106321272 Maklah Penelitian Mengenai Teknologi Alternatif Sampah Pada Home Industri
-
Upload
millow-ilow -
Category
Documents
-
view
19 -
download
5
Transcript of 106321272 Maklah Penelitian Mengenai Teknologi Alternatif Sampah Pada Home Industri
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 1
PROPOSAL TEKNOLOGI ALTERNATIF SAMPAH ORGANIK PADA HOME INDUSTRI
DISUSUN OLEH :
Rudini Mulya
41610010035
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA 2010 / 2011
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sampah perkotaan merupakan permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di negara-negara
berkembang. Persoalaan sampah yang dihadapi tidak saja persoalan teknis saja,tetapi banyak aspek lainnya,
misalnya aspek sosial dan budaya. Keengganan masyarakatuntuk memisahkan sampah menjadi persoalan
tersendiri. Selain itu komposisi sampah yangmenjadi data penting untuk pengelolaan sampah tidak pernah
digunakan. Pengelola sampahlebih senang mengandalkan sistem kumpul-angkut-buang, walaupun sistem
tersebut memilikidampak lingkungan yang besar.Komposisi sampah di negara-negara berkembang sangat
dominan jenis sampah organik,sedangkan untuk negara-negara berkembang lebih didominansi oleh sampah
kertas. Kondisitersebut terlihat bahwa negara berkembang harus merancang sistem pengelolaan
sampahberbasiskan sistem pengomposan. Sistem pengelolaan tersebut bukan merupakan sistemyang tetap
dan tidak berubah, melainkan sistem tersebut dapat berubah, jika komposisisampah berubah menuju pada satu
jenis material sampah tertentu. Sehingga sistem harus disesuaikan.
Pada hal sistem tersebutsangat mahal dan mempunyai dampak lingkungan yang sangat besar.
komposisi sampahtidak dipandang sebagai sesuatu yang penting dalam pengelolaan sampah,
sehinggapermasalahan tidak kunjung selesai.Pada paper ini bertujuan untuk mengetahui ciri khas komposisi
sampah secara umum dinegara-negara berkembang, jenis material sampah mana yang menonjol dan
bagaimana jikadibandingkan dengan komposisi sampah negara-negara maju. Manfaat dari paper ini
untukmemberikan pengetahuan mengenai komposisi sampah secara umum di negara-negaraberkembang dan
negara-negara maju.Studi mengenai komposisi sampah di negara-negara berkembang akan diambil dari
negaraberikut ini:a. India di Kota New delhi, Callcuta, Madras dan Bombayb. Filipina di Kota Metro
Manila, Cagayan de Oro dan Llinganc. Indonesia di Kota Jakarta, Bandung dan Surabayad. China di Kota
Beijing, Shanghai dan Wuhane. Sri Langka di Kota Colombo, Kandy dan GalleUntuk komposisi sampah di
negara-negara maju sebagai perbandingan dengan negara-negara berkembang, meliputi Norwegia, Amerika
Serikat, Swiss, Perancis dan Jepang.
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 3
1.2. Perumusan Masalah
Kegiatan pembangunan Hutan Wisata Setren agar tepat guna tentunya perlu
dilalukan perencanaan yang matang dan diawali dengan pemilihan alternatif
pembanguan tersebut. Dan yang lebih penting agar setelah dilakukan pembangunan
Hutan Wisata Setren ini akan menarik banyak wisatawan dan juga meningkatkan
pendapatan masyarakat disekitar Hutan Wisata Setren.
1.3. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan awal penelitian maka dilakukan
pembatasan-pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Wonogiri sebagai perencana pembangungan dan Dinas Perhubungan Dan Pariwisata
sebagai pengelola pariwisata Kabupaten Wonogiri.
2. Yang dijadikan obyek penelitian adalah para pengambil keputusan yaitu Kepala Sub
Bidang Fisik dan Prasarana (Kasubid Fispra), Kepala Sub Bidang Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Litbang SDM), Kepala Sub Dinas
Pariwisata dan Seni Budaya (Kasubdin Parsenibud), dan Kepala Unit Pengelola
Teknis Daerah (UPTD) diluar Waduk Gajah Mungkur.
3. Pendekatan teoritik yang digunakan untuk menilai prioritas masing-masing faktor
dan Sub faktor adalah berdasarkan Analytic Hierarchy Process.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah:
1. Menentukan alternatif-alternatif pembangunan.
2. Menentukan prioritas alternatif pembangunan sebagai upaya untuk memaksimalkan
potensi wisata di daerah Setren.
