MAKALAH TUGAS PASCA

58
PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN SEBAGAI AIR BAKU AIR MINUM PENGEMBANGAN SPAM IKK COLOMADU II - 1

Transcript of MAKALAH TUGAS PASCA

Page 1: MAKALAH TUGAS PASCA

PEMANFAATAN

AIR PERMUKAAN

SEBAGAI AIR BAKU AIR MINUM

PENGEMBANGAN SPAM

IKK COLOMADU

II - 1

Page 2: MAKALAH TUGAS PASCA

LATAR BELAKANG

1. Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dikelola dan dikembangkan oleh Pemerintah sebagai pemenuhan target Millenium Developmen Goals (MDG’s) 2015, yaitu tingkat pelayanan air minum diharapkan akan mencapai 80 % perkotaan dan 605 pedesaan

2. Kondisi eksisting SPAM IKK Colomadu yang ada saat ini masih berfungsi dengan baik. Air baku disuplai dari 2 sumur dalam dengan debit maksimal 20 liter/detik, dengan jumlah pelanggan per Oktober 2010 sebanyak 789 Sambungan Rumah.

3. Dengan berubahnya fungsi lahan di wilayah Colomadu dari pertanian menjadi perumahan maka kebutuhan air bersih meningkat sehingga PDAM Tirta Lawu Karanganyarmempunyai rencana untuk menambah kapasitas dan mengembangkan air baku dari air permukaan.

MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Maksud pengembangan SPAM IKK Colomadu adalah untuk mencapai cakupan pelayanan PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar di IKK Colomadu

TUJUAN

Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Colomadu sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di bidang air bersih

DASAR HUKUM

1. UU RI No 23 tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

2. UU RI No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

3. UU RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4. UU RI No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

5. UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

6. Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Air Minum

7. Kep. Men. PU No 18/PRT/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

II - 2

Page 3: MAKALAH TUGAS PASCA

GAMBARAN UMUM

1.1.Gambaran Umum Kabupaten Gambaran Umum Kabupaten KaranganyarKaranganyar

1.1. Letak Geografis dan Administrasi

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah Utara, Propinsi Jawa Timur di sebelah Timur,

Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo di sebelah selatan, Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali di

sebelah barat.

Secara astronomis Kabupaten Karanganyar berada pada garis koordinat 110° 40° - 110° 70°

Bujur Timur dan 7° 28° - 7° 46° Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan laut

serta beriklim tropis dengan temperatur 22° - 31°

Secara administrasi Kabupaten Karanganyar terbagi dalam 17 kecamatan yang meliputi 177

desa/kelurahan (15 Kelurahan dan 162 desa). Desa/kelurahan tersebut terdiri dari 1.091 dusun,

2.313 dukuh, 1.876 RW dan 6.130 RT. Klasifikasi desa/kelurahan pada tahun 2008 terdiri dari

swadaya - desa/kelurahan, swakarya - desa/kelurahan, dan swasembada 177 desa/kelurahan.

1.2. Tata Guna Lahan

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah

22.474,91 Ha, dan luas tanah bukan sawah 54.902,73 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis

seluas 12.929,62 Ha, non teknis 7.587,62 Ha, dan tidak berpengairan 1,957,67 Ha. Di samping itu luas

tanah untuk pekarangan/bangunan 21.171,97 Ha dan luas untuk tegalan/kebun 17.863,40 Ha. Di

Kabupaten Karanganyar terdapat hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50

Ha.

II - 3

Page 4: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel .1.1Jumlah Kecamatan dan Luas Wilayah Tiap Kecamatan

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Jatipuro 4.036,50

2 Jatiyoso 6.716,49

3 Jumapolo 5.567,02

4 Jumantono 5.355,44

5 Matesih 2.626,63

6 Tawangmangu 7.003,16

7 Ngargoyoso 6.533,94

8 Karangpandan 3.411,08

9 Karanganyar 4.302,64

10 Tasikmadu 2.759,73

11 Jaten 2.554,81

12 Colomadu 1.564,16

13 Gondangrejo 5.679,95

14 Kebakramat 3.645,63

15 Mojogedang 5.330,90

16 Kerjo 4.682,27

17 Jenawi 5.608,28

Jumlah 77.378,64

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2008

II - 4

Page 5: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1. 2Luas Tanah Sawah menurut Jenis Penggunaan dan Kecamatan

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No. Kecamatan

Tanah Sawah

Irigasi Teknis

(Ha)

Irigasi Non Teknis

(Ha)

Tidak Berpengairan

(Ha)

1 Jatipuro - 1.510,16 -

2 Jatiyoso 1.183,34 135,71 -

3 Jumapolo 62,05 1.356,89 321,87

4 Jumantono 623,87 829,40 150,60

5 Matesih 942,46 317,30 12,26

6 Tawangmangu 140,34 571,02 -

7 Ngargoyoso 217,00 473,30 -

8 Karangpandan 711,90 594,80 185,00

9 Karanganyar 1.721,90 13,10 55,40

10 Tasikmadu 1.440,0 235,14 4,00

11 Jaten 1.268,61 - -

12 Colomadu 531,40 - -

13 Gondangrejo - - 1.076,28

14 Kebakramat 1.671,20 343,10 88,67

15 Mojogedang 1.565,35 390,06 63,59

16 Kerjo 758,60 370,64 -

17 Jenawi 91,60 447,00 -

Jumlah 12.929,62 7.587,62 1.957,67

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 200

II - 5

Page 6: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1. 3Luas Tanah Kering menurut Jenis Penggunaan dan Kecamatan

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No. Kecamatan

Tanah Kering

Pekarangan

/Bangunan (Ha)

Tegalan

/Kebun (Ha)

Padang Gembala

(Ha)

Tambak

/Kolam (Ha)

Rawa (Ha)

1 Jatipuro 1.380,47 974,77 60,00 1,00 -

2 Jatiyoso 1.244,14 2.907,79 - - -

3 Jumapolo 2.122,1 1.590,83 - 0,97 -

4 Jumantono 1.711,20 1.876,65 33,20 0,10 -

5 Matesih 898,35 219,29 - 0,70 -

6 Tawangmangu 629,74 1.318,31 4,00 - -

7 Ngargoyoso 841,09 1.267,52 16,79 0,50 -

8 Karangpandan 1.217,13 537,12 6,43 1,10 -

9 Karanganyar 1.502,66 564,83 - - -

10 Tasikmadu 667,80 75,35 - 4,54 -

11 Jaten 1.077,94 41,39 - - -

12 Colomadu 897,40 58,71 - 2,70 -

13 Gondangrejo 1.764,22 2.667,11 37,39 - -

14 Kebakramat 1.195,30 226,37 1,90 2,67 -

15 Mojogedang 2.057,89 845,45 23,50 9,93 -

16 Kerjo 1.214,82 703,53 21,52 1,17 -

17 Jenawi 749,72 1.989,38 10,75 0,16 -

Jumlah 21.171 17.863 219,67 25,53 -

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

II - 6

Page 7: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1. 4Lanjutan

No. Kecamatan

Tanah Kering

Hutan Negara (Ha)Perkebunan

(Ha)Lain-Lain

(Ha)

1 Jatipuro 49,51 - 59,59

2 Jatiyoso 1.025,00 - 220,51

3 Jumapolo - - 112,31

4 Jumantono - - 130,42

5 Matesih 91,00 - 145,27

6 Tawangmangu 4.187,34 38,14 114,27

7 Ngargoyoso 2.755,98 784,68 157,08

8 Karangpandan - 40,61 116.99

9 Karanganyar - 122,00 322,75

10 Tasikmadu - 0,64 332,26

11 Jaten - - 162,68

12 Colomadu - 4,60 69,36

13 Gondangrejo - - 134,95

14 Kebakramat - - 116,42

15 Mojogedang - 254,32 120,81

16 Kerjo - 1.395,30 216,69

17 Jenawi 1.600,67 611,22 108,78

Jumlah 9.729,50 3.251,51 2.641,14

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

II - 7

Page 8: MAKALAH TUGAS PASCA

1.3. Ketinggian Wilayah

Kabupaten Karanganyar dilihat dari letak ketinggian dari permukaan air laut, dibagi menjadi 5

