MAKALAH SOSIOLOGI

25
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh didasarkan stabil. Sehubungan dengan ini maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Istilah stratifikasi diambil dari bahasa Inggris yaitu stratification, berasal dari kata strata, atau stratum yang berarti lapisan. Oleh sebab itu social stratification sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat atau pelapisan sosial. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakat dikatakan berada dalam suatu lapisan stratum. Pitirim A. Sorokin memberikan definisi suatu masyarakat sebagai berikut : suatu masyarakat ialah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hiearchis). Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya dan dengan disengaja. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun 1

Transcript of MAKALAH SOSIOLOGI

Page 1: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah

teratur dan boleh didasarkan stabil. Sehubungan dengan ini maka dengan sendirinya

masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama.

Istilah stratifikasi diambil dari bahasa Inggris yaitu stratification, berasal dari kata strata, atau

stratum yang berarti lapisan. Oleh sebab itu social stratification sering diterjemahkan dengan

pelapisan masyarakat atau pelapisan sosial. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan

(status) yang sama menurut ukuran masyarakat dikatakan berada dalam suatu lapisan stratum.

Pitirim A. Sorokin memberikan definisi suatu masyarakat sebagai berikut : suatu masyarakat

ialah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara

bertingkat (hiearchis).

Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya dan dengan disengaja. Adapun orang-orang

yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun

sebelumnya oleh masyarakat itu tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh

karena itu sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari

pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dan yang

disengaja pelapisan yang disusun dengan ditunjukkan untuk mengejar tujuan bersama. Di

dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan

kekuasannya yang diberikan kepada seseorang.

Beberapa pemikiran tentang pelapisan sosial tentang pelapisan sosial ini muncul

karena adanya ketidaksamaan status-status diantara individu-individu serta adanya ukuran

tentang apa yang sangat dihargai dan dijadikan ukuran oleh masyarakat. Penghargaan yang

1

Page 2: MAKALAH SOSIOLOGI

lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang

lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau masyarakat lebih menghargai kekayaan material

daripada kehormatan misalnya, mereka yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-

pihak lainnya, gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan

posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal

dan selanjutnya ada yang membagi pelapisan sosial ini menjadi beberapa lapisan yakni :

1. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).

2. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class)

dan kelas bawah (lower class).

3. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class),

kelas menengah bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).

Orang-orang yang berada pada kelas bawah (lower) biasanya lebih banyak (mayoritas)

daripada di kelas menengah (middle) apalagi pada kelas atas (upper). Semakin keatas

semakin sedikit jumlah orang yang berada pada posisi kelas atas (upper class)

I.2 Permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan pelapisan sosial itu ?

2. Pada faktor apakah yang terjadi pelapisan sosial di dalam kehidupan masyarakat ?

3. Karena apakah pelapisan sosial dalam masyarakat terbentuk ?

2

Page 3: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bentuk konkrit dari pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang meninjau

bentuk pelapisan masayarakat hanya berdasarkan salah satu aspek saja, misalnya aspek

ekonomi atau aspek politik saja, tetapi ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran

secara konfrensif.

Selanjutnya ada yang membagi pelapisan masyarakat kedalam jumlah yang lebih sederhana

(misalnya membagi hanya menjadi dua atau lebih). Ada yang membagi pelapisan

masyarakat seperti berikut ini:

1. Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah.

2. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yakni kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.

3. Ada juga kelas atas, kelas menengah, kelas menengah ke bawah, kelas bawah.

Bahwa dalam tiap-tiap Negara memiliki tiga unsure yaitu mereka yang kaya sekali,

mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengah.

(Aristoteles)

Selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap

masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang itu akan

menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya system yang berlapis-lapis dalam

masyarakat.

