JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

79
PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, DAN JASA JASA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan ELA KADASIH SIPITRI NIM: SES.141289 JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

Page 1: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

PENGARUH SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, DAN JASA JASA TERHADAP PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Ekonomi

Islam/Manajemen Perbankan

ELA KADASIH SIPITRI

NIM: SES.141289

JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …
Page 3: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …
Page 4: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …
Page 5: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

MOTTO

يمه ٱ لرحمنٱ لله ٱ بسم د ٱ ١ لرحه مح ه لح ه رب يمه لر ٱ لرحمنٱ ٢ لحعلمهي ٱلله ه ٱملهكه يوحمه ٣ حه ٤ ينه ل تعهي إهياك ب د وإياك نسح ناٱ ٥نعح ده رط ٱ هح ه ح ٱ لص تقهيم ل سح رط ٦ م لهين ٱ صه

ه أ يحههمح غيح

ت عل نحعمحوبه ٱ حمغحض يحههمح ول ل

هي ٱعل ٧ لضال

(Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Segala puji

bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai

di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6], dan Hanya kepada

Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan

orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang

dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat) (Al-Qur’an dan terjemahannya )

Page 6: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada allah SWT, dan nabi muhammad SAW,

skripsi saya dipersembahkan dan diperuntukan khusus untuk orang-orang yang

dikasihi dan disayangi yaitu:

1. Ayahanda Alm.Sahak dan ayah tiri ku ayahanda Baharuddin dan Ibunda

Nurhasanah tercinta yang telah membimbing dari waktu kecil hingga sekarang

dengan penuh kasih sayang.

2. Nenek dan kakek tercinta Chehek Bil Ma’ruf Dan Sabeana yang telah memotivasi

saya dari awal kuliah sampai saat ini, terimakasih atas doa dan semangatnya.

3. Tante dan oomku Syamsiah Spd dan Rauf arifin sebagai motivasi, trimakasih atas

semangat dan dukungannya sehinnga penulis tetap teguh dalam berjuang.

4. Adikku Auliya Nurazizah trimakasih telah menjadi teman berbagi ku selama ini.

5. Keluarga besar ibu Hj.William Fs yang senantiasa memberikan restu, doa ,

motivasi dan dorongan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

6. Sahabat seperjuangan khususnya jurusan Ekonomi Islam/Manajemen Perbankan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang

selalu memberikan semangat dan informasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Page 7: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

V

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi

kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah

dan berarti kebutuhan ekonomi terus bertambah, sehingga dibutukan penambahan

pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (

barang dan jasa) atau produk domestik regional bruto ( PDRB) setiap tahun. Untuk

melaksanakkan pembangunan dengan sumber daya yang terbatas sebagai konsekuensinya

harus difokuskan kepada pembangunan sektor-sektor yang memberikan dampak

pengganda ( multiplier effect ) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau

perekonomian secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

sektor, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-

jasa terhadap pertumbuhan PDRB di kota jambi sebagai bahan informasi dan pertimbangan

dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data skunder

berupa runtutan waktu ( time series) dari produk domestik regional bruto (PDRB) Kota

Jambi 2010-2016. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model analisis

regresi linier berganda dengan metode ordinary least square (OLS) yang meliputi

pengujian serempak (uji –f), pengujian individu ( uji-t) dan pengujian ketepatan perkiraan (

R2 )dan uji asumsi klasik; multikolinieritas, heteroskedestisitas dan autokorelasi.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode ordinary least squere (OLS). Variable ,

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa- jasa

berpengaruh positif terhadap PDRB Kota Jambi. Secara teori apabila ,sektor perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa- jasa meningkat maka

akan mendorong keinginan para pelaku konsumen untuk menggunakan suatu barang atau

jasa- jasa yang otomatis akan meningkatkan PDRB Kota Jambi.

Kata Kunci : , Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda

Motor, Sek

Page 8: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik serta tidak lupa pula iringan shalawat serta salam

penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad saw.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit hambatan dan

rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan

bimbingan yang diberikan dosen pembimbing I ibu Dr. Rofiqoh Ferawati Se. M.Ei dan

Dosen Pembimbing 2 bapak Youdhi Prayogo, Se.,M.EI maka skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini,

terutama sekali kepada yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. Subhan, M.Ag, selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN

STS Jambi.

3. Ibu Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.ME., dan Ibu Dr. Halimah

Djafar, M.Fil.I, selaku Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam di UIN STS Jambi.

4. Bapak Dr. Sucipto, S.Ag, M.A, dan Ibu G.W.I Awal Habibah, SE, M.E.Sy, selaku

Ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

di UIN STS Jambi.

Page 9: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

viii

Page 10: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................... iv

MOTTO ....................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

C. Batasan Masalah ................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8

E. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 9

F. Landasan Teori ...................................................................................... 9

1. Pengertian Koperasi Syariah ............................................................ 9

2. Prinsip dan Peran Koperasi .............................................................. 15

3. Pengertian Usaha, Kecil dan Menengah........................................... 20

4. Jenis-Jenis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah................................ 25

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian....................................................................... 29

B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 29

C. Populasi dan Sampel......................................................................... 30

D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 31

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 32

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan data ............................................... 35

G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 36

Page 11: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Koperasi Syariah ....................................................................... 37

B. Sejarah Koperasi Syariah Al-Kautsar ..................................................... 39

C. Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasi Koperasi

Syariah Al-Kautsar ................................................................................. 40

D. Pembiayaan Koperasi Syariah Al-Kautsar ............................................. 44

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Jenis Usaha Koperasi Syariah Al-Kautsar di Bidang Mikro,

Kecil dan Menengah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur ................... 50

B. Peran Koperasi Syariah Al-Kautsar Mengembangkan Usaha

Anggota Bidang Mikro, Kecil dan Menengah di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur ........................................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 78

B. Rekomendasi ........................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

PERSONAL

KURICULUM VITAE

Nama Lengkap : Ela Kadasih Sipitri

Jenis Kelamin : Perempuan

Nim : Ses 141289

Tempat/Tanggal Lahir : Dendang, 28 juni 1996

Alamat : Rantau Indah Rt.03 Rw.01 Kel. Rantau indah. Kec.

Dendang

No Tlp/Wa : 082176455676

Nama Ayah :Alm. Sahak

Nama Ibu : Nurhasanah

Alamat Orang Tua : Rantau Indah Rt.03 Rw.01 Kel. Rantau indah. Kec.

Dendang Kab. Tanjung Jabung Timur Prov. Jambi

Alamat Email : [email protected]

Fb/Ig : Ela Khadesiy Shafitrie/ Ela Khadesiy Shafitri

PENDIDIKAN

1. SD No. 01/X Rantau Indah (2003-3008)

2. MTS Suasta Kecamatan Dendang (2009-2011)

3. MA suasta Kec Dendang (2012-1014)

4. S1UIN STS Jambi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (2014s/d sekarang)

Page 13: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi

daerah. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan berarti

kebutuhan ekonomi juga bertambah , sehinngga dibutukan penambahan

pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan peningkatan

output agregat ( barang dan jasa ) atau Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) setiap tahun. Untuk melaksanakan pembangunan dengan

sumberdaya yang terbatas sebagai konsekuensinya harus difokuskan

kepada pembangunan sektor sektor yang memberikan dampak pengganda

(multiplier effect ) yang besar terhadap sektor sektor lainnya atau

perekonomian secara keseluruhan. 1

Pembangunan nasional mempuyai dampak atas pembangunan

daerah,sebab daerah merupakan bagian integral dari suatu negara.

Indonesia adalah negara kesatuan, dimana rencana-rencana pembangunan

meliputi rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan.

regional.2 Padadasarnya pembagunan regional. berkaitan dengan

1Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado, Jurnal Fakulyas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan, Universitas Sam Ratulangi , Manado 2Sri Subanti, Ekonomi Regional Provinsi Sulawesi Tenggara: Pendekatan Sektor Basis Dan Analisis Input- Output Jurnal Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia Hal 1

Page 14: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

2

pembagunan nasional. Otanomi daerah memberikan kesempatan bagi

daerah untuk memberikan sumberdaya yang dimiliki untuk meningkatkan

kesejahtraan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dan

masyarakatnya harus bersama-sama berpartisipasi membagun daerahnya

dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang ada didaerah untuk

kemakmuran rakyat dan mendorong perekonomiaan daerah.3

Pembagunan daerah berdasarkan otonomi daerah diatur dalam

undang-undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah kemudian

direfisi menjadi Undang- Undang No 32 tahun 2004 dan Undang-Undang

No 5 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan daerah dan direvisi kembali menjadi Undang-Undang N0 33tahun

2004. Undang-Undang tersebu tmerupakan landasan bagi daerah untuk

membagun daerahnya secara mandiri dengan lebih mengandalkan

kemampuaan danpotensi yang dimiliki daerah. Undang-Undang ini juga

memberikan wewenangan yang lebih besar (localdirection) kepada daerah

untuk merancang berbagai program pembagunan yang sesuai dengan

keinginan masyarakat stempat (local needs).

Perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari pertumbuhan

ekonomi secara agregat yang dapat dihitung melalui Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) yang rata-rata tertimbang dari tingkat

pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila suatu sektor mempunyai

3Merlinawati Umar Amiri, Pengaruh Sektor Perdagangan Hotel, Dan Restoran Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Manado. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Hal 1-2

Page 15: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

3

kontribusi besar dan pertumbuhan sangat lambat maka hal ini akan lambat

maka hal ini dapat menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara

agregatif. Sebaliknya apabila sektor tersebut mempuyai tingkat

pertumbuhanan yang tinggi dan sekaligus dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.4 PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai

tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah

tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

PDRB menurut lapangan usaha dikelompokan dalam 16 sektor

ekonomi sesuai dengan Badan Pusat Statistik Kota Jambi sebagai berikut:.

