pjbl Malnutrisi
-
Upload
ina-karania-widhi -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of pjbl Malnutrisi

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 1/32
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi
Lipolisis
Lipogenesis
Oksidasi beta
Siklus asam sitrat
ATP
CO2
H2O
+ ATP
Konsep Malnutrisi
1. Definisi malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat
juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara pengambilan
makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena
asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu,
kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan
metabolik (Oxford medical dictionary, 2007).
Jellife mendefinisikan malnutrisi sebagai suatu keadaan patologis yang disebabkan
oleh kekurangan atau kelebihan relatif atau absolut satu makanan pokok atau
lebih, hasil-hasil klinis yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan fisik atau uji
biokimia, antropometris, atau fisiologis.
• Malnutrisi didefinisikan sebagai suatu keadaan kekurangan, kelebihan nutrisi, atau
ketidakseimbangan nutrisi, protein, atau nutrisi lain, termasuk mineral dan vitamin,
menyebabkan hasil yang berlawanan yang berpengaruh pada fungsi tubuh dan hasil klinis
(Puntis, 2010).
• Malnutrisi umumnya didefinisikan sebagai kurangnya zat makanan yang penting atau yang
benar dalam praktiknya, malnutrisi meliputi kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi (obesitas).
Kelebihan nutrisi adalah asupan kalori yang melebihi kebutuhan energi harian, mengakibatkan
penyimpanan energi dalam bentuk bertambahnya jaringan adiposa.
Kekurangan nutrisi adalah insufisiensi asupan nutrien dalam memenuhi kebutuhan energi harian
karena asupan makanan yang tidak adekuat atau pencernaan dan absorpsi makanan yang tidak
benar. Asupan makanan yang tidak adekuat dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mendapat
dan mempersiapkan makanan, pengetahuan yang tidak adekuat nutrien esensial dan diet
seimbang, ketidaknyamanan selama atau setelah makan, disfalgia (kesulitan menelan),
anoreksia (kehilangan selera makan), mual atau muntah, dan lain-lain. Pencernaan dan absorpsinutrien yang tidak benar dapat disebabkan oleh produksi hormon atau enzim yang tidak adekuat
atau akibat kondisi medis yang menyebabkan inflamasi atau obstruksi saluran gastrointestinal
( Kozier et al , 2009: 438).
2. Etiologi malnutrisi

