Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang...

141
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK (Studi Kasus Agro Lestari di Cibogo,Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI WINDY RIWANTI H34096121 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang...

Page 1: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK (Studi Kasus Agro Lestari di Cibogo,Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

SKRIPSI

WINDY RIWANTI

H34096121

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011

Page 2: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

RINGKASAN

WINDY RIWANTI. Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik (Studi

Kasus : PT Agro Lestari Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi.

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor (Dibawah bimbingan LUKMAN M BAGA).

Salah satu komoditas hortikultura yang potensial adalah sayuran, dimana

komoditas unggulannya adalah brokoli dengan pangsa pasar Indonesia 15-20

persen/tahun. Namun demikian jaminan kualitas, jumlah pasokan kurang dan

pengiriman yang belum tepat waktu merupakan penyebab belum efisiennya

kinerja rantai pasokan brokoli. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk (1)

mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan rantai pasokan brokoli organik pada

PT Agro Lestari, (2) menganalisis kinerja rantai pasokan brokoli organik dalam

hal efisiensi dan pelaksanaan kemitraan, dan (3) menganalisis alternatif kebijakan

pengembangan manajemen rantai pasokan berdasarkan hasil evaluasi rantai

pasokan.

Penelitian akan dilakukan di PT Agro Lestari, Jl. Raya Puncak Jl. Diklat

PLN No. 1 Cibogo Kabupaten Bogor dan kebun petani mitra yang berada di

daerah Cisarua, Kabupaten Bogor. Penelitian mengenai manajemen rantai

pasokan brokoli organik tersebut dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung,

kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Responden dalam

penelitian ini adalah petani brokoli organik yang berada di Desa Cisarua, PT Agro

Lestari, pihak PT X , dan Lotte Mart. Penelitian dilakukan dengan metode analisis

deskriptif kerangka Food Supply Chain Networking (FSCN), analisis tataniaga,

dan analisis deskriptif dengan menggunakan kesesuaian atribut.

Pembahasan mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik pada PT

Agro Lestari dengan menggunakan kerangka kerja FSCN akan menganalisis

beberapa aspek yakni sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai,

sumberdaya rantai, proses bisnis rantai, serta analisis kinerja rantai pasokan.

Sasaran rantai meliputi sasaran pasar, sasaran pengembangan, serta

pengembangan kemitraan. Pasar utama dari produk brokoli organik pada PT Agro

Lestari adalah untuk memenuhi permintaan konsumen pasar modern

(supermarket) dengan karakteristik konsumen yang yang kritis terhadap kualitas

produk yang dihasilkan, sehingga standarisasi kualitas sayuran menjadi hal yang

penting. Sasaran pengembangan rantai pasokan brokoli organik yang ingin dituju

antara lain pelaksanaan kemitraan secara berkesinambungan dalam kerjasama

kemitraan. Pengembangan kemitraan dibangun dengan tujuan agar tercipta

kemitraan yang baik, sehingga akan menjamin ketersediaan brokoli organik dan

mampu memenuhi permintaan yang lebih luas. Pelaku rantai pasokan brokoli

organik yaitu petani PT Agro Lestari, PT X dan supermarket, sedangkan

stakeholders yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor yang

merupakan perwakilan dari pihak pemerintah daerah yang memiliki kepentingan

terhadap keberlangsungan sektor pertanian di wilayah Cisarua Bogor, karena letak

dari PT Agro Lestari dan petani mitranya berada di wilayah Cisarua Bogor.

Page 3: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

Manajemen rantai yang diupayakan oleh pelaku rantai dituangkan dalam

kesepakatan kontraktual. Kesepakatan yang terjalin antara petani dengan PT Agro

Lestari maupun PT Agro Lestari dengan PT X terjalin berdasarkan pada

kepercayaan. Namun, kesepakatan antara PT X dengan supermarket terjalin

dengan adanya kontrak tertulis. Sistem transaksi dilakukan secara tunai antara

petani dengan PT Agro Lestari sedangkan PT Agro Lestari dengan PT X maupun

PT X dengan supermarket menggunakan faktur penjualan. Kolaborasi yang terjadi

selama ini dalam rantai pasokan brokoli organik berada pada tingkatan

cooperative collaboration, karena telah melibatkan interaksi pertukaran informasi.

Namun tingkat kedalaman hubungan kolaborasi antara PT Agro Lestari dengan

PT X masih belum intensif. Hal ini didasari kenyataan bahwa hubungan

kolaborasi meliputi pembinaan serta pembagian risiko belum dilakukan secara

intensif. Sumberdaya rantai berupa lahan yang terus dimanfaatkan potensinya,

sedangkan sumberdaya teknologi sudah memadukan teknologi konvensional dan

modern, untuk sumberdaya manusia sudah cukup mendukung kegiatan produksi.

Hubungan proses bisnis yang tercipta mengarah pada proses pull, yaitu

proses yang dilakukan untuk merespon permintaan konsumen. Posisi tawar dalam

rantai pasokan brokoli organik ini cukup berimbang antara petani dengan PT Agro

Lestari, karena kedua pelaku rantai pasokan saling membutuhkan, sedangkan PT

Agro Lestari memiliki posisi tawar yang lemah dengan PT X. Aliran distribusi

brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai

dengan pesanan yang datang. Aliran informasi yang terjalin terus

dikomunikasikan antar pelaku yang bersumber pada informasi pasar. Informasi

pasar dari konsumen brokoli organik yang disalurkan melalui rantai pasokan ini

telah memiliki merek dagang, yaitu PT X .

PT X memiliki nilai margin tiga kali lebih besar dari petani dan PT Agro

Lestari. Farmer’s share dari petani relatif kecil sebesar 18,75 persen dari harga

jual akhir. Pembagian manfaat dan keuntungan dalam rantai pasokan belum

merata dimana PT X menjadi pihak yang mendapatkan keuntungan paling besar

dibandingkan pelaku rantai pasok yang lain. Rantai pasokan juga dapat dikatakan

belum efisien karena beberapa komponen biaya tataniaga sebenarnya masih bisa

diminimalisir secara rasional. Dari 11 atribut kemitraan belum seluruhnya

memiliki kinerja yang sesuai dengan keinginan seluruh pelaku rantai pasokan.

Atribut kemitraan yang masih dipersepsikan rendah kinerjanya menurut keempat

pelaku rantai pasok adalah akses permodalan dan efisiensi biaya transaksi dan

pemasaran, sedangkan atribut kemitraan yang dianggap memiliki kinerja yang

baik adalah penerapan standar budidaya dan kualitas produk.

Alternatif kebijakan yang dapat direkomendasikan bagi pengembangan

rantai pasokan brokoli organik antara lain dukungan kredit, trust building,

dukungan pemerintah dan kesepakatan kontraktual. Dukungan kredit dan

dukungan pemerintah diarahkan kepada bantuan modal usaha kepada pelaku

rantai pasokan brokoli organik terutama petani mitra. Trust building ditujukan

agar kerjasama kemitraan yang terjalin atas dasar kepercayaan dapat dirasakan

secara konsisten oleh seluruh pihak. Kesediaan supermarket untuk memberikan

dana tunai pada saat transaksai berlangsung dapat menanggulangi risiko secara

adil, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.

Page 4: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK (Studi Kasus Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

WINDY RIWANTI

H34096121

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

Judul Skripsi : MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK

(Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor,

Jawa Barat)

Nama : Windy Riwanti

NIM : H34096121

Disetujui,

Pembimbing

Ir. Lukman. M. Baga, MA. Ec

NIP. 19640220 198903 1001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1002

Tanggal Lulus :

Page 6: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Manajemen Rantai

Pasokan Brokoli Organik (Studi Kasus PT Agro Lestari CibogoKabupaten Bogor,

Jawa Barat)” belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi

manapun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Windy Riwanti

H34096121

Page 7: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Windy Riwanti yang dilahirkan di kota Bogor pada

tanggal 22 Februari 1988. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara,

sebagai anak kandung dari Bapak Iwan Hadi Siswoyo dan Ibunda Srie Susilawati.

Pada tahun 1992 penulis memulai pendidikan di TK Kemuning selama dua

tahun dan selesai pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar

di SDN Semplak 2 Bogor selama enam tahun dan lulus pada tahun 2000. Penulis

melanjutkan sekolah menengah lanjutan pertama di SLTPN 4 Bogor dan selesai

pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMUN 5

Bogor dan selesai pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis berhasil diterima di

Program Diploma III Program Keahlian Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur USMI. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan studi ke

Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.

Page 8: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini ditulis dengan tujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi, Institut

Pertanian Bogor.

Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Manajemen Rantai

Pasokan Brokoli Organik (Studi Kasus PT Agro Lestari Cibogo Kabupaten

Bogor, Jawa Barat)“. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengelolaan

rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari, menganalisis kinerja rantai

pasokan brokoli organik dalam hal efisiensi dan pelaksanaan kemitraan rantai

pasokan, menganalisis alternatif kebijakan pengembangan manajemen rantai

pasokan berdasarkan hasil evaluasi rantai pasokan.

Penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan kita mengenai manajemen rantai pasokan khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bogor, Agustus 2011

Windy Riwanti

Page 9: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Ir. Lukman. M. Baga, MA. Ec selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah

meluangkan waktu dan memberikan masukkan dalam proposal penelitian.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

skripsi.

4. Rahmat Yanuar, SP, M. Si selaku dosen perwakilan dari komisi akademik

pada sidang skripsi.

5. Ir. Narni Farmayanti M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik dan

seluruh dosen Departemen Agribisnis.

6. Tri Judadmadji SE, selaku pembimbing lapang sekaligus pemilik PT Agro

Lestari yang telah banyak memberikan masukan, informasi, pengalaman

dan pengetahuan yang sangat besar kepada penulis selama menjalankan

penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta dan adik atas segala dorongan, cinta, doa restu,

kasih sayang, dan perhatian serta dukungan moril dan materil yang sangat

berharga.

8. Seluruh karyawan PT Agro Lestari yang telah memberikan informasi dan

pengalamannya serta kerjasama yang baik selama penelitian.

9. Keluarga besar Hadi Siswoyo dan keluarga besar Besar Reksoprojo yang

telah memberikan dukungan dan kasih sayang yang sangat besar selama

ini dan dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

10. Rory Rifki Andita dan rekan-rekan Ekstensi Agribisnis yang telah

memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan dalam tim bimbingan, atas semangat dan motivasi kepada penulis

selama menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat penulis Sonia Pramita dan Olga Novianti atas motivasi yang telah

diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

Demikian kiranya penulis berterima kasih atas bantuan dan kebaikan

Bapak/Ibu dan rekan-rekan.

Bogor, Agustus 2011

Windy Riwanti

Page 11: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8

2.1 Kajian Brokoli Organik ......................................................... 8

2.2 Manajemen Rantai Pasokan atau

Supply Chain Management .................................................... 9

III KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................... 17

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................. 17

3.1.1 Manajemen Rantai Pasokan atau

Supply Chain Management ......................................... 17

3.1.2 Kemitraan ..................................................................... 22

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................... 25

IV METODE PENELITIAN .............................................................. 28

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 28

4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data .................................... 28

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 28

4.3.1 Model Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT. Agro Lestari .......................................................... 29

4.3.1.1 Sasaran Rantai ................................................ 29

4.3.1.2 Struktur Jaringan ............................................ 30

4.3.1.3 Manajemen Rantai .......................................... 30

4.3.1.4 Sumberdaya Rantai ......................................... 31

4.3.1.5 Proses Bisnis Rantai ....................................... 31

4.3.2 Analisis Kinerja Rantai Pasokan ................................. 31

4.3.2.1 Efisiensi Rantai Pasokan ................................. 31

4.3.2.2 Kinerja Kemitraan ........................................... 33

Page 12: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xii

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 35

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ................................. 35

5.2 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan .................. 36

5.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan ............................................. 36

5.3.1 Sumberdaya Fisik ........................................................ 37

5.3.2 Sumberdaya Manusia .................................................. 37

5.3.3 Sumberdaya Modal ..................................................... 38

5.4 Deskripsi Kegiatan Perusahaan Secara Umum....................... 39

5.4.1 Budidaya Brokoli Organik .......................................... 39

5.4.2 Kegiatan Pemasaran .................................................... 42

5.4.3 Pola Kemitraan ............................................................ 43

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 44

6.1 Sasaran Rantai ....................................................................... 45

6.1.1 Sasaran pasar ............................................................... 45

6.1.2 Sasaran Pengembangan ............................................... 47

6.2 Struktur Rantai Pasokan ........................................................ 48

6.2.1 Petani Mitra ................................................................. 48

6.2.2 PT Agro Lestari ........................................................... 50

6.2.3 PT. X ............................................................................ 51

6.2.4 Supermarket ................................................................ 52

6.2.5 Stakeholder .................................................................. 53

6.3 Manajemen Rantai ................................................................. 53

6.3.1 Pemilihan Mitra ........................................................... 53

6.3.2 Kesepakatan Kontraktual ............................................. 57

6.3.3 Sistem Transaksi .......................................................... 60

6.3.4 Dukungan Pemerintah ................................................. 61

6.3.5 Kolaborasi Rantai Pasokan .......................................... 62

6.3.5.1 Lingkup Kolaborasi ......................................... 62

6.3.5.2 Perencanaan Kolaboratif ................................. 63

6.3.5.3 Trust Building ................................................. 64

6.4 Sumberdaya Rantai ................................................................ 64

6.4.1 Sumberdaya Fisik ........................................................ 64

6.4.2 Sumberdaya teknologi ................................................. 66

6.4.3 Sumberdaya Manusia .................................................. 67

6.4.4 Sumberdaya Modal ...................................................... 67

6.5 Proses Bisnis Rantai .............................................................. 67

6.5.1 Hubungan Proses Bisnis Rantai ................................... 67

6.5.2 Pola Distribusi ............................................................. 73

6.5.2.1 Aliran Produk .................................................. 73

6.5.2.2 Aliran Uang ..................................................... 75

6.5.2.3 Aliran Informasi .............................................. 76

6.5.3 Keragaan Manajemen Rantai Pasokan ........................ 78

6.5.4 Jaminan Identitas Merek .............................................. 79

6.6 Kinerja Rantai ........................................................................ 80

6.6.1 Kinerja Kemitraan ........................................................ 80

Page 13: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xiii

6.6.1.1 Kinerja Kemitraan di Tingkat Petani Mitra

Brokoli Organik ............................................... 81

6.6.1.2 Kinerja Kemitraan di Tingkat

PT Agro Lestari ............................................... 84

6.6.1.3 Kinerja Kemitraan di Tingkat Parung Farm .... 86

6.6.1.4 Kinerja Kemitraan di Tingkat Supermarket ..... 87

6.6.2 Efisiensi Rantai Pasokan ............................................... 89

6.6.2.1 Margin Tataniaga .............................................. 90

6.6.2.2 Farmer’s Share ................................................. 92

6.7 Alternatif Kebijakan Pengembangan Rantai Pasokan ............ 93

6.7.1 Trust Building .............................................................. 94

6.7.2 Dukungan Kredit dan Dukungan Pemerintah .............. 94

6.7.3 Kesepakatan Kontraktual ............................................. 95

VII KESIMPULAN ............................................................................... 97

7.1 Kesimpulan ............................................................................... 97

7.2 Saran ......................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 100

LAMPIRAN ............................................................................................. 102

Page 14: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Komoditas Hortikultura di Indonesia Tahun 2008-2009 .......... 1

2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis

di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2010 ..................................... 2

3. Permintaan Brokoli Organik di PT Agro Lestari

pada Tahun 2009-2011 .............................................................. 4

4. Perbandingan Manajemen Rantai Pasokan dengan Tataniaga .. 11

5. Atribut Kemitraan dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

Agro Lestari ............................................................................... 32

6. Sumberdaya Manusia di PT Agro Lestari Pada Tahun 2011 .... 38

7. Kriteria Pemilihan Mitra ........................................................... 57

8. Penilaian Terhadap Petani, Pengumpul, Supplier, dan Retailer

Dalam Rantai Pasokan .............................................................. 60

9. Penjualan Brokoli Organik Petani pada Tahun 2007-2010 ........ 83

10. Perbandingan Perolehan Biaya Margin Anggota Rantai

Pasokan Brokoli Organik ........................................................... 83

11. Perbandingan Perolehan Biaya Tataniaga Anggota Rantai

Pasokan Brokoli Organik ........................................................... 92

12. Perbandingan Perolehan Margin Anggota Rantai

Pasokan Brokoli Organik ........................................................... 92

Page 15: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tingkat-Tingkat Rantai Pasokan ............................................... 18

2. Kerangka Analisis Manajemen Rantai Pasokan

(Van Der Vorst, 2005) ............................................................... 20

3. Tingkatan dan Spektrum Kolaborasi ........................................ 25

4. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ................. 27

5. Struktur Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT Agro Lestari Tahun 2011 ..................................................... 48

6. Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT Agro Lestari ................................................................................... 69

7. Posisi Tawar Anggota Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT Agro Lestari ................................................................................... 73

8. Alur Distribusi Produk Rantai Pasokan Brokoli Organik ................... 75

9. Alur Distribusi Uang Rantai Pasokan Brokoli Organik ...................... 76

10. Alur Distribusi Informasi Rantai Pasokan Brokoli Organik ............... 78

11. Keragaan Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT Agro Lestari.................................................................................... 78

Page 16: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Perhitungan Margin Tataniaga .................................................... 103

2. Lembar Kuisioner........................................................................ 104

2. Dokumentasi Lokasi Penelitian ................................................... 126

Page 17: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi

yang penting untuk kemajuan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dapat

dilihat pada 2010 dari 108,21 juta penduduk Indonesia yang bekerja, terdapat 38

persen penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian. Selain itu, kontribusi

sektor pertanian terhadap pendapatan nasional Indonesia dapat dilihat berdasarkan

besarnya peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2008 hasil

sektor pertanian atas dasar harga berlaku yaitu sebesar Rp 716.065,3 Milyar

meningkat menjadi Rp 858.252,0 Milyar, pada tahun 2009 mengalami

pertumbuhan sebesar 19,9 persen (BPS, 2009).

Salah satu komoditas pertanian adalah hortikultura. Hortikultura

menempati posisi yang penting sebagai produk pertanian yang berpotensi untuk

dikembangkan. Komoditas hortikultura di Indonesia sangat beragam, terdiri dari

sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat. Pada tahun 2008-2009,

luas panen sayuran meningkat dari 1201,4 menjadi 1304,3 begitu juga dengan

produksinya yang meningkat dari 10,8 menjadi 11,9 sehingga dapat diketahui

peningkatan produktivitasnya dari 0,0090 menjadi 0,0092. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 1 yang menunjukkan perkembangan luas panen, produksi, dan

produktivitas komoditas hortikultura di Indonesia.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Komoditas

Hortikultura di Indonesia Tahun 2008-2009

Komoditas

Luas Panen

(Ribu Ha)

Produksi

(Juta Ton)

Produktivitas

(Juta Ton/Ribu Ha)

2008 2009 2008 2009 2008 2009

Buah-buahan 843,2 880,6 20,1 20,5 0,0239 0,0233

Sayuran 1201,4 1304,3 10,8 11,9 0,0090 0,0092

Tanaman hias 1,3 1,5 228,9* 295,4* 177,9** 190,8**

Biofarmaka 23,5 21,2 0,4 0,5 0,0189 0,0214

Sumber : Departemen Pertanian,2011 www.deptan.co.id (Diolah)

Keterangan : * satuan produksi dalam juta tangkai, ** satuan produktivitas dalam juta tangkai/ribu Ha

Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, kesejahteraan

masyarakat, pola konsumsi dan kesadaran masyarakat akan kesehatan maka

Page 18: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

2

masyarakat mulai mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat alami. Hal ini

menyebabkan pertanian organik mulai diterapkan dengan didukung adanya

gerakan back to nature. Saat ini, petani menerapkan budidaya sayuran organik

sebagai respon terhadap semakin perlunya kesehatan konsumen dan produsen,

serta sebagai upaya untuk membuat pertanian yang berwawasan lingkungan.1

Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di

Indonesia adalah brokoli. Brokoli (Brassica oleracea) adalah sayuran oriental

famili kubis-kubisan yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin D tinggi.

Pada tahun 2009-2010, luas panen kubis di kota Bogor meningkat dari 25 ha

menjadi 31 ha begitu juga dengan produksinya yang meningkat dari 4.194 kw

menjadi 5.058 kw, namun produktivitasnya menurun dari 167,76 menjadi 163,94.

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan perkembangan luas panen,

produksi, dan produktivitas komoditas hortikultura di Kabupaten Bogor.

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kubis di Kabupaten Bogor

Tahun 2005-2010

Tahun Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Kw)

Produktivitas

(Kw/Ha)

2005 35 5.865 167,57

2006 17 2.846 167,41

2007 53 13.620 256,98

2008 39 8.948 229,46

2009 25 4.194 167,76

2010 31 5.058 163,94 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2011)

Brokoli merupakan sayuran yang sedang mengalami peningkatan permintaan.

Menurut United States Agency International Development (USAID) chapter Indonesia,

peningkatan pangsa pasar brokoli di Indonesia dengan sasaran pasar modern meningkat

15-20 persen/tahun. Oleh karena itu hal tersebut menjadi peluang pasar yang strategis,

sehingga perlu diperhatikan peningkatan kualitas, tingkat produk yang ditolak,

peningkatan masa segar, kuantitas dan fleksibilitas pasokan, standar keamanan pangan,

sertifikasi, serta sistem pembayaran.

Bogor merupakan salah satu kota yang memiliki potensi permintaan yang

meningkat untuk produk sayuran yang salah satunya yaitu brokoli (Dinas

1 Dikutip dari Riza dan Tahjadi. ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2007/TPH/potensipemanfaatan.doc [20 April

2011]

Page 19: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

3

Pertanian, 2010) 2. Oleh karena itu, pengembangan terhadap usaha budidaya

brokoli perlu dikembangkan. Namun pengembangan usaha brokoli masih

terkendala dalam jaminan kesinambungan kualitas produk, minimnya jumlah

pasokan, dan ketepatan waktu pengiriman. Penyebab lainnya adalah belum

efisiennya kinerja rantai pasokan. Sehingga, Manajemen Rantai Pasokan

memegang peranan penting dalam peningkatan bisnis brokoli dan perlu dilakukan

dengan baik.

Brokoli secara umum mempunyai karakteristik antara lain: (1) produk

mudah rusak, (2) budidaya dan pemanenan sangat tergantung iklim dan musim,

(3) kualitas bervariasi dan (4) bersifat kamba. Empat faktor ini perlu

dipertimbangkan dalam menganalisis Manajemen Rantai Pasokan Brokoli

Organik, dan sebagai konsekuensi sistem pengukuran kinerja sangat diperlukan.

Manajemen Rantai Pasokan merupakan proses penciptaan nilai tambah barang

dan jasa yang berfokus pada efisiensi dari persediaan, aliran kas dan aliran

informasi.

1.2 Rumusan Masalah

PT Agro Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

bisnis sayuran organik dan salah satu komoditi unggulanya adalah brokoli

organik. Permintaan untuk brokoli organik sangat tinggi, sedangkan lahan yang

ada sangat terbatas. Permintaan untuk brokoli organik di PT Agro Lestari dapat

dilihat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa brokoli organik

memiliki permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan baby

corn dan labu siem sebagai salah satu produk organik di PT Agro Lestari. Oleh

karena itu, perusahaan membutuhkan supply dari petani brokoli organik lain untuk

memenuhi permintaan yang ada.

2 http://www.deptan.go.id. [7 April 2011]

Page 20: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

4

Tabel 3. Permintaan Brokoli Organik di PT Agro Lestari pada Tahun 2009-2011

Tahun Brokoli/Kg Baby Corn/Kg Labu Siam/Kg

2009 14.440 13.750 9.875

2010 17.650 10.450 12.840

2011 12.850* 7.850* 7.500* Sumber : PT Agro Lestari

Keterangan : * data sementara

Pada awalnya, permasalahan kualitas dan pemasaran brokoli organik

dialami oleh petani brokoli organik di wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor. Usaha

pertanian di wilayah Cisarua dilakukan secara individual oleh petani baik dalam

hal budidaya hingga pemasaran produk. Kegiatan budidaya berupa pemeliharaan

yang dilakukan oleh para pemilik brokoli organik belum intensif. Hal ini

menyebabkan brokoli yang dihasilkan beragam, yang artinya hasil dari panen

brokoli tidak sama. Terkadang petani melakukan panen dengan masa panen yang

terlalu lama sehingga brokoli organik yang dihasilkan cepat menguning dan

memiliki harga jual yang rendah. Selain itu, petani juga tidak memiliki

pengetahuan yang baik terhadap pasar sasaran dari produk brokoli organik yang

mereka hasilkan. Petani hanya memasarkan produknya di pasar tradisional dengan

tidak melihat kualitas dari produk yang dihasilkan.

Berkembangnya pengetahuan masyarakat terhadap produk yang sehat

untuk dikonsumsi, meningkatkan pamor dari produk organik sendiri. Sehingga

harga dari produk organik lebih tinggi dari harga produk non organik, contohnya

untuk brokoli non organik di petani berkisar antara Rp 3000 - Rp 5000 /kg 3

sedangkan untuk harga brokoli organik di petani berkisar antara Rp 9.000 –

Rp11.000/kg 4. Berdasarkan harga diatas dapat dilihat bahwa harga untuk produk

organik lebih tinggi dari produk non organik. Namun petani yang berada di

wilayah Cisarua hanya menjual brokoli organik dengan harga yang hampir sama

dengan brokoli non organik, yaitu sebesar Rp 6000 – Rp 7000/kg 5. Perbedaan

harga yang signifikan tersebut pada akhirnya mendorong petani untuk

bekerjasama dengan suatu distributor atau perusahaan yang dapat memasarkan

produknya untuk meningkatkan posisi tawar.

3 http://gudangilmu.net/kompas/harga-brokoli-anjlok_6530658H38o_May2011.html [20 April 2011] 4 Petani mitra PT Agro Lestari [18 April 2011] 5 Petani mitra PT Agro Lestari [18 April 2011]

Page 21: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

5

Pada tahun 2009, PT Agro Lestari bekerjasama dengan petani brokoli

yang berada di daerah Cisarua. PT Agro Lestari memberikan informasi kepada

petani brokoli organik yang bermitra, mengenai kriteria dari brokoli organik yang

diinginkan. Selain itu, PT Agro Lestari juga memberikan pengarahan mengenai

pola tanam yang sebaiknya dilakukan oleh petani mitra tersebut. Dari kerjasama

yang telah terjalin menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat, yakni bagi

petani dalam hal kepastian pasar dan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya

yaitu sebesar Rp 9.000 – Rp 11.000/kg, sedangkan pihak PT Agro Lestari

mendapatkan kepastian pasokan produk sesuai dengan kualitas yang telah

disepakati. Selain itu, PT Agro Lestari juga melakukan kejasama dengan PT X,

selaku perusahaan yang mendistribusikan brokoli organik tersebut ke

supermarket. Jadi kerjasama yang dilakukan tidak hanya sebatas mitra jual beli,

namun terdapat juga pertukaran informasi yang terjalin di dalamnya, termasuk

kriteria brokoli yang menjadi keinginan konsumen seperti brokoli yang segar

dengan kemasan yang higienis serta bentuk fisik yang baik (warna brokoli hijau

yang artinya tidak kuning atau coklat, batang pohon sepanjang tiga jari tangan dan

bentuk fisik dari bunga brokoli rapat).

Para pelaku usaha brokoli organik yakni petani, PT Agro Lestari, PT X,

dan supermarket selaku penyalur yang langsung menyampaikan brokoli organik

ke konsumen dengan kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu

berupa brokoli yang segar dengan kemasan yang higienis dan bentuk fisik yang

baik (warna brokoli yang hijau yang artinya tidak kuning atau coklat, batang

pohon sepanjang tiga jari tangan dan bentuk fisik dari bunga brokoli rapat). Hal

tersebut dapat dilakukan melalui integrasi, kolaborasi, maupun koordinasi

meliputi seluruh anggota rantai pasokan agar tercipta daya saing komoditas

brokoli organik. Kerjasama pemasaran brokoli organik maupun peningkatan

kualitas yang telah dilakukan merupakan bentuk upaya pengelolaan Manajemen

Rantai Pasokan yang terintegrasi.

Upaya manajemen rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari yang

baru berjalan kurang dari dua tahun tersebut masih menghadapi berbagai kendala

dan permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam rantai pasokan

brokoli organik di PT Agro Lestari yaitu keterbukaan informasi antar pelaku

Page 22: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

6

rantai, khususnya antara PT X dengan PT Agro Lestari. PT X tidak memberikan

kejelasan mengenai produk tolakan yang di kirimkan oleh PT Agro Lestari. Hal

tersebut membuat PT Agro Lestari sulit untuk menilai hal apa yang menjadi

penyebab tolakan produk brokoli organik tersebut. Selain itu masalah yang masih

sering terjadi pada rantai pasokan di PT Agro Lestari yaitu berkaitan dengan

komitmen pelaku rantai pasokan serta efesiensi rantai pasokan maupun hambatan

dari segi pemenuhan kriteria produk yang telah ditentukan.

Manajemen Rantai Pasokan merupakan integrasi dari proses bisnis utama

(proses bisnis, struktur jaringan dan komponen manajemen) dari produsen melalui

para pemasok yang menyampaikan produk, jasa dan informasi yang memiliki

nilai tambah bagi konsumen. Setiap pelaku usaha melakukan koordinasi secara

langsung melalui berbagai informasi secara transparan dalam pengambilan

keputusannya yang bertujuan untuk memuaskan konsumen dengan pencapaian

efisiensi dalam rantai pasokan secara menyeluruh. Konsep Manajemen Rantai

Pasokan dilakukan agar peningkatan daya saing suatu produk tidak hanya

dilakukan melalui perbaikan produktivitas dan kualitas produk, tetapi juga melalui

pengemasan, pemberian merek, efisiensi, transportasi, dan informasi.

Kinerja dari proses pengelolaan rantai pasokan brokoli organik tentunya

juga harus terus dievaluasi agar rantai pasokan tersebut dapat terus berkembang

menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnisnya. Evaluasi dari penerapan

MRP tersebut dapat dijadikan landasan bagi perumusan alternatif kebijakan

pengembangan rantai pasokan brokoli organik pada masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian masalah dan fenomena yang telah dijabarkan tersebut,

muncul suatu rumusan permasalahan yang menarik untuk dikaji yaitu :

1. Bagaimana kondisi Manajemen Rantai Pasokan brokoli organik pada PT

Agro Lestari?

2. Bagaimana kinerja dari pelaksanaan Manajemen Rantai Pasokan brokoli

organik dari PT Agro Lestari?

3. Alternatif kebijakan apa yang dapat diterapkan dalam pengembangan

Manajemen Rantai Pasokan brokoli organik ?

