Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

13
MAKALAH PENELITIAN ABK DI DESA SEMEN SPECIAL EDUCATIONAL NEEDS (SEN) Nama : Siti Purwaningsih NIM : 11321159 No. telp : 085736618528 Kelas/Semester : 2E Mata Kuliah : Special Educational Needs (SEN) PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI MADIUN 2012

Transcript of Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

Page 1: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

MAKALAH

PENELITIAN ABK DI DESA SEMEN

SPECIAL EDUCATIONAL NEEDS (SEN)

Nama : Siti Purwaningsih

NIM : 11321159

No. telp : 085736618528

Kelas/Semester : 2E

Mata Kuliah : Special Educational Needs (SEN)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI MADIUN

2012

Page 2: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

i

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar isi............................................................................................................... i

BAB I

1.1 Identitas Anak........................................................................................ 1

1.2 Alasan Memilih...................................................................................... 1

1.3 Riwayat Hidup dan Dugaan Awal Jenis SEN........................................ 1

BAB II

2.1 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Referensi....................... 2

2.2 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Wawancara.................... 2

2.3 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Pengamatan................... 3

2.4 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Pendapat Profesional..... 3

BAB III

3.1 Upaya Penggalian Potensi dan Bakat Sumber Penelitian....................... 4

3.2 Upaya yang Disarankan bagi Kemampuan Berbahasa........................... 4

3.3 Upaya yang dilakukan Berdasarkan Referensi....................................... 5

3.4 Kemungkinan Mengoptimalkan Kemandirian....................................... 6

KESIMPULAN................................................................................................... . 9

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

1

BAB I

1.1 Identitas Anak

Nama : Viola Reyneldis Eleonora Ailsya Cinara

Nama panggilan : Vio

Tempat,tanggal lahir : Magetan, 30 September 2004

Umur : 7 tahun

Nama ayah : Mahmud Iswahyudi

Nama Ibu : Endri Yuliana

Alamat : Dk. Suro, Ds. Semen, RT 05 RW 01, Kec. Nguntoronadi,

Kab. Magetan

1.2 Alasan Memilih

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki karakteristik

yang menonjol yang membedakannya dengan anak-anak lain yang seusia

dengannya. Vio merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. Dilihat dari

karakteristik fisiknya saja, ia memang sudah terlihat berbeda dengan anak-anak

seusianya. Kekurangan yang ia miliki banyak mendapat simpati orang, termasuk

saya. Ia tinggal tidak jauh dari rumah saya, bahkan masih terikat tali

persaudaraan antara keluarga kami. Kerap saya melihatnya, dengan

keterbatasannya ia masih terlihat ramah dengan memberi senyum kepada setiap

orang yang dilihatnya. Tampak keluguan dan ketidakberdayaanya. Itulah alasan

saya memilihnya sebagai sumber penelitian. Meskipun ia memiliki kekurangan

dan keterbatasan, ia tetap diberi kelebihan oleh Tuhan.

1.3 Riwayat Hidup dan Dugaan Awal Jenis SEN

Viola Reyneldis Eleonora Ailsya Cinara, yang akrab dipanggil Vio, lahir

pada 30 September 2004. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Mahmud

Iswahyudi dan Endri Yuliana. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama

Laura Reyneldis Eleonora Ailsya Cinara, yang merupakan saudara kembarnya.

Vio merupakan bayi yang lahir prematur, ia hanya memiliki berat badan 1,3 kg

Page 4: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

2

saat dilahirkan. Itulah sebabnya ia harus di inkubator selama 12 hari di rumah

sakit. Setelah keluar dari inkubator, pertumbuhannya masih berjalan

sebagaimana mestinya. Ia tetap tumbuh layaknya anak yang seusia dengannya.

Namun ada kendala terhadap perkembangannya. Ia mengalami hambatan dalam

proses perkembangannya, terutama perkembangan motoriknya. Sampai

sekarang, usianya hampir menginjak 8 tahun, ia belum dapat duduk dengan

normal, berjalan, bahkan berdiri pun ia belum sanggup melakukannya sendiri.

