Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

46
PROPOSAL PENELITIAN ‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI SAMARINDA’ Disusun Oleh : M.Miftahul Muttaqin 1205025016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

Transcript of Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Page 1: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

PROPOSAL PENELITIAN

‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI

SAMARINDA’

Disusun Oleh :

M.Miftahul Muttaqin

1205025016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2016

1

Page 2: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

PROPOSAL PENELITIAN

‘PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR PDAM DI

SAMARINDA’

Disusun Oleh :

M.Miftahul Muttaqin

1205025016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2016

2

Page 3: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

HALAMAN PENGESAHAN

JudulPenelitian : PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG

SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP KADAR KLORIN

PADA AIR PDAM DI SAMARINDA

NamaMahasiswa : M.MIFTAHUL MUTTAQIN

NIM : 1205025016

Jurusan : Pendidikan MIPA

Program Studi : Pendidikan Kimia

Samarinda, 17 Januari 2016

DosenPembimbing Mahasiswa

Mufflihah , S.Pd, M.Si M.MIFTAHUL MUTTAQIN

NIP. 19680428 199403 2 002 NIM. 1205025016

3

Page 4: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pemberian Limbah Tongkol

Jagung Sebagai Adsorben Terhadap Kadar Klorin Pada Air PDAM di Samarinda.

Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai

pada mata kuliah Penelitian laboratorium pada Fakultas Keguruan Program Studi

Pendidikan kimia Universitas Mulawarman.

Penyusun menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari

sempurna,untuk itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi

kesempurnaan karya ilmiah yang akan datang. Penyusun berharap semoga karya

ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya.

Samarinda, 17 November 2015

Penyusun

4

Page 5: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 6

B. Rumusan Masalah............................................................................7

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7

D. Kegunaan Penelitian........................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8

A. Jagung.............................................................................................. 8

B. Klorin............................................................................................... 9

C. Adsorben..........................................................................................10

D. Hipotesis...........................................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 13

A. Definisi Konsepsional.......................................................................14

B. Definisi Operasional..........................................................................14

C. Variabel Penelitian............................................................................15

D. Populasi.............................................................................................16

E. Sampel...............................................................................................17

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................18

G. Rancangan Penelitian........................................................................19

H. Bahan dan Alat Penelitian.................................................................19

I. Teknik Analisis..................................................................................20

J. Prosedur Kerja...................................................................................21

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................22

A. Hasil Penelitian..................................................................................22

B. Pembahasan........................................................................................23

BAB V KESIMPULAN...................................................................................... 28

5

Page 6: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

A. Kesimpulan.........................................................................................28

B. Saran………………………………………………………………...28

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....30

LAMPIRAN – LAMPIRAN…………………………………………….31

6

Page 7: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai hasil dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi

dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alternatif, salah satunya adalah

adsorben dari limbah tongkol jagung, dimana tongkol jagung kering biasanya

menjadi limbah dan dibakar di halaman atau dibuang ditempat sampah

setelah diambil buah jagungnya yang tentunya mengakibatkan pencemaran

lingkungan. Keadaan ini menjadi motivasi untuk memproduksi bahan yang

bernilai tambah dari limbah tongkol jagung yaitu sebagai adsorben alternatif

untuk mengurangi kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda.

Melihat pentingnya pemakaian karbon aktif dalam industri sebagai

adsorben dan harganya cukup mahal, maka sebagai adsroben alternatif

dimanfaatkanlah limbah batang jagung. Penelitian ini adalah tentang

pemanfaatan limbah batang jagung sebagai adsorben alternatif pada

pengurangan kadar klorin dalam air PDAM Di Samarinda. Digunakan sampel

air PDAM karena air ini mudah diperoleh dan banyak masyarakat yang

menggunakan air ini untuk semua kebutuhan sehari – hari. Walaupun kadar

klorin pada air PDAM telah memenuhi standar batas aman klorin yang telah

ditetapkan oleh pemerintah akan tetapi klorin yang masih ada sedikit (sisa

klor) pada air PDAM dapat menimbulkan masalah apabila digunakan secara

tidak tepat seperti digunakan sebagai air shower dalam keadaan panas, air

untuk ikan hidup dan menyiram tumbuh –tumbuhan yang dapat merusak

lingkungan karena klor dapat bereaksi dengan senyawa – senyawa organik.

