BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Orang tua dan peran orang tua 1 ...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSAKA A. Orang tua dan peran orang tua 1 ...
6
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
A. Orang tua dan peran orang tua
1. Orang Tua
Orang tua adalah ayah dan /atau ibu seorang anak, baik melaluli hubungan
biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat
penting dalam membesarkan anak, dan panggil ibu/ayah dapat diberikan untuk
perempuan/pria yang bukan orang tua kandung(biologis) dari seseorang yang
mengisi peranan ini. Contohny adalah pada orang tua anggkat ( karena adopsi)
atau ibu tiri ( istri ayah biologis anak ) dan ayah tiri ( suami ibu biologis anak ).
Menurut Thamrin Nasution, Orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung
jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu jika menurut Hurlock, orang tua
merupakan oarang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa
perkembangan tugas orang tua yang melengkapi dan mempersiapkan anak menuju
kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang dapat
membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-masing orang tua karena setiap
keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang bebeda corak dan sifatnya antara
keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
7
Orang tua anak memiliki tanggung jawab dalam melatih, mendidik anak
dalam proses perkembangan anak, selain itu berperan dalam mengambangkan
perilaku adaptif sosial ( lumbantobing 2008 )
Orang tua merupakan peletak dasar perilaku anak karena orang tua
merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan masyarakat Dan berpengaruh
terhadap perkembangan dan kemandrian pada anak ( notoatmodjo 2003 )
7
2. Pengertian Peran
Peran merupakan keampuan individu unutk mengontrol atau
mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain, menurut departemen
pendidikan dan kebudayaan RI ( 1994 ) peranan adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa ( Dep. Pendidikan dan
kebudayaan, 1994 )
Peran berarti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
peristiwa atau orang yang menjalankan peranan tertentu dalam suatu peristiwa (
KKBI )
Peran berarti bertindak didalam kamus besar bahasa indonesia peran ialah
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
di masyarakat maupun keluarga ( E.St. Harahap, dkk, 2007: 845 )
Peran adalah serangkaian perilaku diharpkan sesuai dengan posisi sosial
yang di berikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri suami, atau anaak ( Muhsilin 2012
)
Secara umum peran adalah suatu sikap dan perilaku yang diharapkan oleh
banyak orang atau sekelompok orng terhadap seseorng yang memilikik status atau
kedudukan tertet. Hal hal yang mencangkup peranan
a. Peran meliputi norma-norma yang dibutuhkan dengan tempat seseorang
dalam masyarakat.
8
b. Peran adalah suatu konsep tentenag apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur
sosial masyarakat ( soekanto 1995 )
9
3. Peran Orang Tua
Peran merupakan kemampuan individu untuk mengontrol atau
memengaruhi atau mengubah perilaku orang lain, orang tua adalah guru yang
paling utama dan yang memberikan pendidikan kepada anaknya dan bertanggung
jawab penuh terhadap proses pertumbuhanya. Perkembangan seorang anak
dipengaruhi oleh lingkungan dan peran orang tua, agar proses tumbuh kembang
anak berjalan optimal maka perlu diterapkan pola asuh dalam setiap aktivitas
merawat dan mengasuhnya, bebrapa metode yang dapat dilakukan orang tua
kepada anak yaitu :
a. Pendidikan melalui pembiasaan
Dengan dilakukan setiap hari anak anak mengalami prose internalisasi,
pembiasaan, dan akhirnya menjadikan bagian dari hidupnya.
b. Pendidikan dengan keteladanan
Anak-anak khususnya usia dini, selalu meniru apa yang dilakukanorang
disekiarnya. Metode keteladananmemerlukan sosok pribadi yang secara visual
dapat dilihat, diamati,dirasakan sendiri oleh anak, sehingga mereka ingin
menirunya.
c. Pendidikan melalui dioalog
Orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman yang sesuai
dengan tingkat berfikir mereka
d. Pendidikan melalui penghargaan aa hukuman
10
Metode ini juga secara tidak langsung menanamkan etika perlunya menghargai
orang lain.
Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada
saat mereka masih berada di bawah umur lima tahun, peran aktif orang tua yang
dimaksud adalah membimibing memberikan pengertian mengingatkan dan
menyediakan fasiitsa kepada anak.
Dalam hal ini khsusunya peran orang tua terhadap anaknya dalam hal
kesehatan gigi dan mulut, pemeliharaan kesehata gigi mereka masih bergantung
kepada orag tua sebagai orang terdekat anak, mulai tumbuhnya gigi merupakan
proses penting dari pertumbuhan seorang anak, peran orang tua sangat
berpengaruh dalam merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak
secara teratur seperti menyikat gigi memperhatikan pola makan dan melakukan
pemeriksaan setiap 6 bulan sekali.
Peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan
pngertian, mengingatkan, mengajarkan, dan menyediakan fasilitas pada anak anak
agar anak dapat menjaga kesehatan, dan kebersihan gigi dan mulut. Selain itu
orang tua juga mempunyai peran yang cukup beasr di dalam mencegah terjadinya
karies pada anak. Pengetahuan orang tua sangat pentng dalam mencegah terjadnya
karies pada anak, pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami atau dapat
melalui pendidikan. orang tua kurang pendidikan atau pengetahuan mengenai
11
kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak
baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak ( riyanti e , 2012 )
Pentingnya peranan orang tua dalam mebantu memelihara kesehatan gigi
dan mulut unutk mengurangi terjadinya karies dimaksud agar responden anak usia
dini mampu dan dapat memlihara kesehatan gigi dan mulutnya baik. Peran orang
tua dan pola asuh terhadap responden sejak dini, baik itu berupa bimbingan dan
pengawasan akan dapt memotivasi ini sekaligus sebagai faktor pendukung
keberhasilan kesehatan responden agar kesehatan gigi dan mulut tetap terjaga
sehat. ( tarigan 1990 , cit nurhayati )
Korelasi antara peranan orang tua terhadap perlaku anak, dimana perilaku
anak menurut pendapat gunarsa ( 2006 ) mengatakan bahwa peran orang tua yang
baik tidak bisa menjamin perilaku yang baik pada seorang anak, karena perubahan
perilaku terjadi disebabkan adanya latihan yang dilakukan dengan sadar tanpa
paksaan dan mempunyai arah dan tujuan aspek serta mencangkup seluruh aspek
perilaku yaitu pengetahuan, sikap maupuntin tindakan. Hal yang berpegaruh
penting disini adalah sikap, karena sikap meurpakan kesiapan atau kesedian unutk
bertindak dan bukan merupakan pelaksaan suatu motif tertentu. Tidak adanya
tinndakan yang dilakukan intensif tanpa terjanya proses pembentukan perilaku.
12
Menurut green ( 2005 ) orang tua mempunyai peran terhadap perilaku
anak dalam memelihara kesehantanya, termasuk memelihara keehatan gigi. Orang
ua mempunyai peranan penting dalam perawatan gigi anak-anaknya, dengan
peran yang ilakukanoleh orang tua meliputi memberi contoh perawatan gigi,
memotifasi merawat gigi, mengawasi perawatan gigi, dan membawa anak ke
pelayanan kesehatan gigi jika anak sakit gigi, baik melalui rumah maupun jalur
sekolah UKGS ( Depkes RI, 2004 )
Peran orang tua dalam mendidik anak yaitu :
a. Dasar pendidikan
b. Sikap
c. Watak
d. Agama
e. Budi pekerti
f. Sopan santun
g. Estetika
h. Kasih sayang rasa aman
i. Menanamkan kebiasaan yang bai dan
j. Disiplin
( idris dan jamal 1992 )
Peran orang tua dalam menentukan status kesehatan gigi anak di pengaruhi
oleh faktor sikap, dan perilaku serta pendidikan orang tua.
