Makalah Tentang Partikel Debu

download Makalah Tentang Partikel Debu

of 19

Transcript of Makalah Tentang Partikel Debu

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    1/19

    makalah tentang partikel debu 

    BAB I 

    PENDAHULUAN 

    A.  Latar Belakang 

    Manusia memerlukan udara untuk bernapas dan melaksanakan matabolisme

    dalam tubuh yang nantinya menghasilkan energi yang digunakan dalam melaksanakan

    aktivitas sehari-hari. 

    Dalam udara yang kita hirup, tidak selamanya bersih. Kadang kala udara

    tersebut terkandung partikel pencemar yang disebut polutan. Salah satu polutan

    tersebut ialah berupa butiran debu yang banyak ditemukan pada industri.

    Dewasa ini, keberadaan sektor industri di Indonesia semakin meningkat dari

    tahun ke tahun, peningkatan ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi negara.

    Dengan majunya industri maka terbukalah lapangan kerja buat masyarakat, daerah di

    sekitar perindustrian juga berkembang dalam bidang sarana transportasi, komunikasi,

    perdagangan dan bidang lain.

    Meskipun perkembangan industri yang pesat dapat meningkatkan taraf hidup,

    tetapi berbagai dampak negatif juga bisa terjadi pada masyarakat. Salah satu dampak

    negatif adalah terhadap paru para pekerja dan masyarakat di sekitar daerah

    perindustrian. Hal ini disebabkan pencemaran udara akibat proses pengolahan atau

    hasil industri tersebut. Berbagai zat dapat mencemari udara seperti debu batubara,

    semen, kapas, asbes, zat-zat kimia, gas beracun, dan lain-lain. Selain itu pula, pada

    lingkungan tersebut banyak melibatkan proses mekanis. 

    http://ferryngongo.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.htmlhttp://ferryngongo.blogspot.com/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.html

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    2/19

    Tergantung dari jenis paparan yang terhisap, berbagai penyakit paru dapat

    timbul pada para pekerja. Pengetahuan yang cukup tentang dampak debu terhadap

    paru diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang terjadi dan melakukan usaha

    pencegahan.

    B.  Rumusan Masalah 

    Rumusan masalah yang coba dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut 

    1.  Bagaimana reaksi paru terhadap debu? 

    2. 

    Penyakit apa saja yang ditimbulkan dari debu

    C.  Tujuan 

    Selain sebagai tugas, tujuan penyusunan makalah ini adalah: 

    1.  Untuk mengetahui sifat dan karakteristik partikel debu 

    2.  Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh debu 

    3.  Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh debu serta 

    4.  Bagaimana cara pengendalian dan penanggulangannya 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    3/19

    BAB II 

    TINJAUAN PUSTAKA 

    A.  Pengertian Debu 

    1.  Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh manusia atau alam dan

    merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. 

    2.  debu adalah partikel-partikelzat padat yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan alami

    atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat,

    peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan baik organik maupun anorganik, misalnya

    batu, kayu, arang batu, bijih logam dan sebagainya 

    3.  Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang

    di udara (Suspended  Particulate Matter / SPM ) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan

    500 mikron.

    B.  Sumber Dan Distribusi 

    Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang

    terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran

    yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni

    atau bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yangtidak terpelihara dengan baik. 

    Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara

    yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar.

    Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada

    umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat

    menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu. 

    Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa

    merupakan sumber SPM yang cukup penting. 

    Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat

    menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi

    kendaraan bermotor. 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    4/19

     

    C.  Macam-Macam Dan Karakteristik Debu 

    1.  Macam-Macam 

    Secara garis besar debu dapat dibagi atas 3 macam yaitu:  

    a.  Debu organik

    Debu organic adalah debu yang berasal dari makhluk hidup seperti debu kapur, debu

    daun-daunan dan sebagainya. 

    b.  Debu biologis (virus, bakteri) 

    c. 

    d.  Debu mineral Merupakan senyawa komplek seperti arang batu, SiO2, SiO3

    e.  Debu metal adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam (Pb, Hg, Cd,

    dan Arsen), 

    2.  Sifat dan karakteristik debu 

    Debu memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda antara lain: 

      debu fisik (debu tanah, batu, dan mineral),

      debu kimia (debu organic dan anorganik),

      debu biologis (virus, bakteri, kista),  debu eksplosif atau debu yang mudah terbakar (batu bara, Pb),

      debu radioaktif (Uranium, Tutonium),

      Debu Inert (debu yang tidak bereaksi kimia dengan zat lain) 

    D.  Dampak Debu

    Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkangangguan sebagai berikut: 

    1)  Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna

    bangunan dan pengotoran. 

