MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip...

106
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER REJEKI INDRAMAYU SEFITIANA WULAN SARI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Transcript of MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip...

Page 1: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI

DI CV. SUMBER REJEKI INDRAMAYU

SEFITIANA WULAN SARI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Produksi Ikan

Teri Nasi di CV. Sumber Rejeki Indramayu adalah karya saya sendiri dengan

arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Juli 2012

Sefitiana Wulan Sari

C44080085

Page 3: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

ABSTRAK

SEFITIANA WULAN SARI, C44080085. Manajemen Produksi Ikan Teri Nasi

di CV. Sumber Rejeki Indramayu. Dibimbing oleh TRI WIJI NURANI dan

RETNO MUNINGGAR.

Indramayu merupakan daerah penghasil ikan teri nasi yang cukup besar di Jawa

Barat. Ikan teri nasi memiliki nilai jual yang tinggi karena merupakan ikan

ekspor, sehingga banyak bermunculan perusahaan pengolahan ikan teri di

Kabupaten Indramayu, salah satunya adalah CV. Sumber Rejeki. Tujuan dari

penelitian ini untuk membandingkan praktis dan teoritis manajemen usaha ikan

teri nasi di CV. Sumber Rejeki yang meliputi: 1) manajemen bahan baku; 2)

manajemen produksi ikan teri nasi mulai dari tahap pengolahan sampai dengan

tahap pemasaran; dan 3) manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode

yang digunakan untuk antara lain adalah analisis teknis dan deskriptif, analisis

klasifikasi pola produksi, serta analisis mutu menggunkaan peta kendali p. Teknik

pengumpulan data menggunakan snowball sampling dengan cara pengamatan dan

wawancara terhadap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen

bahan baku di CV. Sumber Rejeki belum baik karena kurangnya pengawasan

terhadap bahan baku. Perbedaan harga ikan teri nasi antara nelayan dan bakul Rp

1.000 hingga RP 2.000. Proses pengolahan ikan teri nasi pada umumnya terdiri

dari dua proses yang akan terbagi menjadi proses-proses yang lebih rinci,

sedangkan dalam pemasaran produk ekspor, CV. Sumber Rejeki bekerja sama

dengan perusahaan pengekspor. Produk chirimen adalah produk ikan teri nasi

ekspor yang memiliki standar mutu tersendiri, berdasarkan analisis mutu, maka

mutu produk ikan teri nasi CV. Sumber Rejeki berada pada batas luar kendali

(tidak terkontrol). Penjualan produk CV. Sumber Rejeki pada tahun 2011 adalah

80% (222.525 kg) merupakan produk domestik dan 20% (55.072 kg) produk

ekspor.

Kata kunci: bahan baku, produksi, teri nasi, Indramayu.

Page 4: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

ABSTRACT

SEFITIANA WULAN SARI, C44080085. Management of Anchovy Production

at CV. Sumber Rejeki Indramayu. Superviced by TRI WIJI NURANI and

RETNO MUNINGGAR.

Indramayu is the big anchovy producer in West Java. Anchovy has high selling

price fish export, so it caused a lot of processing anchovy companies springing up

in Indramayu, one of the company is CV. Sumber Rejeki. So the purposes of this

research is to compare practical and theoretical management business of anchovy

in CV. Sumber Rejeki, which includes: 1) find out the management of the

anchovy raw material; 2) review management production of anchovies start from

processing until marketing; and 3) assessing quality management anchovy’s dry

products. The methods which used are technical and descriptive analysis, analysis

of the classification of production pattern, and quality control analysis using

quality control p chart. Collecting data used techniques snowball sampling by

observations and an interview with samples. The result showed that the

management of raw materials in CV. Sumber Rejeki has not been good for lack of

control on raw material. The difference in price anchovy between fishermen and

the suppliers is Rp 1.000 up to Rp 2.000. Processing anchovy in general are

consisting of two processes that will be divided into the processes that more

detail, meanwhile in the marketing export products, CV. Sumber Rejeki cooperate

with exporting company. Chirimen product is having quality standard, based on

quality analysis, quality of anchovies product by CV. Sumber Rejeki is

uncontrolled. They sale 80% (222.525 kg) domestic products and 20% (55.072

kg) export products.

Key words: raw material, production, anchovy, Indramayu.

Page 5: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

© Hak Cipta IPB, Tahun 2012

Hak cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar

IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

Page 6: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI

DI CV. SUMBER REJEKI INDRAMAYU

SEFITIANA WULAN SARI

C44080085

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 7: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

Judul Penelitian : Manajemen Produksi Ikan Teri Nasi di CV. Sumber Rejeki

Indramayu

Nama : Sefitiana Wulan Sari

NRP : C44080085

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui

Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

Dr.Ir. Tri Wiji Nurani, M.Si. Retno Muninggar, S.Pi., ME

NIP 19650624 198903 2 002 NIP 19780718 200501 2 002

Diketahui

Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc.

NIP 19621233 198703 1 001

Tanggal sidang : 16 Juli 2012 Tanggal lulus :

Page 8: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

PRAKATA

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana

pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan di Kabupaten Indramayu pada bulan Maret hingga April 2012 ini

adalah Manajemen Produksi Ikan Teri Nasi di CV. Sumber Rejeki Indramayu.

Penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan manajemen terpadu produksi ikan

teri nasi yang efektif dan efisien.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1) Dr. Ir. Tri Wiji Nurani, M.Si. sebagai ketua pembimbing dan Retno

Muninggar, S.Pi, ME sebagai anggota pembimbing yang telah membantu dan

memberikan arahan;

2) H. Ikhwan, pemiliki CV. Sumber Rejeki Indramayu;

3) Dr. Eko Sri Wiyono, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji dan komisi pendidikan

Dr. Ir. Muhammad Imron, M.Si yang telah memberikan saran;

4) Orangtua saya (H. Carmin Iswahyudi dan Hj. Ena’ah) atas cinta, kasih sayang,

doa dan dukungan kepada penulis;

5) Adik-adik (Vicianty Meista Sari dan Tyalintika Angelinrizki Sari) serta Abang

(Noviandi Herlingga) atas semangat, dukungan dan doa untuk penulis;

6) Sahabat, teman dan PSP 45 atas dukungan dan kebersamaannya;

7) Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Juli 2012

Sefitiana Wulan Sari

Page 9: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 5

September 1989 dari pasangan H. Carmin Iswahyudi dan

Hj. Ena’ah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara.

Penulis lulus dari SMA Negeri 11, Bandung pada

tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima di

Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN dan

terdaftar menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Program

Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap.

Selama berkuliah, penulis menjadi staf divisi PMB (Pengembangan Minat

dan Bakat) di HIMAFARIN pada periode 2010-2011. Penulis melakukan

penelitan dan menyusun skripsi dengan judul “Manajemen Produksi Ikan Teri

Nasi di CV. Sumber Rejeki Indramayu” untuk memperoleh gelar Sarjana

Perikanan pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap,

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Penulis melakukan ujian akhir

sarjana pada tanggal 16 Juli 2012.

Page 10: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.................................................................................................... vi

DAFTAR GAMABAR............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ viii

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................ 3

1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 3

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teri Nasi......................................................................................................... 4

2.1.1 Morfologi dan klasifikasi ikan teri........................................................ 4

2.1.2 Tingkah laku dan makanan ikan teri..................................................... 6

2.1.3 Habitat dan penyebaran ikan teri…………………………………….. 7

2.1.4 Produksi penangkapan……………………………………………….. 7

2.2 Deskripsi Produk............................................................................................ 8

2.2.1 Produk ikan teri nasi segar.................................................................... 8

2.2.2 Produk ikan teri nasi kering.................................................................. 8

2.3 Manajemen Produksi...................................................................................... 9

2.3.1 Proses produksi...................................................................................... 11

2.3.2 Strategi produksi.................................................................................... 12

2.3.3 Proses produksi ikan teri nasi kering..................................................... 13

2.4 Aspek Teknologi Penangkapan...................................................................... 14

2.4.1 Kapal penangkapan teri......................................................................... 14

2.4.2 Alat penangkapan teri............................................................................ 15

2.4.3 Nelayan.................................................................................................. 16

2.5 Teknologi Penangkapan dan Pengolahan....................................................... 16

2.5.1 Penanganan (Handling)......................................................................... 16

2.5.2 Pengolahan ........................................................................................... 17

2.6 Pengawetan dan Penggaraman....................................................................... 18

2.6.1 Penggaraman......................................................................................... 18

2.6.2 Pengeringan .......................................................................................... 20

2.7 Mutu .............................................................................................................. 21

2.8 Pemasaran....................................................................................................... 22

2.9 Produksi Teri di Kabupaten Indramayu......................................................... 22

Page 11: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 24

3.2 Peralatan......................................................................................................... 24

3.3 Metode Pengambilan Data............................................................................. 24

3.4 Metode Analisis Data..................................................................................... 26

3.5.1 Analisis deskriptif................................................................................. 26

3.5.2 Analisis teknis........................................................................................ 26

3.5.2 Analsis klasifikasi pola produksi........................................................... 26

3.5.3 Analisis mutu......................................................................................... 27

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Perusahaaan.......................................................................... 30

4.1.1 Sejarah perusahaan................................................................................ 30

4.1.2 Lokasi.................................................................................................... 30

4.1.3 Fasilitas dan sarana perusahaan............................................................. 31

4.2 Manajemen Bahan Baku................................................................................ 38

4.2.1 Pengadaan bahan baku.......................................................................... 38

4.2.2 Manajemen penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu....... 41

4.3 Manajemen Produksi...................................................................................... 48

4.3.1 Proses timbang 1................................................................................... 50

4.3.2 Receiving............................................................................................... 51

4.3.3 Proses 1................................................................................................. 51

4.3.4 Proses 2................................................................................................. 56

4.3.5 Penyimpanan......................................................................................... 60

4.4 Manajemen Mutu........................................................................................... 61

4.4.1 Sumber bahan baku.............................................................................. 62

4.4.2 Penanganan bahan baku....................................................................... 63

4.5 Manajemen Pemasaran................................................................................... 68

4.6 Pembahasan.................................................................................................... 71

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 77

5.2 Saran.............................................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 79

LAMPIRAN............................................................................................................. 83

v

Page 12: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Volume ekspor ikan teri Indonesia tahun 2006-2010...…….……...………… .. 2

2 Kandungan gizi teri segar dan olahan ………………………………………. ... 9

3 Data produksi teri di Kabupaten Indramayu selama periode tahun

2007 – 2011......................................................................................................... 23

4 Contoh tabel untuk pencatatan peta kendali p……………………………….. .. 29

5 Data produksi ikan teri di ppi dadap tahun 2007-2011……………………. ...... 31

6 Jenis dan jumlah alat tangkap di Kabupaten Indramayu tahun 2008............... ... 40

7 Standar mutu produk teri nasi chirimen…………………………………… ..... . 65

8 Data produksi teri nasi cv. sumber rejeki tahun2011 yang digunakan

untuk perhitungan analisis peta kendali p……………………………….. . …… 67

9 Data realisasi penjualan ikan teri nasi asin (domestik) dan ikan teri nasi

kering (ekspor) CV. Sumber Rejeki, tahun 2011 ………….…………………. . 71

vi

Page 13: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Ikan teri nasi…..……………………………………………………………… 5

2 Sistem proses produksi ……………………………………………………… . 9

3 Bentuk dan bagian-bagian pada alat tangkap payang ………….................... ... 16

4 Blong wadah ikan teri nasi …………………………………………………… 33

5 Boks fiber tempat ikan teri nasi ………………….…………………………… 33

6 Irig tempat ikan teri nasi ……………………………………………………… 33

7 Timbangan duduk dan timbangan gantung ikan teri nasi…………………… .. 34

8 Bak pencucian ikan teri nasi………………………………………………… .. 34

9 Kerangka penirisan ikan teri nasi……………………………………………. .. 35

10 Bak perebusan ikan teri nasi rebus……………..……. ........ ………………….. 35

11 Sanoko tempat menjemur ikan teri nasi ……………………………………... . 36

12 Rak penjemuran ikan teri nasi ……………………………………………...... . 36

13 Cold storage penyimpanan ikan teri nasi………………………………........... 36

14 Alat yang digunakan mendistribusikan ikan teri nasi ………………………. .. 37

15 Tempat penyimpanan irig wadah ikan teri nasi………………………………. 37

16 Distribusi pemasaran ikan teri nasi berdasarkan mutu………………………... 41

17 Jumlah total produksi teri nasi (catch) tahun 2007–2011 di Kabupaten

Indramayu …………… ..................................................................................... 47

18 Pola musim penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu .................... 47

19 Diagram alir proses pengolahan produk teri nasi kering chirimen dan

produk teri nasi asin di CV. Sumber Rejeki………….………………….......... 61

20 Pemisahan ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki berdasarkan mutu…………… 63

21 Peta kendali p mutu produk ikan teri nasi CV. Sumber Rejeki, Indramayu

yang dibuat berdasarkan data yang ditunjukan pada Tabel 8…………… ........ 66

22 Rantai pemasaran ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu………………….. ... 69

23 Diagram pemasaran produk chirimen di CV. Sumber Rejeki………………… 70

vii

Page 14: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peta lokasi penelitian……….....………………………..................................... 83

2 Layout di unit pengolahan CV. Sumber Rejeki Indramayu…………………… 84

3 Gambar kapal payang dan mesin yang digunkaan nelayan teri nasi di

Kabupaten Indramayu..………………………...…………………………….... 85

4 Desain alat tangkap payang teri di Kabupaten Indramayu................................. 86

5 Perhitungan konsumsi solar pada payang teri..………………………………… 87

6 Gambar kondisi ikan teri nasi sesaat setelah didaratkan.................................... 88

7 Proses pengolahan ikan teri nasi......................................................................... 89

viii

Page 15: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai sumberdaya perikanan

laut yang cukup besar. Produksi sumber daya ikan di laut Indonesia merurut KKP

(2010), meningkat rata-rata 2,87% per tahun, yaitu dari 3.807.191 ton pada tahun

2000 menjadi 5.039.446 ton pada tahun 2010. Salah satu produksi perikanan laut

yang meningkat cukup tajam adalah ikan teri, dalam periode 2000-2010

peningkatannya hingga sekitar 11,89% (KKP, 2010).

Perikanan, seperti halnya sektor ekonomi yang lain, merupakan salah satu

aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa (Fauzi

2006). Salah satu produksi perikanan tersebut adalah ikan teri. Ikan teri ini telah

banyak memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat perikanan tangkap,

karena selain cukup mudah dalam operasi penangkapannya, dalam pengolahan

dan penjualannya pun cukup mudah serta harga penjualannya yang cukup tinggi.

Tinggi atau rendahnya harga ikan teri ini bergantung dari cara pengolahannya

untuk menjaga mutu. Teri merupakan salah satu komoditas yang berperan penting

dalam kehidupan manusia. Ikan teri adalah salah satu produk perikanan pelagis

yang mempunyai nilai ekonomis penting untuk konsumsi domestik atau ekspor.

Selain lezat, teri juga mengandung nilai gizi yang tinggi dengan kandungan

protein dan kalsium yang relatif besar. Namun, sifatnya yang mudah rusak

(perishable commodity) karena ukuran tubuh ikan teri yang kecil menuntut untuk

ditangani dengan baik agar harga jual ikan teri tersebut tinggi. Proses

pembusukan pada ikan tidak mungkin dihindari, tetapi hanya bisa dihambat.

Salah satu caranya adalah dengan menekan pertumbuhan mikroba-mikroba

pembusuk yang dapat dilakukan dengan membuat kondisi lingkungan yang tidak

sesuai untuk pertumbuhannya.

Proses pengeringan ikan teri asin akan mengurangi kadar air dalam tubuh ikan

dan menjadi faktor penghambat pertumbuhan mikroba. Menurut Huss (1994),

pengasinan adalah suatu proses pengolahan ikan dengan cara memberikan garam,

sehingga mempunyai kandungan garam sangat tinggi yang kemudian dikeringkan.

Pengolahan ikan teri nasi asin ini dengan cara penggaraman atau yang biasa

Page 16: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

2

disebut pengasinan. Cara tersebut merupakan cara dalam pengolahan ikan teri nasi

asin yang dipasarkan di pasar lokal atau dalam negeri.

Cara lain untuk mencegah turunnya mutu ikan teri nasi tersebut dengan

mengolah ikan teri nasi menjadi produk ikan teri nasi kering atau yang biasa

disebut ikan teri nasi chirimen, yang dipasarkan ke luar negeri (ekspor). Produk

chirimen membutuhkan penanganan dan pengolahan yang khusus agar mutu

produk chirimen tetap terjaga. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen dalam

mengolah ikan teri nasi, sehingga harga jualnya tetap tinggi.

Pemenuhan terhadap standar mutu internasional yang stabil akan

meningkatkan kepercayaan luar negeri terhadap mutu suatu produk yang pada

akhirnya mampu memberikan sumbangan bagi devisa negara, karena teri

merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia (Wahyuni 1999). Ikan

teri dari Indonesia telah banyak diekspor ke beberapa negara, seperti Jepang,

Cina, Hongkong, Taiwan, Filipina, Malaysia, Singapura dan juga Amerika.

Menurut KKP (2010), volume ekspor ikan teri Indonesia tiap tahun mengalami

peningkatan, pada tahun 2007-2008 kenaikannya mencapai 88,85%. Tahun 2009

nilai volume ekspor ikan teri Indonesia sebesar 8.477.445 US$ sedangkan pada

tahun 2010 12.136.288 US$.

Tabel 1 Volume ekspor ikan teri Indonesia tahun 2006-2010

Tahun Produksi (Kg)

2006 3.512.670

2007 3.731.355

2008 7.046.722

2009 1.367.371

2010 2.318.288

Sumber: KKP (2010)

Ikan teri nasi merupakan sumber daya neritik, karena penyebarannya

terutama adalah di perairan dekat pantai. Sedangkan menurut Dahuri (2003) vide

Supriyadi (2008), ikan teri nasi (Stolephorus comerrsonii) adalah sumber daya

ikan pelagis kecil yang memiliki arti ekonomis penting bagi perikanan Indonesia

selain ikan layang (Decapterus spp.), selar (Selaroides spp.), japuh (Dussumieria

spp.), tembang (Sardinella fimbriata), lemuru (Sardinella longiceps), dan

kembung (Rastrelliger spp.). Sumber daya ikan termasuk kedalam kelompok

Page 17: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

3

sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) yang

regenerasinya tergantung pada kelangsungan proses biologi (reproduksi).

Perairan Kabupaten Indramayu merupakan perairan yang subur dan

memiliki potensi sumber daya perikanan yang cukup besar. Salah satu sumber

daya perikanan yang ada di perairan ini adalah ikan teri nasi. Perairan Kabupaten

Indramayu merupakan tempat penangkapan ikan teri nasi yang cukup besar di

Jawa Barat, dengan nilai produksi hasil tangkapan ikan teri Rp. 111.065.842

(KKP, 2010).

Salah satu perusahaan pengolah teri nasi adalah CV. Sumber Rejeki.

Perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Indramayu ini memiliki kualitas

produksi yang cukup diperhitungkan diantara perusahaan yang sama di Kabupaten

Indramayu. CV. Sumber Rejeki memproduksi ikan teri nasi untuk tujuan ekspor

yang biasa disebut ikan teri nasi (chirimen) dan juga ikan teri nasi untuk tujuan

lokal seperti ikan teri nasi asin. Penelitian dikhususkan untuk membandingkan

praktis dan teoritis usaha ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki.

1.2 Tujuan Penelitian

Membandingkan praktis dan teoritis manajemen usaha ikan teri nasi di

CV. Sumber Rejeki yang meliputi:

1) manajemen bahan baku (ikan teri nasi) di CV. Sumber Rejeki

2) manajemen produksi ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki Indramayu mulai

dari tahap pengolahan sampai dengan tahap pemasaran; dan

3) manajemen mutu produk ikan teri nasi kering.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

membuka wawasan untuk mahasiswa mengenai kegiatan manajemen terpadu

produksi ikan teri nasi kering pada suatu daerah. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kabupaten Indramayu umumnya dan

CV. Sumber Rejeki khususnya dalam upaya peningkatan produktivitas, sehingga

produksi dapat dilakukan lebih efektif.

Page 18: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teri Nasi

Ikan teri nasi merupakan ikan ekonomis penting jenis pelagis kecil yang

sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Sedikitnya terdapat sembilan jenis

ikan teri yang tersebar di seluruh perairan Indonesia (Nontji 2005). Salah satu

jenis ikan teri adalah teri nasi (Stolephorus commerrsoni) (Saanin 1984).

Teri banyak ditangkap karena mempunyai arti penting sebagai bahan

makanan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai ikan segar maupun ikan kering

(Nontji 2005). Ikan teri nasi merupakan sumber protein dan kalsium yang penting

bagi rakyat Indonesia. Kandungan gizi teri segar per 100 gram meliputi energi 77

Kkal; protein l6 gr; lemak 1.0 gr; kalsium 500 mg; fosfor 500 mg; besi 1.0 mg;

Vitamin A RE 47; dan Vit B 0.05 mg (Enoch 1973 vide Syaifudin et al. 2008).

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kandungan tertinggi dari ikan

teri nasi adalah protein, yaitu dalam 100 gram ikan teri terdapat 16 gram protein.

Jumlah protein dalam ikan teri nasi dapat menggantikan jumlah protein yang

terkandung dalam telur, susu dan beberapa daging hewani, dalam hal ini dengan

mengacu pada jumlah perbandingan tiap bahan yang sama.

Selain dikonsumsi, manfaat lainnya adalah sebagai umpan hidup untuk

menangkap ikan cakalang di Indonesia pada perikanan huhate. Hal tersebut

menggambarkan betapa pentingnya ikan teri nasi bagi perikanan Indonesia. Oleh

karena itu, maka informasi biologi, seperti morfologi, tingkah laku, habitat dan

penyebaran ikan teri nasi sangat diperlukan sebagai landasan bagi upaya

penangkapannya.

2.1.1 Morfologi dan klasifikasi ikan teri

Klasifikasi lengkap ikan teri nasi menurut Saanin (1984) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Page 19: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

5

Ordo : Malacopterygii

Famili : Clopeidae

Subfamili : Engraulidae

Genus : Stolephorus

Spesies : Stolephorus commersonii

Sumber : http://fishbase.org/Photos/PicturesSummary.php 2011

Gambar 1 Ikan teri nasi

Ikan teri dikenal juga sebagai anchovy, umumnya berukuran kecil antara

6-9 cm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya Stolephorus commersonnii

dan Stolephorus indicus yang panjangnya dapat mencapai 17,5 cm. Ikan ini

umumnya menghuni perairan dekat pantai dan estuaria, hidup bergerombol

(Hutomo et al. 1987).