Page 23: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengidentifikasi dan mengkaji pengelolaan rantai pasokan brokoli organik

pada PT Agro Lestari.

2. Menganalisis kinerja rantai pasokan brokoli organik dalam hal efisiensi dan

pelaksanaan kemitraan dalam rantai pasokan.

3. Menganalisis alternatif kebijakan pengembangan Manajemen Rantai Pasokan

berdasarkan hasil evaluasi rantai pasokan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yakni :

1. Sebagai informasi bagi segenap pelaku dalam rantai pasokan brokoli organik

yang meliputi petani, PT Agro Lestari, PT X dan supermarket.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu contoh

penerapan Manajemen Rantai Pasokan dalam pengembangan sektor

hortikultura.

3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi sarana untuk peningkatan

kompetensi diri dalam hal menganalisis potensi dan permasalahan riil dalam

sektor agribisnis secara sistematis.

4. Sebagai suatu referensi bagi berbagai pihak yang berminat terhadap

penerapan Manajemen Rantai Pasokan dalam bidang agribisnis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Pembahasan mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik ini

terbatas menganalisis empat pelaku rantai pasokan brokoli organik yakni petani

mitra PT Agro Lestari, PT Agro Lestari, PT X, supermarket. Konsumen akhir

tidak dianalisis karena keterbatasan waktu dan biaya. Keberhasilan Manajemen

Rantai Pasokan dilihat dari pelaksanaan elemen dari kerangka kerja FSCN yang

meliputi sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai, sumberdaya rantai,

proses bisnis rantai serta kinerja (performa) rantai. Pengukuran performa rantai

pasokan juga terbatas pada performa efisiensi dan kemitraan.

Page 24: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Brokoli Organik

Brokoli (Brassica oleracea L. kelompok Italica) merupakan tanaman

sayuran sub tropis yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae.

Brokoli sebagai grup Italica dan memiliki nama umum lainnya yaitu calibrese,

memiliki morfologi mirip dengan kubis bunga putih (cauliflower). Brokoli

membentuk sejenis kepala bunga yang terdiri dari kuntum-kuntum berwarna hijau

dengan tangkai bunga yang berdaging dan lonjong berdaun lebar. Cabang banyak

dan tangkai bunga muncul dari dasar daun. Brokoli adalah salah satu tanaman

dataran tinggi yang hidup pada ketinggian 650-2000 dpl dengan suhu 18-23ºC.

Brokoli merupakan tanaman yang sangat peka terhadap temperatur, terutama pada

periode pembentukan bunga 6. Brokoli cocok ditanam dengan jenis tanah lempung

berpasir tetapi mampu beradaptasi terhadap tanah ringan seperti endosol. Namun

syarat yang paling penting adalah keadaan tanahnya subur, gembur, kaya bahan

organik, tidak mudah becek (menggenang), kisaran pH tanah adalah 5,5-6,5 dan

pengairannya cukup memadai, sedangkan untuk umur panen brokoli sangat

bervariasi, tergantung varietas atau kultivar yang ditanam (Rukamana, 1994) 7.

Brokoli dapat dibudidayakan dengan sistem pertanian konvensional

maupun sistem pertanian organik. Menurut Pracaya (2009)8, dalam pertanian

konvensional sering digunakan bahan kimia buatan pabrik berupa pupuk, pestisida

sintesis, perangsang tumbuh, antibiotik, dan lain-lain untuk meningkatkan

produksi pangan. Produksi meningkat tetapi di sisi lain terjadi pencemaran

lingkungan dan gangguan kesehatan akibat pemakaian produk tersebut. Selain itu,

petani menjadi ketergantungan pada bahan kimia yang berharga mahal dan

kadang langka. Keadaan ini menyebabkan produksi merosot dan biaya produksi

tinggi. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengembangkan pertanian organik.

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang tidak mempergunakan bahan

kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Adapun pestisida yang digunakan

6 http://www.minggupagi.com [20 April 2011] 7 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20747/4/Chapter%20II.pdf [20 April 2011] 8 Pracaya. 2009. Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Salatiga [20 April 2011]

Page 25: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

9

untuk memberantas hama dan penyakit dapat diganti dengan pestisida organik

yang mudah dalam pembuatannya, tidak mencemari udara, tidak berbahaya, tidak

meracuni konsumen karena cepat terurai, dan tanamannya mudah diperoleh

(Pracaya, 2009).

Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis mengenai brokoli,

diantaranya yaitu (Suryani, Emilda. 2010) yang melakukan penelitian tentang

sayuran brokoli pada PT XYZ dan (Asril, Zikra. 2009) yang melakukan penelitian

tentang sayuran brokoli di sentra hortikultura Cipanas-Cianjur, Jawa Barat.

(Suryani, Emilda. 2010) menganalisis pemilihan pemasok brokoli, sedangkan

(Asril, Zikra. 2009) menganalisis kondisi dan desain indikator kinerja rantai

pasokan Brokoli. Kedua penelitian sebelumnya, membahas mengenai rantai pasok

brokoli organik sehingga informasi dari skripsi sebelumnya akan sangat berguna

bagi penelitian yang akan dilakukan penulis terkait penerapan manajemen rantai

pasokan brokoli organik pada studi kasus PT Agro Lestari Cibogo, Bogor.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian

sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

komoditas yang menjadi objek penelitian, dimana penelitian ini hanya meneliti

brokoli organik, sedangkan kedua penelitian sebelumnya meneliti komoditi

brokoli dengan sistem penanaman konvensional. Selain itu perbedaan penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya juga terkait pada metode penelitian yang

digunakan.

2.2 Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management

Kotler (2003)9 mengatakan bahwa manajemen rantai pasokan adalah

pendekatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan

mentah (proses budidaya), mentransformasikan bahan mentah tersebut

(penanganan panen dan pascapanen) dan mengirimkan produk tersebut ke

konsumen oleh pencari, pengumpul, dan pengecer melalui sistem distribusi. Hal

ini tidak jauh berbeda dengan Heizer dan Render (2001), manajemen rantai

pasokan adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,

9 http://gakmesti.wordpress.com/tag/rantai-pasokan/ [7 April 2011]

Page 26: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

10

perubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke

pelanggan. Mencakup semua interaksi diantara pemasok, produsen, distributor,

dan pelanggan.

Anatan L (2000) mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai

integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan

produk, jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan

karyawan. Melalui rantai pasokan, perusahaan dapat membangun kerjasama

melalui penciptaan jaringan kerja (network) yang terkoordinasi dalam penyediaan

barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien. Salah satu hal terpenting dalam

manejemen rantai pasokan adalah saling berbagi informasi, oleh karena itu dalam

aliran material, arus kas, dan aliran informasi merupakan keseluruhan elemen

dalam rantai pasokan yang perlu diintegrasikan.

Menurut Jebarus (2001) Manajemen Rantai Pasokan merupakan

pengembangan lebih lanjut dari konsep tataniaga untuk memenuhi permintaan

konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses

aliran produk dari supplier, manufacture, retailer hingga kepada konsumen. Dari

sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir berada dalam satu kesatuan

tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai

elemen tersebut berlangsung secara transparan. Pembahasan mengenai perbedaan

konsep Manajemen Rantai Pasokan dengan tataniaga dilihat berdasarkan definisi,

tujuan serta interaksi kedua konsep tersebut. Berdasarkan definisi dari beberapa

pakar, Manajemen Rantai Pasokan merupakan jaringan kerja dalam pengadaan

dan penyaluran bahan baku dari pemasok hingga ke konsumen akhir dengan

mengkordinasikan arus barang, arus informasi dan arus modal antar rantai.

Sedangkan tataniaga merupakan segala kegiatan yang bersangkut paut dengan

semua aspek proses yang terletak diantara fase kegiatan sektor produksi barang-

barang dan jasa-jasa sampai kegiatan sektor konsumen. Tujuan Manajemen Rantai

Pasokan berdasarkan pendapat para pakar adalah untuk melakukan efektifitas dan

efisiensi mulai dari suppliers, manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya

koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan

kerugian yang cukup besar. Jadi keterbukaan antar rantai sangat dibutuhkan dalam

mencapai tujuan Manajemen Rantai Pasokan. Syarat efisiensi Manajemen Rantai

Page 27: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

11

Pasokan yaitu mampu menyalurkan produk ke konsumen tepat pada waktunya

dan sesuai dengan kualitas serta kuantitas yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain

itu, mampu mengalirkan dana dari harga yang dibayarkan oleh konsumen secara

adil sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh anggota rantai pasokan.

Sedangkan tujuan dari tataniaga menurut beberapa pakar yaitu untuk

meningkatkan kepuasan konsumen dengan mengefisiensikan biaya. Syarat

efisiensinya tataniaga yaitu mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani

produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya. Interaksi yang

terjadi dalam Manajemen Rantai Pasokan memiliki arus bolak-balik antara

anggota rantai pasokan, mulai dari petani hingga konsumen akhir. Sedangkan

interaksi yang terjadi pada konsep tataniaga memiliki arus searah antar anggota

rantai pasokan. Perbandingan Manajemen Rantai Pasokan dengan tataniaga, dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Manajemen Rantai Pasokan dengan Tataniaga

No. Item Manajemen Rantai

Pasokan Tataniaga

1. Definisi MRP merupakan jaringan

kerja dalam pengadaan dan

penyaluran bahan baku dari

pemasok hingga ke

konsumen akhir dengan

mengkordinasikan arus

barang, arus informasi dan

arus modal antar rantai.

(1)(2)

Tataniaga adalah segala

kegiatan yang bersangkut

paut dengan semua aspek

proses yang terletak diantara

fase kegiatan sektor produksi

barang-barang dan jasa-jasa

sampai kegiatan sektor

konsumen. (3)

2. Tujuan Untuk melakukan efektifitas

dan efisiensi mulai dari

suppliers, manufacturers,

warehouse dan stores. (4)

Untuk meningkatkan

kepuasan konsumen dengan

mengefisiensikan biaya. (5)

3. Interaksi Interaksi dari suppliers,

manufacturers, warehouse

dan stores memiliki arus

bolak-balik. (1)(2)

Interaksi dari suppliers,

manufacturers, warehouse

dan stores memiliki arus

searah. (1)(2)(4) Keterangan : (1) Kotler (2003)

(2) Kalakota (2002)

(3) Kamaluddin (2009)

http://kamaluddin86.blogspot.com/2009/06/biaya-dan-margin- pemasaran.html

(4) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/supply-chain-management-scm-definisi.html (5) http://www.scribd.com/doc/52915266/ekonomipertanian

Page 28: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

12

Beberapa penelitian yang menganalisis mengenai Manajemen Rantai

Pasokan, diantaranya (Suryani, Emilda. 2010) menganalisis pemilihan pemasok

brokoli pada PT XYZ, (Adinugroho, Brahmantyo. 2010) menganalisis

Manajemen Rantai Pasokan sayuran studi kasus Frida Agro Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat dan (Asril, Zikra. 2009) menganalisis kondisi dan

desain indikator kinerja rantai pasokan brokoli di sentra hortikultura Cipanas-

Cianjur, Jawa Barat.

Objek ketiga penelitian tersebut merupakan komoditas hortikultura,

dimana ketiga peneliti tersebut menggunakan komoditi yang potensial. Ketiga

peneliti tersebut sepakat bahwa kualitas produk, kuantitas produk, serta distribusi

produk merupakan hal yang penting untuk kerberlangsungan suatu usaha. Oleh

karena itu (Suryani, Emilda. 2010) (Adinugroho, Brahmantyo. 2009), dan (Asril,

Zikra. 2009 ) menggunakan analisis rantai pasok dalam penelitiannya.

Suryani, Emilda (2010) menganalisis mengenai pemilihan pemasok

brokoli pada PT XYZ. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif untuk menganalisis kondisi rantai pasokan PT XYZ dan metode Proses

Hirarki Analitik (PHA) untuk memilih pemasok, kriteria, dan sub kriteria yang

dipertimbangkan PT XYZ dalam memilih pemasok. Sedangkan (Adinugroho,

Brahmantyo. 2010) menganalisis Manajemen Rantai Pasokan sayuran studi kasus

Frida Agro, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menggunakan

metode analisis deskriptif kerangka Food Supply Chain Networking (FSCN) dan

analisis kesesuaian atribut. (Asril, Zikra. 2009) yang melakukan analisis kondisi

dan desain indikator kinerja rantai pasokan brokoli di sentra hortikultura Cipanas-

Cianjur, Jawa Barat juga menggunakan alat analisis yang berbeda dari (Suryani,

Emilda. 2010) dan (Adinugroho, Brahmantyo. 2010). Dalam penelitian (Asril,

Zikra. 2009) menggunakan analisis deskriptif, metode Hayami, Supply Chain

Operations Reference (SCOR) dan Proses Hirarki Analitik (PHA).

Menurut (Asril, Zikra. 2009), aliran rantai pasokan dalam penelitian ini

dimulai dari petani ke bandar, lalu ke Usaha Dagang (UD) dan Sub Terminal

Agribisnis (STA), selanjutnya dikirim ke retail atau pedagang pengumpul.

Berdasarkan perhitungan alat analisis yang digunakan oleh (Asril, Zikra. 2009),

maka petani memperoleh rasio nilai tambah 16,67 persen dengan tingkat

Page 29: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

13

keuntungan 11,67 persen. Nilai tambah yang didapat oleh bandar 20,49 persen

dengan tingkat keuntungan 19,97 persen. Retail memperoleh rasio nilai tambah

yaitu 65,03 persen dengan tingkat keuntungan sebesar 56,63 persen. Kondisi ini

menunjukkan bahwa retail mendapat keuntungan paling tinggi dalam rantai

pasokan brokoli. Tidak jauh berbeda dengan penelitian (Asril, Zikra. 2009), dalam

penelitian (Suryani, Emilda. 2010) dimulai dari pemasok, kebun perusahaan,

distributor perusahaan, dan pelanggan akhir. Namun untuk penelitian (Suryani,

Emilda. 2010), memfokuskan pada pemilihan pemasok. Menurut (Suryani,

Emilda. 2010) terdapat enam kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih

pemasok yaitu harga, kualitas, ketetapan waktu pengiriman, ketersediaan sayuran,

reputasi pemasok, dan pelayanan. Untuk sub kriterianya yaitu kesesuaian harga,

memberikan diskon, mekanisme pembayaran mudah, kesesuaian sayuran dengan

spesifikasi, kualitas sayuran konsisten, mengirimkan pesanan tepat waktu, lead

time singkat, mampu menangani masalah transportasi, mampu memenuhi

pesanan, persediaan untuk pesanan mendadak, pemasok dan produknya dikenal,

dipercaya perusahaan, mudah dihubungi, memberikan informasi yang jelas,

kecepatan respon pesanan dan kecepatan dalam menyelesaikan keluhan

pelanggan. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan tiga pemasok brokoli

yaitu pemasok HSL, pemasok AGP, dan pemasok DD. Sedangkan analisis PHA

menunjukkan kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kualitas sayuran

dengan bobot 0,353. Subkriteria yang menjadi prioritas utama adalah kesesuaian

sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan bobot 0,294. Sedangkan

alternatif yang dipilih dan menjadi prioritas utama perusahaan adalah pemasok

AGP dengan bobot 0,552.

Aliran rantai pasok dalam penelitian (Adinugroho, Brahmantyo. 2010),

memiliki persamaan dengan penelitian (Suryani, Emilda. 2010) dan (Asril, Zikra.

2009), dimulai dari petani sayuran, PT Frida Agro dan supermarket. Namun

dalam penelitian ini, masih terdapat masalah yang mengindikasi bahwa kinerja

rantai pasokan masih belum efisien. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai dari hasil

kesesuaian 12 atribut kinerja yang digunakan.

Sedangkan untuk desain indikator kinerja dalam penelitian (Asril, Zikra.

2009), dibangun dengan Model SCOR, terdiri dari tingkat 1 yaitu proses bisnis,

Page 30: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

14

tingkat 2 terdiri parameter kinerja industri sayuran, tingkat 3 terdiri dari atribut

kinerja dan tingkat 4 terdiri dari indikator kinerja. Proses bisnis terdiri dari

perencanaan, pengadaan, budidaya, pengolahan, dan pengiriman. Faktor

peningkatan kinerja terdiri dari nilai tambah, kualitas dan risiko. Atribut kinerja

terdiri dari realibility, responsiveness, flexibility/quality, biaya, dan asset.

Indikator kinerja terdiri dari kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan sempurna,

siklus pemenuhan pesanan, lead time pemenuhan pesanan, flexibilitas pemenuhan

pesanan, kesesuaian standar mutu, biaya transportasi optimal, cash to cash cycle,

dan iventory days of supply. Berdasarkan perhitungan PHA, indikator yang

menjadi pilihan berdasarkan atribut kinerja adalah kesesuaian standar mutu,

kinerja pengiriman, biaya transportasi optimal, cash to cash cycle time, dan lead

time pemenuhan pesanan. Pada penelitian (Adinugroho, Brahmantyo. 2010)

menilai kinerja berdasarkan analisis kesesuaian atribut kemitraan. Hasil dari

analisis tersebut, menunjukkan bahwa hanya dua atribut dari total 12 atribut

kemitraan yang dianggap telah memiliki kinerja yang sesuai dengan keinginan

seluruh pelaku rantai pasokan. Sedangkan untuk penelitian dari (Suryani, Emilda.

2010), tidak mengukur kinerja rantai pasokan.

Dari ketiga skripsi tersebut, peneliti mendapatkan informasi dan referensi

untuk penelitian yang akan dilakukan penulis terkait penerapan Manajemen

Rantai Pasokan Brokoli Organik pada Studi Kasus PT Agro Lestari Cibogo

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari skripsi (Adinugroho, Brahmantyo. 2010),

penulis mendapatkan informasi mengenai penerapan FSCN di sebuah perusahaan

distributor sayuran, namun pada skripsi (Adinugroho, Brahmantyo. 2010) tidak

menggunakan pengukuran efisiensi kinerja dengan menggunakan analisis marjin

pemasaran dan farmer’s share. Berdasarkan skripsi (Asril, Zikra. 2009), peneliti

memperoleh informasi mengenai pola distribusi dalam Manajemen Rantai

Pasokan yang dikaitkan dengan 12 atribut kemitraan sehingga peneliti

mendapatkan referensi mengenai penggunaan atribut untuk menilai kinerja rantai

pasok. Namun, dalam penelitian (Asril, Zikra. 2009), lebih membahas tentang

pola distribusi dan performa distribusi dalam Manajemen Rantai Pasokan yang

dijalankan. Sedangkan dalam penelitian ini, membahas performa dalam efisiensi

kinerja dan kinerja kemitraan. Berdasakan skripsi (Suryani, Emilda. 2010),

Page 31: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

15

mendapatkan informasi mengenai pemilihan pemasok, sehingga dapat dijadikan

referensi bagi peneliti dalam memahami kriteria-kriteria pemasok yang baik

dalam Manajemen Rantai Pasokan, namun dalam penelitian (Suryani, Emilda.

2010) tidak menghitung kinerja.

Page 32: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

16

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management

Perubahan yang sangat cepat yang terjadi di dunia bisnis menyebabkan

kompetisi di antara pemain-pemain bisnis menjadi semakin nyata. Peningkatan

tingkat kompetisi tersebut ditandai dengan permintaan yang berfluktuasi,

penurunan tingkat loyalitas konsumen, dan semakin singkatnya siklus hidup

produk. Salah satu strategi yang dikembangkan dalam menghadapi permasalahan

ketidakpastian tersebut adalah melalui strategi yang dikenal dengan Manajemen

Rantai Pasokan. Di dalam strategi Manajemen Rantai Pasokan, setiap perusahaan

merupakan pemasok sekaligus konsumen dari suatu sistem rantai pasokan

tertentu. Aplikasi Manajemen Rantai Pasokan tersebut dapat memberikan dampak

yang cukup berarti dalam peningkatan keunggulan kompetitif terhadap produk

maupun pada sistem yang dibangun itu sendiri.

Kotler (2003)10

mengatakan bahwa Manajemen Rantai Pasokan adalah

pendekatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan

mentah (proses budidaya), mentransformasikan bahan mentah tersebut

(penanganan panen dan pascapanen) dan mengirimkan produk tersebut ke

konsumen oleh pencari, pengumpul, dan pengecer melalui sistem distribusi.

Konsep Manajemen Rantai Pasokan ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas

dimana pengelolaan rantai pasokan ini meliputi bagaimana mengelola proses

mendapatkan bahan mentah, pengalokasian faktor produksi dari supplier,

pengelolaan proses produksi itu sendiri, penggunaan teknologi di dalam proses

produksi, mekanisme pengangkutan barang dan bahan baku, pemasaran melalui

agen-agen distributor, pengelolaan modal, hutang dan piutang perusahaan,

pengelolaan persediaan dalam gudang pemasaran melalui periklanan melalui

media hingga barang tersebut dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen akhir.

Secara umum konsep Manajemen Rantai Pasokan merupakan suatu konsep yang

10 http://gakmesti.wordpress.com/tag/rantai-pasokan/ [7 April 2011]

Page 33: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

17

dikembangkan untuk mengelola bagaimana entitas suatu bisnis atau organisasi

bekerja secara bersamaan dan bagaimana pengelolan hubungan suatu bisnis

dengan konsumen dan pemasoknya.

Kalakota (2000)11

mendefinisikan Manajemen Rantai Pasokan adalah

koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang

berpartisipasi.

1) Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen

melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan,

daur ulang dan pembuangan.

2) Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan

status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia

material mentah.

3) Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal

pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman.

Rantai pasokan merupakan hal yang dinamis dan melibatkan aliran

informasi yang konstan, produk, dan keuangan antar tingkat-tingkat yang berbeda.

Pada kenyataannya, tujuan utama dari berbagai rantai pasokan adalah memenuhi

kebutuhan pelanggan dan dalam proses akan menghasilkan keuntungan bagi

dirinya sendiri. Rantai pasokan menimbulkan gambaran atas pergerakan produk

atau pasokan dari supplier kepada pembuat produk, distributor, pengecer,

pelanggan sepanjang rantai. Gambar 1. dari tingkat-tingkat rantai pasokan:

11 http://www.scribd.com/doc/31340246/Pengertian-Supply-Chain-Management [6 April 2011]

Page 34: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

18

Sumber : Ramalhinho ,2009

Gambar 1. Tingkat-Tingkat Rantai Pasokan

Tiap-tiap tingkat dari rantai pasokan dihubungkan melalui aliran produk,

informasi, dan keuangan. Aliran ini biasanya terjadi secara langsung dan mungkin

diatur oleh satu tingkat atau perantara. Tiap-tiap tingkat tidak ingin ditunjukkan

dalam rantai pasokan. Rancangan rantai pasokan yang tepat tergantung pada

kebutuhan pelanggan dan peran yang dijalankan oleh tiap-tiap tingkat yang

terlibat.

Melihat definisi diatas, dapat dikatakan bahwa Manajemen Rantai Pasokan

merupakan jaringan kerja dalam pengadaan dan penyaluran bahan baku dari

pemasok hingga ke konsumen akhir. Dalam hubungan ini, ada beberapa pemain

utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan

yang sama. terdapat pemain utama dalam Manajemen Rantai Pasokan 12

. Berikut

ini merupakan pemain utama yang yang terlibat dalam rantai pasok :

12 Dikutip dari Ramalhinho http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/supply-chain-management-scm-

definisi.html [6 April 2009]

Supplier Manufacture Retailer

r

Distributor Customer

Supplier Manufacture Retialer Distributor Customer

Supplier Manufacture Retialer Distributor Customer

Page 35: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

19

1) Supplier (Chain 1)

Rantai pada supply chain dimulai dari sini, yang merupakan sumber yang

menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai.

2) Supplier-Manufacturer (Chain 1-2)

Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacture

yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing).

Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan

penghematan.

3) Supplier-Manufacturer-Distribution (Chain 1-2-3)

Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan,

dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan

pedagang besar dalam jumlah besar.

4) Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail (Chain 1-2-3-4)

Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail

outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil

produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan

kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.

5) Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail-Customer (Chain 1-2-3-4-5).

Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chain

dalam konteks ini sebagai end-user.

Analisis rantai pasokan dapat dievaluasi dalam konteks jaringan rantai

pasokan makanan yang kompleks, disebut juga sebagai Food Supply Chain

Network (FSCN). Dalam FSCN, beberapa perusahaan yang berbeda berkolaborasi

secara strategis dalam satu atau lebih area, sementara menjaga identitas dan

otonominya sendiri (Lazzarini dalam Vorst, 2005). Ketika peneliti atau manajer

mendiskusikan pengembangan jaringan dan rantai pasok yang potensial,

dibutuhkan suatu kerangka kerja (framework) untuk mendeskripsikan rantai

pasok, pelakunya, prosesnya, produk-produknya, sumberdaya, dan manajemen,

hubungan antara pelaku rantai pasokan dan jenis atribut yang terkait, dalam upaya

untuk memungkinkan pelaku rantai pasokan saling mengerti peranannya secara

Page 36: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

20

jelas (Vorst, 2005). Empat elemen yang dapat digunakan untuk menjelaskan,

menganalisis dan atau mengembangkan secara spesifik rantai pasokan dalam

FSCN antara lain struktur rantai, manajemen rantai, proses bisnis rantai dan

sumber daya rantai. Kerangka analisis Manajemen Rantai Pasokan yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Sumber : Van Der Vorst, 2005

Gambar 2. Kerangka Analisis Manajemen Rantai Pasokan

Empat elemen yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis atau

mengembangkan secara spesifik rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari dengan FSCN ini nantinya akan menghasilkan gambaran mengenai

kondisi nyata yang terjadi dalam rantai pasokan tersebut. Untuk menjamin

penerapan MRP optimal, faktor kunci yang harus diperhatikan adalah dengan

menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara

jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien

yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan

Djokopranoto, 2002).

Manajemen Rantai Pasokan merupakan sesuatu yang sangat kompleks

sekali, dimana banyak hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga

dalam implementasinya memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan

Siapa saja anggota rantai

dan apa peranannya?

Konfigurasi peraturannya?

Struktur Rantai

Pasokan

Siapa pelaku bisnis dan

proses apa dalam MRP ?

Bagaimana tingkat integrasi

dari setiap proses?

Sasaran

Rantai

Manajemen

Rantai

Proses Bisnis

Rantai

Kinerja

Rantai

Manajemen struktur apa

yang digunakan?

Bagaimana kontraknya?

Struktur Pengelolaannya?

Sumber Daya

Rantai

Sumberdaya apa saja

yang digunakan di

setiap proses dalam

rantai

Page 37: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

21

sampai tahap evaluasi dan continuous improvement. Selain itu implementasi

Manajemen Rantai Pasokan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai

dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini

seluruh partner yang ada. Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan

dialami dalam implementasi Manajemen Rantai Pasokan yang semakin

menguatkan argumen bahwa implementasi Manajemen Rantai Pasokan memang

membutuhkan dukungan berbagai pihak seperti pada penjelasan Chopra &

Meindl, 2007:

1. Incerasing Variety of Products

Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat

semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat

strategi perusahan yang selalu berfokus pada konsumen (customer oriented). Jika

dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segment pada

customer, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan

produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment

tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari

masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan

keinginan dari konsumen.

2. Decreasing Product Life Cycles

Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin

kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur

pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu

juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran.

3. Increasingly Demand Customer

Supply chain management berusaha mengatur (manage) peningkatan

permintaan secara cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan

permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan

bukan produk yang standar (customize).

Page 38: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

22

4. Fragmentation of Supply Chain Ownership

Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang

mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini membuat Supply Chain

Mangement semakin rumit dan kompleks.

5. Globalization

Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena

pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di

berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.

3.1.2 Kemitraan

Integrasi di dalam sebuah struktur rantai pasokan dilakukan dengan

menjalin kerjasama dan koordinasi antar pelaku rantai pasokan. Hal tersebut

dilakukan dengan tujuan untuk membuat rantai pasokan lebih efektif serta efisien

melalui penciptaan respon yang lebih cepat terhadap permintaan konsumen,

meminimalisir biaya transaksi maupun inventori, serta keterbukaan informasi

diantara pelaku rantai pasokan. Kerjasama dan koordinasi tersebut dapat dibangun

melalui sebuah kemitraan diantara beberapa pihak dalam rantai pasokan.

Kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara dua pihak yang memiliki

tingkat kemampuan berbeda namun memiliki tujuan yang sama yakni dalam

upaya memperoleh pendapatan yang lebih baik. Kemitraan juga dapat

didefinisikan sebagai suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebihdalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama, dengan

prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Keberhasilan dari strategi

bisnis tersebut sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara pihak yang

bermitra dalam menjalankan etika bisnis (Hafsah, 1999).

Kemitraan telah banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan, termasuk di

dalam sektor agribisnis. Beberapa unsur penting dalam kemitraan agribisnis antara

lain adanya komitmen untuk menjadi mitra dan adanya transfer teknologi diantara

kedua belah pihak, dimana hal ini ditunjukan untuk meningkatkan kuantitas

maupun kualitas produk yang dihasilkan. Kerjasama kemitraan dapat dilihat

sebagai integrasi vertikal atau koordinasi vertikal antara dua atau lebih perusahaan

Page 39: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

23

berjalan pada tingkatan yang berbeda. Integrasi vertikal berarti kemitraan yang

terjadi dalam proses produksi, pengolahan dan pemasaran yang masih bersatu di

bawah satu manajemen atau kepemilikan, sedangakan dikatakan koordinasi

vertikal jika kemitraan yang terjalin berupa kontrak produksi atau kontrak

pemasaran dengan pihak di luar perusahaan.

Tujuan dari sebuah kemitraan adalah untuk meningkatkan pendapatan,

kesinambungan usaha, adanya jaminan jumlah pasokan, peningkatan kualitas

produksi, peningkatan kualitas kelompok mitra, peningkatan usaha serta

penciptaan kemandirian kelompok mitra. Oleh karena itu, hubungan kemitraan

yang dibangun antara kedua belah pihak haruslah saling menguntungkan, saling

membutuhkan, dan saling memperkuat. Saling menguntungkan bukan berarti

partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan kekuatan

yang sama, tetapi yang lebih penting adalah adanya posisi tawar yang setara

berdasarkan peran masing-masing. Hal tersebut sangat dibutuhkan untuk

mendorong terciptanya integrasi yang lebih baik dalam suatu kerangka rantai

pasokan.

Pelaksanaan kemitraan dalam rantai pasokan akan sangat menentukan

terciptanya kolaborasi antara anggota rantai. Intensitas kolaborasi secara umum

terbagi atas empat tingkatan yakni: 1) Transactional Collaboration, 2)

Cooperative Collaboration, 3) Coordinated Collaboration, 4) Synchronized

Collaboration (Said et al, 2006). Hubungan yang terjadi dalam transactional

collaboration adalah hubungan dagang biasa yang terbatas pada kegiatan jual beli

suatu produk. Kolaborasi ini bersifat terbatas (limited collaboration) tapi meliputi

banyak hubungan kerjasama. Kolaborasi tersebut juga mendasarkan pemilihan

mitranya pada aspek harga dan tidak menganggap tukar menukar informasi

menjadi hal yang penting.