( ismu suharsono suwelo 1992 )
13
Peran orang tua sangat penting dalam Membimbing, Meberikan Pengetian,
Mengigatkan dan memberi teladan sehingga anak mampu mengenbangkan
pertumbuhan pribadinya. Tanggung jawab orang tua dan perhatian penuh kasih
sayang serta menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yahng
cukup besar dalam mencegah akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak (
riyanti ( 2009 ) )
Peranan orang tua memiliki hubungan dalam pencegahan karies gigi,
peran orang tua memiliki hubunga sigifikan dengan perilaku dengan angka
koefisien bernilai positif, maka pelikau memiliki korelasi positif atau searah
dengan peranan orang tua artinya semakin aktif orang tua maka akan semakin
baik pula perilaku anak dalam hal ini orang tua tidak hanya berperan melaikan
juga berindak yang sesuai dengan kesehatan gigi berpengaruh oleh faktor perilaku
kesehtan yang antara lain terdiri dar faktor pegetahuan, sikap dan tindakan (green)
14
Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan pada
saat mereka, peran aktif orang tua tersebut yang dimaksud adlah usaha langsung
terhadap anak seperti :
a. Membimbing
b. Memberikan pengetian
c. Mengigatkan
d. Memberikan arahan
e. Serta fasilitas terhadap anak mereka
Depdikbud, kadin p dan k kecamatan/penilik dan penilik agama, Menurut
arikunto (2009 ) peran dikategorikan :
1. Baik apabila 7 – 9 soal benar
2. Cukup apabila 4 – 6 soal benar
3. Buruk apabila 1 – 3 soal benar
15
B. Karies
1. Pengertian karies
Gigi karies, juga dikenal sebagai kerusakan gigi atau rongga, adalah
infeksi, biasanya berasal dari bakteri, yang menyebabkan demineralisasi jaringan
keras ( enamel,dentin dan sementum ) dan perusakan materi organik gigi dengn
produksi asam oleh hidrolisis dari akumulasi sisa-sisa liur dan faktor
remineralisasi lain seperti seperti kalsium dan pasta gigi flurodie, jaringan ini
semakin rusak, memproduksi gigi karies ( gigi berlubang, lubangpada gigi ). Dua
bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk gigi berlubang adalah
streptococcus mutans dan lactobacillus. jika dibiarkan tidak di obati, penyakit
dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi dan infeksi saat ini, karies tetap
merupakan salah satu penyakit yang paling umum di seluruh dunia. ( drg.siti
yuandali hongini, Dr Mac Aditiawarman, S.H.,Hum. )
Karies gigi merupakan penyakit kebudayaan yang telah menyebar luas dan
dicegah tetapi besar penduduk dunia beradab pernah terserang penyakit ini.
Prevalensi dan kebutuhan perawatanya menyebabkan timbulnya profesi yang
telah berusaha sekuat tenaga mengusahakan perawatan gigi rusak larena karies
terebut. Pengetahuan etoilogi dan cara penyebarannya seluruh bagian gigi telah
menyediakan dasar dasar ilmiah bagi upaya pencegahan dan memungkinan
dilakukannya pendekatan yang rasional. ( drg. Narlan sumawinata )
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email
gigi sehingga menjalar ke dentin ( tulang gigi ) stuktur email sangat menentukan
16
proses terjadinya karies, sekedar unutk diketahui, permukaan email luar lebih
tahan terhadap karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih pdat dan lebih
keras untuk menjaga kekerasanya ini email sangat membutuhkan ion kimia yang
diseut fluor
2. Tanda dan Gejala Karies
Seseorang mengalami karies mungkin tidak menyadari penyakitnya, tanda
awal dari lesi karies yang baru adalah munculnya bercak putih pada permukaan
gigi, ini menunjukn area demineralisasi enamel. Hal ini disebut sebagai lesi karies
yang baru mulai atau “microcavity”. Sebagai lesi terus demineralize, dapat
berubah menjadi coklat tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi
(“rongga”). Sebelum bentuk rongga, proses ini reversibel, dan stuktur gigi hilang
tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi yang muncul coklat dan mengkilat
menunjukan karies gigi pernah hadir tapi prosesnya demineralisasi telah berhenti,
meninggalkan noda. Sebuah bercak coklat yang kusam dalam penampilan
mungkin tnada karies aktif.
Sebagai enamel dan dentin yang hancur, rongga menjadi lebih terlihat.
