekolah yang bermutu dari kacamata pengguna/penerima manfaat,
pada umumnya sebagai berikut:
a. Sekolah memiliki akreditasi A.
b. Lulusan diterima di sekolah terbaik.
c. Guru yang professional, ditunjukkan dengan hasil Uji Kompetensi Guru
(UKG) dan kinerja guru baik.
d. Hasil Ujian Nasional (UN) baik.
17
e. Peserta didik memiliki prestasi dalam berbagai kompetisi.
f. Peserta didik memiliki karakter yang baik.(Mucktiany,dkk, 2015, hlm.2-3)
Pengertian mutu secara umum mengandung makna derajat (tingkat)
keunggulan suatu produk berupa hasil kerja atau upaya barang maupun jasa. Di
konteks pendidikan pengertiam mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input,
seperti bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik), metodologi( bervariasi
sesuai dengan kemampuan guru), sarana prasarana sekolah, dukungan
administrasi dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Mutu dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai oleh
sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Prestasi yang dicapai atau hasil
pendidikan dapat berupa hasil kemampuan akademis dan non akademis bahkan
prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat di pegang seperti disiplin,
keakraban,saling menghormati, dan kebersihan (Suryosubroto,2010, hlm. 210).
Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan
sumebr daya sekolah mentransformasikan beragam jenis masukan dan situasi
untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu dari peserta didik. Dilihat dari hasil
pendidikan, mutu pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan
lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran
tertentu.
Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah
keuggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk
melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program
pembelajaran tertentu. Mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan
suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan, pendidikan akan terus berubah
seiring dengan perubahan zaman yang melingkarinya sebab pendidikan
18
merupakan buah dari zaman. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa memerlukan
upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya
kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.
Joseph M.juran disebut bapak mutu berpandangan tentang mutu adalah:
meraih mutu merupakan proses yang tidak mengenal akhir, perbaikan mutu
merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan, mutu
memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan administrator,
pelatihan massal merupakan persyaratan mutu, setiap orang di sekolah mesti
mendapatkan pelatihan (Yamin&Maisah 2010, hlm. 29).
Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Hasil akhir pendidikan.
b. Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dipakai sebagai
tolak pengukur mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan. Misalnya tes
tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap.
c. Proses pendidikan.
d. Instrument input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input (siswa).
e. Raw input dan lingkungan (Minarti Sri, 2016, hlm. 336).
6. Cara penyusunan program peningkatan mutu
Program peningkatan mutu menjadi bagian yang tak terpisahkan
dalam manajemen peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini
penyusunan program peningkatan mutu dilakukan dengan
mengaplikasikan empat teknik yaitu: (a) school review, (b) bencmarking,
(c) quality assurance, dan (d) quality control.
Keempat teknik tersebut secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
19
a. School review
School review merupakan suatu proses di mana seluruh
komponen sekolah bekerja sama khususnya dengan orang tua
dan tenaga profesional untuk mengevaluasi dan menilai
efektivitas sekolah serta mutu lulusan.
Teknik ini dilakukan dalam rangka memecahkan
permasalahan mengenai: kesesuaian hasil yang dicapai sekolah
dengan harapan orang tua siswa dan siswa sendiri, prestasi
belajar siswa, faktor yang menghambat upaya peningkatan
kualitas peserta didik, faktor pendukung dalam rangka
meningkatkan mutu yang dimiliki sekolah.
b. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu kegiatan menetapkan
standar dan target yang akan dicapai dalam suatu periode
tertentu. Sedangkan langkah-langkah yang bisa dilaksanakan
dalam menerapkan teknik ini antara lain: menentukan fokus,
menentukan aspek/ variabel atau indikator, menentukan
standar, membandingkan standar dengan realita, menetapkan
gap yang terjadi, menentukan target untuk mencapai standar
serta merumuskan cara-cara dan program mencapai standar.
c. Quality assurance
Quality assurance merupakan suatu teknik untuk
menentukan bahwa proses pendidikan telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Dengan teknik ini akan bisa dideteksi
adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada proses.
Sehingga untuk menghindari penyimpangan, dengan teknik ini
kepala sekolah perlu melakukan supervise dan monitoring
secara berkesinambungan terhadap kegiatan peningkatan mutu
yang dilakukan.
Dengan teknik ini akan menghasilkan informasi sebagai
umpan balik bagi sekolah, memberikan jaminan bagi orang tua
20
siswa bahwa sekolah memberikan pelayanan terbaik bagi
siswa.
d. Quality control
Teknik ini merupakan suatu sistem mendeteksi terjadinya
penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan
standar. Dengan quality control diperlukan sebuah indikator
kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat ditentukan
penyimpangan kualitas yang terjadi. (Muwahid & Soim, 2013,
hlm.109)
7. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan
Dalam peningkatan mutu pendidikan pendidikan dapat dipengaruhi
oleh faktor input pendidikan dan faktor proses manajemen pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Input pendidikan terdiri dari
seluruh sumber daya sekolah yang ada. Komponen dan sumber daya
sekolah menurut Subagio Admodiwirio (2000, hal. 22) terdiri dari (man),
dana (money), sarana dan prasarana (material) serta peraturan (policy).
Faktor-faktor utama Peningkatan Mutu Pendidikan Untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim (2007:56)
mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu
pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan,
yaitu:
1. Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan
memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam
bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang
kuat.
2. Guru; pelibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan
kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya
21
serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan
disekolah.
3. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat “
sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga
sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.
4. Kurikulum; adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu
dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan
sehingga goals (tujuan ) dapat dicapai secara maksimal.
5. Jaringan Kerja sama; jaringan kerja sama tidak hanya terbatas pada
lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat)
tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi
pemerintah sehingga output dari sekolah dapat terserap di dalam dunia
kerja.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kepala
sekolah dan guru mempunyai tanggung jawab besar terhadap
peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Utamanya guru, karena guru
sebagai ujung tombak di lapangan (di kelas) yang bersentuhan
langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
untuk meningkatkan mutu pembelajaran, seorang guru harus
mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan
membangun pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling
bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang
menyenangkan dan saling menghargai (demokratis ), diantaranya :
1. Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu
mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan
lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa,
sehingga kelas menjadi hidup, metode pelajaran yang selalu
sama( monoton ) akan membosankan siswa.
2. Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat berperan pada
kemajuan dan perkembangan siswa. Selanjutnya melalui
proses belajar, bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran
22
akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan yang
jelas maka siswa akan belajar lebih tekun, giat dan lebih
bersemangat (Slamet, 1987 :92 ). Jika guru memiliki
kompetensi tersebut, tidak mustahil peningkatan mutu
pembelajaran di sekolah dapat terwujud.
Kita yakin saat ini sudah banyak guru yang telah menguasai strategi
dan model pembelajaran, namun kenyataan di lapangan kita masih banyak
menjumpai guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya melaksanakan
kewajiban, banyak ceramah (telling method) dan kurang membantu
pengembangan aktivitas siswa. Ia tidak menggunakan strategi dan model
dalam proses pembelajaran, baginya yang penting adalah bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung (Hartono, 1993 :24). Realitas tersebut
dapat ditemukan hampir di semua sekolah, baik di sekolah negeri maupun
swasta, tidak terkecuali di madrasah atau sekolah yang berbasis Islam.
Apabila hal tersebut dibiarkan maka dapat mempengaruhi mutu pendidikan
di sekolah yang pada gilirannya akan ditemukan sekolah-sekolah yang
mandul dan tidak diminati oleh siswa dan akhirnya gulung tikar. Arif
Rachman mengatakan bahwa setidaknya ada 4 hal penting yang dapat
meningkatkan mutu pembelajaran dan berlanjut pada mutu pendidikan di
sekolah adalah:
1. Peningkatan mutu: Sekolah harus menjadi tempat yang
unggul untuk kegiatan pembelajaran, memenuhi dan
menyesuaikan tuntutan dan harapan undang-undang
pendidikan, visi, misi, dan tuntutan zaman, upaya sistematis
dan terencana ke arah perbaikan/peningkatan mutu
pendidikan.
2. Aspek peningkatan mutu: Lingkungan pembelajaran yang
menyenangkan dan menantang, partisipasi aktif siswa, guru,
orangtua, dan semua pemangku pendidikan, manajemen
yang bertanggung jawab baik moral, mandat, manusia, dan
modal, memiliki standar sekolah, baik nasional dan
23
internasional, SDM yang akuntabel, akseptabel, dan
availabel.
3. Faktor utama peningkatan mutu sekolah: Pendidik dan
tenaga kependidikan yang profesional, proses pembelajaran
aktif yang ditunjang oleh fasilitas pembelajaran, partisipasi
siswa dan orangtua siswa kepada program sekolah, supervisi
secara konsisten, kontinu, dan konsekuen (pengawasan yang
sehat, terhadap program, pemberdayaan manusia, dan
keuangan), kemitraan (pemerintah, LS, PT, badan
internasional dan lainnya),
4. Program penunjang perbaikan mutu: Kreativitas kemasan
kurikulum (intrakurikuler dan ekstrakurikuler), siswa siap
menghadapi program pembelajaran (kesehatan, mental,
pengetahuan, kebersamaan, memahami kegunaan), keadaan
keuangan yang realistis dan sumber yang terpercaya.
Berdasarkan pendapat di atas, perubahan paradigma harus
dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan, guru dan
karyawan dan semua unsur pendidikan sehingga mereka
mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu
menciptakan mutu dilingkungan kerja khususnya lingkungan
kerja pendidikan. Pimpinan, guru dan karyawan harus
menjadi satu tim yang utuh (teamwork) yang saling
membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada
sehingga target (goals ) akan tercipta dengan baik.
Jadi kepala sekolah, guru, karyawan dan semua unsur pendidikan
(stakeloders) mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu.
pembelajaran di sekolah terutama guru sebagai ujung tombak di kelas
karena bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Kepemimpinan kepala sekolah dan kreativitas guru yang profesional,
inovatif, kreatif, merupakan salah satu tolok ukur dalam peningkatan mutu
pembelajaran di sekolah, karena kedua elemen ini merupakan figur yang
24
bersentuhan langsung dengan proses pembelajaran , kedua elemen ini
merupakan figur sentral yang dapat memberikan kepercayaan kepada
masyarakat (orang tua) siswa, kepuasan masyarakat akan terlihat dari
output dan outcome yang dilakukan pada setiap periode. Jika pelayanan
kepada masyarakat baik maka mereka akan sadar dan secara otomatis akan
membantu segala kebutuhan yang di inginkan oleh pihak sekolah, sehingga
dengan demikian maka tidak akan sulit bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. (Jurnal Moh. Syaifulloh dkk,
2012 : 207 ).
8. Peran Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan
adalah kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Kepala sekolah
merupakan pimpinan tunggal disekolah yang mempunyai tanggung jawab
untuk mengajar dan mempengaruhi semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan pendidikan disekolah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan
sekolah.
