Makalah Sudah Jadi

19
ASAS PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya. Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna asas – asas pendidikan, asas pendidikan sepanjang hayat (life long education),asas kasih sayang, asas demokrasi, asas keterbukaan dan transparansi, asas tanggung jawab, asas kualitas dan panca darma taman siswa. 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penyusun dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan asas pendidikan sepanjang hayat (life long education)? 2. Apa yang dimaksud dengan asas kasih sayang? 3. Apa yang dimaksud dengan asas demokrasi? 4. Apa yang dimaksud dengan asas keterbukaan dan transparansi? 5. Apa yang dimaksud dengan asas tanggung jawab? 6. Apa yang dimaksud dengan asas kualitas? 7. Apa yang dimaksud dengan panca darma taman siswa? 1.3. Tujuan Penulisan

Transcript of Makalah Sudah Jadi

Page 1: Makalah Sudah Jadi

ASAS PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi

karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan

oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia

dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu

sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan

hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia

pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya

di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya.

Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna asas – asas pendidikan, asas pendidikan

sepanjang hayat (life long education),asas kasih sayang, asas demokrasi, asas keterbukaan dan

transparansi, asas tanggung jawab, asas kualitas dan panca darma taman siswa.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penyusun dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1.      Apa yang dimaksud dengan asas pendidikan sepanjang hayat (life long education)?

2.      Apa yang dimaksud dengan asas kasih sayang?

3.      Apa yang dimaksud dengan asas demokrasi?

4.      Apa yang dimaksud dengan asas keterbukaan dan transparansi?

5.      Apa yang dimaksud dengan asas tanggung jawab?

6.      Apa yang dimaksud dengan asas kualitas?

7.      Apa yang dimaksud dengan panca darma taman siswa?

1.3. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penyusun dalam menulis

makalah ini. Tujuan dari pembahasan ini diantaranya :

1.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas pendidikan sepanjang hayat (life

long education)

2.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas kasih sayang

3.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas demokrasi

4.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang keterbukaan dan transparansi

Page 2: Makalah Sudah Jadi

5.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas tanggung jawab

6.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang asas kualitas

7.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang panca darma taman siswa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Asas – Asas Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan

mendidik pesertadidik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan segala

bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan melainkan

secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan pendidikan harus menerapkan asas-asas yang sesuai. Selanjutnya,asas-asas tersebut

akan diuraikana berikut ini (diadopsi dari Nursid Sumaatmadja. 2002:57-68)

2.2. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education)

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap

pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan

diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

         Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan

persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.

         Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan pengalaman di luar sekolah.

Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang

dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat

merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia

selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau

pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia,

semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena

cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.

Page 3: Makalah Sudah Jadi

Menurut pendapat Sudjana (2001: 217-218) pendidikan sepanjang hayat memberikan arah

supaya pendidikan nonformal dikembangkan di atas prinsip-prinsip pendidikan di bawah ini :

1.      Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal dunia.

2.      Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk

merencanakan dan melakukan kegiatan belajar secara terorganisi dan sistimatis.

3.      Kegiatan belajar bertujuan untuk mempeoleh, memperbaharui, dan meningkatkan pengetahuan,

sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki.

4.       Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi kebutuhan belajar dan dalam

mengembangkan kepuasan diri setiap manusia yang melakukan kegiatan belajar.

5.      Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan kehidupan manusia, baik untuk

meningkatkan kemampuannya, agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi

kebutuhan hidupnya.

  Tahap Proses Belajar Pendidikan Sepanjang Hayat

Tahapan belajar manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama ialah

proses belajar yang tidak dapat dilihat oleh panca indera, karena proses belajar terjadi dalam

pikiran seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar. Proses ini sering disebut dengan

proses intern. Bagian yang kedua disebut proses belajar ekstern, proses ini dapat menunjukkan

apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan

ke arah yang lebih baik.

Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang

belajar berlangsung melalui enam tahapan yaitu :

1.      Motivasi

Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai suatu hal. Apabila dalam diri

peserta didik tidak ada minat untuk belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan

baik. Jika demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut dengan

berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya pelajaran dan mengapa materi itu

perlu dipelajari.

2.       Perhatian pada Pelajaran

Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi

maka proses belajar akan mengalami hambatan. Perhaian peserta ini sangat tergantung pada

pembimbing.

3.      Menerima dan Mengingat

Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan mengerti dan menerima serta

menyimpan dalam pikirannya. Tahap menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang

yang sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan dan

pengingatan ini, seperti struktur, makna, pengulangan pelajaran , dan interverensi.

Page 4: Makalah Sudah Jadi

4.      Reproduksi

Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan mengingat informsasi baru

saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar

peserta didik mampu melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya dengan

cara yang mengesankan.

5.      Generalisasi

Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu menerapkan hal yang telah dipelajari di

tempat lain dan dalam ruang lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan

hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.

6.      Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik

Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahai dan dapat menerapkan apa yang telah

diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa peserta didik telah benar-benar memahami, maka

pembimbing dapat memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tes yang

diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan. Selanjutnya, pendidik berkewajiban

memberikan umpan balik berupa penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan

umpan balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia memahami apa yang

diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.

Membentuk Kemandirian Melalui Pendidikan Sepanjang hayat.

Setiap manuusia yang lahir di dunia ini tidak langsung dapat hidup mandiri. Di awal

kehidupannya, ia akan membutuhkan bantuan dari orang lain, bahkan cenderung tergantung

terhadap orang lain. Sejak bayi hingga anak-anak ia akan sangat membutuhkan peran keluarga

dan orang-orang di sekitarnya agar dapat membantu ia untuk bertahan hidup. Namun seiring

pertumbuhannya, sedikit demi sedikit ia akan mampu mengurangi tingkat ketergantungannya

kepada orang lain, sehingga lama kelamaan ia dapat menjadi manusia yang mandiri.

Menurut Sudjana (2001: 227-228) perubahan sikap dan perilaku di atas, yaitu dari

menggantungkan diri kepada orang lain ke arah sikap yang mandiri, merupakan indikator orang

terdidik. Di pihak lain seseorang yang hidupnya hanya menggantungkan diri kepada orang lain di

sebut orang yang belum atau tidak terdidik.

Pembelajaran merupakan proses yang meliputi mengajar dan belajar. Belajar adalah

proses mengkonstruksi pengetahuan dan abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi

(Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, 2006: Vol. 1)  Proses belajar akan mampu membuat manusia

tumbuh dan berkembang sehingga mampu  menjadi dewasa dan mandiri. Manusia mengalami

perubahan dari yang sebelumnya selalu tergantung kepada orang lain menjadi manusia yang

mandiri, bahkan justru akan mampu membantu orang lain. Perubahan seperti ini seharusnya terus

terjadi sepanjang hayat selama manusia tersebut masih hidup. Namun pada kenyataannya,

sebagian besar manusia berhenti belajar setelah mereka merasa cukup dewasa. Padahal pada

Page 5: Makalah Sudah Jadi

dasarnya perubahan-perubahan sikap menuju arah yang lebih baik harus selalu dilakukan untuk

mempersiapkan diri terhadap perubahan-perubahan yang timbul seperti halnya perubahan dalam

bidang kemajuan teknologi dan pengetahuan. Mereka yang terus melakukan proses belajar akan

dapat mengikuti perubahan yang ada, sedangkan mereka yang berhenti untuk belajar akan

merasakan kesulitan dalam menghadapi perubahan dan akan cenderung menjadi manusia yang

kurang mandiri.  