    2)  Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori pori tumbuhan

    sehingga mengganggu jalannya photo sintesis. 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    5/19

    3)  Merubah iklim global regional maupun internasional 

    4)  Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial

    ekonomi di masyarakat. 

    5)  Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan

    pernafasan dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat

    tergantung pada: Solubity (mudah larut), Komposisi Kimia, Konsentrasi Debu, dan

    Ukuran partikel debu 

    E.  Pengendalian Dan Penanggulangan Debu

    Pengendalian debu dapat berdasarkan empat simpul yaitu: 

    1.  Simpul I 

    Yaitu pencegahan terhadap sumbernya antara lain: 

    Isolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local Exhauster’  

    atau dengan melengkapi water sprayer  pada cerobong asap. 

    Substitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu 

    2.  Simpul II 

    Yaitu pencegahan dilakukan terhadap media Transmisi dan udara ambien 

    Memakai metode basah yaitu,penyiraman lantai dan pengeboran basah (Wet Drilling ). 

    Dengan alat berupa Scrubber,Elektropresipitator ,dan Ventilasi Umum. 

    Penanaman pohon atau reboisasi

    3.  Simpul III 

    Yaitu Pencegahan Terhadap Tenaga Kerja yang terpapar  

     Antara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker. 

    4.  Simpul IV 

    Yaitu pencagahan terhadap penderita atau orang sakit akibat terpapar partikel debu

    antara lain melalui pemeriksaan dan pengobatan serta rehabilitasi terhadap korban atau

    orang sakit. 

    Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dan radiologi untuk

    mengetahui kelainan akibat debu. 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    6/19

    Rehabilitasi dilakukan terhadap korban yang mengalami cacat organ akibat terpapar

    partikel debu dalam jangka waktu lama. 

    BAB III 

    PEMBAHASAN 

    A.  Reaksi Paru Terhadap Debu 

    Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya penyakit atau gangguan pada saluran

    napas akibat debu. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang meliputi ukuran

    partikel, bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, lama paparan. Faktor

    individual meliputi mekanisme pertahanan paru, anatomi dan fisiologi saluran napas

    dan faktor imunologis.

    Debu yang masuk ke dalam saluan napas, menyebabkan timbulnya reaksi

    mekanisme pertahanan nonspesifik berupa batuk, bersin, gangguan transport

    mukosilier dan fagositosis oleh makrofag. Otot polos di sekitar jalan napas dapat

    terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini terjadi biasanya bila

    kadar debu melebihi nilai ambang batas .

    Sistem mukosilier juga mengalami gangguan dan menyebabkan produksi lendirbertambah. Bila lendir makin banyak atau mekanisme pengeluarannya tidak sempurna

    terjadi obstruksi saluran napas sehingga resistensi jalan napas meningkat.

    Partikel debu yang masuk ke dalam alveoli akan membentuk fokus dan berkumpul

    di bagian awal saluran limfe paru. Debu ini akan difagositosis oleh makrofag. Debu

    yang bersifat toksik terhadap makrofag seperti silika bebas menyebabkan terjadinya

    autolisis. Makrofag yang lisis bersama silika bebas merangsang terbentuknya makrofag

    baru. Makrofag baru memfagositosis silika bebas tadi sehingga terjadi lagi autolisis,

    keadaan ini terjadi berulang-ulang. Pembentukan dan destruksi makrofag yang terus

    menerus berperan penting pada pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan

    hialin pada jaringan ikat tersebut. Fibrosis ini terjadi pada parenkim paru, yaitu pada

    dinding alveoli dan jaringan interstisial. Akibat fibrosis paru menjadi kaku, menimbulkan

    gangguan pengembangan paru yalta kelainan fungsi paru yang restriktif.

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    7/19

    Penyakit paru yang dapat timbul karena debu selain tergantung pada sifat-sifat

    debu, juga tergantung pada jenis debu, lama paparan dan kepekaan individual.

    Pneumokoniosis biasanya timbul setclah paparan bertahun-tahun. Apabila kadar debu

    tinggi atau kadar silika bebas tinggi dapat terjadi silikosis akut yang bermanifestasi

    setelah paparan 6 bulan.

