PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN PADA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN ...
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan
-
Upload
nuning-sri-noviani -
Category
Documents
-
view
171 -
download
9
description
Transcript of Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan
Pengantar Bisnis Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan
Disusun Oleh:
Kelompok I
Nuning Sri Noviani (C 301 13 041)
Adina Putri (C 301 13 042)
M. Ardiansyah Kemal (C 301 13 043)
Muh. Ihsan (C 301 13 044)
Fitri Insiani (C 301 13 045)
Muh. Ardiansyah (C 301 13 046)
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
kita kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani, sehingga kita masih bisa menghirup udara
segar dan banyak lagi nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya. Oleh karena itulah, kita wajib
mensyukuri segala nikmat-Nya tersebut agar kita termasuk ke dalam orang-orang yang di beri
nikmat yang banyak dan orang-orang yang beriman, dan bukan sebagai hamba-Nya yang kufur
dan mendapat siksaan-Nya yang amat pedih di akhirat kelak.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan. Makalah ini disusun dari informasi yang di
ambil dari beberapa sumber sehingga lebih banyak ilmu yang dapat disajikan kepada pembaca.
Di dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak rintangan, baik itu berasal dari
diri penyusun sendiri maupun dari luar. Namun atas berkah Allah semata, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan
yang di khususkan kepada ilmu ekonomi bisnis. Sehingga pembaca dapat memperoleh ilmu
maupun informasi seputar dunia perekonomian yang tengah marak dewasa ini.
Setelah itu kami berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kesalahan di dalamnya. Akhir kata, kami sebagai penyusun meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan,
penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi,
karna kami hingga saat ini masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan
sarannya demi kemajauan bersama.
Palu,
Penyusun,
Kelompok 1
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Peran Manajer Sedang Berubah ................................................................ 5
2.2. Fungsi Manajemen .................................................................................... 5
2.3. Perencanaan: Menciptakan Visi Berdasarkan Pada Nilai ......................... 6
2.4. Pengorganisasian: Menciptakan Sebuah Sistem yang Padu ..................... 8
2.4.1. Tugas dan Keterampilan pada Tingkat Manajemen yang
Berbeda.......................................................................................... 9
2.4.2. Organisasi Berorientasi Pemangku Kepentingan ......................... 9
2.4.3. Pengisian Staf: Mendapatkan dan Mempertahankan Orang yang
Tepat.............................................................................................. 9
2.5. Kepemimpinan: Menyediakan Visi dan Nilai Secara Terus-menerus ..... 10
2.5.2. Gaya Kepemimpinan..................................................................... 10
2.5.3. Memberdayakan Karyawan ......................................................... 12
2.5.4. Mengelola Pengetahuan ............................................................... 12
2.6. Pengendalian: Memastikan Keberhasilan ................................................ 13
2.6.1. Sebuah Kriteria Pengukuran Baru: Kepuasan Pelanggan ........... 14
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bisnis merupakan aktivitas yang selalu ada di sekitar kita dan dikenal oleh kaum
muda hingga kaum tua. Bisnis tidak berjalan dengan sendirinya tanpa adanya suatu
koordinasi yang baik antara manajemen, kepemimpinan, dan pemberdayaan karyawan.
Dan pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa masih
bingung dengan manajemen, kepemimpinan, dan pemberdayaan karyawan yang terdapat
dalam bisnis; sehingga diperlukan adanya suatu pembahasan yang lebih. Padahal, kalau
kita memahami manajemen, kepemimpinan, dan pemberdayaan karyawan yang terdapat
dalam bisnis, kita akan mendapatkan keuntungan yang kita inginkan dalam aktivitas
bisnis, karena pengorganisasian bisnis kita tertata dengan baik.