Daerah yang terkena dampak dari perubahan warna gigi dan menjadi lunak kerika
disentuh. Setelah pembusukan melewati email, tubulus dentin, yang memiliki
bagian-bagian ke saraf gigi, menjadi terbuka dan menyebabkan sait gigi. Ras sakit
dapat memperburuk dengan papran terhadap panas,dinign, atau makanan dan
minuman manis. Gigi karies juga dapat menyebabkan bau muut busuk. Dalam
kasuas yang berkembang, infeksi dapat menyebar dari gigi ke sekitar jaringan
17
lunak. Komplikasi seperti trombosis kavernousu dan angina ludwig dapat
mengancap jiwa.
( drg.siti yuandali hongini, Dr Mac Aditiawarman, S.H.,Hum. )
3. Proses Terjadinya Karies
SUBSTRAT + PLAK + GIGI
KARIES
( GULA ) ( BAKTERI ) ( EMAIL ATAU DENTIN ) ( METABOLISME (
DEMINERALI OLEH BAKTERI ) SASI )
4. Macam macam karies
1. Karies email/ karies superficialis
Karies yang terjadi pada permukaan email bisanya terdapat pada :
a. Fisur-fisur dan fenomena caecum
b. Permukaan yang datar di bagian :
- Aproximal, dibawah titik kontak
- Pada daerah leher gigi di bagain :
- Vetibular
- Oral
- Sirkular
2. Karies dentin/ karies media
Dimana karies sudah mendekati dentin, tetapi belum mendekati melebihi
setengah dentin
18
FURRER ( 1992 ), membagi karies dentin menjadi :
a. Didekat daerah pulpa, terdapat dentin sekunder, yang di bentuk
dari odontblast, karena mendapat pacuan kronis dengan adanya karies.
Sekunder dentin ini lain sidatnya dari dentin primar yaitu warnanya
yang coklat kehitaman, sangat keras lici dan mengkilat
b. Zone reaksi vital, reaksi yang berasal dari pulpa oleh karena
adanya pacuan dari kariesny
3. Karies pulpa/ karies profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-
kadang sudah mengenai pulpa.
Karies prfunda ini dapat kita bagi lagi atas :
a. Karies profunda stadium I
Karies telah melewati setengah dentin, bisanya radang pulpa beum
dijumpai
b. Karies profunda satdium II
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa
biasanya disni telah terjadi radang pulpa
c. Karies profunda stadium III
Pulpa telah terbuka dijumpai bermacam-macam radang pulpa.
( dr. Drg. Rasita tarigan )
19
5. Penyebab Karies
Ada empat kriteria utama yang diperlukan unutk pembentukan karies :
permukaan gigi (email atau dentin ) : penyebab bakteri karies difermentasi
karbohidrat ( seperti sukrosa ), dan waktu. Proses karies tidak memiliki hasil yang
tak terelakan, dan setiap individu berbeda terhadap kerentaan tergantung pada
bentuk gigi , kebiasaan kebersihan mulut, dan kapasitas dapar saliva mereka.
Karies gigi dapat terjadi pada setiap permukaan gigi yang terkena rongga muut,
tapi bukan stuktur yang dipertahankan dalam tulang. Semua karies terjadi dari
demineralisasi asam yang melebihi air liur dan remineralisasi fluorida, dan hampir
semmua demineralisasi asa terjadi di mana makanan ( yang mengandung
karbohidrat seperti gula ) yang tersisa pada gigi. Meskipun sebagian besar
makanan terperangkap tersisa antara gigi , lebih 80% dari gigi berlubang terjadi di
dalam pit dan fisura pada permukaan karet dimana menyikat gigi, fluorida, dan air
liur tidak bisa mencapai remineralize gigi seperti pada daerah yang mudah
dijangkau permukaannya. ( drg.siti yuandali hongini, Dr Mac Aditiawarman,
S.H.,Hum. )
6. Faktor Penyebab Karies
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama ,
antara lain :
a. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang
banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies
b. Adanya bakteri penyebab karies, bakteri yang menyebabkan karies adlah
dari jenis streptococcus dan lactobacillus.
20
c. Makanan yang kita konsumsi, makanan yang mudah lengkat dan
menempel di gigi seperti permen dan coklat, memudahkan terjadinya
karies.
Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan mulut,
frekuensi makan, usia dan jenis kelamin, penyakit yang sedang diderita
seperti kencinf manis dan TB, serta sikap/perilaku terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi.
( endah kusumawardani 2011 )
7. Waktu
Frekuensi gigi yang terkena kariogenik ( asam ) akan mempengaruhi
pembangunan karies. Setalah makan atau makanan ringan, bakteri di mulut
mengubah memetabolisme gula, menghasilkan amsam prosuk yang menurunkan
pH. Sesuai dengan perjalanan waktu pH kembali normal karena kapasitas
buffering dari air liur dan kandungan mineral terlarut dari permukaan gigi. Setiap
paparan lingkungan asam, bagian dari kandungan mineral anorganik pada
permukaan gigi larut dan dapat tetapterlarut selama dua jam. Sejak gigi rentan
selama periode asam, perkembangan karies gigi sangat tergantung pada frekuensi
paparan asam.
Proses karies dapat mulai dalam beberapa hari gigi tersebut meletus ke
dalam mulut jika diet tersebut cukup kaya karbohidrat yang cocok. Bukti
menunjukan bahwa pengenalan pngobatan fluoride telah memperlambat proses.
Karies proksimal mengambil rata-rata empat thun untuk melewati enamel pada
21
gigi permanen. Karena sementum membungkus permukaan akar hampir tidak
tahan lama sebagau enamel membungkus mahkota, karies akar hampir cinderung
berkembang jauh lebih cepat dari pembusukan pada permukaan akar adalah 2,5
kali lebih cepat dari karies pada enamel dalam kasus yang sangat parah di mana
kebersihan mulut yang sangat miskin dan dimana diet sangat kaya akan
karbohidrat difermentasi, karies dapat menyababkan giig berlubang dalam bulan
erupsi. Hal ini teradi misalnya, ketika anak-anak terus minum-minuman dari
botol bayi. . ( drg.siti yuandali hongini, Dr Mac Aditiawarman, S.H.,Hum. )
C. Pencegahan Karies
1. Definisi pencegahan
Pencegahan dapat didefinisikan sebagai timbulnya maupun
berkembangnya suatu penyakit atau memulihkan fungsi tubuh yang menjadi
hilang atau berkurang akibat penyakit. Pencegahan dapat dibagi menurut
tingkatan penyakit dan dikelompokan mejadi pencegahan primer,sekunder, dan
tersier. Misalnya, anjuran diet dapat termasuk ke dalam pencegahan primer untuk
mencegah karies yang belum timbul, atau termasuk ke dalam pencegahan
sekunder untuk mencegah meluasnya atau berkembangnya karies yang sudah
terjadi pada suatu atau beberapa gigi yang terkena. Upaya pencegahan
primer,sekunder. Dan dapat terlihat pada tabel ( Megananda hiranya putri., drg.,
M.kes )
22
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah mencegah seseorang terkena suatu penyakit
misalnya seperti imunisasi, dan mencegah timbulnya suatu penyakit, misalnya di
bidang kedokteran gigi yang dapat berupa anjuran diet kan kntrol plak.
Pencegahan primer bertujuan unutk memelihara kesehatan individu dan populasi
masyarakat dan meminimalisasi resiko suatu penyakit atau kecelakaan.
Pada tahap ini diimplementasikan program-program,prosedur,maupun
pengukuran-pengukuran unutk mencegahpenykit, sebelum penyakit tersebut
benar-benar terjadi. Misalnya program yang didesain unutk mencegah seseorang
mulai merokok ( pencegahaan primer ) atay untuk membantu menghentikan
kebiasaan merokok jika mereka sudah melakukanya ( pencegahan sekunder )
dapat membantu mencegah kanker rongga mulut dan penyakit periodontal, dan
juga dapat merupakan strategi promosi kesehatan umum yang efektif. Selain hal
itu, kontroll plak dan pengaturan diet adalah metode pencegahaan primer yang
juga efektif unutk mencegah karies maupun penyakit jaringan periodontal.