    Dalam masa paparan yang sama seseorang tepat mengalami kelainan yang berat

    sedangkan yang lain kelainnya ringan akibat adanya kepekaan individual. Penyakit

    akibat debu antara lain adalah asma kerja, bronkitis industri, pneumokoniosis batubara,

    siikosis, asbestosis dan kanker paru.

    1.  Diagnosis

    Penyakit paru akibat debu industri mempunyai gejala dan tanda yang mirip dengan

    penyakit paru lain yang udak disebabkan oleh debu d tempat kerja. Untuk menegakkan

    diagnosis perlu dilakukan anamnesis yang teliti meliputi riwayat pekerjaan, dan hal-hal

    yang berhubungan dengan pekerjaan, karena penyakit biasanya baru timbul setelah

    paparan yang cukup lama.

     Anamnesis mengenal riwayat pçkerjaan yang akurat dan rinci sangat diperlukan,

    apalagi bila penderita sering berganti tempat kerja. Riwayat pekerjaan yang

    berhubungan dengan paparan debu dan lama paparan hendaklah diketahui secara

    lengkap. 

    2.  Pemeriksaan Radiologi

    Pemeriksaan foto toraks sangat berguna untuk melihat kelainan yang ditimbulkan oleh

    debu pada pneumokoniosis. Klasifikasi standar menunit ILO dipakai untuk menilai

    kelainanyang timbul. Pembacaan foto toraks pneumokoniosis perlu dibandingkan

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    8/19

    dengan foto standar untuk menentukan klasifikasi kelainan. Perselubungan yang timbul

    dibagi atas perselubungan halus dan kasar.

    Pemeriksaan faal paru lain yang lebih sensitif untuk mendeteksi kelainan di saluran

    napas kecil adalah pemeriksaan Flow Volume Curve  dan Volume of Isoflow .

    Pengukuran kapasitas difusi paru (DLCO) sangat sensitif untuk mendeteksi kelainan di

    interstisial; tetapi pemeriksaan ini rumit dan memerlukan peralatan yang lebih canggih,

    dan tidak di anjurkan digunakan secara rutin. Pekerja yang pada pemeriksaan awal

    tidak menunjuickan kelainan, kemudian menderita kelainan setelah bekerja dan

    penyakitnya terus berlanjut, dianjurkan untuk menukar pekerjaannya.

    B.  Penyakit yang Ditimbulkan dari Debu 

    1.  Pneumokoniosis Pekerja Tambang Batubara

    Penyakit terjadi akibat penumpukan debu batubara di paru dan menimbulkan reaksi

     jaringan terhadap debu tersebut. Penyakit ini terjadi bila paparan cukup lama, biasanya

    setelah pekerja terpapar lebih daii 10 tahun. Berdasarkan gambaran foto toraks

    dibedakan atas bentuk simple dan complicated . Simple Coal Workers Pneumoconiosis 

    (Simple CWP ) terjadi karena inhalasi debu batubara saja. Gejalanya hampir tidak ada;

    bila paparan tidak berlanjut maka penyakti ini tidak akan memburuk. Penyakit ini dapat

    berkembang menjadi bentuk complicated.  Kelainan foto toraks pada simple CWP

    berupa perselubungan halus bentuk lingkar, perselubungan clapat terjadi di bagian

    mana saja pada lapangan paru, yang paling sering di lobus atas. Senng ditemukan

    perselubungan bentuk p dan q. Pemeriksaan faal paru biasanya tidak menunjukkan

    kelainan. Nilai VEP1dapat sedikit menurun sedangkan kapasitas difusi biasanya

    normal.

    Complicated Coal Workers Pneumoconiosis  atau Fibrosis Masif Progresif (PMF)

    ditandai oleh terjadinya daerah fibrosis yang luas hampir selalu terdapat di lobus atas.

    Fibrosis biasanya terjadi karena saw atau lebih faktor berikut:

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    9/19

    a)  Terdapat silika bebas dalam debu batubara.

    b)  Konsentrasi debu yang sangat tinggi.

    c)  Infeksi Mycobacterium tubeivulosis atau atipik.

    d)  Imunologi penderita buruk.