(Prof. Dr. Selo Soemardjan & Suelaiman Sumardi. SH. MA)

3

Page 4: MAKALAH SOSIOLOGI

Ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan elite dan

golongan non elit. Pangkal dari perbedaan itu karena ada orang yang pemerintah dan

yang diperintah. Kelas pertama jumlahnya selalu sedikit, mereka menjalankan

peran-peran politik, memonopoli kekuasaan, dan menikmati keuntungan-keuntungan

yang dihasilkan oleh kekuasaannya itu. Sebaliknya kelas kedua , yang diperintah,

jumlahnya lebih banyak dan diarahkan serta diatur oleh kelas yang pertama.

(Gaotano Mosoa “The Ruling Class” )

Ada dua macam kelas di dalam masyarakat, yaitu kelas yang memiliki tanah serta

alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai serta hanya memiliki

tenaga yang disumbangkan dalam proses produksi.

(Karl Marx)

Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan kekuasaan atau piramida

kekuasaan, yaitu tipe kasta, oligarkhis, dan demokratis.

A. Tipe Kasta

Tipe kasta memiliki sistem pelapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang

kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir

tidak dijumpai dalam gerak vertikal. Garis pemisah antara masing-masing pelapisan

hampir tidak mungkin ditembus. Pada puncak piramida kekuasaan duduk penguasa

tertinggi, misalnya : raja atau maharaja dengan lingkungannya yang didukung oleh

kaum bangsawan, tentara, dan para pendeta. Lapisan kedua dihuni oleh para petani

dan buruh tani, dan pelapisan terendah terdiri dari para budak.

4

Page 5: MAKALAH SOSIOLOGI

B. Oligarkhis

Tipe oligarkhis memiliki tipe pelapisan kekuasaan yang menggambarkan garis

pemisah yang tegas diantaranya pelapisan akan tetapi perbedaan antara pelapisan satu

dengan yang lain tidak begitu mencolok walaupun kedudukan para warga masyarakat

masih banyak didasarkan kepada aspek kelahiran (ascribed status), akan tetapi

kepada individu masih diberikan kesempatan untuk naik ke pelapisan yang lebih atas.

Kelas menengah mempunyai warga yang paling banyak seperti industri

perdagangan dan keuangan memang peran yang lebih penting. Ada bermacam-

macam cara bagi warga dari pelapisan bawah naik ke pelapisan yang lebih atas dan

juga ada kesempatan bagi warga kelas menengah untuk menjadi penguasa. Suatu

variasi dari tipe oligarkhis ini adalah pelapisan yang terdapat pada negara yang

didasarkan pada fasisme atau juga negara totaliter. Hanya bedanya untuk yang

disebut terakhir, kekuasaan berada di tangan partai politik.

C. Demokratis

Tipe demokratis adalah tipe ketiga yang tampak adanya garis pemisah antara

pelapisan yang sifatnya bergerak. Faktor kelahiran tidak menentukan kedudukan

seseorang yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor

keberuntungan.

Pelapisan sosial berdasarkan kriteria kekuasaan sebenarnya tidak selalu

digambarkan dengan hierarkhis atas bawah, tetapi dapat pula digambarkan sebagai

gejala melingkar menyerupai lingkaran kambium, yang terdiri dari lingkaran dalam,

lingkaran tengah dan lingkaran luar. Lingkaran dalam ditempati oleh mereka yang

mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada mereka yang menempati lingkaran

tengah atau luar. Perbedaan diantara lingkaran dalam dan lingkaran di luarnya bukan

5

Page 6: MAKALAH SOSIOLOGI

berarti saling terpisah satu dengan yang lain tetapi terdapat kesalinghubungan yang

dinyatakan dengan adanya garis yang tidak terputuskan.

Pelapisan kekuasaan di lingkungan keraton dengan semua tata nilai yang

berlaku di dalamnya merupakan salah satu contoh lingkaran kambium. Raja

merupakan tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaan dari privilege (hak-hak yang

istimewa). Kekuasaan dan privilege yang lebih rendah dari yang ada pada raja adalah

yang dimiliki oleh para anggota keluarga raja. Semakin jauh dari lingkaran keluarga

raja maka semakin berkurang kekuasaannya privilege maupun prestise (kehormatan)

yang dimiliki oleh seseorang.

