Maklah tbc1

22
MAKALAH TUBERKULOSIS PARU DESA SUNGAI LIMAU, BATU AMPAR KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2015 DAN RABIES/ANJING GILA DESA BATU BERGIGI KECAMATAN TANAH PINOH KABUPATEN MELAWI Disusun Oleh : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir - butir air ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru. Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan kematian 130 penderita dengan tuberkulosis paru positif pada dahaknya. Sedangkan menurut hasil penelitian kusnindar 1990, Jumlah kematian yang disebabkan karena

Transcript of Maklah tbc1

Page 1: Maklah tbc1

MAKALAH

TUBERKULOSIS PARU DESA SUNGAI LIMAU, BATU

AMPAR KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2015

DAN

RABIES/ANJING GILA DESA BATU BERGIGI

KECAMATAN TANAH PINOH KABUPATEN MELAWI

Disusun Oleh :

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang

mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir - butir air

ludah beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam

parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru. Menurut WHO

(1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan kematian 130

penderita dengan tuberkulosis paru positif pada dahaknya. Sedangkan menurut

hasil penelitian kusnindar 1990, Jumlah kematian yang disebabkan karena

Page 2: Maklah tbc1

1

tuberkulosis diperkirakan 105,952 orang pertahun. Kejadian kasus tuberkulosis

paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan

sosio ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini disebabkan dipengaruhi

oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan

hunian lingkungan tempat tinggal.

Pada tahun 1995 pemerintah telah memberikan anggaran obat bagi penderita

tuberkulosis paru secara gratis ditingkat Puskesmas, dengan sasaran utama adalah

penderita tuberkulosis paru dengan ekonomi lemah. Obat tuberkulosis paru harus

diminum oleh penderita secara rutin selama enam bulan berturut-turut tanpa

henti. Untuk kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan juga perlu

diawasi oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah, yang setiapa saat

dapat mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus

tidak sampai enam bulan, penderita sewaktu-waktu akan kambuh kembali

penyakitnya dan kuman tuberkulosis paru menjadi resisten sehingga

membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya.

Penyakit rabies biasanya dikenal dengan istilah awam penyakit anjing gila.

Penyakit ini dapat menyerang beberapa mamalia seperti anjing, kucing, termasuk

manusia. Virus rabies berbentuk peluru dengan komposisi RNA, lipid, karbohidrat

dan protein. Virus rabies tergolong unik karena dapat berkembang pada berbagai

macam spesies mamalia dan bersifat neurofilik (saraf).Rabies dapat menular dari

hewan ke hewan, dari manusia ke manusia dan dari hewan ke manusia. Penularan

dapat melalui gigitan dan non-gigitan (transplantasi, kontak dengan

bahan mengandung virus rabies pada kulit lecet atau mukosa). Binatang dan

Page 3: Maklah tbc1

2

manusia yang terinfeksi rabies akan memberikan gejala yang cukup khas

walaupun tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang dan dengan

teliti menggali riwayat gigitan atau kontak binatang.

Di Indonesia rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884, dan

kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.

Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena tidak adanya obat untuk rabies,

terlambatnya intervensi medis menyebabkan angka kematian yang tinggi, dan

jarang dilaksanakannya penanganan pertama luka gigitan anjing dengan mencuci

luka dengan sabun dan air mengalir. Selain itu rabies pada dua sampai dua belas

minggu pertama, bahkan bisa sampai bertahun-tahun, hanya menunjukkan gejala

tidak khas seperti influenza biasa sehingga pasien yang dibawa ke rumah sakit

sudah jatuh ke tahap penyakit yang lebih parah.. Pasien bia sanya meninggal dua

sampai sepuluh hari setelah menunjukkan gejala pertama.Sampai saat ini tidak ada

obat yang dapat menyembuhkan penyakit rabies. WHOmerekomendasikan

prosedur profilaksis pasca-terpapar (P.E.P., post-exposure prophylaxis)(setelah

kontak melalui gigitan maupun non-gigitan). Prosedur ini terdiri dari pembersihan

dan perawatan luka dan imunisasi aktif dengan vaksin (VAR). Rabies adalah

penyakit yang dapat sepenuhnya dicegah. Gejala pada hewan reservoir cukup khas

sehingga hewan yang terinfeksi dapat dimusnahkan dan hewan yang beresiko pun

dapat dicegah menjadi sakit melalui vaksinasi secara rutin.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari penyakit tuberkulosis paru?