Setiap hari ia selalu digendong atau dinaikkan di atas kereta dorongnya. Hingga

kini, ia juga mengalami kesulitan bicara.

Berdasarkan karakteristik yang ia miliki, dugaan awal ia menderita

cerebral palsy (kelumpuhan otak). Cerebral Palsy merupakan gangguan syaraf

yang mengakibatkan anak terganggu fungsi motorik kasar, motorik halus, juga

kemampuan bicara dan gangguan lainnya. Salah satu penyebabnya adalah bayi

yang dilahirkan prematur. Anak yang mengalami cerebral palsy biasanya

ditemukan pada yang lahir prematur, dimana bagian otak yang mengendalikan

pergerakan otot pada bayi tersebut sangat rentan terhadap cedera. Cerebral palsy

ditandai oleh adanya kelainan gerak, sikap atau bentuk tubuh, gangguan

koordinasi, kadang-kadang juga disertai gangguan psikologis dan sensoris.

Page 5: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

3

BAB II

2.1 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Referensi

Ciri-ciri anak yang mengalami cerebral palsy :

a. Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh

b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna,tidak lentur/tidak terkendali)

c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih

kecil dari biasa

d. Terdapat cacat pada alat gerak

e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam

f. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk,dan menunjukkan sikap tubuh

tidak normal

g. Perkembangan motorik yang terlambat

h. Koordinasi otot yang tidak normal

i. Koordinasi gerakan yang buruk

j. Refleks yang seharusnya menghilang tapi masih ada seperti:

Refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulan

Bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret

k. Adanya gangguan/ disfungsi otak, seperti otak kekurangan oksigen

l. Selain mengalami cacat tubuh, biasanya mengalami gangguan lain,

seperti gangguan pendengaran, penglihatan dan gangguan bicara

2.2 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Wawancara

Karakteristik anak (sumber penelitian) berdasarkan hasil wawancara adalah

sebagai berikut :

1. Tidak bisa melakukan aktifitas sendiri, seperti duduk, berdiri, makan,

berganti pakaian, mandi, dan lain sebagainya

2. Belum bisa berjalan, sehingga perlu digendong

3. Sering ngeces (mengeluarkan liur)

4. Belum bisa berbicara dengan lancar

Page 6: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

4

5. Sering mengalami kejang pada otot mata dan tangannya

2.3 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Pengamatan

Karakteristik anak (sumber penelitian) berdasarkan pengamatan adalah

sebagai berikut :

1. Badannya sangat kurus, anggota gerak seperti tangan dan kaki terlihat

kaku dan kecil (kurus)

2. Tidak bisa duduk dengan benar (posisi duduknya terlihat aneh)

3. Belum bisa berdiri maupun berjalan

4. Jari-jari tangannya terlihat kaku, terlihat sulit menggenggam atau

memegang benda

5. Sering ngeces (mengeluarkan liur)

6. Bicaranya belum lancar, suaranya pelan/lirih, dan cara mengucapkan

kata demi kata terlihat sangat sulit

2.4 Karakteristik Sumber Penelitian Berdasarkan Pendapat Profesional

Mengalami gangguan bicara yang disebabkan oleh kelainan motorik dari

otot-otot bicara. Otot-otot bicara mengalami kelumpuhan atau kaku, sehingga

mengganggu pembentukan artikulasi dengan benar.

Mengalami gangguan fungsi kinestetik. Terbukti dengan adanya gerakan-

gerakan yang tidak disadari atau tidak disengaja dalam menjaga keseimbangan

tubuh, misalnya sulit menahan atau mengontrol posisi kepala dan badan pada

saat duduk, sulit mengontrol dan menjaga keseimbangan gerakan tangan saat

memegang sesuatu.