6

Page 7: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Definisi Pelapisan Sosial

Pengaruh pelapisan sosial merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap

masyarakat pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti

dijumpai. Pada sekitar 2000 tahun yang lalu, Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap

negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan

mereka yang ada di tengah-tengah.

Adam Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang

hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan

perdagangan. Sedangkan Thorstein Veblen membagi masyarakat ke dalam dua golongan

yang pekerja, berjuang untuk mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai

waktu luang karena kekayaannya.

Pernyataan tiga tokoh di atas membuktikan bahwa pada zaman ketika mereka hidup

dan dapat diduga pula pada zaman sebelumnya, orang-orang telah meyakini adanya sistem

pelapisan dalam masyarakat, yang didalam studi sosiologi disebut pelapisan.

Sedangkan pelapisan sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para

warga masyarakat ke dalam kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-

kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah di dalam masyarakat.

Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam

masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian

menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga

Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai

ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.

7

Page 8: MAKALAH SOSIOLOGI

Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam

masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian

sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga

masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula

mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan

kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih

rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau

organisasi sosial.

Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu

dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok,

setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial

tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)

III.2. Faktor-Faktor Terbentuknya Pelapisan Sosial

Faktor-faktor terbentuknya pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya seperti

kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian di dalam kerabat pimpinan masyarakat serta

pemilikan harta antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain mempunyai alasan yang

berbeda-beda sebagai bentuk pelapisan sosial. Misalnya pada masyarakat yang hidup berburu

binatang yang dijadikan alasan utama adalah kepandaian berburu hewan sedangkan pada

masyarakat yang telah hidup menetap dan bercocok tanam dari para pembuka lahan yang asli

dianggap sebagai golongan yang menduduki pelapisan yang lebih tinggi. Pada masyarakat

yang taraf kehidupannya masih rendah pelapisan masyarakat mula-mula ditentukan dengan

dasar perbedaan seksual (jenis kelamin). Perbedaan antara yang memimpin dengan yang

dipimpin, golongan budak atau bukan budak, dapat juga berbeda karena kekayaan atau usia.

8

Page 9: MAKALAH SOSIOLOGI

III.3. Proses Terbentuknya Pelapisan Sosial

Mengenai pelapisan sosial yang sengaja disusun untuk mengejar kepentingan atau

tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan yang resmi misalnya yang

terjadi dalam perkumpulan-perkumpulan formal (seperti pemerintah, negara, perusahaan-

perusahaan, partai politik atau perkumpulan profesi dan lain-lain. Untuk lebih memahami

mengenai proses pembentukan pelapisan sosial ada beberapa pedoman yang dirumuskan oleh

Soerjono Soekanto dalam bukunya yang berjudul “Sosiologi, Suatu Pengantar” sebagai

berikut :

1. Sistem pelapisan sosial mungkin berpokok kepada sistem pertentangan dalam

masyarakat.

2. Sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dianalisis di dalam ruang

lingkup :

a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif.

b. Sistem pertentangan yang diciptakan oleh para warga masyarakat (prestise dan

penghargaan)

c. Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi,

keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang dan kekuasaan.

d. Lambang-lambang kedudukan misalnya tingkah laku hidup, cara berpakaian,

perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya.

e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.

f. Solidaritas antara individu atau kelompok sosial yang menduduki kedudukan

yang sama dalam sistem sosial masyarakat. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)

9

Page 10: MAKALAH SOSIOLOGI

Selama dalam suatu masyarakat ada sesuatu yang dihargai maka hal itu merupakan

bibit terbentuknya pelapisan sosial. Sesuatu yang dihargai itu dapat berupa uang atau harta

benda, kekuasaan, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Barang siapa yang dapat memiliki

sesuatu yang dihargai tadi akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki

pelapisan atas, sebaliknya mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak

memiliki sesuatu yang dihargai tersebut mereka akan dianggap masyarakat sebagai orang-

orang yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah. Biasanya golongan yang

menduduki pelapisan atau tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh

masyarakat. Penempatan orang-orang kedalam suatu pelapisan di dalam suatu pelapisan

sosial bukanlah menggunakan ukuran yang tunggal melainkan bersifat kumulatif, artinya

mereka yang misalnya mempunyai uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah

kekuasaan dan mungkin juga kehormatan.

