MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH...

140
MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH (Studi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: IDA NURAIDA 105046101677 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PRODI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H

Transcript of MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH...

Page 1: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH

(Studi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

IDA NURAIDA

105046101677

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PRODI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

Page 2: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH

(Studi pada: PT. Bank Muamalat Indonesia, TBk)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

Ida Nuraida

NIM: 105046101677

Di bawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr. Hj Huzaemah Tahido Yanggo, MA

NIP: 194512301967122001

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN) Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil dari jiplakan orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (UIN) Jakarta

Jakarta, 29 April 2010

( Ida Nuraida )

Page 4: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk)”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Senin, 15 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Jurusan Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 April 2010 Dekan

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag. (.…..…………..…) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : H.Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H. (………..…….…..)

NIP. 197407252001121001

2. Penguji I : Prof. Dr. H. M Amin Suma, SH, MA, MM. (………………….) NIP. 195505051982031012

Penguji II : Ir. M. Nadrtuzzaman Hosen, MS.,MSc. Ph. D. (………………….) NIP. 196106241985121001

3. Pembimbing : Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. (………………….)

NIP. 194512301967122001

Page 5: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang terdalam penulis haturkan ke Dzat yang maha Rahman bagi

semesta alam dan Rahim bagi semua hamba yang selalu menjalankan perintah-Nya,

yang telah menciptakan rasa cinta dan kasih kepada hati manusia.

Sholatullah Wasalamuh senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, yang tak

pernah lelah untuk selalu membimbing umatnya dengan penuh kasih sayang, kepada

keluarganya, sahabat serta umatnya sepanjang zaman semoga kita mendapat

syafa’atnya di yaumul Ba’ts.

Penulis bersyukur setelah proses yang cukup panjang dan melelahkan yang

sarat akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limapahan kasih dan sayang-

Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul” Manajemen Pembiayaan

Mudharabah Bermasalah”.

Penulis menyadari dengan kesederhanaan karya tulis ini yang masih banyak

kekurangan. Namun dengan ini juga penulis tidak bisa menutup mata akan peran

berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Perkenankan penulis untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

i

Page 6: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

1. Bapak Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Dr.Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Mu’amalat

Konsentrasi Perbankan Syariah dan Bapak H. Azharudin Latif M.Ag, selaku

Sekretaris Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

3. Bunda dan Ayah Tersayang, Hj Siti Maryam dan H. Daud H.M, Orang Tua

yang tiada lelah dan letih dalam memberi doa, semangat, harapan dan seluruh

limpahan kasih dan cintanya kepada penulis dalam segala-galanya.

Trimakasih you’re The Best My Parent’s.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan segala

pengetahuan kepada penulis sehingga dapat membuka wacana dan

pengetahuan bagi penulis terutama dalam pembelajaran pada bidang ekonomi

Islam.

5. Seluruh staff dan pihak lainnya dari Perpustakaan fakultas Syariah dan

Hukum, Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

Perpustakaan Muamalat Institute yang telah membantu dan memberikan

fasilitas kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Yayah Fazriah, Lia Dahlia, Ahmad Izudin, Fahmi Adam, Nurkholis Aulia

Rachman, adik-adik Qu Terkasih yang selalu memberikan semangat dan doa

ii

Page 7: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Moga kesuksesan, kebahagiaan,

dan kesejahteraan selalu ada dalam diri kalian.. Amin.

7. Tuk Suami_Qu tersayang, “Bang Nur Hasan”, terimakasih dah memberikan

doa, dukungan, limpahan kasih sayang yang begitu dalam kepada penulis,

moga ikatan suci qta tetap terjaga dan abadi,, amin..

8. Geng 6, trimakasih teman bwt semua dukungan dan doanya, put, selai, yayah

yang menjadi motivator penulis karena mereka kalian lulus lebih dulu, yang

kemudian disusul ma’ nyai dan wiwi. Semoga persahabatan kita tetap terjalin

dan terjaga sampai nanti.

9. Mba narti, serta pihak Muamalat Institute yang telah memberikan data dan

informasi dalam proses penulisan skripsi ini, trimakasih mba nartiiiiii..

10. Seluruh pegawai BMT CSM; Pa zar, Mba diah, Bang ero, Bang zul, Bang

didi, Mba nur, Pa sis, lucky, terimakasih atas doa dan semangatnya, terutama

tuk pa zar dan mba diah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

tuk menyelami ilmu di BMT CSM, hatur nuhun….

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa dan dukungan dalam

proses penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan. Trimakasih

semuanya!

iii

Page 8: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

iv

Skripsi ini memiliki banyak kekurangan, walaupun pada hakekatnya memang

tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Akhir kata semuanya penulis serahkan pada Dzat yang menciptakan dan

penguasa seluruh manusia.

Jakarta, 14 Jummadil Awwal 1431 H

29 April 2010

Penulis

Page 9: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Syari’at Islam merupakan petunjuk kehidupan yang bersifat komprehensif, ia

mencakup segala dimensi kehidupan dan mampu menghadirkan alternatif solusi atas

persoalan kehidupan. Seorang muslim yang mampu mempelajari kandungan Al-

Qur’an dan Sunnah secara mendalam, akan dapat melihat luasnya ruang lingkup

syari’ah. Syari’ah tidak hanya mengatur hubungan transendental seorang hamba

dengan Tuhannya, yakni terkait dengan hukum-hukum ibadah1, akan tetapi syari’ah

juga mengatur hubungan bermuamalat di antara sesama manusia, dalam hal ini adalah

perbankan.

Keberadaan perbankan syari’ah di tanah air sudah tidak lagi dianggap tamu

asing, kinerja dan kontribusinya mulai dirasakan oleh berbagai kalangan masyarakat.

Kenyataan akan ketahanan bank syari’ah terhadap krisis ternyata menjadi daya tarik

bagi kalangan pelaku perbankan. Tidak hanya itu, keberadaan bank dengan sistem

operasional syari’ah telah lama dinanti oleh umat Islam di tanah air, ternyata telah

membuka peluang yang amat luas bagi calon nasabah yang memiliki loyalitas tinggi

1 Ahmad, Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syari’ah : Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), Edisi 1, h. 13

1

Page 10: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

2

terhadap sistem syari’ah untuk ikut bergabung di bank syari’ah2. Perbankan syari’ah

di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya, hal

itu ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah bank syari’ah yang diikuti dengan

pertumbuhan volume usaha yang berkualitas baik. Direktorat perbankan syari’ah

mencatat jumlah jaringan kantor perbankan syari’ah pada bulan desember 2007

berjumlah 711 kantor, dengan rincian yaitu 3 Bank Unit Syari’ah (BUS), 25 Unit

Usaha Syari’ah (UUS), 222 Kantor Cabang (KC), 118 Kantor Cabang Pembantu

(KCP), 204 Kantor Kas (KK), 114 Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) dan 25

Unit Pelayanan Syari’ah (UPS)3.

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun

dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian disalurkan kembali kepada

masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana disebut dengan kegiatan funding.

Sementara kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat oleh bank disebut dengan

kegiatan financing atau lending. Dalam menjalankan dua aktifitas besar tersebut,

bank syari’ah harus menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah perbankan yang

berlaku4, yakni bersumber pada prinsip-prinsip syari’ah.

2 Kurnia, Agung Robiansyah, Pengembangan Produk Pembiayaan pada Perbankan Syari’ah, Skripsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Perbankan Syari’ah Prodi Muamalat, tahun 2005, h. 1

3 Harun, Masykur, Manajemen Risiko Operasional Bank Syari’a h: Studi pada UUS Bank Bukopin, Skripsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Perbankan Syari’ah Prodi Muamalat, tahun 2008, h. 1

4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2005), Edisi 1, cet ke-2, h. 41

Page 11: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

3

Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang

tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dengan dana

dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak disediakan oleh

dua lembaga sebelumnya (swasta dan pemerintah)5. Dalam pemberian kredit pada

bank konvensional kepada nasabah yang memerlukan pinjaman uang, bank

mengambil bagian keuntungan berupa bunga dan provisi dengan cara membungakan

uang yang dipinjamkan tersebut. Akan tetapi, dalam perbankan syariah, meniadakan

transaksi semacam ini dan mengubahnya menjadi pembiayaan, dimana bank

meminjamkan sejumlah dana/uang pada nasabah dengan akad berdasarkan sistem

bagi hasil.

Sebagai mahkluk sosial, kebutuhan akan kerja sama antara satu pihak dengan

pihak lain guna meningkatkan taraf perekonomian dan kebutuhan hidup, atau

keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa

diantara sebagian manusia memiliki modal, tetapi tidak bisa menjalankan usaha-

usaha produktif, atau memiliki modal besar dan bisa berusaha produktif, tetapi

keinginan membantu orang lain yang kurang mampu dengan jalan mengalihkan

sebagian modalnya kepada pihak yang memerlukan. Di sisi lain, tidak jarang pula

ditemui orang-orang yang memiliki kemampuan dan keahlian berusaha secara

produktif, tetapi tidak memiliki atau kekurangan modal usaha. Berdasarkan hal itulah,

5 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, h. 195

Page 12: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

4

sangat diperlukan adanya kerjasama pemilik modal dengan orang-orang yang tidak

mempunyai atau kekurangan modal.6 Dalam hal ini adalah para investor yang

menyimpan (saving) uangnya di suatu lembaga perbankan, kemudian pihak

perbankan menyalurkan uang investor tersebut kepada nasabah yang membutuhkan

pinjaman, untuk kemudian dikelola dan menghasilkan profit yang berguna untuk

semua pihak yang terlibat.

Bank menyediakan sebagian dari pembiayaan bagi usaha atau kegiatan

tertentu dari nasabah. Selanjutnya nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur

tangan bank, tapi bank mempunyai hak untuk mengajukan usul dan melakukan

pengawasan. Atas penyediaan dana tersebut bank mendapat imbalan atas keuntungan

yang besarnya ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi

kerugian atas usaha yang dibiayai tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali

atas dasar kelalaian nasabah.7

Pembiayaan yang dimaksud adalah pembiayaan mudharabah yaitu

pembiayaan disediakan oleh bank kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan

berdasarkan sistem bagi hasil. Pembiayaan mudharabah adalah kerjasama yang

dilakukan antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk

melakukan suatu usaha bersama dan pemilik dana tidak boleh mencampuri

6 Helmi, Karim, Fiqh Muamalah (Jakarta : PT RjaGrafindo Persada,1997), Ed. 1, Cet ke-2, h. 12

7 Ibrahim, Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, (Jakarta : Kalam Mulia, 1995), cet ke-1, h. 667

Page 13: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

5

pengelolaan bisnis sehari-hari, keuntungan yang diperoleh antara keduanya dengan

perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya.8

Istilah mudharabah sesungguhnya tidak muncul pada masa Nabi Muhammad

saw, tapi jauh sebelum Nabi lahir. Menurut Abraham L. Udovitch, istilah itu muncul

sebagai kerjasama bangsa semenanjung Arab yang berkembang dalam konteks

perdagangan para kafilah Arab sebelum Islam.9 Pembiaran Nabi SAW terhadap

mudharabah ini mengindasikan bahwa kerja sama dua pihak dengan mempertemukan

modal dan usaha merupakan kerjasama yang sangat penting dalam kehidupan

manusia.10 Berdasarkan kenyataan itulah, maka praktik pembiayaan mudharabah

dapat dilaksanakan oleh perbankan syariah tanpa mengkhawatirkan adanya sesuatu

yang mengandung bathil didalam nya (riba).

Mudaharabah merupakan suatu akad perjanjian antara bank dengan nasabah,

dimana dana yang dikeluarkan semuanya bersumber dari bank, dalam pembiayaan

mudharabah terdapat istilah kepercayaan antara bank dengan pengelola, oleh karena

itu mudharabah adalah pembiayaan yang cukup rentan dengan risiko, karena

dikhawatirkan nasabah pengelola pembiayaan tersebut melakukan suatu kecurangan-

kecurangan yang tidak diketahui oleh bank.

8 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, (Yogyakarta : Ekonisia, 2005), edisi 1, cet ke-2, h. 52

9 Muhammad, Kontruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah ;Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, (Yogyakarta : PSEI, 2003), Cet ke-1, h. 144

10 Muhammad, Kontruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah ;Mudharabah dalam Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, h. 147

Page 14: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

6

Bank merupakan institusi paling rentan terhadap kegagalan, tetapi justru tidak

boleh gagal. Kegagalan sebuah bank akan berdampak kepada sistem perbankan dan

bahkan sistem perekonomian (systemicrisk)11, akan tetapi, bank sebagaimana

lembaga keuangan atau perusahaan umumnya dalam menjalankan kegiatan guna

mendapatkan hasil usaha (return) selalu dihadapkan pada risiko. Risiko mungkin

terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dideteksi serta tidak dikelola

sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti dan mengenal risiko-risiko

yang mungkin timbul dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Risiko dapat

dikatakan sebagai peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas risiko

dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau

berlawanan dari yang diinginkan.12 Untuk itulah manajemen pembiayaan

mudharabah bermasalah sangat diperlukan dalam sebuah institusi perbankan.

Risiko yang diterima oleh sebuah bank adalah kemungkinan terjadinya sebuah

peristiwa atau serangkaian peristiwa bersifat negatif13 dan risiko sering diartikan

sebagai ketidakpastian (uncertainty)14. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh

dengan ketidakpastian, kecuali kematian, meskipun demikian juga tetap mengandung

ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai kapan, maupun penyebabnya.

11 Robert, Tampubolon, Risk Management : Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004), Cet ke 2, h. 7

12 Ferry, N Idroes, Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 6-7

13 Robert, Tampubolon, Risk Management : Risiko Manajemen Pendekatan Kualitatif, h. 4 14 Hinsa, Siahaan, Manajemen Risiko, Konsep, Kasus, dan Implementasi, (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2007), h. 2

Page 15: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

7

Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak

yang berkepentingan, lebih-lebih dalam dunia bisnis.15

Oleh karena itu, sebagai lembaga keuangan yang mempunyai otoritas dalam

perkembangan dan pertumbuhannya, maka sebuah bank harus bisa menganalisa,

memprediksi serta mengelola kemungkinan-kemungkinan terjadinya suatu

risiko/kerugian, yaitu dengan membentuk suatu sistem yang bertujuan untuk

memenej risiko pembiayaan mudharabah bermasalah. Dari kemampuan manajerial

risiko/pembiayaan bermasalah yang baiklah kerugian dapat diminimalisir bahkan

mungkin dapat dihindari agar tidak terjadi di masa yang akan datang.

Bank Muamalat Indonesia merupakan bank pertama yang menjalankan

prinsip operasionalnya berdasarkan syari’ah, sebagai bank syari’ah pertama, Bank

Muamalat juga termasuk bank komersil yang dalam operasinya tidak terlepas dari

usaha-usaha mencapai keuntungan yang akan dibagi-bagikan kepada nasabah

penabung. Akan tetapi, walaupun dalam operasionalnya Bank Muamalat menjalankan

konsep syari’ah, Bank Muamalat juga tidak terlepas dari adanya risiko yang

ditimbulkan oleh berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern yang semuanya

itu dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya kerugian bagi bank dan nasabah, oleh

karena itu, sebagai sebuah bank yang mempunyai otoritas besar dalam

pendistribusian dana keuangan masyarakat (penabung) kepada para defisit unit, maka

15 Soeisno, Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta : Salemba Empat, 2003), Edisi Revisi, h. 1

Page 16: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

8

Bank Muamalat harus mempunyai suatu sistem/alat yang bisa mengantisipasi

sebelum terjadinya suatu risiko, terutama risiko pada pembiayaan mudharabah.

Mudharabah merupakan salah satu produk pembiayaan yang sering dilakukan

oleh Bank Muamalat dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat dan ia

memiliki risiko yang relatif tinggi, diantaranya : side streaming, lalai, kesalahan yang

disengaja, dan penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul MANAJEMEN

PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Bank merupakan suatu lembaga yang sangat berperan penting terhadap

perekomomian suatu Negara. Di dalam bank Islam, metode penyaluran dana jauh

berbeda dari bank konvensional karena bank Islam tidak mengenal istilah kredit

dalam hal penyaluran pinjaman dananya, akan tetapi bank Islam menyebut istilah

tersebut sebagai pembiayaan dengan sistem bagi hasil (loss and profit sharing).

Produk pembiayaan yang ditawarkan oleh bank Islam, khususnya Bank Muamalat

banyak macamnya, antara lain seperti pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan

musaqah/muzarra’ah dimana keuntungan yang diperoleh berdasarkan sistem bagi

hasil.

Page 17: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

9

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari pembahasan dan agar tidak terjadi

pembahasan yang terlalu luas, maka penulis membatasi pembahasan pada skripsi ini

terbatas pada pembiayaan mudharabah dan cara untuk meminimalisasi pembiayaan

mudharabah bermasalah yang dihadapi oleh Bank Muamalat.

Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pembukaan pembiayaan mudharabah

pada Bank Muamalat Indonesia ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah

bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia ?

3. Bagaimanakah langkah-langkah penyelesaian pembiayaan mudharabah

bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian pembiayaan mudharabah

yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia.

2. Untuk mengetahui penyebab/faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan

mudharabah bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia.

Page 18: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

10

3. Untuk mengetahui bagaimana penanganan / penyelesaian pembiayaan

mudharabah bermasalah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia

dalam meminimalisasi risiko pembiayaan mudharabah bermasalah.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan sebagai referensi, atau literature

yang bermanfaat bagi mahasiswa serta staf pengajar yang ingin mengetahui

lebih dalam tentang manajemen pembiayaan mudharabah bermasalah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang lebih baik dalam dunia

perbankan. Khususnya Bank Muamalat Indonesia dalam menangani

pembiayaan mudharabah bermasalah.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian yang dijadikan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah Lembaga Keuangan Syari’ah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang

berlokasi di Jl. Sudirman Kav 51, Gedung Arthaloka, Jakarta Pusat yang mana bank

ini merupakan salah satu bank yang menerapkan dan memprakarsai pembiayaan bagi

hasil yang berdasarkan prinsip syari’ah Islam, yaitu pembiayaan mudharabah.

Page 19: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

11

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian “Kualitatif

Kuantitatif”, yaitu metode yang data-datanya tidak berwujud angka-angka angka

biasa berupa verbal yang diperoleh dari pengamatan, wawancara atau bahan tertulis.

Dan data yang berwujud adalah data yang diperoleh sebagai hasil penjumlahan.

Metode penelitian ini bersifat desktiptif, karena data yang dianalisis itu berupa

deskripsi.