Page 4: Maklah tbc1

3

2. Apa faktor penyebab penyakit tuberkulosis paru ?

3. Bagaimana cara mencegahan penyakit tuberkulosis paru ?

4. Apa rencana kedepan terhadap penyakit tuberkulosis paru ?

5. Apa yang dimaksud dengan rabies?

6. Bagaimana cara penularan dari penyakit rabies?

7. Bagaimana cara penangulangan dari penyakit rabies?

C. Tujuan Makalah

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui penyakit tuberkulosis paru dan penyakit rabies

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini:

a. Untuk mengetahui pengertian penyakit tuberkolusis paru

b. Untuk megetahui faktor penyebab penyakit tuberkulosis paru

c. Untuk mengetahui pencegahan penyakit tuberkulosis paru

d. Untuk mengetahui rencana kedepan terhadap penyakit tuberkulosis paru

e. Untuk mengetahui data tuberkulosis paru

f. Untuk mengetahui apa itu rabies

g. Untuk mengetahui cara penularan penyakit rabies

h. Untuk mengetahui gejala-gejala awal dari penyakit rabies

i. Untuk mengetahui cara penanggulangan rabies

D. Manfaat Makalah

Page 5: Maklah tbc1

4

1. Bagi Penderita Tuberkulosis Paru

Memberikan pengetahuan tentang penyakit tuberculosis paru dalam

meningkatkan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru dan memberikan

pengetahuan tentang penyakit rabies.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penderita

tuberkulosis Paru atau penderita rabies

3. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat dalam

penyuluhan kesehatan bagi pasien, keluarga, masyarakat yang menderita

tuberkulosis Paru atau yang menderita rabies

BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Penyakit Tuberkulosis Paru

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang menyerang paru-

paru, penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis. Mikobakteria

adalah bakteri aerob, berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun

tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai bakteri ini tahan terhadap peluntur

warna (dekolarisasi) asam atau alkohol, oleh karena itu dinamakan bakteri tahan

asam atau basil tahan asam. Apabila seseorang sudah terpapar dengan bakteri

penyebab tuberkulosis akan berakibat buruk seperti menurunkan daya kerja atau

Page 6: Maklah tbc1

5

produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain terutama pada keluarga yang

bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian.

Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-

paru (95,9 %). Cara penularan melalui ludah atau dahak penderita yang

mengandung basil tuberkulosis paru. Pada waktu batuk butir-butir air ludah

beterbangan diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam

parunya yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru (TB Paru).

Mycobacterium Tuberkulosis dapat tahan hidup diudara kering maupun dalam

keadaan dingin, atu dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Ini dapat terjadi

apabila kuman berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini kuman

tuberkulosis suatu saat dimana keadaan memungkinkan untuk dia berkembang,

kuman ini dapat bangkit kembali.

B. Faktor Penyebab Penyakit Tuberkulosis Paru

Untuk terpapar penyakit tuberkulosis paru pada seseorang dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin,

dan faktor toksis untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan seperti uraian dibawah

ini :

1. Faktor Sosial Ekonomi.

Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan hunian, lingkungan

perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat

memudahkan penularan tuberkulosis paru. Pendapatan keluarga sangat erat

juga dengan penularan tuberkulosis paru, karena pendapatan yang kecil

Page 7: Maklah tbc1

6

membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat - syarat

kesehatan.

2. Status Gizi.

Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi dan

lain - lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga sehingga rentan

terhadap penyakit termasuk tuberkulosis paru. Keadaan ini merupakan faktor

penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang dewasa maupun

anak - anak.

3. Umur.

Penyakit tuberkulosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau

usaia produktif (15 – 50) tahun. Dewasa ini dengan terjaidnya transisi

demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada

usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga

sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit tuberkulosis paru.

4. Jenis Kelamin.

Penyakit tuberkulosis paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki -

laki dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam periode

setahun ada sekitar 1 juta perempuan yan g meninggal akibat tuberkulosis

paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi

kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis paru dibandingkan dengan akibat

proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki - laki penyakit ini

lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat

Page 8: Maklah tbc1

7

menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan

agent penyebab tuberkulosis paru.

C. Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru

1. Penyuluhan

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyuluhan. Penyuluhan

kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan yang merupakan

bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian dari rangkaian kegiatan yang

berlandaskan prinsif-prinsif belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana

individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat

dengan cara memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan .

Penyuluhan TB Paru perlu dilakukan karena masalah TB Paru banyak

berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan

penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta

masyarakat dalam penanggulangan TB Paru.

Penyuluhan TB Paru dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan

penting secara langsung ataupun menggunakan media. Penyuluhan langsung

dapat dilakukan dengan perorangan atau kelompok. Penyuluhan tidak

langsung dengan menggunakan media seperti: bahan cetak seperti leaflet,

poster atau spanduk, sedangkan bentuk media massa dapat berupa koran,

majalah, radio dan televisi.

Page 9: Maklah tbc1

8

Dalam program penanggulangan TB Paru, penyuluhan langsung

perorangan sangat penting artinya untuk menentukan keberhasilan

pengobatan penderita. Penyuluhan langsung perorangan dapat dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan, para kader dan PMO. Pada kunjungan pertama ada

beberapa informasi penting tentang TB Paru yang dapat disampaikan pada

penderita, antara lain: pengertian atau arti TB Paru, penyebab TB Paru, cara

penularan TB Paru dan resiko penularan TB Paru, riwayat pengobatan

sebelumnya, cara pengobatan TB Paru, pentingnya pengawasan menelan

obat. Sedangkan pada kunjungan berikutnya informasi yang dapat

disampaikan adalah cara menelan obat, jumlah obat dan frekuensi menelan

obat, efek samping dari OAT, pentingnya jadwal pemeriksaan ulang dahak,

apa yang dapat terjadi bila pengobatan tidak teratur atau tidak lengkap.

Penyuluhan ini selain ditujukan kepada penderita, tetapi juga disampaikan

kepada keluarganya. Tujuannya supaya penderita menjalani pengobatan

secara teratur sampai sembuh dan bagi anggota keluarga yang sehat dapat

menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatannya, sehingga terhindar

dari penularan TB Paru. Penyuluhan dengan menggunakan bahan cetak dan

media massa dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas,

untuk mengubah persepsi masyarakat tentang TB Paru sebagai suatu penyakit

yang tidak dapat disembuhkan dan memalukan, menjadi suatu penyakit yang

berbahaya tapi dapat disembuhkan. Bila penyuluhan ini berhasil, akan

meningkatkan penemuan penderita secara pasif.

2. Meningkatkan Pengawasan Minum Obat (PMO) ke pasien

Page 10: Maklah tbc1

9

Persyaratan untuk menjadi PMO yaitu seseorang yang dikenal,

dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun penderita, selain

itu harus disegani dan dihormati oleh penderita, seseorang yang tinggal dekat

dengan penderita, bersedia membantu penderita dengan sukarela dan bersedia

dilatih atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan penderita.

Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa,

Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada

petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader

kesehatan, guru, anggota PPTI (Perkumpulan Pemberantasan TB Indonesia),

PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. Seorang PMO

mempunyai tugas untuk mengawasi penderita TB agar menelan obat secara

teratur sampai selesai pengobatan, memberi dorongan kepada penderita agar

mau berobat teratur, mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada

waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota keluarga

penderita TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera

memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan, dan tugas seorang PMO

bukanlah untuk mengganti kewajiban penderita mengambil obat dari unit

pelayanan kesehatan.

Petugas kesehatan harus memberikan informasi penting yang perlu

dipahami PMO untuk disampaikan kepada penderita dan keluarganya bahwa

TB disebabkan kuman bukan penyakit keturunan atau kutukan, TB dapat

disembuhkan dengan berobat teratur, cara penularan TB, gejala-gejala yang

mencurigakan dan cara pencegahannya, cara pemberian pengobatan penderita

Page 11: Maklah tbc1

10

(tahap intensif dan lanjutan), pentingnya pengawasan supaya penderita

berobat secara teratur, kemungkinan terjadinya efek samping obat dan

perlunya segera meminta pertolongan ke Puskesmas.

D. Rencana Kedepan Terhadap Penyakit Tuberkulosis Paru

Di Indonesia telah dilakukan berbagai upaya untuk menanggulangi penyakit

Tuberkulosis Paru, antara lain dengan melaksanakan strategi DOTS, yang telah

dilaksanakan semenjak tahun 1995. Upaya ini merupakan cara yang paling efektif

memberantas penyakit Tuberkulosis paru yaitu dengan menghentikan

Tuberkulosis paru pada sumbernya. Upaya penanggulangan Tuberkulosis paru

dengan strategis DOTS ini, prioritasnya ditujukan pada peningkatan mutu

pelayanan dan penggunaan obat yang rasional guna memutuskan mata rantai

penularan serta mencegah meluasnya resistensi kuman Tuberkulosis paru di

masyarakat. Puskesmas dalam hal ini merupakan ujung tombak program sebagai

unit pelaksana operasional pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru."