Metode pencegahan primer lainya adalah tindakan penutup ceruk dan fisura (
fisure sealant ) , fluoridasi air minum dan pemerikasaan gigi rutin, serta diagnostik
radiografi.
b. Pencegahan sekunder
Pencegaha sekunder bertujuan unutk membatasi perkembangan dan
dampak penyait sedini mungkin setelah penyakit tersebut muncul. Hal ini merujuk
pada pencengentian proses penyakit dan mencegah progrevisitasnya menjadi
tahap yang lanjut, seperti halnya mencegah berulangnya penyakit, dengan
23
selanjutnya melakukan intervensi dan anjuran unutk pencegahan primer dengan
demikian, untuk menghentikan perkembangan panyakit dan rekuresinya, begitu
kondisi tersebut telah didetiksi, perlu tindakan unutk mengontrol dan
menghilangkan penyebaran penyakit lebih lanjut. Menghilangkan jaringan karies
dan memperbaiki struktur dan fungsi pada tahap awal proses daapat mencegah
kehilangan gigi atau perawatan yang lebih luas. Bentuk intervensi di sini, meliputi
penambalan komposir unutk pencegahan atau melakukan penambalan yang lebih
periodontal meliputi probing periodontal dan diaognostuk radiografi,
menghilangkan deposit lunak keras oleh tenaga profesional, dan aplikasi lokal
bahan-bahan antimikroba. Pemeriksaan jaringan lunak rongga mulut, sebagai
tambahan unutk mendapatkan riwayat sosial yang lebih lengkap unutk
mengetahui kebiasaan merokok dan penggunaan alkohol yang dilakukan pada
masa lalu dan masa sekarang, juga merupakan ukuran-ukuran yang efektif unutk
mendeteksi kanker rongga mulut secara dini yang sebagian besar masih dapat
diobati
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier merupakan upaya membatasi berkembangnya
kerusakan jaringan atau ketidakmampuan setelah sautu penyakit menyebabkan
terjadinya keterbatasaan fungsi. Pada tahap ini, proses penyakit telah meluas pada
suatu titik ketika status kesehatan pasien telah berubah dan tidak dapat kembali ke
kondisi sebelum terkena penyakit tersebut. Pencegahan tersier merujuk kepada
rehabilitasi seseorang dan berkaitan dengan penyakit rongga mulut, yaitu upaya
mencapai kembali dan memelihara integritas rongga mulut.
24
Pada proses karies, pencegahn tersier bertujuan bukan unutk merestorasi gigi yang
karies tapi harus juga meliputi pencegahan preimer dan sekunder selanjutnya agar
dapat mencegah serngan karies berikutnya. Hal ini berarti bahwa selain menambal
gigi, penyebab karies harus juga digarisbawahi sebagai bagian dari program
pengolahan karies secara klinis yang efektif. Jika menyangkut penyakit
periodontal,periodontitis dapat ditangani dengan bermacam-macam intervensi dan
prosedur bedah atau dengan pemberian bahan antimikroba, baik secara lokal
maupun sistematik, tapi sekali lagi etiologinya harus diidentifikasi.( Megananda
hiranya putri., drg., M.kes )
d. Pencegahan Karies
Program pencegahan karies merupakan proses yang kompleks dan
melibatkan beragam faktor-faktor yang tidak berkaitan. Tujuan utama program
pencegahan karies adalah untuk mengurangi jumlah bakteria kariogenik,
pencegahan harus dimulai dengan mempertimbangkan keseluruhan daya tahan
pasien akan infeksi yang disebabkan oleh bakteria kariogenik. Meskipun
kesehatan umum pasien, riwayat pemanjaan fluoride, dan fungsi sistem imun serta
kelenjar saliva memiliki suatu dampak signifikan pada risiko pasien akan karies,
namun pasien sendiri dapat memiliki sedikit kontrol atas faktor-faktor ini. Pasien
umumnya mampu mengendalikan faktor-faktor lainnya, seperti pola makan,
kebersihan oral, penggunaan agen-agen antimikroba, serta perawatan gigi ( yang
kemungkinan melibatkan penambalan dan restorasi.