Deskriptif menurut pengertiannya adalah pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat16. Kualitatif adalah penelitian yang berupa kata-kata atau gambar bukan

angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya sebagai penunjang.17

Jadi, penelitian Deskriptif Kualitatif adalah penelitian berdasarkan fakta-fakta

atau kejadian yang tidak direkayasa dan penelitian ini menggunakan kata-kata,

tulisan-tulisan ataupun gambar-gambar yang sesuai dengan fakta bukan penelitian

yang menggunakan angka sebagai penjelasnya.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa penelitian langsung pada Bank Muamalat Indonesia dan pendekatan

penelitian ini juga dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data dan

16 Moh, Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), Cet ke 5, h. 54 17 Sudarwan, Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2002), h. 51

Page 20: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

12

informasi melalui arsip dan dokumen perusahaan agar data yang diterima oleh penulis

benar adanya dan akurat.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penyusunan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua sumber

jenis data, yaitu :

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data, dalam hal ini adalah penulis. Data yang diperoleh penulis berupa dari

hasil wawancara dengan pihak yang terkait pada Bank Muamalat serta

dokumenter-dokumenter perusahaan, berupa arsip atau dokumen yang relevan

dengan pembahasan penelitian penulis.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data yang diperoleh bersumber dari literature-literatur

kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, internet, artikel serta sumber-

sumber data lainnya yang mempunyai relevansi dengan penulisan skripsi ini.

4. Tekhnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, maka dalam

pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut :

Page 21: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

13

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

data-data dan bahan-bahan dari berbagai literatur dan daftar kesusastraan yang

ada, seperti buku-buku, sumber dokumen perusahaan, majalah, surat kabar,

via internet dan kepustakaan lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan

penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Adapun penelitian lapangan yang penulis lakukan adalah dengan melakukan

peninjauan/observasi ke tempat/objek penelitian dan wawancara dengan

narasumber terkait, sehingga penulis dapat mengetahui secara langsung

bagaimana proses menangani pembiayaan bermasalah, faktor yang

menyebabkan timbulya pembiayaan mudharabah bermasalah serta bagaimana

langkah yang dilakukan untuk menangani pembiayaan mudharabah

bermasalah.

5. Tekhnik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini mengacu pada Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2007.

Page 22: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

14

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pada bab pertama ini, penuis menguraikan tentang Latar Belakang

Masalah dari penulisan skripsi ini, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, Objek Penelitian,

Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan skripsi.

BAB II : Pada bab dua ini penulis menguraikan tentang Manajemen Pembiayaan

Mudharabah dan Pembiayaan Bermasalah yang terdiri dari empat sub.

Sub pertama membahas tentang Manajemen, yang meliputi Pengertian

Manajemen, Fungsi Manajemen, dan Manajemen dalam Perspektif Islam.

Sedangkan pada sub kedua, penulis membahas tentang Pembiayaan

Mudharabah, yang meliputi Pengertian Pembiayaan, Macam-macam

Pembiayaan, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan, Pengertian Mudharabah,

Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah, Jenis-jenis Pembiayaan

Mudharabah, Manfaat Pembiayaan Mudharabah, Risiko Pembiayaan

Mudharabah dan Aplikasi Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan. Dan

pada sub ketiga, penulis membahas tentang Pembiayaan Bermasalah, yang

meliputi Pengertian Pembiayaan Bermasalah, Penyebab Pembiayaan

Page 23: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

15

Bermasalah dan Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah. dan sub

terakhir membahas tentang kajian pustaka terdahulu.

BAB III : Pada bab tiga ini penulis membahas tentang gambaran umum mengenai

Bank Muamalat Indonesia, yang meliputi Sejarah berdirinya Bank

Muamalat, Visi dan Misi, Struktur Organisasi dan Produk Bank Muamalat

Indonesia, Tbk.

BAB IV : Bab ini membahas tentang Analisa Manajemen Pembiayaan Mudharabah

dalam Meminimalisasi Pembiayaan Mudharabah Bermasalah, yang

meliputi Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah, Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Bermasalah, dan

Bagaimana Upaya penanganan yang dilakukan oleh Bank Muamalat

dalam Meminimalisasi Pembiayaan Mudharabah Bermasalah.

BAB V : Bab lima merupakan bab terakhir penulisan skripsi ini yang berisikan

Kesimpulan dan Saran-saran dari keseluruhan pembahasan dalam

penulisan skripsi ini.

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 24: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

BAB II

KAJIAN TEORITIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Istilah manajemen berasal dari kata to manage berarti control, dalam Bahasa

Indonesia diartikan : mengendalikan, menangani atau mengelola. Selanjutnya, kata

benda “manajemen” atau “management” dapat mempunyai berbagai arti. Pertama

sebagai pengelolaan, pengendalian atau penanganan (“managing”). Kedua perlakuan

secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan

dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu

perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan

tertentu.1

Secara istilah “manajemen” pada umumnya diasumsikan dengan konsep

ekonomi. Dalam pengertian ini manajemen menyangkut soal hubungan vertikal

maupun horizontal dalam suatu proses produksi atau penyediaan jasa dalam suatu

perusahaan dan usaha bisnis. Dalam konteks ini, manajemen adalah suatu keahlian

atau keterampilan untuk mencapai suatu tujuan produksi barang dan jasa yang

dimiliki oleh pengusaha atau manajer. Dalam definisi yang popular, manajemen

1 Yayat, M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta : PT Grasindo, 2001), h. 1

16

Page 25: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

17

sering dipahami sebagai sebuah keterampilan atau keahlian untuk mencapai tujuan

tertentu, baik ekonomi atau non ekonomi melalui perantaraan orang lain.2

Dalam perubahan lingkungan dan perkembangan industri bisnis perbankan,

manajemen diarahkan pada bagaimana mengatur, mengelola asset bank,

meningkatkan produktivitas bank, menekan risiko-risiko yang mengancam laju

perkembangan dan kerugian bank. Manajemen perbankan dalam kajian dengan

kebijaksanaan deregulasi mengarah pada manajemen asset, manajemen liabilitas dan

manajemen bank berorientasi pada pelanggan, pelayanan dan keunggulan produk3

yang dihasilkan oleh suatu bank.

Manajemen adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu

melalui kerja sama dengan orang lain, dimana dapat dimanfaatkan/digunakan sebagai

sumber/sarana-sarana manajemen. Manajemen adalah suatu kerangka kerja yang

terdiri atas berbagai bagian/komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan

dalam organisasi yang sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan (management

as a system).4

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diutarakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu kegiatan atau usaha yang membutuhkan

suatu keahlian tertentu untuk mengatur atau mengelola sesuatu agar sesuai dengan

2 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta

: Graha Ilmu, 2005), Edisi 1, h. 16 3 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, h. 17 4 Maringan, Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), cet ke-1, h. 23

Page 26: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

18

yang telah direncanakan sebelumnya, baik dilakukan sendiri ataupun melalui orang

lain.

2. Fungsi Manajemen

George R. Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”,

merumuskan fungsi-fungsi daripada manajemen yang disingkat menjadi POAC,

yakni sebagai berikut :

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan ialah perencanaan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian

memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Untuk menjaga

konsistensi ke arah pencapaian tujuan manajemen, maka tiap usaha harus didahului

oleh proses perencanaan yang baik5 agar hasil yang di dapat akan baik pula.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Dalam hal ini diatur

dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaannya, macam/jenis serta sifat pekerjaan,

unit-unit kerjanya (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan,

apa alat-alatnya, bagaimana keuangannya, dan fasilitas-fasilitasnya. Jadi disini

diadakan pembagian tugas baik macam, sifat atau jenis tugas pekerjaan, agar dapat

dengan mudah diupayakan petugas yang cakap, mampu dan terampil sesuai dengan

persyaratan yang dibutuhkan.6

5 Zainul, Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Jakarta : Pustaka alvabet, 2006),

Cet ke4, h. 97 6 Maringan, Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemeni, h. 36

Page 27: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

19

c. Actuating (Penggerakan)

Setelah adanya pengaturan/rencana dan juga telah diatur tentang segala

sesuatunya, maka digerakkan agar mereka mau dan suka bekerja dalam rangka

menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini diusahakan agar

mereka jangan semata-mata menerima perintah saja dari atasan. Meraka harus

tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya seirama dengan keinsafan masing-

masing petugas/karyawan.

d. Controlling (Pengendalian/Pengawasan)

Pengertian pengawasan meliputi segala kegiatan penelitian, pegamatan dan

pengukuran terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah ditetapkan,

penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,

melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan antara hasil (output)

yang dicapai dengan masukan (input) yang digunakan.7

3. Manajemen dalam Perspektif Islam

Allah SWT berfirman dalam surat As-Syuaraa : 13

⌧ ⌧ ☺

7 Zainul, Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syari’ah, h. 115

Page 28: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

20

Artinya : ”Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa

yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”

Ayat Al-Qur’an di atas merupakan ayat Ulul Azmi, dalam ayat tersebut telah

diwasiatkan kepada nabi Nuh, nabi Ibrahim, Musa dan Isa, dimana dalam ayat

tersebut Allah telah mensyariatkan Islam sebagai agama yang komprehensif yang

mencakup semua kehidupan manusia di muka bumi ini. Maksud Dienul Islam dalam

ayat Al-Qur’an di atas adalah suatu sistem yang lengkap dalam kehidupan untuk

mengelola manusia dan alam semesta sesuai dengan kehendak Allah. Kalimat

”menegakkan syariat” dalam ayat tersebut berarti mengatur kehidupan ini agar rapi,

dan kalimat ”janganlah berpecah-belah” berarti kita diperintahkan untuk mengatur

hidup kita dengan sebaik-baiknya.8

Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara

mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah

SWT. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan

dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.9

8 Zainul, Arifin, h 104 9 Didin, Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta :

Gema Insani Press, 2003), Cet ke 1, h.1

Page 29: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

21

Manajemen dalam syariat Islam adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai

keimanan dan ketauhidan. Jika setiap perilaku orang yang terlibat dalam sebuah

kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan perilakunya akan terkendali

dan tidak akan melakukan sesuatu diluar hal yang tidak dibenarkan oleh syariat.

Oleh karena itu, Islam mewajibkan para penguasa dan para pengusaha untuk

berbuat adil, jujur dan amanah demi terciptanya kebahagiaan manusia (falah) dan

kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) yang sangat menekankan aspek

persaudaraan (ukhuwah), keadilan sosio-ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan

spiritual umat manusia. Umat manusia yang memiliki kedudukan yang sama di sisi

Allah SWT sebagai khalifah dan sekaligus sebagai hamba-Nya tidak akan dapat

merasakan kebahagiaan dan ketenangan batin kecuali bila kebutuhan-kebutuhan

material dan spiritual telah terpenuhi.10 Untuk melaksanakan kewajiban tersebut para

penguasa atau pengusaha harus menjalankan manajemen yang baik dan sehat.

Manajemen yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang tidak boleh ditinggalkan

demi mencapai hasil tugas yang baik.

Dibawah ini beberapa prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada

relevansinya dengan Al-Qur’an dan Hadits antara lain sebagai berikut :

a. Prinsip amar ma’ruf nahi mungkar

Setiap muslim wajib melakukan perbuatan yang ma’ruf, yaitu perbuatan yang

baik dan terpuji seperti perbuatan tolong menolong (ta’awun), menegakkan keadilan

10 Zainul, Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta : Pustaka Alvabet, 2006),

Cet ke-4, h. 85-86

Page 30: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

22

di antara manusia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempertinggi efisiensi,

dan lain-lain. Sedangkan perbuatan munkar (keji), seperti korupsi, suap, pemborosan,

dan sebagainya harus dijauhi dan bahkan harus diberantas.11

Menyeru kepada kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah kemunkaran (nahi

munkar) adalah wajib sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali-’Imran:104

sebagai berikut:

☺ Artinya : ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”

b. Kewajiban menegakkan kebenaran

Manajemen merupakan suatu metode pengelolaan yang baik dan benar, untuk

menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan kebenaran. Menegakkan

kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati oleh manusia. Dengan demikian

manajemen yang disusun oleh manusia untuk menegakkan kebenaran itu menjadi

wajib hukumnya untuk ditaati12.

c. Kewajiban menegakkan keadilan

Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan

dimanapun. Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 58:

11 Zainul, Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 87 12 Zainul, Arifin, h. 88

Page 31: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

23

☺ ☺ ...

Artinya : .....” Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil...”

Keadilan merupakan suatu perbuatan yang sangat diharapkan oleh semua

orang di seluruh dunia, keadilan merupakan suatu syarat untuk menciptakan

masyarakat yang sejahtera, aman dan senantiasa damai, hal tersebut didukung Dalam

ayat Al-Qur’an diatas, sebagaimana dijelaskan bahwa setiap manusia harus berlaku

adil kepada siapapun tanpa memandang bulu, baik ia berasal dari ras, suku, agama

atau status sosial yang berbeda, semuanya harus dipandang sama dan adil tanpa ada

perlakuan yang istimewa dan diskrimanasi.

d. Kewajiban menyampaikan amanah

Allah swt berfirman dalam surat An-Nisa’ayat 58:

.... Artinya : ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya....” Dalam kandungan ayat Al-Qur’an diatas Allah memerintahkan kepada seluruh

manusia, khususnya umat Islam agar selalu menunaikan amanat dalam segala

bentuknya, baik amanat perorangan, masyarakat, bahkan amanat rakyat dan negara

agar apa yang menjadi tujuan manajemen atau dasar untuk mencapai falah terlaksana

dengan baik.

Dengan demikian jelaslah bahwa hak dan kewajiban seseorang dalam

manajemen secara tegas diatur di dalam hukum syari’ah. Semua itu di ciptakan dan

Page 32: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

24

diatur oleh Allah kepada manusia agar tercipta kemaslahatan dalam hidupnya, baik di

dunia maupun di akhirat.

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan

Dalam Undang-undang Pokok Perbankan No 14 tahun 1967 Bab 1, Ketentuan

Umum, dinyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang

dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank

dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.

Seiring dengan mulai berdirinya Bank Syari’ah (waktu itu BMI tahun 1991), maka

dikeluarkanlah Undang-Undang Pokok Perbankan No 7 tahun 1992 dengan definisi

kredit yang lebih luas lagi. Kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan

atau pembagian keuntungan. Pada definisi kredit inilah konsep bagi hasil dalam

perbankan syariah mendapatkan tempat bernaungnya. Dalam istilah lebih spesifik,

kredit dalam perbankan syariah diganti menjadi pembiayaan.13

13 Muhammad, Ghafur W, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini : Kajian Kritis

Perkembangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta : Biruni Press, 2007), Cet ke1, h. 93

Page 33: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

25

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan

(truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan14 antar

seseorang (pemilik dana) dengan orang lain (pengelola dana) yang dipercayai untuk

mengelola sejumlah dana yang telah diberikan kepada pengelola dana berdasarkan

kesepakatan yang telah disetujui oleh mereka. Dalam kamus PKES, istilah

pembiayaan dapat diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan berdasarkan akad

mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip

bagi hasil.15

Tidak jauh berbeda dengan konsep kredit, dalam konsep bank syariah,

pembiayaan memiliki arti pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi

kebutuhan dana pihak-pihak yang merupakan deficit unit.16 Dalam sumber yang

berbeda, pembiayaan diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.17

Sementara itu, menurut Muhammad pembiayaan atau financing adalah

pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan

14 Thomas, Suyatno, dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, ), Edisi ke4, h. 12

15 M. Nadratuzzamanan, Hosen dan A.M. Hasan, Ali, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah, (Jakarta : PKES, 2007), Cet ke 1, h. 62

16 Muhammad, Ghafur W, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini : Kajian Kritis Perkembangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta : Biruni Press, 2007), Cet ke1, h. 94

17 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002), Edisi Revisi, Cet ke 6, h. 92

Page 34: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

26

kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan.18

2. Jenis-jenis Pembiayaan

Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank syariah memiliki

banyak jenis pembiayaan. Adapun jenis produk/jasa pembiayaan pada dasarnya dapat

dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya :

a. Pembiayaan menurut tujuannya dibedakan menjadi:

1) pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk

mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.

2) pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan

investasi atau pengadaan barang konsumtif.

b. Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi:

1) pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu

1 bulan sampai dengan 1 tahun

2) pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan dengan

waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun

3) pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu

lebih dari 5 tahun.19

18 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN,

2005), h. 17 19 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah h. 22

Page 35: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

27

Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva

produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu :

1. Jenis pembiayaan produktif pada bank syariah, dialokasikan dalam bentuk

pembiayaan sebagai berikut:

a. Pembiayaan dengan prisnsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan dengan

prinsip ini meliputi :

1) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan mudharabah berarti akad antara dua pihak untuk bekerja

sama dalam usaha perdagangan antara dua pihak untuk bekerja sama

dalam usaha perdagangan dimana salah satu pihak memberikan dana

kepada pihak lain sebagai modal usaha dan keuntungan dari usaha itu akan

dibagi di antara mereka berdua sesuai perjanjian yang mereka sepakati.20

Aplikasi : Pembiayaan modal kerja, pembiayaan proyek, pembiayaan

ekspor.

2) Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik

dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha

tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana/modal

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.21

20 Helmi, karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1997), Ed 1, Cet ke 2,

h. 11 21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah , h. 23

Page 36: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

28

Aplikasi : pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor.

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang). Untuk jenis pembiayaan

dengan prinsip ini meliputi :

1) Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara bank dan

nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh

nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan

sebesar harga perolehan di tambah dengan margin/keuntungan yang

disepakati antara bank syariah dan nasabah.

Aplikasi : Pembiayaan investasi/barang modal, pembiayaan konsumtif,

pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor.22

2) Pembiayaan Salam

Al-salam atau salaf adalah “jual beli barang secara tangguh dengan harga

yang dibayarkan dimuka”, atau dengan bahasa lain :jual beli dimana harga

di bayarkan dimuka sedangkan barang dengan kriteria tertentu akan

diserahkan pada waktu tertentu”.23

Aplikasi : pembiayaan sektor pertanian dan produk manufakturing.

22 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah , h. 23 23 Ghufron, A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,

2002), Ed 1, Cet ke1, h. 143

Page 37: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

29

3) Pembiayaan Istishna

Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang

disepakati antara pemesan dan penjual pada saat akad dan uangnya

diserahkan kemudian setelah barang pesanan selesai dikerjakan.

Aplikasi : pembiayaan konstruksi/proyek/produk manufakturing.

c. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan ini diklasifikasikan

menjadi pembiayaan:

1) Pembiayaan Ijarah

Pembiayaan ijarah secara etimologi berarti upah, sewa, jasa dan imbalan.

Sedangkan secara terminologi, menurut ulama hanafiyah, beliau

mendefinisikan ijarah dengan pemilikan manfaat dengan suatu imbalan

terhadap sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu.24

Aplikasi : Pembiayaan sewa menyewa rumah, toko, kendaraan dan lain-

lain.

2) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Biltamlik/Wa Iqtina

Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa iqtina yaitu perjanjian sewa

menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan

barang dari pihak yang memberikan sewa kepada pihak penyewa.