Dalam manajemen modern seorang pemimpin juga harus berperan
sebagai pengelola. Dilihat dari fungsi-fungsi manajemen, yakni planning
(perencanan), organizing (pengorganisasian) dan controlling
(pengawasan), maka kepala sekolah harus berperan pula sebagai
supervisor pengajaran serta sebagai evaluator program sekolah.
Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus
mengorganisir dan mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang
diselenggarakan disekolah yang dipimpinnya. Dalam hal ini, kepala
sekolah harus mampu menjadi supervisor tim yang terdiri dari guru, staf,
dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien sehingga tercapai produktivitas belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
Di samping sebagai supervisor, kepala sekolah juga harus mampu
menjadi evaluator bagi program-program yang telah dilaksanakan.
25
Evaluasi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua pelaksanaan dari rencana
kerja yang telah terwujud secara berkala harus dievaluasi. Evaluasi
diperlukan agar penyimpangan-penyimpangan bisa dihindarkan serta
untuk menjamin tercapainya tujuan.
Evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah hendaknya lebih
banyak berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum dengan mengacu
pada proses belajar mengajar yang produktif. Evaluasi yang dilakukan
juga merupakan fungsi controlling (pengawasan) terhadap jalannya
organisasi sekolah dan dewan sekolah dalam rangka menjaga mutu
pelaksanaan program. Hasil dari evaluasi ini selanjutnya dapat dijadikan
sebagai bahan untuk perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam
peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari perilaku pemimpin yang
diciptakan yaitu paternalistic, kepatuhan-kepatuhan semu, kemandirian
dalam bekerja lemah, consensus, dan menghindar. Perilaku paternalistik
dalam kepemimpinan memunculkan sikap bawahan. Keengganan bawahan
untuk mengungkapkan pikiran, pendapat dan kritik terhadap atasan karena
khawatir dianggap menentang atasan, dominasi atasan terhadap bawahan
sangat kuat, sehingga bila muncul gagasan pembaharuan dari bawahan
seringkali dianggap sebagai tantangan terhadap kebijakan pemimpin.
Perilaku kepatuhan semu dalam kepemimpinan merupakan
pengaruh paternalistik, selama seseorang masih menduduki posisi
pimpinan, maka loyalitas dan rasa hormat terhadap pribadi pimpinan
tinggi, tetapi bilamana seseorang tidak lagi menjabat, maka segala rasa
hormat padanya hilang bersama jabatannya. Dalam pendekatan kepatuhan
semu sumber daya manusia sering digunakan secara tidak efektif.
Perilaku kemandirian kurang, karena telah terkondisi kebiasaan
menunggu perintah dan instruksi atasan (pengarahan) sehingga inisiatif,
kreatif dan tanggung jawab kurang bagi bawahan. Perilaku konsensus
merupakan produk musyawarah atas dasar gotong royong, tetapi dalam
26
kenyataannya sering dimanipulasi menjadi arena penggarapan, kalau perlu
dengan tekanan. Ini biasanya dilakukan secara informal atau di luar forum
resmi sehingga forum resmi hanya tinggal mengukuhkan saja.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan harapan yang
tinggi bagi peningkatan kualitas pendidikan, karena keberhasilan
kepemimpinan disekolah akan mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap hasil belajar siswa. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah harus
mampu melaksanakan peran dan fungsi supervisor kepada guru untuk
mengembangkan profesi. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan, kepala sekolah jangan bertindak sebagai manajer yang
mengatur segala sesuatu tentang proses belajar-mengajar, tetapi harus
tampil sebagai instructional leader (pemimpin pengajaran), yang bertugas
mengawasi jalannya kegiatan belajar-mengajar disekolah yang
dipimpinnya. Fungsi pengawasan ini harus dilakukan secara melekat
(waskat), baik terhadap perencanaan pengajaran (instructional planning),
pelaksanaan (implementing), maupun terhadap penilaian atau evaluasi
proses belajar-mengajar yang dilakukan guru.
Untuk mendapatkan gambaran tentang gaya kepemimpinan kepala
sekolah, berikut dikemukakan pendapat para ahli yang dapat
diklasifikasikan melalui beberapa pendekatan dalam kepemimpinan.
a. Studi Kepemimpinan Ohio State University
Penelitian ohio state university (Hersey dan Blandchard,
1977:95), mendeskripsikan bahwa tingkah laku yang termasuk
kategori konsiderasi dengan kategori inisiasi struktur satu sama
lain saling tergantung.
Memprakarsai struktur adalah menggambarkan perilaku
pemimpin dalam menentukan hubungan kerja sama antara
pemimpin dengan bawahan dan juga usaha untuk membentuk pola-
pola organisasi, saluran komunikasi, dan prosedur kerja yang jelas.
sedangkan pertimbangan adalah menggambarkan perilaku
pemimpin yang menunjukkan persahabatan, saling percaya
27
penghargaan terhadap gagasan bawahannya, dan saling
menghormati pada suatu kelompok kerja.
b. Studi Kepemimpinan yang dikembangkan oleh Michigan University
Pada saat hampir bersamaan dengan universitas Ohio, Riset
Survey Universitas Michigan melakukan suatu penelitian.
Penelitian ini mengidentifikasi dua konsep, yaitu orientasi produk,
dan orientasi bawahan. Pemimpin yang menekankan pada orientasi
bawahan sangat memperhatikan bawahan, di mana mereka merasa
bahwa setiap karyawan itu penting, dan menerima karyawan
sebagai pribadi. Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada
produksi sangat memperhatikan hasil dan aspek-aspek teknik kerja
untuk kepentingan organisasi, dengan tanpa menghiraukan apakah
bawahan senang atau tidak. Kedua tipe kepemimpinan ini hampir
sama dengan tipe otoriter dan tipe demokrasi.
c. Kepemimpinan Kontinum
Tanembaun dan Schmidt mengemukakan gaya
kepemimpinan yang dapat dilukiskan sebagai suatu kontinum.
Dalam gaya kontinum, adanya gaya-gaya kepemimpinan yang
berimbang antara penekanan pada perilaku otoriter, dan yang
menekankan pada perilaku demokratis. Rentang perilaku itu tidak
menyebutkan perilaku mana sesungguhnya, akan tetapi ada dua
kutub yang ekstrem, yaitu otoriter dan demokratis.
Diantara dua kutub tersebut ada beberapa gaya
kepemimpinan yang merupakan kombinasi dari sikap otoriter dan
sikap demokratis yang tersedia bagi pemimpin. Ia memiliki
fleksibilitas sebanyak yang ia inginkan dalam memiliki gaya
kepemimpinan yang sesuai untuk digunakan dalam situasi tertentu.
Tanembaun dan Schmidt menyarankan untuk memiliki gaya
kepemimpinan yang efektif sesuai dengan situasi tertentu perlu
dipertimbangkan tiga hal yaitu: (1) kekuatan-kekuatan yang ada
pada pemimpin melatarbelakangi perilakunya, antara lain sistem
28
nilai yang dianutnya, tingkat kepercayaan kepada bawahannya, dan
firasatnya terhadap keselamatan bawahan di saat menghadapi
ketidakpastian, (2) kekuatan-kekuatan yang ada dari bawahan
dapat mempengaruhi sikap pemimpin, dan (3) kekuatan-kekuatan
yang ada dari bawahan dapat mempengaruhi sikap pemimpin, dan
(3) kekuatan-kekuatan yang ada pada lingkungan, baik lingkungan
sendiri maupun lingkungan masyarakat.
Teori tentang kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fiedler
dan Chemers, yang menyimpulkan bahwa seseorang menjadi
pemimpin bukan saja karena faktor kepribadian yang dimiliki,
tetapi juga dipengaruhi faktor situasi dan saling hubungan antara
pemimpin dengan situasi. Efektif tidaknya orientasi kepemimpinan
banyak tergantung pada tiga faktor dalam situasi, yakni: (a)
kualitas, (b) derajat struktur tugas ,dan (c) posisi pemimpin. Jadi,
keberhasilan pemimpin tergantung pada diri pemimpin maupun
pada keadaan organisasi.
Teori kepemimpinan situasional sebelumnya, difokuskan
pada kesamaan dan perbedaan antara tugas-tugas sebagai dasar dari
penentuan pemimpin pendekatan situasional modern lebih
menitikberatkan pada fungsi-fungsi yang berbeda pada situasi-
situasi dengan tugas-tugas yang berbeda pula. Menurut teori
kepemimpinan situasional, gaya kepemimpinan yang efektif jika
disesuaikan dengan taraf kematangan para bawahan secara kontinu
akan meningkatkan pelaksanaan tugas. Pemimpin hendaknya
mengurangi sikap tugas dan meningkatkan sikap hubungan sampai
bawahan mencapai tingkat kematangan yang moderat. Jika
bawahan bergerak mencapai tingkat rata-rata kematangan, maka
pemimpin harus mengurangi sikap tugas dan sikap hubungan.
Keadaan ini berlangsung sampai bawahan mencapai tingkat
kematangan penuh, di mana mereka sudah dapat mandiri, baik
dilihat dari kematangan kerjanya maupun kematangan psikologis.
29
Dengan demikian, pemimpin sudah dapat mendelegasikan
wewenang kepada bawahannya.
Berdasarkan model gaya kepemimpinan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya setiap pemimpin melakukan
gaya yang berbeda , hanya pada suatu saat tertentu pemimpin harus
mampu mengambil gaya kepemimpinan yang paling tepat dengan
kondisi yang terjadi, agar kepemimpinan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pada keadaan tertentu gaya yang satu lebih
menonjol dari gaya lainnya, dan ini tergantung pada bawahan yang
dihadapi serta pada tingkat kedewasaan mana bawahan itu berada.
Memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik, yang
ada hanya kepemimpinan yang hasilnya paling efektif, yaitu
kepemimpinan yang berhasil menggerakkan bawahan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam kaitannya dengan
gaya kepemimpinan kepala sekolah, yang paling baik adalah yang
berhasil menggerakkan bawahan untuk mencapai dan
meningkatkan kualitas pendidikan. (Mulyasa 2013, hal: 181-186).
9. Sistem Evaluasi Peningkatan Mutu
Proses evaluasi program peningkatan mutu tidak hanya dilakukan
oleh Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah saja melainkan juga
dibantu oleh TPMS (Tim Pengembangan Mutu Sekolah) yang terdiri dari
Pengawas, Komite, Guru, Pakar/-Narasumber dan Tokoh Masyarakat.
