malrotasi (1)
-
Upload
adi-suryadarma-moo -
Category
Documents
-
view
225 -
download
17
description
Transcript of malrotasi (1)
Malrotasi
PENDAHULUAN
Malrotasi merupakan gagalnya suatu rotasi/perputaran dan fiksasi normal pada
organ, dalam hal ini yaitu midgut, selama perkembangan embriologik. Malrotasi
mengakibatkan kelainan kongenital berupa posisi usus yang abnormal di dalam rongga
peritoneum, dan biasanya meliputi baik usus halus maupun usus besar. Malrotasi diikuti
fiksasi usus yang abnormal oleh pita mesentrika atau tidak adanya fiksasi usus, sehingga
meningkatkan resiko obstruksi usus, volvulus akut atau kronik, dan nekrosis usus.1,2
Volvulus adalah obstruksi usus yang disebabkan oleh melilitnya usus atau
terbentuknya simpul. Etiologi yang mungkin menyebabkan volvulus midgut, selain akibat
kegagalan rotasi adalah akibat tidak adanya otot dari saluran cerna dan defek mesenterika.
Pada tahun 1892 Mall dan His menjelaskan mengenai embriologi rotasi dan fiksasi
usus. Mall 1898 dan oleh Dott di tahun 1923, menjelaskan secara detail tentang proses
rotasi ini. Di tahun 1928 Waugh menjelaskan 2 kasus volvulus karena nonrotasi. Tahun
1932 Ladd menjelaskan 10 kasus malrotasi dengan volvulus dan memberikan rekomendasi
detorsi berlawanan jam. Tahun 1936 Prosedur Ladd. Pada tahun 1941 William E Ladd
dalam buku Abdominal Surgery of infancy and childhood menjelaskan tentang kelainan
rotasi dan fiksasi midgut.1,2
EMBRIOLOGI
Loop Usus Primer
Pada minggu ke5 gestasi, cikal bakal ileum, yang dapat dibedakam dari calon kolon
dengan adanya caecum pada batas antara keduanya, akan memanjang secara cepat. Ileum
akan tumbuh memanjang dengan cepat, melebihi kecepatan kavum abdomen itu sendiri,
sehingga saat memanjang , midgut akan membentuk semacam lipatan kearah dorsoventral
yang disebut dengan loop intestinal primer. Bagian cranial dari loop ini akan membentuk
sebagian besar ileum dan bagian kaudalnya akan menjadi kolon ascendens dan kolon
transversum. Bagian apeksnya akan dihubungkan dengan umbilicus oleh duktus vitelinus.,
dan arteri mesenterika superior akan berada pada axis panjang dari loop tersebut. Pada awal
minggu gestasi ke 6 , midgut akan terus memanjang , dan dengan perkembangan yang cukup
dramatis dari organ abdominal lainnya (terutama liver) akan memaksa loop usus primer ini
untuk herniasi melalui umbilicus.1
Saat loop usus primer herniasi ke umbilicus, loop ini juga akan berotasi , dengan arteri
mesenterika superior sebgai axisnya sebanyak 90 derajat berlawanan dengan arah jarum jam
jika dilihat dari depan. Sehingga, bagian cranial dari loop akan bergerak kearah kaudal dan ke
arah kanan dari embrio dan bagian kaudalnya akan kea rah cranial dan kiri embrio. Rotasi ini
akan selesai pada minggu ke 8. Sementara itu, midgut akan terus berdiferensiasi.
Pemanjangan jejunum dan ileum nantinya akan membentuk lipatan-lipatan yang disebut
dengan lipatan jejunoileal, dan diujung caecum akan memanjang menjadi appendiks
veriformis.