Metode pembuatan adsorben yang digunakan adalah metode aktivasi kimiawi

dengan aktivator asam sulfat (H2SO4). Penelitian mengenai adsorben

alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan, namun dengan bahan adsorben

yang berbeda. Apabila percobaan yang dilakukan ini berhasil diharapkan

dapat memberikan dampak positif teruma bagi praktikan dan juga

7

Page 8: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

masyarakat. Karena dengan adanya adsorben alternatif yang diperoleh dari

limbah rumah tangga yaitu tongkol jagung diharapkan dapat membantu

masyarakat untuk dapat hidup lebih sehat dengan menggunakan air yang

bebas dari klorin. Permasalahan pokok yang akan dijawab dalam penelitian

ini adalah mampukah adsorben dari batang jagung mengurangi kadar klorin

yang terdapat dalam air PDAM Di Samarinda. Bedasarkan pengalaman dan

data yang kami peroleh membuat kami termotivasi untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai

adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam

makalah ini adalah Apakah ada pengaruh pemberian limbah tongkol jagung

sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda.

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pemeberian

limbah tongkol jagung sebagai adsorben terhadap kadar klorin pada air PDAM

di Samarinda.

D. Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegunaan ekstrak

tongkol jagung sebagai salah satu bahan alternatif unutuk mengurangi

kadar klorin pada air PDAM.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa limbah tongkol jagung

dapat mengurangi kadar klorin dalam air PDAM.

3. Membantu masyarakat untuk membuat air dari PDAM yang bebas dari

klorin yang digunakan dalam keperluan tertentu.

8

Page 9: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jagung

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil

karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk

Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana

bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa

kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan

lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung

maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai

produk industri. Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri kimia,

kosmetika, dan farmasi.

Gambar 2.1 Tongkol Jagung

Dari sisi botani dan agronomi, jagung merupakan tanaman model yang

menarik, khususnya di bidang genetika, fisiologi, dan pemupukan. Sejak awal

abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika yang intensif.

Secara fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien

memanfaatkan sinar matahari. Sebagian jagung juga merupakan tanaman hari

pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah

panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya 12,5 jam

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada

endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh

9

Page 10: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran

amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh

patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada

kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan.

Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi

mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.

Tabel 2.1 Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:

No Unsur Kadar/

1 Kalori 355 Kalori

2 Protein 9,2 gram

3 Lemak 3,9 gram

4 Kabohidrat 73,7 gram

5 Kalsium 10 mg

6 Fosfor 256 mg

7 Ferrum 2,4 mg

8 Vitamin A 510 SI

9 Vitamin B1 0,38 mg

10 Air 12 gr

Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat

yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari.

B. Klorin

Dalam kimia organik, klorin adalah sebuah cincin aromatik heterosiklik

yang terdiri dari tiga pirola dan satu pirolina yang bergandengan melalui empat

tautan metina. Tidak seperti porfirin, klorin tidak bersifat aromatik pada

keseluruhan cincin walaupun memiliki komponen pirola yang aromatik.

10

Page 11: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Klorin yang berikatan dengan magnesium disebut klorofil dan merupakan

inti pigmen fotosensitif kloroplas. Senyawa terkait dengan dua pirola yang

tereduksi disebut bakterioklorin.

Oleh karena fotosensitivitasnya, klorin digunakan sebagai agen fotosensitif

pada terapi percobaan laser kanker.

Klorin atau chlorine atau yang kita kenal dengan nama kaporit merupakan

bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula

bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman

penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan.

Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan

kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi dibalik

kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita.

