TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI

28
PENDAHULUAN Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi: traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi. Mekanisme traksi meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi juga tahanan yang dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang berlawanan,diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksi mencegah pasien dari jatuh dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot tidak dapat menjadi lebih baik dan semua keuntungan traksi hanya menjadi lewat saja. Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi, dimana menggunakan kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama dikenal dengan traksi keseimbangan, juga 1

description

medical student

Transcript of TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI

PENDAHULUAN

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk

menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari

traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam

usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan.

Ada dua tipe utama dari traksi: traksi skeletal dan traksi kulit, dimana

didalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip Traksi adalah menarik

tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang

belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah

yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi. Mekanisme traksi

meliputi tidak hanya dorongan traksi sebenarnya tetapi juga tahanan yang

dikenal sebagai kontertraksi, dorongan pada arah yang

berlawanan,diperlukan untuk keefektifan traksi, kontertraksi mencegah

pasien dari jatuh dalam arah dorongan traksi. Tanpa hal itu, spasme otot

tidak dapat menjadi lebih baik dan semua keuntungan traksi hanya

menjadi lewat saja.

Ada dua tipe dari mekanik untuk traksi, dimana menggunakan

kontertraksi dalam dua cara yang berbeda. Yang pertama dikenal dengan

traksi keseimbangan, juga dikenal sebagai traksi luncur atau berlari. Disini

traksi diaplikasikan melalui kulit pasien atau dengan metode skeletal.

Berat dan katrol digunakan untuk mengaplikasikan tahanan langsung

sementara berat tubuh pasien dalam kombinasi dengan elevasi dari

dorongan tempat tidur traksi untuk menyediakan kontertraksinya (Taylor,

1987, Styrcula, 1994a; Dave, 1995 and Osmond, 1999).

1

TINJAUAN PUSTAKA

Traksi mempunyai peran penting dalam menangani kasus-kasus Ilmu

Bedah Tulang. Dapat dilakukan untuk reposisi patah tulang maupun

mempertahankan kedudukan yang telah dikoreksi (imobilisasi).

DEFINISI TRAKSI

Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk

menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari

traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam

usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.

Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana

didalamnya terdapat sejumlah penanganan.

TUJUAN TRAKSI

a. Dapat mempertahankan panjang suatu ekstrimitas,

mempertahankan suatu kesegarisan (alignment) maupun

keseimbangan (strability) pada suatu patah tulang.

b. Dengan pemasangan traksi gerakan pada sendi dimungkinkan

dengan sekaligus tetap mempertahankan kesegarisan fragmen-

fragmen patah tulang.

c. Dengan traksi kejang otot-otot yang disebabkan penyakit pada

tulang atau sendi dapat diatasi.

d. Dengan traksi suatu tungkai yang mengalami pembengkakan

dapat ditinggikan sehingga mengurangi pembengkakan.

JENIS-JENIS TRAKSI

1. Traksi Kulit

Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang fraktur dengan

menempelkan plester langsung pada kulit untuk mempertahankan

2

bentuk, membantu menimbulkan spasme otot pada bagian yang

cedera dan biasanya digunakan untuk jangka pendek (48-72 jam).

Traksi kulit menunjukkan dimana dorongan tahanan diaplikasikan

kepada bagian tubuh yang terkena melalui jaringan lunak

(Taylor,1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999). Hal ini bisa

dilakukan dalam cara yang bervariasi : ekstensi adhesive dan non

adhesive kulit, splint, sling, sling pelvis, dan halter cervical (Taylor,

1987; Styrcula, 1994a and Osmond, 1999).

Dikarenakan traksi kulit diaplikasikan kekulit kurang aman, batasi

kekuatan tahanan traksi. Dengan kata lain sejumlah berat dapat

digunakan (Taylor, 1987;Styrcula, 1994a and Osmond, 1999). Berat

harus tidak melebihi (3-4 kg) (Taylor,1987; Osmond, 1999 dan

Redemann, 2002). Traksi kulit digunakan untuk periode yang pendek

dan lebih sering untuk manajemen temporer fraktur femur dan

dislokasi serta untuk mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum

pembedahan(Taylor, 1987; Styrcula, 1994a and Dave, 1995).