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 2/32
Penyebab langsung:
1. Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan oleh
kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan
cara pemberian makanan yang salah.
2. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan
penggunaan nutrien oleh tubuh.
Penyebab tidak langsung:
1. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan atau
mendapatkan makanan.
2. Kualitas perawatan ibu dan anak.
3. Buruknya pelayanan kesehatan.
4. Sanitasi lingkungan yang kurang.
Faktor penyebab (Iskandar, 2002)
a. Faktor diit
Menurut konsep klasik diit yang cukup mengandung energi tetapi kurang portein akan
menyebabkan anak menderita kwasiorkor sedangkan diit kurang energi walaupun zat-zat gizi
esensialnya seimbang akan menyebabkan penderita menjadi marasmus.
b. Faktor sosial
Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun temurun adakalanya
didasarkan pada keagamaan, makanan, sulit diubah, tetapi jika pantangan tersebut kebiasaan maka
dengan pendidikan gizi dan dilakukan secara terus menerus maka dengan pendidikan gizi dan
dilakukan secara terus menerus dapat diatasi faktor sosial lain. Perceraian pada pola dengan
penghasilan kecil, pada ibu yang bekerja tetap setelah melahirkan.
c. Faktor Keadaan Penduduk
Dalam World Food Conference di Roma dikemukakan bahwa kepadatan jumlah penduduk yang
cepat tanpa diimbangi dengan tambahnya persediaan bahan makanan setempat yang memadai
merupakan sebab utama krisis pangan. Ms. Lorent memperkirakan bahwa marasmus terdapat
dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu padat daerahnya dengan hygiene yang buruk.
d. Faktor infeksi
Infeksi apapun dapat memperburuk keadaan gizi, malnutrisi walaupun masih ringan mempunyai
pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 3/32
e. Faktor kemiskinan
Penyakit kemiskinan malnutrisi merupakan problem bagi golongan bawah masyarakat tersebut
3. Epidemiologi malnurisi
Program Lembaga Pangan Dunia (WFP) dalam penelitannya pada awal tahun 2008 menyebutkan
jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta. Meski data
pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari secara resmi
menyebutkan penderita gizi buruk hingga tahun 2007 mencapai angka 4,1 juta, atau naik tiga
kali lipat dibanding jumlah penderita yang sama di tahun 2005 yakni 1,67 juta jiwa.
Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat
pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di
Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat
kwashiorkor merupakan kasus yang langka (4).
Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita
menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor).
4. Patofisiologi malnutrisi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor
ini dapat digolong- kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent (kuman
penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang peranan
penting tetapi faktor lain ikut menentukan. Gopalan menyebutkan marasmus adalah
compensated malnutrition. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untuk mem- pergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting
untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan
tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat
sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi
karbohidrat di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak,
gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 4/32
sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan
diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
(Cermin Dunia Kedokteran No. 134, 2002 hal 11)
a. Kwasiorkor
Pada kwasiorter yang klasik gangguan metabolik dan perubahan sel menyebabkan edema kelainan
ini merupakan gejala yang mencolek kekurangan protein dalam diit akan menimbulkan kekurangan
berabgai asam essensial yang dibutuhkan untuk sintesis karena dalam dibutuhkan untuk sintesis
karena dalam diit terdapat cukup karbohidrat maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian
asam amino dalam serum penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar sehingga
kemudian timbul edema. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan dipo protein serta
hingga transport lemak dan hati kedepot lemak juga terganggu dan terjadi akumulasi lemak dalam
hepar (Iskandar, 2002)
b. Marasmus
Yang mencolok pada marasmus adalah pertumbuhan yang terang atau terhenti disertai atrapi otot
dan menghilangnya lemak didalam kulit. Pada mulanya kelainan demelan merupakan proses
fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan tubuh memerlukan energi, namun tidak terdapat dan
dipenuhi oleh makanan yang diberikan sehingga harus didapat dan tubuh dan cadangan protein
digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada
defisiensi. Pada kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi tetapi juga dapat
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolik esensial lainnya seperti asam amino untuk
kompunen homeostastik. Oleh karena itu pada marasmus berat kadang-kadang masih ditemukan
asam amino yang normal sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin (Ngastiyah, 1997)
5. Jenis malnutrisi
Ada empat jenis manutrisi:
1. Undernutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang kuantitasnya tidak memadai selama
periode waktu yang lama. Marasmus dan inisiai yang sinonim dengan undernutrisi yang parah.
Kelaparan menyiratkan hamper tidak adanya makanan sama sekali.
2. Defisiensi spesifik, yang terjadi akibat kekurangan relative atau mutlak suatu nutrient yang
spesifik. Dengan perkecualian defisiensi asam askorbat dan vitamin D pada bayi, kondisi
defisiensi spesifik tidak lazim dalam malnutrisi di Amerika Serikat.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 5/32
3. Overnutrisi, yang terjadi akibat konsumsi makanan yang berlebihan selama periode waktu yang
lama.
4. Ketidakseimbangan, yang terjadi akibat ketidakseimbangan antarnutrien esensial, dengan atau
tanpa defisiensi mutlak akan nutrient tertentu yang dibutuhkan dalam diet yang secara teoritis
seimbang.
(George Pickett, 2008 hal. 31)
JENIS MALNUTRISI
• Kelebihan nutrisi: Obesitas
Menurut Suitor dan Hunter dalam Dariyo, 2004: 14, yang dimaksud dengan kelebihan berat badan
(over-weight) adalah kelebihan berat badan di atas 20% dari berat normal. Sementara itu,
obesitas (obesity) adalah kelebihan berat badan sebanyak antara 10-20% dari berat normal.
Orang yang gemuk (obese), menurut Santrock (1999), umumnya memiliki jumlah sel berbeda
dengan orang yang memiliki berat badan normal. Orang yang berat badannya normal memiliki
sel sebanyak 30-40 miliar, sedangkan jumlah sel pada diri individu yang gemuk lebih dari dua
kali lipat dari orang normal, yakni sekitar 80-120 miliar. Walaupun individu telah melakukan
upaya perampingan tubuhnya dengan diet/ mengurangi makan, jumlah sel itu tetap sama, hanya
yang terjadi ialah penyusutan (Dariyo, 2004: 14).
• Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan keadaan tidak cukupnya asupan protein dan
kalori yang dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama marasmus dan kwasiokor.
Kwasiorkor disebabkan oleh kekurangan protein, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas.
Sedangkan marasmus disebabkan oleh kekurang kalori dan protein.
Terjadinya kwasiorkor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar proteinnya kurang dari
kebutuhan tubuh, sehingga menyebabkan kekurangan asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan perbaikan sel. Kekurangan asam amino esensial
menyebabkan produksi albumin dalam hati juga berkurang, sehingga berbagai kemungkinan
akan dialami pasien, seperti terjadi hipoproteinemia menyebabkan edema dan akhirnya
menyebabkan asites, gangguan mata, kulit dan lain-lain.
Terjadinya marasmus juga dapat disebabkan faktor makanan yang kadar kalori dan proteinnya
kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga dapat menjadi atrofi jaringan, khususnya pada lapisan
subkutan dan akhirnya anaka kelihatan kurus, terlihat lebih tua dari usia sebenarnya (Hidayat,
2008: 100).

