Makalah SPGDT Bencana

27
PENERAPAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU TERHADAP BENCANA INDUSTRI DI RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK Oleh : dr. Edwin Hafiz NIK. K - 12550 Pembimbing : dr. Luviana Tyas WD dr. Ahdian Saptavani PT. PETRO GRAHA MEDIKA RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK 1

description

Penerapan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu terhadap Bencana Industri di Rumah Sakit Petrokimia Gresik

Transcript of Makalah SPGDT Bencana

Page 1: Makalah SPGDT Bencana

PENERAPAN SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT

DARURAT TERPADU TERHADAP BENCANA INDUSTRI

DI RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

Oleh :

dr. Edwin Hafiz

NIK. K - 12550

Pembimbing :

dr. Luviana Tyas WD

dr. Ahdian Saptavani

PT. PETRO GRAHA MEDIKA

RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

2013

1

Page 2: Makalah SPGDT Bencana

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Tujuan............................................................................................ 2

1.2.1 Tujuan Umum....................................................................... 2

1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................... 3

BAB II KAJIAN MASALAH .................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 8

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 15

4.1. Kesimpulan .................................................................................. 15

4.2. Saran ............................................................................................. 15

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17

2

Page 3: Makalah SPGDT Bencana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit Petrokimia Gresik merupakan salah satu rumah sakit

swasta di wilayah Gresik yang mengemban suatu visi yaitu menjadi rumah

sakit pilihan utama masyarakat di wilayah Gresik dan sekitarnya. Untuk

mencapai visi tersebut rumah sakit dituntut untuk selalu memberikan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sehingga diperlukan pengelolaan

suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan

pelayanan yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja

yang global.

Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan adalah

response time (waktu tanggap), dimana merupakan indikator proses untuk

mencapai indikator hasil yaitu kelangsungan hidup . Dalam hal ini, pelayanan

pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting (time saving is

life saving) bahwa waktu adalah nyawa. Bagi sebagian pasien dan

keluarganya masalah ini menimbulkan suatu kepanikan tersendiri, mereka

menganggap bahwa response time yang lama, penyelamatan nyawa pasien

juga lama. Padahal, perawat dan dokter jaga sudah melakukan penanganan

awal yang tepat.

Kematian dan kesakitan pasien sebenarnya dapat dikurangi atau

dicegah dengan berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan,

khususnya meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan. Keadaan gawat darurat

ini bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. Untuk meningkatkan

response time terutama untuk kasus emergency dalam konteks kehidupan

sehari-hari maupun dikarenakan kondisi alam tertentu.

3

Page 4: Makalah SPGDT Bencana

Rumah Sakit Petrokimia Gresik yang lokasinya berada di kawasan

industri Gresik seringkali menjadi rujukan utama kasus bencana industri.

Dengan adanya kejadian bencana industri, yang dalam 1 tahun terakhir ini

sering terjadi dan mengakibatkan adanya korban dalam jumlah yang banyak di

kawasan industri Gresik, perlu adanya suatu sistem untuk penanggulangan

masalah tersebut

Dalam hal ini Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai baris terdepan

dalam penanganan pasien di Rumah Sakit perlu meningkatkan mutu layanan

secara menyeluruh. Penerapan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat

Terpadu (SPGDT) khususnya untuk bencana industri dapat dijadikan salah

satu strategi alternatif guna meningkatkan mutu layanan khususnya response

time terhadap penanganan korban massal yang diakibatkan oleh bencana

industri tersebut.

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yaitu

merupakan suatu sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri

dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar

Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan

time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh

masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans

gawat darurat dan sistem komunikasi. Dalam hal ini khususnya

penanggulangan kasus bencana industri memerlukan penanganan yang

menyeluruh baik pra Rumah Sakit, intra Rumah Sakit, dan antar Rumah Sakit

sehingga mampu menekan angka kematian dan kecacatan yang diakibatkan

oleh kondisi tersebut.

1.2 Tujuan Penyusunan Makalah

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan mutu layanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit

Petrokimia Gresik melalui penerapan Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu (SPGDT) Bencana.

4

Page 5: Makalah SPGDT Bencana

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mempercepat response time dalam memberikan tindakan

kegawatdaruratan dan meningkatkan kualitas pertolongan

terhadap korban bencana industri di Instalasi Gawat Darurat.