Dapat untuk terapi definitif maupun sementara atau sebagian

pertolongan pertama. Tenaga traksi dilanjutkan pada tulang lewat fasia

superficial, fasia dalam (deep) dan / serta intermuskular. Tenaga traksi

berlebih dapat menimbulkan kerusakan kulit. Berat maksimum

sebaiknya tidak melebih 6 Kg, tergantung dari besar atau kecilnya

penderita dan dari usia penderita. Bilamana digunakan beban

maksimal sebaiknya hanya 1 minggu. Bilamana kurang dari beban

tersebut, dan kulit penderita diperiksa 2 kali minggu, traksi kulit dapat

digunakan dengan aman selama 4-6 minggu.

A. Indikasi traksi kulit :

Indikasi traksi kulit antara lain : (Chairuddin, R, 2008)

• Terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur

suprakondiler humeri anak-anak.

3

• Pada reduksi tertutup dimana manipulasi dan mobilisasi tidak

dapat dilakukan.

• Pengobatan sementara pada fraktur sampai menunggu terapi

definitive.

• Fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya pada

fraktur suprakondiler humeri pada anak-anak.

• Untuk traksi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi.

B. Kontraindikasi traksi kulit :

Pemasangan traksi kulit hendaknya tidak dilakukan pada keadaan-

keadaan beriku :

- Jika terdapat abrasi kulit

- Laserasi pada kulit

- Gangguan sirkulasi seperti varises atau impending gangrene.

- Dermatitis

- Beban yang dibutuhkan lebih besar dari maksimal beban traksi

kulit. (Stewart,John D., 1983)

C. Komplikasi traksi kulit.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan traksi,

yaitu:

- Timbul reaksi alergi pada traksi kulit berperekat

- Abrasi, ekskoriasi atau infeksi kulit

- Peroneal nerve palsy (Stewart, John D, 1983)

D. Cara pemasangan traksi kulit

a. Siapkan kulit :

i. Bersihkan

ii. Cukur rambut

iii. Cuci dan keringkan

4

b. Cegah pemasangan plester (perekat) diatas tonjolan-tonjolan

tulang. Kalau terpaksa lindungi dengan pelapis gips (cotton

wool, padding) sebelum melekatkan.

iv. Pasang plester perekat longitudinal sejajar pada sisi

berlainan tungkai dan jamin adanya jaringan kulit bebas

diantarannya untuk mencegah efek tourniquet.

v. Tungkai ditopang untuk mencegah pembengkakan dan

iritasi dari tumit.

c. Lokasi kulit yang berbahaya untuk traksi :

• Daerah kulit distal yang edema

• Obstruksi vaskular

• Peroneal nerve palsy

• Nekrosis kulit

Jenis – Jenis traksi kulit

a. Dunlop’s skin traction.

Penderita telentang, bahu abduksi dan sedikit fleksi, siku dalam

fleksi.

Modifikasi :

-dengan countertraction pada humerus.

Kerugian :

- tidak dapat dilakukan bila mana terdapa luka-luka pada

lengan.

- bilamana ada gangguan vaskuler sirkulasi bahaya

5

b. Traksi Kulit Buck’s Extension

Traksi Buck adalah traksi kulit seimbang dengan menggunakan

dorongan pada satu tempat terhadap ekstremitas bawah melalui

perluasan kulit. Traksi Buck digunakan sebagai pengukuran jangka

pendek dengan tahanan traksi yang dibutuhhkan untuk imobilisasi

fraktur panggul sebelum pembedahan dan mengurangi spasme

otot (Styrcula,1994d and Redemann, 2002). Hal ini juga bisa

digunakan untuk dislokasi panggul, kontraktur panggul dan lutut,

fraktur tidak berpindah asetabulum dan nyeri pinggang bawah

bilateral.