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 6/32
a) Marasmus menggambarkan kehilangan makanan berat dalam jangka waktu yang lama
(PEM kronis). Sederhananya, seseorang yang menderita kelaparan karena ketidakadekuatan
masukan energi dan protein (dan ketidakadekuatan asam lemak essensial, vitamin dan mineral
yang dibutuhkan tubuh). Marasmus biasanya terjadi pada anak-anak yang berumur 6-18 bulan
di hampir seluruh populasi dan negara-negara miskin (Rolfes et al , 2009: 197).
b) Kwashiorkor menggambarkan kehilangan makanan yang mendadak dan belum lama terjadi
(PEM akut). Kwashiorkor biasanya berkembang dari defisiensi protein berat, atau biasnay
ditimbulkan oleh penyakit seperti campak dan infeksi lain. Faktor lain, seperti aflatoksin (zat
pencemar terkadang ditemukan di moldy grains), dapat juga mempercepat perkembangan dari
gejala yang ditimbulkan kwashiorkor.
c) Gabungan marasmus-kwashiorkor
Gabungan marasmus-kwashiorkor dikarakteristikkan dengan edema dari kwashiorkor dengan
wasting of marasmus. Seringkali, anak-anak menderita akibat malnutrisi dan infeksi. Beberapa
peneliti meyakini bahwa kwashirkor dan marasmus adalah dua keadaan dari penyakit yang
sama. Ditunjukkan bahwa marasmus dan kwashiorkor kerap kali terdapat di komunitas yang
sama dimana anak-anak mngkonsumsi makanan yang sama. Mereka mencatat bahwa anak
dengan marasmus dapat berkembang menjadi kwashiorkor nantinya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa marasmus menggambarkan adaptasi tubuh dan kwashiorkor berkembang
ketikan tuguh gagal beradaptasi (Rofles et al , 2009: 198).
• Defisiensi mikronutrien: “ kelaparan tersembunyi” (Gibney et al , 2009: 219).
Mikronutrie
n
Manifestasi klinis
defisiensi
Besarnya
permasalahan
dalam perspekstif
kesehatan
masyarakat
Intervensi yang
efektif
Zat besi Anemia,
perkembangan
kognitif yang
buruk,
peningkatan
kerentanan
2 milyar orang di
seluruh dunia,
sebagian besar
wanita dan anak-
anak.
Fortifikasi
gandum,
pemberian
suplemen, dan
pengobatan
anticacing

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 7/32
terhadap infeksi. tambang.
Iodium Perkembangan
kognitif yang
buruk.
43 juta orang di
seluruh dunia,
terutama di daerah
yang tanahnya
kurang iodium.
Program iodisasi
garam dapat
menurunkan
defisiensi
iodium.
Kalsium Pengurangan
mineralisasi
tulang.
Tidak diketahui. Menyertakan
produk susu ke
makanan.
Vitamin A Kerusakan pada
kornea dan retina
yang
menimbulkan
kebutaan parsial;
peningkatan
intensitas penyakit
diare dan malaria.
100 juta anak; faktor
yang turut
menyebabkan
kematian 3 juta
anak setiap
tahunnya.
Suplementasi
dosis tunggal
vitamin A yang
dilakukan
bersama
dengan
vaksinasi.
Vitamin D Riketsia, penurunan
densitas tulang.
Sekitar 15% populasi
pada kawasan
beriklim sedang
selama musim
dingin; 50% pada
populasi wanita
muslim yang
mengenakan cadar.
Fortifikasi
margarin.
Zinc Kegagalan tumbuh-
kembang,
peningkatan
insidens dan
keparahan diare,
pneumonia, serta
malaria.
0,5-2 milyar, terutama
di negara
berkembang.
Suplemen yang
dapat
ditambahkan
ke dalam
produk biji-
bijian atau
diberikan
sendiri.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 8/32
Vitamin B12 Anemia, neuropati. Bayi-bayi yang
mendapatkan ASI
dari ibu yang
menganut diet
vegetarian yang
ketat merupakan
populasi yang
berisiko karena diet
vegetarian hanya
mengandung sedikit
vitamin B12
Menyertakan
produk hewan
ke dalam
makanan.
Riboflavin Anemia, luka-luka disekitar mulut,
bibir yang merah
dan pecah-pecah
Dua buah penelitiankecil
memperlihatkan
defisiensi
mikronutrien ini
pada 40% anak di
Nigeria dan 50%
manula di
Guatemala.
Menyertakan produk susu
dalam
makanan.
Klasifikasi IMT menurut WHO
Klasifikasi IMT (kg/ m2)
Malnutrisi berat < 16,0
Malnutrisi sedang 16,0 – 16,7
Berat badan kurang/ malnutrisi ringan 17,0 – 18,5
Berat badan normal 18,5 – 22,9
Berat badan kurang ≥ 23Dengan resiko 23 – 24,9
Obes I 25 – 29,9
Obes II ≥ 30
6. Tanda dan gejala jenis malnutrisi