Gambar 2.2 Klorin

Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung

klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung

kemih, dubur ataupun usus besar. Sedangkan bagi wanita hamil dapat

menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf

tulang belakang, berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat

mengalami keguguran kandungan. Selain itu pada hasil studi efek klorin pada

binatang ditemukan pula kemungkinan kerusakan ginjal dan hati. Fakta yang

lebih mengejutkan adalah bahwa efek negatif kaporit terhadap tubuh manusia

sebanyak 70% bukan masuk melalui air yang diminum, melainkan dari uap

klor (kloroform) dalam kaporit yang terhirup saat mandi, ditambah dengan

11

Page 12: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

penyerapan kaporit melalui kulit. Hal ini terutama saat mandi dengan air

hangat.

Klorin biasanya terkandung pada air ledeng (PAM). Klorin ini akan masuk

bersama air ledeng (PAM) yang digunakan pada saat penggantian air atau

penataan ulang akuarium secara keseluruhan (new setup). Tingkat klorin diatas

0.02 mg/l (ppm) akan menyebabkan membran sisi insang (mucous membranes)

ikan merasa terbakar dan berwarna merah. Klorin juga dapat mengganggu

kerja bakteri pengurai yang menguntungkan pada saat mengurai polutan pada

filter, bahkan dapat mematikan bakteri ini.

Air ledeng. Oleh PDAM pada saat “pembuatan” air ledeng umumnya

menggunakan air permukaan, yang umumnya akan lebih banyak mengandung

kuman atau mikroorganisme merugikan daripada bila dibandingkan dengan air

sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai ke kita

dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung

khlorin tersebut.

Septik tank atau air pembuangan limbah rumah tangga. Ketika

menggunakan pembersih atau pencuci yang mengandung khlorin, bisa jadi air

pembuangan hasil cucian tersebut kemudian meresap ke dalam tanah dan

mencemari sumur yang merupakan sumber air bersih rumah tangga.

Pembuangan Air Kolam Renang. Kolam renang umumnya menggunakan

khlorin sebagai “penjernih” dari mikroorganisme yang ada dalam air. Air

buangan dari kolam renang ini juga bisa saja mencemari sumur air bersih

warga sekitarnya. Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990,

tentangbatas minimum diperbolehkan penggunaan klorin dalam air renang

yaitu sebanyak 0,2 mg/L dan batas maksimum 0,5 mg/L, sedangkan

persyaratan batas klorin untuk air minum menurut KepMenKes

No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L (ppm) serta

pengelola air minum dengan sistem perpipaan wajib mengadakanpengawasan

internal terhadap kualitas air yang diproduksinya, misalnya pemeriksaan sisa

klor yang dilakukan minimal satu kali sehari untuk memastikan efisiensi proses

klorinasi sebelum didistribusikan. Zat klorin jika bereaksi dengan senyawa

12

Page 13: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

organik akan membentuk suatu senyawa bersifat toksik seperti dioksin.

Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya

akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses

biomagnifikasi sehingga akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti

kanker. (Pudjianto,1984)

C. Adsorben

Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu

dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben adalah bahan – bahan yang sangat

berpori dan adsorbsi berlangsung terutama pada dinding – dinding pori atau

pada letak – letak tertentu didalam partikel itu. Oleh karena pori – pori

biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi beberapa orde

besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g.

Adsorben yang digunakan secara komersial dikelompokkan menjadi dua yaitu

kelompok polar dan non polar

1. Adsorben polar disebut juga hydrophilic

2. Adsorben non polar disebut juga hydrophobic

Menurut IUPAC (Internationl Union of Pure and Applied Chemical) ada

beberapa klasifikasi pori yaitu :

a. Mikropori : diameter < 2 nm

b. Mesopori : diameter 2 – 50 nm

c. Makropori : diameter > 50 nm.

Bahan baku pembuatan karbon aktif diperoleh dari darah, daging dan

tulang hewan. Dari tumbuh – tumbuhan misalnya kayu, kayu lunak, batang

jagung, lumut laut, kulit buah kapas, jerami, biji buah – buahan, kulit buah

pala, limbah penyulingan tumbuh – tumbuhan dan lain sebagainya.

