Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

39
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PRINSIP PENDEKATAN FACTUAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (FACTUAL APPROACH TO DECISION MAKING) DISUSUN OLEH : SANDRI YANINGSIH NIM : 11152030 DOSEN PENGAJAR : 1. Dr. DEWI LESTARI, MPH, MKes 2. RICCA OLIVIA N S.Kep, Ns STIKES PERTAMEDIKA 2016

Transcript of Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

Page 1: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 1/39

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN MUTU

PRINSIP

PENDEKATAN FACTUAL

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

(FACTUAL APPROACH TO DECISION MAKING)

DISUSUN OLEH :

SANDRI YANINGSIH

NIM : 11152030

DOSEN PENGAJAR :

1. Dr. DEWI LESTARI, MPH, MKes

2. RICCA OLIVIA N S.Kep, Ns

STIKES PERTAMEDIKA

2016

Page 2: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 2/39

BAB I

MANAJEMEN MUTU

I. 

PEMAHAMAN TENTANG MUTU

A.  Manajemen Mutu Secara Umum

Dalam kehidupan sehari  –  hari kita sering membicarakan masalah

mutu, misalnya mengenai mutu sebagian besar produk buatan luar

negeri lebih baik daripada mutu produk dalam negeri. Apa

sesungguhnya mutu itu? Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya,

karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada

konteksnya. Mutu sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secaraterus menerus. Orang akan sulit mendefinisikan mutu dengan tepat.

Salah satu aspek dari mutu, yaitu aspek hasil. Pertanyaan mengenai

“apakah produk atau jasa tersebut memenuhi atau bahkan melebihi

harapan konsumen/pelanggan?” merupakan aspek yang penting dalam

mutu. Konsep mutu itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif

kebaikan satu produk atau jasa yang terdiri dari mutu desain dan mutu

kesesuaian (Hubeis, 1999). Mutu desain merupakan spesifikasi produk,

sedang mutu keseseuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh satu produk

memenuhi persyaratan atau spesifikasi mutu yang ditetapkan.

Banyak pakar dan organisasi mencoba mendefinisikan mutu

 berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Beberapa diantaranya

sebagai berikut :

 Performance to the standard expected by the customer

 Meeting the customer’s needs first time and every time 

 Providing our customers with products and services that consistently

 meet their needs and expectations

 Doing the right thing in the right time, always striving for

improvement, and always satisfying for customer

 A pragmatic system of continual improvement, a way to successfully

 organized man and machine

The meaning of excellence

Page 3: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 3/39

The unyielding and continuing effort by anyone in organization to

understand, meet, and exceed the needs of it’s customers 

The best product that you can produce with material that you have to

work with

Continuous good product which a customer can trust

 Not only satisfying customers, but delighting hem, innovating and

 creating (Tjiptono dan Diana, 1995).

Meskipun tidak ada definisi mengenai mutu yang dapat diterima

secara universal, tetapi dari definisi –  definisi tersebut, intisari elemen –  

elemen mutu (Tjiptono dan Diana, 1995), dapat dipahami sebagai

 berikut :

 Mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

 Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.

 Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya yang dianggap

merupakan mutu saat ini mungkin dianggap kurang bermutu pada

masa mendatang).

Oleh karena itu Juran dalam Tjiptono dan Diana (1995) mengartikan

mutu adalah Fitness for use, memiliki dua aspek utama :

Ciri –  ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan. Mutu yang

lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan

 pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan

 pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta

dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi. Bebas dari kekurangan. Mutu yang tinggi menyebabkan perusahaan

dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan

kembali dan pemborosan, mengurangi biaya garansi, mengurangi

ketidakpuasan pelanggan, mengurangi inspeksi dan pengujian,

memperpendek waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan

hasil dan kapasitas, memperbaiki kinerja penyampaian produk atau

 jasa.

Page 4: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 4/39

1.  Definisi Mutu

Mutu berawal dari diri kita sendiri

Mutu adalah naluri manusia

Kita selalu mengharap, bahkan menuntut mutu dari orang lain.

Tetapi orang lain juga selalu mengharap dan menuntut mutu dari

kita.

Apakah mutu itu ?

Mutu adalah paduan sifat –  sifat barang atau jasa, yang menunjukkan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik

kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat. Totalitas dari

semua karakteristik yang terdapat dalam barang/jasa yang dapat

memenuhi atau melebihi keinginan/harapan kita.

2.  Dasar Pemikiran Yang dianut dalam Manajemen Mutu 

Setiap kali kita membeli satu barang atau jasa pelayanan tentu kita

menginginkan barang yang bagus sesuai atau melebihi dari

keinginan kita apalagi kalau harganya sedikit lebih murah dari

tempat lain. Sama halnya dengan jasa pelayanan, tentu kita

menginginkan pelayanan yang memuaskan paling tidak apa yang

kita harapkan sesuai dengan apa yang kita dapatkan di tempat

 pelayanan tersebut. Artinya jika pelanggan mendapatkan manfaat,

keuntungan, kebaikan, kepuasan atas barang yang dibelinya atau

 jasa pelayanan yang didapatkannya, maka jika satu saat ia

membutuhkan produk/jasa maka ia akan kembali ke tempat tersebut,

dan ia juga pasti akan memberi tahu kepada orang lain untuk

membeli produk/menggunakan jasa di tempat tersebut. Nah hal inisangatlah bermanfaat bagi pengusaha, karena orang tersebut secara

tidak langsung telah mempromosikan produk/jasa perusahaannya ke

masyarakat.

Page 5: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 5/39

3.  Mutu Menjadi Daya Tarik Dalam Manajemen 

Mutu menjadi daya tarik dalam teori manajemen karena pada masa

sekarang ini telah terjadi revolusi mutu secara besar –  besaran dalam

dunia bisnis baik di bidang produk/jasa.

Setiap perusahaan ingin mempunyai produk dan jasa yang benar  –  

 benar bermutu.

Hal ini didasari oleh keinginan para pelanggan yang selalu

mengutamakan mutu baik produk/jasa. Sehingga perlu sekali

dukungan sepenuhnya manajer agar manajemen yang diterapkannya

selalu berorientasi pada peningkatan mutu produk/jasa yang

dihasilkan oleh perusahaannya.

Mutu berfokus pada kemampuan menghasilkan produk dan jasa

yang semakin baik dengan harga yang semakin bersaing.

Perlu disadari bahwa pelanggan selalu mencari mutu dalam setiap

 produk/jasa, sedangkan perusahaan semakin banyak, otomatis

saingan semakin banyak. Oleh karena itu tinggal pelanggan yang

menilai produk manakah yang mereka anggap yang paling bermutu.

Dari hal itu perusahaan selalu dapat merenovasi produknya agar

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggannya.

Adanya isu yang mengatakan bahwa itu merupakan isu kompetitif

yang sangat penting untuk masa kini dan masa mendatang.

Anggapan manajer bahwa produktivitas dan mutu merupakan faktor

utama dalam meningkatkan keuntungan dan menumbuhkan

loyalitas pelanggan. Dalam hal ini manajer berupaya meningkatkan

 produktivitas sumber daya manusianya dengan berbagai Training pada karyawan agar lebih terampil dalam bekerja. Tujuannya adalah

agar produk yang dihasilkan nantinya dapat bernilai bermutu bagi

 pelanggan/konsumennya.