Pada minggu ke 10, midgut akan masuk kembali ke dalam abdomen. Mekanisme
yang berperan terhadap proses masuknya kembali loop usus ke dalam kavum abdomen masih
belum sepenuhnya dipahami, namun dikaitkan dengan peningkatan ukuran kavum abdomen
yang melebihi ukuran organ intraabdomen lainnya. Saat loop usus masuk kembali ke dalam
abdomen, loop ini akan berputar 180 derajat berlawanan dengan arah jarum jam, sehingga
total keseluruhan putaran adalah 270 derajat. Caecum akan berputar dan berada di inferior
dari hepar, pada regio di daerah Krista iliaka. Proses ini akan selesai seluruhnya pada minggu
ke 11.
Sesudah usus besar masuk ke dalam kavum abdomen , mesenterium yang berada di
dorsal dari kolon ascendens dan descendens akan memendek dan melipat, dan mungkin
terkait dengan proses memanjangnya daerah lumbar dari dinding tubuh.Bagian kolon
transversum tidak akan terfiksasi pada dinding tubuh, namun akan digantung oleh
mesenterium dan berada pada intraabdomen. Bagian yang paling inferior dari kolon, juga
akan tetap difiksasi oleh mesenterium.
Mesenterium yang normal kan melekat mulai dari ligamentum Treitz , berada pada
level outlet gaster, hingga ke caecum. Kolon ascendens dan descendens akan berada di
retroperitoneal. Abnormalitas dari rotasi usus memiliki beberapa variasi. Masalah bedah yang
akan muncul pada pasien-pasien tersebut akan diklasifikasikan sesuai dengan proses
pertumbuhan, rotasi dan fiksasi dari duodenum dan ligamentum Treitz.
Gambar 1. Embriologi rotasi dan fiksasi
DEFINISI
Malrotasi sendiri didefinisikan sebagai semua abnormalitas pada posisi usus dan
perlekatannya dan termasuk malrotasi atipikal dan variasi lainnya. Malrotasi atipikal terjadi
bila ligament Treitz berada di sebelah kiri dari midline, atau berada di bawah outlet gaster
pada upper GI studies. Istilah non-rotasi digunakan bila gangguan terjadi pada tahap pertama
dan istilah malrotasi inkomplet dan mixed malrotation digunakan pada gangguan terjadi pada
tahap kedua.1,2,4
Gangguan fiksasi dan rotasi juga diketahui dapat terjadi pada heterotaksia, namun
jarang ditemukan pada situs inversus. Heterotaxia, yang dulu dikenal sebagai situs
ambiguous,didefinisikan sebagai pengaturan yang abnormal dari organ tubuh atau situs
inversus komplit. Anomali jantung mayor sering menyertai kondisi ini. Anomali saluran
pencernaan yang dapat terjadi adalah midline liver, malposisi lambung, kelainan rotasi dan
fiksasi, intraperitoneal pancreas, dan asplenia atau polisplenia.1,2,4
EPIDEMIOLOGI
Malrotasi memiliki insidensi sekitar 1 kejadian dalam 6000 kelahiran hidup1.
Beberapa manifestasi klinis yang dapat terjadi termasuk midgut volvulus dan obstruksi
duodenum kronis(1). Dapat disertai kelainan kongenital lainnya (30-59% 3).
Malrotasi klasik dengan midgut volvulus seringali ditemukan pada neonatus yang
sebelumnya tampak sehat. Midgut volvulus terjadi pada bulan pertama kehidupan hampir
75% pasien, 15% sisanya terjadi pada tahun pertama kehidupan1.