Aplikasi : Leasing

24 Azharuddin, Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta : UIN Press, 2005), Cet ke1, h. 120

Page 38: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

30

d. Surat Berharga Syari’ah

Surat Berharga Syari’ah adalah surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip

syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal antara

lain wesel, obligasi syariah, sertifikat dana syari’ah dan surat berharga lainnya

berdasarkan prinsip syari’ah.

e. Penempatan

Penempatan adalah penanaman dana syariah pada bank syariah lainnya

dan/atau Bank Perkreditan Syariah antara lain dalam bentuk giro, dan/atau

tabungan wadi’ah, deposito berjangka dan/atau tabungan mudharabah,

pembiayaan yang diberikan, Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank

(SIMA) dan/atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip

syariah.25

f. Penyertaan Modal

Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham

pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah, termasuk

penanaman dana dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds)

dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu berdasarkan

prinsip syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki

saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah.

25 Muhammad, Pembiayaan Dana Bank Syari’ah, h. 24

Page 39: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

31

g. Penyertaan Modal Sementara

Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal bank syariah dalam

perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan/atau piutang (dept to

equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang

berlaku, termasuk dalam surat utang (convertible bonds) dengan opsi saham

(equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank Syariah

memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah. 26

h. Transaksi Rekening Administratif

Transaksi rekening administratif adalah komitmen dan kontijensi (off balance

sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank syariah, bank

garansi, akseptasi/endosemen, Irrevocable Letter of Credit (L/C), yang masih

berjalan, akseptasi wesel impor atas L/C berjangka, standby L/C, dan garansi

lain berdasarkan prinsip syariah.

i. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

SWBI adalah instrument pengendalian moneter yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia (BI) sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelebihan likuiditas

Bank Syariah berdasarkan prinsip syariah.27

2. Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas pembiayaan

adalah berbentuk pinjaman, yang disebut dengan:

26 Muhammad, Pembiayaan Dana Bank Syari’ah, h. 24 27 Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, (Jakarta : DSN-MUI,2006), Ed.

Revisi,Cet ke3, h. 232

Page 40: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

32

Pinjaman Qardh

Pengertian qardh menurut ulama Hanafiyah adalah ”sesuatu yang diberikan

seseorang dari harta mitsil (yang memiliki perumpamaan) untuk memenuhi

kebutuhannya”, sementara, definisi qardh menurut ulama Malikiyah adalah

”suatu penyerahan harta kepada orang lain yang tidak disertai iwadh

(imbalan) atau tambahan dalam pengembaliannya”.28

Pengembalian dana qiradh ini dapat dilakukan secara tunai atau langsung

ataupun secara cicilan tergantung dari pendapatn yang dimiliki oleh nasabah dan atas

kesepakatan/toleransi dari pihak peminjam (bank).

Diatas telah dijelaskan berbagai akad yang terdapat dalam Perbankan

Syari’ah, sebagai upaya untuk memberi jalan/solusi bagi masyarakat untuk

bertransaksi secara syari’ah tanpa khawatir adanya sesuatu yang bathil dan

mengandung riba di dalamnya. Dimana setiap produk-produk yang dikeluarkan oleh

perbankan syari’ah harus berdasarkan syari’at Islam, yang jauh berbeda dari produk-

produk bank konvensional yang lebih mengutamakan pendapatannya dari hasil bunga

(riba).

Produk-produk perbankan tersebutlah yang membedakan sistem operasional

antara bank syariah dan bank konvensional, karena di dalam transaksi perbankan

syariah lebih menekankan pada ke-transparan-an informasi antara bank, nasabah dan

Dana Pihak Ketiga (DPK), baik yang berkaitan dengan produk yang berbasis jual beli

seperti pembiayaan murabahah, salam dan istihna’ ataupun produk-produk lain yang

28 Ah Azharuddin, Lathif, Fiqh Muamalat, (Jakarta : UIN Press, 2005), Cet ke1, h. 150

Page 41: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

33

menjalankan prinsip bagi hasil, sewa menyewa dan lain sebagainya. Hal tersebut

dimaksudkan agar tidak terjadi apa yang disebut dengan La tadzlimuuna walaa

tudzlamuun. Tidak menzhalimi dan saling menzhalimi antara nasabah dan bank.

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro.

Secara makro, pembiayaan bertujuan untuk:

1. peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara

ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses

ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.

2. tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan usaha

membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melakukan

aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak

minus dana, sehingga dapat tergulirkan.

3. meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan

peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya produksinya.

Sebab upaya produksi tidak akan jalan tanpa adanya dana.

4. membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya sector-sektor usaha

melalui penambahan dana pembiayaan, maka sector usaha tersebut akan

menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan

kerja baru.

Page 42: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

34

5. terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha produktif mampu

melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari

hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat.

Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.29

Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:

1. upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki

tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.

2. upaya meminimalkan risiko, artinya: usaha yang dilakukan agar mampu

menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu meminimalkan

risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh

melalui tindakan pembiayaan.

3. pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat

dikembangkan melalui mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya

manusia serta sumber daya modal.

4. penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan masyarakat ini ada

pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang kekurangan. Dalam

kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat

menjembatani dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari

pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus)

dana30.

29 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 17 30 Ibid, h. 17

Page 43: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

35

Sedangkan fungsi pembiayaan, yaitu :

1. meningkatkan daya guna uang.

2. meningkatkan daya guna barang.

3. meningkatkan peredaran uang.

4. menimbulkan kegairahan usaha.

5. stabilitas ekonomi.

6. sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 31

Pembiayaan adalah salah satu fungsi dan kegiatan utama suatu perbankan,

baik bank syari’ah maupun bank konvensional, adanya pembiayaan yang dilakukan

oleh suatu bank dapat memberikan dampak positif yang besar bagi suatu masyarakat,

bahkan tidak hanya masyarakat saja yang untung dari adanya pembiayaan tersebut,

tetapi juga nasabah kreditur yang menaruh uangnya pada bank tersebut, bank itu

sendiri bahkan negara pun terkena dampak yang positif, yaitu dengan adanya

pembiayaan, maka pengangguran akan berkurang dengan sendirinya sedikit demi

sedikit ekonomi masyarakat akan meningkat dan berkurangnya kesenjangan sosial

antara orang kaya dan orang miskin.

4. Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan ekonomi,

yang biasa pula disebut qiradh yang berarti al-qath’ (potongan). Kata mudharabah

berasal dari akar kata dharaba pada kalimat al-dharb fi al-ardh, yakni bepergian

31 Ibid, h.19-21

Page 44: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

36

untuk urusan dagang. Secara bahasa, menurut Abdurrahman al-Jaziri, mudharabah

berarti ungkapan terhadap pemberian harta dari seorang kepada orang lain sebagai

modal usaha dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi di antara mereka berdua,

dan bila rugi akan ditanggung oleh pemilik modal.32

Menurut Veithzal Rivai, dalam bukunya dijelaskan bahwa al-Mudharabah

adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih dimana pihak pertama

(shahibul maal) menyediakan seluruh (seratus persen) kebutuhan modal (sebagai

penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan

nasabah sebagai pengelola (mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan

untuk ini nasabah sebagai penglola (mudharib) menyediakan keahliannya.33

Mudharabah berdasarkan ahli fiqih merupakan suatu perjanjian dimana

seseorang memberi hartanya kepada orang lain berdasarkan prinsip dagang dimana

keuntungan yang diperoleh akan dibagi berdasarkan proporsi yang telah disetujui,

seperti 1/2 dari keuntungan atau 1/3 dan sebagainya.34 Sedangkan secara teknis al-

Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama

(shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya

menjadi pengelola.35

32 Helmi, Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1997), Ed.1, Cet ke 2,

h. 11 33 Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook: Teori,

Konsep, Prosedur & Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir & Nasabah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 427

34 Muhammad, Muslaehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1994), Cet ke 2, h. 63

35 Aries, Mufti dan M Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, (Jakarta : MES, 2006), h. 64

Page 45: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

37

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa, mudharabah

merupakan suatu akad kerja sama antara seseorang dalam hal ini bertindak sebagai

penyandang dana (shahibul maal) dengan seseorang yang menjadi pengelola

(mudharib) atas kerjasama yang telah mereka sepakati dan dengan nisbah/pembagian

keuntungan yang telah mereka sepakati pula sebelumnya, dan apabila terjadi kerugian

dalam pekerjaan/proyek tersebut, maka menjadi tanggungan shahibul maal kecuali

apabila kesalahan/kerugian tersebut akibat kelalaian pengelola, maka pengelola-lah

yang bertanggungjawab atas kerugian tersebut.

Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah

Secara umum landasan dasar syariah al-Mudharabah lebih mencerminkan

anjuran untuk melakukan usaha.36

Hal ini tampak dari ayat-ayat dan hadis berikut ini :

…. Artinya : “…….dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah…” (Q.S. Al-Muzammil :20)

Artinya : “Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah….” (Q.S. Al-Jumu’ah : 10)

36 Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Bogor : Tazkia Institute, 2001),

h. 136

Page 46: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

38

Artinya : ”Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu....” (Q.S Al-Baqarah : 198) Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau

memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah, ia mensyaratkan agar

dananya tidak dibawa mengarungi lautan dan menuruni lembah yang berbahaya.

Apabila menyalahi peraturan, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana

tersebut. Disampaikannyalah syarat-syarat tersebut ke Rasulullah saw. Rasul pun

memperkenankannya. (Hadits dikutip oleh Imam Alfasi dalam Majama’assawaid

4/161)37.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an diatas, dapat kita ketahui bahwa kata

”yadhribuuna fil’ardh” mengandung arti bahwa untuk mencari karunia Allah dapat

dilakukan secara mudharabah dan hukumnya adalah boleh dan sah, karena sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah dengan tidak merugikan salah satu pihak, dalam arti

salah seorang diantara yang berakad tidak berbuat curang untuk mendapatkan nisbah

yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Dalam hadits tersebut juga jelas, bahwa

apabila terjadi suatu pelanggaran dalam perjanjian mudharabah yang diakibatkan

karena kelalaian nasabah,maka nasabahlah yang bertanggungjawab atas

kerugian/kesalahan tersebut sesuai dengan kesalahan yang mudharib buat.

5. Jenis-jenis Mudharabah

37 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah; Strategi

Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency, (Yogyakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008), Ed.1, h.50

Page 47: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

39

Secara umum mudharabah terbagi kepada dua jenis, yaitu : Mudharabah

muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.

a. Mudharabah Muthlaqah

Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah (investasi tidak

terikat)38 adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang

cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesisikasi jenis usaha, waktu dan

daerah bisnis. Dalam bahasan fiqih ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan

dengan ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke

mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.39

b. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah (investasi terikat)40 atau disebut juga dengan

istilah restricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari

mudharabah muthalaqah. Si mudaharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu

dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan

umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.41

6. Manfaat Pembiayaan Mudharabah

38 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah; Strategi

Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency, h. 48

39 M. Syafi’I Antonio, h. 137 40 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah; Strategi

Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency, h. 48

41 M. Syafi’I Antonio, h. 137

Page 48: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

40

Beberapa manfaat al-mudharabah diantaranya:

a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha

nasabah meningkat.

b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan

secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha bank sehingga

bank tidak akan pernah mengalamai negative spread.

c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha

nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.

d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-

benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan

benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e. Prinsip bagi hasil dalam al-mudharabah/al-musyarakah ini berbeda dengan

prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan

(nasabah) satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan

nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.42

7. Risiko Pembiayaan Mudharabah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pembiayaan mudharabah

merupakan sistem kerja sama usaha antara dua pihak/lebih dimana pihak pertama

(shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) dana kegiatan usaha sesuai dengan

42 Aries, Mufti dan Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, (Jakarta : MES, 2006), h. 65-66

Page 49: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

41

kebutuhan pembiayaan kepada pengelola dana (mudharib) untuk melaksanakan

kegiatan tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut al-mudharabah merupakan salah satu

investasi/pembiayaan yang memiliki risiko cukup tinggi, diantaranya : side

streaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak,

lalai dan kesalahan yang disengaja, penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila

nasabahnya tidak jujur.43

Sementara itu, pendapat yang tidak berbeda mengenai risiko yang ditimbulkan

dari pembiayaan mudharabah dikemukakan oleh Veithzal Rivai, yaitu:

a. Dana yang diperoleh nasabah disalah gunakan untuk keperluan/tujuan lain

menyimpang dari kesepakatan semula

b. Nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, atau kelalaian yang tidak

disengaja

c. Nasabah tidak jujur menyampaikan perkembangan bisnis/usaha.44

8. Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan

Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan

pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada :

1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan

khusus, seperti tabungan haji, tabungan qurban, dan sebagainya.

43 Aries, Mufti dan Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, h. 66 44 Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook : Teori,

Konsep, Prosedur dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), h.430

Page 50: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

42

2. Deposito biasa.

3. Deposito special (special invesment), dimana dana yang dititipkan

nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau

ijarah saja.

Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk :

1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal perdagangan dan jasa

2. Investasi khusus : disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber

dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang

ditetapkan oleh shahibul maal. 45

Dalam praktiknya di lembaga keuangan, pembiayaan berbasis bagi hasil,

mudharabah biasanya diterapkan pada pembiayaan untuk modal kerja calon/nasabah,

sebagai tambahan atau modal utama untuk menjalankan suatu bisnis

Proses/alur pembiayaan mudharabah dalam perbankan syari’ah dapat

digambarkan seperti pada skema di bawah ini.

Gambar 1

Skema aplikasi perbankan al-Mudharabah

Perjanjian Bagi Hasil

Keahlian/ Modal 100% keterampilan

45 M. Syafi’I Antonio, Bank Syar ngenalan Umum, (Bogor : Tazkia Institute, 2001), Ed.Khusus, h. 138

iah Suatu Pe

Nasabah (Mudharib)

Bank (Shahibul maal)

Proyek/usaha

Pembagian Keuntungan

Page 51: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

43

Nisbah X% Nisbah Y%

Pengambilan modal pokok

Modal

Keterangan: • Bank bertindak sebagai shahibul maal (penyedia dana)dan nasabah

sebagai mudharib • Bagi hasil (keuntungan dan kerugian) dihitung berdasarkan nisbah yang

disepakati (nasabah = X% dan bank = Y%).46

Dari skema pembiayaan al-mudharabah di atas dapat dijelaskan, bahwa

terjadi kontrak perjanjian pembiayaan dengan kesepakatan sistem bagi hasil

keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing) antara bank yang bertindak

sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib, dimana bank menyediakan

dana 100% (seluruhnya) atas kerja sama tersebut dan nasabah menyediakan

keahlian/keterampilan yang ia kuasai sesuai dengan kontrak tersebut, dan pada saat

akad perjanjian tersebut terdapat kesepakatan pembagian keuntungan dan kerugian

yang dihitung berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebesar X% : Y% (nasabah :

bank), pada saat pembagian keuntungan tersebut nasabah juga mengembalikan modal

pokok pembiayaan kepada bank.

C. Pembiayaan Bermasalah

1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah

46 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah; Strategi

Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency, h. 65

Page 52: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

44

Kredit bermasalah atau (Non Performing Loan/NPL) dan dalam perbankan

syariah di kenal dengan Non Performing Loan (NPF) dapat diartikan sebagai

pinjaman ynag mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya factor kesengajaan atau

faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Kredit bermasalah dalam

pengklasifikasian perbankan yaitu kredit yang berada dalam penggolongan kualitas

kredit kurang lancar, diragukan dan macet.

NPL/NPF = Total Kredit/Pembiayaan Bermasalah

Kredit/Pembiayaan

NPL/NPF adalah hasil pembagian total pembiayaan/kredit bermasalah

(kurang lancer, diragukan dan macet) terhadap total pembiayaan atau kredit (diluar

pembiayaan atau kredit antar bank).47

Pembiayaan bermasalah adalah “suatu kondisi pembiayaan, dimana ada suatu

penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan

kelambatan dalam pengembalian. Atau diperlukan tindakan yuridis dalam

pengembalian atau kemungkinan potensial loss”. Atau dengan kata lain, pembiayaan

bermasalah adalah pembiayaan yang berada pada colletibility: dalam perhatian

khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.48

Dalam buku karangan Veithzal Rivai, Credit Management Handbook ada

beberapa pengertian kredit bermasalah, yaitu:

47 Watna wait, Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan

Mudharabah, (Jakarta : STIEI, 2009), h. 16 48 Training Financing, Hand Out, Muamalat Institute, h. 254

Page 53: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

45

a. Kredit yang didalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang

diinginkan oleh pihak bank.

b. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik dalam

bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda

keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang

bersangkutan.

c. Kredit di mana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian,

sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan nasabah

sehingga memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank

dalam arti luas. 49

Dalam sumber yang berbeda, disebutkan bahwa kredit macet adalah suatu

keadaan di mana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat

pada waktunya.50 Jadi, pembiayaan bermasalah adalah suatu keadaan/peristiwa

dimana seorang nasabah tidak dapat mengembalikan sejumlah dana yang dipinjam

kepada bank berdasarkan waktu yang telah ditetapkan pada waktu akad perjanjian.

2. Penyebab Pembiayaan Bermasalah

Penyebab timbulnya suatu kredit atau pembiayaan bermasalah terdiri dari

faktor internal dan eksternal suatu perbankan.

49 Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal, Credit Managaement Handbook: teori,

konsep, prosedur dan aoliksi penduan praktis nahasiswa, banker dan nasabah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), Edisi 1, h. 476

50 Gatot, Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan Yuridis, (Jakarta : Djambatan, 1996), Edisi Revisi, Cet ke 2, h. 131

Page 54: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

46

Faktor Internal, yaitu penyebab pembiayaan bermasalah yang berasal dari

bank itu sendiri, sebagai berikut :

Kualitas pejabat bank

Setiap pejabat bank manapun dituntut untuk dapat bekerja secara professional.

Namun tidak semua pejabat bank mempunyai kualitas kerja yang baik. Pejabat yang

bekerja tidak professional tentu sulit diharapkan dapat memperoleh hasil yang

memadai. Terutama di bagian kredit, pejabat yang demikian dapat mempengaruhi

penyaluran kredit yang tidak sebagaimana mestinya.51

Persaingan antar bank

Jumlah bank yang beroperasi terus meningkat, mengakibatkan persaingan antar bank

semakin ketat. Dalam melakukan persaingan, setiap bank selalu berusaha untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, guna mendapatkan nasabah

yang banyak. Dalamsituasi dan kondisi demikian, mempengaruhi bank untuk

bertindak spekulatif, dengan member fasilitas yang mudah kepada nasabahnya,

dengan mengabaikan prinsip-prinsip perbankan yang sehat.