Pada tingkatan cooperative collaboration, telah terdapat kegiatan saling

memberi informasi walaupun sifatnya tidak mengikat dan sukarela. Informasi

yang diberikan pada tingkatan kolaborasi tersebut misalnya mengenai perkiraan

produksi dan kapasitas pengangkutan dari distributor. Tingkatan coordinated

collaboration merupakan tingkatan yang lebih tinggi karena memiliki aturan

khusus yang mengharuskan mitra dalam rantai pasokan untuk saling bertukar

Page 40: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

24

informasi. Kesalahan atau keterlambatan informasi dari salah satu mitra dapat

berdampak pada pemberian denda. Tingkatan tertinggi dari intensitas kolaborasi

adalah synchronized collaboration atau sering juga disebut aliansi strategis. Pada

tingkatan kolaborasi tersebut kedua belah pihak bahkan sudah berbagi risiko

melalui investasi awal.

Rentang kedalaman hubungan dalam kolaborasi meliputi kolaborasi yang

terbatas (limited collaboration) hingga kolaborasi yang intensif (extensive

collaboration). Kedalaman hubungan kolaborasi tersebut dipengaruhi cakupan

aspek kerjasama yang disepakati oleh pihak yang terkait kolaborasi. Frekuensi

hubungan kolaborasi terdiri dari hubungan kerjasama yang banyak (many

relationship) hingga hubungan kerjasama yang sedikit (few relationship).

Frekuensi hubungan kerjasama dalam kolaborasi ditentukan oleh jumlah dan

ragam transaksi yang dihasilkan terkait hubungan kolaborasi, dimana semakin

banyak serta beragamnya transaksi antara pihak yang berkolaborasi maka

hubungan kerjasama dalam kolaborasi tersebut dikategorikan many relationship.

Spektrum kolaborasi yang berada pada situasi few relationship dengan

limited collaboration tidak disarankan untuk membangun hubungan kolaborasi

karena pada dasarnya hubungan ini tidak akan melibatkan transaksi dalam jumlah

besar sehingga dampak dari hasil kolaborasi pun kecil. Pada situasi dimana

kolaborasi yang sangat intensif (extensive collaboration) dengan hubungan

kerjasama yang banyak (many relationship) juga tidak disarankan untuk

melakukan kolaborasi karena akan sangat rumit dalam pengelolaannya. Gambar 3

menggambarkan spektrum kolaborasi dimana masing-masing tingkatan kolaborasi

dipetakan dalam dua dimensi yakni tingkat kedalaman hubungan dan frekuensi

berhubungan.

Page 41: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

25

Not Viable Synchronized Collaboration

Coordinated Collaboration

Cooperative Collaboration

Transactional Collaboration

Low Return

Sumber: Said et al (2006)

Gambar 3. Tingkatan dan Spektrum Kolaborasi

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Perubahan gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi

trend baru masyarakat meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan

kimia non alami. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan permintaan untuk

produk khususnya sayuran organik. Salah satu produk sayuran organik yang

memiliki permintaan yang terus meningkat yaitu komoditas brokoli organik. Di

sisi lain, semakin kritisnya tuntutan konsumen yang diiringi dengan semakin

kuatnya peranan konsumen dalam hal pemilihan kualitas produk. Mulai dari

kesegaran brokoli organik saat sampai ke tangan konsumen, kebersihan, hingga

kemasan produk. Hal tersebut, mengindikasikan bahwa adanya perubahan

paradigma industri dan persaingan yang berorientasi pada pemenuhan kepuasan

dan permintaan pasar (consumen driven).

Anggota rantai pasokan brokoli organik yang terdiri dari petani organik,

PT Agro Lestari, dan PT X berupaya untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut

dengan memproduksi, mendistribusi, dan menjual brokoli organik sebagai salah

satu kegiatan bisnisnya. Namun dalam kegiatan usahanya, rantai pasokan brokoli

organik memiliki permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan

pengelolaan rantai pasokan yang belum terorganisir dengan baik. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang diusulkan untuk dilakukan adalah

melalui penetapan strategi-strategi guna menyelesaikan permasalahan-

permasalahan tersebut.

Extensive

Collaboration

Limited

Collaboration

Many Relationship Few Relationship

Page 42: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

26

Konsep Manajemen Rantai Pasokan (MRP) yang telah digunakan

bertujuan untuk menciptakan kolaborasi serta kerjasama di antara pelaku rantai

pasokan brokoli organik. Penerapan MRP brokoli organik tersebut bertujuan

untuk menciptakan kepuasan anggota rantai pasokan melalui pembangunan

komitmen yang transparan dan berkeadilan dalam jangka panjang. Namun, upaya

penerapan MRP yang telah berjalan masih menghadapi berbagai kendala

permasalahan terkait efisiensi rantai pasokan, komitmen anggota rantai pasokan,

maupun perolehan nilai tambah produk yang berbeda pada beberapa pelaku rantai

pasokan. Oleh karena itu, diperlukan suatu manajemen rantai pasokan yang

komprehensif untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan MRP brokoli

organik di PT Agro Lestari. Setelah itu, diperlukan juga suatu analisis untuk

merumuskan kebijakan bagi pengembangan maupun perbaikan dari manajemen

rantai pasokan brokoli organik.

Pengkajian rantai pasokan pada produk brokoli organik membutuhkan

penelusuran informasi dan investigasi yang menyeluruh. Metode analisis

deskriptif penerapan MRP secara komprehensif yang akan digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada kerangka pengembangan rantai pasokan FSCN yang

dimodifikasi oleh Van Der Vorst (2005). Metode pengembangan rantai pasokan

tersebut mengkaji enam aspek yang terstruktur yakni sasaran rantai pasokan,

struktur rantai pasokan, sumberdaya pasokan, manajemen rantai, proses bisnis

rantai, dan kinerja rantai pasokan. Pembahasan atas enam aspek tersebut

diharapkan dapat menghasilkan gambaran utuh mengenai penerapan manajemen

rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari. Pembahasan secara spesifik

mengenai performa rantai pasokan yang akan dibahas meliputi performa efisiensi

dan performa kemitraan. Performa efisiensi dari rantai pasokan dianalisis

berdasarkan konsep efisiensi tataniaga dengan menghitung margin tataniaga serta

farmer’s share yang terbentuk. Performa kemitraan akan dievaluasi secara

deskriptif dengan beberapa atribut mengenai kinerja kemitraan.

Informasi mengenai kondisi efisiensi rantai pasokan, kinerja kemitraan

dan integrasi rantai pasokan diharapkan dapat diketahui dari analisis yang

dilakukan. Hal tersebut kemudian dapat dijadikan suatu input bagi perumusan

alternatif kebijakan untuk mengembangkan rantai pasokan brokoli organik. Hasil

Page 43: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

27

dari analisis tersebut diharapkan dapat menjadi rekomendasi alternatif

pengembangkan manajemen rantai pasokan brokoli organik. Secara singkat

kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Permintaan terhadap sayuran brokoli

meningkat

Gaya hidup masyarakat yang mengakibatkan

perubahan paradigma persaingan yang

berorientasi kepada consumer driven

Penerapan Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik pada

PT Agro Lestari

Kondisi dan Permasalahan Rantai Pasokan (MRP) brokoli

organik pada PT Agro Lestari

Analisis Pengelolaan Rantai Pasokan Brokoli Organik secara

komprehensif dengan metode FSCN dan penilaian kinerja

Analisis Deskriptif MRP :

1. Sasaran Rantai

2. Struktur Rantai

3. Sumberdaya Rantai

4. Manajemen Rantai

5. Proses Bisnis Rantai

1.

Analisis Kinerja Rantai :

1. Kinerja Kemitraan

Kesesuaian Atribut

2. Kinerja Efisiensi

Kondisi Kinerja Penerapan MRP pada PT Agro Lestari

Rekomendasi Alternatif Kebijakan Pengembangan MRP pada PT Agro Lestari

Page 44: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

28

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di PT Agro Lestari, Jl. Raya Puncak, Jl. Diklat

PLN No. 1, Cibogo Kabupaten Bogor dan kebun petani mitra yang berada di

daerah Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive) didasarkan pada kondisi wilayah tersebut yang baik untuk produksi

brokoli organik dan adanya kerjasama dengan PT X sebagai pemasar produk

organik yang telah memiliki sertifikat organik dan telah memiliki kerjasama

kemitraan dengan pihak supermarket yang berada di daerah Jakarta. Penelitian

mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik tersebut dilaksanakan mulai

bulan Mei hingga Juni 2011.

4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung,

kuesioner dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait. Jenis data terbagi

menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari

observasi langsung, kuesioner dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari

dokumen-dokumen pihak yang terkait dan studi pustaka. Responden dalam

penelitian ini adalah petani brokoli organik yang berada di Desa Cisarua, PT Agro

Lestari, pihak PT X, dan Lotte Mart sebagai perwakilan dari pihak supermarket.

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Kajian manajemen rantai pasokan membutuhkan suatu pendekatan metode

analisis yang mampu menjabarkan permasalahan secara komprehensif. Penjabaran

permasalahan rantai pasokan meliputi beberapa hal antara lain mengenai rantai

pasokan, kinerja rantai pasokan, hambatan yang dihadapi rantai pasokan serta

alternatif kebijakan bagi pengembangan rantai pasokan. Oleh karena itu, dalam

penelitian mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari ini akan dilakukan kajian yang meliputi deskripsi model rantai pasokan

brokoli organik yang terjadi saat ini. Analisis kinerja rantai pasokan dalam hal

Page 45: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

29

kemitraan, serta alternatif kebijakan pengembangan rantai pasokan yang dapat

dilakukan.

4.3.1 Model Rantai Pasokan Brokoli Organik pada Agro Lestari

Model rantai pasokan yang terjadi dibahas dengan analisis deskriptif

menggunakan metode pengembangan yang mengikuti kerangka proses Food

Supply Chain Networking (FSCN) dari Lambert dan Cooper (2000) yang

kemudian dimodifikasi oleh Van Der Vorst (2005). Untuk melihat efisiensi

kinerja, maka digunakan metode margin tataniaga serta farmer’s share dan

melihat kinerja kemitraan yang telah ada dengan sebelas atribut kemitraan dan

dijelaskan secara deskriptif.

4.3.1.1 Sasaran Rantai

1) Sasaran Pasar

Sasaran pasar memaparkan tentang bagaimana model suatu rantai pasokan

berlangsung terhadap produk yang dipasarkan. Dalam hal ini, sasaran pasar dapat

menjelaskan mengenai bagaimana berlangsungnya model suatu rantai pasokan

terhadap brokoli organik yang dipasarkan. Tujuan pasar dideskripsikan dengan

jelas, seperti siapa pelanggan produk brokoli organik, apa yang dibutuhkan dan

diinginkan pelanggan. Sasaran pasar dalam FSCN dapat diklarifikasikan ke dalam

upaya segmentasi pasar, kualitas yang terintegrasi, optimalisasi rantai, atau

kombinasi diantara tiga hal tersebut.

2) Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan menjelaskan target atau objek dalam rantai

pasokan brokoli organik yang hendak dikembangkan oleh beberapa pihak yang

terlibat di dalamnya. Sasaran pengembangan rantai pasokan brokoli organik

dirancang bersama-sama oleh pelaku rantai yakni petani mitra, PT Agro Lestari

dan PT X. Bentuk sasaran pengembangan dapat berupa penciptaan koordinasi,

kolaborasi, atau pengembangan penggunaan teknologi informasi serta prasarana

lain yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.

Page 46: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

30

4.3.1.2 Struktur Jaringan

Struktur jaringan menjabarkan mengenai anggota atau pihak-pihak yang

terlibat dalam rantai pasokan beserta peranannya masing-masing. Aliran

komoditas mulai dari hulu hingga hilir serta penyebarannya ke berbagai lokasi

dijabarkan dan dikaitkan dengan keberadaan anggota rantai pasokan serta bentuk

kerjasama yang terjadi diantara berbagai pihak.

4.3.1.3 Manajemen Rantai

Manajemen rantai menjelaskan konfigurasi hubungan yang terjadi dalam

jaringan MRP yang memfasilitasi proses pengambilan keputusan secara cepat

oleh pelaku rantai pasokan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki

dalam rantai pasokan guna meningkatkan kinerja rantai pasokan. Tujuannya

adalah untuk mengetahui pihak mana bertindak sebagai pengatur dan pelaku

utama di dalam rantai pasokan. Pihak yang menjadi pelaku utama adalah pihak

yang melakukan sebagian besar aktivitas di dalam rantai pasokan dan memiliki

kepemilikan penuh terhadap asset yang dimilikinya. Terdapat beberapa aspek

khusus yang harus dikelola dengan baik agar tidak menghambat kinerja MRP

secara keseluruhan. Beberapa hal yang akan dikaji dalam manajemen rantai antara

lain :

1) Pemilihan Mitra

Dijelaskan mengenai bagaimana proses kemitraan itu terbentuk, kriteria-

kriteria apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama dan bagaimana

praktek di lapangan.

2) Kesepakatan Kontraktual dan Sistem Transaksi

Dijelaskan mengenai bentuk kesepakatan kontraktual yang disepakati

dalam membangun hubungan kerjasama disertai dengan sistem transaksi yang

dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama.

Page 47: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

31

3) Kolaborasi Rantai

Dijelaskan mengenai koordinasi kerjasama dalam suatu rantai pasokan

yang dipaparkan secara lengkap meliputi tindakan kolaboratif, perencanaan

kolaboratif serta proses trust building.

4.3.1.4 Sumberdaya Rantai

Hal yang penting untuk mengetahui potensi-potensi yang dapat

mendukung upaya pengembangan rantai pasokan yaitu meninjau sumberdaya

yang dimiliki oleh anggota rantai pasokan. Beberapa komponen yang dapat

dikategorikan sebagai sumberdaya rantai antara lain mencakup aspek sumberdaya

fisik, sumberdaya manusia, teknologi, sistem informasi dan permodalan.

4.3.1.5 Proses Bisnis Rantai

Proses bisnis rantai menjelaskan proses-proses yang terjadi di dalam rantai

pasokan untuk mengetahui apakah keseluruhan alur rantai pasokan yang mapan

dan terintegrasi. Proses bisnis ditinjau berdasarkan aspek hubungan proses bisnis

antara anggota rantai pasokan, pola distribusi (produk, modal, dan informasi),

serta jaminan identitas merek.

4.3.2 Analisis Kinerja Rantai Pasokan

Setelah melakukan pengkajian dari aspek-aspek yang sebelumnya telah

dijelaskan, kemudian menilai rantai pasokan berdasarkan kinerjanya dalam

memenuhi permintaan konsumen serta memuaskan anggota rantai pasokan yang

terkait. Pengukuran kinerja rantai pasokan brokoli organik menggunakan

beberapa pendekatan yakni terkait kinerja efisiensi rantai pasokan serta kinerja

kemitraan.

4.3.2.1 Kinerja Kemitraan

Kemitraan menjadi aspek yang sangat penting dalam kerangka

pengembangan manajemen rantai pasokan suatu produk. Kemitraan yang terjalin

akan sangat mendukung terjadinya koordinasi dan kolaborasi dari rantai pasokan

Page 48: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

32

secara terintegrasi. Oleh karena itu, kinerja kemitraan dari suatu rantai pasokan

sangat penting untuk dievaluasi secara berkelanjutan guna perbaikan kinerja rantai

pasokan.

Pelaksanaan kemitraan antara pelaku dalam rantai pasokan brokoli organik

diukur dengan melihat kepuasan setiap pelaku rantai pasokan terhadap

pelaksanaan kemitraan. Dalam hal ini yaitu petani, PT Agro Lestari, PT X,

supermarket. Analisis yang dilakukan menggunakan metode analisis kesesuaian

atribut. Dari nilai atribut yang diperoleh, maka hasilnya dapat dijelaskan secara

deskriptif.

Hasil dari penelitian terhadap kepentingan dan kinerja setiap atribut

kemitraan tersebut dibandingkan untuk kemudian dilakukan penarikan

kesimpulan secara umum apakah kemitraan yang selama ini berjalan telah

memberikan kepuasan bagi anggota rantai pasokan. Sebagai pedoman

pengambilan data dan sebagai fokus pembahasan penilaian kinerja kemitraan.

Atribut-atribut tersebut diperoleh berdasarkan kerangka kerja FSCN dan kondisi

nyata terjadi di lapangan. Sebelum menetapkan atribut kemitraan, penulis

mendiskusikan terlebih dahulu dengan pihak PT Agro Lestari untuk

menyempurnakan hasil penelitian. Keberhasilan pelaksanaan kemitraan dinilai

meliputi 11 atribut. Secara lengkap atribut kemitraan yang akan dinilai dapat

dilihat dari Tabel 5.

Tabel 5. Atribut Kemitraan dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT

Agro Lestari

No Atribut Kemitraan

1. Komitmen dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Page 49: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

33

4.3.2.2 Efisiensi Rantai Pasokan

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari suatu pengelolaan rantai pasokan

secara terintegrasi antara lain agar mampu menjamin produk diterima konsumen

dengan harga yang bersaing, cepat, berkualitas, dan mudah diakses. Salah satu hal

yang dapat dijadikan indikator bagi keberhasilan rantai pasokan brokoli organik

adalah efisiensi biaya disepanjang rantai pasokan, sehingga harga produk di

tingkat konsumen menjadi kompetitif. Oleh karena itu, proses penyaluran produk

brokoli organik dari petani hingga konsumen akhir harus mampu dilakukan

dengan biaya yang efisien. Efisiensi biaya transaksi atau pemasaran di dalam

rantai pasokan brokoli organik tersebut akan meningkatkan profitabilitas rantai

pasokan. Efisiensi tersebut juga berarti bahwa walaupun harga di tingkat

konsumen akhir kompetitif, tetapi setiap pelaku rantai pasokan memperoleh

keuntungan secara wajar sesuai dengan peranannya masing-masing.

Konsep tataniaga pertanian yang digunakan untuk menilai kondisi efisiensi

dalam rantai pasokan brokoli organik meliputi perhitungan margin pemasaran

brokoli organik serta farmer’s share. Marjin tataniaga brokoli organik digunakan

untuk melihat perbedaan harga di berbagai tingkat anggota rantai pasokan yang

terlibat. Perhitungan marjin meliputi beberapa pelaku rantai yakni dari tingkat

petani, PT Agro Lestari, PT X, dan supermarket. Perhitungan margin diperoleh

dari pengurangan biaya penjualan dengan pembelian pada setiap tingkat anggota

rantai pasokan brokoli organik. Secara matematis hubungan antara marjin

tataniaga yang diperoleh pelaku rantai pasokan dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :

Mi = Marjin tataniaga pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg)

Hji = Harga penjualan brokoli organik pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg)

Hbi = Harga pembelian brokoli organik pada pasar tingkat ke-i (Rp/kg)

i = 1,2,3,.....n

Mi = Hji – Hbi

Page 50: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

34

Bagian yang diterima petani dari harga yang dibayar oleh konsumen akhir

farmer’s share juga menjadi hal yang dianalisis guna mengetahui kinerja efisiensi

rantai pasokan brokoli organik. Konsumen akhir brokoli organik yang dibahas

adalah pembeli yang membeli brokoli organik di supermarket, sedangkan harga di

tingkat konsumen akhir diasumsikan merupakan harga yang ditetapkan oleh

supermarket. Analisis farmer’s share merupakan analisis yang menggunakan

penyebaran marjin tataniaga yang dapat dilihat berdasarkan bagian yang diperoleh

masing-masing pelaku rantai pasok dengan keterlibatan dalam proses

transpormasi output. Farmer’s share memiliki hubungan negatif dengan marjin

tataniaga, dimana semakin tinggi nilai marjin tataniaga brokoli organik maka nilai

farmer’s share akan semakin rendah. Secara matematis farmer’s share dapat

dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Keterangan :

FS = Farmer’s share (%)

FP = Harga di tingkat petani (Rp/kg)

CP = Harga di tingkat konsumen akhir (Rp/kg)

FS

FP

CP

x 100% =

Page 51: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

35

V Gambaran Umum Perusahaan

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Agro Lestari merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang

bergerak di bidang sayuran organik. Kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan

meliputi budidaya sayuran organik sebanyak dua puluh jenis tanaman dan

distributor sayuran organik untuk perusahaan PT X.

PT Agro Lestari didirikan pada tahun 1983 oleh Tri Judadmadji, SE selaku

pemilik perusahaan. Perusahaan tersebut memulai usahanya di bidang budidaya,

daerah Sukabumi dan sekitarnya. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah

kapolaga lokal, tanaman obat serta rempah-rempah seperti berbagai jenis jahe,

cabai, dan sayuran daun. Selain itu, perusahaan juga mendirikan unit bisnis

lainnya seperti industri pembuatan arang batok kelapa, industri pembuatan

minuman dari bahan baku temulawak dan pengolah asinan jahe.

Tahun 1984 sampai dengan 1996, PT Agro Lestari mengadakan kerjasama

dengan salah satu perusahaan di daerah Tegal yang membuka usaha agrowisata

dan budidaya sayuran istimewa di daerah Guci Lereng Gunung Selamet. Setelah

kembali dari Tegal, PT Agro Lestari memperluas usahanya dengan membuka

agroindustri dan agronomi sayuran istimewa di daerah Sukabumi. Kegiatan

usahanya antara lain pengalengan jamur dan buah-buahan, pembuatan nata de

coco, sayuran sistem semi hidroponik dan usaha beberapa jenis jamur.

Tahun 1999 sampai dengan awal tahun 2007, PT Agro Lestari

mengadakan kerjasama dengan pengusaha dari Korea untuk membudidayakan

sayuran khusus organik. Jenis sayuran yang ditanam meliputi lebih dari dua puluh

jenis tanaman, dan mendatangkan bibit dari Korea. Pada saat itu, PT Agro Lestari

mempunyai lahan tanam kurang lebih lima hektar dengan status lahan milik

pribadi dan lahan sewa, yang tersebar di beberapa daerah antara lain ; Bogor,

Sukabumi dan Leuwiliang. Pada tahun yang sama, PT Agro Lestari memiliki toko

saprotan yang terletak di daerah Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Setelah lepas dari kerjasama dengan pengusaha Korea, PT Agro Lestari

membudidayakan sayuran organik sendiri di Desa Cipari, Kelurahan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, dengan lahan sewa seluas dua hektar.

Page 52: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

36

Selain budidaya, kegiatan bisnis PT Agro Lestari adalah melakukan kerjasama

dalam bidang pemasaran sayuran organik dengan perusahaan PT X.

Perkenalan PT Agro Lestari dengan PT X, berawal dari informasi para

petani yang menjadi langganan toko saprotan milik PT Agro Lestari. Akhirnya

pada tahun 2010, PT Agro Lestari menutup toko saprotan yang berada di Ciawi

untuk lebih berkonsentrasi menangani bisnis sayuran organik.

5.2 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara

bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian

aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut

sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan

hierarki dan susunan kewenangan serta hubungan pelaporan.

Bentuk PT Agro Lestari adalah milik perseorangan dengan Akta Notaris

No. 62/15 Februari tahun 1984, dimana Tri Judadmadji, SE selaku pemilik

perusahaan juga merangkap sebagai pimpinan perusahaan yang membawahi tiga

divisi yaitu :

1) Divisi Budidaya, yaitu bertanggung jawab terhadap proses pembibitan,

penanaman, perawatan hingga saat panen.

2) Divisi Pemasaran, yaitu bertugas melakukan penimbangan dan pengemasan

produk yang telah dipanen serta melaporkan hasil pengemasan kepada

distributor dan manajer keuangan.

3) Divisi Keuangan, yaitu menangani kegiatan keuangan sehari-hari serta

administrasi perusahaan, termasuk mencatat semua jumlah pembelian dan

penjualan. Tugas lainnya adalah membuat laporan laba rugi dan pemasukan

serta pengeluaran uang.

5.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan

Umumnya kegiatan produksi membutuhkan berbagai macam sarana

produksi atau barang input atau biasa disebut dengan sumberdaya. Sumberdaya

pada PT Agro Lestari digolongkan menjadi ; sumberdaya alam atau fisik (natural

resources), sumberdaya manusia (labour resources) dan sumberdaya modal

Page 53: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

37

(capital resources). Pada usaha yang dijalankannya, perusahaan menggunakan

ketiga sumberdaya tersebut dalam kombinasi jumlah dan kualitas tertentu.

5.3.1 Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan meliputi sumberdaya lahan,

serta sarana dan prasarana pendukung. Sumberdaya lahan yang dimiliki

perusahaan terbagi ke dalam dua unit lokasi, yaitu 2,5 hektar di Cisarua dan 1

hektar di Cibogo. Sumberdaya fisik lainnya adalah sarana dan prasarana produksi

di kebun produksi dan sarana penunjang di kantor. Kantor pusat dan kantor

pemasaran berada di satu tempat yaitu di Diklat PLN Cibogo Kabupaten Bogor,

Jawa Barat. Sarana yang digunakan untuk kegiatan kantor adalah sebagai berikut

komputer, printer, faxsimilie, telepon dan alat tulis. Sedangkan peralatan yang ada

untuk pemasaran yakni mobil pick up, timbangan duduk, keranjang panen,

gunting, hand wrapper, tempat sortasi, timbangan kecil dan besar, stepler, dan

sarana penunjang lainnya.

5.3.2 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang digunakan oleh PT Agro Lestari terdiri dari

tenaga kerja inti dan tenaga kerja harian. Tenaga kerja inti terdiri dari tenaga kerja

terdidik (skilled labour) dan tenaga kerja terlatih (trained labour). Untuk upah

tenaga kerja inti, dibayarkan setiap sebulan sekali, sedangkan untuk tenaga kerja

harian sebesar Rp 20.000,00 per hari.

Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan PT Agro Lestari tidak berdasarkan

pendidikan melainkan berdasarkan keahlian, keterampilan, kemauan, kedisiplinan,

kejujuran, dan keuletan yang dimiliki. Tenaga kerja tersebut berasal dari

lingkungan sekitar perusahaan sehingga dengan adanya PT Agro Lestari, dapat

membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan mengurangi

angka pengangguran di wilayah tersebut. Daftar sumberdaya manusia di PT Agro

Lestari disajikan pada Tabel 6.

Page 54: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

38

Tabel 6. Sumberdaya Manusia di PT Agro Lestari Pada Tahun 2011

No Nama Bagian Pendidikan

A Kantor pusat

1. Tri Judadmadji Direktur utama Sarjana

2. Dandy Manajer keuangan Diploma

B Divisi Budidaya

1. Dede Penanggung jawab SD

2. Bejo Pekerja SD

3. Dede Pekerja SD

4. Mamat Pekerja SD

5. Obay Pekerja SD

6. Ugan Pekerja SD

7. Iin Pekerja SD

8. Mumun Pekerja SD

9. Emi Pekerja SD

10. Yeni Pekerja SD

C Divisi Pemasaran

1. Dede Pekerja SMA

2. Hendar Pekerja SMA

3. Obar Pekerja SMA

4. Abi Pekerja SMA

5. Solah Pekerja SMA Sumber : Agro Lestari 2011

Berdasarkan Tabel 6, diketahui jumlah sumberdaya manusia di PT Agro

Lestari Tahun 2011 berjumlah 17 orang, pendidikan yang dimiliki oleh setiap

orang sudah cukup proporsional dan menunjang untuk menjalankan setiap

tugasnya.

5.3.3 Sumberdaya Modal

Sumberdaya modal yang diperlukan adalah modal tetap yaitu kantor dan

lahan produksi, sarana dan prasarana pendukung. Sedangkan modal lancar berupa

benih, pupuk, bahan bakar dan bahan penunjang lainnya. Modal perusahaan

berasal dari modal pribadi pemilik dan investor dari pihak keluarga.

Hingga saat ini, PT Agro Lestari belum pernah melakukan pinjaman

modal melalui pihak lembaga keuangan karena modal yang dimiliki sudah cukup

baik dari investor maupun pemilik usaha. Dalam pencatatan dan pembukuan

laporan keuangan di PT Agro Lestari, semuanya dikerjakan melalui komputer

untuk mempermudah proses pengerjaan dan perhitungan secara rinci.

Page 55: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

39

5.4 Deskripsi Kegiatan Perusahaan

Aktivitas bisnis pada PT Agro Lestari terdiri atas dua subsistem usaha

yaitu budidaya sayuran organik dan kegiatan pemasok atau distributor sayuran.

Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh PT Agro Lestari adalah sebagai berikut ini.

5.4.1 Budidaya Brokoli Organik

Kegiatan yang dilakukan oleh PT Agro Lestari adalah budidaya sayuran

organik. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu persiapan

lahan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan.

1) Persiapan Lahan

Kegiatan yang termasuk dalam persiapan lahan adalah kegiatan sanitasi

lahan, pencangkulan, pembentukan bedengan kasar, pemupukan, pengapuran,

pembentukan bedengan halus, dan penyiraman. Kegiatan persemaian dimulai

dengan menyiapkan benih, menyiapkan media semai, perkecambahan,

memindahakan kecambah ke dalam polibag semai, perawatan yang terdiri dari

pengendalian hama, sirkulasi udara, sanitasi dan pemupukan tambahan.

2) Penyemaian benih

Sebelumnya benih brokoli disemai terlebih dahulu. Benih yang digunakan

adalah varietas Green King. Persemaian dilakukan untuk memudahkan dalam

pemeliharaan bibit dan untuk keseragaman sewaktu penanaman di lahan. Lahan

yang digunakan untuk persemaian brokoli sebelumnya dilakukan pembersihan

terlebih dahulu dari rumput-rumput liar yang tumbuh. Selanjutnya tanah diolah

dengan mencangkul sedalam 30 cm sampai gembur. Dilanjutkan dengan membuat

bedengan-bedengan selebar 100-120 cm. Jarak antar bedengan 20-30 cm dan

panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Media semai menggunakan campuran

tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang diaduk sampai rata

sehingga tercipta media semai campuran.

3) Penanaman

Kegiatan penanaman dimulai dengan menentukan pola tanam, membuat

lubang tanam, menanam, dan menyiram tanaman. Tanaman brokoli tumbuh baik

Page 56: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

40

pada suhu udara 13-24 °C. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman ini 80-

90 persen. Tanaman brokoli memerlukan curah hujan yang cukup tinggi yaitu

antara 1.000-1.500 cm/tahun. Tanah yang dibutuhkan adalah subur, gembur, kaya

bahan organik dan tidak mudah menggenang seperti pada tanah lempung berpasir

tetapi dapat hidup dengan baik pada tanah jenis andosol, latosol, regosol,

mediteran, dan aluvial. Kisaran keasaman (pH) yang cocok adalah 5,5-6,5. Masa

pembibitan memerlukan intensitas cahaya lemah sehingga memerlukan pelindung

untuk mencegah cahaya matahari langsung yang membahayakan pertumbuhan

bibit. Masa pertumbuhan memerlukan intensitas cahaya yang kuat, sehingga tidak

membutuhkan naungan.