Untuk setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia

terikat tersedia analisa-analisa khusus. Namun untuk praktikum biasa hanya

klor aktif (residu) ditentukan melalui suatu analisa; klor tersedia bebas dan klor

tersedia terikat didapatkan melalui grafik klorinasi breakpoint. Klor aktif dapat

13

Page 14: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

dianalisa melalui titrasi iodometri atau melalui titrasi klorimetri dengan DPD.

Analisa iodometri agak sederhana dan murah tetapi tidak sepeka metode DPD.

Selain metode diatas yang digunakan di laboratorium juga ada metode

kasar yang digunakan dilapangan, yaitu memakai alat komparator dengan

ortotolidin.

Klor aktif akan membebaskan iodin I2 dari kalium Iodida (KI) jika pH < 8

(terbaik adalah pH < 3 atau 4), sesuai dengan reaksi berikut,

OCl- + 2 KI + 2 HAs I2 + 2 KAs +Cl- + 2 H2O

NH2Cl + 2 KI + 2 HAs I2 + KAs + KCl + NH4As

I2 + Kanji Warna Biru

I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI

Sebagai indikator digunakan kanji yang merubah warna sesuatu larutan

yang mengandung iodin menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif,

iodin yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan

standard natriumtiosulfat sesuai reaksi diatas. Titik akhir titrasi dinyatakan

dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik (HAs) CH3COOH harus

digunakan untuk menurunkan pH larutan sampai 3 atau 4.

Adsorbsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu

fluida berpindah kepermukaan zat padat yang menyerap (adsorben).

Teknik aktivasi yang terutama digunakan oleh operasi – operasi komersial

adalah dengan teknik aktivasi kimia (chemical activation) dan teknik karbonasi

(steam activation). Sebagai mana sebutannya, aktivasi kimia biasanya

digunakan pada bahan-bahan yang berupa gambut dan bahan – bahan berbahan

dasar kayu. Bahan dasar direaksikan dengan dehydrating agent, berupa pospor

pentoksida (P2O5) atau besi klorida (ZnCl2) yang dicampurkan dalam bentuk

pasta lalu dipanaskan pada temperature tingga yaitu sekita 500-800 oC untuk

mengaktivasi karbon. Hasil karbon yang telah diaktivasi kemudian dicuci,

dikeringkan dan digiling sesuai ukuran yang dinginkan. Karbon aktif yang di

produksi dengan teknik aktivasi ini umumnya memiliki pori-pori yang luas dan

sangat ideal untuk menyerap bahan – bahan dengan molekul yang besar.

14

Page 15: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Teknik karbonasi (steam activation) umumnya digunakan untuk

mengaktivasi batu bara dan cangkang kelapa. Aktivasi dilakukan pada

temperatur 800 - 1100 oC dengan mengalirkan uap panas jenuh. Reaksi yang

terjadi berupa :

C + H2O H2 + CO + 175440 kJ/kgmol

Reaksi yang berlangsung adalah reaksi endotermik akan tetapi temperatur

dipertahankan dengan pembakaran CO dan H2 yang diproduksi.

2 CO + O2 2 CO2 - 393790 kJ/kgmol

2 H2 + O2 H2O – 396650 kJ/kgmol

Karbon aktif yang dihasilkan dengan teknik ini memiliki pori – pori yang

cukup baik dan ideal digunakan untuk mengadsorbsi komponen-komponen

berfase cair maupun uap.

Daya adsorbsi dari karbon aktif dapat ditetapkan dengan menggunakan

adsorbsi isotherm. Adsorbsi isotherm adalah sebuah

Persamaan yang menghubungkan antara padatan yang akan diadsorbsi

dengan adsorben.