Ikan teri nasi memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga dapat

dibedakan dari marga-marga anggota Engraulinae. Ciri-ciri tersebut yaitu,

memiliki sirip ekor (caudal) cagak dan tidak bersambung dengan sirip dubur

(anal) serta duri abdominal hanya terdapat antara sirip pektoral dan ventral yang

berjumlah tidak lebih dari 7 buah, umumnya tidak berwarna atau kemerah-

merahan. Ikan teri mempunyai bentuk tubuh bulat memanjang (fusiform) dan

termampat samping (compressed) dengan sisik-sisik berukuran kecil dan tipis

serta mudah lepas, bagian samping tubuhnya terdapat garis putih keperakan

seperti selempang yang memanjang dari kepala sampai ekor. Tulang atas rahang

memanjang mencapai celah insang. Sirip dorsal umumnya tanpa duri pradorsal,

sebagian atau seluruhnya terletak di belakang anus pendek dengan jari-jari lemah

sekitar 16-23 buah (Hutomo et al. 1987).

Page 20: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

6

Teri nasi sangat mudah dibedakan dengan jenis teri lainnya, karena

warnanya putih transparan dan ukurannya lebih kecil. Sedangkan teri, warnanya

putih transparan, ukurannya jauh lebih besar dari teri nasi, warna abdomen

keperakan (silvery colour), kepala lebih pendek dibandingkan teri merah, dengan

selempang lateral relatif lebih kecil. Ikan teri merah mempunyai ukuran lebih

besar dari teri nasi, kepala lebih pendek dibandingkan teri putih, warna daging

agak kemerahan, selempang perak lateral lebih tebal, bagian abdomen berwarna

keperakan. Pemberian nama teri hitam oleh nelayan dan pengepul adalah karena

warnanya yang relatif lebih kotor dibandingkan teri merah dan teri putih. Dalam

hasil tangkapan, ikan teri hitam mudah diidentifikasi dari warna daging yang lebih

kotor dibanding teri merah, kepala panjang menyerupai teri merah, serta

ukurannya yang lebih besar dibanding teri nasi (Setyohadi et al. 2001).

Supriyadi (2008) menyatakan bahwa, nama ilmiah (Scientific name) untuk

jenis ikan teri nasi (berdasarkan cirri morfologis, dan morfometri) masih belum

diidentifikasi tuntas. Hal ini disebabkan oleh kecilnya ukuran ikan, sampel sangat

mudah rusak, serta petunjuk dari identifikasi belum pernah disinggung ciri yang

sesuai dengan ikan tersebut (Setyohadi et al. 2001). Tumulyadi et al. (2000)

mengidentifikasi ikan teri nasi sebagai Stolephorus devisi. Sedangkan menurut

Nontji (2005) larva ikan teri yang masih kecil dan transparan biasa disebut

sebagai ikan teri nasi.

2.1.2 Tingkah laku dan makanan ikan teri

Ikan teri jenis Stolephorus indicus dan Stolephorus commersonii memiliki

tubuh yang berukuran relatif lebih besar daripada jenis lainnya ini memiliki sifat

lebih soliter, karenanya tertangkap nelayan dalam jumlah kecil. Meski demikian,

ikan teri jenis lainnya hidup dalam gerombolan, terutama jenis yang berukuran

kecil, yang terdiri dari ratusan sampai ribuan ekor. Ikan teri yang berkelompok

(schooling) memiliki respon yang positif terhadap cahaya, namun ikan teri

memiliki kepekaan yang tinggi terhadap reaksi yang berupa gerakan yang berasal

dari luar (Hutumo et al. 1987).

Delsman (1931) vide Hutomo (1987) mengatakan bahwa, jenis-jenis

Stolephorus berkelamin terpisah, ada yang jantan dan ada yang betina. Ikan teri

di Laut Jawa memijah pada malam hari dan pada malam hari berikutnya menetas

Page 21: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

7

dan keluar larvanya. Puncak-puncak pemijahan Stolephorus ini ternyata

bersamaan dengan perubahan musim, dari musim barat laut ke musim tenggara

antara bulan April dan Mei dan sebaliknya antara Desember ke Januari (Dalzell &

Wankowski 1980 vide Hutomo et al. 1987).

Harndenberg (1934) vide Hutomo et al. (1987) menyatakan bahwa

makanan ikan teri umumnya terdiri dari organisme pelagik, meskipun

komposisinya berbeda untuk masing-masing spesies. Jenis-jenis yang berukuran

kecil seperti Stolephorus devisi dan Stolephorus heterolobus terutama memangsa

krustae kecil seperti Copepoda.

2.1.3 Habitat dan penyebaran ikan teri

Ikan teri bersifat pelagik dan menghuni perairan pesisir dan estuaria, tetapi

beberapa jenis dapat hidup pada salinitas rendah antara 10-15% (Hardenberg 1934

vide Hutomo et al. 1987). Berdasarkan sifatnya, ikan teri hidup bergerombol,

walau ada beberapa diantara jenis teri tersebut hidup lebih soliter. Ikan teri sering

melakukan migrasi, sehingga ikan teri memiliki daerah penyebaran yang

dipengaruhi oleh perubahan musim pada daerah tertentu. Pola musim ikan teri itu

sendiri terjadi secara periodik setiap tahunnya (Hutomo et al. 1987).

Ikan teri mempunyai daerah penyebaran yang luas di daerah Indo-Pasifik

bahkan sampai ke daerah Tahiti dan Madagaskar (Nontji 2005). Penyebaran ikan

teri di Indonesia di wilayah antara 95oBT -

140

oBT dan 10

oLU - 10

oLS, dengan

kata lain mencakup hampir di seluruh wilayah Indonesia (DJPT, 1987 vide

Mayrita 2010).

2.1.4 Produksi penangkapan

Dirjen Perikanan (1986) vide Hutomo et al. (1987) melaporkan bahwa

produksi ikan teri (Stolephorus spp) di perairan Indonesia sebanyak 109.299 ton

dengan nilai Rp 33.130.934.000. Wilayah perairan Indonesia terbagi atas sebelas

wilayah perairan dari bagian Barat Sumatera hingga Maluku/Irian. Wilayah

Selatan Sulawesi dan perairan Utara Jawa merupakan wilayah yang menghasilkan

produksi ikan teri paling banyak, yaitu masing-masing 25.791 ton atau 23,58%

dan 21.252 ton atau 19,44%.

Page 22: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

8

Wilayah Selatan Sulawesi meliputi perairan Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Tenggara, sedangkan wilayah periaran Utara Jawa meliputi perairan

DKI Jaya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan juga Jawa Timur. Wilayah perairan Jawa

Timur memiliki jumlah produksi ikan teri lebih banyak dari pada wilayah perairan

lain di perairan Utara Jawa, yakni 172.921 ton (KKP, 2010).

2.2 Deskripsi Produk

2.2.1 Produk ikan teri nasi segar

Produk ikan yang dipasarkan bentuknya sangat bervariasi.

Keanekaragaman tersebut akan semakin bervariasi seiring dengan permintaan

pasar. Ikan segar merupakan salah satu contoh jenis produk yang banyak diminati

konsumen. Ikan segar memiliki pengertian sebagai ikan yang baru saja ditangkap,

belum mengalami pengawetan, atau yang sudah diawetkan hanya dengan

pendingin (Ilyas 1983 vide Syafitri 2007).

Suhu penyimpanan terbaik untuk ikan segar adalah -1 oC, sedangkan untuk

titik beku berkisar antara -1,1 oC sampai -2,2

oC. Sedangkan untuk ikan teri nasi,

penyimpanannya menggunakan bantuan garam dan es, tidak ada yang dibekukan

untuk mengawetkannya karena ikan teri nasi merupakan ikan yang mudah rusak.

2.2.2 Produk ikan teri nasi kering

Ikan teri merupakan sumber nutrisi yang penting bagi masyarakat

Indonesia. Menurut Opstvedt (1988) vide Sedjati (2006), pada umumnya ikan teri

mengandung protein sekitar 16%, namun proses penggaraman pada pengolahan

ikan secara tradisional mengakibatkan hilangnya protein ikan yang mencapai 5%,

tergantung pada kadar garam dan lama penggaraman.

Ikan teri dapat diolah menjadi berbagai macam produk, seperti ikan teri

asin, teri tawar dan teri lempeng. Teri nasi di Kabupaten Indramayu diolah

menjadi teri nasi asin dan teri nasi kering chirimen. Untuk memproduksi ikan teri

nasi asin dan teri nasi chirimen ini cukup berbeda, karena teri nasi chirimen tidak

menggunakan garam atau hanya sedikit saja menggunakan garam dalam proses

pembuatannya sedangkan teri nasi asin menggunakan garam dalam

pembuatannya.

Page 23: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

9

Tabel 2 Kandungan gizi teri segar dan olahan

Kandungan Gizi Jenis Olahan

Segar Kering Tawar Kering Asin

Energi (Kkal) 77 331 193

Protein (gram) 16 68.7 42

Lemak (gram) 1 4.2 1.5

Kalsium (mg) 500 2381 2000

Fosfor (mg) 500 1500 300

Besi (mg) 1 23.4 2.5

Vitamin A (RE) 47 62 -

Vitamin B (RE) 0.05 0.1 0.01

Air (%) 80 16.7 40 Sumber: Enoch 1973 vide Syaifudin et al. 2008

2.3 Manajemen Produksi

Secara umum, definisi sistem produksi menurut Buffa dan Sarin (1996)

adalah sebagai alat yang digunakan untuk mengubah masukan sumber daya guna

menciptakan barang dan jasa yang berguna sebagai keluaran. Rangkaian

masukan-konversi-keluaran merupakan cara yang berguna untuk

mengkonseptualisasikan sistem produksi, dimulai dengan unit terkecil yang

dinamakan operasi.

Sistem produksi memiliki tiga komponen utama, yaitu masukan (input),

keluaran (output) dan proses (process), atau Dessler (2004) vide Sule dan

Saefullah (2008) menyebutkan sebagai proses konversi (conversion process).

Ketiga komponen ini dapat dilihat dalam Gambar 2.

Sumber: Sule dan Saefullah (2008)

Gambar 2 Sistem proses produksi

Berdasarkan Gambar 2 di atas, komponen pertama dari sistem proses

produksi adalah faktor masukan atau input. Masukan berupa bahan baku, tenaga

Masukan

Keluaran Langsung

1. Barang

2. Jasa

Keluaran Tidak Langsung

1. Upah/gaji

2. Dampak lingkungan

3. Dampak sosial

1. Bahan baku

2. Tenaga kerja

3. Informasi pasar

4. Kebutuhan

konsumen

5. Kebutuhan pemilik

perusahaan

6. Modal

7. Mesin

1. Transportasi

2. Prosedur

3. Teknologi

4. Sistem produksi

5. Proses produksi

6. Pengelolaan mesin

7. Monitoring

pegawai

Konversi Keluaran

Page 24: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

10

kerja, modal, maupun informasi yang dibutuhkan untuk proses produksi.

Keseluruhan bahan baku tersebut kemudian dikelola melalui sebuah proses

konversi untuk menghasilkan sebuah keluaran yang diharapkan. Proses konversi

biasa berupa sistem produksi yang digunakan, monitoring pegawai, maupun

teknologi transportasi yang digunakan dalam rangkaian proses produksi yang

dilakukan. Adapun keluaran dari proses konversi dapat berupa keluaran langsung,

yaitu berupa barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen maupun keluaran

tidak langsung yang dapat berupa pembayaran gaji atau upah kepada tenaga kerja,

limbah produksi yang memberikan dampak lingkungan, dan lain-lain (Sule &

Saefullah 2008).

Dessler (2004) vide Sule dan Saefullah (2008) mengatakan, terdapat empat

elemen mendasar dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan desain

sistem produksi. Keempat persyaratan tersebut menyangkut: (1) lokasi kegiatan

produksi; (2) tipe proses produksi yang akan dijalankan; (3) rancangan rumah

produksi; (4) rancangan sistem produksi yang akan dijalankan. Dengan demikian,

sistem produksi tidak hanya menyangkut bagaimana masukan (input) diubah

menjadi keluaran (output), akan tetapi dimulai dari penentuan lokasi hingga

desain sistem produksi yang akan dijalankan.

Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan

secara optimal penggunaan sumberdaya (atau sering disebut faktor-faktor

produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya-

dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai

produk atau jasa. Manajemen produksi sangat berkaitan dengan quality, cost dan

delivery karena konsep ini dapat mejadi tolak ukur dari keberhasilan manajemen

produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Quality produk yang dihasilkan

harus baik dan memenuhi standard pasaran, sehingga bahan baku yang digunakan

harus berkualitas tinggi (baik) dan cara penanganan yang baik pula. Cost adalah

biaya yang harus perusahaan keluarkan untuk memproduksi produk, baik itu biaya

bahan baku, mesin, dan karyawan, sehingga perusahaan dapat menentukan berapa

harga dari produk tersebut. Delivery adalah pemasaran atau penjualan produk,

seberapa lancar dan jauh produk dipasarkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa manajemen pengelolaan produksi adalah bagaimana cara produsen

Page 25: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

11

menghasilkan produk (output) dalam jumlah, kualitas, harga, waktu dan

permintaan sesuai konsumen (pasar) dengan input yang dimiliki.

2.3.1 Proses produksi

Menurut Assauri (1998), proses produksi dibedakan menjadi dua jenis

yaitu proses produksi yang bersifat terus menerus (continuous) dan proses

produksi yang bersifat terputus (intermittent). Assauri (1998) menyatakan

karakteristik proses produksi kontinu, yaitu:

1) Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah yang besar dengan variasi

sangat sedikit dan sudah distandarisasi;

2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan

peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan;

3) Mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus untuk menghasilkan produk

tersebut;

4) Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan biasanya semi otomatis maka

pengaruh individu operator terhadap produk yang dihasilkan kecil;

5) Apabila salah satu peralatan rusak atau terhenti, maka seluruh proses produksi

akan terhenti;

6) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan bersifat khusus dan variasi

produknya kecil, maka job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya

tidak banyak;

7) Persediaan bahan baku dalam proses lebih rendah dibandingkan dengan proses

produksi terputus;

8) Oleh karena mesin-mesin yang digunakan bersifat khusus maka dibutuhkan

ahli pemeliharaan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak;

9) Biasanya bahan-bahan dipisahkan dengan peralatan handling yang tetap (fixed

path equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan

(conveyor).

Karakteristik proses produksi terputus (intermittent) menurut Assauri

(1998) ialah sebagai berikut:

1) Biasanya produk dihasilkan dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat

besar dan didasarkan atas pesanan;

Page 26: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

12

2) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan

peralatan yang berdasarkan fungsi dalam proses produksi dimana peralatan

yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama;

3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi ini yaitu mesin-mesin yang

bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam

produk dengan variasi yang hampir sama, dikenal dengan nama general

purpose machines;

4) Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan biasanya otomatis maka

pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar;

5) Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau

terhentinya salah satu mesin atau peralatan;

6) Oleh karena mesin-mesin bersifat umum dan variasi produknya besar, maka

terdapat pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga pengawasannya lebih

sulit;

7) Persediaan bahan baku biasanya tinggi;

8) Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang bersifat

fleksibel (varied path equipment) dengan menggunakan tenaga manusia

seperti kereta dorong (forklift);

9) Dalam proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak-

balik, sehingga perlu adanya ruang gerak yang besar dan ruang bahan-bahan

dalam proses (work in process).

2.3.2 Strategi produksi

Strategi adalah proses pengambilan keputusan oleh manajemen

perusahaan di dalam menentukan arah yang harus ditempuh perusahaan sehubung

dengan lingkungannya (Ogawa 1986 vide Syafitri 2007). Strategi perusahaan

dapat mempengaruhi aktivitas produksi itu sendiri. Ada tiga jenis strategi

produksi, yaitu spesialisasi, diversifikasi, dan intergrasi. Spesialisasi terdiri atas

diferensiasi produk dan pengurangan biaya. Diferensisasi produk cenderung

meningkatkan spesialisasi dalam produk dan segmen pasar. Sementara,

mereduksi biaya adalah pembentukan sikap mental perusahaan yang efektif untuk

bertahan di dalam persaingan harga. Strategi diversifikasi terdiri dari tiga bentuk,

yaitu berkaitan dengan teknologi yang ada, berkaitan dengan pasar yang telah ada

Page 27: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

13

dan yang terakhir tidak berkaitan dengan teknologi maupun pasar yang ada.

Integrasi itu sendiri berarti memperkenalkan inovasi teknologi mutakhir yang

sangat berharga demi menaikkan daya saing perusahaan, apakah manajemen

memutuskan dengan spesialisasi atau diversifikasi.

Spesialisasi, diversifikasi, dan integrasi berhubungan satu dengan lainnya.

Spesialisasi memerlukan adanya diversifikasi. Diversifikasi menghasilkan daya

hanya bila pada masing-masing bidang dilakukan spesialisasi. Integrasi

mendorong spesialisasi dan diversifikasi.

2.3.3 Proses produksi ikan teri nasi kering

Proses pembuatan ikan teri nasi kering (chirimen) adalah dengan proses

pengeringan, dimulai dari ikan teri nasi hasil tangkapan nelayan payang teri

didaratkan. Selanjutnya proses pengolahan diawali dengan pembersihan teri nasi

yang diterima dari para nelayan. Ikan teri nasi yang sudah membusuk sebaiknya

tidak ikut diolah. Setelah pemilihan selesai, kemudian ikan teri nasi dicuci

dengan air dingin untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang tercampur dengan

ikan, menghilangkan darah dan lendir. Isi perut dan insang ikan teri yang dicuci

tidak perlu dibuang. Teri nasi dibersihkan dengan air bersih yang kemudian

direbus dalam air mendidih dengan kadar garam 5-6% atau tidak menggunakan

garam sama sekali pada suhu 1000-103

0C. Garam yang digunakan untuk

pembuatan ikan teri nasi kering (chirimen) berbeda dengan garam dalam

pembuatan ikan teri nasi asin untuk pasar lokal. Teri tersebut kemudian

dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari secara langsung.

Teri tawar yang terbentuk ini perlu dijaga dari kontaminasi jamur jika

tidak sempurna keringnya, karena hal ini bisa membuat warna ikan teri tidak

bersih (kecoklatan) (Hutomo et al. 1987). Selanjutnya, teri-teri yang kering

dilakukan proses sorting, yaitu pemisahan teri dari kotoran dan jenis ikan lain

yang ikut tersaring dalam jaring nelayan. Langkah selanjutnya adalah proses

pemisahan teri berdasarkan ukuran panjangnya (sizing). Baru kemudian teri

tersebut melewati tahapan finishing yang kemudian dikemas dan siap

didistribusikan.

Terdapat dua jenis produk olahan ikan teri nasi, yaitu teri nasi kering asin

mentah dan teri kering asin dengan perebusan, sedangkan berdasarkan proses

Page 28: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

14

penggaramannya, dibagi menjadi teri nasi kering asin dan teri nasi kering tawar

(chirimen). Produk yang akan diekspor biasanya memiliki kadar garam lebih

rendah dibandingkan dengan kadar garam produk untuk pasar lokal, bahkan ikan

teri nasi tujuan ekspor terkadang tidak menggunakan garam sama sekali.

2.4 Aspek Teknologi Penangkapan

Dalam suatu proses penangkapan, keberhasilan sangat ditentukan oleh unit

penangkapan ikan yang ada. Unit penangkapan ikan terdiri dari alat tangkap yang

digunakan, kapal/perahu penangkap, serta nelayan yang mengoperasikannya.

Teknologi penangkapan ikan yang diterapkan pada unit penangkapan sangat

mempengaruhi kinerja unit penangkapan ikan, sehingga mempengaruhi efektivitas

kegiatan operasi penangkapan ikan.

2.4.1 Kapal perikanan

Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan dalam usaha perikanan

untuk aktivitas penangkapan, aktivitas penelitian, inspeksi atau pengawasan. Pada

kapal perikanan dilakukan kerja menangkap, menyimpan dan mengangkut ikan

(Nomura & Yamazaki 1977 vide Karyadi 2006). Kapal yang digunakan pada

pengoperasian payang di berbagai daerah di Indonesia memiliki dimensi yang

berbeda-beda. Selain itu, mesin yang dipakai serta jumlah nelayan yang

mengoperasikan juga berbeda. Adriani (1995) vide Saptaji (2005) menjelaskan

bahwa dengan bertambahnya kekuatan mesin akan mempercepat kapal menuju

fishing ground, mempercepat waktu untuk kembali ke fishing ground,

mempercepat waktu kembali ke fishing base, mempercepat kapal dalam

melakukan pelingkaran gerombolan ikan pada saat operasi penangkapan ikan

sehingga operasi penangkapan ikan menjadi lebih efisien.

Kapal yang digunakan alat tangkap payang teri adalah perahu motor atau

perahu berlayar (Subani & Barus 1989). Namun biasanya nelayan menggunakan

perahu motor tempel dengan ukuran panjang kapal berkisar antara 14-17 meter.

Tenaga penggerak yang digunakan adalah outboard engine. Kapal yang umum

digunakan pada pengoperasian payang adalah kapal tradisional (perahu), dengan

menggunakan motor tempel atau outboard engine. Perahu ini memiliki

Page 29: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

15

konstruksi khusus, yaitu memiliki tiang pengamat yang disebut kakapa (Monintja

1991 vide Karyadi 2006).

2.4.2 Alat penangkapan teri

Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan teri sangat beragam,

alat tangkap yang digunakan tergantung pada iklim, letak geografis, dan topografi

perairan. Alat tangkap yang banyak digunakan adalah bagan, jaring pantai (beach

seine), pukat kantong (danish seine) dan jermal (Hutomo et al. 1987). Alat

tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Indramayu adalah payang teri

yang termasuk ke dalam jenis pukat kantong. Payang termasuk alat yang

memiliki produktivitas tinggi, dikenal hampir di seluruh perairan laut Indonesia.

Deskripsi payang menurut Subani dan Barus (1989) adalah besar mata

mulai dari ujung kantong sampai ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1

cm atau kurang dari 40 cm. Berbeda dengan trawl dasar yang memiliki tali ris

atas yang lebih pendek daripada tali ris bawah, payang memiliki tali ris bawah

yang lebih pendek. Tali ris bawah yang lebih pendek dari pada tali ris atas

dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan ikan lolos ke arah bawah, karena

payang dioperasikan pada lapisan permukaan air (water surface) dengan tujuan

untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang membentuk kelompok (schooling)

(Ayodhyoa 1981).

Penangkapan ikan teri menggunakan payang dilakukan dengan cara

mengganti bagian kantong (cod end) dari alat tersebut dengan ukuran mata jaring

(mesh size) yang lebih kecil, yaitu menggunakan jaring kasa yang disebut waring

agar ikan-ikan yang berukuran kecil dapat tertangkap. Waring yang digunakan

pada payang mempunyai beberapa ukuran mata jaring yang kecil. Waring yang

digunakan payang mempunyai mesh size terkecil (relatif rapat) yaitu 2 mm

(Tumulyadi et al. 2000).