PATOFISIOLOGI (2,4,7)
Pada tahapan perkembangan usus dapat terjadi gangguan rotasi dan fiksasi usus
pada peritoneum dinding belakang. Apabila terjadi suatu malrotasi sehingga caecum tetap
berada di epigastrium, namun pita yang memfiksasi duodenum ke retroperitoneum dan
caecum tetap terbentuk, maka terjadilah suatu pita (Ladd’s band) yang memanjang mulai
dari dinding lateral abdomen di daerah caecum seharusnya ke duodenum (daerah
epigastrium) sehingga memiliki potensi untuk terjadinya suatu obstruksi.1,2,4,5
Awal mesenterium terjadi di daerah epigastrium dimana terdapat cabang arteri
mesenterika superior yang memperdarahi seluruh midgut. Terjadinya suatu volvulus
sekitar mesenterium mengakibatkan suatu puntiran yang tidak hanya menyebabkan
obstruksi jejunum proksimal, namun juga menghentikan aliran darah ke midgut sehingga
terjadi infark dari midgut. Hal ini harus dikoreksi dengan pembedahan.1,2,4,5
Obstruksi oleh karena malrotasi intestinal terjadi karena 3 mekanisme :4,5
1. Obstruksi duodenum oleh karena kompresi dari peritoneal bands (Ladd’s bands)
memotong dari letak caecum yang abnormal pada kanan atas abdomen
2. Volvulus mid gut. Perputaran dari midgut (jejunum sampai pertengahan colon
tansversum) pada mesenterium karena kegagalan fiksasi dari duodenojejunal
junction ke kuadran kanan bawah. Volvulus midgut menyebabkan terjadinya oklusi
vaskuler dan strangulasi
3. Hernia interna kebelakang mesenterium yang salah fiksasi
Gambar 2
KLASIFIKASI
Bentuk kelainan rotasi yang tersering termasuk nonrotasi, rotasi inkomplit, dan
rotasi terbalik (reversed rotation). 1,5
1. Non rotasi
Pada bentuk non rotasi, terjadi kegagalan rotasi normal saluran cerna yang
seharusnya 270° berlawanan arah jarum jam mengitari arteri mesenterika superior
sehingga bagian duodenojejunal berada pada sisi kanan rongga abdomen, dan bagian
caecocolica berada pada sisi kiri rongga abdomen. Adalah kegagalan rotasi counter
clockwise dan midgut dalam mengelilingi SMA, dalam keadaan ini tidak ada sama sekali
rotasi atau rotasi berhenti sampai 90° saja. Non rotasi ini jika gangguan terjadi pada fase
pertama. 1,5
2. Rotasi inkomplit
Pada kasus rotasi inkomplit atau campuran (mixed rotation) bila terjadi gangguan
pada fase kedua, berhentinya rotasi mendekati 180° atau 270° disini segmen preaterial
gagal untuk mencapai posisi lengkap yaitu di posterior dan kiri SMA. Sebagai tambahan
segmen postaerial caecum tidak lengkap mengalami counter clockwise rotasi untuk berada
di anterior SMA. Caecum pada umumnya terletak pada regio abdomen kanan atas,
biasanya kiri SMA dan perlekatan dinding belakang abdomen oleh peritoneum band yang
dapat menyebabkan obstruksi duodenum. Pedikel SMA yang sempit dapat menyebabkan
migud volvolus. 1,5
3. Reversed rotation
Reversed rotation adalah anomaly yang jarang ditemukan, dimana duodenum dan
kolon berotasi searah jarum jam. Kolon transversum nantinya akan berada pada bagian
dorsal vasa mesenterika superior , yang dapat menyebabkan obstruksi akut maupun kronis.
Ini bisa berupa beberapa digit rotasi midgut yang clock wise mengelilingi SMA
sehingga segmen preaterial berada di anterior SMA lebih sering daripada posterior.