Pasien diposisikan dalam posisi supine dengan kaki lurus pada

posisi alami, dimana melalaikan abduksi (Taylor, 1987 and

Styrcula, 1994d). Pembungkus kemudian diaplikasikan dan

tahanan traksi digunakan segaris dengan panjang aksis kakimelalui

tali yang diikat di kaki dari perluasan melewati katrol pada akhir

tempat tidur yang dihubungkan dengan pemberat. Katrol tidak

mempunyai efek pada tahanan fraksi tetapi bertindak untuk

merubah arah dorongan untuk bekerja dengan

gravitasi.Kontertraksi dicapai dengan mengelevasikan kaki dari

6

tempat tidur pada ketinggiantertentu untuk mencegah pasien

terjatuh dar tempat tidur.

Untuk mengoptimalisasi kenyamanan pasien adalah hal yang

penting untuk mempunyai keseimbangan antara tahanan traksi

dengan tahanan kontertraksi. Jika tempattidur butuh untuk

dielevasikan terlalu tinggi untuk mencegah pasien terdorong dari

tempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu untuk

ditinjau ulang.

Tujuan utama penggunaan adalah untuk mengurangi spasme

otot-otot disekitar lutut atau panggul. Jangan gunakan traksi ini

untuk kelainan kelainan pada tulang panggul. Kuasai sebagian

rotasi untuk meletakkan tungkai diatas bantal dan dengan

penggunaan kantong-kantong pasir pada sisi lateral dan medial

(seperlunya).

Management nyeri merupakan bagian penting dalam

perawatan. Nyeri dapat dinilai dengan menggunakan skala 1-10

dan pasien harus diberi analgetik sebelum nyeri menjadi lebih

parah. Beri pendidikan kesehatan untuk mencegah ketakutan.

Sama dengan pasien yang imobilisasi ada tingginya resiko untuk

konstipasi tidak hanya menghasilkanimobilitas tetapi juga

kombinasinya dengan ambilan analgetik dan untuk pasien traksi

terutama tantangan dalam nyeri, ditambah dengan malunya

mereka untuk membuka ususnya ditempat tidur (Taylor, 1987;

Winney, 1998 and Redemann, 2002).

Bahaya Traksi Kulit :

• Distal oedema

• Kerusakan vaskular

• Peroneal nerve palsy

• Nekrosis kulit melalui tulang-tulang prominen

7

c. Traksi Hamilton- Russell

a. Dapat digunakan untuk patah tulang panjang atau femur,

terutama untuk anak-anak dengan berat badan dari sekitar

20-30 kg dan patokan lain adalah usia

b. Dapat digunakan dengan pemasangan traksi kulit atau

dalam keadaan tertentu dengan pin lewat tibia distal

c. Gunakan juga sling di bawah paha pada distal bagian

posterior untuk mencegah penekanan terhadap fosa

poplitea

d. Tali diikat pada sling dan pertama melewati suatu katrol

di atas kepala kemudia baru kesuatu katrol pada kaki

tempat tidur, baru ke suatu katrol pada papan telapak kaki

yang melekat pada batang pemisah dan melalui kerekan

keempat pada beban

e. Dapat digunakan untuk patah tulang panggul atau femur,

terutama untuk anak-anak dengan berat badan dari 20 kg –

30 kg, patokan lain adalah usia.

8

f. Dapat digunakan untuk pemasangan traksi kulit atau

dalam keadaan tertentu dengan pin lewat tibia distal.

g. Gunakan juga sling di bawah paha pada distal

bagian posterior untuk mencegah penekanan terhadap

fossa poplitea.

f. Traksi Gallows

Traksi ini digunakan pada bayi dan anak-anak dengan fraktur

femur. Adapun Indikasi Traksi Gallow’s adalah:

• Berat anak-anak harus kurang dari 12 kg

• Fraktur femur

• Kulit harus intak

• Kedua dari femur yang fraktur dan yang baik ditempatkan

Dalam traksi kulit dan bayi ditahan dari sudut yang istimewa.

Compromise vascular merupakan bahaya terbesar. Periksa

sirkulasi dua kali sehari. Pantatnya harus diangkat jangan

mengenai tempat tidur. Secara umum traksi dilakukan dengan

9

menempatkan beban dengan tali pada ekstermitas pasien. Tempat

tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah tarikansegaris

dengan sumbu panjang tulang yang patah.

