MAKALAH TBC.docx

29
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan. Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Pariaman, juli 2014 Penulis

Transcript of MAKALAH TBC.docx

Page 1: MAKALAH TBC.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah  yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.

Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pariaman, juli 2014

Penulis

Page 2: MAKALAH TBC.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.

Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tahun 1986 merupakan penyebab kematian keempat. Pada tahun 1999 WHO Global Surveillance memperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita Tuberkulosis / TBC baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk. Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.

Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.

B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :1. Apa pengertian dari TBC?2. Bagaimana penyebab penyakit TBC?3. Bagaimana cara Penularan TBC?4. Apa gejala-gejala seseorang menderita TBC?5. Bagaimana cara penanggulangan/pencegahan TBC?6. Bagaimana cara pengobatan kepada penderita TBC?

Page 3: MAKALAH TBC.docx

C. TujuanAdapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui pengertian dari TBC.2. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC.3. Untuk mengetahui cara Penularan TBC.4. Untuk mengetahui gejala-gejala TBC.5. Untuk mengetahui cara penanggulangan/pencegahan TBC.6. Untuk mengetahui cara pengobatan kepada penderita TBC.

Page 4: MAKALAH TBC.docx

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Tuberkulosis (TBC)Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.

B. Penyebab TBCPenyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium

tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

C. Infeksi PrimerInfeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC.

Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari

negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitasseluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman

Page 5: MAKALAH TBC.docx

TBC. Meskipun demikian ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur). Kadang-kadang daya tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC.

D.    Tuberkulosis Pasca PrimerTuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun

sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

E. Penularan TBCPenyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri

Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.

Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan fotorontgen.

F. Gejala penyakit TBCGejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan gejala

khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.1. Gejala Sistemik/Utama    

Demam tidak  terlalu  tinggi  yang  berlangsung  lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.a. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Page 6: MAKALAH TBC.docx

d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.2. Gejala Khusus

a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan  kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.

b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara  ini  akan keluar  cairan nanah.

d. Pada anak–anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

G. Cara Pencegahan TBCAdapan tujuan dari pencegahan TBC, yaitu;a. Menyembuhkan penderita.b. Mencegah kematian.c. Mencegah kekambuhan.d. Menurunkan tingkat penularan.

    Cara-cara pencegahan TBC sebagai berikut;a) Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu,

merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

b) Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.c) Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah segera

dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.d) Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh penderita.e) Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG. Karena

vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.

H. Pengobatan TBC1. Jenis Obat

Isoniasid Rifampicin Pirasinamid Streptomicin

Page 7: MAKALAH TBC.docx

2. Prinsip ObatObat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah

cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan,supaya semua kuman dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal,sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yangdigunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembangmenjadi kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalan 2 Tahap yaitu:a) Tahap intensif 

Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap hari selama 2 - 3 bulan.

b) Tahap lanjutanPada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali seminggu selama 4 – 5 bulan.

3. Efek Samping ObatBeberapa efek samping yang mungkin muncul akibat mengkonsumsi obat TB

bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan yang diakibatkan oleh rifampisin.

Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakan hal-hal tersebut, pasien harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

Page 8: MAKALAH TBC.docx

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANPengkajian dengan TB Paru pada klien dewasa, meliputi :1. Identitas

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

2. Keluhan utamaKeluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta pertolongan

dari tim kesehatan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:a. Keluhan respiratoris, meliputi:

- Batuk, nonproduktif/ produktif atau sputum bercampur darah- Batuk darah, seberapa banyak darah yang keluar atau hanya berupabloodstreak,

berupa garis, atau bercak-bercak darah- Sesak napas- Nyeri dada

Tabrani Rab (1998) mengklasifikasikan batuk darah berdasarkan jumlah darah yang dikeluarkan:

- Batuk darah masif, darah yang dikeluarkan lebih dari 600 cc/24 jam.- Batuk darah sedang, darah yang dikeluarkan 250-600 cc/24 jam.- Batuk darah ringan. Darah yang dikeluarkan kurang dari 250 cc/24 jam.

b. Keluhan sistematis, meliputi: Demam, timbul pada sore atau malam hari mirip demam influenza, hilang timbul,

dan semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek

Keluhan sistemis lain: keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, dan malaise.