Karena itu duodenum berada pada posisi anterior posisi segmen postaterial bias bervariasi
tapi bisa terletak di posterior SMA atau dalam hernia mesokolik. 1,5
Hernia Interna
Hernia interna berkaitan dengan terperangkapnya usus rekuren sehingga
menyebabkan obstruksi parsial, yang nantinya dapat menyebabkan obstruksi komplit dan
strangulasi. Hernia mesokolik (paraduodenal) merupakan sekuel dari malrotasi dan
malfiksasi yang jarang terjadi. Hernia mesokolik sisi kanan dapat mengakibatkan
nonrotasi atau reverse rotation dari midgut proksimal (duodenum atau jejunum) yang
berhubungan dengan rotasi searah jarum jam dari bagian distal. Cecum akan menempel di
retroperitoneum pada abdomen kanan atas dan usus halus akan berada di kantung hernia
yang terbentuk dari mesokolon dari cecum dan colon ascenden. Hernia mesokolik sisi kiri
terjadi pada saat duodenum dan jejunum rotasi normal di belakang dan ke sebelah kiri dari
arteri superior mesenterika tetapi masuk ke dalam kantung yang terbentuk dari mesokolon
kiri. Hernia internal ini jarang menyebabkan obstruksi usus dan strangulasi.1,2
Kadang-kadang rotasi terjadi normal tetapi fiksasinya terganggu, sehingga
menyebabkan cecum yang mobile. Hal ini akan beresiko terjadi invaginasi atau volvulus
cecum.2
DIAGNOSIS
Anamnesis
Manifestasi klinis yang sering terjadi dan merupakan gejala khas serta ditemukan
di 77-100% kasus meliputi adanya bayi rewel tidak mau menetek dan muntah berwarna
kehijauan (bilious vomiting), dengan atau tanpa distensi abdomen, biasanya sebelumnya
bayi dalam kondisi sehat-sehat saja namun mendadak mengalami perburukan atau sakit. 1,2,4,5
Muntah hijau merupakan tanda kardinal dari obstruksi intestinal pada neonatus dan
malrotasi harus dipikirkan sebagai diagnosis 1,2. Pada anak yang lebih besar gejalanya
yaitu muntah hijau yang intermiten, gagal tumbuh, nyeri kolik abdomen yang hilang
timbul, anoreksia, dan diare.3
Manifestasi klinis bervariasi, mulai dari nyeri abdomen kronik sampai midgut
volvulus akut dengan tanda-tanda iskemia usus.
Volvulus Midgut Akut
Mesenterium yang sempit akan beresiko untuk terjadinya puntiran dari duodenum
ke colon transversum. Pasien dengan volvulus midgut kebanyakan terjadi pada bulan
pertama kehidupan. Gejala awal yang timbul adalah muntah hijau yang mendadak, bayi
terlihat sehat sebelumnya, abdomen terlihat skafoid, perdarahan per rectal. Pasien dengan
obstruksi komplit akan terjadi iskemia usus dengan tanda-tanda distensi abdomen,
hipovolemia, syok, dan metabolik asidosis. Penegakan diagnosis dengan USG Doppler
atau Upper GI series atau langsung dilakukan laparotomi/ laparoskopi.1
Volvulus Midgut Kronis
Volvulus midgut parsial diakibatkan obstruksi vena dan limfatik, dengan
pembesaran lymph node mesenterium. Hal ini terjadi pada anak usia > 2 thn. Gejala yang
timbul yaitu muntah kronis (68%), nyeri kolik abdomen yang intermiten (55%), diare
(9%), hematemesis (5%), dan konstipasi (5%). Absorpsi dan transport nutrisi juga akan
terganggu karena stasis vena dan limfatik sehingga menyebabkan malnutrisi.1
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pada fase awal umumnya baik, tapi pada fase lanjut bayi dapat
mengalami syok. Didapatkan tanda distensi abdomen bagian atas. Pada palpasi abdomen
yang dalam, mungkin didapatkan suatu massa akibat statis makanan di usus dan massa
puntiran usus. Bila kondisi ini dibiarkan, gangguan vaskuler pada midgut dapat
menyebabkan iskemia pada saluran cerna, asidosis metabolik, yang akhirnya dapat terjadi
syok bahkan kematian. Iskemia pada saluran cerna menyebabkan timbulnya feses
bercampur darah. Bila usus telah mengalami perforasi maka dijumpai tanda peritonitis
seperti edema dan eritema dinding abdomen,dan perut tampak sangat distensi.1,4,5
Obstruksi Duodenum Akut karena Congenital Bands
Obstruksi duodenum akut dikarenakan peritoneal bands (Ladd’s bands) yang
melewati duodenum pars 3, menyebabkan kompresi ekstrinsik terhadap lumen atau terjadinya
kinking usus di daerah fiksasi. Pada bayi biasanya gejala yang timbul adalah muntah hijau
dan menyemprot. Distensi abdomen dapat timbul atau tidak, tergantung dari pengosongan
lambung setelah muntah. Obstruksi dapat terjadi komplit maupun inkomplit, sehingga
mekonium atau feses masih bisa lewat ke bagian distal. Pada bayi baru lahir, malrotasi karena
band biasanya berkaitan dengan obstruksi duodenum yang intrinsik. Pada pemeriksaan foto
polos abdomen akan tampak gambaran “double bubble”, tetapi untuk dioagnostik sebaiknya
dilakukan upper GI contrast study.1
Obstruksi Duodenum Kronis karena Congenital Bands
Obstruksi kronis, rekuren atau subakut dari duoneum dapat terjadi pada saat
prearterial limb tidak berotasi normal dan terfiksasi oleh adhesi dan peritoneal band yang
memungkinkan untuk terjadinya puntiran, angulasi ataupun kinking dari duodenum.
