Manajemen perbankan syari’ah

21
MAKALAH MANAJEMEN PERBANKAN SYARI’AH SURVEY DAN PENINGKATAN PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARI’AH DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 NAMA ANGGOTA: 1.HABIB MUSTOFA 2.ABU HARANG 3.SITI RUAHIDAH 4.APRILIA WATI DOSEN PENGAMPU YANCE MARTIN, SE. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AS-SHIDIQQIYAH Jl. Lintas Timur Km123.Desa Lubuk Seberuk. Kec. Lempuing Jaya. Kab. OKI. Prov Sumsel.

Transcript of Manajemen perbankan syari’ah

Page 1: Manajemen perbankan syari’ah

MAKALAH

MANAJEMEN PERBANKAN SYARI’AH

SURVEY DAN PENINGKATAN PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARI’AH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

NAMA ANGGOTA:

1. HABIB MUSTOFA

2. ABU HARANG

3. SITI RUAHIDAH

4. APRILIA WATI

DOSEN PENGAMPU

YANCE MARTIN, SE.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

(STAI)

AS-SHIDIQQIYAH

Jl. Lintas Timur Km123.Desa Lubuk Seberuk. Kec. Lempuing Jaya. Kab. OKI. Prov Sumsel.

TAHUN AJARAN 2014/2015

Page 2: Manajemen perbankan syari’ah

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmatnya kami dapat

menyelesaikan tugas Manajemen Perbankan Syari’ah dengan tema Survey dan Peningkatan

Pembiayaan pada Perbankan Syari’ah dengan baik.

Makalah ini di susun dari hasil diskusi kami guna melengkapi tugas yang diberikan oleh

bapak/ ibu dosen. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan Makalah ini.

Kami menyadari, bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna untuk menyempurnakan Makalah kami.

Kami harapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khsusnya dan bagi

pembaca umumnya.

Wassalammualaikum.wr.wb

Lubuk seberuk, 02 Desember 2014

Penulis,

ii

Page 3: Manajemen perbankan syari’ah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Survey..............................................................................................................................3

2.2 Pembiayaan.....................................................................................................................6

2.3 Peningkatan Pembiayaan pada Perbankan Syari’ah........................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................10

3.2 Saran.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iii

Page 4: Manajemen perbankan syari’ah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Fakta menunjukan bahwa, Bank Indonesia mencatat adanya peningkatan asset

terhadap perbankan syariah di Indonesia sebesar 45% pada satu tahun terakhir

sampai 2011 kemarin. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dan potensi perbankan

syariah mengalami perkembangan yang baik. inovasi produk perbankan syariah di

Indonesia masih kurang dan masih jauh tertinggal. Produknya  masih  monoton dan

bahkan terkesan kaku, kurang  dinamis. Berdasarkan kajian dari praktisi perbankan

syariah dari Kuwaity Investment Company., Baljeet Kaur Grewal,(2007) Indonesia

menduduki kluster ketiga dalam inovasi produk bank  syariah dan pengembangan

pasar. Sedangkan kluster keempat yang merupakan kluster tertinggi adalah

Malaysia, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Kluster keempat adalah negara yang

paling inovatif dan variatif dalam pengembangan produk. Tak bisa dibantah, bahwa

terdapat hubungan yang kuat antara inovasi produk dengan pengembangan pasar

bank syariah, Artinya,  semakin inovatif bank syariah membuat produk, semakin

cepat pula pasar berkembang. Maka, lemahnya inovasi produk bank syariah,

bagaimanapun  berimbas secara signifikan kepada lambatnya pengembangan pasar

(market expansion. Inovasi produk diperlukan agar bank syariah bisa lebih  optimal

dalam memanfaatkan fenomena global. Karena itu harus melakukan inisiatif

akselerasi luar biasa dalam pengembangan pasar dan  pengembangan produk.

Pertumbuhan pembiayaan yang tinggi di tengah pasar perbankan syariah yang

sedang berkembang di Indonesia merupakan suatu yang didambakan. Akan tetapi,

pertumbuhan pembiayaan yang tinggi bukan segalanya. Hal yang didambakan

adalah pembiayaan dengan portfolio sehat dan tumbuh sesuai kebutuhan pasar.

Oleh karena semangat tinggi dalam pertumbuhan, seringkali setelah pembiayaan

diberikan bukan peningkatan pendapatan yang diperoleh. Hal yang muncul, justru

permasalahan pembiayaan. Misalnya bekerja di dunia perbankkan, khususnya di

Finance Mobil dengan posisi sebagai surveyor/marketing sering menghadapi

masalah atau lupa dengan apa saja yang harus dilakukan ketika survey ke calaon

nasabah. Terkadang kita sering menganggap enteng suatu proses survey, banyak

sekali dari rekan surveyor yang hanya mengandalkan feeling demi mengejar target

1

Page 5: Manajemen perbankan syari’ah

penjualan yang pada akhirnya tidak sedikit acount tersebut jatuh atau nasabah

macet, sehingga  berdampak terhadap diri sendiri dimana perusahan memberikan

teguran dengan tidak diizinkanya penjualan (stop selling).