Menurut Monintja (1991) vide Irnawati (2004), jaring pada payang terdiri

atas kantong, dua buah sayap, dua tali ris, tali selambar, serta pelampung dan

pemberat. Kantong merupakan satu kesatuan yang berbentuk kerucut terpancung,

semakin ke arah ujung kantong jumlah mata jaring semakin berkurang dan ukuran

mata jaringnya semakin kecil. Ikan hasil tangkapan akan terkumpul di bagian

kantong ini. Semakin kecil ukuran mata jaring, maka akan semakin kecil

Page 30: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

16

kemungkinan ikan meloloskan diri. Bentuk dan bagian-bagian alat tangkap

payang dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : http://auxis.tripod.com/fishing.htm

Gambar 3 Bentuk dan bagian-bagian pada alat tangkap payang

2.4.3 Nelayan

Jumlah nelayan yang mengoperasikan alat tangkap payang adalah 7-8

orang untuk payang kecil dan 16 orang untuk payang berukuran besar (Subani &

Barus 1989). Masing-masing nelayan tersebut memiliki tugas, antara lain adalah

kapten kapal (nahkoda), ABK, juru masak, dan lain-lain.

2.5 Teknologi Penanganan dan Pengolahan

Teknologi penanganan dan pengolahan ikan merupakan tindak lanjut setelah

proses penangkapan. Fase ini sangat diperlukan untuk menjaga kualitas ikan agar

tetap baik. Kualitas yang baik akan memberikan nilai jual yang tinggi. Teknologi

pengolahan ikan dibagi menjadi pengolahan sebelum pendaratan dan pengolahan

setelah pendaratan.

2.5.1 Penanganan (Handling)

Penanganan (handling) adalah pengolahan diantara selang waktu sebelum

pendaratan ikan dan sesaat setelah diadakan pengangkatan dari perairan, sampai

pada saat ikan didaratkan di tempat pendaratan. Penanganan ini bisa hanya

dengan menempatkan ikan pada palka dengan perbandingan ikan dengan es dalam

palka yang tepat, dengan menggunakan teknologi pendingin pada palka atau

dengan menggunakan garam sebagai pengganti es.

Tali Ris Sayap

Badan Kantong

Page 31: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

17

2.5.2 Pengolahan

Proses pengolahan merupakan proses yang akan menghasilkan banyak

produk dengan macam dan variasi. Proses pengolahan dilakukan sebagai suatu

usaha untuk memanfaatkan ikan agar dapat digunakan semaksimal mungkin

sebagai bahan pangan. Ikan yang baru ditangkap dapat dipertahankan

kesegarannya untuk jangka waktu yang cukup lama, dapat diolah maupun

diawetkan dalam berbagai bentuk bahan pangan.

Pada dasarnya usaha-usaha tersebut pada mulanya hanya dengan

memanfaatkan proses-proses alami saja yang dikerjakan secara tradisional, tetapi

karena perkembangan ilmu dan teknologi, maka berkembang pula pembuatan

alat-alat mekanis yang dapat menunjang dan mempercepat proses, memperbanyak

produk akhir sekaligus memperbaiki mutunya. Faktor-faktor alami yang banyak

dimanfaatkan adalah panasnya sinar matahari. Kandungan air dapat dikurangi,

sehingga ikan menjadi kering dan awet dengan memanaskan ikan pada sinar

matahari tersebut.

Menurut Hadiwiyoto (1993), prinsip pengolahan dan pengawetan ikan

pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu:

1) Pengolahan dan pengawetan ikan dengan memanfaatkan faktor-faktor

fisikawi. Pada metode ini yang banyak dikerjakan adalah pemanfaatan suhu

tinggi ataupun suhu rendah. Metode ini misalnya proses-proses pengeringan,

pengasapan, sterilisasi (pengalengan), pendinginan, pembekuan, termasuk

pula proses radiasi dan pengeringan beku.

2) Pengolahan dan pengawetan ikan dengan menggunakan bahan-bahan

pengawet. Tujuan penggunaan bahan pengawet antara lain:

(1) Menghambat pertumbuhan mikroba.

(2) Menghambat proses enzimatik.

(3) Memberikan sifat fisikawi dan organoleptik (sensorik) yang khas yang

dapat memberikan nilai estetika yang tinggi.

Yang tergolong pada metode pengolahan dan pengawetan ini misalnya

proses-proses penggaraman, pengasaman dan penggunaan bahan-bahan pengawet

atau tambahan.

Page 32: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

18

3) Pengolahan dan pengawetan ikan dengan metoda gabungan kedua metoda

tersebut di atas. Metode ini banyak dikerjakan untuk mencegah resiko

kerusakan lebih besar pada bahan, meningkatkan faktor keamanan dan

kesehatan, peningkatkan tingkat penerimaan (aseptabilitas) produk dengan

tidak mengurangi mutu hasil akhir.

4) Pengolahan yang bersifat merubah sifat bahan menjadi produk semi akhir

(setengah jadi) atau produk akhir. Metode ini banyak dikerjakan misalnya

pada pembuatan tepung ikan (penggilingan), pengolahan minyak ikan,

pengolahan kecap ikan, pengolahan terasi dan sosis ikan.

2.6 Pengawetan dan Penggaraman

Pengawetan ikan dengan cara penggaraman sebenarnya terdiri dari dua

proses, yaitu proses penggaraman dan proses pengeringan. Hasil akhir dari

pengawetan dengan proses penggaraman adalah ikan asin. Meskipun memiliki

nilai gizi yang tinggi, ikan asin sering dianggap sebagai makanan masyarakat

golongan rendah.

2.6.1 Penggaraman

Menurut Afrianto dan Liviawaty (1994), secara garis besar selama proses

penggaraman terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan

dari tubuh ikan karena adanya perbedaan konsentrasi. Cairan ini dengan cepat

akan melarutkan kristal garam atau mengencerkan larutan garam. Bersamaan

dengan keluarnya cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam memasuki tubuh

ikan. Semakin lama kecepatan proses pertukaran garam dan cairan tersebut

semakin lambat dengan menurunnya konsentrasi garam di luar tubuh ikan dan

meningkatnya konsentrasi garam di dalam tubuh ikan. Ketika sudah terjadi

keseimbangan antara konsentrasi garam di luar dan di dalam tubuh ikan, maka

pertukaran garam dan cairan tersebut akan terhenti sama sekali. Pada saat itulah

terjadi pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan penggumpalan protein

(denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan, sehingga sifat dagingnya

berubah.

Garam dapur (NaCl) adalah yang paling umum dan paling bayak

digunakan untuk mengawetkan hasil perikanan daripada jenis-jenis bahan

Page 33: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

19

pengawet atau tambahan lainnya. Menurut Moeljanto (1976) vide Sedjati (2006),

garam dapur diketahui merupakan bahan pengawet paling tua yang digunakan

sepanjang sejarah. Garam dapur mempunyai daya pengawet tinggi karena

beberapa hal, antara lain:

1) Garam dapur dapat menyebabkan berkurangnya jumlah air dalam daging ikan,

sehingga kadar air dan aktifitas airnya menjadi rendah.

2) Garam dapur dapat menyebabkab protein daging dan protein mikroba

terdenaturasi.

3) Garam dapur dapat menyebabkan sel-sel mikroba menjadi lisis karena

perubahan tekanan osmosis.

4) Ion klorida yang ada pada garam dapur mempunyai daya toksisitas yang tinggi

pada mikroba, dapat memblokir sistem respirasinya.

Pada pengolahan ikan asin dan pemindangan, pemakaian garam dapur

menjadi sangat penting. Kadar garam yang digunakan berkisar antara 10-40%

(tergantung metoda yang digunakan). Pada penggaraman basah, yaitu dengan

menggunakan larutan, cukup dengan menggunakan kadar garam 10-15%,

sedangkan pada penggaraman kering digunakan jumlah garam yang lebih banyak.

Ikan yang telah mengalami proses penggaraman, sesuai dengan prinsip yang

berlaku, akan mempunyai daya simpan yang tinggi karena garam dapat berfungsi

menghambat atau menghentikan sama sekali reaksi autolisis dan membunuh

bakteri yang terdapat di dalam tubuh ikan. Garam menyerap cairan tubuh ikan,

sehingga proses metabolisme bakteri terganggu karena kekurangan cairan bahkan

akhirnya mematikan bakteri.

Masing-masing organisme mempunyai toleransi yang berbeda terhadap

osmosis dan larutan garam. Ragi dan cendawan lebih toleran dari pada sebagian

besar bakteri, sehingga ragi dan cendawan lebih sering ditemukan tumbuh di atas

makanan yang mempunyai kadar garam yang tinggi, seperti ikan asin (Winarno &

Fardiaz 1973) vide Sedjati (2006). Penggaraman ikan dapat dilakukan dengan

berbagai cara (Afrianto & Liviawaty, 1994), yaitu:

1) Penggaraman kering (dry salting)

Penggaraman kering dapat digunakan baik untuk ikan yang berukuran

besar maupun kecil. Ikan disusun dalam wadah atau tempat kedap air dan

Page 34: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

20

digarami dengan garam kristal. Ikan disusun berlapis-lapis berselang-seling

dengan garam. Lapisan garam akan menyerap keluar cairan di dalam tubuh ikan,

sehingga kristal garam berubah menjadi larutan garam yang dapat merendam

seluruh lapisan ikan.

2) Penggaraman basah (wet salting)

Proses penggaraman dengan sistem ini menggunakan larutan garam

sebagai media untuk merendam ikan. Larutan garam akan mengisap cairan tubuh

ikan, sehingga konsentrasinya menurun dan ion-ion garam akan segera masuk ke

dalam tubuh ikan.

3) Penggaraman kombinasi (kench salting)

Penggaraman ikan dilakukan dengan garam kering dan ditumpuk dalam

wadah yang tidak kedap air, sehingga larutan yang terbentuk tidak tertampung.

Untuk mencegah supaya ikan tidak dikerumuni lalat, hendaknya seluruh

permukaan ikan ditutup dengan lapisan garam. Penggaraman ini merupakan

penggaraman yang banyak dilakukan orang, jika menginginkan ikan asin berkadar

garam tinggi.

4) Penggaraman diikuti proses perebusan

Ikan pindang merupakan salah satu contoh ikan yang mengalami proses

penggaraman yang diikuti dengan perebusan. Proses pembusukan ikan dicegah

dengan cara merebusnya dalam larutan jenuh.

2.6.2 Pengeringan

Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau

menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air

tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungam air bahan

tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi di

dalamnya (Winarno et al. 1980 vide Tutianvia 2006). Beberapa kendala yang

berpengaruh diantaranya adalah suhu dan kelembaban udara lingkungan,

kecepatan aliran udara pengering, besarnya presentase kandungan air yang ingin

dijangkau, efisiensi mesin pengering dan kapasitas pengeringannya (Suharto 1991

vide Tutianvia 2006).

Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dengan volume

menjadi lebih kecil, sehingga mempermudah dan menghemat ruang dalam

Page 35: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

21

distribusi. Berat bahan juga menjadi berkurang. Sedangkan kerugiannya adalah

sifat bahan asal dapat berubah, baik fisik maupun kimia (Winarno & Jennie 1984

vide Tutianvia 2006).

Pengeringan ikan terjadi karena adanya perbedaan tekanan antar udara

pengering dengan permukaan ikan dan antara permukaan ikan dengan bagian di

dalamnya. Ikan segar kira-kira mengandung air sebanyak 80%, dan melalui

proses pengeringan kandungan air tersebut diturunkan hingga 35%–45%.

Peristiwa yang terjadi selama pengeringan meliputi dua proses, yaitu proses

perpindahan panas berupa proses penguapan air dari dalam bahan atau proses

perubahan massa uap air dari permukaan bahan ke udara (Earle 1969 vide

Tutianvia 2006). Cara-cara pengeringan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu

pengeringan (drying) dengan mengurangi kadar air menggunakan pengering alami

(natural drying) dengan bantuan sinar matahari dan pengeringan menggunakan

pengering buatan (artificial drying) atau pengering mekanis (mechanical drying)

dengan alat mekanis (Murniyati & Sunarman 2000 vide Nugroho 2005).

2.7 Mutu

Menurut Goetsch dan Davis (1994) mutu (quality) merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Gasperz (1992) menyatakan

bahwa, konsep mutu lebih berkaitan dengan evaluasi subjektif dari konsumen,

yaitu bahwa konsumen yang menilai sejauh mana tingkat mutu suatu produk yang

dikonsumsi.

Berdasarkan rumusan dari organiasasi pengendalian mutu Eropa (EOQC =

the European organization for quality control) mutu didefinisikan sebagai

totalitas keistimewaan dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan

dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan tertentu

(Gasperz 1992). Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik

produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang

membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan.

Konsep mutu berorientasi pada keputusan total pelanggan (Feigenbaum 1992).

Mutu suatu produk adalah penting dalam suatu perdagangan internasional untuk

menghadapi pasar bebas. Industri-industri di Indonesia harus meningkatkan mutu

Page 36: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

22

produk yang dihasilkannya karena hanya mutu terbaik yang diinginkan oleh

konsumen dan mampu bersaing diperdagangan internasional (Irna 2001).

2.8 Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), pemasaran merupakan suatu proses

sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa

yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal

balik produk dan nilai dengan orang lain. Konsep yang melandasi pemasaran

adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan manusia. Kebutuhan adalah suatu

pernyataan dari perasaan kurang. Keinginan adalah kebutuhan manusia yang

dibentuk oleh budaya dan kepribadian seseorang, sedangkan permintaan adalah

keinginan manusia yang didukung oleh daya beli (Kotler & Amstrong 2001).

Batasan pemasaran mempunyai arti yang luas, mencakup berbagai konsep seperti

penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan pemberian

kepuasan yang diinginkan kepada pelanggan secara lebih efektif dan efisien dari

pada yang dilakukan pesaing.

Perencanaan strategi (strategic planning) adalah proses mengembangkan

dan memelihara strategi yang tepat antara tujuan dan kemampuan organisasi

dengan peluang pemasaran yang berubah (Kotler 1997). Perencanaan strategi

meliputi pendefinisian misi perusahaan secara jelas, penetapan tujuan pendukung,

perancangan portofolio bisnis yang baik, serta pengkoordinasian strategi

fungsional (Kotler & Amstrong 2001). Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-

prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis

dan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Strategi pemasaran mengandung keputusan dasar tentang pengeluaran

pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran, yang menurut Kotler

(1997) merupakan campuran dari variable-variabel pemasaran yaitu produk,

harga, distribusi dan promosi, yang dapat dikendalikan dan digunakan perusahaan

untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

2.9 Produksi Teri di Kabupaten Indramayu

Menurut data yang tercatat di KKP (2010), Jawa Barat merupakan

penghasil teri terbanyak kedua di perairan Utara Jawa yaitu sebesar 111.066 ton

Page 37: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

23

setelah Jawa Timur (172.921 ton). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dinas

Kabupaten Indramayu selama periode tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3 Data produksi teri di Kabupaten Indramayu periode tahun 2007–2011

Tahun Total Produks Teri (Ton)

2007 1.044,50

2008 1.315,80

2009 1.211,30

2010 1.494,40

2011 1.347,50

Sumber: Dinas Perikanan dan Ilmu Kelautan Kabupaten Indramayu 2011

Menurut BI (2005), produksi tangkapan ikan teri di Indramayu yang

tercatat di 14 PPI di Kabupaten Indramayu pada tahun 2002 tercatat sebesar

1.823,9 ton dengan nilai Rp. 11.282 Milyar. Ikan teri nasi chirimen di Indramayu

harganya berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per kilogram pada tingkat

pengusaha. Sementara itu, di Kabupaten Cirebon, harga ikan teri nasi berbeda

dengan daerah lainnya. Ikan teri nasi di Kabupaten Cirebon pada tingkat

pengusaha dijual seharga Rp 10.000 sampai Rp 14.000 per kilogram, sedangkan

untuk ikan teri besar seharga Rp 8.000. Perbedaan harga jual yang begitu besar

dengan daerah lainnya kemungkinan besar disebabkan cara pengolahan ikan teri

yang berbeda dengan daerah lainnya. Pengasinan ikan teri nasi di daerah tersebut

dilakukan dengan pengasinan tanpa perebusan, atau yang dikenal dengan nama

pengasinan ikan teri mentah. Harga ikan teri nasi basah yang menjadi bahan baku

utama untuk pengasinan ikan teri nasi ini juga bervariasi di masing-masing

daerah. Harga teri nasi di Cirebon berkisar dari Rp 6.000 - Rp 8.500, sedangkan

di Indramayu, harga beli ikan teri nasi basah antara Rp 11.000 - Rp 13.000.

Page 38: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

24

3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian lapang dilakukan di CV Sumber Rejeki, Desa

Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pengumpulan

data di lapangan dilaksanakan pada bulan Maret-April tahun 2012.

3.2 Peralatan

Alat digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Unit penangkapan payang teri;

2) Kuisioner;

3) Alat tulis;

4) Kamera;

5) Meteran; dan

6) Timbangan.

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara pengambilan data secara langsung di CV Sumber

Rejeki. Misalnya, melalui wawancara langsung dengan pemilik perusahaan,

supervisor, bagian produksi, pihak pemasok (nelayan payang teri dan bakul),

pihak dari perusahaan pengekspor, serta pihak Pangkalan Pendaratan Ikan Dadap.

Pengumpulan sampel menggunakan teknik snowball sampling, yaitu teknik

sampling yang semula berjumlah kecil kemudian responden mengajak temannya

untuk dijadikan sampel, sehingga menjadi seperti snowball.

Data primer dikumpulkan meliputi:

1) Unit Penangkapan;

(1) Kapal (ukuran kapal, kapasitas tangki solar, dan jenis kapal);

(2) Alat tangkap (jenis alat tangkap, ukuran, konstruksi bagian alat, dan

bahan);

(3) Perlengkapan kapal, alat bantu penangkapan, alat bantu navigasi; dan

(4) Mesin (merk mesin dan kecepatan kapal).

Page 39: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

25

2) Data berkaitan dengan teknik dan metode operasi meliputi cara operasi dan

bagaimana operasi dilakukan;

3) Data berkaitan dengan lokasi asal ikan teri nasi ditangkap;

4) Data berkaitan dengan jumlah ikan teri nasi yang disuplay ke perusahaan

pengolahan ikan teri nasi kering;

(1) Jumlah ikan teri nasi yang didaratkan;

(2) Jumlah ikan teri nasi yang disuplay nelayan (supplier) ke pabrik

pengolahan; dan

(3) Harga ikan teri nasi yang dijual ke perusahaan pengolahan ikan teri nasi

kering.

5) Data berkaitan dengan proses pengolahan ikan teri nasi segar menjadi ikan teri

nasi kering;

(1) Proses penimbangan;

(2) Proses pencucian;

(3) Proses pentirisan;

(4) Proses perebusan;

(5) Proses penganginan;

(6) Proses pengeringan;

(7) Proses penimbangan;

(8) Proses pengemasan;

(9) Proses penyimpanan; dan

(10) Garam yang digunakan (asal garam, jenis garam, dan jumlah garam yang

digunakan).

6) Data berkaitan dengan mutu ikan teri nasi;

(1) Strandar kualitas mutu ikan teri nasi ekspor;

(2) Penanganan produksi ikan teri nasi ekspor;

(3) Penanganan produksi ikan teri nasi lokal (reject); dan

(4) Jumlah ikan teri nasi kering yang di pasarkan (pasar dalan negeri dan luar

negeri).

7) Data tentang pemasaran meliputi;

(1) Lokasi pemasaran;

(2) Jumlah yang dipasarkan; dan

Page 40: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

26

(3) Harga yang berlaku.

8) Data sekunder yang dikumpulkan meliputi;

(1) Volume dan nilai produksi teri Kabupaten Indramayu;

(2) Jumlah nelayan Kabupaten Indramayu;

(3) Jumlah kapal yang beroperasi;

(4) Keadaan umum Kabupaten Indramayu (letak geografi, topografi, luas

wilayah, keadaan iklim, musim dan curah hujan).

9) Data-data lain yang menunjang.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisi deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui proses pengadaan bahan

baku ikan teri nasi yang dilakukan oleh perusahaan CV. Sumber Rejeki.

Pengadaan bahan baku oleh perusahaan merupakan cara untuk mengetahui

manajemen bahan baku yang dilakukan perusahaan CV. Sumber Rejeki.

Bagaimana cara perusahaan mendapatkan bahan baku ikan teri nasi dan upaya

yang dilakukan perusahaan untuk selalu bisa mendapatkan suplay bahan baku.

3.4.2 Analisis teknis

Analisis teknis dilakukan dengan melihat faktor teknis dari unit

penangkapan ikan teri nasi yang digunakan. Analisis teknis meliputi metode

pengoperasian alat tangkap, analisis unit penangkapan teri dan analisis efisiensi

dari unit penangkapan. Kriteria yang digunakan dalam analisis efisiensi adalah

hemat energi dan biaya, produksi dan produktivitas unit penangkapan. Analisis

terknis dilakukan guna mengetahui manajemen penangkapan bahan baku (ikan

teri nasi) oleh nelayan di Kabupaten Indramayu, yang akan menjawab tujuan

manajemen bahan baku.

3.4.3 Analisis klasifikasi pola produksi

Analisis klasifikasi pola produksi dilakukan untuk menganalisis

manajemen dan proses produksi. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan wawancara langsung dengan bagian produksi pada saat penelitian.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kesesuaian manajemen produksi

Page 41: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

27

terhadap pola produksi. Analisis ini meliputi proses produksi ikan teri nasi kering

hingga pemasarannya.

Analisis pemasaran dilakukan untuk melihat pasar dan peluang pemasaran

dari hasil tangkapan yang didaratkan maupun ikan teri yang telah mengalami

pengolahan. Analisis pemasaran dapat dijelaskan secara deskriptif, dengan

mengamati dan melakukan wawancara terhadap semua pelaku sistem yang terkait

dalam subsistem pemasaran yaitu diantaranya supplier dalam hal ini adalah

nelayan, pengusaha pembuatan teri nasi olahan dan perusahaan pengekspor ikan

teri nasi kering chirimen.

3.4.4 Analisis mutu

Analisis mutu dilakukan untuk mengetahui kualitas atau mutu ikan hasil

tangkapan. Analisis ini dilakukan pada bagian pengolahan ikan teri nasi yang

akan berpengaruh terhadap pemasaran ikan teri nasi. Mutu perancangan adalah

mutu yang direncanakan untuk menentukan spesifikasi produk. Mutu pembuatan

produk adalah tingkat sejauh mana produk yang dibuat memenuhi atau sesuai

dengan spesifikasi produk. Mutu pemasaran atau pelayanan berkaitan dengan

tingkat sejauh mana dalam menggunakan produk itu memenuhi ketentuan-

ketentuan dasar tentang pemasaran atau pemeliharaan dan pelayanan.

