MAKALAH TRAKSI
-
Upload
vivin-tri-wahyuni -
Category
Documents
-
view
1.347 -
download
81
Embed Size (px)
description
Transcript of MAKALAH TRAKSI

MAKALAH ALAT TERAPI
” TRAKSI ”
Disusun oleh :
1. M. Ari Sandi (P27838011032)2. Rangga Budi Santoso (P27838011032)3. Umi Khabibah (P27838011039)4. Vivin Tri Wahyuni (P27838011040)
Dosen Pembimbing :
Hj. Endang Dian Setioningsih, ST, MT
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
SURABAYA
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah
Peralatan Terapi sesuai waktu yang telah ditentukan. Makalah ini ditulis sebenar-benarnya
berdasarkan apa yang telah penulis dapatkan dari beberapa narasumber dan referensi.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis
sebagai sumber motivasi terbesar. Serta kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
membantu dalam banyak hal sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dengan demikian penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini
dan semoga dapat bermanfaat.
Surabaya, Desember 2012
Penulis
i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
I. TEORI DASAR...................................................................................................................1
II. BLOK DIAGRAM..............................................................................................................5
III. SKEMATIK DIAGRAM....................................................................................................6
IV. PRINSIP KERJA.................................................................................................................7
V. SOP PENGOPERASIAN....................................................................................................8
VI. SOP PEMELIHARAAN.....................................................................................................9
Daftar Pustaka.............................................................................................................................12
ii

I. TEORI DASAR
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi
skeletal dan traksi kulit, dimana di dalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah
yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Traksi dapat dicapai melalui tangan
sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit
serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan ke dalam tulang sebagai traksi
skeletal.
Menurut secara umum, pesawat traksi merupakan alat kesehatan yang digunakan
untuk memberi terapi khusus kepada pasien yang mengalami gangguan pada otot
maupun tulang seperti patah tulang, terapi perut, dan leher pada pasien yang mengalami
kecelakaan, yang berfungsi untuk mereggangkan otot lemah pada bagian yang
mengalami gangguan, sehingga tidak kejang otot. Alat ini diletakkan di ruang fisioterapi.
Kita dapat menggunakan traksi : (1) untuk mendorong tulang fraktur ke dalam
tempat memulai, atau (2) untuk menjaga mereka immobile sedang hingga
mereka bersatu, atau (3) untuk melakukan kedua hal tersebut, satunya diikuti dengan
yang lain. Untuk mengaplikasikan traksi dengan sempurna, kita harus menemukan jalan
untuk mendapatkan tulang pasien yang fraktur dengan aman, untuk beberapa minggu jika
diperlukan. Ada dua cara untuk melakukan hal tersebut : (1) memberi pengikat ke kulit
(traksi kulit). (2) dapat menggunakan Steinmann pin, a Denham pin, atau Kirschner wire
melalui tulangnya (traksi tulang). Kemudian menggunakan tali untuk
mengikat pengikatnya, pin atau wire, ditaruh melalui katrol, dan dicocokkan dengan
berat. Berat tersebut dapat mendorong pasien keluar dari tempat tidurnya, sehingga kita
biasanya membutuhkan traksi yang berlawanan dengan meninggikan kaki dari tempat
tidurnya.
Salah satu dari tujuan utama dari traksi adalah memperbolehkan pasien untuk
melatih ototnya dan menggerakkan sedinya, jadi pastikan bahwa pasien melakukan hal
ini. Traksi membutuhkan waktu untuk diaplikasikan dan diatur, tetapi hal ini dapat
dengan mudah diatur dengan asisten. Traksi kebanyakan berguna pada kaki. Di lengan
hal ini masih kurang nyaman, tidak meyakinkan, sulit untuk dijaga, dan frustasi untuk
pasien. Untuk kesemua alasan ini, traksi lengan hanya digunakan dalam keadaan
pengecualian yang lebih jauh.
1

Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali pada
ekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikan
segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan traksi didasari
pada penahan tubuh yang dicapai antara lain :
a. Traksi Mekanik
Traksi Sekeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction.
Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit
melalui tulang atau jaringan metal. Traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang
yang cedera dan sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins
(kawat) ke dalam. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan
langsung ke sekeleton melalui pin, wire atau baut yang telah dimasukkan ke dalam
tulang. Untuk melakukan ini berat yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal
digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih
besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi jangka panjang. Hindari
2
Gb. Pesawat Traksi

traksi tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur dengan
pin tulang.
Traksi kulit (skin traksi)
Skin traksi menarik bagian tulang yang fraktur dengan menempelkan plester
langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membantu menimbulkan spasme
otot pada bagian yang cedera dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72
jam). Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk sturktur yang lain misal otot.
Digunakan dalam waktu 4 minggu dan beban < 5 kg. Jika lebih dari ini tahanan yang
dibutuhkan untuk mendapatkan dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin
diperlukan. Traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan kepada
bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak. Hal ini bisa dilakukan dalam cara
yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis,
dan halter cervical. Dikarenakan traksi kulit diaplikasikan ke kulit kurang aman, batasi
kekuatan tahanan traksi. Dengan kata lain sejumlah berat dapat digunakan, berat harus
tidak melebihi (3-4 kg). Traksi kulit digunakan untuk periode yang pendek dan lebih
sering untuk manajemen temporer fraktur femur dan dislokasi serta untuk mengurangi
spasme otot dan nyeri sebelum pembedahan.
b. Traksi Manual
Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan
emergency. Merupakan lanjutan dari traksi, kekuatan lanjutan dapat diberikan secara
langsung pada tulang dengan kawat atau pins. Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan
yang diaplikasikan terhadap seseorang di bagian tubuh yang terkena melalui tangan
3
Gb. Aplikasi Pesawat Traksi

mereka. Dorongan ini harus constant. Traksi manual digunakan untuk mengurangi fraktur
sederhana sebelum aplikasi plesrer atau selama pembedahan. Hal ini juga digunakan
selama pemasangan traksi dan jika ada kebutuhan secara temporal melepaskan berat traksi.
c. Sistem Katrol Multiple
Dalam banyak keadaan katrol yang multiple digunakan, sehingga mengurangi berat
amatlah diperlukan. Katrol multiple seringkali digunakan pada traksi pelvis dimana
tahanan tinggi (biasanya lebih dari 40 kg) dapat diperlukan. Jika triple dan dobel blok
digunakan dalam gambar hanya 405 atau 8 kg, dibutuhkan untuk dapat mencapai 40 kg.
Penaikturun katrol diperlukan.
d. Traksi Buck
Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan dorongan pada satu
tempat terhadap ekstremitas bawah melalui perluasan kulit. Traksi Buck digunakan
sebagai pengukuran jangka pendek dengan tahanan traksi yang dibutuhhkan untuk
imobilisasi fraktur panggul sebelum pembedahan dan mengurangi spasme otot. Hal ini
juga bisa digunakan untuk dislokasi panggul, kontraktur panggul dan lutut, fraktur tidak
berpindah asetabulum dan nyeri pinggang bawah bilateral. Pasien diposisikan dalam posisi
supine dengan kaki lurus pada posisi alami, dimana melalaikan abduksi. Pembungkus
kemudian diaplikasikan dan tahanan traksi digunakan segaris dengan panjang aksis kaki
melalui tali yang diikat di kaki dari perluasan melewati katrol pada akhir tempat tidur yang
dihubungkan dengan pemberat. Katrol tidak mempunyai efek pada tahanan traksi tetapi
bertindak untuk merubah arah dorongan untuk bekerja dengan gravitasi. Kontertraksi
dicapai dengan mengelevasikan kaki dari tempat tidur pada ketinggian tertentu untuk
mencegah pasien terjatuh dar tempat tidur. Untuk mengoptimalisasi kenyamanan pasien
adalah hal yang penting untuk mempunyai keseimbangan antara tahanan traksi dengan
tahanan kontertraksi. Jika tempat tidur butuh untuk dielevasikan terlalu tinggi untuk
mencegah pasien terdorong dari tempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu
untuk ditinjau ulang.
e. Traksi Gallows
Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur femur. Indikasi Traksi
Gallow’s :
Berat anak-anak harus kurang dari 12 kg
Fraktur femur
Kulit harus intak
4

