Malnutrisi Pada Pasien Hemodialisis

2
Malnutrisi pada pasien hemodialisis, Apa terapinya ? Malnutrisi umum terjadi pada pasien hemodialisis dan merupakan prediktor yang kuat terhadap mortalitas dan morbiditas. Meskipun adanya kemajuan pengetahuan mengenai patogenesis, namun belum ada konsensus yang fokus terhadap managemennya, seperti konseling nutrisi, suplemen nutrisi, intradialitik parenteral nutrisi, pencegahan dan strategi terapi yang telah diuji seperti meningkatkan nafsu makan, growth hormon, dan obat antiinflammasi. Maknutrisi energi protein adalah hal yang umum pada pasien End Stage Renal Disease yang bsedang menjalani hemodialisis dan merupakan prediktor terhadap morbiditas dan angka mortalitas. Prevelensi malnutrisi energi protein sebesar 20 -80% tergantung marker dan populasi yang dipelajari. Meskipun status gizi cenderung membaik setelah dimulainya hemodialisis, prevalensi bervariasi antara 23% dan 73 %. Patogenesis malnutrisi energi protein pada pasien hemodialisis bervariasi. Predialysis Restrictive Diets (Diet Restriksi Predialisis) Sebelum menjalani hemodialisis, pasien ESRD diberi diet rendah protein dan diet rendah fosfat. Diet ini dapat mengganggu status gizi pasien pada pasien jika tidak dimonitor secara ketat oleh dietisian yang berpengalaman. Bukti terbaru menunjukkan bahwa malnutrisi energi protein terjadi ketika laju filtrasi glomerulus sekitar 28-35 mL / menit / 1,73 m2 (0,47 to 0.58 mL / s) atau lebih besar dan terus menurun secara bertahap menurun hingga kurang dari batasannya, sehingga hal yang umum terjadi status nutrisi yang buruk pada pasien yang menjalani hemodialisis. Protein dan energi keduanya lebih dibutuhkan pada pasien hemodialisis daripada orang sehat karena terjadi kehilangan

Transcript of Malnutrisi Pada Pasien Hemodialisis

Malnutrisi pada pasien hemodialisis, Apa terapinya ?Malnutrisi umum terjadi pada pasien hemodialisis dan merupakan prediktor yang kuat terhadap mortalitas dan morbiditas. Meskipun adanya kemajuan pengetahuan mengenai patogenesis, namun belum ada konsensus yang fokus terhadap managemennya, seperti konseling nutrisi, suplemen nutrisi, intradialitik parenteral nutrisi, pencegahan dan strategi terapi yang telah diuji seperti meningkatkan nafsu makan, growth hormon, dan obat antiinflammasi.

Maknutrisi energi protein adalah hal yang umum pada pasien End Stage Renal Disease yang bsedang menjalani hemodialisis dan merupakan prediktor terhadap morbiditas dan angka mortalitas.Prevelensi malnutrisi energi protein sebesar 20 -80% tergantung marker dan populasi yang dipelajari. Meskipun status gizi cenderung membaik setelah dimulainya hemodialisis, prevalensi bervariasi antara 23% dan 73 %.Patogenesis malnutrisi energi protein pada pasien hemodialisis bervariasi.

Predialysis Restrictive Diets (Diet Restriksi Predialisis) Sebelum menjalani hemodialisis, pasien ESRD diberi diet rendah protein dan diet rendah fosfat. Diet ini dapat mengganggu status gizi pasien pada pasien jika tidak dimonitor secara ketat oleh dietisian yang berpengalaman.

Bukti terbaru menunjukkan bahwa malnutrisi energi protein terjadi ketika laju filtrasi glomerulus sekitar 28-35 mL / menit / 1,73 m2 (0,47 to 0.58 mL / s) atau lebih besar dan terus menurun secara bertahap menurun hingga kurang dari batasannya, sehingga hal yang umum terjadi status nutrisi yang buruk pada pasien yang menjalani hemodialisis.Protein dan energi keduanya lebih dibutuhkan pada pasien hemodialisis daripada orang sehat karena terjadi kehilangan asam amino, asidosis metabolik dan kondisi komorbid. Pada Dialysis Outcomes Quality Initiative guidelines menyarankan asupan energi harian 35 kkal / kg berat badan untuk orang yang berusia kurang dari 60 tahun dan 30 sampai 35 kkal / kg BB bagi individu yang berusia 60 tahun atau lebih dan asupan protein 1,2 g / kg BB/ hari. Namun, sebenarnya energi dan protein intake pada pasien HD tidak memadai, dimana: asupan energi dilaporkan 24 - 27 kkal / kg / hari, sedangkan berarti asupan protein mulain dari 0,94-1 g / kg / BB. Penyebab asupan gizi yang tidak adekuat pada pasien dengan uremia adalah gangguan pengecapan (ketajaman, rasa logam, dan mulut kering), gastropati dan enteropati, akumulasi faktor anoreksia,peradangan dan / atau infeksi, obat-obatan, psikososialfaktor (depresi, kemiskinan, dan alkohol dan / atau penyalahgunaan obat), dan faktor yang berhubungan dengan HD terkait kelelahan postdialysis, dan kardiovaskular instability ). Sepertiga pasien yang menjalani hemodialisis mengalami anoreksia melibatkan rekasi inflamasi, hormon dan bentuk asam amino.