Makalah Task Reading Antibodi

download Makalah Task Reading Antibodi

of 11

description

MAKALAH ANTIGEN ANTIBODY

Transcript of Makalah Task Reading Antibodi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap tubuh manusia mempunyai kemampauan untuk melawan hampir semua jenis organisme atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan ini disebut imunitas. Sebagian besar imunitas merupakan imunitas didapat yang tidak timbul sampai tubuh pertama kali diserang oleh bakteri, virus, atau toksin, sering kali membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bukan untuk membentuk imunitas ini. Di dalam tubuh dapat dijumpai dua tipe dasar imunitas didapat yang berhubungan erat satu sama lain. Pada tipe yang pertama, tubuh membentuk antibodi yang bersikulasi, yaitu molekul globulin dalam plasma darah yang mampu menyerang agen yang masuk kedalam tubuh. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai antibodi itu lebih terperinci.

B. Tujuan1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari anttibodi2. Mahasiswa mampu memahami pembentukan antibodi 3. Mahasiswa mampu memahami sesifisitas antibodi4. Mahasiswa mampu memahami penggolongan antibodi5. Mahasiswa mampu memahami mekanisme kerja antibodi

BAB IIPEMBAHASAN

A. AntibodiAntobodi (Imunoglobulin) merupakan gamma globulin yang disebtu imunoglobulin (disingkat sebagai Ig), dan berat molekulnya antara 160.000 dan 970.000. imunoglobulin biasanya mencangkup sekitar 20% dari seluruh protein plasma.(1)Semua imunoglobulin biasanya terdiri atas kombinasi rantai polipepetida ringan dan ber molekulat.sebagian besar merupakan kombinasi 2 rantai berat dan 2 rantai ringan, seperti yang terlihat pada gambar 34-3. Meskipun begitu, ada beberapa imunoglobulin yang mempunyai kombinasi sampai 10 rantai berat dan 10 rantai ringan, yang mengahasilkan imunologbulin dengan berat molekul besar. Ternyata dalam semua imunoglobulin, tiap rantai berat terletak sejajar dengan satu rantai ringa pada salah satu ujungnya, sehingga membentuk satu pasang berat-ringan, serta selalu terdapat sedikitnya 2 pasang san sebanyak-banyaknya 10 pasang semacam ini dalam setiap molekul imunoglobulin.(1) Gambar 34-3. Struktur antibodi igG yang khas, terbentuk dari dua rantai polipeptida berat dan dua rantai polipeptida ringan. Antigen berikatan pada dua tempat yang berbeda di bagian variabel rantai tersebut.