    Pada daerah fibrosis tepat timbul kavitas dan ini bisa menyebabkan penumotoraks; foto

    toraks pada PMF sering miriptüberkulosis, tetapi senng ditemukan bentuk campuran

    karena terjadi emfisema. Tidak ada korelasi antara kelainan faal paru dan luasnya lesi

    pada foto toraks. Gelaja awal biasanya tidak khas. Batuk dan sputum menjadi lebih

    sering,

    Dahak berwarna hitam (melanoptisis). Kenisakan yang luas menimbuikan sesak napas

    yang makin bertambah, pada stadium lanjut terjadi kor hipertensi pulmonal, gagal

    ventrikel kanan dan gagal napas.

    Penelitian pada pekerja tambang batubara di Tanjung Enim lahun 1988 menemukan

    bahwa dari 1735 pekerja ditemukan 20 orang atau 1,15% yang foto toraksnya

    menunjukkan gambaran pneumokoniosis.

    2.  Si l ikosis

    Penyakit ini terjadi karena inhalasi dan retensi debu yang mengandung kristalin silikon

    dioksida atau silika bebas (S1S2). Pada berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan

    dengan silika penyakit ini dapat terjadi, seperti pada pekerja 

    a)  Pekerja tambang logam dan batubara

    b)  Penggali terowongan untuk membuat jalan

    c)  Pemotongan batu seperti untuk patung, nisan

    d)  Pembuat keramik dan batubara

    e)  Penuangan besi dan baja

    f)  Industri yang memakai silika sebagai bahan misalnya pabrik amplas dan gelas.

    g)  Pembuat gigi enamel

    h)  Pabrik semen

    Usaha untuk menegakkan diagnosis silikosis secara dini sangat penting, oleh karena

    penyakit dapat terus berlanjut meskipun paparan telah dihindari. Pada penderita

    silikosis insidens tuberkulosis lebih tinggi dari populasi umum.

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    10/19

    Secara klinis terdapat 3 bentuk silikosis, yaitu silikosis akut, silikosis kronik dan silikosis

    terakselerasi.

      Silikosis Akut 

    Penyakit dapat timbul dalam beberapa minggu, bila seseorang terpapar silika dengankonsentrasi sangat tinggi. Perjalanan penyakit sangat khas, yaitu gejala sesaic napas

    yang progesif, demam, batuk dan penurunan berat badan se- telah paparan silika

    konsentrasi tingi dalam waktu relatif singkat. Lama paparan berkisar antara beberapa

    minggu sampai 4 atau 5 tahun. Kelainan faal paru yang timbul adalah restriksi berat dan

    hipoksemi disertai penurunan kapasitas di fusi. Pada foto toraks tampak fibrosis

    interstisial difus, fibrosis kemuclian berlanjut dan terdapat pada lobus tengah dan

    bawah membentuk djffuse ground glass appearance mirip edema paru. 

      Silikosis Kronik 

    Kelainan pada penyakit ini mirip dengan pneumokoniosis pekerja tambang batubara,

    yaitu terdapat nodul yang biasanya dominan di lobus atas. Bentuk silikosis kronik paling

    sering ditemukan, terjadi setelah paparan 20 sampai 45 tahun oleh kadar debu yang

    relatif rendah. Pada stadium simple, nodul di paru biasanya kecil dan tanpa gejala atau

    minimal. Walaupun paparan tidak ada lagi, kelainan paru dapat menjadi progresif

    sehingga terjadi fibrosis yang masif.

    Pada silikosis kronik yang sederhana, foto toraks menunjukkan nodul terutama di

    lobus atas dan mungkin disertai klasifikasi. Pada bentuk lanjut tertepat masa yang

    besar yang tampak seperti sayap malaikat (angel's wing ). Sering terjadi reaksi pleura

    pada lesi besar yang padat. Kelenjar hilus biasanya membesar dan membentuk

    bayangan egg shell calcification. 

    Jika fibrosis masif progresif terjadi, volume paru berkurang dan bronkus

    mengalami distorsi. Faal paw menunjukkan gangguan restriksi, obstruksi atau

    campuran. Kapasitas difusi dan komplians menurun. Timbul gejala sesak napas, biasa

    disertai batuk dan produksi sputum. Sesak pada awalnya terjadi pada saat aktivitas,

    kemudian pada waktu istirahat dan akhirya timbul gagal kardiorespirasi.  