Evaluasi dilaksanakan setiap tahun, namun juga dilakukan secara bulanan
dan semester. Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat capaian
program dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan program-program
yang telah direncanakan. Evaluasi program peningkatan mutu dilakukan
dengan mengacu pada program pengendalian mutu dan pedoman evaluasi
pendidikan, dilengkapi dengan instrumennya, dengan mencakup evaluasi
hasil, proses pelaksanaan dan faktor-faktor manajerial pendukung proses
pendidikan. yaitu:
30
1) Evaluasi Internal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
dan TPMS. Evaluasi jenis ini cenderung subyektif, karena dipengaruhi
oleh keinginan untuk dikatakan berhasil. Namun evaluasi ini mudah
untuk dilaksanakan dan personal evaluasi sangat memahami detail
tentang kegiatan di sekolah tersebut.
2) Evaluasi Eksternal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh suatu badan
independen atau badan penilai dari luar sekolah. Evaluasi ini bersifat
lebih obyektif. Misalnya dalam penetapan status akreditasi suatu
lembaga oleh badan akreditasi, dan lainnya.
Menurut Agung dan Yufridawati (2013) peran Kepala Sekolah
selain sebagai supervisor juga berperan sebagai evaluator, dalam proses
evaluasi Kepala Sekolah dituntut untuk melihat terhadap pencapaian
tujuan dan hasil terhadap program yang dilaksanakan. Kegunaan evaluasi
ialah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna
merencanakan dan menyusun upaya peningkatan mutu selanjutnya”.
Berdasarkan kutipan di atas memberi gambaran bahwa dengan
menjalankan perannya sebagai seorang evaluator, maka Kepala Sekolah
akan dapat mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan seperlunya
dalam lembaga pendidikan (Jurnal Rahmad Syah Putra dkk, 2017:165-
166).
10. Analisis SWOT secara Cermat dan Akurat
Menurut Boseman, at al (1989:6) ada tahap 7 proses manajemen
strategik (1) melakukan analisis SWOT secara cermat dan akurat; (2)
melakukan misi organisasi; ( ) melakukan formulasi tentang filosofi dan
kebijakan organisasi; (4) menetapkan sasaran strategis organisasi; (5)
menetapkan strategi organisasi; (6) melaksanakan strategi organisasi; dan
(7) melakukan control strategi orgaisasi. Sharplin (1985:54-55)
memasukkan analisis SWOT untuk melihat kekuatan dan kelemahan di
dalam sekolah, sekaligus memantau peluang dan tantangan yang dihadapi
sekolah. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen
31
strategik yang merupakan pendekatan analisis lingkungan. Proses
penilaian kekuatan kelemahan, peluang dan hambatan secara umum
menunjuk pada dunia bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT
menyediakan para pengambil keputusan organisasi akan informasi yang
dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan tindakan. Jika keputusan itu diterapkan secara efektif akan
memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan
eksternal analisis lingkungan internal (analisis organisasi) yaitu potensi
internal sekolah. Analisis lingkungan eksternal meliputi identifikasi dan
evaluasi aspek-aspek sosial, budaya, politis, ekonomis, dan teknologi,
serta kecenderungan yang mungkin berpengaruh pada organisasi.
Kecenderungan ini biasanya merupakan sejumlah faktor yang sukar
diramalkan (unpredictable) atau memiliki derajat ketidak pastian (degree
of uncertainty) tinggi, hasil dari analisis lingkungan eksternal adalah
sejumlah peluang (opportunities) yang harus dimanfaatkan oleh organisasi
dan ancaman (threats) yang harus dicegah atau dihindari. Analisis
lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas segala
kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang dimiliki
organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya
secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya agar terhindar
dari kerugian baik waktu maupun anggaran.
Analisis SWOT dalam penyelenggaran sekolah dapat membantu
pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana,
sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan, dan
sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah
dapat dilakukan dengan matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel
daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam
penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat
dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan
peluang, strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat
32
dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari
ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Boseman, at al (1989) menyebutkan (1) kekuatan adalah kemampuan
internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam
sebuah industri yang bersaing, (2) kelemahan adalah kebalikannya mereka
membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi, ( ) peluang adalah
keadaan, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan
organisasi untuk mencapai atau melampaui tujuannya, (4) tantangan atau
hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan adalah kekuatan, faktor-
faktor atau situasi eksternal yang mungkin secara potensial menciptakan
masalah, kerusakan organisasi, atau membahayakan kemampuan untuk
mencapai tujuannya.
Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan
langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-
cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis hasil evaluasi,
sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan menentukan kebijakan
selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi
peluang-peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-
persoalan, dan melakukan penenmuan strategis pada kompetensi dan
kekuatan khusus. Keseluruhan proses manajemen strategik secara
konseptual menjadi analisis SWOT, sebab sebuah SWOT mungkin
memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misi, tujuan, kebijakan
dan strategi sekolah (syaiful sagala, 2017:140-141).
11. Indikator Keberhasilan
Nilai ujian sekolah bagi setiap peserta didik yang menamatkan
sekolahnya pada suatu jenjang dan jenis tertentu bukan satu-satunya
indicator untuk menetukan kualitas sekolah, sebab sekolah yang berhasil
juga ditentukan oleh faktor-faktor yang lainnya, seperti bagaimana
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana kompetensi guru dan
tenaga kependidikan di sekolah tersebut ditingkatkan, bagaimana fasilitas
dan perlengkapan pemebelajaran disediakan sekolah apakah mencukupi
33
dan layak dipakai, termasuk apakah sekolah dapat melaksanakan kegiatan
ekstra kulikuler dengan baik. Indicator keberhasilan akan berdampak dari
sebagai berikut:
1. Efektifitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer
pengetahuan (transfer of knowledge) atau mengingat dan
menguasai pengetahuan tentang apa yang diajarkan melainkan
lebih menekankan kepada internalisasi mengembangkan aspek-
aspek kognitif, afektif, psikomotor, dan kemandirian.
2. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi
tujuan sasaran melalui programyang dilaksanakan seacara
berencana, bertahap, kreativitas, inovasi, efektif dan mempunyai
kemampuan manajerial.
3. Pengelolaan tenaga pendidikan yang efektif, guru merupakan salah
satu faktor yang strategis pada satu sekolah, dituntut untuk
mempunyai kreativitas dan keuletan dalam mengelola proses
pembelajaran, untuk menjadikan pserta didik aktif, kreatuf melalui
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK).
4. Sekolah memiliki budaya mutu.
5. Sekolah memiliki team work yang kompak.
6. Sekolah memeiliki kemandirian.
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
8. Sekolah memiliki transparansi.
9. Sekolah memiliki kemauan perubahan (management change).
10. Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan.
11. Sekolah memiliki akuntabilitas sustaina bilitas.
12. Output sekolah penekanannya kepada lulusan yang mandiri dan “
masagi” .
34
Studi Relevan
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan bahwaSepanjang yang
penulis beberapa penelitian yang berkaitan dengan manajemen strategis telah
diteliti beberapa peneliti sebelumnya yaitu:
1. Dwi dengan judul penelitian “Implementasi Perencanaan Strategis
Dalam Meningkatkan Mutu Tenaga Pendidik di Madrasah Aliyah
Dinniyah Putri” Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini yaitu implementasi perencanaan strategis di
MA Dinniyah Putri lampung sudah bagus meliputi perencanaan
renstra, pelaksanaan renstra, dan evaluasi renstra. Membentuk
pemrakarsa pembuatan renstra, mengkaji berbagai peraturan dan
kebijakan peningkatan mutu pendidik, menciptakan visi misi&
nilai-nilai madrasah, dan menganalisis SWOT sesuai kondisi
sekolah. Melaksanakan rapat dan pelatihan. Serta mengevaluasi
program dan kegiatan yang dilakukan selama setahun kedepan.
2. R Yuhani‟ah dengan judul penelitian”Perencanaan Strategik Mutu
Sumber Daya Manusia di STAI Ma‟arif Lampung Tengah”. Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah triangulasi data. Adapun teknik pengumpulan data pada
penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian Renstra STAI Ma‟arif Rencana Strategik (Renstra)
di STAI Ma‟arif Kalirejo visi, misi dan tujuan, menganalisis pasar,
menganalisis SWOT, merencanakan operasional, kebijakan dan
perencanaan mutu, merumuskan biaya mutu dan yang terakhir
mengevaluasi.
3. Syamsul Alam dengan judul “ Implementasi Perencanaan Strategis
Dalam Pengembangan Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 2
Jeneponto Kabupaten Jeneponto” pendekatan Deskriptif, teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
35
adalah triangulasi data. Adapun teknik pengumpulan data pada
penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian Renstra di SMAN 2 Jeneponto sudah bagus dalam
pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perencanaan
menggunakan metode analisis SWOT yakni melihat kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki sekolah.
Adapun persamaan dari ketiga dari penelitian di atas adalah membahas
tentang perencanaan strategis terdapat persamaan dalam penelitian yang diteliti
oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti mengenai perencanaan strategis. Kemudian
perbedaan dari ketiga nya ialah perbedaan tempat, kemudian terdapat perbedaan
pada fokus masalahnya, kelebihan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih
mengacu pada peningkatan mutu di sekolah. Artinya secara keseluruhan
penelitian mempunyai kajian yang berbeda dengan penelitian diatas. Namun
demikian, pada sisi konsep tidak menutup kemungkinan memiliki persamaan
pendekatan.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting
dari sifat suatu kejadian atau fenomena.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif
dan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2014,
hal. 6).
Auerbach and Silverstein (2003) dalam Sugiyono (2017, hal. 3)
menyatakan bahwa, metode kualitatif adalah penelitian yang melakukan
analisis dan interpretasi teks dan hasil interviu dengan tujuan untuk
menemukan makna dari suatu fenomena.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis bermaksud
mendeskripsikan keadaan tentang: manajemen strategik dalam peningkatan
mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi dengan mengadakan
observasi atau pengamatan lapangan untuk memperoleh data dan informasi
selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah tempat di mana situasi sosial tersebut akan
diteliti, misalnya di sekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintah, di jalan,
di rumah, dan lain-lain (Sugiyono, 2017, hal. 210).
37
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi. JI.
K.H.A. Qodir Ibrahim No.45, kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau
Teluk, Kota Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan
informasi tentang suatu fakta atau pendapat. Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lainnya (Moleong, 2014, hal. 157).
Adapun teknik yang digunakan melalui teknik purposive sampling,
teknik ini yang mana subjek penelitian dan tempat penelitian yang dipilih
dengan tujuan untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti
sesuai dengan tujuan penelitian. Purposive sampling adalah teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan (Sugiyono, 2017, hal. 2018).
Maka ditetapkan informasi kunci (key informan) adalah kepala sekolah
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, dan Waka Kurikulum, Waka
Kesiswaan, Guru serta tata usaha dijadikan informan tambahan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data:
a. Data primer
Data primer adalah data yang berupa informasi, peristiwa atau
tindakan berkaitan dengan sekolah/madrasah, khususnya yang
berkenaan dengan Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi. Data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data
(Sugiyono, 2017, hal. 104).