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan dan

Penggalian,Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan

Air, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi dan Perawatan

Mobil danSepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa

Keuangan, Real Estat, Jasa Perusahaan, Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial 5

Pertumbuhan ekonomi di provinsi jambi sebagian besar ditopang

oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

4Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus Ketintang Surabaya. Hal 2

5http://www.jambi kota ac.id

Page 16: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

4

motor dan sektor jasa-jasa. Sehinnga kota ini memiliki potensi sebagai

kota bisnis hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1

Data Sektor Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan

Sepeda Motor Kota Jambi Tahun 2010-2016 (Dalam Juta Rupiah)

Tahun Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Kota Jambi

(Juta Rupiah

Pertumbuhan

PER (%)

sher

2010 2.562.046,20 23. 143,275,53

2011 2.793.035,08 8,27 % 23.406,455,59

2012 3.039,039,39 8,09% 23.653,530,89

2013 3.318,509,55 8,42 % 23,806,105,35

2014 3.763,510,19 11,84% 24.956.583,88

2015 4.219,917,98 10,82% 26.505.008,48

2016 4.544.458,55 7,14% 26.723.023,20

Rata-

Rata

3.462.930,99 9,09% 24.786.250,95

Page 17: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

5

Sumber : bps data diolah

Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016

terendah adalah 2.562.046,20 juta rupiah pada tahun 2010, dan terus

mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah

4.544.458,55 pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini disebabkan semakin

besarnya kebutuhan masyarakat, dan semakin banyaknya kendaraan

sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan atas reparasi mobil dan

sepeda motor. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 11,82% pada tahun

2014, dan terendah sebesar 7,14% pada tahun 2016. Rata-rata sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota

Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 3.462.930,99 juta, dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 9,09%.

Tabel 2

Data Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi Tahun 2010-2016

(Dalam Juta Rupiah)

Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

JS- JS (%)

sher

2010 1.880.161,80 16.983.742,75

2011 2.061.952,70 8,82 % 17.279.764,82

2012 2.219.238,11 7,04 % 17.272.833,84

2013 2.337.086,34 6,64% 18.370.438,03

2014 2.492.564,01 4 63 % 16.528.687,99

Page 18: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

6

2015 2.636.320,66 5,45 % 16.558.544,62

2016 2.861.461,10 7,87 % 16.826.404.53

Rata-

Rata

2.361.254,96 6,75 % 16.900.900,16

Sumber: bps kota jambi data diolah

Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun

2010-2016 terendah adalah Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010, dan

terus mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah Rp.

2.861.461,10 juta pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini menunjukkan

bahwa kebutuhan atas jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan,

pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, dan jasa lainnya semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Sektor jasa-jasa terbesar Rp. 2.861.461,10

juta pada tahun 2016, dan terkecil Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010.

Pertumbuhan sektor jasa-jasa tertinggi sebesar 8,82% pada tahun 2011,

dan terendah sebesar 4,63% pada tahun 2014 dengan rata-rata sektor jasa-

jasa tahun 2010-2016 adalah Rp. 2.361.254,96 dan rata-rata pertumbuhan

sebesar 6,75%.

Bedasarkan gambaran dan latar belakang masalah tersebut maka

penulis tertarikuntuk meneliti Di Badan Pusat Statistik Kota Jambi yang

berjudul: Pengaruh Sektor Perdagangan Perdagangan Besar Dan

Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor Dan Jasa-Jasa Terhadap

Produk Domestik Regional Bruto Kota Jambi.

Page 19: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang ada, maka permasalahan

penelitian ini sapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sektor, Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi

Mobil Dan Sepeda Motor dan sektor jasa- jasa terhadap Produk Dometik

Regional Bruto (PDRB) kota jambi?

2. Bagaimana pengaruh kontribusi Perdagangan Besar Dan Eceran,

Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan jasa- jasa secara simultan

terhadap pruduk domestik regional kota jambi?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui apakah sektor perdagangan, Perdagangan Besar Dan

Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor, dan sektor jasa-jasa

berpengaruh terhadap Produk Dometik Regional Bruto (PDRB)kota

jambi.

2. Ingin mengetahui pengaruh kontribusi perdagagan Besar Dan Eceran,

Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa secara simultan

terhadap produk domestik regional bruto kota jambi.

Page 20: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah dan intansi-intansi terkait,diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam

penyusunan perencanaan daerah pembangunan ekonomi Kota Jambi

secara lebih terpadu dan sinergi.

2. Hasil penelitian ini juga sebagai referensi bagi peneliti yang akan

meneliti lebih lanjut yang bersangkutan dengan judul ini.

Page 21: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Konseptual

1. Perdagangan

Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

pengumpulan dan penjualan kembali (tanpa perubahan bentuk). Sub sektor

perdagangan besar dan eceran dipicu oleh kegiatan konsumsi rumah

tangga musiman seperti perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran,

Natal dan Tahun Baru. Selain itu peningkatan jumlah toko-toko eceran

juga turut menyebabkan intensitas perekonomian pada sektor ini terus

bertambah biasanya sub sektor diukur dengan satuan rupiah (Rp) per

tahun.

2. Jasa- Jasa

Jasa merupakan tindakan perbuatan yang dapat ditawarkan oleh

suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intengible (

tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilakan kepemilikan suatu yang

diukur dengan satuan rupiah ( Rp) pertahun.

3. Produk Domestic Regional Bruto (PDRB)

Menurut Badan Pusat Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah

nilai tambah yang dihasilkan oleh saluran unit produksi dalam suatu

wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Page 22: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

10

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi

perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan

yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat

diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu

perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan

nasional. Pertumbuhan ekonomi juga sebagai tolak ukur dalam

mengetahui seberapa maju dan berkembangnya suatu wilayah. Tinggi

rendahnya pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor internal

maupun eksternal.Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan pendapatan

yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang dan

jasa.Setelah mengetahui pengertian pertumbuhan ekonomi, tentunya

seluruh negara menginginkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang

tinggi pada setiap tahunnya. Maka, negara-negara tersebut perlu

melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jumlah produksi barang

dan jasa.6

6Duma Lasmaria Siagian “Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Pengangguran (Study Kasus Di Provinsi Sumatera Utara)”. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi ,

Fakultas Ekonomi Pascasarjana,hal. 5.

Page 23: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

11

B. Kerangka Teori

Tujuan utama dari usaha-usaha pembagunan ekonomi selain

menciptakan pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus

atau mengurangi tingkat kemiskinan,ketimpangan pendapatan, dan tingkat

pengangguran.7

Teori pertumbuhan Karl Bucher sebagaimana yang dikutip dalam

buku (siagian 2004) adalah Pertumbuhan ekonomi melalui tiga tingkat

yaitu : Produksi untuk kebutuhan sendiri, Perekonomian kota, dimana

pertukaran sudah meluas dan perekonomian nasional dimana peranan

perdagangan-perdagangan tampak makin kecil.8

Menurut pandangan ekonomi klasik mengemukakan bahwa pada

dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang dan modal, (3) luas

tanah dan kekayaan alam, (4) tingkat teknoligi yang digunakan.9Alat untuk

mengukur keberhasilan perekonomiaan suatu wilayah adalah pertumbuhan

ekonomi wilayah itu sendiri. Perekonomiaan wilayah akan mengalami

kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya penambahan pada faktor

produksi.selain faktor produksi, jumlah angkatan kerja yang bekerja juga

akan meningkat dari tahun ketahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan

maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

7 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,

MitraWacana Media; 2015) hlm 27 8Yulianto, Analisis PDRB Kabupaten Kebumen Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran Atas

Dasar Harga Yang Berlaku Tahun 2008-2013, Yogyakarta 9Richard T. Gill, Ekonomi Pembangunan Dulu Dan Sekarang,( Jakarta, Balai Aksara; Ghalia

Indonesia; 1983) Hal 51

Page 24: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

12

1. Teori pertumbuhan Endogen

Teori Pertumbuhan endogen merupakan suatu teori pertumbuhan

yang menjelaskan bahwa pertumbuhan dalam jangka panjang ditentukan

dari dalam model dari pada oleh beberapa variabel pertumbuhan yang

dianggap eksogen.10 Teori pertumbuhan endogen (endogenous growth

theory) muncul dikarenakan kinerja teori neo Klasik yang tidak

memuaskan dalam menjelaskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi

jangka panjang yang telah menyebabkan kekecewaan yang meluas

terhadap teori pertumbuhan ekonomi neoKlasik. Teori pertumbuhan

endogen atau secara lebih sederhana disebut dengan teori pertumbuhan

baru (new growth theory), menyajikan suatu kerangka teoritis untuk

menganalisis pertumbuhan endogen atau proses pertumbuhan Gross

National Product (GNP) yang bersumber dari suatu sistem yang mengatur

proses produksi. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan GNP itu

sebenarnya merupakan suatu konsekuensi alamiah atas adanya ekulibrium

jangka panjang.11

2. Teori Pembangunan Daerah

Istilah pembangunan dapat diartikan berbeda-beda oleh satu orang

dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lainnya bahkan

antara negara satu dengan negara yang lain. Secara tradisonal

10Sri Isnowati “Penerapan Model Kweka Dan Morissey Dalam Menerangkan Pertumbuhan

Ekonomi (Study Kasus Di Jawa Tengah)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 19.No. 1, (2012), hal.