Page 7: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

5

BAB III

3.1 Upaya Penggalian Potensi dan Bakat Sumber Penelitian

Meskipun anak cerebral palsy memiliki keterbatasan dalam ketrampilan

motoriknya, baik motorik kasar maupun motorik halus, namun mereka tetap

memiliki potensi dan bakat. Begitu juga anak sumber penelitian saya, belum

terlihat bakat apa yang ia miliki, namun ia suka dengan hal-hal yang baru dan

permainan. Berbagai hal telah diupayakan untuk mengembangkan potensi dan

bakatnya. Berikut merupakan upaya penggalian potensi dan bakat yang telah

dilakukan oleh lingkungan :

Mengajarkannya bersosialisasi dengan orang lain. Biasanya, ia selalu

diajak untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat, seperti

mengajaknya bermain di lingkungan luar rumah. Hal ini bertujuan agar ia

memiliki konsep diri yang positif.

Memberinya permainan yang dapat melatih gerakan motoriknya,

misalnya memberinya bola, atau benda-benda lain yang dapat ia gunakan

untuk latihan menggenggam dan memegang benda.

Memberinya permainan origami (seni melipat kertas). Hal ini dirasa

mampu melatih motorik halusnya. Meskipun ia belum bisa menguasai

permainan ini dan belum sepenuhnya bisa melakukannya, namun ia

terlihat senang.

Memberi permainan puzzle dan balok warna untuk membantu ia lebih

kreatif dan mengenal warna.

3.2 Upaya yang Disarankan bagi Kemampuan Berbahasa

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

berbahasa anak cerebral palsy. Berikut adalah metode yang dapat membantu

perkembangan bahasa anak cerebral palsy :

1. Terapi bicara

Page 8: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

6

Dalam terapi bicara, ahli terapi bicara akan bekerjasama dengan anak

yang mengalami cerebral palsy untuk mengembangkan kontrol otot

rahang dan mulut untuk membantu kemampuan berbahasa.

2. Alat bantu komunikasi

Alat bantu komunikasi dapat berupa papan komunikasiyang

menggunakan gambar untuk mengomunikasikan gagasan. Perangkat

bentu komputer juga dapat digunakan untuk berbicara bagi anak yang

mengalami cerebral palsy.

3. Bahasa isyarat

Bahasa isyarat berfungsi sebagai pilihan lain untuk perkembangan bahasa

pada anak cerebral palsy.

3.3 Upaya yang dilakukan Berdasarkan Referensi

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan lumpuh otak.

Namun tetap ada harapan untuk mengoptimalkan kemampuan anak lumpuh otak

dan membuatnya mandiri dengan terapi.

Terapi yang diberikan pada penderita lumpuh otak akan disesuaikan dengan

usia anak, berat/ ringan penyakit, dan menimbang dari area pada otak mana yang

rusak. Terapi dapat mulai dilakukan segera setelah si anak didiagnosa. Anak

dapat diikutsertakan mengikuti terapi gerak, belajar, bicara, pendengaran, serta

terapi untuk perkembangan sosialnya. Sebagai tambahan, pemberian obat-obatan

(sesuai anjuran dokter), operasi, dan bantuan alat khusus, seperti kawat gigi dan

kursi roda, dapat membantu meningkatkan fungsi otot si anak.

Meski ada bagian otak yang rusak, namun sel-sel yang bagus akan menutupi

sel-sel yang rusak, dengan cara mengoptimalkan bagian otak yang sehat seperti

pemberian rangsangan agar otak anak berkembang baik. Rangsangan/ stimulasi

otak secara intensif bisa dilakukan melalui panca indera. Salah satu cara adalah

dengan Compensatory Dendrite Sprouting yaitu rangsangan agar dendrit

tersebar dengan berimbang.

Beberapa orangtua yang memiliki anak penderita lumpuh otak mengaku

berhasil mengoptimalkan kemampuan anaknya lewat metode Glenn Doman .

Page 9: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

7

Metode ini digunakan untuk anak dengan cedera otak berupa patterning (pola)

untuk melatih :

Gerakan kaki dan tangan (merayap, merangkak)

Menghirup oksigen (masking) untuk melatih paru-paru agar membesar.