2. Traksi Skeletal

Traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan

sendi panjang untuk mempertahankan traksi, memutuskan pins (kawat)

ke dalam.Traksi ini menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan

langsung kesekeleton melalui pin, wire atau baut yang telah dimasukkan

kedalam tulang(Taylor, 1987; Styrcula, 1994a dan Osmond, 1999). Untuk

melakukan ini berat yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal

digunakan untuk fraktur yang tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana

berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur membutuhkan traksi

jangka panjang (Styrcula, 1994a and Osmond,1999).

Pada traksi tulang, pin metal atau kawat diletakkan melalui tulang. Hal

ini berarti tenaga traksi diaplikasikan langsung ke tulang. Traksi tulang

jarang digunakan pada penanganan fraktur bagian tubuh atas namun

sering digunakan dalam penanganan fraktur bagian tubuh bawah.

Komplikasi serius pada traksi tulang adalah osteomielitis. (Stewart, John

D., 1983)

Kulit hanya bisa dapat menahan sekitar 5 kg traksi pada orang

dewasa. Jika lebih dari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan

dalam menjaga reduksi, traksi tulang mungkin diperlukan. Hindari traksi

tulang pada anak-anak- plate pertumbuhan dapat dengan mudah hancur

dengan pin tulang.

Setiap tahanan diperlukan tahanan yang berlawanan. Jika traksi

mendorong tungkai kedistal pasien akan meluncur turun melalui katrol,

dan traksi tidak akan menjadi efektif. Berikan tahanan yang berlawanan

dengan meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan merubah

10

tempat tidur pada arah berlainan tendensi untuk meluncur akan ditahan.

Pada traksi servikal sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan

dengan traksi Dunlop sisi tempat tidur dekat dengan luka membutuhkan

elevasi.

A. Indikasi

Indikasi umum untuk traksi skeletal pada ekstremitas bawah yaitu:

• Fraktur vertical tidak stabil pada cincin pelvis ketika fiksasi eksternal

tidak dapat menjaga stabilitas vertical, dan ketika fiksasi internal pada

bagian posterior dari cincin pelvis tidak memungkinkan.

• Fraktur pada asetabulum dengan perpindahan minimal ketika fiksasi

interna tidak diindikasikan, fraktur berpotensi tidak stabil, dan pasien

merupakan calon baik untuk terapi traksi.

• Fraktur tidak stabil pada asetabulum ketika salah satu dari tulang local

atau kondisi jaringan lunak atau factor sistemik kontraindikasi fiksasi

interna.

• Fraktur panggul (basilar neck, intertrochanteric, or subtrochanteric)

ketika jaringan lunak local atau kondisi tulang atau kondisi sistemik

kontraindikasi operasi

• Fraktur pada batang dan area suprakondilar femur dimana internal

atau eksternal fiksasi merupakan kontraindikasi.

• Fraktur kominutif pada tibia ketika traksi merupakan kebutuhan untuk

menjaga kesegarisan (alignment) dan memudahkan gerakan dini, dan

ketika internal atau eksternal fiksasi tidak mungkin dikerjakan

• Fraktur pada batang tibia dan fibula ketika keterlambatan dalam terapi

inisial atau pemendekan yang tidak dapat diterima dengan koreksi

pembalut gips.

• Fraktur kominutif pada distal tibia dan fibula dan sendi pergelangan

kaki, dimana gerakan dini pada sendi pergelangan kaki diinginkan dan

internal atau eksternal traksi merupakan kontraindikasi. (chapman’s,

2001)

11

Gambar 20. skeletal traksi (Swiontkowski, 2001)

Dapat dengan pembedahan, jauh lebih besar dan secara langsung

digunakan untuk keperluan:

Reposisi :

patah tulang

dislokasi

terutama yang sudah lama dan jaringan lunak sudah

mengalami kontraktur.