Oleh karena itu data primer yang diperoleh penulis dalam
penelitian ini yaitu dari kepala sekolah, waka kesiswaa, dan guru
38
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi dalam hal ini adalah data-data yang
menyangkut hal-hal tentang:
1. Bagaimana manajemen strategik dalam peningkatan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?
2. Bagaimana kendala manajemen strategik dalam peningkatan mutu
pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala manajemen strategik
dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah As‟ad Kota
Jambi?
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain, buku, laporan
dan majalah yang bersifat dokumentasi (Sugiyono,2012, hal. 225).
2. Sumber data
Lofland dalam Lexy Moleong (2004, hal. 157) sumber data adalah
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan.
Dalam hal ini subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu:
b. Sumber data berupa manusia yakni kepala sekolah, guru, serta
siswa di sekolah.
c. Sumber data berupa dokumentasi, foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan kegiatan dalam manajemen
strategic dilakukan disekolah tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, interview, dokumentasi
(Sugiyono, 2017, hal. 104).
39
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yakni fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan
bantuan berbagai alat yang sangat canggih sehingga benda-benda yang
sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat diobservasi dengan jelas
(Sugiyono, 2012, hal. 226).
Pengamatan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan terbuka dan
pengamatan tertutup. Pengamatan terbuka adalah pengamatan dan latar
penelitian. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek dan para
subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk
mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang
yang mengamati hal yang dilakukan mereka. Pengamatan tertutup adalah
pengamatan beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh
para subjeknya (Lexy L Moleong, 2004, hal. 176)
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dibagi menjadi tiga macam
yaitu, wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data
dengan membuat instrumen sebagai pedoman untuk wawancara.
Wawancara semiterstruktur adalah termasuk kategori in-dept interview
dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis untuk pengumpulan data esterberg menyatakan dalam
Sugiyono (2012, hal. 231).
Penggunaan metode ini adalah wawancara langsung yang diajukan
kepada informan kunci yakni kepala sekolah yang ada di lokasi penelitian
serta informan tambahan seperti waka kurikulum, waka kesiswaan, guru
dan siswa.
40
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari
seseorang (Sugiyono, 2012, hal. 240).
Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai
data karena dalam banyak hal dokumen dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumen biasanya dibagi atas
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan
atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan
kepercayaannya seperti buku harian, surat pribadi dan biografi. Dokumen
resmi terbagi atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal
berupa memo, pengumuman, laporan, instruksi dan aturan suatu lembaga
masyarakat digunakan dalam kalangan itu sendiri. Dokumen eksternal
berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial,
misalnya majalah, Koran, dan berita yang disiarkan kepada media masa
(Lexy L Moleong, 2004, hal. 217).
Dengan menggunakan metode dokumentasi ini mempermudah
dalam pengamatan dan mewawancarai serta memperkuat penulis
terhadap keberadaan data yang akan dianalisis.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusu secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain Bodgan dalam Sugiyono (2017, hal. 130).
Teknik ini menggunakan flow analysis dari Miles dan Huberman analisis
data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
41
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel (Sugiyono, 2017, hal.
132-133).
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang
tinggi. Dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada
teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi maka
wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data-
data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang
signifikan (Sugiyono, 2017, hal. 137).
Mereduksi data berarti merangkum, memili hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data. Reduksi data dapat dibantu dengan
peralatan elektronik seperti komputer mini dengan memberikan kode
pada aspek tertentu.
2. Penyajian Data
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data, penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja dan berdasarkan apa yang telah
dipahami (Sugiyono, 2017, hal. 137). Selanjutnya dalam menganalisa
data adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang
memungkinkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
42
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah di teliti menjadi jelas
(Sugiyono, 2017, hal. 142).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada
di lapangan.
.
F. Triangulasi data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Lexy L Moleong, 2004, hal. 330).
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber (Sugiyono, 2012, hal. 274).
Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan penguji data yang
telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang
menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerja sama.
Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan seperti
dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan,
mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari
tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda (Sugiyono, 2012, hal. 274).
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik
pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda,
43
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi teori
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda maka dilakukan secara
berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya jika hasil uji
menghasilkan data yang berbeda (Sugiyono,2012, hal. 274)..
G. Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan yang meliputi sebagai
berikut :
1. Penyusunan proposal dan pengajuan proposal, penunjukan pembimbing
perbaikan seminar proposal serta pengurusan izin riset.
2. Pengumpulan data di lapangan sejalan dengan analisis data tahapan awal.
3. Analisis lanjutan, penyusunan laporan penelitian, penulisan laporan
terakhir, pengadaan dan memperbanyak laporan dan selanjutnya untuk
diujikan
44
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
Penelitian
Bulan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Jul Ags Sep Okt Nov
1 Pengajuan
Judul
2 Pembuatan
Proposal
3 Penunjukkan
Dosen
Pembimbing
4 Perbaikan
Proposal
5 Seminar
Proposal
6 Perbaikan
Hasil
Seminar
7 Pengurusan
Izin Riset
8 Riset
Lapangan
9 Pengelolaan
Data
10 Penyusuan
Skripsi
11 Ujian
Skripsi
12 Perbaikan
skripsi
45
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1369 H, tepat tanggal 26 Jumadil Awwal 1369 H dan
selesai pada tanggal 26 Dzulqo‟idah 1370 H bertepatan tanggal 29 Agustus
1951 M, dengan disertai niat yang baik dan semangat yang kuat dalam
menghadapi rintangan-rintangan baik yang datangnya dari pihak yang tidak
setuju dengan kehadiran Perguruan/Pondok Pesantren As‟ad (Ma‟hadul
As‟ad) ini ataupun rintangan berupa biaya, namun berkat inayah dan
hidayah Allah SWT maka pada tahun 1951 berdirilah sebuah gedung
permanen berukuran 35 x 17 meter yang terletak diatas lahan seluas 1 ½ Ha
dan pembangunan di Pondok Pesantren As‟ad ini berkembang dengan pesat,
terbukti dengan banyaknya gedung yang telah dibangun pihak Yayasan pada
sa‟at ini. Tapi, faktor kurang luasnya lahanlah yag menjadi permasalahan
pokok pihak Yayasan untuk membangun lokal/ruang yang lebih banyak
untuk mendukung proses belajar mengajar di Perguruan As‟ad.
Adapun tujuan Perguruan/Pondok Pesantren As‟ad didirikan adalah
untuk membantu pemerintah dalam mengadakan sarana pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, baik dibidang ilmu pengetahuan Islam
maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah para santri menamatkan
pendidikannya baik ditingkat SD/Ibtidaiyah, Tsanawiyah ataupun Aliyah di
Perguruan As‟ad, mereka dapat meneruskan pendidikannya baik di sekolah
umum atau di Perguruan Tinggi Umum dan Swasta lainnya. Hal ini
dikarenakan semua tingkat Sekolah/Madrasah di Perguruan As‟ad berstatus
telah terakreditasi.
Untuk memperlancar laju roda Perguruan As‟ad ini, baik dalam
hubungan intern Pondok ataupun hubungan ekstern, maka dibentuklah suatu
badan atau Yayasan yang semula diberi nama Yayasan Asrama As‟ad
dengan akta Notaris tertanggal 3 Mei 1958 nomor 62/1958.
46
Susunan pengurusnya diketuai oleh K.H.A. Qodir Ibrahim yang juga
menjadi Mudir/Nadzir atau pengasuh Perguruan As‟ad. Kemudian tanggal
20 April 1963 dirubah dengan nama Yayasan Perguruan/Asrama As‟ad
dengan akte Notaris nomor 16/1963 dan K.H.A. Qodir Ibrahim meninggal
tahun 1970, jabatan ketua dipegang oleh Kakak kandungnya K.H.M. Yusuf
Ibrahim, sedangkan mudir dipegang oleh K.H. Nurdin Abdul Ghoni. Pada
tanggal 23 Mei 1979 susunan Pengurus Yayasan diperbaharui lagi, begitu
pula nama Yayasan dirubah dengan nama Yayasan Perguruan As‟ad.
Jabatan Ketua Yayasan merangkap nadzir dijabat oleh Drs. M. Hasan
K.H.A. Qodir dengan akte Yayasan nomor 28/1979. setelah Drs. M. Hasan
meninggal pada tahun 1984 beliau diganti oleh K.H.M. Nadjmi Qodir.
Pada masa Syeh Abdul Majid Jambi, di Langgar Putih mulai
mengadakan pengajian Kitab Kuning di daerah Kesultanan Jambi dan
berlangsung hingga tahun 1904 karena beliau harus hijrah ke Mekkah gua
menghindari penangkapan penjajah Belanda. Hal tersebut karena selain
sebagai seorang Guru beliau juga sebagai penasehat Sulthan Thaha Syaifud
din Jambi.
Di Mekkah beliau kembali membuka pengajian di rumah
kediamannya di Kampung Samiyah, diantara muridnya adalah :
1. Al „Alimul „Allamah Syeh Ahmad Syukur, Pendiri Madrasah
Sa‟adatuddaren Tahtul Yaman.
2. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Ibrahim Abdul Majid Jambi, pendiri
Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong
3. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdus Shomad Khop, Penghulu yang
pertama.
4. Al „Alimul „Allamah Syeh Kms. H.M. Sholeh, pendiri Madrasah Nurul
Islam Tanjung Pasir.
5. Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Usman, pendiri Madrasah Al Jauharain
Tanjung Johor.
6. Al „Alimul „Allamah Syeh Jamil Jaho, di Jaho Sumatera Barat.
7. Al „Alimul „Allamah Syeh Sulaiman Ar-Rosuli Candung.
47
8. Al „Alimul „Allamah Syeh Alwi bin Ahmad Syihab, Sungai Asam
Jambi.
Pengajian di Langgar Putih kembali dibuka oleh Al „Alimul „Allamah
Syeh Haji Ibrahim Putra Al „Alimul „Allamah Syeh Haji Abdul Majid Jambi
yang mendirikan Madrasah Nurul Iman Ulu Gedong. Langgar Putih ini
berfungsi sebagai lembaga pendidikan kembali pada tahun 1948 hingga
tahun 1951 oleh K.H. Abdul Qodir Ibrahim.
2. Letak Geografis
Letak Geografis Madrasah Aliyah As‟ad Olak Kemang Kota Jambi
adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan MAN 1 Olak Kemang Kota Jambi
2. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Koramil Danau Teluk berjarak ±
500M
3. Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Danau Teluk dan Kelurahan Olak
Kemang Kota Jambi berjarak ± 2KM
4. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Penyengat Olak Kab. Muaro
Jambi.
3. Visi dan Misi Madrasah
1. Visi dan Misi Madrasah
Mengasah Fikir, menggali hati dan berprestasih berdasarkan iman
dan taqwa serta berbudaya islami.
2. Misi Madrasah Aliyah As‟ad
a. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
c. Menumbuhkan semangat berprestasidalam berkompetisi secara jujur
dan intensif kepada seluruh warga Madrasah
48
d. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi
dirinya, baik dibidang akademik maupun non akademik, sehingga
dikembangkan secara optimal.
e. Menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan seluruh
warga madrasah.
f. Membantu rasa memiliki bagi warga madrasah atas kemajuan
madrasah yang telah atau yang akan dicapai.