Sudjana (2001: 228) berpendapat bahwa dalam pengembangan sikap dan perilaku mandiri,

pendidikan luar sekolah dapat berperan untuk membantu peserta didik sehingga ia dapat

menyadari dan mengakui potensi dan kemampuan dirinya. Peserta didik perlu dibantu untuk

mampu berdialog dengan dirinya dan lingkungannya. Program-program pendidikan non formal

diarahkan untuk memotivasi peserta didik dalam upaya mengaktualisasi potensi diri, berpikir,

dan berbuat positif terhadap lingkungan, serta mencapai kepuasan diri dan bermakna bagi

lingkungan.

2.2. Asas Kasih Sayang

Manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, diciptakan dengan kasih saying dan agar

hidup dilandasi oleh kasih, maka kasih sayang harus menjadi bagian yang melekat pada diri

masing – masing individu. Kasih saying adalah salah satu kodrat Tuhan Yang Maha Kuasa dan

diberikan dilubuk hati yang paling dalam pada diri manusia, karena itu pelaksanaan proses

kegiatan pendidikan harus menerapkan asas kasih sayang. Di mata Tuhan Yang Maha Kuasa

manusia sama, tidak ada perbedaan sekalipun berbeda dalam ras, suku, golongan, bahasa dan

budaya, status dan social ekonomi, bahkan jenis kelamin itu hanyalah perbedaan yang sifatnya

sementara, namun dalam harkat dan martabat manusia tidak ada perbedaan dimata Tuhan.

Demikian juga peserta didik dan pendidik adalah sama tidak ada bedanya dihadapan Tuhan,

mereka berbeda hanyalah dari segi waktu dan kesempatan. Peserta didik memiliki harkat dan

martabat sebagai manusia, juga memiliki kasih sayang, butuh dikasihi dan butuh mengasihi,

sama halnya dengan pendidik.

Dalam proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, terjadi interaksi diantara semua anggota

masyarakat di sekolah. Interaksi tersebut harus dibangun dengan asas kasih sayang yang terarah

pada pembentukan kepribadian, dengan menanamkan nilai-nilai yang bermakna dalam

kehidupan. Kasih sayang, hakikatnya mengabdi atau berkorban demi kebahagiaan orang lain,

seseorang bukan lagi berpikir dan berbuat hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi sebahagian

dari hidupnya adalah untuk orang lain. Interaksi yang terjadi dalam proses pendidikan harus

didasarkan pada beberapa hal berikut ini;

a.       Kelemah lembutan

b.      Kemurahan hati

c.       Kesabaran

Page 6: Makalah Sudah Jadi

d.       Kesederhanaan

e.       Ketulusan

f.       Kejujuran

Interaksi yang didasarkan pada asas tersebut untuk menjalankan proses pendidikan, maka hal

inilah yang dapat disebut dengan interaksi edukatif. Suasana dan hubungan interaksi educatif

antara pendidik dengan peserta didik terjalin antara kasih sayang (Nursid Sumaatmadja. 2002:

60). Asas kasih sayang memiliki makna yang sangat berarti dalam proses kegiatan pendidikan

yang dilandasi oleh tanggung jawab dalam menciptakan serta membina sumber daya manusia

yang berperilaku penuh dengan kasih sayang.

2.4. Asas Demokrasi

Pada awalnya konsep istilah demokrasi digunakan dalam pemerintahan atau politik, namun

pada saat ini istilah demokrasi tidak hanya sebatas dalam bidang itu saja, namun juga

menyangkut hal-hal dibidang sosial, ekonomi, hukum, dan HAM. Demokrasi merupakan suatu

sikap dan cara hidup baik di dalam lingkungan terbatas maupun dalam lingkungan bernegara.

(H.A.R. Tilaar. 2002; 28). Pada dasarnya hakikat demokrasi adalah kesetaraan hak dan

kewajiban sebagai umat manusia serta upaya bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Berdasarkan makna diatas, asas demokrasi yang dikembangkan dan diterapkan dalam proses

kegiatan pendidikan, mengacu pada kesetaraan antara subjeksebagai sesama manusia dalam

suasana interaksi edukatif, sesuai dengan posisi dan tugas masing-masing. demokrasi pendidikan

merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan

yang sama di dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga

dengan pengelola pendidikan.

Demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu:

1.      Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia.

Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak

manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan bangsa. Dalam

pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan memandang perbedaan antara satu dengan

yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang

saling menghargai dan menghormati.

2.      Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat.

Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan

pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik dan

sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-

Page 7: Makalah Sudah Jadi

persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensif serta kritis sehingga anak didik

memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.

3.      Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-individu

lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain menghormati kepentingannya.

Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga

merusak kebebasan orang lain atau kebebasannya sendiri.

Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :

a.       Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan

b.      Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh

pendidikan

c.       Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka

Didalam demokrasi pendidikan, terdapat prinsip-prinsip pendidikan yang mengandung ide

dan nilai demokrasi pendidikan dan hal itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, sifat

dan jenis masyarakat dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan

demokrasi pendidikan itu akan banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan

penghidupan masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat

metropolitan dan modern, dan sebagainya.

Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan

yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir penting yang harus diketahui dan

diperhatikan,diantaranya :

1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara

adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;

2. Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;

3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.

Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada cita-cita dan nilai

demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini :

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya

2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi

pekerti luhur

3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan

dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya, dalam rangka

mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek tanpa merugikan pihak

lain.

Page 8: Makalah Sudah Jadi

Perlakuan demokratis dari pendidik terhadap peserta didik, menjadi acuan dalam rangka

membentuk serta mengembangkan peserta didik sebagai sumber daya manusia yang bersikap

demokratis.

2.5. Asas Keterbukaan dan Transparansi

Keterbukaan sebagai fenomena yang berkenaan dengan prilaku manusia yang terkait dengan

hati nurani, kebijakan, dan suatu keputusan (Nursid Sumaatmadja). 2002: 63). Keterbukaan

mengandung makna bahwa apa yang dilakukan dan apa yang ada dalam diri seseorang dapat dan

harus diketahui  orang lain, tidak ada yang tersembunyi atau rahasia dalam dirinya. Beban yang

ada pada diri dinyatakan dengan terbuka pada orang lain sehingga dapat dengan segera di

temukan  solusi atau cara pemecahan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, dengan demikian

hidup menjadi ringan dan tehindar dari kehidupan yang steres.

Dalam praktek pelaksanaan  pendidikan tidak terlas dari kebijakan atau pengambilan

keputusan terutama dalam pendidikan formal di sekolah yang dilakukan oleh pendidik baik

secara pribadi maupun kelompok pendidik terhadap peserta didik yang menyangkut individu

ataupun kelompok peserta didik. Misalnya, (Kualitatif ataupun kuantitatif) mengenai hasil

prestasi belajar yang di capai peserta didik dalam bidang tertentu adalah suatu keputusan. Oleh

karena itu, maka dalam penetapan pemberian nilai tersebut harus ada keterbukaan tentang

prosedur yang digunakan pendidik dalam menentukan nilai dimaksud sehingga peserta didik

benar-benar dapat termotivasi untuk meningkatkan usaha dan kreatifitasnya dalam belajar.

Dengan adanya keterbukaan dalam menetapkan sesuatu yang berkitan dengan pengambilan

keputusan, akan mengurangi dan bila mungkin meniadakan timbulnya kecurigaan dalam pihak

yang menerima keputusan. Keputusan yang di ambil merupakan hasil kesepakatan atau

sekurang-kurangnya, orang atau subyak yang dikenai keputusan telah mengetahui criteria yang

digunakan dalam pengambialan keputusan itu. Hal ini merupakan jaminan terjadinya tanggung

jawab dan sekaligus akan menimbulakan dan meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging)

dari semua pihak yang terlibat dalam kebijakan tersebut. Selain untuk membina adanya tanggung

jawab dan rasa memiliki pada semua pihak yang terkait, tidak kalah pentingnya adalah membina

timbulnya rasa kejujuran pada diri subyek didik dan juga para pendidik dalam pengambilan

keputusan.