2. Mencegah kematian dan kecacatan, sehingga dapat hidup dan

berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya.

3. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan

yang lebih memadai.

5

Page 6: Makalah SPGDT Bencana

BAB II

KAJIAN MASALAH

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang

menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang

dapat mengancam kelangsungan hidupnya. IGD berperan sebagai gerbang utama

jalan masuknya penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan

secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat

rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari kemampuan unit ini. Standarisasi

Instalasi Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting

dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang IGD dapat

dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun bangsal

perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke rumah sakit lain.

IGD di Rumah Sakit Petrokimia Gresik jalan A. Yani No. 69 memiliki

kapasitas sebanyak 11 tempat tidur yang terdiri dari 1 tempat tidur sebagai bed

triage, 3 tempat tidur untuk pasien medis, 2 tempat tidur untuk pasien bedah, 2

tempat tidur di ruang tindakan untuk pasien tindakan bedah, 1 tempat tidur di

ruang resusitasi untuk pasien yang perlu mendapat resusitasi dan pengawasan

khusus, serta 2 tempat tidur untuk pasien observasi sebelum menuju ke ruang

perawatan. Fasilitas yang tersedia di IGD Rumah Sakit Petrokimia Gresik sudah

sesuai standar. Dalam hal ini seharusnya semua fasilitas yang tersedia mampu

dipergunakan sebaik mungkin untuk meningkatkan mutu layanan rumah sakit.

Keberhasilan pertolongan bagi penderita dengan kriteria gawat darurat yaitu

penderita yang terancam nyawa dan kecacatan, akan dipengaruhi banyak factor

sesuai fase dan tempat kejadian cederanya. Pertolongan harus dilakukan secara

harian 24 jam (daily routine) yang terpadu dan terkordinasi dengan baik dalam

satu sistem yang dikenal dengan Sistem Pelayanan gawat Darurat Terpadu

(SPGDT). Jika bencana massal terjadi dengan korban banyak, maka pelayanan

gawat darurat harian otomatis ditingkatkan fungsinya menjadi pelayanan gawat

darurat dalam bencana (SPGDB). Perlu adanya pemikiran terhadap hal ini

dikarenakan Rumah Sakit Petrokimia Gresik merupakan rumah sakit yang

6

Page 7: Makalah SPGDT Bencana

mempunyai visi sebagai rumah sakit pilihan utama masyarakat di wilayah Gresik

dan sekitarnya.

Sebagai Rumah Sakit yang berlokasi di kawasan industri dan berpotensi

menjadi rujukan utama pasien akibat dari bencana industri, Rumah Sakit

Petrokimia Gresik perlu menerapkan sistem penanggulangan gawat darurat

terhadap bencana khususnya bencana industri.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 – 2012,

besarnya sumbangan dari setiap sektor ekonomi selama lima tahun terakhir

diketahui bahwa sektor industri pengolahan menempati posisi pertama dengan

struktur sebesar 25,4%. Posisi kedua oleh sektor pertanian sebesar 14,8% baru

kemudian sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 13,7% yang menempati

posisi ketiga.

Data di atas menunjukkan bahwa selama ini sektor industri menjadi sektor

signifikan yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Secara umum pada tahun 2012 lalu pertumbuhan dari industry

pengolahan non-migas saja mencapai 6,5% dengan pertumbuhan tertinggi dicapai

oleh industri pupuk dan kimia.

Bagaikan sebuah mata uang yang memiliki dua sisi, peningkatan jumlah

industri juga berpotensi memberikan tekanan atau ancaman terhadap lingkungan.

Fenomena lumpur Porong di Sidoarjo yang terjadi pada akhir Mei 2006 di lokasi

dimana PT. Lapindo Brantas Inc. sedang melakukan kegiatan pengeboran adalah

sebuah contoh telak dampak negatif dari kegiatan industri. Sebuah bencana yang

tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Umumnya bentuk ancaman bahaya besar

dari sebuah kegiatan industri adalah kebakaran, ledakan, atau akibat yang

ditimbulkan oleh bahan berbahaya atau beracun namun tidak pernah oleh lumpur.