    Di pabrik semen di daerah Cibinong (1987) dan 176 pekerja yang diteliti

    ditemukan silikosis sebanyak 1,13% dan diduga silikosis 1 ,7% Pada tahun 1991

    penelitian pada 200 pekerja pabrik semen ditemukan dugaan silikosis sebanyak 7%.

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    11/19

    Perbedaan angka yang didapat diduga karena perbedaan kualitas foto toraks, dan

    kadar silika bebas dalam debu yang memapari pekerja.

      Silikosis Terakselerasi

    Bentuk kelainan ini serupa dengan silikosis kronik, hanya perjalanan penyakit lebih

    cepat dari biasanya, menjadi fibrosis masif, sering terjadi infeksi mikobakterium tipikal

    atau atipik. Setelah paparan 10 tahun sering terjadi hipoksemi yang berakhir dengan

    gagal napas.

    3.  Asbestos is

    Penyakit ini terjadi akibat inhalasi debu asbes, menimbulkan penumokoniosis yang

    ditandai oleh fibrosis paru. Paparan dapat terjadi di therah industri dan tambang, juga

    bisa timbul pada daerah sekitar pabrik atau tambang yang udaranya terpolusi oleh debu

    asbes. Pekerja yang dapat terkena asbestosis adalah yang bekerja di t ambang,

    penggilingan, transportasi, pedagang, pekerja kapal dan pekerja penghancur asbes. 

    Pada stadium awal mungkin tidak ada gejala meskipun foto toraks menunjukkan

    gambaran asbestosis atau penebalan pleura. Gelaja utama adalah sesak napas yangpada awalnya terjadi pada waktu aktivitas. Pada stadium akhir gejala yang umum

    adalah sesak pada saat istirahat, batuk dan penurunan berat badan. Sesak napas terus

    memburuk meskipun penderita dijauhkan dari paparan asbes; 15 tahun sesudah awal

    penyakit biasanya terjadi korpulmonal dan kematian. Penderita sering mengalami

    infeksi saluran napas; keganasan pada brunkus, gastrointestinal dan pleura sering

    menjadi penyebab kematian. 

    Pada stadium awal pemeriksaan fisis tidak banyak menunjukkan kelainan, akibat

    fibrosis difus dapat terdengar ronki basah di lobus bawah bagian posterior. Bunyi ini

    makin jelas bila terjadi bronkiektasis akibat distorsi paw yang luas karena flbrosis. Jan

    tabuh ((clubbing ) senng ditemukan pada asbestosis.

    Perubahan pada foto toraks lebih jelas pada bagian tengah dan bawah paw, dapat

    berupa bercak difus atau bintik-bintik yang patht, bayangan jantung sering menjadi

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    12/19

    kabur. Diafagma dapat meninggi pada stadium lanjut karena paw mengecil. Penebalan

    pleura biasanya terjadi biral, terlihat di daerah tengah dan bawah terutama bila timbul

    kalsifikasi. Bila proses terlihat gambaran sarang tawon di lobus bawah. Mungkin

    ditemukan keganasan bronkus atau mesotelioma. Berbeda dengan penumokoniosis

    batubara dan silikosis yang penderitanya dapat mempunyai gejala sesak napas tanpa

    kelainan foto toraks. 

    Pemeriksaan faal paru menunjukkan kelainan restriksi meskipun tidak ada gejala

    pada sebagian penderita terdapat kelainan obsiruksi. Kapasitas difusi dan komplians

    paru menurun, pada tahap lanjut terjadi hipoksemia.

    Biopsi paru mungkin perlu pada kasus tertentu untuk menegakkan diagnosis. Biopsi

    paru transbronkial hendaklah dilakukan untuk mendapakatan jaringan paru.

    Pemeriksaan bronkoskopi juga berguna menyingkirkan atau mengkonfirmasi adanya

    karsinoma bronkus yang terdapat bersamaan.

    4.  Bron ki t is Indu str i

    Berbagai debu industri seperti debu yang berasal dari pembakaran arang batu,

    semen, keramik, besi, penghancuran logam dan batu, asbes dan silika dengan ukuran

    3-10 mikron akan ditimbun di paru. Efek yang lama dali paparan ini menyebabkan

    paralisis silia, hipersekresi dan hipertrofi kelenjar mukus. Keadaan ini meyebabkan

    saluran napas rentan terhadap infeksi dan timbul gejala-gejala batuk menahun yang

    produktif. Pada pekerja tambang batubara bila paparan menghilang, gejal klinis dapat

    hilang. Pada pekerja yang berhubungan dengan tepung keadaanya Iebih kompleks.