Sedangkan transparansi atau transparan dapat diartikan dengan bening, walaupun ada yang

menghalangi atau yang membatasi namun tetap terlihat dengan jelas  (Nursid Sumaatmadja.

2002: 63). Keterbukaan atau transparansi sering disatukan dalam penggunaannya karena makna

yang dikandung adalah kejujuran. Terbuka dan transparan berarti tidak ada yang tersembunyi 

apalagi dibohongi. Dengan demikian, keputusan atau tindakan maupun perbutan yang dilakukan,

dilakukan dengan tulus, jujur, senang hati, dan bertanggung jawab.

Page 9: Makalah Sudah Jadi

Bila dikaitkan dengan asas demokrasi seperti yang di jelaskan di atas, ketrbukaan dan

transparansi merupakan komponen prilaku yang sangat penting. Demokrasi yang sesungguhnya

tidak akan munkin terjadi dalam kehidupan masyarakat-bangsa dan Negara Indonesia apabila

ketrbukaan dan transparansi tidak terwujud dalam hidup dan kehidupan setiap warga Negara.

Karena itu, penerapan asas demokrasi tidak dapat dipisahkan dari asas keterbukaan dan

transparansi.

Pengembangan dan penerapan asas keterbukaan dan transparansi dalam proses pelaksanaan

kegiatan pendidikan, berarti bahwa program, kebijakan, dukungan dan perangkat-perangkat

lainnya, harus didasari oleh kejujuran, tidak ada yang ditutup-tutupi, serta tidak ada kebohongan.

Dengan demikian, segala kegiatan, penerimaan,  perangkatan, kebijakan, program, dan

keputusan yang menyangkut pendidikan, harus berasaskan keterbukaan serta transparansi, tidak

dicemari oleh kebohongan. Melalui pendidikan yang berasaskan keterbukaan dan transparansi

diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang jujur, tulus, dan berdedikasi tinggi, yang

sangat dibutuhkan oleh masyarakat-bangsa dan Negara Indonesia saat ini dan waktu-waktu

mendatang. Keterbukaan dan transparansi  akan memerangi kebencian, iri hati, dendam, menang

sepihak, mengambil jalan pintas untuk keuntungan sesaat dan kelompok tertentu, kebohongan

dan sejenisnya yang merupakan penyakit yang mencemari kehidupan masyarakat – bangsa dan

Negara menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.

                                                                                                               

2.6. Asas Tanggungjawab

Tanggungjawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi menerima pembebanan

sebagai akibat sikap tidak sendiri atau pihak lain (Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia. Hal. 974). Tanggungjawab berkaitan dengan kewajiban seseorang

terhadap tugas atau perbuatan yang dilakukan. Perbuatan yang dilakukan harus dapat

dipertanggungjawabkan dari segi tujuan dan konsekuensi lain yang ditimbulkannya. Sesuatu

aktivitas atau perbuatan yang dilakukan tanpa tanggungjawab akan terjadi secara tidak terarah

dan mungkin asal-asalan saja dan akibatnya adalah menimbulkan masalah atau hal-hal yang

tidak diharapkan. Jika perbuatan, prilaku, dan tindakan yang dilakukan dilandasi oleh

tangggungjawab kepada segala pihak yang berhadapan dengan orang tersebut, maka orang itu

akan selalu berada di jalan yang benar.

Aktivitas yang dilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di dasarkan pada asas

tanggungjawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu diarahkan

untuk mencapai tujuan yakni mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan segala potensi yang dimiliki. Sekecil

apapun tindakan atau perbuatan yang dilakukan pendidik dalam proses pendidikan harus dapat

dipertanggungjawabkan dari segi pencapaian tujuan, bukan berdasarkan selera, atau kemauan

pendidik. Secara lebih luas dan menyeluruh, tangggungjawab itu meliputi tanggungjawab kepada

Page 10: Makalah Sudah Jadi

diri sendiri, kepada keluarga, kepada masyarakat-bangsa dan Negara Indonesia, dan terutama

tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha tahu.

Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tangggungjawab dalam proses

pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan penetapan materi, metode,

strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, samapi pada evaluasi, harus

bersumber dan bermuara kepada pencapaian tujuan pendidikan atau pembelajaran. Pendidikan

tanpa asas tanggungjawab, bukanlah pendidikan dalam pengertian yang hakiki untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki sifat dan sikap bertanggungjawab  pada

penampilan, prilaku, tindakan, serta perbuatannya.

2.7. Asas Kualitas

Asas kualitas berkaitan dengan mutu hasil pendidikan yang akan dicapai. Kualitas hasil akan

bergantung atau dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan yang mencakup materi, metode,

strategi, pelaksanaan, hubungan pendidik dengan peserta didik, pengelolaan, sampai pada

evaluasi hasilnya sebagaimana dijelaskan diatas. Dengan demikian asas kualitas dalam proses

dan kegiatan pendidikan, dapat dikatakan sebagai muara dari asas-asas pendidikan sepanjang

hayat, kasih sayang, demokrasi, keterbukaan dan transparansi, serta tanggungjawab.

Proses kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas, haruslah berlandaskan asas kualitas dalam segala perangkat, kerja, dan kinerjanya.

Kegiatan pendidikan yang berlandaskan kualitas akan dapat melahirkan peserta didik menjadi

manusia yang berkualitas yang menyangkut jasmani, keterampilan, etos kerja, intelektual,

emosional, sosial, spiritual, dan akhlak mulia sebagai pribadi utuh, jujur, terbuka, dan bermakna

bagi hidup dan kehidupan diri sendiri dan orang lain.

Dinamika kehidupan yang telah berkembang dan berada dalam suasana global dan

perdagangan bebas, menghadapkan berbagai hambatan dan tantangan sekaligus peluang untuk

peningkatan kemampuan dan keterampilan untuk mengisi peluang pasar bebas. Daya saing akan

semakin tinggi, dan ukuran yang digunakan adalah bukan saja tergantung pada kualitas hasil

akan tetapi justru lebih diutamakan pada kualitas proses pencapaiannya. Dalam mengantisipasi

dinamika, baik yang positif menguntungkan, maupun yang negative merugikan, bangsa

Indonesia sebagai warga dunia, harus memiliki kualitas, kualitas penguasaan IPTEK, kualitas

keterampilan, kualitas etos kerja, sosial kemasyarakatan, emosional, dan kualitas spiritual. Tanpa

memiliki kualitas-kualitas seperti itu, bangsa Indonesia akan semakin tergantung kepada bangsa

lain, menjadi sapi perah bangsa lain dalam segala aspek khidupan. Oleh karena itu, penerapan

dan pengambangan asa kualitas dalam proses pendidikan, sangat strategis untuk membiana

peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dalam segala aspek kehidupan

manusia.

Page 11: Makalah Sudah Jadi

Untuk memperjelas keterkaitan pengembangan dan penerapan asas-asas pendidikan yang

telah dijelaskan diatas, berikut ini akan disajikan gambar dengan harapan akan dapat lebih

memperjelas asas tersebut dan kaitannya satu dengan lainnya.

2.8. Panca Darma Taman Siswa

Ki Hajar Dewantara menerapkan lima asas yang disebut panca darma taman siswa pada

perguruan yang beliau dirikan yaitu perguruan Taman Siswa.