Parameter yang dapat menunjukkan kualitas arang aktif adalah daya adsorbsi

arang aktif terhadap larutan Iod. Daya adsorbsi arang aktif terhadap iod

memiliki korelasi dengan luas permukaan arang aktif. Dimana semakin besar

angka iod maka semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau

zat terlarut . Salah satu metode yang digunakan dalam analisis daya adsorbsi

arang aktif terhadap iod adalah dengan metode titrasi iodometri. Kereaktifan

dari arang aktif dapat dilihat dari kemampuannya mengadsorbsi substrat. Daya

adsorbsi tersebut dapat ditunjukkan dengan besarnya angka iod (iodin number)

yaitu angka yang menunjukkan seberapa besar adsorben dapat mengadsorbsi

iod. Semakin besar nilai angka iod maka semakin besar pula daya adsorbsi dari

adsorben. Daya serap karbon terbagi 2 yaitu :

a. Daya serap fisika (adsorbsi fisika)

Biasanya melibatkan perubahan energi yang lebih kecil (ikatan lemah)

Contoh : adsorbsi N2 pada karbon melepas ± 5000 kal/mol

b. Daya serap kimia (adsorbsi kimia)

15

Page 16: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Pada suhu tinggi atom C bergabung dengan O2 membentuk CO dan CO2.

D. Hipotesis

Terdapat pengaruh pemberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben

terhadap kadar klorin pada air PDAM Di Samarinda yaitu dapat mengurangi

kadar klorin hingga 97%.

16

Page 17: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Konsepsional

Beberapa definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah :

1.Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk

menempel. (Baco, D dan Tandiabang, J. 1988)

2.Air PDAM adalah air olahan yang dibuat dari air yang tidak layak konsumsi

menjadi layak konsumsi dengan menambahkan beberapa bahan kimia dalam

poses pembuatannya seperti kaporit. (Pudjianto,1984)

B. Definisi Operasional

1. Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi

dalam reaksi dengan larutan standar tiosulfat.

2. Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus

kimia Ca(Cl O )2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air.

Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak dari

pada natrium hipoklorit (cairan pemutih)

3. Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n,

sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga

lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. (Kardinan, A. 2005)

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu batang jagung

(Y) dan variabel terikat yaitu klorin (X).

D. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah air PDAM Tirta Kencana di Samarinda.

17

Page 18: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

E. Sampel Penelitian

Sampel yang digunakan adalah air PDAM Tirta Kencana di Jl.Tirta Kencan

no.1 Samarinda.

F. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi kehutanan

Universitas Mulawarman Samarinda pada bulan November 2015 sampai bulan

Desember 2015.

G. Rancangan Penelitian

1. Jenis Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah

penelitian kuantitatif deskriptif

2. Bagan kerja

18

Batang Jagung

DiKeringkan

Dipotong kecil - kecil

Dibelender

Disaring Diperoleh Bubuk Tongkol Jagung

Page 19: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Gambar 3.1 Bagan pembuatan adsorben

Gambar 3.2 Penentuan volume Blanko

19

Penyiapan sampel Air PDAM 10 ml

Penambahan 1gramSerbuk Batang jagung

Penambahan padatan 0,5 gram KI

Aquades

Tambahkan 0,5 gram KI

Tambahkan 2 ml asam sulfat pekat

Dititrasi dengan NA2S2O3

Ditambahkan indikator kanji Dihitung volume larutan blanko

Page 20: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Gambar 3.3 Penentuan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben

H. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan

Air PDAM Samarinda, Amilum, Tongkol jagung, Larutan Na2S2O3 0,2

N, Padatan KI, Larutan asam sulfat pekat 96-97 % dan Aquades.

20

Penambahan Padatan 0,5 gram KI

Dititrasi dengan NA2S2O3

Penambahan 2 ml Asam Sulfat pekat

Ditambah indikator kanji

Menghitung Kadar Klorin

Penambahan 2 ml Asam sulfat pekat

Dititrasi dengan NA2S2O3

Penambahan indikator kanji

Page 21: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

2. Alat

Blender, Kertas saring, Saringan, Labu erlenmeyer, Gelas ukur 100 ml,

Wadah plastik diameter 6 cm, Wadah dengan diameter 25 cm dan tinggi

30 cm, Gelas kimia, Timbangan, Pipet volume 2 ml, Buret 50 ml dan

Magnet stirrer.

I. Teknik analisis

Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan analisis

penelitian secara iodometri.

