Presentasi Educational Psikologi.pdf

43
Educational Psikologi : Anita Wolfork Modul 1-13 Buku II (Pembelajaran & Motivasi) Oleh: Ahmad Ridwan Mohammad Zaimul Umam Widodo

Transcript of Presentasi Educational Psikologi.pdf

Educational Psikologi :

Anita Wolfork

Modul 1-13 Buku II(Pembelajaran & Motivasi)

Oleh:

Ahmad Ridwan

Mohammad Zaimul Umam

Widodo

PANDANGAN KOGNITIF

TENTANG PEMBELAJARAN

Klaster I

ELEMEN-ELEMEN

PERSPEKTIF KOGNITIF:

PEMROSESAN INFORMASI

Modul 1

Elemen-elemen Perspketif Kognitif

Cognitive view of learning (pandangan kognitif tentang pembelajaran) dapat didefiniskan sebagai sebuah orientasi filosofis yang secara umum disepakati. Hal ini berarti bahwa para teoritisi kognitif memiliki gagasan dasar yang sam tentang pembelajaran dan ingatan. Yang terpenting, para psikolog kognitif berasumsi bahwa proses mental memang ada, bahwa mereka dapat dipelajari secara ilmiah, dan bahwa manusia adalah partisipan aktif dalam tindakan kognisinya sendiri (Ascharf,2006).

Menurut pandangan kognitif, pengetahuan dipelajari, dan perubahan dalam pengetahuan memungkinkan terjadinya perubahan perilaku. Pandangan kognitif melihat pembelajaran sebagai sesuatu yang memperluas dan mentransformasikan pemahaman yang sudah kita miliki, bukan sekedar menuliskan berbagai asosiasi di bagian-bagian yang kosong di otak kita.

Model Pemrosesan Informasi untuk IngatanAda sejumlah teori ingatan, tetapi yang paling lazim

adalah penjelasan tentang pemrosesan informasi. Pandangan pemrosesan informasi awal tentang ingatan menggunakan komputer sebagai model. Seperti komputer, pikiran manusia memasukan informasi, melakukan berbagai operasi pada informasi itu untuk mengubah bentuk dan isinya, menyimpan informasi tersebut, mengambilnya lagi saat dibutuhkan, dan mencipta berbagai respon terhadapnya.

Pemrosesan informasi dapat diartikan sebagai aktivitas pikiran manusia yang berupa memasukkan, menyimpan, dan menggunakan informasi

Skematik dari Model Pemrosesan Informasi

Ingatan Sensorik

Ingatan sensorik adalah sistem yang menyimpan informsasi sensorik dalam waktu yang sangat singkat.

Kapasitas, Durasi, dan Isi Inatan Sensorik, Kapasitas ingatan sensorik sangat besar, akan tetapi sangat ringkih dalam hal durasi, Informsi sensorik hanya berlangsung anatara 1-3 detik.

Persepsi, proses mendeteksi sebuah stimulus dan memaknainya.

Peran Atensi, atensi membatasi pada stimuli terpilih dan mengabaikan yang lainnya. Ini memungkinkan kita memilih sesuatu yang akan kita persepsi dan proses dari banyak hal yang ada di working memori

Atensi dan Pengajaran, Langkah pertama dalam belajar adalah memperhatikan, perhatian (atensi) inilah yang harus diciptakan oleh guru dalam membelajarkan siswa

Working Memory | 1

Workingmemori adalahinformasi yangsedang menjadifokus andapada saattertentu.

Definisi 3 Bagian dalam Woking Memory

Central Executif(Pool berbagai sumberdaya metal)

Kegiatan1. Menginisiasi proses kontrol dan

keputuasan2. Penalaran, pemahaman bahasa

3. Mentransfer Informsasi ke ingatan jangka panjang melalui

rehearsal, recoding

Visuospatial sketcpad(Buffer Jangka Pendek)

Kegiatan1. Tugas-tugas membayangkan

secara visual2. tugas-tugas pencarian spasial

dan visual(Sumberdaya esksekutif akan

terkuras jika tugas membayangkan atau spasialnya

sulit)

Phonological Loop(Buffer Jangka Pendek)

Kegiatan1. Mendaur ulangan berbagai

pernyataan untuk ingatan segera2. proses-proses artikulatik

(Sumberdaya esksekutif akan terkuras jika tugas artikulasinya

sulit)

Working Memory | 2

Central Executive, adalah bagian dari working memori yang bertanggung jawab untuk memantau dan mengarahkan sumber-sumber daya mental lainnya.