1.      Asas Kodrat Alam

Asas ini berkaitan dengan hakikat dan kedudukan manusia sebagai makhluk hidup di dunia, agar

senantiasa mengatur dan menempatkan diri dalam hubungannya yang harmonis dengan alam dan

lingkungan sekitar. Keharmonisan hubungan tersebut akan mendukung tercapainya

kesejahteraan. Sebaliknya, jika terjadi pertentangan, maka akan mengarah kepada kehancuran

harkat manusia. Kesadaran manusia akan hakikat dan dan kedudukannya di dunia ini, niscaya

akan memperkokoh pijakan bagi dirinya dalam berbuat positif demi masa depannya. Sebaliknya,

kekeliruan dalam menghadapi dunia ini, akan berujung kepada kesesatan atau kekeliruan yang

bersangkutan dalam usaha memperoleh keberhasilan hidup.

2.      Asas Kemerdekaan

Inti dari pandangan ini adalah bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan bebas

merdeka, dalam arti memiliki hak asasi yang bersifat asli untuk hidup dan menyelenggarakan

kehidupannya. Tak seorangpun bisa memaksakan kehendak atau kekuasaanya terhadap orang

lain, yang berarti menodai kebebasan individu manusia di muka bumi ini. Padahal, kebebasan

dan kemerdekaan itu merupakan anugerah dari Tuhan, sehingga tidaklah pantas bila ada pihak

tertentu yang ingin mencabutnya.

Asas kemerdekaan tersebut, harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai

disalahgunakan semaunya. Dengan asas ini, maka tiap-tiap individu didorong untuk memiliki

sikap disiplin dan budi luhur. Dengan adanya sikap-sikap tersebut, maka akan tercipta

keteraturan, kesungguhan, dan pantang menyerah dalam menghadapi hidup. Kedisiplinan, pada

akhirnya akan menjadi salah satu pilar pendukung kemajuan hidup manusia, baik sebagai

individu maupun masyarakat.

3.      Asas Kebudayaan

Salah satu cirri dari kemajuan individu atau masyarakat dapat dilihat dari corak dan mutu

kebudayaan yang berhasil diciptakan dan sekaligus merupakan bagian integral dari realitas

kehidupan individu atau masyarakat tertentu. Oleh karena itu, bagi suatu bangsa, sangat penting

sekali adanya usaha memelihara dan mengembangkan budidaya individu dan masyarakatnya.

Dengan demikian, menjadi salah satu pembentuk identitas bangsa sekaligus pembeda dengan

bangsa lain. Kebudayaan suatu bangsa juga merupakan cermin kemajuan dan keberhasilan

bangsa itu sendiri.

Page 12: Makalah Sudah Jadi

Menurut Ki Hajar, pelestarian dan pengembangan kebudayaan suatu bangsa tidak berarti hanya

memelihara dan melindunginya dari pengaruh luar. Tetapi yang lebih penting adalah, membawa

budaya tersebut ke suatu tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan tuntutan dan realitas perubahan

zaman. Dengan demikian, asas kebudayaan dan pengembangannya ini lebih bersifat dinamis, dan

bukan suatu pertahanan yang statis sifatnya. Kebudayaan yang selayaknya dikembangkan dan

dipelihara, menurut beliau, mencakup segala hal yang berkaitan dengan kepentingan hidup

bangsa itu sendiri, lahir maupun batin.

4.      Asas Kebangsaan

Sudah sedemikian lazimnya bahwa setiap bangsa di dunia ini mencintai dan memegang teguh

ikatan kenegaraan dan kebangsaannya. Hal yang demikian ini bukanlah buruk, karena di sana

terkandung realitas dan makna persatuan sebagai modal keberhasilan perjuangan bangsa. Tanpa

adanya kebanggaan akan identitas kebangsaan, jelas tidak mungkin dicapai keberhasilan dan

persatuan, bahkan sebaliknya bisa mengarah kepada pertikaian antar kelompok tertentu atau

malah kehancuran bangsa itu sendiri.