Kalau perlu dengan refrakturasi

Memudahkan tindakan operasi yang direncanakan

kemudian

Imobilisasi yang lama

Traksi kulit dibatasi oleh kekuatan kulit (tensile

strength)

Gerakan sendi-sendi dapat lebih terjamin karena

daerah-daerah pemasangan traksi (aplikasi) lebih

kecil.

b. Alat-alat untuk digunakan

12

Kawat Kirschner (K-wire) diameter 0,036-0,0625 inci

Keuntungan:

Pemasangan mudah

Kerusakan jaringan sekitar ringan

Kerugian :

Mudah berputar kalau busur kurang baik

Dapat memotong tulang os teoporotik

Pen Steinmann (Steinmann pins)

Ukuran 5/64 sampai 3/16 inci

Penggunaan busur khusus

Keuntungan :

Kuat dan stabil

Kerugian :

Lebih banyak merusak jaringan lunak

Kerusakan tulang lebih besar karena lebih tebal

Kawat-kawat dan pin-pin halus atau berulir sekrup

Keuntungan, Tak berulir :

Lebih halus

13

Tidak mudah patah

Lebih mudah untuk dimasukkan

Kerugian :

Dapat bergeser

Berulir sekrup :

Lebih mudah patah

Untuk kekuatan sama harus lebih kuat

Tidak mudah bergeser

Lebih baik untuk penggunaan jangka panjang

Semua pen-pen atau kawat mempunyai ujung :

Trokar, tumpul dan agak sukar menembus tulang

Ujung “Diamond-Shaped” tajam dan lebih mudah

menembus tulang

B. Penuntun cara pemasangan

Mulai daerah yang ada struktur vital. Misalnya olekranon

dari sisi medial mencegah N. Ulnaris

Preparasi kulit

Cegah daerah terinfeksi

Kerja secara aseptic, gunakan cairan antiseptic topical

germisidal, tutup daerah lain, penutup muka (masker) dan

sarung tangan

Anastesi Lokal

Walaupun sukar untuk memblok periosteum, mulai dari sisi

yang akan ditembus, kulit dan daerah bawah kulit, tembus

periosteum sampai setengah jalan tebalnya tulang,

suntikkan sisi lainnya.

Untuk mengurangi kemungkinan infeksi (pintrack) sebaiknya

buat luka tusuk.

14

Sebaiknya gunakan drill tangan, jangan gunakan power

instruments

Sebaiknya lewat daerah metafisis.

Jangan menembus hematom patah tulang. Jangan

menembus sendi

Untuk diingat : gunakan busur yang baik, Pin/ kawat jangan

membengkok sewaktu dimasukkan, inform konsen.

C. Tulang-tulang yang sering digunakan untuk traksi skeletal :

i. Olekranon :

Karena sering pada anak-anak, jangan sekali-kali

menembus epifisis yang masih terbuka.

ii. Siku dalam fleksi

iii. Femur distal :

Mulai dari medial, seanterior mungkin untuk mencegah

struktur neurovaskuler, 1 inci dibawah tuberkel adductor.

iv. Tibia proksimal :

Mulai dari lateral, cegah nervus peroneus. 1 inci inferior

dan ½ inci posterior dari tuberositas tibia.

D. Komplikasi Traksi Skeletal:

Infeksi

Terkenal dengan nama Pin Tract Infection. Dimana cara-cara

pemasangan dan perawatan harus betul-betul dikuasai dan bila timbul

sequester sebaiknya pin wire dicabut.

Distraksi.

Harus waspada dengan mengukur / membandingkan panjang tungkai

karena bahayanya (delayed union, non union).

Paralisa Syaraf

Hati-hati bila menggunakan beban berat serta harus adanya observasi

seksama.

15

Patahnya pin/kawat

Gunakan busur yang baik. Kegunaan diliputi pin dalam gips (kesatuan

Charnley).

Decubitus

Kongesti paru

Konstipasi

Anoreksia

ISK

Trombosis vena profunda

Jenis – Jenis Traksi Skelet

b. Overbody atau lateral skeletal traction (overhead).