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 9/32
• Manifestasi klinis obesitas
Obesitas dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi yang tersering pada tahun pertama kehidupan,
usia 5 – 6 tahun dan pada masa remaja. Anak yang obesitas tidak hanya lebih berat dari anak
seusianya, tetapi juga lebih cepat matang pertumbuhan tulangnya. Anak yang obesitas relatif
lebih tinggi pada masa remaja awal, tetapi pertumbuhan memanjangnya selesai lebih cepat,
sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan relatif lebih pendek dari anak sebayanya.
Bentuk muka anak yang obesitas tidak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda.
Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara, dimana pada anak laki-laki sering merasa malu
karena payudaranya seolah-olah tumbuh. Perut menggantung dan sering disertai striae. Alat
kelamin pada anak laki-laki seolah-olah kecil, karena adanya timbunan lemak pada daerah
pangkal paha. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relatif kecil dan runcing. Sering
terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat dari obesitasnya.
Anak lebih cepat mencapai masa pubertas. Kematangan seksual lebih cepat, pertumbuhan
payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat (Ranuh, 1995:
187).
• Manifestasi klinis marasmus:
Pada mulanya, ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat sampai
berakibat kurus, dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar
karena lemak subkutan hilang. Karena lemak terakhir hilang dari bantalan pengisap pipi, muka
bayi dapat tetap relatif normal selama beberapa waktu sebelum menjadi menyusut dan
berkeriput. Abdomen dapat kembung atau datar, dan gambaran usus dapat dengan mudah
dilihat. Terjadi atrofi otot, dengan akibat hipotoni.
Suhu biasanya subnormal, nadi mungkin lambat, dan angka metabolisme basal cenderung
menurun. Mula-mula bayi mungkin cerewet (rewel), tetapi kemudian menjadi lesu, dan nafsu
makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare kelaparan,
dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus, dan sedikit (Behrman et al , 2000: 212).
• Gambaran Marasmus dan Kwashiorkor pada Anak-Anak (Rolfes et al , 2009: 197).
Marasmus Kwashiorkor
Bayi (kurang dari 2 tahun) Bayi yang lebih besar dan anak-anak (1-3
tahun)
Kehilangan berat, atau kegagalan absorpsi Masukan protein yang tidak adekuat, infeksi

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 10/32
protein, energi, vitamin dan mineral
Berkembang secara perlahan, PEM kronis Onset cepat, PEM akut
Kehilangan berat badan berat Sedikit kehilangan berat badanTerbuangnya otot tubuh berat, dengan tidak
ada lemak tubuh
Terbuangnya otot tubuh sedang, dengan
masih tersimpannya beberapa lemak
tubuh.
Pertumbuhan: < 60% dari BB umur Pertumbuhan: 60-80% dari BB umur
Tidak terdapat edema EdemaTidak terdapat fatty liver Fatty liver banyak
Ansietas, lesu Lesu, misery, mudah marah, sedih
Nafsu makan mungkin bagus Kehilangan nafsu makan
Rambut jarang, tipis, dan kering; mudah
rontok
Rambut kering dan rapuh, mudah rontok,
warna berubah; menjadi lurus
Kulit kering, tipis, dan mudah keriput Terdapat lesi kulit
• Manifestasi kwahiorkor
Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bila mana dietnya
mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun di bagian tubuh lainnya
terutama di pantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pada
punggung kaki sampai seluruh tubuh
a) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
b) Rambut tipis kemerahan seprti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada penyakit
kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.
c) Wajah membulat dan sembab.
d) Pandangan mata anak sayu.
e) Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa kenyal pada
perabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.
f) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi coklat
kehitaman dan terelupas (USU, 2010).
7. pemeriksaan diagnostic, perawatan medis dan diet pada anak dengan malnutrisi
PEMERIKSAAN
a. Mengukur TB dan BB
b. Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam meter)

