Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

26
KOMUNIKASI DAN ADVOKASI (TBC) TUGAS KELOMPOK OLEH : KELOMPOK II UDIN SYAFRIUDIN MUHAMAD SATRIA AGUS DAHLIAH SRI KARTINI FREDY TETARIA EDON SRI RATNA WILIS RAHMAWATI M.NUR

description

SAP penyuluhan TBC dan SAP gerak jalan sehat memberantas TBC serta penanggulangan nya

Transcript of Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

Page 1: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

KOMUNIKASI DAN ADVOKASI (TBC)

TUGAS KELOMPOK

OLEH :

KELOMPOK II

UDIN SYAFRIUDIN MUHAMAD SATRIA AGUS DAHLIAH SRI KARTINI FREDY TETARIA EDON SRI RATNA WILIS RAHMAWATI M.NUR

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

HANG TUAH PEKANBARU2012/ 2013

Page 2: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “TBC” tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Komunikasi dan Advokasi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan masukan dalam perkuliahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.kami juga ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. dr. H. Zainal Abidin, M.PH selaku ketua STIKes HTP Pekanbaru.2. Beserta staff pengajar dan karyawan Pasca Sarjana STIKes HTP

Pekanbaru.3. Rekan-rekan mahsiswa/ i Program Studi s2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

STIKes HTP Pekanbaru.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih belum sempurna, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk perbaikan dimasa akan datang.

Akhirnya, semoga Allah SWT sentiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya pada kita semua, Amin.

Pekanbaru, 03 Mei 2013

Tim

Page 3: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari Pembangunan Nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh (Depkes RI, 2002). Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes RI, 2009) Dalam meningkatkan program kesehatan dilakukan upaya-upaya memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Untuk itu dalam pencegahan penyakit dilakukan Program Pemberantasan Penyakit Menular mempunyai peranan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan penerapan teknologi kesehatan secara tepat oleh petugas-petugas kesehatan yang didukung peran serta aktif masyarakat (Depkes RI,2002:vii). Dalam 10 prioritas pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah penyakit TB paru, dimana penyakit tersebut penyebarannya sangat mudah karena penularan penyakit tersebut hanya melalui droplet yang disebarkan lewat udara oleh penderita TB paru BTA (Bakteri Tahan Asam) (+) (Depkes RI,2002). Menurut Kepmenkes RI nomor 364/MENKES/SK/V/2009, bahwa penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan program penanggulangan TB secara berkesinambungan; Micobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (Depkes RI, 2007).

Page 4: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

Laporan TB dunia oleh WHO menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar ke lima (5) setelah India, China, Afrika Selatan, Nigeria. WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi maslah TB di Indonesia pada tahun 1995 Indonesia menerapkan strategi yang direkomendasikan untuk mengendalikan TB yaitu dengan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy ) terdiri dari lima komponen utama yaitu : 1) Komitmen pemerintah untuk mempertahankan control terhadap TB; 2) Deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala melalui pemeriksaan dahak; 3) Enam hingga delapan bulan pengobatan teratur yang diawasi (termasuk pengamatan langsung untuk pengkonsumsian obat setidaknya selama dua bulan pertama); 4) Persediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus; 5) Sistem laporan untuk monitoring dan evaluasi perkembangan pengobatan dan program. Ekspansi strategi DOTS harus dikembangkan secara selektif dan bertahap agar memperoleh hasil yang efektif dan bermutu. Sebaiknya ekspansi DOTS ke unit pelayanan kesehatan dilakukan bersamaan dengan peningkatan mutu program penanggulangan tuberkulosis di Kabupaten/kota dengan terus mempertahankan:1) Angka konversi lebih dari 80%; 2) Angka keberhasilan pengobatan lebih dari 85%; 3) Angka kesalahan laboratorium dibawah 5%. (Depkes RI, 2007) Rendahnya angka konversi berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, karena memberi peluang terjadinya penularan penyakit TB Paru BTA Positif kepada anggota keluarga dan masyarakat sekitarnya. Selain itu memungkinkan terjadinya resistensi kuman TB Paru terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT), sehingga menambah penyebarluasan penyakit TB paru, meningkatkan kesakitan dan kematian karena TB. (Ridwan dkk, 2007). Di Indonesia angka konversi sudah tercapai target yang ditetapkan yaitu tahun 2007 sebesar 87,4%; kemudian pada tahun 2009 meningkat sebesar 89,1% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan yaitu sebsear 83,3%. Untuk propinsi Riau angka konversi juga sudah mencapai target dimana Pada tahun 2009 di angka konversi adalah 86,01% dan tahun 2010 angka konversinya sebesar 83,3%. Artinya bahwa pencapaian angka konversi di Propinsi Riau sudah tercapai Target nasional yaitu diatas 80%. Di Kabupaten Pelalawan pencapaian kasus penderita TB BTA Positif tahun 2009 adalah 168 kasus TB BTA Positif yang diobati, dari penderita yang diobati tersebut yang mengalami konversi adalah 105 atau 62,5%,