25
Gigi yang mudah sekali terangsang karies adalah gigi sulung ( gigi anak ). Ini
disebabkan karena stuktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan
gigi dewasa ( gigi tetap ). Perawatan gigi anak yang rusak termasuk sulit. Di
samping itu juga memrlukan waktu dan dana tidak sedikit, sering dijumpai anak-
anak di sekitar kita yang giginya” dimakan ulat “ apakah ini dibiarkan begitu saja?
Bukankah gigi yang tanggal nanti akan digantikan gigi yang baru ? namun
sayangnya tidak demikian, karena justru perawatan gigi dan mulut pada balita dan
anak anak ikut menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkat usia
elanjutnya oleh sebeb itu di anjurkan unutk membiasakan merawat gigi sejak dini.
Flour yang sangat dibutuhkan lapisan email tadi, telah lama diyakini dan
digunakan secara luas unutk pencegahan karies gigi. Flour efektif bila diberikan
pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi, mulia dari awal kehamilan hingga
pasca melahirkan.
Di negara kita, pemberian flour melalui air minum masih sulit terwujud,
air minum baik yang berasal dari air tanah air PDAM, dan air kemasan hanya
mempunyai kadar flour di bawah 0,3 ppm. Padahal dari hasil penelitian, kadar
flour dalam air minum yang dapat mengurngai terjadinya karies sekitar 1 ppm.
26
Selain melalui air minum, masih ada cara lain dalam memberikan fluor
seperti melalui pemberian fluor dalam bentuk tablet, bisa melalui garam, susu,
ataupun vitamin. Bisa juga memalui pasta gigi yang mengandung fluor. Kita juga
masih mempunyai sumber dari alam, secara umum, fluor terdapat pada sayur –
sayuran, buah – buahan, minuman, ikan , dan daging. Namun kadar tertinggi
ditemukan pada ikan teri, sawi, dan teh.
Upaya pencegahan karies dapat dilakukan terhadap masing- masing komponen,
pencegahan bisa dilaksanakan secara umum atau khusus bagi masing- masing
komponen.
1. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti
permen dan coklat. Pada anak mungkin melarangnya sam sekali dapat menibulkan
dampak psikis, maka perlu dipikirkan alternatif penyelesaiannya.
2. Menggosok gigi secara benar dan teratur. Sebaiknya dilakukan pada pagi
sore dan menjelang tidur lebih baik lagi bila dilakukan tiap usai makan. Dalam hal
ini pilihlah sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi yang mengandung
fluoride. Biasakan pula berkumut-kumur setelah makan.
3. Siapkan makanan kaya akan kalsium ( seperti ikan dan susu ), fluor (
sayur, daging, dan teh ) vitamin A ( wortel ), vitamin C ( jeruk ), vitamin D ( susu
) , vitamin E ( kecambah)
4. Menjaga higienis gigi dan mulut, bila ada karang gigi sebaiknya dibawa ke
dokter nutk dibersihkan sebaiknya pula memeriksakan gigi tiap enam bulan
sekali.
27
5. Pengendalian plak akan membantu mencegah timbulnya karies walaupun
kebanyakan pasien mengabaikanya. Plak akan mudah terlihat jika diwarnai oleh
larutan penjelas ( disclosing solution ) kini larutan tersebut atau dalam bentuk
tablet yang sudah dapatdi beli di toko-toko kimia.
6. Pola makan yang teratur dengan cara sering ada asupan makanan yang
mengandung sukrosa sangat berpotensi menimbulkan kolonisasi streptococuss
mutans, meningkatkan potensi karies pada plak,
28
D. Penelitian terkait
“ peran orang tua dalam membimbing menyikat gigi dengan kejadian karies
gigi anak prasekolah “( Ana suciari dkk, program study pendidikan ners,
fakultas keperawatan universitas airlangga )
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 26 orangtua didapatkan 12 orangtua ( 46,2
% )memiliki pern cukup membimbing menyikat gigi. Berdasarkan tabulasi data
orang tua didapatkan data bahwa orang tua yag memiliki peran cukup dalam
membimbing menyikat gigi sebagian besar berpendidikan pengukuran tinggi (
53,8 % ) keadaan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukaan oleh nursalam (
2003 ) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidika seseong maka makin
mudah mereka menerima informasi dari luar tentang bagaimana cara mendukung
perkembangan anaknya sehingga dari informasi yang diperoleh tersebut orang tua
akan lebih aktif.