49
4. Struktur Organisasi Madrasah
K.H.M. Najmi Qodir
H. Abdul Qodir Jailani,S.Ag
JJJJJJJ,Jailany,s jjJailany,
S.Ag
DESI SUSANTI,SE
KAMILIN, S.Pd
FATHURRAHMAN, M.Pd.I
SUSILOWATI, S.Pd
DARUSSALAM, S.Pd
MUNNNHAMMAD YUNUS,
S.Pd.I
HAFIZOH, S.Ag
XII A : PAHRULROZI,S.Pd
XII B : ULLY AF‟IDAH, M.Pd
XII C : FATHURRAHMAN, S.Pd
XIID : RETNING RESTIANA, S.Pd
XIIE : H.A.DUMIYATI ISHAQ, S.Pd.I
XIIF : ERKHAMI KASRAN, S. Pd
MUHAMMAD YUNUS, S.Pd. i
RETNING RESTIANA, S.Pd
HAVIS MUNZIR, S.Pd
ZUHRATUL AINI, S.Pd
ZAHRATUL AINI, S.Pd
MAHFUDDIN, S.Ag
XI A : IBNU NAJAH, S.Pd
XI B : NOVI SASTRIYANI, S. Pd
XI C : MAHFUDDIN, S.Ag
XI D : ZUHRATUL AINI, S.Pd
XI E : MUHAMMAD SIBAWIHI, M.H
XI F : THOHIROTUDDINIYAH, S.Pd,
S.Pd
KELAS X
X.A : KAMILIN, S.Pd.I
X.B : SUSILOWATI, S.Pd.I
X C : RIYADUSSHOLIHIN, S.Hum
X D : DARUSSALAM, S.Pd.
X E : MUHAMMAD YUNUS, S.Pd.I
X F : H. SAFARUDDIN, Lc
MAJELIS GURU
SISWA
DIKNAS. DEPAG
KOMITE MADRASAH
WALI KELAS X WALI KELAS XI WALI KELAS XII
BENDAHARA KEPALA TATA USAHA
WAKA KURIKULUM
LAB. KOMPUTER
LAB. IPA PRAMUKA DRUM BAND PASKIB
WAKA KESISWAAN
OSIS
YAYASAN
KEPALA MADRASAH
50
Tabel 2.
5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Nama Guru Jabatan Mata Pelajaran Keterangan
1 H.Abdul Qadir
Jailany,S.Ag
Kepala Aliyah Balaqhah Masih Aktif
2 Fathurrahman , S.Pd.I Waka
kurikulum
Bhs. Indonesia Masih Aktif
3 Mahfuddin, S.Ag Waka
kesiswaan
P K N - Sejarah Masih Aktif
4 Drs. Fauzi. MS Bendahara S K I Masih Aktif
5 Drs. M. Yusuf Abdullah Wa Tata Usaha Seni Budaya Masih Aktif
6 Zainul Havis, S.Kom Staf Tata Usaha Komputer Masih Aktif
7 Darussalam, S.Pd Staf Tata Usaha Ekonomi Masih Aktif
8 Kamilin, S.Pd.I Ka Tata Usaha Ketrampilan
Agama
Masih Aktif
9 Drs. Abdul Basit Amasia Ka Pustakaan Matematika Masih Aktif
10 Kafi Kurniati, S.IP Staf.
Perpustakaan
----- Masih Aktif
11 Yuliza Kurniyati, SE Staf.
Perpustakaan
----- Masih Aktif
12 Hafizoh, S.Ag Pembina OSIS Bhs, Arab Masih Aktif
13 Al Muthahhiri,S.Sy.S.IF Pembina OSIS Nahwu – Shorof Masih Aktif
14 Retning Restiana, S.Pd Pembina
Pramuka
Bhs. Inggris Masih Aktif
15 Havis Munzir, S.Pd Pembina
Pramuka
Penjaskes Masih Aktif
16 A.Rahman Hasan Pegawai ----- Masih Aktif
17 Hendri Muhammad Pegawai ----- Masih Aktif
18 Ahmad Afandi Pegawai ----- Masih Aktif
19 Prof.DR.H.Suhar AM.MA Guru Balaqhah – Tafsir Masih Aktif
20 Tamsir, M.Pd.I Guru Aqidah Akhlak Masih Aktif
21 M.Amin Husin, M.Pd.I Guru Hadits ilmu Hadits Masih Aktif
22 Ully Af idah, S.Pd. Mpd Wali Kelas Fisika Masih Aktif
23 Siti Marwiyah, S.Pd.
M.Pd
Guru Kimia Masih Aktif
24 Erkhami, S.Pd.I Wali Kelas Fiqih Masih Aktif
25 H.A. Dumiyati Ishaq,
S.Pd.I
Guru PKN-Sejarah Masih Aktif
26 Nurma Chatib, S.Pd.I Guru Qur‟an Hadits Masih Aktif
27 Eli Nurlaili, S.Ag Guru Sejarah Masih Aktif
28 Drs. Jailani Wali Kelas Qur‟an Hadits Masih Aktif
29 Drs. Edi Dunarto Guru Seni Budaya Masih Aktif
30 Desi Susanti, SE Wali Kelas Ekonomi Masih Aktif
31 Nur komariah, LC Guru Tahfis Tajuwid
Tahsin
Masih Aktif
32 Pahrul Rozi, S.Pt Wali Kelas Matematik Masih Aktif
51
33 Zuhratul Aini, S.Pd Wali Kleas Bhs. Indonesia Masih Aktif
34 Thohirotuddiniyah, S.Pd Wali Kelas Bhs. Inggris Masih Aktif
35 Nurmilah, S.Pd Guru Kimia Masih Aktif
36 Dlomiri, S.Pd Guru Geografi Masih Aktif
37 A.Rahman Thaat, S.Pd.I Guru Tahfis Tajuwid
Tahsin
Masih Aktif
38 Irma Suryani, S.Ag Guru Aqidah Akhlak Masih Aktif
39 Safaruddin, LC Guru Balaqhah - Nahwu Masih Aktif
40 K.H.A.Ramzi Sulaiman Guru Hadits ilmu Hadits Masih Aktif
41 K.H.A.Sirojuddin, HM Guru Manteq - Tauhid Almarhum
42 K.H.Usman, HM Guru Ketrampilan
Agama
Masih Aktif
43 M.Sibawaihi, S.Sy.M.HI Guru Tauhid Masih Aktif
44 Drs.Asnawi Guru Aqidah Akhlak Guru MAS
45 Ali Imron Rosadi,S.Ag Guru Ma‟had Aliy
46 Ismail Fauzi SATPAM Masih Aktif
47 Puad Rahman SATPAM Masih Aktif
48 Pathurrahman, S. Sy.S.IF Guru Ketrampilan
Agama
Masih Aktif
49 Novye Sastriani, S.Pd Guru Kimia Masih Aktif
50 Rahmad Kurniawan,
S.Kom
Karyawan Tata Usaha Masih Aktif
51 Hendri Muhammad Karyawan Tata Usaha Masih Aktif
52 Ahmad Afandi Karyawan Pegawai Masih Aktif
53 A. Rahman Hasan Keryawan Pegawai Masih Aktif
54 Yusman Yusuf Karyawan Pegawai Masih Aktif
55 M.Farid Wajdi, MA Guru Balaqhah Masih Aktif
56 Kurnia Santri, SH Karyawan Tata Usaha Masih Aktif
52
6. Siswa
1. Data Siswa yang Masuk Tahun 2019/ 2020
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
15
23
53
54
30
34
5
4
103
115
Jumlah 38 107 64 9 218
2. Data Siswa yang Masuk Tahun 2018/ 2019
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
16
17
54
76
24
31
4
2
98
126
Jumlah 33 130 55 6 224
3. Data Siswa yang Masuk Tahun 2017/ 2018
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
8
6
54
66
20
14
0
3
82
89
Jumlah 14 120 34 3 171
4. Data Siswa yang Masuk Tahun 2016 / 2017
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
13
07
79
96
07
10
01
02
100
115
Jumlah 20 175 17 03 215
53
5. Data Siswa yang Masuk Tahun 2015 / 2016
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
15
14
55
82
14
27
04
04
88
127
Jumlah 29 137 41 08 215
6. Data Siswa yang Masuk Tahun 2014 / 2015
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
14
18
59
85
19
43
04
02
96
148
Jumlah 32 144 62 06 244
7. Data Siswa yang Masuk Tahun 2013 / 2014
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
09
05
50
95
09
03
02
01
70
104
Jumlah 14 145 12 03 174
8. Data Siswa yang Masuk Tahun 2012 / 2013
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
13
20
56
66
40
45
03
02
112
133
Jumlah 33 122 85 05 245
54
9. Data Siswa yang Masuk Tahun 2011 / 2012
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
05
13
65
80
24
31
01
--
95
124
Jumlah 18 145 55 01 219
10. Data Siswa yang Masuk Tahun 2010 / 2011
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
09
06
70
63
16
13
05
03
100
84
Jumlah 15 133 28 08 184
11. Data Siswa yang Masuk Tahun 2009 / 2010
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
01
11
49
46
05
19
01
--
56
76
Jumlah 12 95 24 01 132
12. Data Siswa yang Masuk Tahun 2008 / 2009
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
13
12
56
75
07
17
01
--
77
104
Jumlah 25 131 24 01 181
55
13. Data Siswa yang Masuk Tahun 2007 / 2008
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki – laki
Perempuan
09
16
64
60
20
11
--
--
93
87
Jumlah 25 124 31 -- 180
14. Data Siswa yang Masuk Tahun 2006 / 2007
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
10
11
75
75
12
16
--
01
97
103
Jumlah 21 150 28 01 200
15. Data Siswa yang Masuk Tahun 2005 / 2006
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
11
12
59
80
23
13
01
--
94
105
Jumlah 23 139 36 01 199
16. Data Siswa yang Masuk Tahun 2004 / 2005
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
04
07
58
51
17
12
--
--
79
70
Jumlah 11 109 29 -- 149
56
17. Data Siswa yang Masuk Tahun 2003 / 2004
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
23
34
44
36
11
14
--
--
78
84
Jumlah 57 80 25 -- 162
18. Data Siswa yang Masuk Tahun 2002 / 2003
N0 Jenis Kelamin JUMLAH SISWA MENURUT ASAL
SEKOLAH
Jumlah
M Ts N M Ts S S M P. N S M P. S
1
2
Laki - laki
Perempuan
23
30
44
39
14
15
--
--
81
84
Jumlah 53 83 29 -- 165
Tabel 3
7. Sarana dan Prasarana
1. Jenis gedung dan ruang yang dimiliki
No
Jenis Gedung
Jumlah
LUAS
KONDISI GEDUNG
BAIK RUSAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ruang Kepala
Ruang Tata Usaha
Ruang Guru
Ruang Belajar
Ruang Lab. IPA
Ruang Lab. Bahasa
Ruang Lab. Komputer
Ruang Perpustakaan
Ruang Mushola/ Mesjid
Ruang Keterampilan
Ruang U K S
Ruang Koperasi
Ruang Klinik
Ruang Pramuka
Ruang Osis
Kamar Mandi
Kamar Kecil ( WC )