Hubungan ke dalam

Yang dimaksud adalah, hubungan bank dengan perusahaan-perusahaan yang

tergabung dalam kelompoknya, selain itu hubungan bank dengan pengurus maupun

pemegang saham. Dari adanya hubungan tersebut, bank dalam melayani kepentingan

51 Ibid, h 133

Page 55: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

47

nasabah-nasabah dari “dalam” cenderung lebih mudah dibandingkan dengan nasabah-

nasabah lainnya.

Pengawasan

Setiap tindakan bank dalam menyalurkan fasilitas pembiayaan selalu dibarengi

dengan tindakan pengawasan. Tindakan tersebut selain dilakukan dari dalam bank itu

sendiri juga diawasi oleh bank Indonesia. Terlepas dari pengawasan itu dilakukan,

apabila bidang pengawasan lemah, maka akan mengakibatkan prinsip-prinsip

perbankan tidak dapat dijalankan dengan baik di dunia perbankan.52

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh nasabah

pembiayaan, seperti nasabah side streaming; nasabah menggunakan dana tidak sesuai

akad, nasabah beritikad tidak baik, lalai , nasabah tidak jujur dan lain sebagainya.

Dan juga dapat terjadi akibat perubahan pada eksternal environtment diidentifikasi

penyebab timbulnya kredit bermasalah, seperti perubahan-perubahan political dan

legal environment, deregulasi sector real, financial dan ekonomi menimbulkan

pengaruh yang merugikan kepada seseorang nasabah. Perubahan tersebut merupakan

tantangan terus-menerus yang dihadapi oleh pemilik dan pengelola perusahaan. Satu

kunci menuju pengelolaan sukses dari suatu usaha adalah kemampuan mengantisipasi

perubahan dan cukup fleksibel dalam mengelola usahanya. Problem loan akan timbul

52 Ibid, h 134

Page 56: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

48

oleh eksternal environment sebagai akibat gagalnya pengelola dengan tepat

mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut seperti :

1) Kondisi perekonomian

2) Perubahan-perubahan peraturan

3) Bencana alam.53

3. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Penanganan pembiayaan bermasalah merupakan bagian yang tidak dapat

dihindari dalam proses pembiayaan54 didalam suatu institusi perbankan, maka

penanganan pembiayaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Oleh karena itu, apabila begitu dideteksi ada gejala kredit/pembiayaan bermasalah,

maka harus segera diambil langkah penanganan sebelum masalah tersebut akan

menjadi masalah besar.

Dari hasil survey yang dilakukan pada bank syariah di Yogyakarta ditemukan,

bahwa dalam proses penanganan pembiayaan dilakukan sesuai dengan kolektabilitas

pembiayaan55, sebagai berikut:

1. Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:

a. pemantauan usaha nasabah.

b. pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan.

53 Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal, h. 479 54 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 168 55 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 268

Page 57: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

49

2. Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukan dengan cara:

a. pembinaan anggota.

b. pemberitauan dengan surat teguran.

c. kunjungan lapangan atau silaturrahmi oleh sebagian pembiayaan kepada

nasabah.

d. upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu penjadwalan kembali

jangka waktu angsuaran serta memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat

dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil keuntungan atau bagi

hasil.

3. Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara:

a. membuat surat teguran atau peringatan.

b. kunjungan lapangan atau silaturrahmi oleh sebagian pembiayaan kepada

nasabah secara lebih bersungguh-sungguh.

c. upaya penyehatan dengan cara rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka

waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan

dengan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.

4. Pembiayaan diragukan/macet, dilakukan dengan cara:

a. dilakukan rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran

serta memperkecil jumlah angsuran.

b. dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin atau bagi hasil usaha.

c. dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk pembiayaan al-

Qardhul Hasan.

Page 58: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

50

Dalam menyalurkan pembiayaan, tentunya hampir setiap lembaga keuangan

mempunyai permasalahan dalam proses pengembalian pinjaman tersebut dengan

nasabahnya, baik disebabkan karena faktor intern maupun faktor ekstern, akan tetapi,

sebelum kedua faktor tersebut semakin menjadi masalah besar, maka harus dideteksi

gejala dini permasalahan tersebut berdasarkan pada kolektibikitas pembiayaan, yang

dapat digolongkan menjadi kolektibilitas lancar, potensial bermasalah, pembiayaan

kurang lancar dan pembiayaan diragukan/macet.

D. Kajian Pustaka Terdahulu

1. Khairunnisa

Judul skripsi : Permasalahan dan Risiko Pemberian Pembiayaan Mudharabah

kepada Pengusaha Kecil (studi kasus BPRS Harta Insan Karimah Ciledug

Tangerang).

Penelitian dilakukan pada tahun 2004 dengan hasil penelitian sebagai berikut:

Menurut penulis, pembiayaan mudharabah di BPRS Harta Insan Karimah

belum menjadi wahana utama untuk memobilisasindana masyarakat, hal ini

dikarenakan masih banyaknya permasalahan dan masih bearnya resiko dalam

pemberian pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil, pembiayaan

mudharabah pada tahun 2002 hanya mencapai 23% dibanding dengan pembiayaan

murabahah sebesar 77%.

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh BPRS Harta Insan Karimah dalam

memberikan pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil, dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu :

Page 59: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

51

1). Dari sisi pengusaha

Umumnya usaha kecil memiliki tingkat kelayakan yang masih rendah akibat

adanya keterbatasan pada aspek pemasaran, teknis produksi, manajemen dan

organisasi.

2). Dari sisi perbankan

Permasalahan yang muncul adalah sulitnya memperoleh usaha kecil yang

layak, tingginya biaya transaksi, tingginya resiko dan terbatasnya sumber

daya insani.

Adapun kiat khusus yang telah dilakukan oleh BPRS Harta Insan Karimah

dalam mengatasi resiko pemberian pembiayaan mudharabah diantaranya dengan

membentuk bagian yang khusus menangani masalah-masalah yang bermasalah dalam

pengembalian dana pembiayaan yang disebut Bagian Pengawasan dan Pembinaan

Pembiayaan (PPP).

Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh PPP dalam mengatasi pembiayaan

bermasalah diantaranya :

a. Restructure

b. Reschedule

c. Penyitaan barang jaminan

d. Write off

2. Nur Julizar

Page 60: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

52

Judul skripsi : Sistem Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah dalam

Penyaluran Pembiayaan Mudharabah, Kajian terhadap Bagaimana Seharusnya

Manajemen Risiko Bank Syari’ah. Penelitian dilakukan pada tahun 2005 dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1). Sistem operasional yang membedakan antara Bank Syariah dengan Bank

Konvensional adalah penerapan sistem bagi hasil, dalam Bank Syariah

yang menggantikan sistem bunga pada Bank Konvensional.

2). Kombinasi antara manajemen Bank Umum dengan sistem keuangan

syariah dapat diterapkan sebagai sarana untuk mengembangkan antara dua

kepentingan (lenders-borrowers) dan dalam hal manajemen resiko, Bank

Syariah seharusnya memiliki konsep yang komprehensif aplikatif (bukan

sekedar mengadopsi konsep yang telah ada) sehingga dalam memutuskan

sebuah kebijakan pembiayaan tidak mengalami resiko.

3). Yang membedakan sistem manajemen resiko Bank Syariah dan Bank

Konvensional terletak pada pemberdayaan potensi sumber daya manusia

yang menyangkut budaya (culture) kerja bank, dimana misi Bank Syariah

tidak hanya berorientsi pada keuntungan keduniawian (khairul fiddunya)

tetapi juga berorientasi pada keuntungan ukhrowi (kahairul filakhirot)

yang berpengaruh pada etos, orintasi dan mental sumber daya insani Bank

Syariah sebagai pelaksana sistem pengelolaan resiko.

3. Harun Masykur

Page 61: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

53

Judul skripsi : Manajemen Risiko Operasional Bank Syari’ah, studi pada Unit

Usaha Syari’ah Bank Bukopin. Penelitian dilakukan pada tahun 2008 dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1). Proses identifikasi risiko operasional UUS Bank Bukopin dilakukan setiap

awal periode pelaksanaan kegiatan dan diperbaharui setiap tiga bulan.

Proses identifikasi ini dilakukan oleh Internal Control Cabang dan Kepala

Cabang yang akhirnya di monitoring oleh Divisi Manajemen Risiko

Kantor Pusat.

2). Proses pengukuran risiko operasional UUS Bank Bukopin menggunakan

metode matrik Delphi 5x5, yaitu perkalian score dampak dan frekuensi

risiko operasional, kemudian hasilnya ditrendkan dengan risiko yang sama

pada Divisi dan Kantor Cabang lain. Setelah diukur, risiko operasional

dipetakan agar manajemen dapat mengetahui risiko operasional yang

harus di mitigasi terlebih dahulu.

3). Proses pengendalian risiko operasional UUS Bank Bukopin dilakukan oleh

pemilik risiko (owner risk) atau Kantor Cabang. Setiap Kantor Cabang

UUS Bank Bukopin memiliki prosedur dan sistem back up contingency

plan, dan sistem keamanan data ware-house yang baik. Teknik mitigasi

dan pengendalian risiko operasional UUS Bank Bukopin diantaranya

adalah asuransi dan outsourcing.

Page 62: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

54

4). Hambatan manajemen risiko operasional adalah kesulitan mengumpulkan

data risiko operasional dan kepekaan karyawan dalam manajemen risiko

operasional.

4. Agus Faizin

Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep Restrukturisasi

Pembiayaan Mudharabah Non Performing dan Pengaruhnya terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Analisis Fiqh dan Keuangan (Studi Kasus

pada BNI Syariah). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 dengan hasil penelitian

sebagai berikut :

a. Penggolongan pembiayaan mudharabah bermasalah di dasarkan atas derajat

kolektibilitas, yaitu prospek usaha, kinerja nasabah dan kemampuan

membayar angsuran pokok ditambah margin bagi hasil jika prospek usaha,

kinerja nasabah menurun serta menunggak selama 90 hari, maka

restrukturisasi ini dapat dilakukan.

b. Restrukturisasi pada BNI Syariah, dilakukan pada nasabah yang memiliki

bisnis dan kondisi keuangan yang masih dapat diperbaiki. Sedangkan

risiko bisnis yang bukan disebabkan oleh kelalaian nasabah dalam

mengelola dana seperti huru hara, bencana alam dapat dilakukan dengan

Page 63: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

55

memberikan fasilitas pembiayaan ulang, penundaan pembayaran dengan

memperpanjang jatoh tempo, memperkecik margin bagi hasil dan

merubah sistem pembiayaan dari Profit Loss Sharing menjadi Revenue

Sharing.

c. Restrukturisasi dapat juga dilakukan dengan menambahkan plafond/pokok

pembiayaan dan pengurangan margin dapat mempengaruhi PPAP yang

harus dibentuk sedangkan dengan penambahan waktu tudak

mempengaruhi PPAP.

d. Dalam pengakuan laba setelah adanya restrukturisasi menggunakan cash

basis yang sesuai dengan PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah

Indonesia) yaitu pengakuan pendapatan pada pembiayaan bermasalah

diakui pada saat laba tersebut benar terjadi.

5. Ifah Latifah

Judul Skripsi : Peranan Account Officer (AO) dalam menekan pembiayaan

bermasalah (Studi Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah). Penelitian ini dilakukan

pada tahun 2007 dengan hasil penelitian sebagai berikut :

a. factor penyebab pembiayaan bermasalah, antara lain :

1). Faktor Intern, seperti petugas (AO) dan system. AO kurang baik dalam

menilai/menganalisis data calon nasabah. Sistem seperti pengawasan

Page 64: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

56

yang kurang intensif dari AO sehingga permasalahan yang terjadi

tidak dapat terdeteksi secepat mungkin.

2). Faktor Ekstern, seperti kondisi nasabah yang sedang menurun, adanya

I’tikad kurang baik dari nasabah dalam hal pembayaran, nasabah

kurang mampu dalam mengelola usaha, kebijakan pemerintah yang

kadanga tidak memihak pada perkembangan usaha kecil dan

menengah, sehingga menyulitkan berkembangnya usaha nasabah dan

terjadi bencana alam.

b. tugas, wewenang dan tanggung kawab AO, antara lain :

Memproses calon nasabah sehingga menjadi nasabah dan

membinanya, mengadakan dan menghadiri pertemuan dengan nasabah,

membuat anggaran kegiatan pemasaran, promosi dan rencana kerja,

melakukan pendekatan pemasaran dengan nasabah, membuat analisa

pembiayaan, surat keputusan dan penutupan asuransi, serta meneliti dan

melaporkan kegiatan/aktivitas yang tidak normal.

c. Analisis dan proses kerja AO, yaitu menganalisa permohonan pembiayaan

dengan menggunakan prinsip 5C serta aspek management, pemasaran teknis,

keuangan, yuridis, dan sosio ekonomi; mengumpulkan persyartan

administrasi, pembuatan proposal analisa pembiayaan dengan langsung

survey ke alapangan untuk melihat, menganalisa dan menilai kelayakan usaha

Page 65: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

57

nasabah; memutuskan pembiayaan dan pembuatan Media Pencairan

Pembiayaan (MPP) serta penandatangan dan realisasi pembiayaan.

Adapun usaha AO dalam menangani pembiayaan bermasalah adalah

berhati-hati dalam pemberian pembiayaan dengan mengikuti prosedur yang

baik, melakukan pendekatan dengan nasabah dengan melakukan kunjungan ke

tempat usaha/rumah nasabah untuk melihat penyebab pembiayaan

bermasalah, mengawasi terus menerus penggunaan pembiayaan dan

pengawasan terhadap perkembangan cadangan penghapusan pembiayaan,

melakukan rescheduling, restructuring dan write off.

Sedangkan skripsi yang penulis bahas dalam penulisan skripsi ini adalah

untuk mengetahui bagaimana prosedur permohonan pembiayaan mudharabah Bank

Muamalat, apa yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah

bermasalah dan bagaimana penanganan yang dilakukan oleh Bank Muamalat dalam

menangani pembiayaan mudharabah bermasalah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu apabila nasabah ingin

melakukan/mengajukan pembiayaan mudharabah, maka pertama-tama yang harus

dilakukan oleh nasabah adalah nasabah mengajukan proposal permohonan

pembiayaan mudharabah kepada Bank Muamalat, langkah selanjutnya adalah

nasabah mengisi formulir pembiayaan mudharabah, kemudian pihak bank melakukan

verifikasi data nasabah berupa analisa kelayakan nasabah dengan melakukan

Page 66: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

58

kunjungan ke tempat nasabah, baik dirumah, kantor atau tempat usaha (on the spot),

mencari informasi dari orang-orang sekitar nasabah tentang keadaaan nasabah

tersebut, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pihak bank/AO mengajukan

Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) kepada Komite Pembiayaan untuk di

pelajari/teliti lebih lanjut, setelah itu keputusan pembiayaan oleh komite pembiayaan,

apabila pembiayaan disetujui, maka langkah selanjutnya adalah penandatangan akad

dan pencairan dana pembiayaan dan terakhir yang dilakukan oleh pihak bank adalah

pemantauan usaha nasabah.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adanya pembiayaan mudharabah

adalah terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari

pihak bank itu sendiri sedangkan factor eksternal berasal dari luar bank, yaitu nasabah

dan bisa juga dari kondisi ekonomi mikro/makro suatu Negara atau juga bisa terjadi

karena bencana alam.

Upaya penanganan yang dilakukan oleh Bank Muamalat untuk mengatasi

pembiayaan bermasalah, yaitu dengan melakukan pemantauan/peninjauan langsung

kepada nasabah untuk mengetahui lebih jelas keadaan yang terjadi, setalah diketahui

penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah, tindakan yang dilakukan selanjutnya

adalah melakukan resctructuring, rescheduling, penyitaan barang jaminan dan

tindakan terakhir yang dilakukan pihak bank apabila pembiayaan tersebut sudah tidak

dapat atasi lagi adalah dengan melakukan write off atau tutup buku.

Page 67: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

59

Page 68: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

A. Sejarah Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H

atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan

Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H

atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim

se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat

juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham

Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatangan akta pendirian Perseroan.

Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor,

diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam

modal senilai Rp 106 miliar.1

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka

di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Krisis

moneter tahun 1997-1998 telah memporakporandakan sebagian besar perekonomian

Asia Tenggara. Sektor perbankan terbelit negative spread dan bencana kredit macet.

1 Annual Report, Laporan Akhir Tahun Bank Muamalat Indonesia Tahun 2008, h. 4

59

Page 69: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

60

Akibatnya sejumlah bank mengalami kondisi terburuk dalam pengawasan Badan

Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan terpaksa harus memperoleh

rekapitalisasi dari pemerintah.2

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal

yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB)

yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB

secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Mumalat. Oleh karenanya,

kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh

tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamlat. Dalam kurun waktu tersebut,

Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya

dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi

pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan

syari’ah secara murni.3

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota

Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar

rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran

modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun

terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak

2 Annual Report, h. 5 3 Ibid, h. 5

Page 70: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

61

memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa

percaya diri Kru Muamlat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan

Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja

Muamalat menajdi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-

tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluangusaha menjadi

sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa

Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki

tahun 2004 dan seterusnya. Hingga akhir athun 2004, Bank Muamalat tetap

merupakan bank syari’ah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp

5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba

bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004.4

Di tahun 2004, sebuah inovasi lahir untuk mengawal fatwa MUI tentang

haramnya buga bank, yaitu dengan di luncurkannya produk Shar-E. Shar-E lahir

untuk memberikan pelayanan di wilayah yang sebelumnya belum terlayani (unserved

area) dan serta merta menggugurkan unsure ketidaktersediaan jaringan pelayanan

perbankan syari’ah yang memperoleh pengecualian fatwa MUI tersebut. Berkat

terobosan ini, Shar-E meraih predikat The Most Innovative Product untuk kategori

“Customer Modes of Entry” dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi/Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Shar-E tidak hanya memperluas

4 http:www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile, di akses pada tanggal 11

November 2009

Page 71: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

62

jaringan pelayanan, namun juga berdampak pertumbuhan nasabah yang luar biasa dan

menambah jutaan rekening penabung baru. Sejak kehadiran Shar-E Bank Muamalat

berhasil mengembangkan jaringan pelayanannya secara pesat dan signifikan.5

Ditunjang oleh inovasi Share-E, Bank Muamalat kemudian mengembangkan

strategi WAR, yaitu singkatan dari Wholesale, Alliance dan Remote, yang

memungkinkan Bank Muamalat menjangkau pelosok-pelosok Indonesia yang

sebelumnya tidak terlayani oleh perbankan syari’ah.