Kedua dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan dalam traksi kulit dan bayi
ditahan dari sudut yang istimewa. Compromise vascular merupakan bahaya terbesar.
Periksa sirkulasi dua kali sehari. Pantatnya harus diangkat jangan mengenai tempat tidur.
5

MIKROKONTROLLERSETTING BERAT DAN TIMER
START
PLN SUPPLY DISPLAY 7’SEGMENT
BEBAN
SENSOR LOADCELL
AMPLIFIER
ADC DRIVER MOTOR
MOTOR GEARBOX
MEKANIK
II. BLOK DIAGRAM
Pada saat power di ON-kan maka supply mendapat tegangan dari PLN lalu
seluruh driver rangkaian akan mendapatkan supply tegangan dan dapat bekerja.
Kemudian setting berat beban yang didapat dari berat badan pasien untuk menentukkan
berat beban batas atas dan berat beban batas bawah. Setting waktu lamanya tarik dan ulur
dalam proses terapi, untuk waktu tarik selama 8 detik dan waktu ulurnya selama 4 detik.
Lalu setting timer untuk menentukkan lama proses terapi pada pasien. Untuk
penggunaan traksi leher memerlukan waktu selama 10 menit dan traksi lumbal
memerlukan waktu selama 15 menit untuk proses terapi. Kemudian data tersebut akan
disimpan pada mikrokontroller yang akan ditampilkan pada dislay 7’segmen timer.
Kemudian tekan start proses terapi akan berlangsung, maka driver motor akan
bekerja dan motor gearbox akan menarik beban sesuai dengan pemilihan mode tersebut
sampai batas waktu proses terapi selesai. Setelah motor gearbox menarik beban maka
sensor load cell akan mendeteksi berat beban, kemudian akan dikuatkan oleh amplifier
maka ADC akan mengubah menjadi tegangan digital agar dapat ditampilkan pada dislay
7’segmen berat beban.
Mikrokontroller sebagai sentral akan terus membaca data dari ADC untuk
dibandingkan dengan setting berat beban, setting waktu tarik dan ulur dan setting timer
yang akan ditampilkan pada display 7’segmen, begitu pula dengan interupsi pada motor
sebagai penghasil gaya akan melakukan aktifitas sesuai dengan isyarat mikro. Mikro juga
6