Analisis mutu produk ikan teri nasi dapat dianalisis dengan menganalisis

data yang diperoleh dari perusahaan. Data tersebut mengenai presentase ikan teri

nasi olahan yang memenuhi kualitas ekspor dan tidak memenuhi kualitas ekspor

dianalisis untuk mengetahui apakah proses berada dalam kendali atau di luar

kendali dengan menggunakan peta kendali p.

Jenis peta kendali dalam penelitian ini menggunakan peta kendali p. Peta

kendali p digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan proporsi dari produk

ikan teri nasi olahan yang tidak memenuhi kualitas ekspor. Fungsi dibuatnya

proporsi, yaitu untuk mengetahui banyaknya produksi ikan teri nasi yang tidak

memenuhi kualitas ekspor dari total banyaknya ikan teri nasi olahan yang masuk

atau diperiksa. Proporsi ikan teri nasi olahan yang tidak memenuhi kualitas ekspor

didefinisikan sebagai rasio banyaknya ikan teri nasi olahan dalam contoh yang

tidak memenuhi syarat spesifikasi mutu.

Page 42: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

28

Data diperoleh dari data historis produksi perusahaan CV Sumber Rejeki

selama 12 bulan. Kriteria yang digunakan adalah teri nasi yang memenuhi

standar ekspor (kualitas baik) dengan teri nasi yang tidak memenuhi standar

ekspor. Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan peta kendali p, yaitu

sebagai berikut:

1) Memilih karakeristik mutu ikan teri nasi yang akan diteliti, dimana

karakteristik ikan teri nasi yang berkualitas baik adalah ikan teri nasi yang

merupakan produk ekspor, yaitu chirimen.

2) Mengumpulkan data jumlah total produksi ikan teri nasi yang diproduksi CV.

Sumber Rejeki, yang diteliti dari data historis produksi perusahaan CV.

Sumber Rejeki selama 12 bulan, selama tahun 2011 (m=12).

3) Data yang diperikasa untuk dijadikan sampel (n) adalah data total produksi

setiap bulan pada tahun 2011, dari sampel akan dibagi menjadi subgrup

sampel (pn) yang diambil dari total produksi. Subgrup yang digunakan adalah

data produk ikan teri nasi asin untuk pasar dalam negeri.

4) Menghitung proporsi produk ikan teri nasi asin untuk pasar dalam negeri yang

terdapat pada setiap sampel dan memasukan ke dalam lembar data, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

5) Menentukan batas-batas kendali percobaan untuk setiap percobaan

berdasarkan rata-rata bagian yang ditolak diamati. Batas-batas tersebut adalah

garis tengah (GT), batas kendali atas (BA) dan batas kendali bawah (BB)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√ ( )

√ ( )

6) Mencatat data yang diperoleh, seperti pada tabel seperti berikut:

Page 43: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

29

Tabel 4 Contoh tabel untuk pencatatan peta kendali p

Bulan Jumlah Produksi

n (Kg)

Jumlah produk

domestik pn

(Kg)

p

(% domestik)

% BA % BB % GT

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Jumlah

Rata-rata

7) Buat bagan peta kendali p dengan memasukkan data observasi kedalamnya.

Perhatikan apakah proses tersebut berada dalam kendali atau diluar kendali.

Jika % cacat berada diluar batas peta kendali, maka diputuskan melakukan

tindakan korektif terhadap proses produksi karena telah berada di luar

pengendalian.

Page 44: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

30

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah perusahaan

CV. Sumber Rejeki berdiri sejak tahun 1982 di Dadap, Indramayu.

Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Bapak H. Ikhwan, yang juga berperan

sebagai pemilik tunggal perusahaan pengolahan ikan teri nasi. Semula

perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan ikan teri nasi asin untuk pasar

dalam negeri. Namun, seiring banyaknya permintaan akan produk chirimen untuk

pasar luar negeri, maka CV. Sumber Rejeki memulai untuk memproduksi

chirimen. Perusahaan CV. Sumber Rejeki juga memproduksi jenis produk lain,

yaitu cumi asin dan udang rebon.

Perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar dalam pengolahan ikan teri

nasi di Kabupaten Indramayu, baik itu dalam hal pengolahan ikan teri nasi untuk

pasar lokal maupun internasional. Saat ini CV. Sumber Rejeki memiliki beberapa

cabang yang juga memproduksi produk yang sama, diantaranya adalah di Ciasem,

Banyuwangi dan Prigi. Masing-masing anak perusahaan tersebut dikelola oleh

keluarga dan orang kepercayaan Bapak H. Ikhwan.

Masing-masing unit pengolahan ikan memiliki kemampuan berproduksi

yang berbeda-beda. Unit pengolahan Dadap di Indramayu, yang juga merupakan

unit pengolahan utama, memiliki kapasitas produksi dari pengadaan bahan baku

hingga produk chirimen lulus sortir dan sizing. Sedangkan unit pengolahan di

Ciasem, Prigi, dan Banyuwangi memiliki kemampuan produksi yang lebih kecil,

yaitu pengadaan bahan baku sampai proses penjemuran atau pengeringan.

Selanjutnya, produk ikan teri nasi hasil olahan dari unit pengolahan Ciasem akan

dikirim ke unit pengolahan Dadap, untuk melewati proses selanjutnya.

Sedangkan produk ikan teri nasi hasil olahan unit pengolahan Prigi dan

Banyuwangi akan langsung dipasarkan.

4.1.2 Lokasi

CV. Sumber Rejeki terletak di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyat,

Kabupaten Indramayu. Perusahaan ini memiliki dua tempat pengolahan, yaitu

Page 45: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

31

tempat pengolahan utama dan tempat pengolahan pembantu. Areal tanah tempat

pengolahan utama cukup luas. Areal ini dibagi menjadi dua, yaitu areal pabrik

untuk pengolahan ikan teri nasi basah (raw material) menjadi ikan teri nasi kering

(chirimen) dan areal untuk penjemuran. Areal untuk proses sortir dan pemisahan

ukuran serta pengemasan produk chirimen lulus sortir dan sizing berada pada unit

pengolahan pembantu.

Pemilihan lokasi CV. Sumber Rejeki yang berada di dekat PPI Dadap

merupakan pertimbangan yang tepat, karena dekat dengan bahan baku, sehingga

perusahaan CV. Sumber Rejeki dapat meminimalkan biaya purchasing.

Pemilihan lokasi perusahaan dekat dengan PPI Dadap juga dikarenakan produksi

ikan teri terbesar di Kabupaten Indramayu berasal dari PPI tersebut, seperti pada

Tabel 5.

Lokasi unit pengolahan juga berdekatan dengan daerah pemukiman

penduduk, sehingga tenaga kerja mudah didapatkan, karena perusahaan ini masih

bersifat semi tradisional yang membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.

Lokasi unit pengolahan juga berdekatan dengan jalur transportasi, sehingga

memudahkan proses distribusi produk.

Tabel 5 Data produksi ikan teri di PPI Dadap tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Produksi Ikan Teri (Ton)

2007 785.590

2008 189.199

2009 18.954

2010 68.530

2011 36.697

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu,2011

Data produksi ikan teri nasi mengalami penurunan pada tahun 2009

dikarenakan pada tahun 2009 terjadi pencemaran lingkungan di daerah

penangkapan ikan teri nasi, yaitu bocornya pipa unit pengilangan minyak

Balongan. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan produksi ikan teri nasi

dikarenakan faktor cuaca dan banyaknya alat tangkap payang pada tahun 2009,

yaitu 501 unit.

4.1.3 Fasilitas dan sarana perusahaan

Lahan yang dimiliki oleh CV. Sumber Rejeki terletak pada ketinggian 3 m

Page 46: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

32

di atas permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata per bulannya adalah

200,08 mm dan rata-rata hari hujan per bulannya 3,25 hari. Lahan tersebut

merupakan daerah pantai sehingga proses produksi yang harus dilaksanakan CV.

Sumber Rejeki menjadi lebih mudah.

Pada lahan unit pengolahan utama tersebut terdapat bangunan yang

digunakan untuk ruangan cold storage, garasi mobil, kantor, tempat penimbangan,

bak pencucian, bak perebusan, tempat penyimpanan keranjang dan sanoko, tempat

penyimpanan garam, tempat penimbangan produk dan packing serta terdapat

ruang istirahat, WC dan mushola untuk karyawan. Tempat penjemuran ikan juga

terdapat di sana, tempat penjemuran ini berada di dekat pantai.

Sedangkan pada lahan unit pengolahan pembantu terdapat ruangan sortasi

dan sizing, selain itu terdapat pula tempat penjemuran. Fasilitas yang dimiliki unit

pengolahan pembantu antara lain adalah meja, keranjang besar, dan keranjang

kecil yang biasa digunakan untuk proses sortir dan sizing. Satu unit blower juga

terdapat di sana. Layout lahan unit utama pengolahan dan pembantu terdapat

pada Lampiran 2.

CV. Sumber Rejeki memiliki fasilitas yang cukup baik jika dibandingkan

dengan perusahaan pengolahan ikan teri nasi lain yang berada di Kabupaten

Indramayu. Namun, jika untuk dibandingkan dengan perusahaan pengolahan ikan

teri nasi seperti PT. KML (Kelola Mina Laut) dan PT. MPI (Madura Prima

Interna) memang masih cukup jauh bersaing.

Berikut adalah rician dan penjelasan fasilitas yang dimiliki CV. Sumber

Rejeki:

1) Blong

Peralatan ini terbuat dari plastik dan berbentuk selinder. Blong

mempunyai kapasitas untuk menampung bahan baku (ikan teri nasi) 80-100 kg.

Blong berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan ikan teri nasi basah

setelah di tempat pengadaan bahan baku dan membawanya ke unit pengolahan.

Page 47: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

33

Gambar 4 Blong wadah ikan teri nasi

2) Boks fiber

Boks fiber ini berfungsi untuk wadah ikan teri nasi ketika direndam.

Proses perendaman ini merupakan pengganti dari proses pencucian. Hal ini hanya

berlaku untuk ikan teri nasi tujuan pemasaran lokal.

Gambar 5 Boks fiber tempat ikan teri nasi

3) Irig/keranjang

Ada dua macam irig yang digunakan dalam proses pengolahan, yaitu irig

kecil dan irig besar. Irig digunakan dalam proses penimbangan, pencucian,

penirisan hingga perebusan. Irig tersebut merupakan wadah seperti keranjang

yang terbuat dari plastik. Irig untuk proses penimbangan memiliki kapasitas

hingga 35 kg, sedangkan irig kecil untuk proses pencucian, penirisan dan

perebusan memiliki kapasitas 2 kg saja.

Gambar 6 Irig tempat ikan teri nasi

Page 48: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

34

4) Alat timbang

Alat timbang yang digunakan selama proses pengolahan ikan teri nasi ini

terdiri dari dua macam jenis timbangan, yaitu timbangan gantung dan timbangan

duduk. Timbangan gantung digunakan untuk mengukur berat ikan teri nasi hasil

tangkapan nelayan pada proses timbang 1 dan proses timbang 2. Timbangan ini

memiliki kemampuan ukur hingga 100 kg. Sedangkan timbangan duduk memiliki

kemampuan maksimal untuk mengukur berat hingga 60 kg. Timbangan jenis ini

digunakan dalam proses penimbangan produk olahan ikan teri nasi.

Gambar 7 Timbangan duduk dan timbangan gantung ikan teri nasi

5) Bak pencucian

Bak pencucian digunakan untuk tempat mencuci bahan baku. Bak

pencucian ini terbuat dari semen, batu bata dan porselen. Setiap bak pencucian

memiliki saluran pemasukan dan pembuangan air. CV. Sumber Rejeki memiliki

5 buah bak pencucian.

Gambar 8 Bak pencucian ikan teri nasi

Page 49: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

35

6) Kerangka penirisan

Kerangka penirisan ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan irig

kecil pada saat setelah pencucian dan setelah perebusan. Perangkat ini terbuat

dari kayu dan bambu.

Gambar 9 Kerangka penirisan ikan teri nasi rebus

7) Bak perebusan

CV. Sumber Rejeki memiliki dua buah bak perebusan ikan. Bak

perebusan ini berfungsi sebagai tempat merebus ikan. Bak ini terbuat dari bahan

semen dan batu bata. Bak perebusan ini dilengkapi dengan saluran pemasukan

dan pembuangan air. Selain itu terdapat kayu-kayu yang berfungsi sebagai

pembatas agar irig-irig tersebut tidak hanyut ketika dalam proses perebusan.

Gambar bak perebusan dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Bak perebusan ikan teri nasi

8) Sanoko

Sanoko digunakan sebagai tempat meletakkan ikan pada saat penjemuran.

Alat ini berupa wadah seperti tempayan hanya saja terbuat dari bingkai kayu

berbentuk persegi panjang dengan alas waring. Di atas wadah tersebut ikan teri

nasi diratakan agar menyebar rata sehingga ikan teri nasi tidak bergerombol dan

cepat kering. Kapasitas sanoko ini adalah 1-2 kg.

Page 50: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

36

Gambar 11 Sanoko tempat menjemur ikan teri nasi

9) Rak Penjemuran

Rak penjemuran ini berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sanoko

pada saat penjemuran ikan teri nasi. Perangkat ini terbuat dari bambu.

Ketinggian rak-rak penjemuran ini adalah satu meter dari permukaan tanah.

Gambar 12 Rak penjemuran ikan teri nasi

10) Cold Storage

Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan bahan selama

proses produksi serta untuk menyimpan produk akhir yang telah dikemas. CV.

Sumber Rejeki hanya memiliki satu unit cold storage, namun cold storage yang

dimiliki CV. Sumber Rejeki merupakan yang terbaik dan terbesar yang ada di

Kabupatern Indramayu untuk cold storage ikan teri nasi.

Gambar 13 Cold storage penyimpanan ikan teri nasi

Page 51: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

37

11) Blower

Alat ini digunakan dalam proses penganginan ikan yaitu dengan cara

menghembuskan angin pada ikan. Hal tersebut bertujuan untuk membersihkan

ikan teri dari debu-debu ikan yang hancur. Blower juga berfungsi untuk

memisahkan ikan teri nasi berdasarkan ukuran ikan.

12) Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang digunakan untuk pengangkutan bahan baku ikan

teri nasi dari daerah pengadaan ke unit pengolahan menggunakan torca (motor

beca). Torca adalah alat transportasi beca yang tidak lagi menggunakan tenaga

manusia untuk menggerakkannya melainkan dengan menggunakan mesin motor.

Sedangkan sarana transportasi untuk pemasaran produk ikan teri nasi

domestik menggunakan mobil bak terbuka. Mobil boks berpendingin digunakan

untuk pemasaran produk ikan teri nasi ekspor. Mobil ini merupakan mobil dari

perusahaan pengekspor, yang akan datang untuk mengambil produk di unit

pengolahan CV. Sumber Rejeki.

Gambar 14 Alat yang digunakan mendistribusikan ikan teri nasi

13) Sarana penunjang produksi lainnya

Sarana penunjang produksi ikan teri nasi kering terdiri dari tempat

penyimpanan garam, tempat penyimpanan sanoko, tempat penyimpanan irig, dan

kardus untuk kemasan ikan teri nasi kering.

Gambar 15 penyimpanan irig wadah ikan teri nasi

Page 52: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

38

4.2 Manajemen Bahan Baku

Manajemen bahan baku dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk

memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sehingga proses produksi akan terus

berjalan. Manajemen bahan baku sangat berkaitan dengan proses pengadaan

bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan dan manajemen penangkapan bahan

baku yang dilakukan oleh nelayan.

4.2.1 Pengadaan bahan baku

Pengadaan bahan baku pada CV. Sumber Rejeki didapatkan dari pemasok

yang berada di sekitar perusahaan, biasanya dari nelayan atau bakul yang

melakukan pembongkaran di PPI Dadap. Bahan baku yang digunakan yaitu ikan

teri nasi (Stolephorus comerrsonii).

Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, perusahaan melakukan

kerjasama dengan nelayan yang menangkap ikan teri nasi secara langsung

maupun melalui bakul (supplier). Supplier (bakul) merupakan koordinator dari

para nelayan. Kerjasama yang dilakukan ini bersifat terikat, sehingga nelayan

atau supplier harus menjual ikan teri nasi hasil tangkapannya kepada perusahaan.

Kerjasama ini tercipta dikarenakan perusahaan yang membutuhkan ikan

teri nasi dan nelayan yang membutuhkan pinjaman uang saat tidak melaut. Selain

itu, CV. Sumber Rejeki juga memberikan pinjaman modal kepada nelayan atau

supplier seperti pembelian kapal/perahu, alat penangkapan ikan, mesin dan

peralatan lainnya. Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan bagi CV. Sumber

Rejeki untuk mendapatkan bahan baku dari pemasok lain, hal ini terjadi apabila

pemasok tidak dapat mencukupi permintaan yang diinginkan CV. Sumber Rejeki.

Pemasok tersebut berasal dari PPI Glayem, PPI Tegal Agung, PPI

Lembangan, PPP Eretan Kulon, PPP Eretan Wetan, dan PPI Karangsong, yang

semuanya berada di Kabupaten Indramayu. Perusahaan juga terkadang

mendapatkan pasokan bahan baku ikan teri nasi dari luar Kabupaten Indramayu,

seperti dari Ciasem (Subang), Cirebon, Brebes, Tegal bahkan dari Muncar, Jawa

Timur ketika ikan teri nasi di sekitar Indramayu tidak ada. Hal tersebut dilakukan

agar perusahaan terus berproduksi dan tidak tutup.

Ikan teri nasi yang berasal dari luar Indramayu ini berdampak pada harga

jual produk teri nasi, baik itu ikan teri nasi asin atau chirimen yang lebih mahal

Page 53: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

39

dikarenakan adanya penambahan biaya pada pengadaan bahan baku. Jumlah

bahan baku yang diperoleh dari wilayah-wilayah pengadaan tersebut berbeda-

beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh banyaknya ikan yang ditangkap oleh

nelayan. Namun, jika perusahaan tidak mendapatkan bahan baku ikan teri nasi

darimanapun, perusahaan tidak akan memproduksi dan akan tutup sementara

hingga bahan baku diperoleh kembali.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan, bakul akan

mengawasi turunnya ikan teri nasi hasil tangkapan hingga hasil tangkapan

tersebut dibawa ke perusahaan pengolahan chirimen atau pasar. Pengawasan

turunnya ikan teri nasi itu dilakukan agar tidak ada penjualan ikan teri nasi illegal.

Namun, bagi nelayan yang langsung bekerjasama dengan perusahaan tanpa bakul,

mereka terkadang melakukan penjualan ikan teri nasi nasi hasil tangkapannya

secara illegal ke pembeli lain dengan harga yang tinggi, terutama pada saat musim

paceklik. Terjadinya penjualan illegal tersebut dikarena tidak ada pengawasan

dari pihak perusahaan untuk mengawasi proses turunnya hasil tangkapan di

pelabuhan.

Harga ikan teri nasi yang dibeli perusahaan secara langsung dari nelayan

per kilogram adalah Rp 16.000 sedangkan jika perusahaan membelinya melalui

bakul (supplier) maka harganya Rp 17.000. Terdapat perbedaan harga pembelian

ikan teri nasi dari nelayan dan bakul sebesar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per

kilogram. Harga tersebut merupakan harga saat ikan teri nasi sulit didapatkan

(musim barat), namun jika sedang musim puncak harga tersebut berubah menjadi

sangat murah, biasanya Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kilogram bahkan pernah

mencapai harga Rp 8.000 per kilogram. Perbedaaan harga Rp 1.000 hingga Rp

2.000 per kilogram antara ikan teri nasi yang berasal dari nelayan dan bakul

merupakan harga yang tidak seberapa bagi perusahaan, karena ikan teri nasi yang

didapatkan dari bakul (yang memiliki nelayan sendiri) bermutu lebih baik

daripada ikan teri nasi yang didapatkan dari nelayan yang tidak bekerjasama

dengan bakul.

Bahan baku didapatkan dari unit penangkapan payang teri (gemplo) yang

melakukan bongkar muat di PPI Dadap, Juntinyat, Indramayu. Menurut data yang

didapat dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu 2007, jumlah

Page 54: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

40

payang teri di PPI Dadap tercantum pada Tabel 6. Kapal payang teri yang

digunakan berukuran 7 m hingga 9 m dengan mesin 16–24 PK. Kapal tersebut

tidak menjual semua hasil tangkapan ikan teri nasi ke CV. Sumber Rejeki.

Tabel 6 Jenis dan jumlah alat tangkap PPI Dadap tahun 2007-2011

Tahun Alat Tangkap Payang (unit)

2007 207

2008 207

2009 501

2010 421

2011 421 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu 2011

Jumlah alat tangkap payang pada tahun 2009 meningkat karena pada tahun

2008 pemilik payang di PPI Dadap mendapat banyak keuntungan dari jumlah

hasil tangkapan ikan teri nasi yang banyak, 189.199 ton. Tahun 2010 jumlah alat

tangkap payang menurun dikarenakan jumlah hasil tangkapan ikan teri nasi yang

menurun ketika tahun 2009. Penurunan hasil tangkapan pada tahun 2009 selain

cuaca buruk, juga dikarenakan jumlah payang teri yang banyak pada 2009,

sehingga pemilik payang mengalami kerugian. Maka, pada tahun 2010 banyak

pemilik payang yang menjual alat tangkap payang mereka.

Kapal payang teri pada umumnya melakukan trip one day fishing setiap

harinya tergantung cuaca dan musim, sehingga ikan teri hasil tangkapannya masih

dalam keadaan segar. Maka dalam menangani hasil tangkapan nelayan hanya

menggunakan es balok atau es curah. Penggunaan es balok atau es curah

bertujuan untuk menjaga mutu bahan baku. Ikan teri nasi yang telah tertangkap

disimpan di dalam wadah berupa strerofoam, ember atau blong. Kemudian diberi

es balok atau es curah. Biasanya nelayan menggunakan es balok yang kemudian

dihancurkan sedikit kasar.

Namun, penggunaan es dalam penanganan ikan teri tidak dapat menjamin

ikan teri tetap segar dan bermutu baik, kadang kala ada pula ikan teri nasi yang

sudah dalam keadaan rusak (badan hancur). Perusahaan masih tetap membeli

ikan teri nasi yang bermutu kurang baik tersebut dan biasanya diproses untuk

pasar lokal, sedangkan untuk pasar ekspor biasanya ikan teri yang bermutu baik,

yakni warna putih transparan, ukuran rata dan badan utuh. Hanya 20% dari ikan

teri nasi yang bermutu baik, sehingga dapat diproduksi oleh CV. Sumber Rejeki

Page 55: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

41

untuk dijadikan produk chirimen, sedangkan 80% lainnya masih bermutu kurang

baik dan diolah menjadi produk ikan teri nasi asin.

Gambar 16 Pemisahan ikan teri nasi berdasarkan mutu

4.2.2 Manajemen penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu

Manajemen penangkapan ikan teri nasi dapat diketahui dengan

menggunakan analisis teknis. Deskripsi teknis unit penangkapan, metode dalam

pengoperasian alat tangkap dan efisiensi teknis dari unit penangkapan teri nasi

yang ada di Kabupaten Indramayu. Efisiensi teknis dilakukan untuk mengetahui

konsumsi bahan bakar tenaga penggerak, produksi dan produksivitas

penangkapan yang ada di Kabupaten Indramayu.