Teori aliran manajemen mutu fokus terhadap pemikiran atas usaha

usaha dalam meraih kepuasan konsumen. Jadi Fokus utama manajemen

mutu adalah PELANGGAN sebagai pihak yang bisa menyebutkan

Page 6: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 6/39

apakah produk yang dihasilkan bermutu atau tidak bermutu.

Manajemen mutu merupakan aspek dari semua fungsi manajemen yang

melaksanakan kebijakan mutu dan juga merupakan filsafat budaya

organisasi yang lebih menekankan kepada usaha menciptakan mutu

yang konsisten melalui tiap tiap aspek didalam kegiatan perusahaan.

Manajemen mutu sangat membutuhkan figur kepemimpinan yang

 bisa memotivasi karyawan supaya bisa memberikan usaha dan

kontribusi yang maksimal kepada organisasi. Hal ini bisa dijalakan

dengan memahami dan menjiwai bahwa mutu produk yang dihasilkan

 bukan hanya tanggung jawab pimpinan semata, melainkan tanggung

 jawab semua anggota yang ada didalam organisasi. Standard mutu yang

diinginkan membutuhkan kesepakatan serta partisipasi penuh dari

semua anggota organisasi, sedangkan manajemen mutu tanggung

 jawabnya terdapat pada puncak pimpinan.

B.  Manajemen Mutu Secara Khusus Dalam Dunia Keperawatan

Adanya tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan

sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Pelayanan

keperawatan secara profesional perlu mendapatkan perhatian dalam

 pengembangan dunia keperawatan. Salah satu strategi untuk

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan

keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan

harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan

keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih

menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

Manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana

menggunakan sumber daya secara efisien, aktif dan rasional untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf,

sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan

Page 7: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 7/39

merupakan proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan

kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk

menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari,

tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang

kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan

 professional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu perawat

 perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) yang merupakan penataan sistem

 pemberian pelayanan keperawatan melalui pengembangan model

 praktik keperawatan yang ilmiah. Model ini sangat menekankan pada

kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada

profesionalisme keperawatan antara lain melalui penataan dan 

fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengembalian

keputusan, sistem penugasan dan sistem penghargaan yang memadai.

1. Berbagai pengertian tentang MUTU

1.  Berbeda untuk tiap orang 

2.  Dapat berarti bagus, lux, atau paling bagus Definisi para ahli juga

 berbeda tetapi saling melengkapi …

  Phillip B. Crosby (1979): Mutu adalah kesesuaian

 permintaan persyaratan.

  Prof. J. M. Juran: mutu sebagai fitness for use.

 

Dr. W. Edwards Deming: Siklus peningkatan yang terus

menerus tanpa henti. 

  American Society for Quality Control: Gambaran total sifat

dari produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan

kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. 

Page 8: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 8/39

2.  Dua arti penting MUTU bagi manager 

1. Keistimewaan produk

2. Bebas dari kekurangan

Mutu Jasa Pelayanan, karakteristik:

1. Tidak dapat diraba (intangibility)

2. Tidak dapat disimpan (inability to inventory)

3. Produksi dan konsumsi secara bersama

4. Memasukinya lebih mudah

5. Sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti teknologi dan

 peraturan pemerintah.

Arti mutu pelayanan keperawatan dari beberapa sudut pandang:

  Pasien/masyarakat : suatu empati, respek dan tanggap akan

kebutuhannya, ramah, efektif meringankan gejala penyakit &

efektif mencegah penyakit.

  Provider : bebas melakukan segala sesuatu secara profesional

untuk meningkatkan derajat kesehatan sesuai ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang maju, mutu peralatan yang baik dan

memenuhi standar yang berlaku.

  Manager/administrator : fokus pada mutu mendorong untuk

mengelola staf, pasien dan masyarakt secara baik.

Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan (baca: Keperawatan)

Menurut Lori Di Prete Brown, dkk. terdapat 8 dimensi yang dipakai

untuk mengukur mutu :

  Kompetensi teknis : petugas, manager, staf pendukung; sesuai

standar pelayanan?

  Akses : mudah? (a.l. meliputi: geografis, ekonomi, sos-bud,

 bahasa

  Efektifitas : prosedur dilakukan secara benar dan menghasilkan

sesuai harapan

Page 9: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 9/39

  Hubungan antar manusia : baik? (petugas-pasien, manager-

 petugas, tim kes.-masyarakat)

  Efisiensi : pelayanan yg terbaik dgn sumber daya yang dimiliki

  Kelangsungan pelayanan : klien menerima layanan secara

lengkap seperti yang dibutuhkan

  Aman, terhadap risiko cidera, infeksi, efek samping dan bahaya

lain

   Nyaman : a.l. menyangkut kebersihan, privacy

MANAJEMEN RISIKO DALAM KERANGKA MUTU 

Dunia penuh ketidak pastian: BERISIKO !

  Ketidakpastian ekonomi: perubahan sikap konsumen, perubahan

selera, perubahan harga, perubahan teknologi

  Ketidakpastian alam: banjir, gempa, badai dll

  Ketidakpastian kemanusiaan: pencurian, penggelapan, peperangan,

dll Diperlukan MANAJEMEN RISIKO!.

Manajemen Risiko : strategi untuk mengurangi atau mencegah

kerugian atau tindakan hukum dengan identifikasi, analisa, dan

evaluasi risiko dan rencana penanganannya.

Hal-hal umum terjadinya risiko :

  Lantai licin sehingga pasien/keluarga jatuh (KUH Perdata 1367

dan 1369) Listrik, kabel yang terbuka/terkelupas.

 

Pemeliharaan: alat-alat tdk siap pakai.

  Tanda peringatan :  DILARANG   MEROKOK, DILARANG

 MASUK, AWAS TEGANGAN TINGGI, dll. 

RISIKO DALAM RUANG PERAWATAN :

  Tidak dipasangnya side-rail / hek

  Bel pasien tidak berfungsi

Page 10: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 10/39

  Bel pintu masuk berbunyi tidak ada yang peduli

  Selang waktu antara panggilan pasien/bel dgn datangnya perawat

lama

  Tabung oksigen kosong

  Kunjungan diluar jam besuk

  Brandkar tidak bertabung O2 atau tidak ber-hek

  Pemberian obat tidak menerapkan prinsip-prinsip pemberian obat

yang benar

  Kurang perhatian thdp laporan penunggu pasien atau tenaga

 penunjang

  Pemberian transfusi

Sasaran/tujuan manajemen risiko :

  Mengidentifikasi berbagai variabel kualitas asuhan yang

membahayakan.

  Mengkoreksi atau meminimalkan sehingga mencegah terjadinya

masalah.

Langkah-langkah proses manajemen risiko :

1.  Menentukan tujuan yang ingin dicapai.

2.  Mengidentifikasi risiko - risiko yang dihadapi atau terjadinya

kerugian (paling sulit tapi penting).

3.  Menentukan besarnya risiko atau kerugian :

  Frekuensi kejadian

 

Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap keuangan

(kegawatannya)

  Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas

akan timbul

4.  Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan

ekonomis.

