manajemen

5
Di bangku kuliah, kita diajarkan manajemen, yang sebagian besar mengadopsi ajaran- ajaran dari bangsa Barat. Apakah bangsa Timur tidak mewariskan ajaran-ajaran kepemimpinan yang dapat digunakan untuk memimpin negara menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat?. Setelah saya coba buka-buka buku dan sejarah ternyata Bangsa Timur tidak kalah dengan bangsa Barat. Bangsa kitapun (Timur) telah mewariskan banyak ilmu- ilmu manajemen. Salah satunya adalah ASTA BRATA yang telah diterapkan di bumi nusantara ini sejak ribuan tahun silam hingga negeri ini sempat mengalami kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Ramayana Sebuah Sastra Weda yang telah digubah dengan bentuk Kakawin/Kakawin Ramayana Bab I Sloka 3 menyebutkan : Gunamanta Sang Dasaratha, Wruh Sira ring Weda, Bhakti ring Dewa Tan Marlupeng pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh. Maksudnya : Bahwa Raja Dasaratha adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci Weda, taat beragama, Bhakti kepada Tuhan dan tidak melupakan leluhur/pendahulu- pendahulunya serta adil dan mengasihi seluruh rakyatnya. Raja berputrakan Sri Rama ini adalah seorang pemimpin yang patut dijadikan panutan. Artinya seorang pemimpin harus menguasai : ilmu pengetahuan & teknologi, agama, taat kepada Tuhan, hormat kepada para pahlawan dan pendahulu-pendahulunya, adil serta sayang kepada rakyatnya.Asta Brata Asta Brata artinya delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya. Asta Brata disimbulkan dengan sifat-sifat mulia dari alam semesta yang patut dijadikan pedoman bagi setiap pemimpin, yaitu : 1. Indra Brata Seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya dapat membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.

Transcript of manajemen

Page 1: manajemen

Di bangku kuliah, kita diajarkan manajemen, yang sebagian besar mengadopsi ajaran-ajaran dari

bangsa Barat. Apakah bangsa Timur tidak mewariskan ajaran-ajaran kepemimpinan yang dapat

digunakan untuk memimpin negara menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat?. Setelah saya

coba buka-buka buku dan sejarah ternyata Bangsa Timur tidak kalah dengan bangsa Barat. Bangsa

kitapun (Timur) telah mewariskan banyak ilmu-ilmu manajemen.  Salah satunya adalah ASTA BRATA 

yang telah diterapkan di bumi nusantara ini sejak ribuan tahun silam hingga negeri ini sempat

mengalami kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

Ramayana

Sebuah Sastra Weda yang telah digubah dengan bentuk Kakawin/Kakawin Ramayana Bab I Sloka 3

menyebutkan :

Gunamanta Sang Dasaratha, Wruh Sira ring Weda, Bhakti ring Dewa Tan Marlupeng pitra puja, masih

ta sireng swagotra kabeh.

Maksudnya : Bahwa Raja Dasaratha adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci

Weda, taat beragama, Bhakti kepada Tuhan dan tidak melupakan leluhur/pendahulu-pendahulunya

serta adil dan mengasihi seluruh rakyatnya.

Raja berputrakan Sri Rama ini adalah seorang pemimpin yang patut dijadikan panutan. Artinya

seorang pemimpin harus menguasai : ilmu pengetahuan & teknologi, agama, taat kepada Tuhan,

hormat kepada para pahlawan dan pendahulu-pendahulunya, adil serta sayang kepada

rakyatnya.Asta Brata

Asta Brata artinya delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama

kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya. Asta Brata disimbulkan

dengan sifat-sifat mulia dari alam semesta yang patut dijadikan pedoman bagi setiap pemimpin,

yaitu :

1. Indra Brata 

Seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran

bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya dapat membawa kesejukan dan penuh

kewibawaan.

2. Yama Brata

Pemimpin hendaknya meneladani sifat-sifat Dewa Yama, yaitu berani menegakkan keadilan

menurut hukum atau peraturan yang berlaku demi mengayomi masyarakat.

Page 2: manajemen

3. Surya Brata 

Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti Matahari (surya) yang mampu memberikan

semangat dan kekuatan pada kehidupan yang penuh dinamika dan sebagai sumber energi.

4. Candra Brata 

Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat seperti bulan yaitu mampu memberikan penerangan

bagi rakyatnya yang berada dalam kegelapan/kebodohan dengan menampilkan wajah yang

penuh kesejukan dan penuh simpati sehingga masyarakatnya merasa tentram dan hidup

nyaman.