Obstruksi biasanya terjadi di duodenum pars 3. Gejala yang timbul adalah muntah hijau,
gagal tumbuh dan nyeri kolik abdomen intermiten. Insidensinya pada usia bayi hingga
prasekolah. Dilatasi transien dari duodenum akan menstimulasi regurgitasi gaster. 1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin
untuk mendapatkan jumlah leukosit dan hemoglobin, menunjukan lekosistosis atau
lekopenia, hiperkalemia dan trombositopenia, pemeriksaan kadar elektrolit darah dan gula
darah. 1,2,5
Radiologi
Foto polos abdomen polos dapat menunjukan adanya obstruksi usus, dengan
adanya pelebaran loop usus, dilatasi lambung dan duodenum ( “double bubble sign”)
seperti pada atresia duodenal, tetapi disertai gambaran gelembung-gelembung udara kecil-
kecil yang minim di bagian distal, serta batas antara udara dengan cairan (air-fluid level).
Keadaan ini menunjukkan adanya suatu malrotasi pada pasien tanpa volvulus.5,8
Gambar 3. Foto polos abdomen
Pemeriksaan ultrasonografi didapatkan cairan intraluminal dan edema di abdomen,
adanya perubahan anatomikal arteri dan vena mesenterika superior dimana aliran pembuluh
mesenterika superior berbeda dari normal (Whirlpool Sign, pusaran air), lebih jelas dengan
menggunakan USG Doppler. Posisi normal arteri adalah sebelah kiri vena, sedangkan pada
malrotasi arteri di anterior atau kanan dari vena mesenterika.1,4,6,8
Gambar 4. Ultrasonografi
Jika diagnosis masih ragu, maka upper GI series emergensi dilakukan untuk
menentukan posisi dari Ligamentum Treitz. Pada pemeriksaan barium enema terlihat
sekum terletak di kuadran kanan atas di bawah hepar. Pada foto serial traktus
gastrointestinal yang akan menunjukkan rotasi inkomplit dengan duodenojejunal yang
terletak pada sisi sebelah kanan rongga abdomen termasuk posisi fleksura duodenum ke
sebelah kanan dari vertebra mungkin dijumpai gambaran scatter. Duodenum dapat
memberikan gambaran “corkscrew” “coil spring”, atau “beak” atau Coffe bean atau tear
drop (bas cule) appearances yang merupakan diagnostik untuk volvulus atau obstruksi
duodenum yang komplit, dengan gambaran loop usus halus seluruhnya pada sisi kanan
rongga abdomen. Gambaran normal duodenum akan menyilang vertebra ke arah kiri. 1,4,5,6
Gambar 5. Upper GI series
Pada pemeriksaan CT- scan akan terlihat whirl pool sign yang merupakan
gambaran khas .