Phonological loop, adalah bagian working memory, Ia merupakan memory rehearsal system untuk informasi verbal dan bunyi selama 1,5 – 2 detik.

Visuospatial sketchpad, adalah bagian dari working memori. Ia merupakan sistem penyimpan untuk informasi visual dan spasial

Durasi dan isi Working Memory, durasi informasi dalam sistem working memory sangat singkat, hanya sekitar 5-20 detik, kecuali anda terus me-rehearse informasinya.

Menyimpan Informasi dalam Working Memory | 1Informasi dalam working memori sangat ringkih, oleh karena

itu informasi tersebut harus tetap diaktifkan agar tersimpan. Untuk membuat informasi tetap diaktifkan, dalam working memory, kebanyakan orang terus me-rehearse informasi itu secara mental. Ada beberapa tipe rehearsal, diantaranya:

1. Maitenance rehearsal, menyimpan informasi di working memory dengan mengulang-ulanginya untuk diri anda.

2. Elabortae rehearsal, menyimpan informasi dalam working memory dengan mengasosiakannya dengan hal lain yan anda ketahui

3. Chunkin, mengelompokkan kepeing-keping individual data menjadi unit-unit bermakna lebih besar

Menyimpan Informasi dalam Working Memory | 2

Maitenance reheseal : Menyimpan informas di working mem

INGATAN JANGKA PANJANG : TUJUAN PENGAJARAN

Modul II

Kapasitas dan Durasi Ingatan Jangkan Panjang

Isi Ingatan Jangkan Panjang

Pengetahuan deklaratif

Informasi verbal; fakta; “tahu bahwa” sesuatulah yang dimaksud

Pengetahaun Prosedural

Pengetahuan yang didemonstrsikan ketika kita melakukan sebuah tugas; “tahu bagaimana”

Pengetahuan Kondisional

“Tahu kapan dan mengapa” menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural

Ingatan Jangka Panjang: Eksplisit dan Implisit

Menyimpan dan Mengambil Informasi di Ingatan Jangka Panjang

KOGNISI, METAKOGNISI DAN PENGAJARAN

Modul III

Metakognisi

Donald Meichenbaum mendeskripsikan metakognisi sebagai kesadaran orang akan mesin kognitifnya sendiri dan bagaimana mesin itu bekerja.

Metakognisi melibatkan pemilihan cara terbaik untuk pendekatan pembelajaran. Para siswa dengan ketrampilan-ketrampilan metakognitif yang baik dapat menentukan tujuan mengorganisasikan aktivitas merkea, memilih di antara berbagai macam pendekatan pembelajaran, dan menggantikan strategi-strategi itu jika dibutuhkan

Strategi-Strategi untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Metakognitif SiswaKedelapan pedoman yang diamvil oleh Pressley dan Woloshyn

(1995) ini dapat membantu anda dalam mengajarkan strategi metakognitif apapun:

o Ajarkan beberapa strategi saja saja untuk setiap kesempatan, secara intensif dan secara ekstensif sebagai bagian kurikulum berkelanjutan

o Berikan model dan jelaskan strategi-strategi baruo Bila bagian strategi belum dipahami, jelaskan secara intensif sampai pahamo Jelaskan kepada siswa dimana dan kapan strategi dapat digunakan.o Berikan banyak latihan, dengan menggunakan strategi untuk sebanyak mungkin

tugas yang tersuaio Dorong siswa untuk memantau pekerjaan mereka saat mereka menggunakan

strategi tertentuo Tingkatkan motivasi siswa untuk menggunakan strategi dengan meningkatkan

kesadaran bahwa mereka sedang meraih ketrampilan yang berhargao Tekankan pada pemrosesan reflekstif, bukan pemrosesan cepat.

Menjadi Berpengetahuan Luas : Beberapa Prinsip DasarBeberapa prinsip dasar dalam mengembangkan siswa

yang berpengetahuan luas dalam pembelajaran:1. Pengembangan Pengetahuan Deklaratif, dalam perspektif

pemrosesan informasi, mempelajari pengetahyuan deklaratif sebenarnya adalah mengintegrasikan ide-ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada.

2. Membuatnya bermakna, pelajaran yang bermakna disajikan dengan kata-kata yang masuk akal bagi siswa

3. Gambaran dan ilustrasi visual, penelitian Richard Mayer menemukan bahwa kombinasi antara kata-kata, gambar dan ilustrasi visual menciptakan nilai positif dalam pembelajaran.