Dengan menggunkan persamaan :

=

Keterangan :

A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel

B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif

N = Normaliti larutan titran Na2S2O3

V = volume sampel (ml)

J. Prosedur Kerja

1. Pembuatan bahan adsorben batang jagung

a. Batang jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5

cm),

b. Dibelender batang jagung tadi kemudian di saring dengan saringan

tepung untuk menghilangkan kotoran dan didapatkan serbuk tongkol

jagung

c. Keringkan pada suhu ruang

2. Penentuan volume Na2S2O3 pada larutan blanko

a. Pipet 10 ml aquades dan masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml

b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat

21

Page 22: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5

menit

d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading

e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi

hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna

3. Penentuan kadar klorin sebelum penambahan adsorben

a. Pipet 10 ml larutan air PDAM dan masukan kedalam labu erlenmeyer

250 ml

b. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat

c. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5

menit

d. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading

e. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi

hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna

f. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l :

=

Keterangan :

A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel

B = ml titran Na2S2O3 0,01 untuk blanko (bisa positif atau negatif

N = Normaliti larutan titran Na2S2O3

V = volume sampel (ml)

4. penentuan kadar klorin setelah penambahan adsorben

a. Diambil 1 gram adsorben kemudian masukkan kedalam gelas kimia

dan ditambahkan 20 ml air PDAM. Aduk dan diamkam beberapa saat

b. Disaring campuran tadi dengan kertas saring

c. Hasil saringan ditempatkan di gelas kimia yang lain

d. Pipet 10 ml larutan air PDAM sudah di campur dengan adsorben dan

masukan kedalam labu erlenmeyer 250 ml

e. Tambahkan 0.5 gram KI dan 2 ml asam sulfat pekat

22

Page 23: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

f. Aduk dengan magnet stirer dan diamkan di ruang gelap selama 5

menit

g. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga kuning gading

h. Tambahkan indikator kanji (terbentuk warna kuning, lanjutkan titrasi

hingga warna biru hilang menjadi tidak bewarna

i. Penentuan klor aktif sebagai mg Cl2/l :

=

Keterangan :

A = ml titran Na2S2O3 untuk sampel

B = ml titran Na2S2O3 0,01 N untuk blanko (bisa positif atau negatif

N = Normaliti larutan titran Na2S2O3

V = volume sampel (ml)

23

Page 24: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengaruh pemeberian limbah tongkol jagung sebagai adsorben

terhadap kadar klorin pada air PDAM di Samarinda. Setelah dilakukan analisa

dan perhitungan kadar klorin, ternyata limbah tongkol jagung dapat

mengurangi atau menurunkan kadar klorin pada air PDAM di Samarinda

Perlakuan sampel

Komsntrasi aktivator

Volume H2SO4 (ml)

Massa KI (gram)

Volume sampel (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N blanko (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N (ml) sampel

Kadar klorin(mg/L)

Massa adsorben (gram)

Sebelum penambahan adsorben

97% 2 ml 0.5 gram 10 ml 0.05 ml 0.05 ml 0.075 mg/L -

Sesudah penambahan adsorben

97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram

Dari data diatas kita dapat mengatakan bahwa limbah tongkol jagung

dapat menurunkan kadar klorin dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075

mg/L kadar klorin sebelum penambahan menjadi 0.035 mg/L kadar klorin

setelah penambahan adsorben dengan persentase penurunan kadar sebesar 40%

atau 0.04 mg/L.

B. Pembahasan

Kadar klorida pada air air minum harus memenuhi persyaratan kualitas air

minum sesuai dengan persyaratan batas klorin untuk air minum yaitu menurut

KepMenKes No.907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu maksimum 5 mg/L

(ppm). Sumber klorida dalam air  berasal dari mineral yang ada dalam tanah,

24

Page 25: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah.

Selain itu sumber klorida lainnyadapat berasal dari air limbah domestik atau

air urine manusia dan juga dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air

hujan.