Dari tahun 1998 hingga 2008, total aktiva Bank Muamalat meningkat sebesar

25,3 lipat menjadi Rp 12,60 triliun, jumlah ekuitas tumbuh sebesar 23,6 kali lipat

menajdi Rp 966 miliar, sedangkan jumlah nasabah berkembang hingga menjadi 2,9

juta nasabah. Bank Muamalat berhasil menutup tahun krisis financial global 2008

dengan peningkatan laba bersih 43% menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor

perbankan konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13% dan laba

perbankan syariah pun turun sebesar 20%. Bank Muamalat pun berhasil

memaksimalkan nilai kepada pemegang saham dengan ROE sebesar 33% 6.

Hasil-hasil tersebut semakin mengukuhkan pertumbuhan keunggulan serta

nilai-nilai spiritual yang dianut oleh Bank Muamalat sebagai Bank Pertama Murni

Syari’ah di Indonesia.

5 Annual Report, Laporan Akhir Tahun Bank Muamalat Indonesia Tahun 2008, h. 6 6 Annual Report, h 7

Page 72: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

63

B. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Untuk memberikan arah bagi perjalanan operasional perusahaan, maka pada

tahun 2003 PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk, menetapkan visi dan misi perusahaan

yaitu:

Visi : Menjadi bank syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

di kagumi di pasar rasional.

Misi : Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan

penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan

orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi

stakeholder.7

7 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/visi.misi,di akses tanggal 11 november 2009

Page 73: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

64

C. Struktur Organisasi PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Shareholders Meeting

Board of Commissioners President Director Sharia Supervisory Board

Bussiness Units • Opr. Head office • Coordinating

branches& branches office

• DPLK

IAG

KPNO ADMINISTRATION

& FINANCING

COMPLIANCE & CORPORATE

SUPPORT

Corporate Support • CORP Secretary • Communication

& Publik Relation • Corp Legal &

Investor Relation • Protocolair &

Internal Relation

Administration • MIS & TAX • Personnel

Administration & Logistic

• Technical Support &Data Center

• Opr. Supervision & SOP

Bussiness Innovation • Sistem Development & SOP • Product Development

&Maintenace • Treasury • Network Alliance (POS, Da’i

Muamalat, Pegadaian • Shar’e & Gerai Optimizing • Virtual Banking Operations (Call

Center&Card Center)

Compliance & Risk Management

Financing & Settlement

• Financing Supervision & SOP

• F.I Sharia Financial Institution

• Financing Product Development

• Resident Auditor • ADM & IT Sistem • Data Control • Fiancing &Traesury • Monitoring&Audit

Analysis

BUSSINESS (POLICY&SUPP)

BUSSINESS (FUNDING & INDIVIDUAL)

BUSSINESS (NET&ALLIANCE)

Page 74: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

65

Struktur Kepengurusan Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Ketua

K.H.M.A. Sahal Mahfudh

Anggota Anggota

K.H Ma’ruf Amin Prof. Dr. H. Muardi Shihab

Anggota

Prof. Dr. H. Muardi Chatib

Dewan Direksi

Komisaris Utama

Drs. H. Abbas Adhar

Komisaris Komisaris

Prof. Korkut Ozal Dr. Ahmed Abisourour

Komisaris Komisaris

Drs. Aulia Pohan, M.A H. Iskandar Zulkarnain, S.E. MSi

Page 75: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

66

Direksi

Direktur Utama

H.A. Riawan Amin, M.Sc

Direktur Direktur

Ir. H. Arviyan Arifin H.M. Hidayat, S.E.Ak

Direktur Direktur

Ir. H. Andi Buchari, M.M Drs. Saefudin Noer, M.Si

D. Produk-produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

1. Produk Penghimpunan Dana a. Shar-E

Shar-E adalah tabungan instant Investasi syariah yang memadukan

kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat

dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal

dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di semua ATM di

seluruh Indonesia (ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama).

*) Online di seluruh Indonesia.

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan akad mudharabah di Counter bank

muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya

Page 76: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

67

dapat dilakukan di seluruh counter bank muamalat, jaringan ATM

BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama. Nasabah memperoleh bagi hasil

yang berasal dari pendapatan bank atas dana tersebut.8

c. Tabungan Arafah

Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah

untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk

merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu

pelaksanaan yang di inginkan. Keberangkatan nasabah terjamin dengan

asuransi jiwa, apabila penabung meninggal dunia, maka ahli waris otomatis

dapat berangkat. Tabungan haji arafah juga menjamin nasabah untuk

memperoleh porsi keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen

Agama) dengan jumlah dana Rp 20 juta, karena bank muamalat telah On-line

dengan Siskohat Departemen Agama Republik Indonesia.

d. Tabungan Ukhuwah

Merupakan tabungan yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Republika,

untuk kemudahan pembayaran ZIS secara teratur dan otomatis dengan tiga

paket yang dapat dipilih yaitu Rp 25.000, Rp 50.000, Rp 100.000 nasabah

tidak dikenakan biaya atas pembuatan kartu atauapun jasa yang diberikan.9

8 Ibid, h. 103 9 Ibid, h. 103

Page 77: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

68

e. Deposito Mudharabah

Merupakan jenis investasi berjangka bagi nasabah perorangan dan badan

hukum dengan bagi hsil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan

dikelola melalaui pembiayaan kepada sector riil yang halal dan baik saja,

sehingga memberika bagi hsil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1,3,6,

dan 12 bulan.

f. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan,

dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal Rp 2.000.000,-

atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat diperpanjang

secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai

jaminan pembiayaan atau referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh

bagi hasil yang sangat menarik setiap bulan.

g. Giro Wadi’ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro dan

pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan

untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas kartu ATM dan Debit,

tarik tunai bebas biaya di semua ATM di seluruh Indonesia (ATM

BCA/PRIMA dan ATM Bersama).10

10 Ibid, h. 104

Page 78: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

69

h. Dana Pensiun Muamalat

Dana pensiun muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18

tahun, atau sudah menikah,dan pilihan usia pension 45-65 tahun dengan iuran

sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan dan pembayarannya

dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat

ditransfer dari bank lain. Peserta juga dapat mengikuti program WASIAT

UMMAT, dimana selama masa kepesertaan, peserta dilindungi asuransi jiwa

sebesar nilai tertentu dengan premi tertentu.11

2. Produk Penanaman Dana

a. Konsep Jual Beli

• Murabahah adalah jual-beli barang sesuai harga asal yang

ditambahkan dengan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak

boleh berubah selama masa perjanjian.

• Salam adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari

dimana pembayaran dilakukan di muka, secara tunai.

• Istishna adalah jual-beli barang dimana Shaani (produsen) ditugaskan

untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mushtani (pemesan).

Istishna sama dengan salam yaitu daris egi objek pesanannya yang

harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus.

Perbedaannya hanya pada sistem pembayrannya yaitu Istishna

11 Ibid, h 104

Page 79: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

70

pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir

pesanan.12

b. Konsep Bagi Hasil

• Musyarakah adalah kerja sama dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

(atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan.

• Mudharabah adalah kerja sama antar bank dengan mudharib

(nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk

mengelola usaha. Dalam hal ini pemilik modal (shahibul maal)

menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang (mudharib) untuk

dikelola. 13

c. Konsep Sewa

• Ijarah adalah perjanjian antara bank (Muajjir) dengan nasabah

(Mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank

mendapatkan imbalan jas atas barang yang disewakannya.

• Ijarah Muntahiya Biltamlik adalah perjanjian antara Bank (Muajjir)

denagn nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan

membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila

12 Ibid, h 105 13 Ibid, h 105

Page 80: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

71

sewa berakhir bank (muajjir) mempunyai hak opsi untuk

memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.14

3. Produk Jasa

1). Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandate.

Secara teknis perbankan, wakalah adalah akad pemberian

wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sesuai pemberi mandat) kepada

pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas

kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban

wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kuasa.

2). Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan

tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

3). Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada

orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam pengetian lain, merupakan

pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi

tanggungan muhal’alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.

4). Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan

atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki

nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk

14 Ibid, h 106

Page 81: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

72

dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana

rahn adalah jaminan hutang atau gadai.

5). Qardh, menurut teknis perbankan qardh adalah pemberian pinjaman dari

bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak,

seperti dana talangan dengan criteria tertentu dan bukan untuk pinjaman

yang bersifat konsumtif. Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu

tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada

tambahan keuntungan dan pembayrannya dilakukan secara angsuran atau

sekaligus.15

4. Jasa Layanan

a. ATM

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan penarikan

dana tunai, pemindah bukuan antar rekening, pemeriksaan saldo,

pembayaran zakat-Infaq-Sedekah (hanya pada ATM Muamalat) dan

tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses

disemua ATM di sekuruh Indonesia (ATM BCA/PRIMA dan ATM

Bersama), yang bebas biaya penarikan tunai.

b. SalaMuamalat

Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center melalui (021)

2511616, 0807 1 MUAMALAT atau 0807 11 SHARE yang memberikan

15 Ibid, h 106

Page 82: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

73

kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan dimanapun nasabah berada

untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi

transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN.

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga

pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya

yang bekerja sama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan

ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat.

d. Jasa-jasa lain

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada

masyarakat luas seperti transfer, collection, standing instruction, bank

draft, referensi bank.16

Di atas telah diuraikan dan dijelaskan berbagai macam akad dan produk yang

ada pada Bank Muamalat Indonesia, selaku Bank pertama yang menjalankan sistem

operasional perbankan berdasarkan syari’at Islam. Dimana dalam produk-produk

tersebut nasabah dan investor dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dan

jasa-jasa lain melalui Bank Muamalat tanpa harus mengkhawatikan adanya unsur

MAGHRIB (Maisir, Gharar dan Riba) dalam transaksi yang mereka lakukan dengan

Bank Muamalat Indonesia.

16 Ibid, h 107

Page 83: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

74

E. Statistik Deskriptif Laporan Keuangan PT. BMI, Tbk

Tabel 3

Perkembangan Data Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk

No Keterangan 2006 2007 2008

1 Total Aktiva 8.370.59 10.569.08 12.596.72

2 Total Pembiayaan 6.628.09 8.618.05 10.517.86

3 Total DPK 6.837.43 8.691.33 10.073.95

4 Beban Operasional 174.77 221.37 309.10

5 Laba (Rugi) Bersih 108.36 145.33 207.21

Sumber: Annual Report 2008 Bank Muamalat Indonesia

1) Perkembangan Total Aktiva

Gambar 3.1

total aktiva

0200000400000600000800000

100000012000001400000

1 2 3

tahun

mili

ar r

upia

h

Series1Series2Series3

Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Keterangan : dari gambar di atas dapat kita ketahui bahwa setiap tahun

total pertumbuhan aktiva mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun

2007, yaitu naik sebesar sebesar Rp. 2.198.49 miliar atau 26,26 % dibandingkan

Page 84: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

75

dengan kenaikan pada tahun 2008 yang hanya sebesar 19,18%. Hal ini disebabkan

karena Bank Muamalat senantiasa beperan aktif dalam menghimpun dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dan berkat upaya serta dedikasi yang

kuat setiap kru muamalat ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi

pengembangan usaha yang tepat serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan

syariah secara murni dan dengan dikeuarkannya terobosan produk terbaru berupa

kartu Share-E dan Bank Muamalat juga mengembangkan strategi WAR, yaitu

singkatan dari Wholesale, Alliance dan Remote, yang memungkinkan Bank

Muamalat menjangkau pelosok-pelosok Indonesia yang sebelumnya tidak terlayani

oleh Perbankan Syariah dan kegiatan tersebut dapat menambah total aktiva.

2) Perkembangan Total Pembiayaan

Gambar 3.2

total pembiayaan

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1 2 3

tahun

mili

ar r

upia

h

Series1Series2

Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Page 85: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

76

Keterangan : dari gambar diatas dapat disimpulkan, bahwa total

pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Muamalat kepada nasabahnya dari

tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun

2007 sebesar Rp. 1.98996 miliar atau sebesar 30,02% dibandingkan dengan kenaikan

yang terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 22,04% saja, peningkatan tersebut

didorong oleh kondisi makro ekonomi yang relatif stabil, sehingga peluang lebih

banyak bagi kegiatan usaha untuk masyarakat.

3) Perkembangan Total DPK

Gambar 3.3

total DPK

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1 2 3

Tahun

mili

ar r

upia

h

Miliar RupiahTotal DPK

Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Keterangan : dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan

total Dana Pihak Ketiga (DPK) setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlahnya,

terlihat kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp.1.8539 miliar atau

sebesar 27,11% dibandingkan dengan peningkatan pada tahun 2008 hanya sebesar

15,91%. Kenaikan total DPK tersebut disebabkan karena Bank Muamalat telah

Page 86: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

77

melakukan perluasan jaringan kantor pelayanan dan mengeluarkan produk yang dapat

membantu nasabahnya untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan berupa

produk kartu Share-E, dimana kartu kredit tersebut dapat membantu nasabahnya

untuk terhindar dari unsur riba dan Bank Muamalat juga telah menjalankan strategi

WAR yang semuanya bertujuan untuk menambah perluasan jaringan pelayanan,

terbukti pada tahun 2008 jumlah jaringan Bank Muamalat berjumlah 224 unit

dibandingkan dengan tahun 2007 sebanyak 213 unit. Perkembangan Bank Muamalat

tersebar hingga ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia sehingga berdampak pada

pertumbuhan jumlah nasabah penabung yang luar biasa dan menambah jutaan

rekening tabungan baru, sebanyak 1.980.070 pada tahun 2008. Kenyataan tersebut

mencerminkan bahwa perbankan syariah semakin diminati dan diterima oleh

masyarakat.

4) Perkembangan Laba (Rugi)

Gambar 3.4

total laba (rugi) bersih

0

5000

10000

15000

20000

25000

1 2 3

tahun

mili

ar r

upia

h

Series1Series2

Sumber : Annual Report tahun 2008 Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Page 87: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

78

Keterangan : berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa total

laba (rugi) bersih Bank Muamalat setiap tahunnya mengalami kenaikan, kenaikan

tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu sebesar Rp. 207.21 miliar atau 42,6%

dibandingkan kenaikan yang terjadi pada tahun 2007 hanya sebesar Rp. 145,33 miliar

atau sebesar 3,41%. Kenaikan tersebut terjadi karena Bank Muamalat terus dan terus

meningkatkan jaringan pelayanannya hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Secara

umum, perbankan syariah nasional tumbuh cukup baik di tahun 2008, sehingga dapat

meningkatkan market share-nya dari 1,84% di tahun 2007 menjadi 2,14 % di tahun

2008.

Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Tabel 4

Perkembangan Rasio

(Dalam Persentase)

Keterangan 2006 2007 2008

FDR 83.60 99.16 104.41

CAR 14.23 10.69 10.83

BOPO 84.69 82.75 78.94

ROA 2.10 2.27 2.60

Sumber Annual Report Tahun 2008

Page 88: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

79

1). Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek. Salah satunya dapat dilakukan dengan

menggunakan FDR, yang perkembangannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.1

Perkembangan FDR

FDR

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

1 2 3

Tahun

dala

m p

erse

ntas

e

Series1

Sumber Annual Report Tahun 2008

Keterangan : dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahun

FDR mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007, yaitu

sebesar 15,56% hal tersebut disebabkan karena terjadi kenaikan total Dana Pihak

Ketiga (DPK) yang tidak diimbangi oleh total pembiayaan yang disalurkan oleh Bank

Muamalat Indonesia kepada para nasabahnya.

Dan pada tahun 2008 FDR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar

5,25%, akan tetapi peningkatan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun

2007. Hal tersebut disebabkan karena terjadi peningkatan total penyaluran

pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Muamalat yang tidak diimbangi dengan total

Page 89: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

80

jumlah dana (DPK) yang terkumpul di Bank. Walaupun demikian, maka dapat

dikatakan bahwa kondisi keuangan Bank Muamalat baik, karena semakin tinggi nilai

FDR, maka kondisi keuangan suatu bank akan semakin baik pula. Jika dilihat dari

perkembangan FDR Bank Muamalat dari tahun 2006-2008 dapat disimpulkan bahwa

kondisi keuangan Bank Muamalat baik sekali.

2). Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Dalam hal

ini penulis menggunakan CAR atau rasio kecukupan modal untuk mengukurnya.

Gambar 4.2

Perkembangan CAR

CAR

0200400600800

1000120014001600

1 2 3

tahun

dala

m p

erse

ntas

e

Series1

Sumber Annual Report Tahun 2008

Keterangan : dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa telah tejadi

penurunan nilai CAR atau rasio kecukupan modal. Pada tahun 2007 nilai CAR

Page 90: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

81

sebesar 10,69%, dimana rasio tersebut mengalami penurunan sebesar 3,54% dari

tahun 2006. Hal tersebut disebabkan karena bank belum mampu untuk memenuhi

kewajiban / menutupi hutangnya, baik hutang jangka pendek ataupun hutang jangka

panjang dari modal yang dimilikinya.

Sedangkan pada tahun 2008 CAR mengalami peningkatan sebesar 10,83%

atau sebesar 0,14% dibandingkan dengan tahgun 2007, keadaan demikian disebabkan

terjadi karena bank sudah mampu untuk memenuhi kewajibannya yang harus dibayar

dari modal yang dimilikinya.

3) Rasio Rentabilitas / Profitabilitas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba.

Dalam hal ini oenulis menggunakan rasio BOPO dan ROA yang perkembangannya

terlihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.3

Perkembangan BOPO

BOPO

760078008000820084008600

1 2 3

tahun

dala

m p

erse

ntas

e

Sumber Annual Report tahun 2008

Page 91: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

82

Keterangan : dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi penurunan nilai

BOPO setiap tahunnya, pada tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan sebesar 1,94%

dan 3,81%, dan penurunan nilai besar terjadi pada tahun 2008. Hal tersebut

disebabkan karena kinerja bank yang semakin solid, antara lain melalui keberhasilan

perluasan jangkauan layanan ke seluruh provinsi di Indonesia dan juga berkat

penetrasi share-E serta keberhasilan strategi WAR yang semakin menjangkau ke

seluruh pelosok di Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah nilai

BOPO, maka dapat dikatakan semakin baik kondisi keuangan suatu bank.

Gambar 4.4

Perkembangan ROA

ROA

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3

tahun

dala

m p

erse

ntas

e

Series1

Sumber Annual Report BMI tahun 2008

Keterangan : dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2007

nilai ROA sebesar 2,27% mengalami peningkatan sebesar 0, 17% dibandingkan

dengan tahun 2006, hal tersebut disebabkan karena terjadi peningkatan laba yang

diimbangi dengan peningkatan total asset Bank Muamalat.

Page 92: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

83

Dan pada tahun 2008 perkembangan ROA mengalami kenaikan sebesar

0,33%, kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007. kenaikan

nilai ROA yang terjadi antara tahun 2007 dan 2008 disebabkan dengan keadaan yang

tidak jauh berbeda, yaitu bank mengalami peningkatan total asset, total jumlah

penyaluran pembiayaan, total DPK yang menyebabkan peningkatan laba. Dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai ROA, maka semakin baik kemampuan bank

dalam memperoleh laba.