(lima) wilayah ketinggian mulai dari 0 meter (pantai) sampai dengan 2.000 meter

(pegunungan), yaitu:

a. Ketinggian 0 – 100 m, meliputi wilayah Kecamatan Jaten, dan Kebakkramat

b. Ketinggian 100 – 500 m, meliputi sebagian Kecamatan Jatipuro, Jumapolo, Jumantono,

Matesih, Karangpandan, Karanganyar, Tasikmadu, Colomadu, Gondangrejo, Mojogedang,

Kerjo dan Jenawi.

c. Ketinggian 500 – 1000 m, meliputi di sebagian Kecamatan Jumapolo, Jumantono, Matesih,

Ngargoyoso, Karangpandan, dan Kerjo

Ketinggian > 1000 m, meliputi di sebagian Kecamatan Jatipuro, Jatiyoso, Tawangmangu, dan

Jenawi

Tabel. 1.5Ketinggian Wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

KecamatanKetinggian (m)

Terendah Tertinggi Rata-Rata

1. Jatipuro 500 1200 770

2. Jatiyoso 800 1550 950

3. Jumapolo 340 580 470

4. Jumantono 300 600 450

5. Matesih 380 750 450

6. Tawangmangu 800 2000 1200

7. Ngargoyoso 750 1000 880

8. Karangpandan 450 650 500

9. Karanganyar 240 480 320

10. Tasikmadu 120 240 140

11. Jaten 90 105 98

II - 8

Page 9: MAKALAH TUGAS PASCA

12. Colomadu 130 150 140

13. Gondangrejo 140 170 150

14. Kebakkramat 80 187 95

15. Mojogedang 380 500 403

16. Kerjo 380 520 450

17. Jenawi 410 1500 750

Kab. Karanganyar 80 2000 511

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

1.4. Hidrologi dan Klimatologi

Secara hidrologis, Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai sumber air yang dapat

dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi, dan industri.

Berdasarkan data dari stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar banyaknya hari

hujan selama tahun 2008 adalah 95 hari dengan rata-rata curah hujan 2.453 mm, dimana curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret dan terendah pada bulan Juli, Agustus, dan September.

II - 9

Page 10: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1.6Banyaknya Hari Hujan (HR) dan Curah Hujan (MM) menurut Bulan dan Tempat Pengukuran di

Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

BulanColomadu Tasikmadu Mojogedang

HR MM HR MM HR MM

1. Januari 12 313 13 352 12 416

2. Februari 12 447 14 481 10 234

3. Maret 18 424 16 350 18 607

4. April 8 192 7 166 7 139

5. Mei 2 64 - - - -

6. Juni - - - - - -

7. Juli - - - - - -

8. Agustus - - - - - -

9. September - - - - - -

10. Oktober 9 277 9 290 9 444

11. November 12 230 11 260 17 747

12. Desember 8 178 12 268 12 144

Jml. Th. 2008 81 2125 82 2167 85 2731

Jml. Th. 2007 71 1682 57 1629 82 2190

Jml. Th. 2006 57 1674 65 1157 84 1920

Jml. Th. 2005 71 6133 78 1537 90 1745

Jml. Th. 2004 71 1746 71 1413 88 2232

Jml. Th. 2003 57 1344 91 1000 100 1794

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

II - 10

Page 11: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1.7Lanjutan

Bulan

Jumapolo Karangpandan Tawangmangu Rata-Rata

HR MM HR MM HR MM HR MM

1. Januari 13 368 13 342 9 279 12 345

2. Februari 11 312 12 274 15 353 12 350

3. Maret 21 251 19 523 26 888 19 507

4. April 7 124 13 241 15 326 10 199

5. Mei - - - - 7 68 5 66

6. Juni - - - - 2 20 2 20

7. Juli - - - - - - - -

8. Agustus - - - - - - - -

9. September - - - - - - - -

10. Oktober 10 195 7 412 12 299 9 319

11. November 8 375 8 284 10 195 11 348

12. Desember 17 399 14 382 25 422 15 299

Jml. Th. 2008 87 2024 86 2458 121 2850 95 2453

Jml. Th. 2007 73 2172 85 2297 110 2719 106 2231

Jml. Th. 2006 82 1940 84 2148 87 2058 78 1817

Jml. Th. 2005 95 2480 92 2818 135 3299 99 6017

Jml. Th. 2004 84 2174 120 2743 146 3450 97 2293

Jml. Th. 2003 80 1812 80 2066 152 2677 101 1855

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

1.5. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar pada akhir tahun 2008, sebanyak 865.580 jiwa

yang terdiri atas 429.852 jiwa penduduk laki-laki dan 435.728 jiwa penduduk perempuan. Laju

pertambahan penduduk di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008 sebanyak 14.214 jiwa atau

mengalami pertumbuhan sebesar 1,67 %.

II - 11

Page 12: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 1.8Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Sex Rasio Dirinci menurut Kecamatan

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No Kecamatan

Jumlah PendudukLuas

Wilayah (Ha)

Sex RasioLaki-laki

(Jiwa)Perempuan

(Jiwa)Jumlah (Jiwa)

1 Jatipuro 19.073 18.987 38.060 4.036,50 100,45

2 Jatiyoso 20.411 20.011 40.422 6.716,49 102,00

3 Jumapolo 23.754 23.687 47.441 5.567,02 100,28

4 Jumantono 24.131 24.748 48.879 5.355,44 97,51

5 Matesih 22.282 23.249 46.131 2.626,63 98,42

6 Tawangmangu 22.252 22.930 45.182 7.003,16 97,04

7 Ngargoyoso 17.516 17.835 35.351 6.533,94 98,21

8 Karangpandan 21.213 22.034 43.247 3.411,08 96,27

9 Karanganyar 37.648 38.148 75.796 4.302,64 98,69

10 Tasikmadu 27.862 27.980 55.842 2.759,73 99,58

11 Jaten 35.105 35.665 70.770 2.554,81 98,43

12 Colomadu 30.038 30.790 60.828 1.564,16 97,56

13 Gondangrejo 34.049 34.522 68.571 5.679,95 98,63

14 Kebakramat 29.319 29.654 58.973 3.645,63 98,87

15 Mojogedang 32.515 32.536 65.051 5.330,90 99,94

16 Kerjo 18.319 19.061 37.380 4.682,27 96,11

17 Jenawi 13.765 13.891 27.656 5.608,28 99,09

Jumlah 429.852 435.728 865.580 77.378,64 98,65

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

Kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Karanganyar, yaitu 75.796 jiwa

(8,76%), kemudian Kecamatan Jaten, yaitu 70.770 jiwa (8,18 %), dan Kecamatan Gondangrejo, yaitu

68.571 jiwa (7,92 %). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah

II - 12

Page 13: MAKALAH TUGAS PASCA

Kecamatan Jenawi, yaitu 27.656 jiwa (3,20 %). Kemudian Kecamatan Ngargoyoso, yaitu 35.351 jiwa

(4,08 %) dan Kecamatan Kerjo, yaitu 37.380 jiwa (4,32 %).

Kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar paling banyak di Kecamatan Colomadu, yaitu

sebanyak 3.889 jiwa/Ha, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Jenawi yaitu 493 jiwa/Ha. Angka

rata-rata jiwa/keluarga di Kabupaten Karanganyar sebanyak 3,90 atau dibulatkan menjadi 4

jiwa/keluarga.