    Berbagai komponen debu padi-padian (antigen padi-padian, jamur kumbang padi,

    tungau, endotoksin bakteri, antigen binatang, dan debu inert) berperan menimbulkan

    bronkitis.

    Berbagai zat telah dipastikan sebagai penyebab terjadinya bronkitis industri

    sedangkan zat-zat lain kemungkinan besar atau diduga sebagai penyebab. Pada

    bronkitis industri atau bronkitis kronik foto toraks dapat normal, atau menunjukkan

    peningkat.an corakan bronkopulmoner terutama di lobus bawah. 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    13/19

    Pada awal penyakit pemeriksaan faal paru tidak menunjukkan kelainan. Karena

    meningkatnya resistensi pemapasan, pada stadium lanjut terjadi obsiruksi saluran

    napas yang tepat menjadi ireversibel.

     Apabila telah timbul obstruksi yang ireversibel, penyakit akan berjalan secara lambat

    dan progresif Pemeriksan faal paru berguna untuk menentukan tahap perjalanan

    penyakit, manfaat bronkodilator, perburtikan fungsi paru dan menentukan prognosis.

    Pada penduduk yang tinggal di sekitar pabnk semen kekerapan bronkitis kronik jauh

    lebih tinggi dali penduduk yang tinggalnya jauh. Pada penduduk yang tinggalnya 25 km

    dari pabrik semen, terdapat kekerapan bronkitis kronik 14,66% pada laki-laki dan

    23,46% pada perempuan. Pada daerah yang terletak 5 km dari pabrik didapatkan

    angka kekerapan penyakit ini 33,33% pada laki-laki dan 22,35% pada perempuan.

    Penelitian pada pekerja pabrik semen di daerah Cibinong pada tahun 1987 tidak

    menemukan penyakit bronkitis kronik Penelilian yang dilakukan pada tahun 1991

    menemukan kekerapan bronkitis kronik yang sangat rendah yaitu 0,5%; prevelensi

    bronkitis kronik pada para pekerja tersebut rendah bila dibandingkan dengan prevalensi

    di kalangan penduduk yang tinggal di sekitar pabrik semen 

    5.  Asm a Kerja  

     Asma kerja adalah penyakit yang ditandai oleh kepekaan saluran napas terhadap

    paparan zat di tempat kerja dengan manifestasi obstruksi saluran napas yang bersifat

    reversibel. Penyakit mm hanya mengenal sebagian pekerja yang terpapar, dan muncul

    setelah masa bebas gejala yang berlangsung antara beberapa bulan sampai beberapa

    tahun. Pada tiap individu masa bebas gejal dan berat ringannya penyakit sangat

    bervariasi. 

    Berbagai debu dan zat di tempat kerja tepat menimbulkan asma kerja. Zat itu tepat

    berasal dali tumbuh-tumbuhan seperti tepung gandum, debu kayu, kopi, buah jarak,

    colophony , binatang seperti binatang pengerat, anjing, kucing, kutu ganchim, ulat sutra,

    kerang; zat kimia seperti isosionat, garam platina, khrom, enzmm seperti iripsin dan

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    14/19

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    15/19

    6.  Kank er Paru  

    Mekanisme terjadinya kanker akibat paparan zat belum diketahui secara tuntas.

    Para ahli sepakat paling kurang ada 2 stadium terjadinya kanker karena bahan

    karsinogen. Pertama adalab induksi DNA sel target oleh bahan karsinogen sehingga

    menimbulkan mutasi sel, kemudian terjadi peningkatan multiplikasi sel yang merupakan

    manifestasi penyakit. 

    Zat yang bersifat karsinogen dan dapat menimbulkan kanker paru antara lain adalah

    asbes, uranium, gas mustard, arsen, nikel, khrom, khlor metil eter, pembakaran arang,

    kalsium kiorida dan zat radioaktif serta tar batubara. 

    Pekerja yang berhubungan dengan zat-zat tersebut dapat mendenta kanker paru

    setelah paparan yang lama, yaitu antara 15 sampai 25 tahun. Pekerja yang terkena

    adalah mereka yang bekerja di tambang, pabrik, tempat penyulingan dan industri kimia.