Beberapa kejadian lainnya dari contoh kasus kecelakaan besar industri di

Indonesia adalah : (1) Tanggal 5 Nopember 1993 terjadi kebocoran dan ledakan

dari tangki penampung chlorine di PT. Indorayon Utama, Porsea, Kab. Tapanuli

Utara, (2) Tahun 1994 terjadi kebocoran amoniak di PT. Pupuk Iskandar Muda,

Lhokseumawe, Kab. Aceh Utara, (3) Tahun 1995 terjadi kebakaran dan ledakan

dari tangki penimbun bahan bakar minyak di Cilacap, (4) Tanggal 25 Maret 1999

terjadi kebocoran gas amoniak di PT. Ajinomoto, Mojokerto, (5) Tanggal 9

7

Page 8: Makalah SPGDT Bencana

Agustus 2001 terjadi tumpahan tetes tebu di PG. Ngadirejo, Kediri yang

kemudian mencemari badan air Kali Brantas mulai dari Kediri hingga Surabaya

sejauh 170 km, (6) Tanggal 20 Januari 2004 terjadi ledakan dan kebakaran unit

maleic anhydride dan phytalic anhydride di PT. Petrowidada, Gresik, (7) Tanggal

7 Juli 2013 terjadi kebocoran gas sulfur dioksida di PT. Smelting, Gresik.

Industri berikut potensi bencana serta dampak negatif ikutannya adalah

sebuah keniscayaan, tidak bisa dihindari apalagi dihilangkan sama sekali. Oleh

karenanya strategi untuk mengantisipasi potensi bencana atau dampak negatif dari

industri menjadi sangat penting dilakukan. Sehubungan dengan hal ini maka

keberadaan atau tersedianya peta risiko bencana industri di Indonesia menjadi

sangat krusial.

Berdasarkan peta rawan bencana pada studi awal pemetaan risiko bencana

industri di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Jawa Timur merupakan daerah

dengan jumlah 7 wilayah kecamatan yang terkena dampak bencana industry

dengan komposisi 3 kecamatan dengan tingkat kerentanan tinggi, 3 kecamatan

dengan tingkat kerentanan sedang dan 1 kecamatan dengan tingkat kerentanan

rendah. Dalam hal ini wilayah Gresik merupakan daerah dengan tingkat

kerentanan sedang yang didalamnya terdapat 2 perusahaan besar, yaitu PT.

Petrokimia Gresik dan PT. Smelting.

Selama tahun 2013 terdapat beberapa kejadian bencana industri di wilayah

Gresik ini dan terkadang menyebabkan adanya korban massal akibat keadaan

tersebut. Beberapa kasus tercatat misalnya:

Pada 27 Februari 2013 terdapat kasus kebocoran gas PT. Smelting yang

menyebabkan 5 karyawan PT. Petrokimia Gresik dirawat di RSPG

karena keracunan menghirup gas Sulfur Dioksida (SO2).

Pada 8 Juni 2013 terdapat kasus keracunan gas di PT. Wilmar yang

menyebabkan meninggalnya 3 orang akibat menghirup gas nitrogen.

Pada 7 Juli 2013 terdapat kasus kebocoran gas yang menyebabkan

sekitar 60 warga desa Roomo Gresik mendapatkan perawatan di IGD

RSPG dikarenakan keracunan menghirup gas SO2.

Selain kasus diatas masih banyak kasus lainnya yang berkaitan dengan

bencana industri di wilayah Gresik. Kejadian seperti contoh di atas membuktikan

8

Page 9: Makalah SPGDT Bencana

perlu adanya penanganan secara menyeluruh, baik dari segi informasi,

komunikasi, transportasi, dan penanganan kegawatdaruratan terhadap kasus di

atas sehingga dapat mencegah kesakitan dan kematian.

RS Petrokimia Gresik selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang

maksimal terhadap pasien. Dengan belum adanya sistem yang mengatur tentang

pelayanan pra Rumah Sakit, dalam Rumah Sakit, dan antar Rumah Sakit yang

baik maka perlu adanya suatu sistem yang harus dijalankan untuk mengatur hal

tersebut dengan tujuan mempercepat response time dalam memberikan tindakan

kegawatdaruratan dan meningkatkan kualitas pertolongan di Instalasi Gawat

Darurat. Selain itu, dengan pembentukan tim penanggulangan bencana industri

khususnya di IGD sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Adanya

koordinasi yang baik akan dapat meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit

Petrokimia Gresik sebagai rumah sakit pilihan utama masyarakat di wilayah

Gresik dan sekitarnya.