Dalam percobaan ini, untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung

dalam suatu sampel adalah dengan cara Titrasi iodometri. Prinsipnya Larutan

Na2S2O3 sebagai larutan standar pada penentuan kadar sampel ( klorin)

distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan KI sebagai larutan baku primer

dengan penambahan KI dan Asam sulfat,pada titrasi ini digunakan amilum

sebagai indikikator untuk mengetahui titik akhir titrasi. Kemudian sejumlah

sampel yang akan diketahui kadar khlorin di titrasi dengan Larutan Na2S2O3

sebagai larutan standar dan sebelumnya sampel ditambahkan padatan KI dan

asam sulfat 0.2N. Indikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indikator

amilum.Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna kuning muda sesaat

setelah penambahan indikator amilum menjadi biru tua.

Percobaan pertama yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan

blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor pengurang untuk menentukan

kadar Cl2 dalam sampel. Aquades diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke

dalam gelas kimia 100 ml.  Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5

gram dan asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar

kelarutan I2 yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi

untuk memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah.

Reaksi yang terjadi :

OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O

Kemudian diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi dengan sempurna

dan diaduk dengan magnet stirer selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2

N hingga bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi :

I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan

amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar

amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar

25

Page 26: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3

0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas

perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi.

Dari hasil percobaan diperoleh :

Komsntrasi aktivator

Volume H2SO4 (ml) Massa KI (gram) Volume sampel

(ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N blanko (ml)

97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml

Percobaan kedua yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan

sampel sebelum penambahan limbah yang nantinya digunakan sebagai faktor

pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Air PDAM di Samarinda

diambil 10 mL kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml. 

Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan asam sulfat pekat 2

ml. Diamkan selama 5 menit agar dapat bereaksi secara sempurna dan diaduk

dengan magnet stirer. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2

yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk

memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi

yang terjadi :

OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O

Kemudian diamkan selama 5 menit dan dititrasi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga

bewarna kuning gading. Reaksi yang terjadi :

I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua. Penambahan

amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar

amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar

dititrasi untuk kembali ke senyawa semula dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3

0,2 N hingga tidak bewarna. Penggunaan indikator ini untuk memperjelas

perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi.

Dari hasil percobaan diperoleh :

26

Page 27: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

Komsntrasi aktivator

Volume H2SO4

(ml)

Massa KI (gram)

Volume sampel (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N blanko (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N (ml) sampel

Kadar klorin(mg/L)

97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.157 ml 0.075 mg/L

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel dimana

untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin sebesar

0.075 mg/L.

Percobaan ketiga yaitu untuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan

sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung, yang nantinya digunakan

sebagai faktor pembeda untuk menentukan kadar Cl2 dalam sampel. Langkah

awal yaitu membuat bahan adsorben dari tongkol jagung dimana tongkol

jagung dikeringkan kemudian di potong kecil – kecil (± 0.5 cm), Selanjutnya

dibelender tongkol jagung tadi kemudian disaring dengan saringan tepung

untuk menghilangkan kotoran sehingga diperoleh serbuk tongkol jagung.

Selanjutnya proses penitrasianuntuk menentukan volume Na2S2O3 pada larutan

sampel ketika penambahan limbah tongkol jagung.

Air PDAM di Samarinda diambil 20 mL kemudian dimasukkan ke dalam

gelas kimia 100 ml dan ditambahkan adsorben serbuk tongkol jagung.

Diamkan selama 5 menit agar adsorben dapat menyerap klorin dengan

sempurna. Selanjutnya disaring dengan kertas saring sehingga diperoleh filtrat.

Selnjutnya diambil filratnya sebanyak 10 ml dan dimasukan kedalam gelas

kimia 100 ml.  Kemudian langsung ditambahkan padatan KI 0.5 gram dan

asam sulfat pekat 2 ml. Fungsi dari KI adalah untuk memperbesar kelarutan I2

yang sukar larut dalam air sedangkan asam sulfat pekat berfungsi untuk

memberikan suasana asam karena memiliki keasaman yang rendah. Reaksi

yang terjadi :

OCL¯ + 2I¯ + 2H+ → CL¯ + I2 + H2O

Kemudian diamkan selama 5 menit dan diaduk menggunakan magnet stirer

selanjutnya dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0,2 N hingga bewarna kuning gading.