Jarak tanam yang dipakai adalah 50 × 50 cm untuk bibit bertajuk lebar dan

45 × 65 cm untuk bibit bertajuk tegak. Waktu tanam terbaik adalah di pagi hari

antara pukul 06.00-09.00 WIB atau sore hari antara 15.00-17.00 WIB. Penanaman

dilakukan pada bibit yang sudah berumur sekitar satu bulan, atau sudah

mempunyai 3-4 helai daun. Satu lubang ditanami satu bibit. Pemindahan harus

dilakukan secara hati-hati supaya akar atau daunnya tidak rusak.

4) Penyiraman

Pemeliharaan bibit di persemaian, dilakukan dengan penyiraman 1-2 kali

sehari pada pagi dan sore hari. Penyiangan dilakukan saat umur bibit 14 hari atau

saat gulma sudah terlihat. Pemupukan dilakukan ketika umur semaian 14-25 hari

dengan menggunakan pupuk kandang. Pemupukan pada saat penanaman

dilakukan tiga kali atau lebih jika kondisi pertumbuhan tanaman kurang

memuaskan. Pemupukan pertama adalah pemupukan dasar pada saat penanaman.

Pemupukan kedua dilakukan pada saat umur tanaman 10-15 hari setelah tanam.

Pupuk yang digunakan adalah kandang sebanyak 1 kg/bedeng. Pemupukan ketiga

dilakukan setelah berumur 25-30 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk

kandang sebanyak 2 kg/bedeng. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan

secara manual, yaitu dengan mencari hama di setiap tanaman dan mengambilnya

dengan menggunakan tangan. Hama yang biasa menyerang tanaman brokoli

diantaranya adalah ulat tanah, ulat gerayak dan ulat plutella. Sedangkan penyakit

yang umum menyerang brokoli antara lain akar bengkak dan busuk batang.

Page 57: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

41

Pengendalian hama dan penyakit tanaman brokoli dilakukan jika sudah terdapat

serangan pada tanaman tersebut.

5) Pemanenan

Brokoli yang siap dipanen memiliki massa bunga (curd) yang telah

kompak, berwarna hijau tua dan dalam keadaan rapat. Brokoli dipanen pada umur

60-80 hari, pemanenan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan pisau

untuk memotong pangkal tanaman dan trimming ketika di kebun. Panen brokoli

dilakukan pada pagi hari agar dapat menghindari bobot setelah panen. Panen

dimulai dengan memilih brokoli yang telah siap panen lalu dipotong pada bagian

pangkal dengan menggunakan pisau kemudian dikumpulkan di luar lahan untuk

penanganan lebih lanjut. Panen biasanya dilakukan 2-3 kali dalam satu musim

tanam karena terkait dengan pola panen sortir, yang dilakukan oleh petani. Selang

waktu yang digunakan antar panen adalah dua hari.

6) Pasca Panen

Pasca panen dimulai setelah pemanenan oleh petani dan dilanjutkan

dengan proses pengemasan oleh PT Agro Lestari. Selain itu, keberhasilan

penanganan pasca panen juga tergantung pada pengalaman dan pengetahuan dari

para pelaku pasca panen dan teknologi yang digunakan. Kegiatan pasca panen

terdiri dari:

a. Pembersihan

Pembersihan dilakukan di lahan petani mitra. Petani membersihkan

brokoli dengan menghilangkan kotoran-kotoran tanah di bagian bunga dan batang,

dan setelah itu, dibawa ke PT Agro Lestari. Kegiatan pembersihan brokoli organik

dilakukan dengan memotong bagian-bagian dari brokoli organik yang tidak

dikehendaki untuk meningkatkan kualitas dan kemudahan penanganan berikutnya.

Aktivitas ini dinamakan trimming. Trimming dilakukan sebelum pencucian untuk

mencegah penyakit akibat pemotongan. Selanjutnya memotong daun-daun di

sekitar bunga (curd) dan memotong batang brokoli sehingga batang brokoli hanya

tersisa sepanjang genggaman tangan. Selama trimming, brokoli kehilangan 50-60

persen bagiannya yang dibuang karena merupakan bagian yang tidak dikonsumsi.

Page 58: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

42

b. Pengemasan

Langkah awal mempersiapkan produksi adalah merencanakan produksi

yang berisi mengenai apa dan berapa brokoli yang harus diproduksi dan

menentukan bagaimana teknik budidayanya. Prinsipnya, setiap produk yang akan

dihasilkan oleh perusahaan dirancang agar sesuai dengan selera dan kebutuhan

konsumen di pasar. Hanya dengan cara ini produksi yang dihasilkan dapat

bersaing di pasar dan hal ini mengisyaratkan bahwa rancangan suatu produk

secara berkala harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Proses produksi dalam agribisnis menjadi suatu kegiatan yang sangat

menentukan keberhasilan usaha, kegiatan produksi harus dilakukan secara efisien

dan efektif untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Efektivitas kegiatan

produksi dapat dimulai dari alokasi sumberdaya yang benar, perencanaan proses

produksi yang baik serta implementasinya yang dilakukan dengan baik dan benar.

Efisiensi produksi dapat dicapai dengan melaksanakan rencana dan proses

produksi dengan tepat dan meminimumkan pemborosan selama proses produksi

berlangsung. Pemborosan terdiri dari, pemborosan sarana produksi, waktu dan

tenaga maupun pemborosan karena kehilangan dan kerusakan produk.

5.4.2 Kegiatan Pemasaran

PT Agro Lestari memiliki konsumen setia untuk produk brokoli organik,

yakni supermaeket, hotel dan restoran. Berbagai konsumen tersebut tersebar di

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kegiatan pemasaran perusahaan dijalankan oleh

bagian pemasaran yang juga menangani pemasaran sayuran lainnya. Salah satu

tugas dari bagian ini yaitu mencari tahu sayuran apa saja yang harus diproduksi

untuk mengetahui keinginan pasar. Kegiatan pemasaran antara lain :

1. Mengetahui permintaan pasar

2. Menyediakan produk

3. Kegiatan pasca panen yang meliputi trimming, sortir dan gradding.

4. Menimbang dan mengemas produk

5. Melakukan pencatatan dan penjualan pembelian produk

6. Transportasi

Page 59: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

43

5.4.3 Pola Kemitraan

PT Agro Lestari membangun kemitraan dengan petani plasma untuk

menambah volume produksinya. Kemitraan ini terjalin dari adanya permohonan

pihak petani untuk bekerja sama dengan PT Agro Lestari. Kerjasama ini

menyangkut kesepakatan kedua belah pihak mengenai kewajiban perusahaan dan

petani plasma.

Manfaat kemitraan bagi petani mitra bekerja sama dengan PT Agro Lestari

antara lain :

1. Memperoleh bimbingan teknis

2. Memperoleh pinjaman baik dalam bentuk sarana dan prasarana produksi

3. Meningkatkan hasil panen

4. Memiliki pasar yang pasti

5. Meningkatkan pendapatan petani yang bekerjasama

Page 60: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

44

VI Hasil dan Pembahasan

Salah satu langkah awal yang terpenting dalam melakukan analisis

Manajemen Rantai Pasokan adalah dengan melakukan analisis terhadap model

atau kondisi rantai pasokan yang terjadi. Dari hasil analisis dan evaluasi kondisi

manajemen rantai pasokan tersebut, maka akan dihasilkan berbagai informasi

menyangkut potensi, peluang serta hambatan maupun permasalahan yang terjadi

dalam aliran rantai pasokan suatu produk. Informasi mengenai kondisi

Manajemen Rantai Pasokan kemudian menjadi suatu input bagi perbaikan kinerja

dan pengembangan rantai pasokan.

Saat ini telah berkembang upaya untuk menganalisis rantai pasokan suatu

produk dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya disesuaikan dengan

karakteristik produk maupun karakteristik pelaku rantai pasok serta industri.

Pembahasan mengenai model rantai pasokan brokoli organik pada penelitian ini,

akan menggunakan suatu kerangka kerja (framework) berupa analisis rantai

pasokan yang dikembangkan oleh Lambert dan Cooper (2000) yang kemudian di

modifikasi oleh Vorst (2005). Kerangka analisis yang dikembangkan tersebut

adalah Food Supply Chain Networking (FSCN). Kerangka FSCN merupakan

suatu framework yang memungkinkan peneliti maupun manajer suatu perusahaan

untuk dapat mengidentifikasi suatu rantai pasokan secara komprehensif meliputi

berbagai hal seperti deskripsi pelaku rantai dan peranannya, hubungan diantara

pelaku rantai, mekanisme transaksi, dan alokasi sumberdaya.

Pembahasan mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik pada PT

Agro Lestari menggunakan kerangka kerja FSCN, yang akan menganalisis

beberapa aspek yakni sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai,

sumberdaya rantai, proses bisnis rantai, serta analisis kinerja rantai pasokan. Hasil

pembahasan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi agenda pembenahan pada

perusahaan agar memiliki kinerja rantai pasokan yang baik, memahami

karakteristik konsumen, menjamin ketersediaan produk dan mutu serta

kontinuitasnya, logistik dan distribusi yang baik, komunikasi dan informasi yang

baik, serta hubungan yang efektif antar pelaku rantai.

Page 61: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

45

6.1 Sasaran Rantai

Aspek ini menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam rantai pasokan

brokoli organik yang dilihat dari dua sisi, yaitu sasaran pasar dan sasaran

pengembangan. Sasaran atau tujuan yang ditetapkan tersebut nantinya akan

menjadi acuan apakah rantai pasokan tersebut telah berjalan dengan baik atau

masih perlu diperbaiki.

6.1.1 Sasaran pasar

Pemasaran produk hortikultura khususnya untuk produk brokoli yang

termasuk jenis sayuran, secara umum ditujukan untuk pemenuhan pasar domestik.

Hal tersebut, berkaitan dengan karakteristik produk agribisnis yang umumnya

perishable menjadi suatu hal yang seringkali dipertimbangkan dalam pemasaran

produk agribisnis. Produk agribisnis khususnya sayuran yang lebih mudah rusak

biasanya akan diarahkan bagi pemenuhan pasar lokal, karena pemasaran produk

hortikultura dengan jarak yang relatif jauh akan memerlukan suatu perlakuan

khusus baik itu dalam hal pengemasan maupun transportasinya.

Pergeseran paradigma perdagangan produk pertanian dari konsep product

driven menjadi market driven telah menempatkan konsumen sebagai objek yang

sangat penting. Hal tersebut kemudian membuat para produsen baik itu skala

perusahaan, kelompok tani atau koperasi maupun petani secara individual harus

sangat memperhatikan karakteristik konsumen dan pola permintaan secara lebih

cermat. Posisi pasar atau konsumen di dalam suatu rantai pasokan merupakan

tujuan akhir dari suatu pengelolaan rantai pasokan yang terintegrasi meliputi

berbagai pihak.

Permintaan dan harapan konsumen harus mampu direspon dengan baik

oleh segenap pelaku rantai pasokan agar keinginan konsumen terhadap produk

yang disalurkan tersebut terpenuhi, baik dari segi kuantitas atau ketersediaan,

kualitas produk, waktu penyampaian yang cepat, maupun harga yang terjangkau.

Terpenuhinya permintaan dan keinginan konsumen tersebut pada akhirnya akan

membuat konsumen lebih loyal kepada produk yang dihasilkan oleh suatu rantai

pasokan. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan keunggulan bersaing dari suatu

Page 62: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

46

rantai pasokan dibandingkan dengan rantai pasokan lain yang menghasilkan

produk sejenis.

PT Agro Lestari pada dasarnya memiliki keinginan untuk memasarkan

brokoli organik ke seluruh konsumen baik itu konsumen dalam pasar modern,

pasar tradisional, hotel, maupun restoran. Namun tujuan pasar yang ada saat ini

yaitu pasar modern (supermarket) di daerah Jakarta dan sekitarnya melalui

pemasaran dari PT X. PT Agro Lestari memiliki karakteristik konsumen yang

kritis terhadap kualitas produk yang dihasilkan, penilaian konsumen biasanya

pada penampilan fisik dan kesegaran dari brokoli organik itu sendiri. Hal tersebut

yang menyebabkan pentingnya penerapan standarisasi kualitas brokoli organik,

agar brokoli yang diproduksi dapat diterima oleh konsumen. Brokoli organik di

distribusikan ke PT X, setelah itu dilanjutkan ke supermarket yang menjadi tujuan

pasar. Brokoli organik yang masuk ke supermarket haruslah sudah melewati

proses sortir yang ketat oleh pihak perusahaan dan mitra taninya, hal ini dilakukan

agar brokoli organik tersebut sesuai dengan pesanan yang diminta oleh pihak

supermarket.

Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan yaitu terkait dengan

identitas merek dan sistem penjejakan rantai pasokan. Selain itu, keamanan

sebagai produk pangan juga menjadi salah satu perhatian konsumen saat ini.

Karena produk yang dihasilkan oleh PT Agro Lestari merupakan produk brokoli

dengan sistem penanaman organik, maka diperlukan perhatian khusus mengenai

budidaya organik secara benar dan penggunaan bahan-bahan input seperti pupuk

kandang dan lahan yang harus dinyatakan benar organik.

Produk brokoli organik yang dikonsumsi oleh konsumen supermarket

biasanya disajikan secara segar dengan kemasan yang dikemas oleh PT Agro

Lestari. Brokoli yang dibutuhkan konsumen diutamakan brokoli dalam kemasan

higienis, jumlahnya sesuai kebutuhan, tidak layu serta bungannya tidak kuning

dan tampilannya bersih. Oleh karena itu, PT Agro Lestari bersama mitra taninya

memproduksi brokoli organik yang sesuai dengan permintaan konsumen dari

supermarket tersebut.

Page 63: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

47

6.1.2 Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan rantai pasokan dapat diartikan sebagai suatu upaya

bersama dari beberapa pihak yang terlibat dalam rantai pasokan untuk secara

spesifik mengembangkan suatu aspek bagi peningkatan kinerja rantai. Upaya yang

dilakukan untuk mengembangkan rantai pasokan tersebut harus yang dianggap

penting bagi peningkatan kinerja rantai serta haruslah dilakukan secara sinergis

melalui koordinasi antar pihak dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan

bahwa tujuan yang ingin dicapai bukan hanya bagi kepentingan beberapa pelaku

sebagai individual melainkan tujuan kolektif dari rantai yang terintegrasi.

Pengembangan rantai pasokan tidak mudah dilakukan karena melibatkan

berbagai pihak dengan kepentingannya masing-masing. Oleh karena itu,

diperlukan suatu sasaran pengembangan yang disepakati secara bersama sehingga

upaya pelaksanaan pencapaian sasaran tersebut akan didukung semua pihak yang

terkait. Pada bidang agrinisnis, sistem pengembangan dengan sasaran bersama

tersebut dapat dilakukan apabila setiap pelaku usaha terkait melihat rantai pasokan

sebagai suatu sistem yang saling tergantung dan mempengaruhi.

Sasaran pengembangan rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari yang ingin dituju antara lain menyangkut penguatan rantai pasokan

melalui pelaksanaan kemitraan yang berkesinambungan. Kerjasama kemitraan

ataupun bentuk koordinasi lainnya yang melibatkan pihak petani mitra, PT Agro

Lestari, PT X, supermarket serta beberapa institusi pendukung yang diarahkan

kepada peningkatan kapasitas produksi, insentif melalui bantuan modal dan

pengembangan infrastruktur. Pengelolaan rantai pasokan melalui pelaksanaan

kemitraan petani dengan beberapa institusi pendukung, terutama ditujukan bagi

pengembangan insentif bantuan modal usaha dan pengembangan infrastruktur

berupa pembangunan akses jalan yang mudah untuk dijangkau oleh kendaraan di

daerah sekitar lokasi usaha petani. Pembangunan akses jalan ini bertujuan untuk

memudahkan petani dalam kegiatan produksinya terutama pada kegiatan panen.

Sasaran pengembangan ini sangat membutuhkan peran pemerintah dan lembaga

keuangan dalam mewujudkannya. Infrastruktur seperti akses jalan merupakan

mutlak dikelola oleh pemerintah, oleh karena itu PT Agro Lestari berharap

pemerintah membantu memperbaiki akses jalan di sekitar lokasi usaha petani

Page 64: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

48

mitranya, karena akses jalan yang ada saat ini cukup menghambat kegiatan

distribusi yang dilakukan petani kepada PT Agro Lestari dan cukup memakan

waktu. Sedangkan lembaga keuangan seperti bank atau koperasi simpan pinjam

dibutuhkan untuk membantu petani mitra yang membutuhkan bantuan modal.

6.2 Struktur Rantai Pasokan

Struktur rantai pasokan suatu komoditi ditentukan oleh beberapa faktor

antara lain jumlah pelaku rantai pasokan, karakteristik produk yang dihasilkan,

jarak antara on farm dan pasar (konsumen), serta peranan yang dimiliki oleh

setiap pelaku rantai pasokan. Pembahasan struktur pasokan brokoli organik akan

menjabarkan beberapa anggota rantai pasokan beserta peranannya dalam rantai

pasokan brokoli organik. Anggota rantai pasokan yang dimaksud adalah pelaku

usaha serta beberapa stakeholder terkait. Struktur rantai pasokan brokoli organik

yang terjadi pada PT Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 5.

Keterangan : Aliran Produk

Aliran uang

Aliran informasi

Gambar 5. Struktur Rantai Pasokan Brokoli Organik Pada PT Agro Lestari Tahun 2011

6.2.1 Petani Mitra

Petani mitra untuk produk brokoli organik merupakan pelaku rantai yang

melakukan kegiatan budidaya brokoli organik, mulai dari pembibitan,

pemeliharaan, serta proses panen. Petani mitra merupakan awal dari rantai

pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari. Dalam rantai pasokan, petani

memegang peranan krusial dalam menghasilkan produk dengan kualitas dan

kuantitas yang baik.

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Konsumen Petani

Mitra

Page 65: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

49

Pada kegiatan budidaya brokoli organik, petani memanfaatkan semua

potensi lahan pribadi maupun lahan sewa untuk melakukan kegiatan budidaya

brokoli organik. Kegiatan budidaya yang dilakukan menggunakan teknologi

tradisional. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan tanam seperti menyiram dan

lain-lain, pemberantasan hama serta pemanenan yang semuanya dilakukan secara

tradisional dengan mengandalkan sumber daya manusia yang ada.

Dalam teknik budidaya yang dilakukan, tidak jauh berbeda dengan teknik

budidaya sayuran pada umumnya. Namun karena teknik budidaya yang dilakukan

dalam pertanian ini adalah teknik budidaya dengan sistem organik, maka segala

hal yang menjadi input dari kegiatan budidaya ini menjadi suatu hal yang harus

diperhatikan. Seperti pemilihan bibit yang berkualitas, pupuk kandang, air untuk

penyiraman hingga lahan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya brokoli

organik. Terutama lahan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya, lahan yang

digunakan haruslah lahan yang benar-benar belum tercemar dengan pestisida.

Sebelum menggunakan lahan untuk budidaya, lahan tersebut sebaiknya di berakan

selama satu tahun. Aliran air pun menjadi salah satu perhatian khusus dalam

kegiatan budidaya brokoli dengan sistem pertanian organik. Air yang digunakan

haruslah air yang belum tercemar.

Keahlian budidaya dari petani mitra didapatkan dari pengalaman mereka

sebelumnya. Beberapa dari petani mitra PT Agro Lestari merupakan mantan

karyawan Bina Sarana Bhakti (BSB). Berdasarkan pengalaman mereka berkerja di

BSB tersebut, akhirnya mereka mencoba mandiri mengelola lahan untuk pertanian

organik. Selain dari pengalaman bekerja tersebut, petani mitra pun mendapatkan

pengetahuan mengenai budidaya pertanian dengan sistem organik dari seminar-

seminar pertanian yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun BSB. Karena

alasan inilah, pihak PT Agro Lestari mudah untuk mempercayai petani-petani

sekitar untuk dijadikan mitranya. PT Agro Lestari pun tidak perlu repot untuk

mengadakan penyuluhan budidaya dengan sistem organik, karena petani mitranya

sudah dapat langsung mengerti cara memproduksi brokoli organik yang diminta

pihak PT Agro Lestari.

Brokoli organik yang dihasilkan petani-petani mitra sebagian dikirim

kepada PT Agro Lestari dan sebagian lagi dikirim kepada BSB ataupun hotel dan

Page 66: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

50

restoran. Harga brokoli organik tersebut berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan

sebelumnya. Brokoli organik dikirimkan oleh pihak petani kepada PT Agro

Lestari berdasarkan pesanan supermarket, setelah brokoli organik berada di kantor

PT Agro Lestari, brokoli organik tersebut disortir lalu ditimbang. Hasil dari

timbangan brokoli organik yang telah disortir oleh pihak PT Agro Lestari yang

disaksikan oleh petani mitra tersebut merupakan jumlah brokoli organik yang

dibayar oleh PT Agro Lestari sedangkan hasil dari sortiran brokoli organik,

dibawa kembali oleh petani mitra. Namun selama kerjasama ini berlangsung,

brokoli organik yang dibawa oleh petani mitra tidak pernah menyisakan banyak

sortiran. Hal tersebut dikarenakan, petani telah mengetahui kriteria brokoli

organik yang menjadi permintaan PT Agro Lestari. Sehingga brokoli organik

yang dihasilkan petani mitra merupakan brokoli organik yang berkualitas, sesuai

dengan pesanan PT Agro Lestari. Batang dari pohon brokoli organik yang tidak

terlalu panjang (empat genggaman jari) dan bunga yang tidak kuning ataupun

kecoklatan merupakan kriteria brokoli organik yang menjadi pesanan

supermarket.

Kemitraan yang terjalin antara petani dengan PT Agro Lestari lebih dari

sekedar mitra beli. Petani yang menjadi mitra PT Agro Lestari diberikan berbagai

fasilitas berupa informasi jenis bibit yang digunakan untuk menghasilkan brokoli

yang sesuai dengan permintaan, tambahan modal usaha selama PT Agro Lestari

sanggup, serta menjadi rekan dalam berkonsultasi seputar masalah yang ada

dalam kegiatan produksi. Tujuan dari diberikannya berbagai fasilitas ini adalah

untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan kemitraan sehingga mempunyai

misi dan visi yang sama dalam kegiatan produksi.

6.2.2 PT Agro Lestari

PT Agro Lestari adalah pelaku rantai pasokan setelah petani mitra. PT

Agro Lestari merupakan pelaku rantai yang mempunyai peran penting dalam

memasarkan produk dari petani mitranya. Para petani mitra berkewajiban

memasarkan hasil panennya kepada PT Agro Lestari dengan harga dan jumlah

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. PT Agro Lestari memiliki

kewajiban untuk memasarkan produk brokoli organik dari petani mitranya kepada

Page 67: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

51

pihak PT X dan pihak PT X berkewajiban memasarkan produk brokoli organik

dari PT Agro Lestari kepada supermarket.

Sebelum memasarkan brokoli organik dari petani mitranya, terlebih

dahulu PT Agro Lestari melakukan kegiatan sortir brokoli organik dari panen

petani. Kegiatan ini berupa memilah-milah brokoli organik yang sesuai dengan

pesanan dari pihak PT X yang memasarkan brokoli organik ke supermarket.

Brokoli organik yang sesuai dengan kualifikasi akan di pasarkan ke supermarket,

sedangkan untuk brokoli organik yang tidak masuk kualifikasi akan dikembalikan.

Brokoli organik yang sesuai dengan kualifikasi kemudian dikemas dengan

menggunakan plastik wrapping dan diberikan stiker logo PT X maupun logo

sesuai dengan nama supermarket tersebut, namun tetap mencantumkan nama PT

X sebagai perusahaan yang memproduksi brokoli organik tersebut. Brokoli yang

telah dikemas kemudian didistribusikan ke tempat tujuan, untuk brokoli organik

yang sesuai dengan pesanan diambil oleh PT X setiap sore hari kecuali hari

minggu.

Kegiatan yang dilakukan oleh PT Agro Lestari dalam kerangka rantai

pasokan brokoli organik ini secara ringkasnya antara lain pembelian brokoli

organik dari petani mitranya, sortasi, distribusi, penjualan kepada PT X, dan

melakukan pelayanan kepada petani mitranya. PT Agro Lestari merupakan pihak

yang menanggung risiko untuk penjualan yang dikembalikan oleh pihak PT X.

Pengembalian brokoli organik dilakukan bila brokoli organik yang dihasilkan

dinilai oleh PT X tidak sesuai dengan pesanan dari supermarket atau dinilai tidak

layak, yang rata-rata rusak pada saat perjalanan menuju lokasi.

6.2.3 PT X

Pelaku rantai setelah PT Agro Lestari adalah PT X. PT X merupakan

distributor untuk memasarkan produk brokoli organik dari PT Agro Lestari ke

supermarket. PT X juga melakukan kegiatan sortir produk dari PT Agro Lestari.

PT X menyimpan barang di gudang penyimpanan yang dilengkapi dengan ciller

(pendingin) yang mengelilingi gudang penyimpanan milik PT X.

Pihak PT X merupakan pihak yang menerima kritik dari supermarket,

selain itu PT X juga pihak yang menerima pesanan langsung dari supermarket. PT

Page 68: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

52

X telah melakukan kesepakatan dengan supermarket mengenai kualifikasi-

kualifikasi brokoli organik yang diminta oleh supermarket dan kesepakatan harga

yang berbeda-berbeda untuk setiap supermarket. Penetapan harga antara PT X

dengan supermarket tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak.

6.2.4 Supermarket

Pelaku rantai setelah PT X adalah supermarket. Supermarket yang menjadi

tujuan pasar brokoli organik dari PT Agro Lestari, yaitu supermarket yang berada

di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan karakteristik produk

agribisnis yang bersifat perishable, sehingga tidak dapat menempuh jarak yang

jauh. Supermarket yang menjadi langganan dari PT X yaitu Carrefour, Giant,

Foodmart, Superindo, Lotte Mart, dan Sogo. Namun dari keenam supermarket

tersebut, Lotte Mart merupakan salah satu supermarket yang memiliki jumlah

pesanan lebih banyak dari pesanan supermarket lainnya.

Supermarket menjalankan kegiatan sortir produk yang datang dari PT X

dan penjualan ke konsumen akhir. Kegiatan sortir dilakukan untuk menjamin

brokoli organik yang akan dijual kepada konsumen akhir masih dalam mutu yang

baik. Kegiatan sortir ini dilakukan pada saat proses bongkar muat barang pada

supermarket, proses ini dilakukan pada saat PT X tiba di lokasi gudang

penyimpanan supermarket. Setelah sortir dilakukan, brokoli organik kemudian

ditimbang agar sesuai dengan pesanan dan kemudian dimasukkan ke dalam lemari

pendingin yang ada di dalam tempat penyimpanan brokoli organik. Keesokan

harinya, sebelum brokoli organik dimasukkan ke dalam pendingin yang ada di

ruang penjualan brokoli organik, brokoli organik yang telah dikemas diberi label

harga terlebih dahulu.

Pihak supermarket merupakan pihak pertama yang menerima keluhan dan

saran dari konsumen akhir tentang brokoli organik yang dijual oleh mereka,

berbagai keluhan dan saran ini kemudian diteruskan kepada PT X dan dilanjutkan

lagi kepada PT Agro Lestari sebagai penyedia brokoli organik. Setelah informasi

tersebut sampai ke PT Agro Lestari, pihak PT Agro Lestari kemudian melakukan

evaluasi dengan para petani mitranya dan mencari solusi bersama-sama agar

permintaan konsumen dapat terpenuhi.

Page 69: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

53

6.2.5 Stakeholder

Stakeholders (supporting actors) merupakan beberapa pihak atau

organisasi selain pelaku anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan

berfungsi sebagai pihak yang mendukung keberlangsungan rantai pasokan. Pada

sistem agribisnis, stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai

subsistem layanan pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan

pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan,

lembaga riset maupun lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap

anggota sistem agribisnis. Institusi yang menjadi layanan pendukung dalam rantai

pasokan brokoli organik yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Dinas Pertanian dn Kehutanan Kabupaten Bogor merupakan perwakilan

dari pihak pemerintah daerah yang memiliki kepentingan terhadap

keberlangsungan sektor pertanian di wilayah Cisarua Bogor, karena letak dari PT

Agro Lestari dan petani mitranya berada di wilayah Cisarua Bogor. Dinas

pertanian memiliki peranan dalam rantai pasokan brokoli organik, yakni sebagai

layanan pendukung berupa pembinaan atau penyuluhan kegiatan budidaya brokoli

organik. Salah satu kegiatannya yaitu penyelenggaraan seminar mengenai

budidaya organik yang diikuti oleh beberapa petani mitra dari PT Agro Lestari.

6.3 Manajemen Rantai

Manajemen Rantai merupakan sebuah „proses payung‟ dimana produk

diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Dalam

manajemen rantai, terdapat hubungan yang mempertahankan organisasi dengan

rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan

kepada konsumen. Manajemen rantai terdiri dari struktur manajemen, pemilihan

mitra, kesepakatan kontraktual, sistem transaksi, dukungan kebijakan dan

permodalan.

6.3.1 Pemilihan Mitra

Pemilihan mitra merupakan salah satu faktor yang mendukung kesuksesan

kegiatan rantai pasokan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan brokoli organik

bertujuan untuk menjamin terciptanya jalinan kerjasama yang saling

Page 70: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

54

menguntungkan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan berkaitan erat dengan

kriteria pemilihan dan proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi.

Pihak yang dijadikan mitra dalam rantai pasokan setidaknya harus memenuhi

prasyarat yang ditentukan oleh pihak lainnya. Tabel 7 menjelaskan ktriteria-

kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan mitra. Pemilihan mitra dalam

rantai pasokan brokoli organik antara lain meliputi pemilihan mitra petani brokoli

organik, pemilihan mitra pengumpul (PT Agro Lestari), pemilihan mitra

distributor (PT X), pemilihan retailer (supermarket).

