MAKALAHH PULEE.docx

15
TUGAS BOTANI FARMASI DI SUSUN OLEH : SRI DWI WULANDARI (1443057006) UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Transcript of MAKALAHH PULEE.docx

TUGAS BOTANI FARMASI

DI SUSUN OLEH : SRI DWI WULANDARI (1443057006)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945JAKARTA2015PULE PANDAK(Rauwolfia serpentina Benth)

DISUSUN OLEH : SRI DWI WULANDARI(1443057006)

PULE PANDAK(Rauwolfia serpentina Benth)

A. KLASIFIKASI : Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Gentianales Famili: Apocynaceae Genus: Rauwolfia Spesies: Rauwolfia serpentina BenthB. Deskripsi Tanaman termasuk familia Apocynaceae. Tanaman banyak tumbuh di hutan kecil, kebun, atau pekarangan dengan ketinggian tempat sampai dengan 1.000 meter di atas permukaan laut.Untuk pengembangbiakannya tanaman pule pandak dapat dengan setek batang atau cangkokan. Nama Lokal Pulai pandak (Jawa). akar tikus (Sumatera). Yin tu luo fu mu (China). serpent wood, serpentine (Inggris). Chandrika chhota chand, sarpaganh (India, Pakistan). Sejarah Sejarah penemuan Rauwolfia sepertina sebagai obat bermula pada perjalanan M. Manal, seorang India ke Burma pada tahun 1930. Manal melihat gajah di penangkaran yang sering makan akar jenis tertentu memiliki efek menenangkan. Karena penasaran, Manal membawa sampel tanaman tersebut ke India dan melakukan pengujian sifat-sifat tanaman tersebut. Jenis tanaman rauwolfia merupakan nama seorang ahli botani Leonhart Rauwolf. Bagian bagian tanaman Pule Pandak ; a. Daun Daun tunggal, bertangkai pendek, duduk berkarang atau berhadapan bersilang, bentuk taji atau bulat telur memanjang, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 4 - 14 cm, lebar 1 - 4 cm, permukaan atas hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Rasa pahit,manis dan sejuk. b. Bunga Perbungaan majemuk, dengan mahkota bunga putih atau dadu berkumpul berbentuk payung keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan.c. Buah Buahnya berbiji satu, berbentuk bulat lonjong dan apabila sudah masak warnanya hitam. d. Akar Akar panjang dan besar. Akar keringnya disebut Rauwolfia Serpentina Mempunyai rasa pahit , dingin, dan sedikit beracun. e. Batang batang silindris, percabangan warna cokelat abu-abu, mengeluarkan cairan jernih bila dipatahkan.

C. Habitat pule pandak Tanaman ini terdapat menyebar mulai dari India, Srilanka, Bangledesh dan seluruh kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Sebaran tanaman pule pandak di Indonesia, terutama terkonsentrasi di pulau Jawa. Pule pandak bisa tumbuh baik mulai dari dataran rendah dengan ketinggian 0 m. Diatas permukaan laut. sampai ke dataran tinggi 1000 m. Diatas permukaan laut. Pule pandak juga toleran terhadap bermacam agroklimat. Mulai dari kawasan basah seperti Jawa Barat sampai dengan yang ekstrim kering seperti di NTT. Namun kandungan alkaloid serpentinnya, akan optimal kalau pule pandak dibudidayakan di kawasan seperti Kab. Grobogan, Blora, Rembang dan terus ke Jawa Timur yang beriklim kering. Pule pandak kadang ditemukan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias, namun lebih sering tumbuh liar di ladang, hutan jati, atau tempat lainnya sampai ketinggian 1.000 m dpl.

D. Budidaya tanaman pule pandak Budidaya pule pandak bisa dilakukan dengan biji maupun stek akar. Budidaya dengan stek akar sebenarnya lebih menguntungkan, karena ketika tanaman digali dan dicabut, pasti banyak akar kecil-kecil yang tidak terpakai. Akar ini bisa disemaikan untuk memperoleh individu tanaman baru. Budidaya dengan biji juga mudah dilakukan, sebab pule pandak sudah mulai berbunga dan mengeluarkan biji pada umur satu tahun semenjak ditanam. Sifat pule pandak ini mirip dengan tanaman buah makasar (Brucea javanica) yang juga mampu berbuah pada umur satu tahun semenjak tanam. Bunga pule pandak akan muncul di pucuk tanaman berupa malai kecil. Bunga Rauwolfia serpentina lebih kecil dibanding bunga Rauwolfia verticillata. Bunga ini akan berubah menjadi buah setelah terserbuki. Tiap buah pule pandak hanya mengandung satu biji. Biji dari buah yang telah tua harus segera disemai di dalam pot atau polybag dengan media tanah yang gembur. Penyemaian ini harus dilakukan secepat mungkin, sebab masa istirahat (dorman) biji pule pandak sangat singkat. Di habitat asilnya, buah pule pandak akan dimakan oleh burung atau hewan pemakan buah lainnya. Biji pule pandak yang tidak tercerna akan keluar bersama dengan faces dan segera tumbuh di lokasi yang berjauhan dari induknya. Meskipun pule pandak relatif tahan dengan berbagai agroklimat serta kodisi tanah, namun untuk memperoleh kualitas akar yang baik, diperlukan lahan yang gembur dan berlapisan humus tebal. Di lahan seperti ini pertumbuhan akar pule pandak akan bisa optimal. Selain itu pemanenannya juga akan lebih mudah jika dibandingkan dengan budidaya di lahan yang bertanah liat atau tanah keras lainnya. Meskipun pule pendak sudah bisa dipanen akarnya pada umur satu tahun, namun volume akar maupun kualitasnya masih sangat rendah. Idealnya pule pandak dipanen akarnya pada umur antara 3 sd. 5 tahun, hingga diperoleh kandungan alkaloid penting yang optimal.

E. Pemanenan tanaman pule pandak Panen pule pandak antara umur 3 sd. 5 tahun ini masih lebih cepat dibandingkan panen ginseng korea (Panax ginseng), yang baru bisa dilakukan antara umur 6 sd. 10 tahun. Akar pule pandak yang sudah dipanen, biasanya dicuci bersih, dipotong dengan ukuran antara 5 sd. 10 cm. kemudian dikeringkan dengan penjemuran sampai benar-benar kering. Karena panen pule pandak biasanya dilakukan pada musim kemarau, maka pengeringan dengan penjemuran ini tidak akan bermasalah. Saat ini penghasil akar pule pandak utama dunia adalah Thailand, meskipun kualitasnya masih di bawah India dan Pakistan. Sebenarnya, budidaya pule pandak bukan hanya berpeluang ekonomis untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, melainkan juga untuk ekspor. Sebab meskipun reserpine yang terkandung dalam pule pandak sudah bisa dibuat sintetisnya, namun kualitas reserpine asli dari pule pandak tetap lebih baik. Salah satu khasiat ekstrak pule pandak yang saat ini menonjol adalah sebagai obet penenang (Tranquillizer), terutama pada penderita stres berat.

F. Berdasarkan efek farmakologis Berdasarkan analisis farmakologis, akar pule pandak mengandung alkaloid resepine, reserpinine, rescinnsmine, yohimbine, ajmaline, ajmalinine, ajmalicine, serpentine dan serpentiine. Alkaloid yohimbine inilah yang berkhasiat mengobati gangguan syaraf (menenangkan), sekaligus mengembalikan keperkasaan seksual pria. Namun yohimbine yang terkandung dalam akar pule pandak kurang begitu penting jika dibandingkan dengan alkaloid reserpine yang mampu menurunkan tekanan darah (mengatasi hipertensi). Sementara alkaloid ajmaline mampu menormalkan denyut jantung. Dengan khasiat seperti ini, potensi pule pandak sebagai pengganti ginseng menjadi sangat besar. Meskipun kandungan alkaloid dalam akar pule pandak sangat ditentukan oleh umur tanaman dan lokasi budidayanya. Semakin kering dan tandus kawasan budidayanya, semakin tinggi kadar alkaloid dalam akarnya. Akar pule pandak terbaik saat ini dihasilkan oleh India dan Pakistan. Di Indonesia, budidaya pule pandak banyak dilakukan di kawasan hutan jati yang gersang seperti di Kab. Grobogan, Blora dan Bojonegara.BAGIAN YANG DIGUNAKAN :Akar, batang, dan daun. Sebelum digunakan akar dicuci dan dipotong kecil-kecil lalu dijemur untuk penyimpanan.INDIKASI :Akar berkhasiat untuk: tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala dan rasa berputar (vertigo) pada hipertensi, sakit tenggorok, sakit pinggang, sakit perut pada disentri, diare, muntah, panas yang menetap, panas pada malaria, influenza, radang kandung empedu, hepatitis akut kejang pada penyakit ayan (epilepsi), susah tidur (insomnia), garngguan jiwa (mania), kurang napsu makan, menghilangkan gejala akibat hiperfungsi kelenjar gondok (hipertiroid) seperti berdebar, tekanan darah tinggi, mudah tersinggung (iritabel), hiperaktif saraf simpatis, bisul, kudis (skabies), biduran (urtikaria), dan gigitan ular, kalajengking dan luka akibat terpukul atau terbentur (memar).

Batang dan daun berkhasiat untuk: influenza, sakit tenggorok, malaria, tekanan darah tinggi diare, muntah karena angin, hernia, dan bisul, memar.

Komposisi, Sifat Kimiawi dan Farmakologis Akar bersifat pahit, dingin, dan sedikit beracun. Batang dan daun bersifat pahit, manis, dan sejuk. Kandungan kimia Akar mengandung 3 grup alkaloid, yang jenis dan jumlahnya tergantung dari daerah asal tumbuhnya. a. I termasuk alkaline kuat (quarterary ammonium compound): serpentine, serpentinine, sarpagine, dan samatine. Penyerapannya jelek bila digunakan peroral (minum). b. Grup II (tertiary amine derivate): yohimbine, ajmaline, ajmalicine, tetraphylline, dan tetraphyllicine. c. Grup III termasuk alkaline lemah (secondary amities): reserpine, rescinnamine, deserpidine, raunesine, dan canescine. Reserpine berkhasiat hipotensif, ajmaline, serpentine, dan rescinnamine berkhasiat sedatif, yohimbine merangsang pembentukan testosteron yang dapat membangkitkan gairah seks. Cara pemakaian Akar, daun, atau batang sebanyak 25 - 50 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, bahan-bahan tersebut digiling halus lalu ditempeikan ke tempat yang sakit atau direbus, airnya untuk mencuci kulit yang kudis.

CONTOH PEMAKAIAN :1. Tekanan darah tinggi Akar pule pandak sebanyak 50 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Minumlah pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas.2. Sakit pinggang Akar pule pandak sebanyak 50 g direndam dalam 1 gelas arak selama 1 malam. Keesokan harinya diminum sekaligus, setelah makan.3. Sakit tenggorok Akar pule pandak secukupnya setelah dicuci bersih lalu diiris tipis- tipis. Bahan tersebut lalu diisap-isap dalam mulut.4. Sakit kepala, susah tidur, pusing, demam, radang kandung empedu, memar, digigit ular berbisa, kurang nafsu makan, dan sakit perut. Gunakan akar pule pandak sebanyak 10 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum 2 kali, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.5. Nyeri perut Akar pule pandak dan pinang secukupnya dikunyah, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.6. Demam, muntah-muntah Akar pule pandak kering sebanyak 15 g dipotong kecil-kecil lalu diremas-remas dalam 1 gelas air masak. Airnya ini diminum sekaligus.7. Influenza Daun pule pandak segar sebanyak 25 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus.8. Digigit ular, memar Daun pule pandak segar dicuci bersih lalu digiling halus. Bubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari.9. Luka berdarah Daun muda pule pandak segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus. Bubuhkan pada luka lalu dibalut.10. Diare Akar pule pandak segar sebanyak 2 g diiris tipis-tipis. Tambahkan 1/4 sendok teh garam, sambil diaduk merata. Akar ini kemudian dikunyah dan airnya ditelan. EFEK SAMPING :Jarang terjadi efek samping yang berat. Penekanan sentral menimbulkan gejala sakit kepala, mimpi buruk, rasa lelah, dan tidur tak nyenyak. Pada jantung dan pembuluh darah menimbulkan gejala denyut jantung melambat, hidung tersumbat, dan kadang gagal jantung (jarang terjadi). Pada sistem pencernaan menyebabkan mulut kering, kontraksi lambung dan usus meningkat, sering buang air besar, atau diare.

CATATAN : Pule pandak meningkatkan keluarnya asam lambung sehingga dapat menyebabkan perdarahan lambung. Penderita dengan penyakit lambung dan kondisi badan lemah jangan minum rebusan pule pandak. Sudah dibuat tablet dengan nama dagang tablet Reserpin, tablet Ancom, dan tablet Maishujing.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://daltonfideltabeo46.blogspot.com/2012/08/obat-herbal-rauvolfia-serpentina-l-pule.html pada tanggal 25 mei 2015/ pukul 19.45 WIB 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Pule_pandak pada tanggal 25 mei 2015/ pukul 19.58 WIB 3. http://www.jamunusantara.com/pule-pandak-rauvolfia-serpentina-l-benthem-ex-kurz/ pada tanggal 25 mei 2015/ pukul 20.25 WIB 4. Wijayakusuma, HM. Hembing (1995) Tanaman Berkhasiat Obat, Jilid 1, 2, 3, 4, Pustaka Kartini, Jakarta.5. Wijayakusuma, HM. Hembing, Setiawan, D. (1995). Ramuan Tradisional Obat Darah Tinggi, Percetakan Swadaya, Jakarta: 45.6. Wijayakusuma, HM. Hembing, Setiawan Dalimarta, AS. Wirian. 1998. Tanaman Obat Berkhasiat Indonesia. Jilid 1,2,4. Yakarta : Pustaka Karting.7. Soedibyo, Mooryati. 1998. Alam Sumber Kesehatan : Manfaat dan Kegunaan. Jakarta : Balai Pustaka.