3.4 Kemungkinan Mengoptimalkan Kemandirian

Connor (1975) dalam Musyafak Assyari (1995) mengemukakan bahwa

dalam pendidikan anak cerebral palsy perlu dikembangkan 7 aspek yang

bertujuan membentuk kemandirian dan keutuhan pribadi anak. Ketujuh aspek

tersebut diadaptasi sebagai berikut :

1. Pengembangan intelektual dan akademik

Pengembangan aspek ini dapat dilaksanakan secara formal di sekolah

melalui kegiatan pembelajaran. Di sekolah khusus biasanya tersedia

seperangkat kurikulum dengan semua pedoman pelaksanaannya, namun

hal terpenting adalah pemberian kesempatan dan perhatian khusus untuk

mengoptimalkan perkembangan intelektual dan akademiknya.

2. Membantu perkembangan fisik

Karena anak cerebral palsy mengalami cacat fisik, maka perlu ada proses

pengembangan fisik. Hambatan utama ada pada gangguan motoriknya,

karena itu guru harus dapat mengatasi gangguan tersebut, misalnya

dengan membantu memelihara kesehatan fisik anak, mengoreksi gerakan

anak yang salah dan mengembangkan ke arah gerak yang normal.

3. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak

Proses penanaman konsep diri yang positif terhadap kecacatan dapat

dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat

mendorong terciptanya interaksi yang harmonis.

4. Mematangkan aspek sosial

Aspek sosial meliputi kegiatan kelompok dan kebersaman perlu

ditanamkan untuk melatihnya bertanggungjawab.

5. Mematangkan moral dan spiritual

Dengan mengajarkan tentang nilai-nilai, norma kehidupan dan

keagamaan untuk membantu mematangkan moral spiritualnya.

Page 10: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

8

6. Meningkatkan ekspresi diri

Ekspresi diri anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan kesenian,

keterampilan atau kerajinan.

7. Mempersiapkan masa depan anak

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membiasakan anak melakukan

aktifitas sesuai kemampuannya, membekali mereka dengan latihan

ketrampilan yang menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan bekal

hidupnya.

Page 11: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

9

KESIMPULAN

Cerebral Palsy merupakan gangguan syaraf yang mengakibatkan anak

terganggu fungsi motorik kasar, motorik halus, juga kemampuan bicara dan

gangguan lainnya. Salah satu penyebabnya adalah bayi yang dilahirkan

prematur. Cerebral palsy biasanya ditandai oleh adanya kelainan gerak, sikap

atau bentuk tubuh, gangguan koordinasi, kadang-kadang juga disertai gangguan

psikologis dan sensoris.

Dugaan awal, Vio merupakan anak yang mengidap cerebral palsy. Ia lahir

prematur dan memiliki karakteristik layaknya anak yang mengidap cerebral

palsy, antara lain: 1) Memiliki anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh, 2)

Kesulitan dalam gerakan sehingga tidak bisa melakukan aktifitas sendiri, seperti

duduk, berdiri, makan, berganti pakaian, mandi, dan lain sebagainya, 3) Sering

ngeces (mengeluarkan liur), 4) Belum bisa berbicara dengan lancar, suaranya

pelan/lirih, dan cara mengucapkan kata demi kata terlihat sangat sulit, dan lain

sebagainya.

Page 12: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

LAMPIRAN

Gambar saran alat bantu :

Gambar. Kursi roda khusus untuk anak cerebral palsy

Gambar. Corner seat, biasanya digunakan untuk positioning dalam terapi bagi

anak cerebral palsy

Gambar. Permainan origami dapat melatih kemampuan motorik halus

Page 13: Makalah specific educational need (sen) penelitian abk

DAFTAR PUSTAKA

Wardani, I. G. A. K, dkk. 2004. Pengantar Pendidkan Luar Biasa. Jakarta:

Universitas Terbuka

Nur’aeni. 1997. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta

http://www.sekolahautismeal- ihsan.com/artikel/cerebral-palsy

http://www.slbk-batam.org

http://www.sunaji-aktivitasbelajar.blogspot.com

http://www.cerpenik.blogspot.com