Maka dari itu, penulis ingin membahas makalah ini yang berjudul “Manajemen,
Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan” yang menjadi salah satu topik
pembahasan penulis. Penulis berusaha untuk menyusun makalah ini semenarik mungkin
agar para masyarakat khusunya mahasiswa dan pelajar lainnya dapat menyukai makalah
ini. Sehingga, mahasiswa dapat mengenal dan mengerti serta dapat menambah wawasan
dalam berbisnis tentunya.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana peran dan fungsi manajer dalam manajemen bisnis?
2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan dan pengendalian dalam bisnis?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas pengantar bisnis yang bermuatan softskill
2. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai materi pengantar bisnis
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Manajer Sedang Berubah
Manajer harus mempraktikkan seni menyelesaikan pekerjaan melalui sumber-
sumber organisasional. Manajer disebut sebagai atasan, dan pekerjaan mereka adalah
memberi tahu orang-orang apa yang harus dilakukan dan mengawasi mereka untuk
memastikan mereka melakukannya. Atasan cenderung menegur mereka yang tidak
melakukan pekerjaan secara benar dan biasanya bersikap keras.
Sekarang, manajer bersikap lebih progresif. Manajer dididik untuk membimbing,
melatih, mendukung, memotivasi, dan mendampingi karyawan alih-alih memberi tahu
mereka apa yang harus dilakukan. Manajer yang paling modern menekankan kerja tim dan
kooperasi alih-alih menekankan disiplin dan memberikan perintah.
Di masa lalu, seorang pekerja akan mengharapkan untuk bekerja untuk perusahaan
yang sama selama bertahun-tahun, mungkin bahkan seumur hidup. Secara serupa,
perusahaan akan mempekerjakan orang dan mempertahankan mereka untuk waktu yang
lama. Sekarang, banyak perusahaan tidak segan untuk memberhentikan karyawan, dan
karyawan tidak segan untuk pergi jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Mereka
cenderung berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain seiring karier mereka
berkembang. Kontrak jangka panjang tradisional antara manajemen dan karyawan-dan
kepercayaan yang menyertainya-acap kali tidak ada lagi.
Secara umum, manajemen sedang mengalami revolusi. Manajer dimasa depan
kemungkinan akan bekerja dalam tim dan akan menerima peran yang sama sekali berbeda
dalam perusahaan. Selanjutnya, mereka akan lebih banyak melakukan ekspansi keluar
negeri.
Arti hal ini bagi anda dan lulusan dimasa depan lainnya adalah bahwa manajemen
akan menuntut orang dengan jenis baru: seorang komunikator ulung dan pemain tim serta
perencana, koordinator, organisator, dan penyelia.
2.2. Fungsi Manajemen
Manajer memberikan arahan kepada organisasi, memberikan kepemimpinan, dan
memutuskan bagaimana menggunakan sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai
tujuan. Selain itu, manajer harus berurusan dengan pemecahan konflik, menciptakan
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 6
kepercayaan dalam atmosfer dimana kepercayaan lebih terguncang dengan hebat, dan
membantu menciptakan dalam keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan
keluarga. Manajemen (management) adalah proses yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya.
Perencanaan (planning) meliputi antisipasi terhadap tren dan penentuan strategi dan
taktik terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasional. Salah satu sasaran itu
adalah untuk menyenangkan pelanggan. Perencanaan adalah fungsi manajemen kunci
karena fungsi yang lain sangat tergantung pada adanya perencanaan yang baik.
Pengorganisasian (organizing) meliputi perancangan struktur organisasi dan
penciptaan kondisi dan sistem dimana setiap orang dan setiap hal bekerja bersama untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Gagasannya adalah untuk merancang perusahaan,
sehingga setiap orang bekerja untuk memuaskan pelanggan dan menghasilkan laba. Jadi,
organisasi harus tetap fleksibel dan mampu beradaptasi karena kebutuhan pelanggan terus
berubah, dan organisasi harus berubah bersama mereka atau berisiko kehilangan bisnis
mereka.