“hubungan peran orang tua dengan kerjadian karies gigi pada anak
prasekolah di tk karta rini godean sleman yogyakarta “ ( firmansyah,
mahasiswa program studi ilmu keperawatan stikes jendral achmad yani
yogyakarta )
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa anak didik tk karta rini yang
mangalami karies sebanyak 13 responden ( 56, 6 % ). Sedangkan peran orang tua
29
masuk ke dalam kategori berperan cukup sebanyak 12 responden ( 52, 2 % ) .
hasil uji kendall/s tau didapatkan hsail p-valaue ( 0,002 ) koefisien sebesar 0,588
“peran orang tua terhadap keterampilan menyikat gigi dan mulut pada anak
disbeilitas intelektual “ ( lenny pratiwi arie sandy , program studi higiene gigi,
fakultas kedoteran gigi unversitas gadjah mada )
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan karakteristik orang tua subjek
penelitian utama yaitu 44,8 % usia pada rentang 42-45 tahun, latar belakang
pendidikan 34% orang tua lulusan SMA ( sekolah menengah atas ) serta pekerjaan
sebagian besar76 % sebagai wiraswasta. Responden sebagai besar berjeis kelamin
laki-laki 65% dan pada usia 10-13 tahun.
“ peranan orang tua dan perilaku anak dalam menyikat gigi dengan
kejadian karies anak “ ( asmaul husna , jurusan keperawatan gigi, poltekkes
kemenkes pontianak, jl 28 oktober siantan hulu pontianak )
Berdasarkan penelitian mengenai variabel peranan orang tua diperoleh 31 ( 88,6
% ) responden memiliki peran dengan kategori aktif 4 ( 11,4 % ) responden
memiliki peran dengan kategori cukup aktif, serta tidak ada responden yang
memiliki peran dengan kategori kurang aktif.
30
E. kerangka teori
adalah visualisai yang biasanya dalam bentuk bagan,dari kesimpilan hasil
telaak pustkayang menggambarkan hubungan ( yang secara teoritis dapat terjadi )
antara variabel satu dengan variabel lainnya berdasarkan telaak pustakayang di
lakukan.
Keterangan :
: yang akan diteliti
Gambar 1 kerangka teori
Karies gigi PERAN ORANG
TUA
PENCEGAHAN KARIES :
a. Membimbing anak dan
memberikan pengertian untuk
mengurangi makan makanan
manis dan lengeket
b. Memberikan arahan unutk anak
bagaimana cara sikat gigi yang
baik dan benar serta mengigatkan
anak untuk sikat pagi,sore, dan
sebelum tidur
c. Memfasilitasi anak seperti
menyediakan makanan yang bnyak
mengandung kalsium,flour, dan
vitamin
31
Kerangka teori berdasarkan : ( drg.siti yuandali hongini, Dr Mac Aditiawarman,
S.H.,Hum. ), ( dr. Drg. Rasita tarigan ) ( drg.siti yuandali hongini, Dr Mac
Aditiawarman, S.H.,Hum. ) ( Megananda hiranya putri., drg., M.kes )
F. kerangka konsep
adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan teori yang disesuaikan
dengan tujuan khusus penelitian yang akan dicapai, yakni sesuai dengan apa yang
telah ditulis dalam rumusan masalah ( ircham machfoedz , 2008 )
Gambar 2 kerangka konsep
PERANAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KARIES ANAK
32
G. Definisi operasional
definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau variabel
variabel yang di teliti ( notoatmodjo , 2010 /: 85 )
No variabel DO Alat ukur Cara ukur hasil ukur Skala
ukur
1 Peranan
orang tua
dalam
pencegaha
n karies
Upaya langsung
dalam
melaksanakan
perananya untuk
melakukan
pencegahan
terjadinya karies
pada anak
Kuisioner Wawancar
a
1. Baik
apabila 7-
9 soal
benar
2. Cukup bila
4- 6 soal
benar
3. Buruk bila
1- 3 soal
benar
( arikunto
2009 )
Ordinal