Tabel 1.9Luas Wilayah, Distribusi Penduduk, Kepadatan dan Pertumbuhan

Penduduk serta Rata-rata Jiwa per Keluarga Dirinci menurut Kecamatandi Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No

Kecamatan

Luas

Wilayah (Ha)

Distribusi

Penduduk

Kepadatan

Penduduk (Jiwa/Ha)

Pertumbuhan Penduduk

Rata-2

Jiwa

/Keluarga

1 Jatipuro4.036,5

04,40

9430,46 4,43

2 Jatiyoso6.716,4

94,67

6020,26 4,84

3 Jumapolo5.567,0

25,48

8520,99 3,95

4 Jumantono5.355,4

45,65

9130,94 3,56

5 Matesih2.626,6

35,33

1.7560,95 4,42

6 Tawangmangu7.003,1

65,22

6450,65 3,88

7 Ngargoyoso6.533,9

44,08

5410,48 4,03

8 Karangpandan3.411,0

85,00

1.2681,16 4,09

9 Karanganyar 4.302,6 8,76 1.761 2,85 3,97

II - 13

Page 14: MAKALAH TUGAS PASCA

4

10 Tasikmadu2.759,7

36,45

2.0230,84 3,71

11 Jaten2.554,8

18,18

2.7702,27 3,51

12 Colomadu1.564,1

67,03

3.8896,56 3,49

13 Gondangrejo5.679,9

57,92

1.2073,53 3,79

14 Kebakramat3.645,6

36,81

1.6170,75 3,71

15 Mojogedang5.330,9

07,52

1.2200,90 4,10

16 Kerjo4.682,2

74,32

7980,86 3,87

17 Jenawi5.608,2

83,20

4930,30 4,13

Jumlah 788.65 100 1.119 1,67 3,90

Sumber: Kabupaten Karanganyar dalam Angka Tahun 2009

II - 14

Page 15: MAKALAH TUGAS PASCA

PETA KABUPATEN KARANGANYAR

II - 9

Page 16: MAKALAH TUGAS PASCA

Gambaran Umum Kecamatan Gambaran Umum Kecamatan ColomaduColomadu

1. Letak Geografis

Kecamatan Colomadu merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di

Kabupaten Karanganyar. Jarak dari ibukota kabupaten 21,6 Km arah barat, dengan

ketinggian rata-rata 450 m di atas permukaan laut.

Batas wilayah Kecamatan Colomadu adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kab. Boyolali

Sebelah timur : Kota Surakarta

Sebelah selatan : Kab. Sukoharjo

Sebelah barat : Kab. Boyolali

Secara administrasi Kecamatan Colomadu terbagi dalam 11 Desa, 50 dusun, 126 dukuh, 115 RW

dan 481 RT, dengan luas wilayah secara keseluruhan 1.564,4 Ha.

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Colomadu adalah 15,64 km2. Desa di Kecamatan Colomadu yang

mempunyai luas lahan paling besar adalah Desa Malangjiwan seluas 2,06 Km2, kemudian Desa

Gedongan 1,79 km2. Sedangkan yang terkecil adalah Desa Gajahan, yaitu 0,73 km2 dan Desa

Paulan 0,98 km2.

3. Tata Guna Lahan

Luas lahan sawah di Kecamatan Colomadu 532,4 Ha, sedangkan lahan bukan sawah/kering

1.032,0 Ha. Lahan sawah di Kecamatan Colomadu meliputi :

Sawah pengairan teknis, seluas 532,4 Ha

Sawah pengairan setengah teknis, seluas 0,0 Ha

Sawah sederhana, seluas 0,0 Ha

Sawah tadah hujan, seluas 0,0 Ha

Sedangkan lahan bukan sawah meliputi :

Bangunan/pekarangan, seluas 881,3 Ha

Tegalan/kebun, seluas 67,8 Ha

Lain-lain (jalan, sungai, dsb), seluas 80,2 Ha

Page 17: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel. 2.1Luas Wilayah Menurut Desa dan Penggunaan Tanah

Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/KelurahanTanah Sawah

(Ha)Tanah Kering

(Ha)

Lain-lain

(Ha)

Jumlah (Ha)

1 Ngasem 76,0 70,0 6,5 152,5

2 Bolon 86,2 66,3 10,7 163,2

3 Malangjiwan 46,6 145,4 10,4 206,4

4 Paulan 42,2 50,7 4,8 97,7

5 Gajahan 32,0 36,0 4,6 72,6

6 Blulukan 42,6 115,4 5,9 163,9

7 Gawanan 29,2 98,4 3,7 131.3

8 Gedongan 53,3 113,4 12,6 179,3

9 Tohudan 77,8 64,0 8,8 150,4

10 Baturan 16,5 107,4 5,3 129,2

11 Klodran 30,0 80,8 6,9 117,7

Jumlah 532,4 951,8 80,2 1.564,4

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

4. Iklim dan Topografi

Wilayah Kecamatan Colomadu beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Ketinggian tanah di Kecamatan Colomadu ini rata-rata 450 m di atas permukaan air

laut. Kecamatan Colomadu sebagian besar daerahnya merupakan dataran.

5. Demografi

Jumlah penduduk di Kecamatan Colomadu pada akhir tahun 2008 sebanyak 60.828 jiwa yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 30.038 jiwa dan perempuan sebanyak 30.790 jiwa,dengan tingkat

kepadatan 3.889 jiwa/km2. Pertumbuhan penduduk rata-rata 6,56%.

Page 18: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel. 2.2Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/Kelurahan

Jumlah PendudukJumlah Rumah

TanggaLaki-laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

1 Ngasem 2.209 2.284 4.493 1.191

2 Bolon 3.176 3.223 6.399 2.078

3 Malangjiwan 5.362 5.492 10.854 3.459

4 Paulan 1.308 1.309 2.617 738

5 Gajahan 917 963 1.880 521

6 Blulukan 2.527 2.557 5.084 1.111

7 Gawanan 2.463 2.447 4.910 1.629

8 Gedongan 3.073 3.125 6.198 1.783

9 Tohudan 2.302 2.365 4.667 1.151

10 Baturan 4.288 4.576 8.864 2.527

11 Klodran 2.413 2.446 4.862 1.229

Jumlah Tahun 2008 30.038 30.790 60.828 17.417

Jumlah Tahun 2007 28.344 28.740 57.084 17.007

Jumlah Tahun 2006 27.912 28.439 56.856 15.856

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Tabel. 2.3

Page 19: MAKALAH TUGAS PASCA

Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/Kelurahan

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

Rata2 Jiwa

/Keluarga

Jumlah Rumah Tangga

Jumlah Penduduk

Lk (Jiwa)

Pr (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

1 Ngasem 2.937 3,77 1.191 2.209 2.284 4.493

2 Bolon 3.926 3,08 2.078 3.176 3.223 6.399

3 Malangjiwan 5.269 3,14 3.459 5.362 5.492 10.854

4 Paulan 2.670 3,55 738 1.308 1.309 2.617

5 Gajahan 2.575 3,61 521 917 963 1.880

6 Blulukan 3.100 4,58 1.111 2.527 2.557 5.084

7 Gawanan 3.748 3,01 1.629 2.463 2.447 4.910

8 Gedongan 3.463 3,48 1.783 3.073 3.125 6.198

9 Tohudan 3.111 4,05 1.151 2.302 2.365 4.667

10 Baturan 6.871 3,51 2.527 4.288 4.576 8.864

11 Klodran 4.120 3,98 1.229 2.413 2.446 4.862

Jumlah Tahun 2008 3.889 3,49 17.417 30.038 30.790 60.828

Jumlah Tahun 2007 17.007 28.344 28.740 57.084

Jumlah Tahun 2006 15.856 27.912 28.439 56.856

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Colomadu Tahun 2008 mengalami kenaikan dibandingkan

tahun sebelumnya. Pada jumlah pertumbuhan total penduduk laki-laki dan perempuan pada tahun

2008 mengalami kenaikan menjadi 6,56 dibandingkan tahun 2007 yaitu 1,30.