4. Mnemonik, teknik mengingat, seni mengingat.

PANDANGAN-PANDANGAN KOGNITIF SOSIAL DAN KONTRUKTIVIS TENTANG PEMBELAJARAN

Klaster III

TEORI-TEORI KOGNITIF SOSIALModul 7

Pengantar

Pada awal 1960-an, Albert Bandura mendemonstrasikan bahwa orang dapat belajar dengan mengamati tindakan dan konsekuensi orang lain. Social Learning Theory (teori pembelajaran sosial) Bandura menekankan observasi, modeling, dan vicarous reinforcment (penguatan yang dialami orang lain). Seiring waktu, penjelasan Bandura tentang pembelajaran memasukkan lebih banyak perhatian pada faktor-faktor kognitif secara ekspektasi dan keyakinan selain pengaruh sosial para model/panutan. Perspektif mutakhirnya disebut social cognitive theory (teori kognitif sosial)

Teori Kognitif Sosial | Determinasi Resiprokal

Teori Kognitif Sosial | Efikasi Diri

Albert Bandura mendefinisikan efikasi diri sebagai “keyakinan seseorang akan kapabilitasnya untuk mengorganisasikan dan melaksanakan rangkaian tindakan untuk mengahsilkan pencapaian tertentu”

Sumber-Sumber Efikasi Diri

Albert Bandura mengidentifikasi empat sumber ekpektasi efikasi-diri. Keempat sumber tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mastery Eksperience, yakni pengalaman langsung kita sendiri (seumber informasi efikasi yang paling kuat.

2. Arousal, yakni reaksi fisik dan psikologis yang menyebabkan seseorang merasa alert (siaga), bergairah atau tegang.

3. Vicarious experience, yakni pencapaian yang dimodelkan oleh orang lain.

4. Social persuasion (persuasi sosial), yakni umpan balik atas kinerja.

Menerapkan Teori Kognitif Sosial | Efikasi Diri dan Motivasi

Efikasi yang lebih besar menimbulkan usaha yang lebih besar, peristensi ketika menghadapi kemunduran, tujuan yang lebih tinggi, dan menemukan strategi baru ketika yang lama gagal. Akan tetapi, bila sense of efficacy rendah, orang mungkin sama sekali menghindari tugas atau mudah menyerah ketika timbul masalah.

Menerapkan Teori Kognitif Sosial | Teachers’ Sense Of Efficacy

Salah satu diantara beberapa karakteristik guru yang berhubungan dengan prestasi siswa adalah keyakinan efikasi guru bahwa dirinya dapat menjangkau bahkan siswa yang paling sulit sekalipun untuk membantu mereka belajar. Guru dengan sense of efficacy tinggi bekerja lebih keras, bertahan lebih lama, dan tidak begitu banyak mengalami burn-out.

Menerapkan Teori Kognitif Sosial | Self Regulated Learning

Barry Zimmermen (2002) mendefinisikan self-regulation (regulasi diri) sebagai proses yang kita gunakan untuk mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku, dan emosi kita untuk mencapai tujuan kita. Bila tujuan itu terkait dengan belajar, maka kita belajar tentang self regulated learning.

Mengajar kearah Efikasi Diri dan Self-Regulated LearningDalam buku ini Anita mengajak kita untuk memeriksa satu persatu hal-hal yang menjadi jembatan

mengajar kearah efikasi diri dan self-regulated leraaing sebagai berikut:1. Tugas Kompleks

Fakta dari penelitian menunjukkan bahwa tugas-tugas yang paling bermanfaat dan memotivasi secara akademik adalah tugas-tugas yang menantang, tetapi tidak membuat siswa kewalahan. Istilah Kompleks mengacu pda rancangan tugas, bukan pada tingkat kesulitannya.

2. KontrolGuru dapat berbagi kontrol dengan siswa dengan memberi mereka pilihan. Bilassiswa memiliki pilihan (misalnya, tentang apa yang akan dihasilkan, cara menghasilkannya, di mana bekerja, dengan siapa bekerja), mereka akan lebih berkemungkinan untuk mengantisipasi sukses (efikasi-diri yang mningkat) dan sebagai akibatnya meningkatkan usaha dan tetap bertahan saat kesulitan timbul.

3. Evaluasi DiriPraktek evaluasi yang mendukung SRL tidak bersifat mengancam. Mereka melekat dalam kegiatan yang sedang berjalan, menekankan prses maupun produk, difokuskan pada kemajuan pribadi, dan membantu siswa mengintepretasikan kesalahan sebagai kesempatan agar pembelajaran terjadi.