5. 

Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk

 penanggulangan.

Page 11: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 11/39

6.  Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah yang

ditempuh.

Agar program penanggulangan risiko berlangsung efektif :

  Telaah secara berkala: apakah ada perubahan, dampak

terhadap kerugian/bahaya dan upaya penanggulangannya yg

menyangkut biaya, program keselamatan, pencegahan

kerugian,dsb.

  Dokumen kerugian harus selalu diperiksa untuk mengetahui

 perkembangan.

Menjaga mutu pelayanan keperawatan; suatu rangkaian kegiatan

 pelayanan keperawatan berdasarkan:

  Standar asuhan dan

  Standar prosedur keperawatan

Karena klien keperawatan adalah manusia (yang unik), upaya

menjaga mutu meliputi :

  Mutu perilaku : memperlakukan pelanggan berdasarkan

 penghargaan hubungan manusiawi yang lebih baik.

  Mutu prosedur

Prinsip utama dalam menjaga dan meningkatkan mutu keperawatan :

1.  Fokus pada klien

2. 

Fokus pada sistem dan proses

3.  Fokus pada keputusan berdasarkan data

4.  Fokus pada partisipasi dari tim kerja

Langkah menjamin mutu (Quality Assurance) :

1. Planing For Quality Assurance

2. Developing Guidelines and Setting Standards

Page 12: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 12/39

3. Communicating Standards and Specification

4. Monitoring Quality

5. Identifying Problems and Selecting Opportunities for Improvement

6. Defining The Problem Operationally

7. Choosing Team

8. Analyzing and Studying The Problem to Identify Its Roots Causes

9. Developing Solutions and Actions for Improvement

10. Implementing and Evaluations Quality Improvement Efforts

Page 13: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 13/39

BAB II

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO 9001

ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Mutu

dan juga merupakan standar internasional yang paling banyak diaplikasikan di

industri. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk

desain dan penilaian dari suatu Sistem Manajemen Mutu, yang bertujuan untuk

menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang

memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan

spesifik dari pelanggan, dimana organisasi bertanggung jawab untuk menjamin

kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu,

sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

Kebanyakan orang salah kaprah dan menilai standar ISO 9001 merupakan

standar produk. ISO 9001 bukanlah merupakan standar produk karena tidak

menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barangdan/atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001, sehingga

kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk.

ISO 9001 hanya merupakan standar Sistem Manajemen Mutu. Dengan

demikian, apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah

memenuhi standar internasional, ini merupakan hal yang salah dan keliru.

Seharusnya, manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa Sistem

Manajemen Mutu yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk

 berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO

9001.

Manajemen Mutu ISO 9001 ini disusun berdasarkan delapan prinsip

manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan sebagai kerangka kerja

( framework ) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Delapan

 prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 antara lain:

Page 14: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 14/39

1.  Prinsip 1 : Fokus Pelanggan

Tidak dapat dipungkiri bahwa semua organisasi sangat bergantung pada

 pelanggan mereka. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk memahami

kebutuhan pelanggan, tidak hanya sekarang namun juga untuk masa yang akan

datang. Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha

melebihi ekspektasi pelanggan.

Dengan penerapan prinsip ini, tidak hanya pelanggan yang diuntungkan, namun

 juga organisasi sendiri, antara lain :

 

Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang diperoleh melalui

tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan pasar.

  Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya organisasi

menuju peningkatan kepuasan pelanggan.

  Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada percepatan

 perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi (repeat order ).

2.  Prinsip 2 : Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam suatu organisasi bukanlah hal yang dapat dipandang

sepele. Pemimpin organisasi dalam hal ini bertanggung jawab dalam

menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Pemimpin ini harus

menciptakan dan memelihara lingkungan organisasi agar orang-orang dapat

menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Manfaat pokok yang dapat dirasakan oleh suatu organisasi yang menerapkan prinsip kepemimpinana ini adalah :

  Orang-orang akan memahami dan termotivasu menuju sasaran dan tujuan

organisasi

 

Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan diterapkan dalam suatu

kesatuan cara

  Meminimumkan kesalahan komunikasi antara tingkat-tingkat dalam

organisasi

Page 15: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 15/39

3.  Prinsip 3 : Keterlibatan Personel

Personel pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu

organisasi dan keterlibatan personel secara penuh akan memungkinkan

kemampuan personel digunakan untuk manfaat organisasi.

Manfaat pokok jika organisasi menerapkan prinsip keterlibatan personel adalah

:

  Orang-orang dalam organisasi menjadi termotivasi memberikan komitmen

dan terlibat

 

Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam mencapai tujuan-

tujuan organisasi

  Orang-orang menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka

  Orang-orang menjadi giat berpartisipasi dalam peningkatan terus-menerus

4. 

Prinsip 4 : Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien apabila aktivitas

dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Proses

dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode,

mesin, dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah

output bagi pelanggan. Suatu proses mengkonversi input terukur ke dalam

output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.

Keuntungan aplikasi prinsip pendekatan proses terhadap suatu organisasi

adalah :

 

Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus (cycle times) menjadi lebih

 pendek, melalui efektivitas penggunaan sumber daya

  Hasil meningkat, konsisten, dan dapat diperkirakan ( predictable)

 

Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus

Page 16: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 16/39

5.  Prinsip 5 : Pendekatan Sistem terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling

 berkaitan sebahgai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas

dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Penerapan prinsip pendekatan sistem akan membawa organisasi menuju :

  Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

cara yang paling efektif dan efisien

  Pemahaman kesalingtergantungan di antara proses-proses dari sistem

 

Pendekatan terstruktur yang mengharmonisasikan dan mengintergrasikan

 proses-proses

  Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang

diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan bersama dan oleh karena itu akan

mengurangi hambatan-hambatan antar fungsi dalam organisasi

  Pemahaman kemampuan organisasi dan penetapan kendala-kendala dari

sumber-sumber daya sebelum bertindak

 

Kemampuan menentukan target dan mendefinisikan bagaimana aktivitas-

aktivitas spesifik dalam sistem harus beroperasi

  Peningkatan terus menerus dari sistem melalui pengukuran dan evaluasi

6. 

Prinsip 6 : Perbaikan Berkesinambungan

Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus

menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus didefinisikan

sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan

efektivitas dan/atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan da tujuan

dari organisasi. Peningkatan berkesinambungan membutuhkan langkah-

langkah konsolidasi yang progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan

ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari Sistem

Manajemen Mutu.

Page 17: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 17/39

7.  Prinsip 7 : Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta

Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi

untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah

kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen

organisasi sewajarnya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan

efektifitas implementasi Sistem Manajemen Mutu.

Manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip pembuatan keputusan

 berdasarkan fakta adalah :

 

Keputusan berdasarkan informasi yang akurat

  Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari keputusan

lalu melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual

  Meningkatkan kemampuan untuk meninjau ulang serta mengubah opini dan

keputusan-keputusan

8.  Prinsip 8 : Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling bergantung satu sama lain dan

hubungannya yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan

 bersama dalam menciptakan nilai tambah.