Page 5: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

sehingga angka konversi dikabupaten pelalawan belum tercapai target. Pada tahun 2012 penemuan kasus penderita TB BTA Positif yang ditemukan di seluruh Puskesmas se Kabupaten Pelalawan yaitu 142 kasus dan yang mengalami konversi sebanyak 123 atau 86,6% sehingga pencapaian konversi pada tahun 2012 dapat tercapai, akan tetapi apabila dilihat dari pencapaian perpuskesmas terdapat tiga puskesmas yang belum mencapai target yaitu : Puskesmas Sekijang sebesar 75%, Puskesmas Kuala Kampar sebesar 66,7% dan Puskesmas Langgam sebesar 53,8%, seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 1.1Presentase Angka Konversi Penderita TB Baru BTA Positif BTA Positif di

Kabupaten Pelalawan Tahun 2012

T Meranti

P Lesung

Pelalawan

B Petalangan

P Kerinci

UkuiKerumutan

P Kuras

Sekijang

K Kampar

Langgam

bunut

0102030405060708090

100100 100 100 100

91.7 87.2 83.3 81.875

66.7

53.8

Dari gambar diatas, memperlihatkan bahwa pencapaian angka konversi di kabupaten Pelalawan tahun 2012 bahwa dari 12 Puskesmas, yang tercapai target sebanyak delapan Puskesmas, yang tidak melakukan pengobatan sebanyak satu Puskesmas karena tidak ditemukannya kasus TB BTA Positif yaitu Puskesmas Bunut dan yang tidak tercapai target sebanyak 3 Puskesmas dengan pencapaian terendah Puskesmas Langgam dengan 53,8%.

Page 6: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

Gambar 1.2Presentase Angka Konversi Penderita TB Baru BTA Positif BTA Positif di

Puskesmas Langgam tahun 2010 s/d 2012

2008 2009 20100

102030405060708090

100

42.2

62.553.8

Dari gambar diatas didapatkan data bahwa pencapaian konversi Puskesmas langgam dari tahun 2010 s/d tahun 2012 belum pernah mencapai target dimana tahun 2008 sebesar 46,2%, tahun 2009 62,5% dan tahun 2012 sebesar 53,8% dari terget yang ditetapkan sebesar 80%. Dari gambaran diatas tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan angka konversi TB Paru BTA Positif di Puskesmas Langgam Kabupaten Pelalawan.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Meningkatnya Penyakit

Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang pecegahan, pengobatan serta penyembuhan penyakit TBC

Perilaku (merokok, minum-minuman keras, bergadang,dll) Lingkungan (rumah yang layk huni, Kepadatan hunian, Ventilasi,

pencahayaa,dll) Pengawasan Minum Obat (PMO) Kepatuhan Minum Obat Keteraturan Minum Obat

2010 20122011

Page 7: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Alasan Pemilihan Kasus

Masih rendahnya angka konversi TB (53,8%) dipuskesmas kec. Langgam kab. Pelalawan dari target nasional yaitu 80%.

B. Pengaruh Masalah Jika Tidak Diatasi

Dapat menularkan ke masyarakat lain

Produktifitas kerja menurun

Terjadi resistensi obat

Dapat menyebabkan kematian

C. Tujuan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar terhindar dari penyakit TBC melalui terciptanya masyarakat yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat terbatas dari penyakit TBC, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata.

D. Kebijaksanaan

Upaya Pemberantasan TBC dititik beratkan pada:1.  Kewaspadaan dini terhadap penyakit TBC dengan melaksanakan

surveilans vektor guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi KLB/wabah.

2.  Penganjuran tidak merokok, minum-minuman keras, dan kebiasaan buruk lainnya.

3. menghimbau masyarakat untuk melakukan pengobatan dengan tuntas yaitu 6 bulan dipelayanan kesehatan terdekat.