akan terus – menerus memberikan interupsi kepada perangkat keras sesuai dengan data
software yang ada di dalamnya maka proses terapi akan berhenti
III. SKEMATIK DIAGRAM
7
Gb. Skematik Rangkaian
1 2 3 4
A
B
C
D
4321
D
C
B
ATitle
Number RevisionSize
A4
Date: 6-Jul-2005 Sheet of File: D:\NOBITCH\SCHEMA~1\ADCMCU.SCHDrawn By:
CS1
RD2
WR3
CLK IN4
INTR5
Vin(+)6
Vin(-)7
A Gnd8
Vref/29
D Gnd10
DB711
DB612
DB513
DB414
DB315
DB216
DB117
DB018
CLK R19
Vcc20
ADC0804
10k
1k
50k
150p
F
12
INPU
T
VCC
P1.01
P1.12
P1.23
P1.34
P1.45
P1.56
P1.67
P1.78
RESET9
P3.0/RXD10
P3.1/TXD11
P3.2/INT012
P3.3/INT113
P3.4/T014
P3.5/T115
P3.6/WR16
P3.7/RD17
XTAL218
XTAL119
GND20
P2.021
P2.122
P2.223
P2.324
P2.425
P2.526
P2.627
P2.728
PSEN29
ALE/PROG30
EA/VPP31
P0.732
P0.633
P0.534
P0.435
P0.336
P0.237
P0.138
P0.039
VCC40
AT89C51
30pF 30
pF
11,05MHz
+5
+5
a b c d e f g pA/
K
7SEG
+5
RELAY-DPDT
RES1
NPN
RESET
ENTER
1
2
3
DIODE
+5
LAMP
VCC
1 2 3 4
A
B
C
D
4321
D
C
B
ATitle
Number RevisionSize
A4
Date: 1-Jun-2005 Sheet of File: D:\DATAPR~1\STRAININ.SCH Drawn By:
3
26
1 5
74
LF351
LF351
3
26
1 5
74
LF351
3
26
1 5
74
LF3513
26
1 5
74
Lf351
LF351
sensor sensor
sensor sensor
120ohm/2watt
100k
VCC+12V
1kOhm
1kohm
4K7ohm
4k7kohm
680 ohm104
10kohm
1Kohm
5kohm 82kohm
100ufCAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
100nf
CAP
VCC+12V
VCC-12V
VCC-12V
VCC+12V
VCC+12V
VCC-12V VCC-12V
VCC+12V
100kohm
Output

IV. PRINSIP KERJA
Dengan memanfaatkan gaya tarik yang dihasilkan oleh tarikan motor, pesawat
traksi dapat mereleksasikan otot-otot yang tegang dan memulihkan tulang pada posisi
yang semestinya. Prinsip kerja alat ini berdasarkan gaya tarik menarik antara dua benda
yang digerakkan oleh motor listrik DC. Pada alat ini memiliki perhitungan untuk
penyesuaian berat badan pasien supaya mempermudah terapi pada pasien dengan rumus
A =BB X 1/3. Dimana A adalah penyesuaian berat badan. Berdasarkan referensi alat
Traksi, waktu maksimal yang dibutuhkan addalah 60 menit.
Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi juga
tahanan yang dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang
berlawanan,diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksi mencegah pasien dari jatuh
dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot tidak dapat menjadi lebih baik
dan semua keuntungan traksi hanya menjadi lewat saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk
traksi,dimana menggunakan kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama
dikenal dengan traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi luncur atau berlari.
Disini traksi diaplikasikan melalui kulit pasien atau dengan metode skeletal. Berat dan
katrol digunakan untuk mengaplikasikan tahanan langsung sementara berat tubuh pasien
dalam kombinasi dengan elevasi dari dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakan
kontertraksinya.
Menurut cara kerjanya traksi dibagi menjadi 3 tipe :
Generasi pertama : pesawat traksi ini untuk patah tulang, dimana motor akan selalu
bergerak dengan arah yang sama pada posisi menarik beban
Generasi kedua : pesawat traksi yang digunakan untuk terapi otot, dimana arah
perputaran motor dapat bergerak berlawanan saat motor berputaw CW maka proses
treatment berlangsung. Setelah berhenti sejenak maka motor akan berputar
berlawanan (berputar CCW)
Generasi ketiga : pesawat trkasi ini juga untuk terapi otot, tetapi saat motor akan
melakukan treatment (proses penarikan) sebanyak 2 step walaupun setting gaya belum
tercapai motor akan berputar berlawanan arah sebanyak 1 step dan kemudian menarik
lagi sebanyak 2 step. Proses tarikan mototr tersebut akan terjadi berulang-ulang
sampai dengan setting gaya tercapai. Hingga selanjutnya motor akan berhenti
melakukan treatment dan berputar CCW hingga nilai resistansi mendekati 0 (nol).
Proses tersebut terjadi secara terus-menerus sampai dengan waktu setting selesai.
8