Kepemimpinan (leading) berarti menciptakan visi untuk organisasi dan
mengomunikasikan, membimbing, melatih, dan memotivasi orang lain untuk bekerja
secara efektif untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Tren yang ada adalah untuk
memberdayakan karyawan, memberi mereka sebanyak mungkin kebebasan untuk
memerintah diri dan memotivasi diri. Fungsi ini dahulu dikenal sebagai pengarahan; yaitu
memberi tahu karyawan persisnya apa yang harus dilakukan. Kepemimpinan dibutuhkan
untuk menjaga agar karyawan terfokus pada tugas yang tepat pada saat yang tepat bersama
dengan pelatihan, pemberian motivasi, dan tugas-tugas kepemimpinan lainnya.
Pengendalian (controlling) melibatkan penetapan standar yang jelas untuk
menentukan apakah sebuah organisasi mengalami kemajuan terhadap tujuan dan
sasarannya, member ganjaran kepada orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang baik,
dan mengambil tindakan korektif jika tidak. Pengendalian berate mengukur apakah apa
yang sebenarnya terjadi memenuhi tujuan organisasi.
2.3. Perencanaan: Menciptakan Visi Berdasarkan Pada Nilai
Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan
memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 7
keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa
keterlibatan pekerjaaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang
individu, sementara komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang
merekrut individu tersebut.
Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat
dirinya sebagai anggota sejati organisasi. Menurut Fred Luthan (2005), komitmen
organisasi didefinisikan sebagai :
1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;
2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
3. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata
lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada
organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan
Dessler memberikan pedoman khusus untuk mengimplementasikan sistem
manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah dan meningkatkan komitmen
organisasi pada diri karyawan, yaitu:
1. Berkomitmen pada nilai manusia: Membuat aturan tertulis, memperkerjakan
menejer yang baik dan tepat, dan mempertahankan komunikasi.
2. Memperjelas dan mengkomukasikan misi Anda: Memperjelas misi dan
ideologi; berkharisma; menggunakan praktik perekrutan berdasarkan nilai;
menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan; membentujk tradisi,
3. Menjamin keadilan organisasi: Memiliki prosedur penyampaian keluhan yang
koprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang ekstensif,
4. Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas berdasarkan nilai;
keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja tim, berkumpul
bersama,
5. Mendukung perkembangan karyawan: Melakukan aktualisasi; memberikan
pekerjaan menantang pada tahun pertama; memajukan dan memberdayakan;
mempromosikan dari dalam; menyediakan aktivitas perkembangan;
menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 8
2.4. Pengorganisasian: Menciptakan Sebuah Sistem yang Padu
Setelah menajer menceritakan tindakan, mereka harus mengorganisasikan
perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. Secara operasional, pengorganisasian berarti
mengalokasikan sumber daya (seperti dana untuk berbagi departemen), memberikan tugas,
dan menetapkan prosedur untuk mencapai sasaran organisasioanal. Bagan organisasi
(organization chart) adalah alat visual yang memperhatikan hubungan antara orang dan
membagi perkejaan organisasi; bagan organisasi memperlihatkan siapa yang bertanggung
jawab untuk penyelasaian perkejaan tertentu dan siapa yang melapor kepada siapa.
Manajer puncak (top management) atau manajemen tingkat tinggi terdiri atas
presiden dan eksekutif perusahaan penting lainnya yang mengembangkan secara strategis.
Istilah yang kemungkinan sering anda lihat adalah chief executive officer (CEO), chief
operating officer (CCO), chief financial officer (CFO) dan chief information officer (CIO)
atau (di beberapa perusahaan) chief knowledger officer (CKO). CEO acap kali merupakan
president dari perusahaan dan bertanggung jawab untuk semua keputusan tingkat puncak
diperusahaan. CEO bertanggung jawab untuk memperkenalakan perubahan kedalam
organisasi. COO bertanggung jawab untuk menerapkan perubahan tersebut. Tugasnya
meliputi menstuktur perkejaan, mengontrol operasi, dana member ganjaran kepada orang
untuk memastikan bahwa setiap orang berjuang untuk melaksanakan visi pemimpin.