Reaksi yang terjadi :

27

Page 28: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Selanjutnya ditambahkan amilum sampai bewarna biru tua dan dititrasi lagi

dengan Na2S2O3 0,2 N hingga tidak bewarna.

Dari hasil percobaan diperoleh :

Komsntrasi aktivator

Volume H2SO4 (ml)

Massa KI (gram)

Volume sampel (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N blanko (ml)

VolumeNa2S2O3 0,2 N (ml) sampel

Kadar klorin(mg/L)

Massa adsorben (gram)

97% 2 ml 0.5 Gram 10 ml 0.05 ml 0.1 ml 0.035 mg/L 1 gram

Dari data yang diperoleh kemudian dihitung kadar klorin pada sampel

dimana untuk normalitas Na2S4O6 sebesar 0,2 N dan siperoleh kadar klorin

sebesar 0.035 mg/L. Parameter yang dapat menunjukkan kualitas karbon aktif

adalah daya adsorbsi terhadap larutan klorin. Semakin besar bilangan iodnya

semakin besar kemampuan dalam mengadsorbsi adsorbat atau zat terlarut.

Hasil dari penentuan kadar klorin diperoleh bahwa kadar klorin sebelum

penambahan adsorben adalah 0.075 mg/L sedangkan setelah penambahan

adsorben diperoleh kadar sebesar 0.035 mg/L. Hal ini menunjukan terjadinya

penurunan kadar klorin sebelum dan sesudah penambahan adsorben.

Bedasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa adsorben tongkol jagung

dapat mengurangi kadar klorin air PDAM di Samarinda yaitu sebesar 0.04

mg/L atau 40%. Dengan kadar 0.035 mg/l hal ini jauh dibawah batas aman

kadar klorida yang dianjurkan oleh SNI. Sehingga tongkol jagung ini bisa

digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi kadar klorin pada air olahan

sehinga dapat membantu masyarakat untuk hidup sehat dengan harga yang

murah.

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

28

Page 29: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

1. Penambahan adsorben tongkol jagung dapat menurunkan kadar klorin

dalam air PDAM di Samarinda yaitu dari 0.075 mg/L sebelum

penambahan menjadi 0.035 mg/L setelah penambahan adsorben

dengan persentase penurunan kadar sebesar 40% atau 0.04 mg/L.

B. Saran

1. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variasi berat

adsoreben tongkol jagung.

2. Sebaiknya dilakukan juga variasi besar partikel adsoreben dari tongkol

jagung yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Arip N, Yofi Kurniawan, Adi Anggoro. 2007. Pestisida Alami Dari Ricine Pada

Buah Jarak. http//www. Kemahasiswaan its. Ac.id files/

29

Page 30: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

pkmi % 202006% 20ITS%20 Arip. Diakses tanggal 27 Juni

2014.

Baco, D dan Tandiabang, J. 1988. Hama Utama Jagung dan Pengendaliaannya.

Badan Penelitian dan Perkembangan Pertanian. Pusat

Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Dadang. 1999. Sumber Insektisida Alami. Bahan Pelatihan Pengembangan Dan

Pemanfaatan Insektisida Alami. Institut Pertanian Bogor.

Desi, A. 2007. Pemanfaatan Biji Bengkuang sebagai Insektisida

Alami.http//www. Pkm.dikti. net/pkmi award 2006/pdf/pkmi 06

068.pdf. Diakses tanggal 27 Juni 2014.

Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.

Yogyakarta.

Pudjianto, Edi Wahyu. 1984.Analisa Kualitas Air, Pengendalian dan pemeriksaan sampel Air. PT.Bina Indra Karya: Surabaya Deraan, P.A. PT Ichtiar Baru Von Hoeve. Jakarta.

Kardinan, A. 2005. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Mulyaman, S., Cahyaniati, dan Mustofa, T. 2000. Pengenalan Pestisida Nabati

Tanaman Holtikultura. Direktorat Jenderal Produksi

Holtikultura Dan Aneka Tanaman. Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

30

Page 31: Makalah penelitian laboratorium sudah jadi

31