27. 11Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM

Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.

25.

Page 25: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

13

pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus-menerus pada Gross

Domestic Product (GNP)atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

suatu negara. Untuk daerah makna pembangunaan yang tradisional

difokuskan pada peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB)

suatu provinsi, kabupaten atau kota.

Pembangunan daerah juga merupakan upaya untuk

memberdayakan masyarakat diseluruh daerah sehingga terciptannya

lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk menikmati kualitas

kehidupan yang lebih baik, maju, tentram,dan sekaligus memperluas

pilihan yang dapat dilakukan masyarakat bagi peningkatan

harkat,martabat,dan harga diri.

Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. (1) dari segi

pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan nasional yang

dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang

dilaksanakan didaerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi

daerah. (2) dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan

pedesaan sebagai pusat dan kegiatan sosial ekonomi dari wilayah tersebut.

(3) pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahan. Tujuan

pembangunan deerah hanya dapat dicapai apabila pemerintah daerah dapat

melaksanakannya dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan daerah

merupakan usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintah daerah

dalam rangka makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis

serasi dan bertanggung jawab.

Page 26: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

14

Pemahaman pembangunan daerah sebagai penjabaran dari

pembangunan nasional, kinerja pembangunan nasional merupakan agregat

dari kinerja dari pembangunan diseluruh daerah. Pencapaian semua

provinsi, dan pencapaian tujuan di tingkat provinsi merupakan agregasi

pencapaian tujuan di tingkat Kabupaten/Kota. Dengan demikian tangung

jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembanguan nasional

menjadi kewajiban bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pembangunan nasional. Singkronisasi kebijakan, program

dan kegiatan pembangunan sangat penting untuk menstabilkan

pengelolaan dan pemerataan sumber daya yang terbatas.

Pembangunan regional sebaiknya lebih memperhatikan

keunggulan-keungguulan dan karekteristik khusus suatu daerah.

Pembangunan juga harus dapat meningkatkan pendapatan perkapita dari

penduduk tersebut dan akan meningkatkan daya tarik daerah untuk

menarik investor-investor baru untuk menanamkan modalnya didaerah,

yang pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.

12

3 Teori Ekonomi Neo Klasik

Menurut teori ini ada dua konsep pokok dalam pembangunan

ekonomi daerah yaitu keseimbangan ( equilibrium) dan mobilitas faktor

produksi daerah. Artinya, sistem perekonomiaan akan mencapai

12Kuncoro,Mudrajad,Ekonomi Pembagunan Teori, Masalah, Dan Kebijakan, (UPP AMP

Yogyakarta; 2000) Hal 18

Page 27: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

15

keseimabangan alamiahnya jika modal bias mengalir tanpa retriksi/

pembatasan.13 Oleh karena itu modal akan mengalir dari daerah yang ber

upah tinggi menuju daerah yang ber upah rendah.

Model pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik Solow merupakan pilar

yang sangatmemberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan Neo-Klasik

sehingga penggagasnya, Robert Solow, dianugrahi hadiah Nobel bidang

ekonomi

Robert Solow berbeda dari model Harrod-Domar yang

mengasumsikan skala hasil tetap dengan koefisien baku, model

pertumbuhan Neo-Klasik Solow berpegang skala hasil yang terus

berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modal jika

keduanya dianalisis secara terpisah, jika keduanya dianalisis secara

bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi skala hasil tetap

tersebut.

Menurut Schumpeter para pengusaha merupakan golongan yang

akan terus-menerus membuat perubahan atau inovasi dalam kegiatan

ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,

mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan sesuatu

barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasar-pasaran yang baru,

mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan

perubahan- perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi

keefisien kegiatan perusahaan.

13Arsyad.L,Ekonomi Pembangunan Edisi Ke Empat,(STIE YKPN,Yogyakarta;2004) 98

Page 28: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

16

Schumpeter juga menambahkan makin tinggi tingkat kemajuan

sesuatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan

inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat jalannya. Pada

akhirnya akan tercapai tingkat keadaan tidak berkembang yang dalam

pandangan Schumpeter keadaan tersebut akan terjadi pada tingkat

pertumbuhan yang tinggi.14

4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau Produk domestik

bruto (PDB)

Salah satu indikator makro ekonomi yang penting untuk

mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu priode tertentu

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat

Statistik (2011) PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh saluran unit produksi dalam suatu wilayah tertentu atau merupakan

jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan

indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas

dasar konstan dan PDRB atas dasar berlaku. PDRB atas dasar harga

konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun

tertentu sebagi dasar/reverensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

14Muhammad Haris Hidayat “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan IPM

Terhadap Ketimpangan Pendapatan (Study Kasus Di Provinsi Jawa Tengah)”.Skripsi (2012), hal.

23-24.

Page 29: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

17

dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas berlaku

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa. Ada tiga pendekatan yang

digunakan dalm perhitungan PDRB, yaitu:

a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah

pada suatu priode tertentu ( biasanya satu tahun). 17 lapangan

usaha yaitu : (1) pertanian kehutanan dan perikanan, (2)

pertambangan dan penggalian, (3)industri pengolahan, (4)

pengolahan listrik, (5)pengadaan air, pengolahan sampah, limbah

dan daur ulang, ( kontruksi, (7) perdagangan besar dan eceran,

reparasi , mobil dan sepeda motor, (8) transportasi dan

pergudangan (9) penyediaan akomodasi maknanan dan minuman,

(10) informasi dan komunikasi, (11) jasa keuangan dan asuransi,

(12) real estate, (13) jasa perusahaan, (14) administrasi pemerintah,

pertahanan dan jaminan social wajib, (15) jasa pendidikikan (16)

jasa kesehatan dan kegiatan lainnya, (17) jasa lainnya.

b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua kompenen

permintaan akhir disuatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu.

Komponen permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi

rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembanga suasta nir laba,

Page 30: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

18

pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

Domestik Bruto, perubahan inventori/stok, ekspor neto.15

c. Pendekatan Pendapatanan

Produk domestik bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima

oleh faktor- faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi

disuatu Negara dalam jangka waktu tertentu ( biasanya satu tahun )

balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga

modal dan keuntungan; sebelumnya sebelum dipoting pajak

penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini , PDB

mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto ( pajak

tidak langsung dikurangi subsidi)

PDB berdasarkan penggunaan dikelompokan dalam 7 komponen

yaitu:

1. Penggeluaaran konsumsi rumah tangga , mencakup semua

pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan

penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah

tangga selama priode tertentu.

2. Pengeluaran lembanga nonprofit yang melayani rumah tangga ,

mencakup kegiatan dan pengeluaran yang dilakukan oleh

lembaga nirlaba yang konsentrasi konsumenya adalah rumah

tangga, seperti yayasan dan lainya.

15Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan

Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus

Ketintang Surabaya

Page 31: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

19

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah , mencakup pengeluaran

untuk belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik

pemerintah pusat dan daerah , tidak termasuk penerimaan dari

produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Data yang dipakai

adalah realisasi APBN.

4. Pembentukan modal tetap domestik bruto, mencakup

pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru dalam

negeri dan barang modal bekas atau barang dari luar negeri.

Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.

5. Perubahan inventori. Perubahan stok dihitung dari PDB hasil

penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen

permintaan akhir lainya.

6. Ekspor barang dan jasa ekspor barang dinilai menurut harga.

Free on board (fob)

7. Impor barang dan jasa. Impor barang dinilai menurut cost

insurance freight (cif)

5. Teori Permintaan Dan Penawaran

Secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu

penawaran (supply) dan permintaan ( demand). Dalam perdagangan

internasional disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor

dapat dilihat dari permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, ekspor

dipengaruhi harga ekspo, nilai tukar riil,pendapatan kebijakan devaluasi.

Page 32: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

20

Sedangkan dari sisi penawaran,ekspor dipengaruhi oleh hargaekspor,

harga domestik, nilsi tuksr riil, kapasitas produksi melalui investigasi,

impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi.16

6. Teori Jasa-Jasa

Secara defenitife jasa merupakan kegiatan yang ditawarkan kepada

suatu pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan suatu apapun, serta produksi jasa mungkin

berkaitan atau mungkin tidak berkaitan dengan fisik. 17

Komponen jasa bisa merupakan bagian kecil atau bagian utama

dari keseluruhan penawaran. Membedakan penawaran sektor ini menjadi

lima kategori: pertama disebut penawaran barang berwujud murni, yang

penawarannya hanya terdiri atas barang berwujud, dan tidak ada jasa yang

menyertai produk yang ditawarkan itu. Kedua disebut penawaran barang

berwujud disertai jasa. Penawaran ini terdiri atas barang berwujud disertai

satu atau sejumlah jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan. Ketiga

disebut campuran yang menjelaskan penawaran yang terdiri atas barang

dan jasa dengan proporsi yang sama misalnya restoran yang didukung oleh

pelayananya. Keempat jasa utama disertai barang dan jasa tambahan.

Penawaran ini terdiri atas jasa utama dengan jasa tambahan serta barang

pelengkap. Kelima ialah jasa murni, penawaran ini hanya terdiri atas jasa.

Misalnya jasa psikoterapi, jasa memijit, atau jasa menjaga bayi.