Kebijakan pembangunan kesehatan telah diarahkan dan diprioritaskan pada upaya

kesehatan dasar, yang lebih menitikberatkan pada upaya pencegahan dan

penyuluhan kesehatan. Namun, persepsi masyarakat cenderung masih tetap

berorientasi pada upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat menciptakan pola hidup sehat

(Paradigma Sehat) sulit dicapai karena tidak ditunjang oleh faktor sosial,

ekonomi, tingkat pendidikan dan budaya masyarakat.

E. Data Penyakit Tuberkulosis Paru

Page 12: Maklah tbc1

11

Penyakit tuberkulosis ini dijumpai disemua bagian penjuru dunia. Dibeberapa

Negara telah terjadi penurunan angka kesakitan dan kematiannya. Angka

kematian berkisar dari kurang 5-100 kematian per 100.000 penduduk pertahun.

Angka kesakitan dan kematian meningkat menurut umur. Di Amerika serikat pada

tahun 1974 dilaporkan angka insidensi sebesar 14,2 per 100.000 penduduk. Di

Sumatera Utara saat ini diperkiraka ada sekitar 1279 penderita denga BTA positif.

Dari hasil evaluasi kegiatan Program Pemberantasan Tuberkulosa paru, kota

Medan tahun 1999/2000 ditemukan 359 orang penderita dengan insiden penderita

tuberkulosis paru 0,18 per 1000 jumlah penduduk. Dengan catatan dari balai

pengobatan penyakit paru-paru (BP4), di Medan dijumpai 545 kasus tuberkulosis

paru setiap tahun.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa

tuberkulosis paru merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada

tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global

Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita tuberkulosis paru baru

pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000

penduduk. Kematian akibat tuberkulosis paru diperkirakan menimpa 140.000

penduduk tiap tahun.

Jumlah penderita tuberkulosis paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus

meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru tuberkulosis paru,

dan setiap dua menit muncul satu penderita baru tuberkulosis paru yang menular.

Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat tuberkulosis paru di

Indonesia. Kenyataan mengenai penyakit tuberkulosis paru di Indonesia begitu

Page 13: Maklah tbc1

12

mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan

informasi lengkap tentang penyakit tuberkulosis paru.

Penyakit tuberkulosis paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,

perempuan,miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia

bertambah dengan seperempat juta kasus baru tuberkulosis paru dan sekitar

140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh tuberkulosis

paru. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah tuberkulosis

paru di dunia. Survei prevalensi tuberkulosis paru yang dilakukan di enam propinsi

pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi tuberkulosis paru

di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan

Penanggulangan tuberkulosis paru Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun

2004, angka insidensi tuberkulosis paru pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus

(256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan

kasus baru.

F. Defenisi Rabies

Penyakit Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang

disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat

ditularkan dari hewan ke manusia. Virus Rabies ditularkan ke manusia melalui

gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Penyakit

rabies disebut juga penyakit anjing gila.

Penyakit ini bersifat akut, merupakan penyakit yang disebabkan oleh family

virus rhabdoviridae. Virus ini berbentuk batang seperti peluru dengan ukuran

Page 14: Maklah tbc1

13

panjang sekitar 180 nm dan lebar 65 nm. Pada lapisan permukaan virus penyebab

penyakit rabies terdapat envelope yang tersusun atas 50% lemak dan 50% protein.

Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke

manusia danmenyebabkan kematian pada manusia dengan CFR (Case Fatality

Rate) 100%. Virus rabiesdikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan

disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan.

G. Jenis-jenis Rabies

Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak.

Pada Rabies ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan

menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah

kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi

mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat

gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.

H. Penyebab Rabies

Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga

Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan

yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi

pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi

perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis

memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing

Page 15: Maklah tbc1

14

di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki

tingkat Rabies yang masih tinggi.

Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau

manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara

pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf

menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya

virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar

liur dan masuk ke dalam air liur.Meskipun sangat jarang terjadi, Rabies bisa

ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus Rabies. Dua pekerja

laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang

mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus Rabies terjadi

pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada

jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara

karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.

I. Tahap Rabies Pada Manusia

Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi Rabies meliputi 4

stadium:

1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada

penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang

meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan

pening, dan lain sebagainya.