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 4
1.5. Manfaat Penelitian
Setiap hari kita tak dapat lepas dari sampah, karena kita membuangnya baik di rumah
atau dikantor dan dimanapun kita berada. Tidak heran ketika akan menimbulkan
pencemaran tanah, air dan udara. Berdasar perhitungan Bappenas dalam buku
infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di Indonesia
sebesar 22.5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020
menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar produk sampah perkapita berkisar antara
600-830 gram per hari (Mungkasa, 2004).
Berdasarkan data tersebut maka kebutuhan TPA pada tahun 1995 seluas 675 ha dan
meningkat menjadi 1610 ha di tahun 2020. Kondisi ini akan menjadi masalah besar
dengan terbatasnya lahan kosong di kota besar. Menurut data BPS pada tahun 2001
timbulan sampah yang diangkut hanya mencapai 18,3 %, ditimbun 10,46 %, dibuat
kompos 3,51 %, dibakar 43,76 % dan lainnya dibuang di pekarangan pinggir sungai
atau tanah kosong sebesar 24,24. .
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Melalui penelitian ini menambah pengetahuan bagi peneliti dengan membandingkan
pengetahuan yang diperoleh secara teoritis dengan kenyataan yang sebenarnya.
2. Memberikan gambaran secara jelas kepada Badan Perencana Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) beserta Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Wonogiri mengenai
tingkat kepentingan antar faktor yang berpengaruh pada pembangunan awal Hutan
Wisata Setren.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan Tugas Akhir ini, maka diperlukan sistematika
yang jelas dan terstruktur agar dalam penyusunan laporan yang akan dilakukan tidak
terjadi kesimpangsiuran dan tumpang tindih antar topik. Sistematika penulisan yang
digunakan dalam laporan
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Tentang Sampah
Sampah perkotaan merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi olehnegara-negara
berkembang. Kota-kota besar bahkan ibukota negara dari seluruh negaraberkembang mengalami persoalan
yang sama, yaitu pengelolaan sampah. Sistempengumpulan yang tidak tuntas, kurangnya alat angkut sampah,
kurangnya fasilitas-fasilitaspendukung dan terbatasnya kapasitas Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA)
menjadipermasalahan yang khas. Permasalahan sampah tidak hanya bersifat teknis, tetapimenyangkut pada
aspek-aspek lain khususnya sosial dan budaya. Pandangan masyarakat dinegara-negara tersebut masih
menganggap bahwa sampah merupakan barang yang tidakmempunyai nilai, sehingga mereka dapat
memperlakukan menurut pengertian merekasendiri.Kebiasaan dan perilaku masyarakat juga terbawa dalam
aktivitas membuang sampah.Sampah yang dibuang dibiarkan tercampur dan tidak ada usaha apapun untuk
memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Kondisi sampah yang tercampur tersebutsangat
menyulitkan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan untukmemisahkan sampah dan
melakukan proses daur ulang, sehingga banyak material yangseharusnya dapat didaur ulang tetapi terlanjur
diangkut dan ditimbun di areal TPA.Permasalahan lain, banyak pengelola sampah perkotaan tidak
mengetahui komposisisampah yang ditimbulkan oleh penduduknya. Kondisi tersebut membuat para
pengelolasampah tetap mempertahankan sistem kumpul-angkut-buang.
Pada hal sistem tersebutsangat mahal dan mempunyai dampak lingkungan yang sangat besar.
komposisi sampahtidak dipandang sebagai sesuatu yang penting dalam pengelolaan sampah,
sehinggapermasalahan tidak kunjung selesai.Pada paper ini bertujuan untuk mengetahui ciri khas komposisi
sampah secara umum dinegara-negara berkembang, jenis material sampah mana yang menonjol dan
bagaimana jikadibandingkan dengan komposisi sampah negara-negara maju. Manfaat dari paper ini
untukmemberikan pengetahuan mengenai komposisi sampah secara umum di negara-negaraberkembang dan
negara-negara maju.Studi mengenai komposisi sampah di negara-negara berkembang akan diambil dari
negaraberikut ini:a. India di Kota New delhi, Callcuta, Madras dan Bombayb. Filipina di Kota Metro
Manila, Cagayan de Oro dan Llinganc. Indonesia di Kota Jakarta.