3. Riwayat penyakit saat iniPengkajian ringkas dengan PQRST dapat lebih memudahkan perawat dalam

melengkapi pengkajian.Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab sesak napas, apakah sesak napas berkurang apabila beristirahat?Quality of Pain: seperti apa rasa sesak napas yang dirasakan atau digambarkan klien, apakah rasa sesaknya seperti tercekik atau susah dalam melakukan inspirasi atau kesulitan dalam mencari posisi yang enak dalam melakukan pernapasan?

Page 9: MAKALAH TBC.docx

Region: di mana rasa berat dalam melakukan pernapasan?Severity of Pain: seberapa jauh rasa sesak yang dirasakan klien?Time: berapa lama rasa nyeri berlangsung, kapan, bertambah buruk pada malam hari atau siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan-lahan atau seketika itu juga, apakah timbul gejala secara terus-menerus atau hilang timbul (intermitten), apa yang sedang dilakukan klien saat gejala timbul, lama timbulnya (durasi), kapan gejala tersebut pertama kali timbul (onset).

4. Riwayat Penyakit DahuluPengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya klien

pernah menderita TB paru, keluhan batuk lama pada masa kecil, tuberkulosis dari organ lain, pembesaran getah bening, dan penyakit lain yang memperberat TB paru seperti diabetes mellitus. Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh klien pada masa lalu yang relevan, obat-obat ini meliputi obat OAT dan antitusif.Catat adanya efek samping yang terjai di masa lalu.Kaji lebih dalam tentang seberapa jauh penurunan berat badan (BB) dalam enam bulan terakhir. Penurunan BB pada klien dengan TB paru berhubungan erat dengan proses penyembuhan penyakit serta adanya anoreksia dan mual yang sering disebabkan karena meminum OAT.

5. Pengkajian Psiko-sosio-spiritualPengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan

perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien.Perawat mengumpulkan data hasil pemeriksaan awal klien tentang kapasitas fisik dan intelektual saat ini.Data ini penting untuk menentukan tingkat perlunya pengkajian psiko-sosio-spiritual yang seksama.Pada kondisi, klien dengan TB paru sering mengalami kecemasan bertingkat sesuiai dengan keluhan yang dialaminya.

6. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru meliputi pemerikasaan fisik

umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone) serta pemeriksaan yang focus pada B2 dengan pemeriksaan menyeluruh system pernapasan.

7. Keadaan Umum dan Tanda-tanda VitalKeadaan umum pada klien dengan TB paru dapat dilakukan secara selintas

pandang dengan menilai keadaaan fisik tiap bagian tubuh.Selain itu, perlu di nilai secara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporokoma, atau koma.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien dengan TB paru biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat apabila disertai sesak napas, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan

Page 10: MAKALAH TBC.docx

peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyulit seperti hipertensi.

8. Kebutuhan Dasar ManusiaKebutuhan Dasar Pasien mengacu pada pola kesehatan fungsional, menurut Gordon

antara lain :a. Pola Persepsi Management Kesehatan menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan

penanganan kesehatan.b. Pola Nutrisi Metabolik

Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, kondisi kulit, rambut dan  kuku. Pada pasien dengan TBC Paru nutrisi dan metaboliknya meliputi intake makanan dan cairan, pola makan, diet, masalah menelan, anoreksia, makanan kesukaan pasien.

c. Pola EliminasiMenjelaskan pola eksresi usus,kandung kemih, kulit, dan pernapasan.

d. Pola latihan – AktifitasMenggambarkan pola latihan–aktifitas, fungsi pernapasan dan sirkulasi. Dilihat

pula kebiasaan beraktifitas sehari-hari seperti makan minum,mandi, toileting, berpakaian, mobilitas tempat tidur berpindah, ambulasi ROM.

e. Pola Istirahat TidurMenggambarkan pola tidur,istirahat dan persepsi tentang tingkat energi.

Jumalah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia, penggunaan obat.

Gejala Tanda

         Kelelahan umum dan kelemahan.         Nafas pendek karena bekerja.         Kesulitan tidur pada malam atau

demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.

         Mimpi buruk.

o   Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.

o   Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).