Page 20: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel. 2.4Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/KelurahanPertumbuhan Total Pertumbuhan Alamiah

L P L+P L P L+P

1 Ngasem 11,34 16,29 13,80 0,91 1,17 1,04

2 Bolon 1,93 3,43 2,68 0,19 0,80 0,50

3 Malangjiwan 2,94 2,79 2,86 0,48 0,69 0,59

4 Paulan -4,46 -3,39 -3,93 0,15 0,37 0,26

5 Gajahan -2,55 -0,52 -1,52 - 0,93 0,47

6 Blulukan 3,10 5,54 4,31 0,38 0,56 0,47

7 Gawanan 12,26 6,67 9,40 1,37 1,05 1,20

8 Gedongan 4,99 6,33 5,66 0,48 1,16 0,82

9 Tohudan 0,35 -0,59 -0,13 0,31 0,50 0,41

10 Baturan -0,83 -1,74 -1,30 0,09 0,47 0,29

11 Klodran 811 6,62 7,35 0,27 0,74 0,51

Jumlah Tahun 2008 5,98 7,13 6,56 0,42 0,75 0,58

Jumlah Tahun 2007 1,55 1,06 1,30 0,65 0,69 0,67

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Colomadu pada tahun 2008 sebanyak 40 baik

negeri maupun swasta lingkungan dan di luar lingkungan dinas pendidikan. Unit yang dirinci

menurut tingkat pendidikan, SD sebanyak 30 unit, SLTP atau sederajat sebanyak 5 unit dan SMU atau

sederajat sebanyak 5 unit.

Page 21: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel. 2.5Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta Menurut Tingkat Pendidikan

di Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/Kelurahan SD/MISLTP/ MTs

SMU/ MA

1 Ngasem 4 - -

2 Bolon 4 1 1

3 Malangjiwan 6 2 1

4 Paulan 1 - -

5 Gajahan 1 - -

6 Blulukan 2 - -

7 Gawanan 2 1 1

8 Gedongan 4 - -

9 Tohudan 2 - -

10 Baturan 2 1 2

11 Klodran 2 - -

Jumlah 30 5 5

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Mayoritas penduduk Kecamatan Colomadu beragama Islam, hal ini dapat dilihat dengan

banyaknya jumlah Masjid dan Langgar pada tahun 2008 yaitu sebanyak 175 gedung, kemudian

Gereja sebanyak 17 gedung, sedangkan agama Budha dan Hindu tidak terdapat tempat

peribadatannya.

Page 22: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel. 2.6Banyaknya Tempat Peribadatan di Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/Kelurahan Masjid Langgar Gereja PuraVihara/

Klenteng

1 Ngasem 6 13 2 - -

2 Bolon 6 9 1 - -

3 Malangjiwan 16 16 5 - -

4 Paulan 4 3 - - -

5 Gajahan 3 2 2 - -

6 Blulukan 10 8 2 - -

7 Gawanan 7 6 2 - -

8 Gedongan 14 6 1 - -

9 Tohudan 7 7 1 - -

10 Baturan 15 - - - -

11 Klodran 6 5 1 - -

Jumlah 94 81 17 - -

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Sarana prasarana perekonomian menurut desa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 2.7

Page 23: MAKALAH TUGAS PASCA

Banyaknya Saran Perekonomian Kecamatan Colomadu Tahun 2008

No Desa/Kelurahan PasarSuper-

market/ Swalayan

Restora/ Rumah makan

Wrung/ Kedai

makan

Toko/ Warung

kelontong

1 Ngasem - - 2 37 56

2 Bolon - - 1 16 41

3 Malangjiwan 1 1 1 84 164

4 Paulan - 1 1 18 25

5 Gajahan - - 1 7 17

6 Blulukan - - 2 19 40

7 Gawanan - - - 33 60

8 Gedongan - 1 1 25 43

9 Tohudan - - 1 28 39

10 Baturan 1 1 - 13 67

11 Klodran 1 - 1 14 37

Jumlah 3 4 11 294 589

Sumber : Kecamatan Colomadu dalam Angka Tahun 2009

Page 24: MAKALAH TUGAS PASCA

Gambar 2

Peta Kecamatan Colomadu

Page 25: MAKALAH TUGAS PASCA

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Air Bersih dan Air Minum

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum

setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi

persyaratan bagi sistem penyediaan air minum yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan

radiologi sehingga tidak menimbulkan efek samping (PERMENKES NO 416/Menkes/PER/IX/1990).

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang

memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Kep. Men.Kes.RI No

907/MENKES/SK/VII/2002

2. Persyaratan Penyediaan Air Bersih

Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam penyusunan perencanaan Sistem penyediaan air

bersih untuk perdesaan adalah sebagai berikut :

Tersedianya data sumber air baku mencakup kuantitas, kualitas dan kontinuitas.

Perencanaan Sistem air bersih perdesaan harus memenuhi persyaratan teknis air bersih

yang berlaku.

Perencanaan Sistem harus merupakan hasil yang terbaik, termudah dan termurah dalam

operasi dan pemeliharaan.

Melibatkan masyarakat setempat terutama pada tahap survai lapangan (data lapangan) dan

penentuan ketersediaan air baku.

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyediaan air bersih adalah sebagai

berikut:

2.1.2.1. Persyaratan KualitatifPersyaratan Kualitatif

2.1.1. Syarat FisikAir minum harus jernih, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau serta mempunyai suhu

yaitu sebaiknya ± 25ºC.

2.1.2.2.1.2. Syarat KimiaSyarat Kimia

- pH (Keasaman)

pH merupakan faktor penting bagi air minum karena mempengaruhi proses korosi pada

perpipaan terutama pada pH < 6,5 dan > 9,5 akan mempercepat terjadinya reaksi korosi.

Page 26: MAKALAH TUGAS PASCA

- Kesadahan Total

Kesadahan total adalah kesadahan yang disebabkan adanya ion Ca 2+ dan Mg 2+ secara

bersama-sama.

- Kalsium (Ca).

Dalam air minum pada batas tertentu diperlukan untuk pertumbuhan gigi dan tulang.

- Fluorida

Kadar F < 1 mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau carries gigi.

- Tembaga (Cu)

Pada kadar < dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat

menimbulkan kerusakan pada hati.

- Nitrit

Nitrit dapat menyebabkan methamoglobinemia terutama pada bayi yang mendapatkan

konsumsi air minum yang mengandung nitrit.

I.1.3 Syarat BakteriologisBahwa air minum tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik seperti kuman

thypus, kolera, dysentri dan gastroenteritis. Karena jika dijumpai pada air tersebut maka

dapat mengganggu kesehatan.

I.1.4 Syarat RadiologisBahwa air minum tidak boleh mengandung zat penghasil bahan yang mengandung radioaktif

misalnya sinar alfa, beta, gamma.

2.2.2.2. Persyaratan KuaPersyaratan Kuantntitatifitatif

Pada persyaratan ini ditinjau dari penyediaan air bersih yaitu dari banyaknya jumlah air yang

tersedia sehingga air tersebut dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk

yang dilayani.

2.3.2.3. Persyaratan KPersyaratan Kontinuitasontinuitas

Kontinuitas adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil secara terus

menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap baik pada musim penghujan maupun

musim kemarau.