16SadonoSukirno, MikroekonomiTeoriPengantarEdisiKetiga, ( Jakarta; RajawaliPres, 2015) hlm

125 17Philip kothler, Manajemen Pemasaran Jilit 1 ( JAKARTA,PT,Indeks, GRAMEDIA,2005) Hal 40

Page 33: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

21

7. Teori Basis Ekonomi

Pengertian basis ekonomi di suatu wilayah tidak bersifat statis

melainkan dinamis, maksudnya pada tahun tertentu mungkin saja sektor

tersebut merupakan sektor basis, namun pada tahun berikutnya belum

tentu sektor tersebut secara otomatis menjadi sektor basis. Sektor basis

bisa mengalami kemajuan atau kemunduran. Adapun sebab sebab kemjuan

sektor basis adalah perkembangan jaringan tranportasi dan komunikasi;

perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah ; perkembangan

teknologi; dan adanya perkembangan prasarana ekonomi dan sosial.

Sedangkan penyebab kemunduran sektor basis adalah adanya perubahan

permitaan dari luar daerah, dan kehabisan cadangan sumber daya18.

8. Model Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

situasi dan kondisi yang terjadi. Secara umum model pertumbuhan

lebih bersifat mekanistis dari pada empiris. Suatu model mekanistis

biasanya dikembangkan dari asumsi-asumsi tentang jenis

pertumbuhannya, yaitu dengan cara menurunkan persamaan diferensial

atas asumsi-asumsi yang ditetapkan untuk mendapatkan model

pertumbuhannya. Di lain pihak, suatu pihak empiris dipilih agar

menghampiri secara empiris terhadap model mekanistis yang belum

diketahui. Bentuk yang diinginkan dari modal pertumbuhan harus dapat

mewakili penyederhanaan fakta di lapangan serta paling sederhana.

18 Dr. muammilsun’an, Abdurrahman senuk, Ekonomi Pembangunan Daerah,( Jakarta,

MitraWacana Media; 2015) hlm 79

Page 34: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

22

Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu

peningkatan kemampuan perekonomian dalam memproduksi barang dan

jasa yang bersifat perubahan kuantitatif dan biasanya diukur dengan

menggunakan data pendapatan perkapita.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas maka teori yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertumbuhan endogen, teori

neo klasik, dan teori ekonomi klasik.

Page 35: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

23

C. Tinjauan Pustaka

No Nama

Peneliti

Judul Variabel Metode

Analisis

Temuan

1. Akhmad

Ghofir

Afandi

Pengaruh

industri

pengolahan

,

perdaganga

n,hotel,dan

restoran

dan

pertanian

terhadap

PDRB

Kabupaten

Mojokerto

Independen:

industri

pengolahan,perd

agangan hotel

dan restoran dan

pertanian

Dependen :

PDRB

Kabupaten Mojokerto

Metode

kuantitatif Hasil dari penelitian

ini menunjukan ada

pengaruh positif

industri pengolahan

terhap PDRB sebesar

0,4 %. Perdagangan

hotel dan restoran

berpengaruh positif

sebesar 1,3%

sedangkan pertanian

berpengaruh positif

sebesar 2,3%19

2. Desak

Ayusriar

y

Bhegaw

ati

Analisis

pengaruh

tiga sektor

utama

ekonomi

terhadap

pertumbuh

an ekonomi

kabupaten

badung

Independen:

tiga sektor utama

ekonomi (sektor

pertanian,

perdagangan

hotel dan

restoran dan

jasa-jasa)

Dependen:

pertumbuhan

ekonomi

kabupaten

badung

Metode

Kuantitatif

.

Dari analisi yang

telah disimpulkan

bahwa kontribusi

sektor pertanian

sektor perdagangan

hotel dan restoran

serta sektor jasa

secara simultan

berpengaruh terhadap

perumbuhan ekonmin

kabupaten badung

yakni dilihat dari

nilai koefisien yang

di stadarisasikan

sebesar 94.9 %20

3. Claudya

Pingkan

Lomban

Analisis

pengaruh

sektor

keuangan,

real estate,

jasa

keuangan,

dan sektor

Independen:

Sektor keuangan

real estate, jasa

keuangan, dan

sektor jasa-jasa

Dependen:

PAD Kota

Metode

Kuantitatif

Sesktor keuangan,

real esate, jasa

keuangan lebih

berpengaruh terhadap

PDRB, sedangkan

sektor jasa

pengaruhnya lebih

kecil terhadap PDRB

19Akhmad Ghofir Afandi,Pengaruh Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel Dan Restoran Dan

Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Mojokerto.Jurnal Fakultas Ekonomi,Unesa,Kampus

Ketintang Surabaya 20 Desak Ayu Sriary Bhegawati, Analisis Pengaruh Tiga Sektor Utama Ekonomi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Badung, Jurnal Universitas Mahasaraswati, Denpasar

Page 36: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

24

jasa-jasa

terhadap

pendapatan

asli daerah

kota

manado

Manado dan untuk hubungan

positif dan

signifikan.21

4. Jasman

Saripudi

n

Hasibua

n

Analisis

kontribusi

sektor

industri

terhadap

PDRB

Kota

Medan

Independen:

Sektor industri

Dependen:

PDRB Kota

Medan

Metode

Kuantitatif

Nilai produksi kota

Medan mengalami

peningkatan tetapi

kontribusi sektor

industri terhadap

PDRB mengalami

penurunan ini

dikarenakan semakin

besarnya sektor

sektor lain yang

memberikan

kontribusi besar

kepada PDRB. 22

D. Krangka Pemikiran

Berdasasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan penelitian, dan landasan teori yang telahdikemukakan diatas maka

hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam

sebuah pemikiran yang dapat ditunjukan oleh gambar sebagai berikut :

21Claudya Pingkan Lomban, Analisis Pengaruh Sektor Keuangan, Real Estate, Jasa Keuangan,

Dan Sektor Jasa-Jasa Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado, Jurnal Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Manado 22Jasman Saripudin Hasibuan, Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kota Medan,

Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara

PER

(X1) PDRB

(Y)

JASA JASA

(X2)

Page 37: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

25

Keterangan:

X1 = PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor

X2 = Jasa- Jasa

Y = Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )

E. Hipotesis

H0 = Tidakadapengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-

jasa terhadaap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi.

Ha = Terdapatpengaruh sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Jasa-

jasa terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Jambi

Page 38: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun definisi kedua

variabel tersebut yaitu:

a. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel yang menjadi pusat penelitian utama peneliti.Hakikat sebuah

masalah mudah terlihat dengan mengenali berbagai variabel dependen

yang digunakan dalam sebuah model. Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah

Y : Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)

b. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang

pengaruh positif maupun yang pengaruhnya negative. Variabel

independen dalam penelitian ini yaitu PerdagnaganBesar Dan

Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan Jasa- jasa Dengan

desain penelitian:

X1 : PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda

Motor Tahun 2010-2016

Page 39: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

27

X2 : jasa- jasa tahun 2010-2016

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau konstruk dengan cara member arti, atau menspesifikasikan

kejelasan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur konstruk atau variabel tersebut. Definisi operasional bertujuan

untuk dapat menjelaskan dan menjabarkan variabel apa saja yang timbul

dalam indikator yang terperinci. Penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dilakukan untuk

mengetahui nilai suatu variabel independen tanpa membandingkan atau

menghubungkan dengan variabel independen lain.

Untuk memudahkan dalam pemahaman terhadap istilah dari variabel

yang digunakan pada penelitian ini, maka dapat dijelaskan definisi

operasional untuk tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut :

a. PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil Dan Sepeda

Motor Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-2016.

b. Jasa-jasa di Kota Jambi dalam satuan persen dari tahun 2010-

2016.

c. Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Jambi dalam satuan

persen dari tahun 2010-2016.

Page 40: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

28

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Data dalam sebuah penelitiaan merupakan bahan pokok yang akan

diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah-masalah dalam penelitian.

Jenis data yang digunakan dalam sebuah penelitian dalam menyusun karya

ilmiah ataupun penyusunan skripsi biasanya berupa data primer dan

sekunder.Tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan data sekunder.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan

atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah

terhadap dokumentasi pribadi, resmi kelembagaan, reverensi atau

literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan

penelitian.23Data sekunder merupakan data yang bukan di usahakan sendiri

pengumpulanya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, Koran,

keterangan-keterangan atau publikasi lainya.Data Sekunder merupakan

data yang diperoleh melalui pengambilan pengumpulan atau pengolahan

data yang biasanya bersifat studi dokumentasi.

2. Sumber Data

Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya

harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam

menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen

penlitian.24Sumber data merupakan bahan pokok yang dapat diolah dan

23Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung

Persada Pers, 2008), hlm. 77 24Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 155

Page 41: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

29

dianalisis untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian,

sumber data bersifat umum yang memiliki informasi tentang objek

penelitian.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa data tahun 2010-2016, yaitu meliputi data sektor

Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor dan

jasa-jasa kota Jambi data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS).

C. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dimaksud adalah analisis untuk melakukan

hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Data-data

yang diperoleh, akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif-

deskriptif.

1. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Sebelum masuk pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan

diuraikan hasil dari analisis deskriptif untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara

Page 42: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

30

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.25

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi

satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Untuk mendeteksi

masalah autokorelasi dalam model regresi penelitian ini digunakan

metode dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji serial

correlation LM. Jika nilai chi square (X) hitung > chi square (X²) tabel

maka hipotesis yang digunakan yang menyatakan bahwa model bebas

dari masalah autokorelasi adalah ditolak dan sebaliknya.

b. Uji Normalitas

Model yang baik dalam regresi adalah model dimana datanya

tersebar secara normal.Model regresi yang diperoleh harus dilakukan

uji normalitas melalui test normality pada residual test histogram. Cara

mendeteksi apakah residualnya normal atau tidak dengan

membandingkan nilai Jarque (JB) dengan Chi Square (X²) tabel, yaitu :

Jika Nilai JB > Chi Square (X²) tabel maka residualnya berdistribusi

tidak normal dan sebaliknya.

25Moh. Hariyadi, Statistik:Panduang Lengkap dari Design sampai Analisis Statistik

Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2010), 54

Page 43: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

31

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah hubungan linear antara variabel

independen di dalam regresi.Masalah multikolinearitas muncul jika

terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel

atau semua variabel independent dalam model.Pada kasus

multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan

pengaruh murni dari variabel independent dalam model.Ada beberapa

model untuk mendeteksi adanya multikolinearitas.Untuk mendeteksi

adanya multikolinearitas dalam model persamaan dalam penelitian ini

digunakan korelasi antara variabel independent.

d. Uji Heterokedastisitas

Dalam regresi berganda salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar

taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE (Best, Liniar,

Unbiased, dan Estimator) adalah Var (ui) = o2 mempunyai variasi

berubah-ubah. Cara mendeteksi gejala heterokedastisitas dengan model

regresi pada penelitian ini dilakukan uji heterokedastisitas melalui

metode whitw tanpa cross terms.26

3. Analisis Data

Penggunaan analisis Kuantitatif dalam penelitian ini penulis

menggunakan beberapa rumus statistik diantaranya sebagai berikut:

26Ira Ruli Yanti, Analisis Impor Bawang Merah Di Indonesia, Proposal Universitas Jambi,

(2018), hlm.30-34.

Page 44: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

32

a. Regresi Linier Berganda

Pada bagian ini dibicarakan metode-motode untuk menghitung

hubungan linier tiga atau lebih variabel. Jika variabel dependen

dihubungkan dengan dua variabel independen atau lebih, akan banyak

hal yang bayak dicapai (dijabarkan) dari analisa bersama variabel

tersebut pada waktu bersamaan.

Dalam analisa regresi linier berganda, hanya dua variabel

didalamnya;variabel dependen dinyatakan dengan “ Y” dan variabel

independen dinyatakan dengan “X” dalam analisa berganda, akan

digunakan ‘X’ yang menggambarkan seluruh variabel yang termasuk

didalam analisa. Hanya ada satu variabel dependen tetap, yang

dinyatakan dengan X1. Variabel Independen dinyatakan dengan

X1,X2 .... dan seterusnya. 27

Untuk menganalisis hubungan antara variabel dependen dan

independen, maka pengelolaan data dilakukan dengan metode analisis

regresi berganda.28 Dalam analisa ini dilakukan dengan bantuaan

program SPSS untuk menganalisis hubungan antar variabel dependen

dan independen, maka pengelolaan data dilakukan dengan medel

Ordinary Least Square ( OLS). Metode OLS digunakan untuk

memperoleh estimasi parameter dalam menganalisis pengaruh

27Bambang kustituanto, statistik analisa rentut waktu dan regresi-korelasi, (YOGYKARTA,BPFE

1984) Hal 227 28Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif DAN R & D ( Bandung, Alfabeta; 2009) hal

120

Page 45: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

33

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Metode OLS

dipilih karena merupakan salah satu metode sederhana dengan analisis

regresi yang kuat dan popular, dengan asumsi-asumsi tertentu. Adapun

persamaan regresi yaitu: dalam penelitian ini meliputi pengujian

serempak (uji-f) pengujian individu (uji-t) dan pengujian ketetapan

perkiraan ( R2 ) dan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinieritas,

heteroskedastistas dan autokorelasi.

LnY = 𝛽𝜎 + 𝐿𝑛𝛽1𝑃𝐸� + 𝐿𝑛𝛽2𝐽� + 𝜀 Y = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X1 = Sektor PerdagnaganBesar Dan Eceran,Reparasi Mobil

Dan Sepeda Motor

X2 = Sektor Jasa-jasa

βο = Konstanta

β1-2 = Koefisien persial untuk masing-masing variabel PER, JS

ε = Error term

b. Uji T

Uji t adalah pengujian koefisien regresi persial individual yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara

individual mempengaruhi variabel dependen (Y).

c. Uji Simultan ( Uji F)

Signifikasi model regresi secra simultan diuji dengan melihat nilai

signifikansi ( sig) dimana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F statistik

Page 46: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

34

digunakan untuk membuktikan ada pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan.

d. Uji koefisien determinasi (R2 )

Koefisien determinasi, yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu

ukuran yang penting dalam regresi.Determinasi (R2) mencerminkan

kemampuan variabel dependen.Tujuan analisis ini adalah untuk

menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai R2 menunjukan seberapa besar proporsi dari total

fariasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel

penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi

dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen.

Page 47: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi geografis

Kota jambi merupakan ibukota provinsi jambi yang lebih dikenal

dengan sebutan jambi kota beradat. Wilayah kota jambi dikelilingi oleh

wilayah kabupaten muaro jambi baik dari arah utara, seatan, barat maupun

disebelah timur.Secara geografi wilayah kota jambi terletak diantara :

103ο30’1,67 bujur timur sampai 103ο40’0,22’’ bujur timur 01ο30’2,98’’

lintas selatan sampai 01ο4s0’1,07 lintang selatan dengan luas wilayah

205,38 Km2 atau sekitar 0,38 persen dari luas provinsi Jambi.

Wilayah kota jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan

luas 20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Tepografi wilayah kota jambi

terdiri atas wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang

dengan kemiringan 2 hingga 15% dan curam dengan kemiringan 15

hingga 40% dengan luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai

berikut:

1. Datar ( 1-2%)= 11.326 ha (55%)

2.Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1)

3.Curam (15-40%) = 41 ha (0,002%)

koordinat tersebut menunjukan keberadaan kota jambii yang

terletak ditengah-tengah pulau sumatra. Secara geomorfologis kota jambi

terletak dibagiaan barat cekungan sumatra bagian seatan yang disebut sub-

cekungan jambi, yang merupakan daratan rendah disumatra timur. Dititik

Page 48: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

36

dari tepografinya, kota jambi relatif datar dengan ketinggian 0-60 m diatas

permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota,

sedangkan daerah rawa terdapat di aliran sungai batanghari, yang

merupakan sungai terpanjang di pulau sumatra dengan panjang

keseluruhan 1.700 km dari danau atas – danau bawah ( sumatra barat )

menuju selat berhala ( 11 km yang berada di wilayah Kota Jambi ) dengan

kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai batanghari membelah kota jambi

menjadi dua bagian dari disisi utara dan selatannya. Secara administratif

berbatasan langsung dengan kabupaten Muaro Jambi dan Provinsi Jambi.

Kota jambi sebagai ibu kota provinsi dan pusat pemerintah srta

pusar perdagangan dan jasa mempunyai mobilitas penduduk yang tinggi,

terutama dari daerah tetanga ( mobilitas skunder ). Disamping sarana dan

prasarana transportasi yang sudah relatif lebih baik, maka faktor jarak juga

sangat menentukan.

B. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk mrupakan modal dasar dalam pembangunan

namun jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan peningkatan

kualitasnya justru dapat menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu

masalah kependudukan harus mendapat perhatian yang serius, sehinga

dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai modal pembangunan. Kota

jambi sebagai ibu kota provinsi terdiri dari 11 kecamatan dan 62 kelurahan

dan 1577 rukun tetanga (RT) dengan distribusi wilayah sebagai berikut:

Page 49: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

37

Tabel 3.2

Luas Daerah Dan Pembangian Wilayah Dan Pembagian Daerah

Administrasi Menurut Kecamatan Di Kota Jambi Tahun 2016

Kecamatan Luas wilayah persentase Jumah

kelurahan

Jumlah

RT

Kota Baru 36,11 17,56 5 171

Alam Berajo 41,67 20,27 5 191

Jambi Selatan 11, 41 5,55 5 149

Paal Merah 27,13 13,20 5 217

Jelutung 7,92 3,85 7 233

Pasar Jambi 4,02 1,96 4 58

Telanaipura 22,51 10,95 6 126

Danau Sipin 7,88 3,83 5 150

Danau Teluk 15,7 7,64 5 44

Pelayangan 15,29 7,44 6 46

Jambi Timur 15,94 7.75 9 192

Jumlah 205,58 100,00 62 1.577

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi

B. Struktur ekonomi

Struktur perekonomian masyarakat kota jambi pada kurun waktu

2012-2016 masih didominasi sektur sekunder dan tersier, besarnya

peranan masing-masing kategori terhadap pembentukan PDRB jambi

terlihat dari tabel 3.1 sumbangan kategori terbesar dihasulkan oleh

kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor. Hal itu

bias ilihat dari tabel 3.1 di bawah ini :

Page 50: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

38

Tabel 3.1

Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha ( Persen ) 2012- 2016

Lapangan usaha Distribusi Persentase PDRB per 2010

menurut lapangan usaha (persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, kehutanan perikanan 1,33 1,34 1,37 1,34 1,27