Page 8: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

E. Strategi

Pemberantasan penyakit TBC meliputi:1. Menyelanggarakan penyuluhan kepada masyarakat agar mampu

secara mandiri mencegah penyakit TBC.2. Penggerakan masyarakat dalam pemberantasan TBC melalui

kerjasama lintas program yang dikoordinasikan oleh kepala wilayah/daerah.

3. Melakukan tindakan kewaspadaan dini kasus/KLB-TBC.4. Melaksanakan pengobatan/ pertolongan penderita TBC di RS dan

puskesmas.5. Menanggulangi secepatnya KLB-BC agar penyebaran dapat dibatasi.

F. Sasaran, Waktu, Tempat Pelayanan, Dan Tenaga Pelaksana.

1. Sasaran : adalah seluruh masyarakat di kelurahan langgam kecamatan pelalawan yang mempunyai faktor resiko tinggi terhadap penyebaran penyakit TBC.

2. Waktu Pelaksanaan : Kegiatan ini dilaksanakan di kelurahan langgam kecamatan pelalawan selama 2 hari.

3. Tempat Pelayanan : Program pemberantasan penyakit TBC ini dilaksanakan di tempat pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan, misalnya puskesmas, puskesmas pembantu, polindes,dll.

4. Tenaga : Jumlah tenaga disesuaikan dengan sasaran yang ada. Tenaga pelaksana program pemberantasa penyakit TBC ini terdiri atas tenaga paramedis, non paramedis dan kader dengan tugas sebagai berikut:

a. Tenaga Kesehatan Tenaga paramedis untuk memeriksa kesehatan masyarakat

baik penderita TBC maupun yang belum menderita TBC. Tenaga non paramedis untuk mencatat, membantu mengisi

kartu, menyiapkan sarana pelayanan,dll.b. Kader bertugas:

Pendataan sasaran Penyuluhan Menyiapkan tempat pelayanan.

BAB III

Page 9: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

SAP PENYULUHAN DAN GERAK JALAN SEHAT

Pokok bahasan : TB paruSub pokok bahasan : Gambaran penyakit TB paruSasaran : AudiensTempat : Puskesmas LanggamHari/ Tanggal : 20-22 AprilWaktu : 08.00-10.00 WIB

A. Penyuluhan Hari Pertama : Tgl 22 April 2013 jam 08.00-10.00 1. Materi (Terlampir) :

- Pengertian TB - Penyebab TB- Tanda dan gejala penyakit TB- Cara penularan penyakit TB- Pencegahan penularan penyakit TB- Pengobatan TB - Progmose / gambaran penyakit TB

2. Metode- Ceramah- Tanya jawab

3. Media Leaflet, Sepanduk, laptop dan infocus

4. Setting TempatTeras samping puskesmas langgam

DENAH TEMPAT

AudienAudien AudienAudien Audien

Audien Audien Audien Audien Audien

Page 10: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

5. Kegiatan PenyuluhanTahap kegiatan

Waktu Kegiatan perawat Kegiatan pasien Media

Pendahuluan

Penyajian

Penutup

5 menit

10 menit

5 menit

Memperkenalkan diri

Mempersiapkan diri

Menyatakan tentang tujuan pokok

Menyajikan materi tentang : Pengertian TB Penyebab TB Tanda dan gejala

penyakit TB Cara penularan

penyakit TB Pencegahan

penularan penyakit TB

Pengobatan TB Progmose /

gambaran penyakit TB

Melakukan diskusi (menjawab pertanyaan)

Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana

Menyampaikan ringkasan materi

Menyampaikan hasil evaluasi

Mengakhiri

Mendengarkan Bertanya

mengenai perkenalan dan tujuam jika ada yang kurang jelas

Mendengarkan dengan seksama

Bertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti

Sasaran dapat menjelaskan kembali point-point yang diajarkan

Mendengarkan

Kata-kata / kalimat

Leaflet, infocus dan laptop

Kalimat atau kata-kata

Page 11: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

pertemuan dan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.

6. Kriteria Evaluasia. Evaluasi Struktur

- Kesiapan materi.- Kesiapan SAP.- Kesiapan media: Leaflet, poster, laptop, infocus, dll- Peserta hadir di tempat penyuluhan.- Penyelenggaraan dilaksanakan di Puskesmas Langgam- Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan

sebelumnya.b. Evaluasi proses

- Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

secara benar.- Suasana penyuluhan tertib.