1
1
1
18
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10 x 10 M2
10 x 10 M2
10 x 12 M2
10 x 10 M2
10 x 10 M2
-- M2
10 x 12 M2
10 x 12 M2
30 x 50 M2
10 x 10 M2
-- M2
7 x 10 M2
5 x 6 M2
5 x 6 M2
4 x 5 M2
2 x 3 M2
2 x 3 M2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
---
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
JUMLAH M2 --- ---
57
2. Jenis Alat Komunikasi yang dimiliki.
No
Nama Alat
JUMLAH
KONDISI ALAT
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
Telephone
Intercome
Faksmile
Mega Phone
Ampliper
Warlesh
1
1
1
1
1
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Jumlah 8 Baik
3. Jenis Alat Transportasi yang dimiliki .
No
Nama barang
Jumlah
Kondisi barang
Baik Rusak
1
2
3
Mobil
Sepada Motor
Sepeda
1
0
0
---
---
---
---
---
---
Jumlah 1
4. Jenis Lapangan dan Fasilitas olah raga.
No
Nama Lapangan
Jumlah
Kondisi
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
Lapangan Bola Kaki
Lapangan Volli Ball
Lapangan Batminton
Lapangan Basket
Lapangan Tenis Meja
Lapangan Takraw
1
1
1
1
2
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Jumlah 7
5. Jenis Perlengkapan Administrasi.
No
Nama Barang
Jumlah
Kondisi Barang
Baik Rusak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Komputer
Printer
Mesin Ketik
Mesin Hitung
Meja Kepala
Kursi Kepala
Lemari
Meja TU
Kursi TU
Meja Guru
Kursi Guru
15
6
2
0
1
1
4
5
5
30
30
Baik
Baik
--
--
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Rusak
Jumlah
58
6. Jenis Peralatan Ketrampilan.
No Nama Barang Jumlah KONDISI BARANG
Baik Rusak
1
2
3
4
Mesin Jahit
Komputer
Musik
Ketrampilan lain
Baik
Baik
Baik
Rusak
Jumlah
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan
1. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di
Madrasah Aliyah AS’AD Kota Jambi
Pendidikan merupakan usaha sadar dengan sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia ialah dengan melalui proses
pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan
guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan secara terus menerus. Pendidikan harus terus menerus
ditingkatkan. Khususnya lembaga pendidikan mempunyai tugas serta
tanggung jawab yang besar dan berat dalam menyiapkan peserta didik
yang berkualitas.
Perencanaan merupakan suatu tahapan yang menentukan suatu
keputusan dalam sebuah organisasi untuk upaya mendapatkan tujuan
yang akan disepakati. Perencanaan Madarasah adalah penggambaran
masa depan dari sosok institusi sekolah yang di kehendaki oleh warganya.
Setiap sekolah harus mempunyai rencana yang komprehensif untuk
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada dan yang diperoleh guna
mencapai tujuan yang diinginkan dimasa akan datang.
Perencanaan strategis digunakan oleh setiap instansi baik
perusahaan maupun lembaga pendidikan dalam setiap melakukan atau
membuat sesuatu dalam organisasi, agar organisasi dapat berjalan dengan
baik dan berkembang sehingga lembaga pendidikan tersebut agar tidak
mendapatkan masalah besar yang mengakibatkan rusaknya suatu
organisasi.
59
Peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh madrasah
mempunyai tujuan untuk mengembangkan mutu pendidikan di madrasah
melalui kegiatan pelaksanaan program madrasah. Kesepakatan tentang
konsep mutu dikembalikan pada acuan rumusan atau rujukan yang ada
seperti kebijakan pendidikan, proses belajar mengajar, kurikulum, sarana
prasarana, fasilitas pembelajaran dan tenaga kependidikan sesuai dengan
kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan.
Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh sekolah sebagai
lembaga pengajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa nyaman di
sekolah akan memberikan dampak yang baik terhadap keberlangsungan
proses belajar mengajar disekolah. Untuk itu sekolah perlu melakukan
pembinaan kepada peserta didik yang berprestasi baik akademik maupun
non akademik (Sagala,2013, hlm.17).
Penyusunan perencanaan program penunjang peningkatan mutu
di MAS AS‟AD Kota Jambi dilakukan oleh kepala madrasah bersama
dengan waka kurikulum, waka humas, waka kesiswaan, waka sarana dan
prasarana, para guru, karyawan, maupun orang tua peserta didik. Hal
yang dilakukan oleh madrasah antara lain:
1. Mengadakan rapat kepala madrasah bersama guru, staf, dan seluruh
guru madrasah bersama-sama untuk membahas program yang akan
dilaksanakan.
2. Melakukan analisis sasaran dan merumuskan sasaran didasarkan pada
visi, misi, dan tujuan sekolah.
3. Melakukan analisis SWOT (strenght, weakness, opportunity, threat),
dengan cara menganalisis segala sesuatu yang berkaitan dengan
program yang akan dijalankan oleh sekolah agar pelaksanaannya
dapat dilakukan secara maksimal dan lebih nenberikan dampak positif
bagi peserta didik khususnya dalam menunjang mutu pendidikan di
sekolah baik secara akademik maupun non akademik.
4. Sosialisasi program kepada orang tua peserta didik, dengan
membicarakan alokasi pelaksanaan program dan alokasi biaya yang
dibutuhkan dalam melaksanakan program.
60
5. Melakukan perbaikan dan pembaharuan yang berhubungan dengan
fasilitas sekolah sesuai dengan dana yang dimiliki oleh pihak sekolah.
6. Pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, hal ini dilakukan kepala
sekolah guna untuk menunjang kegiatan peningkatan mutu
pendidikan disekolah.
7. Meningkatkan profesionalisme guru, hal ini dilakukan kepala
madrasah guna bersama-sama dengan guru dan karyawan bersama-
sama merumuskan tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh sekolah
secara bersama sama yang dilakukan pada awal tahun ajaran baru atau
awal semester. (Dokumentasi, MAS AS‟AD Kota Jambi)
Berdasarkan pengamatan penliti dilapangan pihak madrasah aliyah
as‟ad kota jambi telah melakukan manajemen strategis baik itu dari jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Madrasah sudah menyusun
program-program yang dapat menunjang dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan
dalam hal kurikulum seperti proses pembelajaran, prestasi akademik dan
prestasi non akademik, dan juga melibatkan guru, peserta didik, penjaga
sekolah, orang tua siswa dan lomite sekolah. (Observasi, 18 Agustus 2020)
Madrasah aliyah as‟ad kota jambi salah satu sekolah yang telah
melakukan manjemen startegis dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Madrasah ini juga merupakan daerah yang strategis karena
lokasi yang relative masih bisa di jangkau dari segala arah dengan
menggunakan alat transportasi. Madrasah aliyah as‟ad kota jambi
memiliki kekuatan, kelemahan, dan peluang.
Kekuatan MAS AS‟AD Kota Jambi adalah memiliki jumlah guru
sebanyak 52 orang sehingga memadai untuk membimbing murid-
muridnya. Memiliki ruang laboratorium IPA 1 ruang, ruang multimedia 1
ruang. Memiliki ruangan alat music Drum Band, Ruang perpustakaan
yang menyediakan buku penunjang pembelajaran. Lapangan olahraga :
Lapangan Bola Kaki Lapangan Volli Ball, Lapangan Batminton, memiliki
gedung serba guana, dan memiliki jumlah peserta didik yang cukup. (
Dokumentasi, MAS AS‟AD Kota Jambi)
61
Kelemahan MAS AS‟AD Kota Jambi yang perlu mendapat
perhatian dan ditindak lanjut adalah: kurang memadai alat pendukung
pembelajaran dari masing-masing mata pelajaran.ruang multimedia belum
tersedia perangkat computer yang memadahi. Belum tersedianya ruang
OSIS dan ruangan Pramuka, sarana dan prasarana pembelajaran belum
memadai. Gedung yang belum memenuhi kebutuhan dan perlu
rehabilitasi. (Dokumentasi MAS AS‟AD Kota Jambi)
Peluang MAS AS‟AD Kota Jambi yang perlu mendapat perhatian
dan ditindak lanjut adalah: Perthatian Kementerian Agama terhadap
pembiayaan pendidikan cukup memadai. Masyarakat sekitar memberi
dukungan dalam upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban Madrasah.
Orang tua/wali siswa yang aspiratif terhadap kebijakan-kebijakan
madrasah. Dukungan dan kerjasama alumni untuk memajukan Madrasah.
(Dokumentasi MAS AS‟AD Kota Jambi)
Dalam memperhatikan dari kondisi geografis madrasah, kekuatan
madrasah, kelemahan serta peluang madrasah, maka MAS As‟Ad Kota
Jambi memiliki harapan untuk tujuan pendidikannya dengan melalui
perencanaan, pelaksaknaan, dan evaluasi program-program pengembangan
madrasah yang dikelola secara matang dan bertanggungjawab.
Berdasarkan analisis kondisi madrasah tersebut MAS As‟Ad Kota Jambi
menyusun serta pengembangan kurikulum 2013 untuk memberi
kesempatan pada peserta didik :
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memahami dan menghayati
serta mengamalkan ajaran islam dengan bersunggunh-sungguh.
2. Meningkatkan pengembangan potensi fisik, keragaman potensi, minat,
dan bakat, serta kecerdasan intelektual, emosional,spiritual, dan
kinestetik secara optimal sesuai dengan tingkat pengembangannya,
menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan membudayakan sportifitas
serta kesadaran hidup sehat.
3. Membangun menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
efektif dan menyenangkan, dan memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta
62
mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat. (Dokumentasi,
MAS AS‟AD Kota Jambi)
Observasi yang dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2020 dalam
pelaksanaan program atau kegiatan di madrasah aliyah as‟ad kota
jambi belum sesuai dengan manajemen yang ada karena melihat masih
terdapat beberapa keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat
disebabkan oleh pembinaan yang datang terlambat maupun peserta
didik itu tersendiri.
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak
Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad
Kota Jambi :
“Setiap awal tahun ajaran baru kepala madrasah, bersama dengan
guru, staf, dan komite berkumpul untuk membahas program yang
dilaksanakan oleh madrasah, apabila program-program telah
tersusun dengan baik, maka yang harus dilakukan menentukan
jumlah anggaran yang akan dipakai dalam pelaksanaan program-
program sekolah. Dalam membentuk tim kerja dan coordinator
pengembangan mutu madrasah membuat program kerja
perbidang, koordinator tim untuk pengembangan melakukan
kunjungan kelas, karena kunjungan kelas tersebut kepala
madrasah akan mengetahui dimana letak kendala yang dialami
guru maupun peserta didik dalam proses belajar di kelas”.