Page 11: MAKALAH TBC.docx

f. Integritas EgoGejala Tanda

         Adanya faktor stres lama.         Masalah keuanagan, rumah.         Perasaan tak berdaya / tak ada

harapan.          Populasi budaya.

o   Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).

o   Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

g. Makanan / cairan.Gejala : Anorexia. Tidak dapat mencerna makanan.

h. Penurunan BB.Tanda : Turgor kulit buruk. Kehilangan lemak subkutan pada otot.

i. Nyeri / kenyamanan.Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit. Perilaku distraksi, gelisah.

j. PernafasanGejala :       Tanda :

         Batuk produktif atau tidak produktif.         Nafas pendek.         Riwayat tuberkulosis / terpajan pada

individu terinjeksi

o   Peningkatan frekuensi nafas.o   Pengembangan pernafasan tak simetris.o   Perkusi dan penurunan fremitus vokal,

bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).

o   Karakteristik sputum ; hijau purulen,

Page 12: MAKALAH TBC.docx

mukoid kuning atau bercampur darah.o   Deviasi trakeal ( penyebaran

bronkogenik ).o   Tak perhatian, mudah terangsang yang

nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).

k. Keamanan.Gejala : Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut. Interaksi sosial.

l. Penyuluhan / pembelajaran.Gejala :

Riwayat keluarga TB, Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk, Gagal untuk membaik / kambuhnya TB, Tidak berpartisipasi dalam therapy.

m. Pola Kognitif PerseptualMenjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola Persepsi sensori meliputi fungsi

penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasi terhadap tubuhnya. Sedangkan kognitif didalamnya mengandung  kemampuan daya ingat pasien terhadap peristiwa yang lama dan baru terjadi.

n. Pola Konsep diri-Persepsi DiriMenggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan

peran,harga diri, identitas, adanya kecemasan.o. Pola Peran Dan hubaungan

Menggambarkan hubungan klien dengan anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien,pekerjaan,tingkah laku,masalah keuangan.

p. Pola Reproduksi SeksualMenggambarkan  kepuasan atau masalah  yang aktual atau dirasakan dengan

seksualitas. Riwayat penyakit hubungan seks, riwayat haid.q. Pola Koping/Toleransi Stress

1) Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan2) pengguanaan sistem pendukung.

r. Pola Nilai Kepercayaan1) Menggambarkan pola nilai keyakinan termasuk Spiritual.

Page 13: MAKALAH TBC.docx

2) Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam  melaksanakan agama yang dipeluknya dan konsekwensinya.

B. DIAGNOSA  Tahap akhir dari perkajian adalah merumuskan Diagnosa keperawatan. Diagnosa

keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatas dengan tindakan keperawatan (H. Lismidar, 1990, 12).  Dari analisa data diatas yang ada dapat dirumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan tuberkulosis paru komplikasi haemaptoe sebagai berikut :1. Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan sekresi mukopurulen dan

kurangnya upaya batuk2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan keletihan,

anorerksia atau dispnea.3. Potensial terhadap transmisi infeksi yang sehubungan dengan kurangnya pengetahuan

tentang resiko potongan.4. Kurang pengetahuan yang sehubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit dan penatalaksanaan perawatan dirumah.5. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubugan dengan sekret kental,

kelemahan dan upaya untuk batuk.6. Potensial terjadinya kerusakan pertukaran gas sehubungan dengan penurunan

permukaan efektif proses dan kerusakan membran alveolar – kapiler.7. Ganggguan pemenuhan kebutuhan tidur sehubungan daerah sesak napas dan nyeri

dada.

C. INTERVENSI KEPERAWATANSetelah mengumpulkan data, mengelompokan dan menentukan Diagnosa

keperawatan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun perencaan. Dalam tahap perencanaan ini meliputi 3 menentukan prioritas, Diagnosa keperawatan, menentukan tujuan merencanakan tindakan keperawatan.  Dan Diagnosa keperawatan diatas dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut :a. Diagnosa keperawatan pertama : ketidakefektifan pola pernapasan yang sehubungan

dengan sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk.1. Tujuan : pola nafas efektif2. Kriteria hasil : klien mempertahankan pola pernafasan yang efektif frekwensi irama dan kedalaman pernafasan normal (RR 16 – 20 kali/menit) dipsnea berkurang

Page 14: MAKALAH TBC.docx

Rencana tindakan Rasionalisasi.     