Banyak perusahaan sekarang menghilangkan fungsi COO sebagai tindakan pemaksaan
biaya dan menyerahkan peran tersebut ke COE. Acap kali, CFO berpartisipasi dalam
keputusan untuk menghilangkan posisi COO. CFO bertangung jawab untuk mendapatkan
dana, merencanakan anggaran,mengumpulkan dana dan sebagainya. CIO atau CKO
bertanggung jawab untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk manajer lain, sehingga
mereka dapat mengambil keputusan yang tetap.
Manajer menengah (middle management) meliputi general manager, manajer devisi
dan manajer cabang dan pabrik (diperguruan tinggi, dekan dan kepala departemen) yang
bertanggung jawab untuk perencanaan taktis dan pengendalian.
Manajer penyalian (supervisory manajement) meliputi mereka yang secara
langsung bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan dan mengevaluasi kinerja harian
mereka; mereka acap kali dikenal sebagai manajer lini pertama (atau penyelian) karena
mereka adalah tingakat pertama setelah pekerja.
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 9
2.4.1. Tugas dan Keterampilan pada Tingkat Manajemen yang Berbeda
Hanya sedikit orang yang belajar menjadi manajer yang baik, seorang
belajar bagaimana menjadi seorang akuntan atau perwakilan penjualan atau pekerja
lini produksi yang trampill, dan kemudian ia dipilih menjadi manajer.
Seseorang manajer harus mempunyai tiga kategori keterampilan :
1. Keterampilan teknis (technical skills) melibatkan kemampuan untuk melakukan
tugas dan disiplin tertentu (seperti menjual produk atau mengembangkan peranti
lunak) atau departemen tertentu (seperti pemasaran atau sistem informasi)
2. Keterampilan hubungan manusia (human relations skills) melibatkan
komunikasi dan motivasi, keterampilan ini memungkinkan manajer untuk
berkeja melalui dan bersama orang-orang.ketrampilan seperti ini juga meliputi
keterampilan yang berhubungan dengan kepemimpinan, bimbingan,
pembangunan modal, pendelegasian, pelatihan, dan perkembangan, serta
bantuan dan dukungan.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skills) melibatkan kemampuan untuk
menggambarkan organisasi sebagai satu keseluruhan dan hubungan antara
berbagai bagiannya. Keterampilan konseptual dibutuhkan dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, pengembangan sistem, analisis masalah,
pengambilan keputusan, kordinasi dan pendelegasian.
2.4.2. Organisasi Berorientasi Pemangku Kepentingan
Sebuah penyataan yang mendominasi 20 tahun terakhir atau lebih adalah
bagaimana cara yang paling baik untuk mengorganisasikan perusahaan untuk
merespons kebutuhan pelanggan dan para pemangku kepentingan lainnya.
Pemangku kepentingan meliputi siapa saja yang terpengaruh oleh organisasi serta
kebijakan dan produknya. Itu meliputi karyawan, pelanggan, pemasok, diler,
kelompok lingkungan dan masyarakat sekitar. Tujuan fungsi organisasi dalam
perusahaan adalah untuk menentukan dengan jelas siapa melakukan apa dalam
perusahaan.
2.4.3. Pengisian Staf: Mendapatkan dan Mempertahankan Orang yang Tepat
Pengisian staf (staffing) meliputi merkrut, memperkerjakan memotivasi dan
mempertahankan orang-orang terbaik yang ada untuk mencapai sasaran organisasi.
Pengisian staf menjadi bagian yang lebih besar dari tugas masing-masing manajer,
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 10
dan semua manjer perlu berkerja sama dengan manajemen sumber daya manusia
untuk memenangkan dan mempertahankan perkejaan yang lebih baik.
Pengisian staf adalah subjek yang begitu pentingnya, seiring perusahaan
mencari perkeja yang berketrampilan dan berbakat.