Page 93: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

BAB IV

ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH

A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah pada Bank Muamalat

Indonesia, Tbk

Gambar 5

Perkembangan pemberian pembiayaan mudharabah

perkembangan pembiayaan mudharabah

0500000000

1000000000150000000020000000002500000000

1 2 3

tahun

dala

m m

iliar

rupi

ah

Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Keterangan : dari gambar diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan

perkembangan pemberian pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat, pada tahun

2007 terjadi penurunan sebesar Rp 34 miliar atau 14% dibandingkan dengan tahun

2006.

Kondisi yang tidak berbeda juga terjadi pada tahun 2008, terjadi penurunan

pemberian pembiayaan mudharabah sebesar Rp 41,67 miliar. Hal tersebut

84

Page 94: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

85

disebabkan karena krisis financial yang melanda hampir seluruh dunia, hal tersebut

dipicu oleh krisis sub-prime mortgage. Dampak serius yang ditimbulkan antara lain

dengan bertumbangannya lembaga-lembaga keuangan besar di dunia, sebagian yang

lain terpaksa menerima bantuan permodalan dari pemerintahnya masing-masing.

Krisis finasial global ini juga dirasakan oleh Indonesia, baik di pasar saham, pasar

modal dan tak terkecuali perbankan nasional.

Oleh karena itu, dilihat dari keadaan ekonomi yang terjadi di dunia, maka

Bank Muamalat mengambil keputusan untuk mengurangi penyaluran, khususnya

pembiayaan mudharabah kepada nasabah-nasabahnya. Selain karena kondisi krisis

finansial global pengurangan pembiayaan juga dilakukan karena untuk menerapkan

prisip kehati-hatian (prudent) karena dana yang terkumpul di Bank Muamalat yang

paling dominan berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK), oleh karena itu, Bank

Muamalat harus menjaga amanah yang telah dititipkan oleh nasabahnya untuk

menyalurkan dana-dana mereka kepada sesuatu yang dapat menghasilkan

keuntungan/bagi hasil yang memuaskan dengan prinsip syariah. Menurut catatan

Bank Indonesia, laba perbankan nasional secara agregat di tahun 2008 turun 13%

sementara laba yang diraih perbankan syariah juga turun 20%.

Untuk memperoleh dana pemberian pembiayaan mudharabah pada Bank

Muamalat, maka seorang nasabah harus mengikuti prosedur atau ketentuan yang

berlaku di Bank Muamalat, yaitu seorang nasabah harus melewati beberapa tahap,

diantaranya:

Page 95: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

86

Pertama, seorang nasabah harus menyerahkan proposal pembiayaan

mudharabah dan mengisi formulir pembiayaan mudharabah yang telah disiapkan

oleh Bank Muamalat, dalam proposal tersebut setidaknya berisi tentang gambaran

umum usaha, lokasi, tujuan penggunaan pembiayaan dan lain-lain,

rencana/prospectus, perincian rencana penggunaan dana dan jumlah, jangka waktu

penggunaan dana tersebut.

Kedua, setelah nasabah mengajukan proposal permohonan pembiayaan,

langkah selanjutnya adalah pihak bank melakukan peninjauan/survey keadaan

nasabah, dengan melakukan prinisp 5 C, yaitu Character artinya sifat atau karakter

nasabah pengambil pinjaman, Capacity artinya kemampuan membayar nasabah untuk

menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil, Capital artinya

besarnya modal yang diperlukan peminjam, . Colateral artinya jaminan yang telah

dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank dan terakhir Condition artinya

keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak. Penilaian tersebut dilakuan untuk

mengetahui apakah informasi yang diberikan nasabah kepada bank benar adanya atau

tidak, dan kegiatan tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan atau pemalsuan

data oleh nasabah.

Ketiga, setelah dilakukan penilaian nasabah oleh bank melalui laporan

kunjungan setempat, maka langkah selanjutnya adalah pengajuan MUP

(Memorandum Usulan Pembiayaan) yang meliputi :

• Analisa Pembiayaan ( Analisa Kualitatif dan Kuantitatif)

Page 96: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

87

• Analisa Jaminan.

• Analisa Risiko.

• Evaluasi Kebutuhan Dana

• Penetapan Struktur Fasilitas

• Pengajuan MUP ke KPP (Komite Persetujuan Pembiayaan)

Selain melakukan analisa diatas, bank juga harus menganalisis risiko dari

pemberian pembiayaan tersebut, karena penilaian dini dari adanya pembiayaan

tersebut sangat dianjurkan agar ketika tejadi pembiayaan bermasalah bank muamalah

dapat segera mengatasinya dengan baik, tepat dan cepat.

Setelah pengajuan MUP ke KPP telah dilaksanakan, maka proses selanjutnya

adalah menunggu keputusan pembiayaan dari rapat komite. Setelah ada keputusan

dari rapat komite tentang persetujuan pembiayaan, maka langkah selanjutnya adalah

pelaksanaan keputusan KPP, yang meliputi: penyampaian SPP (Surat Persetujuan

Pembiayaan) ke nasabah, dokumentasi dan administrasi serta penandatanganan akad

pembiayaan mudharabah tersebut dan jaminan yang diberikan nasabah kepada bank

serta realisasi pembiayaan.

Tahap selanjutnya yang dilakukan bank setelah pembiayaan mudharabah

tersebut dicairkan adalah bank melakukan pemantauan terhadap usaha nasabah,

pemantauan tersebut dilakukan untuk mengetahui kegiatan nasabah apakah kegiatan

pembiayaan tersebut benar-benar dilaksanakan sesuai dengan akad perjanjian atau

hanya digunakan untuk kepentingan nasabah saja. Pemantauan jaminan nasabah,

Page 97: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

88

pembinaan nasabah dan pemantauan pembayaran nasabah, semua pemantauan

tersebut dilakukan untuk menghindari adanya pembiayaan bermasalah, NPF (Non

Performing Finance).

Langkah-langkah diatas merupakan suatu proses tahapan-tahapan yang harus

dilalui oleh nasabah untuk mendapatkan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia,

khususnya dalam hal ini adalah pembiayaan dana mudharabah.

B. Faktor-faktor Penyebab Pembiayaan Mudharabah Bermasalah

Tingkat perkembangan NPF yang terjadi selama tiga tahun terakhir ini

dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Tabel 7

Keterangan 2006 2007 2008

NPF 4.84 1.33 3.85

Page 98: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

89

Gambar 7

Perkembangan NPF

NPF

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3

tahun

dala

m p

erse

ntas

e

Series1

Sumber Annual Report BMI tahun 2008

Keterangan : dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat

persentase pembiayaan yang bermasalah dalam hal pengembalian dana pembiayaan

yangh terdapat di Bank Muamalat Indonesia mengalami peningkatan yang fluktuatif.

Kondisi tingkat NPF yang paling baik terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 1,33%

dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2008, yaitu masing-masing sebesar 4,84% dan

3,85%. Penurunan paling besar terjadi pada tahun 2007 sebesar 3,51%, penurunan

tersebut disebabkan karena bahwa kondisi keuangan (arus cash flow) nasabah

mengalami peningkatan dalam usahanya (baik) sehingga nasabah mampu

mengembalikan dana pembiayaan tepat pada waktunya, tidak mengalami tunggakan

dalam pengembalian.

Akan tetapi, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan keadaan tahun

2008, dimana tingkat nilai NPF mengalami kenaikan yang cukup tinggi, yaitu sebesar

Page 99: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

90

3,85% atau sebesar 2,52%, keadaan tersebut disebabkan karena krisis ekonomi global

yang terjadi di Amerika dan Indonesia terkena imbasnya pula.

Walaupun dalam kondisi ekonomi tersebut Bank Muamalat mengalami

peningkatan nilai NPF nya, akan tetapi hal tersebut tidak membuat Bank Muamalat

melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Bank Indonesia No

6/18/PBI/2004 yang menyatakan bahwa tingkat NPF paling tinggi sebesar 5%.

Dengan demikian, maka tingkat nilai NPF Bank Muamalat sendiri tidak melampaui

ketentuan tang telah ditentukan oleh Bank Indonesia, artinya tingkat nilai NPF Bank

Muamalat masih dianggap dalam kondisi wajar. Dan dalam pelaksanaannya

bisnisnya, Bank Muamalat tetap memperhatikan “4P” yaitu Pertumbuhan, Profit,

Purpose (Misi), dan Prudent (Kehati-hatian). Dengan program tersebut diperoleh

keseimbangan dalam pencapaian pertumbuhan yang konsisten, laba yang tinggi,

pelaksanaan misi terurtama keberpihakkan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) yang menyebabkan kualitas pembiayaan terpelihara dengan relatif baik

dan rasio Non-Performing Finance (NPF) yang terjaga dengan baik pula.

Dalam kenyataannya tidak semua pembiayaan yang disalurkan oleh bank

akan berjalan dengan mulus sesuai dengan keinginan dan tujuan bank, karena ada

beberapa diantaranya pembiayaan yang tidak produktif dan mungkin mengalami

kemacetan dalam pengembalian pinjaman dari nasabahnya. Peristiwa seperti hampir

ini di alami oleh semua institusi keuangan, bahkan Bank Muamalat sendiripun

sebagai sebuah lembaga keuangan tidak dapat menghindari kenyataan tersebut.

Page 100: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

91

Suatu masalah tidak akan timbul / terjadi sebelum terjadinya suatu

kejadian yang menyebabkan timbulnya permasalahan, begitu juga dengan

penyebaran pemberian pembiayaan dana mudharabah, pembiayaan mudharabah

tidak akan ada masalah sebelum adanya sesuatu yang mengakibatkan terjadinya

masalah.

Masalah-masalah dalam pembiayaan tersebut dapat terjadi karena adanya

faktor penyebab pembiayaan bermasalah, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah pada

Bank Muamalat, yaitu:

a. Aspek Analisa Pembiayaan

1. Kurang baiknya pemahaman pihak bank atas bussines yang dilaksanakan

oleh nasabah (Nature of Bussiness).

2. Kurang dilakukan evaluasi apakah laporan yang disajikan oleh nasabah

wajar atau tidak dan kurang teliti terhadap laporan keuangan yang disajikan

oleh nasabah saat pembagian keuntungan.

b. Aspek Perhitungan Modal

- Aspek yang kedua berupa aspek perhitungan modal kerja, dalam hal ini pihak

bank kurang teliti dalam membiayai suatu proyek, maksudnya pembiayaan

(jumlah dana/modal) yang diberikan oleh bank kepada nasabah tidak/kurang

sesuai dengan bisnis yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan

c. Aspek Sumber Pengembalian

Page 101: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

92

- Aspek yang mempengaruhi dalam penyebab pembiayaan bermasalah

selanjutnya adalah aspek sumber pengembalian modal, dalam hal ini pihak

bank terlalu optimis bahwa nasabah akan mengembalikan dana tersebut

tepat pada waktunya dan return yang akan diperoleh bank relatif

besar/tinggi, padahal itu belum tentu akan terjadi.

- Pihak bank kurang memperhatikan aspek penjualan dan tidak

memperhitungkan kebiasaan berbisnis di pasaran dan pihak bank juga

kurang memperhatikan aspek kompetitor lain, yang bersumber dari

bank/perusahaan lain.

d. Aspek Jaminan

Bank tidak memperhitungkan aspek marketable, dalam hal ini adalah

jaminan/agunan yang diberikan oleh nasabah untuk memperoleh pembiayaan,

bank hanya menganggap jaminan tersebut sebagai pelengkap saja tanpa

memperhitungkan adanya resiko yang terjadi dalam pembiayaan proyek/kerja

sama tersebut, seandainya terjadi pembiayaan bermasalah.

e. Lemahnya Aspek Supervisi dan Monitoring

Desk monitoring

- Kurangnya dilakukan evaluasi atas rekening koran.

- Kurangnya perhatian atas keterlambatan pembayaran keawajiban nasabah.

- Belum diterapkannya managing collectibility tentang “how to manage

your account“ hubungannya dengan tingkat kesehatan pembiayaan.

Page 102: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

93

On side monitoring

Pihak bank jarang melakukan kunjungan ke lokasi usaha nasabah,

sehingga apabila ada side streaming (pemakaian kredit yang menyimpang

dari perjanjian) dan permasalahan nasabah tidak dapat terdeteksi sejak

awal.1

Selain disebabkan oleh faktor intern, pembaiayaan bermasalah juga dapat

disebabkan oleh faktor ekstern, diantaranya yaitu :

Faktor Ekstern yang disebabkan karena nasabah, diantarnya, yaitu :

1. Nasabah kalah dalam persaingan usaha di pasaran.

2. Usaha yang dijalankan oleh nasabah relatif baru sehingga konsumen

kurang minat terhadap produksi tersebut.

3. Gagal dalam collection.

4. Side streaming dalam penggunaan dana oleh nasabah.

5. Nasabah kurang menguasai bidang usahanya.

6. Character nasabah tidak bagus, nasabah beritikad tidak baik terhadap dana

tersebut.2

Selain karena nasabah, faktor ekstern juga bisa disebabkan karena faktor

lingkungan, kondisi mikro dan makro ekonomi yang relatif kurang stabil, seperti pada

tahun 2008 ini, kondisi ekonomi dunia yang mengalami pergolakan yang akhirnya

1 Arsip Bank Muamalat Indonesia 2 Arsip Bank Muamalat Indonesia

Page 103: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

94

menyebabkan krisis finansial global yang berdampak pada pengurangan penyaluran

pembiayaan oleh sejumlah bank tak terkecuali Bank Muamalat, tindakan tersebut

dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi terjadinya pembiayaan bermasalah.

Faktor-faktor di atas yang dapat menyebabkan terjadinya suatu pembiayaan

bermasalah, sehingga pengembalian modal pembiayaan tersebut menjadi tidak

lancar/tersendat untuk di berikan kepada para investor. Oleh karena itu, apabila

terjadi pembiayaan bermasalah, maka harus segera diselesaikan/ditangani agar

masalah tersebut menjadi besar dan berakibat fatal.

C. Upaya Penanganan dan Penyelesaian Pembiayaan Mudharabah

Bermasalah

Perkembangan usaha nasabah, perkembangan pasar, pemasaran produksi dan

keuangan nasbah wajib dipantau terus menerus sampai saat pembiayaan tersebut

lunas. Tujuan yang hendak di capai dari pemantauan kegiatan usaha nasabah dan

peninjauan kembali pembiayaan mmudharabah adalah :

1. untuk mengetahui penyebab menurunnya kemampuan menghasilkan laba dan

kemapuan mengembalikan dana pembiayaan mudharabah.

2. untuk mengetahui perubahan kondisi usaha, ekonomi, moneter dan politik.

3. untuk memantau seluruh pembiayaan yang telah di berikan dan memantau

hasil penerapan kebijaksanaan pembiayaan yang di berikan.

Page 104: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

95

Fokus peninjauan kembali pembiayaan mudharabah yang dilakukan Bank

Muamalat adalah mengevaluasi kinerja nasabah, kondisi keuangan, perkembangan

pasar dan pemasaran produk serta prospek usaha nasabah di masa depan.

Peninjauan kembali pembiayaan mudharabah merupakan kegiatan dan

tanggungjawab bersama antar bagian dan antar pejabat BMI, komite pembiayaan,

bagian pemasaran, pengawasan, administrasi, dokumentasi pembiayaan termasuk AO

karena AO lah yang menghubungkan antara bank dengan nasabah.

Adapun kiat khusus yang dilakukan oleh Bank Muamalat dalam mengatasi

risiko pembiayaan mudharabah bermaslah adalah dengan membentuk Risk

Management Committee, yaitu suatu lembaga yang bertugas untuk menangani setiap

permasalahan yang ada dalam pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat

kepada nasabahnya ketika nasabah tersebut telat dalam pengembalian pinjamannya.

Risk Management Committee ini dikhususkan untuk menangani nasabah-

nasabah yang bermasalah dalam pengembalian pinjamannya dimana pihak AO sudah

angkat tangan karena AO sudah tidak sanggup lagi untuk menghadapi nasabah

tersebut. Selain Risk Management Committee ini, Bank Muamalat juga bekerja sama

dengan Financing Support Group, Compliance Officer, institusi ini adalah suatu

lembaga yang dikhususkan untuk menangani pembiayaan-pembiayaan yang

bermasalah, yaitu dengan melakukan peninjauan langsung kepada nasabah, tindakan

tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya di lapangan (nasabah).

Sebelum komite ini melakukan penyelamatan atau penyelesaian atas

pembiayaan bermasalah, terlebih dahulu komite ini melakukan identifikasi terhadap

Page 105: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

96

masalah yang dihadapi oleh nasabahnya. Proses identifikasi ini merupakan suatu hal

yang sangat penting untuk dilakukan dan diketahui sebelum melangkah pada

penyelesaian pembiayaan lebih lanjut, jika identifikasi ini dilakukan dengan keliru,

maka penyelesaian selanjutnya kemungkinan besar juga akan keliru, oleh karena itu

proses identifikasi ini harus dilakukan dengan baik dan hati-hati.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan identifikasi

tersebut adalah :

1. Mendapatkan data usaha nasabah masa lalu

data yang dimaksud adalah yang dinilai dari beberapa aspek dengan melakukan

evaluasi ulang pembiayaan, diantaranya :

• Aspek Management

• Aspek Pemasaran

• Aspek Produksi

• Aspek Keuangan

• Aspek Yuridis

• Aspek Jaminan

• Aspek Nilai Jaminan (Retaksasi)

Khusus untuk aspek Yuridis dan Jaminan mintakan Opini Legal, untuk

penyempurnaan kelemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam pengikatan

pembiayaan maupun jaminan, agar tidak terdapat peluang bagi nasabah dan pihak

Page 106: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

97

ketiga untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menimbulkan kerugian bagi

bank.

2. menganalisa data yang tersedia

3. mengambil kesimpulan

Dari analisa tersebut diatas, maka akan diperoleh suatu kesimpulan atas

sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya pembiayaan bermasalah, selanjutnya

untuk mengetahui lebih jelas tentang permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan

pembicaraan / perbincangan dengan nasabah.

Setelah diketahui secara pasti akan penyebab terjadinya permasalahan

pembiayaan mudharabah bermasalah, selanjutnya komite ini melakukan beberapa

tindakan yang perlu dilakukan sesuai dengan tingkat masalah yang dihadapi oleh

nasabah, diantaranya:

1. Restructuring (penataan ulang)

Tindakan ini dilakukan kepada nasabah yang kekurangan dana untuk

mengembalikan pembiayaan tetapi masih berkemauan untuk mengembalikan dana

tersebut, ada barang jaminan dan prospek usahanya pun bagus, maka tindakan yang

dilakukan oleh komite pembiayaan bermasalah ini dalam rangka meringankan beban

nasabah adalah dengan menambah dana pembiayaan yang diharapkan dapat

membantu nasabah untuk meningkatkan usaha nasabah dan mengembalikan dana

pembiayaan tersebut. Dalam tindakan ini bisa terjadi konversi akad antara bank

dengan nasabah karena terjadi penambahan jumlah plafond dan jaminan.

Page 107: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

98

Persentase jumlah pembiayaan yang telah di structure oleh Bank Muamalat

terhadap nasabah pembiayaan mudharabah adalah Rp 14.203.186 pada tahun 2008

dan Rp. 33.764.191 pada tahun 2007 atau sebesar 42%. Proses restrukturisasi ini

dilakukan dengan cara perpanjangan masa pelunasan pembiayaan nasabah.

2. Rescheduling

Tindakan ini dilakukan kepada nasabah yang tidak mampu tetapi masih

berkemauan / harapan untuk mengembalikan dana pembiayaan, masih ada potensi

usaha, ada barang jaminan, maka tindakan yang dilakukan oleh komite pembiayaan

bermasalah untuk menangani pembiayaan bermasalah ini adalah dengan memberikan

perpanjangan waktu pelunasan dana pembiayaan, perubahan besarnya angsuran tanpa

adanya perubahan margin pembiayaan, misalnya untuk pembiayaan modal kerja batas

waktu pengembalian selama 18 bulan (1 ½ tahun) dan untuk pengembalian

pembiayaan investasi batas waktu maksimal pengembalian maksimal 36 bulan (3

tahun).

Fasilitas penjadwalan ulang ini diberikan kepada nasabah yang mempunyai

I’tikad baik untuk mengembalikan dana pembiayaan dan berkarakter bagus serta

jujur.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah : 280

Page 108: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

99

Artinya : “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,

maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, jika terdapat nasabah yang mengalami

kesukaran atau kesulitan dalam pengembalian dana pembiayaan, maka sebaiknya

Bank tersebut memberikan kelonggaran jangka waktu pengembalian dana

pembiayaan agar nasabah tersebut dapat keleluasan waktu dalam mengembalikan

dana tersebut.

3. Penyitaan barang jaminan

Tindakan ini dilakukan bagi nasabah yang tidak mampu lagi dan tidak

berkemauan untuk mengembalikan dana pembiayaan, prospek usahanya pun tidak

bagus, tetapi masih ada barang jaminan, maka tindakan yang perlu dilakukan oleh

komite penanganan pembiayaan bermasalah ini adalah dengan menyita barang

jaminan yang ada yang diserahkan secara sukarela oleh nasabah kepada pihak Bank.

Dalam Bank Muamalat, penyitaan barang jaminan disebut AYDA (Agunan

Yang Diambil Alih) adalah asset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan

maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan sukarela oleh pemilik agunan

atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan. Tindakan

tersebut dilakukan dalam hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.

Proses eksekusi ini dilakukan dengan melelang atau menjual barang jaminan

nasabah, apabila pelelangan atau penjualan jaminan tersebut kurang dari dana

pembiayaan yang dipinjam oleh nasabah, maka kekurangan dari dana pembiayaan

Page 109: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

100

tersebut di bebankan kepada nasabah, akan tetapi jika hasil dari pelelangan atau

penjualan tersebut melebihi jumlahnya dari dana yang dipinjam, maka sisa atau

kelebihan dari hasil pelelangan atau penjualan barang jaminan tersebut dikembalikan

kepada nasabah.

4. Write off

Tindakan ini dilakukan bagi nasabah yang tidak mampu dan tidak

berkemauan untuk mengembalikan dana pembiayaan, tidak ada barang jaminan dan

prospek usahanya pun tidak bagus, maka barang komite ini hanya dapat bertindak

untuk menghapus dan mengakhiri akad perjanjian dengan nasabah tersebut walaupun

pada akhirnya pihak Bank yang akan menanggung semua kerugian yang ada. Total

yang dihapus buku oleh Bank Muamalat selama tahun 2008 sebesar 30.636.373,

tindakan tutup buku tersebut dilakukan karena manajemen beranggapan pembiayaan

tersebut tidak mungkin tertagih kembali.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah : 280

Artinya : “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,

maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”

Berdasarkan ayat Al-Qur’an diatas, Allah SWT memerintahkan kepada

manusia untuk saling tolong menolong, salah satunya adalah dengan memberikan

Page 110: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

101

pinjaman kepada sesama apabila salah seorang diantara kalian ada yang kekurangan

dana, dan apabila pada waktunya / jatuh tempo pinjaman tersebut tidak dapat

dikembalikan, maka berilah ia penangguhan waktu/tenggang waktu agar ia bisa

mendapatkan kembali sejumlah uang untuk membayar pinjaman tersebut. Akan

tetapi, apabila ia sudah diberi kelonggaran waktu untuk membayar pinjaman tersebut

dan sampai pada beberapa kali batas waktu ia belum juga mampu untuk melunasinya,

maka sedekahkanlah karena itu lebih baik dan mulia bagimu.

Selain melakukan penanganan-penanganan tersebut di atas, Bank Muamalat

juga telah menerapkan suatu peraturan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia

yang tercantum di dalam PBI No 3/10/PBI/2001 tentang penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah / Know Your Customer (KYC), kegiatan tersebut dimaksudkan pada seluruh

Kantor Cabang / Cabang Pembantu dan Kantor Kas di Indonesia. Dan implementasi

penerapan program KYC ini telah dilaksanakan melalui Unit Kerja Pengenalan

Nasabah (UKPN) yang berada dibawah Supervisi Direktur Kepatuhan.

Selain itu, unit manajemen risiko PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

mempunyai cara untuk mengatasi risiko dalam penyaluran pembiayaan, yang

bertujuan untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari pembiayaan

mudharabah, antara lain:

a. Hasil penjualan/pendapatan dari bisnis yang dibiayai seluruhnya harus melalui

mekanisme mutasi rekening dibank sehingga dapat dengan mudah dikontrol

bersama dengan nasabah tanpa perlu klarifikasi lagi untuk memastikan

kebenaran data penjualan/pendapatan tersebut.

Page 111: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

102

b. Menggunakan objek bagi hasilnya adalah Revenue Sharing.

c. Didalam bisnis yang dibiayai terdapat suatu media/alat yang mencatat

realisasi penjualan/pendapatan yang keamanannya terjamin, sehingga juga

dapat mempermudah klarifikasi data realisasi penjualan tersebut.

d. Fasilitas mudharabah ini sebaiknya diberikan kepada nasabah yang sudah

eksisting dengan past performance yang tergolong prime customer dan telah

teruji bukan kepada new custumer.

e. Sebaiknya bank membiayai suatu bidang usaha dengan kondisi sedang dalam

tahap pertumbuhan, bukan dalam tahap penurunan usaha sehingga jika dilihat

dari sisi product life cycle, produk dari bidang usaha tersebut harus sedang

dalam masa pertumbuhan juga bukan dalam masa pengenalan, kematangan

dan bahkan penurunan.

f. Sebaiknya bidang usaha yang dibiayai disesuaikan dengan kemampuan staf

marketing banknya dalam menguasai aspek-aspek teknis dari usaha tersebut.

g. Jangan memberikan fasilitas mudharabah kepada suatu perusahaan yang

tergolong start up company (baru memulai usaha).

h. Bidang usaha yang akan dibiayai harus telah diyakini benar dampak risikonya

(pilih usaha yang paling manageble risikonya).

i. Sedapat mungkin alur nasabah dikuasai oleh bank.

j. Memberikan covenant, yaitu jika realisasi objek bagi hasil tidak sesuai dengan

proyeksi, maka bank berhak ikut melakukan pengelolaan usaha tersebut

minimal aspek keuangannya.

Page 112: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

103

k. Memonitor dengan baik keteraturan dan ketepatan waktu nasabah dalam

memberikan laporan objek bagi hasil sebagai ukuran bank dalam menilai

aspek character nasabah.

Page 113: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Prosedur atau tata cara untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah pada Bank

Muamalat, adalah sebagai berikut:

a. pertama bank melakukan pengumpulan data nasabah yang mengajukan

pembiayaan, berupa kegiatan inisiasi dan solisitasi, kegiatan tersebut

dilakukan setelah calon/nasabah mengajukan proposal permohonan

pembiayaan kepada Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

b. penyelidikan berkas oleh pihak bank kepada calon/nasabah berupa kunjungan

setempat, informasi dari bank atau pihak lain yang memiliki hubungan

dengan calon/nasabah pembiayaan

c. pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) ke KPP untuk di

pertimbangkan, apakah nasabah tersebut berhak atau tidak untuk

mendapatkan pembiayaan.

d. langkah selanjutnya adalah Keputusan Pembiayaan oleh Rapat Komite.

e. Realisasi Keputusan pembiayaan berupa akad penandatanganan pembiayaan

dan penyerahan jaminan oleh nasabah kepada bank

104

Page 114: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

105

f. Pemantauan pelaksanaan kegiatan nasabah dan terakhir pelunasan

pembiayaan mudharabah oleh nasabah serta pengembalian jaminan kepada

nasabah oleh bank.

2. Kendala/faktor-faktor yang dihadapi oleh Bank Muamalat dalam pemberian

pembiayaan mudharabah, sehingga menimbulkan pembiayaan mudharabah

bermasalah disebabkan karena faktor intern dan ekstern. Faktor intern

bersumber dari Bank Muamalat itu sendiri yang disebabkan berupa aspek

analisa pembiayaan, aspek perhitungan modal, aspek sumber pengembalian,

aspek jaminan dan lemahnya aspek supervise dan monitoring yang dimiliki oleh

Bank Muamalat dalam menilai calon/nasabah pembiayaan. Adapun faktor

ekstern adanya pembiayaan bermasalah bersumber dari pihak nasabah, yaitu

nasabah kalah dalam persaingan di pasaran, nasabah side streaming, nasabah

kurang menguasai bidang/bisnis tersebut dan kelalaian-kelalaian lain yang

dilakukan oleh nasabah, selain karena disebabkan karena nasabah, faktor

ekstern juga bisa disebabkan karena kondisi ekonomi mikro dan makro ekonomi

yang kurang, tidak stabil sehingga menyebabkan terjadinya pembiayaan

mudharabah bermasalah.

3. upaya penanganan yang dilakukan oleh Bank Muamalat untuk menangani

pembiayaan bermasalah adalah dengan mendapatkan data usaha nasabah masa

lalu, menganalisa data nasabah tersebut dan mengambil kesimpulan. Pada tahap

awal ini pihak bank melakukan pendekatan perbincangan kepada nasabah untuk

Page 115: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

106

mengetahui sebab/penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah, usaha nasabah

mengalami kemunduran (tidak bagus). Setelah dibuat kesimpulan, maka

langkah selanjutnya adalah dengan mengelompokkan atau menyesuaikan

penanganan pembiayaan bermasalah tersebut sesuai dengan masalah yang

dihadapi. Tindakan-tindakan tersebut antara lain; restructuring yaitu penataan

ulang, rescheduling (penjadwalan ulang pembiayaan tersebut), penyitaan barang

jaminan, dan terakhir tindakan yang dilakukan adalah dengan write off, tindakan

ini dilakukan jika nasabah sudah tidak mampu lagi untuk mngembalikan dana

tersebut dan manajemen beranggapan bahwa pembiayaan tersebut sudah tidak

dapat tertagih lagi.

B. Saran-saran

1. Dipastikan hampir semua bank mengalami risiko pembiayaan, untuk itu Bank

Muamalat perlu mempersiapkan panduan pengelolaan pembiayaan

bermasalah, khususnya pembiayaan yang berbasis bagi hasil, seperti

pembiayaan mudharabah karena mudharabah adalah pembiayaan yang sarat

dengan adanya risiko/permasalahan.

2. Penyebab fundamental terjadinya pembiayaan bermasalah adalah kurangnya

pengetahuan dan komunikasi di antara manajemen bank dan nasabah

pengguna pembiayaan tersebut, oleh sebab itu setiap praktisi Perbankan

Muamalat harus senantiasa mengupayakan terciptanya komunikasi yang baik

Page 116: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

107

dengan nasabah, agar kebijakan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan

baik sesuai dengan kesepakatan perjanjian kedua belah pihak.

3. Dalam memberikan pembiayaan, pihak bank seharusnya dapat memahami dan

mengetahui dengan jelas kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan oleh

calon/nasabah pembiayaan mudharabah tersebut benar adanya atau tidak

menyimpang dari akad, agar tidak terjadi side streaming dan ketidakjujuran

nasabah. Oleh karena itu, perlu adanya penempatan Sumber Daya insani yang

benar-benar memahami proyek nasabah tersebut, dan sebaiknya posisinya

tidak hanya dijadikan pengawas saja, akan tetapi juga sebagai penasehat bagi

kelangsungan usaha nasabah agar dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Page 117: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya

Hadis

Agung Robiansyah, Kurnia, Pengembangan Produk Pembiayaan pada Perbankan

Syari’ah, Skripsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan

Perbankan Syari’ah Prodi Muamalat, tahun 2005

Antonio, M. Syafi’I, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Ed.Khusus, Bogor :

Tazkia Institute, 2001

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet ke-4, Jakarta : Pustaka

Alvabet, 2006

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : CV Pustaka Setia, 2002

Djojosoedarso, Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi, Edisi Revisi,

Jakarta : Salemba Empat, 2003

Ghafur W, Muhammad, Potret Perbankan Syariah di Indonesia Terkini : Kajian

Kritis Perkembangan Perbankan Syariah, Cet ke1, Yogyakarta : Biruni Press,

2007

Hafidhuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, Cet ke-

1, Jakarta : Gema Insani Press, 2003

108

Page 118: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

109

Hosen, M. Nadratuzzamanan dan A.M. Hasan, Ali, Kamus Populer Keuangan dan

Ekonomi Syraiah, Cet ke-1, Jakarta : PKES, 2007

Idroes, Ferry N, Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan dalam Konteks Kesepakatan

Basel dan Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006

Ibrahim Abu Sinn, Ahmad, Manajemen Syari’ah : Sebuah Kajian Historis dan

Kontemporer, Edisi 1 Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008

Karim, Helmi, Fiqh Muamalah, Ed. 1, Cet ke-2, Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada,1997

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, Cet ke6, Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2002

Lubis, Ibrahim, Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Cet ke-1, Jakarta : Kalam Mulia,

1995

M. Herujito, Yayat, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta : PT Grasindo, 2001

Masry Simbolon, Maringan, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, Cet ke-1,

Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004

Masykur, Harun, Manajemen Risiko Operasional Bank Syari’ah: Studi pada UUS

Bank Bukopin, Skripsi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan

Perbankan Syari’ah Prodi Muamalat, tahun 2008

Mufti, Aries dan M Syakir Sula, Amanah Bagi Bangsa, Jakarta : MES, 2006

Page 119: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

110

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN,

2005

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, Edisi

1, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari’ah, Edisi 1, cet ke-2 Yogyakarta :

Ekonisia, 2005

Muhammad, Kontruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah ; Mudharabah dalam

Wacana Fiqh dan Praktik Ekonomi Modern, Cet ke-1, Yogyakarta : PSEI,

2003

Muslaehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan dalam Islam, Cet ke-2, Jakarta : PT

Rineka Cipta, 1994

Nazir, Mohammad, Metode Penelitian, cet ke-5, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003

Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, Credit Management Handbook: Teori,

Konsep, Prosedur & Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir &

Nasabah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006

Siahaan, Hinsa, Manajemen Risiko, Konsep, Kasus, dan Implementasi, Jakarta: PT

ElexMedia Komputindo, 2007

Suyatno, Thomas, dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi ke 4, Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama

Page 120: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

111

Supramono, Gatot, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan Yuridis, Edisi

Revisi, Cet ke-2, Jakarta : Djambatan, 1996

Tampubolon, Robert, Risk Management : Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif,

Cet ke-2, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004

Wait, Watna, Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan

Mudharabah, Jakarta : STIEI, 2009

http:www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile, diakses tanggal 11

November 2009

http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/visi.misi,diakses tanggal 11

November 2009

Annual Report Bank Muamalat Indonesia tahun 2007

Annual Report Bank Muamalat Indonesia tahun 2008

Training financing, hand out, Muamalat Institute

Page 121: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

Daftar pertanyaan dan jawaban hasil penelitian.

1. Apa yang dimaksud dengan al-Mudharabah?

Jawab: yaitu suatu akad kerja sama yang dilakukan oleh bank, khususnya

Bank Muamalat dengan nasabah, yang selanjutnya disebut sebagai

Shahibul maal dan Mudharib, dimana dana yang dikeluarkan

bersumber dari dana bank 100%.

2. Apa sajakah jenis mudharabah?

Jawab :

a. Mudharabah Muthlaqah, yaitu nasabah (mudharib) bebas menggunakan

dana pembiayaan tersebut untuk membiayai suatu proyek tanpa harus

ditentukan spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnisnya.

b. Mudharabah Muqayyadah, yaitu mudharib tidak mempunyai kebebasan

untuk menggunakan dana pembiayaan tersebut, artinya shahibul maal

membatasi jenis usaha, waktu dan daerah proyek tersebut.

3. Risiko seperti apa yang biasa dihadapi oleh Bank Muamalat dalam

memberikan pembiayaan mudharabah?

Jawab: yaitu suatu perusahaan yang pailit atau tutup sehingga bank menjual

jaminannya.

Page 122: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

4. Apakah ada batasan jumlah dana dalam menyalurkan pembiayaan

mudharabah?

Jawab: tidak ada batasan, pemberian dana tersebut disesuaikan dengan

kebutuhan nasabah serta dilihat dari jaminannya.

5. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah?

Jawab : pertama-tama yang harus dilakukan adalah, calon/nasabah harus

mengajukan proposal permohonan pengajuan pembiayaan kepada

pihak bank serta mengisi/melengkapi formulir yang disediakan dan

diminta oleh bank, seperti data diri, data perusahaan dan sebagainya.

Langkah selanjutnya adalah bank melakukan verifikasi data nasabah

dengan melakukan inisiasi atau solisitasi, selanjutnya adalah

pengajuan Memorandum Usulan Pembiayaan (MUP) kepada Komite

Persetujuan Pembiayaan (KPP) untuk dipertimbangkan apakah

nasabah tersebut layak untuk diberikan pembiayaan atau tidak.

Selanjutnya adalah Realisasi Keputusan, berupa penyampaian Surat

Persetujuan Pembiayaan (SPP) dan penandatangan akad pembiayaan

dan jaminan oleh nasabah kepada bank apabila nasabah tersebut

layak untuk diberikan pembiayaan.

6. faktor apa sajakah yang di alami oleh Bank Muamalat dalam pemberian

pembiayaan mudharabah?

