Makalah TUA

21
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang Interaksi Antara Laki-laki Dan Perempuan ini dengan baik tanpa hambatan. Hal ini tidak terlepas juga karena dukungan dari Bapak Abdul Hakim selaku dosen dan pembimbing kami. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah untuk mata pelajaran Tarbiyah ulul albab Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka. Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini. Malang , November 2012 2

description

bidang kimia fisika

Transcript of Makalah TUA

Page 1: Makalah TUA

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Interaksi Antara Laki-laki Dan Perempuan ini

dengan baik tanpa hambatan. Hal ini tidak terlepas juga karena dukungan dari

Bapak Abdul Hakim selaku dosen dan pembimbing kami.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembimbing dan

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua

bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam

menyelesaikan makalah untuk mata pelajaran Tarbiyah ulul albab

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami

menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,

sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan

makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing

yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini.

Malang , November 2012

Penyusun

2

Page 2: Makalah TUA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 4

1.2. Perumusan Masalah.................................................................. 8

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 9

2.1. Akibat dari Pergaulan Bebas.................................................... 9

2.2. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas........................................ 11

BAB III PENUTUP....................................................................................... 13

3.1. Simpulan................................................................................... 13

3.2. Saran......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

3

Page 3: Makalah TUA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Telaah ini bertujuan menerangkan pengaturan interaksi lelaki dan wanita

dalam kehidupan umum menurut syariah Islam, sebagaimana diterangkan oleh

Imam Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya, An-Nizhâm al-Ijtimâ’i fî al-Islâm

(2003), khususnya halaman 25-30 pada bab “Tanzhîm ash-Shilât bayna al-Mar’ah

wa ar-Rajul (Pengaturan Interaksi Wanita dan Lelaki).

Pengaturan tersebut sebenarnya bukan persoalan yang mudah. Sebab, menurut

An-Nabhani, pengaturan yang ada hendaknya mengambilkira dua faktor: Pertama,

bahawa potensi hasrat seksual pada lelaki dan wanita dapat bangkit jika keduanya

berinteraksi; misalnya ketika bertemu di jalan, pejabat, sekolah, pasar, dan lain-

lain. Kedua, bahwa lelaki dan wanita harus saling tolong-menolong (ta’âwun)

demi kemaslahatan masyarakat, misalnya di bidang perdagangan, pendidikan,

pertanian, dan sebagainya. (h. 25-26).

Bagaimana mempertemukan dua faktor tersebut? Memang tidak mudah.

Dengan maksud agar hasrat seksual tidak bangkit, boleh jadi muncul pandangan

bahwa lelaki dan wanita harus dipisahkan secara total, tanpa peluang berinteraksi

sedikit pun. Namun, jika demikian, tolong-menolong di antara keduanya terpaksa

dikorbankan alias tidak terwujud. Sebaliknya, dengan maksud agar lelaki dan

wanita dapat tolong menolong secara optimal, boleh jadi interaksi di antara

keduanya dilonggarkan tanpa mengenal batasan. Namun, dengan begitu akibatnya

adalah bangkitnya hasrat seksual secara liar, seperti pelecehan seksual terhadap

wanita, sehingga malah menghilangkan kehormatan (al-fadhîlah) dan moral

(akhlâq).

Hanya syariah Islam, tegas An-Nabhani, yang dapat mengkompromikan dua

realiti yang seakan saling bertentangan itu dengan pengaturan yang canggih dan

berhasil. Di satu sisi syariah mencegah potensi bangkitnya hasrat seksual ketika

lelaki dan wanita berinteraksi. Jadi, lelaki dan wanita tidaklah dipisahkan secara

total, melainkan dibolehkan berinteraksi dalam koridor yang dibenarkan syariah.

4

Page 4: Makalah TUA

Di sisi lain, syariah menjaga dengan hati-hati agar tolong-menolong antara lelaki

dan wanita tetap berjalan demi kemaslahatan masyarakat.

Pengaturan Syariah

An-Nabhani kemudian menerangkan beberapa hukum syariah untuk mengatur

interaksi lelaki dan wanita. Hukum-hukum ini dipilih berdasarkan prinsip bahawa

meski lelaki dan wanita dibolehkan beriteraksi untuk tolong-menolong, interaksi

itu wajib diatur sedemikian rupa agar tidak membangkitkan hasrat seksual, yakni

tetap menjaga kehormatan (al-fadhîlah) dan moral (akhlâq). (h. 27). Di antara

hukum-hukum itu adalah:

a) Perintah menundukkan pandangan (ghadhdh al-bashar).

Lelaki dan wanita diperintahkan Allah Swt. untuk ghadhdh al-bashar (QS an-Nur

[24]: 30-31). Yang dimaksud ghadhdh al-bashar menurut An-Nabhani adalah

menundukkan pandangan dari apa saja yang haram dilihat dan membatasi pada

apa saja yang dihalalkan untuk dilihat (h. 41). Pandangan mata adalah jalan

masuknya syahwat dan bangkitnya hasrat seksual, sesuai sabda Nabi saw. dalam

satu hadis Qudsi:

ف�ي �ه� �و�ت ح�ال �ج�د� ي � �م�انا �ي إ �ه� �ت �د�ل ب� أ �ي اف�ت م�خ� م�ن� �ه�ا ك �ر� ت م�ن� �ي�س �ل �ب إ � ه�ام س� م�ن� ه�م# س� ة� 'ظ�ر� �لن ا

�ه� �ب ق�ل

yang disalahfahami kebanyakan orang, tetapi baju terusan yang longgar yang

terulur sampai ke bawah, yang dipakai di atas baju lapisan dalam (h. 44, 61).