2.5. Kepemimpinan: Menyediakan Visi dan Nilai Secara Terus-menerus
Dalam literatur bisnis terdapat tren menuju pemisahan gagasan manajemen dengan
kepemimpinan. Satu orang mungkin merupakan manajer yang baik, tetapi bukan seorang
pemimpin yang baik. Orang lain mungkin merupakan pemimpin yang baik tanpa menjadi
manajer yang baik. Satu perbedaan antara manajer dan pemimpin adalah bahwa manajer
berjuang untuk menghasilkan ketertiban dan kestabilan, sementara pemimpin merangkul
dan mengelola perubahan. Kepemimpinan menciptakan visi untuk diikuti orang lain,
menetapkan nilai dan etika korporat, dan mengubah cara organisasi melakukan bisnis
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Pemimpin yang baik memotivasi
pekerja dan menciptakan lingkungan bagi pekerja untuk memotivasi diri mereka sendiri.
Manajemen adalah pelaksanaan dari visi kepemimpinan.
Organisasi akan membutuhkan pekerja dan manajer yang mempunyai satu visi yang
sama dan mengetahui cara melakukan pekerjaan secara kooperatif. Tempat kerja sedang
berubah dari sebuah lingkungan di mana sedikit orang mendiktekan aturan kepada orang
lain menjadi sebuah lingkungan di mana semua karyawan bekerja bersama untuk mencapai
tujuan bersama. Selanjutnya, manajer harus memimpin dengan melakukan, tidak hanya
dengan mengatakan. Dalam ringkasan, pemimpin harus:
Mengomunikasikan sebuah visi dan membuat orang lain mengikuti visi tersebut.
Menetapkan nilai-nilai korporat.
Mempromosikan etika korporat.
Merangkul perubahan.
2.5.1. Gaya Kepemimpinan
Tidak ada yang lebih menantang para periset dalam area manajemen lebih
daripada pencarian ciri-ciri, perilaku, atau gaya kepemimpinan yang “terbaik”.
Ribuan studi telah dilakukan hanya untuk menemukan ciri-ciri kepemimpinan, yaitu
karakteristik-karakteristik yang membuat pemimpin berbeda dari orang lain. Secara
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 11
intuitif, anda akan menyimpulkan hal yang kurang lebih sama dengan yang
ditemukan para periset: Ciri-ciri kepemimpinana sulit untuk ditentukan secara
spesifik. Bahkan, hasil dari sebagian besar studi terhadap kepemimpinan adalah
tidak signifikan secara statistik maupun reliabel. Beberapa pemimpin
berpenampilan sangat rapi dan berperangai baik, sementara yang lainnya tidak rapi
dan berperangai kasar, tetapi yang belakangan mungkin sama efektifnya dengan
yang pertama.
Sama seperti tidak adanya sekumpul ciri-ciri yang dapat dideskripsikan
sebagai pemimpin; juga tidak terdapat satu gaya kepemimpinan yang paling baik
dalam semua situasi. Meskipun demikian, kita dapat melihat pada beberapa gaya
kepemimpinan yang paling umu dikenali dan melihat bagaimana gaya-gaya ini
dapat efektif:
1. Kepemimpinan otokratis (autocratic leadership) melibatkan pengambian
keputusan manajerial tanpa berkonsultasi dengan orang lain.
2. Kepemimpinan partisipatif (demokratif) (participative (democratic) leadership)
terdiri dari manajer dan karyawan yang bekerja bersama untuk mengambil
keputusan.
3. Kepemimpinan free-rein (free-rein leadership) melibatkan manajer yang
menetapkan sasaran-sasaran dan karyawan relatif mempunyai kebebasan untuk
melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Pemimpin secara individual jarang ada yang masuk secara pas ke dalam
hanya satu dari kategori ini. Periset mengilustrasikan kepemimpinan sebagai sebuh
rangkaian kesatuan dengan jumlah partisipasi karyawan yang bervariasi, dari murni
kepemimpinan terpusat pada atasan hingga kepemimpinan terpusat pada bawahan.
