MAKALAH somatosensoris

6
MAKALAH SISTEM SOMATOSENSORIS Oleh Mohammad Sulhan 05.70.0178 Pembimbing Dr. Syamsu, Sp S FAKULTAS KEDOKTERAN WIJAYA KUSUMA SURABAYA RUMAH SAKIT UMUM SIDOARJO

description

tugas

Transcript of MAKALAH somatosensoris

Page 1: MAKALAH somatosensoris

MAKALAH

SISTEM SOMATOSENSORIS

Oleh

Mohammad Sulhan

05.70.0178

Pembimbing

Dr. Syamsu, Sp S

FAKULTAS KEDOKTERAN WIJAYA KUSUMA SURABAYA

RUMAH SAKIT UMUM SIDOARJO

2013

Page 2: MAKALAH somatosensoris

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul

“Sistem Somatosensoris” sebagai tugas dalam mengikuti kepaniteraan klinik di SMF

Neurologi RSUD Sidoarjo dapat terselesaikan dengan baik.

Atas selesainya penyusunan makalah ini, penyusun menyampaikan banyak terima

kasih kepada:

1. dr. Syamsu, Sp. S sebagai Pembimbing Makalah yang telah membimbing saya

selama kepaniteraan klinik di SMF Neurologi

2. dr. Sugeng, Sp. S sebagai Ka-SMF Neurologi yang telah membimbing kami

selama kepaniteraan klinik di SMF Neuruologi.

3. dr. Hanifa, Sp. S yang telah membimbing kami selama kepaniteraan klinik di

SMF Neuruologi

4. Rekan – rekan Dokter Muda yang telah memberikan dukungan dan bantuan

hingga dapat terselesaikannya tinjauan pustaka ini.

Demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya, saran dan kritik terhadap

makalah ini sangat kami harapkan. Semoga referat ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Page 3: MAKALAH somatosensoris

1. Mekanisme proses rasa raba

Semua reseptor sensorik mempunyai satu ciri umum. Apapun macamnya stimulus

yang merangsang reseptor, pengaruh yang segera terjadi adalah perubahan potensial

reseptor pada membran. Perubahan potensial ini disebut potensial reseptor

Mekanisme potensial reseptor

Untuk menimbulkan potensial reseptor, bermacam-macam reseptor dapat dirangsang

dengan salah satu cara berikut ini:

a Dengan mekanisme perubahan reseptor, yang akan merenggangkan reseptor

membran dan membuka saluran-saluran ion,

b Dengan pemberian suatu bahan kimia pada membran, dimana bahan ini akan

nantinya juga akan membuka saluran-saluran ion,

c Dengan mengubah suhu membran, yang akan mengubah permeabilitas membran,

dan

d Dengan efek radiasi elektromagnetik, seperti cahaya yang diberikan pada reseptor,

yang secara langsung atau tidak langsung mengubah sifat-sifat membrane dan

mempermudah lewatnya ion-ion melalui saluran membran.

Keempat cara diatas akan dapat di kenal karena pada umumnya perangsangan pada

reseptor berkaitan dengan bermacam-macam reseptor sensorik yang telah diketahui.

Peningkatan potensial reseptor

Peningkatan maksimum pada sebagian besar potensial reseptor sensorik adalah sekitar

100 milivolt. Peningkatan ini kurang lebih sama dengan voltase maksimum yang

tercatat pada potensial aksi dan juga perubahan voltase ketika membran menjadi

permeable secara maksimal terhadap ion natrium

Hubungan potensial reseptor dengan potensial aksi

Bila potensial reseptor meningkat sampai di atas nilai ambang untuk menimbulkan

potensial aksi pada serabut saraf yang melekat pada reseptor maka selanjutnya mulai

timbul potensial aksi. Semakin tinggi tinggi peningkatan potensial reseptor di atas nilai

ambangnya, semakin besar frekuensi potensial aksi. Jadi, potensial reseptor akn

merangsang serabut saraf sensorik dengan cara yang sama seperti cara potensial

postsinaptik dalam neuron sistem saraf pusat merangsang akson neuron

Tipe serabut saraf

Page 4: MAKALAH somatosensoris

Serabut-serabut saraf dibagi menjadi jenis A dan jenis C. Jenis A di bagi lagi jadi

serabut α, β, γ, dan δ. Serabut jenis A merupakan serabut bermielin yang khusus pada saraf

spinal. Serabut jenis C merupakan serabut saraf yang terkecil, tidak bermielin yang

penjalaran impulsnya lambat. Serabut C meliputi lebih dari separuh serabut-serabut

sensorik pada sebagian besar saraf perifer demikian juga di semua serabut postganglionic

otonom. Serabut A jenis δ menjalarkan sensasi suhu, rabaan kasar, dan sensari nyeri

tusukan. Jenis serabut C merupakan serabut tak bermielin yang menjalarkan rasa nyeri, rasa

gatal, rasa suhu, dan sensasi rabaan kasar.

FIBER TYPE FUNGSI DIAMETER

(µm)

KECEPATAN

(m/detik)

Aα Propriosepsi, motorik

somatik

12-20 70-120

Aβ Raba, tekan 5-12 30-70

Aγ Motorik, muscle spindel 3-6 15-30

Aδ Nyeri, suhu, raba 2-5 12-30

B Otonom preganglionic < 3 13-15

C dorsal root :

Pain

Nyeri, suhu, bebeapa

mekanoreseptif, respon

refleks

0,4-1,2 0,5-2

C. Sympathetic Simpatis postganglionic 0,3-1,3 0,7-2,3

Pembentukan Stimulus

Page 5: MAKALAH somatosensoris