Page 27: MAKALAH TUGAS PASCA

3. Pengukuran Kualitas Air Sungai

Pengukuran kualitas air baku dilakukan dilaboratorium, kemudian hasilnya dibandingkan dengan

standar kualitas yang berlaku, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

907/Menkes/SK/VII/2002. Secara umum ada beberapa indikator yang secara visual dapat diukur

dilapangan diantaranya:

a. Kekeruhan

Perhatikan kekeruhan bilamana kekeruhan tinggi dalam periode yang lama, maka sungai

dapat dipakai dengan memperhitungkan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan.

b. Rasa

Tes rasa air, jika rasa air payau atau asin, maka cek hasil laboratorium terhadap kandungan

Klorida, jika hasil laboratorium tidak ada, lihat nilai EC. Jika nilai EC menunjukkan lebih dari

1.500 micro S/cm, maka ada salinitas, air tidak dapat dipergunakan sebagai sumber air.

c. Warna dan Bau

Periksa warna dan bau air, jika ditemukan warna dan bau, maka penyebab timbulnya harus

diperiksa. Untuk menjamin kualitas air tersebut dapat digunakan sebagai sumber air.

4. Persyaratan Lokasi

Lokasi yang dapat diusulkan untuk perencanaan sistem air bersih adalah lokasi yang mempunyai

sumber air yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang dapat diolah secara

sederhana. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai persyaratan dari beberapa komponen

sistem penyediaan air bersih perdesaan, diantaranya :

Pemilihan Sumber

Pengukuran Debit Air Baku

Pengukuran Kualitas Air Baku

Kriteria Disain

Perhitungan Kebutuhan Air

5. Tahapan Perencanaan

5.1 Pemilihan Sumber Air Baku5.1 Pemilihan Sumber Air Baku

5.1.1.Melibatkan institusi dan masyarakat untuk mendapatkan informasi sumber-sumber air

baku yang berpotensi

Page 28: MAKALAH TUGAS PASCA

5.1.2.Memilih sumber air baku yang berpotensi baik dari segi kualitas maupun kuantitas

(Mata Air, Air Tanah, Air Hujan, Air permukaan)

5.1.3..Menggunakan diagram pemilihan teknologi Sistem penyediaan air bersih .

Untuk menetapkan jenis sumber yang akan digunakan, maka biasanya digunakan alat bantu

berupa diagram pemilihan teknologi penyediaan air bersih. Diagram pemilihan sumber air

baku untuk penyediaan air bersih ini terdiri atas dua jenis diagram.

Berdasarkan jenis sumber yang dapat dimanfaatkan tersebut, maka dipilih jenis teknologi yang

sesuai dengan jenis sumber air baku dan yang layak untuk diterapkan pada daerah perkotaan,

serta murah pengoperasian dan perawatan. Jenis teknologi pemanfaatan air baku tersebut

menjadi air bersih yang layak digunakan menjadi sumber air bersih masyarakat.

Setelah jenis sumber air baku ditetapkan dilakukan pemilihan modul pengolahan yang sesuai.

Pemilihan modul pemanfaatan dan pengolahan air bersih untuk daerah perkotaan disusun

berdasarkan urutan pemanfaatan sumber air baku adalah dimulai dari pemanfaatan mata air

(gravitasi), pemanfaatan air tanah, pemanfaatan air permukaan dan pemanfaatan air hujan.

5.2. Pengukuran Debit (Kuantitas)

Dalam perencanaan ini sebagai contoh adalah sumber air permukaan (sungai, mata air dll)

5.2.1. Cek kuantitas air sungai, jika tidak ada air atau kering pada musim kemarau panjang,

maka sungai tidak dapat digunakan sebagai sumber air.

5.2.2. Cek kuantitas air sungai, jika sungai tidak pernah kering dan tersedianya data hasil

pengukuran debit minimum pada musim kemarau panjang, maka sungai dapat

digunakan sebagai sumber air.

5.2.3. Cara pengukuran debit air sungai secara sederhana, seperti dijelaskan pada bagian

berikut ini :

Siapkan alat pelampung (kayu dan sejenisnya) untuk mengukur debit sungai.

Siapkan pita ukur .

Siapkan pengukur waktu (jam/stopwatch).

Menentukan lokasi pengukuran pada bagian sungai yang lurus dan

permukaannya relatif datar.

Tentukan jarak pengukuran (m).

Page 29: MAKALAH TUGAS PASCA

Tentukan luas penampang aliran dengan mengukur kedalaman (tinggi muka air)

dikalikan dengan lebar penampang (m2) di daerah lokasi pengukuran yang telah

ditetapkan.

Perhitungan kecepatan aliran air sungai :

Hanyutkan pelampung (kayu dan sejenisnya) ke dalam aliran sungai sampai sebagiannya

tenggelam untuk mengetahui waktu tempuh sesuai dengan jarak yang sudah

ditentukan, hitung kecepatan aliran dengan cara membagi jarak pengukuran dengan

waktu pengukuran.

Kecepatan Aliran

(V)

= Jarak Tempuh (L)

Waktu Tempuh (t)

• Lakukan tahapan pengukuran tersebut beberapa kali untuk mendapatkan hasil

pengukuran kecepatan aliran rata-rata.

• Perhitungan debit air sungai :

Debit Air

(Q)

=

Kecepatan Aliran Rata-Rata (V) x Luas Penampang Aliran

(A)

6. Persyaratan Bangunan Intake

6.1. Persyaratan Umum

Dalam pembuatan bangunan Intake harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

6.1.1.Bangunan Intake harus kuat dan kedap air.

6.1.2.Penempatan lokasi Intake harus dapat menerima menyadap debit pada saat

aliran minimum.

6.1.3.Penempatan dan bentuk bangunan Intake harus menjamin dalam kontinuitas

penyediaan air baku.

6.1.4.Perlu partisipasi masyarakat dan pengurus LKMD setempat dalam pelaksanaan

pembangunan Intake.

6.1.5.Persyaratan Teknis

Disain bangunan intake hanya untuk menyadap pada saat debit sungai

minimum

Page 30: MAKALAH TUGAS PASCA

Kualitas air baku (sungai) relatip baik (tidak keruh)

Unit-unit pengolahan terdiri dari: intake, kolam penampung dan kran/hidran

umum

Sistim pengaliran menggunakan sistim grafitasi

7. Sistem Penyediaan Air Bersih

7.1. Sumber / Asal Air Baku Utama

Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih adalah sebagai

berikut:

Air Hujan

Air hujan bersifat lunak karena tidak mengandung garam dan zat-zat mineral, lebih bersih

namun dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3,

CO2 agresif ataupun SO2. Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada besar kecilnya hujan

sehingga tidak mencukupi jika digunakan untuk persediaan umum karena jumlahnya sangat

fluktuatif. Air hujan tidak dapat secara kontinue dapat diperoleh karena sangat tergantung pada

musim.

Air Permukaan

Air permukaan yang biasa digunakan sebagai sumber air baku adalah air waduk, sungai dan

danau. Pada umumnya air permukaan telah terkontaminasi zat-zat yang berbahaya bagi

kesehatan sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh

masyarakat. Kualitas dan kontinuitas air permukaan sebagai sumber air baku cukup stabil.

Air tanah mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-lapisan

tanah serta bebas dari polutan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah tercemar

oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan seperti Fe, Mn, Kesadahan dan lain – lain.

Mata Air

Mata air sangat baik karena belum terkontaminasi oleh zat – zat pencemar. Pencemaran

biasanya terjadi di lokasi mata air itu muncul. Dari segi kuantitas dan kualitas mata air kurang

bisa diandalkan sebagai sumber air baku.