(Wawancara, 21 Agustus 2020)
Sebagaimana hasil penelitian yang di hasilkan di jelaskan oleh
bapak H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah
Aliyah As‟ad Kota Jambi :
“Setiap awal tahun ajaran baru dan kenaikan kelas diadakannya
rapat bersama komite sekolah dengan pihak sekolah yaitu kepala
madrasah, bersama dengan guru, staf, serta komite berkumpul
untuk membahas beberapa program ataupun masalah serta solusi
yang menjadi sebuah keputusan bersama, menjalin kerjasama
yang baik kepada mereka”. (Wawancara,21 Agustus 2020)
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi mengupayakan agar para
guru selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi dan
informasi, dengan cara kepala sekolah aktif mengikuti dirinya maupun
63
guru dalam berbagai acara pendidikan. Acara tersebut dapat berupa
pendidikan dan pelatihan bagi guru, seminar pendidikan, workshop,
studi banding, adanya pembinaan khusus bagi peserta didik yang
berprestasi. Kepala madrasah mengkoordinasikan peserta didik yang
berprestasi berdasarkan bidang studi yang di tekuni peserta didik
tersebut tergantung berkompeten sesuai dengan dengan bidang
studinya, koordinasi dengan wakil kepala sekolah guna menentukan
muatan program yang akan dilakukan sesuai dengan program kerja
sekolah, dalam alokasi waktu pelaksanaan dan anggaran yang
dibutuhkan untuk melakukan perbaikan dan pembaharuan fasilitas
sekolah, Kepala Madrasah memberikan pendekatan kepada seluruh
waka dan majelis guru dengan menggunakan pendekatan kekurangan.
Tujuan agar tercipta suasana kekeluargaan di sekolah sehingga
program-program di sekolah akan terlaksana dengan mudah sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan.
Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi juga berusaha untuk
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
perkembangan terknologi, maka dengan itu pihak madrasah berusaha
untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik dengan
baik, agar peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan maupun
informasi sesuai dengan yang diharapkan,layanan ini diwujudkan
melalui pemenuhan sarana prasarana untuk meningkatkan guru dalam
sekolah sehingga peserta didik maupun seluruh yang melaksanakan
tugas yang telah diberikan kepada warga sekolah dapat belajar dan
bekerja di sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah
dengan produktif. (Observasi, 21 Agustus 2020)
Obseravasi yang dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2020 melihat
pembinaan khusus untuk peserta didik, hal ini strategi madrasah dalam
peningkatan mutu pendidikan yaitu pemenuhan sarana prasarana
sekolah. Kepala madrasah berupaya untuk memenuhi kebutuhan
sarana prasarana di sekolah terutama dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah, dilakukan secara incidental agar pelaksanaan belajar
64
mengajar di sekolah dapat mencapai tujuan pembelajran serta
menunjang hasil belajar peserta didik, penetapan standar pencapaian
nilai untuk mencapai mutu pendidikan, mutu pendidikan dapat di ukur
dari hasil yang di peroleh baik itu dalam bidang akademik maupun non
akademik, pemberian arahan kepada guru maupun peserta didik.
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak
Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad
Kota Jambi :
“Dalam bidang akademik ada pembinaan dari bidang yang
diminati siswa dan yang berprestasi seperti bimbingan LCC
(lomba cerdas cermat), olimpiade-olimpiade, dan untuk khusus
kelas XI(Sembilan) sebelum akan di adakan UAMBN(Ujian
Akhir Madrasah Berbasis Nasional) dan UNBK (Ujian Nasional
Berbasis Komputer) madrasah mengadakan proses pembelajaran
tambahan di waktu lain demi menyukseskan ujian tersebut. Dalam
bidang akademik di laksanakan hari sabtu,minggu adanya
ekstrakulikuler”.(Wawancara 21 Agustus 2020)
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan pula oleh bapak
H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah
As‟ad Kota Jambi :
“Kegiatan yang dilakukan di madrasah ini cukup banyak di dalam
bidang ekstrakulikuler yang diikuti oleh peserta didik diantaranya :
Osis, pramuka, Drum Band, PMR, Berzanji, Kaligrafi, Olahraga
seperti volley, Badminton dan sebagainya. Setiap tahunnya pasti akan
di rencanakan bersama sebgaimana jadwal nya sehingga tidak bentrok
kegiatan yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
oleh para Pembina masing-masing pada setiap kegiatan yang telah
dijadwalkan masing-masing. Dari kegiatan ini nampaknya
Alhamdulillah ada di dalam setiap perlombaan yang diadakan di
sekitaran kota jambi dan setiap tingkat nasional mendapat kejuaraan
atau piala.setiap pendaftaran dahulu dan kita bagi peserta didik nya
dengan sesuai pada bakat masing-masing jadi peserta didik sendiri
yang menentukan akan mengikuti kegiatan apa sesuai
kemampuannya”. (Wawancara 25 Agustus 2020)
65
2. Kendala Manajemen Strategis Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Di Madrasah Aliyah As’Ad Kota Jambi
Setiap kegiatan/program yang akan dilakukan maka salah satunya
tertentu terdapat kendala baik itu dalam hal masalah kecil, sedang
maupun besar. Dalam hal ini secara khusus peneliti merumuskan ada 2
kendala yang ada dalam Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi yaitu
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Anggaran pembiayaan program.
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak H.Abdul
Qadir Jailany,S.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah As‟ad
Kota Jambi :
“Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Anggaran pembiayaan. SDM pola
pikir peserta didik. Madrasah berupaya merubah pola piker
peserta didik yang merasa sudah puas karena diterima disekolah,
dilakukan kepala sekolah agar peserta didik dapat terus
meningkatkan prestasinya di sekolah sehingga dapat
meningkatkan mutu sekolah,kurang profesionalisme tenaga
pendidik, ada juga daalam bentuk sebuah Anggran pembiayaan
dari program/kegiatan yang akan dibuat atau diadakan disekolah,
apalagi dalam hal sarana dan prasarana serta kegiatan/program
lainnya”. (Wawancara 21 Agustus 2020)
Sebagaimana hasil penelitian yang di jelaskan oleh bapak
Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad
Kota Jambi :
“Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu Sumber
Daya Manusia (SDM) pola piker dari guru, karyawan, maupun
peserta didik yang berbeda dan jarang sekali sehingga sedikit
sulit untuk diajak berpartisipasi. Perlu adanya peningkatan untuk
melanjutkan ke S2 bagi guru yang masih muda, selain itu
pendidik kurangnya kreatif dalam menggunakan metode untuk
kegiatan mengajarnya”. (Wawancara, 21 Agustus 2020)
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak
H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah
As‟ad Kota Jambi :
66
“ Kendala dalam peningkatan mutu disini yang sering terjadi itu
adalah siswa yang masih kurang disiplin, seperti datang banyak
yang terlambat, tidak mematuhi aturan, hal ini tentu menjadi
kendala dalam peningkatan mutu pendidikan disini walaupun
yang tidak mematuhi aturan itu tidak terlalu banyak, ada juga
siswanya yang bolos dalam waktu belajar, maka itu kendala
dalam peningkatan mutu pendidikan MAS As‟ad ini”.
(Wawancara, 25 Agustus 2020)
3. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Manajemen Strategis Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah As’ad Kota
Jambi
Setiap kendala yang ada tentu ada pula solusi terbaik yang
diadakan Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi solusi pada kendala
peningkatan mutu yaitu melakukan kerjasama dengan LSM.
Kegiatan/program dilakukan secara terus menerus (continue) hal ini
dilakukan untuk membantu mengurangi biaya terus menerus digunakan
untuk pendanaan dalam menjalankan program sekolah yang menunjang
mutu pendidikan, melakukan kegiatan pendidikan untuk peningkatan
profesionalisme guru seperti MGMP, studi banding, workshop. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk menjalin kerjasama baik dalam
penerimaan peserta didik baru maupun peningkatan kualitas guru melalui
MGMP yang di lakukan antar guru mata pelajaran maupun antar sekolah.
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak
H.Abdul Qadir Jailany,S.Ag selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah
As‟ad Kota Jambi :
“Dalam mengatasi kendala kami melakukan perbaikan secara
terus menerus (kontinue) sehingga kami sedikit demi sedikit dapat
memperbaiki apa yang dianggap kurang baik sebelumnya, dan
juga kami tidak pantang menyerah dan cepat putus asa, kami
mencari akar dari sebuah permasalahan dan kami mengadakan
rapat bagaimana terbaik yang akan kami ambil dalam
menyelesaikan masalah dari Sumber Daya Manusia dan Anggaran Pembiayaan tersebut. Dalam adapat di dalam anggaran itu jika
tidak dapat di dalam tahun ini maka kami revisi kembali pada tahu
depannya”(Wawancara, 21 Agustus 2020)
67
Sebagaimana hasil penelitian yang dijelaskan oleh bapak
Mahfuddin, S.Ag selaku Waka Kesiswaan Madrasah Aliyah As‟ad
Kota Jambi :
“Dalam mengatasi kendala kami memberikan pengertian kepada
peserta didik bahwa kegiatan/program yang diadakan oleh
madrasah ini penting untuk madrasah dan khususnya untuk
peserta didik, pengalaman yang sangat bermakna bagi peserta
didik tersebut.kami juga memberikan pengawasan bukan hanya
kepada peserta didik tetapi kepada pembinaan kerjanya juga
berkesinambungan, kemudian dibuatlah jadwal sesuai yang telah
diatur sebelumnya”. (Wawancara, 21 Agustus 2020)
Sebagaimana hasil penelitian yang di jelaskan oleh bapak
H.A.Dumyati Ishaq, S.Pd.I selaku guru PKN-Sejarah Madrasah Aliyah
As‟ad Kota Jambi :
“Untuk mengatasi kendala disini maka ditetapkan beberapa
kebijakan kepala madrasah, seperti kendala yang datang dari
siswa sering terlambat, dan sering bolos dalam waktu pelajaran.
Maka upaya untuk mengatasi ini dibuatlah poin-poin dari semua
pelanngaran yang dibuat oleh siswa itu sendiri sesuai konsekuensi
ny dengan pelanggaran yang dibuat ny sendiri, seperti
konsekuensi nya membaca doa dilapangan 10x, maka solusi
selanjutnya adalah pemanggilan orang tua untuk dibuat surat
perjanjian. Selain yang dilakukan itu adalah salah dalam
pelanggaran sekolah”. (Wawancara, 25 Agustus 2020).