III.4. Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang dalam Pelapisan

Ukuran atau kriteria yang dipakai untuk menggolongkan orang dalam pelapisan

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia akan menempati

pelapisan di atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil

pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara

berbelanja dan seterusnya.

2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai

wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial

masyarakat yang bersangkutan.

3. Ukuran kehormatan, orang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas

dalam sistem pelapisan sosial. Ukuran semacam ini biasanya dijumpai pada

10

Page 11: MAKALAH SOSIOLOGI

masyarakat yang masih trdisional. Misalnya, orangtua atau orang yang dianggap

berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya lepas dari

ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan.

4. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau

dasar pembentukan pelapisan sosial didalam masyarakat yang menghargai ilmu

pengetahuan.

Ukuran tersebut di atas tidaklah bersifat limitif. Oleh karena itu, masih ada ukuran

lain yang dapat dipergunakan. Namun, ukuran di atas lah yang paling banyak digunakan

sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.

III.5. Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat

Sedangkan bentuk pelapisan sosial di dalam masyarakat bentuknya berbeda-beda.

Bentuk itu akan dipengaruhi oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar pelapisan itu,

kriteria ekonomi atau kriteria politik. Pelapisan pada kriteria ekonomi akan membedakan

penduduk atau warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini

ada golongan orang-orang yang didasarkan kepada pemilik tanah dan benda, ada golongan

orang yang didasarkan kepada kegiatan ekonomi dan menggunakan kecakapan sehubungan

hal ini. Pelapisan sosial yang didasarkan pada kriteria ekonomi, akan berkaitan dengan

aktifitas pekerjaan pemilikan atau kedua-duanya dengan kata lain pendapatan kekayaan dan

pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam beberapa lapisan atau kelas ekonomi.

Setiap pelapisan dalam stratifikasi ekonomi disebut kelas-kelas ekonomi atau sering

disebut kelas saja. Sehingga para warga masyarakat atau penduduk masyarakat dapat

digolongkan ke dalam beberapa kelas ekonomi (economic class). Istilah kelas ekonomi

mempunyai arti yang relatif sama dengan istilah kelas sosial (social class) hanya saja istilah

11

Page 12: MAKALAH SOSIOLOGI

kelas sosial lebih banyak dipakai untuk menunjukkan pelapisan sosial yang didasarkan atas

kriteria sosial, seperti pendidikan atau pekerjaan namun kadang-kadang kelas-kelas sosial

yang diartikan sebagai semua orang yang sadar akan kedudukannya di dalam suatu pelapisan

tanpa membedakan apakah dasar pelapisan itu uang, pemilikan pekerjaan, kekuasaan atau

yang lainnya. Dalam pembahasan ini kelas ekonomi akan disebut dengan kelas saja sehingga

secara garis besar terdapat tiga kelas sosial, kelas atas, kelas menengah, kelas bawah.

Pelapisan sosial berdasarkan kriteria sosial, dengan memahami pelapisan masyarakat

berdasarkan kriteria sosial orang akan mudah memahami peristiwa atau gejala-gejala yang

terjadi di dalam masyarakat. Semua ini berhubungan dengan apa yang disebut prestise atau

gengsi. Suatu pekerjaan bagi seseorang tidak sekedar berhubungan dengan berapa jumlah

uang yang diterima sebagai gaji namun juga status sosial yang dinikmati melalui pekerjaan

orang itu. Contoh seorang karyawan atau pegawai suatu departemen walau hanya duduk di

ruang jaga setiap hari untuk membuat daftar nama tamu dan menerima kiriman surat serta

barang melalui pos atau perusahaan jasa titipan, ia akan menikmati suatu status sosial yang

lebih tinggi daripada seorang tukang becak yang biarpun mempunyai pendapatan yang lebih

tinggi namun harus melakukan pekerjaan yang kurang bergengsi. Demikianlah pelapisan

masyarakat yang didasarkan pada kriteria sosial akan berhubungan dengan status atau

kedudukan seseorang dalam masyarakat.