1.      Kaji kualitas dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori pernapasan : catat setiap peruhan

2.      Kaji kualitas spotum : warna, bau, knsistensi

3.      Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam4.      Baringan klien untuk mengoptimalkan

pernapasan : posisi semi fowler tinggi.5.      Bantu dan ajakan klien berbalik posisi,

batuk dan napas dalam setiap 2 jam sampai 4 jam.

6.      Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat – obatan

a.       Mengetahui penurunan bunyi napas karena adanya secret

b.      Mengetahui perubahan yang terjadi untuk memudahkan pengobatan selanjutnya.

c.       Mengetahui sendiri mungkin perubahan pada bunyi napas

d.      Membantu mengembangkan secara maksimal

e.       Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret laluar

f.       Mencegah kekeringan mukosa membran, mengurangi kekentalan sekret dan memperbesar ukuran lumen trakeobroncial

b. Diagnosa keperawatan kedua : perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang sehubungan dengan anoreksia, keletihan atau dispnea.1. Tujuan : terjadi peningkatan nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas

tanda malnutrisi2. Kriteria hasil Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat Berat badan stabil dalam batas yang normal

Rencana tindakan Rasionalisasi1.      Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit,

berat badan, integritas mukosa oral, riwayat mual / muntah atau diare.

2.      Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidak

3.      Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodic

4.      Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan

5.      Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.

a.       Berguna dalam mendefenisikan derajat / wasnya masalah dan pilihan indervensi yang tepat.

b.      Membantu dalam mengidentifukasi kebutuhan / kekuatan khusus. Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masakan diet.

c.       Berguna dalam mengukur keepektifan nutrisi dan dukungan cairan

d.      Menurunkan rasa tidak enak karena sisa sputun atau obat untuk pengobatan respirasi

Page 15: MAKALAH TBC.docx

6.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan komposisi diet.

yang merangsang pusat muntah.e.       Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa

kelemahan yang tak perlu / legasterf.       Memberikan bantuan dalam perencanaan

diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet.

    c. Diagnosa keperawatan ketiga : potensial terhadap tranmisi infeksi yang sehubungan

dengan kurangnya pengtahuan tentang resiko patogen.1. Tujuan : klien mengalami penurunan potensi untuk menularkan penyakit seperti

yang ditunjukkan oleh kegagalan kontak klien untuk mengubah tes kulit positif.2. Kriteria hasil :

klien mengalami penurunan potensi menularkan penyakit yang ditunjukkan oleh kegagalan kontak klien.

Rencana tindakan. Rasionalisasi

1.      Identifikasi orang lain yang berisiko. Contah anggota rumah, sahabat.

2.      Anjurkan klien untuk batuk / bersin dan mengeluarkan pada tisu dan hindari meludah serta tehnik mencuci tangan yang tepat.

3.      Kaji tindakan. Kontrol infeksi sementara, contoh masker atau isolasi pernafasan.

4.      Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengatifan berulang tuberkulasis.

5.      Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat.

6.      Kolaborasi dan melaporkan ke tim dokter dan Depertemen Kesehatan lokal.

a.       Orang yang terpajan ini perlu program terapi obat intuk mencegah penyebaran infeksi

b.      Perilaku yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi

c.       Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi klien dengan membuang stigma sosial sehubungan dengan penyakit menular

d.      Pengetahuan tentang faktor ini membantu klien untuk mengubah pola hidup dan menghindari insiden eksaserbasi

e.       Periode singkat berakhir 2 sampai 3 hari setelah kemoterapi awal, tetapi pada adanya rongga atau penyakit luas, sedang resiko penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan

f.       Membantu mengidentifikasi lembaga yang dapat dihubungi untuk menurunkan

Page 16: MAKALAH TBC.docx

penyebaran infeksi

d. Diagnosa keperawatan keempat : kurangnya pengetahuan yang berhungan dengan kuranganya impormasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah.1. Tujuan : klien mengetahui pengetahuan imformasi tentang penyakitnya2. Kriteria hasil :

Klien memperlihatkan peningkatan tingkah pengetahuan mengenai perawatan diri.Rencana tindakan Rasionalisasi

1.      Kaji kemampuan klien untuk belajar mengetahui masalah, kelemahan, lingkungan, media yang terbaik bagi klien.

2.      Identifikasi gejala yang harus dilaporkan keperawatan, contoh hemoptisis, nyeri dada, demam, kesulitan bernafas.

3.      Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama,kaji potensial interaksi dengan obat lain.