V. SOP PENGOPERASIAN
Pada alat ini biasanya peletakkan alat terapi ini di rumah sakit pada bagian Ruang
Fisioterapi, Ruang Ortopedi dan IGD ( bagi pasien yang kecelakaan).
a. Cara pemasangan alat ini menurut prosedur :
Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik.
Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar
reduksi dapat dipertahankan.
Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus.
Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol.
Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai.
Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.
b. Cara pengoperasian pada pasien :
1. Pasien yang akan diberikan terapi sebelumnya dipasangkan korset pada bagian
tubuh yang akan diterapi
2. Korset tersebut dihubungkan dengan pengait (cerabine hook)
3. Cerabine hook ini akan tersambung dengan tali yang akan menghubungkannya
dengan motor
4. Power di ON-kan
5. Kemudian setting berat beban yang didapat dari berat badan pasien untuk
menentukkan berat beban batas atas dan berat beban batas bawah.
6. Setting waktu lamanya tarik dan ulur dalam proses terapi, untuk waktu tarik selama
8 detik dan waktu ulurnya selama 4 detik.
7. Lalu setting timer untuk menentukkan lama proses terapi pada pasien. Untuk
penggunaan traksi leher memerlukan waktu selama 10 menit dan traksi lumbal
memerlukan waktu selama 15 menit untuk proses terapi.
8. Kemudian tekan start maka proses terapi akan berlangsung, maka driver motor
akan bekerja dan motor gearbox akan menarik beban dan mendorong tali yang
sudah terhubung dengan pasien sesuai dengan pemilihan mode tersebut sampai
batas waktu proses terapi selesai.
9. Proses ini terjadi berulang-ulang sesuai dengan waktu yang sudah diset sebelumnya
10. Bel akan berbunyi apabila waktu yang telah diset habis dan treatment pun secara
akan berhenti
9

VI. SOP PEMELIHARAAN
a. Pemeliharaan Pesawat
Bersihkan badan pesawat dari debu dan kotoran
Pengecekan motor dan beri minyak pelumas agar motor tidak kaku
Membersihkan rangkaian elektronika menggunakan compressor agar tidak berdebu
Mengecek kabel-kabel listrik
b. Pemeliharaan Alat
Dilakukan pemeriksaan setiap setahun sekali, seperti pada :
Modifikasi jika ada kerusakan, sesuai dengan data technical info (T.I)
Melakukan pengecekan pada cord (tali) dan carbon brush pada motor, cord harus
bias menarik maximum 900N dengan kecepatan minimum changeover speed,
sedangkan carbon brush harus mempunyai panjang minimum 8mm.
Cara penggantian atau pengecekan carbon brush :
Switch harus dalam keadaan off dan power cord dilepaskan
Lepaskan kedua skrup yang ada pada belakang tutup motor
Pada sebelah tutup akan ditemukan carbon brush
Ambil brush dari tempatnya kemudian ukur panjangnya
Jika panjangnya kurang dari 8mm, maka kedua brush harus diganti
Cara mengganti cord :
Tarik tali pada panjang maximum
Tahan gulungan kawat dan menguncinya pada posisi ini (menempelkan sesuatu di
antara bagian bawah plate dan solenoid)
Melepaskan cord yang lama
Memasang cord baru dengan panjang 1,7m
Menggulung cord dengan penggulung kawat
Menempatkan kawat dengan tepat
Menarik cord dengan kuat di dalam lubang penggulung kawat dan menutup
lubangnya dengan plastic stop
Meletakkan cord sepanjang roda penggulung seperti pada gambar
Membuat simpul pada ujung cord
Mengadakan uji fungsi pada front panel, beberapa sirkuit, switch stop pasien dan
cek pada remote control
Mengadakan uji keamanan
Dilakukan pengecekan sesuai dengan wiring dan juga kabel groundnya
Dilakukan pengecekan hubungan resistansinya dengan tanah
10