Adapun tujuan kita survey ke rumah atau tempat usaha nasabah adalah untuk

memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan

memenuhi kewajibannya kepada bank/finance secara  tertib, baik pembayaran

pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan. Sehingga dapat

mencegah terjadinya pembiayaan yag bermasalah.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah cara yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan

pembiaayaan?

b. Bagaimanakah cara yang dilakukan perbankan syari’ah untuk menghindari

pembiayaan yang bermasalah?

1.3 Tujuan

Tujuannya yaitu agar dapat menambah ilmu dan pengetahuan dalam memahami

bagaiman survey yang din yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan

pembiayaan dan bagaimana kegiatan survey yang dilakukan perbankan syari’ah

untuk menghindari kredit bermasalah.

2

Page 6: Manajemen perbankan syari’ah

BAB II

PEMBAHASAN

Survey Dan Peningkatan Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ah

2.1 Survey1

Menurut Singarimbun (1991) survey yaitu “penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang

pokok”.

Menurut Suhermin (dalam blognyasuhermin.blogspot.com) survey adalah

aktivitas untuk mengestimasi sesuatu (seperti : jumlah orang, persepsi atau pesan-

pesan tertentu).

Dari berbagai definisi tentang survey tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa

survey merupakan suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan untuk

mendapatkan suatu kepastian informasi (seperti : jumlah orang, persepsi atau

pesan-pesan tertentu), dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

Berikut hal-hal yang diperhatikan dalam survey dan analisa kelayakan kredit yaitu:

a. Survey dan analisa kelayakan kredit wajib dilakukan atas setiap order yang

masuk.

b. Kegiatan survey dilakukan oleh Surveyor atau petugas lain yang mengemban

fungsi jabatan untuk melakukan tugas survey.

c. Wajib memastikan Barang yang dibiayai layak dibiayai dan seluruh

dokumennya valid.

d. Survey harus dilakukan dengan mengunjungi tempat tinggal atau tempat usaha

atau tempat bekerja pemohon serta bertemu langsung dengan pemohon.

e. Drop out order (penghentian proses) wajib dilakukan tanpa perlu melakukan

survey atau proses analisa kredit, apabila calon konsumen tidak dapat

menyerahkan copy KTP atau copy dokumen identitas yang sah dan berlaku.

1 https://arykonde.wordpress.com/2012/05/10/survey-dan-analisa-kredit/

3

Page 7: Manajemen perbankan syari’ah

Dokumen Survey

1. Laporan Survey

2. Foto Tempat Usaha / Tempat Kerja

3. Foto Tempat Tinggal

4. Foto Kondisi Lingkungan

5. Foto Konsumen

6. Foto Unit yang dibiaya beserta Surveyor

7. Foto Dokumen2 nasabah yang diperlukan

Tata Cara Survey

1. Mengucapkan salam dan mengenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan kunjungan untuk survey

3. Menunjukkan ID dan Surat Tugas resmi

4. Berpakaian rapi dan sopan

5. Berbicara dengan sopan santun

6. Dapat menahan diri dan tidak emosional terhadap calon customer / pemberi

informasi yang tidak bersedia memberikan data (kurang kooperatif )

7. Tidak menerima ataupun meminta imbalan baik berupa materi maupun lainnya

sebagai  balas jasa dari calon customer

8. Menjaga nama baik perusahaan

9. Tidak memberikan kepada pihak lain hasil investigasi

Analisa surveyor finance 

Analisa Obyek Pembiayaan (Barang)

a. Barang yang akan dibiayai harus layak untuk dibiayai

b. Pastikan obyek pembiayaan dipergunakan oleh calon nasabah sendiri

c. Apakah memang hasil survey barang tersebut sangat diperlukan oleh

pemohon

Analisa Character

a. Sikap konsumen selama interview

b. Kemudahan dalam memberikan data-data & informasi

c. Hasil cek lingkungan, pola hidup konsumen, dll

 Analisa Keuangan

4

Page 8: Manajemen perbankan syari’ah

a. Sumber penghasilan

b. Sumber penghasilan lain (bila ada), pengeluaran rutin untuk apa saja

c. Berapa % angsuran dibandingkan dengan penghasilan bersih? Angsuran

lain?