Page 31: MAKALAH TUGAS PASCA

Tabel 7.1.Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas Berbagai Sumber Air Baku

Sumber Kualitas Kuantitas Kontinuitas Harga

Air Hujan Sedikit terpolusi oleh polutan pencemar udara

Tidak memenuhi untuk persediaan umum

Tidak dapat terus menerus diambil

Murah

Air Permukaan Tidak baik karena tercemar

Mencukupi Dapat diambil terus menerus

Relatif mahal

Air Tanah Dangkal ( <10 m)

Air Tanah Dalam (> 60 m)

Terpolusi

Relatif baik

Relatif cukup Pengambilan dibatasi

berakibat intrusi air laut

Relatif murah

Relatif mahal

Mata Air Relatif baik Sedikit Tidak dapat diambil secara terus menerus

Murah

7.2. Klasifikasi Sistem Pelayanan Air Bersih

Untuk menentukan sistem penyediaan air bersih pada masyarakat yang meliputi sistem

individual dan sistem komunal. Kedua sistem ini masih banyak dijumpai pada masyarakat

perdesaan (rural urban) maupun masyarakat perkotaan (urban). Adapun sarana air bersih

secara individual adalah sebagai berikut:

7.2.1. Sumur

a. Sumur Gali (Dug Well)

Sumur ini dibuat dengan penggalian tanah sampai kedalaman tertentu maksimum 20 meter,

pada umumnya tidak terlalu dalam sehingga hanya mencapai air tanah di lapisan atas. Oleh

karena itu air yang diperoleh sering berkurang airnya pada musim kemarau sehingga secara

kuantitatif sulit untuk menjamin kontinuitasnya.

b. Sumur Pompa Tangan Dalam (Drilled Well)

Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa 30 meter, kedalaman muka air lebih dari

7 meter dan dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan keluarga. Kontaminasi air

Page 32: MAKALAH TUGAS PASCA

sumur dapat berasal dari sumber pencemaran di sekitarnya dan dari permukaan tanah

dimana batang pompa ditanamkan.

c. Sumur Bor ( Bored Well)

Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan bantuan auger. Kedalaman sumur ini minimum

100 meter.

d. Sumur Pompa Tangan Dangkal

Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk

kedalaman muka air lebih kecil dari 7 meter.

7.3 Bak Penampungan Air Hujan

Pada daerah-daerah tertentu yang tidak atau sedikit memiliki sumber air, air hujan dapat

dimanfaatkan untuk persediaan air bersih baik untuk air minum maupun untuk kebutuhan

sehari-hari. Untuk menyimpan air hujan tersebut dapat ditampung dalam suatu bejana atau bak

Penampungan Air Hujan (PAH). Bak penampungan air hujan ini juga dapat digunakan untuk

penyediaan air bersih secara komunal. Beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal

adalah sebagai berikut:

1.5.1. Perusahaan Air Minum

Perusahaan air minum merupakan organisasi pengelola air pada daerah Kabupaten/Kota

yang melayani air melalui sistem perpipaan yang telah mengalami pengolahan dan nantinya

didistribusikan pada masyarakat yang berminat dan mampu membayar sambungan.

1.5.2. Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPAM)

HIPPAM merupakan organisasi pengelola air di daerah perdesaan, yang biasanya akan

memanfaatkan sumber air di wilayah masing-masing melalui pembinaan dari Departemen

Pekerjaan Umum Cipta Karya Sub Teknik Penyehatan dan Lingkungan terutama untuk

masalah teknis pembuatan bangunan pengolahan. Untuk selanjutnya pengelolaan ini

menjadi tanggung jawab masyarakat.

1.5.3. Pembangunan Hidran Umum, Kran Umum dan Terminal Air

Program pembangunan ini terutama diajukan untuk mengantisipasi semakin mahalnya harga

air relatif terhadap tingkat penghasilan masyarakat dan juga untuk daerah kumuh dan

terpencil yang rawan air.

Page 33: MAKALAH TUGAS PASCA

1.5.4. Perlindungan Mata Air (PMA)

Perlindungan mata air merupakan sistem penyediaan air bersih dengan memanfaatkan

sumber mata air. Cakupan pelayanan maksimum PMA adalah 500 jiwa. PMA ini pada

umumnya digunakan pada wilayah atau daerah perdesaan dimana masih dijumpai adanya

sumber air tawar.

7.4. Kebutuhan Air Bersih

7.4.1. Macam Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-hari

atau rumah tangga. Kebutuhan tersebut antara lain untuk minum, memasak, kesehatan

individu (mandi, cuci dan lain-lain) menyiram tanaman, halaman, buangan dapur dan toilet.

Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa

kegiatan seperti:

- Kebutuhan Institusional

Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat pendidikan atau

sekolah.

- Kebutuhan Komersial dan Industri

Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan, restoran.

Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan untuk air pendingin,

air pada boiler untuk pemanas, bahan baku proses.

- Kebutuhan Fasilitas Umum

Adalah kebutuhan air untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi, terminal dan lain

sebagainya.

7.4.2. Penentuan Kebutuhan Air Bersih

Beberapa metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan

air bersih adalah sebagai berikut:

Metode Rata-Rata Aritmetik

Pt = Po + ( Pn + 1 – Pn ) t

Dimana :

Page 34: MAKALAH TUGAS PASCA

Po = Jumlah penduduk tahun ke 0

Pn + 1= Pn = Rata-rata pertumbuhan penduduk

t = Periode perencanaan

Pn + 1 = Jumlah penduduk pada tahun ke n = 1

Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n

Metode Geometrik

Metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati kebenaran.

Pt = Po (1 + r ) n

Dimana: Pt = Jumlah penduduk tahun proyeksi

Po = Jumlah penduduk tahun yang diketahui

R = Proses pertambahan penduduk tiap tahun

n = Tahun proyeksi

Metode Pertumbuhan Seragam

Metode ini mengasumsi bahwa proses pertumbuhan penduduk dari dekade ke dekade

adalah konstan dan perhitungan didasarkan pada proses pertumbuhan rata-rata.

Metode ini hanya cocok bagi kota yang relatif muda dengan pertumbuhan penduduk

yang cepat.

Metode Selisih Pertumbuhan

Adalah jumlah penduduk saat ini ditambah dengan rata-rata pertumbuhan penduduk

dalam sepuluh tahun dan rata-rata selisih pertumbuhan.

Metode Grafis (Grafis Populasi)

Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan kurva, plotting antara waktu (tahun)

dengan populasi. Dari data yang dikumpulkan dan terbentuk kurva kemudian

direntangkan ke depan sesuai dengan bentuk nature kurva yang akan diperoleh

populasi dari tahun yang diinginkan.

7.4.3. Penentuan Fluktuasi Debit Air yang Dibutuhkan

Kebutuhan air di masyarakat tidak konstan akan tetapi fluktuatif dengan adanya perubahan

musim dan aktifitas masyarakat. Pada hari tertentu di setiap minggu, bulan dan tahun akan

Page 35: MAKALAH TUGAS PASCA

terdapat pemakaian air lebih besar daripada kebutuhan rata-rata air perhari, pemakaian air

tersebut disebut dengan pemakaian hari maksimum.

Pemakaian jam puncak adalah pemakaian yang lebih besar dalam satu hari yang terjadi pada

pagi, maupun sore hari.

7.4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan kebutuhan air bersih adalah didasarkan pada jumlah penduduk yang akan

dilayani dan rata-rata kebutuhan air bersih pada setiap orang. Untuk mengetahui kebutuhan

hari maksimum dan kebutuhan jam puncak adalah nilai faktor hari maksimum dan nilai faktor

jam maksimum. Nilai faktor hari maksimum (F1) umumnya adalah 1 sampai dengan 1,5

sedangkan faktor jam puncak (F2) umumnya adalah 1,5 sampai dengan 2,5.