4. KolaborasiMenurut hasil penelitian Commite on Increasing High School Students’ Enggagement and Motivation to Learn (2004) kerja kolaboratif juga membantu siswa mengembangkan pelbagai ketrampilan secara kerjasama. Selain itu, hal itu membantu menciptakan masyarakat pembelajar yang bertanggung jawab atas pembelajaran para anggotanya.

KONTRUKTIVISME KOGNITIF SOSIALModul 8

Pandangan-Pandangan Kontruktivis tentang PembelajaranTidak ada teory kontruktivis tunggal, tetapi

sebagian besar kontruktivisme memiliki dua ide utama yang sama, yakni pembelajar aktif dalam mengkontruksikan pengetahuannya sendiri dan bahwa interaksi sosial penting bagi pengontruksian pengetahuan.

Kontruktivisme memandang belajar lebih dari sekedar menerima dan memproses informasi yang disampaikan oleh guru dan teks. Alih-alih, pembelajaran adalah kontruksi pengetahuan yang bersifat aktif dan personal.

Bagaimana Pengetahuan di Kontruksikan?Salah satu ketegangan di antara pendekatan-pendekatan kontruktivisme yang berbeda itu didasarkan pada bagaimana pengetahuan dikontruksikan, Moshman (1982) mendeskripsikan tiga penjelasan untuk ini:

1. Realitas dan kebenaran dunia eksternal mengarahkan pengkontruksikan pengetahuan

2. Proses-proses internal, seperti organiasai, asimilasi, dan akomodasi Piaget mengarahkan pengkontruksian pengetahuan

3. Pengetahuan dikontruksikan berdasarkan interaksi sosial dan pengalaman.

Elemen-Eleman yang sama Pada Perspektif Kontruktivisme

1. Lingkungan pembelajaran yang kompleks dan tugas-tugas autentik

2. Negosiasi sosial, aspek proses pembelajaran yang menyandarkan diri pada kolaborasi dengan orang lain dan menghormati perspektif berbeda

3. Banyak Perspektif dan Representasi isi

4. Memahami Proses Pengontruksian Pengetahuan

5. Rasa memiliki pembelajaran

APLIKASI PERSPEKTIF KONTRUKTIVIS DAB SITUASIED PERSPEKTIVE PADA PEMBELAJARAN

Bab 9

Inquiry Leraning

John Dewey mendeskripsikan format inquiry learning pada 1910. Sudah ada bana\yak adaptasi dari strategi ini, teteapi biasanya memasukkan elemen-elemen di bawah ini (Echevarria, 2003; Lashley, Matczynki, & Rowley, 2002. Guru menyodorkan kejadian, pertanyaan, atau masalah yang membingunkan siswa:

• Memformasikan hipotesis untuk menjelaskan kejadian itu atau menyelesaikan masalahnya;

• Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis itu;• Menarik kesimpulan, dan• Merefleksikan masalah aslinya dan proses-proses

berpikir yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Problem Based Learning

• Tujuan problem-based learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah untuk membantu siswa mengembangkan pengetahauan fleksibel yang dapat diterapkan di banyak situasi, yang berlawanan dengan inert knowledge. Inert knowledge adalah informasi yang diingat, tetapi jarang diterapkan. Dalam problem based learning, siswa dihadapkan pada masalah meluncurkan penemuan mereka pada saat mereka berkolaborasi untuk menemukan solusi.

• Anita mendefinisikan pembelajaran problem based learnung debagai metode-metode yang menyodorkan masalah-masalah realistis kepada siswa, yang tidak harus memiliki jawaban yang benar.

Peran Guru dalam Problem-Based Learning

Dialog dan Percakapan Intruksional

Cognitive Apprenticeship

Adalah sebuah hubungan pada pembelajar yang kurang berpengalaman yang memperoleh pengetahuan dan bimbingan dari seorang ahli

Contoh: Magang, Praktik lapangan,dll

Critical Thinking(Berpikir Kritis)

Mengavaluasi kesimpulan dengan menelaah permasalahan, bukti-bukti, dan solusinya secara logis.

Sebuah Program Kontruktivis Terintegrasi: Fostering Communities of LearningFostering Communities of Learning merupakan

sebuah sistem yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan lingkungan belajar yang self-consicouly active and reflektive, dan menggunakan siklus reserach, share, and perform

#Sekian