Keuntungan dari penerapan prinsip ini oleh suatu organisasi adalah :

 

Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai bagi kedua pihak

  Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama untuk menanggapi

 perubahan pasar atau kebutuhan dan ekspektasi pelanggan

 

Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber-sumber daya

Page 18: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 18/39

Pendekatan Delapan Prinsip Mutu memberikan kerangka kerja yang

menyeluruh mengenai apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk maju dan

 berkembang. Delapan Prinsip Manajemen Mutu yang ada ini akan semakin efektif

apabila diterapkan secara menyeluruh oleh organisasi.

ISO 9001 sebagai salah satu kerangka kerja yang menggunakan pendekatan

Delapan Prinsip Mutu secara terstruktur dan saling melengkapi, dimana

“pendekatan sistem” dan “pendekatan proses” digunakan sebagai dasar sistem

secara keseluruh di pasal 4 yang meliputi “kepemimpinan” atau leadership dan

“fokus pada pelanggan” yang menjadi bagian dari Pasal 5 terkait dengan Tanggung

 jawab Manajemen, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan sumber daya, salahsatunya adalah “keterlibatan personil” yang ada di pasal 6. Pasal 7 terkait dengan

realisasi produk salah satunya diterapkan dengan menggunakan prinsip “hubungan

yang saling menguntungkan dengan pemasok” dan tindak lanjut terkait realisasi

 produk dan jasa yang sudah diberikan harus dilakukan dengan menggunakan

“pendekatan pembuatan keputusan berdasarkan fakta” dan “perbaikan

 berkesinambungan”. Dengan penerapan Delapan Prinsip Mutu tersebut, organisasi

akan semakin berkembang secara seimbang dan berkesinambungan.

Page 19: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 19/39

Pada kesempatan ini, penulis memilih Prinsip 7, yaitu :

Pendekatan Factual dalam Pembuatan Keputusan / Pembuatan

Keputusan Berdasarkan Fakta.

Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan

informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-

masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.

PEMBAHASAN

PENDEKATAN FAKTUAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

( Factual Approach to Decision Making) 

A. Pengertian Pengambilan Keputusan 

Para individu dalam organisasi membuat keputusan (decision), artinya mereka

membuat pilihan-pilihan dari dua alternative atau lebih. Sebagai contoh, manajer

 puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk atau jasa yang

ditawarkan, cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang

menempatkan pabrik manufaktur yang baru. Manajer tingkat menengah dan

 bawah menentukan jadwal produksi, menyeleksi karyawan baru, dan merumuskan

 bagaimana meningkatkan bayaran karyawan. Karyawan nonmanajerial juga

membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan dan organisasi tempat mereka

 bekerja. Semakin banyak organisasi memberikan karyawan nonmanajerial otoritas

 pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan, maka pengambilan

keputusan individual merupakan satu bagian penting dari perilaku organisasi.

Pengambilan keputusan mengandung arti pemilihan altematif terbaik dari

sejumlah Alternatif yang tersedia. Teori-teori pengambilan keputusan bersangkut

 paut dengan masalah bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat. Beberapa

 pegertian tentang keputusan menurut beberapa tokoh (dhino ambargo: 2) adalah

sebagai berikut :

  Menurut Davis (1988) keputusan adalah hasil dari pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-

 pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai

unsur-unsur perencanaan. Keputusan dibuat untuk menghadapi masalah-

masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah digariskan

Page 20: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 20/39

atau penyimpangan serius terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tugas pengambilan keputusan tingkatnya sederajad dengan tugas pengambilan

rencana dalam organisasi.

 

Siagian (1996) menyatakan, pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah

suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan

fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari altenatif yang dihadapi dan

 pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang

 paling tepat.

  Claude S. George, Jr (2005) menyatakan, proses pengambilan keputusan itu

dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan

 pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan di antara

sejumlah alternatif.

  Horolddan Cyril O'Donnell (2005) juga berpendapat bahwa pengambilan

keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak

yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika

tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau

reputasi yang telah dibuat.

 

Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai

suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan

yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan

serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai

tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Handoko (1997),

 pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui

serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

 

Ralp C. Davis dalam Imam Murtono (2009) menyatakan keputusan dapat

dijelaskan sebagai hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas

logika dan pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati

tujuan yang telah ditetapkan. Seorang pengambil keputusan haruslah

memperhatikan hal-hal seperti; logika, realita, rasional, dan pragmatis.

Page 21: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 21/39

Dari beberapa penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengambilan

keputusan  ini adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu

masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif

yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan

tindakan yang paling tepat.

Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya memiliki beberapa tujuan ,

seperti ; tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan

dengan masalah lain) dan tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan,

dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembilan

keputusan adalah :

1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun

rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;

2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai

tujuan organisasi;

3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan

kepentingan orang lain;

4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;

5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental

ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;

6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;

7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan

hasil yang baik;

8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakahkeputusan yang diambil itu betul; dan

9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian

kegiatan berikutnya.

Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu akibat adanya reaksi atas

sebuah masalah (problem), yang artinya ada ketidaksesuian antara perkara saat ini

dan keadaan yang diinginkan, yang membutuhkan pertimbangan untuk membuat

Page 22: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 22/39

 beberapa tindakan alternative. Namun, berpaling dari hal ini keputusan yang dibuat

haruslah keputusan yang baik, rasional, dan mengandung nilai-nilai etis dalam

 batasan-batasan tertentu. Oleh karena itu haruslah ada kerangka kerja pengambilan

keputusan yang etis atau ethical decision making (EDM) Framework.

B. Perkembangan Terkini 

Skandal Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom telah menunjukkan kepada

masyarakat luas, runtuhnya pasar modal, dan pada akhirnya Sarbanes Oxley Act

2002, yang membawa reformasi tata kelola yang luas. Skandal-skandal korporasi

 berikutnya, termasuk Adephia, Tyco, HealthSouth, dan skandal lainnya menyajikan

kesadaran publik yang semakin tinggi bahwa para eksekutif dapat membuat

keputusan yang lebih baik. Kasus pengadilan berikutnya terkait denda, hukuman

 penjara, dan penyelesaiannya telah menggaris bawahi kebutuhan akan keputusan

untuk menghasilkan tindakan yang legal. Pengadilan pendapat umum juga telah

secara kejam berdampak pada perusahaan dan individu yang telah bertindak tidak

etis. Kehilangan reputasi akibat tindakan tidak etis atau ilegal telah menyebabkan

 penurunan pendapatan dan keuntungan, merusak harga saham, dan akhir karir bagi

 banyak eksekutif meskipun tindakan tersebut belum diinvestigasi secara penuh dan

tanggung jawab bagi mereka belum sepenuhnya terbukti.