Ralph Linton dalam bukunya yang berjudul The Study of Man menuliskan definisi

status sebagai berikut : “In the abstract, is a particular pattern” artinya secara abstrak yaitu

kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola hubungan sosial tertentu. (Selo

Soemardjan, 1974 dan Soekanto, 1983)

Pelapisan sosial berdasarkan kriteria politik ialah pembedaan kedudukan atau

warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan. Sebagai dasar pembentukan pelapisan

12

Page 13: MAKALAH SOSIOLOGI

sosial, kekuasaan berbeda dari kriteria lain yaitu ekonomi dan kedudukan sosial, apabila

masyarakat menginginkan kehidupan yang teratur, maka kekuasaan yang ada padanya harus

pula dibagi-bagi dengan teratur. Apabila kekuasaan tidak dibagi-bagi secara teratur, maka

kemungkinan besar di dalam masyarakat akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat

membahayakan keutuhan masyarakat.

Bentuk-bentuk kekuasaan pada berbagai masyarakat di dunia ini beraneka macam dengan

masing-masing polanya, akan tetapi ada satu pola umum bahwa sistem kekuasaan akan selalu

menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola-pola perilaku yang berlaku dalam

masyarakat. Garis batas ini menimbulkan pelapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yang

didasarkan pada rasa kekhawatiran para warga masyarakat akan terjadinya disintegrasi

masyarakat apabila tidak ada kekuasaan yang menguasainya.

13

Page 14: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari berbagai teori yang telah disebutkan di dalam bab-bab terdahulu dapat

diambil kesimpulan bahwa apabila masyarakat telah membaca paper ini maka akan

mengetahui faktor-faktor dasar terbentuknya pelapisan sosial yang telah terjadi dengan

sendirinya.

Faktor-faktor yang terjadi dengan sendirinya antara lain :

a. Kepandaian

b. Tingkat umur

c. Sifat keaslian keanggotaan di dalam kerabat pimpinan masyarakat,

misalnya : (cikal bakal, kepala desa dan sebagainya).

d. Pemilikan harta

Sedangkan bentuk-bentuk yang terjadi di dalam masyarakat dibagi menjadi tiga

golongan yaitu :

a. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria ekonomi

b. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria sosial

c. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria politik

Di samping itu masyarakat juga dapat mengetahui sistem-sistem pelapisan sosial

yang menempatkan masing-masing warga masyarakat pada status dan peran sosial

tertentu.

14

Page 15: MAKALAH SOSIOLOGI

Sistem-sistem pelapisan sosial antara lain :

a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif

b. Sistem pertentangan yang diciptakan oleh para warga masyarakat

c. Kriteria sistem pertentangan

d. Lambang-lambang kedudukan

e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan

f. Solidaritas atas individu atau kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang

sama dalam sistem sosial masyarakat.

IV.2 Saran

1. Stratifikasi sosial bukanlah halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat

optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan.

2. Tidak ada masyarakat tanpa stratifikasi sosial, maka optimalisasi peran adalah yang

terbaik.

15

Page 16: MAKALAH SOSIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo.

Rahman Dhohir Taufik, Wartono Tarsisius, dkk. 2000. Sosiologi XI SMU. Jakarta :

Yudhistira.

Soekanto, Soerjono. (1983). Pribadi dan Masyarakat; Bandung: Penerbit Alumni.

http://www.google.com.

16