Gambar 34-3 memperlihatkan area yang dilingkari sebagai ujung dari setiap rantai berat dan rantai ringan, yang disebut bagian yang dapat berubah (bagian variabel); dan sisa dari eamasing-masing rantai disebut bagian yang tetap (bagian konstan). Bagian yang dapat berubah tarsebut berbeda-beda untuk tiap spesifikasi antibodi, dan bagian inilah yang secara khusus melekat pada tipe antigen tertentu. Bagian yang teteap dari antibodi menentukan sifat-sifat antibodi yang lain, menetapkan beberapa faktor seperti penyebaran antibodi dalam jaringan, pelekatan antibodi pada struktur-struktur spesifik pada jaringan, pelekatan pada kompleks komplemen, kemudahan antibodi melawan membran, dan sifat-sifat biologis antibodi yang lain.(1)a. Sifat-Sifat Khusus Sistem Limfosit-BImunitas Humoral dan AntibodiPembentukan Antibodi oleh Sel Plasma. Sebelum terpajan dengan antigen yang spesisfi, klon limfosit B tetap dalam keadaan dorman didalam jaringan limfoid. Bila ada antigen asing yang masuk, makrifag dalam jaringan limfoid akan memfagositosis antigen dan kemudian membawanya ke limfosit B didekatnya. Selain itu, antigen tersebut juga dapat dibawa ke sel T pembantu yang teraktivasi. Sel pembantu ini juga berperan dalam aktivasi hebat limfosit B. (1)Limfsoit B yang bersifat spesifik terhadap antigen segera membesar dan tampak seperti gambaran limfoblas. Beberapa limfoblas berdiferensiasi lebih lanjut untuk membentuk plasmablas, yang merupakan prekursor sel plasma. Dalam plasmablas ini, sitoplasma meluas dan retikulum endoplasma kasar akan berpoliferasi dengan cepat. Sel-sel ini kemudian mulai membelah dengan kecepatan satu kali setiap 10 jam, sampai sekitar sembilan pembelahan, sehingga dari satu plasmablas dapat terbentuk kira-kira 500 sel sel dalam waktu 4 hari. Se plasma yang matur kemudian menghasilkan antibodi gamma globulin dengan kecepatan tinggikira-kira 2000 molekul per detik untuk setiap sel plasma. Kemudian, antibodi disekresikan kedalam cairan limfe dan diangkut ke sirkulasi darah. Proses ini berlanjut terus selama beberapa hari atau bebrapa minggu sampai sel plasma akhirnya kelelahan dan mati.(1) Pembentukan Sel memori - Perbedaan Antara Respon Primer dan Respon Sekunder. Beberapa limfoblas yang terbentuk oleh pengaktifan limfosit B, tidak berlanjut membentuk sel limfosit B baru dalam jumlah yang cukup dan serupa dengan klon asal. Dengan kata lain, populasi selB dari klon yang teraktivasi secara spesifik menjadi sangat meningkat. Dan limfosit B baru tersebut ditambahkan ke limfosit asal pada klon yang sama. Limfosit B yang baru ini juga bersikulasi ke seluruh tubuh untuk mendiami seluruh jaringan limfoid; tetapi secara imunologis, limfosit B tetap dalam keadaan dorman sampai diaktifkan lagi oleh sejumlah antigen baru yang sama. Limfosit ini disebut sel memori. Pajanan berikutnya oelh antigen yang sama akan menimbulkan respon antibodi untuk kedua kalinya yang jauh lebih cepat dab jauh lebih kuat, karena terdapat lebih banyak sel memori daripada yang dibentuk hanya oleh lomfosit B asal yang spesifik.(1)Gambar 34-2. Perjalanan respon antibodi dalam sirkulasi darah seiring waktu terhadap penyuntikan primer antigen dan penyuntikan skunder beberapa bulan kemudian.

Gambar 34-2 menununjukan perbedaan antara respons primer untuk pembentukan antibodi yang terjadi pada saat pajanan pertam oleh suatu antigen spesifik dan respons sekunder yang terjadi setelah pajanan kedua oleh antigen yang sama. Perhatikan timbulnya penundaan respons primer selama satu minggu. Potensinya yang lemah, dan masa hidupnya yang singkat. Sebaliknya, respon sekunder, timbul dengan cepat setelah terpajan dengan antigen (sering kali dalam waktu beberap jam), bersifat jauh lebih kuat, dan membentuk antibodi selama berbulan-bulan, ketimbang hanya beberapa minggu saja. Peningkatan potensi dan masa kerja respons sekunder ini dapat menjelaskan mengapa imunisasi biasannya dilakukan dengan menyuntikan antigen dalam dosis multipel dan dengan periode antara penyuntikan selama beberapa minggu atau beberapa bulan.(1) Spesifisitas Antibodi. Setiap antibodi bersifat spesifik untuk antigen tertentu, hal ini disebabkan oleh struktur organisasi asam amino yang unik pada bagian yang sama yang dapat berubah dari kedua rantai ringan dan berat. Susunan asam amino ini memiliki bantuk sterik yang berbeda untuk setiap spesifisitas antigen, sehingga bila suati antigen melakukan kontak dengan bagian ini, maka berbagai kelompok prostetik antigen tersebut seperti sebuah bayangan cermin dengan asam amino yang terdapat dalam antibodi, sehingga terjadilah ikatan yang tercepat dan kuat antara antibodi dan antigen. Bila antibodi bersifat sangat spesifik, maka akan ada banyak tempat ikatan yang dapat membuat pasangan antibodi-antigen itu sangat kuat terikat satu sama lain, yaitu dengan cara (1) ikatan hidrofobik, (2) ikatan hidrogen, (3) daya tarik ionik, dan (4) kekuatan van der Waals.(1) Pada gambar 34-3, perhatikan secara khusus bahwa pada ilustrasi antibodi terdapat dua tempat yang dapat berubah, untuk tempat melekatnya antigen, yang membuat antibodi jenis ini bersifat bivalen. Sebagian kecil antibodi, yang tersiri dari kombinasi sampai 10 rantai berat dan 10 rantai ringan, mempunyai sampai sepuluh tempat ikatan.(1) Penggolongan Antibodi. Terdapat lima golongan umum antibodi, masing-masing diberi nama IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE. Ig singkatan dari imunoglobulin, dan kelima huruf diatas menunjukan masing-masing golongan. Ada dua golongan antibodi yang sanat penting: IgG, yang merupakan antibodi bivalen dan mencakup kira-kira 75% dari seluruh antibodi pada orang normal, dan IgE, yang merupakan antibodi dalam jumlah kecil tetapi khususnya terlibat dalam peristiwa alergi. Golongan IgM juga penting sebab sebagian besar antibodi yang terbentuk selama respons primer adalah antibodi jenis ini. Antibodi ini mempunyai 10 tempat ikatan sehingga sangat efektif dalam melindungi tubuh terhadap agen yang masuk, walaupun antibodi IgM jumlahnya tidak begitu banyak.(1)