Secara ringkas kajian masalah diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

2.1 Gambar bagan kajian masalah

9

Tim Penanggulangan Bencana Industri

Kejadian Bencana Industri

Mutu layanan

Response Time

Page 10: Makalah SPGDT Bencana

BAB III

PEMBAHASAN

SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)

SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang

terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan

antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan

time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat

awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan

sistem komunikasi. SPGDT dibagi menjadi SPGDT sehari-sehari dan SPGDT

bencana.

Dalam hal ini SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra

Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu

sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan

(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan

korban sebanyak banyaknya.

Berdasarkan data di bagian rekam medis, kejadian bencana industri yang

ditangani oleh RS Petrokimia pada tahun 2013 sudah terjadi beberapa kali. Antara

lain pada 8 Juni 2013 adanya kebocoran gas di PT. HESS dan pada 7 Juli 2013

kebocoran gas di PT. Smelting. Terutama untuk kasus kebocoran PT. Smelting

yang menyebabkan adanya korban massal, tercatat pada bagian rekam medis ada

sekitar 121 orang dari warga sekitar yang terkena dampak kondisi tersebut.

Penanganan kasus bencana industri seperti diatas memerlukan penanganan yang

menyeluruh sehingga dapat mencegah kecacatan bahkan kematian.

Penerapan SPGDT untuk keadaan bencana industri ini di RS Petrokimia

Gresik secara umum harus meliputi ketiga unsur pra RS, intra RS, dan antar RS.

SISTEM PELAYANAN MEDIK PRA RUMAH SAKIT

1. Public Safety Center

Pembentukan pusat-pusat informasi terdahap adanya resiko bencana industri. Hal

ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar kawasan

10

Page 11: Makalah SPGDT Bencana

industri Gresik. Penyuluhan ini bisa dilakukan disaat bakti sosial yang rutin

dilaksanakan oleh RS Petrokimia Gresik

2. Pelayanan Ambulans

Dalam hal ini perlu adanya koordinasi antara ambulans milik RS Petrokimia

Gresik, pihak perusahaan terkait, dan memberdayakan ambulans di sekitar lokasi

kejadian. Baik itu milik puskesmas, klinik swasta, rumah bersalin, institusi

kesehatan swasta maupun pemerintah (PT. Jasa Marga, Jasa Raharja, Polisi, PMI,

Yayasan dan lain-lain).

3. Komunikasi

Perlu adanya sebuah sistem komunikasi dimana sifatnya adalah pembentukan

jejaring penyampaian informasi jejaring koordinasi maupun jejaring pelayanan

gawat darurat sehingga seluruh kegiatan dapat berlangsung dalam satu sistem

yang terpadu terkoordinasi menjadi satu kesatuan kegiatan. Dalam hal ini Tim K3

perusahaan terkait berkaitan langsung dengan tim dari IGD RS Petrokimia.

SISTEM PELAYANAN MEDIK DI RUMAH SAKIT

Harus diperhatian penyediaan sarana prasarana yang harus ada di IGD, ICU,

kamar jenazah, unit-unit pemeriksaan penunjang, seperti radiologi, laboratorium,

klinik, farmasi, gizi, ruang rawat inap, dan lain-lain.

Penerapan SPGDT terhadap bencana industri pada tahap intra RS

khususnya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dilakukan dengan pembentukan suatu

tim khusus yang dikoordinasikan dengan unit lain seperti ICU dan rawat inap.

Tim ini bertugas untuk menerima informasi, mengkoordinir, penanganan pertama

dan evakuasi, serta penanganan lanjutan.

Pemanfaatan ruangan dekontaminasi di IGD juga perlu dioptimalkan

untuk menunjang pelayanan. Sebagai Rumah Sakit pusat rujukan untuk bencana

industri di wilayah Gresik dan sekitarnya, RS Petrokimia khususnya Instalasi

Gawat Darurat mempunyai fasilitas ruangan dekontaminasi untuk penanganan

awal jika terdapat kejadian bencana industri. Penanganan awal dekontaminasi

biasanya dikhususkan pada kejadian yang menimbulkan luka bakar akibat trauma

kimia.