Aspek yang sangat berpengaruh dalam pemilihan petani brokoli organik

sebagai mitra adalah kemampuan dan pengetahuan petani dalam menghasilkan

brokoli organik dengan kualitas yang baik, kemampuan petani dalam menepati

waktu pengiriman brokoli organik yang sesuai dengan pesanan dan kemampuan

petani dalam berkompromi, serta dapat dipercaya. Selain kemampuan tersebut, PT

Agro Lestari juga menilai kelayakan petani yang dijadikan mitranya. Kelayakan

yang dinilai oleh PT Agro Lestari terutama terkait dengan kepemilihan lahan yang

harus benar organik, kemampuan produksi serta metode budidaya yang

menggunakan sistem pertanian organik. Kemampuan dan penilaian kelayakan

petani dinilai oleh PT Agro Lestari pada saat mereka hanya sebatas mitra jual-

beli, karena seringnya berinteraksi antara petani dengan pihak PT Agro Lestari,

maka pihak PT Agro Lestari mulai mengenal petani-petani yang menjadi mitra

jual-belinya. Selain itu, beberapa mitra petani yang ada saat ini merupakan petani

didikan dari PT Agro Lestari langsung, serta petani yang telah lama bekerja di

Bina Sarana Bhakti (BSB), sehingga PT Agro Lestari telah mengetahui

kemampuan yang dimiliki petani tersebut. Seiring dengan berkembangnya usaha

dari PT Agro Lestari, maka mulailah dibutuhkan petani-petani yang sanggup dan

mau bekerjasama menjadi mitra dalam memenuhi permintaan brokoli organik,

maka petani dengan penilaian kemampuan dan kelayakan seperti itulah yang

dijadikan ukuran oleh PT Agro Lestari dalam menentukan mitranya.

Bagi petani brokoli organik, tidak terdapat kriteria khusus dalam memilih

mitra untuk memasarkan hasil panennya. Sebagian besar dari petani mitra

tersebut, merasa memiliki keuntungan dengan bermitra. Dengan bermitra, maka

posisi tawar dari petani tersebut dapat meningkat dibandingkan dengan

Page 71: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

55

memasarkan sendiri produknya di pasaran. Secara umum, petani menginginkan

penyalur yaitu persediaan bersedia membeli hasil panen brokoli organik dengan

harga tertinggi, bersedia memberikan bantuan pinjaman, bersedia berbagi

informasi pasar yang akan dituju dan kesanggupan dalam menyediakan dana tunai

pada saat transaksi. Dalam prakteknya, PT Agro Lestari sudah dan terus berusaha

menyanggupi semua keinginan petani mitranya, bahkan PT Agro Lestari juga

bersedia untuk berkonsultasi seputar permasalahan yang ada di lahan dengan

petani mitranya. Namun untuk masalah pembayaran, terkadang masih terjadi

keterlambatan pembayaran. Hal tersebut dikarenakan pembayaran oleh PT X

dilakukan sebulan sekali sehingga PT Agro Lestari tidak dapat membayar

langsung kepada petani.

Pihak PT Agro Lestari juga memiliki kriteria dalam memilih mitra

distributor untuk memasarkan brokoli organik dari petani mitranya. Pemilihan PT

X sebagai distributor untuk brokoli organik dikarenakan atas beberapa

pertimbangan. Pertimbangan dalam memilih PT X yaitu kredibilitas dari

perusahaan tersebut dalam bidang distribusi produk agribisnis yang telah

terpercaya, transparasi informasi mengenai pasar, serta komitmen dalam

keberlanjutan kerjasama dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, pembiayaan

untuk sertifikat organik dan harga yang sesuai dengan harapan perusahaan juga

menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan mitra usaha. Penentuan harga

brokoli organik ditujukan untuk menjaga posisi tawar serta mendistribusikan

keuntungan dan manfaat kemitraan secara adil kepada petani mitranya.

Pihak PT X selaku distributor brokoli organik dari PT Agro Lestari juga

memiliki kriteria khusus dalam menentukan pengumpul brokoli organik. Kriteria

mitra yang dari PT X yaitu pengumpul yang dapat mengumpulkan brokoli organik

dari para petani organik yang dapat memenuhi standar kriteria produk yang telah

ditetapkan oleh PT X dan mampu memenuhi pesanan. Hal tersebut dilakukan,

untuk menjaga kualitas brokoli organik yang diinginkan konsumen dan menjaga

nama baik perusahaan sebagai distributor produk agribisnis. Selain penentuan

kriteria bagi perusahaan pengumpul, PT X juga memiliki beberapa kriteria dalam

memilih mitra perusahaan retailer (supermarket). Setidaknya terdapat empat buah

prasyarat penting yang menjadi kriteria dalam pemilihan mitra retailer, yakni

Page 72: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

56

penentuan harga brokoli organik yang menguntungkan, transparasi informasi,

komitmen dalam berkelanjutan kerjasama, dan birokrasi yang tidak berbelit-belit.

Penentuan harga brokoli dan transparasi informasi ditujukan untuk menjaga posisi

tawar serta mendistribusikan keuntungan kepada rantai pasoknya. Komitmen

dalam keberlanjutan kerjasama ditujukan kepada pembentukan kemitraan yang

berkesinambungan sehingga menjaga kerjasama yang menguntungkan.

Sedangkan birokrasi yang tidak berbelit-belit ditujukan agar dalam kegiatan

transaksi tidak akan memakan waktu yang cukup lama, sehingga menghemat

waktu dalam prosesnya. Karena dalam satu hari, PT X mensuplai brokoli organik

ke beberapa supermarket yang berbeda lokasinya, maka waktu sangat dibutuhkan

dalam proses distribusi brokoli organik.

Pihak supermarket sebagai pelaku rantai pasokan brokoli organik sebelum

sampai ke tangan konsumen juga memiliki kriteria tertentu dalam memilih mitra

pemasoknya. Kriteria utama dari pemilihan pemasok brokoli organik ke

supermarket antara lain terkait dengan kemampuan pemasok dalam menghasilkan

brokoli berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir, sanggup

mensuplai tepat waktu dan tepat jumlah, berkomitmen dalam bekerjasama dan

mempunyai reputasi yang baik sebagai penghasil brokoli organik. Aspek kualitas

brokoli organik yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir menjadi hal yang

sangat diperhatikan, mengingat konsumen yang datang berbelanja ke supermarket

sangat memperhatikan penampilan brokoli organik. Hal tersebut diperhatikan

konsumen karena terkait dengan kebutuhan.

Page 73: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

57

Tabel 7. Kriteria Pemilihan Mitra

Petani Perusahaan

1. Memproduksi produk yang sesuai

dengan kualitas yang diinginkan.

2. Mampu mengirim produk tepat

waktu.

3. Sanggup mensuplai secara continue

4. Sanggup bertanggung jawab dan

mematuhi kesepakatan sebelumnya

1. Memproduksi produk yang berkualitas.

2. Mampu mengirim produk tepat waktu.

3. Sanggup mensupplai secara continue.

4. Sanggup menerima penolakan produk

akibat adanya kerusakan.

5. Memiliki sistem pemesanan yang

efektif.

Agen Ritel

1. Memiliki reputasi yang baik.

2. Memiliki data keuangan yang baik.

3. Memiliki performa penjualan yang

baik.

4. Memiliki fasilitas yang memadai.

5. Memiliki metode pemasaran yang

baik.

1. Memiliki reputasi yang baik.

2. Memiliki performa penjualan yang

baik.

3. Memiliki fasilitas penjualan yang baik

4. Terletak di lokasi yang strategis.

6.3.2 Kesepakatan Kontraktual

Pengelolaan rantai secara terintegrasi yang melibatkan beberapa pihak

membutuhkan suatu kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama tersebut

merupakan komitmen yang kemudian dituangkan dalam bentuk kontrak

kerjasama diantara pelaku rantai pasokan brokoli organik. Proses penyusunan

kerjasama antara pelaku rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari

diawali dari keinginan pihak PT Agro Lestari untuk memenuhi kebutuhan

konsumen agar mampu bersaing dengan produsen brokoli organik yang lainnya

dan mampu memenuhi keuntungan bersama antara PT Agro Lestari dengan mitra

taninya.

Dalam pembuatan kesepakatan kontraktual dengan pihak lain, pada

dasarnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adanya kesepakatan

kontraktual dibuat agar anggota rantai pasokan menandakan bahwa terdapat

keterbatasan pada masing-masing anggota rantai pasokan tersebut. Tujuan dibuat

kesepakan anggota rantai tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama

dengan mitra agar kedua belah pihak, mendapatkan keuntungan dan saling

menutupi keterbatasan masing-masing. Beberapa aspek yang dapat dicapai

melalui kerjasama tersebut antara lain :

Page 74: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

58

a) Meningkatkan rantai nilai produk. Adanya kerjasama memudahkan pihak

yang memiliki keterbatasan untuk diproses oleh pihak lain agar memiliki nilai

jual yang lebih tinggi.

b) Meningkatkan jejaring pasar atau akses pasar.

c) Menciptakan jaminan produksi dan pasokan dari mitra.

d) Mengakselerasi pertumbuhan bisnis (penjualan).

Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat untuk tujuan kerjasama jangka

panjang. Dengan terbangunnya kerjasama atau kemitraan, diharapkan semua

anggota rantai pasokan yang terlibat dalam mengoptimalisasi penggunaan

sumberdaya dapat mencapai keuntungan yang maksimal dan meminimumkan

risiko sehingga rantai pasokan yang terlibat tersebut dapat berkembang dengan

cepat.

Dalam rantai pasokan yang dijalani oleh PT Agro Lestari, tidak ada

kesepakatan kontraktual yang tertulis, baik dengan pihak petani mitranya maupun

pihak PT X. Kesepakatan yang terjalin karena telah adanya kepercayaan yang

telah terjalin dalam jangka waktu yang lama, dengan kata lain kesepakatan terjadi

hanya dari mulut ke mulut. Sedangkan bentuk kerjasama antara PT X dengan

supermarket berdasarkan kontrak tertulis. Bentuk kesepakan tertulis menerangkan

hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam transaksi. Beberapa isi dari

kesepakatan tersebut adalah jadwal pengiriman produk, detail produk yang

dipesan, penentuan harga jual produk, dan sistem pembayaran yang dilakukan.

Sedangkan isi dari kesepakatan yang terjadi antara PT Agro Lestari dengan mitra

tani maupun antara PT Agro Lestari dengan PT X, tidak jauh berbeda dengan isi

kesepakatan antara PT X dengan supermarket. Perbedaannya hanya tidak adanya

kesepakatan tertulis saja.

Kesepakatan yang disepakati oleh PT Agro Lestari dan petani yaitu

mengenai pengiriman brokoli organik dan perhitungan brokoli organik yang

dibayarkan oleh PT Agro Lestari. Pengiriman oleh petani dilakukan antara pukul

09.00 atau 10.00 WIB. Sedangkan untuk perhitungan brokoli organik yang akan

dibayarkan PT Agro Lestari kepada petani adalah brokoli organik yang telah

disortir kemudian ditimbang bobot keseluruhan, maka bobot ini yang akan

menjadi perhitungan untuk pembayaran brokoli organik kepada petani.

Page 75: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

59

Kesepakatan yang terjalin antara petani, PT Agro Lestari dan PT X

memang masih berdasarkan pada sistem kepercayaan, namun terdapat beberapa

ketentuan yang menjadi pegangan bagi kedua belah pihak. Dalam penentuan

harga, ditentukan dengan melihat harga pasaran untuk produk brokoli organik

yang telah di packing. Pengiriman brokoli organik dari PT Agro Lestari ke PT X,

dilakukan sore hari antara pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Brokoli organik

dijemput oleh pihak PT X, perhitungan dilakukan berdasarkan pesanan dan

jumlah bobot yang di pesan sebelumnya. Sedangkan kesepakatan yang terjalin

antara PT X dengan pihak supermarket dilakukan dengan kontrak tertulis.

Ketentuan dalam kontrak yang terjadi antara PT X dan supermarket diantaranya

mengenai detail produk yang dipesan, penetapan harga dan jadwal pengiriman

brokoli organik. Detail produk yang dipesan supermarket yakni brokoli organik

yang dikemas menggunakan plastik wrapping dengan berat yang telah ditentukan.

Bobot brokoli organik per batang yang dikemas dengan menggunakan plastik

wrapping tidak boleh lebih dari 300 gr. Brokoli yang dipanen tidak boleh terlalu

tua dan bentuk bunganya tidak kuning maupun kecoklatan. Dalam penetapan

harga brokoli organik, sebelumnya PT X melakukan tawar menawar dengan pihak

supermarket. Jadi harga brokoli organik disetiap supermarket berbeda-beda,

tergantung pada kekuatan tawar menawar antara pihak PT X dengan pihak

supermarket. Sedangkan untuk ketentuan pengiriman brokoli organik, PT X

mengirimkan brokoli organik setiap hari, waktu pengiriman brokoli organik

maksimal tiba di lokasi pada pukul 06.30 WIB.

Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, kondisi dari pihak-pihak yang

bermitra dalam rantai pasokan brokoli organik ini menggambarkan karakteristik

dari masing-masing mitra tersebut. Tabel 8. menjelaskan penilaian yang dilakukan

pada beberapa mitra di dalam rantai pasokan.

Page 76: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

60

Tabel 8. Penilaian terhadap Petani, Pengumpul, Supplier dan Retiler dalam

Rantai Pasokan

Petani Nilai Pengumpul Nilai Supplier Nilai Retiler Nilai

- Memprodu

ksi produk

yang

berkualitas

- Harga dari

produk

- Menerima

dan

tanggung

jawab

terhadap

kesepakata

n

- Mengirim

produk

tepat waktu

- Mau

menerima

produk

yang di-

reject

(ditolak)

S

AS

AS

AS

S

- Memiliki

sistem

pemesanan

yang efektif

- Ketersediaan

produk yang

continue

- Mau

menerima

produk yang

di-reject

(ditolak)

- Mengirim

produk tepat

waktu

- Memproduks

i produk

yang

berkualitas

S

AS

AS

AS

S

- Memiliki

reputasi

yang baik

- Memiliki

sistem

pemesanan

yang efektif

- Memiliki

record

pemasaran

yang baik

- Memiliki

fasilitas

distribusi

yang

memadai

- Memiliki

metode

pemasaran

yang baik

AS

S

S

TS

S

- Memiliki

reputasi

yang baik

- Memiliki

record

penjualan

yang baik

- Memiliki

performa

penjualan

yang baik

- Memiliki

fasilitas

yang

memadai

- Memiliki

metode

pemasara

n yang

baik

S

S

S

AS

S

Keterangan :

S = Setuju AS = Agak Setuju TS = Tidak Setuju

6.3.3 Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan di dalam rantai pasokan ini cukup

sederhana. Transaksi yang dilakukan PT Agro Lestari dengan petani mitranya

berlangsung hanya dengan cara membayar langsung sejumlah brokoli organik

sesuai dengan pesanan. Pembayaran yang dilakukan adalah pembayaran atas

produk bersih dari petani, yang dimaksud dengan produk bersih yaitu produk yang

telah disortir bersama oleh petani dan PT Agro Lestari. Penyortiran bersama ini

dilakukan dengan tujuan supaya tidak ada kecurangan dalam perhitungan berat

produk yang telah disortir. Mekanisme pembayaran dilakukan sebulan sekali, jadi

pada saat petani mengirimkan barang ke PT Agro Lestari dan bersama-sama

menyortir serta menimbangnya, setelah itu petani mendapatkan bon penerimaan

Page 77: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

61

produk. Bon tersebut diterima petani setiap pengiriman barang ke PT Agro

Lestari.

Transaksi yang dilakukan PT Agro Lestari dengan PT X menggunakan

faktur penjualan. Barang yang telah di-packing, diambil PT X di PT Agro Lestari

dan dihitung berdasarkan pesanan. Dan selanjutya brokoli organik dibawa ke

gudang penyimpanan milik PT X. Pembayaran dilakukan sebulan sekali. Lain

halnya transaksi yang dilakukan oleh PT X dengan supermarket. Transaksi yang

dilakukan tidak sesederhana seperti dengan petani maupun dengan PT Agro

Lestari. Transaksi dengan pihak supermarket menggunakan faktur penjualan.

Setelah proses bongkar muat barang dan kegiatan sortir pada gudang

penyimpanan supermarket, selanjutnya pihak supermarket melakukan pencatatan

brokoli organik yang mereka ambil. Setelah itu, pihak PT X mendapatkan

selembar kertas yang berisikan nominal harga yang harus dibayarkan oleh

supermarket, selembar kertas ini disebut faktur penjualan oleh kedua belah pihak.

Faktur penjualan ini baru dapat ditunaikan dua minggu setelah faktur penjualan

tersebut diberikan kepada PT X.

6.3.4 Dukungan Pemerintah

Instansi pemerintah sebagai pihak yang mengambil kebijakan telah

memutuskan beberapa pengaturan yang mengatur pertanian. Peraturan-peraturan

tersebut meliputi kebijakan pembenihan dan budidaya pertanian, kebijakan

peredaran dan pertumbuhan perdagangan serta kebijakan investasi. Namun

kebijakan-kebijakan ini hanya dapat dirasakan secara tidak langsung oleh PT

Agro Lestari dan petani-petani mitranya. Hingga saat ini, belum terdapat campur

tangan langsung pemerintah kepada pihak perusahaan dan petani.

Saat ini PT Agro Lestari mulai mengembangkan usahanya dengan

membudidayakan pertanian organik, pengembangan usaha ini sejalan dengan

program pemerintah dengan slogan go organic 2010. Tetapi hingga saat ini,

pemerintah belum memberikan perhatian langsung pada PT Agro Lestari ataupun

petani mitranya. Pada akhirnya pihak PT Agro Lestari mulai menjalankan

pengembangan usahanya secara otodidak berdasarkan pengalaman dan buku

Page 78: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

62

acuan yang ada. Peran pemerintah baru dapat dirasakan dengan adanya seminar-

seminar mengenai usaha pertanian.

6.3.5 Kolaborasi Rantai Pasokan

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan sebuah rantai pasokan adalah

terciptanya suatu kolaborasi yang baik diantara pelaku rantai pasokan. Kolaborasi

dapat memberikan manfaat strategik maupun finansial. Dengan kolaborasi,

perusahaan dapat lebih cepat memasuki pasar yang baru, lebih fleksibel dan dapat

memanfaatkan teknologi maupun tenaga ahli yang tidak dimiliki. Terdapat dua

faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kolaborasi di

antara pelaku rantai pasokan yakni kerelaan dalam berbagi informasi dan kerelaan

dalam berbagi manfaat (Said et al 2006). Kolaborasi yang efektif hanya dapat

terbangun bila masing-masing pihak mau memberikan informasi yang akurat,

lengkap dan tepat waktu pada mitranya. Sementara itu, mitra juga harus dapat

menjaga informasi tersebut secara bertanggung jawab sehingga lambat laun

terbangun rasa saling percaya. Dengan terbangunnya rasa saling percaya, maka

satu sama lain tidak akan merasa keberatan untuk saling berbagi manfaat secara

adil sesuai dengan peran dan kontribusinya dalam rantai pasokan.

6.3.5.1 Lingkup Kolaborasi

Intensitas kolaborasi secara umum terbagi atas empat tingkatan, yakni

Transactional Collaboration, Cooperative Collaboration, Coordinated

Collaboration, Synchronized Collaboration (Said et al,2006). Kolaborasi yang

terjadi pada rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari selama ini berada

dalam tingkatan coorperative collaboration. Kolaborasi yang tercipta lebih dari

hubungan dagang transactional karena telah melibatkan interaksi pertukaran

informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari pihak supermarket yang memberikan

informasi mengenai brokoli organik yang dibutuhkan oleh konsumen, baik itu

dalam segi kemasan hingga bentuk fisik brokoli organik yang digemari. Hal ini,

memudahkan PT Agro Lestari dalam memproduksi brokoli organik bersama

petani mitranya.

Page 79: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

63

Kolaborasi dari PT Agro Lestari dengan petani mitranya juga dapat dilihat

dari adanya aktivitas saling memberi informasi diantara mereka. PT Agro Lestari

meneruskan informasi dari PT X kepada petani mitranya mengenai brokoli

organik yang dibutuhkan oleh supermarket, informasi ini berupa ukuran brokoli

organik yang harus dihasilkan dan kualitas brokoli organik yang harus

diperhatikan. Dengan demikian, petani dapat mempersiapkan kegiatan produksi

sebaik mungkin. Selain itu, apabila petani mengalami kesulitan dalam kegiatan

produksinya, pihak PT Agro Lestari tidak segan untuk saling berbagi informasi

teknis budidaya untuk menyelesaikan masalah yang ada di lahan milik petani.

Namun dalam kenyataannya PT X kurang memberikan informasi secara

transparan mengenai brokoli organik yang menjadi tolakan dari supermarket,

sehingga PT Agro Lestari bersama petani mendiskusikan berdasarkan perkiraan

PT Agro Lestari mengenai brokoli organik yang menjadi tolakan dari pihak

supermarket. Karena tidak ada transparasi tersebut, maka dalam setiap pengiriman

selalu ada brokoli tolakan meskipun jumlahnya hanya 250 gr. Seluruh brokoli

tolakan dari supermarket, menjadi risiko dari PT Agro Lestari.

6.3.5.2 Perencanaan Kolaboratif

Perencanaan dan penelitian kolaboratif adalah bagian dari kegiatan

kerjasama kolaborasi antar pelaku dalam sebuah rantai pasokan. Perencanaan

kolaboratif berarti terdapat kerjasama, kesatuan dan penyelarasan informasi antara

satu anggota rantai dengan anggota lainnya dalam melakukan perencanaan rantai

pasokan. Perencanaan kolaboratif banyak dilakukan dalam rantai pasokan sebuah

usaha manufaktur, salah satunya adalah dengan berbagi informasi perencanaan

produksi dari sebuah produsen kepada para perusahaan pemasok bahan baku yang

menjadi mitranya. Ketepatan informasi mengenai perencanaan produksi tersebut

akan direspon oleh perusahaan pemasok untuk mempersiapkan (memproduksi)

bahan baku yang dibutuhkan mitranya.

PT Agro Lestari dalam hal ini melakukan perencanaan kolaboratif dengan

para mitra taninya. PT Agro Lestari memberikan informasi mengenai berapa

jumlah brokoli organik yang dimintanya berdasarkan permintaan yang datang.

Namun selain mengandalkan informasi pesanan yang masuk, PT Agro Lestari

Page 80: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

64

juga melakukan perkiraan penjualan untuk mengantisipasi fluktuasi pesanan

insidental. Rata-rata PT Agro Lestari meningkatkan rencana produksi dengan

mitranya sebesar 10-15 persen melebihi pesanan yang datang dari pihak PT X

yang mewakili informasi yang datang dari pihak supermarket. Hal ini dilakukan

untuk mengantisipasi pesanan tambahan yang datang pada waktu yang tidak

terduga.

6.3.5.3 Trust Building

Proses membangun kepercayaan atau trust building merupakan proses

menumbuhkan saling kepercayaan antara anggota rantai pasokan. Upaya

menciptakan kepercayaan merupakan hal yang sangat krusial dalam kerangka

kerjasama kolaborasi anggota rantai pasokan. Dengan adanya trust inilah sehingga

terjalin kerjasama yang baik, serta mewujudkan hubungan rantai pasokan yang

lancar dan harmonis. Salah satu wujud kekuatan suatu rantai pasokan ditandai

dengan kuatnya trust diantara anggota rantai. Hubungan kepercayaan yang lemah

dapat menyebabkan keengganan untuk menjalin kerjasama serta terhambatnya

transfer informasi. Adanya aspek ketidakpercayaan menyebabkan salah satu pihak

dalam rantai pasokan berusaha untuk mendapatkan keuntungannya sendiri.

Kepercayaan antara PT Agro Lestari dengan petani mitranya terbentuk

karena telah saling mengenal dengan baik dan telah mengetahui kompetensi

masing-masing. PT Agro Lestari mempercayai kompetensi petani mitranya dalam

hal kemampuan menghasilkan brokoli organik yang sesuai dengan standar yang

diinginkan oleh PT Agro Lestari, kompetensi petani dalam komitmen bekerjasama

dan kompetensi petani dalam menjaga kepercayaan PT Agro Lestari. Sedangkan

petani mempercayai kompetensi PT Agro Lestari dalam kemampuan memasarkan

brokoli organik yang dihasilkannya, kompetensi menjaga kepercayaan petani dan

kompetensi dalam komitmen bekerjasama. Sedangkan, kepercayaan PT Agro

Lestari dengan PT X terjalin karena kemampuan dan kompetensi masing-masing

dan itikad bersama untuk bekerjasama dalam menciptakan suatu rantai pasok yang

memiliki daya saing. Kepercayaan ini sudah terjalin sejak awal PT Agro Lestari

memutuskan untuk bekerjasama dengan PT X. Mengingat Parung merupakan

salah satu perusahaan yang memiliki kredibilitas yang baik di bidang agribisnis.

Page 81: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

65

Kepercayaan yang terjalin akan lebih baik apabila ditunjang dengan kesepakatan

kontraktual, karena dengan kontrak akan lebih mengikat dan menghindari

terjadinya kecurangan diantara pelaku rantai.

Kepercayaan yang terjalin antara PT X dengan supermarket merujuk pada

ikatan yang tertuang dalam kontrak tertulis. Kontrak ini yang mengikat keduanya

dalam kerjasama rantai pasokan brokoli organik, proses membangun kepercayaan

ditunjukkan dengan saling mematuhi kesepakatan yang tertulis di dalam kontrak

tersebut. Selain itu, proses membangun kepercayaan juga dibangun dengan upaya

saling bertukar informasi secara transparan dan sukarela. Kontrak inilah yang

membuat kedua belah pihak saling percaya satu sama lain.

6.4 Sumberdaya Rantai

6.4.1 Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan meliputi sumberdaya lahan,

sarana dan prasarana pendukung. Sumberdaya lahan yang dimiliki perusahaan

terbagi ke dalam dua unit lokasi, yaitu 2,5 Ha di Cisarua dan 1 Ha di Cibogo.

Sumberdaya fisik lainnya adalah sarana dan prasarana produksi di kebun produksi

dan sarana penunjang di kantor. Kantor pusat dan kantor pemasaran berada di satu

tempat yaitu di Diklat PLN Cibogo Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sarana yang

digunakan untuk kegiatan kantor adalah sebagai berikut komputer, printer,

faxsimilie, telepon dan alat tulis. Sedangkan peralatan yang ada untuk pemasaran

yakni mobil, timbangan duduk, keranjang panen, gunting, hand wrapper, tempat

sortasi, timbangan kecil dan besar, stepler, dan sarana penunjang lainnya.

Lahan yang berada di desa Cisarua, dilengkapi dengan satu gudang, satu

tempat peristirahatan (saung), dan satu greenhouse untuk tempat penyemaian.

Sedangkan untuk kantor yang berada di Diklat PLN, bersatu dengan tempat

pengemasan. Tempat pengemasan berada di teras kantor yang berada di lantai

dua, sedangkan untuk tempat penyortiran berada di teras lantai satu yang tepat

berada di depan rumah pemilik PT Agro Lestari. Untuk distribusi, PT Agro

Lestari memiliki satu buah mobil untuk kepentingan transportasi perusahaan.

Page 82: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

66

Lahan yang dimiliki petani mitra luasnya beragam, antara 1 Ha sampai 2

Ha. Namun tidak semua ditanami brokoli organik. Selain itu, pada umumnya para

petani tersebut juga memiliki peralatan dan gudang kecil untuk menyimpan

peralatan sendiri. Untuk sarana transportasi, seluruh petani mitra memiliki motor

untuk mendistribusikan pesanan. Namun untuk proses pengemasan, seluruhnya

diserahkan pada PT Agro Lestari. Sumberdaya fisik yang lain seperti kondisi jalan

dapat dikatakan tidak terlalu baik, terutama jalan untuk menuju lahan yang

dimiliki Pak Widodo selaku mitra usaha PT Agro Lestari. Jalan menuju lahan Pak

Widodo, sulit untuk dilewati dengan menggunakan mobil karena jalannya yang

sempit dan banyak jalan yang rusak atau berlubang, terutama pada musim hujan.

Selain itu, terdapat juga beberapa petani mitra dari PT Agro Lestari yang letaknya

jauh dan sulit dijangkau oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyulitkan dalam

kegiatan mengangkut hasil produksi ke kendaraan yang menjemput brokoli

organik di PT Agro Lestari. Kondisi jalan yang rusak, hanya berada di daerah

tempat budidaya brokoli organik milik lahan petani mitra saja, sedangkan untuk

jalan di sekitar perusahaan atau jalan menuju supermarket tergolong baik.

6.4.2 Sumberdaya Teknologi

Penerapan teknologi sangat penting untuk menciptakan produk brokoli

organik yang berkualitas. Saat ini, penerapan teknologi yang diterapkan oleh PT

Agro Lestari maupun petani mitranya tergolong tepat guna. Salah satu teknologi

tepat guna yang dilakukan adalah dalam hal kegiatan pemupukan. Pupuk yang

digunakan adalah pupuk kandang dari kotoran hewan, terutama kotoran kambing.

Selain kotoran, pembuatan pupuk kandang juga dicampur dengan menggunakan

buangan sayur sisa hasil rompesan. Tujuan menggunakan pupuk tersebut, untuk

menjaga keorganikan dari tanaman brokoli organik dan hal tersebut juga

bermanfaat untuk menyuburkan tanah.

PT Agro Lestari juga menggunakan teknologi modern untuk proses

pengemasan. Alat wrapping yang digunakan untuk mengemas brokoli organik

tergolong alat yang modern. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat proses

pengemasan. Teknologi tepat guna dan teknologi modern yang dikombinasikan

Page 83: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

67

dalam kegiatan produksi ini dapat menunjang kegiatan produksi sehingga mampu

menghasilkan produk yang berkualitas.

6.4.3 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang dilibatkan dalam kegiatan produksi pada PT

Agro Lestari berjumlah 17 orang, yang terdiri atas 1 orang pemilik perusahaan, 1

orang manajer keuangan, 1 orang penangung jawab kebun, 10 pekerja di lahan

budidaya dan 4 orang bekerja divisi pemasaran.

Semua pegawai yang dipekerjakan oleh PT Agro Lestari maupun para

petani mitranya berasal dari daerah sekitar. Dengan demikian, keberadaan PT

Agro Lestari beserta petani mitranya secara tidak langsung ikut membantu

perekonomian warga sekitar dengan menyerap tenaga kerja dari petani sekitar.

6.4.4 Sumberdaya Modal

Aspek permodalan dalam rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari ini dapat dikatankan cukup, meskipun masih sering terjadi keterlambatan

dalam hal pembayaran. Hasil dari pembayaran tersebut biasanya digunakan oleh

para petani untuk membiayai budidaya brokoli organik sesuai dengan pesanan.

Selain itu, masih terdapat beberapa petani mitra yang meminjam dana usaha pada

koperasi tani. Namun untuk PT Agro Lestari sendiri, menggunakan modal pribadi

dan pinjaman dari keluarga untuk menjalankan usaha ini.

6.5 Proses Bisnis Rantai

6.5.1 Hubungan Proses Bisnis Rantai

Hubungan bisnis antara anggota rantai pasok menjelaskan hubungan

keterkaitan yang terjadi di antar pelaku dalam rantai pasokan, serta pengaruhnya

terhadap proses bisnis. Penjelasan meliputi bagaimana pelaku rantai pasokan

merespon permintaan dari konsumen atau pasar sasaran. Pembahasan mengenai

hubungan bisnis yang terjadi didalam rantai pasokan brokoli organik ditinjau dari

siklus rantai pasok, proses pull/push, dan kekuatan tawar dari masing-masing

anggota rantai.