5. Vayu Brata (maruta)

Pemimpin hendaknya ibarat angin, senantiasa berada di tengah-tengah masyarakatnya,

memberikan kesegaran dan selalu turun ke bawah untuk mengenal denyut kehidupan

masyarakat yang dipimpinnya.

6. Bhumi (Danada) 

Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi yaitu teguh, menjadi landasan

berpijak dan memberi segala yang dimiliki untuk kesejahteraan masyarakatnya.

7. Varuna Brata 

Pemimpin hendaknya bersifat seperti samudra yaitu memiliki wawasan yang luas, mampu

mengatasi setiap gejolak (riak) dengan baik, penuh kearifan dan kebijaksanaan.

8. Agni Brata 

Pemimpin hendaknya memiliki sifat mulia dari api yaitu mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi dalam pembangunan, tetap teguh dan tegak dalam prinsip dan

menindak/menghanguskan yang bersalah tanpa pilih kasih.

Kepemimpinan Dari ASTA BRATA            Istilah Asta Brata terdiri atas kata “Asta” yang artinya delapan dan “Brata” yang artinya pegangan atau pedoman. Ajaran Asta Brata ini terdapat dalam kekawin Ramayana yang diubah oleh pujangga Walmiki dan terdiri atas 10 sloka. Ajaran Asta Brata ini diturunkan oleh Prabu Rama kepada Wibhisana dalam rangka untuk melanjutkan proses pemerintahan kerajaan Alengka setelah gugurnya Rahwana.            Inti nasihat yang diberikan Sri Rama kepada Wibhisana, adik Maharaja Rahwana yang berkuasa di Alengkadirja (Srilanka purba). Rahwana yang telah memerintah melampaui batas-batas kemanusiaan, memiliki kesaktian tiada tara dan telah melarikan Dewi Sita (istri Rama), akhirnya ditakdirkan tewas dalam pertempuran maha hebat dengan Sri Rama yang dibantu pasukan kera Sugriwa dan Hanoman.Di atas puing-puing reruntuhan Kota Alengkadirja itulah, Pangeran Wibhisana sebagai ahli waris Kerajaan Alengka ditunjuk Sri Rama untuk menggantikan Rahwana sebagai raja di Alengkadirja. Meskipun sebelumnya menolak menduduki singgasana kerajaan Alengka, tetapi berkat nasihat Sri

Page 3: manajemen

Rama tentang ajaran Asta Brata dalam memimpin negara, akhirnya Wibhisana bersedia memimpin dan membangun kembali Kerajaan Alengka dari puing-puing kehancuran.

Diatas pundak seorang pemimpin terletak tanggung jawab yang berat. Ditangan pemimpin tergenggam nasib segenap rakyat atau kelompok yang dipimpinnya. Nasehat Rama kepada Wibhisana dalam Kekawin Ramayana (XXIV, 51-61) yang disebut Asta Brata merupakan cerita pemimpin yang ideal. Asta Brata itu sesungguhnya ajaran dari Manawa Dharmasastra VII.3-4 yang digubah dalam bentuk yang indah sehingga menjadi populer di Indonesia. Adapun terjemahan isi dari Astabrata dalam Kekawin Ramayana adalah:“Dan ia disuruh untuk menghormatinya, karena Ida Bhatara ada pada dirinya, delapan banyaknya berkumpul pada diri sang Prabhu, itulah sebabnya ia amat kuasa tiada bandingnya. Hyang Indra, Yama, Surya, Candra, Bayu, Kuwera, Baruna, Agni, demikian delapan jumlahnya, beliau-beliau itulah sebagai pribadi sang raja, itulah sebabnya disebut Asta Brata”

1.    Indra Brata, Laku Dewa Indra yang selalu memberikan hujan dan air yang memungkinkan tumbuh dan hidupnya tumbuh-tumbuhan serta makhluk didunia ini, bila direnungkan lebih dalam maka terkandung ajaran bahwa pemimpin itu selalu memikirkan nasib anak buahnya, selalu bekerja untuk mencapai kemakmuran masyarakat secara menyeluruh. Pemimpin dituntut untuk bisa memupuk human relation (hubungan kemanusiaan) guna menegakkan human right (kebenaran dan keadilan).

2.    Yama Brata, Laku Dewa Yama sebagai dewa keadilan dengan menghukum segala perbuatan jahat terkandung bahwa seorang pemimpin haruslah berlaku adil terhadap seluruh pengikut yang ada dengan menghukum segala perbuatan yang jahat dengan menjatuhi hukuman yang sesuai dengan besarnya kesalahan mereka dan menghargai perbuatan yang baik. Apabila pemimpin tidak bersikap adil maka akan timbul krisis kewibawaaan dan anarki dalam menjalankan tugas. Sesuai dengan hukum karma phala maka hukuman tersebut harus bersifat edukatif dimana hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan, sehingga bawahan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas kewajibannya.