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 6
Kondisi sosial dan budaya menjadi faktor yang sangat penting untuk mengahui kebiasaandan
perilaku masyarakat negara tersebut dalam pengelolaan sampah. Selain itu, polakonsumtif masyarakat dan
gaya hidup masyarakat juga akan mempengaruhi besarnyatimbulan sampah dan komposisi sampah yang
dimiliki.Negara-negara berkembang umumnya memandang sampah sebagai barang sudah tidakberguna dan
tidak mereka inginkan, sehingga tindakan yang mereka lakukan adalahmembuangnya. Persoalan muncul
ketika setiap orang memperlakukan sampah sesuaidengan pemahaman mereka masing-masing, misalnya
dengan meninggalkan atau
membuang sampah di sembarang tempat yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor
dankumuh. Sebagian lagi membuang sampah ke selokan atau sungai, yang mengakibatkanpendangkalan dan
penyumbatan saluran, yang merupakan salah satu penyebab banjir dangenangan di daerah perkotaan.
Sementara kebiasaan untuk memilah sampah belum banyakdilakukan, karena mereka tidak mengerti
bagaimana cara pengelolaan sampah yang benardan baik.Masyarakat India lebih menyukai membuang
sampah di sungai, lahan kosong dan tepi jalandaripada berjalan 100 meter ke Tempat Penampungan Sampah
Sementara (TPS) darirumahnya. Masyarakat India tidak setuju untuk memisahkan sampah, karena
membutuhkanbanyak waktu dan merupakan pekerjaan kotor (Pune,1994). Untuk masyarakat
Indonesia,khususnya masyarakat Kota Depok, 21,74% tidak melakukan pemisahan sampah dan hanya8,22%
masyarakat yang membawa sampahnya ke TPS (Pramono, 2004).
Gross National Product (GNP) Negara-negara Berkembang
GNP Negara-negara berkembang masih dibawah US$ 1100. Pada tinjauan studi dalampaper ini negara
Filipina menpunyai GNP tertinggi dibanding dengan Negara-negaraberkembang lainnya. Sedangkan GNP
terkecil adalah negara India dengan US$ 340. GNPini sangat menentukan tingkat timbulan sampah pada
suatu negara. Semakin tinggi GNP, jumlah penduduk, pola hidup dan tingkat konsumtif di suatu negara akan
memberikandampak terhadap timbulan sampah dan komposisi sampah perkotaan.
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 7
Tingkat Konsumtif Negara-negara Berkembang
Tingkat konsumtif sangat mempengaruhi timbulan sampah pada suatu wilayah. Padapembahasan ini
diambil contoh penjualan Coca-cola di negara-negara berkembang. NegaraFilipina memiliki tingkat konsumsi
cukup tinggi untuk produk ini dibanding dengan negara-negara lainnya. Sedangkan India mempunyai tingkat
konsumsi paling rendah
Timbulan Sampah Negara-negara Berkembang
Tingkat timbulan sampah di Negara-negara berkembang rata-rata masih dibawah negara-negara
berkembang. Timbulan sampah sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan suatunegara dan pola konsumtif,
selain jumlah penduduk. Negara-negara berkembang mempunyaipendapatan nasional masih dibawah negara-
negara maju, sehingga jumlah timbulan sampahmasih dibawah negara-negara maju. Rata-rata jumlah
timbulan sampah sebesar 0,63Kg/kap/hari dan jumlah penduduk sebesar 5.404.250 dari 5 (lima) negara
berkembang. KotaSurabaya (Indonesia) menduduki tingkat timbulan sampah tertinggi dibanding
dengannegara-negara berkembang lainnya, bahkan hampir menyamai tingkat timbulan sampah dinegara-
negara maju.
Komposisi Sampah Perkotaan
Komposisi sampah perkotaan menjadi sangat penting dalam strategi pengelolaan sampah.Komposisi
menjadi dasar untuk strategi pengelolaan sampah dengan sistem daur ulang danpengomposan. Begitu pula,
komposisi sampah menjadi sangat penting bagi prosespengangkutan sampah. Sampah organik dapat
langsung ke tempat pengomposan dansampah non organik langsung ke tempat dilakukan daur ulang.Melihat
komposisi sampah di negara-negara berkembang, sampah organik sangat dominandibandingkan dengan jenis
sampah lainnya. Sri Langka dan Indonesia memiliki komposisisampah organik yang cukup besar dibanding
negara-negara lainnya, yaitu diatas 70%.Sedangkan China memiliki sampah organik yang paling sedikit yaitu
sebesar 35,8%. Jumlahsampah kertas terbesar dimiliki oleh Filipina. Banyaknya sampah kertas sering
menunjukkannegara tersebut mempunyai budaya membaca dan menulis yang baik.