11

Page 12: Makalah SPGDT Bencana

Ruangan dekontaminasi di IGD RS Petrokimia dilengkapi dengan

pemasangan Shower Dekontaminasi dan Alat Perlindungan Diri (APD). Hal

tersebut berguna untuk penanganan awal pada korban bencana industri khusunya

trauma kimia. Luka bakar yang diakibatkan trauma kimia dapat mengakibatkan

kecacatan bahkan kematian, maka dengan penanganan awal berupa dekontaminasi

paparan zat kimia pada korban diharapkan mampu mengurangi angka kecacatan

bahkan kematian akibat dari kondisi tersebut.

Penanganan Kejadian Bencana Industri di IGD RS Petrokimia Gresik

Triage

3.2 Alur penanganan di Instalasi Gawat Darurat

12

Penanggung Jawab Medis

Koordinator ShiftPenanggung Jawab Tim

Petugas Paramedis

Kejadian Bencana Industri

K3 Perusahaan terkait

Page 13: Makalah SPGDT Bencana

Rencana struktur Tim Penanggulangan Bencana Industri :

Catatan :

: Garis Komando

: Garis Koordinasi

3.1 Gambar rencana struktur Tim Penanggulangan Bencana Industri

Rencana uraian tugas:

a. Penanggung Jawab Tim

Ketua : Kepala Bidang Pelayanan Medik

Wakil Ketua : Kepala Instansi Gawat Darurat

Bertugas:

Memberi komando dan mengkoordinir segenap anggota tim.

Bekerjasama dengan perusahaan terkait membuat sistem

komunikasi dan simulasi bencana industri.

Sebagai evaluator tim.

b. Penanggung Jawab Medis

Dokter jaga IGD

Bertugas :

Mengidentifikasi awal /triage pasien

13

Penanggung Jawab Tim

Koordinator Shift

IGD

Perawat Primer

Perawat Associate

ICU (on call)

Perawat Primer

Rawat Inap (on call)

Perawat Associate

Penanggung jawab medis:

Dokter Jaga IGD

Dokter Ruangan (on call)

Dokter IGD (on call)

Page 14: Makalah SPGDT Bencana

Memimpin penanggulangan pasien saat terjadi kegawatdaruratan

Menghubungi dokter dari rawat inap maupun dokter jaga IGD (on

call) bila diperlukan bantuan.

c. Koordinator Shift

Bertugas :

Menerima komando dari penanggung jawab tim

Bersama dokter penanggungjawab medis melakukan triage pada

pasien

d. Tim Paramedis

Perawat IGD

Bertugas :

Membantu dokter menangani pasien sesuai triage.

Menghubungi perawat on call (ICU dan Rawat Inap) sesuai instruksi

dokter atau koordinator shift.

Dengan adanya pembentukan Tim Penanggulangan Bencana Industri dan

penggunaan ruangan dekontaminasi yang optimal diharapkan RS Petrokimia

Gresik mampu menjadi Rumah Sakit pusat rujukan utama bencana industri di

wilayah Gresik dan sekitarnya.

SISTEM PELAYANAN MEDIK ANTAR RUMAH SAKIT

Berbentuk jejaring rujukan yang dibuat berdasarkan kemampuan rumah sakit

dalam memberikan pelayanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, untuk

menerima pasien dan ini sangat berhubungan dengan kemampuan SDM,

ketersediaan fasilitas medis di dalam sistem ambulans.

Evakuasi

Bentuk layanan transportasi yang ditujukan dari pos komando, rumah sakit

lapangan menuju ke rumah sakit rujukan atau transportasi antar rumah sakit.

14

Page 15: Makalah SPGDT Bencana

Dalam hal ini Rumah Sakit rujukan utama untuk wilayah Jawa Timur adalah

RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Syarat – syarat evakuasi

o Korban berada dalam keadaan paling stabil dan memungkinkan untuk di

evakuasi

o Korban telah disiapkan/ diberi peralatan yang memadai untuk

transportasi.

o Fasilitas kesehatan penerima telah diberitahu dan siap menerima korban.

o Kendaraan yang dipergunakan merupakan yang paling layak tersedia.

o Didampingi oleh petugas kesehatan (perawat associate).