Pertambangan dan pengaliaan 5,78 5,64 4,98 2,82 2,31

Industri pengolahan 12,58 11,99 11,88 11,56 10,86

Perdagangan listrik dan gas 0,1 0,15 0,16 0,18 0,20

Pengadaan air, pengolahan

sampah,limbah dan daur ulang

0,28 0,28 0,27 0,26 0,25

Kontruksi 8,57 10,16 9,65 9,04 8,55

Perdagangan besar dan eceran reparasi

mobil dan motor

24,73 24,85 26,46 28,09 29,58

Transportasi pergudangan 11,71 11,84 11,39 11,88 12,57

Penyedia akomodasi dan makan minum 2,13 2,15 2,31 2,27 2,28

Informasi dan komunikasi 4,61 4,35 4,16 4,41 4,56

Jasa keuangan dan asuransi 6,29 6,57 6,22 5,86 6

Real estate 2,80 2,64 2,53 2.47 2,40

Jasa perusahaan 3,13 3 2,92 2,97 2,98

Administrasi pemerintah, pertahanan dan

jaminan sosial wajib

7,62 7,29 8,42 9,47 8,81

Jasa pendidikan 5,36 4,91 4,83 4,84 4,46

Jasa kesehatan dan kegiatan social 2,11 2,09 2,21 2,22 2,23

Jasa lainnya 0,79 0,74 0,69 0,70 0,69

Sumber : Angka perbaikan; angka sementra ( Bps kota jambi)

C. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian kota jambi pada tahun 2016 mengalami kenaikan

yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju

pertumbuhan PDRB Kota jambi tahun 2016 mencapai 6,81 persen

sedangkan tahun 2015 mencapai 5,58 persen. Pertumbuhan ekonomi

tertinggi dicapai oleh kategori transportasi dan pergudangan sebesar 12,42

persen mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan tahun

sebelumnya sebesar 5,7 persen ( 2015) hal ini dikarenakan jumlah

Page 51: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

39

penerbangan di kota jambi meningkat lebih dari 30 persen. Secara umum

seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2016 mencatat

pertumbuhan yang positif, terkecuali untuk kategori pertambangan dan

penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,86 persen. Hal

ini si sebabkan oleh penurunan produksi pada sub kategori penggalian,

banyaknya perusahaan penggalian yang di tutup di kota jambi. Hal ini

bias dilihat dari tabel 3,2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha ( Persen ),

2012-2016

Lapangan usaha Laju pertumbuhan PDRB seri 2010

menurut lapangan usaha ( persen)

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, kehutanan perikanan 3,98 4,43 5,45 2,58 1,78

Pertambangan dan pengaliaan 1,55 2,87 0,78 -

22,30

-2,8

Industri pengolahan 7,62 6,05 6,58 5,17 4,23

Perdagangan listrik dan gas 11,60 9,03 17,53 6,55 5,87

Pengadaan air, pengolahan

sampah,limbah dan daur ulang

1,05 1,52 3,26 2,97 4,17

Kontruksi 16,74 27,58 4,07 2,50 4,13

Perdagangan besar dan eceran reparasi

mobil dan motor

8,81 9,20 13,41 12,13 7,69

Transportasi pergudangan 9,01 8,58 8,21 5,70 12,42

Penyedia akomodasi dan makan minum 9,02 6,35 20,07 4,10 8,24

Informasi dan komunikasi 2,17 5,43 3,82 9,36 8,65

Jasa keuangan dan asuransi 11,18 12,18 3,35 1,85 12,11

Real estate 5,33 4,20 4,02 2,43 4,90

Jasa perusahaan 4,30 2,49 6,16 6,82 6,54

Administrasi pemerintah, pertahanan dan

jaminan sosial wajib

3,02 1,16 14,63 6,42 2,98

Jasa pendidikan 7,71 2,81 1,32 7,64 6,33

Jasa kesehatan dan kegiatan social 4,39 10,77 15,51 10,28 7,14

Jasa lainnya 3,16 2,56 3,25 7,99 6,28

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

7,67 8,50 8,18 5,58 6,81

Sumber : Bps kota jambi (angka perbaikan; angka sementara)

Page 52: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

40

D. PDRB Per Kapita

Indkator yang diguakan untuk melihat keberhasilan pembangunan

suatu daerah tidak hanya dengan melihat pertumbuhan ekonomi saja tetapi

juga biasa demgan melihat besarnya pendapatan perkapita.

Tabel 3.3

PDRB per kapita ADHB menurut lapangan usaha ( juta RP) 2012-

2016

URAIAN PDRB Perkapita ADHB Menurut

Lapangan Usaha

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, kehutanan perikanan 0,35 0,39 0,46 0,50 0,53

Pertambangan dan pengaliaan 1,52 1,64 1,67 1,04 0,97

Industri pengolahan 3,30 3,49 3,97 4,28 4,55

Perdagangan listrik dan gas 0,04 0,04 0,05 0,07 0,08

Pengadaan air, pengolahan

sampah,limbah dan daur ulang

0,07 0,08 0,09 0,10 0,11

Kontruksi 2,25 2,96 3,22 3,35 3,58

Perdagangan besar dan eceran reparasi

mobil dan motor

6,49 7,24 8,84 10,41 12,40

Transportasi pergudangan 3,07 3,45 3,81 4,40 5,27

Penyedia akomodasi dan makan minum 0,56 0,63 0,77 0,84 0,96

Informasi dan komunikasi 1,21 1,27 1,39 1,63 1,91

Jasa keuangan dan asuransi 1,65 1,91 2,08 2,17 2,51

Real estate 0,73 0,77 0,85 0,91 1,01

Jasa perusahaan 0,82 0,87 0,98 1,10 1,25

Administrasi pemerintah, pertahanan dan

jaminan sosial wajib

2,00 2,12 2,81 3,51 3,69

Jasa pendidikan 1,41 1,43 1,46 1,66 1,87

Jasa kesehatan dan kegiatan social 0,55 0,61 0,74 0,82 0,83

Jasa lainnya 0,21 0,21 0,23 0,26 0,29

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

26,24 29,13 33,41 37,07 41,90

Sumber : Bps kota jambi (angka perbaikan; angka sementara)

PDRB perkapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang

diterima oleh setiap penduduk selama satu priode ( satu tahun) dan ini

Page 53: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

41

dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran /

kesejahtraan masyarakat. Besarnya PDRB perkapita tergantung pada

kemampuan suatu daerah dalam menciptakan nilai tambah dan juga

bearnya penduduk di daerah tersebut.

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukan nilai PDRB setiap

satu orang penduduk. Pada tahun 2016 PDRB perkapita Kota Jambi

mencapai 41,90 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 13 persen

dibandingkan PDRB perkapita tahun 2015 yang sebesar 37,07 juta rupiah

E. Sumber pertumbuhan

Sumber pertumbuhan ini merupakan sumbangan masing- masing

kategori terhadap laju pertumbuhan ekonomi pada waktu tertentu yang

diukur dengan persentase. Dimana penjumlahan sumber pertumbuhan

semua kategori sama dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan sumber pertumbuhannya, maka kategori perdagangan besar

dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor merupakan penyumbang

terbesar dengan 2,02 persen mengalami peningkatan di banding tahun

sebelumnya yaitu 1,64 persen pada tahun 2015.

Page 54: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

42

Tabel 4.1

sumber pertumbuhan ekonomi Kota Jambi tahun 2015-2016 ( persen)

Uraian 2015 2016

Pertanian, kehutanan perikanan 0,08 0,09

Pertambangan dan pengaliaan 0,16 0,16

Industri pengolahan 0,67 0,74

Perdagangan listrik dan gas 0,01 0,01

Pengadaan air, pengolahan sampah,limbah

dan daur ulang

0,02 0,02

Kontruksi 0,53 0,58

Perdagangan besar dan eceran reparasi

mobil dan motor

1,64 2,02

Transportasi pergudangan 0,69 0,86

Penyedia akomodasi dan makan minum 0,13 0,16

Informasi dan komunikasi 0,26 0,31

Jasa keuangan dan asuransi 0,34 0,41

Real estate 0,14 0,16

Jasa perusahaan 0,17 0,20

Administrasi pemerintah, pertahanan dan

jaminan sosial wajib

0,54 0,60

Jasa pendidikan 0,26 0,30

Jasa kesehatan dan kegiatan social 0,13 0,15

Jasa lainnya 0,04 0,05

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO

5,81 6,81

Deskripsi Data

1. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

Rata-rata pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah

sebesar 9,09%, dengan rincian sebagai berikut:

Page 55: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

43

Tabel 4.1.

Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Kota Jambi Tahun 2010-2016

Tahun

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kota

Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

PER

(%)

2010 2.562.046,20 -

2011 2.793.035,08 8,27

2012 3.039.039,39 8,09

2013 3.318.509,55 8,42

2014 3.763.510,19 11,82

2015 4.219.917,98 10,82

2016 4.544.458,55 7,14

Rata-Rata 3.462.930,99 9,09

Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota Jambi tahun 2010-2016

terendah adalah 2.562.046,20 juta rupiah pada tahun 2010, dan terus

mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah

4.544.458,55 pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini disebabkan semakin

besarnya kebutuhan masyarakat, dan semakin banyaknya kendaraan

sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan atas reparasi mobil dan

sepeda motor. Pertumbuhan tertinggi adalah sebesar 11,82% pada tahun

2014, dan terendah sebesar 7,14% pada tahun 2016. Rata-rata sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Kota

Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 3.462.930,99 juta, dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 9,09%.

Page 56: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

44

2. Sektor-Jasa-Jasa

Rata-rata sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp.