4.      Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah.

5.      Dorong klien atau orang terdekat untuk menyatakan takut atau masalah, jawab pertanyaan secara nyata.

6.      Berikan intruksi dan imformasi tertulis khusus pada klien untuk rujukan contoh jadwal obat.

7.      Evaluasi kerja pada pengecoran logam / tambang gunung, semburan pasir.

1.      Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik dan ditingkatkan pada tahapan individu.

2.      Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut.

3.      Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi klien.

4.      Mencegah dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan terapi dan meningkatkan kerjasama dalam program.

5.      Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan konsepsi / peningkatan ansietas.

6.      Informasi tertulis menurunkan hambatan klien untuk mengingat sejumlah besar informasi. Pengulangan penguatkan belajar.

7.      Terpajan pada debu silikon berlebihan dapat meningkatkan resiko silikosis, yang dapat secara nagatif mempengaruhi fungsi pernafasan.

e. Diagnosa keperawatan kelima : ketidakefektifan jalan nafas yang sehubungan dengan sekret kental, kelemahan dan upaya untuk batuk.1. Tujuan : jalan nafas efektif

Page 17: MAKALAH TBC.docx

2. Kriteria hasil : klien dapat mengeluarkan sekret tanpa bantuan klien dapat mempertahankan jalan nafas pernafasan klien normal (16 – 20 kali per menit)

Rencana tindakan Rasionalisasi1.      Kaji fungsi pernafasan seperti, bunyi

nafas, kecepatan, irama, dan kedalaman penggunaan otot aksesori

2.      Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif.

3.      Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk batuk dan latihan untuk nafas dalam.

4.      Bersihkan sekret dari mulut dan trakea.5.      Pertahanan masukan cairan seditnya 2500

ml / hari, kecuali ada kontraindikasi.6.      Lembabkan udara respirasi.7.      Berikan obat-obatan sesuai indikasi :

agen mukolitik, bronkodilator , dan kortikosteroid.

a.       Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronkhi, mengi menunjukkan akumulasi sekret / ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja penafasan.

b.      Pengeluaran sulit jika sekret sangat tebal sputum berdarah kental diakbatkan oleh kerusakan paru atau luka brongkial dan dapat memerlukan evaluasi lanjut.

c.       Posisi membatu memaksimalkan ekspansi paru dan men urunkan upaya pernapasan. Ventilasi maksimal meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan napas bebas untuk dilakukan.

d.      Mencegah obstruksi /aspirasi penghisapan dapat diperlukan bila klien tak mampu mengeluaran sekret.

e.       Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengecerkan sekret membuatnya mudah dilakukan.

f.       Mencegah pengeringan mambran mukosa, membantu pengenceran sekret.

g.      Menurunkan kekentalan dan perlengketan paru, meningkatkan ukuran kemen percabangan trakeobronkial berguna padu adanya keterlibatan luas dengan hipoksemia.

Page 18: MAKALAH TBC.docx

f. Diagnosa keperawatan keenam : potensial terjadinya kerusakan pertukaran gas sehubungan dengan penurunan permukaan efektif paru dan kerusakan membran alveolar – kapiler.1. Tujuan : Pertukaran gas berlangsung normal2. Kreteria hasil :

Melaporkan tak adanya / penurunan dispnea Klien menunjukan tidak ada gejala distres pernapasan Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat dengan

GDA dalam rentang normalRencana tindakan Rasionalisasi

1.      Kaji dispnea, takipnea, menurunya bunyi napas, peningkatan upaya pernapasan terbatasnya ekspansi dinding dada

2.      Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran, catat sionosis perubahan warna kulit, termasuk membran mukosa