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 11/32
c. Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik
menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan
menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.
d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot
rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
2. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein
serta mencegah kekambuhan. Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal
diberi penyuluhan mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang
mengalami komplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di
rumah sakit.
Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap.
1. Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamatkan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan
pemberian cairan intravena. Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer
Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60
ml/kg BB pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam
berikutnya.
2. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan
dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian
makanan.
a. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau
rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara
berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-
5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi kalori tinggi protein ini lebih
kurang 7-10 hari.
b. Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg BB/hari.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 12/32
c. Pemberian vitamin dan mineral yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral
atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral.
Vitamin A diberikan tanpa melihat ada/tidaknya gejala defisiensi Vitamin A. Mineral yang perlu
ditambahkan ialah K, sebanyak 1-2 Meq/kg BB/hari/IV atau dalam bentuk preparat oral 75-100
mg/kg BB/hari dan Mg, berupa MgS04 50% 0,25 ml/kg BB/hari atau megnesium oral 30 mg/kg
BB/hari. Dapat diberikan 1 ml vit Bc dan 1 ml vit. C im, selanjutnya diberikan preparat oral
atau dengan diet. Jenis makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah
susu.
d. Dalam pemilihan jenis makanan perlu diperhatikan berat badan penderita. Dianjurkan
untuk memakai pedoman BB kurang dari 7 kg diberikan makanan untuk bayi dengan makanan
utama ialah susu formula atau susu yang dimodifikasi, secara bertahap ditambahkan makanan
lumat dan makanan lunak. Penderita dengan BB di atas 7 kg diberikan makanan untuk anak di
atas 1 tahun, dalam bentuk makanan cair kemudian makanan lunak dan makanan padat.
Antibiotik perlu diberikan, karena penderita marasmus sering disertai infeksi. Pilihan obat yang
dipakai ialah procain penicillin atau gabungan penicilin dan streptomycin.
Hal-hal yang lain perlu diperhatikan :
a. Kemungkinan hipoglikemi dilakukan pemeriksaan dengan dextrostix. Bila kadar guladarah
kurang dari 40% diberikan terapi 1-2 ml glukose 40%/kg BB/IV
b. Hipotermi
Diatasi dengan penggunaan selimut atau tidur dengan ibunya. Dapat diberikan botol panas atau
pemberian makanan sering tiap 2 jam.
Pemantauan penderita dapat dilakukan dengan cara penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan serta tebal lemak subkutan. Pada minggu-minggu pertama sering belum dijumpai
pertambahan berat badan. Setelah tercapai penyesuaian barulah dijumpai pertambahan berat
badan. Penderita boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan sampai kira-kira 90% BB normal
menurut umurnya, bila nafsu makannya telah kembali dan penyakit infeksi telah teratasi.
Penderita yang telah kembali nafsu makannya dibiasakan untuk mendapat makanan biasa
seperti yang dimakan sehari-hari. Kebutuhan kalori menjadi normal kembali karena tubuh telah
menyesuaikan diri lagi. Sementara itu kepada orang tua diberikan penyuluhan tentang
pemberian makanan, terutama mengenai pemilihan bahan makanan, pengolahannya, yang

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 13/32
sesuai dengan daya belinya. Mengingat sulitnya merawat penderita dengan malnutrisi, maka
usaha pencegahan perlu lebih ditingkatkan
(Cermin Dunia Kedokteran No. 134, 2002 hal 11-12)
Konsep Metabolisme
a. Karbohidrat:
- Pengertian dan fungsi karbohidrat
Definisi
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan
sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar
gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebutpolihidroksialdehid
atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa).
Berdasarkan pengertian di atas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O.
Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah:
Cn(H2O)n atau CnH2nOn
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4
Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak ( Almatsier, 2006 ).Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori)
bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi
enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di
otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan
enersi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi. Kebutuhan tubuh akan
enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk
kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan
lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat
sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 14/32
zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan
enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
3. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
4. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsimembantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen
yang penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat
(dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi.
Metabolisme karbohidrat secara umum
Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong sebagai katabolisme maupun
anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis
serta glukoneogenesis.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika
tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini
dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah,
melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di
hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen
sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi
jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi
glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai
dengan siklus asam sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi
non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 15/32
(pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa
baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
Konsep glikolisis, glukoneogenesis, glikogenolisis, oksidsi asam piruvat, dan siklus asam sitrat
secara umum
a. Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi:
1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan
selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Selain itu
glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:
Glukosa + 2ADP +2Pi2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O
Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai berikut
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau
Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP bereaksi sebagaikompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan, sehingga hasilnya
adalah ADP. (-1P) Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor,
sehingga dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik
oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg2+ Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada anomer µ-
glukosa 6-fosfat.
µ-D-glukosa 6-fosfat µ-D-fruktosa 6-fosfat
3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat dengan bantuan enzim
fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa
diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis. Dalam kondisi fisiologis tahap ini