Page 16: Maklah tbc1

15

2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan

mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup,

kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis,

hiperlakrimasi.

3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah

kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi

ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan

ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan

daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia

yang terjadi pada penderita Rabies terutama karena adanya rasa sakit yang

luar biasa di kala berusaha menelan air.

4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium

sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda

kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.

Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya

keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas. Gejala-gejala yang

tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan

ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras.

J. Penanganan Rabies

Bila terinfeksi Rabies, segera cari pertolongan medis. Rabies dapat diobati,

namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan

menimbulkan gejala. Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk

Page 17: Maklah tbc1

16

menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah

terjadinya gejala pertama.Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga

terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing,rubah, kelelawar) segera cuci luka

dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit

lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum

diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.

Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin Rabies akan diberikan

suntikan globulin imun Rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. Separuh dari

dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot,

biasanya di daerah pinggang. Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan.

Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus Rabies akibat bekas

gigitan. Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28. Kadang-kadang

terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan

vaksin.

K. Pencegahan Rabies

1. Jadilah pemelihara hewan yang baik.

2. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing

dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit

Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.

3. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan

hewan atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan

liar, segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.

4. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar

yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.

5. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.

Page 18: Maklah tbc1

17

6. Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan

coba coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.

7. Jangan sok menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan

liar di rumah walaupun mereka kelihatan sangat jinak.

8. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.

9. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat

pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Agent penyebab Tuberculosis adalah

Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia

dan penyebab terjadinya infeksi tersering. Mycobacterium tuberculosis hidup baik

pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.

Page 19: Maklah tbc1

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Tuberculosis Untuk

terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin, dan faktor toksis.

Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus

menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis paru juga penyakit yang

harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

Penyakit Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang

menular yang disebakan oleh virus dan dapat menyerang hewan berdarah panas

dan manusia. Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke

keluargaRhabdoviridae dan genus Lysavirus .Gejala rabies biasanya mulai timbul

dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya

penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada

manusia.

Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis.Rabies dapat diobati,

namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan

menimbulkan gejala.Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk

menyembuhkan penyakit ini.Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah

terjadinya gejala pertama.

Pencegahan rabies dapat dilakukan dengan memvaksinasi hewan peliharaan rutin,

hindari memelihara hewan liar di rumah, jika anda bepergian ke daerah yang

terjangkit rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan vaksinasi rabies. Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan

Page 20: Maklah tbc1

19

sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies,

karena bila tidak dapat mematikan.

B. Saran

Dalam rangka peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran

masyarakat mengenai penyakit TB Paru perlu ditingkatkan penyuluhan secara

lebih intensif, dan untuk itu tentunya dibutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki

kemampuan komunikasi yang sesuai dengan kondisi sosial budaya dari

masyarakat setempat. Adanya perbedaan konsep sehat sakit dan penyakit yang

terdapat di masyarakat, maka diperlukan upaya pemahaman yang holistik dan

integratif dikalangan berbagai pihak, khususnya dalam upaya penanggulangan

penyakit TB Paru, agar berbagai intervensi yang diwujudkan adalah merupakan

kebutuhan masyarakat.

Ada beberapa langkah untuk terhindar dari penyakit rabies diantaranya

sebagai berikut: Segera cuci luka dengan sabun atau deterjen dan bersihkan

dengan air bersih yang mengalir. Pencucian dilakukan berulang-ulang selama 5-

10 menit kemudian keringkan luka yang sudah bersih dan diberi betadine,obta

merah atau alkohol 70% .Tutuplah luka dengan kasa steril.Segera bawa ke

puskesmas untuk mendapatkan pengobatan lanjutand.Tangkap dan bawalah

hewan yang menggigit itu ke dinas peternakan untuk diperiksa apakah hewan itu

terkena penyakit rabies atau tidak.

Page 22: Maklah tbc1

21

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/download/108/89

http://eprints.ums.ac.id/20426/4/BAB__I.pdf

http://ainun25.blogspot.co.uk/2014/12/makalah-lengkap-tbc.html

http://egaayuprastika.blogspot.co.uk/2015/02/makalah-tuberculosis-tbc.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16929/4/Chapter%20II.pdf

http://endinelsonluturmas.blogspot.co.id/2014/01/makalah-penyakit-rabies-

endi-nelson.html

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/Vol1.no2.Juli2010/RABIES.pd f

http://syamsudin-kangoufu.blogspot.co.id/2013/12/makalah-rabies_2057.html