Akan tetapi, jangan sampai cinta kebangsaan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan. Asas

kebangsaan harus menampilkan bentuk perbuatan yang nyata, jangan sampai mengarah kepada

permusuhan terhadap bangsa lain. Pada lingkup bangsa sendiri, asas tersebut antara lain

mendorong rasa persatuan antar kelompok yang ada, juga persatuan dalam kehendak maupun

cita-cita untuk mencapai kebahagiaan hidup lahir batin bagi seluruh komponen bangsa.

5.      Asas Kemanusiaan

Seluruh dharma, usaha atau pengabdian manusia di tengah perjalanan hidup ini, pada hakikatnya

adalah untuk kepentingan harkat dan martabat kemanusiaan. Sebagai layaknya manusia baik

secara individual maupun sosial, ia akan berupaya sekuat tenaga agar hajat dan kebutuhan hidup

manusiawinya terpenuhi secukupnya. Selama kebutuhan manusiawi tersebut belum terpenuhi,

maka perjuangan akan terus berlangsung. Padahal, kebutuhan manusiawi jenis dan ragamnya

banyak sekali, termasuk di dalamnya pemenuhan harkat kemanusiaan.

Menurut Ki Hajar, asas kemanusiaan harus ditegakkan di atas prinsip kesucian hati dan rasa cinta

kasih terhadap sesama manusia, dan di lebih dari itu juga kepada seluruh makhluk Tuhan. Atas

dasar itulah, maka jangan sampai ada pihak yang mengatasnamakan kemanusiaan tetapi

dilakukan dengan cara-cara yang menyakiti, bahkan menghancurkan hak hidup manusia lain.

Prinsip ini sedemikian penting sehingga tidak dapat terpisahkan dari kemanusiaan itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Page 13: Makalah Sudah Jadi

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membimbing dan

mendidik pesertadidik dalam pertumbuhan dan perkembangannya untuk mengembangkan segala

bakat atau potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan dapat berlangsung simultan melainkan

secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangannya.

Pendidikan  sepanjang hayat (life long education) adalah sebuah sistem pendidikan yang

dilakukann oleh manusia ketika lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan sepanjang hayat

merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi. Melalui pendidikan sepanjang hayat, manusia

selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau

pengalaman yang telah dialami. Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia,

semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa menjadi peserta didik, karena

cara belajar sepanjang hayat dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.

Tujuan dari proses belajar sepanjang hayat adalah untuk mengembangkan diri, memberikan

kemampuan peserta didik untuk berbuat seperti orang lain, membebaskan dari kebodohan,

menjadi manusia yang kreatif, sensitive, dan dapat berperan aktif dalam proses pembangunan.

untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri, memberikan kemampuan kepada

peserta didik agar dapat berbuat seperti orang lain, menumbuhkan sikap mandiri, terampil,

terbuka terhadap perubahan kemajuan teknologi, untuk mendorong inklusi sosial dan keperluan

masyarakat, bagaimana pendidikan masyarakat dapat berkontribusi untuk membangun

masyarakat yang demokratis dan adil (Adult Education Quarterly, 2005: vol. 55)

Kesamaan kedudukan dan hak sebagai manusia mengandung arti bahwa hidup dan

kehidupan yang satu dengan yang lainnya sangat tergantung dan pengaruh mempengaruhi, bukan

menjadi alat dan diperalat untuk memenuhi kebutuhan  orang atau kelompok tertentu. Karena itu

sangat dituntut dalam kehidupan manusia adanya kepedulian msing - masing sebagai umat

manusia, dengan mengabaikan kualitas, pangkat, status, atau posisinya masing-masing.

Page 14: Makalah Sudah Jadi

DAFTAR PUSTAKA

Hill, Lilian H.2005. Community Education, Lifelong Learning, and Social Inclusion. Adult Education

Quarterly, volume 5 nomor 2, February 2005: 151-153.

Sudjana. 2001. Pendidikan Luar Sekolah.Bandung: Falah Production.

http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/normal-0-microsoftinternetexplorer4.html

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Tim Pengajar.2011. Diktat Filsafat Pendidikan. UNIMED : Medan