1) Unit Penangkapan

Unit penangkapan ikan terdiri dari kapal/perahu yang digunakan dalam

proses penangkapan ikan, alat tangkap yang digunakan dalam proses penangkapan

ikan dan nelayan yang melakukan proses penangkapan ikan. Berikut adalah

uraian tentang unit penangkapan dalam manajemen penangkapan ikan teri nasi di

Kabupaten Indramayu.

(1) Kapal/Perahu

Kapal yang digunakan oleh nelayan Indramayu untuk menangkap ikan teri

nasi adalah kapal motor tempel. Kapal motor tempel yang digunakan biasanya

memiliki panjang (L) 7–9 m; lebar (B) 2,5–3,5 m; dan dalam (D) 1,5– 2,5 m.

Kapal tersebut terbuat dari kayu jati dengan umur teknis kapal rata-rata 15 tahun.

Mutu Baik

(Badan utuh)

Chirimen Ikan Teri Asin Kering

Ikan Teri Nasi Segar

Mutu Kurang Baik

(Badan tidak utuh)

Pegolahan

Ikan Teri

Nasi

Page 56: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

42

Tenaga penggerak kapal berupa mesin tempel dengan kekuatan 16–24 PK dengan

umur teknis mesin rata-rata 5 tahun.

Umur teknis kapal dan mesin tergantung dari perawatan dan pemakaian

dari masing-masing nelayan. Perawatan dan perbaikan biasanya dilakukan

nelayan 6 bulan atau 1 tahun. Perawatan tersebut dengan cara membersihkan

bagian kapal dari teritip dan mengecat ulang kapal, sedangkan mesin setiap 4

bulan sekali diganti olinya atau hanya ditambahkan saja olinya jika kurang.

Servis mesin hanya dilakukan ketika rusak saja. Gambar mesin dapat dilihat di

Lampiran 3.

Kapal ini tidak dilengkapi dengan palka ikan. Untuk menyimpan hasil

tangkapan menggunakan blong, yaitu semacam drum yang terbuat dari plastik.

Kapal dilengkapi dengan tiang-tiang penyanggah tiang horizontal dan dua buah

tiang tegak terbuat dari bambu sebagai penyangga tiang horizontal. Tiang-tiang

tersebut digunakan untuk membuat rumah-rumahan dari terpal jika turun hujan.

(2) Alat Tangkap

Nelayan di Kabupaten Indramayu menangkap ikan teri nasi dengan

menggunakan alat tangkap payang teri. Alat tangkap payang teri terbagi dari tiga

bagian, yaitu sayap, badan dan kantong. Konstruksi dan ukuran alat tangkap

payang di Kabupaten Indramayu disesuaikan dengan jenis kapal yang digunakan

dalam operasi penangkapan ikan teri nasi.

Payang teri terbuat dari bahan jaring PE (polyethylene) multifilament yang

dijurai pada bagian badan dan sayap sedangkan pada bagian kantong

menggunakan bahan waring. Waring adalah semacam bahan jaring yang terbuat

dari PE, namun telah dimodifikasi sedemikian rupa oleh pabrik, sehingga

memiliki mesh size yang sangat kecil. Desain payang teri nasi ini terbagai atas

dua bagian, yaitu bagian atas (upper) dan bagian bawah (lower).

Tali ris bawah lebih pendek dari pada tali ris atas, sehingga sayap bagian

atas (upper) lebih panjang dibandingkan dengan bagian bawah (lower). Tujuan

tali ris bawah lebih pendek dari pada tali ris atas adalah untuk menghindari ikan

teri lolos ke arah vertikal. Panjang sayap upper keseluruhan adalah 98 meter,

sedangkan panjang sayap lower adalah 95 meter. Bagian sayap yang lebih

menjorok ke dalam memiliki ukuran mata jaring sebesar 4 cm dengan ukuran

Page 57: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

43

sayap lebih panjang 3 meter dari pada sayap yang ada di bagian bawah (lower)

dengan jumlah mata ke arah panjang sebanyak 75 mata.

Ukuran mata jaring bagian atas akan semakin mengecil dari bagian sayap

sampai kantong. Bagian sayap terdiri dari sayap kanan dan sayap kiri memiliki

dua bagian yang sama panjang dengan struktur terbagi menjadi 3 bagian, yaitu

sayap depan, sayap tengah dan sayap belakang. Sayap bagian depan memiliki

ukuran mata jaring yang lebih besar dari pada mata jaring sayap bagian tengah,

sayap bagian tengah memiliki mata jaring yang lebih besar dari pada mata jaring

sayap bagian belakang (ukuran ◊ sayap depan > ukuran ◊ sayap tengah > ukuran ◊

sayap belakang).

Ukuran mata jaring sayap depan adalah 40 cm dengan jumlah mata ke

panjang sebanyak 125 mata dan panjang 50 meter. Sayap bagian tengah memiliki

ukuran mata jaring 20 cm dengan jumlah mata ke panjang sebanyak 150 mata

dengan panjang 30 meter. Sedangkan sayap bagian belakang memiliki ukuran

mata jaring masing-masing adalah 5 cm dan 4 cm dengan jumlah mata ke panjang

masing-masing 300 mata dan 75 mata. Panjang total sayap bagian belakang

adalah 18 meter.

Sayap bagian depan dan tengah memiliki ukuran yang sama antara bagian

lower dan upper. Ukuran mata jaring pada bagian lower adalah 5 cm dengan

jumlah mata ke arah panjang sebanyak 300 mata dan panjang totalnya adalah 15

meter. Hal yang membedakan antara bagian lower dan upper adalah pada bagian

sayap. Bagian sayap lower lebih pendek daripada bagian sayap upper, sehingga

bagian badan lower berukuran lebih panjang dibandingkan dengan badan upper.

Desain badan bagian bawah (lower) memiliki ukuran dan dimensi yang

relatif sama dengan bagian atas (upper). Panjang total badan lower adalah 9

meter, yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan dan bagian belakang. Mata

jaring depan berukuran 4 cm dengan banyak mata ke arah vertikal 175 mata dan

panjang 7 meter. Ukuran jaring badan lower bagian belakang adalah 0,7 cm

dengan banyak mata secara vertikal 280 mata dan panjang 2 meter. Bagian badan

untuk desain upper terdiri atas 2 jenis ukuran mata jaring yaitu ukuran 4 cm dan

0,7 cm dengan panjang keseluruhan mencapai 6 meter. Mata jaring 4 cm

memiliki jumlah mata ke arah panjang sebanyak 100 mata dengan panjang 4

Page 58: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

44

meter dan mata jaring 0,7 cm memiliki jumlah mata ke arah panjang sebanyak

280 mata dengan panjang 2 meter.

Bagian kantong (code end) terbuat dari bahan waring dan memiliki dua

warna, yaitu hijau tua pada bagian depan dan hijau muda pada bagian belakang

(ujung). Bagian kantong berwarna hijau tua memiliki panjang 4,5 meter dan

waring berwarna hijau muda memiliki panjang 3,5 meter. Panjang keseluruhan

desain kantong adalah 8 meter dengan lebar 7 meter. Desain kantong memiliki

ukuran dan warna yang sama untuk upper dan lower. Ukuran mata jaring pada

bagian kantong sangat kecil yaitu 0,1 cm atau 10 mm.

Payang teri memiliki 4 buah pelampung yang terbuat dari bahan gabus

bekas atau dirigen bekas. Jumlah pemberat yang digunakan sebanyak 14–19 buah

dengan berat kurang lebih 1–2 kg untuk masing-masing pemberat. Pemberat yang

digunakan terbuat dari botol oli bekas yang diisi semen. Desain alat tangkap

payang teri dapat dilihat pada Lampiran 4.

(3) Nelayan

Nelayan di Kabupaten Indramayu terbagi menjadi dua, yaitu nelayan

juragan dan nelayan pandega. Nelayan di Kabupaten Indramayu sebagian besar

merupakan nelayan penuh dan hanya sebagian kecil saja yang nelayan sambil

utama yang pekerjaan sampingannya adalah menjadi buruh pabrik dan buruh tani.

Jumlah nelayan dalam setiap pengoperasian alat tangkap payang teri

biasanya antara 5–10 orang. Pembagian kerja masing-masing nelayan adalah 1

orang sebagai juru mudi (nahkoda), 1 orang sebagai pencari ikan teri, 1 orang

bertugas membersihkan kapal setelah selesai operasi, dan 1 orang yang

membetulkan alat tangkap yang rusak serta sisanya adalah sebagai ABK yang

membantu dalam mengoperasikan alat tangkap payang teri. Namun, pada saat

pengoperasian alat tangkap terutama ketika pengangkatan jaring (hauling), semua

nelayan ikut melakukan penarikan alat tangkap payang teri, kecuali juru mudi.

Pendapatan nelayan berasal dari hasil tangkapan yang ditentukan

berdasarkan sistem bagi hasil. Penjualan hasil tangkapan akan langsung dibagi

menjadi dua, yaitu pemilik kapal dan ABK. Hasil pembagian ABK akan dibagi

lagi dengan jumlah ABK yang ikut melaut secara merata. Sedangkan bagian

Page 59: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

45

pemilik kapal, hasil yang peroleh akan dikurangi dengan biaya melaut. Biaya

melaut tersebut diantaranya adalah biaya bahan bakar, es, dan ransum.

2) Metode operasi penangkapan ikan

Pengoperasian alat tangkap payang teri di Kabupaten Indramayu dilakukan

pada pagi hingga siang hari. Nelayan berangkat dari fishing base sekitar jam

04.00 dan kembali ke pelabuhan sekitar pukul 12.00 atau 14.00. Nelayan payang

teri di Kabupaten Indramayu melakukan usaha penangkapan setiap hari pada

musim barat, kecuali pada cuaca buruk, upaya penangkapannya menurun.

Sedangkan pada musim timur, usaha penangkapannya 3-4 hari dalam seminggu.

Jumlah penurunan jaring (setting) pada saat musim teri dalam satu kali trip

penangkapan sebanyak lebih kurang 12-20 kali dan 3-7 kali saat musim paceklik.

Rata-rata waktu yang digunakan dalam satu kali setting adalah 6-10 menit dan

lama waktu pada saat hauling (proses pengangkatan jaring) adalah 8-15 menit.

Jarak waktu dari satu setting ke setting berikutnya adalah sekitar 10-45 menit, hal

ini dikarenakan nelayan memerlukan waktu untuk menentukan daerah tangkapan

atau yang dikenal dengan istilah hunting. Selain itu, jeda waktu dari satu setting

ke setting berikutnya biasa dimanfaatkan nelayan untuk memulihkan tenaga untuk

hauling berikutnya.

Tahap pengoperasian payang teri terdiri atas hunting, setting dan hauling.

Hunting adalah tahap mencari ikan, biasanya dilakukan oleh nelayan sambil

berdiri mengawasi ke arah permukaan laut. Nelayan dapat mengetahui

keberadaan gerombolan ikan teri ditandai dengan adanya buih-buih berwarna

putih di permukaan laut. Segera mungkin akan dilakukan setting setelah nelayan

menemukan gerombolan ikan. Setting dilakukan dengan cara nelayan

melemparkan pelampung terlebih dahulu kemudian menurunkan salah satu sisi

jaring dan pemberat secara perlahan. Kemudian kapal terus bergerak membentuk

lingkaran hingga alat tangkap payang teri tersebut dapat melingkari gerombolan

ikan teri.

Tahap selanjutnya adalah hauling, pada tahap ini kapal akan berhenti dan

mesin akan dimatikan. Selajutnya jaring payang teri ditarik ke kapal. Penarikan

jaring dimulai dasi sisi sebelah kiri lambung kapal dengan cara menarik tali

selambar secara cepat dan dan bersama-sama oleh semua nelayan, kecuali

Page 60: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

46

nahkoda/juru mudi. Setelah bagian selambar dan badan diangkat, selanjutnya

adalah bagian kantong yang terbuat dari waring, yang merupakan bagian paling

terakhir diangkat ke kapal. Teri nasi hasil tangkapan tersebut dimasukan ke

dalam blong yang telah diberi es.

3) Efisiensi teknis

Efisiensi teknis memiliki hubungan dengan efisiensi dari unit penangkapan

ikan. Kriteria yang digunakan dalam rangka penilaian efisiensi teknis meliputi:

(a) Hemat biaya dan energi

Jumlah penggunaan bahan bakar dalam satu kali trip dapat dijadikan

penilaian untuk mengatakan suatu unit penangkapan hemat biaya dan energi atau

tidak. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar dibutuhkan untuk mengoperasikan

suatu unit payang teri. Biasanya alat tangkap payang teri membutuhkan solar

sebanyak 20 liter dan oli mesin sebanyak 2–5 liter untuk 3 bulannya. Jumlah

bahan bakar ini tergantung pada jarak yang ditempuh untuk menuju fishing

ground serta lamanya proses hunting.

Pengoperasian alat tangkap payang teri rata-rata setiap harinya adalah 10

jam untuk satu kali trip. Mesin kapal dinyalakan rata-rata dalam waktu 7 jam

untuk satu kali trip pada waktu menuju fishing ground, hunting, setting dan

kembali ke fishing base, sedangkan selebihnya mesin kapal dimatikan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dihitung konsumsi bahan bakar untuk satu kali trip

penangkapan ikan teri dengan menggunakan payang teri. Mesin membutuhkan

32,29 liter, sedangkan biasanya nelayan hanya menggunakan 20 liter solar per

trip. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan bakar solar cukup

hemat. Namun, itu tergantung pada jarak dari fishing base ke fishing ground.

(b) Meningkatkan produksi dan produktivitas

Berdasarkan wawancara dengan nelayan, diketahui produksi yang hasilkan

oleh nelayan payang teri per trip operasi adalah sekitar 100 kg pada saat musim

puncak, 40 kg pada musim sedang dan 20 kg pada saat musim paceklik. Jumlah

produksi yang dihasilkan perkekuatan mesin kapal (PK) untuk payang teri pada

musim puncak, sedang dan paceklik masing-masing adalah 5 kg; 2 kg; dan 1 kg.

Page 61: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

47

-

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

2007 2008 2009 2010 2011Ha

sil

tan

gk

ap

an

(ca

tch

) d

ala

m

Kg

Tahun

Produksi ini merupakan produksi rata-rata yang diperoleh nelayan di Kebupaten

Indramayu.

Gambar 17 Jumlah total produksi teri nasi (catch) tahun 2007 – 2011 di

Kabupaten Indramayu

Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa produksi tertinggi terjadi

pada tahun 2010 dengan nilai produksi 1.494.400 kg per tahun dan produksi

terendah terjadi pada tahun 2007 dengan nilai produksi 1.044.500 kg per tahun.

Produktivitas pada tahun 2010 adalah 7.547,475 kg per trip, sedangkan nilai

produktivitas pada tahun 2007 adalah 5.275,253 kg per trip. Secara keseluruhan

rata-rata produksi teri nasi Kabupaten Indramayu pada tahun 2007-2011 adalah

sebesar 1.282.700 kg per tahun dengan nilai produktivitas rata-rata 1.295,657 kg

per trip. Berdasarkan Gambar 17 juga dapat dilihat bahwa produksi penangkapan

ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hal

tersebut berhubungan dengan pola musim penangkapan ikan teri nasi di

Kabupaten Indramayu. Seperti wilayah Indonesia lainnya, iklim di pesisir Jawa

Barat bagian utara dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan dua musim

yaitu musim barat dan musim timur (Dishidros 2000 vide Supriyadi 2008).

Berikut adalah pola musim penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu:

Gambar 18 Pola musim penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov

Barat

Peralihan

Timur Paceklik

Puncak

Sedang

Page 62: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

48

Musim puncak terjadi antara bulan Desember hingga Maret, namun Maret

akhir sudah merupakan musim peralihan hingga Mei. Musim paceklik terjadi

pada bulan Juni hingga Agustus, sedangkan September hingga November

merupakan musim peralihan dari musim paceklik ke musim puncak, pada bulan

ini ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu sudah mulai banyak hal tersebut dapat

dilihat dari jumlah produksi ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki yang meningkat

pada bulan-bulan tersebut. Sedangkan pada musim puncak, jumlah ikan teri nasi

yang banyak di perairan Kabupaten Indramayu, namun upaya penangkapannya

kurang.

Kapasitas produksi pengolahan ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki sekitar

2,5 ton per hari dan sekitar 900 ton per tahun, sedangkan di Desa Dadap terdapat

sekitar 2 perusahaan pengolahan ikan teri nasi serupa. Namun dari 3 perusahaan

pengolah ikan teri nasi di Desa Dadap, hanya 2 diantaranya yang mengekspor

produk olahan ikan teri nasi, dan kapasitas produksi ikan teri nasi di perusahaan

selain CV. Sumber Rejeki lebih sedikit. Begitu juga dengan kapasitas produksi

pengolahan produk chirimen yang tidak sebanyak CV. Sumber Rejeki.

Jumlah armada yang semakin bertambah setiap tahunnya dan terpusatnya

daerah penangkapan di fishing ground 2-3 mil dan peningkatan upaya

penangkapan yang terus menerus merupakan penyebab penurunan ikan yang

dikeluhkan nelayan. Upaya penangkapan atau jumlah armada yang ada harus

diefektifkan, dimana sedapat mungkin upaya yang dilakukan tidak melebihi

kondisi pengusahaan maksimum. Mengurangi upaya penangkapan dapat

menurunkan biaya operasional total dan secara tidak langsung dapat memberikan

kesempatan kepada sumberdaya ikan teri nasi yang ada untuk melakukan

pemulihan sumberdaya (berproduksi).

Penurunan upaya dapat dilakukan dengan tidak melebihi upaya optimum

akan dapat meningkatkan produktivitas penangkapan pada tahun-tahun berikutnya

secara bertahap. Kontrol upaya penangkapan harus dilakukan agar produktivitas

penangkapan tetap stabil dan mengalami peningkatan.

4.3 Manajemen Produksi

Produksi merupakan aktivitas dalam mengolah bahan mentah menjadi

bahan jadi ataupun bahan setengah jadi. Produksi yang dilakukan pada CV.

Page 63: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

49

Sumber Rejeki adalah mengolah bahan mentah, yaitu ikan teri nasi basah (raw

material) menjadi bahan setengah jadi yaitu ikan teri nasi kering, baik ikan teri

nasi asin ataupun chirimen. Selain produk ikan teri nasi asin dan chirimen,

perusahaan juga memproduksi produk lain, antara lain yaitu udang rebon dan

cumi-cumi asin.

Perusahaan tidak setiap hari mendapatkan stok ikan teri nasi ketika sedang

musim paceklik, tergantung dari hasil tangkapan nelayan, sehingga ketika musim

teri nasi paceklik perusahaan jarang melakukan produksi, apalagi untuk produksi

chirimen ekspor. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi yang mahal. Proses

produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis (Assauri 1998), yaitu yang bersifat

terputus (intermittent) dan proses produksi yang bersifat terus menerus

(continuous).

Ikan teri nasi asin merupakan produk olahan ikan teri nasi yang diasinkan

dengan menggunakan garam. Produk ini merupakan produk yang paling banyak

diproduksi oleh CV. Sumber Rejeki. Produk ini adalah produk yang dipasarkan

untuk tujuan lokal (dalam negeri).

Chirimen merupakan produk olahan ikan teri nasi yang diolah dengan cara

yang hampir sama dengan produk ikan teri nasi asin, hanya saja ada beberapa

perbedaan dalam pengolahannya. Diantara perbedaan tersebut adalah pada

perbedaan penggunaan garam dalam proses perebusan ikan teri nasi tersebut.

Chirimen yang diproduksi memiliki dua jenis olahan, yaitu chirimen BS (belum

sortir dan sizing) dan chirimen sudah lulus sortir dan sizing. Sedangkan produk

udang rebon dan cumi-cumi asin adalah produk tambahan jika perusahaan

mendapatkan bahan bakunya. Produksi udang rebon dan cumi-cumi asin ini

tidaklah sebanyak produksi ikan teri nasi asin dan chirimen karena CV. Sumber

Rejeki memang hanya fokus untuk produksi kedua produk tersebut.

Proses produksi yang dilakukan oleh CV. Sumber Rejeki dalam

pengolahan produk chirimen lulus sortir dan sizing merupakan proses produksi

semi modern, karena dalam beberapa prosesnya sudah menggunakan mesin

sebagai alat bantunya. Sedangkan untuk produk chirimen BS, ikan teri nasi asin,

udang rebon atau cumi-cumi asin masih bersifat tradisional. Namun bila ditinjau

dari segi manajerial perusahaan, perusahaan ini belum menerapkan sistem

Page 64: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

50

manajerial dan struktur organisasi yang baik. Kendali untuk semua kegiatan dan

pemecahan masalah langsung diambil alih oleh pemilik perusahaan. Maka

perusahaan ini masih tergolong bersifat tradisional, karena dapat dilihat dari

sistem manajerial dan kendali dari pemecahan masalah yang langsung bersumber

pada pemilik perusahaan.

Secara garis besar, proses produksi yang berlangsung di CV. Sumber

Rejeki dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses I dan proses II. Proses I

dimulai dari mulai proses timbang 2 di unit pengolahan sampai proses

penjemuran. Sedangkan proses II diawali dengan proses sortasi sampai

pengepakan. Proses produksi yang dilakukan oleh CV. Sumber Rejeki meliputi

proses-proses yang ditunjukan untuk mengubah bahan mentah yaitu ikan teri nasi

basah (raw material) menjadi ikan teri nasi kering (dried small fish) yang

digunakan untuk kebutuhan komersial. Diagram alir proses produski dapat dilihat

pada Gambar 19 dan Lampiran 6. Namun, sebelum dilakukan proses I dan proses

II, ikan teri nasi yang diterima oleh CV. Sumber Rejeki, akan melewati beberapa

proses.

4.3.1 Proses timbang I

Proses timbang dilakukan di daerah-daerah pengadaan bahan baku. Proses

timbang I hanya dilakukan untuk lokasi penangkapan yang letaknya berjauhan

dengan unit pengolahan. Proses timbang ini menggunakan timbangan gantung.

Bahan baku ikan teri nasi basah yang telah ditangkap oleh para nelayan ditimbang

terlebih dahulu di pos timbang. Bahan baku yang sudah ditimbang kemudian

dimasukkan ke dalam blong dan diberi es.

Bahan baku yang ditimbang tersebut dicatat mengenai berat, harga dan

nama supplier-nya. Pencatatan ini dilakukan oleh supervisor bagian pengadaan

dan supplier dalam bentuk nota. Nota juga diberikan kepada nelayan sebagai

tanda pembayaran terhadap bahan baku yang telah dijualnya. Untuk pembayaran

ikan teri nasi yang dijual ke CV. Sumber Rejeki, para supplier mendapat bayaran

dari perusahaan sebesar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per kilogram.