Manakah gaya kepemimpinan yang paling baik? Riset memberi tahu kita
bahwa kepemimpinan yang berhasil sangat tergantung pada tujuan dan nilai dari
perusahaan, siapa yang dipimpin, dan dalam situasi apa. Riset juga mendukung
gagasan abhwa gaya kepemimpinan apa pun, dari otokratis hingga free-rein dapat
berhasil tergantung pada orang-orangnya dan situasinya. Bahkan, seorang manajer
dapat menggunakan beragam gaya kepemimpinan, tergantung pada situasi yang
ada. Seorang manajer dapat bersikap otokratis, tetapi ramah dengan seorang
pegawai baru; bersikap demokratis dengan seorang karyawan berpengalaman yang
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 12
mempunyai banyak ide bagus yang hanya dapat dikembangkan oleh seorang
manajer yang fleksibel yang merupakan pendengar yang baik; dan menerapkan
kepemimpinan free-rein dengan seorang penyelia lama yang terpercaya yang
mungkin mengetahui lebih banyak mengenai operasi dibandingkan manajer
tersebut.
2.5.2. Memberdayakan Karyawan
Para pemimpin progresif, seperti yang ada dalam banyak perusahaan
berteknologi tinggi dan perusahaan internet, berkemungkinan lebih kecil daripada
pemimpin tradisional untuk memberikan intruksi spesifik kepada karyawan. Alih-
alih mereka lebih berkemungkinan memberdayakan karyawan-karyawan untuk
mengambil keputusan oleh mereka sendiri. Pemberdayaan berarti memberikan
karyawan orotitas (hak untuk mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan
manajer) dan tanggung jawab (keharusan untuk menerima konsekuensi dari
tindakan seseorang) untuk merespon permintaan pelanggan dengan ceat. Manajer
acap kali enggan untuk menyerahkan kekuasaan yang mereka miliki untuk
mengambil keputusan; jadi, pemberdayaan acap kali ditentang. Dalam perusahaan
yang mampu menerapkan konsep tersebut, peran manajer menjadi kurang seperti
atasan dan direktur dan lebih, seperti pelatih, asisten, penasihat, atau anggota tim.
Pemampuan (enabling) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
pemberian pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan pekerja untuk mengambil
keputusan. Jelas, pemampuan adalah kunci keberhasilan dari pemberdayaan. Tanpa
pendidikan, pelatihan, bimbingan, dan alat-alat yang tepat, pekerja tidak dapat
memikul tanggung jawab dan peran pengambilan keputusan yang membuat
pemberdayaan berhasil.
2.5.3. Mengelola Pengetahuan
Terdapat perkataan lama yang masih mengandung kebenaran di masa kini:
“Pengetahuan adalah kekuatan.” Pemberdayaan karyawan berarti memberi mereka
pengetahuan yang memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk melakukan
pekerjaan terbaik yang dapat mereka lakukan. Menemukan informasi lebih tepat,
menyimpan informasi di tempat yang siap untuk diakses, dn membuat informasi
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 13
tersebut diketahui setiap orang dalam perusahaan bersama-sama merupakan
manajemen pengetahuan. (knowledge management).
Manajemen pengetahuan berusaha untuk mencegah orang untuk
menciptakan kembali roda, yaitu menduplikasi pekeraan pengumpulan informasi,
setiap saat ada keputusan yang harus diambil. Sebuah perusahaan benar-benar maju
ketika setiap orang dalam perusahaan tersebut terus-menerus bertanya, “Apa yang
masih belum saya ketahui?” dan “Siapa yang harus saya tanyai?” Sama pentingnya
untuk mengetahui cara apa yang tidak berhasil dan cara apa yang berhasil.
Karyawan dan manajer sekarang mempunyai e-mail, mesin faks, intranet, dan cara-
cara lainnya untuk tetap berhubungan satu sama lain dengan pelanggan dan
pemangku kepentingan lainnya. Kunci keberhasilannya adalah mempelajarai cara
untuk memproses informasi tersebut secara efektif dan mengubahnya menjadi
pengetahuan, sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk meningkatkan
proses dan prosedur. Itu adalah satu cara untuk memampukan pekerja untuk lebih
efektif.