2.361.254,96 juta dengan pertumbuhan sektor jasa-jasa adalah sebesar

6,75%, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi Tahun 2010-2016

Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

JS-JS (%)

2010 1.880.161,80

2011 2.061.952,70 8,82

2012 2.219.238,11 7,09

2013 2.377.086,34 6,64

2014 2.492.564,01 4,63

2015 2.636.320,66 5,45

2016 2.861.461,10 7,87

Rata-Rata 2.361.254,96 6,75

Dari tabel di atas terlihat bahwa sektor jasa-jasa Kota Jambi tahun

2010-2016 terendah adalah Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010, dan

terus mengalami pertumbuhan sampai tahun 2016, dan terbesar adalah Rp.

2.861.461,10 juta pada tahun 2016 juta rupiah. Hal ini menunjukkan

bahwa kebutuhan atas jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan,

pendidikan, kesehatan, kegiatan sosial, dan jasa lainnya semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Sektor jasa-jasa terbesar Rp. 2.861.461,10

juta pada tahun 2016, dan terkecil Rp. 1.880.161,80 juta pada tahun 2010.

Pertumbuhan sektor jasa-jasa tertinggi sebesar 8,82% pada tahun 2011,

dan terendah sebesar 4,63% pada tahun 2014 dengan rata-rata sektor jasa-

jasa tahun 2010-2016 adalah Rp. 2.361.254,96 dan rata-rata pertumbuhan

sebesar 6,75%.

Page 57: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

45

3. PDRB Kota Jambi

Rata-rata PDRB Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp.

13.971.173,63 juta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,90%, dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.3. PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016

Tahun PDRB Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

PDRB (%)

2010 11.070.369,60

2011 11.932.755,54 7,23

2012 12.848.141,30 7,12

2013 13.939.735,25 7,83

2014 15.080.229,53 7,56

2015 15.921.206,06 5,28

2016 17.005.778,13 6,38

Rata-Rata 13.971.173,63 6,90

Dari tabel tersebut terlihat bahwa PDRB Kota Jambi tahun 2010-

2016 terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan

dengan pertumbuhan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa yang terus meningkat pada periode

tersebut. PDRB Kota Jambi terbanyak adalah Rp. 17.005.778,13 juta pada

tahun 2016, dan terkecil adalah Rp. 11.070.369,60 juta pada tahun 2010.

Sedangkan pertumbuhan PDRB Kota Jambi terbesar adalah 7,83% pada

tahun 2013, dan terendah adalah sebesar 5,28% pada tahun 2015. Rata-rata

PDRB Kota Jambi tahun 2010-2016 adalah Rp. 13.971.173,63 juta dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 6,90%.

Page 58: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

46

F. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah variabel bebas penelitian normal atau

tidak diperlukan uji normalitas. Adapun bentuk pengujian yang telah

dilakukan adalah :

a. Analisis Grafik

Untuk mendeteksi normalitas data, cara pertama adalah dengan

menganalisa grafik normal probality plot berikut :

Gambar 4.1. Normal Probability Plot

Pada gambar di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya.Hal

menunjukkan bahwa pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Page 59: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

47

Gambar 4.2. Grafik Histogram

Dari gambar di atas terlihat bahwa pada grafik histogram terlihat kurva

yang berbentuk lonjong menyerupai lonceng terbalik dengan data yang

condong ke kiri, yang menunjukkan bahwa data yang diteliti berdistribusi

normal.

b. Analisis Statistik

Analisis statistik yang digunakan untuk mendeteksi normalitas data adalah

dengan melakukan analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Hasil

yang diperoleh dari pengujian ini adalah sebagai berikut

Tabel 4.4. Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 7

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation .00855600

Most Extreme Differences

Absolute .187 Positive .187 Negative -.147

Kolmogorov-Smirnov Z .495 Asymp. Sig. (2-tailed) .967

Page 60: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

48

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,967 yang lebih besar

dari 0,05. Hal itu menandakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi

linear) diantara independen variabel perlu dilakukan uji

multikolinieritas.Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai R-square

dan, Fhitung tinggi, sedangkan nilai thitung banyak yang tidak signifikan (uji

tanda yang berubah tidak sesuai dengan yang ditetapkan).

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil

pengujian multikolinieritas sebagai berikut :

Tabel 4.5. Hasil Uji Multikolinieritas

Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

(Constant) 2.839 .914 .250

9.373 1 PER .346 .127

JAS .573 .188 .250 9.373

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai VIF sebesar 9,373

lebih kecil dari 10,00 dan nilai tolerance 0,250 lebih besar dari 0,10.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinierity.

3. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini menggunakan scatterplot untuk menguji

Heteroskedastisitas. Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti

Page 61: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

49

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

Gambar 4.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan Gambar di atas dapat terlihat bahwa titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan

metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokolerasi dalam penelitian ini menggunakan uji

Durbin Watson.Besarnya koefisien Durbin Watson adalah antara 0-

4.Kalau koefisien Durbin Watson sekitar 2, maka dapat dikatakan tidak

ada korelasi, kalau besarnya mendekati 0, maka terdapat autokorelasi

positif dan jika besarnya mendekati empat maka terdapat autokorelasi

negatif. Berdasarkan pengujian diperoleh :

Page 62: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

50

Tabel 4.6. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .999a .997 .996 .01048 1.403

Dari tabel di atas diperoleh nilai pengujian untuk autokorelasi sebesar

1,403. Berdasarkan tabel Durbin Watson, maka didapatkan :

dL = 0,294

dU = 1,676

4-dU = 2,324

4-dL = 3,706

Penempatan hasil pengujian Autokorelasi sebesar 1,403 berada antara dL

dan dU, yang berarti tidak terjadi autokorelasi..

G. Uji Hipotesis

1. Regresi Linier Ganda

Dalam analisis data penulis menggunakan analisis regresi berganda

untuk mengetahui pengaruh variabel sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa terhadap PDRB Kota

Jambi. Adapun hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.839 .914 .472

3.106 .036

1 PER .346 .127 2.717 .053

JAS .573 .188 .530 3.048 .038

Page 63: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

51

Dari hasil Analisis pada tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut:

LnPDRB = 2,839 + 0,346LnPER + 0,0,573LnJAS + e

Keterangan:

PDRB = Pertumbuhan PDRB Kota Jambi

2,839 = Konstan

PER = Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor

JAS = Sektor Jasa-Jasa

e = Error term

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstan sebesar 2,839 dan bertanda positif artinya jika sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

dan sektor jasa-jasa dimaksimalkan maka dapat meningkatkan

PDRB Kota Jambi sebesar 2,839%.

2. Koefisien regresi variabel sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,346 dan bertanda positif

artinya jika variabel jasa-jasa nilainya tetap dan variabel sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

mengalami peningkatan sebesar 1%, maka PDRB Kota Jambi akan

mengalami peningkatan sebesar 0,346. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan positif antara sektor perdagangan besar

Page 64: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

52

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan PDRB,

semakin meningkat sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor maka PDRB Kota Jambi akan semakin

meningkat.

3. Koefisien regresi variabel jasa-jasa sebesar 0,537 dan bertanda

positif artinya jika variabel sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor nilainya tetap dan sektor jasa-jasa

mengalami peningkatan sebesar 1%, maka PDRB Kota Jambi akan

mengalami peningkatan sebesar 0,537%. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan positif antara sektor jasa-jasa dengan

PDRB Kota Jambi, semakin meningkat sektor jasa-jasa maka

PDRB Kota Jambi akan semakin meningkat.

2. Uji t

Untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi

signifikan atau tidak terhadap dependent variabel digunakan Uji t. Dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan, digunakan hipotesis

sebagai berikut :

Ho : b1 = 0, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel

terikat

Ha : b1 ≠ 0, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel terikat

Page 65: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

53

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Ho diterima apabila thitung< ttabel artinya variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima apabila thitung> ttabel artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh

thitung pada tabel 4.7. Dari tabel tersebut dapat dilihat seberapa besar

pengaruh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor dan sektor jasa-jasa terhadap PDRB Kota Jambi, dengan derajat

kebebasan (n-k = 7-3 = 4), maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,776 pada

taraf signifikansi 5%, dan 2,132 pada taraf signifikansi 10%. Maka

berdasarkan hasil pengujian diperoleh :

a. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor terhadap PDRB Kota Jambi

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh thitung sebesar 2,717 yang

lebih kecil dari ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,776,

dan lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 10% yaitu sebesar

2,132 dengan signifikansi sebesar 0,053. Dengan demikian maka

Ha diterima, artinya variabel sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor secara parsial berpengaruh

terhadap variabel PDRB Kota Jambi pada taraf signifikansi 10%.

Page 66: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

54

b. Pengaruh Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota Jambi

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh thitung sebesar 3,048 yang

lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,776

maupun pada taraf signifikansi 10%, yaitu sebesar 2,132 dengan

signifikansi sebesar 0,038. Dengan demikian maka Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya variabel sektor jasa-jasa secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel PDRB Kota

Jambi pada taraf signifikansi 5% maupun 10%.

3. Uji F

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi

secara bersama-sama terhadap dependen variabel digunakanlah uji F

dengan rumus :

𝑏𝑖

𝑡ℎ𝑖��𝑛𝑔 = �𝑏𝑖

bi = Koefisien variabel independen ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i

Dengan hipotesa sebagai berikut :

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima apabila Fhitung< Ftabel, artinya variabel independen secara

bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen

Ho : b1 = b2 = b3 … bk = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b1≠ b2≠ b3 … bk≠ 0 (ada pengaruh)

Page 67: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

55

Ha diterima apabila Fhitung> Ftabel, artinya variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh

Fhitung sebagai berikut :

Tabel 5.16. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression .146 2 .073 666.631 .000b

1 Residual .000 4 .000

Total .147 6

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh Fhitung

sebesar 666,631 yang selanjutnya akan dibandingkan dengan Ftabel.