B. Gerak Jalan Sehat Basmi TBCHari Kedua : Tgl 23 April 2013 jam 08.00-10.001. Metode

- Gerak jalan- Tanya jawab

2. Media- Spanduk- Baju geratis untuk peserta gerak jalan yang bertuliskan iklan

pemberantasan TBC

3. Setting TempatStar dimulai dari puskesmas langgam menuju jalan utama melalui SD 04 langgam kembali menuju puskesmas langgam.

Page 12: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

4. Kegiatan gerak jalan sehat basmi TBCTahap kegiatan Waktu Kegiatan perawat Kegiatan pasien Media Pendahuluan

Pembukaan

Pelaksanaan

Penutup

5 menit

10 menit

60 menit

15 menit

Memperkenalkan diri

Mempersiapkan diri

Menyatakan tentang tujuan pokok gerak jalan

Menjelaskan rute gerak jalan sehat

Membacakan panduan acara

Pembagian baju peserta gerak jalan yang bertuliskan iklan pemberantasan TBC

Panitia ikut serta dalam gerak jalan sehat

Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana.

Memberikan bingkisan kepada peserta gerak jalan yang bisa

Mendengarkan

Mendengarkan dengan seksama

Menerima pengarahan

Bertanya mengenai hal-hal yang kurang jelas dan belum dimengerti

Serta menerima baju gerak jalan

Masyarakat gerak jalan

Sasaran dapat menjawab pertanyaan yang diberikan

Mendengarkan

Kata-kata / kalimat

Poster, dan baju bertuliskan iklan pemberantasan TBC

Poster, Kalimat atau kata-kata

Page 13: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

menjawab pertanyaan.

Menyampaikan pesan-pesan ringan tentang penyakit TBC.

Pembagian makanan ringan kepada peserta.

Menyampaikan hasil evaluasi.

Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.

5. Kriteria Evaluasia. Evaluasi Struktur

- Kesiapan materi.- Kesiapan SAP.- Kesiapan media: Poster, baju peserta gerak jalan- Peserta hadir di tempat gerak jalan.- Penyelenggaraan dilaksanakan di Puskesmas Langgam- Pengorganisasian penyelenggara gerak jalan sehat memberantas

TBC dilakukan sebelumnya.b. Evaluasi proses

- Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.- Peserta mendengarkan arahan, melaksanakan gerak jalan, serta

menjawab pertanyaan yang diberikan.- Suasana gerak jalan berjalan lancar.

Page 14: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

C. Anggaran Kegiatan Penyuluhan Dan Gerak Jalan Sehat Berantas TBC

No. Biaya Operasional Jumlah

1. Biaya Tenaga/ Satuan OutputRp.50.000 x 12 org x 2 hari Rp.600.000 x2

hariRp.1.200.000

2. Biaya Transpor/ Satuan OutputRp.20.000 x 12 org x 2 hari Rp.240.000 x2 Rp.480.000

3. Biaya Snack/ Satuan OutputRp.15.000 x 12 org x 2 hari Rp.180.000 x2 Rp.360.000

4. Makanan ringan peserta penyuluhanRp. 7.000 x 100 org

Rp. 700.000

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Biaya famplet Rp.3.000 x 200 lmbar

Biaya spanduk Rp.150.000 x 3 buah

Sewa peralatan penyuluhan (infocus,laptop,layar)Rp.200.000 x 1 buah

Baju peserta gerak jalan : Rp.15.000 x 500 buah

Bingkisan kuis diakhir gerak jalanRp.200.000 x 5 orng

Makanan ringan dan minuman untuk peserta gerak jalanRp.7.000 x 500 orng

Biaya tidak terduga

Rp.300.000

Rp. 450.000

Rp. 200.000

Rp. 7.500.000

Rp. 1.000.000

Rp. 3.500.000

Rp. 1.000.000

Biaya Total Rp. 16.690.000

Page 15: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

D. Monitoring dan Evaluasi1. Pemantauan Kegiatan : Pemantauan dilaksanakan untuk setiap tahap

kegiatan sesuai dengan rencana, Pemantauan dilakukan melalui:- Sistem pencatatan dan pelaporan program.- Unit pengaduan masyarakat.- Kunjungan rumah

Tindak Lanjut Pemantauan dilakukan melalui:- Umpan Balik- Supervisi- Bimbingan teknis

2. Evaluasi Kegiatan : Evaluasi dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa: a. jumlah penderita TBC yang diberikan pengobatan dan penyuluhan

di desa-desa resiko tinggi.b. Lokasi dan jumlah pos pelayanan.c. Masalah-masalah lain.