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 16/32
bisa dianggap irreversible. Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga hasilnya
adalah ADP.(-1P)
µ-D-fruktosa 6-fosfat + ATP D-fruktosa 1,6-bifosfat
4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu gliserahdehid 3-fosfat
dan dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa 1,6-bifosfat
aldolase).
D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa
isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat
6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3- bifosfogliserat,
dan karena aktivitas enzim fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga
dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3- fosfat.
D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat + NADH + H+
Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah gliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada NAD. Atom-atom hydrogen yang
dikeluarkan dari proses oksidasi ini dipindahkan kepada NAD+ yang terikat pada enzim. Pada
rantai respirasi mitokondria akan dihasilkan tiga fosfat berenergi tinggi. (+3P)Catatan:
Karena fruktosa 1,6-bifosfat yang memiliki 6 atom C dipecah menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan
dihidroksi aseton fosfat yang masing-masing memiliki 3 atom C, dengan demikian terbentuk 2
molekul gula yang masing-masing beratom C tiga (triosa). Jika molekul dihidroksiaseton fosfat
juga berubah menjadi 1,3-bifosfogliserat, maka dari 1 molekul glukosa pada bagian awal,
sampai dengan tahap ini akan menghasilkan 2 x 3P = 6P. (+6P)
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur
berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1
senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi
lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang
dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 17/32
Catatan:
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P = 2P.
(+2P)
8. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat
mutase. Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediate dalam
reaksi ini.
3-fosfogliserat 2-fosfogliserat
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase dihambat oleh
fluoride, suatu unsure yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah
sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada keberadaan Mg2+ atau
Mn2+.
2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan
menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar sebagai
panas dan secara fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP
piruvat + ATP Catatan:
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil
11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH melalui
pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh
NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA,
akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Ekuivalen pereduksi
dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk
oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik (shuttle).
Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 18/32
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 6P
- jumlah :+10P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
- hasil tingkat substrat :+ 4P
- hasil oksidasi respirasi :+ 0P
- jumlah :+ 4P
- dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P
+ 2P
b. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi piruvat.
Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam
rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita
membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan
sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan
amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka
besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti
amilum, glikogen merupakan polimer µ-D-Glukosa yang bercabang.
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama.
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 19/32
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator
enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat «Enz + Glukosa 1,6-bifosfat « Enz-P + Glukosa 1-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya
(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya
dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)nUDP + (C6)n+1
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pendek yang
diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat molekul
glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul
glikogenin.
6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga
mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari
rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan
tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya.
Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun glikogenolisis.
Glikogenolisis

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 20/32
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis.
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian.
Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase.
Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang
secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi
cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke
cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpajan. Hidrolisis ikatan 16
memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan
pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.
c. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah
menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.
Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
• Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA.
• Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam
jalur glikolisis.
• Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
d. Oksidasi piruvat
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi Asetil-KoA, yang terjadi di
dalam mitokondria sel. Reaksi ini dikatalisir oleh berbagai enzim yang berbeda yang bekerja
secara berurutan di dalam suatu kompleks multienzim yang berkaitan dengan membran interna

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 21/32
mitokondria. Secara kolektif, enzim tersebut diberi nama kompleks piruvat dehidrogenase dan
analog dengan kompleks µ-keto glutarat dehidrogenase pada siklus asam sitrat.
Jalur ini merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga merupakan
konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya dari senyawa non karbohidrat
menjadi karbohidrat.
Rangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:
1. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi menjadi derivate
hidroksietil tiamin difosfat terikat enzim oleh komponen kompleks enzim piruvat
dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalah CO2.
2. Hidroksietil tiamin difosfat akan bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu kelompok
prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP
lepas.
3. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah menjadi asetil KoA,
dengan hasil sampingan berupa lipoamid tereduksi.
4. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein, yang mengandung
FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase. Akhirnya flavoprotein tereduksi ini
dioksidasi oleh NAD+, yang akhirnya memindahkan ekuivalen pereduksi kepada rantai
respirasi.
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil KoA + NADH + H+ + CO2
e. Siklus asam sitrat
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan berlangsung
di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid
dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme
asetil KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan
baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-
CO~KoA, asetat aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat,
lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino
dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut. Selama
proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 22/32
hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen
pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam
proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen
(hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas
ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi
pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat
di dalam membran interna mitokondria.
Energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1 FADH2 akan
dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam siklus asam sitrat. Dalam
hal ini sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke rantai respirasi dalam membrane
interna mitokondria.
Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan
fosfat berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi oksidatif.
Namun demikian FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi
tinggi selanjutnya akan dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada tingkat substrat) pada
saat suksinil KoA diubah menjadi suksinat.
Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung
bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian
sebagai berikut:
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 23/32