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 8
Kecenderungan Pola Perubahan Komposisi Sampah
Komposisi sampah mengalami perubahan setiap tahunnya. Perubahan tersebut diakibatkanadanya pola
hidup masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya. Perubahankomposisi sampah tersebut juga
memberikan dampak terhadap strategi pengelolaan sampah perkotaan. Misalnya untuk komposisi sampah
perkotaan yang didominansi oleh sampahorganik, pola pengelolaan sampah haruslah berdasarkan sistem
pengomposan, tetapi jikasampah mengalami perubahan komposisi dari sampah organik ke jenis material
sampahkertas. Maka sistem pengelolaan sampah harus berubah dari sistem pengomposan ke sistemdaur ulang
kertas. Jadi dapat disimpulkan sistem pengelolaan sampah perkotaan tidakbersifat tetap, tetapi berdasarkan
komposisi sampah perkotaan yang dimiliki. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 11
propinsi pada tahun 1990 pemakaian biomassa di daerah pedesaan adalah :
1. Kayu bakar perkapita 430 kg /tahun.
2. Arang perkapita 9 kg / tahun
3. Sisa pertanian perkapita 175 kg / tahun
Pemakaian energi dari kayu bakar yang selama ini dilakukan, akan berakibat pada
penggundulan hutan yang mana ini akan membawa kerusakan hutan (deforestration), hal ini
memaksa kita untuk melakukan diversifikasi sumber energi antara lain, memanfaatkan
sampah ataupun limbah sebagai sumber energi alternatif.
Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari
suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatip, karena
diperlukan beaya tambahan untuk pengumpulan ,penanganan dan pembuangannya (Murtadho
dan Said 1988). Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara khusus
untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan untuk manajemen Ecolink dalam Suprihatin
1999).
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Obyek penelitian yang terdiri atas orang-orang yang memahami masalah perencanaan
pembangunan dan pariwisata yang ada di Kabupaten Wonogiri ditetapkan berdasarkan
kebijakan instansi maupun peneliti sendiri. Hal tersebut untuk menjamin agar data penelitian
merupakan data yang baik, karena ditangani oleh orang-orang yang ahli dan mengerti tentang
permasalah yang ada.
Seluruh uraian-uraian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa negara-negaraberkembang memiliki
ciri khas dalam timbulan dan komposisi sampah. Tingkat timbulansampah untuk negara-negara berkembang
kurang lebih 0,63 Kg/kap/hari. Kondisi tersebutmasih dibawah negara-negara maju dengan rata-rata timbulan
sampah sebesar 1,38Kg/kap/hari. Komposisi sampah negara-negara berkembang banyak didominansi oleh
jenissampah organik dibanding dengan jenis sampah lainnya. Rata-rata jenis material sampahorganik yang
diproduksi oleh negara-negara berkembang adalah 53,16%. Negara-negaramaju lebih banyak didominansi
oleh jenis material sampah kertas, rata-rata jumlah sampahkertas yang dihasilkan sebesar 34,6% lebih besar
dari sampah organik yaitu 23,8%.Tingkat timbulan dan komposisi sampah pertahunnya mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut sangat tergantung terhadap pola hidup masyarakat dan
tingkatpendapatan masyarakat. Timbulan dan komposisi sampah yang berubah-berubahmemberikan dampak
terhadap strategi pengelolaan sampah. Jika sampah lebih banyak didominansi oleh sampah organik.
Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan disampaikan.
Adapun saran-saran yang akan di sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai,
karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat
2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak lingkungan
3. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agartidak
membuang limbah atau sampah ke laut. Demikianlah saran-saran yang dapat
MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUAN RUDINI MULYA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UNIVERSITAS MERCUBUANA Page | 10
disampaikan, semoga apa yang telah disampaikan dapat menambah pengetahuan bagi
masyarakat agar mau menjaga keasrian dan kebersiha lingkungan.
“ 10 Kumpulan Judul–Judul Skripsi Teknik Industri “
1. Analisa Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Penginstalan Fastnet Oleh
2. PT. Baja Kencana Mandiri Indonesia
3. Pengaruh Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di PT. Pura
4. Mayungan Analisa Kepuasan PT. A Terhadap Layanan Di X Analisis Biaya Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Volume Penjualan
5. Pada PT. X Peranan Perilaku Sosial PT XYZ Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan Sekitarnya.
6. Peranan Controller Dalam Perencanaan Dan Pengendalian Penjualan Pada PT
XYZ.
7. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik
Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik.
8. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran Dan Lingkungan Terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi.
9. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik
Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik.