MAKALAH URIN

15
1 1.1 Pemeriksaan Urin Pemeriksaan rutin, yang sebaiknya dinamakan “pemeriksaan penyaringan” ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus. Jenis pemeriksaan yang termasuk rutin itu, berbeda-beda pandangan yang dianut dalam suatu rumah sakit. Pemeriksaan rutin kita adalah sbb: - Jumlah Urine Mengukur jumlah urine bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam kestimbangan cairan badan dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif dengan urine. Pemeriksaan Makroskopi: warna dan jernihnya urine. Memperhatikan warna urine bermakna karna kadang-kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Warna urine diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus; tindakan itu dapat dilakuka dengan mengisi tabung raksi sampai 1/4 penuh dan ditinjau dalam sikap seorang. Nyatakanlah warna urine dengan perkataan seperti: tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb. Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari: jernih, agak keruh, keruh, atau sangat keruh.

description

sggsdy

Transcript of MAKALAH URIN

Alat dan Bahan

Pemeriksaan UrinPemeriksaan rutin, yang sebaiknya dinamakan pemeriksaan penyaringan ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

Jenis pemeriksaan yang termasuk rutin itu, berbeda-beda pandangan yang dianut dalam suatu rumah sakit.

Pemeriksaan rutin kita adalah sbb:

Jumlah Urine

Mengukur jumlah urine bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faal ginjal, kelainan dalam kestimbangan cairan badan dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semi kuantitatif dengan urine. Pemeriksaan Makroskopi: warna dan jernihnya urine.

Memperhatikan warna urine bermakna karna kadang-kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Warna urine diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus; tindakan itu dapat dilakuka dengan mengisi tabung raksi sampai 1/4 penuh dan ditinjau dalam sikap seorang.

Nyatakanlah warna urine dengan perkataan seperti: tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb.

Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari: jernih, agak keruh, keruh, atau sangat keruh.

Pentinglah untuk menentukan apakah urine itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau baru kemudian., yaitu jika dibirkan.

Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urin normalpun aan berubah agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan: kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap

Berat Jenis

Penetapan berat jenis urine biasanya cuku diteliti dengan menggunakan urinometer. Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urine yang volumenya keci, sebaiknya memakai refraktometer untuk tujuan itu. Pemeriksaan dengan cara urinometer dan dengan cara refaktrometer.ProteinPemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin untukmenyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat penting pada test-test terhadap protein.

Jika urin yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai;kalau keruh pakailah cairan atas dari urin pusingan atau filtrat urin. Seandainya cairan atas atau filtrat tidak mau menjadi jernih, berilah kepada 1 voluma urin 1/10 voluma kieselguhr atau carbo adsorbens, kocoklah kuat-kuat dan saringlah berulang-ulang sanpai mendapat filtat jernih. (Awas: filtrat itu tidak boleh dipaki untuk test lain, karena zat-zat warna dan beberapa macam zat lain tertahan oleh kieselguhr atau carbo adsorbens).

Kekeruhan yang disebabkan oleh fosfat-fosfat atau urat-urat dapat dihilangkan dengan cara-cara seperti tersebut pada bab pemeriksaan sediment. Apabila kekeruhan tidak dapat dihilangkan dengan cara-cara tadi dan pemeriksaan terhadap protein dikehendaki juga, laporkanlah bahwa kekeruhan itu tidak dapat dihilangkan dan bahwa pemeriksaan terhadap protein fijalankan dengan urin yang tidak jernih. Jika urin itu keruh benar, cara-cara berdasarkan timbulnya kekruhan untuk menyatakan adanya protein tidak dapat dipakai. Pemeriksaan dengan memakai menggunakan asam sulfosalicyl, pemanasan dengan asam asetat, dan memakai carik celup. Carik CelupBanyak jenis pemeriksaan penyaring sekarang dilakukan dengan menggunakan carik celup (dip-and-read test strip, reagent strip). Pemeriksaan yang memakai carik celup biasanya sangat cepat, mudah dan spesifik. Carik celup berupa secarik plastik kaku yang pada sebelah sisinya dilekati dengan satu sampai sembilan kertas isap atau bahan penyerap lain yang masing-masing mengandung reagens-reagens spesifik terhadap salah satu zat yang mungkin ada di dalam urin. Adanya dan banyaknya zat yang dicari di tandai oleh perubahan warna tertentu pada bagian yang mengandung reagens spesisfik; skala warna yang menyertai carik celup memungkinkan penilaian semikuantitatif.

Meskipun sensitif dan spesifik, pemakaian carik celup menghendaki agar cara memakainya mengikuti petunujuk-petunjuk yang ditentukan oleh perusahaan pembuat carik celup itu. Kalau tidak mengikutiny adengan seksama, hasil pemeriksaan dapat menyimpang dari keadaan sebenarnya.

Beberapa petunjuk yang berlaku secra umum :

Urin harus dijadikan serba sama sebelum diperiksa; campurlah baik-baik sampai juga sediment terbagi merata.

Celupkan carik hanya sekejap saja dalam urin.

Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik dengan ump. Menyentuhkan pinggir carik celup ke pada pinggir wadah urin.

Jangan pegang bagian dari carik celup yang mengandung reagens dengan jari.

Keluarkan hanya sebanyak carik celup dari botolnya yang akan segera dipakai.

Botol wadah carik celup harus selalu ditutup kuat-kuat.

Jangan taruh wadah berisi carik celup di sinar matahari.GlukosaPemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring. Menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda asasnya. Cara yang tidak spesifik menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi; pada test-test semacam itu terdapat suatu zat dalamreagens yang berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Di antara banyak macam reagens yang dapat dipakai untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cuprilah banyak dipergunakan. Metode yang sering digunakan adalah dengan cara Benedict dan memakai carik celup

Pemeriksaan SedimentPemeriksaan sediment urin termasuk pemeriksaan rutin. Urin yang dipakai untuk itu ialah urin segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet, sebaiknya formalin. Yang paling baik untuk pemeriksaan sediment ialah urin pekat, yaitu yang mempunyai berat jenis 1023 atau lebih tinggi; urin yang pekat lebih mudah didapat bila memakai urin pagi sebagai bahan pemeriksaan.

Pada pemeriksaan ini diusahakan menyebut hasil pemeriksaan secara semikuantitatif dengan menyebut jumlah unsur sediment yang bermakna per lapangan pengelihatan.

Alat dan BahanAlat

Wadah Carik celup sebagai standar warna

Botol penampung sterilTabung reaksiSentrifugePipet PasteurKaca objek atau objek glassPenutup kaca atau cover glassMikroskopBahanSampel urin segarReagen carik celup

Prosedur dan Pengambilan Sampel

Prosedur Pemeriksaan Sediment

Kocoklah botol urin supaya sediment bercampur dengan cairan atas

Masukkanlah 7-8 ml dari urin yabg sudah diserbasamakan itu ke dalam tabung sentrifuge dan pusinglah selama 5 menit pada 1500 - 2000 rpm.

Tuanglah cairan atas keluar dari tabung dengan satu gerakan yang agak cepat tetapi luwes; kemudian tegakkanlah lagi tabung hingga cairan yang masih melekat pada dinding mengalir kembali ke dasar tabung. Voluma sediment dan cairan menjadi kira-kira ml.

Kocoklah tabung untuk meresuspensikan sediment.

Dengan menggunakan pipet Pasteur taruhlah 2 tetes dari sediment itu terpisah di atas sebuah kaca objek dan tutuplah tetes masing-masing dengan kaca penutup.

Turunkanlah kondensor mikroskop atau kecilkanlah diafragmanya, kemudian periksalah sediment itu dengan lensa objektif kecil (10 x)

Periksalah kemudian sediment itu dengan memakai lensa objektif besar (40x)

Laporkanlah pendapat mengenai unsur-unsur sediment (Gandasoebrata, 2007).

Prosedur Carik Celup

Spesimen urin dikumpulkan pada botol yang bersih dan kering. Campur dengan baik sebelum diperiksa.

Carik celup diambil dari botol lalu ditutup kembali, seluruh area reagen dari carik celup dicelupkan pada urin segar dan segera dikeluarkan untuk menghindari kerusakan reagen.

Carik celup dikeluarkan dari botol sambil disapukan pada pinggiran botol penampung urin untuk membuang urin yang berlebihan dari carik celup.

Kemudian baca hasil secara visual. Pembacaan secara visual dilakukan setelah 60 detik melalui membandingkan perubahan warna pada carik celup dengan skala warna yang terdapat pada botol carik celup.Pengambilan Sampel

Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.Urin Sewaktu

Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin sewaktu,yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

Urin PagiYang dimaksudkan dengan urin pagi ialah urin yang pertama-tama di keluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urine yang dikeluarkan siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll., dan baik juga untuk umpamanya test kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic gonadotrophin) dalam urin

Urin PostprandialSampel urin berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria; ia merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1 - 3 jam sehabis makan. Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaringan terhadap adanya glukosuria.

Urin 24 jam

Apabila diperlukan penetaan kuantitatif sesuatu zat dalam urin, urin sewaktu sama sekali tidak bermakna dalam menafsirkan proses-proses metabolik dalam badan. Hanya jika urin itu dikumpulkan selama waktu yang diketahui, dapat diberikan sesuatu kesimpulan. Agar angka analisa dapat diandali, biasanya dipakai urin 24 jam.

Untuk mengumpulkan urin 24 jam dibutuhkan botol besar, bervoluma 1 liter atau lebih yang dapat ditutup dengan baik. Botol itu harus bersih dan biasanya memerlukan suatu zat pengawet (lihat kemudian).

Cara pengumpulan umumnya sebagi berikut: jam 7 pagi penderita mengeluarkan urinnya; urin dibuang. Semua urin yang dikeluarkan kemudian, termasuk juga urin jam 7 esok harinya, harus ditampung dalam botol urin yang tersedia dan isinya dicampur.

Demikiran dikenal juga timed specimen jenis lain, seperti urin siang 12 jam, urin malam 12 jam , urin dua jam dan sebagainya. Urin siang 12 jam ialah umpama yang dikumpulkan dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, sedangkan urin malam 12 jam ialah yang dari jam 7 malam sampai jam 7 esok harinya. Cara mengumpulkan sesuai seperti diterangkan diatas.

Adakalanya urin 24 jam itu ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botoldengan maksud tertentu. Hal itu dapat dilakukan pada diabetes militus untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan satu hingga santapan berikutnya. Sampel pertama ialah urin dari makan pagi sampai makan siang; sampel kedua dari makan siang sampai makan malam dan yang ketiga dari makan malam sampai makan pagi esok harinya.

Dalam menjalankan pemeriksaan terhadap faal sesuatu organ memungkinkan diperlukan urin yang dikumpulkan secara khusus pula. Hal itu akan diterangkan pada cara melakukan percobaan yang bersangkutan.

Urin 3 Gelas dan Urin 2 Gelas pada Orang LelakiPenampungan secara ini dipakai pada pemeriksaan urologi dan dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letaknya radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urine seorang lelaki Urin Porsi TengahUrin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :

Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina selesai.

Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi.

Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.

Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :

Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.

Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.

Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.

Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim segera ke laboratorium.Pemberian Identitas dan Label

Berilah kepada wadah etiket yang jelas memberi keterngan: nama orang, bangsal, tanggal, jenis urine, pengawet yang dipakai, dsb. Wadah yang tidak dimaksudkan untuk pemeriksaan bakteriologi tidak perlu steril, asal mengindahkan syarat-syarat kebersihan.

Cara Penyimpanan dan Pengiriman

Cara PenyimpananJika urine disimpan, mungkin terjadi perubahan susunan oleh kuman-kuman. Kuman-kuman biasanya ada karna urine untuk pemeriksaan bisa tidak dikumpulkan dan ditampung secara steril. Untuk mengecilkan kemungkinan perubahan itu, simpan urine pada suhu 4oC, sebaiknya dalam lemari es, dalam botol-botol tertutup.

Kuman-kuman mencerai ureum dengan membentuk amoniak dan karbondioxida. Amoniak menyebabkan PH urine menjadi lindi dan terjadilah pengendapan calcium dan magnesium fosfat. Reaksi lindi juga merusak silinder. Sebagian dari amoniak hilang keudara sehingga urine itu tidak dapat dipakai lagi untuk penetapan ureum. Selain itu juga glukosa akan dicerna oleh kuman-kuman sehingga hilang dari urine.

Urine yang disimpan juga berubah susunanya tanpa adanya kuman: asam urat dan garam-garam urat mengendap, teristimewa pada suhu rendah. Selain itu, urine simpanan yang berubah susunanya oleh proses-proses oxidas, hidrolisis dan oleh pengaruh cahaya (fotodegradasi).

Ada bermacam-macam bahan pengawet; tidak ada satu zat yang dapat dipakai secara universal untuk menghindari urine dari segala macam perubahan yang mungkin terjadi.

ToluenaPengawet iini banyak dipakai; hampir mendekati sifat pengawet all around perombakan urine oleh kuman dihambat, lebih-lebih dalam keadaan dingin; baik sekali dipakai untuk pengawet glukosa,aseton dan asam aseto-asetat. Pakailah sebanyak 2-5 ml toulena untuk mengawet urine 24 jam; jumlah itu dimasukan kedalam botol penampung dan tiap kali ditambahkan urine, botol harus dikocok baik-baik

Thymol

Sebutir thymol sebagai pengawet mempunyai daya seperti toulena juga. Kalau jumlah thymol terlalu banyak ada kemungkinan terjadi hasil positif palsu pada reaksi terhadap proteinuria dengan cara pemanasan dengan asam asetat

Formaldehida

Khusus dipakai untuk mengawet sedime; mengawet sedimen penting sekali bila hendak mengadakan penilaian kuantitatif atau unsur-unsur dalam sedimen. Pakailah sebanyak 1-2 ml larutan formaldehida 40% untuk mengawet urine 24 jam. Cmpur baik-baik tiap kali ditabah urine. Kelemahan: jika jumlahnya terlalu besar, mungkn mengadakan reduksi pada tes benedict dan mengganggu tes obermayer untuk menyatakan adanya indikat.

Asam sulfat pekat

Asam ini dipakai untuk mengawet urine guna menetapkan kuantitatif calcium, nitrogen dan kebanyakan zat inorganik lain. Jumlah yang harus diberikan ialah sebanyak itu hingga PH urine tetap lebih rendah dari 4,5 (kontrol dengan nitrazin). Reaksi asam mencegah terlepasnya N dalam bentuk amoniak dan mencegah juga terjadinya endapan calciumfosfat.

Natriumkarbonat

Khusus dipakai untuk mengawet urobilinogen jika hendak menentukan ekskresinya per 24 jm. Masukan kira-kira 5 gr natrium karbonat dalam botol penampung bersama dengan beberapa ml toulena.Cara PengirimanSetelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).

Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3 hari).Keperluan Bahan Biologis Untuk Pemeriksaan

Tujuan dari pemeriksaan spesimen urin adalah:Untuk mengetahui adanya kelainan urin secara langsung. Urin akan diambil sebagai spesimen atau sampel laboratorium apabila diperlukan. Beberapa kasus yang memerlukan sampel urin adalah diabetes, proteinuria, dan adanya gangguan ginjal.

Untuk membantu penegakan dini diagnosa awal.