BAB IV

Page 16: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian TB Paru TB paru adalah suatu penyakit radang paru menahun dan dapat menular yang disebsbkan oleh infeksi bakteri. Penyakit TB paru menyerang segala umur terutama pada mereka yang lemah, kekurangan gizi serta tinggal bersama dengan penderita TB paru. Penyakit ini juga sangat dipengaruhi oleh keadaan dan sanitasi lingkungan

B. Penyebab TB Parupenyebab dari penyakit TB paru adalah kuman atau bakteri Mycobacterium tubercolosis

C. Tanda Dan Gejala Penyakit TB Paru penyakit TB paru sukar ditemukan saat timbulnya gejala pertama, karena mulainya secara perlahan-lahan sehingga orang yang merasa sehatpun mengidap kuman TB paru. Kadang-kadang terdapat demam yang tidak diketahui penyebabnya dan sering disertai tanda-tanda infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti batuk, pilek, tenggorokan sakit atau nyeri tekan. TB paru gejalanya cenderung mereda sendiri, tetapi sebagian besar akan menyebar ke organ lain sehingga dapat menimbulkan komplikasi dan kuman dapat masuk ke dalam aliran darah menuju otak, tulang, hati, ginjal dan limpha dan jika kuman TB di paru semakin banyak maka kemungkinan besar akan menyebar ke jantung. Gejala dari TB paru adalah :

batuk lebih dari 2 minggu baik disertai dahak atau tidak pernah batuk yang dahaknya bercampur dengan darah merasa tidak enak didada dengan sesak demam, meriang lebih dari 1 bulan dan malam sering keluar keringat

dingin tidak nafsu makan dan badan makin kurus

D. Penularan TB Paru1. Langsung

Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara, berhadapan, berciuman atau bersin.

2. Tidak Langsung

Page 17: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

Bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian ludak yang mengandung kuman TB paru itu mengering, berterbangan dan dihirup oleh orang lain.

E. Pencegahan Penularan TB Paru Untuk mencegah agar penyakit TB paru tidak menular/menyebar kepada orang lain, hendaknya keluarga dan penderita senantiasa untuk selalu mengingatkan yaitu : jika batuk, mulut ditutup dengan sapu tangan dahak ditampung pada tempat kemudian diberi lysol atau pembunuh

kuman anggota keluarga dan orang yang sering bergaul dengan penderita

sebaiknya memeriksakan diri kelab pada bayi jangan lupa diimunisasi BCG secara dini dilakukan pengobatan dan memeriksakan kesehatannya bila

batuk lebih dari 2 minggu ventilasi rumah harus ada dan memenuhi syuarat kesehatan dan sinar

matahari dapat masuk ke ruangan, terutama pada pagi hari sehingga dapat membunuh kuman TB paru

meningkatkan daya tahan tubuh antara lain dengan memakan makanan bergizi

F. Pengobatan TB Paru TB paru dapat disembuhkan dengan berobat secara rutin dan teratur selama 6 bulan atau 12 bulan. Obat-obatan yang diberikan dipergunakan sesuai dengan petunjuk dokter.

G. Prognose/ Gambaran Penyakit TB ParuAda beberapa prognose TB paru tergantung dari pengobatan yang diberikan Bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat dan minum obat secara

teratur Bila tidak diobati secara adekuat dapat menyebar ke organ tubuh yang

lainmelalui aliran darah Bisa terlihat sembuh/ gejala menurun tapi sewaktu-waktu kambuh lagi

karena kuman TB paru masih hidup namun tidak aktif

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Manajemen perencanaan penyakit TBC.docx

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan

Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : PDPI, 2003

Bahar A, 2001. Tuberkulosis Paru, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai

PenerbitFKUI, Jakarta.

A l s aga f f , H , dkk . ( 2006 ) . Da sa r -da sa r I lm u Pen yak i t Pa r u .

Ed i s i -4 . , Su r abaya : Universitas Airlangga

ArtoYuwono Soeroto. (2002). Bahaya pengobatan TBC yang tidak tuntas. PT

Rineka Cipta, Bandung

Trastotenojo. M.S. dkk.(1995).Tuberkulosis Klinik.Widya Medika. Jakarta

Herryanto. dkk. (2004).Peran s menelan obat (PMO) pada kejadian putus berobat

penderita TB Paru di DKI Jakarta Tahun 2002. Media Litbang Kesehatan

Vol. XIV No. 2 tahun 2004.

Gklinis. (2004). Pengobatan tuberkulosis paru masih menjadi masalah. Jakarta