C. Ethical Decision Making (EDM) Framework 

Kerangka kerja EDM menilai etis atau tidaknya suatu keputusan atau tindakan

dengan menguji :

  Konsekuensi atau kemunculan keuntungan atau biaya bersih

  Hak dan kewajiban yang terpengaruh

  Keadilan yang ada

  Motivasi atau kebajikan yang diharapkan

Tiga pertimbangan pertama dari empat pertimbangan diatas, yaitu

konsekuensialisme, deontologi dan keadilan, diuji dengan menitikberatkan pada

dampak suatu keputusan terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingan

lain yang terpengaruh, yang dikenal dengan analisis dampak pemangku

kepentingan. Pertimbangan keempat, motivasi pengambil keputusan, adalah

Page 23: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 23/39

 pendekatan yang dikenal dengan etika kebajikan. Keempat pertimbangan harus

sungguh-sungguh diuji dan nilai etika yang sesuai harus diterapkan dalam

keputusan dan implementasinya jika suatu keputusan atau tindakan dapat

dipertahankan secara etis.

D. Pendekatan-pendekatan pengambilan keputusan etis (Leonard J Brooks :

330)

1. Pendekatan filosofi

a. Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi 

Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat

yang dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu

tindakan itu benar secara moral jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan

manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis

 jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang

merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup

keseluruhan varian, dan karenanya hal ini hanyalah sebagian manfaat dalam

 pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi.

Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan,

maka disebut juga Teleological.

b. Deontologi 

Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada kewajiban dan

tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada

konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada pertimbangan

kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional, direktur, daneksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya. Menambah

konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk perlakuan

yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa

 pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk

membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

Page 24: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 24/39

 

c. Virtue Ethics 

Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan atau

tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan

kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter

moral yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan.

Stakeholder Impact Analysis –  alat untuk menilai keputusan dan tindakan 

Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan

yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan

mengevaluasi hasil akhir atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional

didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau

 pemegang saham. Biasanya, dampak ini diukur dari keuntungan atau kerugian yang

terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran keberadaan yang ingin

dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah

dalam dua jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin

memaksimalkan hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu

sempit. Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham,

seperti pekerja, konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah

yang mempunyai kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan

itu sendiri, statusnya diakui dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan

modern sekarang akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-

 pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan, kepada siapa

respon perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan dalam jangkawaktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok

 pemangku kepentingan dan kepentingannya.

Kepentingan mendasar dari pemangku kepentingan 

Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok pemangku

kepentingan kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :

Page 25: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 25/39

o  Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari

keputusan.

Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam

keuntungan dan beban.

o  Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku

kepentingan, termasuk para pembuat keputusan.

Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan

tersebut gagal untuk memberikan keuntungan bersih, tidak adil, atau mengganggu

hak para pemangku kepentingan.

Analisis dampak pemangku kepentingan pengambilan keputusan pendekatan 

Beberapa pendekatan dikembangkan memanfaatkan analisis dampak

 pemangku kepentingan untuk memberikan bimbingan tentang kepatutan tindakan

yang diusulkan untuk pengambil keputusan.

Memilih pendekatan yang paling berguna tergantung pada apakah dampak

keputusan pendek daripada jangka panjang, melibatkan eksternalitas dan / atau

 probabilitas, atau mengambil tempat dalam pengaturan perusahaan.

Pendekatan dapat digabung disesuaikan untuk mengatasi situasi tertentu.

Analisis etis yang komprehensif melebihi model Tucker, Velasquez, dan Pastin

dikembangkan untuk menggabungkan penilaian dari motivasi, kebajikan, dan

karakter sifat dipamerkan dibandingkan dengan yang diharapkan oleh stakeholder.

2. Pendekatan 5 pertanyaan

Kerangka 5-pertanyaan adalah pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib

masalah tanpa banyak eksternalitas dan di mana fokus khusus yang diinginkan oleh perancang proses pengambilan untuk pengobatan yang diperluas dari pendekatan

ini.

Pendekatan 5 pertanyaan opsional dirancang untuk memfokuskan proses

 pengambilan keputusan pada relevansi isu tertentu untuk organisasi atau pengambil

keputusan yang terlibat.

3. Pendekatan standar moral.

Page 26: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 26/39

Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun

langsung pada tiga kepentingan mendasar dari stakeholder. Hal ini agak lebih

umum dalam fokus dari pendekatan 5-pertanyaan, dan memimpin pengambil

keputusan untuk analisis yang lebih luas berdasarkan keuntungan bersih bukan

hanya profitabilitas sebagai tantangan pertama dari keputusan yang diusulkan.

Akibatnya, ia menawarkan sebuah kerangka yang lebih cocok untuk pertimbangan

keputusan yang memiliki dampak signifikan di luar korporasi dari kerangka kerja

4-pertanyaan.

Pertanyaan berfokus pada keadilan distributif, atau keadilan, ditangani dengan cara

yang sama seperti dalam pendekatan 5-pertanyaan.

MORAL STANDARD QUESTION OF PROPOSED

DECISION

Bermanfaat

Maximaize bersih manfaat bagi

masyarakat secara keseluruhan

apakah tindakan memaksimalkan

manfaat sosial dan meminimalkan

cedera social

hak-hak individual

Menghormati dan melindungi adalah sction yang konsisten dengan

hak setiap orang?

Keadilan

Distribusi manfaat yang adil dan beban akan memimpin untuk ajust distribusi

manfaat dan beban?

Semua standar moral harus diterapkan ada: tidak ada adalah tes cukup dengan itu

sendiri

4. Pendekatan Pastin

Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan bahwa

individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental

yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika keputusan

dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa disenchamtment

Page 27: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 27/39

atau relatiation akan terjadi. Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan pemecatan

seorang karyawan yang bertindak tanpa pemahaman aturan dasar etika baik dari

organisasi pengusaha yang terlibat. Dalam rangka untuk memahami aturan dasar

yang berlaku untuk benar mengukur komitmen organisasi untuk proposal dan untuk

melindungi pembuat keputusan., Pastin menunjukkan bahwa pemeriksaan

keputusan masa lalu atau tindakan dibuat. Ia menyebut ini pendekatan reverse

engineering keputusan, karena upaya ini dilakukan untuk mengambil keputusan

masa lalu terpisah untuk melihat bagaimana dan mengapa mereka dibuat. Pastin

menunjukkan bahwa orang sering dijaga (secara sukarela atau tanpa sadar) tentang

mengekspresikan nilai-nilai mereka, dan bahwa reverse engineering menawarkan

cara untuk melihat, melalui tindakan masa lalu, apa nilai-nilai mereka.

Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar untuk apture gagasan bahwa

individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental

yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan. Jika keputusan

dipandang menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan bahwa disenchamtment

atau relatiation akan terjadi.

Memperluas dan pencampuran pendekatan 

Dari waktu ke waktu, masalah etika akan naik yang tidak cocok dengan

sempurna ke salah satu pendekatan yang dijelaskan. Untuk eksistensi, masalah yang

diangkat oleh suatu masalah etika dapat diperiksa dengan pendekatan 5-pertanyaan,

mengharapkan bahwa ada dampak jangka panjang yang signifikan atau

eksternalitas yang panggilan untuk analisis biaya-manfaat daripada profitability

sebagai pertanyaan tingkat pertama. Untungnya, biaya-manfaat analisis dapat

diganti atau ditambahkan ke pendekatan untuk memperkayanya. Demikian pula,konsep dasar etika aturan dapat dicangkokkan ke pendekatan non-Pastin, jika

diperlukan dalam keputusan yang berhubungan dengan pengaturan di dalam

 perusahaan. Perawatan harus diambil ketika memperluas dan blending pendekatan,

 bagaimanapun, untuk memastikan Thet setiap bidang baik offness, keadilan, dan

dampak pada hak-hak individu diperiksa dalam analisis keputusan-lain

komprehensif terakhir mungkin rusak.