Dalam menghitung kapasitas produksi harus memperhatikan kondisi sebagai berikut:

Kebutuhan air untuk instalasi misalnya untuk pencucian filter (backwashing), melarutkan

bahan kimia, keperluan kantor dan lain-lain. Pada umumnya kebutuhan air untuk instalasi

sekitar 10% dari kapasitas pengolahan.

Kehilangan air di sistem distribusi, misalnya pada saat pemasangan, penggantian dan

penambahan pipa distribusi, kebocoran teknis karena sambungan liar, keperluan

pemadam kebakaran, menyiram tanaman dan lain-lain. Umumnya kehilangan air ini

sekitar 30 % dari kapasitas pengolahan.

7.5. Pemilihan Sumber Air

Prosedur pemilihan sumber air permukaan, hal yang harus diketahui adalah:

7.5.1. Aspek Kuantitas

Data jumlah air selama masa kekurangan untuk menunjang analisis statistik dari

curah hujan, limpasan dan aliran sungai.

Kecukupan pasokan yang aman untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan masa

mendatang

Pengukuran tingkat kelestarian oleh Lembaga Negara termasuk daerah cakupan dan

penggunaan anak sungai di masa mendatang.

Studi menyeluruh tentang kandungan air lokal.

Tingkat penggunaan lahan di daerah cakupan air.

Page 36: MAKALAH TUGAS PASCA

7.5.2. Aspek Kualitas

Data kualitas air selama periode kurun waktu tertentu

Penilaian resiko kontaminasi oleh ketidaksengajaan tercampur bahan yang mungkin

beracun, berbahaya atau merusak pengguna rumah tangga.

Tingkat usulan pengembangan lahan saat ini dan mendatang.

Tingkat manajemen dan pengawasan pemilik.

7.5.3. Hal-hal umum

Taksiran reabilitas sumber air

Tingkat kesulitan pelaksanaan alat otomatisasi, perpipaan, bangunan pengolahan air dan

jaringan distribusi.

Pengaruh lingkungan.

Pengaruh keuangan.

7.6 Dasar Sistem Pengolahan

Sebelum ditentukan sistem pengolahan yang akan dipakai untuk mengolah air minum, terlebih

dahulu dilakukan pemilihan sistem pengolahan yang ada untuk mendapatkan sistem yang

paling sesuai. Menurut (Tambo, Nrihito tahun 1974) pertimbangan yang harus diperhatikan

dalam melakukan pemilihan sistem pengolahan yaitu:

Beban Pengolahan

Dengan berdasarkan pada kualitas dan kuantitas influent yang ada terhadap kualitas effluent

sehingga diketahui besar beban pengolahan yang harus dipenuhi oleh sistem pengolahan.

Sistem pengolahan yang dipilih merupakan sistem yang harus memenuhi kriteria-kriteria

yang ditetapkan untuk mendapatkan kualitas pengolahan.

Aspek Teknis

Hal yang harus diperhatikan adalah ketersediaan lahan, teknis pelaksanaan dan pengadaan

bahan-bahan untuk pembangunan instalasi, segi operasional yang menyangkut ketersediaan

tenaga, peralatan, kemudahan dalam pengadaan bahan-bahan penunjang dalam proses

pengoperasian dan pemeliharaan instalasi.

Aspek Ekonomis

Aspek disini berhubungan dengan permasalahan pembiayaan untuk konstruksi bangunan,

pemeliharaan dan operasionalnya.

Page 37: MAKALAH TUGAS PASCA

Aspek Lingkungan

Aspek disini yaitu sehubungan dengan kemungkinan pengaruh terhadap keberadaan

instalasi pengolahan air buangan yang direncanakan terhadap kenyamanan dan kesehatan

penduduk di sekitar lokasi. Sehingga perlu dipertimbangkan jarak minimum lokasi

pengolahan terhadap permukiman penduduk.

7.7. Standar Kualitas Air Minum

Untuk penentuan kualitas air minum yaitu penentuan peraturan kualitas air yang dipakai

dengan mengacu pada standard Internasional. Satu pertimbangan dalam pengembangan

kualitas air minum adalah standard kualitas air tersebut diubah atau dimodifikasi di masa

depan. Perubahan tersebut mungkin mempengaruhi reabilitas dan fleksibilitas proses

pengolahan air yang ditetapkan agar memenuhi standard yang lebih ketat.

Adapun standard air bersih dan air minum yang berlaku di Indonesia adalah Peraturan

Pemerintah No 82 Tahun 2001 tanggal 4 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran serta Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI No.

907/Menkes/SK/VII/2002.

Menurut Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tanggal 4 Desember 2001 air diklasifikasikan

menurut mutunya ke dalam empat kelas yaitu:

Kelas 1 air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas 2 air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas 3 air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas 4 air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

7.8. Pengolahan Air Bersih atau Air Minum

Pengolahan air adalah operasi teknis yang dilakukan terhadap air baku agar menjadi air bersih

yang memenuhi persyaratan kualitas sebagai air bersih /air minum dengan menggabungkan

Page 38: MAKALAH TUGAS PASCA

beberapa proses pengolahan. Pengolahan air bertujuan untuk mengurangi konsentrasi masing-

masing polutan dalam air sehingga aman untuk digunakan. (Tambo, 1974).

Sedangkan menurut Reynold (1982) unit operasi dan unit proses yang digunakan dalam

pengolahan air bersih adalah sebagai berikut:

7.8.1. Pengolahan secara fisik yang meliputi sedimentasi, flotasi, filtrasi

7.8.2. Pengolahan Secara Kimia meliputi koagulasi, flokulasi, absorpsi karbon, penukaran ion

dan klorinasi.

7.8.3. Pengolahan Secara Biologi meliputi aerobic digestion dan aerobic digestion.z

7.9. Bangunan Pengambil dan Sistem Transmisi Air Bersih

7.9.1 Intake

Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih disebut dengan penangkap air

atau intake. Kapasitas intake ini dibuat sesuai dengan debit yang diperlukan untuk

pengolahan. Fungsi dari bangunan intake ini adalah untuk menangkap air dari sumber air di

permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau atau kanal untuk diolah dalam instalasi

pengolahan air bersih. Lokasi intake harus memperhatikan faktor berikut ini:

Kualitas air yang tersedia di lokasi harus baik

Berlokasi ditempat dimana tidak terdapat arus/aliran kuat yang dapat merusak intake.

Selama banjir, air tidak boleh masuk ke dalam intake.

Sebaiknya sedekat mungkin dengan stasiun pemompa

Pasokan tenaga harus tersedia dan dapat digunakan.

Angin yang menyebabkan sedimentasi harus dihindarkan.

Lokasi harus mudah dijangkau dan dekat tempat pengolahan sehingga meminimalkan

biaya perpipaan.

Lokasi sebaiknya tidak berada di daerah cekungan.

Sebaiknya tertutup untuk mencegah masuknya sinar matahari yang dapat menstimulus

pertumbuhan lumut atau ganggang di air ataupun pengotor dari luar.

Tanah tempat dibangunnya intake harus stabil.

Bangunan intake harus kedap air.

Pipa inlet ditempatkan di bawah permukaan sungai atau danau untuk mendapatkan air

yang lebih dingin dan mencegah masuknya benda yang mengapung.

Page 39: MAKALAH TUGAS PASCA

Sebaiknya terletak agak jauh dari bahu sungai untuk mencegah kemungkinan

pencemaran.

Sebaiknya terletak pada bagian hulu kota.

Peletakan intake harus memperhatikan hal sebagai berikut:

Intake dibangun pada tempat yang aman, arus aliran tidak terlalu besar, pada daerah sungai

yang landai dan lurus sehingga faktor keamanan bangunan intake terjamin dan sungai dapat

dijaga kesinambungannya.

Intake harus dibuat dengan pertimbangan peningkatan debit dimasa yang akan datang.

