Makalah Tekling Jalan

download Makalah Tekling Jalan

of 11

description

Makalah Tekling Jalan

Transcript of Makalah Tekling Jalan

BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangJalan merupakan sarana vital publik, terutama dalam bidang transportasi. Jalan diperlukan untuk menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya guna pengembangan wilayah wilayah di Indonesia. Dalam Undang-Undang tentang jalan No.13 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1985, sistem jaringan jalan di Indonesia dibedakan atas:a) Sistem jaringan jalan primerAdalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud kota. Hal ini berarti sistem jaringan jalan primer menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut:1) Menghubungkan kota tingkat I (ibu kota provinsi), kota tingkat II (ibu kota kabupaten, kotamadya), kota tingkat III (kecamatan), dan kota tingkat di bawahnya.2) Menghubungkan kota tingkat I dengan kota tingkat I antar Satuan Wilayah Pengembangan.b) Sistem jaringan jalan sekunderAdalah sistem jaringan jalan dengan pelayanan jasa distribusi dalam kota yang menghubungkan kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder, fungsi tersier dan seterusnya. Jaringan ini disusun mengikuti ketetapan-ketetapan pengaturan tata ruang kota.

Sebagai sarana vital publik, jalan dibuat sesuai kebutuhan publik yang berasaskan keamanan, fungsi pelayanan, dan kenyamanan. Untuk mewujudkan hal ini maka diperlukan konstruksi perkerasan jalan yang menunjang kebutuhan umat manusia dalam bidang transportasi yang semakin berkembang.

Konstruksi perkerasan jalan terbagi atas tiga macam yaitu sebagai berikut:1) Konstruksi perkerasan jalan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Sifat perkerasan lentur ini memikul beban dan menyalurkan serta menyebarkannya ke tanah dasar.2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah, pelat beton inilah yang memikul beban lalu lintas yang ada di atasnya.3) Konstruksi perkerasan komposit (composite pevement), yaitu perkerasan jalan menggabungkan perkerasan kaku dan perkerasan lentur.

Di balik pentingnya perkembangan jalan dan sarana transportasi, akan selalu ada dampak buruk dari kedua hal itu terhadap lingkungan. Makalah ini akan membahas tentang metode perkerasan jalan dan perkembangannya serta dampak terhadap lingkungan dan juga cara menanggulangi atau memperkecil dampak buruk jalan raya. Hal ini bertujuan demi terciptanya keamanan, kenyamanan pengguna jalan dan orang-orang di sekitarnya serta meningkatkan dan mengembangkan teknik jalan raya yang selama ini menjadi sarana vital kemajuan bangsa. Dengan bangga kami mempersembahkan makalah kami yang berjudul JALAN RAYA DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN.

1.2 Rumusan Masalaha) Pengertian jalan dan pembagiannyab) Macam-macam perkerasan jalan dan pembagianyac) Dampak jalan raya dan perkerasan jaland) Penanggulangan masalah

1.3 Tujuan a) Lebih mengetahui tentang jalan raya dan pengerasan jalan rayab) Mengetahai lebih lanjut tentang dampak jalan raya terhadap lingkunganc) Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode pengerasan jaland) Dapat memilih metode pengerasan jalan yang sesuai dengan kebutuhan umat manusia dan lingkungan

BAB.II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pembagian jalan berdasarkan fungsi antara lain sebagai berikut:1. Jalan arteriYaitu jalan yang melayani angkutan utama. Ciri-cirinya adalah perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jalan dibatasi secara efisien. Jalan arteri dibagi atas:a) Jalan arteri primer, menghubungkan kota tingkat I dengan kota tingkat I yang berdampingan atau kota tingkat I dengan kota tingkat II. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut: Kecepatan rencana >60 km/jam Lebar badan jalan > 8 m Kapasitas jalan lebih dari volume lalu lintas rata-rata Jalan masuk dibatasi secara efisien Tidak boleh terganggu dengan kegiatan lokal, lalu lintas lokal dan lalu linta bolak balik Jalan tidak tidak terputus walau memasuki kota Tingkat keamanan dan kenyamana dinyatakan dengan indeks permukaan tidak kurang dari 2b) Jalan arteri sekunder, menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder tingkat I, atau menghubungkan antar kawasan sekunder tingkat I atau menghubungkan kawasan sekunder tingkat I dengan kawasan sekunder tingkat II. Adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: Kecepatan rencana >30 km/jam Lebar jalan > 8 m Kapasitas jalan volume lalu lintas rata-rata Tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5.

2. Jalan kolektorAdalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagian yang mempunyai ciri-ciri jarak perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan kolektor dibagi atas:a) Jalan kolektor primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar kota tingkat II dengan kota tingkat II yang lain atau menghubungkan kota tingkat II dengan kota tingkat III. Syarat-syarat jalan kolektor primer adalah: Kecepatan rencana > 40 km/jam Lebar badan jalan > 7 m Kapasitas jalan volume lalu lintas rata-rata Jalan tidak tidak terputus walau memasuki kota Indeks permukaan tidak kurang dari 2 Jalan masuk dibatasi b) Jalan kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antar kawasan sekunder tingkat II atau menguhubungkan kawasan sekunder tingkat II dengan kawasan sekunder tingkat III. Syarat-syaratnya yaitu sebagai berikut: Kecepatan rencana > 20 km/jam Lebar badan jalan > 7 m Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5

3. Jalan lokalAdalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal dibagi atas:a) Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan kota tingkat I, tingkat II atau tingkat III dengan kota tingkat terendah, menghubungkan antar kota tingkat III, menghubungkan kota tingkat III dengan kota tingkat di bawahnya. Syarat jalan lokal primer adalah: Kecepatan rencana > 20 km/jam Lebar badan jalan > 6 m Indeks permukaan tidak kurang dari 1.5 Tidak terputus walaupun masuk desab) Jalan lokal sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan setiap tingkat kota dengan perumahan. Adapun syaratnya adalah: Kecepatan rencana > 10 km/jam Lebar badan jalan > 5 m Indeks permukaan tidak kurang dari 1.0

Selain jalan yang disebutkan di atas, terdapat juga jalan bebas hambatan..................................

2.2 Perkerasan JalanSyarat-syarat kekuatan struktural konstruksi perkerasan jalan antara lain sebagai berikut:1) Ketebalan yang cukup sehingga dapat menyebarkan beban ke tanah dasar2) Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah mereap kecelah-celah yang ada di bawahnya3) Permukaan yang mudah mengalirkan air4) Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti.Beban lalu lintas yang bekerja di atas konstruksi perkerasan dapat di bedakan atas:1) Muatan kendaraan berupa gaya vertikal2) Gaya rem berupa gaya horizontal3) Pukulan roda kendaraan berupa getaran-getaran

Konstruksi perkerasan jalan terbagi atas tiga macam yaitu sebagai berikut:1) Konstruksi perkerasan jalan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Sifat perkerasan lentur ini memikul beban dan menyalurkan serta menyebarkannya ke tanah dasar.2) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah, pelat beton inilah yang memikul beban lalu lintas yang ada di atasnya.3) Konstruksi perkerasan komposit (composite pevement), yaitu perkerasan jalan menggabungkan perkerasan kaku dan perkerasan lentur.Perbedaan utama perkerasan lentur dan perkerasan kakuParameterPerkerasan LenturPerkerasan Kaku

Bahan pengikataspalsemen

Repetisi bebanTimbul lendutan pada jalur rodaTimbul retak-retak pada permukaan

Penurunan tanah dasarJalan bergelombang akibat mengikuti tanah dasarBersifat sebagai balok di atas perletakkan

Perubahan temperaturModulus kekakuan berubah dan Modulus kekakuan tidak berubah dan timbul tegangan dalam yang besar

1. Perkerasan LenturPerkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal sering disebut campuran aspal panas atau hot mix. Lapisan ini terbagi atas beberapa bagian yaitu sebgai berikut:

1) Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas: Lapisan tanah dasar, tanah galian. Lapisan tanah dasar, tanah urugan. Lapisan tanah dasar, tanah asli.

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut : Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.

2) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai : Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan. Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

3) Lapisan pondasi atas (base course)Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai berikut: Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya. Bantalan terhadap lapisan permukaan. Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

4) Lapisan Permukaan (Surface Course)Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan. Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus). Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut. Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.

Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

Kelebihan jalan aspal Jalan lebih halus, mulus, dan tidak bergelombang sehingga enak dalam berkendara. Warna hitam aspal mempengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih teduh dan nyaman Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan aspal lebih murah dibanding konstruksi jalan beton. Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area yang rusak saja, dengan cara mengganti dengan yang baru pada area jalan yang rusak.Kekurangan jalan aspal Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran drainase yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pasca hujan atau banjir Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu sebelum ditumpangi oleh konstruksijalan aspal.

2. Perkerasan KakuPerkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan. Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri.

Berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.Lapis pondasi bawah digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah: Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen. Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction). Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton. Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi. Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.

Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut: Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak. Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel. Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).

Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.