Page 28: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 28/39

Mengintegrasikan pendekatan dampak analisis filosofis dan stakeholder 

Pendekatan-konsekuensialisme filosofis, deontologi, dan kebajikan-etika

yang dikembangkan pada awal bab mendasari, dan harus disimpan dalam pikiran

untuk menginformasikan dan memperkaya, analisis bila menggunakan pendekatan

tiga pemangku kepentingan dampak. Pada gilirannya, dampak pemangku

kepentingan analisis pendekatan yang digunakan harus memberikan pemahaman

tentang fakta, hak, kewajiban, dan keadilan yang terlibat dalam keputusan atau

tindakan yang aseential ke analisis etis yang tepat dari motivasi, vitues, dan karakter

yang diharapkan. Akibatnya, dalam analisis, efektif komprehensif dari ethicality

dari keputusan atau tindakan yang diusulkan, pendekatan-pendekatan filosofis

tradisional harus menambah model stakeholder dan sebaliknya.

Menilai motivasi, dan kebajikan yang diharapkan dan karakter

Sebagaimana dicatat sebelumnya, suatu analisis etis yang komprehensif harus

melampaui Tucker, Velasques, dan model Pastin untuk memasukkan penilaian

motivasi, kebajikan, dan karakter yang terlibat dibandingkan dengan yang

diharapkan oleh stakeholder. Kebajikan harapan, bagaimanapun, belum secara luas

diakui sebagai penting dalam analisis stakeholder, sebagai skandal terakhir

menunjukkan mereka harus. Keputusan yang dibuat oleh eksekutif perusahaan dan

oleh akuntan dan pengacara yang terlibat dalam Enron, Arthur Andersen,

WorldCom, Tyco, Adephia, dan lain-lain telah menunjukkan bahwa para

 pengambil keputusan banyak yang gagal untuk hidup sampai dengan harapan para

 pemangku kepentingan. Beberapa termotivasi akan keserakahan, bukan oleh

kepentingan enlighteded berfokus pada kebaikan semua. Lain pergi bersama

dengan keputusan etis karena mereka tidak mengakui bahwa mereka diharapkanuntuk berperilaku berbeda dan memiliki kewajiban untuk melakukannya.

Beberapa beralasan bahwa karena semua orang sedang melakukan sesuatu

yang mirip, bagaimana bisa salah? Mereka lupa untuk mempertimbangkan cukup

kebajikan (dan kewajiban) mereka diharapkan untuk menunjukkan. Apabila suatu

kewajiban fidusia telah memiliki masa depan kepada pemegang saham dan

 pemangku kepentingan lainnya, keutamaan sifat-karakter yang diharapkan seperti

integritas, profesionalisme, keberanian, dan sebagainya-tidak cukup

Page 29: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 29/39

diperhitungkan. Oleh karena itu akan bijaksana untuk includde penilaian harapan

etika moralitas sebagai langkah yang terpisah dalam setiap proses EDM untuk

memperkuat sistem pemerintahan dan penjaga terhadap keputusan etis.

G. Pengembangan tindakan lebih etis 

Perbaikan yang berulang adalah salah satu keuntungan menggunakan

kerangka yang diusulkan EDM. Menggunakan set pendekatan filosofis, 5 -

 pendekatan pertanyaan, standard moral, pastin, atau pendekatan yang umum

memungkinkan aspek etis dari keputusan untuk diidentifikasi, dan kemudian

dimodifikasi untuk meningkatkan interatively dampak keseluruhan dari keputusan.

Sebagai contoh, jika keputusan itu diharapkan tidak adil kepada kelompok

stakeholder tertentu, mungkin keputusan dapat diubah dengan meningkatkan

kompensasi untuk kelompok itu, atau dengan menghilangkan atau mengganti

tindakan. Pada akhir setiap pendekatan EDM, harus ada khusus untuk solusi saling

menguntungkan. Proses ini melibatkan latihan imajinasi moral.

Kadang-kadang, direktur, eksekutif, atau profesional akuntan akan kesulitan

mengambil keputusan karena kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk

menentukan pilihan yang terbaik karena ragu ragu, terbentur waktu atau alasan lain.

Herbert Simon__memberikan konsep untuk memecahkan masalah ini. Dia

 berargumen bahwa seseorang "seharusnya tidak membiarkan kesempurnaan

menjadi musuh dari kebaikan"---- perbaikan iteratif sampai tidak ada kemajuan

lebih lanjut dapat dibuat untuk menghasilkan solusi yang harus dipertimbangkan

cukup baik dan bahkan pada titik optimal dalam waktu.

Kebiasan yang keliru pada para pembuat keputusan :  -  Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan kepentingan pemegang saham. 

Seringkali, dampak yang paling signifikan (pemegang saham, pemegang saham)

dari suatu tindakan yang diusulkan adalah mereka bahwa permukaan di masa depan

dan mereka dengan nonshareholder stakeholder pertama. Hanya setelah kelompok

ini bereaksi terhadap pemegang saham menanggung biaya kesalahan. Obat untuk

miopia ini adalah untuk memastikan cakrawala waktu yang cukup untuk analisis,

Page 30: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 30/39

dan untuk mempertimbangkan eksternalitas akun berdasarkan biaya-manfaat,

meskipun dampaknya diukur awalnya oleh sekelompok nonshareholder.

-  Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan pemegang saham 

Seringkali, dampak yang paling signifikan (pemegang saham, pemegang saham)

dari suatu tindakan yang diusulkan adalah mereka bahwa permukaan di masa depan

dan mereka dengan nonshareholder stakeholder pertama. Hanya setelah kelompok

ini bereaksi terhadap pemegang saham menanggung biaya kesalahan. Obat untuk

miopia ini adalah untuk memastikan cakrawala waktu yang cukup untuk analisis,

dan untuk mempertimbangkan eksternalitas akun berdasarkan biaya-manfaat,

meskipun dampaknya diukur awalnya oleh sekelompok nonshareholder.

-  Berfokus hanya pada legalitas

 banyak manajer yang hanya peduli dengan apakah suatu tindakan sesuai dengan

aturan. Hukum, beranggapan bahwa "Jika itu sesuai aturan hukum, berarti

tindakannya etis."

- Keadilan yang terbatas

Kadang-kadang pengambil keputusan bersikap adil hanya untuk kelompok yang

disukai. Dan mereka tak punya kemampuan mengendalikan opini umum dan ujung

ujungnya membayar untuk mengawasi mereka. Banyak eksekutif telah menunda

masalah dan mengabaikan atas resiko. Cara yang terbaik untuk menjamin suatu

keputusan itu etis bila berlaku adil untuk semua pemangku kepentingan.

- Pembatasan hak yang teliti 

Pengambil keputusan seharusnya meneliti dampak terhadap hak seluruh pemangku

kepentingan.