Page 123: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

Jawab : terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern, dimana penyebab dari

faktor intern adalah berasal dari dalam bank itu sendiri, seperti pihak

bank yang kurang memahami proyek yang dibiayai tersebut untuk

meneliti/meninjau apakah proyek tersebut mempunyai return yang

besar atau tidak. Sedangka faktor ektern adalah faktor yang berasal

dari nasabah, misalnya nasabah tidak cakap hukum, nasabah

menggunakan dana tidak seperti yang disebutkan di dalam kontrak.

7. Upaya apa yang dilakukan oleh Bank Muamalat untuk mengatasi pembiayaan

bermasalah tersebut?

Jawab : dengan memberikan surat peringatan/teguran kepada

nasabah untuk segera melunasi kewajibannya yang belum selesai,

apabila surat peringatan tersebut tidak direspon oleh nasabah, maka

langkah selanjutnya yang dilakukan untuk menangani pembiayaan

bermasalah adalah dengan melakukan evaluasi ulang pembiayaan,

seperti aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek yuridis, aspek

nilai jaminan nasabah, apabila evaluasi ulang tersebut tidak dapat

menyelesaikan masalah pembiayaan, maka Bank melakukan

Rescheduling, Restructuring. Apabila langkah-langkah penanganan

tersebut tidak dapat diselesaikan, maka penanganan selanjutnya

adalah penyelesaian melalui jaminan. Pihak bank menyita/menjual

jaminan yang diberikan oleh nasabah pada waktu akad, atau pihak

Page 124: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

bank mengajukan permasalahan tersebut ke BASYARNAS sebelum

akhinya diselesaikan Pengadilan Agama.

8. Bagaimana prospek pembiayaan mudharabah pada Bank Muamalat di masa

depan?

Jawab : sangat baik

Jakarta, 11 Rabiul Awal 1431 H 25 Februari 2010

Narasumber

Page 125: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang terdalam penulis haturkan ke Dzat yang maha Rahman bagi

semesta alam dan Rahim bagi semua hamba yang selalu menjalankan perintah-Nya,

yang telah menciptakan rasa cinta dan kasih kepada hati manusia.

Sholatullah Wasalamuh senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, yang tak

pernah lelah untuk selalu membimbing umatnya dengan penuh kasih sayang, kepada

keluarganya, sahabat serta umatnya sepanjang zaman semoga kita mendapat

syafa’atnya di yaumul Ba’ts.

Penulis bersyukur setelah proses yang cukup panjang dan melelahkan yang

sarat akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limapahan kasih dan sayang-

Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul” Manajemen Pembiayaan

Mudharabah Bermasalah”.

Penulis menyadari dengan kesederhanaan karya tulis ini yang masih banyak

kekurangan. Namun dengan ini juga penulis tidak bisa menutup mata akan peran

berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Perkenankan penulis untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada:

i

Page 126: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

1. Bapak Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Dr.Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Mu’amalat

Konsentrasi Perbankan Syariah dan Bapak H. Azharudin Latif M.Ag, selaku

Sekretaris Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah.

3. Bunda dan Ayah Tersayang, Hj Siti Maryam dan H. Daud H.M, Orang Tua

yang tiada lelah dan letih dalam memberi doa, semangat, harapan dan seluruh

limpahan kasih dan cintanya kepada penulis dalam segala-galanya.

Trimakasih you’re The Best My Parent’s.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan segala

pengetahuan kepada penulis sehingga dapat membuka wacana dan

pengetahuan bagi penulis terutama dalam pembelajaran pada bidang ekonomi

Islam.

5. Seluruh staff dan pihak lainnya dari Perpustakaan fakultas Syariah dan

Hukum, Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

Perpustakaan Muamalat Institute yang telah membantu dan memberikan

fasilitas kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Yayah Fazriah, Lia Dahlia, Ahmad Izudin, Fahmi Adam, Nurkholis Aulia

Rachman, adik-adik Qu Terkasih yang selalu memberikan semangat dan doa

ii

Page 127: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Moga kesuksesan, kebahagiaan,

dan kesejahteraan selalu ada dalam diri kalian.. Amin.

7. Tuk Suami_Qu tersayang, “Bang Nur Hasan”, terimakasih dah memberikan

doa, dukungan, limpahan kasih sayang yang begitu dalam kepada penulis,

moga ikatan suci qta tetap terjaga dan abadi,, amin..

8. Geng 6, trimakasih teman bwt semua dukungan dan doanya, put, selai, yayah

yang menjadi motivator penulis karena mereka kalian lulus lebih dulu, yang

kemudian disusul ma’ nyai dan wiwi. Semoga persahabatan kita tetap terjalin

dan terjaga sampai nanti.

9. Mba narti, serta pihak Muamalat Institute yang telah memberikan data dan

informasi dalam proses penulisan skripsi ini, trimakasih mba nartiiiiii..

10. Seluruh pegawai BMT CSM; Pa zar, Mba diah, Bang ero, Bang zul, Bang

didi, Mba nur, Pa sis, lucky, terimakasih atas doa dan semangatnya, terutama

tuk pa zar dan mba diah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

tuk menyelami ilmu di BMT CSM, hatur nuhun….

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa dan dukungan dalam

proses penyelesaian skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan. Trimakasih

semuanya!

iii

Page 128: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

Skripsi ini memiliki banyak kekurangan, walaupun pada hakekatnya memang

tidak ada yang sempurna di dunia ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Akhir kata semuanya penulis serahkan pada Dzat yang menciptakan dan

penguasa seluruh manusia.

Jakarta, 14 Jummadil Awwal 1431 H

29 April 2010

Penulis

iv

Page 129: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………….. 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………… 9

D. Objek Penelitian ……………………………………………... 10

E. Metode Penelitian …………………………………………… 11

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MANAJEMEN

PEMBIAYAAN MUDHARABAH

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen …………………………………… 16

2. Fungsi Manajemen ………………………………………. 18

3. Manajemen dalam Perspektif Islam ……………………… 19

v

Page 130: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan …………………………………... 24

2. Jenis-jenis Pembiayaan …………………………………… 26

3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ………………………….. 33

4. Pengertian dan Landasan Hukum Pembiayaan

Mudharabah ……………………………………………… 35

5. Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah …………………….. 38

6. Manfaat Pembiayaan Mudharabah ………………………. 39

7. Risiko Pembiayaan Mudharabah …………………………. 40

8. Aplikasi Pembiayaan Mudharabah dalam Perbankan ……. 41

C. Pembiayaan Bermasalah

1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah …………………….. 43

2. Penyebab Pembiayaan Bermasalah ………………………. 45

3. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah …………….. 48

D. Kajian Pustaka (Review Terdahulu) ………………………........ 50

BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA, TBk

A. Sejarah Berdirinya Bank Muamalat Indonesia ……………… 59

B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia ……………………. 63

vi

Page 131: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

C. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia …………… ... 64

D. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia ………………….. 66

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN

MUDHARABAH BERMASALAH

A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Mudharabah

pada Bank Muamalat Indonesia ………………………… 84

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan

Mudharabah bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia …… 87

C. Upaya Penanganan dan Penyelesaian Pembiayaan

Mudharabah bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia …… 93

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………...................... 104

B. Saran-Saran………………………………………………………. 106

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

Page 132: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1 Skema Aplikasi Perbankan al-Mudharabah 42

Gambar 2 Struktur Organisasi PT. BMI, Tbk 64

Tabel 3 Statistik Deskriptif Laporan Keuangan PT. BMI, Tbk 74

Gambar 3.1 Perkembangan Total Aktiva 74

Gambar 3.2 Perkembangan Total Pembiayaan 75

Gambar 3.3 Perkembangan Total DPK 76

Gambar 3.4 Perkembangan Total Laba (Rugi) 77

Tabel 4 Perkembangan Rasio Keuangan PT. BMI, Tbk 78

Gambar 4.1 Perkembangan FDR 79

Gambar 4.2 Perkembangan CAR 80

Gambar 4.3 Perkembangan BOPO 81

Gambar 4.4 Perkembangan ROA 82

Gambar 5 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah 85

Tabel 6 Perkembangan NPF 88

Gambar 6 Perkembangan NPF 88

Page 133: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

DAFTAR GAMBAR dan TABEL

Gambar 1 Skema Aplikasi Perbankan al-Mudharabah 42

Gambar 2 Struktur Organisasi PT. BMI, Tbk 64

Tabel 3 Statistik Deskriptif Laporan Keuangan PT. BMI, Tbk 74

Gambar 3.1 Perkembangan Total Aktiva 74

Gambar 3.2 Perkembangan Total Pembiayaan 75

Gambar 3.3 Perkembangan Total DPK 76

Gambar 3.4 Perkembangan Total Laba (Rugi) 77

Tabel 4 Perkembangan Rasio Keuangan PT. BMI, Tbk 78

Gambar 4.1 Perkembangan FDR 79

Gambar 4.2 Perkembangan CAR 80

Gambar 4.3 Perkembangan BOPO 81

Gambar 4.4 Perkembangan ROA 82

Gambar 5 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah 85

Tabel 6 Perkembangan NPF 88

Gambar 6 Perkembangan NPF 88

vii

Page 134: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

D. Kajian Pustaka Terdahulu

1. Khairunnisa

Judul skripsi : Permasalahan dan Risiko Pemberian Pembiayaan Mudharabah

kepada Pengusaha Kecil (studi kasus BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Tangerang).

Penelitian dilakukan pada tahun 2004 dengan hasil penelitian sebagai berikut:

Menurut penulis, pembiayaan mudharabah di BPRS Harta Insan Karimah belum

menjadi wahana utama untuk memobilisasindana masyarakat, hal ini dikarenakan masih

banyaknya permasalahan dan masih bearnya resiko dalam pemberian pembiayaan

mudharabah kepada pengusaha kecil, pembiayaan mudharabah pada tahun 2002 hanya

mencapai 23% dibanding dengan pembiayaan murabahah sebesar 77%.

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh BPRS Harta Insan Karimah dalam

memberikan pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil, dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu :

1). Dari sisi pengusaha

Umumnya usaha kecil memiliki tingkat kelayakan yang masih rendah akibat

adanya keterbatasan pada aspek pemasaran, teknis produksi, manajemen dan

organisasi.

2). Dari sisi perbankan

Permasalahan yang muncul adalah sulitnya memperoleh usaha kecil yang layak,

tingginya biaya transaksi, tingginya resiko dan terbatasnya sumber daya insani.

Adapun kiat khusus yang telah dilakukan oleh BPRS Harta Insan Karimah dalam

mengatasi resiko pemberian pembiayaan mudharabah diantaranya dengan membentuk

Page 135: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

bagian yang khusus menangani masalah-masalah yang bermasalah dalam pengembalian

dana pembiayaan yang disebut Bagian Pengawasan dan Pembinaan Pembiayaan (PPP).

Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh PPP dalam mengatasi pembiayaan

bermasalah diantaranya :

a. Restructure

b. Reschedule

c. Penyitaan barang jaminan

d. Write off

2. Nur Julizar

Judul skripsi : Sistem Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah dalam Penyaluran

Pembiayaan Mudharabah, Kajian terhadap Bagaimana Seharusnya Manajemen Risiko

Bank Syari’ah. Penelitian dilakukan pada tahun 2005 dengan hasil penelitian sebagai

berikut :

1). Sistem operasional yang membedakan antara Bank Syariah dengan Bank

Konvensional adalah penerapan sistem bagi hasil, dalam Bank Syariah yang

menggantikan sistem bunga pada Bank Konvensional.

2). Kombinasi antara manajemen Bank Umum dengan sistem keuangan syariah

dapat diterapkan sebagai sarana untuk mengembangkan antara dua

kepentingan (lenders-borrowers) dan dalam hal manajemen resiko, Bank

Syariah seharusnya memiliki konsep yang komprehensif aplikatif (bukan

sekedar mengadopsi konsep yang telah ada) sehingga dalam memutuskan

sebuah kebijakan pembiayaan tidak mengalami resiko.

Page 136: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

3). Yang membedakan sistem manajemen resiko Bank Syariah dan Bank

Konvensional terletak pada pemberdayaan potensi sumber daya manusia yang

menyangkut budaya (culture) kerja bank, dimana misi Bank Syariah tidak

hanya berorientsi pada keuntungan keduniawian (khairul fiddunya) tetapi juga

berorientasi pada keuntungan ukhrowi (kahairul filakhirot) yang berpengaruh

pada etos, orintasi dan mental sumber daya insani Bank Syariah sebagai

pelaksana sistem pengelolaan resiko.

3. Harun Masykur

Judul skripsi : Manajemen Risiko Operasional Bank Syari’ah, studi pada Unit

Usaha Syari’ah Bank Bukopin. Penelitian dilakukan pada tahun 2008 dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1). Proses identifikasi risiko operasional UUS Bank Bukopin dilakukan setiap

awal periode pelaksanaan kegiatan dan diperbaharui setiap tiga bulan. Proses

identifikasi ini dilakukan oleh Internal Control Cabang dan Kepala Cabang

yang akhirnya di monitoring oleh Divisi Manajemen Risiko Kantor Pusat.

2). Proses pengukuran risiko operasional UUS Bank Bukopin menggunakan

metode matrik Delphi 5x5, yaitu perkalian score dampak dan frekuensi risiko

operasional, kemudian hasilnya ditrendkan dengan risiko yang sama pada

Divisi dan Kantor Cabang lain. Setelah diukur, risiko operasional dipetakan

agar manajemen dapat mengetahui risiko operasional yang harus di mitigasi

terlebih dahulu.

Page 137: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

3). Proses pengendalian risiko operasional UUS Bank Bukopin dilakukan oleh

pemilik risiko (owner risk) atau Kantor Cabang. Setiap Kantor Cabang UUS

Bank Bukopin memiliki prosedur dan sistem back up contingency plan, dan

sistem keamanan data ware-house yang baik. Teknik mitigasi dan

pengendalian risiko operasional UUS Bank Bukopin diantaranya adalah

asuransi dan outsourcing.

4). Hambatan manajemen risiko operasional adalah kesulitan mengumpulkan data

risiko operasional dan kepekaan karyawan dalam manajemen risiko

operasional.

4. Agus Faizin

Judul Skripsi : Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep Restrukturisasi

Pembiayaan Mudharabah Non Performing dan Pengaruhnya terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Analisis Fiqh dan Keuangan (Studi Kasus pada

BNI Syariah). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 dengan hasil penelitian sebagai

berikut :

a. Penggolongan pembiayaan mudharabah bermasalah di dasarkan atas derajat

kolektibilitas, yaitu prospek usaha, kinerja nasabah dan kemampuan

membayar angsuran pokok ditambah margin bagi hasil jika prospek usaha,

kinerja nasabah menurun serta menunggak selama 90 hari, maka

restrukturisasi ini dapat dilakukan.

b. Restrukturisasi pada BNI Syariah, dilakukan pada nasabah yang memiliki

bisnis dan kondisi keuangan yang masih dapat diperbaiki. Sedangkan risiko

Page 138: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

bisnis yang bukan disebabkan oleh kelalaian nasabah dalam mengelola dana

seperti huru hara, bencana alam dapat dilakukan dengan memberikan fasilitas

pembiayaan ulang, penundaan pembayaran dengan memperpanjang jatoh

tempo, memperkecik margin bagi hasil dan merubah sistem pembiayaan dari

Profit Loss Sharing menjadi Revenue Sharing.

c. Restrukturisasi dapat juga dilakukan dengan menambahkan plafond/pokok

pembiayaan dan pengurangan margin dapat mempengaruhi PPAP yang harus

dibentuk sedangkan dengan penambahan waktu tudak mempengaruhi PPAP.

d. Dalam pengakuan laba setelah adanya restrukturisasi menggunakan cash basis

yang sesuai dengan PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah

Indonesia) yaitu pengakuan pendapatan pada pembiayaan bermasalah diakui

pada saat laba tersebut benar terjadi.

5. Ifah Latifah

Judul Skripsi : Peranan Account Officer (AO) dalam menekan pembiayaan

bermasalah (Studi Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah). Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2007 dengan hasil penelitian sebagai berikut :

a. factor penyebab pembiayaan bermasalah, antara lain :

1). Faktor Intern, seperti petugas (AO) dan system. AO kurang baik dalam

menilai/menganalisis data calon nasabah. Sistem seperti pengawasan yang

kurang intensif dari AO sehingga permasalahan yang terjadi tidak dapat

terdeteksi secepat mungkin.

Page 139: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

2). Faktor Ekstern, seperti kondisi nasabah yang sedang menurun, adanya

I’tikad kurang baik dari nasabah dalam hal pembayaran, nasabah kurang

mampu dalam mengelola usaha, kebijakan pemerintah yang kadanga tidak

memihak pada perkembangan usaha kecil dan menengah, sehingga

menyulitkan berkembangnya usaha nasabah dan terjadi bencana alam.

b. tugas, wewenang dan tanggung kawab AO, antara lain :

Memproses calon nasabah sehingga menjadi nasabah dan membinanya,

mengadakan dan menghadiri pertemuan dengan nasabah, membuat anggaran

kegiatan pemasaran, promosi dan rencana kerja, melakukan pendekatan

pemasaran dengan nasabah, membuat analisa pembiayaan, surat keputusan dan

penutupan asuransi, serta meneliti dan melaporkan kegiatan/aktivitas yang tidak

normal.

c. Analisis dan proses kerja AO, yaitu menganalisa permohonan pembiayaan

dengan menggunakan prinsip 5C serta aspek management, pemasaran teknis,

keuangan, yuridis, dan sosio ekonomi; mengumpulkan persyartan administrasi,

pembuatan proposal analisa pembiayaan dengan langsung survey ke alapangan

untuk melihat, menganalisa dan menilai kelayakan usaha nasabah; memutuskan

pembiayaan dan pembuatan Media Pencairan Pembiayaan (MPP) serta

penandatangan dan realisasi pembiayaan.

Adapun usaha AO dalam menangani pembiayaan bermasalah adalah

berhati-hati dalam pemberian pembiayaan dengan mengikuti prosedur yang baik,

melakukan pendekatan dengan nasabah dengan melakukan kunjungan ke tempat

Page 140: MANAJEMEN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/848/1/94920-IDA... · Skripsi berjudul “Manajemen Pembiayaan Mudharabah Bermasalah (Studi

usaha/rumah nasabah untuk melihat penyebab pembiayaan bermasalah,

mengawasi terus menerus penggunaan pembiayaan dan pengawasan terhadap

perkembangan cadangan penghapusan pembiayaan, melakukan rescheduling,

restructuring dan write off.

Sedangkan skripsi yang penulis bahas dalam penulisan skripsi ini adalah untuk

mengetahui bagaimana manajemen pembiayaan mudharabah bermasalah yang dilakukan

oleh Bank Muamalat, apa yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan mudharabah

bermasalah dan bagaimana penanganan yang dilakukan oleh Bank Muamalat dalam

menangani pembiayaan mudharabah bermasalah.