 

Keberhasilan Penanggulangan Pasien Gawat Darurat Tergantung 4

Kecepatan :

1. Kecepatan ditemukan adanya penderita gawat darurat

2. Kecepatan dan respon petugas

3. Kemampuan dan Kualitas

4. Kecepatan Minta Tolong

15

Page 16: Makalah SPGDT Bencana

3.3 Alur penanganan sesuai SPGDT Bencana

16

Intra Rumah Sakit

Kejadian Bencana Industri

Response Time

Antar Rumah Sakit

Evakuasi Transportasi RS rujukan

Pra Rumah Sakit

PSC Ambulans Komunikasi

TRIAGE

Ruang ResusitasiRuang non Bedah Ruang Bedah

Kamar Jenazah

Ruang Dekontaminasi

Page 17: Makalah SPGDT Bencana

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dengan penerapan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu di RS

Petrokimia Gresik dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan mutu pelayanan RS Petrokimia Gresik.

2. Mempercepat response time dalam memberikan tindakan

kegawatdaruratan dan meningkatkan kualitas pertolongan di Instalasi

Gawat Darurat.

3. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali

dalam masyarakat sebagaimana mestinya.

4. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang

lebih memadai dalam kasus kegawatan sehari-hari maupun penanganan

korban bencana.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat ditulis penyusun pada makalah ini, yaitu :

1. Mengoptimalkan SDM melalui diklat mengenai bencana industri dan

pembentukan Tim Penanggulangan Bencana Industri di Instalasi Gawat

Darurat RS Petrokimia Gresik

2. Memanfaatkan fasilitas yang ada untuk penerapan Sistem

Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Bencana khususnya bencana

industri di RS Petrokimia Gresik guna meningkatkan mutu layanan di RS

Petrokimia Gresik khususnya di Instalasi Gawat Darurat.

17

Page 18: Makalah SPGDT Bencana

BAB V

PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya karya tulis dengan judul “ Penerapan

Sistem Gawat Darurat Terpadu Terhadap Bencana Industri Di Rumah Sakit

Petrokimia Gresik ” sebagai salah satu persyaratan pengangkatan pegawai tetap.

Terima kasih saya sampaikan pula kepada yang terhormat:

1. dr. Singgih Priyanto, MARS, selaku Direktur Utama PT Petro Graha Medika

2. dr. Hery Sulistianto, selaku Direktur Operasional PT Petro Graha Medika

3. Drs. Adiyanto, selaku Direktur Umum dan Keuangan PT Petro Graha

Medika

4. dr. Ahdian Saptavani, selaku Kepala Rumah Sakit Petrokimia Gresik

5. dr. Luviana Tyas WD, selaku Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit

Petrokimia Gresik dan pembimbing

6. Kedua orang tua, istri dan anak saya yang selalu memberikan semangat

dan doa

7. Teman-teman IGD, Poliklinik, Rawat Inap, ICU RSPG, dan yang selalu

memberikan dukungan.

Semoga Allah memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan dan semoga karya tulis ini bermanfaat baik bagi diri kami sendiri

maupun pihak lain yang membutuhkan.

Gresik, 5 Desember 2013

Penulis

18

Page 19: Makalah SPGDT Bencana

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB). 2013. Peraturan Kepala Badan

Nasional Penanggulan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum

Pengkajian Risiko Bencana.

Baheramsyah, Alam. 2013. Studi Awal Pemetaan Risiko Bencana Industri Di

Indonesia Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim, Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, Surabaya

Institute For Clinical Systems Improvement. 2011. Health Care

Protocol: Rapid ResponseTeam.http://www.icsi.org/rapid response

teamprotocol/rapid response team protocol with order set pdf.html.Diakses

tanggal 21 November 2013

Proemergency-Library. 2009. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat.

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/SPGDT_SC_PSC_RHA.html

http://proemergency-library.blogspot.com/2009/07/sistem-penanggulangan-

gawat-darurat.html. Diakses tanggal 21 November 2013

Pusdiklat PMI DIY. 2012. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.

http://pusdiklatpmidiy.wordpress.com/2012/10/31/sistem-penanggulangan-gawat-

darurat-terpadu/. Diakses tanggal 22 November 2013

RS Petrokimia Gresik. 2012. Pedoman Sistem Tanggap Darurat Lokal Rumah

Sakit Petrokimia Gresik

19