2.6. Pengendalian: Memastikan Keberhasilan
Fungsi pengendalian melibatkan pengukuran kinerja secara relatif terhadap sasaran
dan standar yang direncanakan, memberi ganjaran kepada orang-orang untuk pekerjaan
yang dilaksanakan dengan baik, dan kemudian mengambil tindakan korektif jika
diperlukan. Jadi, proses pengendalian merupakan satu kunci terhadap sistem manajemen
yang berhasil karena pengendalian memberikan umpan balik yang memungkinkan manajer
dan pekerja untuk menyesuaikan jika ada penyimpangan terhadap rencana dan terhadap
perubahan dalam lingkungan yang telah memengaruhi kinerja. Pengendalian terdiri atas
lima langkah, yaitu:
1. Menetapkan standar yang jelas
2. Memantau dan merekam kinerja
3. Membandingkan hasil terhadap standar
4. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengambil tindakan korektif
Mata rantai terlemah dalam sistem pengendalian adalah penetapan standar. Untuk
mengukur hasil terhadap standar, standar haruslah spesifik, dapat tercapai, dan dapat
diukur. Penetapan standar yang jelas tersebut adalah bagian dari fungsi perencanaan.
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 14
2.6.1. Sebuah Kriteria Pengukuran Baru: Kepuasan Pelanggan
Kriteria untuk mengukur keberhasilan dalam perusahaan yang berorientasi
pada pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Ini meliputi, baik kepuasan dari
pelanggan eksternal maupun internal. Pelanggan eksternal (external costumer)
meliputi diler yang membeli produk untuk dijual kepada orang lain dan pelanggan
akhir (pengguna akhir) yang membeli produk untuk digunakan secara pribadi.
Sementara pelanggan internal (internal costumer) adalah individu dan unit dalam
perusahaan yang menerima layanan dari individu atau unit lain.
Kriteria efektivitas organisasional lainnya dapat meliputi konstribusi
perusahaan kepada masyarakat dan tanggung jawab lingkungannya di area area di
sekitar bisnis tersebut. Ukuran keberhasilan tradisional biasanya adalah secara
financial; yaitu, keberhasilan didefinisikan dalam hal laba atau pengembalian atas
investasi. Tujuan-tujuan lainnya dapat termasuk menyenangkan karyawan,
pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 15
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Manajer harus mempraktikkan seni menyelesaikan pekerjaan melalui sumber-sumber
organisasional. Manajer bertujuan untuk membimbing, melatih, mendukung, memotivasi, dam
mendampingi karyawan alih-alih memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan. Secara umu,
manajemen sedang mengalami revolusi, manajer yang akan datang kemungkinan akan bekerja
dalam tim dan akan menerima peran yang sama sekali berbeda dalam perusahaan. Dan mereka
akan menuntut orang dengan jenis-jenis baru (koordinator, komunikasi ulug, pemain tim serta
perencana, organisator dan penyelia).
Dalam kehidupan sehari-hari terutama bisnis, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang
paling umum, yakni:
1. Kepemimpinan otokratis
2. Kepemimpinan partisipatif
3. Kepemimpinan free-rein
Sementara pengendalian dalam bisnis, terdiri atas 5 langkah yaitu:
1. Menetapkan standar kinerja yang baik
2. Memantau dan merekam kinerja actual
3. Membandingkan hasil
4. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengambil tindakan korektif
Manajemen, Kepemimpinan dan Pemberdayaan Karyawan | 16
DAFTAR PUSTAKA
http://caitanusbalak.blogspot.com/2012/11/manajemen-kepemimpinan-dan-pemberdayaan_3.html
Nickels G. William, Hugh Mc, Hugh Mc. 2010. Pengantar Bisnis, Understanding Business.
Jakarta; PT Salemba Empat