Arus bocor harus berada pada kondisi normal
Melakukan pencatatan hasil pengecekan pada ‘FILE OF MAINTENANCE AND
REPAIR’
c. Perbaikan Alat Traksi
Apabila terdapat kerusakan atau error kita dapat melakukan perbaikan pesawat traksi
dengan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
Pada saat selftest perintah supply utama salah :
Matikan unit dan hidupkan lagi
Keluarkan lagi selfset setelah fungsi vital didapati dalam perintah, unit siap dipakai
lagi
Layar tidak menyala :
Periksa pada konektor apakah sudah terhubung benar dalam input soket utama
Periksa kabel utama
Periksa supply utama pada soket
Periksa fuse atau sekering
Jika semua di atas sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak sempurna maka harus
dilakukan pengecekan oleh teknisi
Hasil tampilan patah-patah pada layar :
Harus dicek supplyer apabila keadaan ini muncul berulang-ulang setelah unit
dinyalakan
Treatment tidak bisa distart :
Periksa switch stop pasien apakah sudah menyambung pada soket
Periksa apakah waktu treatment sudah diset
Kekuatan trraksi pada parameter F1 tidak bias diset/LED 1 mati :
Cek selector F1, sudah ditekan apa belum
Tekan selector F1 dan ini akan muncul ketika parameter selain F1 telah diatur
setelah hubungan dimulai selama 10 detik
Parameter F2 tidak bisa diset treatment terhamabat ;
Cek apakah F1 sudah diset
Jika belum diset maka setinglah terlebih dahulu F1 maka F2 akan bias diset dengan
nilai yang lebih rendah
11

Treatment terhambat :
Periksa apakah strap dan accessories yang lainnya sudah tersambung dengan
sempurna
Penempatan sekring :
Pindahkan sekring dari hubungan soket input
Mengganti sekring dengan yang baru
d. Pengukuran Dan Kalibrasi Alat Traksi
Dalam beberapa kurun waktu, pesawat traksi harus dilakukan pengukuran dan kalibrasi.
Pengukuran pada alat traksi dapat diketahui dengan beberapa cara:
a. Pengukuran berat badan
Pada saat pasien mau menjalani terapi traksi, pasien di harapkan melakukan
pengukuran berat bedan yang bertujuan agar mengetahui berapa berat beban pada
saat terapi nanti. Namun, biasanya setiap pesawat traksi berbeda beban pengukuran
seperti halnya pesawat terapi untuk leher, pada orang dewasa membutuhkan beban
traksi > 5 Kg atau beban tarikan 1/7 – 1/8 berat badan. Sedangkan Pesawat terapi
lumbal pada orang dewasa yang membutuhkan traksi > 15 Kg atau beban tarikan
antara ½ - 1/3 berat badan.
b. Pengukuran tegangan motor
Load cell di gunakan untuk mengatur tekanan dan motor DC untuk arah gerakan
alat. Arah putaran motor traksi itu tergantung pesawat traksi. Pada pesawat traksi
leher dan lumbal, arah putaran hanya bisa kekanan dan kekiri.
Pada pesawat traksi tulang leher di anjurkan kepala membentuk sudut 30° ,
sedangkan pesawat traksi untuk lumbal di anjurkan penderita tidur terlentang dengan
lutut menekuk 45°.
c. Pengukuran waktu terapi
Untuk menentukan arah putaran / waktu tarik dan ulur membutuhkan waktu
selama 8 detik tarik dan 4 detik ulur . Setiap pesawat traksi mempunyai pengukuran
waktu berbeda. Kami membahas hanya pada traksi bagian tulang leher dan lumbal,
lama tarikan 10-15 menit.
Kalibrasi pada alat ini menggunakan penyangga berupa katrol yang di gunakan
untuk menarik beban. Pengukuran masing-masing di lakukan sebanyak 10 x. maka
akan terdapat perbedaan tegangan dari 7-13 Kg dan beban 14-20 Kg karena 7-13 Kg
untuk Traksi leher dan 14-20 Kg untuk traksi Lumbal. Selain itu agar mengetahui
standar deviasi, ketidakpastian dan nilai erro pada alat tersebut.
12

DATFAR PUSTAKA
13