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 24/32
Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relative lebih besar daripada dewasa.
Makanan yang mengandung protein hewani, misalnya susu, daging, keju ikan dan lain-lain
merupakan sumber asam amino esensial. Protein nabati sering kali kekurangan lisin, metionin
triptofan. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilo gram beratbadan
perhari.
1. METABOLISME PROTEIN
Jalur metabolik utama dari asam amino
Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari
pembongkaran protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua,
pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Jalur-jalur metabolik utama asam amino
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam-asam
amino, yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati,
sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh
dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk
biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi urea. Hati merupakan organ
tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anbolisme. Asam amino yang dibuat di hati,
maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah ke
dalam jaringan untuk digunakan. Proses anabolic maupun katabolic juga terjadi dalam jaringan
luar hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbs melalui
dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 25/32
Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan atara pembentukan asam
amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam
darah.
Dalam tubuh kita protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang
berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu
paruh (half time) antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot
mempunyai t ½ = 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu :
a. Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel-sel baru
b. Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru,
tanpa ada sel yang mati.
c. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
A. Transport dan absorbs asam amino. Asam amino yang berasal dari protein dalam makanan
diabsorbsi dari usus melalui transport aktif dan dibawa ke hati. Di hati, asam amino disintesis
menjadi molekul protein atau dilepas ke dalam sirkulasi untuk ditranspor menuju sel lain.
1. Setelah memasuki sel-sel tubuh, asam amino bergabung dengan ikatan peptide untuk
membentuk protein selular yang dipakai untuk pertumbuhan dan regenerasi jaringan.
2. Hanya ada sedikit simpanan asam amino dalam sel-sel tubuh, kecuali sel-sel hati. Protein
intraseluler tubuh sendiri terus terhidrolisis menjadi asam amino dan disintesis ulang menjadi
protein. Asam amino dari makanan dan asam amino dari penguraian protein intraseluler
membentuk kelompok asam amino utama yang memenuhi kebutuhan tubuh.
B. Katabolisme protein (penguraian asam amino untuk energy) berlangsung di hati. Jika sel telah
mendapatkan protein yang mencukupi kebutuhannya, setiap asam amino tambahan akan dipakai
sebagai energy atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi asam amino yang merupakan langkah pertama, melibatkan pelepasan satu
hydrogen dan satu gugus amino sehingga membentuk ammonia (NH3).
2. Pembentukan urea oleh hati. Ammonia diubah menjadi urea melalui siklus urea (siklus
ortinin) oleh hati. Urea disekresi oleh ginjal ke dalam urine.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 26/32
3. Oksidasi asam amino terdeaminasi. Bagian asam amino nonnitrogen yang tersisa tersebut
disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energy melalui siklus asam sitrat.
Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis) atau lemak
(lipogenesis)
C. Anabolisme protein
1. Sintesis protein dari asam amino berlangsung di sebagian besar sel tubuh. Asam amino
bergabung dengan ikatan peptide pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan
pengaturan gen.
2. Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial melauli
pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu
gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga terbentuk satu
asam amino dan satu asam keto baru.
3. Asam amino esensial dan nonesensial. Ada 9 asam amino (fenilalanin, valin, tripofan,
treonin, lisin, leusin, isoleusin, metionin, dan histadin) yang merupakan asam amino esensial.
Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh sel dan harus didapat dari makanan. 11 asam
amino lainnya dapat disintesis dan disebut asam amino nonesensial.
a. Protein hewani mengandung semua asam amino esensial dan disebut protein lengkap.
b. Protein nabati tidak memiiliki beberapa asam amino esensial dan disebut protein tidak
lengkap. Protein nabati dapat dikombinasikan dalam diet untuk memperoleh semua asam
amino esensial.
D. Keseimbangan nitrogen terjadi jika jumlah nitrogen yang hilang melalui ekskresi sama dengan
kandungan nitrogen dalam protein yang dimakan. Jumlah minimum protein yang dibutuhkan
manusia untuk mempertahankan akuilibrium ini kurang lebih 0.8 g per kg berat badan.
1. Keseimbangan nitrogen positif (jumlah protein yang dimakan lebih besar dibandingkan
jumlah yang hilang) normalnya, terjadi pada anak dalam masa pertumbuhan, saat perbaikan
bagian tubuh yang cedera, dan selama kehamilan serta laktasi.
2. Keseimbangan nitrogen negative (jumlah penguraian dan ekskresi protein jaringan melebihi
jumlah yang dimakan) terjadi saat kelaparan, demam tinggi, atau penyakit pelisuta.
E. Pengaturan metabolism protein, seperti metabolism karbohidrat dan lemak, dilakukan terutama
oleh hormone.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 27/32
1. Hormone pertumbuhan merangsang transport aktif asam amino ke dalam sel, terutama sel
otot, dan merangsang sintesis protein.
2. Testoteron, hormone kelamin laki-laki, menstimulasi sintesis protein dan meningkatkan
simpanan protein dalam jaringan. Estrogen, hormone kelamin perempuan, juga menstimulasi
sintesis protein pada derajat yang lebih kecil.
3. Hormone tiroid meningkatkan laju metanolisme semua sel dan penting untuk sintesis protein
dan pertumbuhan.
4. Glukokortikoid menstimulasi katabolisme protein dalam sel selin sel hati dan meningkatkan
penggunaan asam amino oleh hati dalam proses glukoneogenesis.
5. Insulin meningkatkan pemasukan asam amino ke dalam sel dan menstimulasi sintesis
protein.
(Ethel Sloane, 2003)