Dengan derajat kebebasan untuk penyebut = 2 (k-1 = 3-1) dan derajat

kebebasan untuk pembilang = 4 (n-k = 7-3), maka diperoleh Ftabel sebesar

6,94. Dengan demikian diketahui bahwa Fhitung (666,631) > Ftabel (6,94)

dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dapat

disimpulkan bahwa hipotesis Ha yang mengatakan bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen dapat diterima.

4. Koefisien Determinasi (r2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

variasi variabel-variabel independen (sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa) secara

Page 68: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

56

bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variasi variabel

dependen (PDRB Kota Jambi).Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 (0 <

R2 < 1). Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.15. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .999a .997 .996 .01048

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,997 menunjukkan bahwa

variabel sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor dan sektor jasa-jasa mampu menjelaskan PDRB Kota Jambi sebesar

99,7%, sedangkan sisanya sebesar 3% dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak disertakan dalam pengujian.

H. Pembahasan

1. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016

Secara parsial, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi Tahun

2010-2016. Hal ini terlihat dari nilai thitung (2,717) < ttabel (2,776). Selain

itu, nilai signifikansi sebesar 0,53 lebih besar daripada nilai alpha (0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak mampu menolak hipotesis

Page 69: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

57

0 yang mengatakan bahwa sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi.

Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor

jasa-jasa tetap, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil

dan sepeda motor Kota Jambi mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

PDRB Kota Jambi akan mengalami peningkatan sebesar 0,346%. hal ini

menunjukkan bahwa antara sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor dengan PDRB Kota Jambi terdapat hubungan

yang positif yang berarti jika sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor maka PDRB Kota Jambi akan meningkat,

akan tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan.

Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa secara

parsial, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.

Dengan demikian, maka diperlukan variabel lain untuk dapat

meningkatkan PDRB Kota. Dengan demikian, maka hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.

2. Pengaruh Sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota Jambi Tahun

2010-2016

Secara parsial, sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016.Hal ini terlihat dari nilai

thitung (3,048) > ttabel (2,776). Selain itu, nilai signifikansi sebesar 0,53 lebih

Page 70: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

58

besar daripada nilai alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian

ini mampu menolak hipotesis 0 yang mengatakan bahwa sektor jasa-jasa

tidak berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi, dan mampu menerima

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa sektor jasa-jasa berpengaruh

terhadap PDRB Kota Jambi.

Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tetap, dan

sektor jasa-jasa Kota Jambi mengalami peningkatan sebesar 1%, maka

PDRB Kota Jambi akan mengalami peningkatan sebesar 0,573%. hal ini

menunjukkan bahwa antara sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota Jambi

terdapat hubungan yang positif yang berarti jika sektor jasa-jasa meningkat

maka PDRB Kota Jambi juga akan meningkat.

Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa secara

jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota

Jambi.Dengan demikian, maka hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa sektor jasa-jasa berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi.

3. Pengaruh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor serta sektor Jasa-Jasa terhadap PDRB Kota

Jambi Tahun 2010-2016

Dari pengujian regresi linier berganda diketahui bahwa jika sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta

sektor jasa-jasa dimaksimalkan, maka dapat meningkatkan PDRB Kota

Jambi sebesar 2,839%. Secara simultan, sektor perdagangan besar dan

Page 71: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

59

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB Kota Jambi. Hal ini terlihat dari nilai

Fhitung (666,631) > Ftabel (6,94) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang

lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil

menolak hipotesis 0 yang menyatakan bahwa sektor perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa tidak

berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi, dan menerima hipotesis

alternatif yang menyatakan bahwa yang mengatakan bahwa sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta

sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi.

Hal ini menunjukkan bahwa antara sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota

Jambi terdapat hubungan yang positif. Untuk meningkatkan PDRB Kota

Jambi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sektor perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa

secara bersama-sama. Dengan kata lain, jika sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa mengalami

peningkatan, maka PDRB Kota Jambi juga akan meningkat, demikian pula

sebaliknya jika sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor serta sektor jasa-jasa mengalami penurunan, maka PDRB

Kota Jambi juga akan menurun.

Nilai koefisien determinasi yang dilambangkan dengan r2 sebesar

0,997 menunjukkan bahwa sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

Page 72: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

60

mobil dan sepeda motor serta sektor jasa-jasa bersama-sama mampu

menjelaskan PDRB Kota Jambi sebesar 99,7%, sedangkan sisanya sebesar

3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini,

sedangkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,999 menunjukkan bahwa

antara sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor serta sektor jasa-jasa dengan PDRB Kota Jambi terdapat hubungan

yang sangat baik.

Dari pembahasan statistik tersebut dapat diketahui bahwa sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta

sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB Kota Jambi. Dengan demikian, maka untuk meningkatkan

PDRB Kota Jambi diperlukan peningkatan pada sektor perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor jasa-jasa. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menyatakan bahwa

sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

serta sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB.

Page 73: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

berpengaruh terhadap PDRB Kota Jambi Tahun 2010-2016 yang

ditunjukkan oleh nilai thitung (2,717) > ttabel (2,132) pada taraf signifikansi

10%, dan nilai signifikansi sebesar 0,053.

2. Sektor jasa-jasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Kota

Jambi Tahun 2010-2016 yang ditunjukkan oleh nilai thitung (3,048) > ttabel

(2,776) pada taraf signifikansi 5% mapun pada taraf signifikansi 10%

(2,132), dan nilai signifikansi sebesar 0,038.

3. Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

serta sektor jasa-jasa secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB Kota Jambi. Hal ini terlihat dari nilai Fhitung (666,631) >

Ftabel (6,94) dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari

0,05.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah dan intansi-intansi terkait,diharapkan dapat meningkatkan

sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan

Page 74: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

62

sektor jasa-jasa, karena sektor-sektor tersebut terbukti membawa pengaruh

positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Jambi.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan PDRB Kota Jambi selain sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor

jasa-jasa.

Page 75: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

DATA TAHUN PDRB KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016

(DALAM JUTA RUPIAH)

Tahun PDRB Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

(%)

2010 11.070.369,60

2011 11.932.755,54 7,23

2012 12.848.141,30 7,12

2013 13.939.735,25 7,83

2014 15.080.229,53 7,56

2015 15.921.206,06 5,28

2016 17.005.778,13 6,38

Rata-Rata 13.971.173,63 6,90

DATA SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA MOTOR KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016

(DALAM JUTA RUPIAH)

Tahun

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

(%)

2010 2.562.046,20 -

2011 2.793.035,08 8,27

2012 3.039.039,39 8,09

2013 3.318.509,55 8,42

2014 3.763.510,19 11,82

2015 4.219.917,98 10,82

2016 4.544.458,55 7,14

Rata-Rata 3.462.930,99 9,09

Page 76: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

DATA SEKTOR JASA-JASA KOTA JAMBI TAHUN 2010-2016

(DALAM JUTA RUPIAH)

Tahun Sektor Jasa-Jasa Kota Jambi

(Juta Rupiah)

Pertumbuhan

(%)

2010 1.880.161,80

2011 2.061.952,70 8,82

2012 2.219.238,11 7,09

2013 2.377.086,34 6,64

2014 2.492.564,01 4,63

2015 2.636.320,66 5,45

2016 2.861.461,10 7,87

Rata-Rata 2.361.254,96 6,75

HASIL LOG MASING-MASING VARIABEL

Tahun

Sektor Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

Sektor Jasa-Jasa

PDRB

2010 16,22 14,76 14,45

2011 16,29 14,84 14,54

2012 16,37 14,93 14,61

2013 16,45 15,02 14,68

2014 16,53 15,14 14,73

2015 16,58 15,26 14,78

2016 16,65 15,33 14,87

Page 77: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

REGRESI LINIER GANDA

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 JAS, PERb . Enter

a. Dependent Variable: PDRB b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .999a .997 .996 .01048

a. Predictors: (Constant), JAS, PER

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression .146 2 .073 666.631 .000b

1 Residual .000 4 .000

Total .147 6

a. Dependent Variable: PDRB b. Predictors: (Constant), JAS, PER

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 2.839 .914 .472

3.106 .036

1 PER .346 .127 2.717 .053

JAS .573 .188 .530 3.048 .038

a. Dependent Variable: PDRB

Page 78: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .999a .997 .996 .01048 1.403

a. Predictors: (Constant), JAS, PER b. Dependent Variable: PDRB

UJI MULTIKOLINIERITAS

Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

(Constant) 2.839 .914 .250

9.373 1 PER .346 .127

JAS .573 .188 .250 9.373

a. Dependent Variable: PDRB

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 7

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation .00855600 Absolute .187

Most Extreme Differences Positive .187 Negative -.147

Kolmogorov-Smirnov Z .495 Asymp. Sig. (2-tailed) .967

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -.478 .432 -1.868

-1.106 .331

1 PER -.042 .060 -.698 .524

JAS .076 .089 2.295 .857 .440

a. Dependent Variable: RES_2

Page 79: JURUSAN EKONOMI ISLAM/MANAJEMEN PERBANKAN …

Charts