Page 84: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

68

Menurut Chopra dan Meindl (2004) menyatakan bahwa hubungan proses

dalam rantai dapat ditinjau dari sudut pandang siklus serta tinjauan pull/push.

Tinjauan siklus membagi proses dalam rantai ke dalam beberapa rangkaian antara

lain customer order, procurement, manufacturing, serta replenishment.

Sedangkan pada tinjauan pull/push, proses di dalam rantai pasok dilihat apakah

sebagai upaya untuk merespon permintaan konsumen atau untuk mengantisipasi

permintaan konsumen. Pada proses tarik (pull), proses dilakukan untuk merespon

permintaan konsumen, sedangkan pada proses dorong (push), proses dilakukan

untuk mengantisipasi pesanan konsumen yang akan datang.

Siklus procurement merupakan siklus pemesanan bahan baku atau produk

dari anggota yang berada pada posisi sebelumnya dalam rantai pasok. Umumnya

di setiap anggota rantai pasok, menjabarkan siklus ini ke dalam tahapan siklus

lainnya sesuai dengan kebutuhan. Intinya, terdapat input kebutuhan barang yang

harus dibeli, kemudian terdapat output berupa pesanan pembelian disertai

penerimaan barangnya. Siklus replenishment merupakan siklus penambahan

barang dari penjual/pemasok ke pembeli. Siklus ini terjadi akibat pembeli

menginginkan tambahan suplai barang dari penjual atau pemasok karena barang

yang dikirimkan oleh penjual penjual atau pemasok ada yang rusak atau

jumlahnya di bawah pesanan pengirim. Siklus manufacturing atau siklus produksi

hanya terdapat pada petani. Sedangkan siklus customer order pada perusahaan

tentu dilakukan dengan baik disertai dengan penataan administrasi yang lebih

rapih, berbeda dengan petani yang melakukan administrasi pesanan dari pembeli

yang tidak tertata rapih. Siklus proses rantai pasokan dalam rantai pasokan brokoli

organik dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 85: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

69

Gambar. 6 Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro

Lestari

Petani dalam rantai pasokan ini adalah satu-satunya pelaku yang

melakukan siklus manufacturing, yakni melakukan kegiatan produksi atau

menghasilkan brokoli organik. Siklus produksi yang dilakukan oleh petani

dilakukan berdasarkan jumlah atau ukuran pesanan brokoli organik yang datang

dari PT Agro Lestari, karena rata-rata pesanan yang datang dari PT Agro Lestari

mengikuti pesanan yang datang dari PT X dan PT X menerima pesanan

berdasarkan pesanan yang datang dari supermarket. Brokoli organik yang akan

dikirimkan oleh petani ke PT Agro Lestari, jumlah dan ukurannya sesuai dengan

pesanan yang diminta. Jadi hubungan proses antara petani dan PT Agro Lestari

mengarah pada proses pull. Petani merespon pesanan brokoli baik dalam jumlah

dan ukuran brokoli organik berdasarkan yang dipesan oleh PT Agro Lestari.

Begitupun hubungan proses antara PT Agro Lestari dan PT X yang mengarah

pada proses pull. PT Agro Lestari merespon pesanan brokoli organik baik dalam

Petani

PT Agro Lestari

PT X

Supermarket

Konsumen

Pull

Pull

Pull Push

Push

Page 86: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

70

jumlah dan ukuran brokoli organik yang dipesan oleh PT X. PT Agro Lestari

dalam rantai pasokan ini melakukan proses pengadaan brokoli organik dari petani,

jadi siklus procurement yang dilakukan PT Agro Lestari adalah dengan cara

memesan brokoli organik kepada petani-petani yang menjadi mitranya, pesanan

ini meliputi jumlah brokoli organik dan ukuran brokoli yang dipesan. Proses

pengadaan brokoli organik yang dilakukan oleh PT Agro Lestari ini berdasarkan

pesanan dari PT X, namun dalam setiap kali melakukan pemesanan kepada petani,

PT Agro Lestari selalu menambah 10 sampai 15 persen pesanannya dari pesanan

yang sebenarnya, tujuannya adalah untuk mengantisipasi adanya pesanan brokoli

organik tambahan atau untuk mengganti brokoli organik yang rusak sewaktu

dalam perjalanan, oleh karena itu siklus replenishment dilakukan PT Agro Lestari

saat melakukan pesanan awal kepada petani. Maka selain adanya hubungan pull,

hubungan yang terdapat antara PT Agro Lestari dengan PT X yaitu push. Proses

push dilakukan untuk mengantisipasi jumlah pesanan tambahan yang akan datang.

Hubungan proses antara PT X dan supermarket adalah pull. Proses pull

dilakukan oleh PT X adalah merespon pesanan yang datang dari supermarket,

proses pull tidak hanya jumlah pesanan yang diterima, namun juga informasi

bagaimana brokoli organik yang digemari oleh konsumen akhir dan keluhan

tentang brokoli organik yang telah dipasarkan. PT X dalam rantai pasokan ini

melakukan proses pengadaan brokoli organik dari PT Agro lestari untuk

supermarket, jadi siklus procurement yang dilakukan PT Xadalah dengan cara

memesan brokoli organik kepada PT Agro Lestari. Proses pengadaan brokoli

organik ini yang dilakukan oleh PT X berdasarkan pada pesanan dari

supermarket.

Supermarket dalam rantai pasokan ini melakukan kegiatan pengadaan

brokoli organik atau siklus siklus procurement yang dilakukan supermarket

adalah dengan cara memesan brokoli organik kepada PT X. Proses pengadaan

brokoli organik ini yang dilakukan oleh supermarket berdasarkan pada pesanan

dari konsumen. Brokoli organik yang dipesan jumlah dan ukurannya disesuaikan

dengan kebutuhan dan permintaan dari konsumen. Brokoli organik yang dijual

kepada konsumen disediakan dalam lemari pendingin khusus dan supermarket

menyediakan semua brokoli organik yang ada, sehingga konsumen bebas memilih

Page 87: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

71

brokoli sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses bisnis supermarket

dengan konsumen ini mengarah pada proses push, dimana pihak supermarket

menyediakan brokoli organik yang dimiliki untuk dijual kepada konsumen.

Aspek hubungan bisnis rantai juga dapat menjelaskan sistem penjajakan

dalam rantai pasokan brokoli organik. Sistem brokoli organik dalam rantai pasok

memungkinkan anggota rantai untuk menelusuri penyebab terjadinya risiko

kerugian pada rantai pasokan brokoli organik. Hal tersebut sangat terkait dengan

karakteristik sayuran yang mudah rusak, sehingga perlu perhatian khusus dalam

hal penanganan pasca panen brokoli organik dalam kegiatan rantai pasok ini. Jika

terjadi salah penanganan yang berdampak penurunan kualitas, maka penelusuran

penyebab penurunan kualitas brokoli organik tersebut dapat dilakukan melalui

sistem bersama, terkait hubungan proses bisnis rantai dengan memperhatikan

aspek treceability atau penjejakan tersebut, dengan demikian hal tersebut dapat

meminimalisir risiko kerugian yang mungkin terjadi di dalam rantai. Dalam rantai

pasokan ini, sistem penjejakan yang dilakukan dimulai dari supermarket hingga

petani. Brokoli organik yang kualitasnya tidak sesuai pesanan pada saat sampai ke

tangan supermarket, akan ditelusuri penyebabnya oleh petani, PT Agro Lestari,

PT X dan supermarket. Penyebabnya cukup beragam, diantaranya kerusakan pada

saat perjalanan, kesalahan penanganan pada saat pengemasan, atau kesalahan

petani pada saat produksi brokoli organik.

Hubungan proses bisnis dalam rantai pasokan brokoli organik ditentukan

pula oleh kekuatan posisi tawar (bargaining position) antara pelaku rantai

pasokan. Said et al (2006) menyatakan bahwa Supply Chain Management (SCM)

adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan. Perusahaan yang sukses adalah

perusahaan yang dapat menjaga keseimbangan daya tawar dan kekuatan yang ada

dalam kemitraan seluruh rantai pasok. Posisi tawar sangat menentukan dalam hal

mekanisme penentuan harga produk brokoli organik maupun harga input yang

digunakan dalam rantai pasokan. Posisi kekuatan tawar tersebut ditentukan dari

pihak mana yang lebih kuat dan lebih mampu menetapkan harga jual produknya.

Hal penting terkait posisi tawar pada salah satu pihak dalam rantai pasokan

brokoli organik adalah menyangkut perolehan keuntungan. Pihak dengan posisi

tawar yang lebih kuat memungkinkan mendapatkan keuntungan yang relatif lebih

Page 88: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

72

tinggi. Kondisi tersebut menciptakan dominasi pihak dengan posisi tawar yang

lebih kuat sehingga pada akhirnya menimbulkan kecenderungan bahwa pihak

tersebut dapat menciptakan role play dalam proses bisnis rantai pasokan brokoli

organik.

Penentuan harga produk brokoli organik di tingkat petani dilakukan

berdasarkan kesepakatan antara petani dengan PT Agro Lestari. Kedua belah

pihak telah terlibat kerjasama kemitraan untuk pemasaran brokoli organik. Harga

jual brokoli organik ditentukan oleh harga jual brokoli organik di pasaran. Pada

dasarnya petani mitra membutuhkan kerjasama dengan PT Agro Lestari untuk

memasarkan brokoli yang mereka panen, karena mereka tidak perlu mencari pasar

untuk produk organik mereka. Brokoli yang di panen langsung dibeli oleh PT

Agro Lestari, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

penyimpanan. Untuk PT Agro Lestari, kerjasama ini sangat dibutuhkan untuk

memenuhi pesanan yang datang dari PT X. PT Agro Lestari membutuhkan

pasokan brokoli organik yang berkesinambungan, karena tidak semua petani

memiliki kemampuan menghasilkan brokoli organik yang sama kualitasnya. PT X

juga membutuhkan kerjasama ini, karena PT Agro Lestari dapat memasok brokoli

organik sesuai dengan kualitas dan pesanan dari pihak supermarket. Hubungan

saling ketergantungan tersebut membuat posisi tawar kedua belah pihak dapat

dikatakan seimbang.

Posisi tawar dengan PT X dengan supermarket menjadi hal yang sangat

penting dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan PT X merupakan pihak

yang menjadi perwakilan dari petani brokoli organik dan PT Agro Lestari yang

sangat berkepentingan terhadap keberlangsungan rantai pasokan brokoli organik.

PT X memiliki standar harga brokoli organik yang mereka jual, harga jual ini

berdasarkan pada biaya produksi yang sudah ditambahkan dengan keuntungan

yang diinginkan. Harga jual ini yang akan ditawarkan kepada supermarket dalam

menentukan harga yang akan disepakati. Harga jual brokoli organik yang

ditawarkan oleh PT X kepada supermarket juga melihat harga pasar yang berlaku.

Supermarket memiliki posisi tawar yang lebih kuat dibandingkan dengan

PT X. Apabila PT X tidak mampu memenuhi permintaan brokoli organik dalam

jumlah dan ukuran yang telah ditentukan, maka pihak supermarket dapat menolak

Page 89: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

73

pasokan brokoli organik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa posisi tawar

supermarket lebih kuat. Posisi tawar anggota rantai pasokan brokoli organik pada

PT Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 7.

Keterangan : < berarti pembeli memiliki kekuatan melebihi pemasok

> berarti pemasok memiliki kekuatan melebihi pembeli

= berarti terdapat saling ketergantungan

Gambar 7. Posisi Tawar Anggota Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro

Lestari

6.5.2 Pola Distribusi

Pola distribusi dalam rantai pasokan brokoli organik menjabarkan tiga

komponen utama, yakni aliran produk (brokoli organik), aliran uang, dan aliran

informasi. Proses penyampaian tiga komponen tersebut penting diketahui agar

dapat dianalisis apakah aliran distribusi dalam rantai pasokan sudah berjalan

lancar atau masih terkendala.

6.5.2.1 Aliran Produk

Produk yang didistribusikan dalam rantai pasokan adalah brokoli organik

dengan kualitas baik. Proses distribusi brokoli organik diawali dari kegiatan

pemanenan brokoli organik di kebun petani mitra PT Agro Lestari. Pengangkutan

brokoli organik dari petani ke lokasi pengemasan milik PT Agro Lestari dilakukan

oleh masing-masing petani pada pagi hari, sekitar pukul 09.00 - 10.00 WIB.

Petani mengirim langsung brokoli organik dengan menggunakan keranjang plastik

dan diantarkan langsung dengan sepeda motor. Apabila brokoli organik yang

diantarkan lebih dari kapasitas kemampuan petani dalam mengantarkan barang

dengan menggunakan motor, maka hasil panen brokoli organik diambil oleh pihak

PT Agro Lestari dengan menggunakan mobil. Setelah brokoli organik tiba di

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Petani

Mitra

= < <

Page 90: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

74

lokasi pengemasan PT Agro Lestari, brokoli organik kemudian dibersihkan lalu

dilakukan sortasi. Brokoli organik yang telah dibersihkan dan disortasi kemudian

ditimbang dan dilakukan pencatatan, setelah itu brokoli organik dimasukkan ke

dalam keranjang plastik milik PT Agro Lestari.

Brokoli organik yang telah disimpan di dalam keranjang plastik milik PT

Agro Lestari kemudian dikemas sesuai dengan permintaan, yaitu menggunakan

plastik wrapping. Untuk ujung batangnya, ditutup dengan tisu terlebih dahulu

sebelum proses wrapping. Setelah dikemas dan diberikan merek dan barcode dari

PT X, Brokoli organik tersebut dimasukkan ke dalam keranjang plastik dan

ditimbang kembali berdasarkan pesanan. Brokoli yang telah siap untuk dikirim,

dijemput oleh PT X. Pengiriman brokoli organik dilakukan pada pukul 17.00-

18.00 WIB dan langsung dibawa ke gudang milik PT X yang berlokasi di daerah

Parung. Namun terkadang PT X terlambat menjemput karena beberapa kendala

yang terjadi selama perjalanan menuju PT Agro Lestari.

Pengangkutan brokoli organik dari PT Agro Lestari dilakukan oleh PT X.

Setelah mobil cold box milik PT X datang untuk menjemput, brokoli organik

mulai ditimbang dan di masukkan ke keranjang plastik milik PT X. Kapasitas satu

unit kendaraan dalam setiap kali pengiriman brokoli organik mencapai 100 kg,

namun brokoli organik yang dibawa dalam pengiriman jumlahnya tergantung

pada pesanan. Setelah Brokoli organik tiba di gudang penyimpanan PT X, brokoli

organik kembali mengalami proses sortasi oleh pihak PT X. Kegiatan sortasi oleh

pihak PT X dilakukan untuk menentukan jumlah brokoli organik yang masuk

standar kualitas supermarket, brokoli yang dianggap tidak memenuhi kriteria akan

dibawa kembali ke PT Agro Lestari sebagai brokoli tolakan. Lalu brokoli organik

dikirim ke supermarket mulai dari 03.00 WIB. Penyortiran brokoli organik oleh

pihak PT X dirasa tidak efisien karena dari setiap pengiriman masih selalu

terdapat penolakan yang ternyata pada saat di sortir oleh pihak supermarket,

brokoli yang dianggap tidak sesuai oleh pihak PT X, malah masuk dalam kriteria

brokoli yang sesuai oleh pihak supermarket.

Brokoli organik tiba di gudang penyimpanan supermarket pada pagi hari,

brokoli organik kembali mengalami proses sortasi oleh pihak supermarket.

Kegiatan sortasi oleh pihak supermarket dilakukan untuk menentukan jumlah

Page 91: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

75

brokoli organik yang masuk standar kualitas supermarket. Brokoli organik yang

telah melalui tahap sortasi kemudian disimpan ke dalam keranjang milik

supermarket dan ditimbang, jumlah yang telah memenuhi standar merupakan

jumlah yang dihitung oleh pihak supermarket, brokoli organik tersebut kemudian

disimpan ke gudang pendingin untuk menjaga kesegaran brokoli organik sebelum

dijual kepada konsumen. Pengiriman brokoli organik dilakukan setiap seminggu

tiga kali sesuai dengan kesepakatan. Berdasarkan Gambar 8. dapat dilihat bahwa

aliran produk berjalan lancar, mulai dari petani mitra hingga ke konsumen akhir. Berikut

merupakan alur distribusi produk rantai pasokan brokoli organik.

Keterangan : Aliran produk lancar

Gambar 8. Alur Distribusi Produk Rantai Pasokan Brokoli Organik

6.5.2.2 Aliran Uang

Modal merupakan salah satu komponen penting dalam rantai pasokan

brokoli organik yang digunakan untuk kegiatan budidaya serta pembelian brokoli

organik dari petani mitra. Modal usaha untuk kegiatan pemeliharaan seperti

pembelian bibit, pupuk organik dan upah tenaga kerja selama ini menggunakan

modal sendiri serta pinjaman dari pihak PT Agro Lestari. Sebagian besar, petani

mitra menjadikan usaha ini sebagai mata pencaharian utama mereka. Brokoli

organik dijual kepada PT Agro Lestari dan dibayarkan setiap bulan. Petani mitra

mendapatkan uang untuk kegiatan budidaya berikutnya dari transaksi yang

dilakukan.

PT Agro Lestari dalam melakukan kegiatan produksinya menggunakan

modal pribadi, hingga saat ini usahanya berkembang tetap dengan modal sendiri.

PT Agro Lestari melakukan transaksi dengan PT X dan pembayaran juga

dilakukan sebulan sekali. Sedangkan pihak supermarket membayar sejumlah

pesanan brokoli organik setiap dua minggu sekali. Supermarket memberikan

faktur kepada pihak PT X dan pihak PT X menukarkan faktur tersebut dengan

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Konsumen Petani

Mitra

Page 92: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

76

sejumlah uang yang telah disepakati. Aliran uang yang terjadi dalam rantai

pasokan ini dimulai dari konsumen sampai kepada petani mitra PT Agro Lestari.

Aliran distribusi uang dalam rantai pasokan brokoli organik dapat dilihat pada

Gambar 9.

Keterangan : Alur distribusi uang lancar

Alur distribusi uang kurang lancar

Alur distribusi uang tidak lancar

Gambar 9. Alur Distribusi Uang dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik

Pada Gambar 9. dapat dilihat bahwa alur distribusi uang dari mulai

konsumen berjalan lancar, karena konsumen membayar brokoli organik secara

tunai kepada supermarket, sedangkan supermarket membayar dua minggu sekali

kepada PT X. Namun, PT X membayar sebulan sekali kepada pihak PT Agro

Lestari sehingga alur distribusi uang antara PT Agro Lestari dengan petani mitra

mengalami hambatan. PT Agro Lestari tidak dapat membayar petani secara

langsung karena adanya keterbatasan modal. Hal ini menyebabkan hambatan

dalam hal pembiayaan produksi brokoli organik, karena petani mengandalkan

dana dari transaksi tersebut untuk proses produksi. Jadi agar proses produksi tetap

terus bejalan, sebagian dari petani mencari pinjaman modal untuk menutupi biaya

produksi.

6.5.2.3 Aliran Informasi

Aliran distribusi informasi merupakan komponen yang sangat penting

untuk diperhatikan guna pencapaian tujuan dari rantai pasokan. Distribusi

informasi yang baik diantara pelaku rantai pasokan dapat menciptakan suatu

hubungan yang baik dan transparan sehingga mampu meningkatkan kepercayaan

serta komitmen dalam menjalankan hubungan kerjasama. Aliran informasi antara

pelaku harus dikelola dengan baik secara bersama untuk menghindari asymetric

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Konsumen Petani

Mitra

Page 93: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

77

information yang akan menghambat efektivitas serta berpotensi menimbulkan

kecurangan dalam suatu kemitraan.

Aliran informasi dalam rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari terdiri dari informasi pasar, informasi teknis budidaya, serta informasi

penanganan pasca panen. Informasi pasar meliputi siapa pasar sasaran akhir

(konsumen), bagaimana perilaku dan preferensi konsumen, serta kualitas produk

apa yang diinginkan konsumen. Informasi pasar diperoleh dari pihak supermarket

yang kemudian disampaikan kepada perwakilan pihak PT X, komunikasi

mengenai informasi pasar ini biasanya berlangsung pada saat pengiriman brokoli

organik. Salah satu hal penting mengenai informasi pasar dari konsumen akhir

adalah menyangkut standar kualitas, tampilan brokoli organik yang digemari dan

keamanan produk brokoli organik. Informasi pasar dari konsumen dapat pula

berupa keluhan mengenai produk baik secara kuantitas maupun kualitas. Pihak

supermarket mengkomunikasikan informasi pasar dengan jelas kepada para

pemasoknya termasuk PT X. Informasi yang didapatkan PT X dari supermarket,

langsung disampaikan lagi kepada pihak PT Agro Lestari. Namun dalam

kenyataannya, pihak PT X tidak menjelaskan secara detail mengenai produk

brokoli yang dianggap tidak sesuai dengan kriteria supermarket. Dalam setiap

pengiriman, selalu terdapat tolakan yang menurut PT Agro Lestari tidak sesuai

dengan brokoli yang telah dikirim, seperti terdapat minyak pada plastik wrapping.

PT X tidak menjelaskan secara rinci mengenai produk yang menjadi tolakan

sehingga PT Agro Lestari hanya melakukan evaluasi dengan para petani. Oleh

karena itu, informasi yang terjalin antara PT Agro Lestari dengan PT X dapat

dikatakan kurang lancar.

PT Agro Lestari menyampaikan informasi terkait pasar sasaran kepada

para petani. Pihak PT Agro Lestari biasanya mendiskusikan dengan petani

mitranya untuk pemecahan permasalahan terkait informasi pasar seperti upaya-

upaya peningkatan kualitas brokoli organik, sertifikasi lahan, maupun perbaikan

sistem budidaya. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi keinginan konsumen

akhir brokoli organik. Pihak PT Agro Lestari memberikan informasi mengenai

kegiatan budidaya brokoli organik sesuai standar yang mereka tetapkan dan

pelatihan teknik penanganan pasca panen yang baik kepada petani mitra brokoli

Page 94: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

78

organik PT Agro Lestari. Aliran distribusi informasi dalam rantai pasokan brokoli

organik dapat dilihat pada Gambar 10.

Keterangan : Alur distribusi informasi lancar

Alur distribusi informasi kurang lancar

Gambar 10. Alur Distribusi Uang dalam Rantai Pasokan Brokoli Organik

6.5.3 Keragaan Manajemen Rantai Pasokan

Keragaan rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari dapat dilihat

secara lengkap pada Gambar 11. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa aliran

produk yang terjadi di PT Agro Lestari berjalan lancar, mulai dari petani yang

mengirimkan langsung produk brokoli organik ke PT Agro Lestari sesuai dengan

jadwal pengiriman yang telah disepakati, begitupun pengiriman yang dilakukan

PT Agro Lestari kepada PT X, pengiriman yang dilakukan PT X ke supermarket,

sehingga produk sampai konsumen tepat pada waktunya. Aliran distribusi uang

dari mulai konsumen berjalan lancar, karena konsumen membayar brokoli organik

secara tunai kepada supermarket, sedangkan supermarket membayar dua minggu

sekali kepada PT X. Namun, PT X membayar sebulan sekali kepada pihak PT

Agro Lestari sehingga alur distribusi uang antara PT Agro Lestari dengan petani

mitra dinilai kurang lancar. PT Agro Lestari tidak dapat membayar petani secara

langsung karena adanya keterbatasan modal. Aliran informasi yang terjadi antara

PT X dengan supermarket telah berjalan lancar. Informasi yang didapatkan PT X

dari supermarket, langsung disampaikan lagi kepada pihak PT Agro Lestari.

Namun dalam kenyataannya, pihak PT X tidak menjelaskan secara detail

mengenai produk brokoli yang dianggap tidak sesuai dengan kriteria supermarket,

sehingga arus informasi dari PT X ke PT Agro Lestari berjalan kurang lancar,

yang mengakibatkan selalu terdapat tolakan pada setiap pengiriman. Arus

informasi yang terjalin antara PT Agro Lestari dengan petani mitranya berjalan

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Konsumen Petani

Mitra

Page 95: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

79

dengan lancar, PT Agro Lestari menyampaikan informasi terkait pasar sasaran

kepada para petani.

Keterangan : Aliran Produk Alur kurang lancar

Aliran uang Alur tidak lancar

Aliran informasi Alur lancar

Gambar 11. Keragaan Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik pada PT Agro

Lestari

6.5.4 Jaminan Identitas Merek

Identitas merek dari suatu produk menjadi salah satu hal yang penting bagi

konsumen ataupun produsen. Merek dari suatu produk menjadi pembeda dari

produk lainnya sehingga dapat dipersepsikan atau diasosiasikan karakteristik

maupun kinerjanya oleh konsumen. Bahkan merek bisa dijadikan pencitraan dari

sebuah produk yang penting bagi konsumen ataupun produsen. Merek dari suatu

produk menjadi pembeda dari produk lainnya sehingga dapat dipersepsikan atau

diasosiasikan karakteristik maupun kinerjanya oleh konsumen. Bahkan merek bisa

dijadikan pencitraan dari sebuah produk. Pada sektor pertanian, produk yang

diperdagangkan dapat berupa produk segar atau produk olahan. Pemberian merek

pada produk hortikultura segar, biasanya dilakukan oleh perusahaan berskala

besar.

Hasil panen brokoli organik dari petani tidak diberikan merek. Petani

menjual hasil panennya kepada PT Agro Lestari dengan curah dan tanpa merek.

Merek baru diberikan setelah brokoli organik di sortir, ditimbang dan dikemas

dengan menggunakan plastik wrapping. Merek ditempelkan bersama barcode

untuk produk brokoli organik. Merek yang digunakan oleh PT Agro Lestari yaitu

merek PT X karena merek tersebut telah memiliki pencitraan yang baik terhadap

produk hortikultura khususnya produk organik, selain itu PT X telah memiliki

sertifikat yang telah dicantumkan dalam merek tersebut. Sehingga konsumen

yakin bahwa produk tersebut merupakan produk yang benar organik.

PT Agro

Lestari

PT X Supermarket Konsumen Petani

Mitra

Page 96: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

80

Pemberian merek penting bagi konsumen, karena konsumen akan

mengetahui asal dari perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Dengan

demikian, apabila terjadi sesuatu maka konsumen akan dengan mudah

memberikan keluhan kepada pihak supermarket. Apabila brokoli organik yang

dikonsumsi memuaskan konsumen, maka konsumen akan mencari sayuran

dengan merek yang mereka percaya, dimanapun sayuran itu berada. Selain itu,

pemberian merek juga dapat memudahkan pihak supermarket untuk membedakan

produk dan menyampaikan keluhan konsumen terhadap produk tersebut. Untuk

membedakan produk PT Agro Lestari dengan produk dari perusahaan pengumpul

yang lainnya terletak pada peletakan barcode. Untuk produk dari PT Agro Lestari,

meletakkan barcode tepat di bawah merek, hal tersebut untuk mempermudah PT

X dalam mengukur kinerja PT Agro Lestari.

6.6 Kinerja Rantai

6.6.1 Kinerja Kemitraan

Evaluasi rantai pasokan yang terjalin di antara pelaku rantai pasokan

dilakukan dengan analisis kesesuaian atribut. Analisis ini digunakan untuk

menghitung tingkat kesesuaian kepentingan dengan tingkat kinerja kemitraan

(Rangkuti, 2003). Penilaian tingkat kesesuaian tersebut membandingkan antara

nilai kepentingan suatu atribut kemitraan dengan nilai kinerja suatu atribut yang

selama ini dirasakan oleh anggota rantai pasokan. Hasil dari penilaian kesesuaian

atribut kemitraan dijadikan suatu indikator apakah kerjasama suatu kemitraan

yang selama ini dilakukan telah memuaskan setiap anggota rantai pasokan. Hasil

penilaian kesesuaian atribut juga dapat menunjukkan secara spesifik atribut

kemitraan yang memerlukan perhatian untuk dievaluasi dalam mendukung

kegiatan manajemen rantai pasokan. Penilaian kinerja kemitraan tersebut

dilakukan pada pelaku rantai pasokan yang memiliki ikatan kerjasama kemitraan

yakni di tingkat petani brokoli organik, PT Agro Lestari, pihak PT X dan pihak

supermarket.

Page 97: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

81

6.6.1.1 Kinerja Kemitraan di Tingkat Petani Mitra Brokoli Organik

Analisis tingkat kesesuaian atribut mengukur sejauh mana atribut dalam

pelaksanaan kemitraan rantai pasokan telah memuaskan petani. Hal tersebut dapat

dijadikan suatu indikator untuk menilai kinerja kemitraan di tingkat petani yakni

jika petani merasa puas terhadap kemitraan yang dilakukan maka kinerja

kemitraan rantai pasokan di tingkat petani brokoli organik dinilai baik pula.

Perbandingan dalam analisis kesesuaian atribut mencakup tingkat kepentingan

dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan adalah harapan petani mitra terhadap

pelaksanaan kemitraan dalam rantai pasokan brokoli yang diwakili dalam 11

atribut kemitraan. Tingkat kinerja merupakan persepsi petani terhadap hasil dalam

pelaksanaan kemitraan dalam rantai pasokan yang diwakili dalam 11 atribut

kemitraan.

Berdasarkan nilai indikator kepentingan yang diperoleh dari petani, dapat

dilihat bahwa seluruh petani mitra menganggap penerapan standar budidaya

sangat penting. Hal ini dikarenakan pentingnya menjaga kualitas dari produk yang

dihasilkan, selain itu pola budidaya organik juga memiliki standar budidaya yang

perlu diterapkan seperti penggunaan pupuk organik (pupuk kandang), pemilihan

tempat budidaya yang disekelilingnya tidak tercemar, serta menggunakan air yang

belum tercemar. Penerapan standar budidaya untuk mejaga kualitas produk dirasa

penting untuk continuitas usaha dan kredibilitas perusahaan di mata konsumen.

Karena pentingnya penerapan standar budidaya tersebut, maka para petani mitra

menerapkan standar budidaya dalam usahataninya.

Pada nilai indikator kepentingan yang diperoleh dari petani, 75 persen dari

petani menganggap bahwa upaya peningkatan keterampilan merupakan hal yang

penting. Sesuai dalam penilaian kinerjanya, petani tersebut melakukan upaya

peningkatan keterampilan dengan baik seperti mengikuti seminar mengenai

budidaya pertanian dengan sistem organik.

Atribut kemitraan dalam keterbukaan informasi, akses permodalan,

kualitas produk, tingkat penjualan, harga jual produk serta komitmen dan

kerjasama merupakan atribut yang dianggap penting oleh petani brokoli organik.