68
Analisis menurut saya untuk mengatasi kendala yang di hadapi
sekolah tersebut perlu adanya sikap mental yang bekerja bukan atas
tanggung jawab, tetapi hanya karena diperintah atasan akan membuat
pekerjaan yang dilaksanakan hasilnya tidak optimal. Guru hanya bekerja
berdasarkan petunjuk dari atasan, sehingga guru tidak bisa berinisiatif
sendiri. Dalam peningkatan mutu pendidikan tidak akan jalan jika setelah
diadakannya monitoring dan evaluaisi tanpa ditindaklanjuti. Fungsi
pengawasan dalam manajemen berguna untuk membuat agar jalannya
pelaksanaan manajemen mutu sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk menilai kelebihan
dan kekurangan. Apa-apa yang salah ditinjau ulang dan segera diperbaiki.
Tidak adanya tindak lanjut bisa disebabkan karena rendahnya etos kerja
para pengelola pendidikan. Kepala sekolah yang tangguh dalam
menghadapi suatu masalah dalam dunia pendidikan disekolah tersebut
yaitu: Kepala sekolah memiliki wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu
tindak apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara
yang akan ditempuh (strategi), memliki kemampuan mengkoordinasikan
dan menyerasikan seluruh memberdaya terbatas yang ada untuk mencapai
tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah, memliki memilih
kemampuan mengambil keputusan dengan terampil, memiliki kemapuan
memobilisasi sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan dan yang
mampu mengugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi
tujuan sekolahnya. Kepala sekolah perlu menggunakan “pendekatan
sistem” sebagai dasar cara berpikir, cara mengelola dan cara menganalisis
kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus berpikir sistem,
berpikir secara runtut, berpikir secara holistik, berpikir multi-inter-lintas
disiplin, berpikir entropis, berpikir “sebab-akibat”, berpikir
interdipendensi dan integrasi, dan berpikir elektif. Maka dengan itu kepala
sekolah dapat melakukan pendekatan sistem tersebut dalam mengelola dan
menganalisi suatu mengambil keputusan dalam peningkatan mutu
pendidkan sekolah tersebut.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Manajemen startegis Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah AS‟AS Kota Jambi, penelitian dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Manajemen yang disusun mengacu pada 8 standar pendidikan serta
visi, misi dan tujuan madrasah. Karena pencapaian kualitas tersebut
tidak lepas dari visi, misi, dan tujuan sekolah menjadi acuan utama
dalam membangun sekolah agar mampu tercapai dengan baik. Visi
kepala madrasah akan sangat me penentukan ke arah mana lembaga
pendidikan itu dibawa, karena apabila kepala madrasah tidak
mempunyai visi jauh ke depan hanya akan melaksanakan tugasnya
sebagai rutinitas sehari-hari, tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia
capai dalam kurun waktu tertentu.
2. Kendala dalam peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini secara
khusus peneliti merumuskan ada 2 kendala yang ada dalam madrasah
aliyah as‟ad kota jambi yaitu dalam hal sumber daya manusia dan
anggaran pembiayaan program.
3. Solusi pada kendala peningkatan mutu yaitu melakukan kerjasama
dengan LSM serta lembaga pemerintahan. Perbaikan yang terus
menerus (continue). Hal ini dilakukan kepala sekolah untuk
membantu mengurangi biaya yang digunakan untuk pendanaan
dalam menjalankan program biaya yang digunakan untuk
pendanaandalam menjalankan program sekolah yang menunjang
mutu pendidikan, melakukan kegiatan pendidikan untuk peningkatan
profesionalisme guru seperti MGMP, studi banding, workshop. Hal
ini dilakukan kepala sekolah dengan tujuan untuk menjalin kerjasama
baik dalam penerimaan peserta didik baru maupun peningkatan
kualitas guru melalui MGMP yang dilakukan antar guru mata
pelajaran maupun antar sekolah.
70
B. Saran
Beberapa hasil penelitian manajemen strategis dalam peningkatan
mutu pendidikan di madrasah aliyah as‟ad kota jambi, penelitian mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepala Madrasah
Dalam usaha upaya peningkatan mutu pendidikan, serta dalam rangka
mencapai visi, misi, sebaik madrasah :
a. Mengadakan diskusi/rapat, studi banding dalam pengembangan
kompetensi profesinalisme keguruan secara bertahap.
b. Mengadakan supervise pelaksanaan program/kegiatan yang akan
dilakukan baik dari segi pembelajaran, prestasi akdemik dan prestasi
non akademik dalam pendidikan yang kontiue.
c. Menambah sarana dan prasarana serta fasilitas sumber daya belajar
lainnya yang ada disekolahan tersebut.
d. Mengajukan pada tahap penyelesaian solusi bukan hanya pada
memberikan pengertian tetapi juga menciptakan sumber daya melalui
pelajaran kewirausahaan atau pengembangan siswa seperti kesenian-
kesenian yang dapat menghasilkan. Membuat perubahan paradigma
yang harus dilakukan secara bersama-sama antara kepala madrasah,
guru, dan karyawan dan semua unsur pendidikan, sehingga mereka
mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan mutu
dilingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Oleh
karenanya yang harus dilakukan adalah perbaikan yang
berkesinambungan berkaitan dengan komitmen dan proses komitmen.
Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan dedikasi pada
misi dan visi bersama, semua persiapan untuk mewujudkan visi
tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan terhadap
hambatan/kendala dengan menemukan sebuah keputusan yang tepat
untuk solusi.
71
2. Kepada pengajar
a. Guru mengikuti diskusi/rapat studi banding seta belajar mandiri dalam
pengembangan kompetensi profesionalisme keguruan secara bertahap.
b. Membentuk kelompok kerjaguru sebagai sarana komunikasi agar bisa
mensharing pengalaman dalam proses belajar mengajar.
72
DAFTAR PUSTAKA
Akdon,( 2011). Strategic Management For Education Management (Manajemen
Strattegik untuk Manajemen Pendidikan), Bandung: Alfabeta
Al qur‟an Q.S As sajadah : 24
Azizah.A& Sobri,A.Y, (2016). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 25, No 2: 208-
214)
Etik Kurniawati, (2017). Manajemen Strategik Lembaga Pendidikan Islam Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Vol. 9. No 01
Lexy L Moleong, (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mucktiany.A,Sani.R.A,&Pramuniati,I, (2015) Penjaminan Mutu Sekolah,
Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyasana, Dedi, (2012). Pendidikan Bermutu Dan Berdaya Saing. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, (2013), Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Mulyasa, (2015), Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara.
Moh. Rois Abin, 2017. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Vol. 05. No.01
Moh. Syaifulloh dkk. Startegi Peningkatan Mutu Pendidikan Disekolah. Vol. 05.
No 02
Moleong J Lexy, 2004, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Nata, Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu Isu Kontemporer
tentang Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam: Startegi Baru
Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, Penerbit Erlangga, Jakarta
Rivai, Veithzal & Sylviana Murni, 2010. Education Management, Jakarta:
Rajawali Pers
73
Rahmad Syah Putra dkk, 2017. Strategi Peningkatkan Mutu Pendidikan Pada
SMA Negeri tiga Meulaboh Kecamatan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
Vol. 5. No 03
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
Bandung:Alfabeta
Sugiyono, 2017. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sagala Syaiful, 2013. Manajemen Stategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung:Alfabeta.
Sagala Syaiful, 2017. Manajemen Stategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung:Alfabeta.
Shulhan, M&Soim, 2013. Manajemen Pendidikan Islam Startegi Dasar Menuju
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Yogyakarta:Teras
Triatna, Cepi, 2015. Pengembangan Manajemen Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Zazin, Nur, 2014. Gerakan Menata Mutu Pendidikan: Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Yogyakarta: Graha Ilmu.
74
75
76
77
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul : Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Madrasah
Aliyah As‟ad Kota Jambi
A. Pedoman Observasi
Metode ini penulis digunakan untuk melihat secara langsung lokasi
penelitian serta mencatat hal-hal yang berkenaan dengan manajemen
strategis. Adapun alas an penlis memilih metode observasi. Karena penulis
ingin mengetahui terlebih dahulu lokasi dan hal yang berkaitan dengan
madrasah penelitian.
1. Pengamatan terhadap kondisi fisik lembaga seperti gedung, ruangan,
halaman, dan fasilitas.
2. Pengamatan terhadap manajemen strategis dalam peningkatan mutu
pendidikan.
3. Pengamatan keadaan kegiatan dan program di madrasah aliyah as‟ad
kota jambi
B. Pedoman Wawancara
1. Kepala sekolah madrasah/Waka Kesiswaan/Guru
a. Manajemen strategis dalam rangka peningkatan mutu di lembaga
pendidikan ini?
b. Bagaimana cara kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan
mutu pendidikan?
c. Bagaimana persiapan untuk menyusun kegiatan dan program yang ada
di sekolah ini sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan?
d. Dalam rangka peningkatkan mutu sekolah kebijakan program dan
strategi apa yang dilakukan sekolah?
e. Apa saja kendala dalam manajemen strategis peningkatan mutu
pendidikan disekolah?
78
f. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala yang ada dalam manajemen
strategis dalam peningkatan mutu pendidikan disekolah?
g. Bagaimana upaya sekolah dalam peningkatan mutu sekolah dalam hal :
pembelajaran, prestasi akademik, prestasi no akademik?
h. Untuk peningkatan mutu pendidikan disekolah dalam hal pembelajaran,
prestasi akademik dan non akademik, apakah melibatkan guru, peserta
didik, dan komite sekolah ?
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah berdirinya
2. Letak geografis
3. Visi dan Misi
4. Struktur Organisasi
5. Keadaan guru, pegawai/staff
6. Keadaan siswa
7. Keadaan sarana dan prasarana
8. Foto-foto kondisi sekolah
79
80
81
LAMPIRAN
1. Wawancara bersama Kepala Sekolah
2. Wawancara bersama Waka Kesiswaan
82
3. Wawancara bersama Guru
4. Bukti Akreditasi
83
5. Ruang Majelis Guru
84
6. Lapangan Sekolah Madrasah Aliyah As‟ad
7. Struktur Organisasi
85
8. Ruang Tata Usaha
86
9. Ruang Kepala Sekolah
10 Masjid
87
11. Penghargaan Sekolah
12. Gedung Kelas
88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Selly Mardianti
Jenis Kelamin : : Perempuan
Tempat tgl lahir : Jambi, 26 Mei 1998
Alamat : Jln. KH. Abdul Qodir Ibrahim,No.45 kel. Olak Kemang
Kec. Danau Teluk Kota Jambi
Alamat Email : [email protected]
No.Kontak : 088269767945
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Fornal
1. SD tahun tamat : SDN 3/IV Olak Kemang Kota Jambi, Tahun 2010
2. MTS tahun tamat : Madrasah Tsanawiyah As‟ad Kota Jambi, Tahun 2013
3. MAS tahun tamat :Madrasah Aliyah As‟ad Kota Jambi, Tahun 2016
Motto Hidup : Siapa Bersungguh-sungguh Pasti Berhasil (MAN JADDA
WAJADA)