- Konflik kepentingan 

Perkiraan/prasangka bukan satu-satunya alasan untuk menunjukkan penilaiantindakan yang diusulkan. Penghakiman dapat diliputi oleh konflik kepentingan -

kepentingan pribadi dari pembuat keputusan terhadap kepentingan terbaik

 perusahaan , atau sekelompok pengambilan keputusan adalah

 penyimpangan terhadap kepentingan terbaik perusahaan

- Keterkaitan pemangku kepentingan 

Seringkali pembuat keputusan gagal mengantisipasi bahwa apa yang mereka

 putuskan untuk satu kelompok akan mempengaruhi kelompok yang lain.

Page 31: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 31/39

- Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok stakeholder  

Kebutuhan untuk mengidentifikasi semua stakeholder dan kelompok kepentingan

sebelum mengevaluasi dampak dari masing-masing bukti diri. Namun, ini

merupakan langkah yang diambil untuk diberikan berulang kali, dengan hasil

 bahwa isu-isu penting tidak diketahui. Sebuah pendekatan yang berguna untuk

membantu masalah ini adalah untuk berspekulasi tentang bagaimana buruk itu bisa

 pergi dari tindakan yang diusulkan dan mencoba untuk menilai bagaimana media

 bereaksi. Hal ini sering mengarah pada identifikasi kelompok yang paling rentan

stakeholder.

- Kegagalan memberi peringkat pada kepentingan stakeholder  

Kecenderungan untuk memperlakukan semua kepentingan stakeholders sama

tingkat pentingnya. Namun, sering memperlakukan kepentingan yang mendesak

yang paling penting. Mengabaikan ini tidak benar dan dapat menyebabkan

keputusan kurang optimal dan tidak etis.

-  Meninggalkan kebaikan, kejujuran dan hak. 

Seperti dijelaskan sebelumnya,, bahwa keputusan etis yang komprehensif tidak bisa

dilakukan jika salah satu dari tiga aspek terlupakan.

- Kegagalan mempertimbangkan motivasi untuk sebuah keputusan 

Selama bertahun-tahun, pengusaha dan profesional yang tidak peduli tentang

motivasi untuk tindakan, seperti consenquences dapat diterima. Sayangnya, banyak

 produsen telah kehilangan melihat kebutuhan untuk meningkatkan jaringan global

untuk semua pengambilan manfaat (atau sebanyak mungkin) dan keputusan dibuat

 bahwa manfaat sendiri, atau hanya sedikit kurang beruntung pendek dan jangka

 panjang lainnya . Cupet ini, murni SEFT - pengambil keputusan organisasi yang

 berminat mewakili risiko tinggi untuk pemerintahan.- Kegagalan untuk memperhitungkan kebajikan yang seharusnya ditunjukkan 

Anggota dewan, eksekutif dan akuntan profesional diharapkan untuk bertindak

dengan itikad baik dan pembuangan kewajiban fidusia kepada orang-orang

mengandalkan mereka. Mengabaikan kebajikan diharapkan dari mereka dapat

menyebabkan ketidakjujuran, kurangnya integritas dalam penyusunan laporan,

kegagalan untuk bertindak atas nama stakeholder, dan kegagalan untuk debit

keberanian dalam menghadapi orang lain yang terlibat dalam tindakan tidak etis,

Page 32: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 32/39

atau meniup peluit bila diperlukan. Akuntan profesional yang mengabaikan nilai-

nilai yang diharapkan dari mereka cenderung lupa bahwa mereka diharapkan untuk

melindungi koleksi publik.

Langkah-langkah untuk mengambil Keputusan yang Beretika 

1.  Mengidentifikasi fakta dan seluruh kelompok pemangku kepentingan serta

kepentingannya yang terpengaruh

2.  Merangking pemangku kepentingan dan kepentingannya, mengidentifikasi

yang terpenting dan memberikan bobot terhadapnya lebih dari isu yang lain

dalam analisis3.  Menilai dampak tindakan yang ditawarkan pada masing-masing

kepentingan kelompok pemangku kepentingan dengan memperhatikan

keberadaan mereka, perlakuan adil, dan hak lainnya, termasuk harapan

kebajikan, menggunakan kerangka kerja pertanyaan secara menyeluruh dan

meyakinkan bahwa perangkap umum yang dibicarakan kemudian tidak

masuk dalam analisis.

Tujuh langkah analisis pengambilan keputusan oleh amrican accounting association

(1993 :

1. Menentukan fakta (what, who, where, when and how)

2. Menetapkan masalah etika

3. Mengidentifikasikan prinsip dasar, peraturan dan nilai

4. Menetapkan alternative pilihan

5. Membandingkan nilai dengan alternative

6. Menetapkan konsekuensinya

7. Membuat keputusan

Page 33: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 33/39

BAB III

CONTOH KASUS ATAU APLIKASI DARI PRINSIP

“PENDEKATAN FACTUAL DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN” 

Penerapan Pendekatan Factual dalam Pembuatan Keputusan dalam pelayanan

keperawatan, antara lain :

Para individu dalam organisasi membuat keputusan (decision), artinya mereka

membuat pilihan-pilihan dari dua alternative atau lebih. Sebagai contoh, manajer

 puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk atau jasa yang

ditawarkan, cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang

menempatkan pabrik manufaktur yang baru. Manajer tingkat menengah dan

 bawah menentukan jadwal produksi, menyeleksi karyawan baru, dan merumuskan

 bagaimana meningkatkan bayaran karyawan. Karyawan nonmanajerial juga

membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan dan organisasi tempat mereka

 bekerja. Semakin banyak organisasi memberikan karyawan nonmanajerial otoritas

 pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan, maka pengambilan

keputusan individual merupakan satu bagian penting dari perilaku organisasi.

Decision Making adalah suatu proses pemikiran dalam rangka penyelesaian/

 pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir guna dilaksanakan.

Keputusan yang diambil adalah hasil akhir dari pemilihan sejumlah alternatif yang

terbaik, yang paling kecil risikonya.

Dalam menghadapi pilihan itu, setiap alternatif perlu ditunjang oleh informasi

selengkap-lengkapnya agar wawasannya menjadi luas dan dalam sehingga

keputusan yang diambil tidak akan begitu meleset, dibandingkan dengan kalau

tidak mengusahakan informasi selengkap-lengkapnya.

Page 34: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 34/39

BAB IV

PERAN PERAWAT DALAM PRINSIP

“PENDEKATAN FACTUAL DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN” 

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam proses

keperawatan, dimana dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan proses

 berpikir. Pengambilan keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual,

dimana keputusan yang ada memerlukan tindakan nyata dalam menentukan pilihan

dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang ada.

Pengambilan keputusan ini berdasarkan analisis dari data-data dan informasi

yang dikumpulkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang paling

menguntungkan dengan menggunakan logika dan rasional. Keputusan yang

diambil dengan memperhatikan prioritas masalah yang paling penting untuk diatasi

terlebih dahulu, waktu yang dibutuhkan, biaya, kemampuan, dan kemungkinan

keberhasilan yang paling tinggi.

Komponen yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :

1) Tanda/ gejala yang ditimbulkan misalnya tanda vital, keluhan, hasil

laboratorium.

2) Hipotesis (dugaan sementara) misalnya kemungkinan alergi, infeksi, kelainan

ginjal, kelainan jantung dll.