Page 65: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

51

4.3.2 Receiving

Pembuatan produk chirimen melalui serangkaian proses, diawali dengan

penerimaan bahan baku dari pemasok. Ketika musim puncak, perusahaan dapat

menerima ikan teri nasi lebih dari 200 kg setiap harinya dari pemasok sekitar

perusahaan, dalam hal ini adalah ikan teri yang berasal dari PPI Dadap. Namun

terkadang ada pemasok dari pelabuhan lain yang menjual ikan teri nasi ke

perusahaan.

Ikan teri nasi yang diterima umumnya masih dalam kondisi segar, namun

hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya ikan teri nasi yang bermutu

rendah seperti badan ikan teri yang sudah tidak utuh. Perusahaan memisahkan

ikan teri bermutu tinggi dan yang bermutu rendah secara keseluruhan dari masing-

masing nelayan, karena tenaga kerja (penyortir) CV. Sumber Rejeki sudah

terbiasa dapat mengetahui mutu ikan teri nasi yang diterima. Dalam hal harga,

perusahaan tidak membedakan antara ikan teri nasi yang bermutu tinggi dengan

ikan teri nasi bermutu rendah.

Nelayan membawa ikan teri nasi ke perusahaan dengan menggunakan

boks styrofo-foam, ember atau blong. Kemudian ikan teri dipindahkan ke

keranjang dan ditimbang. Selanjutnya perusahaan membayar tunai ikan teri nasi

tersebut.

Boks styrofo-foam memiliki kapasitas 30-35 kg bahan baku ikan teri nasi.

Ember memiliki kapasitas 5-10 kg ikan teri nasi, sedangkan blong memiliki

kapasitas 80-100 kg bahan baku ikan teri nasi.

4.3.3 Proses I

Produk ikan teri nasi asin dan teri nasi chirimen, baik itu cihirimen BS

atau chirimen lulus sortir dan sizing akan melewati tahap ini. Namun terdapat

perbedaan perlakuan untuk ketiga produk tersebut. Berikut akan dipaparkan

proses kegiatan yang termasuk dalam proses I.

1) Proses timbang 2

Proses ini bertujuan untuk mengukur penyusutan berat bahan baku dan

mengetahui kualitas bahan baku selama perjalanan dari daerah pengadaan sampai

Page 66: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

52

ke unit pengolahan. Sehingga pada proses pengolahan selanjutnya bahan baku

dapat diberi perlakuan yang tepat.

Proses penimbangan dan alat yang digunakan pada proses timbang 2 sama

dengan proses timbang 1. Proses timbang 2 terjadi di unit pengolahan. Selain

untuk mengecek penyusutan berat bahan baku dan kualitas mutu dari proses

timbang 1, proses timbang juga digunakan untuk mengetahui berat bahan baku

ikan teri nasi dari nelayan atau supplier yang melakukan penangkapan dekat

dengan unit penangkapan.

2) Pencucian bahan baku

Ikan teri yang masih diletakkan dalam keranjang tersebut dicuci dengan

menggunakan air bersih dan mengalir. Hal tersebut bertujuan untuk

membersihkan ikan teri nasi yang akan diolah bersih dari kotoran atau benda

asing yang melekat pada tubuh ikan. Pencucian ini dilakukan di bak pencucian.

Bak pencucian ini terbuat dari bahan semen, batu bata, dan porselen. Setiap bak

pencucian memiliki saluran pemasukan dan pembuangan air.

Tahap awal proses pencucian yaitu ikan teri nasi basah dipindahkan ke

dalam irig kecil (sejenis keranjang terbuat dari plastik). Kapasitas irig kecil ini

memiliki kapasitas lebih kurang 2 kg. Proses pemindahan ini dilakukan oleh satu

orang. Irig kecil yang telah berisi bahan baku tersebut kemudian direndam ke

dalam bak pencucian yang telah diisi air ledeng (PAM).

Perlakuan dalam proses pencucian ini dengan cara mengaduk ikan

perlahan-lahan saat direndam dalam proses pencucian ini dengan menggunakan

tangan yang telah dilapisi dengan sarung tangan plastik (untuk proses perlakuan

ikan teri nasi tujuan ekspor, sedangkan untuk ikan teri nasi tujuan lokal tidak

menggunakan sarung tangan). Setelah dicuci di bak pertama, ikan teri nasi

kemudian dipindahkan ke bak cuci kedua. Kemudian dicuci di bak ketiga dengan

pelakuan yang sama seperti pada perlakuan pencucian di bak pertama.

Untuk ikan teri nasi tujuan ekspor pencucian dilakukan hingga tiga kali.

Sedangkan untuk ikan teri nasi tujuan lokal hanya diberi air saja untuk merendam

ikan teri nasi sesaat sebelum direbus. Ikan teri nasi tersebut direndam pada boks

fiber.

Page 67: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

53

3) Proses penirisan

Bahan baku yang telah dicuci dan masih dalam irig tersebut akan

dibiarkan beberapa saat hingga tiris. Proses penirisan ini dilakukan dengan tujuan

untuk menurunkan air yang merupakan sisa-sisa air pencucian. Penggunakan irig

untuk meletakkan ikan teri nasi adalah untuk memudahkan air mengalir saat

pencucian dan penirisan.

Proses penirisan ini dilakukan dengan meletakkan irig pada kerangka

penirisan dan dibiarkan beberapa saat. Tenaga kerja yang bertugas melakukan

pekerjaan ini adalah orang yang sama dengan yang bertugas melakukan pencucian

bahan baku ikan teri nasi.

4) Proses perebusan

Tahap selanjutnya adalah proses pemasakan ikan teri nasi, dengan cara

direbus dalam air garam yang mendidih, yaitu pada suhu 1000

– 1030C. Lamanya

proses pemasakan ini bergantung pada ukuran ikan, untuk ikan teri nasi cukup

dalam waktu 1–2 menit saja, sedangkan untuk ikan teri besar proses pamasakan

biasa dalam waktu 7–10 menit.

Sebelum tahap ini dilakukan, maka perlu persiapan. Persiapan-persiapan

tersebut meliputi pengisian air bejana perebusan dan menyalakan kompor. Air

untuk mengisi bejana ini menggunakan air PAM. Saat menjelang air mendidih

garam dimasukkan ke dalam bejana yang telah terisi 200 liter air. Setelah air

mendidih dan garam telah larut maka proses perebusan mulai dilakukan. Proses

perebusan yang disertai penggaraman ini bertujuan untuk mengurangi kadar air,

membunuh mikroorganisme dan meningkatkan citrarasa ikan.

Garam yang digunakan dalam proses pemasakan ikan teri nasi tujuan

ekspor (chirimen) adalah 10 kg. Hal tersebut dikarenakan permintaan dari negara

tujuan yang menginginkan ikan teri nasi tersebut memiliki tingkat kadar garam

yang rendah. Biasanya kadar garamnya berkisar 3-6%. Sedangkan untuk ikan

teri nasi tujuan lokal, air yang digunakan untuk merebus adalah sebanyak 200 liter

air, sedangkan garam yang digunakan adalah 50–60 kg. Hal tersebut dikarenakan

kebiasaan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat di Pulau Jawa yang

menyukai makanan asin, sehingga ikan teri nasi diolah menjadi produk teri nasi

asin dengan kadar garam 30-40%.

Page 68: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

54

CV. Sumber Rejeki memiliki dua buah bejana perebusan, dimana masing-

masing bejana ini dapat merebus 8 irig sekaligus. Pengadukan akan dilakukan

tiga kali selama proses perebusan ini, yaitu pada awal perebusan, pertengahan dan

pada akhir perebusan. Pengadukan ini bertujuan agar tingkat kematangan ikan

merata. Ciri-ciri ikan yang matang adalah ikan akan mengambang saat direbus

dan ikan tidak berlendir. Jika ikan yang direbus memiliki ciri-ciri tersebut maka

sudah dapat dipastikan ikan tersebut telah matang dan proses perebusan akan

segera dihentikan.

Garam yang digunakan untuk pembuatan chirimen adalah garam dengan

grade A yang memiliki warna putih tanpa kotoran, karena jika garam yang

digunakan kotor, maka akan berpengaruh terhadap warna produk chirimen.

Garam yang biasa digunakan untuk pembuatan chirimen biasa dipasok dari daerah

Losarang di Kabupaten Indramayu. Namun, jika pemasokan garam dari Losarang

kurang, maka perusahaan akan membeli garam di Cirebon yang biasanya garam

tersebut adalah garam impor yang berasal dari India dengan harga yang cukup

mahal dibandingkan garam grade A dari Losarang, yaitu Rp 1.100 per kg.

Sedangkan garam impor grade A yang berasal dari India dibeli dari Cirebon

hanya dengan Rp 1.400 per kg.

Selain memasok garam grade A, perusahaan juga membeli garam biasa

tanpa grade yang digunakan untuk perebusan ikan teri nasi tujuan pasar lokal.

Garam ini dibeli dengan harga Rp 700 hingga Rp 800 per kg. Perusahaan

membeli garam tersebut dari Losarang atau Cirebon.

Kualitas garam dan air untuk merebus merupakan faktor yang perlu

diperhatikan dalam proses perebusan. Oleh karena itu CV. Sumber Rejeki

memperhatikan betul kualitas garam yang dipakai dan air yang digunakan untuk

proses perebusan. CV. Sumber Rejeki juga memiliki standar kapan air untuk

proses perebusan diganti dan ditambahkan garam kembali.

5) Proses penganginan ikan

Proses penganginan ikan ini bertujuan untuk menurunkan air rebusan dan

untuk menurunkan suhu ikan. Setelah ikan direbus dan matang, ikan akan

ditiriskan hingga air rebusan yang terbawa berkurang, hingga setengah kering.

Page 69: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

55

Selanjutnya ikan teri tersebut akan disebarkan secara merata dengan

menggunakan ayakan yang berdiameter lubang 1,5 cm di sanoko.

Sanoko adalah wadah seperti tempayan hanya saja terbuat dari bingkai

kayu berbentuk persegi panjang dengan alas waring. Di atas wadah tersebut ikan

teri nasi diratakan agar menyebar rata, sehingga ikan teri nasi tidak bergerombol

dan cepat kering. Kemudian sanoko tersebut akan dijemur dengan cara disusun

dan dianginkan hingga tidak terlalu panas dan uap panasnya hilang.

Apabila cuaca bagus dan ada sinar matahari, maka ikan akan langsung

dijemur. Namun jika cuaca buruk atau mendung, maka ikan akan dimasukkan ke

dalam cold storage untuk mencegah terjadinya penurunan mutu.

6) Proses penjemuran

Proses penjemuran (pengeringan) ini bertujuan untuk mengurangi kadar

air dalam ikan, memperpanjang daya simpan ikan dan memenuhi permintaan

konsumen. Kekeringan untuk ikan teri nasi pasar ekspor (chirimen) dan pasar

lokal berbeda, dikarekan kadar garam yang terkandung di dalamnya berbeda.

Kadar garam ikan teri nasi untuk tujuan pasar lokal yang tinggi dapat

menghambat bakteri tumbuh sehingga ikan teri nasi hanya dijemur sampai

setengah kering. Sedangkan chirimen yang memiliki kadar garam rendah,

sehingga rasanya hampir tawar membutuhkan waktu pengeringan yang sedikit

lebih lama hingga teri nasi benar-benar kering.

Proses pengeringan ini dilakukan secara tradisional, yaitu dengan bantuan

sinar matahari dan dilakukan bila cuaca bagus. Ikan-ikan yang dijemur berasal

dari proses penganginan ikan atau ikan-ikan yang disimpan dalam cold storage

karena setelah proses penganginan cuaca tidak mendukung untuk melakukan

penjemuran. Ikan teri nasi dijemur di atas rak penjemur. Waktu penjemuran ini

sekitar 1 hari (± 8 jam).

Pada proses ini dilakukan pembalikan ikan teri yang bertujuan untuk

meratakan tingkat kekeringan ikan. Pembalikan dilakukan 2-3 kali. Pembalikan

pertama dilakukan dengan bantuan sanoko yang lain. Ikan yang ada akan

dipindahkan ke sanoko yang baru dengan cara dibalik, kemudian diratakan

dengan tangan agar tidak menggumpal. Sedangkan pembalikan kedua dilakukan

Page 70: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

56

dengan cara mengumpulkan ikan ditengah-tengah sanoko yang kemudian akan

disebar lagi secara merata dengan menggunakan tangan.

Ikan teri akan dijemur hingga kadar air yang terkandung pada ikan teri

nasi untuk tujuan ekspor (chirimen) mencapai 20-33%. Hal tersebut merupakan

standar baku produk untuk tujuan ekspor. Namun apabila ikan teri nasi belum

kering dan cuaca tidak bagus, maka ikan akan dipindahkan ke sanoko timbun

yang kemudian akan disimpan ke dalam cold storage.

4.3.4 Proses 2

Kegiatan yang termasuk proses 2 ini diantaranya adalah proses sortasi

(sorting), proses sizing, proses penimbangan dan proses pengemasan (packing).

Perlakuan pada setiap alur kegiatan ini akan berbeda untuk tiap-tiap produk yang

diproduksi CV. Sumber Rejeki.

Produk ikan teri nasi asin untuk tujuan pasar dalam negeri dan produk

chirimen BS tidak akan melewati tahap proses kegiatan sortasi dan sizing.

Produk-produk tersebut akan langsung ditimbang dan dikemas untuk kemudian

dipasarkan atau disimpan dalam cold storage. Sedangkan produk chirimen lulus

sortir dan sizing akan melewati tahap sortir dan sizing yang kemudian akan

ditimbang dan dikemas. Berikut adalah uraiannya:

1) Proses sortasi

Sorting atau proses sortasi merupakan tahap setelah ikan teri nasi kering.

Tahap ini merupakan proses yang hanya dilakukan pada produk chirimen dengan

permintaan lulus sortir dan sizing. Sedangkan untuk ikan teri nasi asin tujuan

dalam negeri serta produk chirimen BS tidak dilakukan sortasi dan pemisahan

ukuran (sizing), melainkan langsung ditimbang dan dikemas untuk segera

dipasarkan.

Proses sorting ini merupakan proses dimana chirimen dipisahkan dari

kotoran dan ikan lain yang masih tercampur. Selain itu, dalam proses ini chirimen

yang badannya sudah tidak utuh (patah) akan dipisahkan dengan ikan teri nasi

yang badannya masih utuh (tidak patah). Hal tersebut karena pasar ekspor tidak

menerima ikan teri nasi kering chirimen dengan kondisi tersebut. Ikan teri nasi

kering (chirimen) harus memiliki 95% kadar chirimen bersih.

Page 71: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

57

Proses ini dilakukan setelah ikan kering (setelah proses penjemuran).

Sortasi dilakukan dalam sebuah ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan sara

penunjangnya, seperti meja, kursi, dan alat tampi. Proses ini dilakukukan secara

manual dengan mengunakan jari tangan untuk memilah ikan teri yang berbadan

utuh dan yang patah. Sedangkan untuk memisahkan ikan teri nasi yang sudah

hancur menjadi bubuk dan yang tidak, pekerja akan menampi produk tersebut.

Produk ikan teri chirimen untuk tujuan ekspor memiliki cirri-ciri ikan

bersih, utuh (tidak patah) dan warnanya putih cerah. Untuk menunggu proses

selanjutnya (sizing), produk ikan yang bermutu ekspor tersebut disimpan dalam

basket kering dan bersih.

2) Proses sizing

Proses sizing adalah proses dimana chirimen dikelompokkan berdasarkan

ukurannya. Proses sizing ini menggunakan alat atau mesin sizing yang

memungkinkan adanya produksi massal (banyak) dan memudahkan pekerjaan.

Selain itu, dengan digunakannya mesin sizing ini, ukuran untuk chirimen akan

seragam.

Setelah chirimen melewati proses sortasi, maka selanjutnya adalah proses

pemisahan chirimen berdasarkan ukurannya. Sizing yang dilakukan perusahaan

masih konvensional, karena peralatan yang digunakan perusahaan ini adalah

mesin sizing yang hanya berupa blower. Blower yang pada prinsipnya

memisahkan teri berdasarkan berat dan ringannya massa teri (weight grader). Hal

tersebut mengasumsikan, bahwa berat teri akan merepresentasikan panjang sesuai

size yang ditentukan. Semakin ringan teri yang terkena blower maka akan

semakin jauh letak jatuhnya yang kemudian dikategorikan pada ukuran tertentu.

Begitu pula sebaliknya, semakin berat teri maka lokasi jatuhnya akan semakin

dekat dengan blower. Pada mesin sizing terdapat lima laci, laci pertama untuk

ukuran medium, laci kedua untuk ukuran small, laci ketiga untuk ukuran short and

small, laci keempat dan kelima untuk sisa debu atau kotoran pada ikan teri nasi.

Petak laci pada mesin sizing terbuat dari triplek.

Berdasarkan keterangan dari pihak perusahaan, bila ditinjau dari segi

keakuratan, pemisahan tersebut masih berkisar 75-80%. Tidak menutup

kemungkinan teri-teri tersebut akan tetap tercampur dalam size yang berbeda,

Page 72: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

58

terhalang jaring pada alat eksisting ataupun masih tercampurnya barang lain

(komponen non teri) seperti kawat. Ini menyebabkan adanya tambahan waktu

untuk pemisahan secara manual untuk teri yang berada pada jaring. Adanya

penambahan waktu juga dikarenakan harus dilakukannya proses sizing dengan

beberapa kali siklus atau perputaran proses. Dilakukannya proses sizing berulang

untuk benar-benar memastikan bahwa teri nasi dalam kondisi yang bersih,

sehingga terkadang perusahaan melakukan proses sizing secara manual seperti

sortasi, dengan menggunakan tenaga manusia untuk memilah ikan teri nasi

berdasarkan ukurannya.

Perusahaan masih belum banyak memproduksi produk chirimen lulus

sortir dan pemisahan ukuran, sehingga penggunaan mesim blower masih kurang

dan lebih banyak bergantung pada pemisahan ukuran yang dilakukan oleh tenaga

manusia. Kurangnya perusahaan dalam memproduksi produk chirimen lulus

sortir dan pemisahan ukuran ini dikarenakan perusahaan pengekspor lebih sering

memesan produk chirimen BS, karena harganya yang jauh lebih murah.

Perusahaan pegekspor akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar walau

proses sortasi dan sizing akan dilakukan di perusahaan pengolahan miliknya,

karena mesin pemisah ukuran yang dimiliki perusahaan pengekspor sudah

modern.

Standar ukuran chirimen ini terbagi menjadi 4 kategori, yaitu size SS, S,

M, dan L. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan konsumen (pasar)

internasional menginginkan ukuran MS, yaitu ukuran dengan komposisi 65%

ukuran M dan 35% ukuran S. Ukuran (size) SS adalah berkisar antara 0,5-1 cm.

Ukuran S berada diantara 1-2 cm. Ukuran 2-3 cm merupakan ukuran untuk M

dan size L memiliki kisaran ukuran lebih dari 3 cm.

3) Proses penimbangan

Produk ikan teri yang diproduksi CV. Sumber Rejeki akan ditimbang

sebelum dikemas. Baik itu produk ikan teri nasi asin, chirimen BS ataupun

chirimen lulus sortir dan sizing. Produk tersebut akan ditimbang sesuai dengan

ukuran yang tertera pada kemasan. Biasanya 15 kg per kemasannya.

Page 73: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

59

4) Proses pengemasan

Chirimen yang seukuran akan dikemas dalam suatu kardus sembari

ditimbang di atas timbangan. Setelah beratnya sesuai dengan yang tertera dalam

kardus, maka kardus yang berisi chirimen tersebut akan ditutup dengan kertas

koran dan kardus akan diselotip. Proses pengemasan ini bertujuan untuk

melidungi produk dari pengaruh luar yang dapat menyebabkan kerusakan produk,

serta untuk mempermudah dalam proses distribusi.

Proses dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia.

Pengemasan produk disesuaikan dengan ukuran produk. Dalam satu kemasan

hanya terdapat satu jenis ukuran untuk produk chirimen, kecuali untuk produk

chirimen BS dan ikan teri nasi asin, karena ukuran produk bukanlah standar untuk

pemasaran, sehingga ukuran produk masih tercampur.

Kemasan yang digunakan adalah kardus. Kardus yang digunakan adalah

kardus bekas kemasan makanan lain yang akan dilapisi koran. Peggunaan koran

masih belum baik dan tidak sesuai dengan standar kesehatan, namun penggunaan

koran dan kardus bekas ini hanya dilakukan pada produk ikan teri nasi asin untuk

pasar dalam negeri saja, sedangkan untuk produk chirimen penggunaan kardus

sudah cukup baik dengan adanya kardus yang diberikan oleh perusahaan

pengekspor. Namun sesampainya di perusahaan pengekspor, kemasan kardus

tersebut akan diganti dengan kemasan papan kertas dengan tipe double wall

(lapisan bergelombang dinding ganda).

Proses pengemasan yang dilakukan di perusahaan pengekspor akan

dimulai dengan pengecekan kualitas ikan teri nasi kering (chirimen) apakah layak

untuk dikemas atau tidak. Jika produk layak untuk dikemas, maka produk akan

langsung dikemas. Sedangkan jika produk tidak layak kemas, maka produk akan

dikembalikan ke bagian produksi untuk dilakukan proses ulang. Layak kemas

atau tidaknya produk chirimen ini bergantung pada ukuran ikan, kepatahan,

kekeringan dan warna ikan.

Setelah melewati proses pengecekan, chirimen tersebut akan dikemas.

Cara pengemasan ini pertama-tama dengan melapisi papan kertas dengan plastik.

Papan kertas ini memiliki kapasitas berat bersih 5 kilogram. Kemasan ini

merupakan kemasan yang aman dan dapat membuat produk chirimen tahan lama

Page 74: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

60

karena kemasan tersebut merupakan kemasan kedap udara. Produk chirimen akan

dimasukkan ke dalam plastik sembari ditimbang yang kemudian akan di press

hingga tidak ada udara di dalamnya, yang kemudian dikemas dalam kemasan

papan kertas.

4.3.5 Penyimpanan

Chirimen yang telah dikemas dengan menggunakan kardus akan langsung

dipasarkan jika perusahaan pengekspor memintanya. Namun jika perusahaan

pengekspor belum meminta, maka chirimen tersebut akan disimpan di dalam cold

storage dengan suhu antaa -10oC hingga -20

oC. Begitu pula dengan ikan teri nasi

untuk tujuan lokal, akan disimpan di cold storage sebelum akhirnya dipasarkan.

Berikut adalah alur produksi ikan teri nasi.

Page 75: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

61

Proses I Proses II

Gambar 19 Diagram alir proses pengolahan produk teri nasi kering chirimen

dan produk teri nasi asin di CV. Sumber Rejeki

4.4 Manajemen Mutu

Analisis mutu dilakukan untuk mengetahui kualitas atau mutu ikan teri

nasi. Mutu ikan teri nasi dianalisis dengan menganalisa seberapa besar

perbandingan antara produksi yang dihasilkan dengan produk ikan teri nasi yang

berkualitas baik atau memenuhi standar ekspor. Manajemen mutu terdiri dari

sumber bahan baku dan penanganan bahan baku.