Tudung (khimar) adalah apa saja yang digunakan untuk menutupi kepala (h.

Pandangan mata [pada yang haram] adalah satu anak panah di antara berbagai

anak panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku, Aku

akan menggantikan pandangan itu dengan keimanan yang akan dia rasakan

manisnya dalam hatinya.” (HR Al-Hakim, Al-Mustadrak, 4/349; Al-Baihaqi,

Majma’ az-Zawâ’id, 8/63). (Abdul Ghani, 2004).

5

Page 5: Makalah TUA

b) Perintah kepada wanita mengenakan jilbab(jubah) dan tudung.

Menurut An-Nabhani, busana wanita ada dua: jilbab (QS al-Ahzab [33]: 59) dan

tudung (khimar) (QS an-Nur [24]: 31). Jilbab bukan tudung, sebagaimana 44).

Penjelasan An-Nabhani mengenai erti jilbab ini sejalan dengan beberapa kamus,

antara lain dalam kitab Mu’jam Lughah al-Fuqahâ’:

�ه�ا �اب �ي ث ف�و�ق� �ة� أ �م�ر� ال ه� �س� �ب �ل ت ع# و�اس� �و�ب# ث

[Jilbab adalah] baju longgar yang dipakai wanita di atas baju (rumah)-nya (Qal’ah

Jie & Qunaibi, Mu’jam Lughah al-Fuqahâ, hlm. 124; Ibrahim Anis dkk, Al-

Mu’jam al-Wâsith, 1/128).

c) Larangan atas wanita bermusafir selama sehari-semalam, kecuali disertai

dengan mahram-nya.

Tidak halal bagi seorang wanita yang mengimani Allah dan Hari Akhir untuk

melakukan perjalanan selama sehari-semalam, kecuali disertai dengan mahram-

nya (HR Muslim, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban).

d)Larangan ber-khalwat antara lelaki dan wanita, kecuali wanita itu disertai

dengan mahram-nya.

Khalwat ertinya adalah bertemunya dua lawan jenis secara menyendiri (al-ijtimâ’

bayna itsnayni ‘ala infirâd) tanpa adanya orang lain selain keduanya di suatu

tempat (h. 97); misalnya di rumah atau di tempat sepi yang jauh dari jalan dan

keramaian manusia. Khalwat diharamkan berdasarkan hadis Nabi saw.:

2 م م�ح�ر� ذ�ي� م�ع� ' �ال إ �ة2 أ �م�ر� �ا ب ج�ل# ر� �و�ن' ل �خ� ي � ال

Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali

wanita itu disertai dengan mahram-nya (HR al-Bukhari dan Muslim).

e) Larangan atas wanita untuk keluar rumah, kecuali dengan seizin

suaminya.

Wanita (isteri) haram keluar rumah tanpa izin suaminya, karena suaminya

mempunyai hak-hak atas iserinya itu. An-Nabhani menukilkan riwayat Ibnu

Baththah dari kitab Ahkâm an-Nisâ’. Disebutkan bahwa ada seorang wanita yang

suaminya bepergian. Ketika ayah wanita itu sakit, wanita itu meminta izin kepada

6

Page 6: Makalah TUA

Nabi saw. untuk menjenguknya. Nabi saw. tidak mengizinkan. Ketika ayah wanita

itu meninggal, wanita itu meminta lagi izin kepada Nabi saw. untuk menghadiri

penguburan jenazahnya. Nabi saw. tetap tidak mengizinkan. Lalu Allah Swt.

mewahyukan kepada Nabi saw.:

و�ج�ه�ا ز� �ط�اع�ة� ب �ه�ا ل ت� غ�ف�ر� ق�د� Bي �ن إ

Sesungguhnya Aku telah mengampuni wanita itu karena ketaatannya kepada

suaminya (An-Nabhani, An-Nizhâm al-Ijtimâ’i fî al-Islâm, h. 29).

f) Perintah pemisahan (infishâl) antara lelaki dan wanita.

Perintah ini berlaku untuk kehidupan umum seperti di masjid dan sekolah, juga

dalam kehidupan khusus seperti rumah. Islam telah memerintahkan wanita tidak

berdesak-desakan dengan lelaki di jalan atau di pasar (h. 29). (Al-Jauziyah, 1996).

Interaksi antara lelaki dan wanita hendaknya merupakan interaksi umum, bukan

interaksi khusus.

Interaksi khusus yang tidak dibolehkan ini misalnya saling mengunjungi antara

lelaki dan wanita yang bukan mahram-nya (seperti dating dan couple), atau lelaki

dan wanita pergi bertemasya bersama. (h. 30).

Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai

faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai

tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak,

timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita

mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan

tumbuh jakun.

Pada tahun 2010, jumlah penduduk remaja Indonesia 43,6 juta. Sebagian

besar remaja (69,3%) – umur kawin pertama dalam usia belia (<18 tahun).

Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak

buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari

perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi yang

mereka lahirkan tidak mempunyai status.

Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan

menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu

7

Page 7: Makalah TUA

pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan

seks pra nikah.

Upaya-upaya pencegahan pergaulan bebas adalah dengan menanamkan

nilai-nilai agama, moral dan etika, diantaranya : (1) Pendidikan agama, moral dan

etika dalam keluarga. (2) kerjasama guru dan orangtua, tokoh masyarakat,

pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi

juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat mengembangkan rasa

percaya diri.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Apa akibat dari seks bebas ?

2. Apa upaya pencegahan seks bebas ?

Dalam pembahasan masalah ini difokuskan pada akibat dari seks

bebas yang mana dewasa ini sangat banyak terjadi di kalangan remaja.

8

Page 8: Makalah TUA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Akibat dari Pergaulan Bebas

Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama

dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada

putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang

sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut :

- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan

yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari

dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.

- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu

merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan

yang sangat indah khususnya bagi wanita.

- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.

- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.

- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian

sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.

- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik

di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga

pandangan matanya liar dan tidak terjaga.

- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan

muak dan tidak percaya.

- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang

yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau

badannya.

- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini

adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang

yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan

akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan

9

Page 9: Makalah TUA

Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan

kebaikan dan kebahagiaan.

- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka

kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan

keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan

perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya

berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya

dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.

- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa

depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan

saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.

- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan

mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang

memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-

benar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu

bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan

orang yang tidak pernah melakukannya.

- Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia

mengugurkan kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah

membunuh jiwa yang tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang

telah bersuami dan melakukan perselingkuhan sehingga hamil dan

membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing

dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat

hak warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat

mengerikan, naudzubillah min dzalik.

- Perzinaan akan melahirkan generasi individu-individu yang tidak ada

asal keturunan (nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki

status sosial yang jelas.

10

Page 10: Makalah TUA

- Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.

- Zina dapat menanamkan permusuhan dan menyalakan api dendam

antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.

- Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa keluarganya di mana mereka akan

merasa jatuh martabat di mata masyarakat, sehingga kadang-kadang

menyebabkan mereka tidak berani untuk mengangkat muka di hadapan

orang lain.

- Perzinaan menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya

seperti AIDS, siphilis, dan gonorhea atau kencing bernanah.

2.2. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

a. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika antara lain : pendidikan

agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan

tokoh masyarakat.

b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan

intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat

mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan

mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga

diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu

mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.

c. Pendidikan dan penyuluhan seksual

Pada waktu ini cara-cara pendidikan seksual didasari oleh dua

pandangan dan pendekatan yang sangat berbeda, yaitu : (a) pendekatan

psikoanalitik, yang hanya mengakui bahwa perkembangan psiko-

seksual ditentukan oleh pembawaan yang untuk sebagian besar sifatnya

autonom. (b) pendekatan sosiologik, yang mengakui adanya pengaruh

dari lingkungan. Yang mempunyai banyak pengikutnya adalah

pandangan pendekatan yang kedua.

Pendidikan seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin, dalam

masa kanak-kanak dengan peranan utama dipegang oleh para orangtua

dan para guru.

11

Page 11: Makalah TUA

Bagi para remaja penyuluhan seksual sudah dapat dimulai di sekolah

lanjutan, baik oleh dokter maupun oleh guru, yang kedua-duanya sudah

memiliki pengetahuan tentang seksologi modern. Penyuluhan yang

salah dapat berakibat negatif. Para orangtua tentunya dapat pula

memegang peranan dalam hal ini.

d. Penyuluhan pada remaja

Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi

dan fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi

dan penyimpangannya yang masih dianggap dalam batas-batas normal

perlu dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-

norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.

12

Page 12: Makalah TUA

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Akibat seks bebas antara lain :

a. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan

kehamilan remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai resiko :

- Pengguguran kandungan/aborsi

- Rasa malu atau putus asa

- Terpaksa menikah

b. Beresiko tertular penyakit menular seksual.

c. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak moral

generasi muda.

Upaya mencegah pergaulan bebas :

a. Menanamkan nilai agama, moral dan etika.

b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi

juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan

rasa percaya diri.

c. Pendidikan dan penyuluhan seksual.

d. Penyuluhan kepada para remaja.

13

Page 13: Makalah TUA

3.2. Saran

a. Bagi pemerintah

Diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda

agar tidak salah dalam memilih pergaulan.

b. Bagi orangtua

Diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja

tetapi perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak

salah jalan.

c. Bagi para remaja

Isilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal

yang memberikan kenikmatan sesaat.

14

Page 14: Makalah TUA

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri

Patologi. Jakarta : EGC.

2. Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

3. http://jemaah-islam.blogspot.com/2008/11/mengatur-interaksi-antara-lelaki-

dan-perempuan.

15