Nilai dari tingkat kepentingan atribut kemitraan dalam keterbukaan informasi dan

kualitas produk telah sesuai dengan kinerja yang dilakukan oleh petani. Petani

Page 98: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

82

menilai bahwa kinerja dalam dari keterbukaan informasi dan kualitas produk

dalam rantai sudah cukup baik. Keterbukaan informasi merupakan salah satu

indikator yang penting dalam pelaksanaan Manajemen Rantai Pasokan. Informasi

yang didapatkan oleh petani mitra berasal dari PT Agro Lestari. Informasi yang

diberikan oleh PT Agro Lestari berupa informasi mengenai kualitas dan kuantitas

brokoli organik yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dari informasi

yang diberikan, maka petani dapat menerapkan standar budidaya untuk

mendapatkan kualitas yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumen. Kualitas

brokoli organik yang diingikan konsumen meliputi bentuk fisik (warna brokoli

yang hijau, yang artinya tidak kuning atau coklat, batang pohon sepanjang tiga jari

tangan dan bentuk fisik dari bunga brokoli rapat) dan kesegaran brokoli organik.

Penerapan kualitas penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha dan

kredibilitas perusahaan.

Akses permodalan merupakan atribut kemitraan yang memiliki nilai

kesesuaian yang berbeda dengan kinerja yang telah dilakukan selama ini.

Meskipun rata-rata dari petani mitra menganggap bahwa akses permodalan

merupakan atribut yang penting namun dalam pelaksanaannya, 50 persen dari

petani mitra merasa bahwa kinerja yang selama ini dilakukan belum baik. Hal

tersebut dikarenakan terkadang terjadi keterlambatan pembayaran antara PT Agro

Lestari dengan petani mitranya, sehingga menyebabkan berkurangnya pendapatan

petani yang digunakan untuk usaha budidaya. Bila PT Agro Lestari membayar

tepat pada waktunya, maka petani dapat membeli bibit dan menanamnya lebih

awal.

Penilaian kinerja terhadap atribut tingkat penjualan dapat dirasa cukup

baik, meskipun beberapa petani mengharapkan tingkat penjualan yang lebih dari

kinerja yang ada. Rata-rata dari petani brokoli organik yang menjadi mitra, merasa

bahwa tingkat penjualan brokoli organik lebih tinggi dari jumlah dari tingkat

penjualan sebelum bermitra. Tabel 9 merupakan tabel penjualan brokoli organik

petani pada saat petani belum bermitra dengan PT Agro Lestari dan Tabel 10

merupakan tabel penjualan brokoli organik petani setelah bermitra dengan PT

Agro Lestari.

Page 99: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

83

Tabel. 9 Penjualan Brokoli Organik Petani Sebelum Bermitra

2007

2008

Petani A 1.609 kg 2.014 kg

Petani B 1.422 kg 1.835 kg

Petani C 890 kg 1.455 kg

Petani D 1.710 kg 1.854 kg

Sumber : Petani mitra

Tabel. 10 Penjualan Brokoli Organik Petani Sesudah Bermitra

2009

2010

Petani A 3.115 kg 3.765 kg

Petani B 2.970 kg 4.835 kg

Petani C 2.895 kg 3.655 kg

Petani D 3.655 kg 4.475 kg

Berdasarkan Tabel 9, meskipun pada tahun 2007 ke 2008, petani juga

mengalami peningkatan penjualan, namun peningkatan tersebut kurang dari 500

kg untuk setiap petani. Hal tersebut dikarenakan, petani tidak memiliki

pengetahuan yang baik terhadap pasar sasaran dari produk brokoli organik yang

mereka hasilkan. Sedangkan pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa tingkat penjualan

petani meningkat lebih dari 1000 kg dari tahun 2008 ke 2009.

Harga jual produk merupakan atribut indikator dirasa penting bagi petani

mitra. Namun dalam kinerja pelaksanaannya, masih terdapat satu orang petani

yang merasa belum puas terhadap harga jual brokoli organik yang telah

disepakati. 75 persen dari petani merasa bahwa kinerja terhadap harga produk

sudah cukup sesuai dengan harapan mereka. Rata-rata dari petani merasa puas

dengan kesepakatan harga karena harga yang mereka peroleh merupakan harga

tertinggi dari harga rata-rata brokoli organik di pasar. Sebelum mereka bermitra,

mereka hanya menjual brokoli dengan harga Rp 6000 – Rp 7000 /kg , namun

Petani

Tahun

Petani

Tahun

Page 100: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

84

setelah bermitra para petani dapat menjual brokoli organik kepada PT Agro

Lestari sebesar Rp 11.000/kg. Dari kenaikan harga jual petani sebelum dan

sesudah bermitra, menimbulkan kepuasan dari petani mitra terhadap harga yang

disepakati.

Kinerja untuk atribut komitmen dan kerjasama dirasa sudah berjalan

dengan baik, mengingat petani sudah mengenal PT Agro Lestari jauh sebelum

bermitra. Sebelum bermitra, petani mengenal PT Agro Lestari sebagai toko yang

menjual alat-alat dan bahan untuk pertanian sehingga kerjasama sudah terjalin

sebelum mereka bermitra. Sedangkan untuk atribut tingkat keuntungan, petani

merasa kinerja yang saat ini berjalan sudah memenuhi harapan, terlihat 50 persen

dari petani merasa bahwa kinerja yang ada sudah sangat baik, meskipun masih

terdapat petani mitra yang merasa belum sesuai dengan harapan. Rata-rata dari

petani mitra merasa harga jual brokoli organik saat bermitra lebih tinggi dari pada

harga jual sebelum, sehingga mereka merasa bahwa kinerja dari atribut tingkat

keuntungan sudah baik.

Kinerja pada atribut efisiensi biaya transaksi dan pemasaran telah sesuai

dengan harapan para petani. Dalam proses transaksi dan pemasaran, petani tidak

mengeluarkan biaya untuk itu. Bila pesanan brokoli dalam jumlah banyak, PT

Agro Lestari mengambil langsung di lahan milik petani, selain itu petani tidak

mengeluarkan biaya sortasi maupun pengemasan. Untuk kinerja pada atribut

penanggungan risiko secara adil, 75 persen dari petani sudah merasa cukup baik

namun masih terdapat petani mitra yang menganggap kurang baik dan sangat

tidak sesuai dengan harapannya. Petani mitra tersebut merasa risiko yang petani

tanggung cukup berat karena harus memenuhi kriteria brokoli organik yang

ditentukan, sedangkan sistem pertanian organik sangat rentan terhadap risiko

sehingga hasil dari panen tidak dapat diprediksikan baik atau tidaknya.

6.6.1.2 Kinerja Kemitraan di Tingkat PT Agro Lestari

Penilaian kinerja kemitraan dilakukan di tingkat PT Agro Lestari untuk

mengetahui bagaimana selama ini pihak PT Agro Lestari mempresepsikan

kemitraan yang terjalin diantara pelaku rantai pasokan brokoli organik. PT Agro

Page 101: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

85

Lestari melakukan kerjasama dengan pihak petani brokoli organik dan pihak PT

X.

Atribut kemitraan kualitas produk brokoli organik memiliki kinerja yang

baik dan bahkan pemilik perusahaan menilai bahwa kualitas dari brokoli organik

yang ada sudah sangat baik. Meskipun masih terdapat kurangnya transparasi

informasi mengenai produk tolakan dari PT X. PT X hanya memberikan produk

tolakan tanpa memberikan penjelasan secara spesifik mengenai kriteria apa yang

belum sesuai dari brokoli organik yang ditolak tersebut. Sehingga PT Agro Lestari

hanya dapat mengira-ngira kekurangan dari produk yang mereka kirim. Terlihat

kinerja dari atribut keterbukaan informasi belum sesuai dengan harapan dari pihak

PT Agro Lestari.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan dan standar budidaya terus

dilakukan oleh PT Agro Lestari. PT Agro Lestari menilai bahwa kinerja yang ada

mengenai upaya peningkatan keterampilan dan standar budidaya sudah cukup

baik dilakukan oleh petani mitra, bahkan pemilik menilai bahwa penerapan

standar budidaya merupakan atribut yang penting dalam kemitraan dan kinerja

yang ada dinilai oleh pemilik sudah sangat baik. PT Agro Lestari selalu

mengadakan diskusi dengan para petani mitra untuk menyelesaikan permasalahan

yang ada dalam proses budidaya. Upaya peningkatan keterampilan yang

dilakukan oleh PT Agro Lestari yaitu berupa keterampilan tenaga kerja dalam

mengemas brokoli organik yang telah di sortasi dengan menggunakan plastik

wrapping dan tisu untuk menutupi bagian bawah dari batang pohon.

Pemilik dan manajer dari PT Agro Lestari menilai efesiensi biaya transaksi

dan pemasaran merupakan atribut yang penting, namun kinerja efisiensi biaya

transaksi dan pemasaran dirasakan belum memuaskan karena jauhnya jarak

pemasaran yang harus ditempuh dari PT X ke PT Agro Lestari maupun PT X ke

supermaket, sehingga terkadang brokoli organik mengalami kerusakan pada saat

perjalanan. Hal ini menyebabkan berkurangnya pendapatan yang diterima oleh PT

Agro Lestari. Salah satu penyebab kerusakan produk dalam perjalanan juga

karena alat transportasi yang kurang memadai. Truk yang digunakan oleh PT X

tidak semuanya memiliki alat pendingin sehingga bila terjadi kemacetan ataupun

Page 102: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

86

kendala lain dalam perjalanan, besar kemungkinan produk yang dibawa dalam

truk tersebut mengalami penurunan kualitas.

Atribut tingkat keuntungan merupakan salah satu atribut yang cukup

penting dalam menjalankan suatu usaha, begitupun dengan penilaian PT Agro

Lestari terhadap atribut tersebut. Atribut Harga jual produk organik pun dinilai

telah sesuai dengan harapan pihak PT Agro Lestari. Bila dilihat dari perhitungan

marjin PT Agro Lestari, dapat dilihat keuntungan yang diperoleh perusahaan,

namun keuntungan yang ada saat ini belum terlalu memuaskan manajer keuangan.

Manajer perusahaan menilai bahwa perusahaan masih dapat meningkatkan

keuntungan dengan meminimalisir biaya transaksi dan pemasaran. Dalam

perjalanan menuju PT X, sering terjadi kerusakan produk brokoli organik

dikarenakan fasilitas distribusi yang dimiliki oleh PT X kurang memadai. Hal

tersebut berkaitan dengan risiko yang ditanggung oleh PT Agro Lestari.

Kerusakan atau penurunan kualitas brokoli organik yang terjadi, menjadi

tanggungan PT Agro Lestari. Sehingga untuk atribut penanggungan risiko secara

adil, PT Agro Lestari menilai tidak sesuai dengan harapannya.

6.6.1.3 Kinerja Kemitraan di Tingkat PT X

Penilaian mengenai kinerja kemitraan dalam rantai pasokan brokoli

organik dilakukan kepada pihak PT X. Pandangan dari pihak PT X mengenai

kinerja kemitraan yang terjalin dengan para petani dan PT Agro Lestari.

Komitmen dalam kerjasama, keterbukaan informasi, tingkat keuntungan,

kualitas produk, penerapan standar budidaya, tingkat penjualan serta harga jual

produk merupakan beberapa atribut yang dinilai memiliki kinerja yang telah

sesuai dengan harapan. Komitmen dan kerjasama yang dilakukan PT X dengan

Agro Lestari dilakukan atas dasar kepercayaan. PT X telah mengenal PT Agro

Lestari sebagai distributor dari produk-produk pertanian dengan kualitas baik,

selain itu PT X dengan PT Agro Lestari juga selalu melakukan pengawasan

terhadap lahan petani mitra dan melihat standar budidaya yang dilakukan oleh

petani mitra sehingga PT X dapat menilai bahwa standar budidaya yang dilakukan

telah sesuai dengan harapan yang dinilai cukup baik. Untuk kerjasama yang

Page 103: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

87

dilakukan dengan pihak supermarket, dilakukan dengan pembuatan surat kontrak

usaha untuk menjamin keberlangsungan usaha.

Atribut keterbukaan informasi antara PT X dengan supermarket dapat

berjalan dengan sangat baik. Informasi mengenai produk yang didapat PT X dari

pihak supermarket, langsung disampaikan kepada pihak PT Agro Lestari,

informasi tersebut berupa jumlah pesanan yang diminta oleh supermarket dan

informasi berupa keluhan-keluhan dari konsumen terhadap produk brokoli

organik. Meskipun dalam kinerjanya transparasi informasi mengenai kualitas

produk masih kurang namun produk yang telah dihasilkan telah cukup sesuai

dengan harapan pihak PT X.

Atribut kemitraan efesiensi biaya transaksi dan pemasaran penerapan

standar budidaya dinilai belum sesuai dengan harapan karena pada dasarnya biaya

dari rantai tataniaga dapat lebih di tekan untuk menurunkan harga di konsumen

akhir. Untuk atribut harga jual produk, PT X menilai cukup dan sudah sesuai

dengan harapan. Saat ini PT X menetapkan harga sebesar Rp 38.000/kg, harga ini

telah mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak PT X dan keuntungan

yang diinginkan. PT X menilai keuntungan yang ada saat ini telah sesuai dengan

harapan perusahaan. Dari keuntungan yang diperoleh, PT X dapat menggunakan

sebagian dari keuntungan tersebut untuk akses permodalan seperti biaya membeli

produk brokoli organik dari petani dan biaya-biaya lain untuk pemasaran.

Atribut kemitraan penanggungan risiko dinilai PT X telah sesuai dengan

harapan. Dalam hal ini, PT X tidak menerima risiko berupa penolakan produk.

Brokoli organik yang ditolak oleh supermarket menjadi risiko PT Agro Lestari,

meskipun penolakan tersebut berupa penurunan kualitas brokoli organik karena

lamanya perjalanan ataupun kerusakan brokoli organik karena kendala dalam

perjalanan.

6.6.1.4 Kinerja Kemitraan di Tingkat Supermarket

Penilaian mengenai kinerja kemitraan dalam rantai pasokan brokoli

organik juga dilakukan kepada pihak supermarket. Pandangan dari pihak

supermarket mengenai kinerja kemitraan akan memberikan perspektif yang lebih

menyeluruh mengenai kinerja pelaksanaan kerjasama atau kesepakatan kemitraan

Page 104: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

88

dalam rantai pasokan. Perwakilan dari pihak supermarket yang menjadi responden

untuk menilai kinerja kemitraan yaitu perwakilan dari supermarket Lotte Mart

Pemilihan Lotte Mart sebagai responden yang berasal dari pihak supermarket

karena dari beberapa supermarket yang menjadi anggota rantai pasokan, Lotte

Mart termasuk supermarket yang memesan secara continue dan jumlah pesanan

khususnya untuk produk brokoli organik lebih banyak dari supermarket yang lain.

Rata-rata pihak supermarket menilai bahwa kinerja dari artibut-atribut

yang ada, telah sesuai dengan harapan dari pihak supermarket. Seperti atribut

komitmen dalam kerjasama, keterbukaan informasi, tingkat penjualan, akses

permodalan, efisiensi biaya transaksi dan pemasaran, kualitas produk, penerapan

standar budidaya, harga jual produk, serta penanggungan risiko secara adil.

Kinerja atribut komitmen dalam kerjasama sudah berjalan dengan baik, karena

sebelum supermarket memulai bermitra dengan pihak PT X, supermarket

memiliki kualifikasi dalam memilih mitra. PT X dipilih karena dinilai telah

memiliki kredibilitas yang baik dalam memproduksi produk-produk agribisnis,

selain itu PT X juga memberikan sampel produk terlebih dahulu kepada pihak

supermarket agar supermarket mengetahui kualitas produk yang diproduksi.

Selain kepercayaan, kerjasama yang dilakukan oleh pihak supermarket dan PT X

telah menggunakan surat kontrak untuk menjamin keberlangsungan usaha dan

kualitas produk. Kinerja dari akses permodalan berjalan baik seiring dari kinerja

tingkat penjualan dan tingkat harga jual produk yang telah sesuai dengan harapan.

Namun menurut pihak supermarket, keuntungan yang didapat saat ini belum

sesuai dengan harapan. Pihak supermarket masih berharap bisa mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh saat ini.

Kinerja dari atribut efisiensi biaya transaksi dan pemasaran dinilai cukup

memenuhi harapan, meskipun dalam kenyataannya efisiensi dari biaya transaksi

dan pemasaran masih dapat ditekan untuk menurunkan harga jual di tingkat

konsumen. Penanggungan risiko dinilai supermarket telah sesuai dengan harapan

yang cukup baik. Namun bagi beberapa pelaku rantai, penanggungan risiko belum

dirasa cukup adil. Supermarket akan tetap mengembalikan dan tidak membayar

produk yang mengalami penurunan kualitas akibat perjalanan.

Page 105: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

89

Pihak supermarket menilai bahwa kinerja tingkat penjualan sudah sesuai

dengan tingkat penjualan yang diharapkan. Hal tersebut didasari dari jumlah

konsumsi brokoli organik oleh konsumen akhir meningkat seiring dengan

kepercayaan konsumen terhadap produk yang mereka beli. Hal ini, tidak lepas

dari peran supermarket dalam memberikan informasi pasar kepada pihak PT X

yang selanjutnya disampaikan kepada PT Agro Lestari dan didiskusikan oleh para

petani mitra. Oleh karena itu, atribut keterbukaan informasi juga dinilai sangat

penting dan kinerja mengenai atribut tersebut telah sesuai dengan harapannya.

Dengan keterbukaan informasi, petani dapat menentukan standar budidaya untuk

memenuhi pesanan produk brokoli organik yang diingikan dan dibutuhkan

konsumen. Pihak supermarket pun menilai kinerja atribut standar budidaya sudah

sesuai dengan harapan. Supermarket menilai standar budidaya berdasarkan

informasi yang diberikan oleh PT X mengenai standar budidaya yang telah

dilakukan petani dan dilihat dari hasil produk brokoli organik hasil panen yang

telah sesuai dengan pesanan. Oleh karena itu, supermarket juga menilai bahwa

kinerja dari kualitas produk sudah sangat sesuai dengan harapan dari pihak

supermarket.

Kinerja dari beberapa atribut kemitraan dalam rantai pasokan brokoli

organik masih harus dievaluasi agar mampu memberikan manfaat dan kepuasan

bagi seluruh anggota rantai pasokan. Upaya untuk meningkatkan kinerja

kemitraan dalam rantai pasokan brokoli organik tidak dapat dilakukan oleh satu

pihak saja, melainkan membutuhkan adanya suatu koordinasi diantara seluruh

pelaku rantai. Beberapa atribut kemitraan seperti kolaborasi serta penanggungan

risiko secara adil membetuhkan kerjasama dari seluruh anggota rantai untuk

berkomunikasi secara intensif serta bersedia melakukan upaya perbaikan bagi

pencapaian tujuan bersama yakni terciptanya kepuasan konsumen serta manfaat

bagi pelaku rantai pasokan brokoli organik yang terkait.

6.6.2 Efisiensi Rantai Pasokan

Efisiensi rantai pasokan menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan

oleh pelaku rantai pasokan untuk menilai kinerja dari kegiatan Manajemen Rantai

Pasokan. Efisiensi dalam saluran pemasaran (rantai pasokan) brokoli organik

Page 106: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

90

berfungsi untuk melihat apakah manfaat dan keuntungan dalam rantai pasokan

telah tersebar secara merata dirasakan oleh seluruh anggota rantai. Selain itu,

penilaian efisiensi juga dapat digunakan untuk melihat apakah sumberdaya rantai

telah dialokasikan dengan baik ataukah masih memerlukan perbaikan dalam

kerangka pelaksanaan fungsi masing-masing anggota rantai pasok.

Rantai pasokan yang dibahas dalam penelitian ini hanya memiliki satu

saluran pemasaran yakni melibatkan petani, PT Agro Lestari, PT X dan

supermarket. Hal tersebut menjadi ciri yang membedakan antara manajemen

rantai pasokan dengan konsep tataniaga yang melakukan pemasaran secara

terbuka dan belum memiliki kesepakatan kontraktual.

6.6.2.2 Marjin Tataniaga

Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kinerja efisiensi suatu

saluran (rantai) pemasaran adalah dengan menilai total marjin yang tercipta dalam

upaya menyampaikan produk dari produsen hingga konsumen akhir. Jumlah

marjin tataniaga terbentuk dari besarnya biaya yang dikeluarkan oleh setiap

pelaku rantai serta profit yang diinginkan oleh setiap pelaku rantai tersebut.

Tujuan dari manajemen rantai pasokan diantaranya adalah menyalurkan produk

hingga konsumen akhir dengan harga yang kompetitif. Hal tersebut berarti bahwa

suatu rantai pasokan dapat dikatakan efisien jika segenap anggota rantai dapat

melakukan biaya dan marjin tataniaga secara rasional sehingga harga produk di

tingkat konsumen menjadi kompetitif. Penilaian marjin tataniaga dalam rantai

pasokan brokoli organik meliputi biaya yang dikeluarkan oleh petani, PT Agro

Lestari, PT X, supermarket. Harga yang menjadi acuan di tingkat konsumen akhir

adalah harga yang ditetapkan oleh supermarket.

Harga jual brokoli organik di tingkat petani sebesar Rp 11000/kg. Harga

yang ditetapkan sudah termasuk dengan biaya antar ke PT Agro Lestari. Namun,

pada kondisi tertentu seperti pesanan brokoli organik dalam jumlah yang tidak

dapat diangkut dengan motor, maka hasil panen diambil oleh PT Agro Lestari

dengan menggunakan mobil.

Perhitungan marjin tataniaga untuk PT Agro Lestari, dihitung dari

pengurangan antara harga jual dengan harga beli. Hasil dari pengurangan tersebut

Page 107: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

91

dibagi dengan harga jual lalu dipersentasekan. Harga beli untuk brokoli organik

PT Agro Lestari kepada petani mitra sebesar Rp 11.000 dan harga jual brokoli

organik PT Agro Lestari kepada pihak PT X sebesar Rp 15.000. Perhitungan

marjin tataniaga untuk PT Agro Lestari dapat dilihat pada lampiran 1.

Marjin tataniaga sebesar 26,67 persen dirasa sesuai karena PT Agro

Lestari mengeluarkan biaya pemasaran untuk produk brokoli organik yang di

panen oleh petani mitranya. Biaya yang di keluarkan oleh PT Agro Lestari sebesar

17 % dari harga jual brokoli, yaitu terdiri dari biaya pembelian brokoli di petani,

biaya pengangkutan brokoli organik dari lahan petani (bila pesanan brokoli tidak

dapat dibawa dengan motor), biaya tenaga kerja untuk sortasi dan pengemasan,

serta biaya pembelian plastik wrapping.

Marjin tataniaga untuk PT X sebesar 60,52 persen, didapat dari

pengurangan harga beli brokoli organik di PT Agro Lestari dengan harga jual dari

PT X kepada supermarket. Hasil pengurangan tersebut kemudian dibagi dengan

harga jual brokoli yang ditetapkan PT X untuk supermarket, lalu dipersentasekan.

Harga beli brokoli organik di PT Agro Lestari adalah Rp 15.000/kg sedangkan

harga jual yang ditetapkan oleh pihak PT X sebesar Rp 38.000/kg. Perhitungan

marjin tataniaga untuk PT X dapat dilihat pada lampiran 1.

Marjin tataniaga sebesar 60,52 persen tersebut dirasa tinggi bila dilihat

dari marjin yang diperoleh petani dan Agro Lestari, sehingga pembagian marjin

untuk pelaku rantai dinilai tidak efektif. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh PT

X sebesar 18,5 persen dari harga jual brokoli organik, yaitu berupa biaya

pembelian brokoli organik, biaya pembuatan sticker merek, biaya pengangkutan

brokoli organik ke supermarket, biaya akomodasi tenaga kerja, biaya

penyimpanan serta biaya sertifikasi. Namun marjin tersebut tidak seimbang

dengan perolehan marjin petani, PT Agro Lestari serta supermarket. Salah satu

hal yang dapat dijadikan indikator bagi keberhasilan rantai pasokan brokoli

organik adalah efisiensi biaya di sepanjang rantai pasokan, sehingga harga produk

di tingkat konsumen menjadi kompetitif. Maka untuk menunjang keberhasilan

dari rantai pasokan, sebaiknya PT X mengefisiensikan biaya transaksi dan

pemasaran.

Page 108: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

92

Margin tataniaga untuk supermarket Lotte Mart sebesar 35,20 persen,

didapat dari pengurangan harga beli brokoli organik di PT X dengan harga jual

dari supermarket untuk konsumen. Hasil pengurangan tersebut kemudian dibagi

dengan harga jual brokoli yang ditetapkan supermarket, lalu dipersentasekan.

Harga beli brokoli organik di supermarket (Lotte Mart) adalah Rp 38.000/kg

sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh pihak PT X sebesar Rp 58.650/kg.

Biaya yang dikeluarkan supermarket sebesar 16 % dari harga jual brokoli organik.

Perhitungan marjin tataniaga untuk PT X dapat dilihat pada lampiran 1.

Margin yang diterima supermarket lebih kecil dibandingkan dengan

marjin dari PT X. Supermarket mengeluarkan biaya-biaya untuk pemasaran

brokoli organik seperti ruang penyimpanan, akomodasi karyawan, biaya

penyimpanan dan lain-lain. Perbandingan biaya tataniaga anggota rantai pasokan

brokoli organik di PT Agro Lestari dapat dilihat pada Tabel 11 dan Perbandingan

Margin Tataniaga Anggota Rantai Pasokan Brokoli Organik di PT Agro Lestari

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 11. Perbandingan Biaya Tataniaga Anggota Rantai Pasokan Brokoli

Organik

Pelaku Rantai Biaya Tataniaga

(%/harga jual)

Petani 16 %

PT Agro Lestari 17 %

PT X 18,5 %

Supermarket 16 %

Tabel 12. Perbandingan Perolehan Margin Anggota Rantai Pasokan Brokoli

Organik

Pelaku Rantai Margin Tataniaga

Petani 18,75 %

PT Agro Lestari 26,67 %

PT X 60,52 %

Supermarket 35,20 %

6.6.1.2 Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan bagian yang diterima oleh petani brokoli

organik dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Harga yang dibayarkan

oleh konsumen akhir dalam penelitian ini adalah harga jual supermarket yang

Page 109: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

93

ditetapkan oleh pihak supermarket. Farmer’s share merupakan balas jasa yang

diterima petani dari hasil kegiatan usahatani atau budidaya brokoli organik. Nilai

farmer’s share akan berbanding terbalik dengan marjin tataniaga yang terbentuk,

artinya semakin besar nilai marjin tataniaga maka akan menyebabkan nilai

farmer’s share semakin mengecil.

Nilai farmer’s share yang terbentuk dalam rantai pasokan brokoli organik

sudah wajar bila dibandingkan dengan marjin yang diterima PT Agro Lestari

selaku anggota rantai pasok. Berikut merupakan perhitungan farmer’s share yang

diperoleh petani mitra.

Hasil analisis efisiensi tataniaga menunjukkan bahwa marjin tataniaga

yang terbentuk dalam rantai pasokan brokoli organik dari studi kasus PT Agro

Lestari memiliki nilai yang relatif besar. Pembagian manfaat dan keuntungan

dalam rantai pasokan pun belum merata, dimana PT X menjadi pihak yang

memiliki keuntungan yang besar dibandingkan pelaku rantai pasokan lainnya.

Rantai pasokan dikatakan belum efisien karena beberapa komponen dari biaya

tataniaga sebenarnya masih bisa diminimalisir secara rasional. Biaya tataniaga

yang masih dapat diminimalisir antara lain adalah biaya sortasi produk yang

selama ini dilakukan dua kali oleh PT Agro Lestari dan PT X. Hal tersebut akan

berdampak pada biaya tataniaga keseluruhan dalam rantai pasokan yang pada

akhirnya membuat harga jual di tingkat konsumen akhir lebih tinggi. Kegiatan

sortasi secara terpadu oleh satu pihak saja diharapkan dapat membuat biaya

tataniaga lebih efisien.

6.7 Alternatif Kebijakan Pengembangan Rantai Pasokan

Beberapa kondisi dalam rantai pasokan brokoli organik dapat terlihat dari

hasil evaluasi pelaksanaan kinerja pengelolaan rantai pasokan secara terintegrasi.

Atribut yang dipersepsikan kurang memuaskan oleh ketiga pelaku rantai yang

perlu mendapat perhatian adalah akses permodalan, penanggungan risiko secara

FS =

Rp. 11.000

Rp. 58.650

x 100% = 18,75`%

Page 110: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

94

adil serta kolaborasi pelaku rantai pasokan. Pengembangan dan evaluasi kinerja

rantai pasokan tersebut harus melibatkan kontribusi ataupun partisipasi dari

seluruh anggota rantai pasokan brokoli organik agar mendukung terciptanya suatu

koordinasi yang lebih baik. Beberapa alternatif kebijakan pengembangan rantai

yang dapat direkomendasikan antara lain :

6.7.1 Trust Building

Kepercayaan antara mitra dalam rantai pasokan brokoli organik menjadi

hal yang mutlak diperlukan. Hasil dari evaluasi rantai pasokan menunjukkan

bahwa koordinasi dan kolaborasi kerjasama belum sepenuhnya dilakukan dengan

baik. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hal yang menyangkut penanggungan

risiko secara adil dan kesepakatan kontraktual antara petani dan PT Agro Lestari,

antara PT Agro Lestari dengan PT X. Risiko kerugian dari kegiatan rantai pasok

dirasakan oleh petani, PT Agro Lestari dan PT X. Ketersediaan pihak supermarket

untuk menyediakan dana tunai pada saat transaksi berlangsung menjadi salah satu

alternatif untuk mengurangi kerugian yang dirasakan oleh beberapa anggota

rantai pasok lainnya. Sehingga PT X dapat membayar tepat waktu dan PT Agro

Lestari pun dapat membayar tunai kepada para petani. Perjalanan yang panjang

dari PT X ke supermarket tujuan membuat brokoli organik yang dikirimkan

mendapat penolakan karena terjadi kerusakan selama perjalanan, dan semua

brokoli yang dikembalikan menjadi risiko PT Agro Lestari. PT X selaku

distributor yang menyalurkan brokoli organik ke supermarket sebaiknya

memperhatikan teknis dari proses dibawanya brokoli organik teresebut. Mengatur

suhu untuk brokoli organik selama perjalanan dan pengaturan posisi brokoli agar

tidak tergoncang selama perjalanan merupakan alternatif untuk mengurangi risiko.

Adanya kontribusi serta ketersediaan berbagai pihak tersebut untuk berbagi

manfaat dan risiko, diharapkan dapat menimbulkan keterbukaan, loyalitas

terhadap komitmen kerjasama, serta kepercayaan antara pelaku rantai pasokan.