Pengolahan akan gagal jika sistem intake gagal mensuplay air, intake harus ditempatkan pada posisi

akses yang mudah dengan desain dan bangunan untuk mensuplay kuantitas air dengan kualitas air

yang baik. Faktor utama sistem intake adalah reabilitas, keamanan, operasional dan biaya

pemeliharaan. Intake hendaknya ditempatkan pada sungai sebagai sumber air permukaan. Sumber

air baku berasal dari sungai permukaan maka sistem intake berupa intake sungai.

Menurut (Tambo, Narihito, 1974) pemilihan tempat untuk intake sungai didasarkan pada :

Menghasilkan kualitas air terbaik dengan penerapan prosedur untuk menghindari

pencemaran sumber air.

Memperkirakan kemungkinan perubahan aliran dan arus sungai.

Meminimasi efek banjir, suspensi dalam aliran.

Menyediakan akses untuk pemeliharaan dan perbaikan.

Menyediakan ruang cukup untuk kendaraan.

Memperbolehkan adanya penambahan fasilitas yang akan datang.

Menyimpan kuantitas air yang aman untuk musim kemarau.

Meminimasi efek fasilitas terhadap kehidupan aquatik.

Menghasilkan kondisi geologi yang layak.

Intake terdiri dari berbagai macam bagian yang mendukung dalam proses pengolahan air, yaitu:

7.9.2. Screen

Pada intake biasanya dipasang kisi-kisi atau saringan (screen) untuk mencegah masuknya

daun-daun dan reruntuhan, melindungi pompa dari sampah-sampah dan benda-benda

penyumbat lainnya serta untuk menghilangkan padatan-padatan kasar yang mengapung.

Page 40: MAKALAH TUGAS PASCA

7.9.3. Pintu Air

Pintu air digunakan untuk mengatur aliran air dari sumber baku ke saluran intake sehingga

diperoleh debit pengaliran yang diinginkan. Pengaturan aliran ini juga dilakukan pada saat

pemeliharaan (pembersihan dan perbaikan).

7.9.4. Saluran Pembawa

Saluran pembawa berfungsi untuk menyalurkan air ke bak pengumpul. Kriteria menurut

JWWA (1978) adalah sebagai berikut:

Kecepatan minimum (v) = 0,3 m / dtk

Kecepatan maksimum (v)

Beton = 3 m/dtk

Baja, besi, PVC = 6 m/dtk

7.9.5. Bak Pengumpul

Bak pengumpul berfungsi untuk menampung air dari intake untuk diolah oleh unit pengolahan

berikutnya. Bak pengumpul dilengkapi dengan pompa intake dan pengukur debit.

7.9.6. Grit Chamber

Grit Chamber akan melindungi perlengkapan mekanis dan pompa dari abrasi, mencegah

penyumbatan pipa oleh endapan dalam saluran dan mencegah akumulasi material masuk

dalam unit pengolahan selanjutnya.

7.9.7. Sistem Transmisi dan Distribusi Air Bersih

Sistem transmisi merupakan sistem pengaliran untuk memindahkan air dari sumber ke air

baku menuju daerah distribusi. Untuk sistem transmisi ini, saluran yang dapat digunakan

antara lain adalah saluran terbuka (aquaduct) dan sistem perpipaan. (Fair et al., 1966).

Tabel 7.9Kriteria Pipa Transmisi

No Uraian Notasi Kriteria

1. Debit Perencanaan Q max Kebutuhan air hari maksimum

Q max = F max x Q rata-rata

2. Faktor Hari Maksimum F. max 1,1 – 1,5

3. Jenis Saluran - Pipa atau Saluran Terbuka

Page 41: MAKALAH TUGAS PASCA

4. Kecepatan Aliran Air dalam Pipa

Kecepatan AirKecepatan Air

Kecepatan maksimumKecepatan maksimum

Pipa PVC

Pipa DCIP

V min

V max

V max

0,3 – 0,6 m/det

3,0 – 4,5 m/det

6,0 m/det

5. Tekanan Air dalam Pipa

Tekanan Minimum

Tekanan Maksimum

Pipa PVC

Pipa DCIP

Pipa PE 100

Pipa PE 80

H min

H max

1 atm

6 – 8 atm

10 atm

12,4 MPa

9 MPa

Sumber : PERMEN PU No. 18/PRT/M/2007

Tabel 7.10Diameter Pipa Distribusi

Cakupan Sistem Sistem Kecamatan Sistem Kota

Pipa Distribusi Utama ≥ 100 mm ≥150 mm

Pipa Distribusi Pembawa 75 - 100 mm 100 – 150 mm

Pipa Distribusi Pembagi 75 mm 75 - 100 mm

Pipa Pelayanan 50 mm 50 – 75 mm

Sumber : PERMEN PU No. 18/PRT/M/2007

8. Kehilangan Tekanan (Headloss)

Macam kehilangan tekanan adalah:

8.1. Major losses, terjadi akibat gesekan air dengan dinding pipa.

8.2. Minor losses, terjadi akibat perubahan penampang pipa, sambungan, belokan, dan katup.

9. Analisis Jaringan Pipa Distribusi

Page 42: MAKALAH TUGAS PASCA

tidak OK

Input data

Proses

Output data

Metode yang dipergunakan dalam analisis pendistribusian air bersih yaitu dengan memakai

program EPANET versi 2.0. Program tersebut merupakan program komputer ( EPA - Software )

dengan tampilan Windows yang dapat melakukan simulasi periode tunggal atau majemuk dari

perilaku hidrolis dan kualitas air pada jaringan pipa bertekanan. Dengan analisis simulasi yaitu

melacak aliran air ( flow ) pada pipa, tekanan ( pressure ) di setiap titik ( node ), kedalaman

( height ) air dalam tangki serta konsentrasi bahan kimia dalam system distribusi penyediaan air

bersih maupun air minum.Tahapan pemodelan disajikan pada Gambar 3.1. berikut.

Gambar 9.1. Tahapan Pemodelan Jaringan Pipa

Membuat jaringan system distribusi atau mengimport file jaringan (dalam bentuk text file)

Edit sifat objek yang menyusun system distribusi tersebut

Pengaturan dan pengoperasian sistem

Memilih analisis yang dikehendaki

Program (running)

Melihat hasil analisis (output)

Page 43: MAKALAH TUGAS PASCA

Dengan penjelasannya tiap bagian ( input, process dan output ) yaitu :

1. Membuat jaringan distribusi atau mengimpor file jaringan (dalam bentuk text file) Maksudnya

adalah dalam tampilan windows EPANET dapat dibuat skema jaringan pendistribusian yang

dikehendaki maupun dapat dilakukan dengan mengambil jaringan yang sudah ada (tersimpan

dalam format/program lain) misalnya Computer Aided Drawing (CAD ) atau Geography

Information System (GIS).

2. Mengedit sifat objek atau komponet fisik yang terlihat dalam sistem distribusi. Yang dimaksud

komponen fisik dalam sistem distribusi diantaranya :

3. Memilih analisis yang diinginkan untuk menjalankan simulasi, diperlukan untuk kesesuaian

dengan penggunakan formula, sisten satuan serta karakteristik lain yang dikenhendaki, apakah

menggunakan formula Hazen-Williams, Darcy-Weisbach atau Chezy-Manning.

4. Menjalankan program ( running ) dilakukan setelah proses input terjadi. Tahapan akhir ini dapat

diketahui bila proses analisis yang berlangsung berjalan dengan baik ( running was succesfull ).

Adapun hasil keluaran tersebut dapat ditampilkan dalam tabel dan grafik.

Page 44: MAKALAH TUGAS PASCA

LAMPIRAN 1

Page 45: MAKALAH TUGAS PASCA

LAMPIRAN 2