Gambar 6. Computed tomography image sequence showing inversion of the SMA
and SMV of a child with malrotation midgut volvulus.
A, Normal orientation with the SMV slightly anterior and to the right of the SMA. B, One
image inferior to image A shows rotation of the SMV, which is parallel to the SMA. C,
Continued rotation with SMV posterior to SMA. D, Slightly more inferior image showing
the SMV swirling around to the left of SMA.
PENATALAKSANAAN 1,2,4,5,7
Pasien dengan kecurigaan midgut volvulus harus dengan agresif dilakukan koreksi
elektrolit dan cairan, pasang NGT (dekompresi), pemasangan urine cateter monitoring status
hidrasi yaitu dengan resusitasi cairan, pemberian antibiotik spektrum luas, serta dilakukan
eksplorasi. Apabila dasar klinis sudah jelas menunjukkan adanya midgut volvulus,
pemeriksaan diagnostik lain yang dapat memperlambat operasi dapat ditinggalkan 1.
Diagnosis yang tepat dan eksplorasi yang cepat berguna untuk mengurangi komplikasi dan
mortalitas akibat banyaknya reseksi yang dilakukan1.
Volvulus terjadi searah jarum jam, karena itu dikembalikan dengan memutarnya
berlawanan arah jarum jam. Bersamaan dengan itu, prosedur Ladd juga dilakukan. Prosedur
ini tidak mengkoreksi malrotasi yang ada, namun memperluas pedikel mesenterium yang
sebelumnya sempit sehingga mencegah terjadinya rekurensi volvulus 2. Tindakan operatif
juga bertujuan mencegah banyaknya midgut yang hilang1.
Table 1. Tindakan operatif pada malrotasi
Untuk malrotasi tanpa volvulus, dapat dilakukan pembedahan seperti tersebut di
atas secara elektif. Apabila dasar klinis sudah jelas menunjukkan adanya midgut volvulus,
pemeriksaan diagnostik lain yang dapat memperlambat operasi dapat ditinggalkan.
Diagnosis yang tepat dan eksplorasi yang cepat berguna untuk mengurangi komplikasi dan
mortalitas akibat banyaknya reseksi yang dilakukan. Anastomosis usus primer jika
memungkinkan , reseksi usus jika diperlukan, dapat pula dilakukan diversi sementara
pasase isi usus melalui ileostomi.
Pasien baring dalam posisi terlentang, kaki ekstensi. DIlakukan insisi transversa pada
kuadran kanan atas. Vena umbilikalis dipisahkan dan diligasi. Cairan peritoneal dievaluasi.
Biasanya jernih. Adanya darah mengindikasikan adanya iskemia dan volvulus. Adanya feses
mengindikasikan perforasi usus dan sebaiknya dilakukan kultur.
Gambar 7. Lokasi insisi transversa
Midgut dikeluarkan dari luka insisi dan dievaluasi. Jika ditemukan adanya volvulus,
sebaiknya dilakukan pemutaran kembali berlawanan dengan arah jarum jam. Dilakukan
evaluasi pada usus yang masih baik dan usus yang mengalami iskemik. Usus yang sudah
mengalami nekrosis direseksi dan dilakukan anastomosis primer. Jika terdapat usus yang
mengalami iskemik luas yang masih meragukan viabilitasnya, maka dilakukan observasi
kedua melalui laparotomi setelah 24 jam dengan tujuan untuk meminimalisasikan usus yang
akan direseksi. Dilakukan pemisahan Ladd’s band.10
Gambar 810
Dilakukan identifikasi arteri mesenterika superior dan dasar mesenterium diperluas
seluas mungkin dengan membagi lipatan peritoneal. Sebaiknya hati-hati untuk melakukan
intervensi agar tidak mengenai pembuluh darah mesenterika superior. Posisi apendiks yang
tidak normal dapat menjadi masalah diagnostik pada masa yang akan datang, dan oleh karena