6.7.2 Dukungan Kredit dan Dukungan Pemerintah

Petani mitra PT Agro Lestari selama ini mendapatkan bantuan modal

pinjaman dari PT Agro Lestari, namun tidak semua dapat merasakan pinjaman

Page 111: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

95

untuk modal usaha ini karena PT Agro Lestari pun mengalami keterbatasan dalam

kondisi ini. Dukungan akses permodalan ini sangat penting bagi petani yang

mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha. Oleh karena itu, dukungan

kredit dari pihak luar seperti lembaga keuangan mutlak diperlukan agar petani

mampu mengembangkan usahanya. PT Agro Lestari dalam hal ini dapat menjadi

perantara antara lembaga keuangan dan petani yang membutuhkan modal usaha.

Dengan adanya dukungan seperti ini diharapkan pengembangan usaha brokoli

organik yang dijalankan petani dapat berkembang dengan baik.

Peran pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan motivator sangat

penting dalam mewujudkan struktur rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro

Lestari berjalan dengan baik. Selama ini, dukungan langsung dari pemerintah

dengan melakukan penyuluhan dan tinjauan langsung ke lokasi usaha petani dan

pihak PT Agro Lestari belum dapat dirasakan. Petani dalam hal ini sangat

membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam bantuan kredit untuk usahanya,

karena selama ini petanin mitra belum merasakan secara langsung bantuan

pinjaman dari pemerintah tersebut.

Dukungan pemerintah juga dapat dilakukan dengan memperbaiki

infrastruktur seperti akses jalan di lokasi usaha petani. Selama ini petani

mengalami kesulitan dalam kegiatan penganguktan hasil panen dikarenakan

kondisi jalan yang rusak dan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan

besar. Diharapkan pemerintah dapat memperbaiki kondisi tersebut, sehingga ikut

membantu petani dalam kegiatan ekonominya.

6.7.3 Kesepakatan Kontraktual

Kesepakatan kontraktual antara petani dan PT Agro Lestari maupun antara

PT Agro Lestari dengn PT X dibutuhkan untuk menunjang kesepakatan yang

sudah terjalin. Saat ini, kesepakatan yang sudah terjalin masih berdasarkan

kepercayaan antar pelaku. Dengan adanya kesepakatan kontraktual ini, diharapkan

petani dan PT Agro Lestari serta PT Agro Lestari dengan PT X mengerti dengan

jelas dan tertulis antara hak dan kewajiban mereka demi terciptanya suatu

hubungan yang saling menguntungkan, terikat serta menghindari suatu

kecurangan. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang lebih intensif antara

Page 112: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

96

petani dan PT Agro Lestari maupun antara PT Agro Lestari dengan PT X, salah

satu pihak harus ada yang mengusulkan kesepakatan ini menjadi kesepakatan

yang tertulis.

Page 113: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

97

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian manajemen rantai pasokan brokoli organik

yang dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Manajemen Rantai Pasokan brokoli organik yang melibatkan

petani, PT Agro Lestari, PT X, dan supermarket belum sepenuhnya dijalankan

secara terpadu. Rantai pasokan tersebut sebenarnya telah memiliki sasaran

rantai yang jelas, anggota rantai yang terstruktur sesuai perannya, kesepakatan

kontraktual yang mengatur pelaksanaan kemitraan, bahkan terdapat pula

jaminan identitas merek. Namun dalam rantai pasokan ini, peran dari anggota

pendukung masih belum dapat dirasakan secara langsung oleh pelaku rantai,

terutama dalam hal aliran modal untuk para petani. Dalam hal pinjaman modal

usaha yang petani dapatkan, hanya berasal dari PT Agro Lestari. Namun

pinjaman modal dari PT Agro Lestari tidak dapat dirasakan oleh semua

anggota mitra tani, karena PT Agro Lestari pun memiliki keterbatasan dalam

hal ini. Dalam hal ini, peran pemerintah dalam memberikan bantuan modal

belum dapat dirasakan secara langsung oleh petani dan PT Agro Lestari. Aliran

informasi dalam pasokan ini, belum berjalan dengan baik. PT X sebagai pihak

yang berhubungan langsung dengan pihak supermarket, kurang memberikan

informasi mengenai produk tolakan dari supermarket. Sehingga evaluasi yang

dilakukan oleh PT Agro Lestari hanya berdasarkan pada pendapat pribadi

perusahaan. Meskipun hingga saat ini, brokoli organik yang di produksi tetap

berkualitas dan mengikuti basic kriteria dari supermarket, namun tolakan untuk

produk tersebut selalu ada dalam setiap pengiriman. Dalam hal ini PT X

sebagai penyalur untuk supermarket, sebaiknya memberikan keterangan yang

jelas atau alasan yang jelas mengenai produk tolakan dari brokoli organik.

2. Pelaksanaan manajemen pasokan brokoli organik masih belum memiliki

kinerja yang baik dalam hal efisiensi maupun kemitraan. Berdasarkan nilai

margin tataniaga, PT X memiliki nilai margin tiga kali lebih besar dari petani

dan PT Agro Lestari. Farmer’s share dari petani relatif kecil sebesar 18,75

persen dari harga jual akhir. Pembagian manfaat dan keuntungan dalam rantai

Page 114: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

98

pasokan belum merata dimana PT X menjadi pihak yang mendapatkan

keuntungan paling besar dibandingkan pelaku rantai pasok yang lain. Rantai

pasokan juga dapat dikatakan belum efisien karena beberapa komponen biaya

tataniaga sebenarnya masih bisa diminimalisir secara rasional. Penentuan harga

pembelian brokoli organik dengan harga rata-rata di tingkat petani dan PT

Agro Lestari juga menimbulkan ketidakadilan dalam hal balas jasa terhadap

usahatani petani brokoli organik. Pelaksanaan kemitraan dalam rantai pasokan

yang dipersepsikan pelaku rantai juga belum sepenuhnya memiliki nilai kinerja

yang baik. Dari 11 atribut kemitraan belum seluruhnya memiliki kinerja yang

sesuai dengan keinginan seluruh pelaku rantai pasokan. Atribut kemitraan yang

masih dipersepsikan rendah kinerjanya menurut keempat pelaku rantai pasok

adalah akses permodalan dan efisiensi biaya transaksi dan pemasaran,

sedangkan atribut kemitraan yang dianggap memiliki kinerja yang baik adalah

penerapan strandar budidaya dan kualitas produk.

3. Alternatif kebijakan yang dapat direkomendasikan bagi pengembangan rantai

pasokan brokoli organik antara lain dukungan kredit, trust building, dukungan

pemerintah dan kesepakatan kontraktual petani dengan PT Agro Lestari

maupun antara PT Agro Lestari dengan PT X. Dukungan kredit dan dukungan

pemerintah diarahkan kepada bantuan modal usaha kepada pelaku rantai

pasokan brokoli organik terutama petani mitra. Trust building ditujukan agar

kerjasama kemitraan yang terjalin atas dasar kepercayaan dapat dirasakan

secara konsisten oleh seluruh pihak. Kesediaan supermarket untuk memberikan

dana tunai pada saat transaksai berlangsung dapat menanggulangi risiko secara

adil, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.

7.2 Saran

Peran pemerintah nyata dibutuhkan dalam kegiatan rantai pasokan brokoli

organik pada PT Agro Lestari ini. Potensi petani di daerah Cisarua sudah diakui

oleh banyak pihak, termasuk Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Sangat disayangkan apabila potensi yang dimiliki petani ini tidak didukung oleh

pemerintah, khususnya petani yang menjadi mitra dari PT Agro Lestari yang

kerap merasakan kekurangan modal usaha dan belum sama sekali disentuh oleh

Page 115: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

99

bantuan modal dari luar kecuali PT Agro Lestari. Peran aktif petani dalam

mengusulkan kesepakatan kontraktual diperlukan agar kesepakatan ini dapat cepat

terwujud.

Selain itu, PT X sebaiknya memperbaiki fasilitas pendistribusian produk

agar produk yang didistribusikan tidak mengalami penurunan kualitas atau PT

Agro Lestari mengusulkan kesepakatan dengan pihak PT X untuk

mendistribusikan produk Brokoli organik langsung ke gudang PT X dengan

membebankan biaya transportasi kepada harga produk. Penelitian selanjutnya

diharapkan dapat maelakukan analisis pembiayaan secara lebih merinci mengenai

biaya pengeluaran antar anggota rantai.

Page 116: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

100

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho, (Adinugroho, Brahmantyo. 2009). 2009. Manajemen Rantai Pasokan

Sayuran (Studi Kasus: Frida Agro, Kecamatan Lembang, Kabupaten

Bandung Barat). [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Institut Pertanian Bogor.

Anatan, Lina dan Lena Ellitan. 2008. Supply Chain Management. Bandung :

Alfabeta.

Asril, Zikra. 2009. Analisis Kondisi dan Desain Indikator Kinerja Rantai pasokan

Brokoli (Brassica Olerecea) di Sentra Hortikultura Cipanas-Cianjur, Jawa

Barat. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor.

Chopra S dan P. Meindl. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning

and Opertiation. Pearson Prentice Hall, New York.

Fauzi, M. Ilham. 2009. Manajemen Rantai Pasokan Manggis (Studi Kasus:

Kampung Cengal, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat).

[Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Bogor.

Indrajit, R. E dan Djokopranotao, R. E. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain,

Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta :

Grassindo.

Irmawati. 2007. Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja di PTPN

VIII Gunung Mas Bogor. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Lau, H.C.W. W.K. Pang. C.W.Y. Wong. 2002. Methodology for Monitoring

Supply Chain Performace: a Fuzzy Logic Approach. Logistic Informatoin

Management. Vol 15 (4): 271 – 280, Singapore.

Nur, Faqih Syafi. 2009. Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Bunga

Krisan. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Rachmania, D dan Burhanudin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.

Bogor : Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor.

Page 117: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

101

Rangkuti, F. 2003. Measuring Consumer Satisfaction : Gaining Customer

Relationship Strategy. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Kubis dan Bunga Brokoli. Kanisius, Yogyakarta.

Said Al, Bayu AS, Clara LB, Hoetomo L, Riri Satria, Soerjo W, dan Zaldi IM.

2006. Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain Management.

Jakarta : Sekolah Tinggi PPM.

Specman, R; Kamauff, J & Myhr, N. (1998) “An empirical investigation into

Supply Chain Management: a perspective on partnerships”, International

Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 28, No. 8,

pp. 630 - 650

Suryani, Emilda. 2010. Analisis Pemilihan Pemasok Brokoli pada PT XYZ.

[Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian

Bogor.

Wicaksono, Dwita Adi. 2009. Manajemen Rantai Pasokan Udang Vaname (Studi

Kasus: Petani Plasma Tambak Pandu Karawang, Kabupaten Karawang,

Jawa Barat). [Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor.

Van Der Vorst. 2006. Performance Measurement in Agri-Food Supply-Chain

Networks. Hollandseweg Netherlands : Logistics and Operations Research

Group, Wageningen University, Hollandseweg Wageningen, Netherlands .

Page 118: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

103

Lampiran 1. Perhitungan Marjin Tataniaga

Harga beli untuk brokoli organik PT Agro Lestari kepada petani mitra

sebesar Rp. 11.000 dan harga jual brokoli organik PT Agro Lestari kepada pihak

Parung Farm sebesar Rp. 15.000. Perhitungan marjin tataniaga untuk PT Agro

Lestari dapat dilihat sebagai berikut:

Rp. 15.000 – Rp. 11.000 = Rp. 4000

Rp. 4000

Rp. 15.000

Harga beli brokoli organik di PT Agro Lestari adalah Rp. 15.000/kg

sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh pihak Parung Farm sebesar Rp.

38.000/kg. Perhitungan marjin tataniaga untuk Parung Farm dapat dilihat sebagai

berikut :

Rp. 38.000 – Rp. 15.000 = Rp. 23.000

Rp. 23.000

Rp. 38.000

Harga beli brokoli organik di supermarket (Lotte Mart) adalah Rp.

38.000/kg sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh pihak Parung Farm sebesar

Rp.58.650/kg. Perhitungan marjin tataniaga untuk Parung Farm dapat dilihat

sebagai berikut :

Rp. 58.650 - Rp. 38.000 = Rp. 20.650

Rp. 20.650

Rp. 58.650

x 100% = 26,67 %

x 100% = 60,52 %

x 100% = 35,20%

Page 119: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

104

Lampiran 2. Lembar kuisioner

Kuisioner Untuk Petani

KUESIONER PENELITIAN

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK

PADA PT PT AGRO LESTARI DI CIBOGO

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Tanggal : No. Kuesioner :

Saya Windy Riwanti (H34096121) mahasiswi tingkat akhir pada program studi

Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor sedang melakukan pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Kesediaan

bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini

sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar

sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawankan. Informasi yang diperoleh dari

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan

akademik. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner

ini.

Data Petani Mitra PT Agro Lestari

1. Profil dan Karakteristik Petani

Usia : ......................................................

Pendidikan : ............................................

Pekerjaan Utama : 1) .........................

2) .........................

Apakah Anda bermitra dengan PT Agro Lestari dalam usaha penyediaan Brokoli

Organik ? YA/TIDAK (coret yang tidak perlu)

Page 120: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

105

1.1 Asset lahan petani

Luas lahan keseluruhan : ......... hektar

Status kepemilikan lahan :

1) Pemilik 2) Sewa 3) Penggarap 4) ...............

1.2 Produksi

Jumlah Brokoli Organik yang dihasilkan : ............. kg/musim tanam

Brokoli Organik yang dikonsumsi sendiri : ..............kg/musim tanam

Jumlah Brokoli Organik yang dijual ke PT Agro Lestari : ..............kg/musim

tanam

Apakah hasil panen Anda cenderung berubah-ubah ? YA/TIDAK (coret yang

tidak perlu)

Faktor utama yang mempengaruhi hasil panen Brokoli Organik Anda (boleh pilih

lebih dari satu jawaban) :

1) Cuaca 2) Kondisi lahan 3) Pemeliharaan

Dari mana anda mendapatkan modal untuk usaha Brokoli Organik ?

1) Bank 2) PT Agro Lestari 3) Modal sendiri

4) Rentenir 5) .................

1.3 Pemasaran

Target penjualan Brokoli Organik : .................kg/musim

Kepada siapa dan di daerah mana Anda menjual hasil panen Brokoli Organik

selain ke PT Agro Lestari ? (jawaban boleh lebih dari satu)

1) Pedagang di ..........

2) Pengumpul di ........

3) Tidak ada

Berapa kuantitas Brokoli Organik yang Anda jual pada masing-masing pembeli

tersebut ?

1) ....... kg 2) ....... kg 3) ....... kg 4) ....... kg

Bagaimana sistem pembayaran dari PT Agro Lestari dan pembeli lainnya ?

Page 121: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

106

1) Kontan (sebutkan pembeli yang membayar kontan, yaitu..............................)

2) Ditunda, sebutkan pembeli yang membayar dengan penundaan, yaitu :

......................... ditunda ..................... hari

......................... ditunda ..................... hari

...................................................................

Harga Brokoli Organik/kg (jika lebih dari 1 harga, mohon diberi penjelasan) :

Rp ............................................ Rp ........................................

Rp ............................................ Rp ........................................

Apakah Brokoli Organik hanya dijual secara tetap pada pembeli tertentu ?

(YA/TIDAK)

Jika YA, siapa pembeli tetap panen Brokoli Organik Anda ?

1) .............. 3) .................

2) .............. 4) .................

Sudah berapa lama pembeli tersebut menjadi pembeli tetap Anda ?

1).........................................tahun 3).......................................tahun

2).........................................tahun 4).......................................tahun

Apakah kerjasama anda dengan pembeli tetap dituangkan dalam kontrak ?

(YA/TIDAK)

Apakah kontrak tersebut tertulis ? (YA/TIDAK)

Apakah kontrak tersebut pernah diperbaharui ? (YA/TIDAK)

Jika YA, berapa kali kontrak tersebut perbah diperbaharui ? ..............kali

1.4 Sarana dan Prasarana

Darimana Anda mendapatkan sarana pertanian (pupuk, bibit dan alat pertanian)

untuk usaha Brokoli Organik Anda ? (Boleh lebih dari satu jawaban) :

1) PT Agro Lestari 2) Beli di......... 3) Lainnya,.............

Bagaimana sistem pembayaran pembelian sarana pertanian tersebut ?

1) Kontan (sebutkan tempat pembeliannya, yaitu ..................................... )

2) Ditunda, sebutkan tempat pembeliannya, yaitu :

......................... ditunda ..................... hari

......................... ditunda ..................... hari

....................................................................

Page 122: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

107

Apakah Anda sebagai pembeli tetap pada tempat penjualan sarana pertanian

tersebut ? (YA/TIDAK)

Apakah Anda terikat kontrak dengan tempat pembelian tetap sarana pertanian

tersebut ? (YA/TIDAK)

Page 123: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

108

Analisis Tingkat Kepentingan (Harapan) Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan harapan Anda mengenai tingkat

kepentingan atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 124: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

109

Analisis Tingkat Kinerja Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan pilihan Anda mengenai tingkat kinerja

atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 125: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

110

Kuisioner Untuk PT Agro Lestari

KUESIONER PENELITIAN

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK

PADA PT PT AGRO LESTARI DI CIBOGO

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Tanggal : No. Kuesioner :

Saya Windy Riwanti (H34096121) mahasiswi tingkat akhir pada program studi

Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor sedang melakukan pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Kesediaan

bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini

sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar

sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawankan. Informasi yang diperoleh dari

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan

akademik. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner

ini.

1. Nama Usaha :

2. Lokasi Usaha :

3. Profesi secara umum (pilih salah satu dan beri x) :

Penyalur atau pemasok brokoli organik (retailer)

Penjual brokoli organik

Lainnya, sebutkan ...............................................

4. Brokoli organik dan jumlah yang anda beli dari Petani :

..................... Jumlah : .........................(kg) per ........................ (hari/minggu)

5. Bagaimana anda memesan brokoli dari petani ?

...............................................................................................................................

6. Apakah Anda melakukan kontrak jual beli atau perjanjian tertulis dengan

Petani maupun Parung Farm ? Apabila ada, apa saja poin-poin dari isi

perjanjian tersebut ?

Page 126: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

111

...............................................................................................................................

7. Persyaratan atau kriteria apa saja yang anda ajukan mengenai brokoli organik

yang anda pesan dan dicantumkan dalam perjanjian jual beli ini ?

...............................................................................................................................

8. Kemana Anda menjual atau menyalurkan produk brokoli organik Anda ?

Langsung ke konsumen akhir

Disalurkan atau dipasok ke penyalur atau pembeli lagi

Kemana tujuan pasokan atau penjualan anda ?

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

9. Dalam memesan sejumlah brokoli organik, apakah permintaan konsumen

menjadi pertimbangan Anda ? Jelaskan alasannya ?

...............................................................................................................................

10. Apakah selama ini Petani dapat memenuhi pesanan Anda dari segi kualitas

maupun kuantitas ?

...............................................................................................................................

11. Apakah Anda menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam rantai

pasokan Anda mengenai permintaan konsumen ?

...............................................................................................................................

12. Bagaimana komunikasi yang Anda jalin ?

...............................................................................................................................

13. Apakah pesanan Anda datang tepat pada waktunya ?

...............................................................................................................................

14. Bagaimana kondisi Brokoli Organik yang Anda terima dari Petani ?

...............................................................................................................................

15. Berapa lama rata-rata daya tahan brokoli organik yang Anda beli dari Petani ?

........................ Hari.

16. Bagaimana Anda menanggapi keluhan dari Parung Farm terhadap produk yang

Anda jual ?

...............................................................................................................................

Page 127: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

112

17. Apakah Anda meneruskan keluhan yang datang dari Parung Farm kepada

petani?

...............................................................................................................................

Page 128: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

113

Analisis Tingkat Kepentingan (Harapan) Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan harapan Anda mengenai tingkat

kepentingan atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 129: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

114

Analisis Tingkat Kinerja Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan pilihan Anda mengenai tingkat kinerja

atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 130: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

115

Kuisioner Untuk Parung Farm

KUESIONER PENELITIAN

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK

PADA PT PT AGRO LESTARI DI CIBOGO

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Tanggal : No. Kuesioner :

Saya Windy Riwanti (H34096121) mahasiswi tingkat akhir pada program studi

Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor sedang melakukan pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Kesediaan

bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini

sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar

sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawankan. Informasi yang diperoleh dari

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan

akademik. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner

ini.

1. Nama Usaha :

2. Lokasi Usaha :

3. Profesi pembeli secara umum (pilih salah satu dan beri x) :

Penyalur atau pemasok brokoli organik (retailer)

Penjual brokoli organik

Lainnya, sebutkan ...............................................

4. Brokoli organik dan jumlah yang anda beli dari PT Agro Lestari :

..................... Jumlah : .........................(kg) per ........................ (hari/minggu)

5. Bagaimana anda memesan brokoli organik dari PT Agro Lestari ?

...............................................................................................................................

6. Apakah Anda melakukan kontrak jual beli atau perjanjian tertulis dengan PT

Agro Lestari ? Apabila ada, apa saja poin-poin dari isi perjanjian tersebut ?

...............................................................................................................................

Page 131: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

116

7. Persyaratan atau kriteria apa saja yang anda ajukan mengenai brokoli organik

yang anda pesan dan dicantumkan dalam perjanjian jual beli ini ?

...............................................................................................................................

8. Kemana Anda menjual atau menyalurkan produk brokoli organik Anda ?

Langsung ke konsumen akhir

Disalurkan atau dipasok ke penyalur atau pembeli lagi

Kemana tujuan pasokan atau penjualan anda ?

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

9. Dalam memesan sejumlah brokoli organik, apakah permintaan konsumen

menjadi pertimbangan Anda ? Jelaskan alasannya ?

...............................................................................................................................

10. Apakah selama ini PT Agro Lestari dapat memenuhi pesanan Anda dari segi

kualitas maupun kuantitas ?

...............................................................................................................................

11. Apakah Anda menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam rantai

pasokan Anda mengenai permintaan konsumen ?

...............................................................................................................................

12. Bagaimana komunikasi yang Anda jalin ?

...............................................................................................................................

13. Apakah pesanan Anda datang tepat pada waktunya ?

...............................................................................................................................

14. Bagaimana kondisi Brokoli Organik yang Anda terima dari PT Agro Lestari ?

...............................................................................................................................

15. Berapa lama rata-rata daya tahan brokoli organik yang Anda beli dari PT Agro

Lestari ? ........................ Hari.

16. Bagaimana Anda menanggapi keluhan dari konsumen produk yang Anda jual ?

...............................................................................................................................

17. Apakah Anda meneruskan keluhan yang datang dari konsumen kepada PT

Agro Lestari ?

Page 132: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

117

Analisis Tingkat Kepentingan (Harapan) Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan harapan Anda mengenai tingkat

kepentingan atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 133: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

118

Analisis Tingkat Kinerja Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan pilihan Anda mengenai tingkat kinerja

atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 134: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

119

Kuisioner Untuk Supermarket

KUESIONER PENELITIAN

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN BROKOLI ORGANIK

PADA PT PT AGRO LESTARI DI CIBOGO

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Tanggal : No. Kuesioner :

Saya Windy Riwanti (H34096121) mahasiswi tingkat akhir pada program studi

Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi Dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor sedang melakukan pengumpulan data yang akan

digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai tugas akhir. Kesediaan

bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini

sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap dan benar

sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawankan. Informasi yang diperoleh dari

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan

akademik. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner

ini.

Data Supermarket

1. Nama Usaha :

2. Lokasi Usaha :

3. Profesi pembeli secara umum (pilih salah satu dan beri x) :

Penyalur atau pemasok brokoli organik (retailer)

Penjual brokoli organik

Lainnya, sebutkan ...............................................

4. Brokoli organik dan jumlah yang anda beli dari Parung Farm :

..................... Jumlah : .........................(kg) per ........................ (hari/minggu)

5. Bagaimana anda memesan brokoli dari Parung Farm ?

Page 135: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

120

...............................................................................................................................

6. Apakah Anda melakukan kontrak jual beli atau perjanjian tertulis dengan

Parung Farm ? Apabila ada, apa saja poin-poin dari isi perjanjian tersebut ?

...............................................................................................................................

7. Persyaratan atau kriteria apa saja yang anda ajukan mengenai brokoli organik

yang anda pesan dan dicantumkan dalam perjanjian jual beli ini ?

...............................................................................................................................

8. Kemana Anda menjual atau menyalurkan produk brokoli organik Anda ?

Langsung ke konsumen akhir

Disalurkan atau dipasok ke penyalur atau pembeli lagi

Kemana tujuan pasokan atau penjualan anda ?

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

Lokasi : .............................................................

9. Dalam memesan sejumlah brokoli organik, apakah permintaan konsumen

menjadi pertimbangan Anda ? Jelaskan alasannya ?

...............................................................................................................................

10. Apakah selama ini Parung Farm dapat memenuhi pesanan Anda dari segi

kualitas maupun kuantitas ?

...............................................................................................................................

11. Apakah Anda menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam rantai

pasokan Anda mengenai permintaan konsumen ?

...............................................................................................................................

12. Bagaimana komunikasi yang Anda jalin ?

...............................................................................................................................

13. Apakah pesanan Anda datang tepat pada waktunya ?

...............................................................................................................................

14. Bagaimana kondisi Brokoli Organik yang Anda terima dari Parung Fram ?

...............................................................................................................................

15. Berapa lama rata-rata daya tahan brokoli organik yang Anda beli dari Parung

Farm ? ........................ Hari.

Page 136: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

121

16. Bagaimana Anda menanggapi keluhan dari konsumen terhadap produk yang

Anda jual ?

...............................................................................................................................

17. Apakah Anda meneruskan keluhan yang datang dari konsumen kepada Parung

Farm ?

...............................................................................................................................

Page 137: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

122

Analisis Tingkat Kepentingan (Harapan) Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan harapan Anda mengenai tingkat

kepentingan atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 138: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

123

Analisis Tingkat Kinerja Atribut Kemitraan

Beri tanda (v) pada kolom sesuai dengan pilihan Anda mengenai tingkat kinerja

atribut dalam pelaksanaan kemitraan dalam bisnis Brokoli Organik.

No Atribut Kemitraan 1 2 3 4

1. Kontrak dalam kerjasama

2. Keterbukaan informasi

3. Tingkat keuntungan

4. Akses permodalan

5. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

6. Kualitas produk

7. Penerapan standar budidaya

8. Tingkat penjualan

9. Harga jual produk

10. Penanggungan risiko secara adil

11. Upaya peningkatan keterampilan

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Penting

2 = Tidak Penting

3 = Penting

4 = Sangat Penting

Page 139: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

124

Indikator Kinerja Atribut Kemitraan dalam Rantai Pasokan Brokoli

Organik .

A. Kontrak dalam kerjasama

SB : Pelaku rantai pasok sangat mematuhi aturan kerjasama yang disepakati

B : Pelaku rantai pasok mematuhi aturan kerjasama yang disepakati

TB: Pelaku rantai pasok terkadang melanggar mematuhi aturan kerjasama

yang disepakati

STB : Pelaku rantai pasok banyak melanggar mematuhi aturan kerjasama

yang disepakati

B. Keterbukaan Informasi

SB : Informasi pasar sangat terbuka dan sangat mudah diakses pelaku rantai

B : Informasi pasar terbuka dan sangat mudah diakses pelaku rantai

TB : Informasi pasar kurang terbuka dan sangat mudah diakses pelaku rantai

STB : Informasi pasar tidak terbuka dan sangat mudah diakses pelaku rantai

C. Tingkat Keuntungan

SB : Pelaku rantai pasok memperoleh banyak keuntungan karena kemitraan

B : Pelaku rantai pasok memperoleh keuntungan karena kemitraan

TB : Pelaku rantai pasok tidak memperoleh keuntungan karena kemitraan

STB : Pelaku rantai pasok memperoleh kerugian karena kemitraan

D. Akses Permodalan

SB : Terdapat banyak bantuan modal dari pelaku rantai

B : Terdapat bantuan modal dari pelaku rantai

TB : Terdapat sedikit bantuan modal dari pelaku rantai

STB : Tidak terdapat bantuan modal dari pelaku rantai

E. Efisiensi biaya transaksi dan pemasaran

SB : Terdapat banyak komponen biaya transaksi dan pemasaran yang dapat

diminimalisir

B : Terdapat beberapa komponen biaya transaksi dan pemasaran yang dapat

diminimalisir

TB : Tidak terdapat banyak komponen biaya transaksi dan pemasaran yang

dapat diminimalisir

STB : Biaya transaksi dan pemasaran semakin mahal

F. Kualitas produk

Page 140: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

125

SB : Persentase produk bermutu banyak mengalami peningkatan

B : Persentase produk bermutu mengalami peningkatan

TB : Persentase produk bermutu tidak mengalami peningkatan

STB : Persentase produk bermutu banyak mengalami penurunan

G. Penerapan standar budidaya

SB : Standarnya sangat baik dan sangat mudah dicapai

B : Standarnya baik dan mudah dicapai

TB : Standarnya cukup sulit dicapai

STB : Standarnya terlalu sulit dicapai

H. Tingkat penjualan

SB : Penjualan sayuran sangat meningkat dibandingkan sebelum bermitra

B : Penjualan sayuran meningkat dibandingkan sebelum bermitra

TB : Penjualan sayuran tidak mengalami peningkatan dibandingkan sebelum

bermitra

STB : Penjualan sayuran mengalami penurunan dibandingkan sebelum

bermitra

I. Harga jual produk

SB : Harga jual sayuran jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum bermitra

B : Harga jual sayuran lebih tinggi dibandingkan sebelum bermitra

TB : Harga jual sayuran lebih rendah dibandingkan sebelum bermitra

STB : Harga jual sayuran jauh lebih rendah dibandingkan sebelum bermitra

J. Penanggungan risiko secara adil

SB : Risiko pemasaran produk selalu ditanggung bersama

B : Risiko pemasaran produk terkadang ditanggung bersama

TB : Risiko pemasaran produk jarang ditanggung bersama

STB : Risiko pemasaran produk tidak pernah ditanggung bersama

K. Upaya peningkatan keterampilan

SB : Petani sangat sering mendapat bimbingan teknis (2 bulan sekali)

B : Petani sering mendapat bimbingan teknis (4 bulan sekali)

TB : Petani jarang mendapat bimbingan teknis (6 bulan sekali)

STB : Petani sangat jarang mendapat bimbingan teknis (1 tahun sekali)

Page 141: Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT ... · brokoli organik yang didistribusikan langsung kepada supermarket yang sesuai dengan pesanan yang datang. Aliran informasi

126

Lampiran 3. Dokumentasi Lokasi Penelitian

Pemotongan brokoli dari pohon Pengangkutan brokoli organik

Brokoli yang telah dikemas

Merek dagang Lotte Mart

Gudang penyimpanan Parung Farm Salah satu supermarket pelaku rantai

Salah satu lahan produksi brokoli organik Pohon brokoli

organik