3) Pengetahuan dasar berhubungan dengan informasi, literatur, pernyataan yangdidukung dengan logika dan rasionalisasi.

4) Tindakan keperawatan ditentukan dari beberapa alternatif yang diajukan.

5) Penyelidikan/ pemeriksaan, hal ini dilakukan untuk memperkuat/ memvalidasi

dan mendukung keputusan yang akan diambil.

6) Pendapat/ perkiraan awal sebelumnya.

Page 35: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 35/39

Pengambilan keputusan untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang

timbul selain dengan menggunakan metode dan elemen diatas sangat diperlukan

kreativitas dari tenaga kesehatan. Pengambilan keputusan yang baik adalah

 pengambilan keputusan yang dilakukan secara cepat, tepat, efektif dan efisien serta

tidak menimbulkan konflik untuk pencapaian tujuan.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, yaitu :

1.  Identifikasi masalah

Masalah dan perumusan masalahnya harus benar-benar jelas. Pertanyaan-

 pertanyaan berikut ini akan memperjelas perumusan masalah seperti mengapa

masalah itu harus dipecahkan? Apa untung ruginya ? Faktor-faktor apa yang

 berpengaruh? Kapan harus diselesaikan? Berapa biaya yang diperlukan?

Harapan apa yang diperoleh? Bagaimana melaksanakannya? Siapa yang akan

diikutsertakan?

2.  Pengumpulan data

Untuk menyelesaikan/ memecahkan masalah, data sangat diperlukan dan

harus relevan/ sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.  Analisis data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, yang

nantinya menjadi informasi untuk mengambil keputusan.

4. 

Penentuan alternatif

Data yang sudah dianalisis akan memunculkan beberapa alternatif yang

harus diambil salah satu menurut pertimbangan paling baik. Untuk menentukan

 pilihan dari berbagai alternatif dilakukan dengan menyusun suatu rangking dari

alternatif yang ada dengan melihat apakah mempermudah tercapainya tujuan,

memberikan kepuasan yang paling besar, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan efisiensi. Penentuan alternatif harus berdasarkan pertimbangan

Page 36: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 36/39

yang matang, berlandaskan pemikiran yang masak sehingga kecil risikonya,

aman, sesuai dan tidak menimbulkan efek negative.

5. 

Pelaksanaan alternatif

Alternatif direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang pastinya

akan banyak rintangan/ hambatan sehingga membutuhkan kreativitas.

6.  Penilaian/ evaluasi

Dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok

dengan perencanaan/ alternatif yang sudah dipilih dan dapat dijadikan pengalaman sehingga kesalahan tidak lagi terjadi di masa-masa yang akan

datang.

Kalau kita amati secara seksama, langkah pengambilan keputusan ini hampir

sama dengan proses keperawatan yang diawali dengan pengkajian, analisis data dan

diagnosa keperawatan, perencanaan. Implementasi dan evaluasi.

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang didasarkan data/ informasi yang

tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah

dengan penekanan pada kuantitas, ketepat gunaan, keragaman jawaban.

Seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba,

 bertualang, suka bermain-main serta intuitif ( berdasar bisikan hati). Orang kreatif

 juga menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dan membuat lompatan yang

memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.

Menciptakan ide dapat dilakukan dengan cara antara lain :

1.  Mengembangkan ide lama dengan merubah bentuk dan penggunaannya .

2.  Merubah ide lama dengan cara menyusun kembali atau menggabungkan

 bagian-bagian tertentu dengan cara mendesainnya.

3.  Menyusun ide yang benar-benar baru, orisinil (asli) dan bermanfaat.

Page 37: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 37/39

Semakin cepat informasi keluar dan diterima oleh orang, semakin cepat orang

menyerapnya, mengkombinasikan dan merekombinasikannya untuk menciptakan

konsep, teori, fakta dan penemuan baru yang lebih banyak lagi.

Pengelompokkan kreativitas berdasarkan 4P, yaitu :

1) Product yaitu hasil suatu kerja yang diterima sangat berguna dan dapat

memuaskan sekelompok orang dalam waktu tertentu.

2) Press artinya mempunyai dorongan atau tekanan yang dapat membuat

orang lain termotivasi untuk mengikuti dan mengakui pendekatan pemecahan

masalah dengan mengemukakan ide/ pendapatnya untuk mewujudkan hasil

yang kreatif.

3) Process yaitu proses yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir sebagai

suatu sistem yang baru dan dianggap baik serta dapat diterima secara disadari

ataupun tidak.

4) Person artinya pribadi/ individu yang mempunyai keunikan yang berbeda

dengan orang lain dalam berfantasi, berekspresi, berkreasi dan kebebasan

dalam menyatakan sikap dan perbuatannya terhadap sesuatu.

Dalam berkreativitas juga sering mengalami hambatan, antara lain :

1) Hambatan Internal dalam berimajinasi, berekspresi dan berkreatif.

a) Tidak mendapat informasi yang tepat.

 b) Keterbatasan bahasa/ kurang bisa berkomunikasi.

c) Tidak biasa berimajinasi.

d) Terlalu realistis.

e) Kurang mampu mengekpresikan ide/ menyampaikan gagasan.

Page 38: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 38/39

f) Hambatan persepsi seperti stereotype/ terpaku pada pola yang ada.

g) Hambatan emosi seperti malas berpikir dan bicara, takut salah, takut

mengambil risiko, tegang, ingin cepat berhasil, kurang tantangan, tidak

 biasa membedakan fantasi dan realita.

2) Hambatan Eksternal seperti lingkungan dan sosial budaya.

a) Budaya yang tabu dan penuh tahayul.

 b) Keterbatasan jaringan/ hubungan.

c) Keterbatasan anggaran.

d) Kekurangan waktu.

e) Tidak mendapat dukungan dari lingkungan.

Dalam keperawatan khususnya pada saat memberikan asuhan keperawatan

 pada klien, penyelesaian masalah, pengambilan keputusan dan kreativitas saling

 berkaitan dan mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat ketika perawat membuat

 perencanaan keperawatan yang di dalamnya membutuhkan penyelesaian dari setiap

masalah yang dihadapi klien dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif

 pemecahan yang ada serta membutuhkan kreativitas dalam melakukan tindakan

keperawatan karena respon klien dapat berubah dengan cepat. Ketiga hal ini pun

melibatkan proses berpikir yang cepat dan tepat.

Page 39: Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

8/18/2019 Manajemen Mutu-Pendekatan Factual Dalam Pengambilan Keputusan-Sandri Yaningsih

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-mutu-pendekatan-factual-dalam-pengambilan-keputusan-sandri-yaningsih 39/39

DAFTAR PUSTAKA

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.co.id/2011/02/manajemen-mutu.html

http://nersferdinanskeperawatan.wordpress.com/2010/01/21/manajemen-

mutu-dalam-pelayanan-keperawatan/

http://www.premysisconsulting.com/2013/09/19/8-prinsip-manajemen-mutu-iso-

9001-2/

https://maryamspkom.wordpress.com/2012/09/27/ho-hub-pemecahan-masalah-dgn-

berpikir-kritis/