Kekurangan perkerasan beton semen antara lain sebagai berikut: Kualitas jalan beton sangat bergantung pada proses pelaksanaannya misal pengeringan yang terlalu cepat dapat menimbulkan keretakan jalan, untuk mengatasi hal ini dapat menambahkan zat kimia pada campuran beton atau dengan menutup beton pasca pengecoran dengan kain basah untuk memperlambat proses pengeringan Untuk penggunaan pada jalan rayadengan kapasitas berat kendaraan yang tinggi, maka biaya konstruksi jalan beton lebih mahal dibanding jalan aspal, namun lebih murah pada masa perawatan. Kehalusan dan gelombang jalan sangat ditentukan pada saat proses pengecoran sehingga diperlukan pengawasan yang ketat. Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan beton yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga terkadang elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah di sampingnya. Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang shingga menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara di atasnya.

Kelebihan perkerasan beton yaitu: Tahan terhadap genangan air dan banjir Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal Dapat digunakan pada struktur tanah lemah tanpa perbaikan struktur tanahnya terlebih dahulu Pengadaan material lebih mudah didapat Dapat menahan beban kendaraan yang berat

3. Perkerasan KompositPerkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.

Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.

Selain macam-macam perkerasan jalan di atas, terdapat juga perkerasan menggunakan paving block. Perkerasan paving block ini terbuat dari campuran pasir dan semen ditambah atau tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ). Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998).Keuntungan dari Paving Block Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat diproduksi secara masal; Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar; Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.

Kelemahan Paving Block Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving block hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.Mutunya dan standar yang disyaratkan : mempunyai bentuk yang sempurna, tidak retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan.

Bentuk Dan Ukuran Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk segi empat dan segi banyak. Ketebalan 6 cm, 8 cm dan 10 cm, Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen. Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah 2 mm untuk ukuran lebar bidang dan 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum %.

2.3 Dampak jalan raya dan perkerasan jalanDari setiap jalan raya dan perkerasan jalan memiliki beberapa dampak terhadap lingkungan, diantaranya pencemaran udara dan kebisisngan. Pencemaran Udara dan PegendaliannyaPencemaran udara ini berasal dari pembuangan bahan-bahan pencemaran nonreaktif keudara termasuk karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), sulfat (SO4), bahan-bahan partikel seperti debu, asap, dan timah. Pengurangan pencemaran dari kendaraan bermotor terdapat enpat kategori yaitu : (1) mengurangi hasil bahan pencemar dari suatu kendaraan, (2) membatasi penjalaran kendaraan dengan menghimbau berjalan kaki, (3) memotong konsumsi bahan bakar, (4) menggunakan kendaraan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Kebisingan dan pengendaliannyaKebisingan didefinisan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisisngan diukur dengan satuan yang biasa digunakan adalah dBA. Satuan tunggal ini menggabungkan intensitas kebisingan dari seluruh frekuensi, tetapi lebih ditekankan padafrekuensi yang diatas 1000/detik karena manusia bereaksi lebih kuat terhadap frekuensi ini.tingkat kebisingan yang terjadi di perumahan yang dekat dengan jalan raya tingkat kebisingannya mencapai 70 dBA akan menimbulkan keluhan keluhan kecil, keluhan keluhan yang lebih luas mungkin timbul pada 75 dBA. Pada 80 dBA mungkin timbul protes tertulis atau petisi. Kebisingan dari kendaraan memiliki beberapa sumber : mesin, pemindah daya (drive train), kipas, roda, kenalpot, dan kadang-kadang klakson. Pada kendaraan sedan kebisingan total dan kebisingan roda yang merupakan sumber utama, terjadi pada atau dekat permukaan jalan dan meningkat sebesar pangkat 3 dari kecepatan. Kebisingan akibat pembuangan udara atau kenalpot merupakan komponen yang penting dan ruwet karena terjadi sekitar 8 kaki di atas permukaan perkerasan hal ini dapat menimbulkan protes dari penghuni yang tinggal di tingkat yang tinggi di gedung-gedung sekitarnya. Sepeda motor dan sekuter menjadi sumber kebisingan yang utama, banyak diantaranya bahkan lebih bising dari mobil dan sama bisingnya dengan truk disel. Usaha-usaha pengendalian antara lain :

Memasukkan pengendalian tingkat kebisingan kedalam design atau design ulang fasilitas. Alternatif-alternatifnya antara lain adalah embangun jalan pada tempat yang rendah dan menutupnya atau memasang penghalang kebisingan dari tanah atau pasangan batu. Menajaga agar pembangunan terletak pada jarak yang cukup dari sumber kebisingan dengan cara mengatur penempatan atau izin bangunan