Traksi skeletal dengan pin lewat olekrano, siku 90 derajat, bahu

dalam fleksi tanpa abduksi. Untuk mencegah tangan dan

pergelangan terlalu pegal – pakai bidai gips. Bisa dengan

menggunakan Shoulder Spica Cast.

d. Kesatuan Traksi Charnley

i. Berguna untuk penggunaan traksi pada tungkai bawah,

dan sangat dianjurkan penggunaanya.

ii. Dengan menggunakan pin atau wire pada proksimal tibia

dan kemudian pin atau wire diliputi oleh gips atau tungkai

pendek

iii. Kegunaan:

16

1. Kaki dan pergelangan kaki dapat dipertahankan

dalam posisi fungsional

2. Karena tungkai dalam gips tidak ada tekanan

pada otot betis atau nervus peroneus.

3. Gerakan pada pin atau wire sedikit sekali

e. Traksi Skeletal Balanced- Suspension

i. Melakukan traksi langsung pada tibia atau femur melalui

pin atau wire

ii. Tungkai diletakan pada suatu Thomas Spint dengan atau

tanpa suatu Pearson Attachment

iii. Pearson Attachment memungkinkan pergerakkan pada

sendi lutut, sehingga berguna untuk mencegah kekakuan

sendi lutut

iv. Dengan menggunakan katrol-katrol pada Thomas Spint,

keseluruhan tungkai dapat mengambang bebas, dengan

traksi pada tempat patah tetap berjalan.

f. Traksi Skeletal Terpaku(Fixed Skeletal Traction)

i. Digunakan untuk patah tulang femur sambil menunggu

tindakan terapi tetap, berupa fiksasi interna atau untuk

pengangkutan ke rumah sakit rujukan yang letaknya

agak jauh.

17

ii. Gunakan :

1. Bilamana karena kedudukan buruk, diperlukan

anastesi umum atau regional.

2. Kesatuan traksi Charnley

g. Sistem Katrol Multiple

Dalam banyak keadaan katrol yang multioel digunakan, sehingga

mengurangi berat amatlah diperlukan. Katrol multiple seringkali

digunakan pada traksi pelvis dimana tahanan tinggi (biasanya lebih

dari 40 kg) dapat diperlukan. Jika triple dan dobel blok dgunakan

dalam gambar hanya 405 atau 8 kg, dibutuhkan untuk dapat

mencapai 40 kg.Penaik turun katrol diperlukan.

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, arief.ed. (2000) kapita selekta kedokteran: bedah

ortopedi. Fraktur, edisi ketiga, jilid 2. Media Aesculapius.

Jakarta. 346.

2. Ellis, Harold. clinical anatomy. 11 ed. Blackwall. 2006

3. Netter, F. Atlas of Human Anatomy. 3th ed. ICON: New York.

2003

4. De jong. Buku Ajar Ilmu Bedah: Sistem Muskuloskeletal. Ed 2.

EGC: Jakarta. 2002. Hal 835-54

5. Chapman, Michael W. Editors, 2001. Chapman's Orthopaedic

Surgery, 3rd Edition, Fracture Healing and Closed Treatment of

Fractures and Dislocations. Lippincott Williams & Wilkins

6. Subroto Saparda, 1994. Bagian Ilmu Bedah FKUI. Kumpulan

Kuliah ilmu Bedah: Fraktur. Editor: Subroto Sapardan. Jakarta:

Binarupa Aksara. Hal 457-65

7. Swiontkowski. Manual of Orthopedics: Traction. 6th ed. Williams

and Wilkins: New York. p138-51

8. Sjamsuhidajat R dan de Jong, Wim (Editor). Buku Ajar Ilmu

Bedah Edisi 2. Jakarta:EGC.2005

9. Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah, BagianBedah FKUI.

10.Dandy DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg,

London, Melborue, New York:Churchill Livingstone, 1989.

11.Salter/ Textbook of Disorders and injuries of the

Musculoskeletal System. 2nd ed.Baltimore/London: Willians &

Wilkins, 1983

19

12.Rosenthal RE. Fracture and Dislocation of the Lower Extremity.

In: Early Care of the InjuredPatient, ed IV. Toronto,

Philadelphia: B.C. Decker, 1990

20