d. Masih tersisa tidak untuk tabungan

Analisa Capital

a. Berapa besar DP yang dibayar konsumen dikaitkan dengan resiko

pembiayaan

b. Kepemilikan pemohon atas barang-barang berharga (mobil, motor, rumah

megah)

Analisa Lingkungan

a. Lingkungan tempat tinggal pemohon, perkampungan, masuk mobil,gang

sempit, atau kondisi lainnya

b. Kawasan perumahan, gampang dicari, jauh dari kawasan preman, dll

c. Rumah gampang dicari, susah, berikan penjelasan. dll

Tujuan dan Kegunaan Survey, antara lain:2

Tujuan dari survey adalah memaparkan data dari objek penelitian, dan

menginterpretasikan dan menganalisisnya secara sistematis. Kebenaran informasi

itu tergantung kepada metode yang digunakan dalam survey.

Kegunaan dari survey antara lain:

a. Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada;

b. Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dsb;

c. Melakukan evaluasi serta perbandinagn terhadap hal yang telah dilakukan orang

lain dalam menangani hal yang serupa;

d. Dilakukan terhadap sejumlah individu / unit baik secara sensus maupun secara

sampel

e. Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan

2 http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-survey/

5

Page 9: Manajemen perbankan syari’ah

2.2 Pembiayaan

Pembiayaan Pada Perbankan Syariah (financing) yaitu pendanaan yang diberikan

oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

telah yang direncanakan3

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank Syariah, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

membutuhkan pembiayaan. Menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat dibagi

menjadi dua hal yaitu:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha,

baik usaha produk perdagangan maupun investasi.

b. Pembiayaan   konsumtif,   yaitu   pembiayaan   yang   digunakan   untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan.

Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas dua yaitu :

1. Kebutuhan primer, adalah kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti

makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti

pendidikan dasar dan pengobatan.

2. Kebutuhan sekunder, adalah kebutuhan tambahan yang secara kwantitatif

maupun kualitatif lebih tinggi atau lebih mewah dari kebutuhan primer, baik

berupa barang, seperti bangunan rumah, kendaraan, perhiasan maupun jasa

seperti pendidikan, pariwisata, hiburan dan sebagainya4

2.3 Peningkatan Pembiayaan Pada Perbankan Syari’ah

Upaya mendorong peningkatan akses pembiayaan untuk UMKM (usaha mikro

kecil dan menengah) diperlukan ketersediaan pendanaan dan kemampuan

perbankan dalam membiayai UMKM. Peningkatan kontribusi pembiayaan

perbankan kepada UMKM memerlukan sinergi yang terarah antara bank umum dan

3 Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2005)

hal. 17

4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) hal. 168

6

Page 10: Manajemen perbankan syari’ah

bank perkreditan rakyat (BPR) dengan mengoptimalkan sumber daya masing-

masing pihak. Sejak awal, keberadaan BPR di tengah masyarakat adalah

mengemban amanat untuk mengutamakan pembiayaan UMKM

Dalam perkembangannya UMKM, memberikan daya tarik bagi bank umum,

sehingga mulai mengarahkan strategi bisnisnya pada pembiayaan retail khususnya

UMKM. Kondisi ini menimbulkan persaingan yang ketat antara BPR dan bank

umum. Untuk itu, diperlukan pola kerjasama antara bank umum dan BPR dalam

mengoptimalkan layanan pembiayaan kepada UMKM. 

Salah satu sektor yang sangat penting dan memiliki peran yang sangat strategis

dalam menunjang perekonomian Indonesia adalah pertanian. Selain berperan dalam

pemenuhan kebutuhan pangan, sektor ini juga mampu menyerap 40,3 persen tenaga

kerja dan menggunakan 71,33 persen lahan yang ada. Salah satu permasalahan

yang dihadapi para pelaku usaha pertanian adalah minimnya pembiayaan Untuk itu

diperlukan adanya suatu model pembiayaan yang mampu memberikan stimulus

kepada para pelaku usaha pertanian untuk dapat meningkatkan produksinya.

Disinilah peran penting perbankan syariah sebagai solusi penyediaan pembiayaan

bagi sektor ini.

Potensi yang dimiliki perbankan syariah cukup besar dalam mengatasi

permasalahan karena perbankan syariah menawarkan sistem pembiayaan berbasis

bagi hasil, yang dapat mengurangi beban para pelaku usaha pertanian karena

adanya pembagian risiko yang tidak hanya ditanggung oleh pihak peminjam,

sebagaimana skim kredit dengan bunga di perbankan konvensional. Namun

demikian, pada kenyataannya penyaluran pembiayaan perbankan syariah terhadap

sektor pertanian masih relatif kecil.