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 28/32
c. Lemak:
Definisi
Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam air (hidrofobik). Lemak
juga termasuk dalam sumber energi manusia selain bertindak sebagai koenzim bagi vitamin
larut lemak (Champ and Harvey, 2005). Lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang
menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gram yaitu kira-kira tiga kali besar energi yang dihasilkan
oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Lemak merupakan cadangan energi

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 29/32
tubuh paling besar. Lemak disimpan sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ dalam
rongga perut dan 5% di jaringan intramuskuler (Almatsier S., 2006).
Salah satu kelompok senyawa organic yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas
tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur
yang serupa atau mirip. Sifat kimia juga dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun
demikian para ahli kimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat
fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika
yang dimaksud :
a. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebihdari satu pelarut organic missal
eter, aseton, kloroform, benzene yang sering juga disebut pelarut lemak
b. Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya
c. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup.
Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh
mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Pada oksidasi 1
gram lemak dihasilakan energy sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohirat maupun protein
hanya menghasilkan 4 kkal. Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh
tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan. Lemak juga merupakan salah satu
bahan makanan yang mengandung vitamin A, D, E dan K. (poedjiadi, Anna. 2005)
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid, malam(wax), dan
senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisikanya daripada sifat kimianya. Lipid
memiliki sifat umum berupa relative tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar
seperti eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja
karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut lemak dan asam lemak
esensial yang terkandung di dalam lemak makanan alami. Lemak disimpan di adalam jaringan
adipose, tempat senyawa ini juga berfungsi sebgai isulator panas di jaringan subkutan dan
disekitar organ tertentu. Lipid non polar berfungsi sebgai isulator listrik, dan memungkinkan
penjalaran gelombang depolarisasi disepanjang saraf bermielin. Kombinasi lipid dan protein
(lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting, yang terdapat baik di membrane sel maupun di
mitokondria, dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam darah. (Murray, Robert K.
2009)

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 30/32
Sehubungan dengan fungsi lemak Sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan yang
penting, karena (Pyke, 1977) mengemukakan bahwa:
1. Kandungan kalorinya sangat tinggi. Oleh karena itu sangat penting untuk dikonsumsi oleh
orang yang sedang mengerjakan tugas/pekerjaan fisik yang berat. Selain itu adanya lemak
dalam bahan makanan dapat memberikan citarasa kelezatan yang lebih menarik.
2. Kandungan asam lemak sangat penting, yang disebut asam lemak esensial, karena dapat
merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga
sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme.
3. Lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena
itu mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan
vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh.
4. Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada
yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan
sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada
waktu kecelakaan.
1. METABOLISME LEMAK
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus karena anak dalam mulut dan lambungtidak
terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus lemak diubah dalam bentuk
emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalam cairan pancreas. Hasil akhir
proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserida, digleserida serta sisa
triselida. Pengeluaran cairan pancreas dirangsang oleh hormone sekratin dan pakreozimin.
Sekretin meningkatkan jumlah elektrolit dan cairan pancreas, sedangkan pankreozimin
merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pancreas. Lemak yang ke luar dari lambung
masuk ke dalam usus merangsang pengeluaran hormone kolesitokinin yang pada gilirannya
menyebabkan kantung empedu ke dalam duodenum. Lipid lain yang dapat terhidrolisis
olehcairan pancreas antara lain adalah lesitin atau fosfolipase, fosfatase dan esterase; ester
kolestrol oleh kolestrol esterase dihidrolisis menjadi kolestrol dan asam lemak.
Absorbsi hasil pencernaan lemak yang sebagian besar (70%) adalah lemak dan sebagian lagi (20%)
monogliserida terjadi pada usus kecil. Pada waktu asam lemak dan monogliserida di absorbs
melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, mereka diubah menjadi lemak atau trigeserida.

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 31/32
Lemak yang terjadi ini bebentuk partikel-partikel kecil yang disebut kilomikron dan dibawa ke
dalam darah melalui cairan limfe.
Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tempat
penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan
tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi trigliserida
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini dapat
digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat
menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi
untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

8/2/2019 pjbl Malnutrisi
http://slidepdf.com/reader/full/pjbl-malnutrisi 32/32
Daftar Pustaka
1. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC
2. Pickett, George. 2008. Kesehatan masyarakat : administrasi dan praktis. Jakarta : EGC
3. Doengoes, marillyn. 2010 Nursing Diagnosis Manual. Davis Plus.
4. http://www.kesehatan123.com/2418/protein/, diakses tanggal 23 februari 2012
5. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.pdf/06_
PenatalaksanaanBusungLaparPadaBalita.html diakses tanggal 23 februari 2012
6. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802 diakses tanggal
23 februari 2012