itu perlu dilakukan pengangkatan apendiks. Dilakukan reposisi usus dengan duodenum pada
sisi kanan dan caecum pada kuadra atas kiri. DIlakukan penutupan abdomen dan nasogastric
tube (NGT) diaspirasi setiap jam pada 24 jam pertama. Nutrisi intravena dlanjutkan setelah
operasi. Makanan dapat diberikan setelah aspirasi NGT bersih dan volume yang berkurang,
biasanya setelah 24 jam.10
Gambar 9
Diskusi preoperatif dengan keluarga merupakan suatu kewajiban dan krusial,
walaupun intraoperatif juga dapat dilakukan. Akses ke intraabdomen yang dipilih dapat
berupa insisi transversal yang melewati kuadran kanan atas, walau insisi garis tengah juga
dapat dilakukan. Chylous asites dapat timbul sekunder akibat obstrusi limfatik dan ruptur
jaringan mesenterium, namun apabila terdapat cairan keruh, harus dicurigai adanya
kontaminasi sehingga harus dilakukan pemeriksaan dengan kultur. 10
MANAJEMEN POST OPERATIF
Fungsi normal usus akan kembali normal dalam jangka waktu yang lama,
sehingga membutuhkan nutrisi parenteral, dan nutrisi enteral dapat diberikan pada hari ke
5- 7. Bayi dengan dilakukan reseksi usus halus yang masif akan membutuhkan nutrisi
parenteral dalam jangka waktu beberapa bulan.4
KOMPLIKASI
Strangulasi usus, perforasi, peritonitis, infeksi luka operasi, short- bowel syndrome.1
PROGNOSIS (4,8)
Prognosis baik jika terapi ataupun pembedahan untuk meningkatkan resorbsi
makanan oleh usus dapat berhasil dilakukan. Rekuransinya rendah, di Boston dari 441 pasien
yang diteliti hanya 2 pasien yang mengalami obstruksi rekuren, di Los Angeles dari 159
pasien yang diteliti yang telah dil akukan Ladd procedure hanya 2 pasien yang mengalami
midgut volvolus rekuren.
Tingkat rekurensi terjadinya volvulus midgut sangat jarang, tetapi resiko terjadinya
obstruksi usus karena adhesi sebanyak 8-10%.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Grosfeld JL, O’neill JA, Coran AG, Fonkalsrud EW. Disorders of Intestinal
Rotation and Fixation. Pediatric surgery 6th edition. Mosby Elsevier. USA.
2006 pg 1342-1357
2. Prem Puri. Intestinal Malrotation. Pediatric Surgery. Diagnosis and
Management. Springer. London. New York. 2009 pg 393-404
3. Haggi Mazeh, Kaliner E, Udassin R. Three recurrent episodes of malrotation
in an infant, Journal of Pediatric Surgery (2007) 42, E1–E3
4. Prem Puri, Malrotation,Newborn surgery, second edition,London, 2003, page
435-440
5. Holcomb GW, Murphy JP. Malrotation. Ashcraft’s Pediatric Surgery.
Saunders Elsevier, 2010. Pg 416-424
6. Biko DM, Anupindi SA, Hanhan AB, et al. Assessment of recurrent
abdominal symptoms after Ladd procedure : clinical and radiographic
correlation. Journal of Pediatric surgery (2011) 46, 1729-1725
7. Marvin Hsiao, Jacob C. Langer ,Value of laparoscopy in children with a
suspected rotation abnormality on imaging, Journal of Pediatric Surgery
(2011) 46, 1347–1352
8. Neil Orzech, Navarro OM, Langer JC. Is ultrasonography a good screening
test for intestinal malrotation?, Journal of Pediatric Surgery (2006) 41, 1005
9. Scott S. Short Haker KM, Frykman PK. Computed tomographic diagnosis of
midgut volvulus in a 5-year-old child, Journal of Pediatric Surgery (2010) 45,
1913–1914
10. Prem Puri. Malrotation. Pediatric Surgery Atlas Series. Springer. New York.
2006. Pg 197-202