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    16/19

    BAB IV 

    PENUTUP 

    A.  Kesimpulan 

    Debu industri di tempat kerja dapat menimbulkan kelainan dan penyakit paru.

    Berbagai faktor berperan pada mekanisme timbulnya penyakit, diantaranya adalah

     jenis, konsentrasi, sifat kimia debu, lama paparan dan faktor individu pekerja. Untuk

    menegakkan diagnosis penyakit paru akibat debu industri perlu dilakukan anamnesis

    yang teliti mengenai riwayat pekerjaan, identifikasi debu di tempat kerja, dan

    pemeriksaan penunjang seperti uji faal paru dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis

    kadang-kadang sukar ditegakkan oleh karena sering butuh waktu yang lama antara

    terjadinya paparan dan timbulnya penyakit Di samping itu penyakit paru akibat debu

    industri mempunyai gejala yang sama dengan penyakit paru yang tidak disebabkan

    oleh debu. Pengobatan penyakit paru akibat debu industri bersifat simptomatis dan

    suportif. Usaha pencegahan merupakan langka pelaksanaan yang penting. Tindakan

    pencegahan meliputi pengurangan kadar debu, memakai pelindung diri, deteksi dini

    kelainan dan pemeriksaan sebelum .penerimaan pegawai. Pemeriksaan faal paru dan

    radiologis secara berkala perlu pada jenis kerja tertentu. Pekerja yang telah terkena

    penyakit akibat debu hendaklah dihindani dani paparan lebih lanjut. 

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    17/19

    DAFTAR PUSTAKA 

    1.  Trisna. A.S, 2000, Pencemaran Lingkungan, Renika Cipta, Jakarta. 

    2.  Sunu. P, 2001, Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001,

    Grasindo, Jakarta 

    3.  Pudjiastuti, Wiwiek. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemar yang

    Membahayakan Kesehatan ker ja .

    4.  Yunus, Faisal. 2006. Dampak Debu Industr i pada Paru Peker ja dan

    Pengendal iannya .

    5.  http://id.wikipedia.org/wiki/Debu  

    6.  http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-

    di-lingkungan-tempat-kerja/  

    7.  http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-

    pernapasan/ 

    8.  http://ferryngongo.blogspot.co.id/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.html  diakses

    tanggal 25 mei 2016 jam 9.33 pm

    http://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://ferryngongo.blogspot.co.id/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.htmlhttp://ferryngongo.blogspot.co.id/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.htmlhttp://ferryngongo.blogspot.co.id/2012/10/makalah-tentang-partikel-debu.htmlhttp://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://green.kompasiana.com/polusi/2010/11/03/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/05/03/lingkungan-kerja-faktor-kimia-debu-di-lingkungan-tempat-kerja/http://id.wikipedia.org/wiki/Debu

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    18/19

     

    Bahaya Debu bagi Kesehatan Pernapasan 03 November 2010 15:27:08 Diperbarui: 26 Juni 2015

    11:52:11 Dibaca : 2,277 Komentar : 0 Nilai : 0 Debu-debu rumah yang umumnya dianggap tidak

     berbahaya, meski tidak terhirup dan hanya menempel pada kulit, nyatanya dapat menimbulkan

    gatal-gatal di kulit. Dan telah diketahui, debu rumah termasuk salah satu alergen (penyebabalergi) yang menimbulkan kaligata/biduran atau urtikaria. Ini sebagai reaksi kulit yang tinggi

    sensitivitasnya. Debu di sekitar tempat kerja yang berasal dari pabrik industri, misalnya, dapat

    menyebabkan sesak nafas hingga sakit pernafasan atau penyakit paru yang serius. Penyakit paruini termasuk penyakit yang banyak diderita masyarakat kita. Ada beberapa jenis debu yang di

    antaranya bisa menyebabkan penyakit pernafasan atau paru. Yakni debu organik dan anorganik.