Tidak Jemur

Tidak

Tidak

A

Ya

Ya

Ya

Sesuai

Sortasi

Sesuai

Sizing

Sesuai

Packing

Finish good

Cold Storage

A

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Row material

Timbang I, timbang II

Cuci

Sesuai

Sesuai

Ikan Teri Rebus

Rebus dan Penggaraman

Penirisan

Ya

Tidak Panas

Cold

Storage

Jemur

Ikan Teri Rebus

(Kering air)

Page 76: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

62

4.4.1 Sumber bahan baku

Bahan baku ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki diperoleh dari nelayan

langsung dan bakul (supplier) yang bekerja sama dengan nelayan. Perusahaan

akan menerima semua ikan teri nasi dari nelayan dan bakul. Namun, perusahaan

akan memisahkan ikan teri nasi tersebut berdasarkan mutu ikan teri nasi tersebut.

Mutu ikan teri nasi yang kurang baik memiliki ciri warna kurang atau tidak putih

dan badan hancur.

Berdasarkan hasil pemisahan ikan teri nasi berdasarkan mutu yang

dilakukan oleh CV. Sumber Rejeki, ikan teri nasi yang diperoleh dari nelayan

langsung memiliki mutu lebih rendah dari pada mutu ikan teri nasi yang diperoleh

dari supplier (bakul). Hal tersebut diakibatkan karena sesaat ikan teri nasi

didaratkan di darmaga, nelayan tidak langsung mendistribusikannya ke pabrik

pengolahan, melainkan membawanya ke rumah nelayan terlebih dahulu.

Sedangkan ikan teri nasi yang diperoleh dari bakul, akan langsung didistribusikan

sesaaat setelah didaratkan di darmaga.

Selain dikarenakan faktor di atas, mutu ikan teri nasi yang berasal dari

bakul lebih baik karena bakul memperhatikan betul mutu ikan teri nasi yang

dihasilkan nelayan, dalam hal ini adalah nelayan yang bekerja sama dengan bakul.

Bakul sudah sadar akan mutu ikan teri nasi, mutu yang baik dapat dicegah dengan

penggunaan es yang lebih banyak. Oleh karena itu, nelayan yang bekerja sama

dengan bakul membawa es lebih banyak dibandingkan nelayan biasa, sehingga

harag ikan teri nasi dari bakul lebih tinggi daripada harga ikan teri nasi yang

didapat dari nelayan.

Guna dari pemisahan mutu ikan teri nasi tersebut adalah untuk pemisahan

proses pengolahan produk ikan teri nasi. Ikan teri nasi bermutu baik akan diolah

untuk menjadi produk chirimen dan ikan teri nasi bermutu kurang baik akan

diolah menjadi produk ikan teri nasi asin. Berikut gambar adalah pemisahan mutu

berdasarkan tujuan pemasaran ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki:

Page 77: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

63

Gambar 20 Pemisahan ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki berdasarkan mutu

4.4.2 Penanganan bahan baku

Penanganan bahan baku ikan teri terdiri dari penanganan di atas kapal oleh

nelayan, penanganan saat pendaratan dan pendistribusian serta penanganan

selama proses pengolahan merupakan penentu mutu ikan teri nasi. Berikut adalah

penjelasannya:

1) Penanganan teri nasi di atas kapal

Hasil tangkapan ikan teri nasi yang didapat akan ditampung dalam sebuah

wadah. Kemudian ikan teri nasi dimasukkan ke dalam blong yang telah diisi es

balok atau es curah. Setelah itu, blong akan ditutup rapat-rapat agar tidak terkena

sinar matahari, sehingga mutu ikan teri dapat terjaga.

2) Penanganan teri nasi saat pendaratan dan pendistribusian

Ikan teri nasi yang didaratkan di tempat pedaratan ikan pada umumnya

masih dalam keadaan segar. Ikan teri nasi yang didaratkan disimpan di dalam

blong dan diberi es.

Ikan teri nasi yang didaratkan akan segera ditimbang di pos timbang 1.

Penimbangan tersebut dilakukan oleh supplier (bakul) yang memiliki ikatan

kerjasama dengan nelayan. Sedangkan nelayan yang tidak memiliki ikatan

kerjasama dengan bakul akan langsung menjual ikan teri nasi hasil tangkapannya

ke pasar atau pabrik pengolahan.

Ikan Teri Nasi

Segar

Pegolahan Ikan Teri Nasi

Mutu Baik

(Badan

utuh)

Chirimen

Pasar

Ekspor

(Mutu Baik)

Ikan Teri Asin

Kering

Pasar Lokal (Mutu Baik/Kurang

Baik)

Mutu Kurang Baik

(Badan tidak utuh)

Page 78: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

64

Selanjutnya ikan teri nasi yang telah ditimbang oleh bakul akan

dipindahkan ke dalam blong milik bakul yang telah diberi es balok dan kemudian

ditutup rapat. Setelah itu hasil tangkapan ikan teri tersebut akan didistribusikan,

baik itu ke pasar ataupun ke pabrik pengolahan ikan teri seperti CV. Sumber

Rejeki. Pendistribusian tersebut dilakukan dengan menggunakan torca (motor

becak) dan juga becak.

3) Penanganan selama pengolahan

Ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu biasa diolah menjadi produk ikan

teri nasi asin dan produk ikan teri nasi kering (chirimen). Dimana produk ikan

teri nasi asin adalah produk yang dipasarkan untuk tujuan dalam negeri,

sedangkan produk chirimen adalah merupakan produk untuk tujuan pasar ekspor,

terutama Jepang.

Produk ikan teri nasi asin masih diolah secara tradisional, sedangkan

produk chirimen sudah diolah secara semi modern oleh perusahaan dengan

memperhatikan standar dan kualitas ikan teri nasi tersebut. Pada dasarnya baik

pengolahan ikan teri nasi asin dan chirimen ini relatif sederhana, tidak

memerlukan keahlian khusus. Hanya saja, terdapat beberapa perlakuan yang

berbeda dan khusus untuk produk chirimen ini. Perlakuan yang berbeda ini

ditujukan agar standar kualitas produk ini baik dan dapat diterima oleh Negara

tujuan ekspor.

Perlakuan berbeda ini adalah dengan adanya sentuhan modern yang

dilakukan perusahaan untuk menghasilkan produk teri nasi berkualitas baik

dengan memperhatikan mutu raw material dalam hal ini adalah ikan teri nasi,

mutu produk dan mutu-mutu pendukung kegiatan pengolahan ikan teri nasi kering

chirimen. Selain itu, perlakuan yang berbeda ini juga termasuk diantaranya

adalah dengan dipergunakannya mesin semi modern untuk pemisahan ukuran

produk chirimen.

Perlakuan yang khusus pada produksi produk chirimen menghasilkan

produk yang berkualitas, berikut adalah standar kualitas (mutu) produk chirimen

untuk pasar ekspor CV. Sumber Rejeki:

Page 79: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

65

Tabel 7 Standar mutu produk teri nasi chirimen

No Parameter Standar Baku

1 Kadar air 20 – 33 %

2 Kadar garam Maksimal 6% b/v

3 Bau Tidak berbau

4 Warna Putih transparan

5 Kepatahan 0 – 2 %

6 Benda asing / ikan lain 2 %

7 Keseragaman ukuran 80 – 100%

8 Timbangan 15 kg netto/kardus

9 Ukuran:

1) SS

2) S

3) M

4) L

0,5 – 1 cm

1 – 2 cm

2 – 3 cm

>3 cm Sumber: Panduan mutu produk chirimen CV. Sumber Rejeki 2011

Menurut data standar mutu produk teri nasi chirimen, diketahui kadar air

20-33%. Kadar air yang rendah tersebut dilakukan dengan tujuan agar chirimen

tidak mengalami pembusukan (penguraian oleh bakteri dan jamur), karena

chirimen memiliki kadar garam maksimal 6% b/v. Kadar garam chirimen lebih

rendah dibandingkan dengan kadar garam produk ikan teri nasi asin untuk pasar

lokal, yang mencapai 30-40%. Standar warna chirimen harus putih transparan,

karena itu maka CV. Sumber Rejeki menggunakan garam berkualitas agar warna

chirimen tetap putih. Ikan teri nasi yang bermutu kurang baik tidak bisa dibuat

chirimen, karena warnanya sudah tidak putih transparan dan akan memiliki

tingkat kepatahan tinggi. Keseragaman ukuran berkisar antaar 80-100% untuk

produk chirimen, kecuali pengekspor meminta permintaan khusus seperti ukuran

MS, yaitu ukuran dengan komposisi 65% ukuran M dan 35% ukuran S.

Mutu dianalisis dengan menggunakan peta kendali. Untuk menggunakan

peta kendali, maka perlu ditentukan kriteria untuk mengevaluasi apa yang harus

kita perhatikan sebagai suatu ketidaknormalan (Ishikawa 1986). Tujuan dari

pembuatan peta kendali adalah untuk menentukan dengan dasar pergerakan titik-

titik perubahan apa yang telah terjadi dalam proses produksi.

Menurut Ishikawa (1986), jika proses produksi dalam keadaan terkendali,

berarti:

1) Semua titik terletak di dalam batas kendali; dan

Page 80: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

66

2) Pengelompokan titik-titik tidak membentuk bentuk yang khusus.

Kriteria untuk mengetahui ketidaknormalan, yaitu:

1) Beberapa titik diluar batas kendali atas, atau

2) Titik membentuk khusus walaupun mereka semua jatuh di dalam batas

kendali.

Gambar 21 Peta kendali p mutu produk ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki,

Indramayu yang dibuat berdasarkan data yang ditunjukan pada

Tabel 8

0,000

0,100

0,200

0,300

0,400

0,500

0,600

0,700

0,800

0,900

1,000

1,100

1,200

Pro

po

rsi

(%)

Bulan

% Cacat GT BA BB

Page 81: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

67

Tabel 8 Data produksi teri nasi CV. Sumber Rejeki tahun 2011 yang digunakan

untuk perhitungan analisis peta kendali p

Bulan Jumlah

Produksi n

(Kg)

Jumlah produk

domestik pn

(Kg)

P % BA % BB % GT

(% domestik)

Januari 2.847 2.097 0,736 0,828 0,781 0,806

Februari 3.290 2.990 0,908 0,806 0,785 0,806

Maret 10.095 9.645 0,955 0,807 0,794 0,806

April 11.145 10.058 0,902 0,807 0,795 0,806

Mei 11.670 9.630 0,825 0,806 0,794 0,806

Juni 10.525 8.050 0,764 0,807 0,793 0,806

Juli 9.060 7.380 0,814 0,807 0,793 0,806

Agustus 13.635 7.680 0,563 0,806 0,793 0,806

September 43.890 34.245 0,78 0,806 0,8 0,806

Oktober 62.700 51.345 0,819 0,806 0,801 0,806

November 47.780 37.055 0,776 0,806 0,8 0,806

Desember 50.960 42.350 0,831 0,806 0,801 0,806

Total 277.597 222.525 9,677

Rata-rata 23.133 18.544 9,677

0,806405

Q 0,193595

Berdasarkan Gambar 21 di atas, terlihat bahwa tingkat cacat pada produk

ikan teri nasi olahan CV. Sumber Rejeki selalu melewati BA dan BB. Dimana

pada bulan Maret, tingkat cacat produk sebesar 0,955% lebih tinggi dari BA. Hal

ini menunjukkan kerusakan (cacat) produk sudah berada di luar batas kontrol

yang merupakan suatu penyimpangan. Penyimpangan dari tidak terkontrolnya

mutu produk olahan ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki disebabkan oleh jumlah

produk ikan teri nasi untuk pasar dalam negeri yang diproduksi oleh CV. Sumber

Rejeki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ikan teri nasi ekspor.

Tingkat cacat produk pada bulan Agustus sebesar 0,563% lebih rendah

dari BB. Dapat disimpulkan bahwa produksi chirimen pada bulan Agustus cukup

baik, yaitu sebesar 5.955 kg. Begitu pula tingkat cacat produk pada bulan Juni,

September, dan November.

Mutu produk sangat berpengaruh terhadap harga penjualan. Semakin baik

mutu ikan teri nasi, maka semakin tinggi harga ikan teri nasi tersebut. Harga

Page 82: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

68

produk chirimen BS berkisar Rp 85.000 hingga Rp 95.000 per kilogram,

sedangkan harga chirimen lulus sortir dan sizing hingga lebih dari Rp 95.000 per

kilogram. Harga ikan teri nasi asin untuk pasar lokal berkisar Rp 25.000 hingga

Rp 30.000 per kilogram, sedangkan harga produk ikan teri nasi asin untuk pasar

luar Indramayu berkiar antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilogram.

Perbedaan harga antara ikan teri nasi asin lokal dan luar Indramayu dikarenakan

adanya biaya tambahan, yaitu biaya transportasi.

Perbedaan harga sangat dipengaruhi juga dengan kondisi cuaca, karena

ketika cuaca buruk maka harga ikan teri nasi (raw material) akan mahal dan harga

produk olahan ikan teri nasi pun bertambah mahal, begitu pula sebaliknya. Selain

itu, kualitas dari produk ikan teri nasi juga sangat berpengaruh kepada harga di

pasar, terlebih lagi untuk produk chirimen. Kualitas produk sangat berpengaruh

terhadap penawaran dan kesepakatan harga.

4.5 Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor yang penting dalam bidang perikanan kerena

sifat dari produk perikanan yang highly perishable atau mudah rusak dan busuk.

Pemasaran ikan untuk konsumsi lokal maupun untuk kebutuhan luar daerah dan

ekspor diarahkan untuk menunjang kelangsungan upaya peningkatan

kesejahteraan (penghasilan) nelayan dan pengolah ikan.

Pemasaran sangat tergantung pada penawaran produk dan permintaan

pasar (konsumen) terhadap produk yang dipasarkan. Permintaan produk terjadi

mengikuti tingkat konsumsi ikan (kilogram per kapita per tahun), pertambahan

jumlah penduduk dan laju peningkatan ekspor. Menurut Nurdjana (2000) vide

Wahyudi (2004), bila tingkat konsumsi ikan mencapai 26,5 kg per kapita per

tahun maka permintaan produk perikanan dalam negeri mencapai 5,3 juta ton per

tahun.

Produk ikan teri nasi dipasarkan secara lokal (wilayah Indramayu) dan

antar daerah. Daerah pemasaran lain selain Kabupaten Indramayu diantaranya

adalah Cirebon, Bandung, Jakarta, Cianjur, dan Karawang. Pemasarannya

dilakukan dengan noda transportasi mobil bak terbuka colt diesel tanpa adanya

pendingin untuk tetap menjaga mutu ikan teri nasi. Hanya dengan ditutup dengan

menggunakaan terpal.

Page 83: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

69

Produk chirimen merupakan produk teri nasi untuk keperluan ekspor.

Negara tujuan ekspor produk ini adalah Jepang. Namun, perusahaan CV Sumber

Rejeki tidak melakukannya secara langsung, melainkan melalui perusahaan

pengekspor yang merupakan perusahaan produsen chirimen. Diantara perusahaan

yang meminta chirimen dari CV Sumber Rejeki untuk diekspor adalah PT. MPI

(Madura Prima Interna) dan PT. KML (Kelola Mina Laut). Berikut adalah skema

rantai pemasaran teri nasi di Kabupaten Indramayu, dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22 Rantai pemasaran ikan teri nasi di Kabupaten Indramayu

Proses pemasaran produk chirimen CV. Sumber Rejeki sering mengalami

banyak permasalahan. Salah satunya adalah ketidakpastian pasar. CV. Sumber

Rejeki masih bergantung pada perusahaan lain untuk melakukan ekspor

produknya. Padahal secara kualitas dan fasilitas pengolahan, perusahaan tersebut

sudah biasa melakukan ekspor sendiri. Namun, dikarenakan jumlah produksi

chirimen yang kurang memadai, maka perusahaan belum berani mengambil

langkah ekspor secara mandiri.

Produk chirimen dari CV. Sumber Rejeki akan diambil sendiri oleh

perusahaan pengekspor dengan menggunakan mobil kontainer berpendingin. Hal

tersebut dilakukan agar mutu produk chirimen dapat dipertahankan baik,

mengingat jarak antara perusahaan CV. Sumber Rejeki yang jauh dari perusahaan

pengekspor yang terdapat di Jawa Timur. Pihak perusahaan pengekspor akan

membuka setiap isi kardus produk chirimen untuk melihat apakah ukuran dan

kualitasnya baik atau tidak, serta memastikan timbangnya ketika produk chirimen

Nelayan

Perusahaan

Pengolahan Teri Nasi

Bakul/supplier

Pengecer

Konsumen lokal

dan luar daerah

Pengekspor

Konsumen luar negeri

Pedagang

Page 84: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

70

akan dibeli. Setelah produk chirimen hasil produksi CV. Sumber Rejeki

memenuhi syarat, maka perusahaan pengekspor akan memberikan nota bukti

pembelian yang kemudian akan ditukar dengan uang.

Untuk produk chirimen yang dipasarkan ekspor melalui PT. Madura Prima

Interna (PT. MPI), produk chirimen BS akan disortir dan dilakukan pemisahan

ukuran di pabrik pengolahan pusat PT. MPI. Pabrik pengolahan pusat PT. MPI

ini terletak di Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura,

Jawa Timur. Begitu pula dengan pengemasannya dilakukan disana. Selanjutnya,

setelah produk siap untuk diekspor, maka produk-produk chirimen tersebut akan

dibawa ke Surabaya untuk kemudian diekspor melalui Pelabuhan Niaga Tanjung

Perak. Sedangkan kantor pusat pemasaran PT. MPI sendiri terletak di Kota

Surabaya, Jawa Timur.

Produk chirimen yang dibeli oleh PT. Kelola Mina Laut (PT. KML)

mendapatkan perlakuan yang sama dengan produk chirimen yang dipasarkan ke

PT. MPI. Ketiga proses tersebut dilakukan di Tuban, Jawa Timur. Setelah

produk siap untuk dipasarkan, maka produk akan dibawa ke Pelabuhan Tanjung

Perak, Surabaya. Sedangkan untuk urusan perizinan akan diurus oleh kantor

pusat pemasaran PT. KML di Sidoarjo, Jawa Timur.

Keterangan:

: Alir uang

: Alir barang

: Penjemputan barang

: Alir komunikasi

Gambar 23 Diagram pemasaran produk chirimen di CV. Sumber Rejeki

Pabrik Pengolahan

Perusahaan Pengekspor

CV. Sumber Rejeki

Perusahaan Pengekspor

Perusahaan di Luar Negeri

(contoh: di Jepang)

Page 85: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

71

Tabel 9 Data realisasi penjualan ikan teri nasi asin (domestik) dan ikan teri

nasi kering (ekspor) CV. Sumber Rejeki tahun 2011

Bulan Domestik (Kg) Ekspor (Kg) Jumlah (Kg)

Januari 2.097 750 2.847

Februari 2.990 300 3.290

Maret 9.645 450 10.095

April 10.058 1.087 11.145

Mei 9.630 2.040 11.670

Juni 8.050 2.475 10.525

Juli 7.380 1.680 9.060

Agustus 7.680 5.955 13.635

September 34.245 9.645 43.890

Oktober 51.345 11.355 62.700

November 37.055 10.725 47.780

Desember 42.350 8.610 50.960

Total 277.597 Sumber: Laporan Tahunan CV. Sumber Rejeki 2011

Menurut data realisasi penjualan ikan teri nasi CV. Sumber Rejeki, dapat

diketahui bahwa perusahaan CV. Sumber Rejeki lebih banyak memproduksi

produk ikan teri nasi asin untuk pasar domestik (dalam negeri) dibandingkan

dengan produk chirimen yang dipasarkan ke luar negeri (ekspor). Proporsi

produk ikan teri nasi asin yang lebih banyak diproduksi CV. Sumber Rejeki,

dikarenakan mutu ikan teri nasi yang dihasilkan nelayan Indramayu bermutu

kurang baik dan tidak sesuai dengan kriteria ekspor. Nelayan Indramayu masih

belum memahami pentingnya menjaga mutu ikan teri nasi dan belum siap untuk

melakukan ekspor.

Data produksi bulan September hingga Desember lebih tinggi

dibandingkan bulan lainnya, karena pada bulan tersebut sudah memasuki musim

barat. Bulan Januari memiliki jumlah produksi terendah dikarenakan pada bulan

tersebut angin musim barat sedang bertiup sangat kencang, sehingga tidak banyak

nelayan yang melaut dan mendapatkan ikan teri nasi.

4.6 Pembahasan

Menurut Robbins Steven dan Coulter Mary (2005), manajerial memiliki

tingkatan yaitu top managers, middle managers, fist-line managers dan

nonmanagerial employees. Namun, CV. Sumber Rejeki belum memiliki sistem

tingkatan manajerial seperti teori, karena semua pengambilan keputusan

Page 86: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

72

dilakukan oleh pemilik perusahaan dan disetiap pos bagian proses tidak diawasi

oleh pemimpin, namun dilakukan langsung oleh pemilik.

Proses pengadaan bahan baku ikan teri nasi, CV. Sumber Rejeki

bekerjasama dengan nelayan secara langsung dan melalui bakul. Pengadaan

bahan baku melalui kerjasama dengan nelayan memiliki beberapa titik yang

menyebabkan mutu ikan teri nasi dari nelayan secara langsung kurang baik dan

sering terjadi penjualan ikan teri nasi illegal. Solusi untuk kedua permasalahan

tersebut adalah CV. Sumber Rejeki lebih memperhatikan kualitas mutu ditingkat

nelayan agar mutu ikan teri nasi yang didapatkan dari nelayan langsung bermutu

baik, seperti mutu ikan teri nasi yang didapat dari bakul. Solusi tersebut dapat

dilakukan dengan penggunaan es yang lebih banyak daripada yang digunakan

biasanya, karena proses pembusukan pada ikan tidak mungkin dihindari, tetapi

hanya bisa dihambat dengan menekan pertumbuhan mikroba-mikroba pembusuk

yang dapat dilakukan dengan membuat kondisi lingkungan yang tidak sesuai

untuk pertumbuhannya, salah satunya adalah dengan menggunakan es.

Permasalahan penjualan illegal dapat diatasi dengan solusi pengawasan pada saat

proses pendaratan ikan teri nasi di pelabuhan dan dengan memperhatikan harga

jual ikan teri nasi ditingkat nelayan.