3.    Surya Brata, Surya Brata tersimpul ajaran bahwa seorang pemimpin dalam tugasnya harus dapat memberikan penerangan kepada anak buahnya atau bawahannya serta memberikan kekuatan kepadanya. Bawahan harus diberikan kesadaran akan tanggung jawabnya dan benar-benar menginsyafi tugas yang dipikulnya. Kalau kita perhatikan keadaan sehari-hari, ternyata bahwa matahari itu memancarkan sinarnya ke segala pelosok dunia dan menerangi seluruh alam semesta ini tanpa pandang tempat, rendah dan tinggi. Dengan demikian pemimpin hendaknya tidak jemu-jemu mengadakan hubungan dengan bawahannya sehingga mengetahui benar tentang keadaan anak buahnya atau bawahannya.

4.    Candra Brata, Candra Brata tersimpul bahwa seorang pemimpin diharapkan memberikan penerangan yang sejuk dan nyaman. Seseorang akan menjadi senang dan taat apabila kebutuhannya dapat dipenuhi, baik bersifat material maupun bersifat spiritual. Dalam hubungan dengan pengertian pemenuhan kebutuhan rohani ini, Roger Bellow dalam Creatif Leadership mengemukakan sebagai berikut, Setiap orang pada hakikatnya mempunyai keinginan untuk dihargai dan sebaliknya tidak senang kalau dihina, lebih-lebih hal itu dilakukan di depan khalayak ramai. Untuk menjaga kehormatan diri anak buah, maka sebaliknya peneguran dilakukan ditempat sendiri. Ada keinginan berpartisipasi dalam pekerjaan, setiap orang ingin untuk mencreate sesuatu sehingga dengan bangga dan senang mengatakan , “Inilah hasil saya atau inilah karya dimana saya turut serta mengerjakan”. Keinginan untuk menghilangkan

Page 4: manajemen

ketegangan. Ketegangan timbul karena seorang pemimpin menimbulkan rasa tidak enak dan tidak senang. Ketegangan ini jika segera diketahui harus segera dihilangkan. Keinginan untuk aktif bekerja dan pekerjaan itu tidak membosankan. Seorang pemimpin harus memperhatikan tugas anak buahnya, dalam waktu tertentu harus ada pergeseran jabatan, sehingga tidak membosankan anak buah.

5.    Bayu Brata, Pemimpin harus dapat mengetahui segala hal ikhwal dan pikiran anak buahnya, sehingga dapat mengerti lebih dalam, terutama dalam kesukaran hidupnya maupun dalam menjalankan tugasnya, namun tidak perlu diketahui oleh anak buah. Dalam manajemen, hal ini dinamakan employee concelling. Dalam Sloka disebutkan “Angin jika mengenai perbuatan-perbuatan (perbuatan-perbuatan yang jahat), hendaknya kamu ketahui akibatnya. Pandanganmu hendaknya baik. Demikian laku Dewa bayu mempunyai sifat luhur dan tidak tamak (oleh siapapun ia dapat dimintai bantuan).”

6.    Kuwera Brata, Pemimpin haruslah dapat memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya seperti berpakaian yang rapi sebab pakaian itu besar sekali pengaruhnya terhadap seorang bawahan. Hal lain yang terkandung adalah sebelum seorang pemimpin mengatur orang lain, pemimpin haruslah bisa mengatur dirinya sendiri terlebih dahulu.

7.    Baruna Brata, Seorang pemimpin hendaknya mempunyai pandangan yang luas dan bijaksana didalam menyikapi semua permasalahan yang ada. Pemimpin mau mendengarkan suara hati atau pendapat anak buah dan bisa menyimpulkan secara baik, sehingga dengan demikian bawahan merasa puas dan taat serta mudah digerakkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

8.    Agni Brata, Seorang pemimpin haruslah mempunyai semangat yang berkobar-kobar laksana agni dan dapat pula mengobarkan semangat anak buah yang diarahkan untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.Kepemimpinan dalam aspek Asta Brata memberikan inspirasi kepada pemimpin dalam membangun human relation dengan bawahannya serta masyarakat yang dipimpinnya. Sehingga terjalin hubungan yang sinergis baik secara spirituil maupun materiil. Hubungan yang baik antara pemimpin dengan masyarakat sudah tentu akan membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai bersama