    Selain itu gas dan bahan aerosol yang larut. Berdasarkan penelitian, gas dan erosol yang sering

    menimbulkan gangguan pernafasan antara lain gas dari hidrokarbon, bahan kimiawi insektisida,serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik. Kita ketahui, di Indonesia sudah

     banyak industri/pabrik plastik dan penggunaan bahan kimia insektisida. Semakin banyak pabrik

     plastik atau penggunaan bahan kimiawi tersebut, maka makin besar pula risiko bahayanyaterutama bagi para pekerja pabrik dan juga orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Khususnya

    gas yang berasal dari pabrik plastik adalah polytetrafluorethylene, fosgen dan lainnya. Fosgen

    dihasilkan dari pembakaran bungkus-bungkus plastik. Gas ini, jika terhirup, dapat menimbulkaniritasi pada mukosa hidung. Dan dari penggunaan bahan kimia (seperti insektisida) dan lainnya

    akan menimbulkan gangguan pernafasan melalui susunan syaraf pusat. Banyak jenis debu yang

    secara tidak sengaja terhirup oleh para pekerja pabrik. Debu ini lama kelamaan merusak paru dan

    menimbulkan apa yang disebut dengan penyakit paru kerja. Dan tergantung dari jenis debunya,

    maka nama penyakit disesuaikan dengan bahan penyebabnya. Antara lain seperti asbestosis, byssinosis, silikosis atau lainnya.Selain itu asap rokok juga sangat berbahaya untuk kesehatan

     pernapasan. Ada juga nama penyakit yang tidak menurut aturan. Misalnya "Farmers Lung" atau

     penyakit paru yang diderita oleh para petani. Perlu diketahui, Farmer s lung banyak terjangkit dimusim panen. Pada musim itu banyak sisa-sisa batang padi atau gandum hingga berbagai jamur.

    Gejalanya ditandai demam/ badan panas, batuk-batuk (kadangkala batuk darah), dan sesak nafas.

    Debu organik, dapat menyebabkan penyakit pernafasan. Ini karena kepekaan dari saluran nafas bagian bawah terutama alveoli terhadap debu meningkat. Kepekaan inilah yang mengakibatkan

  • 8/16/2019 Makalah Tentang Partikel Debu

    19/19

     penyempitan saluran nafas, hingga dapat menghambat aliran udara yang keluar masuk paru dan

    akibatnya sesak nafas. Banyak jenis debu organik dihasilkan oleh industri tekstil mulai dari

     proses awal yakni pembuatan biji kapas sampai penenunan. Masa/ waktu untuk timbulnya penyakit ini cukup lama. Waktu yang terpendek adalah 5 tahun. Gejala khas yang mucul dari

     penyakit ini adalah merasa berat di dada atau sesak. Berdasarkan penelitian, angka kesakitan bisa

    mencapai 60% dan angka tertinggi terjadi pada mereka yang bekerja di bagian pemintalan. Debuanorganik, bila terhirup dalam jumlah banyak, dapat menimbulkan gangguan paru pula. Debu ini banyak menyerang para pekerja di pabrik semen, asbes, keramik, tambang emas atau besi. Debu

    ini mengandung partikel-partikel besi, timah putih, asbes dan lainnya. Kemampuan debu untuk

     bisa masuk ke dalam paru tergantung dari besar kecilnya partikel tersebut. Bila partikel debuyang masuk ke dalam paru berukuran diameter 5¬10 mikron (1 mikron = 1/1000 milimeter), is

    akan tertahan dan melekat pada dinding saluran pernafasan bagian atas. Sedang yang berukuran

    3-5 mikron akan masuk lebih dalam dan tertimbun pada saluran nafas bagian tengah. Partikel

    debu berukuran 1-3 mikron akan masuk lebih dalam lagi sampai ke alveoli dan mengedap.Sedangkan yang ukurannya lebih kecil dari 1 mikron, tidak mengendap di alveoli karena teramat

    ringan dan pengaruh adanya peredaran udara. Melihat kenyataan di atas, kita tidak boleh

    menganggap sepele terhadap debu. Untuk mencegah/ mengurangi risiko bahayanya, perlumemikirkan aspek higiene di tempat kerja. Juga melindungi diri dengan kontrol rutin kesehatan,

     perlengkapan kerja yang memberi perlindungan dari debu, dan meningkatkan kewaspadaan

    terhadap debu-debu di sekitar kita. Seperti pengunaan masker penutup untuk menghambat

    masuknya debu yang berbahaya untuk pernapasan By : Aniestia yuliana

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-

     pernapasan_55003d4ba333112370510457

    9.  http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-

     pernapasan_55003d4ba333112370510457 diakses tanggal 25 mei 2016 pukul 9.31 pm

    10. 

    http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457http://www.kompasiana.com/aniestia/bahaya-debu-bagi-kesehatan-pernapasan_55003d4ba333112370510457