Proses penangkapan ikan teri nasi menggunakan unit penangkapan payang

teri. Payang teri, seperti menurut Subani dan Barus (1989) tentang deskripsi

payang, memiliki besar mata mulai dari ujung kantong sampai ujung kaki

berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm atau kurang dari 40 cm. Begitu pula

dengan payang teri yang digunakan nelayan di Kabupaten Indramayu, nelayan

menggunakan payang teri yang memiliki ukuran mata jaring yang berbeda dari

ujung sayap hingga kantongnya, dengan ukuran mata jaring sayang terbesar

adalah 40 cm dan ukuran mata jaring terkecil pada bagian kantong adalah 0,1 cm

atau 10 mm. Penilaian hemat biaya dan energi dalam usaha unit penangkapan

payang teri dapat dilihat dari penggunaan BBM. Seperti menurut Hermawan

(2006) vide Wikaniati (2011), BBM merupakan input produksi perikanan yang

merupakan input yang menyita hingga hampir 60% biaya produksi perikanan.

Penggunaan BBM pada pengoperasian unit penangkapan payang teri di

Kabupaten Indramayu menurut Fyson (1985) adalah 32,29 liter sedangkan

Page 87: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

73

nelayan di Kabupaten Indramayu menggunakan 20 liter BBM solar. Namun, hal

tersebut juga dipengaruhi oleh jarak dari fishing base ke fishing ground.

Berdasarkan pola musim penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten

Indramayu, pada bulan Januari hingga Maret adalah musim barat dan merupakan

musim puncak dengan angin umumnya (30-40 %) bertiup dari arah barat laut

dengan kecepatan 3 m/det (Dishidros 2000 vide Supriyadi 2008), namun pada

periode bulan tersebut produksi penangkapan ikan teri nasi di Kabupaten

Indramayu pada tahun 2011 tidak banyak dan kualitas ikan teri nasi pada bulan

tersebut kurang baik, hal tersebut dapat dilihat dari data penjualan domestik yang

lebih banyak daripada produk ekspor. Namun untuk bulan Januari, berdasarkan

data hasil analisis peta kendali p maka mutu ikan pada bulan tersebut cukup baik.

Sedangkan pada bulan Agustus, September, Oktober dan November penangkapan

ikan teri nasi cukup banyak dan berkualitas baik. Hal tersebut terjadi karena

pengaruh cuaca dan gelombang laut. Nelayan banyak yang tidak pergi melaut

dikarenakan gelombang laut dan angin yang tinggi pada musim barat, terutama

pada bulan Januari hingga Februari. Akibat dari kecepatan angin bertiup dari arah

barat laut dengan kecepatan 3 m/det (Dishidros 2000 vide Supriyadi 2008).

Kapasitas produksi maksimum CV. Sumber Rejeki perharinya hingga

sekitar 2,5 ton. Namun, jumlah tersebut merupakan jumlah dengan kapasitas

produksi maksimum, sedangkan pada kenyataannya, CV. Sumber Rejeki tidak

dapat memenuhi kapasitas produksinya. Proses produksi ikan teri nasi secara

umum meliputi dua proses yang akan dibagi menjadi proses yang lebih rinci.

Proses tersebut dimulai dari proses penimbangan di pabrik pengolahan hingga

produk sudah dikemas siap kirim. Proses pencucian untuk ikan teri nasi produk

domestik tidak memperhatikan standar kesehatan, yaitu mencuci dengan air

mengalir. Proses pencucian untuk ikan teri nasi produk domestik hanya direndam

dengan air sebelum direbus. Seharusnya ikan teri nasi tersebut dicuci dengan air

mengalir. Produk ikan teri nasi akan diawetkan dengan cara penggaraman dengan

kadar garam yangberbeda pada kedua produk olahannya, produk ikan teri nasi

domestik memiliki kandungan garam sekitar 30-40% sedangkan chirimen ekspor

memiliki kandungan garam sekitar 3-6%. Proses penggaraman pada pengolahan

ikan secara tradisional akan mengakibatkan hilangnya protein ikan hingga 5%

Page 88: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

74

tergantung kadar garam dan lama penggaraman (Opstvedt 1988 vide Heruwati

2002). Pemanasan ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki terjadi pada pada

perebusan air bersuhu 100-103oC, sedangkan menurut Heruwati (2002),

pemanasan pada suhu 95-100oC dapat mereduksi kecernaan protein dan asam

amino. Sedangkan pengeringan ikan teri nasi harusnya dilakukan pada suhu di

bawah 70oC (Raghunath et al 1995 vide Heruwati 2002).

Proses produksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang bersifat

terputus (intermittent) dan proses produksi yang bersifat terus menerus

(continuous) (Assauri 1998). Berdasarkan pemaparan Assauri (1998), maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan CV. Sumber Rejeki termasuk ke dalalam

karakteristik proses produksi terputus (intermittent), karena perusahaan tidak

setiap hari mendapatkan stok ikan teri nasi ketika sedang musim paceklik,

tergantung dari hasil tangkapan nelayan, sehingga ketika musim teri nasi paceklik

perusahaan jarang melakukan produksi, apalagi untuk produksi chirimen ekspor.

Hal ini berkaitan dengan biaya produksi yang mahal.

Ikan teri berukuran kecil dan sangat mudah rusak/membusuk. Itu sebabnya

perlu cara untuk mempertahankan daya awet tanpa harus menghilangkan

kenikmatan dan unsur keamanannya. Cara pengawetan dengan penggaraman

yang diikuti dengan pengeringan adalah merupakan usaha yang paling mudah

untuk menyelamatkan ikan teri hasil tangkapan nelayan. Penggunaan garam

sebagai bahan pengawet terutama ditekankan pada kemampuannya untuk

menghambat pertumbuhan bakteri (Sedjati et al. 2007). Proses penggaraman

tersebut termasuk penggaraman ringan yang belum cukup untuk terjadinya proses

osmosis dalam tubuh ikan (Dewi & Plaupi 2008). Sedangkan produk ikan teri

nasi asin memiliki kadar garam 30-40%. Kandungan kadar garam yang tinggi

dapat memicu timbulnya hipertensi pada beberapa orang (Rinto et al. 2009).

Proses sizing yang dilakukan di CV. Sumber Rejeki dengan menggunakan

alat blower yang memiliki prinsip memisahkan teri berdasarkan berat dan

ringannya massa teri (weight grader). Hal tersebut mengasumsikan, bahwa berat

teri akan merepresentasikan panjang sesuai size yang ditentukan. Namun

pengklasifikasian dengan cara tersebut dapat dikatakan belum efektif dan efisien

bila dikaitkan kembali ke tujuan awal pemisahan adalah berdasarkan panjang teri.

Page 89: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

75

Hasil sizing yang bagus, waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu sekitar 4

sampai 5 kali proses sizing (Rachmanda 2010).

Berdasarkan hasil analisis peta kendali p, dapat disimpulkan bahwa

penyimpangan mutu terjadi akibat dari nelayan Indramayu lebih banyak

menghasilkan ikan teri nasi bermutu tidak baik dari pada ikan teri nasi bermutu

baik. Mutu ikan teri nasi tidak baik dipengaruhi oleh proses penanganan ikan teri

nasi saat di kapal maupun proses penanganan ikan teri nasi sesaat setelah

pendaratan dan pendistribusian. Proses penanganan ikan teri nasi saat di kapal

yaitu, nelayan hanya menggunakan sedikit es untuk mencegah turunnya mutu ikan

teri nasi hasil tangkapan. Selain penggunaan es yang sedikit, menurut nelayan di

Kabupaten Indramayu, kondisi perairan dan cuaca juga mempengaruhi mutu ikan,

yaitu warna tubuh ikan.

Ketika cuaca sedang musim panas atau peralihan musim hujan ke panas,

warna tubuh ikan teri menjadi lebih cokelat dibandingkan warna tubuh ikan teri

nasi saat musim hujan. Warna tubuh ikan teri nasi mempengaruhi klasifikasi

pasar ikan teri nasi. Sedangkan proses penanganan ikan teri nasi sesaat setelah

pendaratan dan ketika pendistribusian mempengaruhi berkurangnya mutu ikan teri

nasi, ketika nelayan terlalu lama mendiamkan ikan teri nasi di dalam blong setelah

pendaratan di darmaga dan lamanya nelayan mendistribusikan ikan teri nasi ke

pengolah. Solusi dari permasalahan tersebut adalah penambahan jumlah es yang

dipakai nelayan untuk mencegah turunnya mutu ikan teri nasi dan dibedakannya

harga jual ikan teri nasi bermutu baik dengan ikan teri nasi bermutu kurang baik.

Pemasaran produk ikan teri nasi lokal sudah cukup baik, dengan

pendistribusian produk yang tersebar di berbagai daerah dengan kuantitas yang

cukup stabil. Namun, pemasaran produk ikan teri nasi ekspor masih terkendala

oleh ketersediaan bahan baku yang berkualitas baik, sehingga perusahaan CV.

Sumber Rejeki belum bias melakukan pemasaran ekspor secara mandiri dan

masih bergantung pada perusahaan pengekspor. Solusi dari permasalahan ini

adalah menjaga mutu ikan teri nasi di tingkat nelayan dengan memberikan

penyuluhan dan pengawasan mutu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

penambahan jumlah es untuk perbekalan melaut, pengawasan oleh pihak

perusahaan ketika ikan teri nasi didaratkan di pelabuhan, dan proses

Page 90: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

76

pendistribusian ikan teri nasi dari pelabuhan ke perusahaan pengolah dengan

waktu cepat. Hal tersebut berada pada tingkat pengadaan bahan baku, karena

proses pemasaran dan produksi sangat bergantung pada proses pengadaan bahan

baku yang dilakukan oleh perusahaan yang bekerjasama dengan nelayan secara

langsung dan bakul.

Page 91: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

77

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah:

1) Manajemen pengadaan bahan baku yang dilakukan CV. Sumber Rejeki sudah

cukup baik, hanya perlu lebih ditingkatkan guna mempertahankan jumlah

produksi ikan teri nasi yang dilakukan. Hasil analisis teknis menunjukkan

bahwa produksi per trip operasi payang teri adalah sekitar 100 kg pada saat

musim puncak, 40 kg pada musim sedang dan 20 kg pada saat musim

paceklik. Produktivitas penangkapan rata-rata 1.295,657 kg per trip.

2) Manajemen produksi ikan teri nasi di CV. Sumber Rejeki masih bersifat semi

tradisional, hal tersebut dapat dilihat dari berlangsungnya proses produksi

yang lebih banyak melibatkan sumberdaya manusia dibandingkan dengan

mesin. Secara garis besar proses produksi ikan teri nasi yang berlangsung di

CV. Sumber Rejeki dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu proses I dan proses

II. Proses sizing masih menggunakan sistem pemisahan ukuran sederhana

dengan menggunakan blower dengan asumsi berat ikan teri nasi akan

mereprentasikan panjang yang sesuai size. Pemasaran produk chirimen CV.

Sumber Rejeki dilakukan secara tidak langsung terhadap pembeli (buyer)

melainkan melalui perusahaan pengekspor, seperti PT. KML (Kelola Mina

Laut), PT. MPI (Madura Prima Interna) dan PT. ICS (Insan Citraprima

Sejahtera).

3) Penanganan ikan teri nasi oleh nelayan tradisional perlu ditingkatkan dan

diperbaiki, sehingga akan menghasilkan mutu ikan teri nasi yang lebih baik.

Begitu pula dalam penanganan pengolahan ikan teri nasi (raw material)

menjadi ikan teri nasi kering, mutu harus selalu dijaga. CV. Sumber Rejeki

belum memiliki standar mutu yang baik dalam pengolahan tersebut, sehingga

perusahaan memproduksi lebih banyak produk ikan teri nasi untuk pasar

dalam negeri dibandingkan untuk ekspor, dengan persentasi 80% produk

dalam negeri dan 20% produk ekspor. Selain itu, mutu yang tidak baik juga

diakibatkan oleh kurang pahamnya nelayan di Kabupaten Indramayu dalam

menjaga mutu ikan teri nasi hasil tangkapan. Hasil analisis mutu yang didapat

Page 92: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

78

adalah mutu produk teri nasi chirimen (teri nasi ekspor) yang ada di CV.

Sumber Rejeki Indramayu ini menunjukkan keadaan masih tidak terkendali,

dengan rata-rata produksi ikan teri nasi (chirimen) 18.544 kg per bulan, dan

jumlah teri nasi untuk pasar tujuan dalam negeri adalah 23.133 kg per bulan.

5.2 Saran

1) Perlu adanya pencegahan berkurangnya mutu ikan teri nasi ditingkat nelayan

maupun perusahaan pengolahan; dan

2) CV. Sumber Rejeki harus memperhatikan harga pembelian ikan teri nasi (raw

material) dari nelayan agar nelayan dapat menjaga mutu ikan teri nasi hasil

tangkapannya.

Page 93: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

79

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E dan Liviawaty. 1994. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Yogyakarta

(IDN): Kanisius.

Assauri S. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (IDN): Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor (IDN): Yayasan Dewi

Sri.

[BI] Bank Indonesia. 2005. Industri Pengasinan Ikan Teri Nasi (Konvensional).

Jakarta (IDN): Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.

Buffa E dan Sarin R. 1996. Manajemen Operai dan Produksi Modern. Jakarta

(IDN): Binarupa Aksara.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. 2011. Laporan Tahunan

Dinas Kelautan dan Perikaan Tahun 2011. Indramayu (IDN): Diskanla.

Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta (IDN): PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Feigenbum A. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Jakarta (IDN): Erlangga.

Terjemahan dari: Total Quality Control.

Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. Farham Surrey England (ENG):

Fishing News Books Ltd.

Gasperz V. 1992. Analisis Sistem Terapan (Berdasarkan Pendekatan Teknik

Industri). Bandung (IDN): Tarsito.

Goetsch D dan Davis. 1994. Introduction to Total Quality: Quality, Productivity,

Competitiveness. New York (US): International Business Academy.

Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid 1. Yogyakarta

(IDN): Liberty.

Heruwati Endang S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan

Peluang Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian. 21(3): 92-99.

Huss H. 1994. Assurance of Sea Food Quality, FAO Fisheries Technical Paper.

Rome: M-40.

Hutomo M, Burhanuddin, Djamali A, Matosejowo S. 1987. Sumberdaya Ikan

Teri di Indonesia. Jakarta (IDN): Pusat Penelitian dan Pengembangan

Oseanologi-LIPI. Hal 1-79.

Page 94: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

80

Irna. 2001. Sistem Pengendalian Mutu Bahan Baku di Perusahaan Udang Beku

(Studi Kasus Di PT. Wirontono Cold Storage Jakarta). [Skripsi]. Bogor

(IDN): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Irnawati S. 2004. Analisis Bio-Teknis Unit Penangkapan Payang di Perairan Ulak

Karang, Sumatera Barat. [Skripsi]. Bogor (IDN): Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Ishikawa K. 1988. Teknik Pengendalian Mutu. Jakarta (IDN): PT. Mediyatama

Sarana Perkasa. Terjemahan dari: Quality Control.

Karyadi. 2006. Perikanan Payang di Pamekasan Madura: Kajian Teknik dan

Bionomi Statis. [Skripsi]. Bogor (IDN): Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Statistik Ekspor Hasil

Perikanan 2010. Jakarta (IDN): Kementerian Kelautan dan Perikanan.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Statistik Penangkapan Ikan

2010. Jakarta (IDN): Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Kontrol). Jakarta (IDN): PT. Prenhallindo. Terjemahan dari: Analysis,

Plan, Implementation and Control.

Kotler P dan Amstrong G. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ke-8. Jilid 1.

Jakarta (IDN): Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Principals.

Froese R dan Pauly D, Editors. 2011. FishBase 2011: Concepts, Design and Data

Sources [internet]. [diunduh 2011 Desember 27]. Tersedia pada

http://fishbase.org/Photos/PicturesSummary.php.

Mawardi W dan Purwangka F. 2006. Model Alat Penangkapan Ikan dan Metode

Penggunaannya di Indonesia [internet]. [diunduh 2012 Februari 23]

http://auxis.tripod.com/fishing.htm.

Mayrita 2010. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Teri di Perairan Teluk

Banten. [Skripsi]. Bogor (IDN): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Cetakan keempat. Jakarta (IDN): Djambatan.

367 hal.

Nugroho AT. 2005. Pelapisan Khitosan Sebagai Penghambat Kemunduran Mutu

Ikan cucut (Carcharhinus sp.) Asin. [Skripsi]. Bogor (IDN): Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Rachmanda, 30 December 2010. Manajemen Proses Produksi Ikan Teri Nasi

untuk Ekspor [internet]. [diunduh 2012 Juni 18]. Tersedia pada

Page 95: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

81

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/12/30/manajemen-proses-

produksi-ikan-teri-nasi-untuk-ekspor/.

Rinto, Elmeizi A, dan Utama. 2009. Kajian Keamanan Pangan (Formalin, Garam

dan Mikroba) pada Ikan Sepat Asin Produksi Indralaya. Jurnal Pembangunan

Manusia. 8(2): 1-10.

Robbins Steven dan Coulter Mary. 2005. Management 8th

Edition. New York

(USA): Prentice Hall, Inc.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Bandung (IDN): Bina

Cipta.

Saptaji T. 2005. Hasil Utama dan Sampingan Unit Penangkapan Payang di

Palabuhanratu, Sukabumi. [Skripsi]. Bogor (IDN): Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Sedjati S. 2006. Pengaruh Konsentrasi Khitosan terhadap Mutu Ikan Teri

(Stolephorus Heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar.

[Tesis]. Semarang (IDN): Program Pascasarjana Manajemen Sumberdaya

Pantai, Universitas Diponegoro.

Sedjati S, Agustini Tri W dan Surtini Titi. 2007. Studi Penggunaan Khitosan

Sebagai Anti Bakteri pada Ikan Teri (Stelophorus heterobus) Asin Kering

Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Jurnal Pasir Laut. 2(2): 54-66.

Setyohadi D, DO. Sucipto, DGR Wiadnya.. 1998. Dinamika Populasi Ikan

Lemuru, Sardinella lemuru di Perairan Selat Bali serta Alternatif

Pengelolaannya. Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Hayati. Vol. 10 (1): 13.

Siswanto. 2005. Pengatar Manajemen. Jakarta (IDN): Bumi Aksara.

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di

Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan. Vol. 2 (2): 248.

Supriyadi. 2008. Dampak Perikanan Payang terhadap Kelestarian Stok Ikan Teri

Nasi (Stolephorus Spp.) di Perairan Kabupaten Cirebon dan Alternatif

Pengelolaannya. [Skripsi]. Bogor (IDN): Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Sule E dan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen. Jakarta (IDN): Kencana

Prenada Media Grup.

Syafitri M. 2007. Manajemen Produksi Ikan Ekspor di PT. Tridaya Eramina

Bahari Muara Baru Jakarta. [Skripsi]. Bogor (IDN): Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Page 96: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

82

Syaifudin, O Teni, Roisah, S Venty, dan H Asto. 2008. Pemanfaatan Ikan Teri

(Stolephorus sp.) yang Kaya Protein dan Kalsium dalam Formulasi

Pembuatan Baso. Bogor (IDN): Institut Pertanian Bogor.

Tumulyadi A, P Purwanti, dan A Qoid. 2000. Intensifikasi Alat Tangkap Payang

Melalui Perbaikan Perbandingan Gaya Apung dan Tenggelam yang Sesuai,

di Selat Madura, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik. 12 (1): 10.

Tutianvia A. 2006. Penggunaan Bahan Pemutih Hidrogen Peroksida (H2O2) pada

Ikan Teri Nasi (Stelophorus commersonii) Kering Tawar. [Skripsi]. Bogor

(IDN): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Wahyudi Y. 2004. Pengembangan Sistem Perikanan Teri Nasi di Kebupaten

Tuban, Jawa Timur. [Skripsi]. Bogor (IDN): Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Wahyuni S. 1999. Pengaruh Pengolahan Tradisional terhadap Mutu dan Nilai Gizi

Ikan Teri (Stolephorus spp.). [Tesis]. Bogor (IDN): Program Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Wikaniati. 2011. Analisis Kebijakan Pemberian Subsidi Perikanan (Solar)

terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri Nasi dan Pendapatan Nelayan

Payang Gemplo (Kasus TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan). [Skripsi].

Bogor (IDN): Departemen Ekonomi Sumberdaya Lingkungan. Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Page 97: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

83

LAMPIRAN

Page 98: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

84

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

Page 99: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

84

Keterangan:

1. Kantor

2. Kamar karyawan

3. Garasi mobil

4. Cold storage

5. Ruang mesin

6. Bak cuci

7. WC

8. Tempat penyimpanan sanoko

9. Tempat penyimpanan irig

10. Tempat timbang 2

11. Bak perebusan

12. Tempat penyimpanan garam

13. Tempat sortir, timbang dan

packing

14. Tempat penjemuran

15. Tempat penyimpanan kardus

16. Mushola

Lampiran 2 Layout di Unit Pengolahan CV. Sumber Rejeki Indramayu.

1 2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

11

13

14

15

16

14

Page 100: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

85

Lampiran 3 Kapal Payang dan Mesin yang Digunkaan Nelayan Teri Nasi di

Kabupaten Indramayu

Gambar 1 Kapal Payang Teri.

Gambar 2 Mesin Dong Feng

Page 101: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

86

Lampiran 4 Desain alat tangkap payang teri di Kabupaten Indramayu

Page 102: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

87

Lampiran 5 Perhitungan Konsumsi Solar Pada Payang Teri

Menurut Fyson (1985), rumus untuk menghitung konsumsi bahan bakar teri

adalah:

Diketahui : Mesin yang digunakan = 20 PK

Waktu yang dipergunakan (mesin dihidupkan) = 7 jam

Konsumsi bahan bakar (solar) = 0,19 kg × HP × jam

= 0,19 kg × 20 PK × 7 jam

= 26,6 kg

Volume = Massa/Berat Jenis

= 26,6/0,85

= 32,29 liter

Konsumsi bahan bakar nelayan Kabupaten Indramayu tergolong hemat

bahan bakar karena untuk mengoperasikan payang teri biasanya digunakan 20

liter solar per trip. Seharusnya membutuhkan solar sebanyak 32,29 liter. Namun,

hal tersebut dipengaruhi oleh jarak dari fish base ke fishing ground.

Page 103: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

88

Lampiran 6 Kondisi Ikan Teri Nasi Sesaat Setelah Didaratkan

Page 104: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

89

Lampiran 7 Proses Pengolahan Ikan Teri Nasi

Gambar 1 Proses Penimbangan

Gambar 2 Proses Pencucian

Gambar 3 Proses Penirisan

Page 105: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

90

Lampiran 7 Lanjutan

Gambar 4 Proses Perebusan

Gambar 5 Proses Penirisan Setelah direbus

Gambar 6 Proses Penganginan

Gambar 7 Proses Penjemuran

Page 106: MANAJEMEN PRODUKSI IKAN TERI NASI DI CV. SUMBER … · Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ... manajemen mutu produk ikan teri nasi kering. Metode yang digunakan

91

Lampiran 7 Lanjutan

Gambar 8 Proses Pembalikan

Gambar 9 Proses Penimbangan

Gambar 10 Proses Pengemasan

Gambar 11 Penyimpanan