B. Mekanisme Kerja Antibodi Antibodi bekerja terutama melalui dua cara untuk melindungi tubuh terhadap agen yang menginvasi: (1) dengan langsung menyerang penyebab penyakit tersebut, (2) dengan mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian dengan berbagai cara yang dimilikinya akan menghancurkan penyebab penyakit tersebut.(1) Gamabr 34-4. Peningkatan molekul antigen antara satu dengan lainnya oleh antibodi bivalen.

Kerja Langsung Antibodi Terhadap Agen yang Menginvasi. Gamabar 34-4 memperlihatkan antibodi-antibodi (ditandai dengan objek yang berwarna lebih gelap). Karena sifat bivalen yang dimiliki oleh antibodi dan banyaknya tempat antigen pada sebagian besar agen penyebab penyakit, maka antibodi dapat mematikan aktivasi agen tersebut dengan salah satu cara berikut ini:1. Aglutinasi, yaitu proses yang menyebabkan banayak partikel besar dengan antigen dipermukaannya, seperti bakteri atau sel darah merah, terikat bersama-sama menjadi satu gumpalan.2. Presipitasi, yaitu proses yang menyebabkan kompleks molekular dari antigen yang mudah larut (misalnya racun tetanus) dan antibodi menjadi begitu besar sehingga berubah menjadi tidak larut dan membentuk presipitat.3. Netralisasi, yaitu proses yang menyebabkan antibodi menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen yang bersifat antigenik.4. Lisis, yaitu proses yang menyebabkan beberapa antibodi yang sangat kuat kadang-kadang mampu langsung meyerang membran sel agen peneyebab penyakit sehingga menyebabkan agen tersebut ruptur.(1) Kerja antibodi yang langsung menyerang agen penyebab penyakit yang bersifat antigenik sering kali tidak cukup kuat untuk melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit tersebut. Kebanyakan sifat pertahanan didapat melaui efek penguatan oleh sistem komplemen.(1)C. Sistem Komplemen Pada Kerja Antibodi Komplemen merupakan istilah gabungan untuk menggambarkan suatu sistem yang terdiri dari kira-kira 20 protein, yang kebanyakan merupakan prekursor enzim. Pemeran utama dalam sistem ini adalah 11 protein yang ditandai dengan C1 sampai C9, B, dan D, seperti yang tampak pada gambar 34-5. Biasanya, semua protein ini ada diantara protein-protein plasma dalam darah dan juga ada diantara protein-protein yang bocor keluar dari kapiler masuk kedalam ruang jaringan. Biasanya prekursor enzim ini bersifat inaktif, namun dapat diaktifkan terutama oleh jalur klasik.(1) Jalur Klasik. jalur ini diaktifkan oleh suatu reaksi antigen-antibodi. Yaitu, bila suatu antibodi berikatan dengan suatu antigen, maka tempat reaktif yang spesifik pada bagian antibodi yang tetap akan terbuka, atau diaktifkan dan bagian ini kemudian langsung berikatan dengan molekul C1 dari sistem komplemen, memulai pergerakan kaskade rangkaian reaksi, seperti yang tampak pada gambar 34-5, yang diawali dengan pengaktifan proenzim C1 itu sendiri. Enzim C1 yang terbentuk kemudian mengaktifkan penambahan jumlah enzim zecara berturut-turut pada tahap sistem berikutnya, sehimgga dari awal yang kecil, terjadilah reaksi penguatan yang sangat besar. Disebelah kanan gambar tersebut tampak terbentuk berbagai produk akhir, dan beberapa diantaranya menimbulkan efek penting yang membantu mencegah kerusakan jaringan tubuh akibat organisme yang menginvasi atau oleh toksin. Beberapa efek penting tersebut adalah:

Gambar 34-5. Kaskade reaksi selama aktivasi komplemen pada jalur klasik.

1. Opsonisasi dan fagositosis. salah satu produk kaksade komplemen, yaitu C3b, dengan kuat mengaktifkan proses fagositosis oleh netrofil dan makrofag, menyebabkan sel-sel ini menelan bakteri yang telah dilekati oleh komoleks antigen-antibodi. Proses ini disebut opsonisasi. Proses ini sering kali mampu meningkatkan jumlah bakteri yang dapat dihancurkan, smapai 100 kali lipat.2. Lisis. Salah satu produk paling penting dari seluruh produk kaskade komplemen adalah kompleks litik, yang merupakan kombinasi dari banayak faktor komplemen dan ditandai dengan C5b6789. Produk ini mempunyai pengaruh langsung untuk merobek membran sel bakteri atau organisme penginvasi lainnya.3. Aglutinasi. Produk komplemen juga mengubah permukaan organisme yang menginvasi tubuh, sehingga melekat satu sama lain, dan dengan demikian memicu proses aglutinasi.4. Netralisasi virus. Enzim komplemen dan produk komplemen lain dapat menyerang struktur beberapa virus dengan demikian mengubahnya menjadi nonvirulen.5. Kemotaksis. Fragmen C5a memicu kemotaksis netrofil dan makrifag, sehingga menyebabkan sejumlah besar sel fagosit ini bermigrasi kedalam jaringan yang berbatasan dengan agen antigenik.6. Aktivasi sel mast dan basofil. Fragmen C3a, C4a, dan C5a mengaktifkaan sel mash dan basofil, sehingga menyebabkans el-sel tersebut melepaskan histamin, heparin, dan beberapa substansi lainnya kedalam cairan setempat. Bahan-bahan ini kemudian meneyebabkan peningkatan aliran darah setempat, meningkatkan kebocoran cairan dan protein plasma kedalam jaringan, dan meningkatkan reaksi jaringan setempat lainnya yang memebantu agar agen antigenik menjadi tidak aktif atau tidak mobil lagi. Faktor-faktor yang sama juga berperan penting dalam proses peradangan.7. Efek peradangan. Disamping efek peradangan yang disebekan oleh aktivasi sel mash dan basofil, ada beberapa produk komplemen lain yang turut menimbulkan peradangan setempat. Produk-produk ini menyebabkan (1) aliran darah yang sebelumnya sudah meningkat menjadi semakin meningkat, (2) peningkatan kebocoran protein dari kapiler, (3) protein cairan interstisial akan berkoagulasi dalam ruang jaringan, sehingga menghambat pergerakan organisme yang melewati jaringan.(1)

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Hlm 460-467. Edisi ke -11. Jakarta: EGC2.

1