Permasalahan Pembiayaan Bank Syariah 

Permasalahan internal dari pihak bank syariah sebagai pemberi pembiayaan yaitu:

a. Petugas pembiayaan, baik marketing maupun analis kurang memahami seluk

beluk sektor usaha pada pembiayaan yang diberikan;

7

Page 11: Manajemen perbankan syari’ah

b. Pembidangan pembiayaan belum dilakukan melalui spesialisasi segmen usaha,

sehingga analis belum memiliki pendalaman terhadap satu atau beberapa sektor

usaha yang dianalisanya;

c. pemutus pembiayaan kurang mendapat informasi mengenai usaha dan sektor

ekonomi yang dibiayai; - akad pembiayaan memiliki kelemahan, sehingga posisi

bank syariah menjadi lemah;

d. ketidakdisiplinan dalam melakukan monitoring, baik untuk pemenuhan

persyaratan akad pembiayaan maupun perkembangan usaha nasabah;

e. kurang cepat tanggap dalam menyikapi permasalahan yang dialami oleh nasabah

atas usaha yang dibiayai.

Permasalahan internal dari pihak nasabah pembiayaan dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

a. kurang terbukanya atau kurang lengkapnya informasi yang diberikan nasabah

pada saat proses pembiayaan;

b. pembiayaan yang diberikan digunakan tidak sesuai dengan peruntukkan yang

diperjanjikan dalam akad pembiayaan;

c. terjadi mismanagement pada usaha yang dijalankan nasabah;

d. kondisi keuangan nasabah memburuk; - manajemen tidak memiliki kemampuan

prima dalam mengelola perusahaan;

e. nasabah tidak mempunyai itikad baik dalam menyelesaikan kewajiban; -

penerapan good corporate governance pada debitur lemah.

Permasalahan eksternal di luar pihak bank syariah ataupun nasabah yang dapat

menimbulkan pembiayaan bermasalah, dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. kondisi makro perekonomian kurang kondusif yang dapat mempengaruhi dunia

usaha secara menyeluruh

b. regulasi domestik dan internasional yang dapat mempengaruhi usaha-usaha

tertentu yang telah berjalan;

c. fluktuasi suku bunga bank kovensional masih menjadi pertimbangan dan alasan

masyarakat dalam transaksi pembiayaan bank syariah;

8

Page 12: Manajemen perbankan syari’ah

d. kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut modifikasi dan

diversifikasi usaha secara terus menerus;

e. munculnya produk subtitusi terhadap sebuah produk pembiayaan yang dikenal

selama ini;

f. kelangkaan bahan baku yang dapat memperlambat atau menghentikan produksi;

g. terjadinya musibah bencana alam yang dapat menghambat proses produksi baik

parsial maupun secara menyeluruh.

Sektor Unggulan Pembiayaan

Sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang ditopang oleh

sektor konsumsi rumah tangga dibandingkan produksi dunia usaha, maka hal ini

juga tercermin pada kredit yang diberikan perbankan. Pemberian kredit baru paling

besar terjadi pada pembiayaan konsumer serta sektor-sektor ekonomi yang

mendukung konsumsi, yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor

jasa dunia usaha.

9

Page 13: Manajemen perbankan syari’ah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Cara yang dilakukan perbankan syari’ah dalam meningkatkan pembiaayaan

yaitu menawarkan sistem pembiayaan berbasis bagi hasil, yang dapat mengurangi

beban para pelaku usaha pertanian karena adanya pembagian risiko yang tidak

hanya ditanggung oleh pihak peminjam, sebagaimana skim kredit dengan bunga di

perbankan konvensional. Namun demikian, pada kenyataannya penyaluran

pembiayaan perbankan syariah terhadap sektor pertanian masih relatif kecil.

Cara yang dilakukan perbankan syari’ah untuk menghindari pembiayaan yang

bermasalah yaitu memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi, yakni

pembiayaan pada sebuah bank syariah harus dapat memahami kondisi-kondisi yang

terjadi sehingga dapat meminimalisasi pembiayaan bermasalah baik saat pemberian

maupun pada masa yang akan datang. Di samping masalah teknis pemberian

pembiayaan, para personal yang terkait dengan pembiayaan harus memahami

kondisi perekonomian pada saat pembiayaan diberikan serta prediksi ke masa

depan.

3.2 Saran

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya

10

Page 14: Manajemen perbankan syari’ah

DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan AMP YKPN, 2005) hal. 17

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001) hal. 168

https://arykonde.wordpress.com/2012/05/10/survey-dan-analisa-kredit/

http://lilikmaryanto.wordpress.com/2011/06/24/pengertian-jenis-kegunaan-tujuan-

survey/

11