3.      Tujukkan / dorong bernapas bibir selama ekshalasi

4.      Tingkatkan tirah bang / batasi aktivitas dan bantu aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

5.      Awasi segi GDA / nadi oksimetri6.      Berikan oksigen tambahan yang sesuai

a.       TB paru menyebabkan efek luas dari bagian kecil bronko pneumonia sampai inflamasidifus luas. Efek pernapasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sampai distress pernapasan

b.      Akumulasi sekret . pengaruh jalan napas dapat menganggu oksigenasi organ vital dan jarigan

c.       Membuat, sehingga tahanan melawan udara luar, untuk mencegah kolaps membantu menyebabkan udara melalui paru dan menghilangkan atau menurtunkan napas pendek

d.      Menurunkan konsumsi oksigen selama periode menurunan pernapasan dapat menurunkan beratnya gejala

e.       Penurunan kandungan oksigen (PaO2) dan atau saturasi atau peningkatan PaCO2 menunjukan kebutuhan untuk intervensi / perubahan program terapi

f.       Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi atau menurunya permukaan alveolar paru.

Page 19: MAKALAH TBC.docx

g. Diagnosa keperawatn ketujuh : Gangguan pemenuhan tidur dan istirahat sehubungan dengan sesak napas dan nyeri dada.1. Tujuan : kebutuhan tidur terpenuhi2. Kriteria hasil :

memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat Tanda – tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada

Rencana tindakan Rasionalisasi1.      kaji kebiasaan tidur penderita sebelum

sakit dan saat sakit2.      Observasi efek abot – obatan yang dapat

di derita klien3.      Mengawasi aktivitas kebiasaan penderita4.      Anjurkan klien untuk relaksasi pada

waktu akan tidur.5.      Ciptakan suasana dan lingkungan yang

nyaman

a.       Untuk mengetahui sejauh mana gangguan tidur penderita

b.      Gangguan psikis dapat terjadi bila dapat menggunakan kartifosteroid temasuk perubahan mood dan uisomnia

c.       Untuk mengetahui apa penyebab gangguan tidur penderita

d.      Memudahkan klien untuk bisa tidure.       Lingkungan dan siasana yang nyaman

akan mempermudah penderita untuk tidur.

D. Implementasi       Pada tahap pelaksanaan ini, fase pelaksanaan terdiri dari berbagai kegiatan yaitu :

1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan konsulidasi2. Keterampilan interpersonal, intelektual, tehnical, dilakukan dengan cermat dan

efisien pada situasi yang tepat3. Keamanan fisik dan psikologia dilindungi4. Dokumentasi intervensi dan respon klien (Budi Anna keliat, SKP, th 1994, hal 13)

Page 20: MAKALAH TBC.docx

E. EvaluasiEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan. Semua tahap proses

keperawatan (Diagnosa, tujuan Intervensi) harus di evaluasi, dengan melibatkan klien, perawatan dan anggota tim kesehatan lainnya dan bertujuan untuk menilai apakah tujuan dalam perencanaan keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan perkajian ulang jika tindakan belum hasil.

Ada tiga alternatif yang dipakai perawat dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak dan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan rencana yang ditentukan, adapun alternatif tersebut adalah :1. Tujuan tercapai2. Tujuan tercapai sebagian3. Tujuan tidak tercapai

Page 21: MAKALAH TBC.docx

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanDengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena adanya

bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

B. SaranSaran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

Page 22: MAKALAH TBC.docx

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C.L. 1996. Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan)    BandungDoengoes, M. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGCSmeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Page 23: MAKALAH TBC.docx

Daftar isiKATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................2

A. Latar Belakang......................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4

A. Pengertian Tuberkulosis (TBC)............................................................................................4

B. Penyebab TBC.......................................................................................................................4

C. Infeksi Primer.......................................................................................................................4

D. Tuberkulosis Pasca Primer...................................................................................................5

E. Penularan TBC......................................................................................................................5

F. Gejala penyakit.....................................................................................................................5

G. Cara Pencegahan TBC..........................................................................................................6

H. Pengobatan TBC...................................................................................................................6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................................................8

A. PENGKAJIAN.....................................................................................................................8

B. DIAGNOSA.......................................................................................................................13

C. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................................................13

D. Implementasi.......................................................................................................................19

E. Evaluasi...............................................................................................................................20

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................21

A. Kesimpulan.........................................................................................................................21

B. Saran...................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22